Upload
septianm
View
114
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
Arah KebijakanLingkungan HidupPemerintahan Jokowi-JK
CHALID MUHAMMAD
Fakta Penguasaa SDA di Indonesia40 Orang Indonesia terkaya menurut versi majalah Forbes memiliki asset sebesar 71 miliyar US$ atau setara dengan Rp. 639.000.000.000.000. Sebagian besar dari mereaadalah pengusaha yang berhubungan dengan sumber daya alam seperti pengusahaPerkebunan Kelapa Sawit, Pertambangan, HPH dan HTI serta pelaku Industri yangberhubungan dengan pengelolaan sumber daya alam
Joyo Winoto (Mantan Kepala Badan Pertanahan Nasional) menyatakan, 56% assetyang ada di tanah air baik berupa properti, tanah, dan perkebunan dikuasai hanyaoleh 0,2 % penduduk Indonesia.
Pengusaan segelintir orang atas sumber-sumber agraria makin nyata jika dilihatberdasarkan sektor pembangunan. Pemerintah telah memberikan 42 juta hektarhutan pada 301 perusahaan Hak Pengusahaan Hutan (HPH) dan 262 unitperusahaan Hutan Tanaman Industri (HTI) (Kemnhut 06/09
Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menyebutkan 35% daratan Indonesia diizinkanuntuk dibongkar oleh industri pertambangan.
Sawit Wacth menyatakan hingga Juni 2010 pemerintah telah memberikan 9,4 jutahektar tanah dan akan mencapai 26,7 juta hektar tahun 2020 kepada 30 group yangmengontrol 600 perusahaan. Luasan itu setara dengan tanah yang dikuasai oleh26,7 Juta petani miskin, jika setiap petani memiliki tanah seluas 1 hektar. Padahalmasih banyak petani kita yang tidak memiliki tanah atau menguasai tanah dibawah0,5 hektar
Konsesi HPH
Konsesi Perkebunan
Konsesi Migas
Konsesi SDA
Korupsi yg makin menjadiKorupsi di sektor kehutanan adalah salah satu penyebab utama terjadinyakehancuran hutan di Indonesia. Praktik korupsi ini telah berlangsung lama dandilakukan dengan beragam cara. Antara lain suap dalam proses pemberian izinkonversi kawasan dan lemahnya penegakan hukum terhadap illegal logging. Jumlahkerugian Negara untuk 8 juta ha hutan dari DR dan PSDH sedikitnya 217,6 Triliun. Kementerian Kehutanan tahun 2011 mencatat terjadinya kerugian Negara akibatpembukaan perkebunan dan pertambangan sedikitnya 273,924 Triliun daripembuakaan 727 unit perkebunan dengan luas 7.945.199,18.ha dan 1.722 pertambangan dengan luas 8.854.934,96 ha
Beberapa Modus Kejahatan Kehutanan yang berpotensi menimbulkan kerugianNegara adalah: a) Dikeluarkannya izin tanpa pelaksanaan kewajiban dan memenuhipersyaratan administrasi sesuai peraturan perundangan yang berlaku; b) Dikeluarkannya izin di wilayah yang tidak boleh digunakan untuk aktivitas perizinanyang bersangkutan. (Aktivitas perkebunan diareal gambut dalam dan/atau hutanprimer); c) Aktivitas tanpa izin di kawasan hutan, antara lain: Aktivitas tanpa IzinPelepasan Kawasan Hutan (IPKH) bagi usaha Perkebunan atau Izin Pinjam PakaiKawasan Hutan (IPPKH) bagi usaha pertambangan; Aktivitas tanpa IUPerkebunandan IUPertambangan; d) Aktivitas di luar konsensi; e) Tidak membayar ProvisiSumber Daya Hutan- Dana Reboisasi (PSDH-DR) dan menebang tanpa IzinPemanfaatan Kayu (IPK).
NAWACITA; RPJM DAN KERJA KEMENTRIAN ADAKAH JALAN BARU?
