Upload
muhammad-samusi
View
402
Download
37
Embed Size (px)
Citation preview
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
ANGGARAN DASAR DAN
ANGGARAN RUMAH TANGGA
FORUM OPERATOR PENDATAAN
PENDIDIKAN SELURUH INDONESIA
(FOPPSI)
Akta Notaris Nomor 2283 Tanggal 29 Desember 2015
Notaris : Iis Anita Puspitasari, SH
SK MENKUMHAM NOMOR : AHU-0033876.AH.01.07.TAHUN 2015
Sekretariat : SD Alam Natur Islam, Jln. Raya Pondokgede Permai No. 11A
Jatirasa, Jatiasih, Kota Bekasi 17424 Telepon : 085215032313
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
PENGURUS PUSAT
FORUM OPERATOR PENDATAAN PENDIDIKAN SELURUH
INDONESIA
(FOPPSI)
Akta Notaris Nomor 2283 Tanggal 29 Desember 2015
Notaris : Iis Anita Puspitasari, SH
SK MENKUMHAM NOMOR : AHU-0033876.AH.01.07.TAHUN 2015 Sekretariat : SD Alam Natur Islam, Jln. Raya Pondokgede Permai No. 11A Jatirasa, Jatiasih, Kota
Bekasi 17424 Telepon : 085215032313
KEPUTUSAN
MUSYAWARAH NASIONAL I
FORUM OPERTATOR PENDATAAN PENDIDIKAN SELURUH
INDONESIA
Nomor : III/MUNAS/I/FOPPSI/2015
TENTANG
PEMBUATAN ANGGARAN DASAR DAN
ANGGARAN RUMAH TANGGA FOPPSI
Menimbang : 1. bahwa kemajuan pendataan pendidikan dan teknologi di dalam
pendataan telah berkembang sedemikian pesat sesuai perkembangan
dan kemajuan global;
2. bahwa FOPPSI sebagai organisasi perjuangan, organisasi profesi dan
organisasi ketenagakerjaan berperan aktif dalam perkembangan
pendataan pendidikan di Indonesia ;
3. bahwa untuk menyesuaikan dengan semangat dan dinamika
pembangunan serta peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga FOPPSI perlu dibuat;
4. bahwa Musyawarah Nasional I FOPPSI Tahun 2015 yang berlangsung
dari tanggal 12 Oktober s.d. 13 Oktober 2015 di DKI Jakarta adalah
forum tertinggi organisasi yang berwenang menetapkan keputusan-
keputusan strategis dan mendasar sebagai landasan operasional dalam
mencapai tujuan sesuai jati diri, visi, dan misi organisasi;
5. bahwa Komisi-Komisi Kerja Musyawarah Nasional I telah membuat
secara lengkap, terpadu, visioner Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga FOPPSI
6. bahwa berhubung dengan hal tersebut perlu ditetapkan keputusan
Musyawarah Nasional I tentang pembuatan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga FOPPSI.
Mengingat : 1. Undang-undang RI Nomor: 8 tahun 1985 Tentang Organisasi
Kemasyarakatan.
2. Undang-Undang RI Nomor : 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
3. Keputusan Musyawarah Naional I Forum Operator Pendidikan Seluruh
Indonesia Nomor : I/MUNAS/I/FOPPSI/2015 Tentang Tata Tertib
Peserta Munas I FOPPSI.
4. Keputusan Musyawarah I FOPPSI Nomor : II/MUNAS/I/FOPPSI/2015
tentang Susunan dan Personalia Pengurus Pusat FOPPSI Masa Bakti
2015-2016
Memperhatikan : Saran dan pendapat yang berkembang dalam sidang-sidang Musyawarah
Nasional I FOPPSI.
M E M U T U S K A N Menetapkan : KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL I FOPPSI TENTANG
PEMBUATAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH
TANGGA FORUM OPERATOR PENDATAAN PENDIDIKAN
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, MUSYAWARAH I FOPPSI;
SELURUH INDONESIA (FOPPSI)
Pertama : Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga FOPPSI yang telah dibuat,
sebagaimana tercantum dalam lampiran yang menjadi bagian tidak
terpisahkan dengan keputusan ini.
Kedua : Menyatakan berlakunya Anggaran Dasar Dan Anggaran Rumah Tangga
FOPPSI yang dibuat tersebut di semua tingkat, dan jajaran organisasi
FOPPSI.
Ketiga : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di
Pada tanggal
:
:
Jakarta
13 Oktober 2015
PENGURUS PUSAT
SELAKU PIMPINAN MUSYAWARAH NASIONAL I FOPPSI
Ketua Umum
Basuki Rakhmad
Sekretrais Jendral
Gunawan
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
LAMPIRAN KEPUTUSAN MUSYAWARAH MUNAS I FOPPSI
Nomor
Tanggal
Tentang
:
:
:
III/MUNAS/I/FOPPSI/2015
13 Oktober 2015
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
FORUM OPERATOR PENDATAAN PENDIDIKAN SELURUH
INDONESIA
ANGGARAN DASAR
PEMBUKAAN
Didorong oleh keinginan luhur untuk berperanserta secara aktif menegakkan,
mengamankan, mengisi dan melestarikan Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 serta usaha mencerdaskan
kehidupan bangsa seperti terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945 dan mewujudkan peningkatan harkat, martabat, dan kesejahteraan Operator
Pendataan Pendidikan khususnya serta tenaga kependidikan pada umumnya, maka
perlu dibentuk suatu organisasi.
Atas berkat dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, maka pada 12 Oktober 2015
dalam Musyawarah Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia di Jakarta,
telah didirikan satu organisasi Operator Pendataan Pendidikan dengan nama
Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia disingkat FOPPSI
FOPPSI sebagai tempat terhimpunnya segenap Operator Pendataan Pendidikan
semua jenjang satuan pendidikan merupakan organisasi perjuangan, organisasi
profesi, dan organisasi ketenagakerjaan yang berdasarkan Pancasila, bersifat
unitaristik, independen, dan tidak berpolitik praktis, secara aktif menjaga,
memelihara, mempertahankan, dan meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa
yang dijiwai semangat kekeluargaan, kesetiakawanan sosial yang kokoh serta
sejahtera lahir batin, dan kesetiakawanan organisasi baik nasional maupun
internasional.
