Upload
yusuf-abdul-kodir
View
160
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Sosialisasi mengenai PPH21
Citation preview
PEMOTONGAN & PELAPORANPPh PASAL 21
Dasar Hukum1. Pasal 21 Undang-Undang PPh
2. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2009
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 250/PMK.03/2008
4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 252/PMK.03/2008
5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 254/PMK.03/2008
6. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-57/PJ/2009 REVISI Perdirjen Nomor PER-31/PJ/2009
SEKILAS PAJAK
– Pajak Negara :• Pajak Penghasilan• Pajak Pertambahan Nilai• Pajak Bumi dan Bangunan
– Pajak Daerah :• Pajak Daerah Tingkat I• Pajak Daerah Tingkat II
Pajak Penghasilan :
- PPh pasal 21 - PPh pasal 22 - PPh pasal 23 - PPh pasal 26 - PPh pasal 25 - PPh pasal 29 - PPh pasal 4 ayat 2
PENGERTIAN PPH PASAL 21/26
Pemotongan Pajak Penghasilan Sehubungan
Dengan• Pekerjaan atau jabatan• Jasa, dan • Kegiatan Yang Dilakukan Subjek Pajak
Orang Pribadi
Atas Penghasilan Berupa: Gaji, Upah, Honorarium, Tunjangan, dan Pembayaran
lain dengan nama/bentuk apapun
Subjek Pajak DN Subjek Pajak LN
PPh Pasal 21 PPh Pasal 26
Pemotong PPh Pasal 21/26
• pemberi kerja yang terdiri dari orang pribadi dan badan
• Bendahara atau pemegang kas pemerintah • dana pensiun, badan penyelenggara Jaminan Sosial
Tenaga Kerja dan badan-badan lain• Orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas serta badan• Penyelenggara kegiatan
Pasal 2 ayat (1)
Tidak Termasuk Pemberi Kerja Sebagai Pemotong PPh Pasal 21/26
• Kantor perwakilan negara asing
• Organisasi-organisasi internasional yang ditetapkan Menteri Keuangan
• Pemberi kerja orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang semata-mata memperkerjakan orang pribadi untuk melakukan pekerjaan rumah tangga atau pekerjaan bukan dalam rangka melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas
Pasal 2 ayat (2)
Penerima Penghasilan Yang Dipotong PPh Pasal 21/26 (Pasal 3)• Pegawai • Penerima uang pesangon, pensiun atau uang manfaat pensiun, THT, JHT,
termasuk ahli warisnya• Bukan pegawai :
– Tenaga ahli– Seniman/pekerja seni, pembawa acara– Olahragawan– Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh dan moderator– Pengarang, peneliti, penerjemah– Pemberi jasa dalam segala bidang– Agen iklan– Pengawas dan pengelola proyek– Pembawa pesanan/yang menemukan langganan/perantara– Petugas penjaja barang dagangan– Petugas dinas luar asuransi– Distributor MLM, Direct Selling
• Peserta kegiatan– Peserta perlombaan– Peserta rapat, konferensi,
sidang, pertemuan, kunjungan kerja
– Peserta/anggota kepanitiaan
– Peserta pendidikan, pelatihan dan magang
– Peserta kegiatan lainnya
Penerima Penghasilan Yang Dipotong PPh Pasal 21/26 (Pasal 3)
Penghasilan Yang Dipotong PPh Pasal 21/26
• Penghasilan Pegawai Tetap baik teratur maupun tidak teratur• Penghasilan Penerima Pensiun secara teratur• Penghasilan sehubungan dengan pemutusan hubungan kerja dan