3 jari kelola sampah
(Pilah, Kompos,
Daur Ulang)
Berantas mafia
dengan pendekatan
multi-pintu
Implementasi UU no 6
tahun 2014 tentang Desa
dan realisasi dana
desa Rp 1M/ desa
Implementasi
TAP MPR
No.IX/2001
Publikasi Indeks Kesetaraan dan
Keadilan Gender (sebagai basis
insentif/disinsentif DAK)
Implementasi
UU 44/2009
Pusat Pemantauan Kesra
Nasional (Ruang Kesra
Presiden, Basis Data Terpadu,
Layanan Satu Atap)
Badan Otoritas
Pangan
Perluasan PPT di RS A/B
utk perempuan korban
kekerasan
Lembaga
Koordinasi
bansos pusat
Kartu Indonesia
Sehat di 57
kabupaten
Peningkatan pelayanan kesehatan
primer melalui Laskar Indonesia Sehat, Task
Shifting, dan Rumah Sehat di wil. pilot KIS dan
Puskesmas DTP
Puskesmas
kerjasama
dgn Dinas
Transfusi
Darah
Gerakan Nasional
Perlindungan
Anak
Indeks Komposit
Perlindungan
Anak
Indonesia Pintar(KIP termasuk untuk anak putus sekolah,
BOS, perluasan BOP mis: pesantren,
keaksaraan, PAUD, Percontohan Sekolah
Pintar, Perbaikan Tata Kelola)
Evaluasi pendidikan
universal di kelas 5, 8, 11
Magang di Industri dan
KKN tematik di desa-desa
Program Santri Mandiri
Badan Khusus di bwh
presiden >> konflik agraria
Inisiasi hak kelola desa
(Warung Kayu)
Akselerasi ijin-ijin perhutanan
sosial >> HKm, HTR, HD
Pilot Project 1000 Desa Mandiri
Benih & TeknologiProgram Daulat Pangan 3333 (Beras, Jagung,
Kedelai)
Program Pemulihan Perkebunan Rakyat
Gerakan Nelayan Hebat(kepastian pasokan BBM, lemari
es/pedningin, TI dan aplikasi sistem, armada)
Gerakan Kemandirian Pembudidaya
Ikan (CBIB, Unit Pembenihan Rakyat, kebun bibit
rumput laut, budidaya biofloc, akses pemodalan)
Gerakan Cinta Laut dan
Rehabilitasi Pesisir (bakau,
sabuk pantai, rekayasa hybrid)
Inpres penetapan
kewajiban ikut serta BPJS
Naker bagi seluruh peg
BUMN dan sebagai syarat
perpanjangan ijin usaha
Inpres dan peluncuran bursa informasi
peluang LN dan pelatihan TKI yang
dijalankan oleh pemerintahMemetakan
kebutuhan naker
dari industri-
industri utama
Simposium Naker Nasional
Lingkungan Hidup Desa
Pemberdayaan
Perempuan
Kesehatan
Pemberantasan
Kemiskinan
Petani, Pertanian &
Kehutanan
Perlindungan Anak
Pendidikan
Nelayan, Perikanan &
Lingkungan Hidup
Ketenagakerjaan &
Kependudukan
(pelatihan antenatal
dan postnatal care di
rumah; gizi 1000 hari
setelah kelahiran)
Rumah
Sehat
Rumah Sehat (Kader untuk penyuluhan
promotif dan preventif)
Perbaikan
sistem rujukan melalui Implementasi
UU 44/2009
Kewirausahaan dalam
pendidikan formal: salah
satu mata ekskul wajib SMA (dan
setara), modul kuliah wajib
Gerakan Desa Hebatdimulai dengan 3500 desa
percontohan: penguatan untuk tata
kelola dan manajemen kinerja yang
beorientasi hasil di desaMeningkatkan kapasitas
serikat buruh (pemimpin
dan verifikasi data)
Call center TKI
50 Program Quick Win Kesra...
Inkubator
Inovasi Sosial
Pendukung
Implementasi Kesra
Stimulasi
Pembiayaan
Agro Maritim
Rumah
Wirausaha
Pengelolaan
berbasis Koperasi
Tujuan:
Masyarakat Indonesia yang
TANGGUH, SEHAT, PINTAR,
MAKMUR DAN MAJUmel al ui pertumbuhan yang
BERORIENTASI MANUSIA
Sekolah Peternakan Rakyat 1111
Portal Stimulasi
Wirausaha
Nasional
Olimpiade
Wirausaha
Nasional
… yang dilengkapi dengan detil mekanisme eksekusi untuk setiapprogram
Strategic theme
Improving ‘link and match’ for workforceProtection of
workforce abroadImproving welfare and life quality of
labor family
Improving labormonitoring and
industrial relationship quality
Main indica-tor