FOPPSI beserta seluruh anggotanya secara terus menerus akan berupaya
mewujudkan pengabdiannya melalui pembinaan profesi Operator Pendataan
Pendidikan, membina serta mengembangkan keahlian bagi pembangunan
Indonesia dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa berdasarkan Pancasila
dan Undang Undang Dasar 1945.
FOPPSI sebagai organisasi perjuangan mengemban amanat cita-cita Proklamasi
17 Agustus 1945, menjamin, menjaga, dan mempertahankan keutuhan dan
kelangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dengan membudayakan nilai
nilai luhur Pancasila.
Operator Pendataan Pendidikan sebagai salah satu pilar pelaksana pembangunan
pendidikan dituntut memiliki integritas dan kemampuan profesional yang tinggi
agar mampu melaksanakan darma baktinya dalam mencerdaskan kehidupan
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
bangsa. FOPPSI bertujuan dan berupaya membina, mempertahankan, dan
meningkatkan harkat dan martabat Operator Pendataan Pendidikan melalui
peningkatan kemampuan profesionalnya dan kesejahteraan Operator Pendataan
Pendidikan beserta keluarganya.
Atas dasar hal-hal tesebut di atas maka disusunlah Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga sebagai berikut :
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
BAB I
NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1
Ayat 1
Organisasi ini bernama Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh
Indonesia disingkat FOPPSI.
Ayat 2
Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia didirikan pada 12
Oktober 2015 dalam Musyawarah Nasional di Jakarta untuk waktu yang tidak
ditentukan.
Ayat 3
Organisasi Tingkat Nasional berkedudukan di Ibu Kota Propinsi yang dekat
dengan Ibu Kota Negara Republik Indonesia atau Ibukota Negara Republik
Indonesia.
Ayat 4
Sekretariat : SD Alam Natur Islam, Jln. Raya Pondokgede Permai No. 11A
Jatirasa, Jatiasih, Kota Bekasi 17424 Telepon : 085215032313
BAB II
YURIDIKSI, AZAS, CIRI, DAN SIFAT
Pasal 2
Ayat 1
Organisasi ini tunduk kepada hukum yang berlaku di INDONESIA.
Pasal 3
Ayat 1
Pancasila dan UUD ‘45.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
Pasal 4
Ayat 1
FOPPSI adalah Organisasi Perjuangan, Organisasi Profesi dan Organisasi
Ketenagakerjaan
Pasal 5
Ayat 1
FOPPSI adalah organisasi yang bersifat :
a. Unitaristik tanpa memandang perbedaan Ijazah, Tempat Kerja, Kedudukan,
Agama, Suku, Golongan, Gender, Dan Asal-Usul.
b. Independen yang berlandaskan pada prinsip kemandirian organisasi dengan
mengutamakan kemitrasejajaran dengan berbagai pihak.
c. Non partai politik, bukan merupakan bagian dari dan tidak berafiliasi
kepada partai politik.
Ayat 2
FOPPSI memiliki dan melandasi kegiatannya pada semangat demokrasi,
kekeluargaan, keterbukaan dan tanggung jawab etika, moral serta hukum.
BAB III
VISI, MISI, DAN TUJUAN
Pasal 6
Ayat 1
Visi : Terwujudnya Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia yang
Profesional solid dan sejahtera dalam pelaksanaan administrasi pendidikan
berbasis imtek
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
Pasal 7
Ayat 1
Misi : Mewujudkan Cita-cita Proklamasi
FOPPSI bersama komponen bangsa yang lain berjuang, yaitu berusaha secara
konsisten mempertahankan dan mengisi kemerdekaan sesuai amanat Undang
Undang Dasar 1945.
Ayat 2
Mensukseskan Pembangunan Nasional
FOPPSI bersama komponen bangsa malaksanakan pembangunan bangsa
khususnya di bidang pendataan
Ayat 3
Memajukan Pendataan Nasional
FOPPSI selalu berusaha untuk terlaksananya Sistem Pendataan Nasional,
berusaha selalu memberikan masukan-masukan tentang pendataan kepada
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Ayat 4
Meningkatkan Profesionalisme Operator
FOPPSI berusaha dengan sungguh-sungguh agar operator menjadi profesional
sehingga pendataan pendidikan di Indonesia akurat dan terpercaya
Ayat 5
Meningkatkan Kesejahteraan Operator
Agar operator dapat profesional maka operator harus mendapatkan imbal jasa
yang baik, ada perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sehingga ada
rasa aman, ada pembinaan karir yang jelas. Operator harus sejahtera,
Porfesional, dan terlindungi.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
Pasal 8
Ayat 1
FOPPSI bertujuan :
a. mewujudkan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, Berdasarakan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945
b. berperan serta aktif mencapai tujuan Nasional dalam mencerdaskan bangsa
dan membentuk manusia Indonesia seutuhnya
c. berperan serta dalam mengembangkan sisten dan pelaksanaan pendataan
pendidikan nasional
d. mempertinggi kesadaran dan sikap Operator Pendataan Pendidikan,
meningkatkan mutu dan kemampuan profesi Operator Pendataan
Pendidikan, dan
e. menjaga, memelihara, memperjuangkan, membela serta meningkatkan
harkat dan martabat Operator Pendataan Pendidikan melalui peningkatan
kesejahteraan, serta solidaritas anggota
BAB IV
KEDAULATAN
Pasal 9
Ayat 1
Kedaulatan organisasi ada di tangan anggota dan dilaksanakan sepenuhnya
oleh badan Musyawarah.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
BAB V
LAMBANG
Pasal 10
Ayat 1
LAMBANG
Ayat 2
4 warna pembentuk lingkaran adalah bentuk lingkaran menunjukan makna
keterikatan (satu kesatuan) yang erat yang tidak bisa dilepas pisahkan, hijau
untuk satuan PAUDNI – DIKMAS, merah untuk Sekolah Dasar, biru untuk
Sekolah Menengah Pertama dan abu untuk Sekolah Menengah Atas/Kejuruan
Ayat 3
Warna merah putih pada tulisan FOPPSI melambangkan (mewakili) semangat
