24
TEKNOLOGI FORMULASI SEDIAAN STERIL “ PEMBUATAN INJEKSI CHLORPROMAZINE HYDROCHLORIDE” Disusun oleh : 1. Liza Amalia Meilinda (PO.71.39.0.15.016) 2. Nova Rizky Indrawati (PO.79.39.0.15.018) 3. Putri Dwi Melyana (PO.71.39.0.15.020) 4. Resi Juliana (PO.79.39.0.14.021) 5. Ridho Rajianto (PO.71.39.0.14.025) Kelas :Reguler 1I A Dosen Pembimbing:Drs. Sadakata Sinulingga, Apt, M. Kes NILAI PARAF

Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL

TEKNOLOGI FORMULASI SEDIAAN STERIL

“ PEMBUATAN INJEKSI CHLORPROMAZINE

HYDROCHLORIDE”

Disusun oleh :

1. Liza Amalia Meilinda (PO.71.39.0.15.016)

2. Nova Rizky Indrawati (PO.79.39.0.15.018)

3. Putri Dwi Melyana (PO.71.39.0.15.020)

4. Resi Juliana (PO.79.39.0.14.021)

5. Ridho Rajianto (PO.71.39.0.14.025)

Kelas :Reguler 1I A

Dosen Pembimbing:Drs. Sadakata Sinulingga, Apt, M. Kes

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG

JURUSAN FARMASI

TAHUN AKADEMIK 2016/2017

NILAI PARAF

Page 2: Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL

TEKNOLOGI FORMULASI SEDIAAN STERIL

“ PEMBUATAN INJEKSI KLORPROMAZIN HYDROCHLORIDUM ”

I. TUJUAN

1. Mahasiswa mampu membuat sediaan steril berupa injeksi dengan Klorpromazin

sebagai zat berkhasiatnya serta melakukan teknik pembuatannya.

2. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi terhadap sediaan injeksi Klorpromazin.

II. LANDASANTEORI

A. Teori Injeksi

Steril adalah suatu keadaan dimana suatu alat, bahan atau sediaan sama

sekali bebas dari mikroorganisme hidup yang patogen maupun tidak, baik dalam

bentuk vegetative maupun spora. Sterilisasi adalah penghancuran secara lengkap

semua mikroorganisme hidup dan spora-sporanya dari alat, bahan atau sediaan.

Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi atau supensi atau

serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum

digunakan, yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau

melebihi kulit atau selaput lendir (Farmakope Indonesia edisi III, hal 13)

Injeksi adalah sediaan steril yang disuntikkan dengan cara merobek

jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau melalui selaput lendir. Injeksi

dapat berupa larutan, emulsi, suspense atau serbuk steril yang harus dilarutkan

atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan (Anief, 2007).

Injeksi diracik dengan melarutkan, mengemulsikan atau mensuspensikan

sejumlah obat ke dalam sejumlah pelarut atau dengan mengisikan sejumlah obat

ke dalam wadah dosis tunggal atau wadah dosis ganda.

Sediaan injeksi berdasarkan cara pemberiannya atau penyuntikannya

antara lain:

1. Intra vena (i.v) : Larutan yang disuntikkan langsung ke dalam

pembuluh darah vena.

2. Intra muscular (i.m) : Larutan, suspensi atau emulsi yang disuntikkan

diantara lapisan jaringan atau otot.

Page 3: Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL

3. Intra cutan (i.c) : Larutan atau suspense air yang disuntikkan

langsung ke dalam kulit dan biasanya digunakan untuk diagnose.

4. Sub  cutan (s.c) : Larutan yang disuntikkan langsung ke dalam

jaringan bawah kulit biasanya di lengan atas atau paha.

5. Dan lain-lain, meliputi:

a)       Intra tecal (i.t) atau intra spinal (i.s) atau intra dural (i.d)

b)       Intra peritoneal (i.p)

c)       Intra kardial (i.kd)

d)       Intra peridural (p.d), ekstradural, epidural

Syarat-syarat sediaan injeksi, antara lain :

1. Aman. Tidak boleh menyebabkan iritasi jaringan atau efek toksis.

2. Harus jernih. Berarti tidak ada partikel padat, kecuali yang berbentuk

suspensi.

