94
LOKALATIH FKH FORUM KOMUNITAS HIJAU LAPORAN KEGIATAN LOKALATIH 2016

Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

LOKALATIH

FKH

FORUM KOMUNITAS HIJAU

LAPORAN KEGIATAN LOKALATIH

2016

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

DIREKTORAT BINA PENATAAN BANGUNAN

Page 2: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

LOKALATIH

FKH

FORUM KOMUNITAS HIJAU

LAPORAN KEGIATAN LOKALATIH

2016

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

DIREKTORAT BINA PENATAAN BANGUNAN

Page 3: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

LOKALATIH

FKH

FORUM KOMUNITAS HIJAU

LAPORAN KEGIATAN LOKALATIH

2016

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

DIREKTORAT BINA PENATAAN BANGUNAN

Page 4: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

i | LOKALATIH FKH

S A M B U T A N

PERLU disadari bahwa saat ini kawasan perkotaan menjadi episentrum pertumbuhan yang dihadapkan pada berbagai perso-alan aktual yang kompleks dan mengancam keberlanjutannya di masa yang akan datang. Berbagai permalahan timbul khususnya terkait degradasi lingkungan sebagai akibat dari pembangunan perkotaan yang dilakukan tanpa memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan.

Langkah-langkah efektif menuju arah pembangunan kota yang berkelanjutan menjadi suatu solusi dalam menjawab tantangan perkotaan untuk menahan laju kerusakan lingkungan. Dengan demikian, sudah seyogyanya menempatkan visi pembangunan berkelanjutan dalam agenda pembangunan yang sejalan dengan arah kebijakan pembangunan nasional.

Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) merupakan salah satu wujud komitmen pemerintah dalam menjalankan amanat Undang-Undang No. 26 tahun 2007 terkait dengan pemenuhan 30% Ruang Terbuka Hijau (RTH) sekaligus sebagai upaya nyata pemerintah dalam menjalankan pembangunan kota yang berkelanjutan. P2KH menjalankan 8 (delapan) atribut kota hijau, yaitu (1) Green Plan-ning & Design; (2) Green Building; (3) Green Open Space; (4) Green Waste; (5) Green Water; (6) Green Transportation; (7) Green Energy; (8) Green Community. Kota Hijau, yang merupakan meta-fora dar i kota ber kelanjutan, dapat diwujudkan dengan

Ir. Adjar Prajudi, MCE, MCM

implementasi kedelapan atribut kota hijau tersebut; dengan memanfaatkan secara efektif dan efisien sumber daya air dan energi, mengurangi limbah, menerapkan sistem transportasi terpadu dan bangunan hijau, serta mensinergikan partisipasi aktif masyarakat dalam komunitas hijau.

Tahun 2016 ini, menginjak tahun kelima pelaksanaan program ini sejak diluncurkan pada tahun 2011, telah ada 165 Kabu-paten/Kota yang menjadi anggota peserta P2KH, dengan menyusun Rencana Aksi Kota Hijau. Kabupaten/Kota yang telah menjadi peserta P2KH dituntut membentuk Forum Komunitas Hijau (FKH). FKH merupakan pengejawantahan dari atribut Green Community, yang terdiri dari kumpulan komunitas yang telah aktif di setiap kota yang memiliki kepedulian tentang isu lingkungan-sosial untuk mengembangkan aktivitas perkotaan berbasis masyarakat.

Lokalatih FKH ini diselenggarakan untuk mengembangkan kapasitas para penggerak FKH agar mendapat pemahaman yang baik mengenai kondisi kotanya masing-masing sehingga dapat melakukan aksi pergerakan yang tepat sasaran. Kepekaan terhadap isu-isu perkotaan dibutuhkan guna menghasilkan solusi yang berkelanjutan bagi kotanya. Dengan begitu perwuju-dan kota hijau di Indoneisa menjadi lebih efektif dan efisien.

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa kota hijau hanya dapat diwujudkan melalui partisipasi aktif seluruh pemangku kepentingan. Tidak hanya pemerintah pusat dan pemerintah daerah, namun juga peran serta dari Forum Komunitas Hijau (FKH) untuk mengembangkan aktivitas perkotaan berbasis masyarakat. FKH juga menjadi mitra pemerintah daerah dalam menjadi penggerak terciptanya kota-kota hijau di Indonesia.

Kembali kami ingin mengingatkan bahwa perwujudan kota hijau yang berkelanjutan adalah tanggung jawab kita bersama. Tak terkecuali komunitas yang memiliki peran strategis dalam menggerakan masyarakat untuk turut menjaga lingkungan perkotaannya.

Page 5: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

LOKALATIH FKH | ii

LAPORAN kegiatan lokalatih ini merangkum keseluruhan

penyelenggaraan Lokalatih FKH 2016 yang merupakan hasil

kerjasama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Rakyat (PUPR) dan Yayasan Kota Kita dengan menggunakan

modul Urban Citizenship Academy (UCA). Rangkaian

Lokalatih FKH diselenggarakan selama 3 (tiga) kali di Sura-

karta, dimulai dengan workshop I yang diselenggarakan pada

5-7 September 2016, workshop II pada 4-6 Oktober 2016,

dan diakhiri dengan workshop III pada 8-10 November 2016.

Lokalatih merupakan kegiatan fasilitasi kepada peserta P2KH

pada tahun pertama keikutsertaan yang menargetkan pelatihan

kepada perwakilan Forum Komunitas Hijau (FKH) terpilih. Pemi-

lihan dilakukan berdasarkan keaktifan FKH dan komitmen penuh

untuk mengikuti keseluruhan kegiatan lokalatih.

Laporan ini berisi ringkasan materi dari workshop I sampai dengan

workshop III, sekaligus penyampaian sekilas kinerja atau hasil

pelatihan setiap FKH peserta Lokalatih selama mengikuti

Lokalatih.

Pada Workshop I, ditekankan pentingnya peran komunitas

dalam perwujudan kota hijau; pengenalan terhadap berbagai

krisis perkotaan dan konsep dasar citizenship; pembelajaran

dalam pemetaan lapangan, strategi pengumpulan data; serta

pengetahuan tentang mengindentifikasi permasalahan kota.

Selanjutnya, peserta akan belajar tentang pada Analisa Data,

pengenalan tentang Analisis Pemangku Kepentingan, melakukan

Analisis Intervensi melalui Studi Lapangan, membuat Pohon

Peluang, dan berlatih mengkonsep sebuah Rencana Aksi pada

Workshop II.

Sedangkan pada Workshop III, peserta diajak untuk Mem-

bangun Advokasi, mulai dari memahami relasi antar pemangku

kepentingan, menentukan mitra yang berpengaruh, mengenali

metode-metode advokasi, menyusun pesan dalam advokasi,

menyusun taktik advokasi, sampai memilih medium advokasi

yang tepat. Pada akhir Workshop III, setiap FKH akan memiliki

kemampuan menyusun Rencana Aksi Komunitas yang men-

jawab permasalahan kota, didukung dengan kesesuaian data,

dan pemilihan strategi komunikasi yang tepat, sebagaimana

pengaplikasian pengetahuan yang telah dipelajari dalam keseluruhan

Lokalatih FKH 2016 ini.

P E N G A N T A RL O K A L A T I H

Page 6: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

iii | LOKALATIH FKH

D A F T A R I S I

SAMBUTAN i

PENGANTAR LOKALATIH ii

DAFTAR ISI iii

TENTANG FORUM KOMUNITAS HIJAU (FKH) 1

TENTANG KOTA KITA & UCA 3

PESERTA 5

AGENDA 13

PERWUJUDAN KOTA HIJAUBERBASIS KOMUNITAS 15

WORKSHOP I 19Krisis Perkotaan 20Citizenship 101 21Pengenalan terhadap Ruang Perkotaan 22Pengenalan terhadap Pemetaan 24Memahami Masalah Perkotaan 27Pohon Permasalahan 28Strategi Pengumpulan Data 29

Page 7: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

LOKALATIH FKH | iv

WORKSHOP II 33Pengenalan Analisis Pemangku Kepentingan 34 Pengenalan Partisipasi Komunitas 36Analisis Situasi 37Pengenalan Analisis Data 38Analisis Data 40Studi Kasus : Sondakan 45Pohon Peluang 475W1H 53

WORKSHOP III 59Hubungan Antar Pemangku Kepentingan 60Pengenalan Advokasi & Menyusun Pesan

dalam Advokasi 64Taktik Komunikasi & Memilih Medium Advokasi 68Presentasi Naratif 70Visualisasi Data 71

LOKALATIH DALAM STATISTIK 83

LOKALATIH DALAM KESAN 84

hal.20

hal.27

hal.34

hal.37

hal.62

Page 8: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

1 | LOKALATIH FKH

T E N TA N G F O RU M K O M U N I T A S H I J A U ( F K H )

DARI 8 (delapan) atribut Kota Hijau, Green Community menjadi atribut utama untuk mengundang keterlibatan dan rasa memiliki masyarakat melalui komunitas-komunitas yang akan menjadi motor penggerak utama gerakan hijau di kota/kawasan perkotaan serta menjamin keberlanjutan program Kota Hijau di masa yang akan datang.

ATRIBUT KOTA HIJAU : GREEN COMMUNITYPengejawantahan atribut Green Community, melalui pemben-tukan Forum Komunitas Hijau (FKH) adalah sarana mewadahi komunitas-komunitas yang sudah ada, untuk saling belajar dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang Kota Hijau. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk mendorong partisipasi masyarakat melalui pembentukan Forum Komunitas Hijau (FKH) dalam meningkatkan pengetahuan dan kepedulian seluruh penghuni kota terhadap perwujudan kota hijau.

Forum Komunitas Hijau (FKH) adalah forum komunikasi antar komunitas/kelompok warga yang peduli pada masalah lingkungan dan sosial budaya di kota/kabupaten peserta P2KH. FKH berfungsi sebagai kontrol dan pemantau keberlanjutan kualitas dan kemanfaatan yang berkaitan dengan atribut kota hijau di perkotaan.

8 A t r i b u t K o t a H i j a u

• Pembentukan Forum Komunitas Hijau • Peta Komunitas Hijau • Aksi Kota Hijau • Festival Hijau

water Community Planning & DESIGN WASTE

Energy Open Space Transportation Building

Page 9: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

LOKALATIH FKH | 2

KARAKTER FKH1. FKH adalah forum/wadah bagi komunitas, tanpa menghilangkan eksistensi komunitas masing-masing.

2. Keanggotaan FKH adalah komunitas, bukan perseorangan. Keanggotaan FKH bersifat terbuka, komunitas-komunitas baru dapat bergabung sesuai dengan visi misi Kota Hijau.

3. Komunitas anggota FKH dapat melakukan kegiatan bersama-sama atas nama FKH, atau juga atas nama komunitas sendiri.

4. Prinsip FKH adalah independen dan mandiri.

5. Pendanaan FKH didapat dari berbagai sumber, seperti sponsorship, usaha bersama maupun bantuan dari pemerintah/ swasta.

Surat

mina

t P2K

H

1

Worksh

op R

AKH*

2

Prop

osal

RAKH

*

3

Pemb

entuk

an Ti

m Sw

akelo

la

dan F

KH**

5

Piaga

m Kota

Hija

u

4

Peny

usun

an M

aster

plan K

ota H

ijau

6

Peny

usun

an Pe

ta

Komu

nitas

Hija

u

7

Festi

val d

an Ak

si Ko

ta Hij

au

8

Peny

usun

an D

ED R

TH9

Pemba

ngun

an R

TH

10

Tahun ke 1 Tahun ke 2 Tahun ke 3

RAKH : Rencana Aksi Kota Hijau FKH : Forum Komunitas Hijau

Peng

emba

ngan

8 Atr

ibut

Kota

Hijau

11

Tahun ke 4-5

tahapan fasilitasi P2KHT a h a p a n F a s i l i t a s i P 2 K H

KEGIATAN FKHPada tahun kedua tahapan program, setiap kota/kabupaten peserta P2KH difasilitasi dalam kegiatan penyusunan Peta Komunitas Hijau, dan kegiatan Festival-Aksi Komunitas Hijau.

Selain kegiatan tersebut, FKH dapat menjalankan kegiatan-kegiatan lain secara mandiri yang bertujuan, antara lain :

• Meningkatkan pemahaman kepada warga tentang pentingnya kota hijau bagi keseimbangan fungsi kota yang berkelanjutan

• Mengajak warga untuk memanfaatkan ruang terbuka hijau yang ada, serta berperan aktif dalam peningkatan kualitas dan kuantitas RTH Kota/Kawasan Perkotaan.

• Forum Komunitas Hijau (FKH) kota/kabupaten sebagai mitra pemerintah kota/kabupaten dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas RTH kota/kawasan perkotaan.

Page 10: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

3 | LOKALATIH FKH

T E N T A N G K O T A K I T A & U C A

YAYASAN Kota Kita berdiri pada tahun 2009, bekerja dengan menggunakan pendekatan participatory planning, analisa data-data perkotaan, dan action research bersama masyarakat. Hingga saat ini Kota Kita telah bekerja di 12 kota di Indonesia dan juga di luar negeri. Kota Kita percaya dengan membawa masyarakat lebih berdaya (empowerment), maka bisa meng-gunakan kapasitas mereka untuk mengadvokasikan diri. Kota Kita bergerak melakukan suatu proyek advokasi, seringkali menjembatani antara komunitas dan pihak pemerintah. Dengan menggunakan data-data yang dimiliki oleh komunitas agar advokasi lebih kuat dalam mempengaruhi pemerintah.

URBAN Citizenship Academy (UCA) merupakan suatu akademi yang bertujuan mendorong keterlibatan aktif para peserta untuk membuat perubahan positif di lingkungan masing-masing melalui penguatan kapasitas dan partisipasi serta kerelawa-nan di kota. Warga yang aktif akan sangat dibutuhkan untuk memperbaiki kota menjadi lebih baik. Melalui proses pem-belajaran dua arah, timbal balik peserta diperlukan sebagai bahan pembelajaran satu sama lain. Target sasaran UCA ini meliputi individu, komunitas, organisasi, yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan ingin melakukan perubahan.

Page 11: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

LOKALATIH FKH | 4

Desain partisipatif ruang bermain anak di Banjarmasin

Pemanfaatan ruang kota

Diskusi warga Siak terhadap permasalahan lingkungannya

Urban skill, citizenship, dan kepemimpinan merupakan 3 kom-petensi utama dalam UCA yang dibalut dalam suatu mentorship selama 3 bulan. Diakhir diharapkan dapat tercipta komunitas pembawa perubahan.

Ketiga kompetensi utama tersebut saling melengkapi. Citizen-ship (kewargaan) lebih fokus kepada pola relasi antara warga dengan sistem identitasnya masing-masing. Bagaimana kita membentuk relasi yang baik, menjadi warga yang aktif yang memiliki hak sekaligus tanggung jawab. Untuk leadership, melalui pelatihan UCA suatu komunitas dapat menjadi agen perubahan yang akan memprakarsai perubahan. Kedua hal tersebut disokong oleh urban skill yaitu berupa kemampuan teknis dan kemampuan praktis yang nantinya akan sangat me-mudahkan kita dalam melakukan penilaian terhadap perubahan yang dilakukan.

Pelatihan UCA di bagi 3 tahap pelatihan, yang pertama adalah community mapping, belajar mengidentifikasi permasalahan, hingga melakukan pemetaan. Di pelatihan kedua melakukan data analisis, dan pelatihan yang terakhir adalah penyusunan advokasi. Diakhir pelatihan Graduation diselenggarakan sebagai tanda kelulusan dari akademi kewargaan perkotaan.