yang tertuang dalam arti bendera kebangsaan
Ayat 4
Tulisan “Data Tepat dan Akurat” adalah moto FOPPI
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
BAB VI
TUGAS DAN FUNGSI
Pasal 11
Ayat 1
Meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
Ayat 2
Membela, mempertahankan, mengamankan dan mengamalkan Pancasila
Ayat 3
Mempertahankan dan melestarikan Negara Kesatuan RI
Ayat 4
Meningkatkan Integritas bangsa serta menjaga tetap terjamin dan
terpeliharanya keutuhan kesatuan dan persatuan bangsa
Ayat 5
Melaksanakan dan mengembangkan sistem Pendataan Nasional
Ayat 6
Membina dan bekerjasama dengan himpunan profesi dan keahlian sejenis
dibidang pendataan yang secara sukarela menyatakan diri bergabung dan atau
bermitra dengan FOPPSI
Ayat 7
Mempersatukan semua Operator Pendataan Pendidikan disemua jenis, jenjang
dan kesatuan pendidikan dan peran serta didalam pembanguna nasional
Ayat 8
Mengupayakan dan mengevaluasi terlaksananya sistem sertifikasi, dan lisensi
bagi pengukuhan kompetensi profesi Operator Pendataan Pendidikan
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
Ayat 9
Menegakkan dan melaksanakan kode etik dan ikrar Operator Pendataan
Pendidikan Indonesia sesuai dengan peraturan organisasi
Ayat 10
Mengadakan hubungan kerjasama dengan lembaga-lembaga pendidikan
organisasi yang bergerak dibidang pendidikan dan atau organisasi
kemasyarakatan umumnya dalam rangka peningkatan mutu Pendataan
Ayat 11
Menyelenggarakan dan membina anak lembaga FOPPSI
Ayat 12
Memelihara dan mempertinggi kesadaran Operator Pendataan Pendidikan
akan profesinya untuk, meningkatkan mutu keahlian, kemampuam,
pengabdian prestasi dan kerjasama
Ayat 13
Membina usaha kesejahteraan Operator Pendataan Pendidikan dalam arti yang
luas dan membantu serta memperjuangkan hak-hak anggota dalam bidang
ketenagakerjaan
Ayat 14
Melaksanakan prinsip dan pendekatan ketenagakerjaan dalam upaya
meningkatkan harkat dan martabat Operator Pendataan Pendidikan melalui
peningkatan kesejahteraan anggota
Ayat 15
Memperkuat kedudukan, wibawa, dan martabat Operator Pendataan
Pendidikan serta kesetiakawan organisasi
Ayat 16
Membina dan meningkatkan hubungan kerjasama dengan organisasi Operator
Pendataan Pendidikan luar negeri dengan mengutamakan kepentingan nasional
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
Ayat 17
Melakukan pengawasan sosial dan fungsional atas pelaksanaan Sistem
Pendataan Nasional.
BAB VII
KODE ETIK DAN IKRAR OPERATOR PENDATAAN INDONESIA
Pasal 12
Ayat 1
FOPPSI memiliki dan melaksanakan Kode Etik dan Ikrar Operator Pendataan
Indonesia.
Ayat 2
Kode Etik dan Ikrar Operator Pendataan Indonesia tersebut dalam ayat (1)
pasal ini diatur dalam Anggaran Rumah Tangga dan peraturan tersendiri.
BAB VIII
ATRIBUT
Pasal 13
Ayat 1
FOPPSI memiliki atribut organisasi yang terdiri dari Lambang, Panji, Pakaian
Seragam, Hymne, dan Mars FOPPSI.
Ayat 2
Atribut organisasi tersebut pada ayat (1) pasal ini diatur dalam ketentuan
tersendiri
BAB IX
KEANGGOTAAN, KEWAJIBAN, DAN HAK
Pasal 14
Ayat 1
Yang dapat diterima menjadi anggota FOPPSI adalah warga negara Republik
Indonesia, yang dengan sukarela mengajukan permohonan menjadi anggota
serta memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam Anggaran Rumah Tangga.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
Ayat 2
Keanggotaan berakhir atas permintaan sendiri, karena diberhentikan, atau
karena meninggal dunia.
Pasal 15
Ayat 1
Setiap anggota berkewajiban :
a. Menjunjung tinggi nama dan kehormatan organisasi serta Kode Etik dan Ikrar
Operator Pendataan Indonesia.
b. Mematuhi Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, peraturan-peraturan dan
disiplin organisasi.
c. Melaksanakan program organisasi secara aktif
Ayat 2
Tatacara melaksanakan kewajiban anggota diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga.
Pasal 16
Ayat 1
Setiap anggota mempunyai :
a. hak bicara;
b. hak suara;
c. hak memilih;
d. hak dipilih;
e. hak membela diri;
f. hak untuk memperjuangkan peningkatan harkat dan martabatnya.
g. hak memperoleh pembelaan dan perlindungan hukum.
Ayat 2
Tatacara penggunaan dan pelaksanaan hak anggota diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
BAB X
SUSUNAN DAN PERANGKAT
KELENGKAPAN ORGANISASI
Pasal 17
Ayat 1
FOPPSI memiliki tata urutan/tingkat organisasi dengan susunan sebagai
berikut :
a. Tingkat Nasional
b. Tingkat Provinsi.
c. Tingkat Kabupaten/Kota.
d. Tingkat Cabang/Cabang khusus.
e. Tingkat Ranting.
Pasal 18
Ayat 1
Organisasi Tingkat Nasional meliputi seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia
Pasal 19
Ayat 1
Organisasi Tingkat Provinsi meliputi Wilayah satu Provinsi.
Pasal 20
Ayat 1
Organisasi Tingkat Kabupaten/Kota meliputi wilayah satu Kabupaten/Kota
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
Pasal 21
Ayat 1
FOPPSI Cabang/Cabang Khusus terdiri dari :
a. Cabang yang meliputi wilayah satu Kecamatan.
b. Cabang Khusus yang meliputi satu unit kerja tertentu, baik di dalam
maupun di luar negeri.
Pasal 22
Ayat 1
Organisasi Tingkat Ranting meliputi wilayah satu desa/kelurahan atau satu unit
kerja/satuan pendidikan/gugus sekolah.
Pasal 23
Ayat 1
Perangkat Kelengkapan Organisasi FOPPSI terdiri dari :
a. Badan Pimpinan Organisasi,
b. Anak Lembaga dan Badan khusus,
c. Himpunan/Ikatan/Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis,
d. Badan Penasihat,
e. Dewan Kehormatan Organisasi dan Kode Etik Profesi Operator Pendataan
Pendidikan Seluruh Indonesia..
