22
Colli Pada Pasien Dengan Suara Serak OLEH : ARIE SETYAWAN S, DIVISI HEMATO ONKOLOGI MEDIK DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN UNSYIAH RSUD DR. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

Massa colli

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Massa colli

Problem Diagnostik Massa Colli Pada Pasien Dengan Suara Serak

OLEH :ARIE SETYAWAN S, DIVISI HEMATO ONKOLOGI MEDIKDEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN UNSYIAHRSUD DR. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

Page 2: Massa colli

Jemal A, Bray F, Center MM, Ferlay J, Ward E, Forman D. Global cancer statistics. CA Cancer J Clin 2011; 61(2):69-90.

massa baik kongenital maupun didapat, yang timbul di segitiga anterior atau posterior leher diantara klavikula pada bagian inferior dan mandibula serta dasar tengkorak pada bagian superior.

Tumor leher dibagi atas tumor leher medial dan lateral yang bersifat solid dan kistik. Pada 50% kasus benjolan pada leher berasal dari tiroid, 40 % benjolan pada leher disebabkan oleh keganasan, 10 % berasal dari peradangan atau kelainan kongenital.

Faktor ekstrinsik berperan terjadinya kanker adalah malnutrisi, sinar matahari, alkohol, tembakau, perokok, trauma, kebersihan mulut. Selain faktor diatasDILAHIR , virus human papilloma diduga sebagai penyebab terjadinya karsinoma sel skuamosa. Dasar genetik merupakan suatu faktor penentu dalam terbentuknya suatu kanker.

Definisi

Epidemiologi

Etiologi

Page 3: Massa colli
Page 4: Massa colli

Identitas

Nama

Ny. H Umur

69 tahun Alamat

Aceh Besar Tanggal Masuk

28-11-2015Lama Rawatan 32 hari

Page 5: Massa colli

RESUME Laki-laki 69 tahun Keluhan benjolan dileher sisi kanan sejak kurang lebih 3

minggu SMRS. Benjolan dileher dirasakan mengganggu shg suara menjadi

serak. Benjolan mulai dirasakan 8 bulan yll, awal seperti kelereng,

dapat digerakkan, dan tidak nyeri. Keluhan suara mulai dirasakan serak sejak 2 minggu SMRS,

batuk tanpa demam. Riwayat merokok sejak 40 tahun yang lalu 1 bungkus

sehari, penurunan berat badan sekitar 5-10 kg dalam setahun terakhir ini.

Riwayat hipertensi dan diabetes melitus tidak dikeluhkan pasien

Page 6: Massa colli

TB: 60 kg TB: 165 cm

Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum :

tampak sakit

sedang

Kesadaran : Compos

Mentis

Tekanan Darah : 140/70 mmHg

Frekuensi Nadi : 86 kali/menit

Frekuensi Pernafasan

: 18 kali/menit

Suhu : 36,8 °C

Page 7: Massa colli

Pemeriksaan FisikMata : konjungtiva palpebra inferior pucat -/-, sklera ikterik -/-Telinga : tidak ada kelainanHidung : tidak ada kelainanMulut : tidak ada kelainanLeher : tampak benjolan di leher kanan, multiple, dengan diameter terbesar 6-7 cm, mobile, konsistensi kenyal. Teraba benjolan di leher kiri kurang lebih 2-3 cm, mobile, konsistensi kenyal.

Jantung:Batas jantung linea midklavikula sinistraBatus jantung kanan linea parasternal dextraBunyi jantung reguler, gallop (-), bising sistolik (-) HR 86 x/menit 

Page 8: Massa colli

Pemeriksaan FisikParu-paru: I : Gerakan dada kanan simetris pada statis dan dinamisP: Fremitus kanan dan kiri normalP: Sonor diseluruh lapangan paruronkhi (-/-) kedua lapangan paru kanan dan kiri, wheezing (-/-)A : Vesikular (+/+), Rhonki (-/-), wheezing (-/-)

Abdomen: I : distensi (+). P : Supel, Nyeri tekan (-), Hepar/Lien/renal tidak teraba, P : TympaniA : Bising usus (+) normal

Ekstermitas: Edema (-) di kedua ekstermitas inferior.

Page 9: Massa colli

Hasil Lab

Hb 9,6 g/dL, Eritrosit 3,5 juta/mm3, Hematokrit 30%, Leukosit 13.300/mm3, Trombosit 442.000/mm3, Natrium (Na) 148 mmol/L, Kalium (K) 3,5 mmol/L Ureum 69 mg/dL Kreatinin 2,18 mg/dL.

SGOT 23 U/L, SGPT 22 U/L,

Albumin 3,82 g/dL, Globulin 3,58 g/dL, LDH 209 U/L, Kolesterol 141 mg/dL, HDL 43 d/L¸ LDL 85 mg/dL, Trigliserida 92 mg /

dL, HBsAg negatif.

Page 10: Massa colli

Masalah awal1. Massa a.r colli dextra ec dd/

1. Ca Nasofaring, 2. Limfoma Malignant, 3. Ca Laring, 4. Metastase proses. Disertai

2. Hipertensi stage I, dan 3. AKI stage II.

Page 11: Massa colli

Terapi Bed rest Diet Makan Lunak IVFD NaCL 0,9% 30 gtt/i IVFD Clinimix 1 fls/hari. Amlodipin 1x5 mg.

