Upload
algipary
View
286
Download
10
Embed Size (px)
Citation preview
Perencanaan, pengadaan, sp psikotropik,
prekursor, narkotik
• Desi Irma Maryana
• Dinda Nurnuri
• Muhamad Ramdan Algipary
• Vania rivany
Perencanaan
Kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah,
dan harga dalam rangka pengadaan.
Metode Epidemioligi
Berdasarkan pola penyakit dan polapengobatan penyakit.
Metode Konsumsi
Berdasarkan data pengeluaran barangperiode lalu.
- Fast moving
- Slow moving
Metode Kombinasi
Gabungan metode epidemiologi dan konsumsi.
Metode just in time
Digunakan untuk obat yang jarang dipakai danharganya mahal serta kedaluarsa yang pendek.
Metode Dalam Perencanaan
Perencanaan dilakukan dengan melakukan pengumpulan data dan ditulis di
buku defecta. Selain itu juga dilakukan berdasarkan analisis pareto (Sistem
ABC).
• Pareto (daftar barang yang terjual yang
memberikan kontribusi terhadap omzet,
disusun dari nilai tertinggi sampai terendah
disertai kuantitas barang yang terjual)
• Pareto A: 20-25% total item menghasilkan 80% omzet;
• Pareto B: 25-40% total item menghasilkan 15% omzet;
• Pareto C: 50-60% total item menghasilkan 5% omzet.
Pengelompokan Pareto
Pemesanan rutin dilakukan terhadap
produk golongan Pareto A dan B.golonangan pareto C dilakukan bila
produk tersebut akan habis
Pengadaan
• Membuat Bon Permintaan Barang
Apotek (BPBA) terlebih dahulu.
Kemudian BPBA tersebut diisi dan
dikirimkan ke distributor.
• Format surat pemesanan (SP)
terlampir
Pemesanan
dan order
Penerimaan
• Menerima barang yang dipesan dan mengecek barang yang dikirim oleh distributor seperti;
• Faktur
• Surat Pemesanan
• Permintaan dari outlet mengenai jumlah nama obat, harga satuan, perhitungan harga serta waktu kadaluwarsa.
• Metode FIFO, FEFO, dan LIFO
• First In First Out (FIFO) adalah penyimpanan obat berdasarkan obat yang datang lebih dulu dan dikeluarkan lebih dulu.
• First Expired First Out (FEFO) adalah penyimpanan obat berdasarkan obat yang memiliki tanggal kadaluarsa lebih cepat maka dikeluarkan lebih dulu.
• Last In First Out (LIFO) adalah penyimpanan obat berdasarkan obat yang terakhir masuk dikeluarkan terlebih dahulu.
• Sesuai indikasi dan abjad
• Obat bebas di simpan di gondola depan
• Sediaan syrup, drop, tetes, salep, krim, suppo, ovula di simpan di rak terpisah
• Psikotropik dan narkotik di simpan di lemari terkunci
Penyimpanan
PSIKOTROPIKA
psikotropika merupakan zat atau obat, baik alamiah maupun
sintetis bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1997
Golongan psikotropika
Golongan1
Golongan2
Golongan3
Golongan4
Psikotropika golongan I adalah psikotropika yang hanya dapat
digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak
digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi amat kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Psikotropika golongan II adalah psikotropika yang
berhasiat pengobatan digunakan dalam terapi dan
atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma
ketergantungan. Psikotropika golongan III adalah psikotropika yang berkhasiat
pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk
tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang
mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang
berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan untuk
terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma
ketergantungan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1997
Pemesanan Psikotropika
Tata cara pemesanan obat-obat psikotropika yakni dengan membuat surat pesanan (SP) khusus psikotropika (model khusus
rangkap) yang sudah ditandatangani oleh APA yang dikirim ke pedagang besar farmasi (PBF). Satu lembar SP psikotropika dapat
terdiri lebih dari satu jenis obat psikotropika dalam satu PBF.
