55
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan kemajuan masyarakat yang cukup pesat, seiring dengan merebaknya fenomena supremasi hukum, hak asasi manusia, globalisasi, demokratisasi, desentralisasi, transparansi, dan akuntabilitas, telah melahirkan berbagai paradigma baru dalam melihat tujuan, tugas, fungsi, wewenang dan tanggung jawab Kepolisian Negara Republik Indonesia yang selanjutnya menyebabkan pula tumbuhnya berbagai tuntutan dan harapan masyarakat terhadap pelaksanaan tugas Kepolisian Negara Republik Indonesia yang makin meningkat dan lebih berorientasi kepada masyarakat yang dilayaninya. Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, angka 1 menyatakan bahwa “Kepolisian adalah segala hal-ihwal yang berkaitan dengan fungsi dan lembaga 1

Makalah; NKP TTG OPTIMALISASI BAGDALOPS ROOPS POLDA JAMBI

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah; NKP TTG OPTIMALISASI BAGDALOPS ROOPS POLDA JAMBI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan kemajuan masyarakat yang cukup pesat, seiring

dengan merebaknya fenomena supremasi hukum, hak asasi manusia,

globalisasi, demokratisasi, desentralisasi, transparansi, dan

akuntabilitas, telah melahirkan berbagai paradigma baru dalam melihat

tujuan, tugas, fungsi, wewenang dan tanggung jawab Kepolisian

Negara Republik Indonesia yang selanjutnya menyebabkan pula

tumbuhnya berbagai tuntutan dan harapan masyarakat terhadap

pelaksanaan tugas Kepolisian Negara Republik Indonesia yang makin

meningkat dan lebih berorientasi kepada masyarakat yang dilayaninya.

Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002

Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, angka 1 menyatakan

bahwa “Kepolisian adalah segala hal-ihwal yang berkaitan dengan

fungsi dan lembaga polisi sesuai dengan peraturan perundang-

undangan”. Negara Indonesia adalah negara hukum maka keberadaan

lembaga Kepolisian sangat diperlukan dalam kehidupan berbangsa

dan bernegara. Dalam rangka mewujudkan situasi keamanan yang

kondusif sebagaimana yang tersebutkan di dalam Undang-undang

Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 bahwa

tugas dan wewenang institusi Polri adalah berkewajiban dan

1

Page 2: Makalah; NKP TTG OPTIMALISASI BAGDALOPS ROOPS POLDA JAMBI

2

berkewenangan untuk menegakkan keamanan dan ketertiban

masyarakat, kemudian kepolisian selaku penegak hukum terhadap

segala tindak pidana yang muncul di wilayah yuridiksi

penugasannya, sebagaimana tertuang didalam ketentuan Pasal 2

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 yang selengkapnya

menyatakan bahwa “Fungsi kepolisian adalah salah satu fungsi

pemerintahan Negara dibidang pemeliharaan keamanan dan

ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman

dan pelayanan kepada masyarakat”. Hukum sebagai sarana pengatur

perikelakuan. Sebagai saran social engineering, hukum merupakan

suatu sarana yang ditujukan untuk mengubah perilakuan warga

masyarakat, sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya.1

Berdasarkan Pasal 1 Peraturan Kepala Kepolisian Negara

Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2010 Tentang Susunan

Organisasi dan Tata Kerja Pada Tingkat Kepolisian Daerah, di dalam

angka 6 yang dimaksud dengan “Biro Operasi yang selanjutnya

disingkat Roops adalah unsur pengawas dan pembantu pimpinan pada

tingkat Polda yang berada di bawah Kapolda”. Pasal 25 ayat (2)

menyatakan bahwa “Roops bertugas membina dan menyelenggarakan

fungsi manajemen bidang operasi antara lain pelatihan pra

1 Soerjono Soekanto, Pokok-Pokok Sosiologi Hukum, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2005 hlm.135.

Page 3: Makalah; NKP TTG OPTIMALISASI BAGDALOPS ROOPS POLDA JAMBI

3

operasional, koordinasi dan kerja sama dalam rangka operasi

kepolisian”. Pasal 31 menyatakan bahwa:

(1) Bagdalops sebagaimana dimaksud daiam Pasal 27 huruf d bertugas membina. menyelenggarakan koordinasi dan administrasi, mengendalikan operasi, serta mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan data operasi.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bagdalops menyelenggarakan fungsi:a. pembinaan, pengkoordinasian, pengadministrasian, dan

pengendalian operasi;b. pengumpulan dan pengolahan data, serta penyajian

informasi dan dokumentasi kegiatan operasi; danc. penerimaan data laporan kejadian, laporan kegiatan

operasi, dan penyusunan laporannya.(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat

(1), Bagdalops dibantu oleh:a. Subbagian Pengumpulan, Pengolahan, dan

Penyajian Data (Subbagpullahjianta). yang bertugas mengumpulkan dan mengolah data serta menyajikan informasi dan dokumentasi kegiatan operasi; dan

b. Kepala Siaga (Kasiaga), yang bertugas menerima data laporan kejadian dan laporan kegiatan operasi.

Berdasarkan ketentuan Pasal diatas Bagian Pengendalian Operasi

(Bagdalops) dalam menjalankan tugasnya menyelenggarakan fungsi

yang akan di teliti dalam tulisan ini lebih khusus adalah pengumpulan

dan pengolahan data, serta penyajian informasi dan dokumentasi

kegiatan operasi di wilayah hukum Polda Jambi. Namun masih ada

masalah yang timbul dalam hal pelaksanaannya, data kriminalitas yang

dihimpun setiap bulannya dari Polres jajaran kewilayahan dan

Direktorat Opsnal sering terlambat, tidak mengirim laporan (lalai dalam

tugas penyajian data kriminalitas jajaran), data yang disajikan tidak

valid serta personil yang mengawaki bagian pengumpulan data di

Polres jajaran kewilayahan dan Direktorat Opsnal sering berganti-ganti

Page 4: Makalah; NKP TTG OPTIMALISASI BAGDALOPS ROOPS POLDA JAMBI

4

dan tidak ada kaderisasi sehingga yang mengolah data tidak

profesional dan tidak menguasai permasalahan pengumpulan data.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk

melakukan penulisan untuk dijadikan karya ilmiah dalam bentuk

Makalah yang berjudul:

“Optimalisasi Kemampuan Bagdalops (Bagian Pengendalian

Operasi) Dalam Pengumpulan dan Pengolahan Data Serta

Penyajian Informasi dan Dokumentasi Kegiatan Operasi Dalam

Rangka Terwujudnya Kamtibmas”.

