Upload
dadang-karyanto
View
234
Download
13
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan kemajuan masyarakat yang cukup pesat, seiring
dengan merebaknya fenomena supremasi hukum, hak asasi manusia,
globalisasi, demokratisasi, desentralisasi, transparansi, dan
akuntabilitas, telah melahirkan berbagai paradigma baru dalam melihat
tujuan, tugas, fungsi, wewenang dan tanggung jawab Kepolisian
Negara Republik Indonesia yang selanjutnya menyebabkan pula
tumbuhnya berbagai tuntutan dan harapan masyarakat terhadap
pelaksanaan tugas Kepolisian Negara Republik Indonesia yang makin
meningkat dan lebih berorientasi kepada masyarakat yang dilayaninya.
Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002
Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, angka 1 menyatakan
bahwa “Kepolisian adalah segala hal-ihwal yang berkaitan dengan
fungsi dan lembaga polisi sesuai dengan peraturan perundang-
undangan”. Negara Indonesia adalah negara hukum maka keberadaan
lembaga Kepolisian sangat diperlukan dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara. Dalam rangka mewujudkan situasi keamanan yang
kondusif sebagaimana yang tersebutkan di dalam Undang-undang
Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 bahwa
tugas dan wewenang institusi Polri adalah berkewajiban dan
1
2
berkewenangan untuk menegakkan keamanan dan ketertiban
masyarakat, kemudian kepolisian selaku penegak hukum terhadap
segala tindak pidana yang muncul di wilayah yuridiksi
penugasannya, sebagaimana tertuang didalam ketentuan Pasal 2
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 yang selengkapnya
menyatakan bahwa “Fungsi kepolisian adalah salah satu fungsi
pemerintahan Negara dibidang pemeliharaan keamanan dan
ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman
dan pelayanan kepada masyarakat”. Hukum sebagai sarana pengatur
perikelakuan. Sebagai saran social engineering, hukum merupakan
suatu sarana yang ditujukan untuk mengubah perilakuan warga
masyarakat, sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.1
Berdasarkan Pasal 1 Peraturan Kepala Kepolisian Negara
Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2010 Tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Pada Tingkat Kepolisian Daerah, di dalam
angka 6 yang dimaksud dengan “Biro Operasi yang selanjutnya
disingkat Roops adalah unsur pengawas dan pembantu pimpinan pada
tingkat Polda yang berada di bawah Kapolda”. Pasal 25 ayat (2)
menyatakan bahwa “Roops bertugas membina dan menyelenggarakan
fungsi manajemen bidang operasi antara lain pelatihan pra
1 Soerjono Soekanto, Pokok-Pokok Sosiologi Hukum, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2005 hlm.135.
3
operasional, koordinasi dan kerja sama dalam rangka operasi
kepolisian”. Pasal 31 menyatakan bahwa:
(1) Bagdalops sebagaimana dimaksud daiam Pasal 27 huruf d bertugas membina. menyelenggarakan koordinasi dan administrasi, mengendalikan operasi, serta mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan data operasi.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bagdalops menyelenggarakan fungsi:a. pembinaan, pengkoordinasian, pengadministrasian, dan
pengendalian operasi;b. pengumpulan dan pengolahan data, serta penyajian
informasi dan dokumentasi kegiatan operasi; danc. penerimaan data laporan kejadian, laporan kegiatan
operasi, dan penyusunan laporannya.(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Bagdalops dibantu oleh:a. Subbagian Pengumpulan, Pengolahan, dan
Penyajian Data (Subbagpullahjianta). yang bertugas mengumpulkan dan mengolah data serta menyajikan informasi dan dokumentasi kegiatan operasi; dan
b. Kepala Siaga (Kasiaga), yang bertugas menerima data laporan kejadian dan laporan kegiatan operasi.
Berdasarkan ketentuan Pasal diatas Bagian Pengendalian Operasi
(Bagdalops) dalam menjalankan tugasnya menyelenggarakan fungsi
yang akan di teliti dalam tulisan ini lebih khusus adalah pengumpulan
dan pengolahan data, serta penyajian informasi dan dokumentasi
kegiatan operasi di wilayah hukum Polda Jambi. Namun masih ada
masalah yang timbul dalam hal pelaksanaannya, data kriminalitas yang
dihimpun setiap bulannya dari Polres jajaran kewilayahan dan
Direktorat Opsnal sering terlambat, tidak mengirim laporan (lalai dalam
tugas penyajian data kriminalitas jajaran), data yang disajikan tidak
valid serta personil yang mengawaki bagian pengumpulan data di
Polres jajaran kewilayahan dan Direktorat Opsnal sering berganti-ganti
4
dan tidak ada kaderisasi sehingga yang mengolah data tidak
profesional dan tidak menguasai permasalahan pengumpulan data.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk
melakukan penulisan untuk dijadikan karya ilmiah dalam bentuk
Makalah yang berjudul:
“Optimalisasi Kemampuan Bagdalops (Bagian Pengendalian
Operasi) Dalam Pengumpulan dan Pengolahan Data Serta
Penyajian Informasi dan Dokumentasi Kegiatan Operasi Dalam
Rangka Terwujudnya Kamtibmas”.
B. Permasalahan
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka beberapa
permasalahan dalam penulisan ini adalah belum terpenuhinya kualitas
dan kuantitas Sumber Daya Manusia (Brain Ware) pengawak
Bagdalops Biro Ops Polda Jambi, beluum terpenuhinya teknologi
informasi (Hard Ware) dalam pengumpulan, pengolahan dan penyajian
data, belum terpenuhinya sarana dan prasarana, dan kurangnya
anggaran dalam mendukung kegiatan Bagdalops Biro Ops Polda
Jambi. Dari ketentuan tersebut maka belum Optimalnya “Kemampuan
Bagian Pengendalian Operasi Dalam Pengumpulan dan Pengolahan
Data Serta Penyajian Informasi dan Dokumentasi Kegiatan Operasi
Dalam Rangka Terwujudnya Kamtibmas”.
