Upload
risaraihan
View
1.586
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
PERANAN OJK DALAM PEMBINAAN DAN
PENGAWASAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO
Disampaikan dalam:
Sosialisasi Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013
TentangLEMBAGA KEUANGAN MIKRO
MATERI
Prosedur perizinan dan pengukuhan LKM3
Pendahuluan2
Penjelasan Rinci Dokumen Permohonan Perizinan dan Pengukuhan LKM
4
• Dasar hukum• Pengukuhan lembaga keuangan informal• Perizinan dan pengukuhan LKM• Perbandingan lembaga keuangan formal• Manfaat menjadi LKM• Definisi dan kegiatan usaha• Bentuk badan hukum dan kepemilikan• Cakupan wilayah usaha• Permodalan• Transformasi LKM• Pemberlakuan sanksi administratif
Sekilas OJK
Otoritas Jasa Keuangan
4
*Otoritas Jasa KeuanganLembaga yang independen dan bebas dari campur
tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas, dan
wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan, sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Otoritas Jasa Keuangan.
*Tujuan Pembentukan OJK
Menjadi lembaga pengawas industri jasa
keuangan yang terpercaya, melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat, dan mampu mewujudkan
industri jasa keuangan menjadi pilar
perekonomian nasional yang berdaya saing
global dan dapat memajukan
kesejahteraan umum
Mewujudkan terselenggaranya seluruh kegiatan di
dalam sektor jasa keuangan
secara teratur, adil, transparan
dan akuntabel
Mewujudkan sistem
keuangan yang tumbuh
secara berkelanjutan
dan adil
Melindungi kepentingan konsumen
dan masyarakat
6
*Wewenang Pengawasan
• pengaturan dan pengawasan microprudential bank, meliputi: kelembagaan, kesehatan bank, aspek kehati-hatian bank dan pemeriksaan bank;
• berkoordinasi dengan instansi terkait untuk kelancaran tugas, khususnya dengan Bank Indonesia dan LPS dalam pengawasan bank
Perbankan
• pengaturan dan pengawasan seluruh kegiatan jasa keuangan di bidang pasar modal, termasuk kegiatan pemeriksaan dan penyidikan;
• berkoordinasi dengan instansi terkait untuk kelancaran tugas, termasuk dengan penegak hukum seperti kepolisian dan kejaksaan dalam menindaklanjuti hasil penyidikan.
Pasar Modal
• pengaturan dan pengawasan seluruh kegiatan jasa keuangan di bidang Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya;
• berkoordinasi dengan instansi terkait untuk kelancaran tugas.
Industri Keuangan Non Bank
7
OTORITAS JASA KEUANGAN
PERBANKAN INDUSTRI KEUANGAN NON
BANKPASAR MODAL
ASURANSI, DANA PENSIUN, PEMBIAYAAN,
IKNB SYARIAH
Pergadaian, Lembaga Penjaminan, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia, Perusahaan Pembiayaan Sekunder
Perumahan, BPJS, serta lembaga jasa keuangan lain yang dinyatakan diawasi oleh OJK berdasarkan peraturan
perundang-undangan
LEMBAGA KEUANGAN MIKRO
Pasal 16 Ayat (1) UU No 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan
jo. UU No 10 Tahun 1998
“Setiap pihak yang melakukan kegiatan menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan wajib terlebih dahulu memperoleh izin usaha sebagai Bank Umum atau Bank Perkreditan Rakyat dari Pimpinan Bank Indonesia, kecuali apabila kegiatan menghimpun dana dari masyarakat dimaksud diatur dengan Undang-Undang tersendiri”.
Pasal 58 UU No 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan
jo. UU No 10 Tahun 1998
“Lembaga Dana Kredit Pedesaan (Bank Desa, Lumbung Desa), Bank Pasar, Bank Pegawai, Lumbung Pitih Nagari, dan/atau lembaga-lembaga lainnya yang dipersamakan dengan itu) diberikan status sebagai Bank Perkreditan Rakyat berdasarkan Undang-Undang ini dengan memenuhi persyaratan tata cara yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah”.
