96
PENGUJIAN BENIH PENGUJIAN BENIH

9. pengujian-benih

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 9. pengujian-benih

PENGUJIAN BENIHPENGUJIAN BENIH

Page 2: 9. pengujian-benih

PENGUJIAN BENIH PENGUJIAN BENIH Tujuan : • Menetapkan (menaksir) nilai setiap

contoh dari sejumlah benih yang diuji selaras dengan kualitas benih

Menghindari pemakaian benih berkualitas rendah mencegah timbulnya kerugian

Page 3: 9. pengujian-benih

PENGUJIAN BENIH PENGUJIAN BENIH • Di Indonesia, pengujian benih hanya

dapat dilakukan oleh Badan Pemerintah (BPSB) atau badan swasta yang ditunjuk di bawah pengawasan BPSB.

• Di beberapa negara lain, dapat dilakukan oleh pemerintah, perguruan tinggi, swasta atau badan komersial yang telah diberi izin.

Page 4: 9. pengujian-benih

PENGENDALIAN KUALITAS BENIH

Analisa Mutu Fisik (kemurnian, kadar air, bobot 1000 butir)

Analisa Mutu Fisiologis (daya perkecambahan dan vigor)

Analisa Kesehatan Ukuran dan keseragaman

Page 5: 9. pengujian-benih

MUTU FISIKAnalisa kemurnian

• Petani memerlukan benih murni• Dilakukan dengan pembersihan• Inspeksi dan uji di lapangan

(kemurnian varietas) lebih akurat daripada di lab

Page 6: 9. pengujian-benih

MUTU FISIKKadar air

• Kadar air menggambarkan jumlah kandungan air yang ada dalam benih

• Terlalu tinggi serangan HPB • Terlalu rendah dormansi

sekunder/mati

Page 7: 9. pengujian-benih

MUTU FISIOLOGISDaya Perkecambahan

• Persentase benih murni yang menghasilkan kecambah normal

• Perentase perkecambahan menggambarkan potensi kelompok benih untuk menghasilkan kecambah pada kondisi optimal

Page 8: 9. pengujian-benih

MUTU FISIOLOGISDaya Perkecambahan

• Benih berdaya kecambah tinggi lebih baik dibandingkan benih berdaya kecambah rendah

• uji perkecambahan dilakukan terhadap benih murni yang dipersiapkan selama uji kemurnian benih dan benih murni tidak mewakili benih dalam karung

Page 9: 9. pengujian-benih

MUTU FISIOLOGISVigor

• Vigor mewakili kemampuan benih untuk menghasilkan kecambah pada kondisi lapang (suboptimal)

• Kelompok Benih yang memiliki daya kecambah sama mungkin memiliki penampilan berbeda pada kondisi sub-optimal, terutama benih dengan daya kecambah rendah

Page 10: 9. pengujian-benih

KESEHATAN BENIH• Penyakit tanaman ada yang

dipindahkan melalui benih (seed-borne desease)

• Kesehatan benih faktor penting dalam mengendalikan penyakit tanaman dan kemantapan lapang

• Benih mungkin mengandung virus yang umumnya tidak mempengaruhi perkecambahan

Page 11: 9. pengujian-benih

UKURAN DAN KESERAGAMAN• Umumnya benih berukuran lebih kecil

menghasilkan bibit berukuran kecil sehingga kurang kompetitif, mudah terserang penyakit dan daya hasilnya rendah

• Benih seragam memudahkan penanaman dengan mesin

Page 12: 9. pengujian-benih

PENGAMBILAN CONTOH BENIH

• Langkah pertama sebelum pengujian benih

• Tujuan : menyediakan contoh benih yang dapat mewakili keseluruhan kelompok benih

Page 13: 9. pengujian-benih

CONTOH BENIH

Ada 4 macam contoh benih dalam peraturan ISTAo Contoh primer (Primary sample)o Contoh campuran (Composite sample)o Contoh yang dikirim ke laboratorium

