12
Sistem Pemilihan Umum Fhadel Muhammad 01413142711 Pratiwi Agustini 01413142708 Putri Amalia 01413142709 Andi Wijaya 01413142710 Hernandi Setya 01413142707

Sistem pemilihan umum

Embed Size (px)

Citation preview

Sistem Pemilihan Umum

Fhadel Muhammad 01413142711Pratiwi Agustini 01413142708Putri Amalia 01413142709Andi Wijaya 01413142710Hernandi Setya 01413142707

Sistem Pemilihan Umum

SistemDistrik

SistemProporsional

Prinsip pokok

Gabungan Sistem Distrik dan Sistem Proporsional

Sistem Pemilihan Umum Di Indonesia

Zaman Demokrasi Parlementer(1945 - 1959)

Zaman Demokrasi Terpimpin

(1959 - 1965)Zaman Reformasi

Zaman Demokrasi Pancasila

(1965 - 1998)

Sistem Pemilihan Umum

Prinsip pokok sistem pemilihan umum terdiri dari dua macam, yaitu :

1. Single Member Constituency (satu daerah pemilihan memilh satu wakil, biasanya disebut Sistem Distrik)

2. Multi Member Constituenty (satu daerah memilih beberapa wakil, biasanya dinamakan Sistem Perwakilan Berimbang atau Sistem Proporsional)

Block Vote / BVAlternative Vote / AV Two Round System / TRS

Lebih dekat sistem distrik

Sistem ParalelLimited VoteSingle Non-TransferableMixed Member PropotionalSingle Transferable

Lebh dekat sistem proposional

Maksud dari sistem distrik adalah satudaerah pemilihan memilih satu wakil,biasanya disebut sistem distrik. Dalamsistem distrik, satu wilayah kecil (yaitudistrik pemilihan) memilih satu wakiltunggal (single-member constituency).

Pengertian

Maksud dari sistem distrik adalah satudaerah pemilihan memilih satu wakil,biasanya disebut sistem distrik. Dalamsistem distrik, satu wilayah kecil (yaitudistrik pemilihan) memilih satu wakiltunggal (single-member constituency).

Sistem Distrik Sistem Proporsional

Sistem pemilihan umum paling tuaDinamakan sistem perwakilan berimbang

Di dasarkan kesatuan geografis

Memilih satu wakil tunggal

Memilih beberapa wakil

Keuntungan dan Kelemahan Sistem Distrik

KelemahanKeuntungan

1. Partai-partai

terdorong untuk

berintegrasi dan

bekerja sama2. Fragmentasi dan

kecenderungan mendirikan

partai baru dapat

dibendung,

4. Lebih mudah bagi suatu

partai untuk mencapai

kedudukan mayoritas di

parlemen

3. Oleh karena dalam suatu

daerah pemilihan kecil (distrik)

hanya ada satu pemenang, wakil

yang terpilih erat dengan

konstituennya dan merasa

accountable kepada konstituen

5. Terbatasnya

jumlah partai dan

meningkatnya

kerjasama

mempermudah

tercapainya

1. Terjadi

kesenjangan antara

presentase suara

yang diperoleh

dengan jumlah kursi

di parlemen2. Distorsi merugikan partai

kecil dan golongan minoritas,

apalagi jika terpencar di

beberapa distrik3. Sistem ini kurang

mengakomodasikan

kepentingan berbagai

kelompok dalam masyarakat

yang heterogen dan pluralis

sifatnya4. Wakil rakyat yang

dipilih cenderung lebih

memerhatikan

kepentingn daerah

pemilihannya daripada

kepentingan nasional.