Kewajiban memiliki izin usaha bagi setiap pihak yang menghimpun dana masyarakat kecuali diatur tersendiri
Lembaga yang telah berdiri diberikan status sebagai BPR sepanjang memenuhi persyaratan dan tata cara dalam Peraturan Pemerintah
Latar Belakang UU LKM (1)
9
Sampai dengan batas waktu tersebut, masih banyak LKM yang belum memenuhi syarat untuk dikukuhkan sebagai BPR, bahkan banyak yang tidak ingin dikukuhkan sebagai BPR seperti LPD Bali.
Pasal 19 Peraturan Pemerintah No.71 Tahun 1992 tentang BPR
“Lembaga-lembaga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 yang
belum memperoleh izin usaha sebagai BPR wajib mengajukan izin
usaha selambat-lambatnya tanggal 30 Oktober 1997.”
Batas waktu pengajuan permohonan pengukuhan sebagai BPR selama 5 tahun hingga 30 Oktober 1997
Dalam rangka memberikan landasan hukum yang kuat atas beroperasinya LKM yang belum berbadan hukum, pada tanggal 8 Januari 2013 telah diundangkan
Undang-Undang Nomor 1 tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan mikro.
Latar Belakang UU LKM (2)
10
11
Dasar Hukum
UU LKM
Peraturan OJK
Peraturan Pemerintah
POJK No. 12 Tahun 2014 Tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan LKM
POJK No. 13 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Usaha LKM
POJK No.14 Tahun 2014 Tentang Pembinaan dan Pengawasan LKM
PP 89 Tahun 2014 Tentang Suku Bunga
Pinjaman Atau Imbal
Hasil Pembiayaan
Dan Luas Cakupan Wilayah
Usaha LKM
Dasar Hukum LKM
11
Perizinan dan Pengukuhan LKM
PENGUKUHAN(8 Januari 2015 s.d.
8 Januari 2016)
PERIZINAN LKM BARU
OJK
Proses perizinan dapat dilakukan mulai
tanggal8 Januari 2015
12
Perbandingan Lembaga Keuangan Formal
BPR Koperasi Simpan Pinjam
LKM Bumdes
Izin usaha OJK Kemenkop UKM OJK Kemendes
Badan hukum PD, Koperasi, PT, atau bentuk lain
Koperasi PT atau Koperasi Tidak wajib berbadan hukum
Pembinaan OJK Kemenkop UKM OJK Kemendes
Pengawasan OJK Pengawas internal
OJK Kemendes
Nasabah Masyarakat umum
Anggota Masyarakat umum
Masyarakat umum
Lembaga keuangan informal yang menghimpun dana masyarakat memiliki beberapa opsi untuk menjadi lembaga keuangan formal dan memperoleh status hukum sesuai ketentuan perundangan. Tabel berikut menyajikan beberapa alternatif dan perbandingan dari opsi tersebut:
13
Manfaat menjadi LKM
Memperoleh kejelasan status hukum atau legalitas sehingga dapat lebih dipercaya masyarakat.
1
• Capacity building kepada pengelola LKM dan SKPD• Pengawasan terhadap manajemen, tata kelola, dan kesehatan
LKMSinergi LKM dengan lembaga keuangan lain, seperti:• Peluang menjadi agen produk perbankan, asuransi,
pembiayaan dan sekuritas
3
• Akses pendanaan dari perbankan melalui linkage atau chanelling
Pembinaan dan pengawasan dilakukan oleh OJK yang telah berpengalaman dalam pengawasan lembaga keuangan. Bentuk pembinaan dan pengawasan terhadap LKM antara lain:
2
Dimungkinkan pembentukan LPS untuk menjamin tabungan nasabah LKM
4
14
LKM adalah lembaga keuangan yang khusus didirikan untuk memberikan jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat, baik melalui pinjaman atau pembiayaan dalam usaha skala mikro kepada anggota dan masyarakat, pengelolaan
simpanan, maupun pemberian jasa konsultasi pengembangan usaha yang tidak semata-mata mencari keuntungan
DEFINISI DAN KEGIATAN USAHA LKM
Lembaga Keuangan Mikro
Pinjaman/Pembiayaan
PengelolaanSimpanan
Jasa Pengembangan Usaha
Pemberdayaan Masyarakat
Jasa Konsultasi Pengembangan Usaha
Usaha Skala Mikro
Anggota dan masyarakat
√
√
Secara konvensional atau prinsip syariah
15