Page 12: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

5 | LOKALATIH FKH

P E S E RT APeserta berasal dari 10 dari 22 kota/kabupaten anggota P2KH 2016 yang menandatangani MoU Kota Hijau pada akhir tahun 2015.

Provinsi Aceh 1. Kota Sabang

Provinsi Jambi 3. Kab. Tebo * Kab. Bungo

Provinsi Sumatera Selatan5. Kota Palembang* Kota Prabumulih

* Kab. Ogan Komering Ilir* Kab. Banyuasin

* Kab. Ogan Komering Ulu Timur

Provinsi Bengkulu

.

4. Kota Bengkulu

Provinsi Banten * Kota Tangerang

Provinsi Jawa Timur

*

.

Kota Surabaya 6. Kab. Tulungagung

Provinsi Nusa Tenggara Barat

.

7. Kota Bima

.

Provinsi Sulawesi Selatan * Kabupaten Gowa

Provinsi Maluku * Kota Tual

Provinsi Kepulauan Riau * Kab. Bintan

Provinsi Sumatera Barat2. Kab. Dharmasraya

Provinsi Gorontalo * Kab. Boalemo

Provinsi Kalimantan Selatan 8. Kab. TAPIN9. Kab. Hulu Sungai SElatan10. Kab. Banjar* Kota Banjar Baru

Page 13: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

LOKALATIH FKH | 6

Provinsi Aceh 1. Kota Sabang

Provinsi Jambi 3. Kab. Tebo * Kab. Bungo

Provinsi Sumatera Selatan5. Kota Palembang* Kota Prabumulih

* Kab. Ogan Komering Ilir* Kab. Banyuasin

* Kab. Ogan Komering Ulu Timur

Provinsi Bengkulu

.

4. Kota Bengkulu

Provinsi Banten * Kota Tangerang

Provinsi Jawa Timur

*

.

Kota Surabaya 6. Kab. Tulungagung

Provinsi Nusa Tenggara Barat

.

7. Kota Bima

.

Provinsi Sulawesi Selatan * Kabupaten Gowa

Provinsi Maluku * Kota Tual

Provinsi Kepulauan Riau * Kab. Bintan

Provinsi Sumatera Barat2. Kab. Dharmasraya

Provinsi Gorontalo * Kab. Boalemo

Provinsi Kalimantan Selatan 8. Kab. TAPIN9. Kab. Hulu Sungai SElatan10. Kab. Banjar* Kota Banjar Baru

Page 14: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

7 | LOKALATIH FKH

P R O F I L P E S E RT A

Bobby terlibat dalam komunitas IOF, yang merupakan wadah penggemar kegiatan off-road, yang cabangnya tersebar di seluruh Indonesia. Selain melakukan kegiatan off-road, IOF juga menyelenggarakan kompetisi, rekreasi, atau kegiatan yang berhubungan dengan sosial kemasyarakatan. Di bidang sosial ke-masyarakatan, IOF memiliki sebuah gerakan komunitas bernama IOF Peduli. IOF Peduli berpartisipasi aktif memberikan bantuan transportasi logistik dan pertolongan di daerah-daerah yang terkena bencana alam. Di Dharmasraya, Komunitas IOF berada dibawah naungan Dinas Pariwisata Kabupaten Dharmasraya.

BOBBY ANDR IAN([email protected]) Indonesia Offroad Federation (IOF) cabang Dharmasraya

FKH DHARMASRAYA HIJAU

(KAB.DHARMASRAYA) SUMATERA BARAT

Yudi tergabung dalam paguyuban Brotherhood Dharmasraya Ba-tas, yang misi pendiriannya bertujuan untuk menyatukan klub-klub motor yang ada di Dharmasraya dan sekitaran Batas. Penyatuan klub motor dilakukan untuk menjalin, mencari, mempererat persaudaran sesama bikers maupun pengendara motor lainnya. Kegiatan komunitas Brotherhood Dharmasraya Batas umumnya berupa acara kumpul-kumpul antar sesama bikers.

YUDI PERMANA ([email protected]) Brotherhood Dharmasraya Batas

HERU LESMANA([email protected]) Komunitas Sepeda Dharmasraya

Dari 10 FKH P2KH 2016, 31 peserta mengikuti keseluruhan kegiatan lokalatih FKH 2016. Para peserta berasal dari 30-an komunitas yang berbeda.

Sebagai penggemar kegiatan bersepeda, Heru tergabung dalam komunitas sepeda Dharmasraya. Selain menyehatkan, komunitas bersepeda juga mengkampanyekan upaya pengurangan emisi dan polusi dengan mengajak sebanyak-banyaknya orang memini-malisir penggunaan kendaraan bermotor.

Bobby Andrian (0812 6343 040)[email protected]

Page 15: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

LOKALATIH FKH | 8

Memiliki hobi di dunia musik, melatari Koko mengikuti komuni-tas KSATRIA, yang kerap memberikan kritik sosial melalui seni musik sebagai bagian dari bentuk kegelisahan warga Tebo yang hutannya sedang kritis karena dirambah oknum-oknum tertentu. Karya komunitas KSATRIA yang telah dihasilkan, diantaranya jingle bertema hutan Tebo, sebagai pusat paru-paru dunia yang kondisinya kini sedang kritis.

KOKO HAD IWANA([email protected]) KSATRIAFKH

TEBO KOTAKU (KAB.TEBO)

JAMBI

Dari kegemarannya menangkap momen melalui kamera dan kesenangannya pada hal-hal yang berhubungan dengan visual, Bayu aktif dalam TEPHOCY, komunitas yang bergerak dalam kegiatan fotografi yang membantu branding wisata lokal melalui foto, video, dan media cetak. TEPHOCY juga kerap mengkritik pemerintah lokal melalui foto-foto yang dihasilkannya.

BAYU KR ISNA IRAWAN([email protected]) TEPHOCY (Tebo Photography Community)

Hendri yang juga biasa dipanggil ‘Tole’ ini bisa disebut sebagai seniman sastra, aktif di komunitas yang bergerak di bidang Seni Sastra, bernama PINTU. PINTU, sebagaimana berfungsi sebagai tempat keluar masuk, komunitas PINTU membuka kesempatan bagi siapapun dapat masuk dan diterima dengan segala potensi apapun yang dimiliki apapun.

HENDRI ‘ TOLE ’ I SKANDAR([email protected]) Komunitas PINTU

FKH KOTA BENGKULUBENGKULU Ade merupakan pendiri dari Wahana Lingkungan Kandang Mas

Agrosari, wahana penyelamatan lingkungan yang berbasis pada pemberdayaan masyarakat, teknologi agriculture, ecoeducation, energy renewable, dan waste management. Wahana mengolah limbah sampah menjadi energi yang bisa bermanfaat untuk masyarakat. Karenanya, tak jarang, tempat ini dijadikan tempat pembelajaran sekolah-sekolah untuk kunjungan studi.

ADE DHARMA PUTRA(ade.mar [email protected]) Wahana Lingkungan Kandang Mas Agrosari

Memiliki kepedulian dalam isu persampahan, menjadi alasan Dwi tergabung dalam komunitas GRACE, komunitas yang bergerak di bidang penanggulangan sampah dan juga mengarahkannya pada kegiatan social entrepreneur.

DWI SUTR ISNO([email protected]) Grace Community

Selain kewajibannya menjalani studi perkuliahan, tidak mengha-langi Gene untuk aktif dalam kegiatan aktivisme kampus bernama COSMIP. COSMIP merupakan komunitas yang bergerak di bidang seni dan kritik sosial kampus.

GENE CER IAWAT I([email protected]) COSMIP

Ade Dharma Putra (0821 5421 0288)ade.mar [email protected]

Koko Hadiwana (0853 8342 8401)[email protected]

Page 16: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

9 | LOKALATIH FKH

FKH SRIKSETRA(KOTA PALEMBANG)

SUMATERA SELATANSeiring pertanian perkotaan (urban farming) populer diperke-nalkan melalui kegiatan komunitas, Cholil mendalaminya melalui komunitas Rumah Hijau, komunitas Urban Farming di Palembang yang fokus pada kegiatan yang mendukung kemandirian pangan untuk masyarakat rentan, advokasi dan pendampingan dalam membangun pertanian organik serta kampanye isu-isu lingkungan hidup.

CHOLIL ([email protected]) Rumah Hijau

Dimulai dari hobi membaca puisi, Febri aktif di Komunitas Batanghari Sembilan, atau dikenal dengan Kobar 9. Kobar 9 ingin menggelorakan kembali seni budaya lokal (Palembang), sekaligus mengkampanyekan kepedulian terhadap kearifan lokal, melalui berbagai pementasan teater.

FEBRI I RWANSYAH ([email protected]) Komunitas Batanghari Sembilan (Kobar 9)

Perempuan yang akrab disapa “Butet” ini tergabung dalam Sahabat Walhi Palembang. Sahabat Walhi adalah sayap organisasi Walhi (Wahana Lingkungan Hidup) yang berbentuk komunitas lingkungan yang mengkampanyekan isu lingkungan melalui edukasi, seperti daur ulang kertas untuk anak-anak TK-SD yang hasil daur ulangnya dapat digunakan menjadi barang yang bisa digunakan, seperti kotak alat tulis. Sahabat Walhi juga melakukan edukasi melalui seni, dengan karya komik yang dapat dinikmati semua masyarakat.

PUSP ITA ‘BUTET’ INDAH SAR I S. ([email protected]) Sahabat Walhi

FKH KAB.TULUNGAGUNGJAWA TIMUR Berbekal kepeduliannya pada ketersediaan ruang hijau di

Tulungagung, Karsi menjadi penggiat di komunitas HAMPAR, yang bergiat dalam penyelamatan kawasan sumber air dan edukasi lingkungan. Komunitas HAMPAR pada tahun 2016 juga meme-nangkan juara I Lomba Desain Ruang Terbuka Hijau se- Provinsi Jawa Timur.

KARSI NERRO SOETHAMRIN([email protected]) HAMPAR (Habitat Masyarakat Peduli Alam Raya)

Pria yang akrab dengan panggilan ‘Joe’ ini adalah seorang guru di SMA Katholik Santo Thomas Aquino yang telah bergelar penghargaan Adiwiyata. Sebagai seorang pengajar, Joe gigih melibatkan siswa dalam kegiatan pengelolaan lingkungan dalam maupun luar sekolah. Joe juga menyebarkan semangat peduli lingkungan dengan memasukkan pembelajaran berbasis sampah, termasuk mengadakan lomba-lomba karya ilmiah berbasis sampah dan lingkungan.

HAR IYAD I ‘ JOE ’([email protected]) SMA Katholik Santo Thomas Aquino

Porwadi tergabung dalam Kader Berseri, kelompok masyarakat yang aktif dalam pengelolaan lingkungan khususnya di perkam-pungan wilayah perkotaan. Dengan lahan yang sempit di daerah perkotaan Tulungagung, Kader Berseri, berupaya memanfaatkan ruang yang minimal melalui penghijauan-penghijauan vertikal yang dilakukan oleh masyarakat.

PORWADIKader Berseri

Karsi (0813 5999 9699)[email protected]

Cholil (0853 2012 1938)[email protected] FKH Palembang

@FKHPalembangSriksetra.palembang

Page 17: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

LOKALATIH FKH | 10

FKH GO GREEN BASTARI (KAB.TAPIN)

KALIMANTAN SELATANHendera Gunawan, lebih akrab dengan panggilan ‘Ogun’ berasal dari TSC kependekan dari Tapin Scooter Club. TSC merupakan komunitas Club Vespa di Kabupaten Tapin, dengan kegiatan rutin menyambangi tempat-tempat wisata untuk mengkampanyekan kesadaran ‘buang sampah pada tempatnya’ dan melakukan aksi penanaman pohon.

HENDERA GUNAWAN ‘OGUN ’ ([email protected])Tapin Scooter Club (TSC)

Aina tidak jengah berada dalam kelompok hobi yang lekat dengan stereotipe kelelakian, dengan tergabung dalam komunitas S.E.A.T, yakni penggemar olahraga air soft gun. Dalam keseha-riannya sebagai pendidik anak usia dini (PAUD) di sekolah alam dan sekolah-sekolah yang berada di pelosok, Aina juga aktif di komunitas sepeda.

NURUL AINA ([email protected])S.E.A.T(Air Soft Gun)

Rezza yang dalam kesehariannya berprofesi sebagai pegawai honorer di Dinas Tata Kota dan Kebersihan Kabupaten Tapin, tergabung dalam komunitas Bersepeda Tapin, kelompok khusus pengendara sepeda gunung.

REZZA RAMADANI ([email protected])Bersepeda Tapin

FKH INTAN BARAKAT(KAB.BANJAR)

KALIMANTAN SELATANSebagai seorang pewarta, Fatur aktif di perkumpulan wartawan dan pekerja media, bernama Media Kalimantan atau dikenal dengan MK. Fatur secara khusus bergelut di MK Pelindung Ling-kungan, bidang yang mengurusi kepedulian lingkungan. Kegiatan yang dilakukan MK Pelindung Lingkungan, antara lain : berbagi tips hijau, mengelola bank sampah, mengajak lingkungan sekitar, agar pintar dalam memilah sampah mulai dari rumah tangga, melakukan penanaman pohon.

FATURRAHMAN ([email protected])Media Kalimantan (MK) Pelindung Lingkungan

Teguh mendirikan Komunitas Kampung Baru Hijau 4 Mei 2015, setelah 5 tahun terakhir berkegiatan tanpa nama. Kampung Baru Hijau berupaya mengubah kampung berstigma negatif (banyak preman, maling) menjadi kampung yang lebih baik melalui kegia-tan penghijauan. Teguh sengaja memberikan bibit yang sulit hidup yang ditanam saat musim kering sehingga dibutuhkan ketelatenan untuk merawatnya. Ketelatenan dan semangat gotong royong yang dipupuk melalui kegiatan rutin setiap minggu pagi demi keasrian lingkungan, perlahan mengubah perangai warga menjadi lebih positif.

TEGUH Kampung Baru Hijau

Dongeng menjadi media yang selalu diandalkan Enik untuk mengedukasi anak-anak melalui komunitas Kampung Dongeng Intan Martapura. Melalui dongeng, pesan lingkungan yang disam-paikan lebih mudah diterima, anak-anak tidak merasa dihakimi. Enik juga menyisipkan pembentukan karakter usia dini dalam kegiatan mendongeng rutin setiap minggu sore (minggu 2,3 & 4) di kampung dan kegiatan dongeng keliling ke sekolah-sekolah PAUD/SD.

ENIK MINTARS IH([email protected])Kampung Dongeng Intan Mar tapura

Ogun (0821 5352 3691)[email protected]

Fatur (0811 900 2352)[email protected]

fkh.Banjar@fkhbanjar

fkh_intan_barakat_

Page 18: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

11 | LOKALATIH FKH

FKH SEHATI(KAB.HULU SUNGAI SELATAN)

KALIMANTAN SELATANMelihat sampah yang ada di sekelilingnya, Aulia merasa perlu untuk berbuat sesuatu. Terlibat dalam komunitas Bank Sampah di Kota Kandangan, kawasan perkotaan Kab. Hulu Sungai Selatan, Aulia turut mengelola limbah/sampah menuju zero waste dengan menerapkan konsep 3R. Pusat Bank Sampah yang berlokasi di Jalan Angakarsa RT 03/RW 02 Kelurahan Kandangan Barat, kini telah mempunyai beberapa unit Bank Sampah dengan total nasabah Bank Sampah, mencapai 660 orang.

