Click here to load reader
Upload
ramasatriaf
View
18
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
1 | G a l u h M a g h f i r a [ 2 1 1 0 1 6 5 0 1 3 ] - E l h a m B u d i a n t o [ 2 1 1 0 1 6 5 0 2 4 ] – N a u f a l I l h a m R a m a d h a n [ 2 1 1 0 1 6 6 5 0 2 5 ]
JARINGAN KOMPUTER
1. Yang perlu di ketahui terlebih dahulu mengenai RIP...
a. RIP adalah.. Merupakan sebuah protokol routing dinamis yang digunakan dalam jaringan LAN (Local
Area Network) dan WAN (Wide Area Network). Oleh karena itu protokol ini
diklasifikasikan sebagai Interior Gateway Protocol (IGP). Protokol ini menggunakan
algoritma Distance-Vector Routing. Pertama kali didefinisikan dalam RFC 1058 (1988).
Protokol ini telah dikembangkan beberapa kali, sehingga terciptalah RIP Versi 2 (RFC
2453). Kedua versi ini masih digunakan sampai sekarang, meskipun begitu secara teknis
mereka telah dianggap usang oleh teknik-teknik yang lebih maju, seperti Open Shortest
Path First (OSPF) dan protokol OSI IS-IS. RIP juga telah diadaptasi untuk digunakan
dalam jaringan IPv6, yang dikenal sebagai standar RIPng (RIP Next Generation/ RIP
generasi berikutnya), yang diterbitkan dalam RFC 2080 (1997).
b. Karakteristik nya.. - Distance vector routing protocol
- Hop count sebagi metric untuk memilih rute
- Maximum hop count 15, hop ke 16 dianggap unreachable
- Secara default routing update 30 detik sekali
- RIPv1 (classfull routing protocol) tidak mengirimkan subnet mask pada update
- RIPv2 (classless routing protocol) mengirimkan subnet mask pada update
c. Kelebihan nya.. - RIP menggunakan metode Triggered Update. RIP memiliki timer untuk
mengetahui kapan router harus kembali memberikan informasi routing. Jika
terjadi perubahan pada jaringan, sementara timer belum habis, router tetap harus
mengirimkan informasi routing karena dipicu oleh perubahan tersebut
(triggered update). Mengatur routing menggunakan RIP tidak rumit dan
memberikan hasil yang cukup dapat diterima, terlebih jika jarang terjadi kegagalan
link jaringan
d. Kekurangan nya.. - Dalam implementasi RIP memang mudah untuk digunakan, namun RIP mempunyai
masalah serius pada Autonomous System yang besar, yaitu :
- Terbatasnya diameter network, Telah disebutkan sedikit di atas bahwa RIP hanya
bisa menerima metrik sampai 15. Lebih dari itu tujuan dianggap tidak terjangkau.
Hal ini bisa menjadi masalah pada network yang besar.
- Konvergensi yang lambat, Untuk menghapus entry tabel routing yang bermasalah,
RIP mempunyai metode yang tidak efesien. Seperti pada contoh skema network di
atas, misalkan subnet 10 bernilai 1 hop dari router 2 dan bernilai 2 hop dari router 3.
Ini pada kondisi bagus, namun apabila router 1 crash, maka subnet 3 akan dihapus
dari table routing kepunyaan router 2 sampai batas waktu 180 detik. Sementara itu,
router 3 belum mengetahui bahwa subnet 3 tidak terjangkau, ia masih mempunyai
table routing yang lama yang menyatakan subnet 3 sejauh 2 hop (yang melalui
2 | G a l u h M a g h f i r a [ 2 1 1 0 1 6 5 0 1 3 ] - E l h a m B u d i a n t o [ 2 1 1 0 1 6 5 0 2 4 ] – N a u f a l I l h a m R a m a d h a n [ 2 1 1 0 1 6 6 5 0 2 5 ]
router 2). Waktu subnet 3 dihapus dari router 2, router 3 memberikan informasi ini
kepada router 2 dan router 2 melihat bahwa subnet 3 bisa dijangkau lewat router 3
dengan 3 hop ( 2 + 1 ). Karena ini adalah routing baru maka ia akan
memasukkannya ke dalam KRT. Berikutnya, router 2 akan mengupdate routing table
dan memberikannya kepada router 3 bahwa subnet 3 bernilai 3 hop. Router 3
menerima dan menambahkan 1 hop lagi menjadi 4. Lalu tabel routing diupdate lagi
dan router 2 meneriman informasi jalan menuju subnet 3 menjadi 5 hop. Demikian
seterusnya sampai nilainya lebih dari 30. Routing atas terus menerus looping sampai
nilainya lebih dari 30 hop.
