16
1 BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : TAHUN 2005 SERI : PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR : 30 TAHUN 2005 TENTANG : PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN BUPATI MAJALENGKA, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan Pasal 2 ayat (2) Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan di Desa, maka perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pedoman Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan di Desa dan Kelurahan. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950); 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437); 3. Undang-undang … 2

Peraturan bupati nomor 30 tahun 2005 tentang ped kemasyarakatan-spm05

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Peraturan bupati nomor 30 tahun 2005 tentang ped kemasyarakatan-spm05

Citation preview

Page 1: Peraturan bupati nomor 30 tahun 2005 tentang ped kemasyarakatan-spm05

1

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

NOMOR : TAHUN 2005 SERI :

PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR : 30 TAHUN 2005

TENTANG :

PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

DI DESA DAN KELURAHAN

BUPATI MAJALENGKA,

Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan Pasal 2 ayat (2) Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan di Desa, maka perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pedoman Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan di Desa dan Kelurahan. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah

Kabupaten Dalam Lingkungan Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950);

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437);

3. Undang-undang … 2

Page 2: Peraturan bupati nomor 30 tahun 2005 tentang ped kemasyarakatan-spm05

2

3. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4090);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan

Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 77, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4106);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2001 tentang Pedoman Umum

Pengaturan Mengenai Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4155);

6. Keputusan Presiden Nomor 49 Tahun 2001 tentang Penataan Lembaga

Ketahanan Masyarakat Desa Atau Sebutan Lain; 7. Paraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 8 Tahun 2004 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2004 Nomor 8, Seri D);

8. Paraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 9 Tahun 2004 tentang

Pedoman Pembentukan Badan Perwakilan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2004 Nomor 9, Seri E);

9. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 11 Tahun 2004 tentang

Sumber Pendapatan dan Kekayaan Desa, Pengurusan dan Pengawasannya (Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2004 Nomor 11, Seri E);

10. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 12 Tahun 2004 tentang

Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2004 Nomor 12, Seri E);

11. Peraturan …… 3

Page 3: Peraturan bupati nomor 30 tahun 2005 tentang ped kemasyarakatan-spm05

3

11. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 14 Tahun 2004 tentang Peraturan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2004 Nomor 14, Seri E);

12. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 31 Tahun 2004 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan (Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2004 Nomor 31, Seri D).

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :

1. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. Kelurahan adalah wilayah kerja Lurah sebagai perangkat Daerah Kabupaten di bawah Kecamatan.

3. Pemerintah Desa adalah Kuwu dan Pamong Desa. 4. Badan Permusyawaratan Desa selanjutnya disebut BPD adalah lembaga

yang berfungsi menetapkan Peraturan Desa bersama Kuwu, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat.

5. Peraturan ...... 4

Page 4: Peraturan bupati nomor 30 tahun 2005 tentang ped kemasyarakatan-spm05

4

5. Peraturan Desa adalah peraturan yang ditetapkan oleh Badan Permusyawaratan Desa bersama Kuwu.

6. Blok adalah bagian wilayah dalam Desa yang merupakan lingkungan kerja pelaksanaan pemerintahan desa, yang dipimpin oleh Rurah.

7. Lingkungan adalah bagian wilayah dalam Kelurahan yang merupakan lingkungan kerja pelaksanaan pemerintahan Kelurahan, yang dipimpin oleh Kepala Lingkungan.

8. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat selanjutnya disebut LPM adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai kebutuhan Desa / Kelurahan yang merupakan mitra Pemerintah Desa dan Kelurahan dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan.

9. Rukun Warga selanjutnya disebut RW adalah lembaga yang dibentuk melalui musyawarah pengurus RT diwilayah kerjanya yang ditetapkan oleh Desa dan Kelurahan.

10. Rukun Tetangga selanjutnya disebut RT adalah lembaga yang dibentuk melalui musyawarah masyarakat setempat dalam rangka pelayanan pemerintahan dan kemasyarakatan yang ditetapkan oleh Desa dan Kelurahan.

11. Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga adalah gerakan nasional yang tumbuh dari dan oleh masyarakat serta untuk masyarakat dengan perempuan sebagai motor penggeraknya menuju terwujudnya keluarga bahagia, sejahtera dan mandiri.

12. Lembaga Kemasyarakatan lainnya adalah lembaga yang dibentuk oleh

masyarakat sesuai kebutuhan masyarakat Desa / Kelurahan yang merupakan mitra Pemerintah Desa / Kelurahan bersifat fungsional dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan.

