20
SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIAL DAN PARLEMENTER KELOMPOK 3 Amrina Rosada (Ketua) Aisyah (Anggota) Febrina Lutfiani (Moderator) Vini Wulandari ( Notulis)

Sistem pemerintahan presidensial dan parlementer

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Sistem pemerintahan presidensial dan parlementer

SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIAL DAN PARLEMENTER

KELOMPOK 3Amrina Rosada (Ketua)Aisyah (Anggota)Febrina Lutfiani (Moderator)Vini Wulandari ( Notulis)

Page 2: Sistem pemerintahan presidensial dan parlementer

PENDAHULUAN

Setiap negara dalam menjalankan pemerintahannya, memiliki sistem yang berbeda meskipun dengan nama yang sama seperti sistem presidensial atau sistem parlementer. Baik sistem presidensial maupun parlementer, sesungguhnya berakar dari nilai-nilai yang sama, yaitu “Demokrasi”. Henry B.Mayo dalam bukunya “Introduction to Democratic Theory”, merinci beberapa nilai (values) yang terdapat dalam demokrasi, yaitu (a) menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga, (b) menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat yang sedang berubah, (c) menyelenggarakan penggantian pemimpin secara teratur, (d) membatasi pemakaian kekerasan sampai taraf yang minimum, (e) mengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragaman (diversity), dan (f) menjamin tegaknya keadilan.

Page 3: Sistem pemerintahan presidensial dan parlementer

Hal yang perlu kita sadari bahwa apapun sistem pemerintahan yang dilaksanakan oleh suatu negara, tidaklah sempurna seperti yang diharapkan oleh masyarakat. Setiap sistem pemerintahan baik presidensial maupun perlementer memiliki sisi-sisi kelemahan dan kelebihan. Oleh karena itu, sebuah bangsa dengan masyarakatnya yang bijak dan terdidik akan terus berupaya mengurangi sisi-sisi kelemahan dan berupaya seoptimal mungkin meningkatkan peluang-peluang untuk mencapai tingkat kesempurnaan dalam penyelenggaraan pemerintahan negara baik pada sistem pemerintahan presidensial, maupun pemerintahan parlementer.

Page 4: Sistem pemerintahan presidensial dan parlementer

PEMBAHASAN

A. Sistem Pemerintahan di Berbagai Negara1.) Pengertian Pemerintahan

a.) Dalam Arti Luas Pemerintahan adalah perbuatan memerintah yang dilakukan oleh badan legislatif, eksekutif dan yudikatif di suatu negara dalam rangka mencapai tujuan penyelenggaraan negara.b.) Dalam Arti Sempit Pemerintahan adalah perbuatan memerintah yang dilakukan oleh badan eksekutif beserta jajarannya dalam rangka mencapai tujuan penyelenggara negara.c.) Menurut Utrecht Istilah pemerintahan memiliki pengertian yang tidak sama. Beberapa pengertian tersebut adalah sebagai berikut :

Page 5: Sistem pemerintahan presidensial dan parlementer

Pemerintahan sebagai gabungan dari semua badan kenegaraan yang berkuasa memerintah. Jadi, yang termasuk badan-badan kenegaraan disini bertugas menyelenggarakan kesejahteraan umum, misalnya badan legislatif, eksekutif dan yudikatif.

Pemerintahan sebagai gabungan badan-badan kenegaraan tertinggi yang berkuasa memerintah di wilayah satu negara, misalnya raja, presiden, atau Yang Dipertuan Agung (Malaysia)

Pemerintahan dalam arti kepala negara (Presiden) bersama dengan kabinetnya.

Page 6: Sistem pemerintahan presidensial dan parlementer

Dalam masyarakat modern atau post-modern dewasa ini, pola pemerintahan yang dapat dikembangkan sesuai dengan karakteristiknya masing-masing adalah sebagai berikut :a.) Kompleksitas, yaitu dalam menghadapi kondisi yang kompleks, pola penyelenggaraan pemerintahan perlu ditekankan pada fungsi koordinasi dan komposisi.b.) Dinamika, yaitu dalam hal ini pola pemerintahan yang dapat dikembangkan adalah pengaturan atau pengendalian (steering) dan kolaborasi (pola interaksi saling mengendalikan di antara berbagai aktor yang terlibat dan atau kepentingan dalam suatu bidang tertentu).c.) Keanekaragaman, yaitu masyarakat dengan berbagaikepentingan yang beragam dapat diatasi dengan pola penyelenggaraan pemerintahan yang menekankan pengaturan (regulation) dan integrasi atau keterpaduan (integration).

