9
NAMA : ZAKA FIRMA ADITYA NIM : 8111410061 MAKUL : HUKUM DAN POLITIK ANALISIS RUU KEAMANAN NASIONAL (KEMNAS) OLEH ZAKA FIRMA ADITYA Setiap negara mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Tujuan negara merupakan masalah yang penting sebab tujuan inilah yang bakal menjadi pedoman negara disusun dan dikendalikan sesuai dengan tujuan itu. Mengenai tujuan negara itu ada beberapa teori, yaitu menurut Lord Shang, Nicollo Machiavelli, Dante, Immanuel Kant, menurut kaum sosialis dan menurut kaum kapitalis. Seperti halnya bangsa Indonesia, dimana didalam konstitusinya telah jelas disebutkan jika salah satu tujuan dari negara Indonesia yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Bagi Founding Father kita, keamanan dan kedaulatan negara adalah hal yang begitu penting. Ketiadaan keamanan akan menyebabkan kekacauan dalam berbangsa dan bernegara. Demikian juga dengan kedaulatan Negara, 1

ANALISIS RUU KEAMANAN NASIONAL (KEMNAS)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Demi terwujudnya keamanan dan kedaulatan ini, maka pemerintah menentukan sikap dalam upayanya melindungi seluruh tumpah darah Indonesia. Pemerintah berusaha untuk membuat Rancangan Undang-Undang Keamanan Nasional (RUU KEMNAS). Tujuannya jelas, yaitu untuk merealisasikan tujuan Negara seperti dikemukakan didalam pembukaan konstitusi 1945. Semangat RUU Kamnas ini sendiri dilatarbelakangi oleh tujuan nasional bangsa Indonesia sebagaimana amanat pembukaan UUD 1945. Selain itu, untuk menjaga eksistensi bangsa dan Negara, serta menjaga Indonesia dari berbagai ancaman baik luar maupun dalam negeri. Ancaman tersebut dapat berwujud fisik dan non-fisik. Untuk itulah RUU Kamnas akan menjadi blue print dalam menjaga Indonesia.

Citation preview

Page 1: ANALISIS RUU KEAMANAN NASIONAL (KEMNAS)

NAMA : ZAKA FIRMA ADITYA

NIM : 8111410061

MAKUL : HUKUM DAN POLITIK

ANALISIS RUU KEAMANAN NASIONAL (KEMNAS)

OLEH

ZAKA FIRMA ADITYA

Setiap negara mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Tujuan negara merupakan

masalah yang penting sebab tujuan inilah yang bakal menjadi pedoman negara

disusun dan dikendalikan sesuai dengan tujuan itu. Mengenai tujuan negara itu

ada beberapa teori, yaitu menurut Lord Shang, Nicollo Machiavelli, Dante,

Immanuel Kant, menurut kaum sosialis dan menurut kaum kapitalis.

Seperti halnya bangsa Indonesia, dimana didalam konstitusinya telah jelas

disebutkan jika salah satu tujuan dari negara Indonesia yaitu melindungi segenap

bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Bagi Founding Father kita,

keamanan dan kedaulatan negara adalah hal yang begitu penting. Ketiadaan

keamanan akan menyebabkan kekacauan dalam berbangsa dan bernegara.

Demikian juga dengan kedaulatan Negara, Negara yang tidak berdaulat pasti

menjadi bulan-bulanan negara super power. Bahkan tidak bisa disebut negara jika

tidak berdaulat, dikarenakan salah satu unsur daripada Negara adalah kedaulatan.

Demi terwujudnya keamanan dan kedaulatan ini, maka pemerintah

menentukan sikap dalam upayanya melindungi seluruh tumpah darah Indonesia.

