Upload
andri-tri-kuncoro
View
603
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
Mata Diklat ini membekali peserta dengan kemampuan mengaktualisasikan integritas dalam mengelola pelaksanaan program instansi melalui pembelajaranakuntabilitas, etika, dan aktualisasiakuntabilitas dan etika.
Setelah mengikuti pembelajaran ini pesertadiharapkan mampu mengaktualisasikanintegritas pribadinya dalam mengelolapelaksanaan program instansi
Setelah mengikutipembelajaran ini, pesertadiharapkan dapat :1. Menginternalisasi
akuntabilitas. 2. Menginternalisasi etika.3. Mengaktualisasikan
akuntabilitas dan etikadalam mengelolapelaksanaan programinstansi
1. Akuntabilitas. 2. Etika.3. Aktualisasi
akuntabilitas dan etikadalam mengelolapelaksanaan programinstansi
1. Apakah anda lebih sering terlambat masukkantor ? (Ya/Tidak)
2. Apakah anda anda selalu jujur dalam masalahkeuangan ? (Ya/Tidak)
3. Apakah anda sering mendahulukan kepentinganpribadi drpd publik? (Ya/Tidak)
4. Apakah anda yakin mendapatkan balasan dariTuhan atas tindakan anda ? (Ya/Tidak)
5. Apakah keyakinan anda sering bertolak belakangdengan tindakan anda ? (Ya/Tidak)
INTEGRITASI walk the talkSaya menjalankan apa yang saya katakan
I do the right thingSaya melakukan hal yang benar
I speak and tell the truthSaya berbicara dan mengatakan kebenaran
kejujuran & kesungguhan untuk melakukan yg benar & adil dlmsetiap situasi shg mempertajam keputusan & tindakannya dalamkerangka pelayanan publik.“
“
publikpribadi
• Integritas pribadi menentukan pembentukan
integritas publik
• Integritas publik bukan kualitas yang melekat
pada jabatan, namun dibangun dari kebiasaan
utk mempertimbangkan secara etis keputusan
dan tindakan.
• Infrastruktur etika diperlukan dalam organisasi
pelayanan karena ‘niat baik saja tidak cukup’
prinsip integritas publik1. Bertindak sesuai dengan prinsip legitimasi kekuasaan
2. Menghargai hasil dari proses yang sah secara hukum dan
pertimbangan profesional
3. Akuntabel terhadap semua tindakan baik terhadap atasan
maupun publik
4. Bertindak secara kompeten dan efektif
5. Menghindari favoritisme, berusaha independen & objektif.
6. Menggunakan dana publik secara hati-hati dan efisien
untuk tujuan publik
7. Menjaga kepercayaan dan legitimasi lembaga-lembaga
negara
7
Perubahan
Komitmen
Konsistensi Sumber: Haryatmoko, Etika Publik Untuk Integritas Pejabat Publik dan Politisi, 2011
MODALITAS
TUJUAN
TINDAKAN
ETIKA PUBLIK
PELAYANAN PUBLIK YANG BERKUALITAS DAN RELEVAN
AKUNTABILITASTRANSPARANSINETRALITAS
INTEGRITAS PUBLIK
Perubahan
Komitmen
Konsistensi
Pemerintah harus bertanggung jawab
secara moral, hukum dan politik atas
kebijakan dan tindakan-tindakannya
kepada rakyat
Pelaksanaan MANDAT
Perubahan
Komitmen
Konsistensi
Agar pemerintah berlaku fair terhadap yang
dilayani.Perlu menciptakan aturan, prosedur dan standar untuk menentukan
‘does’ & ‘doesn’t’
Untuk menghindari penyalahgunaan kekuasaanPerlu kontrol dari legislatif dan civil society
Karena pemerintah harus bisa menunjukkan kinerja
yang memenuhi tujuan pelayanan publikHarus ada benchmark terhadap kinerja pemerintah atau pejabat publik
yang dukur atas dasar standar pelayanan publik yang berkualitas.
Perubahan
Komitmen
Konsistensi
Akuntabilitas birokrasiMelalui hierarki organisasi birokrasi
Akuntabilitas hukumMelalui uji materi terhadap tindakan administratif
Akuntabilitas politikMelalui keterlibatan berbagai pihak
Akuntabilitas profesionalBerkaitan dengan kompetensi teknis dan leadership
Perubahan
Komitmen
Konsistensi
Lemahnya kompetensi pengawasTerkait dengan lemahnya kemampuan audit dan penguasaan mekanisme
Pejabat publik korupMelakukan pembiaran dan kerjasama pengalihan resources
Etos yg kontra demokrasiRendahnya penghormatan terhadap martabat manusia dan hak-hak
asasi
Kelambanan birokrasiPartisipasi masyarakat tdk sampai menjangkau perubahan organisasi
AnonimitasAdministrasi publik lbh bersifat impersonal shg terlindungi dr
konsekuensi tindakan
konflik kepentingan
o Apa itu konflik kepentingan ?
o Apa BAHAYA konflik kepentingan ?
o Apa saja BENTUK konflik kepentingan ?
o Apa saja AKIBAT konflik kepentingan ?
Perubahan
Komitmen
Konsistensi
”Salah satu penyakit bangsa Indonesia, termasuk umat Islamnya, adalah berlebih-lebihan dalam mencintai dunia. Di negara kita, penyakit cinta dunia yang berlebihan itu merupakan gejala yang ‘baru’, tidak kita jumpai pada masa revolusi, danbahkan pada masa Orde Lama (kecuali padasebagian kecil elite masyarakat). Tetapi, gejala yang ‘baru’ ini, akhir-akhir initerasa amat pesat perkembangannya, sehingga sudah menjadi wabah dalammasyarakat. Jika gejala ini dibiarkanberkembang terus, maka bukan saja umatIslam akan dapat mengalami kejadian yang menimpa Islam di Spanyol, tetapi bagibangsa kita pada umumnya akanmenghadapi persoalan sosial yang cukupserius.”
(Percakapan Antar Generasi: Pesan Perjuangan Seorang Bapak , DDII, 1989)
M. Natsir
Perubahan
Komitmen
Konsistensi
JENIS TINDAK PIDANA
1. Kerugian Negara
2. Suap-menyuap
3. Penggelapan dalam jabatan
4. Pemerasan
5. Perbuatan curang
6. Benturan kepentingan dalam pengadaan
7. Gratifikasi
Perubahan
Komitmen
Konsistensi
Unsur penyebab
1. Adanya niat melakukan korupsi (desire to act),
2. Kemampuan untuk berbuat korupsi (ability to act).
3. Adanya peluang atau kesempatan untuk melakukan
korupsi (oportunity to do corruption)
4. Adanya target atau sasaran yang bisa dikorupsi (suitable
target).
(Bibit S. Riyanto, 2009: 14)
Saya, _____________________
BERKOMITMEN
1) ………………………………………………………………………
2) ………………………………………………………………………
3) ……………………………………………………....................