5
C. Persoalan
Berdasarkan Permasalah Tersebut dapat ditarik beberapa
persoalan pokok yaitu:
1. Bagaimana Optimalisasi Peranan Bagian Pengendalian Operasi
Dalam Pengumpulan dan Pengolahan Data Serta Penyajian
Informasi dan Dokumentasi Kegiatan Operasi Dalam Rangka
Terwujudnya Kamtibmas?
2. Apa kendala yang dihadapi Bagian Pengendalian Operasi Dalam
Pengumpulan dan Pengolahan Data Serta Penyajian Informasi dan
Dokumentasi Kegiatan Operasi Dalam Rangka Terwujudnya
Kamtibmas?
D. Ruang Lingkup
Pembatasan pembahasan dalam penulisaan ini, meliputi kajian
dan analisis terhadap Optimalisasi Bagian Pengendalian Operasi
Dalam Pengumpulan dan Pengolahan Data Serta Penyajian Informasi
dan Dokumentasi Kegiatan Operasi Dalam Rangka Terwujudnya
Kamtibmas.
E. Maksud dan Tujuan
1. Maksud
Untuk megetahui tugas dan fungsi serta permasalahan dan upaya
penyelesaian Bagdalops Biro Ops Polda Jambi sehingga
6
bermanfaat untuk Polda Jambi khususnya Bagdalops Biro Ops
serta Untuk memenuhi persyaratan seleksi pendidikan Sespimmen
Polri Dikreg LIII T.A. 2013.
2.Tujuan
a. Untuk mendeskripsikan Optimalisasi Bagian Pengendalian
Operasi Dalam Pengumpulan dan Pengolahan Data Serta
Penyajian Informasi dan Dokumentasi Kegiatan Operasi.
b. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi
Optimalisasi Bagian Pengendalian Operasi Dalam Pengumpulan
dan Pengolahan Data Serta Penyajian Informasi dan Dokumentasi
Kegiatan Operasi.
c. Untuk mendeskripsikan kondisi yang ideal Optimalisasi Bagian
Pengendalian Operasi Dalam Pengumpulan dan Pengolahan Data
Serta Penyajian Informasi dan Dokumentasi Kegiatan Operasi.
d. Memformulasikan optimalisasi kemampuan Bagian Pengendalian
Operasi Dalam Pengumpulan dan Pengolahan Data Serta
Penyajian Informasi dan Dokumentasi Kegiatan Operasi.
F. Metode Pendekatan
1. Metode
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah Diskriptif
Analisis, yaitu dengan cara menggambarkan keadaan yang
7
sebenarnya berdasarkan data yang kemudian di analisa untuk
mendapatkan pemecahannya.
2. Pendekatan
maka pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan perundang-
undangan (statute approach) dan pendekatan konseptual
(conceptual approach). Pendekatan seperti ini berupaya
menemukan kaedah-kaedah hukum yang mendasari adanya
prinsip-prinsip dalam Bagian Pengendalian Operasi Dalam
Pengumpulan dan Pengolahan Data Serta Penyajian Informasi dan
Dokumentasi Kegiatan Operasi.
G. Sistematika
Dalam penulisan ini di susun dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Merupakan bab yang berisi latar belakang, permasalahan dan
pokok-pokok persoalan, ruang lingkup, maksud dan tujuan, metode
pendekatan dan sistematika serta pengertian-pengertian.
BAB II Kerangka Teoritis
Bab ini menguraikan tentang landasan teori atau konsep yang
digunakan, antara lain: Konsepsi Analisa SWOT, Teori Manajemen,
Teori Manajemen Strategi, Teori Kinerja, Teori Pelayanan dan Teori
Pengembangan Sumber Daya Manusia.
BAB III Kondisi Saat ini
Bab ini akan menguraikan kondisi kegiatan Bagdalops Biro
Ops Polda Jambi saat ini, yang meliputi: kondisi sumber daya
8
manusia, dukungan anggaran, dukungan sarana dan prasarana
serta metode yang digunakan Bagian Pengendalian Operasi Dalam
Pengumpulan dan Pengolahan Data Serta Penyajian Informasi dan
Dokumentasi Kegiatan Operasi.
BAB IV Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Bab ini menjelaskan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
kemampuan Bagian Pengendalian Operasi Dalam Pengumpulan
dan Pengolahan Data Serta Penyajian Informasi dan Dokumentasi
Kegiatan Operasi yang terdiri dari faktor internal dan eksternal.
BAB V Kondisi Yang Diharapkan
Bab ini akan membahas mengenai kondisi kemampuan
Bagdalops Biro ops Polda Jambi yang ideal terkait dengan kondisi
sumber daya manusia, dukungan anggaran, dukungan sarana dan
prasarana serta metode yang digunakan dalam Bagian
Pengendalian Operasi Dalam Pengumpulan dan Pengolahan Data
Serta Penyajian Informasi dan Dokumentasi Kegiatan Operasi.
BAB VI Optimalisasi Kemampuan Bagdalops Biro Ops Polda Jambi
Bab ini merupakan isi dari optimalisasi kemampuan Bagian
Pengendalian Operasi Dalam Pengumpulan dan Pengolahan Data
Serta Penyajian Informasi dan Dokumentasi Kegiatan Operasi guna
meningkatkan kinerja dalam rangka mewujudkan kamtibmas yang
kondusif di wilayah hukum Polda Jambi.
9
BAB VII Penutup
Bab ini terdiri dari kesimpulan atas penjelasan yang telah
diuraikan pada bab-bab sebelumnya dan diakhiri dengan
saran/rekomendasi.
F. Pengertian-Pengertian
Dalam penulisan Makalah ini penulis memberikan batasan-batasan
terhadap pengertian-pengertian yang ada dalam pembahasan ini,
yaitu:
1. Optimalisasi
Optimalisasi berasal dari kata optimal yang berarti tertinggi, paling
baik, sempurna; terbaik; paling menguntungkan. Optimalisasi berarti
pengoptimalan.2
2. Bagian Pengendalian Operasi (Bagdalops).
Berdasarkan Pasal 31 Peraturan Kepala Kepolisian Negara
Republik Indonesia Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Pada Tingkat Kepolisian Negara ayat (1) Bagdalops sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 27 huruf d bertugas membina,
menyelenggarakan koordinasi dan administrasi, mengendalikan
operasi, serta mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan data
operasi.