(Submitted sample)o Contoh Uji (Working sample)

Page 14: 9. pengujian-benih

CONTOH BENIH

• Contoh primer : bagian kecil dari benih yang diambil dari kelompok benih dalam satu lokasi

• Contoh campuran : campuran dari seluruh contoh primer

• Contoh yang dikirim ke laboratorium : contoh campuran yang dikirim ke laboratorium untuk diuji, berasal dari sebagian contoh campuran

• Contoh kerja : sebagian dari contoh yang dikirim ke laboratorium yang digunakan untuk pengujian

Page 15: 9. pengujian-benih

CONTOH BENIH

Alat untuk mengambil contoh benih primer (seed trier)

Page 16: 9. pengujian-benih

• Benih yang akan diuji disimpan dalam dua bentuk yaitu di dalam silo (bulk) atau dalam karung (bags).

Page 17: 9. pengujian-benih

BENIH DALAM SILO (BULK) BENIH DALAM SILO (BULK) • Untuk sebagian besar benih pertanian

ukuran silo tidak lebih dari 10.000 kg, untuk benih ukuran besar tidak lebih dari 20.000 kg dan khusus untuk jagung tidak lebih dari 40.000 kg.

Page 18: 9. pengujian-benih

KELOMPOK BENIH (ISTA, 1966), MEWAKILI TIAP JUMLAH

SEBAGAI BERIKUT:

• BENIH TAN.PANGAN DAN HORTI : UKURAN BENIH = ATAU > PADI BERAT MAKS KELOMPOK 20.000 KG. BILA < PADI BERAT MAKS KELOMPOK 10.000 KG

• BENIH POHON-POHONAN : UKURAN = ATAU > FAGUS SPP. BERAT MAKS KELOMPOK 5.000 KG, BILA < FAGUS SPP BERAT MAKS KELOMPOK 1000 KG

Page 19: 9. pengujian-benih

Berat silo dan contoh benih

Spesies Berat mak dalam Silo

(kg)

Berat contoh minimal (g)Dkirim ke

laboratoriumContoh kerja

untuk kemurnian

Contoh kerja untuk

spesies lain

Arachis hypogaea

20.000 1000 1000 1000

Glycine max L 20.000 1000 500 1000Sorghum 10.000 200 20 200Trifolium hirtum 10.000 70 7 70Zea mays 40.000 1000 900 1000

Page 20: 9. pengujian-benih

BENIH DALAM KARUNG .

• Jika kelompok benih teridir atas 1-5 karung, setiap karung harus diambil contohnya dan minimal 5 contoh primer yang harus diambil.

• Jika jumlah karung antara 6 – 30, setiap 3 karung diambil satu contoh dan tidak boleh kurang dari 5 contoh primer

• Jika jumlah karung antara > 30, setiap 5 karung diambil satu contoh dan tidak boleh kurang dari 10 contoh primer

Page 21: 9. pengujian-benih

• Jika kelompok benih terdiri atas 6 karung atau kurang, setiap benih harus diambil contohnya

• Jika kelompok benih lebih dari 6 karung, contoh harus diambil dari 5 karung ditambah 10 % dari sisa karung

Page 22: 9. pengujian-benih

Pengambilan contoh benih dalam karung

No Jml karung dalam kelompok Jml karung untuk contoh

1 5 52 7 63 10 64 23 75 50 106 100 157 200 258 300 309 400 30

Page 23: 9. pengujian-benih

PENGAMBILAN CONTOH KERJA

• Pembagi mekanik : benih dimasukkan dalam alat mekanik yang langsung membagi benih seacara acak dalam beberapa bagian

• Metode pembagi roti (Pie Method) : menyebarkan benih dalam tempat datar dan membagi benih dalam beberapa bagian seerti membagi roti

