6
Pemantauan Kesehatan Arus Mudik Lebaran 1434 H/2013 M Dari Redaktur Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan YME dengan terbitnya Newsletter Edisi III Tahun 2013 ini. Edisi kali ini menyajikan berbagai berita terkait dengan kegiatan Program PP dan PL dengan headline news “Pemantauan Kesehatan Arus Mudik Lebaran 1434 H/2013 M”. Kami selaku redaksi mengucapkan terima kasih atas masukan dan sumbang pikiran dari semua pihak demi terselesaikannya Newsletter ini. Semoga Newsletter Edisi III ini dapat memberikan motivasi dan bermanfaat bagi pembaca. Kritik dan saran kami harapkan demi kesempurnaan Newsletter ini. Salam Redaksi Idul Fitri atau lebaran bagi umat Islam merupakan momentum untuk melakukan tradisi pulang kampung atau yang lazim disebut mudik. Banyaknya pemudik setiap tahunnya berdampak pada masalah kesehatan. Untuk itu, Kementerian Kesehatan terus berupaya melakukan penanganan kesehatan dengan melibatkan stakeholder terkait diantaranya Kepolisian, Kementerian Perhubungan, dan Kementerian Pekerjaan Umum. Kementerian Kesehatan melalui Ditjen PP dan PL melakukan pemantauan kesehatan arus mudik di terminal, stasiun, pelabuhan, bandara, dan beberapa daerah yang rawan kecelakaan, serta menyiapkan posko arus mudik guna memantau kegiatan arus mudik di sepanjang jalur mudik melalui National Traffic Management Centre (NTMC) Korlantas Polri yang dipersiapkan di gedung Ditjen PP dan PL untuk meminimalkan risiko yang terjadi pada masa arus mudik lebaran tahun ini. Kegiatan pemantauan kesehatan arus mudik lebaran dimulai dengan Apel Siaga Mudik Lebaran pada 25 Juli 2013 yang dipimpin oleh Wakil Menteri Kesehatan, Prof. dr. Ali Gufron Mukti, MSc.PhD di halaman Kantor Kementerian Kesehatan RI. Apel siaga diikuti sekitar 250 personil Tim Kesehatan yang terdiri dari lintas program dan lintas sektor terkait. Pada kesempatan yang sama, Dirjen PP dan PL, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama menyampaikan beberapa hal penting untuk meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat khususnya pada pemudik yaitu pemeriksaan kesehatan pengemudi dilakukan sebelum dan pada saat arus mudik, memberikan buku kesehatan kepada para pemudik, pelatihan petugas kesehatan dan petugas Perusahaan Otobus (PO), dan penambahan jumlah Pos kesehatan yang tahun lalu hanya 3022 menjadi 3298 pada tahun ini. Rangkaian kegiatan dalam persiapan kesiapsiagaan penanganan arus mudik bidang kesehatan di antaranya dengan meninjau persiapan kesehatan arus mudik di pelabuhan Merak-Bakauheni, pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, bandara Adi Sumarmo Solo, bandara Adi Sucipto Yogyakarta, bandara Juanda Surabaya, stasiun Kereta Api Balapan Solo, terminal Tirtonadi Solo, terminal Giwangan Yogyakarta, terminal Pulo Gadung, terminal Lebak Bulus, dan beberapa posko terpadu, Rumah Sakit, serta Puskesmas di sepanjang jalur mudik lebaran. Pelepasan armada kesehatan dalam Apel Siaga Arus Mudik Edisi III Tahun 2013 TIM REDAKSI Penasihat: Prof.dr. Tjandra Yoga Aditama, SpP I Pengarah: dr. H.M. Subuh, MPPM I Penanggung Jawab: Sri Handini, SH, MH, M.Kes l Pemimpin Redaksi : drg. Yossy Agustina, MH.Kes l Redaktur/Penulis: dr.Grace Ginting, MARS . Ria Rostiana . dra. Dewi Minarni . Nurlina, SKM . Mugi Wahidin, SKM, M.Kes . Muji Yuswanto . Eriana Sitompul . Hilwati, SKM, M.Kes . Ahmad Abdul Hay I Penyunting/Editor: drg. Yossy Agustina, MH.Kes . dr. Ita Dahlia, MH.Kes . Imam Setiaji, SH I Design Grafis & Fotografer: Bukhari Iskandar . Devy Nurdiansyah, AMKL . Aditya Pratama, Sikom . Indah Nuraprilyanti, SKM . Sekretariat: Risma, SKM . Dewi Nurul Triastuti, SKM I Alamat Redaksi: Bagian Hukormas Ditjen PP dan PL, Jl. Percetakan Negara No. 29 Jakarta 10560 l Telepon/Faks: (021) 4223451 I email : [email protected] I website: www.pppl.depkes.go.id I facebook: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Daftar Isi Pemantauan Kesehatan Arus Mudik Lebaran 1434 H/2013 M 1 Menyongsong Penerapan SJSN Tahun 2014 2 Kewaspadaan Indonesia Terhadap Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (Mers-CoV) 2 Sosialisasi Program PAM- STBM Dekon dan TP Tahun 2013 3 Sosialisasi Pengendalian Rabies Bagi Tenaga Kesehatan di Provinsi Maluku dan Maluku Utara 3 Penanganan Kesehatan Akibat Bencana Alam 4 Pertemuan Evaluasi Kegiatan Teknis UKLW Bagi KKP Seluruh Indonesia 4 Peningkatan Kapasitas SDM Pengendalian PTM Terintegrasi 2013 5 Menkes Meluncurkan Vaksin Pentavalen dan Imunisasi Lanjutan Bagi Batita Berita Dalam Gambar 5 6 Pemeriksaan kesehatan pengemudi bus di terminal Tirtonadi, Solo