BAB XI
BADAN PIMPINAN ORGANISASI
Pasal 24
Ayat 1
Badan pimpinan organisasi terdiri dari :
a. Pengurus Tingkat Nasional disebut Pengurus Pusat FOPPSI.
b. Pengurus Tingkat Provinsi disebut Pengurus FOPPSI Provinsi.
c. Pengurus Tingkat Kabupaten/Kota disebut Pengurus FOPPSI
Kabupaten/Kota.
d. Pengurus Tingkat Cabang/Cabang Khusus disebut Pengurus FOPPSI
Cabang/Cabang Khusus.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
e. Pengurus Tingkat Ranting disebut Pengurus FOPPSI Ranting.
Pasal 25
Ayat 1
Susunan, proses pencalonan, dan pemilihan Pengurus Pusat FOPPSI, Pengurus
FOPPSI Provinsi, Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota, Pengurus FOPPSI
Cabang/Cabang Khusus, dan Pengurus Ranting ditetapkan dalam Anggaran
Rumah Tangga.
Ayat 2
Masa Bakti kepengurusan Badan Pimpinan Organisasi ditetapkan 5 (lima)
tahun.
Pasal 26
Ayat 1
Badan Pimpinan Organisasi bertugas melaksanakan program dan kegiatan
organisasi.
Ayat 2
Badan Pimpinan Organisasi sesuai dengan tingkatannya masing-masing
berwenang menetapkan kebijakan organisasi untuk memperlancar pelaksanaan
tugas organisasi serta bertindak ke dalam dan ke luar atas nama organisasi.
Ayat 3
Badan Pengurus Organisasi sesuai dengan tingkatannya masing-masing
berkewajiban untuk memberikan pertanggung jawaban pada forum organisasi
tertinggi pada tingkatan masing-masing.
Pasal 27
Ayat 1
Sebelum memulai tugasnya, seluruh anggota Badan Pimpinan Organisasi
disahkan dan dilantik oleh Badan Pimpinan Organisasi setingkat lebih tinggi
kecuali seluruh anggota Badan Pimpinan Organisasi Tingkat Nasional yang
mengucapkan janji dihadapan Munas.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
Ayat 2
Tatacara pelaksanaan pelantikan, pengucapan janji, dan pengesahan Badan
Pimpinan Organisasi tersebut dalam ayat (1) pasal ini diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.
BAB XII
ANAK LEMBAGA DAN BADAN KHUSUS
Pasal 28
Ayat 1
Untuk mengelola bidang dan/atau tugas tertentu dalam upaya mencapai tujuan
organisasi yang bersifat tetap dan jangka panjang dibentuk Anak Lembaga
FOPPSI.
Ayat 2
Jenis, susunan, dan tugas anak lembaga Tingkat Nasional dan pengurusnya
ditetapkan oleh Pengurus Pusat FOPPSI.
Ayat 3
Anak Lembaga FOPPSI dikoordinasikan oleh Badan Pimpinan Organisasi
sesuai tingkatannya masing-masing.
Ayat 4
Masa bakti kepengurusan Anak Lembaga FOPPSI ditetapkan sama dengan
masa bakti Badan Pimpinan Organisasi sesuai tingkatannya.
Ayat 5
Ketentuan mengenai tugas, fungsi dan kegiatan anak lembaga serta susunan
dan tata kerjanya diatur dalam peraturan tersendiri.
Ayat 6
Semua anak lembaga harus tunduk kepada semua peraturan dan keputusan-
keputusan FOPPSI sebagai induk organisasinya.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
Pasal 29
Ayat 1
Untuk melaksanakan program tertentu dan dalam jangka waktu tertentu yang
ditetapkan Forum Organisasi baik sebagai upaya mencapai sasaran program
organisasi maupun dalam upaya bekerjasama dengan pihak lain, Badan
Pimpinan Organisasi di semua tingkatan dapat membentuk Badan Khusus.
Ayat 2
Badan khusus bertanggungjawab kepada Badan Pimpinan Organisasi yang
membentuknya.
Ayat 3
Ketentuan mengenai tugas, fungsi, dan susunan serta tata kelola Badan Khusus
diatur dalam peraturan tersendiri.
Ayat 4
Badan Khusus yang dibentuk oleh FOPPSI harus tunduk kepada semua
peraturan dan keputusan-keputusan FOPPSI sebagi induk organisasinya
BAB XIII
HIMPUNAN PROFESI DAN
KEAHLIAN SEJENIS
Pasal 30
Ayat 1
Himpunan/Ikatan/Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis di lingkungan
pendataan yang secara sukarela menyatakan bergabung dan/atau berafiliasi
dengan FOPPSI merupakan salah satu Badan Kelengkapan Organisasi
FOPPSI.
Ayat 2
Hak, kewajiban, dan mekanisme hubungan kerja antara FOPPSI dengan
Himpunan/Ikatan/AsosiasiProfesi dan Keahlian Sejenis seperti tersebut dalam
ayat (1) pasal ini diatur dalam peraturan tersendiri.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
BAB XIV
FORUM ORGANISASI
Pasal 31
Ayat 1
Jenis Forum Organisasi :
a. Musyawarah Nasional
b. Musyawarah Nasional Luar Biasa
c. Musyawarah Kerja Nasional (MUSKERNAS)
d. Musyawarah FOPPSI Provinsi (MUSPROV)
e. Musyawarah FOPPSI Provinsi Luar Biasa (MUSPROVLUB)
f. Musyawarah Kerja FOPPSI Provinsi (MUSKERPROV)
g. Musyawarah FOPPSI Kabupaten/Kota (MUSKAB/KONKOT)
h. Musyawarah FOPPSI Kabupaten/Kota Luar Biasa (MUSKABLUB/
MUSKOTLUB)
i. Musyawarah Kerja FOPPSI Kabupaten/Kota (MUSKERKAB/
MUSKERKOT)
j. Musyawarah Cabang/Cabang Khusus (MUSCAB/MUSCABSUS)
k. Musyawarah FOPPSI Cabang/Cabang Khusus Luar Biasa
(MUSCABLUB/MUSCABSUSLUB)
l. Musyawarah Kerja FOPPSI Cabang/Cabang Khusus
(MUSKERCAB/MUSKERCABSUS )
m. Rapat Anggota FOPPSI Ranting (RAPRAN)
n. Rapat Pengurus dan Pertemuan lain
BAB XV
BADAN PENASIHAT
Pasal 32
Ayat 1
Badan Pimpinan Organisasi Tingkat Nasional sampai Ranting dibantu oleh
sebuah Badan Penasihat yang diangkat, disahkan dan berhenti bersama-sama
dengan pengurus Badan Pimpinan Organisasi yang bersangkutan oleh forum
organisasi yang memilihnya.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
Ayat 2
Badan Penasihat bertugas memberikan nasihat, pertimbangan, dan saran
kepada Badan Pimpinan Organisasi baik diminta maupun tidak.
