24
M I G R A I N Shinta Purbo Putrandwika

Pr journal reading

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pr journal reading

M I G R A I N

Shinta Purbo Putrandwika

Page 2: Pr journal reading

Nyeri kepala berulang dengan manifestasi serangan selama 4-72 jam. Karakteristik nyeri

kepala unilateral, berdenyut, intensitas sedang atau berat, bertambah berat dengan aktivitas

fisik yang rutin dan diikuti dengan mual dan/atau fotofobia dan fonofobia

Page 3: Pr journal reading

Teori vaskular teori neurovaskular Vasokontriksi pembuluh darah intrakranial aliran darah

otak ↓

mulai dari bagian oksipital dan meluas ke anterior secara perlahan-lahan

melintasi korteks serebri dengan kecepatan 2-3 mm/menit dan berlangsung beberapa jam

diikuti vasodilatasi pembuluh darah ekstrakranial yang

menimbulkan nyeri kepala.

Page 4: Pr journal reading

Teori Neurovaskular dan Neurokimia• Terjadi pelepasan berbagai neurotransmitter :

serotonin dari tombosit vasokonstriktor. Reseptor serotonin (5-HT1, 5HT-2) ada di meningen, lapisan korteks serebri, struktur dalam otak, dan yang paling banyak pada inti batang otak.

• Neurotransmitter lain = katekolamin, dopamin, neuropeptida Y, dan CGRP (calcitonin gene related peptide), histamin, nitrit oksida, prostaglandin.

Page 5: Pr journal reading

CGRP = peptida yang tergolong dalam anggota keluarga calcitonin yang terdiri dari calcitonin,

adrenomedulin, dan amilin

vasodilator poten

terdistribusi luas di dalam sistem saraf sentral dan perifer, sistem kardiovaskular, sistem gastrointestinal, dan sistem urologenital.

Page 6: Pr journal reading

Penderita migren yang sedang tidak mengalami serangan

mengalami hipereksitabilitas neuron pada korteks serebral, terutama di korteks oksipital

diketahui dari studi rekaman MRI dan stimulasi magnetik transkranial

penderita migren menjadi rentan mendapat serangan, sebuah keadaan yang sama dengan para pengidap

epilepsi.

Page 7: Pr journal reading

• Pendapat ini diperkuat fakta bahwa pada saat serangan migren, sering terjadi alodinia (hipersensitif nyeri) kulit karena jalur trigeminotalamus ikut tersensitisasi saat episode migren.

• Mekanisme migren berwujud sebagai refleks trigeminal vaskular yang tidak stabil dengan cacat segmental pada jalur nyeri memasukkan aferen secara berlebihan dorongan berlebihan pada kortibular.

• Dengan adanya rangsangan aferen pada pembuluh darah nyeri berdenyut.

Page 8: Pr journal reading
Page 9: Pr journal reading

Teori sentral • ↓ aliran darah dan aktivitas listrik kortikal

yang dimulai pada korteks visual lobus oksipital.

• Stimulasi lokus serulues ↓ aliran darah ipsilateral dan ↑ aliran dalam sistem karotis ekterna seperti pada migrain

• Stimulasi inti rafe dorsal ↑ aliran darah otak dengan melebarkan sirkulasi karotis interna dan eksterna.

Page 10: Pr journal reading
Page 11: Pr journal reading

Teori unifikasi (sistem saraf pusat dan pembuluh darah perifer)

Beberapa proses pada korteks orbitofrontal dan limbik

memacu sistem noradrenergik batang otak melalui lokus seruleus dan sistem serotoninergik melalui inti

rafe dorsal serta sistem trigeminovaskular

merubah lumen pembuluh darah memicu impuls saraf trigeminus lingkaran setan rasa nyeri.

Page 12: Pr journal reading

• Proyeksi dari lokus seruleus ke korteks serebri dapat menimbulkan oligemia kortikal dan depresi korteks menyebar, menimbulkan aura

Teori cortical spreading depression (CSD)• Patofisiologi migren dengan aura dikenal dengan

teori cortical spreading depression (CSD)• Prinsip neurokimia CSD ialah pelepasan kalium

atau asam amino eksitatorik seperti glutamat dari jaringan neural sehingga terjadi depolarisasi dan pelepasan neurotransmiter lagi.