Bentuk Badan Hukum & Kepemilikan
Perseroan Terbatas Koperasi (Jasa)
Paling sedikit 60% dimiliki oleh Pemda
Kab/Kota atau Badan Usaha Milik
Desa/Kelurahan
Sisa 40% saham dapat dimiliki oleh WNI
dan/atau Koperasi
Kepemilikan Saham *
BENTUK BADAN HUKUM LKM
Kepemilikan setiap WNI maksimal 20%
atau
16
Skala Usaha LKM
Desa/Kelurahan pembiayaan/pinjaman kepada penduduk di 1 desa/kelurahan;
Kecamatan pembiayaan/pinjaman kepada penduduk 2 desa/kelurahan atau lebih dalam 1 wilayah kecamatan yang sama;
Kab/kota pembiayaan/pinjaman kepada penduduk di 2 kecamatan atau lebih dalam wilayah kabupaten/kota yang sama
• Luas wilayah cakupan usaha LKM berada dalam satu wilayah desa/kelurahan, kecamatan, atau kabupaten/kota sesuai dengan skala usaha masing-masing LKM
• Skala usaha LKM ditetapkan berdasarkan distribusi nasabah peminjam atau pembiayaan
• LKM wajib memiliki izin usaha sesuai cakupan wilayah usaha
• LKM yang bermaksud mengembangkan cakupan wilayah usahanya wajib menyesuaikan izin usaha sesuai dengan cakupan wilayah usaha yang baru
Cakupan Wilayah Usaha
17
Permodalan
Desa/Kelurahan
Kecamatan
Kabupaten/Kota
Skala Usaha(berdasarkan
distribusi nasabahpeminjam atau Pembiayaan)
Modal disetor minimum Rp50 juta
Modal disetor minimum Rp100 juta
Modal disetor minimum Rp500 juta
18
Transformasi LKM
Wajib Transformasi
Kriteria
LKMLKM
Kriteria:• Kegiatan Usaha melebihi Wilayah Kabupaten/Kota; atau• Ekuitas paling kurang 5x modal disetor minimum BPR/BPRS; dan
Simpanan paling kurang 25x disetor minimum BPR/BPRS
BPR atau BPRS
19
Pemberlakuan Sanksi Administratif
Pasal 33 POJK No 13 tahn 2014 tentang Penyelenggaraan Usaha LKM
Pengenaan sanksi administratif bagi Bank Desa, Lumbung Desa, Bank Pasar, Bank Pegawai, Badan Kredit Desa (BKD), Badan Kredit Kecamatan (BKK), Kredit Usaha Rakyat Kecil (KURK), Lembaga Perkreditan Kecamatan (LPK), Bank Karya Produksi Desa (BKPD), Badan Usaha Kredit Pedesaan (BUKP), Baitul Maal wa Tamwil (BMT), Baitul Tamwil Muhammadiyah (BTM), dan/atau lembaga-lembaga lainnya yang dipersamakan dengan itu dan telah beroperasi sebelum berlakunya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro serta telah mendapatkan izin usaha dari OJK, mulai berlaku setelah 3 (tiga) tahun terhitung sejak tanggal berlakunya Peraturan OJK ini.
Pemberlakuan sanksi administratif bagi lembaga yang dikukuhkan sebagai LKM mulai diberlakukan tanggal 8 januari 2018
20
Prosedur Perizinan dan Pengukuhan LKM
Perbedaan Perizinan Baru dan Pengukuhan
Izin Usaha Baru Pengukuhan
Batas waktu Tidak ada 8 Jan 2015 s.d. 8 Jan 2016
Setoran modal Dalam bentuk deposito a.n. LKM pada Bank di Indonesia atau Bank Syariah atau Unit Usaha Syariah untuk LKM syariah
Diperhitungkan dari ekuitas/modal bersih LKM yang telah beroperasi (setelah dikurangi penyisihan penghapusan pinjaman atau pembiayaan)
Dokumen permohonan perizinan
Lihat tabel pada slide persyaratan dokumen permohonan izin usaha LKM
Lihat tabel pada slide persyaratan dokumen permohonan izin usaha LKM
Kepemilikan Wajib sesuai dengan UU LKM dan POJK No 12 Tahun 2014 tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan LKM
Penyesuaian kepemilikan paling lambat 5 tahun sejak tanggal surat keputusan pengukuhan sebagai LKM
22
Tata Cara Perizinan Usaha LKM
Permohonan
Cek Kelengkapan dan Kebenaran Dokumen
Analisis
Maksimal 20 hari kerja
Maksimal 40 hari kerja
Surat Keputusan
1
2
23
Proses Perizinan Usaha LKM
Cek Kelengkapan dan Kebenaran Dokumen
Lengkap &
Benar ?Analisis
Surat Permintaan Kekurangan Dokumen
Ya Tidak
1
2
Layak
?