Ayat 3
Badan Penasihat terdiri dari unsur tokoh-tokoh, pendidikan, kebudayaan,
masyarakat, dan para ahli dibidangnya.
Ayat 4
Masa bakti kepengurusan Badan Penasehat ditetapkan sama dengan masa bakti
kepengurusan Badan Pimpinan Organisasi sesuai tingkatannya.
Ayat 5
Ketentuan mengenai susunan, uraian tugas, fungsi dan cara kerja Badan
Penasihat diatur dalam Anggaran Rumah Tangga
BAB XVI
DEWAN KEHORMATAN ORGANISASI
DAN KODE ETIK PROFESI OPERATOR PENDATAAN PENDIDIKAN
SELURUH INDONESIA
Pasal 33
Ayat 1
Terkecuali untuk organisasi tingkat cabang dan ranting, Badan Pimpinan
Organisasi dapat membentuk Dewan Kehormatan Organisasi yang terdiri dari
unsur Badan Penasehat, unsur Badan Pimpinan Organisasi, unsur
Himpunan/Ikatan/Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis dan unsur keahlian
sesuai keperluan.
Ayat 2
Dewan Kehormatan Organisasi bertugas memberikan saran, pendapat, dan
pertimbangan tentang pelaksanaan, penegakan, dan pelanggaran disiplin
organisasi dan Kode Etik Profesi Operator Pendataan Pendidikan Indonesia.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
BAB XVII
PERBENDAHARAAN
Pasal 34
Ayat 1
Sumber keuangan diperoleh dari :
a. Uang pangkal,
b. Urang Iuran,
c. Sumbangan tetap para donatur,
d. Sumbangan-sumbangan yang tidak mengikat,
e. Usaha-usaha lain yang sah.
Ayat 2
Kekayaan Organisasi dibukukan dan diinventarisasikan sebaik-baiknya.
Ayat 3
Ketentuan mengenai tata cara pengelolaan keuangan dan kekayaan organisasi
diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
BAB XVIII
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 35
Ayat 1
Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga adalah wewenang
Badan Musyawarah.
Ayat 2
Musyawarah yang dimaksud pada ayat (1) pasal ini, sah apabila dihadiri lebih
dari ½ (satu perdua) jumlah Kabupaten/Kota yang mewakili lebih dari ½ (satu
perdua) jumlah suara.
Ayat 3
Perubahan AD/ART harus disetujui oleh sekurang-kurangnya 2∕3 (dua pertiga)
dari jumlah suara yang hadir.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
BAB XIX
PEMBUBARAN
Pasal 36
Ayat 1
Pembubaran organisasi diputuskan oleh Munas yang diadakan khusus untuk
keperluan itu.
Ayat 2
Munas yang dimaksud pada ayat (1) pasal ini, sah apabila dihadiri sekurang-
kurangnya 2/3 (dua pertiga) jumlah Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota yang
mewakili lebih dari 2/3 (dua pertiga) jumlah suara.
Ayat 3
Pembubaran wajib disetujui sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) jumlah suara
yang hadir.
Ayat 4
Apabila Munas memutuskan pembubaran, maka dalam keputusan tersebut
ditentukan pedoman dan tata kerja organisasi dalam keadaan likuidasi.
BAB XX
U S A H A
Pasal 37
Ayat 1
Untuk mencapai maksud dan tujuannya, organisasi ini akan lebih menggiatkan
anggotanya untuk dapat bersosialisasi. Mengadakan aktifitas / kegiatan yang
bertujuan menggali potensi organisasi dari potensi anggota sendiri.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
BAB XXI
ATURAN PERALIHAN DAN PENUTUP
Pasal 38
Ayat 1
Hal-hal lain yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 39
Ayat 1
Apabila kemudian hari terdapat kekurangan atau kekeliruan dalam Anggaran
Dasar ini, akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya oleh Musyawarah
Anggota.
Pasal 40
Ayat 1
Anggaran Dasar ini dibuat dan dirumuskan oleh Tim Perumus
Pasal 41
Ayat 1
Anggaran Dasar ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan
Di tetapakan di : Jakarta
Pada tanggal : 13 Oktober 2015
Pengurus Pusat FOPPSI
Selaku
Pimpinan Munas I FOPPSI
Ketua Umum Sekretaris Jenderal
BASUKI RAKHMAD H. GUNAWAN, S.Pd
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
ANGGARAN RUMAH TANGGA
FORUM OPERATOR PENDATAAN PENDIDIKAN
SELURUH INDONESIA
BAB I
KODE ETIK PROFESI OPERATOR PENDATAAN PENDIDIKAN
SELURUH INDONESIA
DAN
IKRAR OPERATOR PENDATAAN PENDIDIKAN SELURUH
INDONESIA
Pasal 1
Ayat 1
Kode Etik dan Ikrar Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
Ayat 2
Kode Etik Profesi Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
merupakan etika jabatan Operator Pendataan Pendidikan yang menjadi
landasan moral dan pedoman tingkah laku profesi yang dijunjung tinggi,
diamalkan dan diamankan oleh setiap anggota Operator Pendataan Pendidikan
Seluruh Indonesia.
Ayat 3
Ikrar Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia merupakan penegasan
kebulatan tekad anggota FOPPSI dalam penghayatan dan pengamalan Kode
Etik Profesi Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia.
Ayat 4
Kode Etik dan Ikrar Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
tercantum dalam naskah tersendiri.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
Ayat 5
Setiap anggota FOPPSI wajib memahami, menghayati, mengamalkan dan
menjunjung tinggi Kode Etik Profesi Operator Pendataan Pendidikan Seluruh
Indonesia dan Ikrar Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia.
Ayat 6
Tata cara penggunaan dan pengucapan Ikrar Operator Pendataan Pendidikan
Seluruh Indonesia diatur lebih lanjut dalam ketentuan tersendiri.
BAB II
KEANGGOTAAN
Pasal 2
JENIS-JENIS ANGGOTA
Ayat 1
Anggota Inti adalah Anggota yang aktif dan PERNAH Aktif dalam setiap
kegiatan / aktifitas Organisasi dan tercatat sebagai anggota yang dibuktikan
dengan adanya Nomor Induk Anggota (NIA) pada Kartu Tanda Anggota
(KTA).