AULIA RAHMAN([email protected]) Bank Sampah

Serupa dengan Aulia, Rahman juga aktif dalam komunitas Bank Sampah di kawasan yang lain. Rahman berniat membuat ling-kungan menjadi bersih tanpa sampah. Selain mengupayakannya melalui program bank sampah kredit peduli lingkungan, Rahman juga kerap terlibat dalam kegiatan penanaman pohon, membina dan membangun kawasan wisata ‘Tabuk’ di Kab. Hulu Sungai Selatan agar lebih bersih, bekerjasama dengan Dinas Pariwisata.

ABDUL RAHMAN([email protected]) Bank Sampah

Masdiansyah, atau jika terlalu panjang, Anda bisa memang-gilnya sekedar dengan sapaan ‘Mas’. Mas yang memiliki hobi bersepeda, tergabung dalam komunitas Mountain Bike (AC3), klub sepeda gunung di Kab. Hulu Sungai Selatan yang juga memiliki kegiatan bakti sosial dan aksi penghijauan.

MASDIANSYAH([email protected]) Mountain Bike (AC3)

FKH KOTA BIMANUSA TENGGARA BARAT Berdasar pada kesenangannya menikmati suasana alam bebas,

Mulbasir, atau biasa dipanggil ‘Mul’ bergerak di komunitas kepecinta alaman, Komunitas Pecinta Alam Kota Bima (KOPA). Tak hanya menaklukkan alam di ketinggian dengan pendakian gunung (Mountenering) dan Rock Climbing (Panjat Tebing), KOPA juga berkegiatan di bidang lingkungan dan sosial, seperti Penelusuran Gua/Speleologi, dan transplantasi terumbu karang.

MULBAS IR([email protected]) Komunitas Pecinta Alam Kota Bima (KOPA)

FTSB yang mungkin di benak orang, hanya hadir pada saat terjadi bencana, Lukman atau bisa juga dipanggil ‘Tejo’ mencoba melu-ruskan anggapan klise tentang kegiatan tim kebencanaan. Selain bergerak dalam bidang sosial, khususnya kebencanaan yang ada di Kota Bima, FTSB juga bergerak dalam bidang pelestarian lingkungan hidup, sebagai bentuk pengurangan resiko terhadap-bencana dan juga mencapai kelestarian lingkungan sekitar.

LUKMAN ‘ TE JO ’([email protected]) Federasi Tim Siaga Bencana (FTSB)

Dari kegemarannya berkelana, An, sapaan akrab Sya’an, mengi-kuti komunitas My Trip My Adventure(MTMA Bima) regional Bima. Misi yang diemban MTMA Bima, tidak semata erat pada bidang pariwisata, tapi juga peduli sampah. Melalui penggalakkan kampanye “Nyampah Sembarangan Gak Asik” di media sosial, MTMA Bima berkomitmen menjaga kebersihan kawasan wisata, baik di darat maupun lautan.

MUHAMMAD SYAR ’AN([email protected]) My Trip My Adventure(MTMA Bima) regional Bima

Aulia (0811 5544 478)[email protected]

Mul (0853 3865 7326)[email protected]

fkhkotabimafkhkotabima

Page 19: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

LOKALATIH FKH | 12

Irwan aktif sebagai penggiat Sustainable Tourism Development (STD) Sabang, yang dicetus dalam kegiatan Sadar Wisata yang digagas oleh Kementerian Pariwisata pada 2015, dan kemu-dian menjadi komunitas mandiri. STD sabang bertujuan untuk menciptakan lingkungan, masyarakat, dan ekonomi daerah yang berkelanjutan, yang beranggotakan masyarakat Sabang yang peduli dengan pembangunan pariwisata yang berkelanjutan. STD Sabang saat ini aktif melakukan kegiatan Sadar Wisata dengan melibatkan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dan Duta Wisata.

IRWAN MAHDI([email protected]) Sustainable Tourism Development (STD) Sabang

Didasari oleh keprihatinan terhadap masih rendahnya Sumber Daya Manusia (SDM) khususnya generasi muda Sabang dalam hal pendidikan dan kesadaran lingkungan, Fatwa melalui komunitas Greenindo, berkomitmen untuk memfasilitasi generasi muda Sabang dalam peningkatan kapasitas (capacity building) dalam bidang pariwisata, lingkungan hidup dan manajemen organisasi. Komunitas Greenindo melakukan berbagai pelatihan masyarakat seperti pelatihan kuliner pendukung pariwisata, pelatihan pem-buatan kompos, pembinaan UKM di Gampong Aneuk Laot, selain juga terlibat dalam pelestarian Danau Aneuk Laot di Sabang

FATWA AMRI([email protected]) Greenindo

Anizul merasa terpanggil dengan inspirasi yang disebarkan Indonesia Berkebun, untuk mengajak masyarakat kota bercocok tanam. Anizul yang juga mengemban amanah sebagai Duta Wisata Kota Sabang 2016, mencoba menumbuhkan semangat berkebun anak muda melalui komunitas Sabang Berkebun terutama di Pu-lau Weh Sabang. Setelah tanam perdana yang berlokasi di Kebun Piyoh pada 12 Desember 2014, saat ini kegiatan berkembang dengan memanfaatkan beberapa lahan tidur, pengembangan metode berkebun, serta pelibatan lebih banyak masyarakat.

ANIZUL FARMI([email protected]) Sabang Berkebun

RIZA PUTRA [email protected] Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Sabang

Riza, seorang pekerja PMI kota Sabang yang mengerahkan en-erginya untuk bergerak dalam kegiatan atas nama kemanusiaan. Riza terlibat dalam mengurusi kegiatan khas palang merah, yakni donor darah, sampai memberikan pelayanan masyarakat yang maksimal, khususnya pada masa darurat, seperti kebakaran atau gempa bumi.

FKH TEURAWAH(KOTA SABANG)

ACEHIrwan (0813 7710 3347)

[email protected] teurawah

“Variasi asal komunitas dan asal kota/kabupaten menghasilkan pelaksanaan lokalatih yang dinamis.

Diharapkan tercipta interaksi, pertukaran pengetahuan, pengalaman, dan saling belajar, agar kelak setiap peserta dapat menyebarkan kemampuan hasil dari lokalatih ini ke kota/kabupaten asal maupun komunitas

masing-masing.”

Page 20: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

13 | LOKALATIH FKH

A G E N D AL O K A L A T I H

10.00 - 12.00 Registrasi Peserta

Sambutan Pembukaan

Penyambutan Peserta

Kebijakan Kota Hijau

Perwujudan Kota Hijau Berbasis Komunitas

Pengenalan UCA

Krisis Perkotaan

Citizenship 101

Pengenalan Ruang Perkotaan

Pengenalan Pemetaan

Persiapan Pemetaan Lapangan

Pemetaan Lapangan

Presentasi Kelompok: Latihan Pemetaan

Identifikasi Permasalahan Perkotaan & Pohon Permasalahan

Kerja Kelompok: Pohon Masalah

Presentasi Kelompok & Refleksi

Pengenalan Data dan Strategi Pengumpulan Data

Pentingnya Kesesuaian Data

Pendekatan Anggota Komunitas

Perencanaan Strategi Pengumpulan Data

Latihan Kelompok

Refleksi: Presentasi Kelompok

Penjelasan Tugas

Perkotaan Kita14.35 - 17.25

Identifikasi Permasalahan

Perkotaan

Pemetaan & Pengumpulan

Informasi08.30 - 14.45

14.45 - 17.45

Perencanaan Pengumpulan

Data08.30 - 16.30

Senin, 5 September 2016

Selasa, 6 September 2016

Rabu, 7 September 2016

Pembukaan13.00 - 14.35

WORKSHOP I : PEMETAAN KOMUNITAS

Page 21: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

LOKALATIH FKH | 14

WORKSHOP II : ANALISIS DATA 10.00 - 12.00 Registrasi Peserta

13.00 – 13.45 Rekap Workshop 1 & pembahasan tugas dari Workshop I

Pengenalan Analisis Data

Studi Kasus Analisis Data: Sondakan

Latihan : Kerja Kelompok Analisis Data

Presentasi Kelompok

Pengenalan dan Metodologi Analisis Pemangku Kepentingan

Latihan Kelompok

Refleksi : Presentasi Kelompok

Pengenalan Partisipasi Komunitas

Studi Lapangan: Analisis Intervensi

Refleksi Kegiatan Lapangan

Mereview Pohon Masalah

Refleksi : Presentasi Kelompok

Pohon Peluang

Latihan Kelompok : Pohon Peluang

Refleksi : Presentasi Kelompok

5W1H

Latihan Kelompok: Konsep Rencana Aksi (5W1H)

Presentasi Kelompok

11.00 - 13.30 Presentasi : Progress Peta Komunitas Hijau

14.15 - 14.45 Penjelasan Tugas

Analisis Pemangku Kepentingan

Partisipasi dalam Penciptaan

Keberlanjutan

08.30 - 09.45

09.45 - 14.00

Mencari Solusi untuk Perubahan

Selasa, 4 Oktober 2016

Rabu, 5 Oktober 2016

14.00 - 17.45

Mencari Solusi untuk Perubahan

08.30 - 11.00

Kamis, 6 Oktober 2016

13.45 – 16.30 Analisis Lokasi

Selasa, 8 November 201610.00 - 12.00 Registrasi Peserta

13.00 – 13.45 Rekap Workshop II

Hubungan Antar Pemangku Kepentingan

Latihan: Relasi Pemangku Kepentingan

Refleksi

Menentukan Mitra yang Berpengaruh

Latihan : Identifikasi Pemangku Kepentingan

Refleksi & Kesimpulan

Rabu, 9 November 2016Pengenalan Advokasi & Menyusun Pesan Dalam Advokasi

Latihan : Menyusun Advokasi

Refleksi

Taktik Komunikasi & Memilih Medium Advokasi

Latihan: Strategi & Medium Advokasi

Refleksi

Menetapkan Tujuan Rencana Aksi

Strategi Advokasi

Latihan: Membangun Strategi Komunikasi

Refleksi

Kamis, 10 November 2016Presentasi Naratif

Latihan: Elevator Pitch

Mini Workshop: Visualisasi Data

Mini Workshop: Pengenalan GIS

Mini Workshop: Menyusun Pesan Dalam Sosial Media

12.45 - 13.45 Presentasi: Mensinergikan Keseluruhan

13.45 - 14.45 Penutupan

10.15 - 11.45

09.00 - 10.00

Menyatukan Seluruh Materi

13.00 – 14.45

Merancang Alat Komunikasi

Menyatukan Seluruh Materi

14.45 - 17.00

Kekuatan dalam Komunitas

13.45 – 17.30

09.00 – 11.45

WORKSHOP III : MEMBANGUN ADVOKASI

Page 22: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

15 | LOKALATIH FKH15 | LOKALATIH FKH

SITUASI GLOBAL HARI INI

P E R W U J U D A N K O T A H I J A U B E R B A S I S K O M U N I T A S

ANDA dan kita semua masuk ke dalam satu barisan yang hebat untuk membuat kota kita menjadi kota hijau, dan itu letaknya ada di tangan kita. Komunitas-komunitas ini adalah jantung, komunitas ini adalah tangan, komunitas ini adalah otak dari kota hijau di kota masing-masing.

Krisis perkotaan nyata adanya, jika kita tidak bersiap sejak sekarang, kelak kita tidak bisa berbuat apa-apa. Berapapun uang yang Anda miliki, tidak akan mampu menumbuhkan pohon dengan cepat. Kota kita bisa terkena penyakit akut yang sekali terjang, langsung habis, seperti apa yang telah tsunami tunjuk-kan kepada kita. Walaupun berbeda dengan karater tsunami yang datang tiba-tiba, bencana ekologis tidak hadir tanpa gejala sebelumnya. Bencana ekologis bisa menghancurkan kota kita, jika kita tidak melakukan upaya-upaya.

Kita hanya memiliki satu planet bumi. Tidak ada kehidupan selain di planet bumi yang hanya satu ini. Itulah mengapa bumi disebut ‘Mother Earth’, karena hanya ia yang dapat melahirkan kehidupan. Hingga saat ini, ia sudah ‘melahirkan’ 7 miliar manusia.

Page 23: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

LOKALATIH FKH | 16 LOKALATIH FKH | 16

Padahal satu planet Bumi hanya sanggup menghidupi manusia pada saat populasi manusia menjelang tahun 2010. Setelah 2010, Ibu Bumi memelihara kita dengan kualitas yang menurun, karena kemampuannya yang terbatas harus dibagi lagi ke jumlah manusia yang semakin bertambah. Apa yang kita dapatkan dulu, tidak sama seperti sekarang. Ditambah lagi, kita dibebani hutang pada generasi berikutnya yang terpaksa menerima kualitas yang lebih rendah lagi. Apa yang seharusnya menjadi hak gen-erasi mendatang, kita gunakan sekarang. Hidup kita hari ini menggunakan energi dan sumber daya alam bumi yang seharusnya untuk 5 tahun ke depan di tahun 2021.

Jika kita tidak melakukan apa-apa, pada tahun 2040, seharusnya perlu ada 2 planet untuk menghidupi manusia, tapi nyatanya bumi yang hanya ada satu-satunya. Masihkan ada air bersih, lahan kosong, ruang hijau? Sementara yang pasti, bumi semakin panas.

Kita tidak punya pilihan selain melakukan sesuatu. Kita harus mengembangkan budaya hijau. Pemerintahan hanya bisa menjadi pendorong, untuk membuat kita mampu melakukan sesuatu, seperti lokalatih ini yang dibuat untuk membangun kesadaran bersama. Komunitas harus mampu melakukan sesuatu. Dimulai dari keluarga, lingkungan tem-pat tinggal, tempat kerja, kelompok pertemanan, kelompok yang lebih besar lagi, dan seterusnya. Adanya kesamaan ketertarikan atau kesadaran bersama yang membentuk komunitas memudahkan suatu pergerakan.

K-O-M-U-N-I-T-A-SSembilan (9) poin penting terkait komunitas

• Keber lanjutan : Isu utama dari kota hijau.

Jika berkomunitas hanya dari patungan saja untuk berkegiatan bisa dipastikan tidak akan berkelanjutan. Suatu keberlanjutan dasarnya adalah bermanfaat untuk masyarakat, lingkungan, diri sendiri.

• Organisasi : Kata dasar komunitas adalah commune, artinya bersama-sama. Jadi komunitas adalah suatu organisasi bersama-sama.

Organisasi itu terdiri dari ketua/pemimpin dan anak buah. Maka ciri organisasi yang berlanjut adalah jarak orang pertama (pemimpin) dengan orang kedua tidak terlalu jauh, baik gaya kepemimpinan, daya tarik, daya juang, dan lain-lain. Jika terlalu jauh,

orang pertama tidak ada lagi maka komunitas itu akan mati. Itulah perlunya kaderisasi.

• Masyarakat : Komunitas tak berarti tanpa melibatkan publik.

• Usaha : Komunitas harus menguntungkan, agar bisa berkelanjutan.

• Negara : Pemerintah menjadi mitra komunitas untuk bisa mengubah kota. Pemerintah juga perlu menjadi pendorong, untuk membuat komunitas mampu melakukan sesuatu

• Inis iat i f : Harus ada inisiatif dan prakarsa agar komunitasnya hidup.

• T indakan : Semua komunitas harus berorientasi terhadap aksi, jangan berhenti pada diskusi saja, agar memberikan manfaat langsung pada lingkungan.

• A lam : Lingkungan/ekologi

• Sejahtera : Untuk membuat komunitas bisa menguntungkan, perlu menilik peluang mencapai kesejahteraan. Tulislah surat, tulislah proposal. Jika Anda tidak bisa menulis surat maka tidak ada yang bisa Anda jual. Ceritakan misi Anda dengan baik untuk mendapatkan bantuan.