Pemerintah berusaha untuk membuat Rancangan Undang-Undang Keamanan

Nasional (RUU KEMNAS). Tujuannya jelas, yaitu untuk merealisasikan tujuan

Negara seperti dikemukakan didalam pembukaan konstitusi 1945. Semangat RUU

Kamnas ini sendiri dilatarbelakangi oleh tujuan nasional bangsa Indonesia

1

Page 2: ANALISIS RUU KEAMANAN NASIONAL (KEMNAS)

sebagaimana amanat pembukaan UUD 1945. Selain itu, untuk menjaga eksistensi

bangsa dan Negara, serta menjaga Indonesia dari berbagai ancaman baik luar

maupun dalam negeri. Ancaman tersebut dapat berwujud fisik dan non-fisik.

Untuk itulah RUU Kamnas akan menjadi blue print dalam menjaga Indonesia.

Sebelumnya, terdapat buku putih Departemen Pertahanan (Dephan) tahun

2003 dan 2008. Buku tersebut diterbitkan untuk memberikan keterbukaan kepada

publik terkait kepentingan nasional dalam pertahanan. Jika diamati secara

menyeluruh ada kesamaan dengan isi RUU Kamnas. Buku Putih Pertahanan ini

hanya sebagai panduan. Oleh karena itu Dephan yang menjadi kepanjangan

pemerintah ingin mendapatkan legitimasi dari DPR berupa UU.

Namun ditengah-tengah itu semua, terjadi perdebatan dan pro kontra

tentang RUU keamanan nasional ini. Berbagai pihak banyak yang meragukan jika

nantinya RUU ini disahkan akan berakibat kembalinya system rezim orde baru,

akan tetapi dilain sisi kehadiran UU keamanan nasional akan semakin

memperkokoh kemananan dan kedaulatan repulik Indonesia.

Kontra RUU Keamanan Nasional

Sebagai rancangan produk hukum baru, kehadiran RUU keamanan

nasional memang masih menjadi bahasan dan topic kajian dari berbagai pihak.

Kehadiran RUU ini dipandang sebagai pintu masuk lahirnya system rezim bagi

bangsa Indonesia. Hal ini dikarenakan pasal demi pasal yang terkandung di dalam

draft undang-undang ini lebih pro kepada pemerintah.

Pertama, didalam Bab III-Ruang Lingkup Kemanan Nasional- pasal 5-9.

Pasal tersebut menjelaskan keamanan insani, publik, ke dalam dan ke luar.

Terlihat seolah keamanan melingkupi setiap unsur yang ada di negeri ini. Uraian

dalam pasal-pasal tersebut pun menjelaskan demikian. Hal yang patut dicatat

adalah tujuan dari itu semua untuk terpeliharannya keselamatan bangsa. Ruang

lingkup ini jelas bertentangan dengan definisi masyarakat. Masyarakat yang

terdiri dari pemikiran, perasaan, dan peraturan yang sama (hanif, 2012). Selama

ini yang ada pun pemerintah berlepas tanggung jawab dalam memberikan rasa

2

Page 3: ANALISIS RUU KEAMANAN NASIONAL (KEMNAS)

aman bagi rakyat. Hal yang mengerikan saat ini terjadi adalah bentuk teror yang

dilakukan pihak keamanan dengan mengatasnamakan penangkapan terorisme.

Kemudian di dalam Pasal 9a terkait keamanan ke luar ada unsur berbahaya

yang dapat  dimasuki intervensi asing. Hal ini terkait hubungan bilateral dan

multilateral bidang pertahanan. Intervensi ini akan semakin mengancam

kedaulatan negara jika negara lain bekerjasama. Beberapa bukti dalam bidang

pertahanan sering pasukan asing dengan mudah masuk Indonesia. Mereka pada

dasarnya mengatasnamakan kawan/tema/atau pihak yang membantu

menyelesaikan sengketa, padahal didalam itu semua ada unsur-unur kepentingan.

Sebagai contohnya adalah perang antara bangsa-bangsa di timur tengah yang di

intervensi oleh Amerika atas nama PBB, seperti di suriah, Libya dan Irak.