3. Tidak berwarna. Kecuali bila obatnya memang berwarna.

4. Sedapat mungkin isohidris. Dimaksudkan agar bila diinjeksikan ke badan

tidak terasa sakit dan penyerapannya obat dapat optimal.

5. Sedapat mungkin isotonis. DIbuat isotonis agar tidak terasa sakit bila

disuntikkan. Arti isotonis adalah mempunyai tekanan osmosi yang sama

dengan darah dan caran tubuh yang lain.

Kelebihan sediaan injeksi :

1. Bekerja cepat.

2. Dapat digunakan jika : obat rusak jika kena cairan lambung, merangsang jika ke cairan

lambung, tidak diabsorpsi secara baik oleh cairan lambung

3. Kemurnian dan takaran zat khasiat lebih terjamin 

4. Dapat digunakan sebagai depo terapi

Kekurangan sediaan injeksi :

1. Karena bekerja cepat, jika terjadi kekeliruan sukar dilakukan pencegahan.

2. Cara pemberian lebih sukar, harus memakai tenaga khusus.

3. Kemungkinan terjadinya infeksi pada bekas suntikan.

4. Secara ekonomis lebih mahal dibanding dengan sediaan yang digunakan per oral.

Page 4: Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL

B. PREFORMULASI

1. Klorpromazin HCl

a. Pemerian Klorpromazin HCL

Serbuk hablur, putih atau agak putih kuning gading, tidak berbau,

oleh perngaruh cahaya warna menjadi tua. Kelarutannya sangat mudah

larut dalam air, mudah larut dalam etanol P dan dalam kloroform P,

praktis tidak larut dalam eter P dan dalam benzen P. Chlorpromazine

merupakan obat antipsikotik turunan phenotiazine.

Prinsip efek farmakologinya adalah sebagai psikotropik dan ia

juga mempunyai efek sedatif dan anti-emetik. Chlorpromazine bekerja

pada taraf susunan saraf pusat, terutama pada tingkat subkortikal maupun

pada berbagai sistem organ. Chlorpromazine mempunyai efek anti-

adrenergik kuat dan antikolinergik perifer lemah, serta efek

penghambatan ganglion yang relatif lemah. Ia juga mempunyai efek

antihistamin dan antiserotonin lemah.

Mekanisme kerja nya Memblok reseptor dopaminergik

dipostsinaptik mesolimbik otak. Memblok kuat efek  alfa adrenergik.

Menekan penglepasan hormone hipotalamus dan hipofisa, menekan Retic

ular Activating System  (RAS)  sehingga  mempengaruhi  metabolism

basal,  temperature tubuh,  kesiagaan,  tonus vasomotor  dan emesis. 

Kontraindikasi nya Hipersensitifitas terhadap klorpromazin atau

komponen lain formulasi, reaksi hipersensitif silang antar

fenotiazin mungkin terjadi, Depresi SSP berat dan koma. Pemerian nya

serbuk hablur,putih atau agak cream putih, tidak berbau,warna menjadi

gelap karena pengaruh cahaya. Sangat mudah larut dalam air,mudah larut

dalam etanol, dan dalam kloroform,tidak larut dalam eter dan dalam

benzene. pH 3,4-5,4.

b. Efek samping

Zat ini dapat menyumbat saluran empedu sesudah 2-4 minggu

dan kerusakan ini tidak selalu reversibel. Kelainan darah agak sering

dilaporkan. Efek samping lainnya adalah efek sedatifnya yang kuat dan

GEP yang sering kali terjadi. (Obat-Obat Penting, hal 456)

Page 5: Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL

2. Asam Askorbat (Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th Edition hal 43-46)

Asam askorbat berbentuk serbuk kristal atau kristal berwarna

berwarrna putih sampai cahaya kuning, tidak higroskopik, tidak berbau,

dengan rasa asam.