Jumlahpenganggu-ran muda(19-24 thn)
Tingkat penganggu-ran
Pekerja tidakpenuhsetengahpenganggur
Tingkatkepuasan penguasaha terhadap kualitas buruh UMR
PersentaseTKI yang terdoku-mentasi
Diversifikasi jenis lapangan kerja bagi TKI
Jumlah BLK Persentase pekerja formal yang ikut dalam BPJS kesehatan
Persentase pekerja formal yang ikut dalam BPJS Ketena-gakerjaan
Persentaseserikat buruhdanorganisasipengusahayang terverifikasi
Pelaksanaansimposiumketenaga-kerjaantripartit plus
From (2013)
200 ribu 7,15 juta 10,57 juta N/A 62% (4 dari6,5 juta)
90% PRT, 10% non-PRT trampil
255 17% 30% 20% Pembentu-kan konsepdan panitia
2015 target
180 ribu Penurunansebesar 2 %
Penurunan sebesar 2 %
Naik 10% 70% 85% PRT, 15% non-PRT trampil
255, dengan40 di revitalisasi
50% 50% 30% 1x di Jakarta (simposium nasional)
to(2019) 100 ribu Penurunansebesar 50 %
Penurunan sebesar 50 %
Naik 20% 100% 60% PRT, 40% non-PRT terampil
600, semuanyatelahrevitalisasi
100% 100% 100% 5x di Jakarta4x di 6 kota: Tangerang, Batam, Semarang, Surabaya, Medan, Makassar
A. Tema Strategis, Indikator Utama, dan Draft Target
B. Pemetaan Program: Quick Win dan Janji Jokowi/JK
Increase Productivity and Compeititveness of Fishery and Maritime Products
Indikator: (i) Meningkatnya produksi dan Ekspor Perikanan (ii) Meningkatnya utilitas UPI, (iii)Meningkatnya kualitas SDM perikanan, (iii) Diterapkannya iptek
Increase Welfare of Fisherman and Fish-farmer Indikator: (i) Menurunnya kemiskinan masyarakat pesisir; (ii) Meningkatnya Nilai Tukar Nelayan &
Pembudidaya Ikan, (iii) Meningkatnya kualitas hidup
Ensure sustainability of Fishery and Maritime Resources
Indikator: (i) Menurunnya intensitas IUU fishing dan (ii) efektivitas kawasankonservasi laut, (iii) rehabilitasi kawasan pesisir .
ObjectivesIncrease Productivity and Competitiveness of Fisherman and Fish-farming to achieve social welfare and sustainable resource management
(i) Peningkatan Produksi Komoditas Unggulan Budidaya
Menerapkan Cara Pembudidayaan Ikan Baik (CPIB)
Memperkuat Pusat Induk Lokal Unggul
Mengembangkan Infrastruktur Tambak
Quick wins
Janji
Menjamin mutu Benih Unit Pembenihan Rakyat
(ii) Peningkatan Produksi Perikanan Tangkap
Peningkatan Kapasitas Penangkapan Ikan di Wilayah Potensial dan Perbatasan
Peningkatan Kualitas, Prasana, & Manajemen Pelabuhan
(iii) Peningkatan Sumber Daya Manusia Perikanan
Penguatan Sistem Penyuluhan
Regenerasi Nelayan
Sarjana Turun ke Laut
(iv) Penguatan Rantai Nilai & Pemasaran Produk Perikanan danKelautan
Efisiensi Transportasi/Sistem Logistik
Pengembangan Lemari Pendingin
Menjamin Mutu dan Keamanan Pangan
Meningkatkan Utilitas Unit Pengolahan Ikan
(i) Akses pada Saranan Produksi Perikanan & Teknologi
Menjamin Ketersedian Bahan Bakar Migas
Menyediakan Alat Tangkap & PengembanganArmada
Meningkatkan akses Teknologi Perikanan
Mengembangkan Diversifikasi Usaha Perikanan
(ii) Akses pada Informasi Cuaca, Daerah Tangkap dan Pasar
(iii) Meningkatkan Kualitas Hidup Nelayan & Pembudidaya
Memperbaiki Rumah Nelayan
Kartu Indonesia Sehat
Kartu Indonesia Pintar
Memfasilitasi Sertifikasi Tanah Nelayan
(iv) Akses Finansial Bagi Nelayan & Pembudidaya
Mengembangkan Bank Agro-Maritim
Menguatkan Badan Langsung UmumPerikanan
Mengembangkan Asuransi Perikanan
(v) PenguatanKeorganisasian Nelayan
Kartu Nelayan
KoperasiPerikanan/Kelom-pokUsaha Bersama
(i) Pemberantasan Perikanan Ilegal
MCS Terpadu