Lebih lanjut lagi, masih dalam pasal 9a terkait diplomasi serta mediasi.

Hal yang patut dicatat adalah diplomasi dan mediasi sering digunakan negara

super power untuk meredam perlawanan yang terkadang justru melemahkan

posisi Indonesia. Semisal diplomasi terkait sengketa pulau dengan Malaysia yang

di ajukan ke mahkamah internasional dengan kemenangan Malaysia.

Kedua, Bab IV-Ancaman Keamanan Nasional- pasal 16 dan 17, dijelaskan

tentang spektrum ancaman pun tidak jelas. Spektrum ini bisa saja digunakan siapa

pun termasuk untuk kepentingan penguasa. Mengingat disebutkan ancaman paling

lunak dan paling keras dengan berbagai macam bentuknya. Terkait juga sasaran

ancaman empat komponen. Yang lebih mengebiri peran rakyat adalah ancaman

keberlangsungan pembangunan nasional. Rakyat tidak diberikan kesempatan

untuk mengoreksi jika di tengah pembangunan nasional ada sesuatu yang salah.

Koreksi dianggap ancaman dan menghambat pembangunan. Hal ini dapat diamati

pada masa orde baru berupa penculikan para aktifis.

Kemudian ketika kita beranjak ke Pasal 18 yang menjelaskan jenis dan

bentuk ancaman yang terlalu luas cakupannya. Terkait ancaman tidak bersenjata

hal ini dapat dimanfaatkan penguasa untuk membungkam lawan politiknya

(oposisi). Siapa pun termasuk rakyat jika berseberangan dengan kepentingan

pemerintah dapat dipasal ini. Bagi umat muslim, hal ini sangat berbahaya jika 3

Page 4: ANALISIS RUU KEAMANAN NASIONAL (KEMNAS)

diterapkan secara rigid. Umat Islam yang ingin tunduk dan diatur syariat dan

hukum Islam akan dinamakan tidak taat hukum Negara, radikal dan teroris serta

menjadi ancaman bagi negara. Dalam penjelasan pun disebutkan ideologi

radikalisme. Selama ini ideologi radikalisme dan terorisme selalu dikaitkan

dengan umat Islam. ironisnya, mayoritas penduduk Indonesia beragama islam.

Ketiga, pada BAB V terkait dengan penyelenggaraan keamanan nasional.

Didalam pasal 19 terlalu banyak disebutkan unsur-unsur dari keamanan nasional

itu sendiri dari tingkat pusat sampai daerah. Hal ini sangat tidak efektif, hal ini

juga bertentangan dengan UU Pemerintah daerah, dimana didalam UU

Pemerintah Daerha disebutkan jika wewenang yang tidak bisa dilimpahkan ke

daerah salah satunya adalah terkait keamanan nasional. Keamanan nasional

mutlak harus dipegang pemerintah pusat.

Akan tetapi didalam Pasal 22 yang melibatkan unsur intelijen patut

dipertanyakan. RUU ini Kamnas Atau RUU Intelijen? Intelijen yang ada di

Indonesia kerap digunakan sebagai kepentingan penguasa dan lebih pro kepada

penguasa. Tidak jarang informasi yang diberikan pun tendensius. Seharusnya

intelijen bekerja lebih profesional bukan dengan memata-matai rakyat sendiri.

Republik intelijen ini akan menimbulkan musuh baru yaitu rakyat sendiri. Lantas,

apa keuntungan intelijen ini jika mereka bekerja serampangan. Belum lagi Dewan

Keamanan Nasional (DKN) yang bisa dijadikan superbody untuk melindungi

status quo. Penguasa. Selanjutnya dalam pasal 22 ayat (3) sarat akan kepentingan

asing dimana didalam pasal tersebut dijelaskan bahwa intlegen dapat melakukan

kerja sama dengan Negara lain baik formal maupun informal. Karena didalam

pasal ini ada kemungkinan intelejen dari luar dapat leluasa masuk ke dalam ranah

Negara Indonesia seperti misalnya CIA maupun FBI dari Amerika.