13. Pembangunan … 5

Page 5: Peraturan bupati nomor 30 tahun 2005 tentang ped kemasyarakatan-spm05

5

13. Pembangunan partisipatif adalah pembangunan yang dilaksanakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang menjadi kewenangan Desa, berkaitan dengan swadaya Gotong royong masyarakat dan menjadi aset Desa.

14. Swadaya masyarakat adalah kemampuan dari suatu kelompok masyarakat dengan kesadaran dan inisiatif sendiri mengadakan ikhtiar kearah pemenuhan kebutuhan jangka pendek maupun jangka panjang yang dirasakan dalam kelompok itu.

15. Gotong royong adalah bentuk kerjasama yang spontan dan sudah melembaga serta mengandung unsur-unsur timbal balik yang bersifat sukarela antara warga Desa/Kelurahan dan atau antara warga Desa/Kelurahan dengan Pemerintah Desa/Pemerintah Kelurahan untuk memenuhi kebutuhan Desa/Kelurahan yang insidentil maupun keberlangsungan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan bersama baik materiil maupun spiritual.

BAB II

NAMA LEMBAGA KEMASYARAKATAN Pasal 2

(1) Dalam upaya memberdayakan masyarakat di Tingkat Desa dan

Kelurahan se Kabupaten Majalengka dapat dibentuk lembaga kemasyarakatan sesuai kebutuhan.

(2) Lembaga kemasyarakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

meliputi : a. Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa/Kelurahan yang selanjutnya

ditetapkan dengan sebutan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM);

b. Rukun Tetangga (RT); c. Rukun Warga ( RW); d. Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) ; e. Lembaga Kemasyarakatan lainnya, dan kelompok-kelompok

kegiatan/Lembaga Fungsional.

(3) Lembaga …… 6

Page 6: Peraturan bupati nomor 30 tahun 2005 tentang ped kemasyarakatan-spm05

6

(3) Lembaga Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Desa , dan khusus untuk Kelurahan ditetapkan dengan Peraturan Camat.

BAB III T U J U A N

Pasal 3

Lembaga Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) bertujuan membantu pemerintah Desa atau Kelurahan dalam meningkatkan pemerataan hasil pembangunan, dengan menumbuh kembangkan prakarsa serta menggerakan swadaya gotong royong masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

BAB IV KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI

Bagian Pertama Kedudukan

Pasal 4

Lembaga Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2), berkedudukan di Desa/Kelurahan dan merupakan mitra Pemerintah Desa/ Kelurahan dalam menyelenggarakan Pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan yang bertumpu pada masyarakat.

Bagian Kedua Susunan Organisasi

Pasal 5

(1) Susunan Organisasi Lembaga Pemberdayaan Masyarakat, RW, RT, PKK dan lembaga kemasyarakatan lainnya sebagaimana dimaksud Pasal 2 ayat (2) adalah sebagai berikut : a. Ketua sebagai Pimpinan;

B, Sekretaris …………. 7

Page 7: Peraturan bupati nomor 30 tahun 2005 tentang ped kemasyarakatan-spm05

7

b. Sekretaris sebagai Pembantu Pimpinan dan Penyelenggara Administrasi;

c. Bendahara sebagai Penyelenggara Administrasi Keuangan; d. Ketua Seksi sebagai Pembantu Pimpinan dan Pelaksana; e. Anggota.

(2) Seksi dalam LPM terdiri dari :

a. Seksi Perencanaan; b. Seksi Penggerakan Swadaya Masyarakat; a. Seksi Pelaksanaan dan Pengendalian; b. Seksi Evaluasi dan Pelaporan.

(3) Seksi-seksi atau pembantu dalam Rukun Tetangga meliputi :

a. Pembantu Urusan Ketertiban dan Keamanan b. Pembantu Urusan Umum

(4) Seksi-seksi dalam Rukun Warga meliputi :

a. Seksi Agama dan Kesejahteraan Sosial; b. Seksi Pendidikan, Kesehatan dan Kependudukan; c. Seksi Keamanan, Ketertiban dan Lingkungan Hidup; d. Seksi Pembangunan,Perekonomian dan Pemberdayaan Masyarakat; e. Seksi Pemuda Olah Raga dan Kesenian.

(5) Seksi-seksi dalam Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga terdiri

dari Kelompok Kerja (Pokja) yaitu Pokja I sampai dengan Pokja IV, masing-masing Pokja terdiri atas Ketua, Sekretaris, Bendahara dan Anggota

(6) Susunan Organisasi Lembaga Kemasyarakatan lainnya disesuaikan

dengan kebutuhan tugas dan fungsinya. (7) Jumlah Kepengurusan LPM minimal 11 orang, sedangkan untuk Rukun

Warga minimal 8 orang, Rukun Tetangga minimal 5 orang, PKK minimal 20 orang dan Lembaga kemasyarakatan lainnya sesuai dengan kebutuhan.