Asam askorbat digunakan sebagai antioksidan dalam sediaan liquid

pada konsentrasi 0,01-0,1% w/v. Asam askorbat dapat digunakan untuk

mengatur pH larutan untuk injeksi, dan sebagai

tambahan untuk cairan oral. Hal ini juga banyak digunakan dalam makanan

sebagai antioksidan. Asam askorbat juga telah terbukti berguna sebagai

menstabilkan agen di misel campuran mengandung tetrazepam.

Inkompatibel dengan alkali, ion logam berat, terutama tembaga dan

besi, mengoksidasi bahan, methenamine, phenylephrine hidroklorida,

pyrilamine maleat, salisilamid, natrium nitrit, natrium

salisilat, salisilat theobromine, dan picotamide.

3. Natrium Klorida (Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th Edition

hal 637-638)

Natrium klorida berbentuk serbuk hablur putih atau hablur tidak

berwarna mempunyai rasa asin. Sinonimnya Natrii Chloridum. NaCl

berkhasiat sebagai Pengisotonis. Kelarutannya Agak larut dalam etanol,

larut dalam 250 bagian etanol 95%, larut dalam 10 bagian gliserin, larut

dalam 2,8 bagian air. Rentan pH NaCl 6,7- 7,3 dengan Wadah dan

penyimpanan yang tertutup baik.

Inkompatibilitas cairan Natrium Klorida encer bersifat korosif

terhadap besi. Bereaksi membentuk endapan dengan perak, timah, dan

garam raksa. Pengoksidasi kuat yang melepaskan klorin dari larutan

natrium klorida. Daya larut dari bahan pengawet metilparaben dapat

menurun dalam larutan natrium klorida.

4. Natrium Hidroksida (Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th

Edition hal 648-649)

Natrium hidroksida jernih, tidak berwarna, namun larutan natrium

hidroksida memiliki bau khas yang tajam. Sinonimnya Soda api, E524,

alkali, hydroxidum natrii, alkali soda sodium hidrat. NaOH berkhasiat

Page 6: Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL

sebagai Penambah Kebasaan. Sangat mudah larut dalam air dan dalam

etanol ( 95% )pH 0,1 N

Disimpan Dalam wadah tertutup baik. Natrium hidroksida adalah basa

kuat dan tidak kompatibel dengan senyawa yang mudah mengalami

hidrolisis atau oksidasi. Natrium Hidroksida akan bereaksi dengan asam ,

ester , dan eter , terutama dalam larutan air

5. Sodium Metabisulfite (Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th

Edition hal. 654-656)

Natrium metabisulfit merupakan kristal tidak berwarna, prismatik atau

putih bubuk kristal putih krem yang memiliki bau belerang dioksida dan

rasa asam, asin. Natrium metabisulfit mengkristal dari air dingin sebagai

hidrat berisi tujuh molekul air.

Natrium metabisulfit merupakan antimikroba pengawet; antioksidan.

Natrium metabisulfit juga memiliki aktivitas antimikroba, yang merupakan

terbesar pada pH asam, dan dapat digunakan sebagai pengawet dalam

persiapan seperti sirup. Dalam industri makanan dan dalam produksi

anggur, Natrium metabisulfit demikian juga digunakan sebagai antioksidan,

antimikroba pengawet dan antibrowning agen.

Natrium metabisulfit biasanya berisi sejumlah kecil natrium sulfite dan

natrium sulfat. Pada paparan udara dan kelembaban, Natrium metabisulfit

perlahan teroksidasi untuk natrium sulfat dengan disintegrasi kristal.

penambahan asam kuat padatan membebaskan sulfur dioksida. Dalam air,

Natrium metabisulfit segera dikonversi ke natrium (Naþ) dan ion bisulfit

(HSO3). Larutan natrium metabisulfit solusi juga membusuk di udara,

terutama pada pemanas.

Penambahan dekstrosa larutan natrium metabisulfit solusi

mengakibatkan penurunan stabilitas metabisulfit. Bahan massal harus

Page 7: Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL

disimpan dalam wadah tertutup dengan baik, dilindungi dari cahaya, di

tempat yang dingin, kering.