- Tidak bisa membedakan network masking lebih dari /24, RIP membaca IP address
berdasarkan kepada kelas A, B dan C. Seperti kita ketahui bahwa kelas C mempunyai
masking 24 bit. Dan masking ini masih bias diperpanjang menjadi 25 bit, 26 bit dan
seterusnya. RIP tidak dapat membacanya bila lebih dari 24 bit. Ini adalah masalah
besar, mengingat masking yang lebih dari 24 bit banyak dipakai. Hal ini sudah dapat
di atasi pada RIPv2.
- Jumlah host Terbatas.
- RIP tidak memiliki informasi tentang subnet setiap route.
- RIP tidak mendukung Variable Length Subnet Masking (VLSM), Ketika pertama
kali dijalankan hanya mengetahui cara routing ke dirinya sendiri (informasi lokal)
dan tidak mengetahui topologi jaringan tempatnya berada
e. Batasan nya.. - Hop count tidak dapat melebihi 15, dalam kasus jika melebihi akan dianggap tidak
sah. Hop tak hingga direpresentasikan dengan angka 16.
- Sebagian besar jaringan RIP datar. Tidak ada konsep wilayah atau batas-batas
dalam jaringan RIP.
- Variabel Length Subnet Masks tidak didukung oleh RIP IPv4 versi 1 (RIPv1).
- RIP memiliki konvergensi lambat dan menghitung sampai tak terhingga masalah.
f. Cara Kerja nya.. - Host mendengar pada alamat broadcast jika ada update routing dari gateway.
- Host akan memeriksa terlebih dahulu routing table lokal jika menerima update
routing .
- Jika rute belum ada, informasi segera dimasukkan ke routing table .
- Jika rute sudah ada, metric yang terkecil akan diambil sebagai acuan.
- Rute melalui suatu gateway akan dihapus jika tidak ada update dari gateway
tersebut dalam waktu tertentu
- Khusus untuk gateway, RIP akan mengirimkan update routing pada alamat
broadcast di setiap network yang terhubung
2. Topologi
3 | G a l u h M a g h f i r a [ 2 1 1 0 1 6 5 0 1 3 ] - E l h a m B u d i a n t o [ 2 1 1 0 1 6 5 0 2 4 ] – N a u f a l I l h a m R a m a d h a n [ 2 1 1 0 1 6 6 5 0 2 5 ]
Pada topologi diatas, kelompok kami sebagai router 8 dengan mempunyai 5 cabang yaitu
cabang pertama ke router 7 , cabang kedua ke jaringan 192.168.8.0/24 , cabang ketiga ke
router 2 , cabang keempat kerouter 3 dan cabang kelima ke router 9.
3. Konfigurasi
- Pada gambar diatas merupakan list dari port router yang digunakan untuk
berkomunikasi . Untuk tersambung ke router 10.1.2.1/24 menggunakan interface
ether2,dst.
4 | G a l u h M a g h f i r a [ 2 1 1 0 1 6 5 0 1 3 ] - E l h a m B u d i a n t o [ 2 1 1 0 1 6 5 0 2 4 ] – N a u f a l I l h a m R a m a d h a n [ 2 1 1 0 1 6 6 5 0 2 5 ]
- 4. Jelaskan bagaimana cara kerja traceroute
a. Trace Route adalah cara yang digunakan untuk mengetahui rute yang dilalui sebuah
paket dari komputer sumber sampai di komputer tujuan berdasarkan alamat IP tujuan.
Selain itu, Trace Route ini akan me-list daftar router yang dilalui, dan menampilkan
informasi IP Address router
b. Cara kerja Traceroute
- Pertama, dia akan mengirimkan paket ke host tujuan dengan TTL yang bertambah
dengan satu (dimulai dengan 1).