Mulai saat sekarang dan seterusnya, Anda harus menugas-kan diri sendiri, berkomitmen bahwa Anda akan melakukan upaya ini supaya kota Anda selamat. Jika Anda terpanggil, kita punya sejuta alasan agar kota ini selamat.

Terletak di tangan Andalah masa depan kota hijau. Apakah program Kota Hijau hanya jadi monumen sejarah di kota kita? Atau memang sungguh-sungguh kota Anda mandiri menjadi kota hijau ?

Kota tidak akan hijau jika kita tidak hidup hijau. Jika dilakukan sendiri sulit, maka kita lakukan bersama. Jika ingin pergi cepat berangkatlah sendiri, jika ingin pergi jauh berangkatlah bersama-sama. Tidak ada perjalanan jauh yang dilaksanakan secara singkat. Oleh karena itu Anda harus membangun komunitas. Jika satu bosan dan lupa yang lain mengingatkan.

Mari k i ta h idup hi jau, orang-orang juga hidup hi jau, maka kota k i ta akan hi jau.

Page 24: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

17 | LOKALATIH FKH

Page 25: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

LOKALATIH FKH | 18

Page 26: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

19 | LOKALATIH FKH

W O R K S H O P I :P E M E T A A N K O M U N I T A S

Page 27: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

LOKALATIH FKH | 20

Krisis PerkotaanUrbanisasi adalah sesuatu yang tak terhindarkan

Trend urbanisasi saat ini mengalami perkembangan tercepat dalam peradaban manusia. Di China 30.000 orang berpindah setiap hari. Di India hampir 50.000 orang setiap hari. Demikian pula halnya di Jakarta, proses migrasi menjadi sangat masif. Kota-kota di Sumatera memiliki laju perpindahan tercepat kedua di Indonesia seperti Palem-bang, Medan dan Lampung.

Urbanisasi menjadi suatu bagian yang tidak bisa dihindari. Ini merupakan pertanda bahwa dunia pun sedang berada dalam proses menjadi kota. Setiap orang yang berpindah ke perkotaan tentu mengambil manfaat dari fenomena ini, dengan motif untuk mencari lapangan pekerjaan, mengubah kondisi ekonomi, pendidikan, dan lain sebagainya. Namun perlu diingat, pedesaan menjadi bagian yang tidak dapat terpisahkan dari proses perkotaan ini.

Akibat arus urbanisasi menimbulkan permasalahan di perkotaan. Jika orang datang ke kota lebih banyak dari pekerjaan yang disediakan maka akan timbul pengangguran. Jika orang datang ke kota namun ruang terbatas maka akan muncul kemacetan. Jika orang datang ke kota namun tempat sampah tidak tersedia maka akan timbul tumpukan sampah. Bayangkan jika kota berkembang begitu cepat se-mentara pemerintah tidak antisipasi untuk ruang mobilitas maka yang terjadi kekacauan dan kemacetan.

Masalah apa yang muncul di kota Anda?

Diskusi tentang perkotaan yang mengalami krisis bukanlah untuk menakuti Anda. Namun diharapkan ini isu tersebut dapat dijadikan sebagai pemicu. Siapa lagi yang akan memperbaiki kota kita selain diri kita sendiri? Pemerintah harus berbuat sesuatu, masyarakat harus bertindak dan komunitas harus beraksi.

W O R K S H O P I

Page 28: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

21 | LOKALATIH FKH

Citizenship 101Apakah kita bisa dikatakan sebagai warga atau sekedar penduduk ?

Kewargaan erat kaitannya dengan rasa memiliki dengan suatu kelompok atau komunitas dan juga kebenaran dan tanggung jawab yang diasosiasikan dengan keanggotaan. Selain status, yang memberikan hak dan kewajiban, kewarganegaraan juga merupakan orang yang berparti-sipasi dalam membentuk masyarakat. Ini menyiratkan hak tidak hanya dan tanggung jawab, tetapi juga interaksi dan pengaruh dalam masyarakat.

Identitas lekat kaitannya dengan manusia. Sebagai makhluk sosial, manusia selalu berkerumun sesuai dengan identitasnya seperti komunitas pecinta sepeda, paguyuban seni, komunitas peduli lingkungan dan lain sebagainya. Ketika menjadi bagian dari kelompok tertentu maka secara otomatis tumbuh rasa saling memiliki. Sebagai anggota komunitas tentunya ingin berusaha untuk tetap berada di komunitas itu. Jika anggota komunitas tidak berbakti dan berkontribusi pada komunitasnya maka tidak berhak disebut sebagai anggota komunitas. Begitu pula halnya dengan negara, apabila Anda menjadi warga pasif tidak berbuat sesuatu maka Anda hanya penduduk bukan warga negara.

Apa yang Bisa Kita Lakukan ?

Banyak hal yang bisa kita lakukan. Dalam konteks ini, kita tidak menilai seberapa besarnya. Tapi bagaimana Anda ingin melakukannya.

Beberapa contoh diantaranya, warga Sungai Siak mencoba untuk mendiskusikan apa yang bisa mereka lakukan di masyarakat; memungut sampah di sepanjang sungai; bersepeda sebagai kampanye untuk tidak menggunakan kendaraan bermotor; serta mengumpulkan sampah plastik ke bank sampah.

W O R K S H O P I

Page 29: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

LOKALATIH FKH | 22

Pengenalan terhadap Ruang PerkotaanElemen-elemen ruang kota mempengaruhi kualitas hidup kita

Lokasi tempat tinggal menentukan kualitas Anda. Tentu

akan ada perbedaan jika Anda hidup di lingkungan real

estate dengan lingkungan yang miskin. Anda dapat mem-

bedakan kesenjangan antara satu tempat dengan tempat

lain. Salah satu komponen ruang yang membedakan adalah

akses. Seandainya orang miskin memiliki akses ke sekolah

mungkin suasanya akan berbeda. Ketika memiliki akses,

secara otomatis kehidupan Anda akan berubah.

Akses adalah kemauan atau kemampuan seorang individu

untuk masuk, memanfaatkan atau menggunakan atau

mengambil keuntungan dari sesuatu. Namun akses dapat

dihalangi dalam konteks ruang kota seperti adanya

tembok, jalan, jembatan, jarak, kemampuan finansial, dan

kemiskinan.

Tembok secara fisik merupakan halangan terhadap akses

Sebagai contoh, dulu di Pantai Anyer kita bisa melihat pe-

mandangan pegunungan anak Krakatau yang indah namun

setelah dibangun kompleks vila, pemandangan tersebut

menjadi terhalang. Begitupula halnya taman kota yang

dipagari oleh tembok, maka akses publik terhadap taman

tersebut terhalang.

Jalan dan jembatan merupakan penghubung yang dapat

dilalui oleh seseorang. Ketika jalan dan jembatan yang

dilalui tersebut rusak maka akses menuju tempat tujuan

pun terhambat.

W O R K S H O P I

Page 30: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

23 | LOKALATIH FKH

Semakin jauh jarak yang ditempuh maka akses akan

semakin berkurang. Sebagai contoh, jika lokasi tempat

tinggal Anda dekat dengan sekolah tentunya akan berbeda

jangkauannya ketika Anda tinggal di rumah yang jauh dari

sekolah.

Harga atau kemampuan seseorang menjadi suatu faktor

dalam aksesibiltas terhadap sesuatu. Ketika Anda memiliki

kemampuan finansial yang baik, maka selayaknya Anda

mendapatkan gaya hidup yang lebih baik begitu pula

sebaliknya.

Layanan publik yang buruk juga menghalangi seseorang

dalam mendapatkan akses terhadap fasilitasi yang layak.

Affordability

Poor Service Delivery

W O R K S H O P I

Page 31: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

LOKALATIH FKH | 24

Pengenalan terhadap Pemetaan

Untuk memahami konteks yang terjadi dalam suatu ruang spasial

Pemetaan adalah proses mengumpulkan data dan informa-si pada lokasi spasial yang disajikan dalam bentuk visual. Pemetaan sangat penting sebagai alat untuk memahami konteks terjadinya sesuatu dalam ruang spasial. Pemetaan semaksimal mungkin dilakukan pada skala terkecil, sebagai contoh, tingkat kelurahan. Dengan menyajikan profil kelurahan dan data tematik yang disusun bersama dengan masyarakat. Data tematik yang disajikan sesuai dengan isu yang diangkat seperti pendidikan, air, sanitasi, ekonomi, kesehatan, dan lainnya.

W O R K S H O P I

Page 32: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

25 | LOKALATIH FKH

Persebaran suatu kelurahan dapat terlihat berdasarkan

data tematik yang disajikan. Data tematik dapat dibanding-

kan antara data satu dengan data lainnya yang memung-

kinkan adanya keterkaitan ataupun irisan. Hasilnya dapat

dijadikan sebagai argumen spasial. Misalnya, persentase

penduduk yang tidak sekolah memiliki keterikatan dengan

persentase banyaknya keluarga miskin di suatu kelurahan.

Suatu masalah bisa terkait dengan masalah lain atau bisa

dikaitkan dengan isu lainnya.

Pemetaan pada tingkat kelurahan maka perlu dipetakan keseluruhan batas wilayah, termasuk area penduduk miskin yang merupakan bagian dari komunitas. Dengan demikian, pemetaan membantu kita untuk mengidentifikasi seluruh bagian kawasan dan keseluruhan permasalahan

Contoh yang dilakukan Kota Kita di seluruh Solo. Jika Anda

akses website ‘solokotakita.org’, dengan mengaktifkan lay-

er ‘klinik’ pada bagian pemetaan, maka akan terlihat lokasi

klinik, ber-overlay dengan peta kepadatan penduduk. Ketika

pemerintah atau siapapun ingin membangun klinik baru,

mereka dapat mempertimbangkan data ini. Daerah-daerah

tidak padat mungkin tidak membutuhkan klinik baru.

Data ini juga digunakan untuk membandingkan atribut

data dari yang terkecil ke terbesar (misal, dari kepadatan

rendah ke tinggi). Maka jika dibandingkan terhadap denah

keseluruhan kota, terlihat lokasi yang kebutuhannya paling

mendesak. Sebagai basis argumentasi bahwa isu ini adalah

isu yang penting.

W O R K S H O P I

Page 33: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

LOKALATIH FKH | 26

Peta Wisata (Komunitas dan Rumah Batik) Kelurahan Sondakan yang dibuat oleh Pokdarwis

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa lokasi

menjadi sangat penting untuk menjelaskan apa yang bisa dan

apa yang tidak bisa kita akses. Akses penting dalam mengaitkan

antar komponen spasial. Pemetaan juga membantu kita menun-

jukan hubungan antara berbagai masalah dengan fenomena.

Untuk membuat kesimpulan dari sebuah pemetaan, janganlah

terpaku hanya pada apa yang terlihat di peta. Penting untuk

menelusuri gap antara aspek-aspek yang tersaji dalam peta

dan kebutuhan ideal yang tidak terlihat di peta. Gambar pemetaan akses di sebuah kawasan di Banjarmasin

W O R K S H O P I

Page 34: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

27 | LOKALATIH FKH

Memahami Masalah PerkotaanMembedakan masalah, sebab, dan akibat

Akibat

Sebab

Jika masalah diibaratkan sebuah pohon maka sebab adalah sesuatu yang mengakar dari masalah tersebut. Di cari terus apa sebab dari penyebab tersebut hingga cabang dari akar sebab tersebut berhenti.

Begitupula halnya dengan akibat yang digambarkan dengan dahan pohon. Perlu di gali terus apa akibat dari masalah tersebut hingga dahan pohon tersebut tidak memiliki cabang lagi.

W O R K S H O P I

Page 35: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

LOKALATIH FKH | 28

Pohon PermasalahanPerlunya mengetahui sumber masalah kota berdasarkan realita yang dihadapi

W O R K S H O P I

mencari sebab dan apa konsekuensi dari masalah tersebut.

Sebagai contoh, permasalahan yang diangkat dalam kasus ini adalah “Anak-anak tidak memiliki jalur yang aman untuk pergi ke sekolah”. Beberapa penyebab dari masalah tersebut karena tidak adanya petugas penyebrang jalan, tidak ada bus sekolah, orang tua tidak mengantar anaknya ke sekolah karena orang tua berpikir anaknya dapat pergi sendiri ke sekolah, letak sekolah jauh dari lingkungan tempat tinggal, dan lain sebagainya.

Sedangkan masalah tersebut akan mengakibatkan 2 hal yakni, anak-anak menjadi frustasi dan tidak mau sekolah sehingga banyak anak yang bolos sekolah dan atau dikeluarkan dari sekolah, dan anak belum cukup umur mengendarai sepeda motor ke sekolah sehingga menin-gkatkan kemacetan, kecelakaan motor, dan jalan menjadi berbahaya.

Pohon masalah merupakan teknik untuk memecahkan per-masalahan dengan menggambarkan rangkaian hubungan sebab akibat dari beberapa faktor yang saling terkait. Po-hon masalah berguna untuk membantu dalam menganalisis sebab akibat dari masalah tersebut.

Langkah pertama yang perlu diketahui adalah pokok masalah yang dihadapi. Ironinya, masalah yang Anda persoalkan seringkali asumsi Anda terhadap masalah orang lain, bukan masalah yang sebenarnya terjadi.

Anda perlu mengetahui sumber masalah dari kota Anda masing-masing. Bukan dari idealisasi yang Anda miliki namun harus berdasarkan realita yang dihadapi. Kemudian memilah apa yang menjadi penyebab dari masalah itu dan apa akibat yang akan dihadapi dari permasalahan tersebut.

Untuk memudahkan menyusun pohon masalah, Anda perlu banyak bertanya mengapa masalah tersebut terjadi untuk

Page 36: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

29 | LOKALATIH FKH

Strategi Pengumpulan DataUntuk mengidentifikasi masalah perkotaan yang dihadapi, perlu turun langsung ke lapangan, mengumpulkan data yang

terserak di lapangan

Proses tanya jawab secara lisan yang dilakukan antara dua orang untuk mendapatkan informasi yang tepat dari nara-sumber yang terpercaya. Teknik interview atau wawancara merupakan salah satu teknik yang paling sering digunakan untuk memperoleh data yang diinginkan.

Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang dijawab atau dikerjakan oleh spesifik responden. Kuesioner digunakan ketika Anda ingin mengumpulkan data yang bersifat kuan-titatif. Kuesioner kerap digunakan untuk mengagregasikan data yang sifatnya massif. Hasil pengolahan data kuesioner dapat dibuat perbandingan persentase sebaran data.

Pemetaan menggunakan peta untuk membantu observasi lingkungan secara visual. Teknik ini perlu menggunakan perangkat kamera untuk mengambil gambar aktual sebagai bukti kuat yang menyatakan informasi. Pengamatan Anda sangat penting untuk setiap kondisi atau kejadian yang terjadi pada saat itu. Sebaiknya, setiap informasi yang didapat perlu dicatat.

FGD merupakan salah satu teknik wawancara yang dilakukan secara berkelompok, untuk memperoleh persepsi secara komunal. Pendapat atau opini setiap orang yang hadir FGD lebih tersaring dan terkontrol. Namun perlu berhati-hati karena cenderung menimbulkan rasa dominan. Maka perlu dilakukan seleksi terhadap pemilihan peserta FGD. Modera-tor juga memegang andil dalam mengendalikan dominasi setiap peserta selama jalannya diskusi, mencegah satu pihak lebih dominan dari pihak yang lainnya.

W O R K S H O P I

Page 37: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

LOKALATIH FKH | 30

Transect walk adalah sebuah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan menyusuri objek lokasi untuk diamati secara mendalam. Metode ini merupakan cara tradisional sebelum ada menggunakan peta dengan menandai titik-titik penting selagi menyusuri lokasi. Namun juga digabungkan dengan teknik wawancara pemangku kepentingan setempat.

