12
Alifia Aulia Putri Iis ismaya .s Firda nur Siska dwi r Jenni elfrida Iklas alkausar Nina kurniati Yuliastari Dinda amalia Rinawati

Power point liga bangsa bangsa

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Power point liga bangsa bangsa

Alifia

Aulia Putri

Iis ismaya .s

Firda nur

Siska dwi r

Jenni elfrida

Iklas alkausar

Nina kurniati

Yuliastari

Dinda amalia

Rinawati

Page 2: Power point liga bangsa bangsa

Liga Bangsa-bangsa (LBB- League of Nations)didirikan sebagai hasil perjanjian Versailles. Barangkali, Liga Bangsa-bangsa lahir dari konsekuensi kehancuran sekaligus kekecewaan yang muncul pasca Perang Dunia I. Ide-ide pembentukannya dipelopori oleh negara pemenang perang, utamanya Amerika Serikat.

Sesuai dengan perjanjian atau kesepakatan di dalamnya (antarpendirinya), LBB utamanya bertujuan untuk mencegah perang melalui prinsip “collective security”, “disarmament”, “open discussion to replace secret diplomacy”, “self-determination”, “negotiation”, dan “arbitration”. Tujuan lain yang melandasi aktivitas internasionalnya antara lain penyelundupan baik orang perseorangan, obat-obatan, perdagangan gelap senjata, kesehatan dunia, penjahat perang dan perlindungan minoritas di Eropa (manifestasi prinsip “self-determination” negara-negara Balkan).

Page 3: Power point liga bangsa bangsa

Secara garis besar, Liga Bangsa- Bangsa (League of Nations) merupakan repersentasi dari pemikiran paham liberalisme khususnya liberalisme utopis yang meyakini bahwa perdamaian dapat tercipta dengan kerjasama dan bahwasanya perpetual peace sebagaimana tulisan Immanuel Kant tentang suatu “international society”. Lebih lanjut, kaum liberalis juga meyakini bahwa institusi internasional merupakan salah satu hal yang dapat memajukan kerjasama yang damai antarnegara.

Salah satu tokoh politik yang ideologi liberalnya sangat berpengaruh dan menjadi landasan bagi berdirinya Liga Bangsa-Bangsa adalah Woodrow Wilson dengan pemikirannya yang dikenal dengan “Fourteen points of Woodrow Wilson”.

Perang Dunia I berakhir dengan Perjanjian Perdamaian Versailles pada tahun 1919. Atas prakarsa Presiden Amerika Serikat, Woodrow Wilson, didirikan suatu Liga Perdamaian yang disebut dengan Liga Bangsa-Bangsa (League of Nations) atau Volkenbond yang berkedudukan di Genewa, Swiss. Woodrow Wilson adalah salah satu tokoh yang mengusulkan perdamaian antarbangsa. Pada saat itu Woodrow Wilson mengajukan 14 pasal usulan Wilson, dikenal sebagai Wilson’s Fourteen Points, yang isinya antara lain sebagai berikut:

1. Pelarangan diplomasi rahasia.2. Pengurangan senjata.3. Pengakuan hak untuk menentukan nasib sendiri.4. Pembentukan suatu badan gabungan bangsa-bangsa, yang kemudian dikenal dengan nama LBB (Liga Bangsa-Bangsa).

Page 4: Power point liga bangsa bangsa

Berdasarkan akibat-akibatyang ditunjukkan dalam perang dunia I, jelaslah bahwa perang mendatangkan malapetaka bagi umat manusia. Di antara mereka timbul kesadaran untuk mengusahakan terciptanya dunia yang damai. Usaha-usaha perdamaian dunia antara lain dilakukan oleh beberapa tokoh-tokoh penting, di antaranya yaitu

1. Pada tahun 1923, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Bryan, mengumumkan Peace Plan (rencana perdamaian). Isinya adalah suatu permintaan agar setiap pertikaian antar dua negara diperiksa terlebih dahulu oleh sebuah komisi. Komisi bertugas untuk mengusahakan jagan sampai terjadi perang atau bahkan diusahakan suatu perdamaian di antara kedua pihak tersebut.

2. Woodrow Wilson (AS) mengusulkan untuk mengakhiri perang dan menjamin perdamaian dunia supaya melaksanakan Peace Without Victory yang berisi hal-hal berikut:

• Perjanjian rahasia tidak diperbolehkan.• Semua bangsa mempunyai kedudukan yang sama.• Diadakan pengurusan persenjataan.