sehubungan pensiun yang diterima sekaligus• Penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas yang
dibayarkan secara bulanan• Imbalan kepada bukan pegawai• Imbalan kepada peserta kegiatan
TERMASUK
Natura/Kenikmatan dari :
• Bukan Wajib Pajak• Wajib Pajak PPh Final• Wajib Pajak Norma Penghitungan Khusus
Pasal 5
Penghasilan Yang Tidak Dipotong PPh Pasal 21
• Pembayaran manfaat atau santunan asuransi kesehatan, kecelakaan, jiwa, dwiguna dan bea siswa
• Natura/kenikmatan dari Wajib Pajak atau Pemerintah
• Iuran pensiun kepada dana pensiun yang telah disahkan Menkeu, iuran THT/JHT yang dibayar pemberi kerja
• Zakat/sumbangan wajib keagamaan dari badan/lembaga yang dibentuk/disahkan pemerintah
• Bea siswa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf l UU PPh (PMK 246/2008 stdd PMK 154/2009)Pasal 8 ayat (1)
PPh Pasal 21: Pegawai Tetap & Penerima Pensiun Berkala
Penghasilan Bruto
Pegawai Tetap Penerima Pensiun
Gaji, Tunjangan, Premi Asuransi Dibayar Pemberi Kerja
Uang Pensiun Berkala
Dikurangi Dengan
1. Biaya Jabatan, 5% dari pengh. Bruto maks. Rp6.000.000 per tahun atau Rp500.000 per bulan
2. Iuran pensiun, THT/JHT yang dibayar sendiri
Dikurangi Dengan
Biaya Pensiun, 5% dari pengh. Bruto maks. Rp2.400.000 per tahun atau Rp200.000 perbulan
PENGHASILAN NETO (SETAHUN/DISETAHUNKAN)
Dikurangi: PTKP
Penghasilan Kena PajakDikenakan Tarif Pasal 17
Rp. 24.300.000
Rp. 2.025.000
Rp 2.025.000
UNTUK DIRI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
TAMBAHAN UNTUK WAJIB PAJAK KAWIN
TAMBAHAN UNTUK SETIAP ANGGOTA KELUARGA SEDARAH SEMENDA DALAM GARIS KETURUNAN LURUS SERTA ANAK ANGKAT YG MENJADI TANGGUNGAN SEPENUHNYA MAKSIMAL 3 ORANG
PENERAPAN PTKP DITENTUKAN OLEH KEADAAN PADA AWAL TAHUN KALENDER
ATAUAWAL BULAN DARI BAGIAN TAHUN KALENDER
(Pasal 11 ayat (5) dan (6)
BESARNYA PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK(PTKP) Tahun 2003 Peng-11/PJ.09/2012 berlaku per 1januari2013
PTKP UTK KARYAWATI (Pasal 11 ayat (3) dan (4))
HANYA UTK DIRISENDIRI
STATUS KAWINSTATUS TDK
KAWIN
- UTK DIRI SENDIRI SEBAGAI WP- TANGGUNGAN MAKS 3 ORANG
SYARAT:MENUNJUKKAN KET. TERTULIS DARI PEMERINTAH DAERAH SETEMPAT
SERENDAH-RENDAHNYA KECAMATAN BAHWA SUAMI TIDAK MENERIMA/MEMPEROLEH PENGHASILAN
STATUS KAWIN SUAMI TDK MENERIMA / MEMPEROLEH
PENGHASILAN
- UTK DIRI SENDIRISEBAGAI WP- STATUS KAWIN- TANGGUNGAN MAKS 3 ORANG
TARIF PPh (Ps. 17 ayat (1) huruf a UU PPh )
SAMPAI DENGANRp 50 JUTA
DIATAS Rp 250 JUTA SAMPAI DENGAN
Rp 500 JUTA
5%
15%
25%
TARIFLAPISAN PENGHASILAN
KENA PAJAK
DI ATAS Rp 50 JUTASAMPAI DENGAN
Rp 250 JUTA
30%DI ATAS Rp 500 JUTA
Penghitungan PPh Pasal 21 yang harus dipotong setiap bulan
Setiap masa pajak, kecuali masa pajak
terakhir
Masa Pajak terakhir
Perkiraan Penghasilan neto yang akan diperoleh selama setahun
Penghasilan teratur sebulan dikali 12
Selisih antara PPh yang terutang atas seluruh penghasilan kena pajak selama setahun dengan yang telah dipotong masa-masa sebelumnya.