Pembenahan Sistem Perizinan
Mendirikan BAKAMLA
(ii) Peningkatan Kapasitas Pengelolaan SumberDaya Ikan (SDI)
Pembentukkan Kelembagaan Wilayah Pengelolaan Perikanan
Menyusun Rencana Pengelolaan Perikanan(RPP)
Pembenahan Sistem Informasi dan Data Perikanan
Integrasi Sistem Perizinan (Pusat-Daerah)
(iii) Pengelolaan Pesisir & Laut
Meningkatkan Efektivitas Konservasi Laut
Akselerasi Kebijakan Satu Peta Pesisir & Laut
Integrasi Tata Ruang Pesisir & Darat
Rehabilitasi Kawasan Pesisir
Output Success case to-date
DesaDemokratis
- Desa Nol Korupsi- Kerukunan- Gotong Royong- Warga Kritis dan Aktif
Informasi Desa Online, Radio komunitas, transparansi, forum warga (Desa Cikadu, Cianjur; Mandalamekar, Tasik, dll)
Pokja DesaPokja Taskin
Desa Sehat
- Air Bersih- Mortalitas Ibu dan
Anak- Sanitasi Lingkungan
Karangrejek, Gunungkidul. Karampi, Bima. Batu Layar, Lombok Barat. Labbo, Bantaeng. Oemasi, Kupang. dll
Pokja KesehatanPokja Lingkungan
Desa Pintar
- Bebas Buta Huruf- Ketersediaan PAUD- Kurikulum lokal
Tematik
Tana Modu (Sumba Tengah), Kekeri (Lombok Barat) Pokja Pendidikan
Desa Makmur- Mandiri Pangan- Mandiri Energi- Produktif
Desa Panggungharjo (Bantul), Desa Karakrejek (Gunungkidul), Mbata-kapidu (Sumba Timur), Pilangrejo (Demak), dll
Pokja PertanianPokja Perikanan
Desa Maju
- Teknologi Tepat Guna- Sistem administrasi dan
informasi berbasis IT- Pelayanan 5 Menit
Nglegi Gunungkidul, Mandala-mekar, Terong Bantul, DesaPlakat, Sumsel (Mikro Hydro CSR PTBA untuk Listrik Desa)
Pokja TaskinPokja Desa
Desa Tangguh& Lestari
- Ketahanan dalammenghadapi bencana
- Ketersediaan panganuntuk situasi darurat
Desa Pesisir Tangguh
Pokja LingkunganPokja PertanianPokja Perikanan
Taskforce SAMPAI DES 2014 SEMESTER 1 - 2015 SEMESTER 2 - 2015
• Re-alokasi pendamping program eksisting (al. PNPM Mandiri )untuk diarahkan ke Desa
• Penetapan Peraturan Pendukung pelaksanaanpembinaan dan perekrutan Fasilitator Desa
• Penetapan persyaratan untuk fasilitator spesialis• Penetapan Standar Penilaian Fasilitator Spesialis dan
Fasilitator Desa• Perekrutan Fasilitator spesialis dan koordinator• Pemilihan desa percontohan untuk pilot Desa Hebat• Finalisasi kontrak kesra
• Kickoff Kontrak Kesra antara Presiden danBupati/Camat & Kades Desa Percontohan
• Berjalannya konsep pendampingan di berbagaitingkat untuk minimum 50% dari jumlah desa-desa percontohan
• Pelatihan dan pendidikan untuk semua fasilitatorspesialis dan fasilitator koordinator
• Rollout ke desa percontohan lainnya• Evaluasi di akhir tahun• Revisi prosedur dan sistim bila diperlukan• Persiapan untuk roll out ke xxx ribu desa di 2016
• Adanya payung hukum dan arahan yang jelas dalammerekrut fasilitator koordinator
Desa• Terbentuknya APBDes, RKPDes, dan RPJM Des yang siap
untuk diajukan persetujuan• Adanya pendampingan ke Desa hasil re-alokasi• Ada pelatihan intensif ke aparatur desa
Kabupaten
Masyarakat
• Keterlibatan masyarakat dalam musyawarah desa dalampenetapan APBDes
• Koordinator Fasilitator mulai bekerja di tingkatkecamatan
• Disetujuinya APBDes dan RPJM Des• Cairnya sebagian anggaran desa• Keberadaan fasilitator desa mulai bekerja dan
mengimplementasikan program desa
• Kegiatan pembangunan pedesaan dari APBDes mulaidapat dijalankan
• Fasilitator spesialis mulai bekerja dan berkelilingantar desa
• Program APBDes dan RPJM Desa mulai dapatdiimplementasikan
• Program pembinaan pedesaan mulai berjalan• Fasilitator spesialis mulai turun melakukan