B. Permasalahan

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka beberapa

permasalahan dalam penulisan ini adalah belum terpenuhinya kualitas

dan kuantitas Sumber Daya Manusia (Brain Ware) pengawak

Bagdalops Biro Ops Polda Jambi, beluum terpenuhinya teknologi

informasi (Hard Ware) dalam pengumpulan, pengolahan dan penyajian

data, belum terpenuhinya sarana dan prasarana, dan kurangnya

anggaran dalam mendukung kegiatan Bagdalops Biro Ops Polda

Jambi. Dari ketentuan tersebut maka belum Optimalnya “Kemampuan

Bagian Pengendalian Operasi Dalam Pengumpulan dan Pengolahan

Data Serta Penyajian Informasi dan Dokumentasi Kegiatan Operasi

Dalam Rangka Terwujudnya Kamtibmas”.

Page 5: Makalah; NKP TTG OPTIMALISASI BAGDALOPS ROOPS POLDA JAMBI

5

C. Persoalan

Berdasarkan Permasalah Tersebut dapat ditarik beberapa

persoalan pokok yaitu:

1. Bagaimana Optimalisasi Peranan Bagian Pengendalian Operasi

Dalam Pengumpulan dan Pengolahan Data Serta Penyajian

Informasi dan Dokumentasi Kegiatan Operasi Dalam Rangka

Terwujudnya Kamtibmas?

2. Apa kendala yang dihadapi Bagian Pengendalian Operasi Dalam

Pengumpulan dan Pengolahan Data Serta Penyajian Informasi dan

Dokumentasi Kegiatan Operasi Dalam Rangka Terwujudnya

Kamtibmas?

D. Ruang Lingkup

Pembatasan pembahasan dalam penulisaan ini, meliputi kajian

dan analisis terhadap Optimalisasi Bagian Pengendalian Operasi

Dalam Pengumpulan dan Pengolahan Data Serta Penyajian Informasi

dan Dokumentasi Kegiatan Operasi Dalam Rangka Terwujudnya

Kamtibmas.

E. Maksud dan Tujuan

1. Maksud

Untuk megetahui tugas dan fungsi serta permasalahan dan upaya

penyelesaian Bagdalops Biro Ops Polda Jambi sehingga

Page 6: Makalah; NKP TTG OPTIMALISASI BAGDALOPS ROOPS POLDA JAMBI

6

bermanfaat untuk Polda Jambi khususnya Bagdalops Biro Ops

serta Untuk memenuhi persyaratan seleksi pendidikan Sespimmen

Polri Dikreg LIII T.A. 2013.

2.Tujuan

a. Untuk mendeskripsikan Optimalisasi Bagian Pengendalian

Operasi Dalam Pengumpulan dan Pengolahan Data Serta

Penyajian Informasi dan Dokumentasi Kegiatan Operasi.

b. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi

Optimalisasi Bagian Pengendalian Operasi Dalam Pengumpulan

dan Pengolahan Data Serta Penyajian Informasi dan Dokumentasi

Kegiatan Operasi.

c. Untuk mendeskripsikan kondisi yang ideal Optimalisasi Bagian

Pengendalian Operasi Dalam Pengumpulan dan Pengolahan Data

Serta Penyajian Informasi dan Dokumentasi Kegiatan Operasi.

d. Memformulasikan optimalisasi kemampuan Bagian Pengendalian

Operasi Dalam Pengumpulan dan Pengolahan Data Serta

Penyajian Informasi dan Dokumentasi Kegiatan Operasi.

F. Metode Pendekatan

1. Metode

Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah Diskriptif

Analisis, yaitu dengan cara menggambarkan keadaan yang

Page 7: Makalah; NKP TTG OPTIMALISASI BAGDALOPS ROOPS POLDA JAMBI

7

sebenarnya berdasarkan data yang kemudian di analisa untuk

mendapatkan pemecahannya.

2. Pendekatan

maka pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan perundang-

undangan (statute approach) dan pendekatan konseptual

(conceptual approach). Pendekatan seperti ini berupaya

menemukan kaedah-kaedah hukum yang mendasari adanya

prinsip-prinsip dalam Bagian Pengendalian Operasi Dalam

Pengumpulan dan Pengolahan Data Serta Penyajian Informasi dan

Dokumentasi Kegiatan Operasi.

G. Sistematika

Dalam penulisan ini di susun dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Merupakan bab yang berisi latar belakang, permasalahan dan

pokok-pokok persoalan, ruang lingkup, maksud dan tujuan, metode

pendekatan dan sistematika serta pengertian-pengertian.

BAB II Kerangka Teoritis

Bab ini menguraikan tentang landasan teori atau konsep yang

digunakan, antara lain: Konsepsi Analisa SWOT, Teori Manajemen,

Teori Manajemen Strategi, Teori Kinerja, Teori Pelayanan dan Teori

Pengembangan Sumber Daya Manusia.

BAB III Kondisi Saat ini

Bab ini akan menguraikan kondisi kegiatan Bagdalops Biro

Ops Polda Jambi saat ini, yang meliputi: kondisi sumber daya

Page 8: Makalah; NKP TTG OPTIMALISASI BAGDALOPS ROOPS POLDA JAMBI

8

manusia, dukungan anggaran, dukungan sarana dan prasarana

serta metode yang digunakan Bagian Pengendalian Operasi Dalam

Pengumpulan dan Pengolahan Data Serta Penyajian Informasi dan

Dokumentasi Kegiatan Operasi.

BAB IV Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Bab ini menjelaskan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

kemampuan Bagian Pengendalian Operasi Dalam Pengumpulan

dan Pengolahan Data Serta Penyajian Informasi dan Dokumentasi

Kegiatan Operasi yang terdiri dari faktor internal dan eksternal.

BAB V Kondisi Yang Diharapkan

Bab ini akan membahas mengenai kondisi kemampuan

Bagdalops Biro ops Polda Jambi yang ideal terkait dengan kondisi

sumber daya manusia, dukungan anggaran, dukungan sarana dan

prasarana serta metode yang digunakan dalam Bagian

Pengendalian Operasi Dalam Pengumpulan dan Pengolahan Data

Serta Penyajian Informasi dan Dokumentasi Kegiatan Operasi.

BAB VI Optimalisasi Kemampuan Bagdalops Biro Ops Polda Jambi

Bab ini merupakan isi dari optimalisasi kemampuan Bagian

Pengendalian Operasi Dalam Pengumpulan dan Pengolahan Data

Serta Penyajian Informasi dan Dokumentasi Kegiatan Operasi guna

meningkatkan kinerja dalam rangka mewujudkan kamtibmas yang

kondusif di wilayah hukum Polda Jambi.