3. Pengumpulan
Pengumpulan berasal dari kata kumpul yang berarti bersama-sama
menjadi satu kesatuan atau kelompok (tidak terpisah-pisah);
2 Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Gitamedia Prees. hlm.562.
10
berhimpun, berapat (bersidang); berkerumun. Pengumpulan berarti
proses, cara, perbuatan mengumpulkan; pengerahan (masa).3
4. Pengolahan
Pengolahan berasal dari kata olah yang berarti mengerjakan
sesuatu agar menimbulkan barang baru atau menjadi lain; memasak
sesuatu agar menjadi lebih sempurna. Pengolahan berarti proses,
perbuatan dan cara mengolah.4
5. Data
Data berarti keterangan yang benar dan nyata.5
6. Penyajian
a. proses, cara, perbuatan menyajikan: ia menyerahkan urusan - itu
kpd orang lain;
b. pengaturan penampilan (pertunjukan dsb):
c. cara menyampaikan pemberitaan karangan, makalah, dsb6
7. Informasi
Informasi berarti keterangan yang disampaikan oleh seseorang atau
badan; keseluruhan makna yang menunjang pesan yang terlihat
dibagian-bagian pesan itu; penerangan.7
8. Dokumentasi
3 Ibid, hlm.464-465.4 Ibid, hlm.558.5 Ibid, hlm.211.6 http://www.artikata.com/arti-376343-penyajian.html. diakses tanggal 10 April 20137 Tim Prima Pena, Op. Cit., hlm. 345.
11
Dokumentasi berarti pengumpulan, pengolahan dan penyimpanan
informasi dibidang pengetahuan.8
9. Kegiatan
Kegiatan berarti aktifitas, tindakan yang dilakukan dengan sungguh-
sungguh, acara. 9
10. Operasi
Operasi berarti bedah (dalam dunia kedokteran); tindakan
memeriksa (dilakukan oleh polisi atau tentara); pelaksanaan
rencana yang telah dikembangkan.10
11. Terwujudnya
Terwujudnya berasal dari kata ujud yang berarti maksud, tujuan;
sesuatu yang dikehendaki.11
12. Kamtibmas
Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002
Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, angka 5
menyatakan bahwa:
Keamanan dan ketertiban masyarakat adalah suatu kondisi dinamis masyarakat sebagai salah satu prasyarat terselenggaranya proses pembangunan nasional dalam rangka tercapainya tujuan nasional yang ditandai oleh terjaminnya keamanan, ketertiban, dan tegaknya hukum, serta terbinanya ketenteraman, yang mengandung kemampuan membina serta mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat dalam menangkal, mencegah, dan menanggulangi segala bentuk pelanggaran hukum dan bentuk-bentuk gangguan lainnya yang dapat meresahkan masyarakat.
8 Tim Prima Pena, Op. Cit., hlm.232.9 Tim Prima Pena, Op. Cit., hlm.295.10 Tim Prima Pena, Op. Cit., hlm.562.11 Tim Prima Pena, Op. Cit., hlm.783.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konsep Analisa SWOT
Konsep teori analisa SWOT yaitu penilaian terhadap hasil
identifikasi situasi untuk menentukan kategori suatu kondisi sebagai
kekuatan, kelemahan, peluang atau ancaman yang selanjutnya
diidentifikasikan guna menentukan cara-cara solusi atau alternatif
pemecahan masalah (Problem Solving) yang dihadapi sehingga
tercipta suatu kondisi sebagaimana yang diharapkan. Adapun dalam
melakukan analisa SWOT, maka akan diformulasikan suatu identifikasi
situasi terhadap setiap permasalahan yang ada dengan melakukan
analisa dari penggabungan beberapa faktor yang mempengaruhi,
antara lain:12
a. Kekuatan (Strength) adalah identifikasi situasi internal organisasi yang berupa kompetensi atau kapabilitas atau sumber daya yang dimiliki organisasi yang dapat digunakan sebagai alternatif untuk menangani peluang dan ancaman yang dihadapi.
b. Kelemahan (Weakness) adalah situasi internal organisasi di mana kompetensi kapabilitas atau sumber daya organisasi yang pemanfaatan belum dirasakan optimal dalam menangani peluang dan ancaman.
c. Peluang (Opportunity) adalah situasi eksternal organisasi yang berpotensi menguntungkan.
d. Ancaman (Threat) adalah suatu keadaan eksternal yang berpotensi menimbulkan kesulitan atau hambatan dalam pelaksanaan tugas.
12 Freddy, Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis: Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis Untuk Menghaapi Abad 21, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hlm. 19.
12
13
Analisa SWOT dalam penulisan ini, dipakai dalam
memformulasikan serta sebagai bahan penulis untuk
mengkombinasikan strategi apa yang harus dirangkai oleh penulis
yang didapat dari analisa dari faktor-faktor yang mempengaruhi yang
meliputi faktor internal dan eksternal, yaitu dengan menformulasikan
bagaimana temuan strategi dari kombinasi kekuatan dan peluang yang
dimiliki, adanya kelemahan dan peluang, dan kekuatan dan ancaman
yang ada serta seberapa besar kelemahan dan ancaman.
Dalam aplikasinya pada pelaksanaan tugas kepolisian, sangat
sesuai dalam memberikan informasi tentang kondisi internal organisasi
saat ini sebagai faktor kekuatan dan kelemahan serta kondisi eksternal
sebagai faktor peluang dan ancaman. Dengan demikian dapat di
jadikan dasar dalam menyusun prioritas pelaksanaan tugas dengan
memanfaatkan model titik temu. Sejauh mana faktor itu relevan
dengan visi misi Polri. Semakin dekat faktor itu dengan visi misi Polri
semakin perlu faktor itu diberi prioritas untuk diprogramkan. Sehingga
dapat di rumuskan suatu kebijaksanaan yang tepat dan strategis untuk
mewujudkan performance atau penampilan organisasi dalam
mencapai tujuan-tujuan yang telah di tetapkan.