Page 24: 9. pengujian-benih

• Metode cangkir : menempatkan sejumlah cangkir dan masing-masing diisi benih secara bergiliran

• Metode sendok :mengambil benih secara acak dengan menggunakan sendok

PENGAMBILAN CONTOH KERJA

Page 25: 9. pengujian-benih

BOERNER TYPE

Pembagi mekanik

Page 26: 9. pengujian-benih

RIFFLE TYPE

Pembagi mekanik

Page 27: 9. pengujian-benih

GAMET TYPE

Pembagi mekanik

Page 28: 9. pengujian-benih

Metode pembagi roti

Page 29: 9. pengujian-benih

Metode cangkir : masing-masing cangkir diisi benih secara bergantian

Page 30: 9. pengujian-benih

UJI MUTU FISIK

• TUJUAN : MENGETAHUI MUTU FISIK SUATU

KELOMPOK BENIH YANG MENCAKUP – KEMURNIAN – KADAR AIR – BERAT 1000 BUTIR BENIH

Page 31: 9. pengujian-benih

UJI KEMURNIAN BENIH

• CONTOH KERJA DIPISAHKAN MENJADI EMPAT KOMPONEN :

BENIH MURNI BENIH SPECIES LAIN BIJI GULMA BAHAN LAIN/KOTORAN

Page 32: 9. pengujian-benih

• Benih murni : bagian contoh kerja yang mewakili spesies yang dimaksud

• Spesies lain : spesies selain benih yang dimaksud

• Biji gulma : persentasi biji yang termasuk dalam kategori gulma (tanaman pengganggu)

• Kotoran : bahan lain yang termasuk kotoran

UJI KEMURNIAN BENIH

Page 33: 9. pengujian-benih

PENENTUAN KADAR AIR BENIH

• METODA PRAKTIS : menggunakan electric moisture meter (moisture tester) benih dimasukkan dalam alat dan langsung terbaca kadar airnya

• METODA DASAR :menggunakan metoda oven pada suhu 105 °C atau 130 °C sampai diperoleh berat kering konstan

Page 34: 9. pengujian-benih

Seed moisture meter

Page 35: 9. pengujian-benih

PENENTUAN BERAT 1000 BUTIR BENIH

• PENENTUAN BERAT 1000 BUTIR BENIH DILAKUKAN KARENA KARAKTER INI MERUPAKAN SALAH SATU CIRI DARI SUATU JENIS BENIH YANG TERCANTUM DALAM DESKRIPSI VARIETAS

Page 36: 9. pengujian-benih

CARA KERJA

1. DENGAN MENGHITUNG SEJUMLAH 1 X 1000 BUTIR BENIH DARI CONTOH KERJA DAN DITIMBANG BERATNYA

2. DENGAN MENGHITUNG 8 X 100 BUTIR BENIH DARI CONTOH KERJA, KEMUDIAN DITIMBANG BERATNYA

Page 37: 9. pengujian-benih

• JIKA KOEFISIEN KERAGAMAN BERAT 100 BUTIR BENIH ANTARA 8 ULANGAN TERSEBUT TIDAK LEBIH DARI 6,0 UNTUK BENIH RUMPUT-RUMPUTAN ATAU 4,0 UNTUK BENIH LAINNYA, MAKA BERAT 1000 BUTIR BENIH DAPAT DIHITUNG SEBAGAI 10 KALI RATA-RATA BERAT SELURUH ULANGAN

Page 38: 9. pengujian-benih

PENGUJIAN MUTU FISIOLOGIS BENIH

• TUJUAN : UNTUK MENGETAHUI MUTU FISIOLOGIS SUATU KELOMPOK BENIH, YANG MENCAKUP – DAYA KECAMBAH, – KEKUATAN TUMBUH, – DAYA SIMPAN DAN – KESEHATAN BENIH