Page 9: Makalah; NKP TTG OPTIMALISASI BAGDALOPS ROOPS POLDA JAMBI

9

BAB VII Penutup

Bab ini terdiri dari kesimpulan atas penjelasan yang telah

diuraikan pada bab-bab sebelumnya dan diakhiri dengan

saran/rekomendasi.

F. Pengertian-Pengertian

Dalam penulisan Makalah ini penulis memberikan batasan-batasan

terhadap pengertian-pengertian yang ada dalam pembahasan ini,

yaitu:

1. Optimalisasi

Optimalisasi berasal dari kata optimal yang berarti tertinggi, paling

baik, sempurna; terbaik; paling menguntungkan. Optimalisasi berarti

pengoptimalan.2

2. Bagian Pengendalian Operasi (Bagdalops).

Berdasarkan Pasal 31 Peraturan Kepala Kepolisian Negara

Republik Indonesia Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja

Pada Tingkat Kepolisian Negara ayat (1) Bagdalops sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 27 huruf d bertugas membina,

menyelenggarakan koordinasi dan administrasi, mengendalikan

operasi, serta mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan data

operasi.

3. Pengumpulan

Pengumpulan berasal dari kata kumpul yang berarti bersama-sama

menjadi satu kesatuan atau kelompok (tidak terpisah-pisah);

2 Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Gitamedia Prees. hlm.562.

Page 10: Makalah; NKP TTG OPTIMALISASI BAGDALOPS ROOPS POLDA JAMBI

10

berhimpun, berapat (bersidang); berkerumun. Pengumpulan berarti

proses, cara, perbuatan mengumpulkan; pengerahan (masa).3

4. Pengolahan

Pengolahan berasal dari kata olah yang berarti mengerjakan

sesuatu agar menimbulkan barang baru atau menjadi lain; memasak

sesuatu agar menjadi lebih sempurna. Pengolahan berarti proses,

perbuatan dan cara mengolah.4

5. Data

Data berarti keterangan yang benar dan nyata.5

6. Penyajian

a. proses, cara, perbuatan menyajikan: ia menyerahkan urusan - itu

kpd orang lain;

b. pengaturan penampilan (pertunjukan dsb):

c. cara menyampaikan pemberitaan karangan, makalah, dsb6

7. Informasi

Informasi berarti keterangan yang disampaikan oleh seseorang atau

badan; keseluruhan makna yang menunjang pesan yang terlihat

dibagian-bagian pesan itu; penerangan.7

8. Dokumentasi

3 Ibid, hlm.464-465.4 Ibid, hlm.558.5 Ibid, hlm.211.6 http://www.artikata.com/arti-376343-penyajian.html. diakses tanggal 10 April 20137 Tim Prima Pena, Op. Cit., hlm. 345.

Page 11: Makalah; NKP TTG OPTIMALISASI BAGDALOPS ROOPS POLDA JAMBI

11

Dokumentasi berarti pengumpulan, pengolahan dan penyimpanan

informasi dibidang pengetahuan.8

9. Kegiatan

Kegiatan berarti aktifitas, tindakan yang dilakukan dengan sungguh-

sungguh, acara. 9

10. Operasi

Operasi berarti bedah (dalam dunia kedokteran); tindakan

memeriksa (dilakukan oleh polisi atau tentara); pelaksanaan

rencana yang telah dikembangkan.10

11. Terwujudnya

Terwujudnya berasal dari kata ujud yang berarti maksud, tujuan;

sesuatu yang dikehendaki.11

12. Kamtibmas

Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002

Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, angka 5

menyatakan bahwa:

Keamanan dan ketertiban masyarakat adalah suatu kondisi dinamis masyarakat sebagai salah satu prasyarat terselenggaranya proses pembangunan nasional dalam rangka tercapainya tujuan nasional yang ditandai oleh terjaminnya keamanan, ketertiban, dan tegaknya hukum, serta terbinanya ketenteraman, yang mengandung kemampuan membina serta mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat dalam menangkal, mencegah, dan menanggulangi segala bentuk pelanggaran hukum dan bentuk-bentuk gangguan lainnya yang dapat meresahkan masyarakat.

8 Tim Prima Pena, Op. Cit., hlm.232.9 Tim Prima Pena, Op. Cit., hlm.295.10 Tim Prima Pena, Op. Cit., hlm.562.11 Tim Prima Pena, Op. Cit., hlm.783.

Page 12: Makalah; NKP TTG OPTIMALISASI BAGDALOPS ROOPS POLDA JAMBI

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsep Analisa SWOT

Konsep teori analisa SWOT yaitu penilaian terhadap hasil

identifikasi situasi untuk menentukan kategori suatu kondisi sebagai

kekuatan, kelemahan, peluang atau ancaman yang selanjutnya

diidentifikasikan guna menentukan cara-cara solusi atau alternatif

pemecahan masalah (Problem Solving) yang dihadapi sehingga

tercipta suatu kondisi sebagaimana yang diharapkan. Adapun dalam

melakukan analisa SWOT, maka akan diformulasikan suatu identifikasi

situasi terhadap setiap permasalahan yang ada dengan melakukan

analisa dari penggabungan beberapa faktor yang mempengaruhi,

antara lain:12

a. Kekuatan (Strength) adalah identifikasi situasi internal organisasi yang berupa kompetensi atau kapabilitas atau sumber daya yang dimiliki organisasi yang dapat digunakan sebagai alternatif untuk menangani peluang dan ancaman yang dihadapi.

b. Kelemahan (Weakness) adalah situasi internal organisasi di mana kompetensi kapabilitas atau sumber daya organisasi yang pemanfaatan belum dirasakan optimal dalam menangani peluang dan ancaman.

c. Peluang (Opportunity) adalah situasi eksternal organisasi yang berpotensi menguntungkan.

d. Ancaman (Threat) adalah suatu keadaan eksternal yang berpotensi menimbulkan kesulitan atau hambatan dalam pelaksanaan tugas.

12 Freddy, Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis: Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis Untuk Menghaapi Abad 21, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hlm. 19.

12

Page 13: Makalah; NKP TTG OPTIMALISASI BAGDALOPS ROOPS POLDA JAMBI

13

Analisa SWOT dalam penulisan ini, dipakai dalam

memformulasikan serta sebagai bahan penulis untuk

mengkombinasikan strategi apa yang harus dirangkai oleh penulis

yang didapat dari analisa dari faktor-faktor yang mempengaruhi yang

meliputi faktor internal dan eksternal, yaitu dengan menformulasikan

bagaimana temuan strategi dari kombinasi kekuatan dan peluang yang

dimiliki, adanya kelemahan dan peluang, dan kekuatan dan ancaman

yang ada serta seberapa besar kelemahan dan ancaman.