D i h i t u n g d a r i
PEGAWAI
TETAP
TIDAK TETAP
Ph NETO (setahun) - PTKP
BULANAN
HARIAN
Ph BRUTO (setahun) - PTKP
Ph BRUTO (sehari) – 150 RIBU
Ph BRUTO(>1,32jt s.d.6jt) – PTKP Harian
Resume DPP PPh PASAL 21
Ph BRUTO(>6jt) – PTKP
Penerima Penghasilan Tidak Ber NPWP
DIKENAKAN TARIF LEBIH TINGGI 20%
TIDAK BERLAKU UNTUK PPh PASAL 21 FINAL
DIPOTONG PPh PASAL 21 SEBESAR 120% DARI PPh PASAL 21 YANG SEHARUSNYA DIPOTONG JIKA BER
NPWP
DIPERHITUNGKAN OLEH PEMOTONG DENGAN PPh PASAL 21 TERUTANG BULAN-BULAN BERIKUTNYA
JIKA PEGAWAI TETAP, BER- NPWP SEBELUM PEMOTONGAN BULAN
DESEMBER
Saat Terutang PPh Pasal 21/26
Bagi Penerima Penghasilan
SAAT DILAKUKAN PEMBAYARAN ATAU SAAT
TERUTANGNYA PENGHASILAN
Bagi Pemotong PPh Pasal 21/26
UNTUK SETIAP MASA PAJAK
AKHIR BULAN DILAKUKANNYA PEMBAYARAN ATAU
AKHIR BULAN TERUTANGNYA PENGHASILAN
Pasal 21
Kewajiban Pemotong• Wajib Mendaftarkan Diri ke KPP
• Wajib menghitung, memotong, menyetorkan dan melaporkan PPh Pasal 21 dan Pasal 26 yang terutang untuk setiap bulan kalender.
• PPh Pasal 21/26 yang dipotong wajib disetor ke Kantor Pos atau Bank paling lama 10 hari setelah Masa Pajak berakhir.
• Pemotong Pajak wajib lapor sekalipun nihil, paling lama 20 hari setelah Masa Pajak berakhir.
• Wajib Membuat Catatan atau Kertas Kerja Perhitungan PPh Ps. 21/26 Untuk Setiap Masa Pajak
• Wajib Menyimpan Catatan atau Kertas Kerja Sesuai Ketentuan
• Wajib Membuat Bukti Potong dan Memberikannya Kepada Penerima Penghasilan
Bukti Pemotongan PPh Pasal 21• Untuk pegawai tetap/penerima pensiun berkala:
– dibuat sekali setahun (Form 1721 A1/A2)
– diberikan paling lama 1 bulan setelah akhir tahun atau pegawai berhenti
• Untuk selain pegawai tetap/penerima pensiun berkala:
– Dibuat setiap kali ada pemotongan
– Jika dalam satu bulan > 1 kali pembayaran maka bukti potong dapat dibuat sekali dalam satu bulan
• Bukti Potong PPh Pasal 21 Tidak wajib dilampirkan dalam SPT Masa PPh Pasal 21
Kewajiban Penerima Penghasilan• Wajib Mendaftarkan Diri ke KPP• Pegawai, Penerima Pensiun Berkala, dan Bukan
Pegawai tertentu Wajib Membuat Surat Pernyataan Yang Berisi Jumlah Tanggungan Keluarga Pada Awal Tahun Kalender Atau Pada Saat Menjadi Subjek Pajak Dalam Negeri
• Wajib Menyerahkan Surat Pernyataan Tanggungan Keluarga kpd Pemotong Pajak Pada Saat Mulai Bekerja Atau Mulai Pensiun
• Wajib Membuat Surat Pernyataan Baru Dalam Hal Terjadi Perubahan Tanggungan Keluarga Paling Lambat Sebelum Mulai Tahun Kalender Berikutnya
TERIMAKASIHDi olah dari berbagai sumber.