3. Peace Without Victory ini kemudian menjelma menjadi Wilson Fourteen Point (14 pasal) pada tanggal 8 Januari 1918. Isi keempat belas pasal tersebut sebagai berikut:• Diplomasi rahasia tidak diperboehkan.• Pengurangan persenjataan.• Bangsa-bangsa diberikan hak untuk menentukan nasib sendiri.• Pembentukan Liga Bangsa-Bangsa (LBB).

Misi utama Wilson adalah membawa nilai-nilai demokratis liberal ke Eropa dan ke seluruh dunia. Program perdamaian Wilson menghendaki berakhirnya diplomasi rahasia, adanya kesepakatan-kesepakatan yang terbuka bagi penyelidikan publik, adanya kebebasan navigasi di laut, dan dihilangkannya hambatan-hambatan pada perdagangan bebas. Untuk mewujudkan tujuan ini, menurutnya dibutuhkan suatu asosiasi umum bangsa-bangsa dengan tujuan untuk memberikan jaminan yang saling menguntungkan atas kemerdekaan politik dan integrasi wilayah bangsa besar dan kecil. Ide inilah yang kemudian diemplementasikan melalui dibentuknya Liga Bangsa-Bangsa dalam Konferensi Perdamaian Paris pada 1919.

Page 5: Power point liga bangsa bangsa

Liga Bangsa-Bangsa beranggotakan 28 negara sekutu dan 14 negara netral. Tujuan pembentukan LBB pada waktu itu adalah untuk:

1. Memelihara perdamaian dan keamanan dunia.2. Memajukan dan memelihara hubungan persahabatan antarbangsa dan negara.3. Menegakkan hukum serta berusaha agar perjanjian antarbangsa dipatuhi.4. Memajukan dan memelihara kerjasama internasional di bidang ekonomi, sosial, pendidikan, dan kebudayaan.

Tujuan utama LBB ini adalah mendorong terciptanya kerjasama internasional, perdamaian, dan keamanan. Dengan demikian, landasan berdirinya LBB secara keseluruhan lebih dipengaruhi oleh paham liberal dan skeptisme terhadap anggapan kaum realis dan neorealis yang memandang sebelah mata terhadap adanya kerjasama antar bangsa. Lebih lanjut skeptisisme realis menggarisbawahi kegagalan Liga Bangsa-bangsa dalam memelihara perdamaian (“perpetual peace”) dikarenakan pada saat itu negara cenderung bertindak secara otonom baik dalam menyelenggarakan perjanjian atau menyelesaikan masalah. Beberapa contoh signifikan ialah pengadaan pembentukan “Reparation Commission” untuk “war debt”.

Kegagalan LBB Dalam Memecahkan Masalah Dunia

Dalam pelaksanaannya, LBB tidak mampu memecahkan persoalan-persoalan besar yang sangat penting bagi perkembangan perdamaian dunia. Beberapa permasalahan tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Kemajuan dalam hal pelucutan senjata tidak berhasil dijalankan. Yang terjadi bahkan sebaliknya, yaitu terjadi perlombaan senjata antara Blok Barat dan Blok Timur.

2. Pada tahun 1932 Jepang harus mengembalikan Manchuria kepada China, tetapi Jepang menolak kesepakatan tersebut bahkan keluar dari LBB. LBB tidak mampu berbuat apa-apa sehingga wibawa badan ini merosot.

3. Perang antara Italia dan Ethiopia (Abessinia) pada tahun 1935 sampai 1936. LBB memerintahkan agar Italia menarik diri dari Ethiopia tetapi ditolak oleh Italia. Atas keputusan LBB, 50 negara anggotanya memutuskan hubungan diplomatik dengan Italia namun Italia tetap menduduki Ethiopia.

LBB akhirnya merencanakan tindakan militer untuk mengusir Italia dari Ethiopia. Tetapi permasalahan kemudian timbul karena tidak ada kata sepakat untuk mengirimkan jumlah serdadu dari masing-masing negara anggota LBB saat itu.

Karena kegagalan LBB dalam mengatasi konflik antar negara di dunia, maka perdamaian dunia tidak dapat dipertahankan lagi. Akibatnya, pada bulan September 1939 pecah Perang Dunia II. Riwayat LBB pun berakhir sebagai badan dunia.

