20
Pemetaan Sosial Upaya Memahami Telaah Ruang atas Tanah di Masyarakat Padang, 2 Desember 2015 EYAS 2015 Muki T .Wicaksono, Siti Chaakimah

Pemetaan sosial eyas-2 desember 2015

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pemetaan sosial eyas-2 desember 2015

Pemetaan SosialUpaya Memahami Telaah Ruang atas Tanah di Masyarakat

Padang, 2 Desember 2015

EYAS 2015

Muki T .Wicaksono, Siti Chaakimah

Page 2: Pemetaan sosial eyas-2 desember 2015

Mengapa Pemetaan Sosial?

Page 3: Pemetaan sosial eyas-2 desember 2015

“Ruang”, “Batas”, dan “Hukum”

Page 4: Pemetaan sosial eyas-2 desember 2015

Apa yang Anda pahami dari video tersebut?

Page 5: Pemetaan sosial eyas-2 desember 2015

Implikasi memahami hukum secara spasial• Ilmu hukum dipandang bersifat preskriptif atau

bersifat mengatur dan memaksa. Sifat “demarkasi” dan “yuridiksi” hukum sangat memperlihatkan batasan wilayah aktifnya sebuah hukum.

• Tapi, sejauh apa sebuah hukum dapat diaktifkan untuk mengatur kehidupan masyarakat? Apakah hukum di negara Indonesia dapat berguna untuk memberikan sanksi di wilayah negara lain?

• Hukum penting sekali dipahami bukan hanya memproduksi ruang secara yuridiksi, tetapi juga dibentuk oleh konteks sosial (lihat juga Benda-Beckmann, 2009; Blomley, 1994)

Page 6: Pemetaan sosial eyas-2 desember 2015

Hukum juga digunakan untuk membuat ruang guna tujuan khusus tertentu secara geografis dan politis. (Benda-Beckmann, dkk; 2009)

Page 7: Pemetaan sosial eyas-2 desember 2015

Apa yang Anda pahami dari gambar ini?

Sumber : Acciaioli, 2014

Page 8: Pemetaan sosial eyas-2 desember 2015

Hutan Adat

Taman Nasional

Page 9: Pemetaan sosial eyas-2 desember 2015

Hukum dan Tanah: Memahami klaim kartografis dalam bentuk “peta”

• Telaah hukum dalam kajian agraria sering kali memperlihatkan bentuk klaim-klaim akses dan kepemilikan (hak properti) atas sebidang tanah yang dilakukan oleh individu atau kelompok tertentu.

• Namun, banyak kajian sosio-legal yang memperlihatkan bahwa medium peta berguna juga sebagai alat analisis mengenai pengaruh isu-isu sosial dalam membentuk batasan berlakunya hukum secara spasial. Dapat saja dalam satu lokasi terdapat berbagai hukum yang diaktifkan, atau yang kemudian disebut “pluralisme hukum”.

Page 10: Pemetaan sosial eyas-2 desember 2015

Pemetaan SosialPendekatan dan metode untuk mempelajari kehidupan desa dan kondisinya, dari, dengan, dan oleh masyarakat. Pada masyarakat di sekitar hutan, metode pemetaan sosial banyak berbicara mengenai permasalahan tenurial dan relasi masyarakat dengan hutan

Robert Chambers (1994)Rural Rapid Appraisal

Data Dasar

Analisis

Page 11: Pemetaan sosial eyas-2 desember 2015

Apa yang dapat

ditemukan oleh

pemetaan sosial?

Struktur Sosial

Identitas Masyarakat

Sistem Tenurial

Apa yang membedakan masyarakat tersebut dengan yang lain?Darimana mereka berasal?Bagaimana mereka memandang kehidupan?

Siapa yang berwenang dalam pembagian tanah?Bagaimana cara warga mendapatkan tanah?Siapa yang dapat memiliki tanah?

Siapa orang yang dianggap lebih tinggi posisinya dibanding yang lain?Faktor apa yang membedakan posisi tiap-tiap orang?

Page 12: Pemetaan sosial eyas-2 desember 2015

Bagaimana melakukanpemetaan sosial?