6. Benzil Alkohol (Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th Edition

hal.64-66)

Benzil alkohol digunakan sebagai Antimikroba, pengawet; desinfektan;

pelarut. Benzil alkohol adalah antimikroba pengawet yang digunakan dalam

kosmetik, makanan, dan berbagai macam formulations farmasi termasuk

oral maupun parenteral, pada konsentrasi sampai 2.0% v/v. Konsentrasi

khas yang digunakan adalah 1% v/v, dan telah dilaporkan untuk digunakan

dalam protein, peptida dan produk molekul kecil, meskipun frekuensi

penggunaan telah jatuh dari 48 produk pada tahun 1996, 30 tahun 2001,

untuk 15 produk pada tahun 2006. Dalam kosmetik, konsentrasi hingga

3,0% v/v dapat digunakan sebagai pengawet. Konsentrasi 5% v/v atau lebih

bekerja sebagai solubilizer, sementara solusi v v 10% digunakan sebagai

disinfektan.

Benzil alkohol 10% v v solusi juga memiliki beberapa properti obat bius

lokal, yang dimanfaatkan dalam beberapa parenterals, produk batuk,

oftalmik solusi, salep, dan semprotan aerosol dermatologi. Meskipun

digunakan secara luas sebagai pengawet antimikroba, Benzil alkohol telah

dikaitkan dengan beberapa reaksi merugikan yang fatal ketika diberikan

kepada neonatus. Sekarang dianjurkan bahwa produk parenteral yang

diawetkan dengan Benzil alkohol atau zat pengawet antimikroba, tidak

boleh digunakan pada bayi baru lahir jika mungkin.

Benzil alkohol merupakan zat tidak berwarna dan berminyak cair dengan

bau aromatik yang samar dan tajam, pembakaran rasa. Nama lain Benzil

Alkohol adalah Benzylicus alkohol; benzenemethanol; a-hydroxytoluene;

phenylcarbinol; phenylmethanol; a-toluenol.

7. Hidrochloric Acid (Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th Edition.

hal. 308-309)

Asam klorida merupakan zat tidak berwarna, fuming larutan hidrogen

klorida, dengan bau menyengat. Hidrochloric acid memiliki sinonim :

Page 8: Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL

Salicylicium hydrochloridum concentratum; chlorohydric asam; asam

klorida pekat; E507.

Asam klorida digunakan secara meluas sebagai penambah keasaman,

dalam berbagai persiapan makanan dan obat.

.

8. Aqua pro Injectione (Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th

Edition hal 766-768)

Cairan jernih, tidak berbau tidak berbau dan tidak berasa. Sinonim Air

steril untuk injeksi. Berkhasiat sebagai Pelarut. Disimpan dalam wadah

dosis tunggal, dari kaca atau plastic, tidak lebih besar dari 1L.

III.FORMULASI

A. Formula Acuan

Handbook of pharmaceutical manufacturing formulation Hal 2531 vol.6

Page 9: Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL

B. Usulan Formula

Injeksi Klorpromazin HCL

Tiap 1 ml mengandung :

Klorpromazin HCl 25 mgAsam askorbat 2 mgNatrii Pyrosulvis 1 mgSodium Chloride 1 mgBenzil alkohol 20 mgHCl 0,1N q.sNaOH 0,1N q.sAqua pro Injection ad 1 ml

(pH sediaan

C. Tonisitas

Perhitungan Isotonis (Tonisitas)

1. Ekuivalen klorpromazin HCL = 0,10 (Farmakope Indonesia edisi IV)

2. Ekuivalen asam askorbat = 0,18 (Farmakope Indonesia edisi IV)3. Natrii Pyrosulvis = 0,67 (Farmakope Indonesia edisi IV)4. Sodium Chloride/NaCl = 15. Benzyl Alcohol = 0,17 (Farmakope Indonesia edisi IV)

C Klorpromazin HCL = 0,0 25 x 100% = 2,5%

1

C Asam Askorat = 0,002 x 100% = 0,2 %

1

C Natrii Pyrosulvis = 0,001 x 100% = 0,1%

1

C Sodium Chloride = 0,001 x 100% = 0,1 %

1

C Benzyl alkohol = 0,02 x 100% = 2 %

1

Page 10: Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL

W = 0.9 – (∑C x E)