14
B. Teori Manajemenan
Dalam teori manajemen menurut George R. Terry dalam buku
Principles of Management. Rumusan teori dan fungsi manajemen
adalah sebagai berikut:13
1. Perencanaan (Planning): mencakup sumber daya perusahaan, pembangunan, personel, penetapan tujuan, proses yang dilaksanakan, dan prediksi ke depan.
2. Pengorganisasian (Organizing): mencakup syarat atau ketentuan kegiatan yang berhubungan dengan cara memperoleh evaluasi dan pelatihan personel.
3. Pelaksanaan / penggerak (Actuating): mencakup bagaimana cara menjalankan fungsi perencanaan yang telah ditentukan semula, yang mana keberhasilan langsung terlihat dari langkah-langkah yang dilakukan.
4. Pengendalian (Controlling): memantau kegiatan-kegiatan untuk memastikan kegiatan itu dicapai sesuai dengan yang direncanakan atau mengoreksi penyimpangan.
Teori Manajemen dari George R. Terry tersebut menjelaskan
bahwa dengan adanya pengklasifikasian fungsi, maka pimpinan dapat
mengevaluasi prestasi-prestasi kerja dan dapat segera dilakukan
tindakan-tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan
rencana-rencana.
Aplikasi Teori Manajemen dari George R. Terry dalam
pelaksanaan tugas kepolisian sangat penting karena sudah mencakup
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian
sehingga sekecil mungkin kelemahan dan kekurangan dapat
diminimalisasi. Di dalam setiap tugas kepolisian tentunya penerapan
teori manajemen relevan menjadi landasan dalam mengelola dan
13 Sondang P. Siagian, Manajemen SDM, Bumi Aksara, Jakarta, 2002, hml. 105.
15
mengkoordinasi sumber daya organisasi (personel, sarana prasarana
dan anggaran).
Manajemen secara umum adalah pemanfaatan sumber-sumber
yang tersedia atau potensial di dalam pencapaian tujuan. Dalam hal ini
manajemen dititikberatkan pada usaha menggunakan atau
memanfaatkan sumber yang tersedia atau berpotensi dalam
pencapaian tujuan, sumber atau sarana manajemen ialah orang (Man),
uang (Money), sarana dan prasarana (material), mesin (Machine),
metode (Method), dan waktu (Time) dan prasarana lainnya seperti
tanah, gedung, alat angkutan dan sebagainya.
C. Teori Manajemen Strategi
Manajemen strategis merupakan proses atau rangkaian kegiatan pengambilan keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh, disertai penetapan cara melaksanakannya, yang dibuat oleh pimpinan dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran di dalam suatu organisasi, untuk mencapai tujuan. Menurut Pearch dan Robinson dikatakan bahwa manajemen strategi adalah kumpulan dan tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran organisasi.14 Sedangkan pengertian manajemen strategis menurut Nawawi adalah perencanaan berskala besar (perencanaan strategi) yang berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh (visi), dan ditetapkan sebagai keputusan pimpinan tertinggi (keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil), agar memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif (misi), dalam usaha menghasilkan sesuatu (perencanaan operasional untuk menghasilkan barang dan/atau jasa serta pelayanan) yang berkualitas, dengan diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan (tujuan strategis) dan berbagai sasaran (tujuan operasional) organsasi.15
14 http://hipni.blogspot.com/2012/02/ pengertiandefinisi-manajemen-strategi .html , diakses tanggal 4 April 2013.
15 Ibid.
16
Dari beberapa pengertian manajemen strategi tersebut
menunjukkan bahwa manajemen strategi merupakan suatu sistem
yang memiliki berbagai komponen yang saling berhubungan dan saling
mempengaruhi dan bergerak secara bersama-sama kearah yang sama
pula. Komponen pertama adalah perencanaan strategi dengan unsur-
unsurnya yang terdiri dari visi, misi, tujuan dan strategi organisasi.
Sedangkan komponen kedua adalah perencanaan operasional dengan
unsur-unsurnya sasaran dan tujuan operasional, pelaksanaan fungsi-
fungsi manajemen berupa fungsi pengorganisasian, pelaksanaan dan
fungsi penganggaran, kebijaksanaan situsional, jaringan kerja internal
dan eksternal, fungsi kontrol dan evaluasi serta umpan balik.
D. Teori Kinerja
Teori kinerja merupakan teori yang dibutuhkan untuk memecahkan
persoalan khususnya manajemen Bagdalops Biro Ops Polda Jambi
dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
Menurut Payaman Simanjuntak, kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu. Kinerja organisasi adalah menilai tingkat pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi. Dalam manajemen, kinerja merupakan keseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja organisasi, termasuk kinerja masing-masing individu dan kelompok kerja di perusahaan tersebut.16 Sedangkan Dessler berpendapat bahwa kinerja (prestasi kerja) karyawan adalah prestasi aktual karyawan dibandingkan dengan prestasi yang diharapkan dari karyawan.
16 Payaman J, Simanjuntak, Manajemen dan Evaluasi Kerja. Jakarta, Lembaga Penerbit FEUI, Jakarta, 2005, hlm. 32
17
Prestasi kerja yang diharapkan adalah prestasi standar yang disusun sebagai acuan sehingga dapat melihat kinerja karyawan sesuai dengan posisinya dibandingkan dengan standar yang dibuat. Selain itu dapat juga dilihat kinerja dari karyawan tersebut terhadap karyawan lainnya. 17
Berdasarkan beberapa pendapat tentang teori kinerja/prestasi
kerja dapat disimpulkan bahwa kinerja maupun prestasi kerja
mengandung substansi pencapaian hasil kerja oleh seseorang.