Nl.edisi 3.2013

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Nl.edisi 3.2013

Pemantauan Kesehatan Arus Mudik Lebaran 1434 H/2013 M

Dari Redaktur

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan YME dengan terbitnya Newsletter Edisi III Tahun 2013 ini. Edisi kali ini menyajikan berbagai berita terkait dengan kegiatan Program PP dan PL dengan headline news “Pemantauan Kesehatan Arus Mudik Lebaran 1434 H/2013 M”. Kami selaku redaksi mengucapkan terima kasih atas masukan dan sumbang pikiran dari semua pihak demi terselesaikannya Newsletter ini. Semoga Newsletter Edisi III ini dapat memberikan motivasi dan bermanfaat bagi pembaca. Kritik dan saran kami harapkan demi kesempurnaan Newsletter ini. Salam Redaksi

Idul Fitri atau lebaran bagi umat Islam merupakan momentum untuk melakukan tradisi pulang kampung atau yang lazim disebut mudik. Banyaknya pemudik setiap tahunnya berdampak pada masalah kesehatan. Untuk itu, Kementerian Kesehatan terus berupaya melakukan penanganan kesehatan dengan melibatkan stakeholder terkait diantaranya Kepolisian, Kementerian Perhubungan, dan Kementerian Pekerjaan Umum.

Kementerian Kesehatan melalui Ditjen PP dan PL melakukan pemantauan kesehatan arus mudik di terminal, stasiun, pelabuhan, bandara, dan beberapa daerah yang rawan kecelakaan, serta menyiapkan posko arus mudik guna memantau kegiatan arus mudik di sepanjang jalur mudik melalui National Traffic Management Centre (NTMC) Korlantas Polri yang dipersiapkan di gedung Ditjen PP dan PL untuk meminimalkan risiko yang terjadi pada masa arus mudik lebaran tahun ini. Kegiatan pemantauan kesehatan arus mudik lebaran dimulai dengan Apel Siaga Mudik Lebaran pada 25 Juli 2013 yang dipimpin oleh Wakil Menteri Kesehatan, Prof. dr. Ali Gufron Mukti, MSc.PhD di halaman Kantor Kementerian Kesehatan RI. Apel siaga diikuti sekitar 250 personil Tim Kesehatan yang terdiri dari lintas program dan lintas sektor terkait. Pada kesempatan yang sama, Dirjen PP dan PL, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama menyampaikan beberapa hal penting untuk meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat khususnya pada pemudik yaitu pemeriksaan kesehatan pengemudi dilakukan sebelum dan pada saat arus mudik, memberikan buku kesehatan kepada para pemudik, pelatihan petugas kesehatan dan petugas Perusahaan Otobus (PO), dan penambahan jumlah Pos kesehatan yang tahun lalu hanya 3022 menjadi 3298 pada tahun ini. Rangkaian kegiatan dalam persiapan kesiapsiagaan penanganan arus mudik bidang kesehatan di antaranya dengan meninjau persiapan kesehatan arus mudik di pelabuhan Merak-Bakauheni, pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, bandara Adi Sumarmo Solo, bandara Adi Sucipto Yogyakarta, bandara Juanda Surabaya, stasiun Kereta Api Balapan Solo, terminal Tirtonadi Solo, terminal Giwangan Yogyakarta, terminal Pulo Gadung, terminal Lebak Bulus, dan beberapa posko terpadu, Rumah Sakit, serta Puskesmas di sepanjang jalur mudik lebaran.