W = 0,9 − [(2,5 x 0,10) + (0,2 x 0,18)+(0,1 x 0,67) +(0,1x1) + ( 0,17 x 2 )

W = 0,9 – (0,025 +0,036+0,067+0,1+0,34 )

W = 0,9 – 0,793

W = 0,107 /100ml

Untuk 50 mL diperlukan NaCl sebanyak = 0,107 x 50ml = 0,0535 gr 100 =53,5 mg

Pembuktian dalam 1 ml ampul injeksi Klorpromazin Hcl mengandung 1 mg NaCl. Berarti dalam sediaan 50 ml Klorpromazin HCl mengandung sebanyak : 50 mg =) 53,5 mgDari perhitungan ini, membuktikan bahwa perhitungan NaCl yang di perlukan, sama dengan banyaknya Nacl yang telah ada di resep standar(Hanbook of Pharmaceutical Excipients 6th Edition hal 2531)

D. Sterilisasi

noAlat yang

Dipakai

Cara

Sterilisasi

Waktu Sterilisasi

AwalParaf

PengawasAkhir

Paraf

Pengawas

1 Gelas ukurAutoclave

30 menit       

2 Corong gelasAutoclave

30 menit     

3 Pipet tetesAutoclave

30 menit       

4 Kertas saringAutoclave

30 menit     

5 KapasAutoclave

30 menit       

6 PerkamenAutoclave

30 menit     

7 PinsetFlambeer

20 detik       

8 Gelas Arloji Flambeer        

Page 11: Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL

20 detik

9 Pengaduk kacaFlambeer

20 detik       

10 AmpulOven 30

menit     

11 ErlenmeyerOven 60

menit       

12 Beaker glassOven 60

menit      

13 Air

Setelah

mendidih,

panaskan

30 menit

       

14 Karet pipetDirebus 30

menit       

E. Perhitungan dan Penimbangan Bahan

1. Perhitungan Bahan Perhitungan bahan-bahanDilebihkan 8 ampul = 2 + 8 = 10 ampulVolume yang dibuat = (n + 2) V + 6

= (10 + 2) 1,1 + 6 ml= 19,2 ml ≈ 50 ml

a. Klorpromazin HCL = 25 mg x 50 ml= 1250 mg

Klorpromazin HCL dilebihkan 5% = 5% x 1250 mg= 62,5 mg

Jadi, Klorpromazin HCL yang diambil = 1250 mg + 62,5 mg= 1312,5 mg

b. Asam Askorbat = 2 mg x 50 ml = 100 mg

c. Natrii Pyrosulvis = 1 mg x 50 ml= 50 mg

d. NaCl = 1 mg x 50 ml= 50 mg

Page 12: Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL

e. Benzil Alkohol = 2 mg x 50 ml = 1000 mg

f. HCl q.s

g. NaOH q.s

h. Aqua pro injeksi ad 50 ml

2. Penimbangan Bahan Klorpromazin HCL = 1312,5 mg =) 1300 mg Asam Askorbat = 100 mg Natrii Pirosulvis = 50 mg NaCl = 50 mg Benzyl Alkohol = 1000 mg HCL q.s NaOH q.s Aqua Pro Injeksi ad 50 ml

IV. PROSUDER / CARA KERJA

a. Sterilkan alat dan bahan dengan cara yang sesuai

b. Timbang Klorpromazin HCl dengan kaca arloji, masukkan ke dalam

Erlenmeyer. Bilas kaca arloji dengan sedikit Aqua pro Injeksi masukkan ke

Erlenmeyer. Zat tadi dilarutkan dengan Aqua pro Injeksi secukupnya.

c. Timbang Asam Askorbat dengan kaca arloji, masukkan kedalam Erlenmeyer.

Bilas kaca arloji dengan sedikit Aqua pro injeksi masukkan ke Erlenmeyer. Zat

tadi dilarutkan dengan aqua pro injeksi secukupnya.

d. Timbang Natrii Pyrosulfis dengan kaca arloji, masukkan ke dalam elenmeyer

bilas kaca arloji dengan sedikit Aqua Pro injeksi masukkan ke Erlenmeyer. Zat

tadi dilarutkan dengan Aqua Pro injeksi secukupnya

e. Timbang NaCl di kaca arloji lalu larutkan dengan Aqua pro injeksi dalam

Erlenmeyer.

f. Campurkan keempat larutan tersebut dalam beaker gelas, bilas Erlenmeyer

tersebut dengan sedikit aqua pro injeksi.