Surat Penolakan
Izin UsahaYa
Tidak
24
Dokumen Permohonan Izin Usaha LKM (1)
No Dokumen Izin Usaha Baru
Pengukuhan Ket
1. Akta pendirian badan hukum dan anggaran dasar
V V
2. Dokumen Direksi, Dewan Komisaris, dan DPS V V3. Dokumen pemegang saham atau anggota,
antara lain:a. Surat pernyataan bermaterai bahwa
setoran modal tidak berasal dari pinjaman dan tindak pidana pencucian uang
b. Perda atau keputusan Kabupaten/Kota terkait penyertaan modal pada LKM.
c. Laporan keuangan yang telah diaudit, atau laporan keuangan atau pembukuan terakhir.
V V * * Surat pernyataan bermaterai bahwa setoran modal tidak berasal dari pinjaman atau tindak pidana pencucian uang, tidak dipersyaratkan untuk pengukuhan
4. Surat rekomendasi DPS dari DSN-MUI (Bagi LKM dengan prinsip syariah)
V V
5. Struktur organisasi dan kepengurusan V V6. Sistem dan prosedur kerja V V7. Rencana kerja 2 tahun pertama V -
25
Dokumen Permohonan Izin Usaha LKM (2)
No Dokumen Izin Usaha Baru
Pengukuhan Ket
8. Bukti pelunasan modal disetor atau simpanan pokok, simpanan wajib dan hibah
V -
9. Bukti kesiapan operasional V -10. Proyeksi laporan posisi dan kinerja
keuangan 2 tahun pertama- V
11. Laporan keuangan tahunan 2 tahun terakhir
- V
12. Laporan posisi keuangan penutupan dan pembukaan
- V
13. Laporan kinerja pembiayaan 2 tahun terakhir
- V
26
Penjelasan Rinci DokumenPermohonan Perizinan dan Pengukuhan LKM
Akta Pendirian Badan Hukum dan Anggaran Dasar (1)
Anggaran Dasar memuat minimal:
Anggaran Dasar harus telah disahkan/disetujui atau diberitahukan kepada instansi yang berwenang
1) Nama dan tempat kedudukan
2) Kegiatan usaha LKM
Nama LKM harus dicantumkan secara jelas dalam anggaran dasar yang dimulai dengan bentuk badan hukum diikuti dengan frasa: Lembaga Keuangan Mikro/Syariah atau disingkat LKM/S dan nama LKM. Contoh: • Koperasi/PT LKM/LKMS [nama LKM]• Koperasi/PT [BKK] LKM/LKMS [nama LKM] contoh untuk pengukuhan
• Melakukan kegiatan usaha jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat baik melalui pinjaman atau pembiayaan dalam usaha skala mikro kepada anggota dan masyarakat, pengelolaan simpanan, maupun pemberian jasa konsultasi pengembangan usaha.
• Tidak melakukan kegiatan usaha yang dilarang bagi LKM (asuransi, penjaminan, valas, dan lain-lain)
3) Permodalan• LKM harus memenuhi jumlah modal disetor atau simpanan pokok, simpanan wajib, dan hibah
minimum sesuai cakupan wilayah usaha.• Dalam hal bentuk badan hukum LKM adalah Perseroan Terbatas, LKM harus memenuhi
ketentuan prosentase kepemilikan saham
28
Akta Pendirian Badan Hukum dan Anggaran Dasar (2)
4) Kepemilikan
5) wewenang, tanggung jawab, masa jabatan Direksi, Dewan Komisaris, dan DPS
LKM hanya dapat dimiliki oleh:a. Warga Negara Indonesia;b. Badan usaha milik desa/kelurahan;c. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; dan/atau d. Koperasi.