Ayat 2
Anggota Simpatisan adalah Anggota yang bersimpati dan menjadi penyokong
dari setiap kegiatan
Ayat 3
Anggota Kehormatan adalah orang yang dianggap berjasa terhadap organisasi
atau tokoh-tokoh yang di anggap penting dalam perkembangan Organisasi
yang selanjutnya disebut sebagai Dewan Penasehat / Kehormatan.
Pasal 3
PERSYARATAN KEANGGOTAAN
Ayat 1
Untuk dapat menjadi Anggota Inti atau Anggota Simpatisan, harus mengisi
formulir permohonan untuk menjadi anggota.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
Ayat 2
Untuk dapat menjadi Anggota Inti dan Simpatisan harus memiliki Kartu Tanda
Anggota (KTA) yang didalamnya terdapat Nomor Induk Anggota ( NIA ) yang
dijelaskan di Ayat 1
Ayat 4
Untuk dapat menjadi Anggota Kehormatan, harus diusulkan oleh Pengurus
pada Musyawarah Anggota dan di putuskan oleh Musyawarah Anggota
melalui Surat Keputusan Pengangkatan.
Ayat 5
Anggota Inti atau Anggota Simpatisan atau Anggota Kehormatan harus
menerima, tunduk dan patuh pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Organisasi.
Pasal 4
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA
HAK – HAK ANGGOTA
Ayat 1
Anggota Inti, Anggota Simpatisan, serta Anggota Kehormatan berhak
memberikan saran dan pendapat.
Ayat 2
Anggota Inti dan Simpatisan berhak di pilih dan memilih dalam Kepengurusan
Organisasi maupun acara-acara yang di selenggarakan oleh organisasi.
Ayat 3
Anggota Inti dan Simpatisan, serta Anggota Kehormatan berhak menggunakan
fasilitas organisasi, serta mendapatkan pelayanan yang disediakan oleh
Organisasi.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
Ayat 4
Anggota biasa memiliki :
a. Hak Pilih, yaitu hak untuk memilih dan dipilih menjadi pengurus
organisasi,
b. Hak Suara, yaitu hak untuk memberikan suaranya pada waktu pemungutan
suara,
c. Hak Bicara, yaitu hak untuk mengeluarkan pendapat baik secara lisan
maupun tertulis,
d. Hak Membela Diri, yaitu hak untuk menyampaikan pembelaan diri atas
tindakan disiplin organisasi yang dijatuhkan kepadanya atau atas
pembatasan hak-hak keanggotaannya, dan
e. Hak memperoleh kesejahteraan, pembelaan dan perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugasnya.
Ayat 2
Anggota luar biasa memiliki hak bicara, yaitu hak untuk mengeluarkan
pendapat baik lisan maupun tertulis.
Ayat 3
Anggota kehormatan memiliki hak bicara, yaitu hak untuk mengeluarkan
pendapat baik secara lisan maupun tertulis
Pasal 5
Disiplin Organisasi
Ayat 1
Tindakan disiplin dapat dikenakan kepada anggota yang :
a. Dianggap telah melanggar Kode Etik Profesi Operator Pendataan
Pendidikan Seluruh Indonesia, Ikrar Operator Pendataan Pendidikan
Seluruh Indonesia, Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga, serta disiplin
organisasi.
b. Tidak membayar uang iuran selama 3 (tiga) bulan berturut-turut dengan
tidak ada alasan yang dapat dibenarkan oleh organisasi.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
Ayat 2
Tindakan disiplin berupa :
a. Peringatan lisan atau tertulis,
b. Pemberhentian/pembebasan selaku pengurus organisasi,
c. Pemberhentian/pembebasan sementara sebagai anggota, dan
d. Pemberhentian.
Ayat 3
Pemberhentian/pembebasan sementara :
a. Sebagai anggota biasa/luar biasa dilakukan oleh Pengurus FOPPSI
Cabang/Cabang Khusus atau Pengurus FOPPSI yang mengurus
keanggotaannya.
b. Selaku anggota pengurus organisasi dilakukan oleh rapat pleno pengurus
organisasi yang bersangkutan dan dipertanggungjawabkan pada forum
organisasi yang setingkat
c. Sebagai anggota Pengurus Pusat FOPPSI dapat dilakukan oleh keputusan
rapat pleno Pengurus Pusat FOPPSI yang dipertanggungjawabkan kepada
Musyawarah Kerja Nasional.
d. Sebagai anggota FOPPSI berlaku paling lama 6 (enam) bulan dan sesudah
jangka waktu tersebut wajib ditentukan apakah pemberhentian sementara itu
dicabut atau dilanjutkan dengan pemberhentian tetap.
e. Sebagai anggota pengurus berlaku selama-lamanya 1 (satu) tahun dan
sesudah jangka waktu tersebut wajib ditentukan apakah pemberhentian
sementara itu dicabut atau dilanjutkan dengan pemberhentian tetap.
Ayat 4
Sebelum suatu tindakan disiplin dilakukan, pengurus organisasi yang
mempunyai wewenang untuk menegakkan tindakan disiplin wajib mengadakan
penyelidikan yang seksama.
Ayat 5
Sebelum suatu tindakan disiplin dilakukan, anggota yang dianggap bersalah
diberi kesempatan membela diri dengan cukup disertai pembuktian yang sah.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
Ayat 6
Semua anggota yang terkena tindakan disiplin organisasi mempunyai hak
banding kepada instansi organisasi yang lebih tinggi sampai ke tingkat
Musyawarah.
BAB III
ORGANISASI TINGKAT NASIONAL
Pasal 6
Status, Wilayah, dan Perangkat Kelengkapan Organisasi
Ayat 1
Organisasi Tingkat Nasional merupakan institusi tertinggi organisasi yang
meliputi seluruh wilayah Republik Indonesia termasuk sekolah-sekolah
Indonesia di luar negeri yang memiliki keanggotaan FOPPSI.
Ayat 2
Musyawarah merupakan pemegang kedaulatan tertinggi organisasi.
Ayat 3
Organisasi Tingkat Nasional berkedudukan di Ibu Kota Propinsi yang dekat
dengan Ibu Kota Negara Republik Indonesia atau Ibukota Negara Republik
Indonesia.