Dalam aplikasinya pada pelaksanaan tugas kepolisian, sangat

sesuai dalam memberikan informasi tentang kondisi internal organisasi

saat ini sebagai faktor kekuatan dan kelemahan serta kondisi eksternal

sebagai faktor peluang dan ancaman. Dengan demikian dapat di

jadikan dasar dalam menyusun prioritas pelaksanaan tugas dengan

memanfaatkan model titik temu. Sejauh mana faktor itu relevan

dengan visi misi Polri. Semakin dekat faktor itu dengan visi misi Polri

semakin perlu faktor itu diberi prioritas untuk diprogramkan. Sehingga

dapat di rumuskan suatu kebijaksanaan yang tepat dan strategis untuk

mewujudkan performance atau penampilan organisasi dalam

mencapai tujuan-tujuan yang telah di tetapkan.

Page 14: Makalah; NKP TTG OPTIMALISASI BAGDALOPS ROOPS POLDA JAMBI

14

B. Teori Manajemenan

Dalam teori manajemen menurut George R. Terry dalam buku

Principles of Management. Rumusan teori dan fungsi manajemen

adalah sebagai berikut:13

1. Perencanaan (Planning): mencakup sumber daya perusahaan, pembangunan, personel, penetapan tujuan, proses yang dilaksanakan, dan prediksi ke depan.

2. Pengorganisasian (Organizing): mencakup syarat atau ketentuan kegiatan yang berhubungan dengan cara memperoleh evaluasi dan pelatihan personel.

3. Pelaksanaan / penggerak (Actuating): mencakup bagaimana cara menjalankan fungsi perencanaan yang telah ditentukan semula, yang mana keberhasilan langsung terlihat dari langkah-langkah yang dilakukan.

4. Pengendalian (Controlling): memantau kegiatan-kegiatan untuk memastikan kegiatan itu dicapai sesuai dengan yang direncanakan atau mengoreksi penyimpangan.

Teori Manajemen dari George R. Terry tersebut menjelaskan

bahwa dengan adanya pengklasifikasian fungsi, maka pimpinan dapat

mengevaluasi prestasi-prestasi kerja dan dapat segera dilakukan

tindakan-tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan

rencana-rencana.

Aplikasi Teori Manajemen dari George R. Terry dalam

pelaksanaan tugas kepolisian sangat penting karena sudah mencakup

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian

sehingga sekecil mungkin kelemahan dan kekurangan dapat

diminimalisasi. Di dalam setiap tugas kepolisian tentunya penerapan

teori manajemen relevan menjadi landasan dalam mengelola dan

13 Sondang P. Siagian, Manajemen SDM, Bumi Aksara, Jakarta, 2002, hml. 105.

Page 15: Makalah; NKP TTG OPTIMALISASI BAGDALOPS ROOPS POLDA JAMBI

15

mengkoordinasi sumber daya organisasi (personel, sarana prasarana

dan anggaran).

Manajemen secara umum adalah pemanfaatan sumber-sumber

yang tersedia atau potensial di dalam pencapaian tujuan. Dalam hal ini

manajemen dititikberatkan pada usaha menggunakan atau

memanfaatkan sumber yang tersedia atau berpotensi dalam

pencapaian tujuan, sumber atau sarana manajemen ialah orang (Man),

uang (Money), sarana dan prasarana (material), mesin (Machine),

metode (Method), dan waktu (Time) dan prasarana lainnya seperti

tanah, gedung, alat angkutan dan sebagainya.

C. Teori Manajemen Strategi

Manajemen strategis merupakan proses atau rangkaian kegiatan pengambilan keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh, disertai penetapan cara melaksanakannya, yang dibuat oleh pimpinan dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran di dalam suatu organisasi, untuk mencapai tujuan. Menurut Pearch dan Robinson dikatakan bahwa manajemen strategi adalah kumpulan dan tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran organisasi.14  Sedangkan pengertian manajemen strategis menurut Nawawi adalah perencanaan berskala besar (perencanaan strategi) yang berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh (visi), dan ditetapkan sebagai keputusan pimpinan tertinggi (keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil), agar memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif (misi), dalam usaha menghasilkan sesuatu (perencanaan operasional untuk menghasilkan barang dan/atau jasa serta pelayanan) yang berkualitas, dengan diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan (tujuan strategis) dan berbagai sasaran (tujuan operasional) organsasi.15

14 http://hipni.blogspot.com/2012/02/ pengertiandefinisi-manajemen-strategi .html , diakses tanggal 4 April 2013.

15 Ibid.

Page 16: Makalah; NKP TTG OPTIMALISASI BAGDALOPS ROOPS POLDA JAMBI

16

Dari beberapa pengertian manajemen strategi tersebut

menunjukkan bahwa manajemen strategi merupakan suatu sistem

yang memiliki berbagai komponen yang saling berhubungan dan saling

mempengaruhi dan bergerak secara bersama-sama kearah yang sama

pula. Komponen pertama adalah perencanaan strategi dengan unsur-

unsurnya yang terdiri dari visi, misi, tujuan dan strategi organisasi.

Sedangkan komponen kedua adalah perencanaan operasional dengan

unsur-unsurnya sasaran dan tujuan operasional, pelaksanaan fungsi-

fungsi manajemen berupa fungsi pengorganisasian, pelaksanaan dan

fungsi penganggaran, kebijaksanaan situsional, jaringan kerja internal

dan eksternal, fungsi kontrol dan evaluasi serta umpan balik.

D. Teori Kinerja

Teori kinerja merupakan teori yang dibutuhkan untuk memecahkan

persoalan khususnya manajemen Bagdalops Biro Ops Polda Jambi

dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

Menurut Payaman Simanjuntak, kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu. Kinerja organisasi adalah menilai tingkat pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi. Dalam manajemen, kinerja merupakan keseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja organisasi, termasuk kinerja masing-masing individu dan kelompok kerja di perusahaan tersebut.16 Sedangkan Dessler berpendapat bahwa kinerja (prestasi kerja) karyawan adalah prestasi aktual karyawan dibandingkan dengan prestasi yang diharapkan dari karyawan.

16 Payaman J, Simanjuntak, Manajemen dan Evaluasi Kerja. Jakarta, Lembaga Penerbit FEUI, Jakarta, 2005, hlm. 32

Page 17: Makalah; NKP TTG OPTIMALISASI BAGDALOPS ROOPS POLDA JAMBI

17

Prestasi kerja yang diharapkan adalah prestasi standar yang disusun sebagai acuan sehingga dapat melihat kinerja karyawan sesuai dengan posisinya dibandingkan dengan standar yang dibuat. Selain itu dapat juga dilihat kinerja dari karyawan tersebut terhadap karyawan lainnya. 17

Berdasarkan beberapa pendapat tentang teori kinerja/prestasi

kerja dapat disimpulkan bahwa kinerja maupun prestasi kerja

mengandung substansi pencapaian hasil kerja oleh seseorang.