Pelepasan armada kesehatan dalam Apel Siaga Arus Mudik

Edis i I I I Tahun 2013

TIM REDAKSI

Penasihat: Prof.dr. Tjandra Yoga Aditama, SpP I Pengarah: dr. H.M. Subuh, MPPM I Penanggung Jawab: Sri Handini, SH, MH, M.Kes l Pemimpin Redaksi : drg. Yossy Agustina, MH.Kes l Redaktur/Penulis: dr.Grace Ginting, MARS . Ria Rostiana . dra. Dewi Minarni . Nurlina, SKM . Mugi Wahidin, SKM, M.Kes . Muji Yuswanto . Eriana Sitompul . Hilwati, SKM, M.Kes . Ahmad Abdul Hay I Penyunting/Editor:

drg. Yossy Agustina, MH.Kes . dr. Ita Dahlia, MH.Kes . Imam Setiaji, SH I Design

Grafis & Fotografer: Bukhari Iskandar . Devy Nurdiansyah, AMKL . Aditya Pratama,

Sikom . Indah Nuraprilyanti, SKM . Sekretariat: Risma, SKM . Dewi Nurul

Triastuti, SKM I Alamat Redaksi: Bagian Hukormas Ditjen PP dan PL, Jl. Percetakan Negara No. 29

Jakarta 10560 l Telepon/Faks: (021) 4223451 I email : [email protected]

I website: www.pppl.depkes.go.id I facebook: Direktorat Jenderal

Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Daftar Isi

Pemantauan Kesehatan Arus Mudik Lebaran 1434 H/2013 M

1

Menyongsong Penerapan SJSN Tahun 2014

2

Kewaspadaan Indonesia Terhadap Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (Mers-CoV)

2

Sosialisasi Program PAM-STBM Dekon dan TP Tahun 2013

3

Sosialisasi Pengendalian Rabies Bagi Tenaga Kesehatan di Provinsi Maluku dan Maluku Utara

3

Penanganan Kesehatan Akibat Bencana Alam

4

Pertemuan Evaluasi Kegiatan Teknis UKLW Bagi KKP Seluruh Indonesia

4

Peningkatan Kapasitas SDM Pengendalian PTM Terintegrasi 2013

5

Menkes Meluncurkan Vaksin Pentavalen dan Imunisasi Lanjutan Bagi Batita Berita Dalam Gambar

5

6

Pemeriksaan kesehatan pengemudi bus di terminal Tirtonadi, Solo

Page 2: Nl.edisi 3.2013

2

Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) merupakan amanat UUD 1945 yang mewajibkan negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu, sesuai dengan martabat kemanusiaan. Program ini akan diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang merupakan penyatuan dari beberapa BUMN yang ditunjuk, yaitu PT. Jamsostek, PT. Askes, PT. Taspen, dan PT. Asabri. Dalam penyelenggaraannya, BPJS terdiri atas BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.

Dalam APBN 2013, Pemerintah telah mengalokasikan anggaran untuk persiapan pelaksanaan SJSN, antara lain berupa penyertaan modal negara, peningkatan kapasitas puskemas dan rumah sakit milik Pemerintah. Selain itu, Pemerintah juga menyediakan anggaran untuk peningkatan kesadaran masyarakat akan manfaat pelayanan kesehatan, serta anggaran sosialisasi, edukasi dan advokasi kepada masyarakat tentang SJSN dan BPJS. Mulai 2014, Pemerintah menanggung iuran bagi masyarakat miskin dan kurang mampu (yang disebut sebagai Penerima Bantuan Iuran atau PBI) untuk menjamin keikutsertaan mereka dalam program ini. Dengan berbagai kebijakan tersebut, alokasi belanja negara akan meningkat secara signifikan. BPJS Kesehatan akan mengelola jaminan kesehatan dengan memberikan kepastian jaminan kesehatan bagi setiap rakyat Indonesia. Jaminan ini diberikan dalam bentuk pelayanan kesehatan perseorangan yang komprehensif, mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan pemulihan, termasuk obat dan bahan medis dengan teknik layanan terkendali mutu dan biaya (managed care). Program jaminan kesehatan digelar berdasarkan prinsip asuransi sosial dan ekuitas, yaitu kesamaan dalam memperoleh pelayanan sesuai kebutuhan medis yang tak terkait dengan besaran iuran yang dibayarkan. Besar iuran ditetapkan sebagai prosentase tertentu dari upah, bagi mereka yang memiliki penghasilan. Pemerintah akan membayarkan iuran bagi mereka yang tidak mampu (fakir miskin).