Keuntungan dan Kelemahan Sistem Proporsional

1.Dianggap lebih

representatif karena

persentase perolehan

suara setiap partai

sesuai dengan

persentase perolehan

kursinya di parlemen2.Setiap suara dihitung dan tidak

ada yang hilang. Partai kecil dan

golongan minoritas diberi

kesempatan untuk menempatkan

wakilnya di parlemen

1.Kurang mendorong

partai-partai untuk

berintergrasi satu

sama lain, malah

sebaliknya cenderung

mempertajam

perbedaan-perbedaan

diantara mereka2.Wakil rakyat kurang erat

hubungannya dengan

konstituennya, tetapi lebih erat

dengan partainya (termasuk

dalam hal akuntabilitas)3.Banyaknya partai

yang bersaing

mempersukar satu

parta untuk mencapai

mayoritas di parlemen

Keuntungan Kelemahan

Sistem Pemilihan Umum Indonesia

Zaman Demokrasi Parlementer 1945-1959

Zaman demokrasi terpimpin 1959-1965

Zaman Demokrasi Pancasila Masalah Golput

Zaman Reformasi

Zaman Demokrasi Parlementer 1945-1959

Menggunakan sistem pemilihan proporsional

Direncanaakan bulan oktober 1945

Dilaksanakan kabinet Burhanuddin Harahap tahun 1955

Pemungutan suara dilakukan dua kali

Memilih anggota DPR bulan September

Memilih anggota konstituante bulan Desember

Berjalan sangat demokratis

Dengan pembubaran konstituante oeh presiden Soekarno zaman demokrasi parlementer berakhir dan kemudian menjadi demokrasi terpimpin

Tidak ada pembatasan partai-partai, dan tidak ada usaha dari pemerintah mengadakan intervensi terhadap partai-partai sekalipun kampanye berjalan seru, terutama masyumi dan pni

Pemilihan umum menghasilkan 27 partai dan satu perorangan, jumlah total 257 kursi

Stabilitas pemilihan umum tidak terwujud

Pemerintahan kabinet ali (i dan ii) selama dua tahun terdiri koalisi 3 besar masyumi, pni, dan nu, tidak kompak menghadapi persoalan konsepsi presiden yang diumumkan pada tanggal 21 februari 1957. Karena beberapa partai koalisi tidak menyetujuinya, akhirnya beberapa menteri, antara lain dari masyumi, keluar dari kabinet..

Zaman Demokrasi Terpimpin

Sesudah mencabut maklumat pemerintah November 1945 tentang kebebasan untuk mendirikan partai, presiden Soekarno. Mengurangi jumlah partai menjadi 10. Kemudian ikut dalam pemilihan umum 1971 di masa orde baru. Di zaman demokrasi terpimpin tidak diadakan pemilihan umum

PKI

INI-PNI

NU

PARTAI KATHOLIK

MASYUMI

PARTINDOPARTAI MURBA

PSSI ARUDJI

PARTAI ISLAM PERTI

IPKI

Zaman Demokrasi Pancasila

Sesudah runtuhnya rezim demokrasi terpimpin yang semi otoriter, berbagai forum diskusi diadakan seperti misalnya musyawarah nasional iii persahi 1966, dan simposium hak asasi manusia, Juni 1967

Diskusi DISESKOAD, Bandung tahun 1966

Langkah praktis mengurangi jumlah partai, karena

dianggap penyebab rapuhnya sistem politik

mencari

Sistem pemilihan distrik dan proporsional.

Presiden Soeharto mulai mengadakan beberapa tindakan fusi diantara partai-partai menjadi 3

partai saja

Golongan spiritual

PPP

Golongan karya

GOLKAR

Golongan nasionalis

PDI

Golput termasuk kedalam kategori suara tidak sah dan kategori yang tidak menggunakan hak pilih

Menjelang pemilu 1997

kelompok generasi muda Mayoritas

mahasiswa

membentukGerakan

Untuk memboikot pemilihan umum

Dianggap belum memenuhi syarat yangdiperlukan yaitu kurang demokratis antaralain kurang adanya kebebasan yangmerupakan prasyarat bagi pemilihan umumyang jujur dan adil

Mereka bertekat untuk tidak mengunjungi masing masing tps dan menamai diri mereka sebagai

golongan putih atau golput

Masalah Golput

Zaman Reformasi

Zaman reformasi adalah zaman persoalan yang terkemuka, diantaranya Adalah lemahnya peran parlemen (Lembaga Legislatif) di bandingkan dengan institusi eksekutif,dan kurang menonjolnya fungsi para legislator di parlemen dalam menjalankan fungsi yang di amanatkan.

Pemilu di zaman reformasi membawa berupa perubahan fundamental1. Dibuka kesempatan kembali untuk bergeraknya partai politik secara bebas termasuk juga partai baru.2. Pemilu 2004,Presiden dan wakil presiden di pilih secara lansung lansung. 3. Diadakan pemilihan untuk suatu badan baru4. Diadakan “Electro Threshold”