pembinaan
Hasil yang terasa oleh…
Yang harus dilakukan…
KementerianDesa
Bupati
Desa
• Perekrutan koordinator untuk tingat kecamatan• Mengajukan spesialis pada tingkat kabupaten
• Melakukan muswyawarah desa untuk perekrutanfasilitator untuk desa (bila belum ada)
• Sosialisasi ke warga desa
• Pelatihan fasilitator spesialis dan koordinatorfasilitator desa
• Berkoordinasi dengan kementerian Desa untuk pilot Desa Hebat
• Fasilitator menjalankan tugas pendampingan• Proses berjalan untuk menentukan RPJM 2016
• Pemantauan kinerja desa dan fasilitator, koordinator, dan spesialis
• Melakukan review pertama atas kinerja fasilitatorspesialis dan koordinator fasilitator
• Fasilitator menjalankan tugas pendampindan• Proses berjalan untuk menentukan RPJM 2016
Presiden• Menerbitkan Peraturan Pemerintah/Peraturan Presiden
mengatur fasilitator desa• Menetapkan kedudukan dan kewenangan fasilitator desa
dalam peraturan perundangan• Menerbitkan Inpres peningkatan kapasitas aparatur desa
• Penandatanganan kontrak komitmen secara simbolisdengan kepada desa
• Launching program Desa Hebat
• Pemantauan berkala
C1. Elemen dari Setiap Program C2. Roadmap untuk Setiap Program
Perbaikan Tata Kelola Sumberdaya Alam dan
Lingkungan Hidup
Isu-isu Strategis Reformasi Lingkungan Hidup
Mencegah dan MemulihkanPencemaran dan Perusakan LH
Keseiapsiagaan MenghadapiPerubahan Iklim dan Bencana
Ekologis
Penegakan Hukum Lingkungan tanpa Pandang Bulu
Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup:Melindungi, mengelola dan memulihkan lingkungan hidup secara adil dan berkelanjutan bagi kesejahteraan rakyat.
(i) Menetaparkan PerpresPercepatan Implementasi Tap MPR IX/2001
(ii) Mengimplementasikan One Map sebagai basis perencanaantata ruang wilayah, kebijakan, & program pemerintah berbasis dayadukung-daya tampung
Penguatan institusi BIG (BadanInformasi Geospasial)
(i) Menurunkan 75% intensitas dan luasan kebakaran hutan/lahan, serta 100% di dalam konsesiperusahaan
(i) Membentuk Tim Aksi Anti Mafia SDA dengan pendekatan multi-doors melalui Inpres
(i) Mengeluarkan Perpres tentang Perlindungan Total Hutan Alam dan Lahan Gambut
Bentuk Badan Ad-hoc Penyelesaian konflik agraria-SDA
Mengeluarkan Inprespercepatan Kebijakan PetaTunggal (One Map)
Quick wins
Janji
(iii) Minimal 30% kawasan hutan dikelola oleh Masyarakat dgnskema Hutan Adat, Hutan Desa, dan Hutan Kemasyarakatan
Percepatan penetapan ijin HD dan HKM yg telah diajukanmasyarakat
(ii) Memulihkan 5,5 juta Ha hutandan ekosistem penting sangat kritis& rusak dengan melibatkan masyarakat
(iii) Gerakan Nasional “3 Jari” (Pilah-Kompos-Daur Ulang) untukpenanganan sampah denganpartisipasi aktif warga (Role model)
Kampanye publik secara masif
(iv) Pemulihan DAS kritis (dengan 4 prioritas Ciliwung, Citarum, Siak, Kapuas)
Roadmap Zero Waste
Insentif warga dan Pemda
Koordinasi Tim Aksi dengan KPK, BPK, PPATK, Kepolisian, Kejaksaan, Dirjen Pajak, dan Interpol
Penindakan terhadap aktorutama di sektor migas, tambang, hutan, perkebunan, kelautan/ perikanan
(iii) Membentuk Kanal Aspirasisebagai saluran pelaporan warga
(ii) Penindakan hukum terhadap kasus-kasus pelanggaranlingkungan hidup oleh korporasi
(iv) Peningkatan kapasitas SDM aparat penegak hukum lingkungan hidup
Revisi Inpres Moratorium ijin, & memperpanjang masamoratorium
(ii) Revisi & Perkuat Rencana AksiNasional Adaptasi Peru-bahan Iklimdengan APBN/D