Menyongsong Penerapan SJSN Tahun 2014

Mers-CoV merupakan penyakit sindrom pernapasan yang disebabkan oleh Novel Corona Virus yang merupakan strain baru dari Corona Virus yang tidak pernah ditemukan pada manusia. Corona virus adalah keluarga besar dari virus penyebab kesakitan pada manusia dan hewan. Pada manusia, corona virus dapat menyebabkan sakit ringan sampai berat mulai dari common cold sampai sindroma pernapasan akut berat (SARS-Severe Acute Respiratory Syndrom). Sedangkan gejala yang disebabkan oleh Mers-CoV adalah demam, batuk dan sesak napas, bersifat akut, dan biasanya pasien memiliki penyakit co-morbid (penyakit ikutan). Virus ini dapat menular antar manusia secara terbatas, dan tidak terdapat transmisi penularan antar manusia yang berkelanjutan. Kemungkinan penularannya dapat secara langsung melalui percikan dahak/droplet pada saat pasien batuk atau bersin, dan secara tidak langsung melalui kontak dengan benda yang terkontaminasi virus. Sebanyak 61% kasus Mers-CoV ditemukan pada laki-laki median usia 50 tahun. Kasus pertama infeksi Mers-CoV ditemukan di Arab Saudi. 60% kasus memiliki penyakit ko-morbid tersering adalah diabetes 32 kasus (68%), penyakit ginjal kronis 23 kasus (49%), penyakit jantung kronis 13 kasus (28%), hipertensi 16 kasus (34%), dan penyakit paru kronis 12 kasus (26%). Sejak September 2012 sampai dengan 1 Agustus 2013 jumlah kasus Mers-CoV yang terkonfirmasi sebanyak 94 Kasus dan meninggal 47 orang (Case Fatality Rate/CFR 50%). Sembilan negara telah melaporkan kasus infeksi Mers-CoV pada manusia, yaitu Perancis, Italia, Jordania, Qatar, Arab Saudi, Tunisia, Jerman, Inggris, dan Uni Emirat Arab. Semua kasus berhubungan dengan Negara di Timur Tengah, baik secara langsung maupun tidak langsung. Hingga saat ini belum ada laporan kasus di Indonesia.

bersambung...

Kewaspadaan Indonesia Terhadap Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (Mers-CoV)

Page 3: Nl.edisi 3.2013

3

Pada 16-19 Juli 2013, diselenggarakan Sosialisasi Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Dekonsentrasi (Dekon) dan Tugas Pembantuan (TP) Direktorat Penyehatan Lingkungan Tahun 2013 di Surabaya, yang dihadiri 234 peserta dari Dinkes Provinsi, Dinkes Kabupaten/Kota, dan BTKLPP. Maksud dan tujuan pertemuan adalah tersosialisasinya rencana kegiatan Dekon dan TP tahun 2013 bagi para pengelola serta adanya sinkronisasi dan koordinasi kegiatan yang dialokasikan oleh pusat melalui Dekon dan TP dalam upaya mencapai target MDGs maupun RPJMN 2014 dalam bidang Penyehatan Lingkungan.

Direktur Penyehatan Lingkungan (PL), drh. Wilfried H. Purba, MM, M.Kes dalam sambutannya saat membuka pertemuan, menyampaikan akses air minum dan sanitasi yang berkesinambungan di perkotaan dan perdesaan saat ini terus meningkat, namun masih terdapat disparitas capaian antar wilayah, baik di provinsi maupun kabupaten/kota. Upaya dan program terobosan yang kreatif dan inovatif serta mengandung unsur pemberdayaan masyarakat sangat perlu dilakukan untuk mempercepat pencapaian sasaran dan mempersempit disparitas capaian antar wilayah, tambah Wilfried.