Page 6: Power point liga bangsa bangsa

LBB memiliki peran besar pada awal-awal pembentukan dan mampu menyelesaikan konflik-konflik internasional. Organ inti dari LBB yaitu majelis umum, Dewan dan Sekretaris. Majelis umum melakukan pertemuan setahun sekali, anggotanya adalah perwakilan dari negara anggota. Anggota dewan terdiri atas empat anggota permanen, yaitu Inggris, Perancis, italia dan Jepang. Sedangkan anggota tidak tetap dipilih oleh majelis umum setiap tiga tahun sekali. Sedangkan sekertaris bertugas untuk menyiapkan agenda dan mengumumkan laporan pertemuan.

Secara sosial, LBB berjalan dalam kondisi tidak menguntungkan. Perang Dunia I mengakibatkan kehancuran total sebagian besar negara-negara di dunia. Sarana publik rusak parah. Infrastruktur seperti transportasi dan komunikasi kolaps. Efeknya sangat multidimensional, banyak orang mengungsi, kehilangan pekerjaan, tidak memiliki kehidupan layak, kelangkaan pangan. Mengalami konsekuensi perang yang demikian, maka negara berambisi mencegah pecah perang besar berikutnya dengan berbagai cara.

Dalam susunan organisasi, LBB mempunyai empat badan utama yaitu Sidang Umum (the council), Sekretariat Tetap (the secretary), Dewan Khusus dan Mahkamah Internasional (the world court). Sedangkan sifat dari keanggotaan LBB adalah sukarela, tidak mengikat, walaupun ada sangsi berupa boikot untuk negara-negara yang melanggar tetapi negara lain sukarela menjalankan atau tidak. LBB tidak mempunyai alat kekuasaan yang nyata untuk memaksa suatu negara yang menentangnya untuk tunduk kembali ke LBB.

Secara politik, Perang Dunia I melahirkan instabilitas politik di beberapa wilayah seperti Russia di Eropa Timur dan Itali di Eropa Tengah. Terjadi pergolakan politik di banyak tempat dan revolusi menggulingkan pemerintahan yang ada, seperti Revolusi Russia, Revolusi fasisme di Italia, dan munculnya gerakan “self-determinaton”.

Page 7: Power point liga bangsa bangsa

Secara kultur, munculnya negara-negara dengan agresivitas tinggi seperti Jerman, Jepang, dan Italia. Lahirnya “Nazi”, “Fasisme” dan “Hakkoichiu” sebagai kekuatan politik negara sekaligus justifikasi sejumlah agresi militer. Oleh karena itu, seringkali negara tersebut di atas dianggap kekuatan yang merusak “balance of power” LBB.

Ekonomi, terdapat kekhawatiran negara besar seperti Inggris, dan Perancis terhadap potensi tantangan ekonomi yang berasal dari Jerman. Terdapat kecurigaan bahwa bantuan yang diberikan Amerika kepada Jerman digunakan secara diam-diam untuk membangun persenjataan militer sekaligus melatih pasukan khusus Jerman.

Sekuriti, lahirnya satu pemimpin Jerman yang dikagumi hampir oleh seluruh bangsa keturunan Jerman, yakni Hitler, melahirkan ketidakamanan secara internasional. Hitler dengan Naziismenya mengobarkan keinginan untuk mempersatukan seluruh bangsa Jerman yang tersebar di Eropa utara dan timur seperti di Austria, Polandia, Hongaria, untuk membentuk satu negara dengan superioritas di antara semua bangsa didunia.

Dari empat aspek tersebut di atas, melahirkan situasi geopolitik yang amat signifikan mengancam meletusnya perang dunia berikutnya. Terdapat nilai-nilai baru yang membenarkan tindakan seorang agresor untuk mencaplok daerah di sekitarnya seperti politik ekspansionis Hitler (Friedrich), Heartland “McArthur”, Teori Marine “Alfred T Mahan” dll yang seolah menjustifikasi kebijakan negara untuk membentuk aliansi-aliansi militer. Ini memperburuk kondisi yang ada.