Ayat 4
Perangkat Kelengkapan Organisasi tingkat nasional terdiri dari :
a. Pengurus Pusat.
b. Anak Lembaga dan Badan Khusus Tingkat Nasional.
c. Himpunan/Ikatan/AsosiasiProfesi dan Keahlian
d. Sejenis Tingkat Nasional.
e. Musyawarah, Musyawarah Luar Biasa, Musyawarah pusat, dan Forum
organisasi lainnya Tingkat Nasional.
f. Badan Penasehat Tingkat Nasional.
g. Dewan Kehormatan Organisasi dan Kode Etik Profesi Operator Pendataan
Pendidikan Seluruh Indonesia
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
BAB IV
ORGANISASI TINGKAT PROVINSI
Pasal 7
Status, Wilayah, dan Perangkat Kelengkapan Organisasi
Ayat 1
Organisasi FOPPSI Provinsi meliputi wilayah satu provinsi.
Ayat 2
Dalam wilayah satu provinsi tidak boleh didirikan organisasi FOPPSI provinsi
yang lain yang mempunyai batas wilayah yang sama.
Ayat 3
Jika wilayah satu Provinsi berkembang menjadi lebih dari satu provinsi yang
sederajat, dapat didirikan organisasi FOPPSI Provinsi yang baru dengan tata
cara sebagai berikut
a. Pengurus FOPPSI Provinsi induk mengadakan Musyawarah Khusus.
b. Musyawarah Khusus menetapkan Pengurus FOPPSI Provinsi baru sebagai
penanggung jawab organisasi di provinsi tersebut.
c. Ketentuan tentang tata cara, wewenang dan tanggung jawab
penyelenggaraan Musyawarah provinsi berlaku pula bagi penyelenggaraan
Musyawarah Khusus..
Ayat 4
Perangkat Kelengkapan Organisasi FOPPSI Provinsi terdiri dari :
a. Pengurus FOPPSI Provinsi.
b. Anak Lembaga dan Badan Khusus Provinsi.
c. Himpunan/Ikatan/Asosiasi Profesi dan KeahlianSejenis Provinsi.
d. Musyawarah FOPPSI Provinsi, Musyawarah Luar Biasa Provinsi,
Musyawarah Kerja FOPPSI Provinsi, dan forum organisasi lainnya.
e. Badan Penasihat FOPPSI Provinsi.
f. Dewan Kehormatan Organisasi dan Kode Etik Profesi Operator Pendataan
Pendidikan Seluruh Indonesia.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
Pasal 8
Pengesahan dan Penolakan Organisasi FOPPSI Provinsi
Pengesahan Organisasi FOPPSI Provinsi
Ayat 1
Pengesahan Organisasi FOPPSI Provinsi yang baru dilakukan oleh Pengurus
Pusat.
a. Untuk memperoleh pengesahan sebagai Organisasi FOPPSI Provinsi,
Pengurus FOPPSI Provinsi induk mengajukan Surat Permintaan Pengesahan
kepada Pengurus Pusat dengan menjelaskan :
Nama calon Organisasi FOPPSI Provinsi.
Susunan Pengurus FOPPSI Provinsi pertama kali.
Alamat Pengurus/Kantor Organisasi FOPPSI Provinsi.
Laporan/berita acara tentang pembentukan Organisasi FOPPSI Provinsi
yang bersangkutan.
Keadaan Organisasi FOPPSI Kabupaten/Kota/dan Organisasi FOPPSI
Cabang/Cabang Khusus di bawahnya
b. Organisasi FOPPSI Provinsi dianggap sah apabila sudah menerima “Surat
Pengesahan” dari Pengurus Pusat.
c. Pengesahan diberikan apabila memenuhi ketentuan sebagai berikut :
Pembentukannya telah sesuai dengan syarat-syarat/prosedur yang telah
ditetapkan
Dalam Anggaran Rumah Tangga pasal 7 ayat 1, 2, 3 dan 4.
Calon Organisasi FOPPSI Provinsi telah menyelesaikan administrasi
organisasi.
Memperlihatkan kegiatan organisasi.
Ayat 2
Penolakan pengesahan Organisasi FOPPSI Provinsi
a. Penolakan pengesahan Organisasi FOPPSI Provinsi dilakukan oleh
Pengurus Pusat FOPPSI dengan pemberitahuan melalui surat penolakan
kepada yang berkepentingan dengan menjelaskan alasannya.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
b. Calon Organisasi FOPPSI Provinsi yang ditolak permintaan
pengesahannya dapat mengajukan permasalahannya kepada Musyawarah
Kerja Nasional tahun berikutnya yang wajib diagendakan secara khusus
oleh Pengurus Pusat.
Pasal 9
Pembekuan, Pencairan, dan Pembubaran Organisasi FOPPSI Provinsi
Ayat 1
Pembekuan Organisasi FOPPSI Provinsi berarti :
a. Menonaktifkan seluruh kepengurusan Organisasi FOPPSI Provinsi dan
mencabut seluruh hak-haknya untuk mengadakan ikatan- ikatan atas nama
FOPPSI.
b. Pembekuan, dan pencairan kembali Organisasi FOPPSI Provinsi dilakukan
oleh Pengurus Pusat yang kemudian memberikan pertanggungjawabannya
kepada Musyawarah Kerja Nasional dengan mempertimbangkan usul dan
saran Pengurus FOPPSI Provinsi yang bersangkutan.
c. Pembekuan dilakukan karena pengurus:
Melanggar Kode Etik dan Ikrar Operator Pendataan Pendidikan Seluruh
Indonesia.
Melanggar Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga serta ketentuan
organisasi lainnya, dan
Tidak memperlihatkan kehidupan/kegiatan organisasi.
a. Pembekuan wajib didahului dengan peringatan tertulis oleh Pengurus Pusat
sekurang-kurangnya tiga kali berturut-turut.
b. Sesudah Organisasi Provinsi dibekukan, segala kegiatan organisasi yang ada
didaerahnya diurus langsung oleh Pengurus Pusat dan segala urusan
Organisasi FOPPSI Provinsi menjadi tanggung jawab Pengurus Pusat.
Ayat 2
Pencairan Organisasi FOPPSI Provinsi
a. Pengurus Pusat wajib mengidupkan kembali Organisasi FOPPSI Provinsi
antara lain dengan menyelenggarakan Musyawarah FOPPSI Provinsi,
selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah dibekukan.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
b. Pengurus Pusat dapat mencairkan kembali suatu Organisasi FOPPSI
Provinsi yang dibekukan kalau Organisasi FOPPSI Provinsi tersebut telah
dapat melakukan tugasnya secara wajar.