Dengan demikian bahwa kinerja maupun prestasi kerja merupakan

cerminan hasil yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang.

Kinerja perorangan (individual performance) dengan kinerja lembaga

(institutional performance) atau kinerja perusahaan (corporate

performance) terdapat hubungan yang erat. Dengan perkataan lain bila

kinerja karyawan (individual performance) baik maka kemungkinan

besar kinerja perusahaan (corporate performance) juga baik.

Menurut Hermawati, pelayanan yang dilakukan itu harus

berdasarkan azas-azas pelayanan prima antara lain:18

1. Aman, dalam pengertian pelayanan Polri dapat memberikan rasa aman (Security), keselamatan (Safety), jaminan (Surety) dan kedamaian / ketentraman (Peace) bagi masyarakat yang memerlukan.

2. Cepat, bahwa pelayanan diselenggarakan dalam waktu yang tepat dan tidak ditunda-tunda.

3. Murah, pelayanan pada hakekatnya tidak diperlukan biaya dari masyarakat, namun bila dipersyaratkan menggunakan biaya maka diselenggarakan sesuai ketentuan yang berlaku dan terjangkau oleh masyarakat serta tidak dibebani penambahan biaya lainnya.

17 Gary, Dessler. Manajemen SDM, Indeks, Jakarta, 2009, hlm. 27.18 Hermawati, Pelayanan Prima, Selapa Pori, Jakarta, 2008, hlm. 22.

Page 18: Makalah; NKP TTG OPTIMALISASI BAGDALOPS ROOPS POLDA JAMBI

18

E. Teori Pengembangan SDM

Inti dari Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah

pembinaan terhadap SDM organisasi yang dimiliki agar lebih baik,

Dalam konteks MSDM Polri, system pembinaan SDM diselenggarakan

melalui suatu siklus pembinaan personil Polri yang meliputi:

penyediaan, pendidikan, penggunaan, perawatan dan pemisahan.

Kelima aspek dalam penyelenggaraan siklus pembinaan personil ini

merupakan bagian-bagian dari seluruh kegiatan pembinaan sumber

daya manusia Polri.

Sedangkan menurut Lembaga Manajemen UI bekerjasama dengan

kantor Deputi SDM Kapolri, dan Partnership for Governance Reform in

Indonesia. sistem pembinaan SDM Polri merupakan penataan

keterkaitan dan proses pada faktor-faktor penting terkait dengan

pembinaan yang memacu SDM yang lebih baik. Sistem pembinaan

tersebut mencakup sistem perencanaan SDM, sistem rekrutmen dan

seleksi, sistem pendidikan dan latihan, sistem penilaian kinerja, sistem

karir, dan sistem kompensasi. Masalahnya, sekalipun sudah

merupakan sistem, namun dalam implementasinya belum terintegrasi

dan sinergis.

Dalam Teori Pengembangan Sumber Daya Manusia yang

dikemukakan oleh Keith Davis and Werther W.B, pengembangan SDM

merupakan sebuah cara efektif untuk menghadapi tantangan-

tantangan, perubahan teknik kegiatan yang disepakati dan perputaran

Page 19: Makalah; NKP TTG OPTIMALISASI BAGDALOPS ROOPS POLDA JAMBI

19

kerja. Dalam menghadapi tantangan-tantangan tersebut,

pengembangan SDM dapat terus menggunakan para pekerja yang

dianggap efektif dalam melakukan pekerjaannya.

Perbedaan dari pelatihan untuk pekerja yang spesifik merupakan

bagian terpenting dalam pengembangan kualitas SDM. Sehingga

dengan pengembangan kualitas pekerja yang ada, maka akan

mengurangi ketergantungan perusahaan pada penyewaan karyawan

baru. Promosi dan pengalihan posisi karyawan menunjukkan bahwa

mereka memiliki peluang karir, tidak hanya berhenti pada posisi

tertentu saja. Sehingga pengusaha/pengguna karyawan akan

memperoleh manfaat dari kelanjutan operasional dengan kinerja yang

meningkat, sementara para karyawan merasa memiliki komitmen lebih

besar kepada perusahaan dikarenakan mereka merasa diberi

penghargaan.

Dalam aplikasi tugas pokok kepolisian. Pengembangan SDM

merupakan faktor yang mendasar bagi seorang bawahan untuk meniti

karir melalui kesempatan pendidikan/pelatihan dan pengalaman kerja

guna menjawab tantangan tugas masa depan dengan

mengaplikasikan kemampuan yang dimiliki baik dari pendidikan formal

atau nonformal. Sehingga pada akhirnya tujuan kepolisian negara

dalam bidang pembinaan personil tercapai yaitu mewujudkan personil

Polri yang profesional, modern dan bermoral.

Page 20: Makalah; NKP TTG OPTIMALISASI BAGDALOPS ROOPS POLDA JAMBI

BAB III

KONDISI SAAT INI

A. Sumber Daya Manusia

Struktur, kedudukan, tugas pokok dan fungsi Bagdalops Biro ops

Polda Jambi telah dijabarkan dalam Peraturan Kapolri Nomor 22

Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pada Tingkat

Kepolisian Daerah. Dalam menjalankan peran dan fungsinya

Bagdalops Polda Jambi mempunyai keterbatasan yang menimbulkan

kendala-kendala dalam pelaksanaan tugasnya

1. Kuantitas Personil

Data Personil Bagdalops Biro Ops Polda Jambi

NO PERSONIL JUMLAH DSP KET

1 PAMEN 2 5 Kurang 3

2 PAMA 3 4 Kurang 1

3 BRIGADIR 3 12 Kurang 9

4 PNS 2 2 Cukup

JUMLAH 10 23 Kurang 13

Jumlah personil Bagdalops Biro Ops Polda Jambi apabila

mendasari dari Peraturan Kapolri tersebut, bahwa personil Bagdalops

Polda Jambi sampai pada tahun 2013 ini memiliki personel sebanyak

10 orang. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa jumlah

keseluruhan personel Bagdalops Biro Ops Polda Jambi masih

20

Page 21: Makalah; NKP TTG OPTIMALISASI BAGDALOPS ROOPS POLDA JAMBI

21

terbatas, di samping itu juga masih ada jabatan yang belum terisi yaitu

kepala Siaga (Ka Siaga).