Review literatur atau data sekunder berisi uraian tentang teori dan temuan yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan dari penelitian atau studi. Metode ini digunakan untuk menyusun kerangka pemikiran untuk pemecahan masalah.

W O R K S H O P I

Page 38: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

31 | LOKALATIH FKH

Page 39: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

LOKALATIH FKH | 32

Page 40: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

33 | LOKALATIH FKH

W O R K S H O P I I :A N A L I S I S D A T A

Page 41: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

LOKALATIH FKH | 34

Pengenalan Analisis Pemangku Kepentingan

Siapapun yang memiliki ide untuk melakukan sesuatu yang lebih baik, perlu diingat bahwa kita melakukannya bukan untuk diri sendiri namun untuk masyarakat yang lebih banyak sehingga dibutuhkan keterlibatan pemangku kepentingan lainnya

Bagaimana meyakinkan orang lain ? Anda yakin masalah pencemaran sungai itu penting, tetapi masyarakat yang hidup di pinggiran sungai tidak peduli akan masalah itu. Mereka terbiasa hidup di dalam per-masalahan pencemaran sungai. Maka keyakinan seseorang dalam hal ini menjadi suatu permasalahan yang perlu Anda yakinkan.

Karena kita ingin meyakinkan orang maka kita perlu tahu siapa yang perlu di yakinkan. Apakah pemerintah daerah? Sektor Swasta? Atau seluruh masyarakat? Bayangkan bu-tuh berapa sumber daya yang harus di keluarkan jika ingin meyakinkan seluruh masyarakat Indonesia. Lalu, siapakah target yang harus diyakinkan? Bagaimana kita mengenali pemangku kepentingannya? Siapa yang harus kita temui?

Kita akan tahu dua hal ini jika memahami analisa pemangku kepentingan, yaitu :

1. Siapa yang perlu diyakinkan ?

2. Bagaimana meyakinkannya ?

Jika kita berbicara mengenai pemangku kepentingan, siapakah mereka?

W O R K S H O P I I

Page 42: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

35 | LOKALATIH FKH

Jika seseorang sedang duduk di sebuah beranda di pinggir

sungai, kira-kira isu apa yang kiranya mewakili gambar

diatas ?

Jika ingin memecahkan persoalan ruang bermain, maka

siapakah pemangku kepentingannya ?

Kebanyakan orang berpikir bahwa pemangku kepentin-

gannya adalah anak sebagai pengguna dan ibu sebagai

pengawas. Seringkali kita hanya memandang apa yang

ada di hadapan kita. Padahal ada banyak pihak diluar dari

gambar diatas yang berperan penting.

Sebagai contoh, gambar diatas berlokasi di Banjarmasin.

Pada gambar tersebut tidak terlihat pengguna kendaraan

bermotor yang berkendara. Dahulu di Banjarmasin, titian

jalur orang berjalan menggunakan kayu. Sekarang, banyak

pengendara bermotor yang melintas di jalur tersebut.

Oleh karena itu, pengendara motor merupakan salah

satu pemangku kepentingan yang memiliki peran penting.

Pemangku kepentingan lainnya adalah pak lurah yang

memiliki kuasa dan pemberi keputusan.

Dalam analisis pemangku kepentingan kita perlu memaha-

mi peran serta pemangku kepentingan lain yang mungkin

tidak terlihat namun membawa peranan penting bagi suatu

kejadian.

W O R K S H O P I I

Page 43: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

LOKALATIH FKH | 36

Pengenalan Partisipasi KomunitasPartisipasi merupakan salah satu kunci dari berjalannya suatu komunitas

Gambar diatas merupakan contoh partisipasi warga di Kawasan Dawung, Solo. Banyak pendatang yang berasal dari luar daerah menempati ruang-ruang informal di sekitar kawasan tersebut. Seringkali pada saat hujan deras, air meluap menuju sungai Bengawan dan meng-genangi rumah warga. Pemerintah Daerah sudah berusaha untuk merelokasinya. Namun warga mengusulkan agar tempat tersebut di bersihkan dan di tata oleh pemerintah daerah dibandingkan jika dilakukan relokasi. Maka Pemda setempat membuat tanggul untuk menahan laju air ketika datangnya hujan. Pembuatan tanggul tersebut disambut baik melalui keikutsertaan warga didalam pembangunan. Selain itu, di bangun pula ruang bermain untuk anak yang tidak berbahaya disekitar tanggul dengan kesediaan warga sebagai pengelola kawasan tersebut.

Partisipasi Anda di dalam komunitas diperlukan untuk mencapai tujuan komunitas. Anda dapat berkontribusi sesuai dengan kemauan dan kemampuan yang anda miliki. Dengan berpartisipasi, Anda turut berperan memberikan kontribusi positif yang dapat meningkatkan rasa solidaritas dan integritas sosial komunitas itu sendiri. Maka, partisipasi merupakan salah satu kunci dari berjalannya suatu komunitas.

Untuk berkontribusi, ada baiknya Anda memahami konteks lokal terlebih dahulu seperti budaya di lingkungan tersebut, kondisi dan situasi lingkungan sekitar, dan sebagainya. Hal ini berguna, agar kontribusi Anda sesuai dengan kebutu-han dan karakter wilayah tersebut. Perlu dihindari kontribusi yang sifatnya sekedar meramaikan suasana, yang tidak memberikan dampak apapun terhadap berjalannya kegiatan. Pastikan bahwa partisipasi yang Anda lakukan dalam komuni-tas membawa makna dan memiliki esensi positif bagi sekitar.

W O R K S H O P I I

Page 44: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

37 | LOKALATIH FKH

Analisis SituasiMengenali situasi untuk menentukan pendekatan yang perlu dilakukan

Pemahaman tentang kondisi yang berbeda akan melahir-kan kegiatan yang berbeda pula. Umpamanya secara politik tidak memungkinkan anda untuk membuat proyek yang sifatnya kampanye langsung, maka anda dapat memilih yang lain. Misalkan kampanye program terkait kebersihan maka Anda tidak akan melakukan pendekatan ke panggung bebas karena ada pemilihan kepala daerah. Anda sebaiknya memilih komponen lain sesuai dengan kondisi lokal.

Ketika akan menjalankan proyek, ada baiknya pelajari ter-lebih dahulu apa yang menyebabkan berhasil atau tidaknya proyek tersebut. Bagaimana proyek itu didanai? Apakah one full time project? Atau tidak dipikirkan keberlanjutan dari sisi pendanaannya?

Contohnya di Kelurahan Sondakan, terdapat proyek pembangu-nan terminal pembuangan limbah batik. Namun masyarakat tidak mengetahui dan dilibatkan dalam proyek tersebut. Alhasil, terminal tersebut tidak dapat dimanfaatkan oleh warga sekitar karena lokasi terminal berada lebih tinggi dibandingkan dengan permukiman warga, sehingga air buangan limbah tidak bisa mengalir ke terminal tersebut.

W O R K S H O P I I

Page 45: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

LOKALATIH FKH | 38

Pembagian Tugas• Tim Swakelola (SKPD)

FKH perlu bekerjasama dengan SKPD terkait untuk mendapatkan data yang dibutuhkan. Karena data-data teknis biasanya dimiliki oleh SKPD, dimana FKH perlu didukung data-data teknis untuk mengidenti-fikasi permasalahan substansial yang diangkat. Jika data teknis yang dibutuhkan ada di SKPD yang tidak memiliki koneksi, FKH dapat meminta surat pengantar dari Ketua Swakelola (atau SKPD dengan koneksi ter-dekat dengan FKH). Surat pengantar tersebut sebagai bekal FKH agar dapat meminta data yang dibutuhkan ke SKPD yang dituju.

• Lingkaran Pertemanan

Setiap anggota FKH perlu mengajak teman-teman terdekat untuk ikut terlibat dalam proses yang sedang dijalankan.

Pengenalan Analisis DataSetelah mengenal site, melakukan pemetaan, dan mengumpulkan data, tahapan yang perlu dilakukan adalah

menganalis data

Data maupun informasi yang sudah dikumpulkan merupa-kan alat untuk membentuk dan mengkerangkakan rencana aksi yang akan Anda lakukan. Perlu menyimak kembali data yang telah dikumpulkan untuk melakukan analisis data, mensortirnya untuk memastikan ide-ide yang ingin dilakukan.

Sebelum menginjak tahap analisis data, mari kita mengevaluasi pengumpulan data sebelumnya.

Hambatan• Transparansi Data

Terdapat instansi yang tidak membuka datanya bagi publik. Mungkin pendekatan ke Kepala Daerah bisa menjadi salah satu cara yang efektif, untuk mendapat-kan rekomendasi khusus menuju ke intansi tertentu. Terkadang, rekomendasi Pimpinan Daerah menjadi kunci yang dapat menjebol ketertutupan data pada instansi yang dibawah kendali pimpinan daerah.

W O R K S H O P I I

Page 46: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

39 | LOKALATIH FKH

Jika cara-cara formal, belum berhasil, Anda bisa tem-puh melalui hubungan personal. Misalnya, mendapat-kan data melalui keluarga yang bekerja di Dinas atau Instansi yang berkepentingan.

Faktanya, keberadaan data di Indonesia, secara umum, masih sangat susah. Walaupun sudah ada undang-undang tentang keterbukaan informasi, ketika pemerintah tidak mau menyediakan data yang harus-nya bisa diakses publik, sebenarnya kita berhak untuk mengajukan komplain.

• Kendala Birokrasi

Kendala birokrasi berhubungan dengan persoalan sulitnya mendapatkan data. Karena secara sistem transparansi data belum menjadi standar operasional pelayanan publik, maka kepada siapa kita meminta data menjadi krusial. Jika kita punya akses langsung kepada kepala tertinggi suatu instansi lebih baik, karena bisa langsung mendapatkan kepastian. Namun jika kita berhubungan dengan pekerja publik (PNS) yang tidak punya kuasa memutuskan, maka kita butuh waktu yang lebih lama untuk mendapatkan kepastian. Itu pun belum tentu, suatu keputusan yang positif bagi kita.

Dari sini, kita bisa belajar melalui analisis pemangku kepentingan tentang bagaimana melibatkan ak-tor; siapa yang bisa bermitra dalam aktivitas Anda, mengerti siapa pemangku kepentingan Anda. Suatu proyek yang gagal, kemungkinan besar karena kita gagal mengidentifikasi siapa yang bisa kita rangkul, mengindentifikasi potensi apa yang bisa dimanfaatkan pada setiap pemangku kepentingan.

• Sterotipe kelompok aktivisme

Ada sebuah stereotipe, bahwa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau NGO adalah suatu kelompok yang selalu kontra pemerintahan, selalu mencari kesalahan dan kekurangan pemerintahan. Hal ini menyebabkan birokrasi pemerintahan pun menjadi antipati terhadap kelompok sejenis, termasuk FKH yang dianggap serupa LSM atau NGO.

Akibatnya, kalangan pemerintahan cenderung tertutup pada FKH. FKH pun menjadi sulit untuk mendapatkan data, ataupun menjalin kerjasama lainnya.

Menulis ulang narasi tentang proses pengumpulan data yang telah dilakukan merupakan proses yang penting. Kelak, narasi ini menjadi sesuatu yang Anda bisa ceritakan; tentang metode yang Anda praktekkan untuk mengajak orang terlibat atau mau berbagi data, bagaimana Anda bisa menyakinkan orang untuk membantu Anda. Hal-hal ini merupakan pengetahuan penting yang bisa Anda bagi ke banyak orang.

Dalam mengkerangkakan rencana aksi, menjustifikasi per-masalahan yang ingin kita tangani, kita tidak bisa berbicara asumsi. Kita menggunakan menggunakan data, fakta, narasi-narasi, diformulasikan menjadi informasi yang kuat untuk pekerjaan Anda ke depan.

Merefleksikan bersama, juga penting untuk mengenali metode-metode yang efektif maupun yang tidak. Ada yang gagal melakukan wawancara, bisa bertanya kepada yang mampu melakukan wawancara dengan sukses.

W O R K S H O P I I

Page 47: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

LOKALATIH FKH | 40

Analisis DataApapun data yang didapat, bisa diolah, dikemas dan dipresentasikan untuk mendapat isu yang kuat.

Secara umum, ada 3 jenis data yang biasa didapatkan, yakni data berupa peta (hasil pemetaan spasial), data kuantitatif yang sifatnya berupa data numerik, dan data kualitatif yang umumnya merupakan hasil dari pengumpu-lan data melalui proses wawancara atau diskusi.

Analisis data memerlukan strategi untuk menemukan infor-masi penting dari data yang dikumpulkan menjadi sesuatu. Jangan berhenti pada tahap pengumpulan data, tapi harus mengolahnya menjadi alat yang kuat. Siapa yang menge-luarkan, menyembunyikan, dan mensortir data adalah kita, sehingga kita memegang kendali penuh terhadap dampak yang bisa dihasilkan dari analisis data tersebut. Sebagai contoh, di era keterbukaan informasi ini, sebuah data yang tidak benar (hoax) bisa membuat orang melakukan anarki. Bagaimana data Anda bisa menjadi alat kampanye untuk apa yang sedang Anda lakukan.

Gambar berikut adalah, bagaimana kita mampu merunut-

kan proses mulai dari pengumpulan data sampai pada

membentuk alat yang bisa digunakan untuk advokasi. Kita

harus memahami isu dan konteks awal, lalu memperhitung-

kan dan memproyeksikan dampak serta memprioritaskan

solusi berdasarkan kriteria.

Anda harus mengetahui, dimana skala prioritas yang bisa

Anda lakukan, tidak bisa terlalu luas, atau bahkan terlalu

kecil. Atau Anda memang meniatkan untuk melakukan

sesuatu yang kecil, tergantung dari apa yang Anda punya.

W O R K S H O P I I

Page 48: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

41 | LOKALATIH FKH

Jenis Data

Dari 3 jenis data yang biasa kita dapatkan; data kuanti-tatif merupakan data informasi yang berupa simbol angka atau bilangan, sedangkan data kualitatif adalah data informasi yang berbentuk kalimat verbal, peta . Sedangkan data peta berupa gambaran permukaan bumi dengan skala tertentu pada bidang datar.

Cara melakukan analisa terhadap setiap jenis data, berbe-da-beda. Bagaimana melakukan analisa atau mengambil intisari dari setiap jenis data itu untuk sebuah informasi yang bermanfaat.

W O R K S H O P I I

Page 49: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

LOKALATIH FKH | 42

Data Kuantitatif• Quantity/Volume : berkaitan dengan jumlah. Seperti,

data sampah, volume sampah, jumlah orang yang bergerak di pertambangan, angkatan kerja secara umum.

• Ratio/Comparison : berkaitan dengan perbandingan. Misalnya, jumlah penduduk dengan luasan area.

• Frekuensi : berkaitan dengan data kerapatan dalam suatu area tertentu. Misalnya, berapa orang yang memiliki WC umum dalam 1 RT dengan kepada-tan penduduk sekian, sehingga bisa disimpulkan,

misalnya, hanya 5 WC di RT yang padat, berarti data yang penting bahwa RT tersebut kekurangan jumlah WC.

Data Kualitatif• Human narrative : cerita manusia, hasil wawancara,

atau cerita narasi. Terkadang, sesuatu yang dicerita-kan atau apa yang orang bilang itu merupakan data yang kuat.

• Cause & Effect Analysis : pohon masalah, apa yang menjadikan sebab dan akibat.

• Stakeholder Analysis : analisa kepentingan dari setiap pemangku.