Dengan demikian bahwa kinerja maupun prestasi kerja merupakan
cerminan hasil yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang.
Kinerja perorangan (individual performance) dengan kinerja lembaga
(institutional performance) atau kinerja perusahaan (corporate
performance) terdapat hubungan yang erat. Dengan perkataan lain bila
kinerja karyawan (individual performance) baik maka kemungkinan
besar kinerja perusahaan (corporate performance) juga baik.
Menurut Hermawati, pelayanan yang dilakukan itu harus
berdasarkan azas-azas pelayanan prima antara lain:18
1. Aman, dalam pengertian pelayanan Polri dapat memberikan rasa aman (Security), keselamatan (Safety), jaminan (Surety) dan kedamaian / ketentraman (Peace) bagi masyarakat yang memerlukan.
2. Cepat, bahwa pelayanan diselenggarakan dalam waktu yang tepat dan tidak ditunda-tunda.
3. Murah, pelayanan pada hakekatnya tidak diperlukan biaya dari masyarakat, namun bila dipersyaratkan menggunakan biaya maka diselenggarakan sesuai ketentuan yang berlaku dan terjangkau oleh masyarakat serta tidak dibebani penambahan biaya lainnya.
17 Gary, Dessler. Manajemen SDM, Indeks, Jakarta, 2009, hlm. 27.18 Hermawati, Pelayanan Prima, Selapa Pori, Jakarta, 2008, hlm. 22.
18
E. Teori Pengembangan SDM
Inti dari Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah
pembinaan terhadap SDM organisasi yang dimiliki agar lebih baik,
Dalam konteks MSDM Polri, system pembinaan SDM diselenggarakan
melalui suatu siklus pembinaan personil Polri yang meliputi:
penyediaan, pendidikan, penggunaan, perawatan dan pemisahan.
Kelima aspek dalam penyelenggaraan siklus pembinaan personil ini
merupakan bagian-bagian dari seluruh kegiatan pembinaan sumber
daya manusia Polri.
Sedangkan menurut Lembaga Manajemen UI bekerjasama dengan
kantor Deputi SDM Kapolri, dan Partnership for Governance Reform in
Indonesia. sistem pembinaan SDM Polri merupakan penataan
keterkaitan dan proses pada faktor-faktor penting terkait dengan
pembinaan yang memacu SDM yang lebih baik. Sistem pembinaan
tersebut mencakup sistem perencanaan SDM, sistem rekrutmen dan
seleksi, sistem pendidikan dan latihan, sistem penilaian kinerja, sistem
karir, dan sistem kompensasi. Masalahnya, sekalipun sudah
merupakan sistem, namun dalam implementasinya belum terintegrasi
dan sinergis.
Dalam Teori Pengembangan Sumber Daya Manusia yang
dikemukakan oleh Keith Davis and Werther W.B, pengembangan SDM
merupakan sebuah cara efektif untuk menghadapi tantangan-
tantangan, perubahan teknik kegiatan yang disepakati dan perputaran
19
kerja. Dalam menghadapi tantangan-tantangan tersebut,
pengembangan SDM dapat terus menggunakan para pekerja yang
dianggap efektif dalam melakukan pekerjaannya.
Perbedaan dari pelatihan untuk pekerja yang spesifik merupakan
bagian terpenting dalam pengembangan kualitas SDM. Sehingga
dengan pengembangan kualitas pekerja yang ada, maka akan
mengurangi ketergantungan perusahaan pada penyewaan karyawan
baru. Promosi dan pengalihan posisi karyawan menunjukkan bahwa
mereka memiliki peluang karir, tidak hanya berhenti pada posisi
tertentu saja. Sehingga pengusaha/pengguna karyawan akan
memperoleh manfaat dari kelanjutan operasional dengan kinerja yang
meningkat, sementara para karyawan merasa memiliki komitmen lebih
besar kepada perusahaan dikarenakan mereka merasa diberi
penghargaan.
Dalam aplikasi tugas pokok kepolisian. Pengembangan SDM
merupakan faktor yang mendasar bagi seorang bawahan untuk meniti
karir melalui kesempatan pendidikan/pelatihan dan pengalaman kerja
guna menjawab tantangan tugas masa depan dengan
mengaplikasikan kemampuan yang dimiliki baik dari pendidikan formal
atau nonformal. Sehingga pada akhirnya tujuan kepolisian negara
dalam bidang pembinaan personil tercapai yaitu mewujudkan personil
Polri yang profesional, modern dan bermoral.
BAB III
KONDISI SAAT INI
A. Sumber Daya Manusia
Struktur, kedudukan, tugas pokok dan fungsi Bagdalops Biro ops
Polda Jambi telah dijabarkan dalam Peraturan Kapolri Nomor 22
Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pada Tingkat
Kepolisian Daerah. Dalam menjalankan peran dan fungsinya
Bagdalops Polda Jambi mempunyai keterbatasan yang menimbulkan
kendala-kendala dalam pelaksanaan tugasnya
1. Kuantitas Personil
Data Personil Bagdalops Biro Ops Polda Jambi
NO PERSONIL JUMLAH DSP KET
1 PAMEN 2 5 Kurang 3
2 PAMA 3 4 Kurang 1
3 BRIGADIR 3 12 Kurang 9
4 PNS 2 2 Cukup
JUMLAH 10 23 Kurang 13
Jumlah personil Bagdalops Biro Ops Polda Jambi apabila
mendasari dari Peraturan Kapolri tersebut, bahwa personil Bagdalops
Polda Jambi sampai pada tahun 2013 ini memiliki personel sebanyak
10 orang. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa jumlah
keseluruhan personel Bagdalops Biro Ops Polda Jambi masih
20
21
terbatas, di samping itu juga masih ada jabatan yang belum terisi yaitu
kepala Siaga (Ka Siaga).