Bagian Ketiga ……………. 8

Page 8: Peraturan bupati nomor 30 tahun 2005 tentang ped kemasyarakatan-spm05

8

Bagian Ketiga Tugas dan Fungsi

Pasal 6

(1) Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) mempunyai tugas : a. Menyusun rencana pembangunan yang partisipatif; b. Menggerakan swadaya gotong royong masyarakat; c. Melaksanakan dan mengendalikan pembangunan yang partisipatif; d. Mengevaluasi dan melaporkan hasil-hasil pembangunan

(2) Dalam melaksanakan tugasnya, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat

(LPM) mempunyai fungsi : a. Penanaman dan pemupukan rasa persatuan dan kesatuan

masyarakat desa; b. Pengkoordinasian perencanaan pembangunan; c. Pengkoordinasian Lembaga Kemasyarakatan; d. Perencanaan Kegiatan Pembangunan Partisipatif dan terpadu; e. Penggalian dan pemanfaatan sumber daya kelembagaan untuk

pembangunan Desa; f. Pelestarian lingkungan hidup; g. Penumbuhan dan pengembangan kondisi dinamis masyarakat; h. Pemeliharaan dan pengembangan hasil kegiatan pembangunan

yang dilaksanakan oleh Pemerintah dan swadaya masyarakat.

(3) Untuk menyelenggarakan fungsi tersebut Lembaga Pemberdayaan Masyarakat mengusahakan/mengupayakan : a. Terpenuhinya kebutuhan esensial masyarakat; b. Tersusunnya rencana dan pelaksanaan pembangunan sesuai

dengan kemampuan; c. Terselenggaranya peningkatan koordinasi, sinkronisasi, keterpaduan

dan integrasi secara sinergis; d. Terselenggaranya program yang berkelanjutan; e. Terciptanya peningkatan perluasan kesempatan kerja; f. Terwujudnya peningkatan dan pemerataan pendapatan, pendidikan

serta keterampilan masyarakat; g. Terlaksananya kegiatan pembangunan.

h. Terciptanya ……………. 9

Page 9: Peraturan bupati nomor 30 tahun 2005 tentang ped kemasyarakatan-spm05

9

h. Terciptanya kesadaran dan keyakinan masyarakat akan manfaat pembangunan;

i. Terciptanya kemauan dan kemampuan masyarakat terhadap adanya perubahan dan pembaharuan sesuai dengan dinamika pembangunan.

j. Terjaminnya perkembangan dan kerukunan dalam kehidupan antar umat beragama;

k. Terciptanya suatu kondisi tertib dimana masyarakat merasa keamanan dan ketentraman dirinya terjamin.

(4) Rukun Tetangga mempunyai tugas :

a. Membantu menjalankan tugas pelayanan kepada masyarakat yang menjadi tanggungjawab pemerintah;

b. Memelihara kerukunan hidup warga; c. Menyusun rencana dan melaksanakan pembangunan dengan

mengembangkan aspirasi dan swadaya murni masyarakat.

(5) Dalam melaksanakan tugasnya Rukun Tetangga mempunyai fungsi : a. Menciptakan kerukunan warga dan antar warga; b. Menciptakan tertib administrasi pemerintahan dan

kemasyarakatan; c. Melaksanakan Pembangunan dengan menggerakan gotong

royong swadaya masyarakat.

(6) Rukun Warga mempunyai tugas : a. Menggerakan swadaya gotong royong dan partisipasi masyarakat

di wilayahnya; b. Membantu kelancaran tugas pokok Lembaga Pemberdayaan

Masyarakat (LPM) dibidang pembangunan di Desa / Kelurahan .

(7) Dalam melaksanakan tugasnya Rukun Warga mempunyai fungsi : a. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas Rukun Tetangga di

wilayahnya; b. Pelaksanaan dalam menjembatani hubungan antar Rukun

Tetangga atau dan antara masyarakat dengan pemerintah. c. Memupuk rasa kebersamaan, meningkatkan persatuan dan

kesatuan masyarakat.