• Situational Analysis : peta terhadap bagaimana konteks itu terjadi

• Social Analysis : mengangkat relasi-relasi sosial, budaya, atau institusional. Wawancara tokoh penting atau tokoh adat dapat juga masuk dalam analisa sosial, tentang bagaimana opini tokoh tersebut untuk bisa mencegah kebiasaan buruk di suatu konteks lokal.

Sajikan semua data yang Anda miliki, baik foto, komentar, statistik, peta, ataupun bentuk lainnya, untuk bisa menganalisa secara komprehensif.

Peta• Location point : Sumber masalah. Anda perlu me-

nandai lokasi atau sumber masalah. Tanda ini yang bisa menjadi batas area (deliniasi) yang ingin Anda tangani.

• Distribution : Persebaran isu yang terdampak dari permasalahan. Misalnya, isunya penyakit demam ber-darah; distribution-nya : area mana yang terdampak demam berdarah, atau area persebaran klinik

• Comparison : Membandingkan layer dengan layer, dengan dua layer yang berbeda. Misalkan peta tentang kemiskinan dibandingkan dengan kepa-datan penduduk. Dari perbandingan itu, Anda bisa lihat, apakah ada relasi kemiskinan dan kepadatan penduduk. Perbandingan yang menghasilkan data yang penting. Misal, peta distribusi air dengan peta kepadatan penduduk, peta pelayanan air ternyata berada pada kawasan yang tidak padat penduduk.

Anda juga bisa melakukan analisis attribute vs at-tribute, misalnya jalur angkot dengan lokasi sekolah. Anda juga bisa membandingkan layer vs attribute, misalnya distribusi jalan dengan peta kemiskinan menyimpulkan daerah miskin jauh dari jalan raya, sulit mengakses kendaraan umum.

• Spatial relation : akses yang berkaitan dengan hubungan keruangan. Misalkan, peta lokasi taman dengan permukiman sekitar untuk bisa dilihat jarak dari hunian masing-masing seperti apa, apakah ta-man bisa ditempuh dengan jarak yang nyaman untuk berjalan kaki atau perlu dengan kendaraan.

W O R K S H O P I I

Page 50: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

43 | LOKALATIH FKH

Berikut contoh-contoh visualisasi data, hasil dari analisis berbagai jenis data :

Contoh Visualisasi Data

W O R K S H O P I I

Contoh Penyajian Data Kuantitatif dalam Tabel

Contoh Penyajian Data Kuantitatif dalam Diagram

Page 51: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

LOKALATIH FKH | 44

W O R K S H O P I I

Contoh Penyajian Data Kualitatif

Page 52: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

45 | LOKALATIH FKH

Studi Kasus : SondakanPada Workshop I lalu, peserta melakukan studi lapangan di Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan. Pada masa lalu, sebelum pembagian wilayah secara administrasi, Sondakan dan Bumi merupakan bagian dari Bumi Laweyan.

Sondakan merupakan kawasan sentra batik, dimana kebanyakan orang mengira terletak di Laweyan, karena sejak dahulu para pengrajin batik berasal dari Sondakan. Di Sonda-kan, banyak terdapat perusahan batik dari skala besar sampai skala kecil, contohnya Batik Danar Hadi, Batik Kencana Ungu, sampai perusahaan batik/konveksi rumah tangga.

W O R K S H O P I I

Page 53: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

LOKALATIH FKH | 46

W O R K S H O P I I

Page 54: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

47 | LOKALATIH FKH

Pohon Peluang (Opportunity Tree)

Menemukan aksi yang mampu dilakukan dalam upaya mencari solusi dari sebuah permasalahan.

Berikut adalah contoh bagaimana mengolah pohon peluang dari pohon masalah yang telah dibuat pada tahapan sebelumnya.

W O R K S H O P I I

Page 55: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

LOKALATIH FKH | 48

W O R K S H O P I I

Page 56: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

49 | LOKALATIH FKH

W O R K S H O P I I

Page 57: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

LOKALATIH FKH | 50

W O R K S H O P I I

Page 58: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

51 | LOKALATIH FKH

Dari contoh, proposal yang bervisi bagaimana anak-anak dapat memiliki jalur aman untuk pergi ke sekolah, memunculkan 5 strategi, yakni pembuatan jalur lambat, mendorong para orang tua untuk mengantar anaknya ke sekolah, pengadaan bus sekolah, mempekerjakan petugas penyebrang, hingga mengefektifkan transportasi publik. Lima strategi ini yang diturunkan ke dalam masing-masing komponen kegiatan.

Proses ini adalah cara menfinalkan proposal Anda dengan cara struktural dan komprehensif, mulai dari menentukan visi besar, strategi, hingga komponen yang berisi detail-detail kegiatan, misalkan rapat internal, menghubungi pemkot, FGD bersama masyarakat.

W O R K S H O P I I

Page 59: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

LOKALATIH FKH | 52

Untuk menemukan komponen kegiatan, Anda harus selalu

bertanya kepada diri Anda, dari setiap strategi itu, apakah

ada cara-cara tertentu untuk mencapai itu. Pikirkan cara-

cara kreatif, diluar kebiasaan, terobosan-terobosan, yang

akan memuncul nilai inovasi untuk meraih tujuan jangka

panjang kita.

Dari visi jangka panjang, Anda harus bisa memilih capaian

jangka pendeknya, apa yang dapat diwujudkan. Misalnya

visi jangka panjangnya menjadikan Sungai Batanghari

kembali menjadi bersih, dalam komponen kegiatannya ada

sesuatu hal yang kecil yang bisa kita lakukan saat ini.

Dalam menentukan komponen kegiatan, Anda perlu fokus

memilih ‘pintu masuk’ untuk menyelesaikan masalah yang

sudah dirumuskan sebelumnya. Skala kegiatannya mungkin

bisa kecil, dengan pemilihan jenis kegiatan yang strategis,

mungkin dapat menjadi jalan untuk menyelesaikan masalah.

Maka, penting untuk memikirkan satu kegiatan yang bisa

memberikan efek ke hal yang lain.

W O R K S H O P I I

Page 60: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

53 | LOKALATIH FKH

Coba lihat kembali pohon peluang Anda, apakah cara pencapaian visi proposal Anda sudah bisa diverifikasi.

Dari objektif ini, seharusnya Anda bisa membuat statement visi proposal Anda. Statement proposal yang berbentuk provokatif, lebih disarankan untuk menarik kesan pembaca.

5W1HUntuk lebih lebih menemukenali detail kegiatan, yang merupakan turunan dari komponen, strategi, dan visi

besar dari tujuan yang ingin kita capai, kita coba melihat melalui teknik 5W1H.

W O R K S H O P I I

Page 61: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

LOKALATIH FKH | 54

W O R K S H O P I I

Page 62: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

55 | LOKALATIH FKH

W O R K S H O P I I

Page 63: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

LOKALATIH FKH | 56

W O R K S H O P I I

Page 64: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

57 | LOKALATIH FKH

Page 65: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

LOKALATIH FKH | 58

Page 66: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

59 | LOKALATIH FKH

W O R K S H O P I I I :M E M B A N G U N A D V O K A S I

Page 67: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

LOKALATIH FKH | 60

Gambar diatas merupakan Walikota Surabaya yang sedang

berada di sekolah. Dalam gambar hanya ada Ibu Walikota

dan siswa siswi SMA. Jika kita memahami lebih dalam, ada

pemangku kepentingan lain yang penting seperti guru dan

orang tua.

Anda sudah mengidentifikasi pemangku kepentingan di

masing-masing kotanya serta dampak apa yang telah

mereka bawa.

Apa kontribusi dari pemangku kepentingan dan apa yang

masyarakat terima dari kontribusi tersebut?

Sekarang yang perlu kita ketahui adalah bagaimana hubun-

gan antar pemangku kepentingan?

Apa hubungannya Bapak Lurah dengan Ibu-Ibu PKK?

Pak Lurah cenderung bersifat lebih dominan dibandingkan dengan keberadaan Ibu PKK di dalam lingkungan. Atau, apakah sebenarnya bersifat mutual artinya saling memberi-kan manfaat antara pak lurah dengan Ibu PKK tersebut?

Bagaimana hubungan mereka? Ketika ingin melakukan pendekatan, jika Anda mengetahui hubungan antar pemangku kepentingan, Anda lebih mudah menentukan sikap yang akan dilakukan. Misalkan, jika ada 2 orang ber-musuhan, maka tidak mungkin Anda mengundang 2 orang tersebut dalam satu kesempatan yang sama.

Hubungan Antar Pemangku Kepentingan

Ketika mengetahui hubungan antar pemangku kepentingan, kita bisa menentukan sikap yang akan dilakukan

W O R K S H O P I I I

Page 68: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

61 | LOKALATIH FKH

Gambar di atas menunjukan hubungan antar pemangku

kepentingan terhadap isu polusi sungai dalam suatu

poros / orbit. Terdapat beberapa pemangku kepentingan

diantaranya Walikota, Pers, Komunitas Pinggir Kali, Balai

Sungai, NGO/LSM.

Bagaimana keeratan hubungan mereka?

Isu polusi sungai berada di tengah sebagai poros yang

menarik orbit disekitarnya. Orbit pertama terdiri dari

pemangku kepentingan yang langsung terkena dampak

langsung. Dalam kasus ini yang paling terkena dampak

adalah Komunitas Pinggir Kali dan NGO/LSM. Sedangkan

pada orbit kedua terdiri dari Walikota dan Balai Sungai yang

tidak terlalu terhubung dengan isu tersebut namun masih

memegang peran. Pada orbit terluar terdapat Pers yang

sama sekali tidak berhubungan terhadap isu yang diangkat.

Berdasarkan hasil analisis hubungan antar pemangku

kepentingan melalui gambar diatas, siapa sangka ternyata

ada diantara pemangku kepentingan nyatanya tidak saling

terhubung. Sebagai contoh, antara Walikota dengan Balai

Sungai tidak ada hubungan yang sama sekali terhadap isu

polusi sungai. Namun Walikota dengan Pers dan Komuni-

tas Pinggir Kali dengan LSM/NGO memiliki keterhubungan

baik dan bersifat dua arah. Kemudian Walikota dengan

dengan LSM/NGO dan Balai Sungai dengan LSM/NGO

memiliki hubungan tidak baik namun bersifat mutualisme.

Lain halnya hubungan Walikota dengan Komunitas Pinggir

Kali memiliki hubungan tidak baik namun bersifat satu

arah. Sifat satu arah ini juga ditunjukkan dengan hubungan

antara Balai Sungai dengan Komunitas Pinggir Kali namun

hubungannya baik.

Berdasarkan isu yang ingin diangkat oleh masing-masing

kelompok, sekarang saatnya membuat poros isu seperti

contoh di atas sesuai dengan isu yang Anda angkat. Siapa

kira-kira pemangku kepentingan yang masuk di orbit satu,

orbit dua, dan orbit tiga? Bagaimana hubungan antar

pemangku kepentingan terhadap isu Anda ?

Jika Anda kesulitan dalam membuat poros isu secara

langsung, akan lebih baik jika terlebih dahulu mengisi tabel

berikut.

Untuk memudahkan, Anda dapat mengisi tabel diatas

sebelum membuat poros orbit isu. Tabel ini membantu

untuk menganalisis hubungan antar pemangku kepentin-

gan. Apakah hubungannya baik atau tidak baik? Hubungan

mutualisme? Atau hubungan satu arah?

W O R K S H O P I I I

Page 69: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

LOKALATIH FKH | 62

W O R K S H O P I I I

Gambar diatas merupakan kuadran pemangku kepentingan yang terbagi kedalam 4 bagian diantaranya :

1. Kuadran I, pemangku kepentingan yang memiliki daya dukung dan pengaruh / otoritas yang lemah.

2. Kuadran II, pemangku kepentingan yang memiliki daya dukung yang tinggi namun memiliki pengaruh/otoritas yang rendah.

3. Kuadran III, pemangku kepentingan yang memiliki daya dukung yang rendah namun pengaruh/otoritas-nya tinggi.

4. Kuadran IV, pemangku kepentingan yang memiliki daya dukung dan pengaruh/otoritas yang tinggi.

Pada kuadran di samping, Walikota memiliki daya dukung dan pengaruh yang tinggi dibandingkan dengan pemangku kepentingan lainnya. Lain halnya dengan Pers, yang memi-liki pengaruh yang tinggi bagi isu polusi sungai namun tidak memiliki daya dukung yang kuat.

kuadran I kuadran II

kuadran III kuadran IV

Sebaliknya, Komunitas Pinggir Kali memiliki daya du-kung yang tinggi namun pengaruhnya sangat rendah. Masyarakat umum dalam kasus ini memiliki pengaruh dan daya dukung yang rendah. Berbeda dengan DPU dan Balai Sungai yang memiliki pengaruh yang tinggi jika dibanding-kan dengan akademisi. Namun keberpihakan dukungan akademisi lebih besar dibandingkan dengan DPU dan Balai Sungai.

Anda perlu mengidentifikasi, siapa yang memiliki peran dominan, siapa yang tidak memiliki daya dukung, siapa yang tidak mendominasi, dan tidak terlalu memiliki daya dukung. Dengan mengetahui kuadran pemangku kepen-tingan ini, Anda dapat mengetahui siapakah pemangku kepentingan yang berada pada kuadran I, II dan III yang perlu didorong pengaruh dan daya dukungnya menuju ke kuadran IV. Lalu, bagaimana caranya agar menarik pemangku kepentingan di ketiga kuadran tersebut?

Page 70: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

63 | LOKALATIH FKH

Selanjutnya yang Anda perlu lakukan adalah membuat tabel pemangku kepentingan. Untuk mengetahui tingkat kepent-ingan, pengaruh, kepentingan dan kontribusi pemangku kepentingan, kemungkinan yang menghalangi, dan strategi.

Sebagai contoh, salah satu pemangku kepentingan pada isu polusi sungai adalah Akademisi. Pihak akademisi berke-pentingan untuk menggunakan hasil penelitian mereka ke dalam proyek restorasi sungai.

Maka strategi yang digunakan adalah bagaimana mengajak kerjasama riset bersama dengan pihak akademisi. Lain halnya dengan Pers yang berkepentingan untuk mendapat-kan sumber berita. Anda dapat menyiapkan berita berupa sisi positif sungai untuk kepentingan pihak Pers.

W O R K S H O P I I I

Page 71: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

LOKALATIH FKH | 64

Pengenalan Advokasi & Menyusun Pesan dalam Advokasi

Perlunya menularkan ide ke sebanyak-banyaknya orang, memiliki pesan kunci, dan membawa advokasi dalam misi panjang yang konsisten.

Selain bersifat menularkan ide, advokasi juga bertujuan

membuat perubahan bersama. Adanya perubahan,

walaupun dengan proses yang perlahan-lahan dan aspirasi

pengguna/warga yang berubah, merupakan target kesuk-

sesan dari sebuah advokasi.

Koalisi Pendukung

Misalnya, untuk membangun advokasi, bagaimana caranya

supaya orang tidak membuang sampah di sungai, perlu

ada sekelompok orang yang berkoalisi dalam menginginkan

atau memiliki aspirasi hal tersebut. Dari segi kuantitas,

adanya sekelompok orang tersebut lebih menguatkan pe-

mikiran, memasifkan ide dan meluaskan lingkup kampanye

yang sedang dibuat, daripada sekedar dijalankan satu

orang saja.