Page 12: Massa colli

Foto Thorak Trachea : letak medial Soft tissue : Swelling (-),

hematom (-) Bone : fraktur (-), sela iga

melebar (-) Paru : perselubungan (-) Jantung : elongasi aorta (-),

Kesimpulan : jantung dan paru tidak ada kelainan

Page 13: Massa colli

Konsul THT

Pada pemeriksaan 1 : Pada pemeriksaan Laringoskop:

Kesan tidak tampak massa

Page 14: Massa colli

USG

KESIMPULAN(USG) ginjal kesan normal. USG Hepar /GB/Lien dan vesica urinaria/prostat kesan normal.

Page 15: Massa colli

Biopsi Pada hasil PA pada tanggal 8 Desember 2015 Mikroskopis : didapatkan sedian jaringan yang

mengalami fragmentasi. Tampak keping-keping epitel tatah berlapis malignan dengan inti membesar, pleomorfik, kromatin kasar, anak inti menonjol, sitoplasma eosinofilik, N/C ratio meningkat, mitosis dapat mudah dijumpai. Dapat dijumpai pembentukan mutiara tanduk. Pada beberapa tempat tampak jaringan ikat, daerah perdarahan dan nekrotik.

Kesan : Keratinizing Squamous Cell Carcinoma.

Page 16: Massa colli

CT scan Nasopharynx Pada pemeriksaan tanggal 14

Desember 2015 dilakukan computerized tomography (CT-Scan) Nasopharynx tanpa kontras dan kontras tidak tampak gambaran massa pada daerah nasopharynx (fosa Rossen Muller normal).

Ada pembesaran kelenjar colli lateral kanan 3,3 x 6,8 x 11,7 cm. Lobulated dengan central nekrotik. Dengan kontras tampak mixed enhancement

Kesimpulan pemeriksaan CT-scan Nasopharynx adalah Lymfoma Maligna.

Page 17: Massa colli

CT Scan Thoraks Pemeriksaan computerized

tomography (CT-Scan) thorax tanpa kontras dan kontras tampak gambaran massa supra glottis sampai infra glottis dengan infiltrasi ke esofagus disertai destruksi shyoid. Tampak metastase paru. Tampak nefrolithiasis dekstra. Tampak limfadenopati regio colli dan KGB < 1 cm di paratrakhea dan aortic pulmonary window.

Page 18: Massa colli

Endoscopy Pada insersi di muara esofagus

proximal ditemukan udem, scope masih bisa mlewati esofagus pars proximal, mucosa esofagus dari proximal hingga distal normal,

EG junction 35 cm. Kesan ulkus gaster (antrum) dan

massa disekitar muara esofagus pars proximal.

Page 19: Massa colli

Diskusi Pada 50% kasus benjolan pada

leher berasal dari tiroid, 40 % benjolan pada leher disebabkan oleh keganasan, 10 % berasal dari peradangan atau kelainan kongenital.

Pada usia diatas 40 tahun dianggap suatu keganasan

Tumor primer dapat ditemukan, kecuali 5-15% penderita 60% diantaranya tumor primer tidak ditemukan.

60 % penderita kebanyakan datang dengan hanya satu keluhan, yaitu benjolan di daerah leher.

Laki-laki 69 tahun Keluhan benjolan dileher

sisi kanan sejak kurang lebih 3 minggu SMRS.

Benjolan dileher dirasakan mengganggu shg suara menjadi serak.

Benjolan mulai dirasakan 8 bulan yll, awal seperti kelereng, dapat digerakkan, dan tidak nyeri.

Keluhan suara mulai dirasakan serak sejak 2 minggu SMRS, batuk tanpa demam.

Jemal A, Bray F, Center MM, Ferlay J, Ward E, Forman D. Global cancer statistics. CA Cancer J Clin 2011; 61(2):69-90.

Page 20: Massa colli

Diskusi Terjadinya karsinoma

sel skuamosa rongga mulut merupakan proses multifaktorial

Faktor ekstrinsik yang berperan dalam terjadinya kanker adalah malnutrisi, sinar matahari, alkohol, tembakau, perokok, trauma, kebersihan mulut.

Riwayat merokok kurang lebih sejak 40 tahun yang lalu sebanyak 1 bungkus sehari, dan penurunan berat badan sekitar 5-10 kg dalam setahun terakhir ini.

Kasper, Fauci, Hauser, longo, Jameson, Loscalzo. Harrison's Principles of Internal Medicine. 19th ed: Mc Graw Hill education; 2015.

Page 21: Massa colli

Pemeriksaan CT Thoraks Massa supra glottis

sampai infra glottis dengan infiltrasi ke esofagus disertai

Tampak metastase paru. Pemeriksaan CT Neck

Adalah Lymfoma Maligna.

Endoscopy Ulkus gaster (antrum)

dan massa disekitar muara esofagus pars proximal.

Kasper, Fauci, Hauser, longo, Jameson, Loscalzo. Harrison's Principles of Internal Medicine. 19th ed: Mc Graw Hill education; 2015.

Page 22: Massa colli

Kesimpulan

Dilaporkan seorang Laki-laki 69 tahun dengan benjolan di leher kanan yang belum diketahui penyebab primernya.

Sampai saat ini penyebab benjolan dileher kanan belum diketahui pasti. Apakah merupakan suatu malignancy atau bukan, oleh karena adanya ketidaksesuaian antara temuan klinis dan beberapa pemeriksaan penunjang .

Pasien ditatalaksana dengan suportive terapi, 1. Apakah penyebab primer pada kasus ini?, 2. Bagaimana penanganan selanjutnya pada

pasien ini ?.