(8) Pemberdayaan ………. 10

Page 10: Peraturan bupati nomor 30 tahun 2005 tentang ped kemasyarakatan-spm05

10

(8) Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) mempunyai

tugas : a. Merencanakan, melaksanakan dan membina pelaksanaan

program-program kerja PKK, sesuai dengan keadaan dan kebutuhan masyarakat;

b. Menghimpun, menggerakkan dan membina potensi masyarakat, khususnya keluarga untuk terlaksananya program-program PKK;

c. Memberi bimbingan, motivasi dan fasilitasi kepada TP. PKK / Kelompok-kelompok PKK dibawahnya;

d. Menyampaikan laporan tentang pelaksanaan tugas kepada Ketua Badan Penyantun TP. PKK pada tingkat yang sama dan kepada TP. PKK setingkat diatasnya;

e. Mengadakan supervisi, pelaporan,evaluasi dan monitoring terhadap pelaksanaan program PKK, sesuai dengan ketentuan dan rambu-rambu pelaksanaan Otonomi Daerah dan peraturan / ketentuan lain yang berlaku.

(9) Dalam melaksanakan tugasnya PKK mempunyai fungsi : a. Penyuluh, motivator dan penggerak masyarakat agar dapat

melaksanakan program PKK yang diperlukan; b. Fasilitator,perencana, pelaksana, pengendali, pembina dan

pembimbing Gerakan PKK (10) Lembaga Kemasyarakatan lainnya mempunyai tugas :

a. Merencanakan dan melaksanakan pembangunan; b. Membina dan menggerakkan swadaya gotong royong

masyarakat.

(11) Dalam melaksanakan tugasnya, lembaga kemasyarakatan lainnya dapat berfungsi : a. Merencanakan kegiatan pembangunan; b. Melaksanakan kegiatan pembangunan; c. Melaksanakan pembinaan dan pelaporan;

d. Meningkatkan …………. 11

Page 11: Peraturan bupati nomor 30 tahun 2005 tentang ped kemasyarakatan-spm05

11

d. Meningkatkan dan menggerakan partisipasi gotong royong masyarakat;

e. Memupuk rasa kebersamaan, meningkatkan persatuan dan kesatuan masyarakat.

BAB V TATA CARA PEMBENTUKAN

Bagian Pertama Pembentukan

Pasal 7

(1) Pembentukan lembaga kemasyarakatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) untuk Desa/kelurahan berdasarkan musyawarah ditingkat Desa/Kelurahan.

(2) Pembentukan wilayah kerja RT dan RW dilaksanakan pada

masing-masing Blok / lingkungan dengan ketentuan : a. Setiap Rukun Tetangga paling banyak 50 Kepala Keluarga

untuk Desa dan 60 Kepala Keluarga untuk Kelurahan; b. Setiap Rukun Warga paling sedikit 2 Rukun Tetangga untuk

Desa dan 3 Rukun Tetangga untuk Kelurahan; e. Setiap Blok paling sedikit dibentuk 2 Rukun Warga untuk

Desa dan setiap Lingkungan 3 Rukun Warga untuk Kelurahan.

Bagian Kedua Syarat-syarat pengurus

Pasal 8

(1) Untuk pengurus LPM, PKK dan Lembaga Kemasyarakatan lainnya adalah penduduk Desa / Kelurahan yang bersangkutan, untuk pengurus RW dan RT berdomisili sesuai dengan lingkungannya masing-masing.

(2) Yang dapat ………. 12

Page 12: Peraturan bupati nomor 30 tahun 2005 tentang ped kemasyarakatan-spm05

12

(2) Yang dapat dipilih menjadi Pengurus Lembaga Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud pasal 8 ayat (1) adalah penduduk Desa / Kelurahan setempat yang memenuhi syarat sebagai berikut : a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; b. Setia dan taat kepada Pancasila dan Undang-undang Dasar

1945; c. Setia dan taat kepada Negara dan Pemerintah; d. Berkelakuan baik, jujur, adil, cerdas dan berwibawa; e. Syarat-syarat lain yang dibutuhkan.

(3) Kuwu, Pamong Desa / Kelurahan dan anggota BPD tidak boleh

merangkap jabatan dalam pengurus Lembaga Kemasyarakatan Desa / Kelurahan.

Bagian Ketiga Tata Cara Pemilihan Pengurus

Pasal 9 Pemilihan Pengurus Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) dilaksanakan dengan cara : a. Masing-masing blok / lingkungan mengajukan calon Pengurus

minimal 2 (dua) orang atau sesuai dengan kebutuhan. b. Calon dari masing-masing blok / lingkungan dimusyawarahkan

dalam forum musyawarah yang dihadiri oleh Kuwu / Lurah /Pamong Desa / Kelurahan, Kepala Lingkungan / Kepala Blok para Ketua RW, RT dan lembaga kemasyarakatan lainnya serta unsur masyarakat untuk menetapkan susunan kepengurusan bagi Ketua, Sekretaris, Bendahara dan Anggota.