Page 7: Sistem pemerintahan presidensial dan parlementer

2.) Bentuk Pemerintahan.a.) Bentuk Pemerintahan Klasik Bentuk pemerintahan adalah suatu sistem yang mengatur alat-alat perlengkapan negara dan hubungan antara alat-alat perlengkapan itu.Dalam teori klasik, bentuk pemerintahan dapat dibedakan atas jumlah orang yang memerintah dan sifat pemerintahannya.

Ajaran Plato (429-347 SM)Plato mengemukakan lima bentuk pemerintahan negara. Kelima bentuk itu menurut Plato harus sesuai dengan sifat-sifat tertentu manusia. Adapun kelima bentuk tersebut sebagai berikut : Aristokrasi, yaitu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh kaum

cendikiawan yang dilaksanakan sesuai pikiran keadilan. Timokrasi, yaitu bentuk pemerintah yang dipegang oleh orang-

orang yang ingin mencapai kemashyuran dan kehormatan. Oligarki, yaitu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh

hartawan

Page 8: Sistem pemerintahan presidensial dan parlementer

Demokrasi, yaitu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh rakyat jelata

Tirani, yaitu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh seorang tirani (sewenang-wenang) sehingga jauh dari cita-cita keadilan.

Ajaran Aristoteles (384-322 SM)Aristoteles membedakan bentuk pemerintahan berdasarkan 2 kriteria pokok, yaitu jumlah orang yang memegang pucuk pemerintahan dan kualitas pemerintahan, sebagai berikut : Monarki, yaitu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh

1 orang demi kepentingan umum, sifat pemerintahan ini baik dan ideal.

Tirani Aristokrasi Oligarki Politeia, yaitu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh

seluruh rakyat demi kepentingan umu. Bentuk pemerintahan ini baik dan ideal.

Page 9: Sistem pemerintahan presidensial dan parlementer

Demokrasi Ajaran Polybios (204-122 SM)

Ajaran Polybios yang dikenal dengan Teori Siklus sebenarnya merupakan pengembangan lebih lanjut dari ajaran Aristoteles dengan sedikit perubahan, yaitu dengan mengganti bentuk pemerintahan ideal politeia dengan demokrasi.

MONARKI

ARISTOKRASI

DEMOKRASI

OKHLOKRASI

OLIGARKI

TIRANI

Page 10: Sistem pemerintahan presidensial dan parlementer

b.) Bentuk Pemerintahan Monarki (Kerajaan).Leon Duguit dalam bukunya Traite de Droit

Constitutional membedakan pemerintahan dalam bentuk monarki dan republik . Perbedaan antara bentuk pemerintahan “monarki” dan “republik” menurut Leon Duguit, adalah ada pada kepala negaranya.

Dalam praktik-praktik ketatanegaraan, bentuk pemerintahan monarki dan republik dapat dibedakan atas :

Monarki AbsolutMonarki Absolut adalah bentuk pemerintahan

dalam suatu negara yang dikepalai oleh seorang (raja, ratu, syah atau kaisar) yang kekuasaan dan wewenang terbatas.

Page 11: Sistem pemerintahan presidensial dan parlementer

Monarki KonstitusionalMonarki Konstitusional adalah bentuk pemerintahan dalam suatu negara yang dikepalai oleh seorang raja yang kekuasaannya dibatasi oleh undang-undang dasar (konstitusi). Proses monarki konstitusional adalah sebagai berikut : Adakalanya proses monarki konstitusional itu datang

dari raja itu sendiri karena ia takut dikudeta. Contoh : negara Jepang dengan hak octroii .

Adakalanya proses monarki konstitusional itu terjadi karena adanya revolusi rakyat terhadap raja. Contoh : Inggris yang melahirkan Bill of nights 1 tahun 1689 , Yordania, Denmark, Arab Saudi dan Brunei Darussalam.

Monarki ParlementerMonarki parlementer adalah bentuk pemerintahan dalam suatu negara yang dikepalai oleh seorang raja yang menempatkan parlemen (DPR) sebagai pemegang kekuasaan tertinggi.

Page 12: Sistem pemerintahan presidensial dan parlementer

c.) Bentuk Pemerintahan RepublikDalam pelaksanaannya bentuk pemerintahan republik dapat dibedakan menjadi republik absolut, republik konstitusional dan republik parlementer.

Republik AbsolutDalam sistem republik absolut, pemerintahan bersifat diktator tanpa pembatasan kekuasaan.

Republik KonstitusionalDalam sistem republik konstitusional, presiden memegang kekuasaan kepala keluarga dan kepala pemerintahan.

