19
Bom Waktu Hubungan Indonesia- Malaysia Oleh Musni Umar Anggota EPG Indonesia/Pakar Hubungan Indonesia-Malaysia

Bom waktu dalam hubungan indonesia malaysia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Hubungan Indonesia-Malaysia sering mengalami pasang surut.

Citation preview

Page 1: Bom waktu dalam hubungan indonesia malaysia

Bom Waktu Hubungan Indonesia-MalaysiaOleh Musni Umar

Anggota EPG Indonesia/Pakar Hubungan Indonesia-Malaysia

Page 2: Bom waktu dalam hubungan indonesia malaysia

Hubungan Indonesia-Malaysia

Page 3: Bom waktu dalam hubungan indonesia malaysia

Pengantar Sejak Indonesia merdeka 1945 dan Malaysia merdeka 1957 hubungan

dua negara serumpun selalu mengalami pasang surut.

Tahun 1963-1966, terjadi perang antara dua negara, sehingga muncul semboyan "Ganyang Malaysia" yang digelorakan Presiden Sukarno, dalam rangka memobilisasi dukungan masyarakat Indonesia dalam perang melawan Malaysia.

Semboyan ganyang Malaysia, walaupun sudah sangat lama, tetapi tidak lekang karena panas dan tidak lapuk karena hujan, ia selalu diingat ketika muncul persoalan dengan Malaysia. Ganyang Malaysia telah berada dibawah sadar sebagian masyarakat Indonesia, dan seketika bisa muncul jika ada masalah dalam hubungan Indonesia-Malaysia. Ungkapan "ganyang Malaysia" telah menjadi bagian dari pembentuk heroik bangsa Indonesia dalam menghadapi Malaysia.

Page 4: Bom waktu dalam hubungan indonesia malaysia

Konflik Indonesia-Malaysia

Page 5: Bom waktu dalam hubungan indonesia malaysia

Bulan Madu hubungan dua negara Hubungan mesra antara Indonesia-Malaysia terjadi

setelah Presiden Soeharto mengambil alih pemerintahan di Indonesia sesudah terjadi peristiwa Gerakan 30 September 1965 yang didalangi PKI. Upaya normalisasi hubungan dua negara berlangsung setelah Presiden Sukarno "lengser" dan Soeharto menjadi Presiden RI.

Pada masa pemerintahan Soeharto dan Perdana Menteri Malaysia Tun Abdul Razak, hubungan Indonesia-Malaysia sangat mesra, bagaikan hubungan kakak dan adik. Pada masa itu, hubungan kedua negara sangat indah dan mesra.

Page 6: Bom waktu dalam hubungan indonesia malaysia

Bulan Madu Hubungan

Page 7: Bom waktu dalam hubungan indonesia malaysia

Akan tetapi, hubungan itu tidak berlangsung lama karena masa pemerintahan PM Malaysia Tun Abdul Razak hanya berlangsung sekitar enam tahun (1970-1976), lalu digantikan oleh Tun Hussein On dan kemudian Tun Mahathir Mohamad, yang secara perlahan tapi pasti, terjadi perubahan dalam hubungan Indonesia-Malaysia, sehubungan pesatnya kemajuan ekonomi Malaysia di masa pemerintahan Dr Mahathir Mohamad.

Lambat laun pamor Indonesia sebagai kakak meredup terutama setelah terjadi krisis perbankan yang melanda Asia Tenggara pertengahan 1997 yang berlanjut dengan krisis ekonomi, yang menyebabkan terjadi tergantian rezim di Indonesia.

Kondisi sosial ekonomi Indonesia yang terpuruk, telah memberi dampak negatif bagi Indonesia. Apalagi, berlanjut dengan krisis multi dimensi dalam waktu yang panjang, telah mengakibatkan Indonesia mengalami penurunan pengaruh dalam percaturan global.

Page 8: Bom waktu dalam hubungan indonesia malaysia

Sementara Malaysia, walaupun terkena krisis perbankan dan krisis ekonomi, tetapi dalam waktu yang tidak lama, ekonominya bisa recovery dan bangkit, sehingga tidak terjadi pergantian rezim.

Dampak dari itu, generasi baru yang lahir di Malaysia, secara psikologis melihat Indonesia dibawah Malaysia, karena setiap hari melihat para TKI Penata Rumah Tangga, buruh bangunan, buruh perkebunan kelapa sawit, dan buruh di industri (kilang).

Sementara sebagian masyarakat Indonesia masih bernostagia hubungan kedua negara pada masa pemerintahan Presiden Soeharto dan Tun Abdul Razak, sehingga perubahan yang terjadi dalam hubungan People-to-people (P-to-P) sulit difahami apalagi diterima.

Page 9: Bom waktu dalam hubungan indonesia malaysia

Konflik Budaya Indonesia dan Malaysia jauh sebelum keduanya merdeka sebagai negara

yang berdaulat, merupakan satu kesatuan wilayah, budaya, sosial, politik dan ekonomi.