Pesan Kunci

Di dalam sebuah advokasi harus ada sebuah pesan kunci

yang menjadi ‘referensi’ kita, yang menjadi jangkar untuk

sewaktu-waktu ditilik kembali. Ketika kita menjalankan

sebuah advokasi pada jangka waktu yang panjang, di

tengah jalan, terkadang kita lupa mengapa kita memulai

ini. Pesan kunci inilah yang menjadi jangkar pengingat-

nya. Pesan kunci ini seharusnya tidak berubah, walaupun

bentuk advokasi nanti akan mengambil bentuk-bentuk

yang berbeda. Misalkan sebuah kampanye melalui kegiatan

festival, perlu dicarikan cara bagaimana pesan kampanye

tetap bisa tersampaikan di tengah-tengah kegiatan festival

yang sifatnya mengajak orang bersenang-senang itu. Pe-

san kampanye ini juga perlu disampaikan dengan konsisten

dalam berbagai bentuk advokasi.

Konsistensi

Advokasi harus selalu mengajak dengan konsisten, untuk

memperbesar pengaruh yang akan dibawa dalam sebuah

perubahan. Advokasi yang biasanya berjangka panjang,

sebaiknya memiliki timeline yang dipenggal dalam jangka

waktu yang lebih pendek dalam bentuk cek poin target.

Misalkan, per 3 bulan, apakah kita sudah mencapai

target-target kecil yang mendekati target besarnya. Sangat

penting untuk selalu menilik cek poin-cek poin singkat

dan berkala itu, untuk tidak melupakan misi awal kita, dan

mengecek hasil yang telah dicapai.

‘Diet Kantong Plastik’ bisa menjadi contoh advokasi yang

menarik pada tingkat nasional. Pemilihan kata ‘Diet Kan-

tong Plastik’ cukup mengena, terutama di kalangan urban

yang peduli penampilan dan estetika, walaupun objek yang

di-diet-kan tidak berkorelasi dengan tubuh, yakni kantong

plastik. Diet juga berkonotasi positif terhadap aspek kes-

ehatan. Dari segi komunikasi, pemilihan kata-kata, cukup

kuat untuk dijadikan referensi sebuah advokasi.

W O R K S H O P I I I

Page 72: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

65 | LOKALATIH FKH

Dan dari segi menjaring pemangku kepentingan yang lain,

inisiator Diet Kantong Plastik ini, banyak bekerja dengan

program Coorporate Social Responsibility (CSR) perusa-

haan. Dapat dilihat bahwa pemilihan kata kampanye men-

jadi sangat penting karena dengan penggunaan kata yang

strategis, kata yang menggugah dan mengena, sebuah

kampanye bisa menembus batas, baik ke target anak

muda, target bisnis CSR-nya, ke pemerintahan, maupun ke

pemangku kepentingan lainnya.

Kembali mengingat satu elemen penting advokasi yang harus dimulai di awal yang harus dimulai dari awal karena akan mendefinisikan langkah ke depan, yakni pesan kunci. Pesan kunci yang diperbesar menjadi sebuah gerakan untuk menjadi lebih dari sekarang, yang dijalankan dengan sebuah konsistensi.

Ada 5 hal penting yang perlu ada dalam sebuah Pesan Kunci.

Pesan harus relevan, berdasarkan riset di lapangan, pengumpulan data, pengenalan dengan pemangku kepengannya, agar sesuai dengan konteks dan kebutuhan nyata komunitas setempat.

Ketika para pendukung, mulai anak muda hingga orang

tua, menggunakan hastag #DietKantongPlastik, terselip

kebanggaan bahwa mereka terlibat gerakan diet, tapi

diet kantong plastik. Patut dicatat, teman-teman inisiator

advokasi ini merupakan gabungan dari komunitas, NGO,

mahasiswa di Bandung dan Jakarta.

Mereka berhasil membuat kantong plastik menjadi berbayar

di sekitar 20 kota di Indonesia, sekitar 20 kota, dengan

mengesampingkan penerapan dasar hukumnya yang belum

kuat, namun mereka sempat berhasil membawa kampanye

sifatnya massal menjadi perubahan kebijakan dan perubahan

peraturan di tingkat kota.

W O R K S H O P I I I

Page 73: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

LOKALATIH FKH | 66

Logis, artinya didukung dengan data yang valid. Kampanye yang meyakinkan setidaknya perlu didukung dengan data riset kuantitatif, agar lebih mudah dibayangkan oleh target kampanye. Seperti kampanye #DietKantongPlastik, dalam satu hari di Tangerang Selatan, manusia memproduksi sampah hingga 29 kg dan 18 kg diantaranya merupakan sampah plastik. Plastik yang bermassa ringan, tapi sudah mencapai 18 kg berarti volume sampahnya sudah demikian besar. Maka, dengan penggambaran logis, numerik, dan presentase, bisa membuat orang lebih cepat untuk ter-hubung dengan permasalahan yang dibahas.

Untuk membuat pesan kunci, harus melibatkan unsur emosi. Tidak selalu harus emosi yang baik, misalnya emosi kemarahan. “Masa sih Anda mau daerah ini jadi ….. “ ada emosi yang ingin menggugah perasaan, memprovokasi dengan relevan dan logis.

Komunitas penting untuk merasakan kerelevanan, kelo-gisan, dan emosi yang akan diangkat, sebagaimana komu-nitas sebagai subjek utama advokasi. Komunitas menjadi unsur terdekat pada isu-isu yang diangkat, ikut merasakan perlunya suatu perubahan ke arah yang lebih baik.

Membuat pesan itu penting untuk dikerjakan sekarang, bu-kan besok, bukan nanti. Jadi, kita tidak bisa menunggu lagi, seperti pesan “bumi kita akan meleleh” atau “nanti jalanan rumah kita akan tertutup sampah”. Jika kita tidak melaku-kan sesuatu sekarang, mungkin akan terjadi sesuatu. Ada sebab dan akibat, sehingga kuncinya adalah urgensi.

W O R K S H O P I I I

Page 74: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

67 | LOKALATIH FKH

Berikut contoh-contoh Pesan Kunci

W O R K S H O P I I I

Page 75: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

LOKALATIH FKH | 68

Contoh Kampanye UCA Solo-Jogya Batch 1 & 2

Taktik Komunikasi & Memilih Medium Advokasi

Mengenali target audiens yang tepat, didukung kreativitas untuk memadukan 5 teori menentukan pesan kunci adalah inti dari taktik berkomunikasi

Pesan itu harus mengambil bentuk, misalnya pesan yang ditayangkan di TV, akan berbeda dengan pesan yang ditampilkan media sosial. Pesan di TV ada visual dan audionya, sedangkan di twitter (misalnya) hanya berupa teks. Bentuk gambar bergerak itu akan memiliki efek yang berbeda ketika disampaikan, akan berbeda lagi jika dijadi-kan musikalisasi pada saat festival, misalnya lagu yang mengajak orang menjaga kebersihan, atau dengan puisi.

Pesan itu bisa dalam banyak bentuk. Video panjang dan video pendek, efeknya akan berbeda. Video panjang sifatnya informatif, menjelaskan. Sedangkan video pendek,

Dalam menentukan medium, ada hal-hal yang harus diperhatikan, yakni target audiens, sifat audiens, rentang usia audiens. Misalnya, jika targetnya massa, membuat festival yang sifat kegiatannya tatap muka akan lebih efektif.

Di zaman sekarang, advokasi menjadi lebih simpel, semua bisa terjadi dalam genggaman tangan, namun tidak menu-tup kemungkinan dan akan selalu efektif untuk melakukan temu muka, tergantung target audiens yang disasar.

Kuncinya adalah kreativitas, memadukan 5 teori tentang pesan kunci tadi dalam taktik berkomunikasi. Kreatif untuk mempengaruhi dan menggandeng target yang lebih luas dari kampanye kita. Dalam prosesnya, kreatif untuk selalu melakukan inovasi dan konsisten.

hanya berfungsi sebagai teaser, sekedar untuk menggelitik. Anda harus mulai berpikir, bentuk mana yang efektif untuk mempresentasikan pesan yang akan diangkat.

Misalnya untuk anak muda, jarang dari mereka yang membaca buku, dan ketertarikannya hanya sebatas dalam 2 menit, maka media video sepertinya lebih mengena.Sedangkan untuk kalangan pemerintahan, tetap masih dibutuhkan buku formal yang berisi hasil riset, dalam bentuk proposal. Media pesan bisa juga sesederhana menggunakan hashtag media sosial. Hal-hal menarik yang dapat disajikan dalam satu frase atau kalimat dalam media sosial.

W O R K S H O P I I I

Page 76: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

69 | LOKALATIH FKH

Di wilayah Serengan, Solo, anak-anak bermain di jalanan atau lereng yang kemiringannya tajam. Suatu saat ada anak yang mengalami kecelakaan parah. Akhirnya ada inisiatif menaikkan isu ini untuk diangkat, peta ini dihasilkan berdasarkan wawancara terhadap orangtua, anak-anak, RW kelurahan, dan lain-lain. Dan peta ini juga disebarkan ke orang-orang di seluruh kelurahan, agar dapat diketahui tempat bermain yang aman, orangtua pun berperan untuk mendorong anak-anak bermain di tempat-tempat yang aman.

Awalnya sekedar visualisasi, tapi direspon oleh kelurahan, kemudian dikeluarkan peraturan mulai pukul 15.00 sampai 17.00 kendaraan bermotor dilarang melintas di beberapa gang di Serengan, agar area bisa digunakan anak-anak bermain.

Dengan permasalahan kurangnya tempat bermain dan keterbatasan ruang, maka solusinya adalah utilisasi ruang. Menentukan gang yang frekuensi lalu lintas kendaraan-nya tidak terlalu tinggi, meminta izin RTRW, bekerjasama dengan orangtua untuk memprovokasi larangan kendaraan melintas di wilayah itu, dan kemudian dibuat dalam pera-turan kawasan tersebut.

Kelompok “Rumah Hebat Indonesia” menangani edukasi anak-anak, pendidikan gratis, dan juga masalah lingkungan. Kepedulian untuk menciptakan lingkungan yang bersih itu ingin ditularkan ke anak-anak kecil binaan mereka. Dengan membuka pendaftaran di kalangan usia anak sekolah untuk menjadi pahlawan hijau, anak-anak diberi kepercayaan untuk menjadi pahlawan, dan memakaikan kostum kepada mereka saat acara-acara tertentu.

Penggunaan kostum, maskot, badge, dan pin, akan menarik dan disukai anak-anak, yang menjadi target utama kampanye ini. Ketika yang disentuh anak-anak, otomatis orangtua akan disadarkan. Seperti kebiasaan mandi di sungai yang airnya berbau, korbannya anak-anak yang menderita gatal-gatal dan berpenyakit ISPA. Bagi anak-anak, ketika diangkat menjadi pahlawan, mereka ingin berbuat sesuatu untuk lingkungannya.

W O R K S H O P I I I

Page 77: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

LOKALATIH FKH | 70

Presentasi NaratifPentingnya meyakinkan seseorang yang memiliki kekuatan untuk turut mendukung visi kita

Kemampuan untuk meyakinkan seseorang bukanlah hal

yang mudah namun bukan suatu hal yang mustahil untuk

dilakukan. Hanya diperlukan latihan yang perlu diasah

untuk meningkatkan kemampuan berbicara dan meyakinkan

seseorang. Metode elevator pitch dapat digunakan sebagai

persuasi singkat yang anda sampaikan kepada pemangku

kepentingan dalam waktu sekitar 1,5 menit.

Kalimat yang anda gunakan menjadi kunci dalam metode

ini. Anda perlu memilah pesan-pesan kunci yang ingin anda

sampaikan. Gunakan kata-kata persuasif yang memiliki

makna dan tepat sasaran sesuai apa yang anda harapkan.

Bagaimana penjelasan yang panjang dipersingkat menjadi

lebih padat namun tidak mengurangi makna yang diinginkan.

Dengan demikian, target pemangku kepentingan yang akan

anda yakinkan menaruh kepercayaan terhadap apa yang

anda bicara. Tidak menutup kemungkinan pembicaraan

singkat dengan metode elevator pitch ini dapat menciptakan

suatu kesepakatan antar kedua belah pihak.

W O R K S H O P I I I

Page 78: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

71 | LOKALATIH FKH

Visualisasi DataTujuan utama dari visualisasi data adalah mengkomunikasikan informasi dengan jelas dan efektif

Foto ini hanya menangkap rumah dan sungai, dengan poin yang ingin diceritakan, yakni perumahan di atas sungai. Banyak orang ingin menceritakan banyak hal di dalam sebuah foto, tetapi nyatanya tidak bisa, karena pada akhirnya poin yang kita akan sampaikan menjadi tidak jelas. Faktanya, seringkali itulah yang terjadi ketika survei, mengambil banyak foto, namun saat memasuki tahap editing foto, kita mengalami kebingungan. Foto-fotonya menjadi tidak jelas, karena ingin menceritakan semua kondisinya. Padahal dalam menyajikan sebuah foto, harus fokus pada cerita yang ingin kita dibawakan dalam foto itu.

Gambar ini menjelaskan sebuah penelitian dalam seta-hun tentang makanan favorit di Amerika. Penelitian yang dilakuakn dalam jangka waktu satu tahun dapat diseder-hanakan melalui satu gambar. Melalui media gambar atau image, dapat cepat diketahui kesimpulan dari penelitian terbeset, bahwa makanan yang paling banyak dikonsumsi di Amerika adalah ayam.

Mini atlas Solo ini digunakan warga kelurahan sebagai bahan diskusi dalam kegiatan Musrembang di Solo. Melalui informasi kondisi kelurahan yang disajikan dalam mini atlas ini, warga dapat mengusulkan perbaikan sarana dan prasa-rana yang berdasar pada data kondisi eksisting bahkan kebutuhan kelurahan.

W O R K S H O P I I I

Page 79: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

LOKALATIH FKH | 72

Dalam menyajikan visualisasi data, ada 2 hal yang perlu diingat, yakni Data dan Audiensnya.

Untuk Data, kita perlu mencari tren atau series dari sebuah data, agar data itu bisa bercerita. Misalnya, data tentang banjir, jika tahun ini terjadi banjir, apakah tahun-tahun sebelumnya juga terjadi banjir? Berapa ketinggian banjir dari tahun-tahun sebelumnya. JIka kita ingin bercerita daerah banjir, tapi ternyata banjir bukan merupakan tren dari daerah tersebut, maka signifikansi ceritanya menjadi tidak utuh.

Untuk audiens, kita perlu mengetahui, siapa target sasaran kita, apa pertanyaan yang mereka ajukan, informasi apa yang mempengaruhi pengambilan keputusan mereka. Pengenalan terhadap audiens penting dilakukan agar pe-san yang ingin kita sampaikan dapat tepat sasaran, yakni dapat membuat mereka berubah pikiran, atau bahkan mengubah perilaku.

Misalkan audiensnya warga kelurahan di musrembang, maka datanya cukup disajikan dalam bentuk matriks data grafis (poster mini atlas) wilayah kelurahan.

Berbeda, jika audiensnya adalah pemerintah kota, kita mungkin perlu menyajikannya dalam bentuk website satu kota, karena pemerintah kota menginginkan lingkup data satu kota untuk dapat melihat persebaran data; kepadatan penduduk atau persebaran warga miskin di kota, misalnya. Maka beda audiens, beda juga alat visualisasi data yang digunakan.

Kampanye “Pahlawan Hijau” berikut adalah contoh kam-panye yang tepat sasaran. Mereka melibatkan anak-anak Gilingan, karena audiensnya adalah warga Gilingan. Kalau kita melibatkan warga lokal, lebih mudah bagi mereka untuk terhubung dengan pesan yang ingin disampaikan.

W O R K S H O P I I I

Page 80: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

73 | LOKALATIH FKH

Hubungan Visual

Ketika melihat gambar 2 lingkaran ini, kemungkinan kita tidak melihat dua lingkaran saja; satu lingkaran hitam dan satu lingkaran merah. Otomatis, otak kita membedakan berdasarkan warna, bukan berdasarkan bentuk.