2. Kualitas Personil

Data Kualifikasi Personil Bagdalops Polda Jambi

NO PENDIDIKAN

KEJURUAN

JUMLAH

NO

PENDIDIKAN

UMUM

JUMLAH

PA BA PA BA TA

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Dikjurlantas 1 - 1 SMA 10 10 -

2 Dikbangspes SDM 1 - 2 D3 - - -

3 Dikjurpapolair(Dasar,

Paidik, Nautika), Ahli

Nautika V

1 - 3 S1 2 - -

4 Dikjur Baintel 1 - 4 S2 - - -

JUMLAH 4 -

Dilihat dari data di atas bahwa kualitas personil Bagdalops Polda

Jambi adalah sebagai berikut :

a. Personil Bagdalops Biro Ops Polda Jambi tidak ada yang memiliki

kualifikasi pendidikan kejuruan yang sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

b. Dilihat dari kualitas pendidikan umum personil Bagdalops Biro

Ops Polda Jambi sebagian besar hanya berpendidikan setingkat

SMU. Anggota yang pendidikannya SMU tentu akan berperilaku

berbeda serta tingkat pengetahuannya juga berbeda dibanding

Page 22: Makalah; NKP TTG OPTIMALISASI BAGDALOPS ROOPS POLDA JAMBI

22

yang berpendidikan Sarjana. Kenyataan ini akan mempengaruhi

kinerja Bagdalops Biro Ops dalam pelaksanaan tugas di

lapangan.

3. Kemampuan dan Kompetensi personil Bagdalops Biro Ops Polda

Jambi

a. Pengetahuan.

1) Kurangnya pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan

dengan komputerisasi dan teknologi informasi.

2) Personil Bagdalops Biro Ops Polda Jambi jarang untuk diikutkan

dalam program pelatihan baik yang diselenggarakan oleh intern

Polri maupun lembaga dan instansi terkait lainnya yang ada

hubungannya dengan komputerisasi dan teknologi informasi.

3) Belum adanya regenerasi dan penyegaran terhadap personil

Bagdalops Biro Ops Polda Jambi yang mana eksistensinya tidak

maksimal dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

b. Keterampilan

1) Masih kurangnya keterampilan Personil dalam melaksanakan

komputerisasi dan teknologi informasi yang selama ini hanya

dilakukan secara otodidak.

2) Terbatasnya kemampuan Bagdalops Biro Ops Polda Jambi

dalam pengolahan data dan pengarsipan.

Page 23: Makalah; NKP TTG OPTIMALISASI BAGDALOPS ROOPS POLDA JAMBI

23

c. Perilaku.

1) Mentalitas personil Bagdalops Biro Ops Polda Jambi cukup baik

dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sekalipun memiliki

keterbatasan keterampilan.

2) Disiplin yang dilakukan oleh personil Bagdalops Biro Ops Polda

Jambi cukup baik meskipun ada yang memiliki masalah internal

tetapi masih melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik.

B. Dukungan Anggaran

Alokasi Anggaran Bagdalops Biro Ops Polda Jambi tertuang

didalam Rendis (Rencana Pendistribusian) pada masing-masing

bagian yang pada awalnya tergabung didalam RKA-KL (Rencana Kerja

Anggaran Kementerian /Kelembagaan) Biro Operasi.

NO KEGIATAN VOLUME(Rp x org x giat)

JUMLAH (Rp)

KET

1 Pam Unrasa. Uang makan

b. Uang saku

15.000 x 612 x 18 12.500 x 612 x 18

16.380.000 Per Tahun

2 Pemeliharaan Peralatan Kantor

1700.000 x 1 Tahun 1.700.000

Per Tahun

3 Keperluan Perkantoran (ATK)

9.500.00 x 1 Tahun

9.500.000 Per Tahun

4 Supervisi 1.750.000 x 1 Tahun

1.750.000 Per Tahun

Jumlah 29.205.000

Page 24: Makalah; NKP TTG OPTIMALISASI BAGDALOPS ROOPS POLDA JAMBI

24

Dari data tersebut dapat dijelaskan bahwa:

1. Kegiatan Pengamanan Unjuk Rasa telah teralokasikan anggaran

selama satu tahun yang mana personil yang terlibat berasal dari

Biro, Direktorat, Bidang dan Personil staf Mapolda Jambi.

2. Kegiatan Supervisi yang dilaksanakan oleh Personil Bagdalops

kejajaran Polres-Polres kewilayahan teralokasikan dirasakan

sangat kecil dalam memenuhi kebutuhan akomodasi.

C. SARANA PRASARANA

Data Sarana Prasarana Bagdalops Biro Ops Polda Jambi

No Jenis Barang Jumlah Ket

1 Komputer 1 Baik

2 Printer 1 Baik

3 Faxsmile 1 Baik

4 Speedy 1 Baik

Jumlah 4

Dari data tersebut diatas antara kebutuhan dan volume pekerjaan

otomatis akan menghambat dalam penyelesaian pekerjaan. Situasi

dan kondisi ruang kerja yang kurang representatif didalam menampung

personil dan pengarsipan dokumen.

Page 25: Makalah; NKP TTG OPTIMALISASI BAGDALOPS ROOPS POLDA JAMBI

25

D. METODE YANG DIGUNAKAN

Metode yang digunakan dalam hal ini dilakukan dengan

memanfaatkan kemampuan personil dan peralatan yang tersedia

secara maksimal sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

Page 26: Makalah; NKP TTG OPTIMALISASI BAGDALOPS ROOPS POLDA JAMBI

BAB IV

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

A. Faktor Internal

1. Kekuatan

a. Personil Bagdalops Biro Ops Polda Jambi dilihat dari segi

kuantitas berjumlah 10 orang.

b. Adanya Undang-undang RI dan Peraturan Kapolri Nomor 22

Tahun 2010 serta Peraturan Kapolri Nomor 9 Tahun 2011

Tentang Manajemen Operasi Kepolisian dalam rangka

mewujudkan kamtibmas yang kondusif di wilayah Provinsi Jambi

c. Tersedianya sarana dan prasarana, material, fasilitas dan jasa

yang dimiliki Bagdalops Biro Ops Polda Jambi saat ini dapat

dimanfaatkan didalam mendukung tugas dan fungsi Bagdalops.

2. Kelemahan

a. Kuantitas personil Bagdalops Biro Ops Polda Jambi jika

dibandingkan dengan DSP masih kurang 13 personil.

b. Kualitas kemampuan dan keterampilan personil Bagdalops Biro

Ops Polda Jambi hanya mengandalkan kemampuan otodidak

dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

c. Dukungan anggaran khususnya dalam kegiatan supervisi relatif

kecil sehingga biaya dan layanan akomodasi kurang bisa

dirasakan.