Penjajah telah memisahkan keduanya, paling tidak bermula dari Perjanjian (Traktat) London 17 Maret 1824 antara Belanda dan Inggris yang membagi wilayah " Nusantra" yang disebut di Malaysia "Dunia Melayu". Isi perjanjian London itu antara lain bahwa kawasan yang dikuasai Inggris, pentadbirannya diberikan kepada Inggris dan yang dikuasai Belanda, diserahkan kepada Belanda.

Malaysia merupakan salah satu wilayah yang dikuasai Inggris, sedang Indonesia dikuasai oleh Belanda. Kedua wilayah yang dipisahkan oleh penjajah untuk kepentingan penjajahan, berabad lamanya budaya warisan nenek moyang tetap dilestarikan dan diwariskan dari satu generasi kepada generasi berikutnya. Bahkan hubungan kekerabatan dan darah tetap terjaga melalui perkawinan.

Page 10: Bom waktu dalam hubungan indonesia malaysia

Sejarawan Malaysia Muhammad Takari bin Jijin Syahrial (2009:445) mengatakan bahwa adanya hubungan kekerabatan dan darah antara Indonesia dan Malaysia. Dia menunjukkan di Kedah, Perlis, dan Pulau Pinang, banyak migran berasal dari Aceh dan Sumatera Utara.

Sebaliknya dibeberapa kawasan di pulau Sumatera terdapat kelompok-kelompok masyarakat Melayu yang migrasi dari Semenanjung Malaysia, misalnya di pulau Jaring Halus Sumatera Utara, mayoritas penduduknya ialah keturunan Kedah. Begitu juga dengan Kampung Pahang, Kampung Perlis, Kampung Perak yang membuktikan adanya hubungan darah. P. Ramlee, seniman besar Malaysia adalah keturunan Aceh. Begitu juga Ahmad Jais, nenek moyangnya berasal dari Labuhan Batu, Sumatera Utara.

Hubungan darah, kekerabatan dan migrasi penduduk, telah menyebabkan tumbuh dan berkembangnya budaya yang sama di dua negara.

Page 11: Bom waktu dalam hubungan indonesia malaysia

Tun Abdul Razak dalam Kongres Kebudayaan Kebangsaan pada 16 Agustus 1971 menegaskan bahwa "..... nenek moyang bangsa kita yang mendiami rantau Nusantara ini meninggalkan pusaka kebudayaan yang kaya-raya dan tinggi mutunya. Maka itu, sudah sewajarnya kita menerima gagasan bahawa kebudayaan yang sedang dibentuk dan dicorakkan itu hendaklah berlandaskan kebudayaan rakyat asal rantau ini. Bagaimanapun, patutlah juga kita mengambil unsur-unsur kebudayaan yang datang ke rantau ini dan membawa pengaruh-pengaruh ke atas semenjak beberapa lama supaya pengaruh-pengaruh yang bermanfaat dapat menyegarkan dan menentukan corak kebudayaan Malaysia bagi masa hadapan. Namun, haruslah diingat, dalam mencari bentuk dan menentukan corak kebudayaan, kita tidaklah melupakan hakikat masyarakat kita yang berbilang kaum "the reality of our multiracial society." Kita hendaklah senantiasa berpadu kepada cita-cita membentuk suatu negara di mana rakyatnya dari pelbagai kaum dan golongan dapat dijalin dalam satu ikatan yang padu. Saya percaya selagi kita sedar dan insaf akan hakikat ini, kita tidak akan melencong dari matlamat mendirikan bangsa yang bersatu.

Page 12: Bom waktu dalam hubungan indonesia malaysia

Membaranya Ketidak-sukaan Hasil survei Lembaga Survei Nasional di 33 Provinsi dari 20-29

Agustus 2009 dengan metode multi stage random sampling terhadap 2.178 responden dan margin error 2,1 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen, menyebutkan sebanyak 32 persen masyarakat Indonesia menginginkan putus hubungan dengan Malaysia. 40 persen mendesak pemerintah bersikap lebih tegas kepada Malaysia. Hanya 16 persen yang mendesak supaya hubungan dengan Malaysia ditingkatkan.

Selain itu, hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) dengan metode multi stage random sampling dengan 1,000 responden, sebanyak 67,5 persen publik Indonesia mempersepsikan hubungan Indonesia selama ini sangat buruk. Sangat baik 21,9 persen, tidak jawab 10,5 persen.

Page 13: Bom waktu dalam hubungan indonesia malaysia

Hasil survei Sydney's Lowy Institute tahun 2012, yang dilakukan seluruh Indonesia kecuali Maluku, Papua dan Papua Barat. Usia responden 17 ke atas, negara yang dianggap ancaman adalah Malaysia (63 persen), Amerika Serikat (19 persen), China, Australia, dan Singapura 12 persen.