Pasal 10

(1) Pemilihan Pengurus Rukun Tetangga (RT) dilaksanakan dengan

cara musyawarah yang dihadiri oleh seluruh warga RT setempat yang dipimpin oleh Ketua RW.

(2) Pemilihan ………….. 13

Page 13: Peraturan bupati nomor 30 tahun 2005 tentang ped kemasyarakatan-spm05

13

(2) Pemilihan Pengurus Rukun Warga (RW) dilaksanakan dengan cara : a. Masing-masing RT mengajukan calon pengurus untuk dipilih

ditingkat RW; b. Calon dari masing-masing RT dimusyawarahkan dalam forum

musyawarah untuk menetapkan Pengurus yang dipimpin oleh Rurah / Kepala Lingkungan dan dihadiri warga masyarakat serta Ketua RT sewilayah RW tersebut

(3) Apabila terdapat kekosongan kepengurusan RT maupun RW

karena pemekaran wilayah pemilihan kepengurusannya dipimpin oleh Rurah.

(4) Pemilihan kepengurusan PKK dilaksanakan dengan cara pemilihan

langsung secara terbuka dalam forum musyawarah yang dihadiri oleh Kuwu, BPD, Pamong Desa, RW, RT dan masyarakat lainnya diutamakan perempuan.

(5) Pemilihan Pengurus Lembaga Kemasyarakatan Lainnya

dilaksanakan dengan cara musyawarah dan mufakat yang dihadiri oleh warga masyarakat / anggota lembaga kemasyarakatan / anggota kelompok fungsional, untuk menetapkan pengurusnya.

Pasal 11

Pengesahan Kepengurusan LPM, PKK, RW, RT dan Kelompok kegiatan / lembaga fungsional dan lembaga kemasyarakatan lainnya ditetapkan dengan Keputusan Kuwu sedangkan untuk Kelurahan disahkan melalui Keputusan Camat atas usulan dari Kepala Kelurahan.

Bagian Keempat Masa Bakti Kepengurusan

Pasal 12 Masa kerja kepengurusan Lembaga Kemasyarakatan yang ada di tingkat Desa / Kelurahan ditetapkan berdasarkan atas dasar musyawarah.

Bagian Kelima …………. 14

Page 14: Peraturan bupati nomor 30 tahun 2005 tentang ped kemasyarakatan-spm05

14

Bagian Kelima Pemberhentian Pengurus

Pasal 13 Pengurus berhenti atau diberhentikan karena : a. Meninggal dunia; b. Mengundurkan diri; c. Pindah tempat tinggal dan menjadi penduduk desa lain; d. Bagi RW,RT pindah tempat tinggal dan menjadi penduduk RT/RW

lain; e. Berakhir masa bhaktinya; f. Ketentuan lain yang ditetapkan atas dasar musyawarah.

BAB VI HUBUNGAN DAN TATA KERJA

Bagian Pertama LPM dengan Kuwu / Lurah

Pasal 14 Hubungan Kerja Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) dengan Kuwu adalah membantu dalam perencanaan, penggerakan Swadaya Gotong Royong Masyarakat, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan.

Bagian Kedua Kuwu dengan Lembaga Kemasyarakatan lainnya

Pasal 15 Membantu Kuwu dalam penggerakan Swadaya Gotong Royong Masyarakat dan pelaksanaan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bagian Ketiga ………….. 15

Page 15: Peraturan bupati nomor 30 tahun 2005 tentang ped kemasyarakatan-spm05

15

Bagian Ketiga LPM dengan Lembaga Kemasyarakatan lainnya

Pasal 16 Bersifat koordinatif dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan pembangunan

BAB VII

F A S I L I T A S Pasal 17

Pemerintah Kabupaten Majalengka memfasilitasi tumbuh dan berkembangnya Lembaga Kemasyarakatan yang ada di Desa / Kelurahan melalui pemberian Pedoman, Bimbingan, Pelatihan, Arahan dan Supervisi

BAB VIII KETENTUAN PENUTUP

Pasal 18

Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan ini, sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Bupati.

Pasal 19

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Majalengka.

Ditetapkan di Majalengka pada tanggal

BUPATI MAJALENGKA,

Cap/ttd

TUTTY HAYATI ANWAR Diundangkan ……….. 16

Page 16: Peraturan bupati nomor 30 tahun 2005 tentang ped kemasyarakatan-spm05

16

Diundangkan di Majalengka Pada tanggal

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

S U H A R D J A BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR … TAHUN ……, SERI …. C:\mydocu\server\KEPBUP05\PERBUP-PEDOMAN-KEMASYARAKATAN-SPM05.DOC