Selanjutnya, RUU ini memungkinkan pemberian kekuasaan yang sangat

tidak terbatas kepada badan intelejen Negara. Hal ini akan berdampak pada

tindakan kesewenang-wenangan oleh intelejen Negara, padahal didalam konstitusi

telah jelas disebutkan jika tidak ada badan yang tidak terbatas. Semua badan dan

4

Page 5: ANALISIS RUU KEAMANAN NASIONAL (KEMNAS)

instansi pemerintah kekuasaannya harus dibatasi oleh hukum dan Undang-

Undang.

Yang terakhir terkait pembiayaan di pasal 70, disebutkan jika pembiayaan

di ambil dari APBN. Hal ini cukup memberatkan, dimana APBN kita masih

cukup kurang untuk membiayai kesejahteraan rakyat. Apalagi, setiap tahunnya

hutang-hutang Indonesia semakin meningkat yang berakibat pada semakin

susahnya kenaikan APBN yang signifikan. Selain itu, pembiayaan Aluitsista juga

masih belum efektif, padahal Aluitsista menjadi factor utama di dalam

penyelenggaraan keamanan dan keadulatan nasional.

Dilihat dari beberapa pasal diatas, jelas sekali jika RUU keamanan

Nasional ini masih cacat, dikarenakan banyaknya pasal demi pasal yang multi

tafsir. Sehingga dapat berakibat pada masuknya kepentingan-kepentingan baik

kepentingan dalam negeri (golongan, penguasa) maupun kepentingan asing.

Pro RUU Kemanan Nasional

Namun ditengah lemahnya RUU ini, masih terdapat beberapa kebaikan yang

dapat di ambil dari adanya RUU keamanan nasional ini.

Pertama, RUU ini mmungkinkan terciptanya keadaan Negara Indonesia yang

semakin aman dan berdaulat. Selain itu, RUU ini juga memperkuat jati diri bangsa

yang selama ini kerap mendapat ancaman-ancaman terorisme.

Kedua, RUU ini merupakan sinkronisasi dengan Undang-Undang Intelejen dan

Undang-Undang darurat sipil. Sehingga, kehadiran UU keamanan Nasional

nantinya akan semakin memperkuat kedaulatan Negara Indonesia baik dari dalam

maupun dari luar.

Ketiga, RUU keamanan nasional merupakan produk hukum yang

mengharmonisasikan antara TNI, Polri dan juga masyarakat. Diamana ketiga

elemen tersebut dipersatukan untuk bersama-sama membantu dalam keamanan

nasional. Padahal seperti kita ketahui bersama, TNI dan Polri sempat

5

Page 6: ANALISIS RUU KEAMANAN NASIONAL (KEMNAS)

berseberangan pandangan selama bertahun-tahun dampak dari dwifungsi ABRI

yang terjadi di era orde baru.

Kesimpulan

Berdasarkan beberapa analisis diatas, maka penulis bersikap Kontra

kepada RUU keamanan Nasional. Dikarenakan RUU ini masih cacat danmasih

memberi celah kepada kepentingan-kepentingan golongan atau kelompok yang

pada akhirnya akan semakin mengancam kedaulatan dan keamanan Negara

Indonesia.

Selain itu, RUU ini juga merupakan produk hukum yang represif yang

melindungi status Quo pemerintah. Sehingga politik hukum dari RUU ini adalah

berpihak kepada pemerintah, bukan berpihak kepada masyarakat. Hal ini tentu

akan menjadikan keadaan kembali kepada masa orde baru, dimana produk hukum

yang dibuat lebih melindungi pemerintah. Kemudian, didalam RUU ini juga

memberi kewenangan yang tidak terbatas kepada badan intelegen Negara, padahal

jelas bahwa kekuasaan bdan atau instansi pemerintah adalah terbatas.

6