Upload
guestee2bad5
View
904
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
Hand out.by dr Ratna Kusumawati
MANAGEMENT LUKA TUNGKAI DAN LUKA TERBUKA KRONIS
Untuk dapat mengerti prinsip-prinsip pengelolaan luka pada penderita kusta, maka kita
harus mengetahui jenis serta patofisiologi terjadinya luka :
LUKA STASIS
Biasanya terdapat pada penderita tipe L yang sudah tidak aktif, tersering pada tungkai
bawah di daerah 1/3 bawah cruris sampai punggung kaki. Akibat adanya fibrosis luas di
bawah kulit menyebabkan timbulnya bendungan aliran vena dan getah bening, sehingga
struktur epithel kulit menjadi gampang luka. Keadaan ini menjadi kronis dan sulit diatasi,
dan bila timbul luka maka untuk menyembuhkan juga memerlukan perawatan yang
intensif dan lama.
Penatalaksanaan:
1. Luka dibersihkan dengan salin dan betadin
2. Dilembabkan dengan salin (kain kasa dilembabkan dgn cairan salin) kemudian
luka ditutup dengan kasa gulung bersih atau kain yang bersih
Gangguan Saraf Tepi`
sensorik
anestesi
Tangan, kaki kurang rasa
Gangguan kel. Keringat, kel. minyakAliran darah
otonom
luka
Mutilasi / absorbsi
Kulit kering / pecah - pecah
luka
InfeksiUlkus tungkai
Ex : ulkus stasis
3. Jika ada infeksi sekunder, 2-3 hari dilembabkan dengan salin dan diberi antibiotik
lokal (Ciprofloxacin bubuk) atau bisa diberi sofratul, kolaborasi dengan medis
untuk pemberian obat oral.
4. Rawat luka 2 hari sekali jika sudah tidak ada tanda-tanda infeksi sekunder
5. Elevasi
6. Immobilisasi
Ulkus Stasis
LUKA TERBUKA KRONIS
LUKA PLANTAR
Luka plantar adalah luka kronis yang terjadi pada telapak kaki di daerah yang memikul
berat tubuh dimana terdapat gangguan saraf perifer berupa anestesi. Jenis luka ini
terbanyak ditemukan pada penderita kusta. Dulu dikenal sebagai sebagai luka trofik
karena diperkirakan sebagai gangguan faktor nutrisi.
Penyebabnya adalah gangguan saraf berupa anestesi dan kelumpuhan otot, disertai
fungsi telapak kaki sebagai anggota badan yang menyangga berat badan. Keadaan ini
secara bersama-sama menyebabkan timbulnya luka. Luka ini bersifat kronis dan
distribusi luka pada daerah-daerah yang tipikal di telapak kaki.
Distribusi luka di telapak kaki
Bila tidak segera ditanggulangi akan segera menjadi kronis karena telapak kaki yang
anestesi akan kehilangan refleks perlindungan diri. Luka plantar dapat terjadi di daerah
tumit, karena tumit ini mempunyai kecenderungan menjadi kronis dan membentuk
fistula.
Luka plantar juga dapat terjadi pada lateral kaki penderita droop foot, seringkali luka
plantar ditemukan pada daerah kepala metatarsal I sampai V.
Sebagai akibat adanya luka kronis yang tidak segera disembuhkan, bahkan dibiarkan
bertahun-tahun maka jaringan luka berubah menjadi keganasan, terutama karsinoma
epidermoid.
Luka ini ditandai dengan timbulnya jaringan berdungkul-dungkul mirip kembang kol,
berbau busuk, mudah berdarah, disertai timbulnya pembesaran kalenjar getah bening,
tindakan yang tepat untuk kasus seperti ini adalah amputasi dini.
Ada 2 jenis luka plantar:
1. Luka Plantar Sederhana
Luka dangkal, tanpa tanda-tanda adanya infeksi sekunder, sekitar luka tampak
tenang, tidak ada kemerahan atau panas, cairan yang keluar dari luka juga
minimal. Penderita biasanya tidak mengeluh karena lukanya. Umumnya luka
plantar terjadi di bagian kaki pada daerah kepala metatarsal I, III dan karena disini
shearing stress yang terjadi besar sekali pada saat fase take off waktu berjalan.
Hanya sebagian kecil luka plantar dapat terjadi pada daerah tumit, dan luka
plantar dapat terjadi di bagian lateral kaki sebagai akibat dari droop foot.
Penatalaksanaan:
a. Rendam dengan air biasa untuk melunakkan epithel
Gosok dengan batu apung untuk menipiskan epithel
Minyak untuk melembabkan selain dibagian luka.
b. Jika luka dalamnya lebih dari 0,5 cm setelah direndam maka dibersihkan
dengan cairan salin
c. Luka ditutup dengan kasa yang sudah dibasahi salin lalu diutup dengan
perban bersih atau kain bersih.
d. Immobilisasi / Istirahatkan kaki (Jangan diinjakkkan pada waktu berjalan,
berjalanlah pincang atau pakai tongkat / kruk)
e. Kaki diselonjorkan pada saat istirahat.
Perawatan Luka di rumah:
a. Bersihkan luka dengan sabun lalu rendam dengan air garam
b. Tutup luka yang terbuka dengan kain yang dibersihkan dengan cara
direbus tapi sudah dalam keadaan sudah kering atau dingin.
c. Istirahatkan kaki / berjalan dengan tongkat, hindari kaki yang luka untuk
jadi tumpuan.
d. Periksa luka setiap hari untuk meyakinkan adanya kemajuan, bila tidak
ada kemajuan diharapkan konsul pada petugas kesehatan terdekat.
2. Luka Plantar dengan Komplikasi
Luka plantar sederhana dengan infeksi sekunder, terdapat tanda-tanda radang
terdapat nanah pada luka, kemerahan, cairan yang merembes banyak,
mengakibatkan timbulnya :
Infeksi akut piogenik
Tendosinovitis
Osteomielitis.
Penatalaksanaan:
a. Luka yang ada nanahnya dan cairan merembes, jika ada epitel yang mengeras
bisa direndam dengan air terlebih dahulu / ditipiskan dengan skapel
selanjutnya dibersihkan dengan salin atau cairan salin yang telah diberi
perhidrol atau kanamycin
b. Di dalam ulkus bisa diberi ciprofloxacin yang telah dibubuk / antibiotik lokal
c. Luka ditutup dengan kasa bersih / kain bersih
d. Jika luka sudah tidak ada nanahnya maka langkah-langkah untuk perawatan
luka sederhana bisa dilanjutkan.
MANAGEMENT LUKA TRAUMATIK
Luka traumatik adalah luka yang terjadi pada daerah kaki, tangan atau bagian tubuh
lainnya, akibat dari adanya anestesi dan penderita kurang waspada maka mudah terkena
api / rokok, benda-benda tajam / keras dan lain sebagainya. Luka ini mudah disembuhkan
bila penderita cepat berobat.
Penatalaksanaan:
a. Temukan penyebab terjadinya luka,hal ini perlu untuk mencegah terulangnya
luka dikemudian hari
b. Hindari penyebab trauma
c. Rawat luka sesuai jenis luka
Traumatik Ulkus
Ulkus Plantar dengan KomplikasiUlkus Plantar Sederhana