Republik ParlementerDalam sistem republik parlementer, presiden hanya berfungsi

sebagai kepala negara. Dalam sistem ini, kekuasaan legislatif labih

tinggi daripada kekuasaan eksekutif.

Page 13: Sistem pemerintahan presidensial dan parlementer

3.) Macam-Macam Sistem PemerintahanPada dasarnya, sistem pemerintahan yang dilakukan di negara-negara demokrasi menganut sistem parlementer atau sistem presidensial. Hal ini disebabkan situasi dan kondisi berbeda sehingga melahirkan sistem parlementer atau presidensial.a.) Sistem Pemerintahan PresidensialSistem pemerintahan presidensial bertitik tolak dari konsep pemisahan kekuasaan sebagai mana dianjurkan oleh Teori Trias Politika . Sistem ini menghendaki adanya pemisahan kekuasaan secara tegas, khususnya antara badan pemegang kekuasaan eksekutif dan pemegang kekuasaan legislatif. Ciri-ciri utama :

Kedudukan kepala negara (Presiden) adalah sebagai kepala negara dan sebagai kepala eksekutif (pemerintahan)

Presiden dan parlemen dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum.

Page 14: Sistem pemerintahan presidensial dan parlementer

Presiden dan parlemen tidak bisa saling memengaruhi (menjatuhkan). Pola semacam ini merupakan bentuk perluasan pola representasi rakyat.

Presiden tidak dapat diberhentikan oleh parlemen dalam masa jabatannya. Jika presiden melakukan pelanggaran hukum, presiden dapat dikenai impeachment (pengadilan DPR).

Dalam menyusun kabinet (menteri), presiden wajib meminta persetujuan parlemen yang menentukan personel yang definitif.

Menteri-menteri yang diangkat oleh presiden tunduk dan bertanggung jawab kepada presiden. Dalam sistem presidensial, kedudukan eksekutif tidak bergantung pada badan perwakilan rakyat. Dasar hukum dari kekuasaan eksekutif dikembalikan kepada pemilihan rakyat. Kekuasaan membuat UU ditangan kongres, sedangkan presiden mempunyai hak veto terhadap UU yang telah dibuat.Berikut ini sejarah negara yang menganut sistem pemerintahan presidensial :

Page 15: Sistem pemerintahan presidensial dan parlementer

Amerika SerikatBadan eksekutif terdiri atas presiden beserta menteri-menteri yang merupakan pembantunya. Presiden dinamakan “chief executif “. Selama masa jabatannya 4 tahun atau 8 tahun, presiden tidak dapat dijatuhkan oleh kongres, dan tak mempunyai kewenangan untuk membubarkan kongres. Presiden dapat memengaruhi kongres melalui Pidato Kenegaraan (State of The Union Message) yang diucapkannya tiap tahun.Kekuasaan presiden terletak dalam wewenangnya untuk mem-veto rancangan UU yang telah diterima oleh Kongres. Presiden dapat menolak utuk menandatanganinya (veto) dalam 10 hari sesudah diterima oleh kongres. Setiap perjanjian internasional yang sudah ditandatangani oleh presiden harus pula disetujui oleh senat. Jika tidak disetujui,otomatis perjanjian itu batal.

PakistanPakistan memulai masa kemerdekaannya dalam sistem parlementer yang mirip dengan sistem di Inggris.Menurut UUD Pakistan yang berlaku,badan eksekutif terdiri atas presiden yang bragama Islam beserta menteri-menteri.Perdana menteri tidak boleh

Page 16: Sistem pemerintahan presidensial dan parlementer

merangkap menjadi anggota badan legislatif. Presiden mempunyai wewenang untuk mem-veto rancangan UU yang telah diterima oleh badan legislatif. Selain itu, Presiden memiliki wewenang untuk membubarkan badan legislatif.Presdien dapat dipecat (impeach) oleh badan legislatif kalau melanggar UUD atau berkelakuan buruk dengan ¾ jumlah suara badan legislatif. Dewasa ini Pakistan telah kembali ke sistem parlementer.b.) Sistem Pemerintahan ParlementerDalam sistem parlementer hubungan antara eksekutif dan yudikatif sangat erat, karena menteri bertanggung jawab terhadap parlemen. Kebijaksanaa pemerintah atau kabinet tidak boleh menyimpang dari apa yang dikehendaki oleh parlemen.Sistem parlementer lahir dari pertanggung jawaban menteri. Misalnya,di Inggris dimana seorang raja tidak dapat diganggu gugat (The King Can Do No Wrong), dan jika terjadi perselisihan antara raja dan rakyat, menterilah yang bertanggung jawab terhadap segala tindakan raja. Jika terjadi perselisihan antara pemerintah dan parlemen,seorang menteri yang tidak mendapat dukungan kepercayaan dari parlemen harus mengundurkan diri.

