Upload
fransiska-oktafiani
View
13
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
Kelompok 11. Ahmad Hudzaifah2. Ana Yuliana Pratiwi3. Annisa Yahha Nursholihah4. Atifatul Muru’ah
LUKA BAKAR
Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi (Smeltzer, Suzanna, 2002).
PENGERTIAN
ANATOMI FISIOLOGIKULIT TERBAGI MENJADI 3 LAPISAN :
1. EPIDERMIS2. DERMIS ( korium)3. JARINGAN SUBKUTAN
ATAU HIPODERMIS / SUBCUTIS
1. EPIDERMISLapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari epitel berlapis gepeng bertanduk,
mengandung sel melanosit, Langerhans dan merkel.Tebal epidermis berbeda-beda pada berbagai tempat di
tubuh, paling tebal pada telapak tangan dan kaki. Ketebalan epidermis hanya sekitar 5% dari seluruh
ketebalan kulit. Terjadi regenerasi setiap 4-6 minggu
2. DERMIS : Lapisan dibawah epidermis.Terdiri dari jaringan ikat yang terdiri dari 2 lapisan:a.Pars papilaris ( terdiri dari sel fibroblast yang
memproduksi kolagen b.Pars retikularis terdapat banyak pembuluh darah,
limfe, dan akar rambut, kelenjar keringat dan kelenjar sebaseus.
3. HIPODERMIS : a. Mengandung sel liposit yang menghasilkan banyak
lemak.b. Merupakan jaringan adipose sebagai bantalan antara
kulit dan struktur internal seperti otot dan tulang.c. Sebagai mobilitas kulit, perubahan kontur tubuh dan
penyekatan panas.d. Sebagai bantalan terhadap trauma.e. Tempat penumpukan energi.
Proteksi Termoregulasi Sensori/persepsiPembentukan pigmenEksresi Absorbsi KeratinisasiPembentukan Vitamin D
FUNGSI KULIT
Akibat pertama luka bakar ialah syok karena kaget dan kesakitan. Pembuluh kapiler yang terpajan suhu tinggi rusak dan permeabilitas meninggi. Sel darah yang ada di dalamnya ikut rusak sehingga terjadi anemia. Meningkatnya permeabilitas menyebabkan edema dan menimbulkan bullae yang mengandung banyak elektrolit. Hal itu menyebabkan berkurang volume cairan intravaskuler. Kerusakan kulit akibat luka bakar menyebabkan kehilangan cairan akibat penguapan yang berlebih, masuknya cairan ke bullae yang tebentuk pada luka derajat 2, dan pengurangan cairan dari keropeng luka bakar derajat 3.
PATOFISIOLOGI
1. Luka Bakar Derajat Ia. Kerusakan terjadi pada lapisan epidermisb. Kulit kering, hiperemi berupa eritemac. Tidak dijumpai bulaed. Nyeri karena ujung-ujung saraf sensori teritasie. Penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 5-10
hari
DERAJAT LUKA BAKAR
2. Luka Bakar Derajat IIa. Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis,
berupa reaksi imflamasi disertai proses eksudasi.b. Dijumpai bulaec. Nyeri karena ujung-ujung saraf teritasi d. Dasar luka berwarna merah atau pucat , sering terletak lebih tinggi diatas kulit normal.
Dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu:a. Derajat II Dangkal (superficial )b. Derajat II Dalam ( Deep)
3. Luka bakar derajat III a. Kerusakan meliputi seluruh lapisan dermis dan lapisan yang lebih dalam b. Organ –organ kulit seperti folikel rambut , kelenjar keringat, kelenjar sebasea emngalami kerusakan c. Tidak dijumpai bulae d. Kulit yang tebakar berwarna abu-abu dan pucat karena kering , letak nya lebih rendah dibanding kulit sekitar
Hitung darah lengkap : Bertambahnya Ht menunjukan hemokonsentrasi sehubungan cairan
Elektrolit serum : Kalium naik karena cedera jaringan
Urine : adanya albumin, Hb, mioglobin yang mengalami kerusakan
Foto rontgen dada : Memastikan cedera inhalasiEKG : Mengetahui adanya iskemi atau distrimiaAlbumin serum berkurang karena kehilangan
protein pada edema cairanFotografi luka bakar : Memberikan catatan untuk
penyembuhan luka bakar
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Rumus sembilan (role of nines). Cara cepat menghitung luas bakar menggunakan presentase dalam kelipatan terhadap permukaan tubuh yang luas.
PENENTUAN LUAS LUKA BAKAR
2. Diagram Lund and Browder mengakui presentase luas luka bakar pada berbagai bagian anatomik, khususnya kepala dan tungkai akan berubah sesuai pertumbuhan usia.
LokasiUsia (Tahun)
0-1 1-4 5-9 10-15 dewasaKepala 19 17 13 10 7Leher 2 2 2 2 2Dada & perut 13 13 13 13 13Punggung 13 13 13 13 13Pantat kiri & kiri 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5Kelamin 1 1 1 1 1Lengan atas kanan & kiri
4 4 4 4 4
Lengan bawah kanan & kiri
3 3 3 3 3
Tangan kanan & kiri
2.5 2.5 2.5 2.5 2.5
Paha kanan & kiri 5.5 6.5 8.5 8.5 9.5
Tungkai bawah kanan & kiri
5 5 5.5 6 7
Kaki kanan & kiri 3.5 3,5 3.5 3.5 3.5
Tujuan utama resusitasi cairan adalah untuk menjaga dan mengembalikan perfusi jaringan tanpa menimbulkan edema.