29
Dokumen Direksi, Dewan Komisaris, dan DPS (1)
No Dokumen Direksi DewanKomisaris
DPS
1. 1 (satu) lembar pas foto terbaru ukuran 4 x 6 cm V V V
2. Fotokopi tanda pengenal berupa kartu tanda penduduk (KTP) yang masih berlaku;
V V V
3. Daftar riwayat hidup V V V
4. Surat pernyataan bermaterai bahwa tidak tercatat dalam daftar kredit macet di sektor jasa keuangan
V V V
5. Surat pernyataan bermaterai bahwa tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana di bidang usaha jasa keuangan dan/atau perekonomian berdasarkan keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
V V V
30
Dokumen Direksi, Dewan Komisaris, dan DPS (2)
No Dokumen Direksi DewanKomisaris
DPS
6. Surat pernyataan bermaterai bahwa tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana kejahatan berdasarkan keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dalam 5 (lima) tahun terakhir
V V V
7. Surat pernyataan bermaterai bahwa tidak pernah dinyatakan pailit atau menyebabkan suatu badan usaha dinyatakan pailit berdasarkan keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dalam 5 (lima) tahun terakhir
V V V
31
Dokumen Direksi, Dewan Komisaris, dan DPS (3)
No Dokumen Direksi DewanKomisaris
DPS
8. Surat pernyataan bermaterai bahwa tidak merangkap jabatan sebagai Direksi pada LKM lain
V - -
9. Surat pernyataan bermaterai bahwa tidak merangkap jabatan sebagai Dewan Komisaris lebih dari 2 (dua) LKM lain
V - -
10. Surat pernyataan bermaterai bahwa tidak merangkap jabatan sebagai Dewan Komisaris lebih dari 3 (tiga) LKM lain
- V -
Ket: Pembentukan DPS dapat dilakukan oleh 1 atau beberapa LKM secara bersama-sama.
32
Dokumen Direksi, Dewan Komisaris, dan DPS (4)
No Dokumen Direksi DewanKomisaris
DPS
11. Surat keterangan atau bukti tertulis memiliki pengalaman operasional di bidang lembaga keuangan mikro atau lembaga jasa keuangan lainnya paling singkat 1 (satu) tahun bagi salah satu Direksi ATAUSurat keterangan atau bukti tertulis memiliki pengalaman operasional di bidang lembaga keuangan mikro yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah atau lembaga jasa keuangan syariah lainnya paling singkat 1 (satu) tahun bagi salah satu Direksi, bagi LKM yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah.
V - -
Ket: Pengalaman operasional adalah pengalaman di bidang pendanaan, perkreditan, pemasaran, penagihan dan/atau akuntansi/pembukuan.
33
Dokumen Pemegang Saham atau Anggota (1)
No Pemegang Saham Dokumen
1. Perorangan 1. 1 (satu) lembar pas foto terbaru ukuran 4 x 6 cm;2. fotokopi tanda pengenal berupa Kartu Tanda Penduduk
(KTP) yang masih berlaku;3. daftar riwayat hidup;4. surat pernyataan bermaterai bahwa setoran modal tidak
berasal dari pinjaman;5. surat pernyataan bermaterai bahwa setoran modal tidak
berasal dari dan untuk tindak pidana pencucian uang
Pemilik LKM dapat berupa perorangan, BUMDES/BUMKEL, Koperasi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Persyaratan dokumen permohonan untuk masing-masing jenis pemilik tersebut berbeda sebagaimana dijelaskan tabel berikut ini:
34
Dokumen Pemegang Saham atau Anggota (2)
No Pemegang Saham Dokumen
2 BUMDES/KELKoperasi
1. akta pendirian termasuk anggaran dasar berikut perubahan yang terakhir sesuai ketentuan perundang-undangan atau bukti pendirian badan usaha milik desa/kelurahan;
2. laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik atau laporan keuangan terakhir atau pembukuan keuangan terakhir:
3. dokumen Direksi atau pengurus badan usaha milik desa/kelurahan dan/atau koperasi (pas photo, KTP, dan Daftar Riwayat Hidup)
4. surat pernyataan bermaterai bahwa setoran modal tidak berasal dari pinjaman
5. surat pernyataan bermaterai bahwa setoran modal tidak berasal dari dan untuk tindak pidana pencucian uang
3 PemdaKabupaten/Kota
Keputusan atau Peraturan Daerah Kabupaten/Kota terkait penyertaan modal pada LKM
35
Surat rekomendasi DPS dari DSN-MUI (Bagi LKM dengan prinsip syariah)
Surat rekomendasi pengangkatan DPS dari Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI) bagi LKM yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah.