Page 13: Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL

g. Timbang Benzil alcohol dengan kaca arloj campurkan Benzil alcohol ke dalam

beker gelas lalu tambahkan aqua Pro injeksi ad 30 ml

h. Cek pH sediaan dengan kertas pH.

i. Tambahkan NaOH 0,1 N / HCL 0,1 N secukupnya hingga mencapai pH yang

diinginkan. (pH 3,0-5,0)

j. Basahi kertas saring dengan aqua pro injeksi. Lalu saring larutan di gelas ukur,

bilas gelas ukur dengan aqua pro injeksi..

k. Tambahkan aqua pro injeksi ad 50 ml.

l. Tuang larutan ke dalam spuit injeksi, masukkan ke dalam tiap ampul 1,1 ml

sebanyak 10 ampul..

m. Tutup ampul dengan cara flambeer.

n. Lalu sterilkan dalam posisi terbalik, beaker glass dilapisi kapas dan diisi dengan

sediaan ampul injeksi dan ditutup kantong perkamen. Sterilisasi dengan

sterilisasi autoclave dengan suhu 1160C selama 30 menit. Setelah itu

didinginkan.

o. Evaluasi sediaan.

p. Beri etiket dan masukkan ke dalam kemasan.

Tabel Sterilisasi Akhir

Nama Sediaan Cara Sterilisasi Awal Paraf Akhir Paraf

Klorpromazin HCL

Page 14: Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL

V. EVALUASI

1. Kejernihan

Kejernian sediaan ditandai dengan tidak adanya kotoran atau zahra pada sediaan,

larutan jernih /transparan jika bewarna maka sesuai dengan warna zat yang terdapat

pada sediaan. Prosedur kejernihan adalah melihat ampul pada latar yang gelap lalu

dilihat adakah kotoran yang mengapung pada sediaan.

2. pH

Alat : kertas pH dan pH meter

Prosedur :

a. pH meter di kalibrasi dengan larutan dapar standar yang pH sama dengan pH yang

akan diukur.

b. Batang elektrode pH meter dibersihkan dengan aquadest dan dikeringkan.

c. Batang elektrode dicelupkan dalam sediaan injeksi yang akan dikur pH nya.

d. Menekan auto read lalu enter.

e. Tunggu angka sampai berhenti lalu catat pH.

3. Tes Kebocoran

Prosedur :

Ambil beaker glass, letakkan kapas dibawah beaker glass.

Tutup beaker glass dengan perkamen lalu ikat dengan benang

Beri 10 lubang kecil pada perkamen dan masukkan 10 ampul dalam lubang

tersebut dengan posisi terbalik.

Lalu amati ampul tersebut.

4. Uji keseragaman Volume

Ampul diletakkan pada permukaan yang rata secara sejajar lalu dilihat keseragaman

volume secara visual

Page 15: Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL

VI. PENGEMASAN

A. DESAIN KOTAK

B. ETIKET

C.BROSUR

Page 16: Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL

DAFTAR PUSTAKA

Association Prawirosujanto, sunarto dkk;1979; Farmakope Indonesia edisi III; Jakarta;Depkes RI

Anonim. “Formula Ampul”. 22 oktober 2016. http://formulasisteril.blogspot.co.id/2008/05/formula-ampul.html

Isabela, Poppy Siska. “Injeksi Chlorpromazine”. 22 oktober 2016. https:/ / www.scribd.com/doc/226853249/Injeksi-Chlorpromazine

Niazi K. Sarfaraz;2009;Handbook of Pharmaceutical Manaufacturing Formulati ons; New York; Informa Healthcare USA

Rowe C Raymond;2009;Handbook of pharmaceutical excipients 6th edition new; Washington; Pharmaceutical Press and American Pharmacists

Soesilo, slamet dkk;1995; Farmakope Indonesia edisi IV;Jakarta;Depkes RI