Sosialisasi Program PAM-STBM Dekon dan TP Tahun 2013

Di Indonesia, kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) tahun 2012 sebanyak 84.750 kasus dengan 137 kematian (Lyssa). Pada tahun 2013 (s.d. 8 Juli 2013), jumlah kasus GHPR sebanyak 16.258 kasus dengan 15 kematian (Lyssa) di 11 provinsi yaitu Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Lampung, Bali, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Selatan, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Maluku, dan Maluku Utara, ungkap Kasubdit Pengendalian Zoonosis dalam acara Sosialisasi Pengendalian

Rabies bagi Tenaga Kesehatan di Provinsi Maluku dan Maluku Utara, pada 23-25 Juli 2013. Sosialisasi bagi pengelola program pengendalian Rabies dan tenaga

kesehatan dipandang perlu oleh karena tingginya rotasi tenaga kesehatan dan untuk meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan dalam aktivitas pengendalian rabies yang meliputi tatalaksana kasus gigitan hewan penular Rabies, surveilans Rabies, pelaporan dan respon kejadian luar biasa di lapangan. Jika ada kasus gigitan hewan penular rabies, harus diwaspadai yaitu melalui tindakan pertama dan utama yang harus dilakukan masyarakat adalah mencuci luka bekas gigitan dengan sabun pada air mengalir selama 10 - 15 menit, lalu beri antiseptik pada luka gigitan tersebut. Kemudian segera melapor atau datang ke rabies center/RS/Puskesmas terdekat untuk mendapatkan pertolongan selanjutnya. Di Provinsi Maluku, terjadi penurunan kasus GHPR dari 3206 kasus pada tahun 2011 menjadi 2045 kasus pada tahun 2012 dengan penurunan jumlah kematian akibat Rabies (Lyssa) dari 31 menjadi 19 kematian. Namun demikian jumlah kematian akibat Rabies di Provinsi Maluku masih tertinggi kedua setelah Provinsi Sulawesi Utara di Tahun 2012. Provinsi Maluku Utara yang letak geografisnya tidak jauh dengan Provinsi Maluku juga terjadi penurunan kasus GHPR dari 237 kasus pada tahun 2011 menjadi 198 kasus pada tahun 2012 dengan penurunan jumlah kematian akibat Rabies (Lyssa) dari 6 menjadi 3 kematian. Dalam rangka pengendalian program Rabies, Subdit Pengendalian Zoonosis telah melaksanakan sosialisasi di Provinsi Bali, NTT, Sulawesi Utara. Untuk selanjutnya, sosialisasi ini akan dilaksanakan di 2 tempat, yaitu: di Kota Medan dengan peserta dari Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan Lampung; dan di Kota Padang dengan peserta dari Provinsi Sumatera Barat dan Bengkulu.

Sosialisasi Pengendalian Rabies Bagi Tenaga Kesehatan di Provinsi Maluku dan Maluku Utara

Penyampaian materi oleh Kasubdit PASD Direktorat Penyehatan Lingkungan Ditjen PP dan PL

Para Peserta Sosialisasi Pengendalian Rabies Bagi Tenaga Kesehatan di Ambon

Narasumber Sosialisasi yang terdiri dari Kasubdit Zoono-sis, Kadinkes Prov Maluku, dan WHO

Page 4: Nl.edisi 3.2013

4

Gempa Aceh yang terjadi pada 2 Juli 2013 telah memakan banyak korban. Berdasarkan laporan petugas kesehatan di lokasi, data orang meninggal sebanyak 39 orang, korban luka-luka 167 orang, 7 orang hilang dan sebanyak 43.123 orang mengungsi. Tim Ditjen PP dan PL bersama Unit Pelaksana Teknis (UPT) yaitu Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Banda Aceh, Sabang dan Lhokseumawe serta Dinas Kesehatan setempat, meninjau langsung ke lapangan untuk membantu penanganan korban bencana, dan memberikan bantuan logistik kesehatan, antara lain Vaksin anti rabies 400 vial, Zink 3.400 tablet, oralit 2.800 sachet, kelambu 200 set, abate 40 kg, emergency kit 5 paket, dan pamflet 400 buah.