LTS.TB.UJI MUTUFISIOL.06

Page 39: 9. pengujian-benih

KETENTUAN-KETENTUAN UJI MUTU FISIOLOGIS BENIH

• ANALISA DILAKUKAN PADA BENIH MURNI• CONTOH UJI 400 BUTIR BENIH SETIAP

PERLAKUAN DENGAN ULANGAN 4, 8 ATAU 16

• PENGAMATAN UJI DAYA KECAMBAH :(3X24) JAM + (2X24) JAM ATAU (5X24) JAM + (2X24) JAM DAN UJI KEKUATAN TUMBUH 4X24 JAM ATAU 6X24 JAM

• BEDA ANTAR ULANGAN LIHAT TABEL 4.5 DAN 4.6 DI BUKU TEKS

Page 40: 9. pengujian-benih

METODE UJI DAYA KECAMBAH

• METODA UJI DAYA KECAMBAH SECARA LANGSUNG DENGAN KERTAS MERANG

• UJI DIATAS KERTAS

• UJI ANTAR KERTAS

• UJI KERTAS DIGULUNG

Page 41: 9. pengujian-benih

METODE UJI DAYA KECAMBAH

• METODA UJI DAYA KECAMBAH SECARA LANGSUNG DENGAN SUBSTRAT PASIR ATAU TANAH

• SEBAIKNYA PASIR ATAU TANAH YANG AKAN DIGUNAKAN DISTERILKAN DULU

Page 42: 9. pengujian-benih

PENILAIAN HASIL UJI DAYA KECAMBAH

• EVALUASI DILAKUKAN SETELAH (3X24) JAM + (2X24) JAM ATAU (5X24) JAM + (2X24) JAM

• KRITERIA : KECAMBAH NORMAL, KECAMBAH ABNORMAL, BENIH MATI ATAU BELUM TUMBUH

Page 43: 9. pengujian-benih

Kecambah normal dan tidak normal

Page 44: 9. pengujian-benih

METODA UJI KEKUATAN TUMBUH

• UJI KERTAS DIGULUNG DIDIRIKAN

• UJI KERTAS DIGULUNG DIDIRIKAN DALAM PLASTIK

• UJI HOPPE DIUBAH DALAM PLASTIK

• PLASTIK CELL WOODSTOCK

• MEDIA PASIR ATAU TANAH

Page 45: 9. pengujian-benih

PENILAIAN HASIL UJI KEKUATAN TUMBUH

• EVALUASI DILAKUKAN SETELAH 4X24 JAM ATAU 6X24 JAM

• KRITERIA : KECAMBAH NORMAL TUMBUH KUAT, KECAMBAH NORMAL TUMBUH KURANG KUAT, KECAMBAH ABNORMAL, MATI

Page 46: 9. pengujian-benih

Kecambah kuat, lemah dan tidak normal

Page 47: 9. pengujian-benih

UJI TETRAZOLIUM

• YAITU SUATU CARA PENGUJIAN DAYA HIDUP (VIABILITAS BENIH) SECARA

TIDAK LANGSUNG, DENGAN MENGUKUR AKTIVITAS METABOLISME

BENIH

• BAHAN : 2,3,5 TRIPHENYL TETRAZOLIUM CHLORIDE ATAU BROMIDE

Page 48: 9. pengujian-benih

• Tetrazolium dikembangkan di jermal oleh LAKON tahun 1940 an.

• Embrio yang hidup atau sumbu akar benih akan mengubah larutan tetrazolium yang tidak berwarna menjadi bahan berwarna merah yang disebut FORMAZAN.

Page 49: 9. pengujian-benih

2,3,5 TRIPHENYL TETRAZOLIUM CLORIDA (TIDAK BERWARNA)

TRIPHENYL FORMAZAN(BERWARNA MERAH)

Page 50: 9. pengujian-benih

Tetrazolium test

Page 51: 9. pengujian-benih

UJI PERKECAMBAHAN

• Uji perkecambahan ini tidak secara tepat mewakili penampilan.