2. Kualitas Personil
Data Kualifikasi Personil Bagdalops Polda Jambi
NO PENDIDIKAN
KEJURUAN
JUMLAH
NO
PENDIDIKAN
UMUM
JUMLAH
PA BA PA BA TA
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Dikjurlantas 1 - 1 SMA 10 10 -
2 Dikbangspes SDM 1 - 2 D3 - - -
3 Dikjurpapolair(Dasar,
Paidik, Nautika), Ahli
Nautika V
1 - 3 S1 2 - -
4 Dikjur Baintel 1 - 4 S2 - - -
JUMLAH 4 -
Dilihat dari data di atas bahwa kualitas personil Bagdalops Polda
Jambi adalah sebagai berikut :
a. Personil Bagdalops Biro Ops Polda Jambi tidak ada yang memiliki
kualifikasi pendidikan kejuruan yang sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
b. Dilihat dari kualitas pendidikan umum personil Bagdalops Biro
Ops Polda Jambi sebagian besar hanya berpendidikan setingkat
SMU. Anggota yang pendidikannya SMU tentu akan berperilaku
berbeda serta tingkat pengetahuannya juga berbeda dibanding
22
yang berpendidikan Sarjana. Kenyataan ini akan mempengaruhi
kinerja Bagdalops Biro Ops dalam pelaksanaan tugas di
lapangan.
3. Kemampuan dan Kompetensi personil Bagdalops Biro Ops Polda
Jambi
a. Pengetahuan.
1) Kurangnya pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan
dengan komputerisasi dan teknologi informasi.
2) Personil Bagdalops Biro Ops Polda Jambi jarang untuk diikutkan
dalam program pelatihan baik yang diselenggarakan oleh intern
Polri maupun lembaga dan instansi terkait lainnya yang ada
hubungannya dengan komputerisasi dan teknologi informasi.
3) Belum adanya regenerasi dan penyegaran terhadap personil
Bagdalops Biro Ops Polda Jambi yang mana eksistensinya tidak
maksimal dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
b. Keterampilan
1) Masih kurangnya keterampilan Personil dalam melaksanakan
komputerisasi dan teknologi informasi yang selama ini hanya
dilakukan secara otodidak.
2) Terbatasnya kemampuan Bagdalops Biro Ops Polda Jambi
dalam pengolahan data dan pengarsipan.
23
c. Perilaku.
1) Mentalitas personil Bagdalops Biro Ops Polda Jambi cukup baik
dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sekalipun memiliki
keterbatasan keterampilan.
2) Disiplin yang dilakukan oleh personil Bagdalops Biro Ops Polda
Jambi cukup baik meskipun ada yang memiliki masalah internal
tetapi masih melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik.
B. Dukungan Anggaran
Alokasi Anggaran Bagdalops Biro Ops Polda Jambi tertuang
didalam Rendis (Rencana Pendistribusian) pada masing-masing
bagian yang pada awalnya tergabung didalam RKA-KL (Rencana Kerja
Anggaran Kementerian /Kelembagaan) Biro Operasi.
NO KEGIATAN VOLUME(Rp x org x giat)
JUMLAH (Rp)
KET
1 Pam Unrasa. Uang makan
b. Uang saku
15.000 x 612 x 18 12.500 x 612 x 18
16.380.000 Per Tahun
2 Pemeliharaan Peralatan Kantor
1700.000 x 1 Tahun 1.700.000
Per Tahun
3 Keperluan Perkantoran (ATK)
9.500.00 x 1 Tahun
9.500.000 Per Tahun
4 Supervisi 1.750.000 x 1 Tahun
1.750.000 Per Tahun
Jumlah 29.205.000
24
Dari data tersebut dapat dijelaskan bahwa:
1. Kegiatan Pengamanan Unjuk Rasa telah teralokasikan anggaran
selama satu tahun yang mana personil yang terlibat berasal dari
Biro, Direktorat, Bidang dan Personil staf Mapolda Jambi.
2. Kegiatan Supervisi yang dilaksanakan oleh Personil Bagdalops
kejajaran Polres-Polres kewilayahan teralokasikan dirasakan
sangat kecil dalam memenuhi kebutuhan akomodasi.
C. SARANA PRASARANA
Data Sarana Prasarana Bagdalops Biro Ops Polda Jambi
No Jenis Barang Jumlah Ket
1 Komputer 1 Baik
2 Printer 1 Baik
3 Faxsmile 1 Baik
4 Speedy 1 Baik
Jumlah 4
Dari data tersebut diatas antara kebutuhan dan volume pekerjaan
otomatis akan menghambat dalam penyelesaian pekerjaan. Situasi
dan kondisi ruang kerja yang kurang representatif didalam menampung
personil dan pengarsipan dokumen.
25
D. METODE YANG DIGUNAKAN
Metode yang digunakan dalam hal ini dilakukan dengan
memanfaatkan kemampuan personil dan peralatan yang tersedia
secara maksimal sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
BAB IV
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
A. Faktor Internal
1. Kekuatan
a. Personil Bagdalops Biro Ops Polda Jambi dilihat dari segi
kuantitas berjumlah 10 orang.
b. Adanya Undang-undang RI dan Peraturan Kapolri Nomor 22
Tahun 2010 serta Peraturan Kapolri Nomor 9 Tahun 2011
Tentang Manajemen Operasi Kepolisian dalam rangka
mewujudkan kamtibmas yang kondusif di wilayah Provinsi Jambi
c. Tersedianya sarana dan prasarana, material, fasilitas dan jasa
yang dimiliki Bagdalops Biro Ops Polda Jambi saat ini dapat
dimanfaatkan didalam mendukung tugas dan fungsi Bagdalops.
2. Kelemahan
a. Kuantitas personil Bagdalops Biro Ops Polda Jambi jika
dibandingkan dengan DSP masih kurang 13 personil.
b. Kualitas kemampuan dan keterampilan personil Bagdalops Biro
Ops Polda Jambi hanya mengandalkan kemampuan otodidak
dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
c. Dukungan anggaran khususnya dalam kegiatan supervisi relatif
kecil sehingga biaya dan layanan akomodasi kurang bisa
dirasakan.