Bencana alam juga terjadi di wilayah provinsi Riau dan sekitarnya berupa kabut asap akibat kebakaran hutan. Ditjen PP dan PL bersama UPT (BBTKL PP Batam, KKP Pekanbaru, dan KKP di Kepulauan Riau) melakukan pemantauan terhadap angka lndeks Standar Pencemar Udara dan melakukan penanggulangan akibat bencana oleh petugas kesehatan seperti penyuluhan, pelayanan kesehatan, surveilans, kesehatan lingkungan, pemberian masker. Prof. Tjandra menyampaikan 5 anjuran ke masyarakat terkait gangguan asap kebakaran hutan yaitu: 1) Lakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), antara lain makan bergizi, istirahat yang cukup, dan jangan merokok; 2) Batasi kontak dengan asap, bila beraktifitas di luar maka gunakan masker; 3) Penderita penyakit kronik agar kontrol ke petugas kesehatan; 4) Menutup tempat penampungan air dan makanan diluar rumah, dan menjaga sanitasi makanan dan minuman; dan 5) Bila ada keluhan gangguan kesehatan maka segera berkonsultasi dengan petugas kesehatan terdekat. Meletusnya Gunung Rokatenda pada hari Sabtu, 10 Agustus 2013 pukul 04.27 WITA yang merupakan gunung api aktif di pulau Palue, dan secara administratif masuk kedalam Kabupaten Sikka Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan memuntahkan lahar panas, semburan debu vulkanik hingga ketinggian 1.500 sampai dengan 2.000. Semburan ini disertai dengan awan panas, kerikil dan gempa vulkanik.

Penanganan Kesehatan Akibat Bencana Alam

Dirjen PP dan PL, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, pada 24 - 27 Juli 2013, membuka pertemuan Evaluasi Kegiatan Teknis Upaya Kesehatan Lintas Wilayah (UKLW) KKP seluruh Indonesia di Jakarta dengan tema “Dengan semangat Reformasi Birokrasi kita tingkatkan kinerja dan prestasi dalam pelaksanaan tugas dan fungsi KKP sesuai prosedur secara tepat dan profesional di pintu masuk negara”. Pertemuan ini dihadiri oleh peserta yang berasal dari 49 KKP se-Indonesia terdiri dari Kepala Bidang untuk KKP kelas I, Kepala Seksi untuk KKP Kelas II, dan penanggung jawab program UKLW untuk KKP Kelas III dan IV. Kasubdit Karantina Kesehatan dan Kesehatan Pelabuhan selaku Ketua Panitia, dalam laporannya menyampaikan bahwa pertemuan ini bertujuan mengevaluasi program kegiatan bidang UKLW dan mengidentifikasi masalah untuk mendapatkan solusi yang sejalan dengan Reformasi Birokrasi untuk membangun perilaku dan budaya aparatur negara. Dalam arahannya, Dirjen PP dan PL menyampaikan 5 hal penting guna meningkatkan kesiapan SDM dalam pelayanan masyarakat, yaitu: 1) semua petugas KKP dapat menguasai International Health Regulations (IHR) serta program PP dan PL seperti AIDS, TB, Imunisasi dan Malaria; 2) menguasai sepenuhnya peraturan perundang-undangan yang berlaku; 3) meningkatkan kerjasama internal dan eksternal KKP; 4) meningkatkan komitmen dan disiplin kerja; 5) membangun kebanggaan atas profesinya masing-masing berdasarkan pada tanggung jawab terhadap kesehatan bangsa.

Rekomendasi yang dihasilkan dari pertemuan ini, yaitu: 1) perlunya bimbingan dan evaluasi terhadap program seperti HIV/AIDS, TB, dan Malaria di KKP; 2) perlunya peningkatan SDM tenaga medis dan paramedis di KKP melalui pelatihan; 3) perlunya fasilitasi oleh Ditjen PP dan PL, Binfar dan Alkes, serta BUK dalam pengadaan obat-obatan, reagen, alat kesehatan dan bahan habis pakai lainnya.