• Pada kondisi benih yang kualitasnya lebih tnggi penampilannya akan lebih baik dibanding kelompok benih yang kualitasnya rendah.

• Uji perkecambahan akan selalu dilakukan terhadap benih dari faraksi benih murni.

Page 52: 9. pengujian-benih

• Dari benih murni yang dicampur secara baik (merata) dihitung sebanyak 400 benih secara acak dalam ulangan yang terdiri atas, 100, 50 atau 25 benih.

• Benih diatur dalam jarak yang sama pada substrat yang berair, sehingga memudahkan untuk evaluasi dan menghindari singgungan antar benih sebelum dihitung dan dipindah.

Page 53: 9. pengujian-benih

• Penghitungan pertama dilakukan saat sebagian besar kecambah nyata telah berkembang sehingga layak dievaluasi

• Kecambah normal dipindah dan dihitung. • Benih busuk dan kecambah yang

membusuk juga dipindah untuk menghindari kontaminasi dan dihitung.

Page 54: 9. pengujian-benih

• Penghitungan ulang dilakukan saat pelaksanaan uji menurut prosedur yang sama. Pada akhir penghitungan juga dicatat jumlah benih keras dan segar tidak berkecambah.

• Jika beberapa benih mulai berkecambah pada akhir pengujian, maka uji dapat diperpanjang.

Page 55: 9. pengujian-benih

• Substrat yang digunakan dalam uji perkecabahan adalah kertas, pasir dan tanah, tergantung kepada fasilitas laboratoriumnya, benih dan pencahayaan untuk pertumbuhan tanaman.

Page 56: 9. pengujian-benih

• Substrat harus bukan bahan toksin dan relatif bebas dari jamur, mikroba lain dan spora lain. Iam juga cukup aerasi dan kandungan airnya untuk perkecambahan.

• Untuk mengurangi frekuensi pengairan, kelembaban di sekitar kecambah harus diusahakan maksimum. PH media berkisar 6,0 – 7,5.

Page 57: 9. pengujian-benih

• Air kran dapat digunakan untuk membasahi substrat. Air harus bebas dari keasaman, kebasaan, pencampuran bahan organik atau yang lain dan diusahakan didestilasi atau deionisasi.

• Semua substrat yang berupa kertas harus porous, tetapi teksturnya baik sehingga dapat akar kecambah terhindar untuktumbuh di kertas.

Page 58: 9. pengujian-benih

• Pasir umum digunakan sebagai substrat untuk benih ukuran besr seperti serealia, kapri dan kacang-kacangan.

Page 59: 9. pengujian-benih

• Kertas filter, kertas blotter dan kertas towel dapat digunakan untuk mengecambahkan benih. Benih dapat diletakkan di atas kertas, atau diantara dua lapisan kertas.

• Substrat kertas dapat ditempatkan secara langsung di atas tray dalam kabinet perkecambahan, dalam ruang dengan kelembaban jenuh atau dalam kotak tertutup lapisan kertas yang dibasahi.

Page 60: 9. pengujian-benih

• Pasir • Benih dapat ditanam di atas lapisan

pasir dan ditutup dengan 10-20 mm pasir, atau ditanam di atas permukaan pasir selanjutnya ditekan ke dalam permukaan.

Page 61: 9. pengujian-benih

• Pasir harus bebas dari bahan yang ukurannya kecil atau besar. Ukuran diameter yang normal berkisar antara 0,05 – 0,8 mm.

• Jika perlu, pasir dicuci dan disterilsasi agar bebas mikroba dan benih asing.

Page 62: 9. pengujian-benih

• Pemberian air dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak terlalu basah sehingga aerasi optimal dengan kelembaban sekitar 60 % dari kapasitas lapang. Sebagian besar benih menghendaki 50 % dari air jenuh.