26
27
d. Sarana dan prasarana Bagdalops Biro Ops Polda Jambi sangat
kecil untuk mendukung beban kegiatan yang relatif banyak.
B. Faktor Eksternal
1. Peluang
a. Bagdalops Biro Ops Polda Jambi masih dipercaya oleh instansi
pemerintah seperti Badan Pusat Statistik, Badan Kesatuan
Bangsa dan Politik Perlindungan Masyarakat, dan Pemerintah
Provinsi Jambi terkait data dan jumlah kriminalitas sebagai acuan
dalam menyusun kegiatan dan pusat data terkait situasi
Keamanan masyarakat yang ada didalam Provinsi Jambi.
b. Bagdalops Biro Ops Polda Jambi mengawaki dan memperkuat
kegiatan posko bencana di Pusdalops BPBD (Badan
Penanggulangan Bencana Daerah) Pemerintah Provinsi Jambi
terkait produk data korban bencana (bencana alam dan bencana
sosial).
c. Bagdalops Biro Ops Polda Jambi mewujudkan sinergisitas
dengan SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) Pemerintah
Provinsi Jambi dalam hal penanganan konflik sosial yang terjadi
diwilayah Provinsi Jambi.
2. Kendala atau Ancaman
a. Bagdalops Biro Ops Polda Jambi menginput data jajaran terkait
jumlah kriminalitas yang terjadi diwilayah hukum Polda Jambi
cenderung menggunakan fasilitas internet dalam hal ini melalui
28
email [email protected] terkadang kurang
lancar dikarenakan faktor keberadaan sinyal, cuaca dan fasilitas
internet di satuan kewilayahan (Polres/Ta) sehingga akan
mempengaruhi dalam kelancaran pengiriman data.
b. Input data yang berasal dari jajaran Polres/Ta terkadang kurang
lancar sehubungan faktor instansi tertentu dikarenakan tiidak
memiliki akses internet.
BAB V
KONDISI YANG DIHARAPKAN
A. Sumber Daya Manusia
1. Kuantitas Personil
Jumlah personil Bagdalops Biro Ops Polda Jambi apabila
mendasari dari Peraturan Kapolri tersebut, bahwa personil
Bagdalops Polda Jambi sampai pada tahun 2013 ini memiliki
personel sebanyak 10 orang. Dari data tersebut dapat diketahui
bahwa jumlah keseluruhan personel Bagdalops Polda Jambi masih
terbatas, di samping itu juga masih ada jabatan yang belum terisi
yaitu Kepala Siaga (Ka Siaga). Adanya penambahan personil pada
jabatan Kepala Siaga (Ka Siaga) yang memiliki dedikasi dalam
menghimpun data Jajaran, menghimpun data kriminalitas dan
situasi keamanan masyarakat. Terisinya Bintara Pulahjianta
(Pengumpulan Pengolahan Penyajian data) Bintara umum yang
masih kurang sesuai dengan DSP.
2. Kualitas Personil
kualitas personil Bagdalops Biro Ops Polda Jambi adalah sebagai
berikut:
a. Pengetahuan
1) Personil Bagdalops Polda Jambi harus memiliki kualifikasi
pendidikan kejuruan yang sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
29
30
2) Dilihat dari kualitas pendidikan umum personil Bagdalops Biro
Ops Polda Jambi sebagian besar hanya berpendidikan
setingkat SMU. Anggota yang pendidikannya setingkat SMU
tentunya akan berpengaruh terhadap pola pikir / mind sheet
dan perilaku yang berbeda serta tingkat pengetahuannya juga
berbeda dibanding yang berpendidikan Sarjana. Kenyataan
ini akan mempengaruhi kinerja Bagdalops Biro Ops dalam
pelaksanaan tugas di lapangan.
b. Keterampilan
1) Bagdalops Biro Ops Polda Jambi seharusnya memiliki personil
dalam kemampuan komputerisasi dan teknologi informasi
untuk mendukung tugas dan fungsi Bagdalops.
2) Personil Bagdalops Biro Ops Polda Jambi harus diberikan
pendidikan dan Keterampilan dalam pengolahan data dan
pengarsipan.
c. Perilaku.
1) Mentalitas personil Bagdalops Biro Ops Polda Jambi cukup
baik dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sekalipun
memiliki keterbatasan keterampilan.
2) Disiplin yang dilakukan oleh personil Bagdalops Biro Ops
Polda Jambi cukup baik meskipun ada yang memiliki masalah
internal tetapi masih melaksanakan tugas dan fungsinya
dengan baik.
31
B. Dukungan Anggaran
Alokasi Anggaran Bagdalops Biro Ops Polda Jambi tertuang
didalam Rendis (Rencana Pendistribusian) pada masing-masing
bagian yang pada awalnya tergabung didalam RKA-KL (Rencana Kerja
Anggaran Kementerian/Lembaga) Biro Operasi. Kegiatan Supervisi
yang dilaksanakan oleh Personil Bagdalops Biro Ops Polda Jambi
kejajaran Polres/Polresta kewilayahan yang dialokasikan dirasakan
sangat kecil dalam memenuhi kebutuhan akomodasi.
C. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang ada untuk mendukung penyelesaian
pekerjaan dirasakan sangat terbatas dengan volume pekerjaan yang
ada. Situasi dan kondisi ruang kerja yang kurang representatif didalam
menampung personil dan pengarsipan dokumen harus segera di
perbaiki untuk mendukung tugas dan fungsi Bagdalops Biro Ops Polda
Jambi.
D. Metode yang digunakan
Metode yang digunakan untuk terlaksananya tugas dan fungsi
Bagdalops Biro Ops Polda Jambi menggunakan Konsep Analisa
SWOT, Teori Manajemen, Teori Manajemen Strategi, dan Teori Kinerja
serta Teori Pengembangan SDM.