Pertemuan Evaluasi Kegiatan Teknis UKLW Bagi KKP Seluruh Indonesia

Letusan Gunung Rokatenda di Pulau Palue, Kabupaten Sikka Provinsi Nusa Tenggara Timur

Pembukaan oleh Dirjen PP dan PL pada kegiatan Per-temuan Evaluasi Kegiatan Teknis UKLW bagi KKP se-luruh Indonesia di Jakarta

Page 5: Nl.edisi 3.2013

5

Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PPTM) tahun 2013 kembali menyelenggarakan peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) PPTM terintegrasi di 15 provinsi. Kelima belas provinsi tersebut adalah Bengkulu, Sumsel, Jambi, Jatim, Jateng, Kalteng, Kaltim, Kalsel, Sulut, Sulsel, Gorontalo, Sulbar, NTT, NTB, dan Maluku. Peningkatan kapasitas SDM tersebut melalui pelatihan untuk pelatih (Training of Trainers/TOT) yang diikuti oleh pengelola program PPTM dari dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota (kelas manajemen), petugas teknis yaitu dokter umum/bidan/perawat dari Puskesmas dan rumah sakit (kelas teknis dan kelas kanker). Peningkatan kapasitas SDM PPTM terintegrasi dilakukan melalui pendekatan pengendalian faktor risiko bersama, antara lain merokok, obesitas, diet tidak sehat, dan kurang aktivitas fisik. Penyakit Tidak Menular (PTM) utama yang harus dikendalikan adalah penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, diabetes mellitus, penyakit paru-paru kronis, dan termasuk cedera. Sampai Agustus 2013, telah dibentuk tim pelatih di 15 provinsi sebanyak 778 orang. Sebelumnya pada tahun 2012 telah dibentuk tim pelatih 838 orang di 15 provinsi, sehingga total pelatih PPTM terintegrasi 1.616 orang pada 30 provinsi. Selanjutnya pada September-Desember 2013 akan dilaksanakan TOT di 3 provinsi lain, yaitu Maluku Utara, DKI Jakarta, dan Banten, sehingga pelatih PPTM akan tersedia di seluruh provinsi di Indonesia selain Kalimantan Utara (provinsi terbaru). Sebagai tindak lanjut TOT PTM tersebut, di setiap provinsi dilaksanakan pelatihan lanjutan untuk petugas (provider) PPTM dan kader Posbindu PTM. Dengan tersedianya petugas kesehatan sebagai pelatih dan provider di daerah, program pengendalian PTM di masyarakat, khususnya pencegahan dan deteksi dini PTM akan semakin berkembang, sehingga angka kesakitan dan kematian akibat PTM dapat terus diturunkan.

Peningkatan Kapasitas SDM Pengendalian PTM Terintegrasi 2013

Pada 22 Agustus 2013, Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi meluncurkan Vaksin Kombinasi Pentavalen (DPT-HB-Hib) di Lapangan Karang Pawitan, Kabupaten Karawang. Peluncuran vaksin Pentavalen (DPT-HB-Hib) ditandai dengan penekanan tombol sirine oleh Menkes yang didampingi oleh Wakil Gubernur Jawa Barat, Bupati Karawang, Dirjen PP dan PL, Deputi CEO GAVI, AusAID, serta Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dilanjutkan dengan penyerahan secara simbolis vaksin pentavalen kepada Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar beserta paket informasi kesehatan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang. Menkes menyampaikan bahwa vaksin pentavalen (DPT-HB-Hib) merupakan pengembangan vaksin tetravalen yang hanya 4 antigen yaitu DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus) dan Hepatitis B, sekarang ditambah dengan antigen Haemophilus Influenzae Type b (Hib).

Dengan digunakannya vaksin pentavalen bersama vaksin campak, polio dan BCG, maka setiap bayi yang telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap dapat terselamatkan dari Polio, TBC, Campak, Difteri, Pertusis (batuk rejan), tetanus, hepatitis B dan Pneumonia-Meningitis (penyebab 17,2 % kematian pada bayi). “Jadi, antara usia 0 hari hingga genap 1 tahun, bayi setidaknya dibawa sebanyak 5 kali ke fasilitas kesehatan untuk melengkapi imunisasinya”, tambah Menkes. Dalam kesempatan yang sama, program imunisasi diperkuat dengan dicanangkannya imunisasi lanjutan pada anak bawah 3 tahun (batita) oleh Menkes, Langkah ini dimaksudkan untuk meningkatkan Titer Antibodi terhadap campak dan 5 penyakit lainnya yaitu difteri, pertusis, tetanus, Hepatitis B, Haemophilus Influenzae Type b (Pneumonia dan Meningitis). Setiap tahun sekitar 2-3 juta kematian Balita di dunia dapat dicegah dengan imunisasi. Keberhasilan program imunisasi ditentukan oleh 2 hal yaitu cakupan dan mutu pelayanan. Program penguatan kekebalan dengan imunisasi pentavalen dan imunisasi lanjutan akan dimulai di 4 provinsi yaitu Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, Bali, dan Nusa Tenggara Barat pada tahun 2013. Selanjutnya, program serupa akan diterapkan pada provinsi lainnya di seluruh Indonesia dimulai 2014.