Pada gambar yang berisi bentuk yang lebih kompleks seperti ini, otomatis otak kita mengklasifikasikan ada bentuk lingkaran dan kotak, ada yang dominan dan tidak dominan.

Narasi di atas menceritakan tentang memancing ikan di belahan bumi utara. Jika dijelaskan dalam kata-kata, cerita bisa sepanjang 3 paragraf. Tapi jika disajikan dalam bentuk

gambar visual, pesannya bisa lebih singkat dan lebih baik dibaca oleh audiens. Dengan penjelasan kata-kata, mung-kin tidak banyak yang membaca, tapi dengan gambar visual berikut ini, orang lebih tertarik untuk melihat.

Cara Memvisualisasi Data- Infografis

- Pemetaan

W O R K S H O P I I I

Page 81: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

LOKALATIH FKH | 74

Proses Pemilihan WarnaDalam menyajikan data berupa peta, khususnya yang terdiri dari beberapa layer informasi, kita biasanya hanya membedakan warna untuk setiap informasi. Seperti gam-bar berikut.

Namun sebenarnya, dari banyak informasi tersebut, ada hierarkinya sehingga perlu pengaturan pilihan warna. Jika kita ingin menyampaikan pemukiman di pinggiran sungai, jadikan pemukiman di pinggir sungai menjadi yang utama, dengan pemilihan warna yang lebih dominan. Maka, warna sungainya dibuat biru muda, sementara pemukimannya dipilih warna yang solid, sehingga hasil akhirnya menjadi lebih bagus dengan hierarki warna seperti ini.

Proses menghasilkan visual peta, adalah seperti ini :

1. Elemen sungai, sebagai lokasi tempat pemukiman berada. Karena yang ditonjolkan adalah pemukiman, maka sungainya cukup diwarnai biru muda.

2. Elemen jalan. Ada dua jenis jalan; jalan kayu dan jalan utama, jadi pewarnaannya harus membedakan kedua jenis jalan tersebut.

3. Elemen rumah. Warna rumah harus dibedakan den-gan warna jalan.

W O R K S H O P I I I

Page 82: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

75 | LOKALATIH FKH

Untuk penyajian yang lebih spesifik, informasi jalan yang rusak dapat ditonjolkan. Maka yang selain elemen jalan, dibuat transparan. Kita tidak bisa menginformasikan semua hal, tentang sampah dan jalan rusak, dalam satu peta.

JIka ingin memetakan darimana rumah-rumah itu menda-patkan sumber air, gunakanlah pengkodean.

Dari peta sumber air bersih ini, dapat disimpulkan bahwa potensi coverage PDAM bisa mencapai 100%

Dengan pemilihan hierarki warna yang tepat, peta menjadi bersih dan jelas, sehingga informasi menjadi menarik untuk dilihat atau dibaca. Bahkan jika difotokopi pun, informa-sinya masih bisa terlihat jelas.

4. Elemen daratan. Dalam zona yang dipetakan, selain terdapat zona perairan (sungai), ada pula daratan, yang harus diwarnai. Daratan ‘diwarnai’ dengan arsiran titik-titik agar tidak menjadi dominan dalam tampilan visual, namun bisa mengisi ruang batas pemetaan agar tidak terkesan kosong.

5. Lokasi tempat akumulasi sampah. Terdapat titik-titik berkumpulnya sampah di bawah pemukiman yang menjadi masalah dalam wilayah ini.

6. Lokasi tempat pembakaran sampah. Terdapat pula lokasi pembakaran sampah, yang dikodekan dengan kode A-B-C-D. Terkadang, desainer ingin menempel-kan gambar tong sampah sebagai simbol, namun hal tersebut bisa membuat peta tidak kelihatan, maka sebaiknya menggunakan kode huruf saja.

W O R K S H O P I I I

Page 83: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

LOKALATIH FKH | 76

Proses Pemilihan Desain Proposal yang Tepat

W O R K S H O P I I I

Page 84: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

77 | LOKALATIH FKH

W O R K S H O P I I I

Dari pemetaan visual tadi, bisa kita jadikan bahan informasi dalam sebuah proposal. Sebagai contoh, berikut proposal penataan Sungai Jingah, dengan usulan penanganan sampah dan pemukiman kumuh.

Temuan Studi Sampah

Untuk menangani permasalahan sampah, diusulkan pembuatan bank sampah dalam proposal ini. Sampah-sampah yang bisa membawa nilai buat masyarakat ini yang dijadikan bahan kampanye. Kampanye dibuat melalui acara mengumpulkan sampah yang melibatkan ibu-ibu dan anak-anak. Sampah kemudian ditimbang di bank sampah dan dicatat dalam buku tabungannya.

Page 85: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

LOKALATIH FKH | 78

Selain permasalahan sampah, kawasan ini merupakan kawasan permukiman kumuh, padahal kapal-kapal kerap melintas menuju kawasan wisata air ke Banjarmasin Lama atau Pasar Terapung Lok Baintan. Di sisi tepi sungai yang sering dilewati wisatawan ini pada kondisi eksistingnya merupakan kawasan belakang rumah penduduk, sehingga warga ‘bebas’ membuang sampah ke sungai.

Untuk mengobati kebiasaan warga tersebut, diusulkan perubahan konsep penataan permukiman sisi tepi sungai yang sebelumnya halaman belakang menjadi halaman depan, sehingga warga menjadi segan mengotori halaman depan mereka. Usulan tersebut, dinamakan konsep rumah dua muka.

Untuk target anak-anak, mereka dipancing untuk membuat gawang-gawangan dari sampah-sampah plastik. Pelibatan anak-anak untuk memanfaatkan sampah, bertujuan untuk mem-beri kesadaran dini agar jangan membuang sampah ke sungai. Bahwa sampah-sampah itu bisa kita kumpulkan, sampah tertentu bisa dijual dan mendatangkan pendapatan bagi masyarakat.

Konsep rumah dua muka ini menargetkan audiensnya pe-merintah, sehingga mengarahkan proposal ke arah perubah-an kebijakan penataan pemukiman. Sebelumnya toilet berada di luar rumah sisi tepi sungai. Diusulkan untuk memasukkan

Masalah dalam Membangun Rumah Dua Muka1) Orientasi ke sungai; 2) Lintas ventilasi dan denah dasar;3) Lokasi dapur dan WC; 4) Program untuk beranda baru

Konsep muka kedua rumah yang menghadap ke sungai bisa jadi diusulkan menjadi taman, warung, pasar, ruang belajar, ruang kerja, ataupun ruang publik.

Pada saat awal menggagas desain kampung ini bersama warga dan kepala lurah, deretan kampung ini berpotensi untuk dihubungkan agar bisa dijadikan kampung wisata.

Program Potensi untuk Rumah Dua Muka

W O R K S H O P I I I

toilet ke dalam rumah, agar tidak terlihat kumuh dari luar, apalagi saat ini, pada pagi hari menjadi ajang parade warga mandi di sungai, di saat pada waktu yang sama, wisatawan melintas untuk melihat pasar terapung di pagi hari.

Gagasan Awal untuk Desain Kampung

Page 86: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

79 | LOKALATIH FKH

Dari tujuan panjang konsep pengembangan kawasan, dibuat kebutuhan mendesak yang dijadikan prioritas penanganan.

W O R K S H O P I I I

Konsep Pengembangan Kawasan

10 Ide untuk Sungai Jingah

Page 87: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

LOKALATIH FKH | 80

Berikut ini contoh-contoh lain dari visualisasi data :

W O R K S H O P I I I

W O R K S H O P I I I

Page 88: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

81 | LOKALATIH FKH

Page 89: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

LOKALATIH FKH | 82

Page 90: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

83 | LOKALATIH FKH

L O K A L A T I H D A L A M S T A T I S T I KSecara umum, hampir seluruh partisipan mengatakan bahwa semua materi dalam rangkaian lokalatih FKH 2016 sangat berguna dan dapat diterapkan.

Beberapa pendapat peserta tentang usulan materi yang perlu ditambahkan :

“Masalah public speaking atau bagaimana cara meng-hadapi masyarakat maupun pemangku kepentingan”

“Perdalam materi tentang GIS dan mempraktekkannya secara langsung.”

“Adanya asistensi ke daerah untuk verifikasi data kita.”

“Durasi lebih banyak untuk pembuatan proposal yang baik dan mengemas bahan presentasinya.”

“Lebih banyak materi ke lapangan.”

“Materi cara memperkuat tim yang disajikan dalam bentuk games.”

“Perbanyak studi kasus.”

“Mencari donatur yang bisa bekerja sama walau mereka tidak terlibat dalam kegiatan lingkungan, contohnya

vendor rokok.”

Materi yang paling berguna

Materi yang kurang dipahami

Materi yang perlu diperdalam

Page 91: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

LOKALATIH FKH | 84

L O K A L A T I H D A L A M K E S A N

Manfaat yang didapat setelah mengikuti lokalatih

“Lebih memahami tata cara mengetahui masalah yang dihadapi daerah kami, juga cara mengatasinya.”

“Menambah pengetahuan baik dari fasilitator maupun dari sesama FKH.”

“Dapat menyusun sebuah cara bagaimana mengad-vokasi dengan benar.”

“Terutama materi tentang latihan presentasi dan misi work-shop, bisa dibawa kemana saja bukan di FKH saja.”

“Mampu melakukan perubahan di masyarakat lewat stakeholder (bupati dan kadin), bisa melakukan advokasi

dan pemetaan masalah.”

“Menambah wawasan dalam fokus Visi Misi dari FKH.”

“Lebih tahu tentang masalah pemetaan dan krisis perkotaan.”

“Berbagai manfaat didapat di setiap kegiatan; di setiap lokalatih, ilmu yang diterima berbeda bahkan terus bertambah.”

“Sharing tentang semua pengalaman dan ilmu dari semua daerah dan dapat banyak teman dari provinsi lain.”

“Belajar banyak tentang strategi pengumpulan data dan identifikasi permasalahan kota (problem tree) serta berin-teraksi dengan orang-orang yang merupakan stakeholder.”

“Mendapatkan ilmu pengetahuan yang sangat luas dalam mengenali permasalahan.”

“Mendapat pembelajaran dan semangat untuk menghi-jaukan, membuat gerakan membersihkan kota dan

memanfaatkan jiwa muda.”

“1000 ilmu yang didapat seperti kajian masalah perko-taan, teknis pemecahan masalah dan strategi pengentasan

masalah tersebut.”

“Akan lebih mudah untuk kami menindaklanjuti program/rencana yang telah disusun.”

“Begitu banyak manfaat dengan adanya pelatihan ini, yang sebelumnya belum tau sama sekali dengan pemetaan,

sekarang bisa lebih mudah.”

“Dapat memahami dan mengimplementasikannya di daerah kami, tentang bagaimana cara mengidentifikasi

masalah dan menganalisa stakeholder.”

“Bertambahnya ilmu yang saya bawa ke daerah untuk saya aplikasikan kepada teman-teman komunitas.”

“Dapat mengenal banyak teknik dan cara pengam-bilan data serta bisa menyajikannya lebih baik.”

“Dapat memahami bagaimana melakukan kegiatan yang berguna dalam menanggulangi persoalan lingkungan di

Kota.”

“Ilmu pengetahuan tentang lingkungan dan isu-isu tentang lingkungan, persaudaraan yang luar biasa, dll.”

“Lebih percaya diri saat berbicara tentang isu problem perkotaan.”

“Mengetahui permasalahan yang terjadi pada kota.”

“Banyak mendapat ilmu baru lagi, walaupun tidak sepenuh-nya dimengerti karena basicnya yang memang berbeda.

Tetapi setidaknya mengetahui dan mudah-mudahan dapat menerapkannya.”

“Memberi wawasan luas dalam mempresentasikan masalah.”

“Belajar bersama.”

Page 92: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

85 | LOKALATIH FKH

Kesan, Saran dan Masukan Umum

L O K A L A T I H D A L A M K E S A N

“Terimakasih kepada Kota Kita, Kementerian PUPR dan rekan-rekan yang sudah menambah ilmu, semoga program lokalatih terus ada dan kami terus belajar untuk

kedepan.”

“Materi dan ilmu yang diberikan sangat bagus.”

“Kesan sangat baik, penuh keakraban, semoga bisa dit-ingkatkan lagi dan untuk teman-teman kota kita terimakasih atas ilmu yang diberikan. Sarannya semoga bisa di seleng-

garakan lagi di Indonesia Timur.”

“Top markotop, agak lebih tegas saja dalam waktu dan sanksi yang mendidik bagi peserta yang melanggar.”

“Lokasi dan materi agar lebih dibawa ke suasana yang menyegarkan.”

“Saran lebih banyak praktek lapangan, agar teori yang diterima bisa langsung diterapkan.”

“Cara penyampaian materi terlalu monoton, ganti tempat lokalatihnya, harus ada variasi dalam penyampaian materi

jangan hanya di dalam ruangan saja.”

“Sebaiknya peserta diinapkan satu malam sebelum kegia-tan, agak fisik bisa lebih segar, saat memulai kegiatan.”

“Narasumber luar biasa, materi yang disampaikan sangat bagus.”

“Semuanya datang ke sini sebagai orang yang mem-beri pelajaran dan orang-orang yang mau belajar yang

semuanya memiliki visi yang sama, untuk menghijaukan kota-kota se-Indonesia dan harus semangat berg-

erak bersama.”

“Asyik, manfaat ilmu yang berguna untuk dikembangkan di daerah.”

“Adanya lokalatih ini memang sangat bagus, kalau bisa terus berlanjut. Sebaiknya, setelah pelatihan ini sehar-

usnya ada semacam pegangan untuk dibawa FKH.”

“Mendapatkan ilmu dan keluarga baru.”

“Penyampaiannya agar dibuat tidak terlalu kaku, dan tidak terlalu cepat.”

“Gunakanlah bahasa indonesia di materi presentasi atau pemaparan modul. Agar kami lebih mudah mencerna.”

“Luar biasa dan FKH pasti bisa, keren bangetlah pokoknya. Mohon agar diadakan acara seperti ini setiap tahun dan mengikutsertakan kembali kita-kita semua.”

Page 93: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

LOKALATIH FKH | 86

T I M P E N Y U S U NPENGARAH :Adjar Prajudi

TIM PELAKSANA :KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM & PERUMAHAN RAKYAT

Dian Irawati

Diana Kusumastuti

Bintang A.Nugroho

Putri Intan Suri

Andhika Budi Prasetya

Lukya Kumala Sita

Niken Prawestiti

Dian Putri Noviyanti

Julia Halim

YAYASAN KOTA KITA

Ahmad Rifai

Yunia Nursita

Fuad Jamil

Paulista Bunga Surjadi

Hasanatun Nisa Thamrin

Rizqa Hidayani

Bima Pratama Putra

Irfandi

EDITOR :Niken Prawestiti

Dian Putri Noviyanti

DESAIN COVER & ILUSTRASI :Evani Nadileon Simandjuntak

FOTO :Dokumentasi Jakarta Konsultindo

MATERI :Seluruh bahan materi lokalatih ini merupakan modul Urban Citizen-ship Academy (UCA) yang merupakan hak cipta Yayasan Kota Kita. Bagian materi-materi tersebut dapat dikutip atau diperbanyak dengan menuliskan sumbernya.

Page 94: Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

LOKALATIH

FKH

FORUM KOMUNITAS HIJAU

LAPORAN KEGIATAN LOKALATIH

2016

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

DIREKTORAT BINA PENATAAN BANGUNAN