BAB VI
OPTIMALISASI KEMAMPUAN BAGDALOPS (BAGIAN PENGENDALIAN OPERASI) DALAM PENGUMPULAN DAN
PENGOLAHAN DATA SERTA PENYAJIAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI KEGIATAN OPERASI DALAM RANGKA
TERWUJUDNYA STABILITAS KAMTIBMAS
A. VISI dan MISI
1. Visi
Untuk optimalisasi kemampuan Bagdalops Biro Ops dalam
pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian informasi dan
dokumentasi kegiatan operasi dalam rangka terwujudnya stabilitas
kamtibmas di wilayah Polda Jambi, maka dapat dirumuskan visi,
yaitu : “Meningkatnya Kemampuan Bagdalops Dalam
Pengumpulan dan Pengolahan Data serta Penyajian Informasi
dan Dokuumentasi Kegiatan Operasi Dalam Rangka
Terwujudnya Stabilitas Kamtibmas”
2. Misi
a. Meningkatkan kondisi sumber daya Bagdalops Biro Ops Polda
Jambi yang mendukung pelaksanaan pengumpulan dan
pengolahan data serta penyajian informasi dan dokumentasi
kegiatan operasi.
b. Meningkatkan tata kelola yang mendukung pelaksanaan
Bagdalops Biro Ops Polda Jambi.
32
33
B. Tujuan
1. Tercapainya kondisi sumber daya Bagdalops Biro Ops Polda Jambi
yang mendukung pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data
serta penyajian informasi dan dokumentasi kegiatan operasi.
2. Terciptanya tata kelola yang mendukung pelaksanaan Bagdalops
Biro Ops Polda Jambi.
C. Sasaran
Dalam rangka melanjutkan strategi Trust Building yang merupakan
sasaran strategi Polri sehingga tercipta kondisi keamanan yang
semakin kondusif disemua titik pelayanan melalui standar pelayanan
Kamtibmas.
D. Kebijakan
1. Peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga kepolisian.
2. Penerapan Quick Wins diseluruh wilayah NKRI.
3. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
4. Modernisasi teknologi kepolisian sebagai bagian dari penerapan
reformasi Kepolisian Negara Republik Indonesia.
E. Strategi
Adapun strategi yang dibuat oleh penulis dengan
menggunakan landasan teori analisa SWOT, yaitu penilaian
terhadap hasil identifikasi situasi untuk menentukan kategori suatu
kondisi sebagai kekuatan, kelemahan, peluang atau ancaman yang
selanjutnya diidentifikasikan guna menentukan cara solusi atau
34
alternatif pemecahan masalah (Problem Solving) yang dihadapi
sehingga tercipta suatu kondisi sebagaimana yang diharapkan.
Penulis melakukan analisa SWOT yaitu dengan
mengkombinasikan Kekuatan dengan Peluang (S-O), Kelemahan
dan Peluang (W-O), Kekuatan dan Ancaman (S-T) serta Kelemahan
dan Ancaman (W-T), maka penulis dapat menentukan, menganalisa
dan memformulasikan strategi yang dapat dilakukan dalam
pelaksanaan Bagdalops Biro Ops Polda Jambi, sebagai maksud
untuk meningkatkan kinerja, sehingga outcome yang didapat adalah
dapat mewujudkan kamtibmas yang kondusif di wilayah hukum
Polda Jambi.
F. Action Plan
Rencana aksi (action plan) dalam optimalisasi kemampuan
Bagdalops guna meningkatkan kinerja dalam rangka mewujudkan
kamtibmas yang kondusif di wilayah Polda Jambi adalah dengan :
1. Meningkatkan kondisi sumber daya dalam mendukung
pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data serta
penyajian informasi dan dokumentasi kegiatan operasi
Bagdalops Biro Ops Polda jambi.
2. Meningkatkan tata kelola dalam pelaksanaan pengumpulan
dan pengolahan data serta penyajian informasi dan
dokumentasi kegiatan operasi Bagdalops Biro Ops Polda
jambi.
BAB VII
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bagian Bagdalops (Pengendalian Operasi) dalam menjalankan
tugasnya menyelenggarakan fungsi untuk pengumpulan dan
pengolahan data, serta penyajian informasi dan dokumentasi
kegiatan operasi di wilayah hukum Polda Jambi. Namun masih ada
masalah yang timbul dalam hal pelaksanaannya, seperti data
kriminalitas yang dihimpun setiap bulannya dari Polres jajaran
kewilayahan dan Direktorat Opsnal sering terlambat atau tidak
mengirim laporan (lalai dalam tugas penyajian data kriminalitas
jajaran), data yang disajikan tidak valid serta personil yang mengawaki
bagian pengumpulan data di Polres jajaran kewilayahan dan Direktorat
Opsnal sering berganti-ganti dan tidak ada kaderisasi dan transformasi
pengetahuan keterampilan sehingga kegiatan Pengolahan data
menjadi tidak profesional dan tidak menguasai permasalahan
pengumpulan data.
B. Saran
Upaya adanya penambahan personil pada jabatan Kepala Siaga
(Kasiaga A,B,C) yang memiliki dedikasi dalam memimpin,
menghimpun data Jajaran secara benar dan up to date , menghimpun
data kriminalitas dan situasi keamanan masyarakat. Terisinya Bintara
35
36
Siaga yang masih kurang sesuai dengan DSP (Daftar Susunan
Personil). Bagdalops Biro Ops Polda Jambi seharusnya memiliki
personil dalam kemampuan komputerisasi dan teknologi informasi
untuk mendukung tugas dan fungsi Bagdalops. Personil Bagdalops
harus diberikan pendidikan dalam pengolahan data dan pengarsipan.
Untuk menambah alokasi anggaran Bagdalops Biro Ops Polda Jambi
khususnya Kegiatan Supervisi yang dilaksanakan oleh Personil
Bagdalops kejajaran Polres-Polres kewilayahan untuk memenuhi
kebutuhan akomodasi. Situasi dan kondisi ruang kerja yang kurang
representatif didalam menampung personil dan pengarsipan dokumen
harus segera di perbaiki untuk mendukung tugas dan fungsi
Bagdalops.