Page 17: Sistem pemerintahan presidensial dan parlementer

Dengan demikian, sistem parlementer adalah kelanjutan dari bentuk negara monarki konstitusional, yaitu kekuasaan raja dibatasi oleh konstitusi. Oleh karena itu, dalam sistem parlementer raja/ratu dan presiden adalah sebagai kepala negara. Eksekutif dalam sistem parlementer adalah kabinet.Ciri-ciri sistem parlementer :

Terdapat hubungan yang erat antara eksekutif dan legislatif (parlemen), keduanya saling memengaruhi satu sama lain.

Ekesekutif yang dipimpin oleh perdana menteri dibentuk oleh parlemen dari partai politik.

Kepala negara berkedudukan sebagai kepala negara saja bukan sebagai kepala eksekutif atau pemerintahan.

Dikenal adanya mekanisme pertanggung jawaban menteri kepada parlemen dapat membubarkan atau menjatuhkan “mosi tidak percaya” kepada kabinet.

Page 18: Sistem pemerintahan presidensial dan parlementer

Raja/Ratu tau Presiden adalah sebagai kepala negara. Kepala negara tidak bertanggung jawab atas segala kebijaksanaan yang diambil oleh kabinet

Eksekutif bertanggung jawab kepada legislatif Dalam sistem dua partai, yang ditunjuk sebagai pembentuk kabinet

dan perdana menteri adalah ketua partai politik yang memenangkan pemilihan umum.

Jika terjadi perselisihan antara kabinet dengan parlemen, kepala negara akan membubarkan parlemen

Beberapa contoh negara yang menganut sistem parlementer : Inggris

Badan eksekutif terdiri atas raja sebagai bagian dari bagian dari badan eksekutif yang tak dapat diganggu gugat. Kekuasaan raja simbolis, sedangkan kekuasaan sebenarnya di tangan perdana menteri yang memimpin para menteri.Masa hidup suatu kabinet bergantung kepada dukungannya dalam badan legislatif. Di Inggris, perdana menteri sewaktu-waktu dapat mengadakan pemilihan umum baru. Sistem di Inggris disebut Cabinet Government (Pemerintahan Kabinet). Dalam hal kerja sama dengan badan legislatif,

Page 19: Sistem pemerintahan presidensial dan parlementer

dia mempunyai peluang untuk memainkan peranan yang dominan.Kekuasaan Perdana Menteri, berdasarkan wewenang: Memimpin kabinet yang anggotanya telah dipilihnya sendiri. Membimbing majelis rendah Menjadi penghubung dengan raja Memimpin partai mayoritas

IndiaSistem pemerintahan India adalah Cabinet Government. Badan eksekutif terdiri atas seorang presiden sebagai kepala negara dan menteri-menteri yang dipimpin oleh seorang perdana menteri. Presiden dipilih untuk masa jabatan lima tahun oleh anggota-anggota badan legislatif.

PerancisPenyesuaian antara pihak eksekutif dan legislatif mudah dapat dicapai, tetapi pertentangan antara keduanya bisa menyebabkan kabinet harus mengundurkan diri dan akibatnya pemerintahan tidak stabil. Hal ini sering terjadi di Prancis. Tetapi, pembubaran terhadap

Page 20: Sistem pemerintahan presidensial dan parlementer

parlemen itu memerlukan persetujuan dari senat sehingga persetujuan ini dapat mempersulit pembubaran itu. Sebagian besar dari anggota-anggota senat itu berpihak kapada parlemen sehingga pembubaran terhadap parlemen gagal. Akhirnya, peraturan tertulis itu tidak berlaku lagi dan yang berlaku adalah hukum kebiasaan yang akan memaksa kabinet mundur jika terjadi perselisihan antara parlemen dan pemerintah.

4.) Pengaruh Sistem Pemerintahan suatu Negara Terhadap Negara LainPerkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memudahkan adanya hubungan suatu negara dengan negara lain. Pengaruh globalisasi yang tidak mengenal batas negara, memudahkan suatu negara memengaruhi dan dipengaruhi negara lain. Contoh pengaruh sistem pemerintahan negara Indonesia terhadap negara lain adalah masalah kewarganegaraan. Perbedaan sistem pemerintahan yang ada di suatu negara memengaruhi proses hukum di negara tersebut. Jika melanggar hukum di negara lain, maka akan berlaku hukum di negara tersebut, termasuk bagi warga negara asing atau dalam hal ekonomi. Misalnya Korea Utara yang menutup diri dari pergaulan internasional berdasarkan kebijakan negaranya.