Page 63: 9. pengujian-benih

• Tempat persemaian pasir selanjutnya dipersiapkan, pertama dengan cara mengisi tempat perkecambahan dengan lapisan pasir basah secara merata(dengan skrap) dan kemudian longgarkan dengan penggaruk.

• Setelah benih ditanam dan ditutup sedalam 1-2 cm, tutup pasir dilonggarkan dan diratakan (tanpa diberi benih).

Page 64: 9. pengujian-benih

Tanah• Tanah atau kompos buatan yang umum

digunakan , sebagai pengganti pasir untuk menguji contoh yang menghasilakn kecambah yang mempunyai gejala pitotoksis jika dikecambahkan dalam pasir atau kertas.

Page 65: 9. pengujian-benih

• Uji dengan tanah juga digunakan untuk menjelaskan evaluasi perkecambahan, tetapi ini tidak direkomendasikan untuk uji perkecambahan rutin, karena tanah lebih sulit untuk menstandarisasi dan oleh karena itu dapat menyebabkan variasi yang lebih besar diantara hasil uji.

Page 66: 9. pengujian-benih

• Untuk membasahi tanah, air harus ditambahkan sampai tanah dapat membentuk gumpalan yang mudah dipecah oleh tekanan dua jari. Tanah disiapkan seperti pada persiapan uji dengan pasir.

Page 67: 9. pengujian-benih

KONDISI PERKECAMBAHAN• Suhu

– Suhu merupakan salah satu faktor kritis dalam laboratorium uji perkecambahan.

– Benih yang berbeda membutuhkan kisaran suhu berbeda meliputi suhu optimal tertinggi dan perkecambahan suhu teratur dalam waktu uji pendek.

Page 68: 9. pengujian-benih

- Kondiisi pertumbuhan dapat mempengaruhi kebutuhan suhu dari benih. Benih mungkin membutuhkan suhu konstan atau berubah-ubah.

Page 69: 9. pengujian-benih

• Cahaya– Perkecambahan Benih menghendaki

cahaya yang bervariasi. Beberapa benih berkecambahan hanya dalam kondisi gelap, yang lain membutuhkan cahaya, dan ada yang tidak terpengaruh oleh cahaya.

Page 70: 9. pengujian-benih

– Kecamabah biasanya disinari dengan cahaya selama 8 jam dalam 24 jam

– Cahaya disediakan selama periode suhu tinggi. Intensitas cahaya harus mnendekati 750 – 1250 lux.

Page 71: 9. pengujian-benih

PENGERTIAN VIABILITAS (DAYA HIDUP) BENIH

• VIABILITAS ATAU DAYA HIDUP BENIH MENCAKUP INFORMASI TENTANG DAYA KECAMBAH, KEKUATAN TUMBUH (VIGOR), KESEHATAN BENIH SERTA DAYA SIMPAN BENIH

Page 72: 9. pengujian-benih

PARAMETER VIABILITAS (DAYA HIDUP) BENIH

• PARAMETER VIABILITAS BENIH : PERSENTASE PERKECAMBAHAN,

LAJU PERKECAMBAHAN ATAU LAJU KEMUNCULAN KECAMBAH

Page 73: 9. pengujian-benih

PENGERTIAN VIGOR BENIH

• VIGOR BENIH dicerminkan oleh dua informasi tentang viabilitas yaitu : “kekuatan tumbuh” dan “daya simpan”

• KEDUA NILAI FISIOLOGI INI menunjukkan kemampuan benih untuk tumbuh menjadi tanaman normal dan berproduksi normal pada kondisi biofisik lapang suboptimum atau setelah benih mengalami suatu periode simpan tertentu