psikotropikaPBFTandatanganAPA (1 SPbisa>satujenis)
Suratpesanan(rangkap)
Contoh SP Psikotropika
SP Psikotropika terdiri dari komponen
1. Nomor surat
2. Nama dan SIPA apoteker
3. Jabatan Apoteker
4. Ditributor yang di tuju
5. Jenis psikotropika
6. Tujuan pemesanan
7. Jumlah obat yang d minta
8. Stempel apotek
PREKURSOR Prekursor Farmasi adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat
digunakan sebagai bahan baku/penolong untuk keperluan proses produksi industrifarmasi atau produk antara, produk ruahan, dan produk jadi yang mengandungephedrine,pseudoephedrine, norephedrine/pheny lpropanolamine, ergotamin,
ergometrine, atau Potasium Permanganat(permenkes No.3 tahun 2015)
Contoh SP Prekursor
surat pesanan Psikotropika atau PrekursorFarmasi hanya dapat digunakan untuk 1
(satu) atau beberapa jenis Psikotropika atauPrekursor Farmasi
Contoh prekusor yang diawasi oleh pemerintah antara lain:
1.Tabel I :
•Potassium permanganate
•1-Phenyl 2-propanone
•Acetate anhydride
•N-acetylanthranilic acid
•Isosafrole
•3,4-methylenedioxyphenyl -2-propanone
•Piperonal
•Safrole
•Ephedrine
•Pseudo ephedrine
•Norephedine(Phenylpropanol amine/PPA)HCL ,
•Ergometrine
•Lysergic acid
•Tabel II
Hydrochloric acid
•Sulphuric acid
•Toluene
•Ethyl ether ( Diethyl ether)
•Acetone
•Methyl ethyl ketone
•Phenylacetic acid
•Anthranillic acid
•Piperidine
Peraturan menteri kesehatan nomor 168 tahun 2005
tentang prekursor untuk industri farmasi.
Surat Pesanan Narkotik
16
• Apotek merupakan salah satu sarana kesehatan yang dapat
melakukan penyerahan narkotika. Apotek dapat menyerahkan
narkotika kepada rumah sakit,puskesmas, apotek lainnya, balai
pengobatan, dokter dan pasien.
Apoteker hanya dapat memesan narkotika
melalui Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang
telah ditunjuk khusus oleh Menteri, yaitu PT.
Kimia Farma dengan tujuan untuk
memudahkan pengawasan peredaran
narkotika.
Pemesanan narkotika dilakukan dengan membuat surat
pesanan narkotika asli yang ditandatangani oleh
Apoteker Penanggungjawab Apotek di Apotek yang
dilengkapi dengan nama, nomor Surat Izin Praktek
Apoteker (SIPA) di apotek,tanggal dan nomor surat,
alamat lengkap dan stempel apotek.
17
Satu surat pesananhanya untuk satu jenis narkotika. Surat pesanan
khusus narkotika yang dibuat rangkap lima, yang masing-masing
diserahkan kepada Pedagang Besar Farmasi yang bersangkutan
(Surat Pesanan asli dan 2 lembar copy Surat Pesanan), dan satu
lembar sebagai arsip di apotek.
18
Berdasarkan Permenkes Nomor 28/MENKES/PER/V/1978
tentang penyimpanan narkotika, apotek harus memiliki tempat
khusus untuk penyimpanan narkotika yang memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
- Harus dibuat seluruhnya dari kayu atau bahan lain yang kuat.
- Harus mempunyai kunci yang kuat.
- Dibagi dua masing-masing dengan kunci yang berlainan; bagian
pertama dipergunakan untuk menyimpan morfina, petidina, dan
garam-garamnya serta
- Persediaan narkotika; bagian kedua dipergunakan untuk menyimpan
narkotika lainnya yang dipakai sehari-hari.
- Lemari khusus tidak boleh dipergunakan untuk menyimpan barang l
lain selain narkotika.
- Anak kunci lemari khusus harus dikuasai oleh penanggung jawab
atau pegawai lain yang dikuasakan.
- Lemari khusus harus ditaruh di tempat yang aman dan tidak terlihat
oleh umum.
19
Obat Bahan atau ramuan bahan yang
berupa bahan tumbuhan, bahan hewan,
bahan Menurut Undang-undang nomor 35
tahun 2009 pasal 43, Apotek hanya dapat
melakukan penyerahan narkotika kepada
rumah sakit, pusat kesehatan masyarakat,
apotek lainnya, balai pengobatan, dokter,
dan pasien. Apotek hanyadapat
menyerahkan narkotika kepada pasien
berdasarkan resep dari dokter. Apotek
dilarang mengulangi menyerahkan narkotika
atas dasar resep yang sama dari seorang
dokter atau atas dasar salinan resep dokter
(Undang-Undang Nomor 9 tahun 1976 Pasal
7).
Pada resep narkotika yang baru dilayani
sebagian, apotek boleh membuat salinan
resep tetapi salinan resep tersebut hanya
boleh dilayani diapotek yang menyimpan
resep asli. mineral, sediaan sarian (galenik)
atau campuran dari bahan tersebut, yang
secara turun-temurun telah digunakan untuk
pengobatan berdasarkan pengalaman.