Menkes Meluncurkan Vaksin Pentavalen dan Imunisasi Lanjutan Bagi Batita

Narasumber dalam TOT Program Direktorat PPTM

Peluncuran Vaksin Kombinasi Pentavalen (DPT-HB-Hib) ditandai dengan penekanan tombol sirine

Menkes dan Wagub Jawa Barat memperkenalkan vaksin Pentavalen yang merupakan pengembangan dari vaksin Tetravalen

Page 6: Nl.edisi 3.2013

6

BERITA DALAM GAMBAR

Pengobatan yang bersifat spesifik belum ada karena belum tersedianya vaksin, dan pengobatan yang dilakukan tergantung dari kondisi pasien. Pencegahan dapat dilakukan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), menghindari kontak erat dengan penderita, menggunakan masker, menjaga kebersihan tangan dengan sering mencuci tangan pakai sabun, dan menerapkan etika batuk ketika sakit. Hal-hal yang telah dilakukan pemerintah dalam rangka meningkatkan kewaspadaan terhadap Mers-CoV, yaitu 1) peningkatan pemantauan di point of entry (pintu masuk Negara); 2) penguatan surveilans epidemiologi termasuk surveilans pneumonia; 3) pemberitahuan ke seluruh dinkes provinsi tentang kesiapsiagaan menghadapi Mers-CoV; 4) pemberitahuan ke 100 RS rujukan flu burung, RSUD dan RS vertikal tentang kesiapsiagaan dan ketatalaksanaan Mers-CoV; 5) menyiapkan dan membagikan 5 dokumen penanggulangan Mers-CoV yang terdiri dari pedoman umum Mers-Cov, tatalaksana klinis, pencegahan infeksi, surveilans di masyarakat umum dan dipintu masuk negara, serta diagnostik dan laboratorium; 6) semua petugas TKHI sudah dilatih dan diberi pembekalan dalam penanggulangan Mers-CoV; 7) menyiapkan pelayanan kesehatan haji di 15 embarkasi/debarkasi oleh KKP; 8) meningkatkan kesiapan laboratorium termasuk penyediaan reagen dan alat diagnostik; 9) diseminasi informasi kepada masyarakat terutama calon jamaah haji dan umrah, serta petugas haji Indonesia; 10) meningkatkan koordinasi lintas program/sektor seperti BNP2TKI, Kemenhub, Kemenag, Kemenlu, dan Kemenkeu tentang kesiapsiagaan menghadapi Mers-CoV; 11) melakukan koordinasi dengan pihak Arab Saudi; dan 12) meningkatkan hubungan internasional dengan WHO dan organisasi internasional lainnya.

Pelantikan Pramuka Saka Bhakti Husada dalam acara Gebyar Pramuka Saka Bakti Husada Bidang PP dan PL di Pelabuhan Ratu, Sukabumi

Peninjauan kesiapan arus mudik di Terminal Lebak Bulus, Jakarta oleh Dirjen PP dan PL didampingi Kor-lantas dan Dinkes Prov DKI Jakarta

Dirjen PP dan PL beserta rombongan meninjau kesia-pan arus balik di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya

Pertemuan Pelaksanaan dan Evaluasi Kegiatan Teknis KKP Di Pintu Masuk Negara Bidang Karantina dan Surveilans Epidemiologi di Jakarta

Silaturahmi Halal Bihalal keluarga besar Ditjen PP dan PL dalam rangka Idul Fitri 1434 H

Menkes didampingi Wagub Jabar, Bupati Karawang, Dirjen PP dan PL, serta Kadinkes Prov Jabar mengada-kan Konferensi Pers dalam rangka Peluncuran Vaksn Pentavalen dan Program Imunisasi Lanjutan Bagi Batita

Bazaar di Kantor Ditjen PP dan PL dalam rangka bulan suci Ramadhan

Pertemuan Nasional Koordinasi Pelaksanaan Intensifi-kasi Imunisasi Rutin di Bandung, dibuka oleh Kadinkes Prov Jabar, dr. Hj. Alma Lucyati, M.Kes, MSi, MH.Kes

Direktur PPML membuka Seminar Pengendalian Hepati-tis di Makassar

Sambungan Hal 2

Mers-CoV...