(iii) Bencana ekologis menjadi Tupoksi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
Desa Mandiri Pangan dan Energi
(iv) Mengefektifkan diplomasiinternasional Perubahan Iklim
Perpres pemulihan DAS kritis
TemaStrategis
Perbaikan Tata Kelola Sumberdaya Alamdan Lingkungan Hidup
Mencegah dan Memulihkan Pencemarandan Perusakan LH
Penegakan Hukum Lingkungantanpa Pandang Bulu
Kesiapsiagaan MenghadapiPerubahan Iklim dan Bencana
Ekologis
IndikatorUtama
1. Reforma Agraria dan Pengelolaan SDA berjalan sesuai Tap MPR IX/ 2001
2. Persentase aturan hukum tumpangtindih
3. Persentase perijinan tumpang tindih4. Jumlah konflik agraria yang
diselesaikan badan Ad hoc5. Implementasi kebijakan satu peta (one
map policy)6. Area kawasan hutan dikelola
masyarakat secara lestari
1. Titik api kebakaran hutan2. Area lahan kritis yang dipulihkan3. Laju deforestasi4. Persentase pemulihan pesisir dan karst
sumber air yang kritis yang terintegrasi5. Adanya Gerakan Nasional Pengelolaan
Sampah berbasis masyarakat danindustri
6. Jumlah bank sampah7. Jumlah DAS kritis dipulihkan secara
terpadu & dengan masyarakat
1. Jumlah mafia SDA2. Kerugian negara dari mafia SDA3. Jumlah IUP pertambangan
melanggar4. Partisipasi rakyat dalam
mendukung penegakan hukum5. Persentase tuntutan pelanggaran
lingkungan menang di peradilan6. Jumlah penyidik LH tangguh
1. Hutan alam dan lahan gambutyang tersisa tidak rusak
2. Area gambut dikelolamasyarakat secara lestari
3. Jumlah desa mandiri pangan & energy
4. Jumlah emisi karbon5. Peristiwa bencana ekologis6. Jumlah agenda Indonesia
disetujui dalam perundinganinternasional
Dari (2014)
1. TAP MPR belum diimplementasikan2. Banyak3. 80%4. Tidak ada badan penyelesaian konflik
agraria, total 588 potensi konflikagraria (2014 saja)
5. One map belum terkonsolidasi6. 500 ribu Ha
1. 8.343 titik api2. Minimum, dari total 42 juta Ha 3. 0,6-1,1 juta Ha / tahun4. Tidak ada5. Tidak ada6. 1.195 bank sampah7. 0 DAS dari total 62 DAS Kritis
1. Banyak mafia SDA (belumteridentifikasi)
2. Kerugian Rp. 150 Tr3. ~10,000 IUP melanggar4. Tidak ada5. 0,5%6. Minimum
1. 92 juta hutan terdegradasi, 2. Minimum3. Minimum 4. 2 Giga ton 5. 1.3926. Minimum
Menjadi(2015 & 2019)
1. Inpres Tap MPR (2015)2. 0%3. 0%4. Badan Ad hoc terbentuk (2015) dan
jumlah konflik agraria yang diselesaikan100 kasus (2015), 100% kasus yang ada(2019)
5. Inpres percepatan one map (2015) danintegrasi dalam kebijakan danperencanaan spasial (2019)
6. 10 juta Ha (2015); 40 juta Ha (2019)
1. Zero hot spot di konsesi perusahaan2. 1,1 juta Ha (2015), 5,5 juta Ha (2019)3. 250,000 Ha / tahun (2015)4. Ada planning pemulihan (2015), area
yang dipulihkan 50% (2019) 5. Ada roadmap gerakan nasional (2015)6. 1.000 bank sampah baru (2015), total
3.255 bank sampah (2019)7. 4 DAS kritis (Ciliwung,s Citarum, Siak
dan Kapuas) (mulai 2015); 30 DAS kritis(2019)
1. Terbentuk Tim Cepat Anti Mafia SDA (2015); nol mafia SDA (2019)
2. Nol kerugian (2019)3. Nol IUP melanggar (2015)4. Terbentuk Kanal Aspirasi Rakyat
(2015)5. 100% (2015)6. 5.000 orang (2019)
1. 100% tidak rusak2. Meningkat (2015)3. 5.000 desa (2019)4. 1,4 Giga ton (2019)5. 700 (2019)6. Seluruh agenda
Tujuan dan Indikator
Rangkuman program Lingkungan Hidup
DampakTINGGI untukpemecahanakarmasalah
1. Implementasi One Map sebagai basis pe-rencanaan tataruang wilayah, kebijakan, & program berbasis dayadukung-daya tampung