TAHAP 1Persiapan Awal

1. Tentukan tujuan. Apa yang mau ditemukan di dalam masyarakat? Misalnya sistem tenurial.

2. Tentukan lokasi. Dimana masyarakat yang mau diketahui sistem tenurialnya?

3. Bentuk tim kerja.

TAHAP 2Pengumpulan Data

1. Awali dengan membaca topik terkait = Pengumpulan data literatur atau dokumen.

2. Menyusun pertanyaan.

3. Pengumpulan data di lapang.

TAHAP 3Penyusunan Laporan

1. Klarifikasi dan verifikasi data yang sudah terkumpul.

2. Penyusunan laporan.3. Penyebaran dan

pemanfaatan hasil pemetaan sosial.

Page 13: Pemetaan sosial eyas-2 desember 2015

BeberapaTeknik Pengumpulan

Data di Lapangan

Wawancara mendalam

Observasi

Focus Group Discussion

Transek

Pembuatan garis waktu sejarah

Kalender musim

Page 14: Pemetaan sosial eyas-2 desember 2015

Contoh Hasil Pemetaan Sosial

Pemetaan Sosial Guna Mengidentifikasi Unit Sosial di Dalam Masyarakat Adat. (Sumber: Y. Zakaria, 2015)

Page 15: Pemetaan sosial eyas-2 desember 2015

Contoh Hasil Pemetaan Sosial

Penemuan lokasi bantai (kampung) yang menjadi asal-usul masyarakat Desa Danau Masura melalui focus group discussion.

Page 16: Pemetaan sosial eyas-2 desember 2015

Contoh Hasil Pemetaan Sosial

Penemuan bentuk wilayah kelola masyarakat di tiga kecamatan di Barito Selatan melalui wawancara mendalam dan observasi.

Page 17: Pemetaan sosial eyas-2 desember 2015

Kebutuhan Pemetaan Sosial Saat Ini

Dalam Rangka Pengakuan Masyarakat Hukum Adat(Permendagri 52/ 2014; Keputusan MK 35/ 2012)

Sejarah masyarakat adat.Wilayah adat.

Kelembagaan/ sistem pemerintahan adat.Harta kekayaan dan atau benda-benda adat.

Hukum adat.

Dalam Rangka Proses Penataan Batas Kawasan Hutan(UU 41/ 1999; PP 44/ 2004; Peraturan Bersama Empat Menteri)

Penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah oleh masyarakat di sekitar

hutan.

..dan lain sebagainya,

Page 18: Pemetaan sosial eyas-2 desember 2015

Kritik dan KesimpulanMetode pemetaan sosial hanya salah satu dari berbagai cara pendekatan ilmu sosial digunakan guna mengkaji persoalan hukum.

Kata “pemetaan” dalam metode pemetaan sosial menekankan untuk mengidentifikasi keterkaitan antarkonteks dimana hukum berada (lihat juga Irianto, 2012) di masyarakat.

Hukum sangatlah terkait dengan kebudayaan, bahkan mengartikan hukum sebatas hukum undang-undang adalah tidak realistis, karena hukum adalah dokumen masyarakat yang diaktifkan di kehidupan sehari-hari (lihat juga Irianto, 2012).

Page 19: Pemetaan sosial eyas-2 desember 2015

Terima kasih

Page 20: Pemetaan sosial eyas-2 desember 2015

Referensi• Acciaioli, Greg. (Power point file). From the Sulu Zone to the

Sulu Sulawesi Marine Ecoregion: Regionalising the Marine Interface of Borneo, Sulawesi, and the Southern Philippines.

• Benda-Beckmann, Franz von, Keebet von Benda-Beckmann, dan Anne Griffiths (ed) 2009. Spatializing law: an anthropological geography of law in society. England: Ashgate Publishing Limited

• Chambers, Robert. 1994. “The Origins and Practice of Participatory Rural Appraisal.”World Development. Vol 22. .Halm. 953-969.

• Irianto, Sulistyowati, et al. 2012. Kajian Sosio-Legal. Denpasar: Pustaka Larasan