Prinsip pemberian cairan pertama kali adalah pemberian garam ekstraseluler dan air yang hilang pada jaringan yang terbakar, dan sel-sel tubuh. Biasanya diberikan cairan Ringer Laktat (RL) untuk 48 jam setelah terjadinya luka bakar.
RESUSITASI CAIRAN
1. Formula Parkland : 24 jam pertama : Cairan Ringer Laktat (RL) 4mL/kgBB/%Luka bakar.
CONTOH : Pria dengan BB 80kg dengan luas luka bakar 25% membutuhkan cairan : (25)% x (80)kg x (4)mL = 8000mL/24 jam pertama. Jadi, ½ jumlah cairan 4000 mL diberikan dalam 8 jam pertama, ½ jumlah cairan sisanya 4000 mL diberikan dalam 16 jam berikutnya
RUMUS RESUSITASI CAIRAN
2. Rumus Evans : Luas luka (%) x BB (kg) = jumlah NaCl/24 jam Luas luka (%) x BB (Kg) = jumlah plasma/24 jam
(Nomor 1 & 2 sebagai pengganti cairan yang hilang akibat edema)
2000 cc Dextrose 5%/24 jam (Untuk menggati cairan yang hilang akibat penguapan
Separuh dari jumlah 1+2+3 diberikan dalam 8jam pertama, sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnyaHari II : Diberikan setengah jumlah cairan hari pertamaHari III : Diberikan setengah jumlah cairan hari kedua*Maksimum 10.000 ml selama 24 jam.
3. Rumus Baxter : Luas luka(%) x BB(Kg) x 4 ccSeparuh dari jumlah cairan ini diberikan dalam 8 jam pertamaa, sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya.Hari I : Diberikan elektrolit yaitu larutan RL karena terjadi defisit ion NaHari II : Diberikan setengah cairan hari pertama
CONTOH : Seorang dewasa dengan BB 50 Kg dan luka bakar 20% permukaan kulit akan diberikan 20(%) x 50 (Kg) x 4cc = 4000 cc yang diberikan pada hari pertama dan 2000 cc pada hari kedua
Diagnosa : Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan keracunan karbon monoksida, inhalasi asap dan obstruksi saluran napas. Tujuan : pemeliharaan oksigenasi jaringan yang adekuat
INTERVENSI KEPERAWATAN
Intervensi RasionalBerikan terapi O2 yang dilembabkan
Oksigenasi yang dilembabkan akan memberikan kelembaban jaringan yang cedera, suplementasi oksigen akan meningkatkan oksigenasi alveoli
Kaji bunyi napas, frekuensi nafas,irama, dalam dan simetrisnya pernapasan
Memberi dasar pengkajian selanjutnya dan bukti peningkatan/ penurunan pernapasan.
Amati hal-hal: eritema atau lepuh pada mukosa bibir dan pipi, lubang hidung yang gosong, luka bakar pada muka, leher atau dada, suara paran, adanya jelaga dalam seputum atau jaringan trakea dalam sputum
Bukti adanya cedera inhalasi dan resiko disfungsi pernapasan.
Laporkan pernapasan yang berat, penurunan dalam pernapasan dan atau tanda hipoksia
Dasar penetapan intervensi untuk mengatasi kesulitan pernapasan.
KEKURANGAN VOLUME CAIRAN
Intervensi Rasional
Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
Agar makanan atau minuman yang keluar dan masuk terkontrol dengan baik
Monitor status dehidras Agar kliem dapat terlihat terjadi dehidrasi atau tidak
Dorong masukan oral Pemberian nutrisi lebih efektif jika memungkinkan
Monitor tanda tanda vital Tanda-tanda vital agar terpantau
Monitor berat badan Melihat terjadinya penurunan atau peningkatan berat badan
Dorong keluarga untuk membantu pasien makan
Agar masukan oral pada pasien meningkat
Diagnosa : risiko infeksi b.d kehilangan intergitas kulit yang disebabkan oleh luka bakar.
Tujuan : pembentukan jaringan granulasi tetap bebas dari infeksi.intervensi Rasional
Implementasikan teknik isolasi yang tepat sesuai dengan indikasi
Tergantung pada tipe dan luasnya luka
Tekankan pentingnya teknik cuci tangan yang baik untuk semua individu yang datang kontak dengan klien
Mencegah kontaminasi silang, menurunkan risiko infeksi
Gunakan skort, sarung tangan, masker, dan teknik aseptik ketat selama perawatan luka langsung dan berikan pakaian steril/ baju juga linen/pakaian
Mencegah terpajan pada organisme infeksius
Awasi/batasi penggunjung bila perlu jelaskan isolasi terhadap pengunjung
Mencegah kontaminasi silang dari pengunjung
Awasi TTV untuk demam, peningkatan frekuensi pernapasan, penurunan jumlah trombosit
Indikator sepsis memerlukan evaluasi cepat dan intervensi
Ambil kultur rutin dan sensitifikasi luka/drainase
Memungkinkan pengenalan dini dan pengobatan khusus infeksi
1. Sjamsuhidajat R, de Jong Wim.2004.Buku-Ajar Ilmu
Bedah.Jakarta:EGC2. Nurarif Amin Huda, Hardhi Kusuma.2016.Asuhan
Keperawatan Praktis Berdasarkan Penerapan
Diagnosa Nanda, NIC, NOC dalam Berbagai Kasus
jilid 2.Yogyakarta:EGC
REFERENSI