2. Penetapan ijin HD dan HKM yg telah diajukan masyarakat, dengan target 30% dari lahan hutan
3. Menurunkan 75% intensitas & luasan kebakaranhutan/lahan, serta 100% di dalam konsesi perusahaan
4. Pemulihan DAS kritis (dengan 4 prioritas Ciliwung, Citarum, Siak, Kapuas)
5. Penindakan hukum terhadap kasus-kasus pelanggaranlingkungan hidup oleh korporasi
1. Menerbitkan Inpres pembentukan Tim Aksi Anti Mafia SDA dengan pendekatan multi-doors
2. Membangun role model Lingkungan Hidup: Gerakan 3 JariKelola Sampah (Pilah, Kompos, Daur Ulang)
3. Percepatan Implementasi TAP MPR No.IX/2001 tentangReforma Agraria dan Sumber Daya Alam dengan menetapkanPerpres.
4. Menerbitkan Inpres percepatan Kebijakan Peta Tunggal (One Map Policy)
5. Membentuk Kanal Aspirasi sebagai saluran pelaporan warga6. Menetapkan Perpres pemulihan DAS kritis
DampakRENDAH untukpemecahanakarmasalah
1. Penguatan institusi BIG (Badan Informasi Geospasial)2. Memulihkan 5,5 juta Ha hutan & ekosistem sangat kritis
dengan melibatkan Masyarakat3. Peningkatan kapasitas SDM Aparat Penegak Hukum
lingkungan hidup (PPNS, Polisi, Jaksa)4. Menetapkan Perpres tentang Perlindungan Total Hutan Alam
dan Lahan Gambut5. Revisi & Perkuat Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan
Iklim dengan APBN/D6. Menetapkan bencana ekologis sebagai Tupoksi Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)7. Mengefektifkan diplomasi internasional Perubahan Iklim
TERKENDALA untuk implementasi cepat (mis: kapabilitasdan infrastruktur terbatas, baik kelembagaan maupun fisik)
MUDAH untuk implementasi cepat (mis: ada kapabilitas daninfrastruktur, baik kelembagaan maupun fisik)
C1. Berantas mafia dengan pendekatan multi-pintu
Apa dan kapan dieksekusi? Apa dampaknyakepada masyarakat?
Kapan dampakdirasakan?
KPI Contoh kasussukses
Notes (cth: budget)
1 bulan pertama: tim aksi cepatmafia SDA dibentuk
Kwartal 4 2014: Kasus pertama(kasus lama yg mandek) dibawake pengadilan
2015: Setiap 3 bulan sekaliharus ada kasus besar ditangani
Memperlihatkan kepelanggar danmasyarakat keseriusanpemerintah dalammenindak & menjagaLH/SDA
Di Kuartal 2015 harus ada 1 kasusyang dijatuhihukuman (vonis)
2-3 kasus besardijatuhi hukumanpada tahun 2015
Aceh (Rawa Tripa)
Deskripsi: Mafia SDA merugikan negara, memiskinkan masyarakat & merusak LH. Cara-cara yang digunakan semakin canggih dan menembus batas negarasehingga tidak dapat digunakan pendekatan konvensional. Selain ketentuan LH, perlu dikenakan tuntutan Tipikor & Pencucian Uang. Sebagian praktikmafia telah menjadi temuan BPK, KPK, PPATK, KLH namun penegakan hukumnya sangat lemah. Oleh karena itu penting dibentuk tim aksi cepat anti mafia SDA di bawah kantor kepresidenan.
Janji
Detail Inisiatif Quick Wins Pokja Lingkungan Hidup
Pentahapan Rencana Kerja : Berantas Mafia dengan Pendekatan Multi-Pintu
SAMPAI DES 2014 SEMESTER 1-2015 SEMESTER 2 – 2015
Hasil yang dirasa oleh:
PEMERINTAH
Keyakinan meningkat bahwa pemberantasan Mafia SDA dapat dilakukan.
• Jumlah keterlibatan oknum pemerintah dalamaktivitas mafia SDA menurun.
• Adanya ketertiban yang meningkat dalampengelola an SDA dan peningkatan PNBP
Adanya ketertiban yang meningkat dalampengelola an SDA dan peningkatan PNBP
MASYARAKAT LOKAL
Kepercayaan Masyarakat terhadap Pemerintahmeningkat
Masyarakat percaya kepada Pemerintah dan secarasadar membantu pemberantasan Mafia SDA.
Masyarakat percaya kepada Pemerintah dan secarasadar membantu pemberantasan Mafia SDA.
APARAT PENEGAKHUKUM
• Koordinasi antar penegak hukum semakin baik• Keyakinan dan pengalaman dalam
pemberantasan kejahatan terhadap SDA meningkat
Semakin berpengalaman ,dan yakin bahwatindakan ini didukung sepenuhnya oleh Masyarakatdan Pemerintah.