Page 74: 9. pengujian-benih

VIGOR GENETIK

• VIGOR GENETIK ADALAH VIGOR BENIH DARI GALUR GENETIK YANG BERBEDA

• METODA PENGUJIAN : DILIHAT INDIKASI FISIK KECAMBAH DENGAN MENGGUNAKAN UKDD ATAU UKDDP

Page 75: 9. pengujian-benih

VIGOR FISIOLOGI

• VIGOR FISIOLOGI ADALAH VIGOR BENIH YANG DAPAT DIBEDAKAN DALAM GALUR GENETIK YANG SAMA

• METODA PENGUJIAN : DILIHAT INDIKASI TUMBUH AKAR PADA RED BRICK TEST UNTUK CEKAMAN KEKERINGAN, PLUMULA ATAU KOLEOPTIL PADA DEEP SOIL TEST TERHADAP KEDALAMAN TANAM, UHDP UNTUK CEKAMAN BIOTIK, WARNA EMBRIO PADA TZ

Page 76: 9. pengujian-benih

FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MENYEBABKAN RENDAHNYA PERSENTASE

PERKECAMBAHAN

• PENGARUH VARIETAS• PANEN TIDAK TEPAT WAKTU• KERUSAKAN MEKANIS WAKTU PANEN DAN PENGOLAHAN

BENIH• PENYIMPANAN BENIH DEKAT BAHAN HERBISIDA ATAU

ZPT• KONDISI PENYIMPANAN YANG TIDAK TEPAT, ATAU

TERLALU LAMA DISIMPAN• PERLAKUAN DENGAN BAHAN KIMIA YANG TIDAK TEPAT• KONTAK LANGSUNG DENGAN PUPUK • KERUSAKAN KARENA SERANGAN HAMA SERANGGA,

TIKUS ATAU PENYAKIT CENDAWAN, BAKTERI

Page 77: 9. pengujian-benih

UJI VIGOR BENIH• uji vigor lebih condong pada kualitas dibanding

uji perkecambahan baku • beberapa kejadian yang mendahului hilangnya

perkecambahan dapat menjadi dasar untuk uji vigor

Page 78: 9. pengujian-benih

Tipe Uji Vigor Benih• Uji perkecambahan standar dilaksanakn

pada kondisi optimum, akibatnya saat kondisi lapang mendekati optimum, umumnya hasilnya berkorelasi baik dengan penampilan di lapang

Page 79: 9. pengujian-benih

• Jika kondisi lapang sub-optimum, uji perkecambahan standar biasanya dugaannya terlalu tinggi terhadap penampilan di lapang.

• Beberapa uji vigor yang dapat digunakan adalah sebagai berikut :

Page 80: 9. pengujian-benih

BEBERAPA JENIS UJI VIGORA. Uji Dingin (Cold Test). • Merupakan uji tertua dan sering digunakan

untuk evaluasi vigor jagung dan kedelai. • Benih ditempatkan dalam tanah atau

kertas towel secara berjajar, ditempatkan pada kondsi dingin selama periode khusus, selama itu dilakukan stres imbibisi, suhu dan mikroorgnisme.

Page 81: 9. pengujian-benih

• Selanjutnya benih ditempatkan pada kondisi pertumbuhan yang sesuai dan dibiarkan untuk berkecambah.

Page 82: 9. pengujian-benih

B. Uji Mempercepat Penuaan Benih (Accelerated Aging Test).

• Uji ini berkaitan dengan beberapa sifat penting yang diinginkan dalam uji vigor.

• Uji pengusanagn ini dilakukan dengan cara meletakkan benih pada kondisi suhu (41 oC) dan kelembaban tinggi (100 %) selama periode tertentu ( 3-4 hari).

Page 83: 9. pengujian-benih

• Selanjutnya benih dikecambahkan poada kondisi perkecambahan optimum.

Page 84: 9. pengujian-benih

C. Uji Konduktivitas (Conductivity Test). • Benih dengan vigor rendah mengalami

penurunan integritas membran sebaagi hasil kemunduran dalam penyimpanan dan kerusakan mekanik.

• Selama imbibisi,benih yang mempunyai sedikit struktur membran yang melepaskan larutan sitoplasma dalam media imbibisi.