Intensitas politik makin tidak pasti. Kecurigaan yang muncul dari berbagai negara menekan LBB. LBB makin tidak efektif karena LBB tidak didukung oleh “power”. Kelemahan ini membatasi ruang gerak LBB sehingga sebagian besar fungsinya tidak berjalan dengan baik—dijelaskan pada sesi di berikutnya. Semestinya apabila terjadi pelanggaran, misal penyerangan Italia ke Abbyssinia, ditindak lanjuti dengan memberikan sangsi, negara anggota menolak untuk memberikan powernya kepada LBB semata-mata karena terdapat kecenderungan mereka masih mementingkan “domestic interest” masing. Dan LBB pun tidak bisa memaksa. Apalagi, seolah kekuatan Jerman, Italia, Jepang saat itu berada di seolah mengungguli negara-negara lain hingga mereka takut memaksakan sangsi.

Namun ternyata LBB mengalami keruntuhan, karena perang dunia kedua ternyata meletus. Hal tersebut juga dikarenakan beberapa kelemahan dari LBB karena negara-negara besar

Page 8: Power point liga bangsa bangsa

yang memiliki ideologi-ideologi ekstrim justru tidak bergabung dalam LBB. Sehingga mereka justru merasa bebas untuk memulai perang tanpa memikirkan negara lain dan perjanjian perdamaian yang ada. Sedangkan negara-negara besar anggota LBB lainnya mengalami kerugian besar dari segi keuangan dan militer, dan tidak memiliki kesadaran untuk memberikan bantuan untuk menjaga perdamaian. Lagipula, hal itu juga dikarenakan LBB sendiri tidak mampu menekan anggotanya, ia tidak memiliki aturan kuat yang mengikat, sehingga anggota tidak terlalu patuh. Pada akhirnya anggota LBB sendiri yang melanggar aturan LBB. Mereka melakukan invasi ke Jerman, karena rasa khawatir akan tindak pembalasan yang akan dilakukan Jerman.

Menurut kami, LBB sebagai organisasi internasional sebenarnya merupakan ide yang cemerlang. Tujuan-tujuannya sangat ideal, tetapi juga dibutuhkan dasar yang kuat. Jika dilihat, LBB tidak memiliki anggota yang mampu mendominsi organisasi tersebut. Hegemon sangat dibutuhkan agar anggota lain dapat tertib dan mematuhi aturan yang telah disepakati. LBB sangat lemah dalam hal ini, karena negara-negara besar justru menganggap LBB akan merugikan mereka. LBB juga tidak memiliki instrumen militer atau pasukan perdamaian untuk mencegah terjadinya perang kembali. Namun. Hal ini menjadi pembelajaran bagi organisasi internasional lainnya untuk lebih signifikan dalam mengatur struktur organisasinya. Apabila struktur kuat dan ada hegemon yang mampu menjalankan tugasnya, maka organisasi tersebut dapat berjalan dengan baik sesuai dengan harapan, seperti PBB yang berkaca dari LBB.

Page 9: Power point liga bangsa bangsa

Pembubaran Liga Bangsa Bangsa tidak boleh mengaburkan kenyataan bahwa Piagam PBB berhutang banyak kepada pengalaman Liga Bangsa Bangsa, dan karena ketentuan-ketentuannya banyak berasal dari tradisi, praktek dan perangkat Liga Bangsa Bangsa. Namun walaupun PBB adalah pengganti Liga Bangsa-Bangsa dan dalam banyak hal mencotohnya, terdapat perbedaan-perbedaan yang mendasar antara kedua lembaga ini:

(a) Kewajiban-kewajiban negara anggota PBB dinyatakan dalam istilah-istilah yang sangat umum, misalnya menangani perselisihan secara damai, memenuhi kewajiban-kewajiban mereka seperti tertera dalam Piagam secara jujur, dan sebagainya. Di lain pihak, kewajiban-kewajiban negara-negara anggota Liga Bangsa Bangsa dinyatakan dan didefinisikan dalam Covernant Liga itu dengan cara yang sangat khusus, misalnya prosedur yang sangat rinci dalam penyelesaian perselisihan tanpa menggunaka jalan perang (Pasal 12, 13 dan 15).