Page 13: Pr journal reading

CSD pada episode aura

menstimulasi nervus trigeminalis nukleus kaudatus

menstimulasi pembuluh kranial

untuk dilatasi

calcitonin gene-related peptide (CGRP) dan

substansi P akan dikeluarkan

vasodilatasi yang lebih hebat, terjadilah inflamasi steril

neurogenik pada kompleks

trigeminovaskular

memulai terjadinya migrain

Page 14: Pr journal reading

• Pada migren tanpa aura, kejadian kecil di neuron juga mungkin merangsang nukleus kaudalis kemudian menginisiasi migren.

Page 15: Pr journal reading

CTS’s Physical Examinations

• Phalen's test : Penderita diminta melakukan fleksi tangan secara maksimal 60 detik timbul gejala seperti CTS (+)

• Tinel's sign : perkusi pada terowongan karpal dengan posisi tangan sedikit dorsofleksi timbul gejala seperti CTS (+)

Page 16: Pr journal reading

• Torniquet test : dilakukan pemasangan torniquet dengan menggunakan tensimeter di atas siku dengan tekanan sedikit di atas tekanan sistolik 1 menit timbul gejala seperti CTS (+)

Page 17: Pr journal reading

• Flick's sign : Penderita diminta mengibas-ibaskan tangan atau menggerakgerakkan jari-jarinya keluhan berkurang atau menghilang menyokong diagnosa CTS

Page 18: Pr journal reading

• Thenar wasting : Pada inspeksi dan palpasi dapat ditemukan adanya atrofi otot-otot thenar

• Wrist extension test : ekstensi kedua tangan secara maksimal 60 detik timbul gejala-gejala seperti CTS (+)

Page 19: Pr journal reading

• Luthy's sign (bottle's sign) : melingkarkan ibu jari dan jari telunjuknya pada botol atau gelas kulit tangan penderita idak dapat menyentuh dindingnya dengan rapat (+)

• Pemeriksaan sensibilitas : tidak dapat membedakan dua titik (two-point discrimination) pada jarak lebih dari 6 mm di daerah nervus medianus (+)

Page 20: Pr journal reading

• Pemeriksaan fungsi otonom : diperhatikan apakah ada perbedaan keringat, kulit yang kering atau licin yang terbatas pada daerah innervasi nervus medianus Bila ada mendukung diagnose CTS.

• Dari pemeriksaan provokasi diatas Phalen’s test dan Tinel test = patognomonis untuk CTS.

Page 21: Pr journal reading
Page 22: Pr journal reading

Electromyogram (EMG)• Mengukur aktivitas elektrik otot saat istirahat dan saat kontraksiWhy It Is DoneAn EMG is done to:• Menemukan penyakit yang merusak jaringan otot, saraf, atau

penyambung antara saraf dan otot. Penyakit terserbut termasuk herniated disc, amyotrophic lateral sclerosis (ALS), atau myasthenia gravis (MG).

• Menemukan penyebab kelemahan, paralisis, atau muscle twitching. Masalah pada otot, saraf yang mesuplai otot, korda spinalis atau area di otak yang mengontrol otot dapat mengakibatkan gejala diatas. EMG tidak menunjukkan kelainan pada otak atau korda spinalis.

Page 23: Pr journal reading

Nerve Conduction Studies (NCS)

• Nerve conduction studies : mengukur seberapa baik dan seberapa cepat saraf dapat mengirim sinyal elektrik.

A nerve conduction study is done to:• Menemukan kerusakan pada sistem saraf perifer, yang

termasuk semua persarafan dari otak dan korda spinalis dan saraf-saraf kecil yang bercabang keluar dari saraf tersebut. Tes ini biasanya dipakai untuk membantu menemukan masalah saraf seperti carpal tunnel syndrome atau Guillain-Barré syndrome.

Page 24: Pr journal reading

Migraine Disability Assessment Test

MIDAS QUESTIONNAIRE