26

Page 27: Makalah; NKP TTG OPTIMALISASI BAGDALOPS ROOPS POLDA JAMBI

27

d. Sarana dan prasarana Bagdalops Biro Ops Polda Jambi sangat

kecil untuk mendukung beban kegiatan yang relatif banyak.

B. Faktor Eksternal

1. Peluang

a. Bagdalops Biro Ops Polda Jambi masih dipercaya oleh instansi

pemerintah seperti Badan Pusat Statistik, Badan Kesatuan

Bangsa dan Politik Perlindungan Masyarakat, dan Pemerintah

Provinsi Jambi terkait data dan jumlah kriminalitas sebagai acuan

dalam menyusun kegiatan dan pusat data terkait situasi

Keamanan masyarakat yang ada didalam Provinsi Jambi.

b. Bagdalops Biro Ops Polda Jambi mengawaki dan memperkuat

kegiatan posko bencana di Pusdalops BPBD (Badan

Penanggulangan Bencana Daerah) Pemerintah Provinsi Jambi

terkait produk data korban bencana (bencana alam dan bencana

sosial).

c. Bagdalops Biro Ops Polda Jambi mewujudkan sinergisitas

dengan SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) Pemerintah

Provinsi Jambi dalam hal penanganan konflik sosial yang terjadi

diwilayah Provinsi Jambi.

2. Kendala atau Ancaman

a. Bagdalops Biro Ops Polda Jambi menginput data jajaran terkait

jumlah kriminalitas yang terjadi diwilayah hukum Polda Jambi

cenderung menggunakan fasilitas internet dalam hal ini melalui

Page 28: Makalah; NKP TTG OPTIMALISASI BAGDALOPS ROOPS POLDA JAMBI

28

email [email protected] terkadang kurang

lancar dikarenakan faktor keberadaan sinyal, cuaca dan fasilitas

internet di satuan kewilayahan (Polres/Ta) sehingga akan

mempengaruhi dalam kelancaran pengiriman data.

b. Input data yang berasal dari jajaran Polres/Ta terkadang kurang

lancar sehubungan faktor instansi tertentu dikarenakan tiidak

memiliki akses internet.

Page 29: Makalah; NKP TTG OPTIMALISASI BAGDALOPS ROOPS POLDA JAMBI

BAB V

KONDISI YANG DIHARAPKAN

A. Sumber Daya Manusia

1. Kuantitas Personil

Jumlah personil Bagdalops Biro Ops Polda Jambi apabila

mendasari dari Peraturan Kapolri tersebut, bahwa personil

Bagdalops Polda Jambi sampai pada tahun 2013 ini memiliki

personel sebanyak 10 orang. Dari data tersebut dapat diketahui

bahwa jumlah keseluruhan personel Bagdalops Polda Jambi masih

terbatas, di samping itu juga masih ada jabatan yang belum terisi

yaitu Kepala Siaga (Ka Siaga). Adanya penambahan personil pada

jabatan Kepala Siaga (Ka Siaga) yang memiliki dedikasi dalam

menghimpun data Jajaran, menghimpun data kriminalitas dan

situasi keamanan masyarakat. Terisinya Bintara Pulahjianta

(Pengumpulan Pengolahan Penyajian data) Bintara umum yang

masih kurang sesuai dengan DSP.

2. Kualitas Personil

kualitas personil Bagdalops Biro Ops Polda Jambi adalah sebagai

berikut:

a. Pengetahuan

1) Personil Bagdalops Polda Jambi harus memiliki kualifikasi

pendidikan kejuruan yang sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

29

Page 30: Makalah; NKP TTG OPTIMALISASI BAGDALOPS ROOPS POLDA JAMBI

30

2) Dilihat dari kualitas pendidikan umum personil Bagdalops Biro

Ops Polda Jambi sebagian besar hanya berpendidikan

setingkat SMU. Anggota yang pendidikannya setingkat SMU

tentunya akan berpengaruh terhadap pola pikir / mind sheet

dan perilaku yang berbeda serta tingkat pengetahuannya juga

berbeda dibanding yang berpendidikan Sarjana. Kenyataan

ini akan mempengaruhi kinerja Bagdalops Biro Ops dalam

pelaksanaan tugas di lapangan.

b. Keterampilan

1) Bagdalops Biro Ops Polda Jambi seharusnya memiliki personil

dalam kemampuan komputerisasi dan teknologi informasi

untuk mendukung tugas dan fungsi Bagdalops.

2) Personil Bagdalops Biro Ops Polda Jambi harus diberikan

pendidikan dan Keterampilan dalam pengolahan data dan

pengarsipan.

c. Perilaku.

1) Mentalitas personil Bagdalops Biro Ops Polda Jambi cukup

baik dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sekalipun

memiliki keterbatasan keterampilan.

2) Disiplin yang dilakukan oleh personil Bagdalops Biro Ops

Polda Jambi cukup baik meskipun ada yang memiliki masalah

internal tetapi masih melaksanakan tugas dan fungsinya

dengan baik.

Page 31: Makalah; NKP TTG OPTIMALISASI BAGDALOPS ROOPS POLDA JAMBI

31

B. Dukungan Anggaran

Alokasi Anggaran Bagdalops Biro Ops Polda Jambi tertuang

didalam Rendis (Rencana Pendistribusian) pada masing-masing

bagian yang pada awalnya tergabung didalam RKA-KL (Rencana Kerja

Anggaran Kementerian/Lembaga) Biro Operasi. Kegiatan Supervisi

yang dilaksanakan oleh Personil Bagdalops Biro Ops Polda Jambi

kejajaran Polres/Polresta kewilayahan yang dialokasikan dirasakan

sangat kecil dalam memenuhi kebutuhan akomodasi.

C. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang ada untuk mendukung penyelesaian

pekerjaan dirasakan sangat terbatas dengan volume pekerjaan yang

ada. Situasi dan kondisi ruang kerja yang kurang representatif didalam

menampung personil dan pengarsipan dokumen harus segera di

perbaiki untuk mendukung tugas dan fungsi Bagdalops Biro Ops Polda

Jambi.

D. Metode yang digunakan

Metode yang digunakan untuk terlaksananya tugas dan fungsi

Bagdalops Biro Ops Polda Jambi menggunakan Konsep Analisa

SWOT, Teori Manajemen, Teori Manajemen Strategi, dan Teori Kinerja

serta Teori Pengembangan SDM.