(b) Dalam PBB, selain Sekertariat, ada lima organ utama, yakni Majelis Umum, Dewan Keamanan, Dewan Ekonomi dan Sosial, Dewan Perwalian (Trusteeship) dan Mahkamah Internasional, dan bidang masing-masing organ ditetapkan dengan teliti untuk menghindari overlapping. Dalam Liga Bangsa-Bangsa, selain Sekertariat, hanya ada dua organ, yakni Majelis dan Dewan, dan masing-masing bisa menangani “setiap permasalahan dalam bidang

Page 10: Power point liga bangsa bangsa

kegiatan Liga Bangsa Bangsa atau yang mempengaruhi

perdamaian dunia” (Pasal 3 dan 4 dalam Covenant).

(c) Di dalam Piagam lebih menekankan masalah-masalah

ekonomi, sosial, kebudayaan dan kemanusiaan daripada di

dalam Covenant.

(d) Terdapat perbedaan besar antara ketentuan-ketentuan

“sanksi” dalam Pasal 16 Covenant Liga dan ketentuan-

ketentuan untuk “tindakan pencegahan” dan tindakan

pemaksaan” dalam Bab VII Piagam PBB. PBB (melalui Dewan

Kemanan) tidak dibatasi dalam mengambil “tindakan

pemaksaan”, sebagaimana halnya dengan Liga Bangsa-

Bangsa, terdapat situasi di mana negara-negara anggota

berperang dengan melanggar perjanjian dan kewajiban

mereka menurut Piagam; PBB bisa mengambil tindakan

seperti itu, jika ada suatu ancaman saja terhadap perdamaian,

atau jika pelanggaran terhadap perdamaian atau suatu

tindakan agresi telah dilakukan. Selain itu, para anggota PBB

telah setuju untuk menyediakan angkatan bersenjata dengan

syarat-syarat yang akan disepakati dengan Dewan Keamanan

dan Dewan Keamanan akan dinasihati dan dibantu oleh

Komite Staf Militer dalam mengarahkan angkatan bersenjata

(pasukan) ini. Dalam Covenant Liga tidak ada ketentuan-

ketentuan seperti ini.

Page 11: Power point liga bangsa bangsa

(e) Menurut Piagam, Keputusan-keputusan diambil berdasarkan keputusan-keputusan diambil berdasarkan suatu mayoritas, walaupun dalam Dewan Keamanan keputusan-keputusan selain prosedur biasa, juga harus mendapat persetujuan lima Negara Besar, yang merupakan anggota permanen. Dalam Liga Bangsa Bangsa semua keputusan penting hanya berdasarkan suara bulat. Namun tidak adil kalau kita menganggap perbedaan ini sebagai tak menguntungkan bagi Liga Bangsa Bangsa, karena bukan hanya: (a) ada beberapa kekecualian terhadap peraturan suara bulat itu, termasuk ketentuan-ketentuan dalam Pasal 15 Covenant Liga bahwa suara para anggota terhadap suatu perselisihan tidak dihitung bila Dewan Liga membuat laporan dan rekomendasi tentang perselisihan itu, tetapi (b) keefektifan Covenant Liga tergantung pada ketaatan para anggotanya dan bukan pada keputusan-kepurusan organik badan-badan Liga, sementara menurut Piagam PBB, tekanan diberikan kepada keputusan-keputusan badan-badan seperti Dewan Keamanan, dan kurang ditekankan pada kewajiban-kewajiban khusus para anggota.

Covenant dari Liga Bangsa Bangsa berisi 26 pasal yang singkat dan lebih pendek serta mudah dibaca dibandingkan dengan UUD Amerika Serikat, yang di dalamnya memuat ketentuan tentang kemungkinan untuk membuat amademen. Perjanjian Versailles yang ditandatangani antara kekuatan-kekuatan sekutu dan gabungan dengan Jerman pada tahun 1919 antara lain ketentuan-ketentuan khususnya memuat bebagai modifikasi hukum internasional yang merupakan tambahan dalam penyusunan 26 pasal Covenant Liga Bangsa Bangsa tersebut. (Covenant itu juga muncul sebagai 26 pasal pertama dalam Perjanjian-perjanjian Germain, Trianon dan Neudly yang ditandatangani antara kekuatan-kekuatan sekutu dan gabungan dengan masing-masing Austria, Hongaria dan Bulgaria. Amerika Serikat menandatangani ketiga perjanjian tersebut termasuk Perjanjian Versailles tetapi tidak meratrifikasinya).

Page 12: Power point liga bangsa bangsa

Terimakasih atas perhatian maaf

bila ada kesalahan

Assalamualaikum wr wb