15
BAYI TABUNG Created by: YURISKA PUTRIANDA YULIA YUSTINI YENI TRESIA NOVELA SRI WULAN SARI SITI IKA C.U.A. RAUDHATUL AZZAHARA NUR AMELINDA MERA INTAN TIWI LIFATMI HESTI NURANI BELA AGUSTINA ARNITA

Bayi tabung

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bayi tabung

BAYI TABUNGCreated by:

YURISKA PUTRIANDAYULIA YUSTINI YENI

TRESIA NOVELASRI WULAN SARISITI IKA C.U.A.

RAUDHATUL AZZAHARANUR AMELINDA

MERA INTAN TIWILIFATMI

HESTI NURANIBELA AGUSTINA

ARNITA

Page 2: Bayi tabung

BAYI TABUNGDefinisi

Klasifikasi

Indikasi dan Kontra Indikasi

Landasan Hukum

Implementasi

Page 3: Bayi tabung

PENGERTIANBayi tabung merupakan suatu teknologi reproduksi berupa teknik pembuahan sel telur (ovum) di luar tubuh wanita. Prosesnya terdiri dari mengendalikan proses ovulasi secara hormonal, pemindahan sel telur dari ovarium dan pembuahan oleh sel sperma dalam sebuah medium cair.

Page 4: Bayi tabung

MACAM-MACAM PROSES BAYI

TABUNGa. Pembuahan Dipisahkan

dari Hubungan Suami-Isteri.

b. Wanita Sewaan untuk Mengandung Anak.

c. Sel Telur atau Sperma dari Seorang Donor.

d. Munculnya Bank Sperma.

Page 5: Bayi tabung

INDIKASI DAN KONTRAINDIKAS

I

Page 6: Bayi tabung

INDIKASI

• Faktor tuba.• Disfungsi ovulasi.• Ovarian reserve yang sedikit.• Endometriosis.• Infertilitas dari faktor pria yang berat.• Ovarian failure.• Infertilitas yang tidak diketahui penyebabnya.

Page 7: Bayi tabung

KONTRAINDIKASI

• Ovarian Hyperstimulation Syndrome (OHSS).• Keguguran.• Kehamilan diluar kandungan atau kehamilan

ektopik.• Resiko pendarahan pada saat pengambilan sel

telur (Ovum Pick Up).

Page 8: Bayi tabung

LANDASAN HUKUM

pasal 16 UU No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan yang berbunyi:Ayat 1• Kehamilan di luar cara alami dapat dilaksanakan sebagai upaya

terakhir untuk membantu suami istri mendapat keturunanAyat 2• Upaya  kehamilan di luar cara alami sebagaimana dimaksud dalam ayat

1 hanya dapat dilaksanakan oleh pasangan suami istri yang sah, dengan ketentuan:

• Hasil pembuahan sperma dan ovum dari suami istri yang bersangkutan ditanamkan dalam rahim istri darimana ovum itu berasal.

• Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu 

• Ada sarana kesehatan tertentuAyat 3• Ketentuan mengenai persyaratan penyelenggaraan kehamilan diluar

cara alami sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) ditentukan dengan P.P 

Page 9: Bayi tabung

IMPLEMENTASI

• Sudut Pandang Sosiologi• Sudut Pandang Agama• Sudut Pandang Medis• Sudut Pandang Budaya

Page 10: Bayi tabung

Sudut Pandang Sosiologi

Posisi anak menjadi kurang jelas dalam tatanan masyarakat, terutama bila sperma yang digunakan berasal dari bank sperma atau sel sperma yang digunakan berasal dari pendonor, akibatnya status anak menjadi tidak jelas. Selain itu juga, di kemudian hari mungkin saja terjadi perkawinan antar keluarga dekat tanpa di sengaja, misalnya antar anak dengan bapak atau dengan ibu atau bisa saja antar saudara sehingga besar kemungkinan akan lahir generasi cacat akibat inbreeding.

Page 11: Bayi tabung

Sudut Pandang AgamaAgama membenarkan bayi tabung/inseminasi buatan apabila dilakukan antara sel sperma dan ovum suami istri yang sah dan tidak ditransfer embrionya ke dalam rahim wanita lain termasuk istrinya sendiri yang lain (bagi suami yang berpoligami), baik dengan cara mengambil sperma suami kemudian disuntikkan ke dalam vagina atau uterus istri, maupun dengan cara pembuahan dilakukan diluar rahim, kemudian buahnya (vertilized ovum) ditanam di dalam rahim istri, asal keadaan kondisi suami istri yang bersangkutan benar-benar memerlukan cara inseminasi buatan untuk memperoleh anak, karena dengan cara pembuahan alami suami istri tidak berhasil memperoleh anak.

Page 12: Bayi tabung

Sudut Pandang MedisBayi tabung atau dalam bahasa kedokteran disebut In Vitro Fertilization (IVF) adalah suatu upaya memperoleh kehamilan dengan jalan mempertemukan sel sperma dan sel telur dalam suatu wadah khusus. Pada kondisi normal, pertemuan ini berlangsung di dalam saluran tuba. Dalam proses bayi tabung proses ini berlangsung di laboratorium dan dilaksanakan oleh tenaga medis sampai menghasilkan suatu embrio dan di iplementasikkan ke dalam rahim wanita yang mengikuti program bayi tabung tersebut.

Page 13: Bayi tabung

Sudut Pandang BudayaDi Indonesia sendiri bila dipandang dari segi etika, pembuatan bayi tabung tidak melanggar, tapi dengan syarat sperma dan ovum berasal dari pasangan yang sah. Jangan sampai sperma berasal dari bank sperma, atau ovum dari pendonor. Sementara untuk kasus, sperma dan ovum berasal dari suami-istri tapi ditanamkan dalam rahim wanita lain alias pinjam rahim, masih banyak yang mempertentangkan. Bagi yang setuju mengatakan bahwa si wanita itu bisa dianalogikan sebagai ibu susu karena si bayi di beri makan oleh pemilik rahim. Tapi sebagian yang menentang mengatakan bahwa hal tersebut termasuk zina karena telah menanamkan gamet dalam rahim yang bukan muhrimnya.

Page 14: Bayi tabung
Page 15: Bayi tabung