Semakin berpengalaman ,dan mengembangkanaktifitas di bidang pencegahan
Yang harus dilakukan:
KANTOR KEPRESIDENAN
Membentuk Tim Aksi Cepat Pemberantasan Mafia SDA dan deklarasi perang terhadap mafia SDA
Melakukan pengawasan terhadap Tim Aksi Cepat Melakukan pengawasan terhadap Tim Aksi Cepat
TIM AKSI CEPAT ANTI-MAFIA SDA
• Membuat peta jalan pemberantasan mafia SDA• Koordinasi dengan aparat penegak hukum, KPK,
BPK, PPATK, Interpol• Melakukan investigasi kasus yang berdampak
luas• Melimpahkan kasus pertama pada APGAKUM
• Melanjutkan investigasi kasus lain danmelimpahkan kasus ke APGAKUM
• Memonitor jalannya penegakkan hukum• Memberikan laporan pada kantor kepresidenan
• Melanjutkan investigasi kasus lain danmelimpahkan kasus ke APGAKUM
• Memonitor jalannya penegakkan hukum• Memberikan laporan pada kantor kepresidenan
APARAT PENEGAK HUKUM (APGAKUM)
• Menyumbangka SDM terbaik untuk menjadibagian tim aksi cepat
• Mulai memroses satu kasus pertama, yang selama ini berhenti, untuk proses penuntutandengan tuntutan berlapis (Tipikor, PencucianUang dan Pajak)
• Kasus pertama dikenakan vonis Pengadilan. • Kasus-kasus lain diajukan ke Pengadilan
Kasus-kasus lain diajukan ke Pengadilan
KPK, BPK, PPATKMendukung Tim dengan menyuplai data daninformasi terkait
Secara rutin menyuplai data dan informasipelanggaran terhadap SDA
Secara rutin menyuplai data dan informasipelanggaran terhadap SDA
KEMENTERIAN SEKTORAL
Menyumbangkan SDM terbaik menjadi bagian dariTim Aksi Cepat
Capacity building untuk PPNS di Kementeriannyadan sebagai sumber SDM Tim Aksi Cepat
Capacity building untuk PPNS di Kementeriannyadan sebagai sumber SDM Tim Aksi Cepat
PEMDA
Mendukung Tim dengan memberikan informasi & data yang valid, dan memberikan penyadarankepada Masyarakat.
Mendukung Tim dengan memberikan informasi & data yang valid, dan memberikan penyadarankepada Masyarakat.
Mendukung Tim dengan memberikan informasi & data yang valid, dan memberikan penyadarankepada Masyarakat.
C2. Role Model Lingkungan Hidup: Gerakan 3 Jari Kelola Sampah (Pilah, Kompos, Daur Ulang)
Apa dan kapan dieksekusi? Apa dampaknyakepada masyarakat?
Kapan dampakdirasakan?
KPI Contoh kasussukses
Notes (cth: budget)
1 bulan pertama: DeklarasiGerakan 3 Jari Kelola Sampah
Q4 2014: Roadmap Zero Waste Indonesia
2015 kampanye dan pemberianinsentif pada Pemda (DAK), masyarakat dan pelaku industriyang aktif dalam Gerakan 3 Jari
Perbaikan sistempengelolaan sampah
Masyarakatmendapatkan manfaatekonomi dari bank sampah
Lingkungan lebih sehat
1 Januari 2015 Tahun Baru TanpaSampah
Q1 2015
Pertumbuhan 2.000 bank sampahmasyarakat5 kota besar model gerakan 3 jari kelolasampah10 perusahaanbesar menerapkan‘Take Back Policy’
Beberapa bank sampah dancomposting di Jakarta, Surabaya.Jepang, Eropa, California
Deskripsi: Data Kementerian Lingkungan hidup menyebutkan, sampah dalam negeri di tahun 2013 telah mencapai 38,5 juta ton/tahun, dan yang diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) hanya 13,6 juta ton/tahun. Saat ini, hampir 90 % kota di Indonesia masih menggunakan teknologi open dumping dan dibakar. Tidak ada upaya pemilihan sampah sebelum masuk ke TPA. Dilain sisi, ada 1.195 bank sampah yang dikelola dan memberikanmanfaat ekonomi bagi masyarakat, namun belum menjadi gerakan kolektif publik.
Janji
Detail Inisiatif Quick Wins Pokja Lingkungan Hidup
5 elemen revolusi mental birokrat dalam implementasi Nawacitauntuk mencapai Kesejahteraan rakyat
From
Penekanan terhadap PROGRAM (“Sudahdilaksanakan”)
To
Penekanan terhadap HASIL (“Sudahdicapai”)
SEMUA terlibat, TIDAK ADA yang bertanggungjawab
SATU pertanggungjawaban hasil, semuaterlibat
“Kota” mengarahkan desa Desa mengarahkan desa, “kota” memantau dan membantu desa
PROYEK: Pemerintah merancang danmemimpin implementasi
GERAKAN: Implementasi yang partisipatoris, gotong royong
PEMIMPIN HEBAT: Pertumbuhan ekonomiNegara Indonesia
RAKYAT HEBAT: PertumbuhanKesejahteraan rakyat Indonesia
1
2
3
4
5