Terakhir, hasil survei Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia tahun 2010 bahwa dari 250 mahasiswa, menyebutkan bahwa sebanyak 69 persen menempatkan Malaysia sebagai ancaman utama Indonesia di era globalisasi

Dari hasil berbagai survei tersebut dapat dikemukakan bahwa tingkat ketidak-sukaan sebagian besar masyarakat Indonesia terhadap Malaysia sangat tinggi. Besarnya tingkat ketidak-sukaan terhadap Malaysia merupakan bom waktu karena pada umumnya yang tidak suka kepada Malaysia adalah dari kalangan muda Indonesia.

Page 14: Bom waktu dalam hubungan indonesia malaysia

Pemecahan Masalah Besarnya perasaan tidak suka terhadap Malaysia dan adanya

perasaan terancam dari Malaysia, tidak boleh dianggap sebagai angin lalu dan dibiarkan seperti selama ini.

Menurut saya, diperlukan upaya yang serius dan terus-menerus untuk memecahkan masalah yang mengancam hubungan kedua negara. Pertama, mencari akar masalah yang membuat sebagian bangsa Indonesia tidak suka terhadap Malaysia. Akar masalahnya memang kompleks tetapi harus ada upaya untuk memecahkannya melalui dialog seperti sengketa budaya harus ada dialog untuk menemukan titik persamaan pandangan antara P-to-P, dan G-to-G supaya masalah ini tidak menjadi bola liar yang merusak hubungan kedua bangsa. Begitu juga masalah TKI, harus ada upaya untuk mencegah dan mengurangi perlakuan kurang manusiawi terhadap TKI, misalnya dengan membentuk Lembaga Monitoring TKI dan Majikan di Malaysia.

Page 15: Bom waktu dalam hubungan indonesia malaysia

Kedua, lakukan pendekatan dengan masyarakat kampus, NGO, budayawan, dan kelompok-kelompok kritis terhadap Malaysia melalui berbagai program kegiatan. Maka, sebaiknya pemerintah Malaysia menyediakan dana yang cukup untuk membiayai kegiatan tersebut.Untuk menghilangkan kecurigaan, maka para alumni dari Malaysia dapat memainkan peran yang konstruktif untuk meluruskan persepsi negatif terhadap Malaysia. Selain itu, para mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di Malaysia, dapat dilatih untuk menjadi duta untuk mengharmoniskan hubungan P-to-P dan P-to-G Malaysia.

Page 16: Bom waktu dalam hubungan indonesia malaysia

Ketiga, pemerintah Malaysia, harus lebih aktif lagi membangun hubungan dengan media di Indonesia. Lakukan kegiatan yang bisa mendekatkan hubungan harmonis dengan wartawan seperti coffee morning sebulan sekali untuk membangun komunikasi dan keakraban.

Keempat, pemerintah Malaysia sebaiknya semakin meningkatkan lobby dengan para pimpinan partai politik dan para anggota parlemen Indonesia khususnya Komisi l DPR RI.Hubungan yang dibangun tidak hanya formal, tetapi akan lebih baik jika bersifat kekeluargaan.

Kelima, manfaatkan para alumni dari Malaysia menjadi duta Indonesia-Malaysia untuk mengurangi dan menghilangkan ketidak-sukaan terhadap Malaysia. Selain itu, partisipasikan para alumni dari Malaysia dalam investasi Malaysia di Indonesia. Begitu juga dalam membangun kerjasama dibidang ekonomi, budaya, sosial dan lain sebagainya.

Page 17: Bom waktu dalam hubungan indonesia malaysia

Kesimpulan Sejarah seakan lalu terulang, jika manusia tidak mau

belajar dari sejarah. Indonesia pernah berperang dengan Malaysia, dan sejarah itu bisa terulang.

Untuk mencegah terulangnya sejarah kelam dalam hubungan Indonesia-Malaysia, jangan memandang remeh dan menganggap sepele bahwa tidak apa-apa dalam hubungan kedua bangsa ini. Menurut saya sangat serius karena yang membenci dan menganggap Malaysia sebagai ancaman, pada umumnya adalah dari kalangan muda Indonesia yang berpendidikan.

Page 18: Bom waktu dalam hubungan indonesia malaysia

Oleh karena itu, berbagai persoalan yang selalu menimbulkan masalah dalam hubungan kedua negara harus dipecahkan. Selain itu, sudah saatnya dilakukan perubahan paradigma dalam menjalankan diplomasi dengan lebih menukik kepada soft power approah pada P-to-P dengan mendayagunakan seluruh potensi alumni dari Malaysia untuk membangun new approah dalam bidang ekonomi, budaya, sosial, politik dan pertahanan dalam upaya mewujudkan hubungan dua bangsa yang mesra, saling menghormati, tolong-menolong, saling melindungi dan saling memajukan dalam berbagai bidang.

Akhirnya saya sampaikan "jika ada jarum yang patah jangan disimpan dalam almari, jika ada kata yang salah jangan simpan di dalam hati".

* Makalah singkat ini dipresentasikan dalam Seminar Hubungan Indonesia-Malaysia, pada 6 Juli 2012 di Universitas Trisakti, Jakarta.

Page 19: Bom waktu dalam hubungan indonesia malaysia