Ket: • DPS dibentuk oleh satu atau beberapa LKM• DPS diangkat dalam rapat umum pemegang saham atau rapat anggota atas rekomendasi Dewan
Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia.
36
Rencana Kerja
Rencana kerja untuk 2 (dua) tahun pertama yang paling kurang memuat:
1. data mengenai jumlah lembaga keuangan mikro lainnya pada wilayah kerja LKM yang bersangkutan;2. rencana kegiatan usaha LKM yang memuat proyeksi Simpanan dan penyaluran Pinjaman atau
Pembiayaan serta langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan dalam mewujudkan rencana dimaksud;
3. uraian mengenai potensi ekonomi pada wilayah kerja LKM yang bersangkutan;dan4. proyeksi laporan posisi keuangan* dan laporan kinerja keuangan 4 (empat) bulanan yang dimulai
sejak LKM melakukan kegiatan operasional.
* Proyeksi laporan posisi keuangan dan laporan kinerja keuangan mengacu pada ketentuan dan format mengenai laporan keuangan LKM
37
38
Struktur organisasi
Struktur organisasi dan kepengurusan yang paling kurang memiliki fungsi pemutus kredit, penagihan, dan administrasi.
Sistem dan prosedur
Sistem dan prosedur kerja LKM paling kurang meliputi:1. pemberian Pinjaman atau Pembiayaan;2. penerimaan Simpanan;3. penagihan kepada pihak peminjam atau pihak yang
menerima pembiayaan; 4. prosedur penyelesaian piutang macet; dan5. prosedur penutupan Simpanan
Fotokopi bukti pelunasan modal disetor atau simpanan pokok, simpanan wajib, dan hibah
Bukti pelunasan dalam bentuk deposito berjangka yang masih berlaku atas nama LKM yang bersangkutan pada salah satu bank di Indonesia atau salah satu bank syariah atau unit usaha syariah di Indonesia bagi yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah.
Pelunasan modal disetor atau simpanan pokok, simpanan wajib, dan hibah harus memperhatikan persyaratan permodalan sesuai dengan cakupan wilayah operasional LKM (desa/kelurahan, kecamatan atau kabupaten/kota).
Bukti kesiapan operasional
Bukti kesiapan operasional antara lain berupa:1. daftar aset tetap (jika ada) dan inventaris;2. bukti kepemilikan atau penguasaan kantor; dan3. contoh formulir yang akan digunakan untuk operasional
LKM.
MENGAPA LKM DIBUTUHKAN UNTUK FASILITASI PEMBIAYAN USAHA MIKRO?
1.Sektor usaha mikro didaerah merupakan basis pertumbuhan perekonomian rakyat. Namun demikian usaha mikro, pada umumnya sulit untuk memenuhi persyaratan perbankan.
2.Sektor usaha mikro umumnya ditekuni oleh sebagian besar masyarakat, oleh sebab itu usaha mikro akan berdampak langsung kepada pengembangan perekonomian daerah
3.Perhatian kepada usaha skala mikro diperlukan karena penyerapan tenaga kerja, potensi yang besar penyerapan bahan baku lokal , sumber pendapatan keluarga, dll)
MANFAAT PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN LKM
1. Usaha mikro diharapkan dapat memperoleh pelayanan keuangan tepat waktu dan sasaran sesuai kebutuhan.
2. Persyaratan dan prosedur LKM lebih ringan dan mudah dibandingkan dengan perbankan yang menerapkan prinsip (prudent banking/5c).
3. Penyaluran pembiayaan LKM, pada umumnya disertai dengan upaya pengembangan atau pendampingan (jasa konsultasi)
4. Meminimalisir pelarian modal keluar daerah
5. Mendorong adanya peluang usaha/lapangan kerja baru.
6. Mengoptimalkan potensi unggulan daerah
41
Terima Kasih