Page 85: 9. pengujian-benih

• Larutam ini dengan peralatan elektrik akan memberikan hantaran listrik yang dapat diukur dengan alat konduktivity meter.

Page 86: 9. pengujian-benih

D. Uji Perkecmabahan Dingin (Cool Germination Test).

• Tidak seperti Cold test, uji ini dilakukan pada kondisi laboratorium standar pada suhu 18oC, tanpa adanya aktivitas mikroba untuk stres perkecambahan benih.

Page 87: 9. pengujian-benih

E. Uji Tingkat Pertumbuhan Bibit (Seeding Growth Rate Test).

• Benih vigor dapat mensintesa bahan secara efisien dan cepat mentransfer hasilnya ke embrionik aksis, menghasilkan akumulasi bahan kering.

Page 88: 9. pengujian-benih

• Uji tingkat pertumbuhan benih mendasari konsep ini dan hasil vigor diekpresikan melalui mg bobot kering/ bibit yang dapat berkecambah.

• Uji ini dilakukan seperti uji perkecambahan standar.

Page 89: 9. pengujian-benih

• Setelah evaluasi dilakukan, bagian embrio pertumbuhan dipisahkan dari kotiledon atau endosperm, kemudian dikeringkan pada suhu 80oC selama 24 jam.

• Bobot yang diperoleh menggambarkan pertambahan bobot kering.

Page 90: 9. pengujian-benih

F. Uji Klasifikasi Vigor Bibit (Seedling Vigor Classification Test).

• Uji ini adalah pengembangan dari uji perkecambahan rutin, memerlukan analis benih untuk mengklasifikasikan lebih lanjut dalam kategori bibit normal, kuat dan lemah.

Page 91: 9. pengujian-benih

G. Uji Tetrazzolium (Tetrazolium Test).• Merupakan salah satu teknik yang dapat

mengukur kualitas benih. • Merupakan kerja nyata dari molekul

tetrazolium yang bereaksi dengan atom hidrogen yang dilepas sebagai hasil dari aktivitas enzim dehidrogenase dalam jaringan hidup.

Page 92: 9. pengujian-benih

• Hasil ini dalam pembentukan pigmen merah yang larut dalam air yang disebut formazan, memerlukan analis terlatih untuk mengevaluasi pola titik dan intensitas warna.

• Selanjutnya analis membagi dalam kategori vigor yang kuat samapi lemah. Ini masih sulit untuk standarisasi kualitas, karena ada faktor subyektivitas.

Page 93: 9. pengujian-benih

H. Uji Kecepatan Perkecambahan (Speed Germination Test).

• Kecepatan perkecambahan adalah salah satu konsep uji vigor . Kelompok benih dengan total perkecambahan sama sering bervariasi dalam tingkat perkecambahan dan pertumbuhannya.

Page 94: 9. pengujian-benih

• Jumlah hari yang dibutuhkan oleh suatu kelompok benih untuk mencapai perkecamabahn sebesar 90 % telah digunakan oleh Belcher dan Miller (1974) sebagai indek perkecambahan benih. Kecepatan perkecamabahn dapat dihitung dengan acara :

Page 95: 9. pengujian-benih

• Indek vigor Jml kec. Normal Jml kec. normal• X = ------------------- + …… + ---------------------- Hari hit. pertama Hari hit. Akhir

(100) (A1 + A2 + ….+ An)• Koef. Perkec. = --------------------------------- A1T1 + … + AnTn• A = jumlah benih yang berkecambah pada hari tertentu• T = waktu yang berkorespondensi dengan A• n = jumlah hari pada perhitungan akhir

Page 96: 9. pengujian-benih

I. Uji Pasir dan kerikil bata (Brick Grit Test).

• Benih ditempatkan pada pasir tau kerikil dengan kedalaman tertentu.

• Benih yang mampu berkecmabah normal adalah benih yang vigor