Page 32: Makalah; NKP TTG OPTIMALISASI BAGDALOPS ROOPS POLDA JAMBI

BAB VI

OPTIMALISASI KEMAMPUAN BAGDALOPS (BAGIAN PENGENDALIAN OPERASI) DALAM PENGUMPULAN DAN

PENGOLAHAN DATA SERTA PENYAJIAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI KEGIATAN OPERASI DALAM RANGKA

TERWUJUDNYA STABILITAS KAMTIBMAS

A. VISI dan MISI

1. Visi

Untuk optimalisasi kemampuan Bagdalops Biro Ops dalam

pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian informasi dan

dokumentasi kegiatan operasi dalam rangka terwujudnya stabilitas

kamtibmas di wilayah Polda Jambi, maka dapat dirumuskan visi,

yaitu : “Meningkatnya Kemampuan Bagdalops Dalam

Pengumpulan dan Pengolahan Data serta Penyajian Informasi

dan Dokuumentasi Kegiatan Operasi Dalam Rangka

Terwujudnya Stabilitas Kamtibmas”

2. Misi

a. Meningkatkan kondisi sumber daya Bagdalops Biro Ops Polda

Jambi yang mendukung pelaksanaan pengumpulan dan

pengolahan data serta penyajian informasi dan dokumentasi

kegiatan operasi.

b. Meningkatkan tata kelola yang mendukung pelaksanaan

Bagdalops Biro Ops Polda Jambi.

32

Page 33: Makalah; NKP TTG OPTIMALISASI BAGDALOPS ROOPS POLDA JAMBI

33

B. Tujuan

1. Tercapainya kondisi sumber daya Bagdalops Biro Ops Polda Jambi

yang mendukung pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data

serta penyajian informasi dan dokumentasi kegiatan operasi.

2. Terciptanya tata kelola yang mendukung pelaksanaan Bagdalops

Biro Ops Polda Jambi.

C. Sasaran

Dalam rangka melanjutkan strategi Trust Building yang merupakan

sasaran strategi Polri sehingga tercipta kondisi keamanan yang

semakin kondusif disemua titik pelayanan melalui standar pelayanan

Kamtibmas.

D. Kebijakan

1. Peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga kepolisian.

2. Penerapan Quick Wins diseluruh wilayah NKRI.

3. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia.

4. Modernisasi teknologi kepolisian sebagai bagian dari penerapan

reformasi Kepolisian Negara Republik Indonesia.

E. Strategi

Adapun strategi yang dibuat oleh penulis dengan

menggunakan landasan teori analisa SWOT, yaitu penilaian

terhadap hasil identifikasi situasi untuk menentukan kategori suatu

kondisi sebagai kekuatan, kelemahan, peluang atau ancaman yang

selanjutnya diidentifikasikan guna menentukan cara solusi atau

Page 34: Makalah; NKP TTG OPTIMALISASI BAGDALOPS ROOPS POLDA JAMBI

34

alternatif pemecahan masalah (Problem Solving) yang dihadapi

sehingga tercipta suatu kondisi sebagaimana yang diharapkan.

Penulis melakukan analisa SWOT yaitu dengan

mengkombinasikan Kekuatan dengan Peluang (S-O), Kelemahan

dan Peluang (W-O), Kekuatan dan Ancaman (S-T) serta Kelemahan

dan Ancaman (W-T), maka penulis dapat menentukan, menganalisa

dan memformulasikan strategi yang dapat dilakukan dalam

pelaksanaan Bagdalops Biro Ops Polda Jambi, sebagai maksud

untuk meningkatkan kinerja, sehingga outcome yang didapat adalah

dapat mewujudkan kamtibmas yang kondusif di wilayah hukum

Polda Jambi.

F. Action Plan

Rencana aksi (action plan) dalam optimalisasi kemampuan

Bagdalops guna meningkatkan kinerja dalam rangka mewujudkan

kamtibmas yang kondusif di wilayah Polda Jambi adalah dengan :

1. Meningkatkan kondisi sumber daya dalam mendukung

pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data serta

penyajian informasi dan dokumentasi kegiatan operasi

Bagdalops Biro Ops Polda jambi.

2. Meningkatkan tata kelola dalam pelaksanaan pengumpulan

dan pengolahan data serta penyajian informasi dan

dokumentasi kegiatan operasi Bagdalops Biro Ops Polda

jambi.

Page 35: Makalah; NKP TTG OPTIMALISASI BAGDALOPS ROOPS POLDA JAMBI

BAB VII

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bagian Bagdalops (Pengendalian Operasi) dalam menjalankan

tugasnya menyelenggarakan fungsi untuk pengumpulan dan

pengolahan data, serta penyajian informasi dan dokumentasi

kegiatan operasi di wilayah hukum Polda Jambi. Namun masih ada

masalah yang timbul dalam hal pelaksanaannya, seperti data

kriminalitas yang dihimpun setiap bulannya dari Polres jajaran

kewilayahan dan Direktorat Opsnal sering terlambat atau tidak

mengirim laporan (lalai dalam tugas penyajian data kriminalitas

jajaran), data yang disajikan tidak valid serta personil yang mengawaki

bagian pengumpulan data di Polres jajaran kewilayahan dan Direktorat

Opsnal sering berganti-ganti dan tidak ada kaderisasi dan transformasi

pengetahuan keterampilan sehingga kegiatan Pengolahan data

menjadi tidak profesional dan tidak menguasai permasalahan

pengumpulan data.

B. Saran

Upaya adanya penambahan personil pada jabatan Kepala Siaga

(Kasiaga A,B,C) yang memiliki dedikasi dalam memimpin,

menghimpun data Jajaran secara benar dan up to date , menghimpun

data kriminalitas dan situasi keamanan masyarakat. Terisinya Bintara

35

Page 36: Makalah; NKP TTG OPTIMALISASI BAGDALOPS ROOPS POLDA JAMBI

36

Siaga yang masih kurang sesuai dengan DSP (Daftar Susunan

Personil). Bagdalops Biro Ops Polda Jambi seharusnya memiliki

personil dalam kemampuan komputerisasi dan teknologi informasi

untuk mendukung tugas dan fungsi Bagdalops. Personil Bagdalops

harus diberikan pendidikan dalam pengolahan data dan pengarsipan.

Untuk menambah alokasi anggaran Bagdalops Biro Ops Polda Jambi

khususnya Kegiatan Supervisi yang dilaksanakan oleh Personil

Bagdalops kejajaran Polres-Polres kewilayahan untuk memenuhi

kebutuhan akomodasi. Situasi dan kondisi ruang kerja yang kurang

representatif didalam menampung personil dan pengarsipan dokumen

harus segera di perbaiki untuk mendukung tugas dan fungsi

Bagdalops.