- Jika host mengirim balik ICMP TIME_EXCEED traceroute akan memberitahukan ke
user alamat dari pengirim ICMP tersebut dan jeda waktu dari saat pengiriman
IP/UDP paket sampai diterimanya paket ICMP TIME_EXCEED.
- Setelah itu, traceroute akan mengirimkan lagi ke host tujuan dengan TTL += 1 (TTL
sekarang lebih besar 1 dari sebelumnya).
- Traceroute akan terus melakukan hal seperti diatas sampai diterima ICMP
PORT_UNREACHABLE dari host tujuan atau maksimum hop (lompatan) telah
tercapai (default 30).
- Traceroute menggunakan protokol UDP untuk mengetahui bagaimana traceroute
telah sampai ke host tujuan dan tidak lagi mengirimkan paket.
c. Hasil Trace Route
5 | G a l u h M a g h f i r a [ 2 1 1 0 1 6 5 0 1 3 ] - E l h a m B u d i a n t o [ 2 1 1 0 1 6 5 0 2 4 ] – N a u f a l I l h a m R a m a d h a n [ 2 1 1 0 1 6 6 5 0 2 5 ]
- Untuk melakukan komunikasi(ping) dari jaringan kami ke jaringan 10.1.1.1 , harus
melalui 192.168.8.1, 10.1.7.1 lalu 10.1.1.1.
- Untuk melakukan komunikasi(ping) dari jaringan kami ke jaringan 10.1.2.2 , harus
melalui 192.168.8.1 dan 10.1.2.1.
- Untuk melakukan komunikasi(ping) dari jaringan kami ke jaringan 10.1.3.3 , harus
melalui 192.168.8.1 dan 10.1.3.2.
-
6 | G a l u h M a g h f i r a [ 2 1 1 0 1 6 5 0 1 3 ] - E l h a m B u d i a n t o [ 2 1 1 0 1 6 5 0 2 4 ] – N a u f a l I l h a m R a m a d h a n [ 2 1 1 0 1 6 6 5 0 2 5 ]
Untuk melakukan komunikasi(ping) dari jaringan kami ke jaringan 10.1.4.2 , harus
melalui 192.168.8.1, 10.1.8.2 lalu 10.1.4.2.
- Untuk melakukan komunikasi(ping) dari jaringan kami ke jaringan 10.1.5.1 , harus
melalui 192.168.8.1 dan 10.1.5.1.
- Untuk melakukan komunikasi(ping) dari jaringan kami ke jaringan 10.1.5.2 , harus
melalui 192.168.8.1, 10.1.8.2 lalu 10.1.5.2.
- Untuk melakukan komunikasi(ping) dari jaringan kami ke jaringan 10.1.6.1 , harus
melalui 192.168.8.1, 10.1.8.2 lalu 10.1.6.1.
7 | G a l u h M a g h f i r a [ 2 1 1 0 1 6 5 0 1 3 ] - E l h a m B u d i a n t o [ 2 1 1 0 1 6 5 0 2 4 ] – N a u f a l I l h a m R a m a d h a n [ 2 1 1 0 1 6 6 5 0 2 5 ]
- Untuk melakukan komunikasi(ping) dari jaringan kami ke jaringan 10.1.6.2 , harus
melalui 192.168.8.1, 10.1.8.2, 10.1.9.2 lalu 10.1.6.2.
- Untuk melakukan komunikasi(ping) dari jaringan kami ke jaringan 10.1.7.1 , harus
melalui 192.168.8.1 dan 10.1.7.1.
- Untuk melakukan komunikasi(ping) dari jaringan kami ke jaringan 10.1.8.2 , harus
melalui 192.168.8.1 dan 10.1.8.2.
-
8 | G a l u h M a g h f i r a [ 2 1 1 0 1 6 5 0 1 3 ] - E l h a m B u d i a n t o [ 2 1 1 0 1 6 5 0 2 4 ] – N a u f a l I l h a m R a m a d h a n [ 2 1 1 0 1 6 6 5 0 2 5 ]
Untuk melakukan komunikasi(ping) dari jaringan kami ke jaringan 10.1.9.1 , harus
melalui 192.168.8.1 dan 10.1.9.1.
- Untuk melakukan komunikasi(ping) dari jaringan kami ke jaringan 10.1.9.2 , harus
melalui 192.168.8.1, 10.1.8.2 lalu ???.