Ayat 3
Pembubaran Organisasi FOPPSI Provinsi:
a. Organisasi FOPPSI dibubarkan oleh Musyawarah Kerja Nasional jika 12
(dua belas) bulan sesudah dibekukan dan setelah berbagai upaya
menghidupkan kembali tidak juga berhasil.
b. Sesudah Organisasi FOPPSI Provinsi dibubarkan, Organisasi FOPPSI
Kabupaten/Kota dan organisasi dibawahnya yang tetap memenuhi syarat
diurus langsung oleh Pengurus Pusat.
c. Kekayaan Organisasi FOPPSI Provinsi, utang-piutang dan urusan lain-lain
dari Organisasi FOPPSI Provinsi yang dibubarkan menjadi tanggungjawab
Pengurus Pusat
d. Pembubaran serta pengalihan segala kekayaan Organisasi FOPPSI Provinsi
oleh Pengurus Pusat wajib diumumkan melalui media massa baik cetak
maupun elektronik setempat.
BAB V
ORGANISASI FOPPSI KABUPATEN/KOTA
Pasal 10
Status, Wilayah, dan Perangkat Kelengkapan
Ayat 1
Wilayah Organisasi FOPPSI Tingkat Kabupaten/Kota dapat meliputi :
a. Satu Kabupaten, dan/atau
b. Satu Kota
Ayat 2
Dalam wilayah satu Organisasi FOPPSI Kabupaten/Kota tidak boleh didirikan
Organisasi FOPPSI Kabupaten/Kota lain yang mempunyai batas wilayah yang
sama.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
Ayat 3
Jika wilayah satu Organisasi FOPPSI Kabupaten/Kota berkembang menjadi
lebih dari satu Kabupaten/Kota yang sederajat, dapat didirikan Organisasi
FOPPSI Kabupaten/Kota yang baru dengan tatacara sebagai berikut :
a. Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota mengadakan Musyawarah FOPPSI
Kabupaten/Kota khusus untuk menetapkan pembentukan Organisasi
FOPPSI Kabupaten/Kota baru.
b. Musyawarah FOPPSI Kabupaten/Kota tersebut menetapkan Pengurus
FOPPSI Kabupaten/Kota yang baru sebagai penangungjawab organisasi di
daerah baru tersebut.
c. Ketentuan tentang tata cara, wewenang dan tanggung jawab
penyelenggaraan Musyawarah FOPPSI berlaku pula bagi penyelenggara
Musyawarah tersebut.
Ayat 4
Perangkat Kelengkapan Organisasi FOPPSI Kabupaten/Kota terdiri dari :
a. Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota.
b. Anak Lembaga dan Badan Khusus
c. Kabupaten/Kota.
d. Himpunan/Ikatan/Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis Kabupaten/Kota.
e. Musyawarah FOPPSI Kabupaten/Kota, Musyawarah Luar Biasa FOPPSI
Kabupaten/Kota, Musyawarah Kerja FOPPSI Kabupaten/Kota dan forum
organisasi lainnya.
f. Badan Penasihat FOPPSI Kabupaten/Kota.
g. Dewan Kehormatan Organisasi dan Kode Etik Profesi Operator Pendataan
Pendidikan Seluruh Indonesia.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
Pasal 11
Pengesahan dan Penolakan
Organisasi FOPPSI Kabupaten/Kota
Ayat 1
Pengesahan organisasi FOPPSI Kabupaten/Kota yang baru dilakukan oleh
Pengurus Pusat dengan mempertimbangkan usul dan saran Pengurus FOPPSI
Provinsi yang bersangkutan.
Ayat 2
Untuk memperoleh pengesahan sebagai Organisasi FOPPSI Kabupaten/Kota,
Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota mengajukan Surat Permintaan Pengesahan
kepada Pengurus Pusat melalui Pengurus FOPPSI Provinsi dengan
menjelaskan :
a. Nama Calon Organisasi FOPPSI Kabupaten/Kota.
b. Susunan Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota pertama kali.
c. Alamat Pengurus/Kantor Organisasi FOPPSI Kabupaten/Kota.
d. Laporan/Berita Acara tentang pembentukan Organisasi FOPPSI
Kabupaten/Kota yang bersangkutan.
e. Keadaan Organisasi Cabang/Cabang Khusus dibawahnya.
Ayat 3
Organisasi FOPPSI Kabupaten/kota dianggap sah apabila sudah menerima
surat pengesahan dari Pengurus Pusat.
Ayat 4
Pengesahan diberikan apabila memenuhi ketentuan sebagai berikut :
a. Pembentukannya telah sesuai dengan syarat dan prosedur yang ditetapkan
dalam Anggaran Rumah Tangga pasal 10 ayat 1, 2 dan 3
b. Calon Organisasi FOPPSI Kabupaten/Kota telah menyelesaikan
administrasi organisasi.
c. Memperlihatkan kegiatan organisasi.
d. Usul dan saran Pengurus FOPPSI Provinsi yang bersangkutan.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
Ayat 5
Penolakan pengesahan Organisasi Kabupaten/Kota dilakukan oleh Pengurus
Pusat dengan mempertimbangkan usul dan saran Pengurus FOPPSI Provinsi
yang bersangkutan yang diberitahukan dengan surat penolakan kepada yang
berkepentingan dengan menjelaskan alasannya.
Ayat 6
Calon Organisasi FOPPSI Kabupaten/Kota yang ditolak permintaan
pengesahannya dapat mengajukan permasalahannya kepada Musyawarah Kerja
Nasional tahun berikutnya yang wajib diagendakan secara khusus oleh
Pengurus Pusat.
Pasal 12
Pembekuan, Pencairan, dan Pembubaran
Organisasi FOPPSI Kabupaten/Kota
Ayat 1
Pembekuan Organisasi FOPPSI Kabupaten/Kota
a. Pembekuan Organisasi FOPPSI Kabupaten/Kota berarti menonaktifkan
seluruh kepengurusan Organisasi FOPPSI Kabupaten/Kota dan
b. mencabut seluruh hak-haknya untuk mengadakan ikatan ikatan atas nama
FOPPSI.
c. Pembekuan dilakukan karena Pengurus :
Melanggar Kode Etik dan Ikrar Operator Pendataan Pendidikan Seluruh
Indonesia.
Melanggar Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga, dan ketentuan
organisasi lainnya, dan
Tidak memperlihatkan kehidupan/kegiatan organisasi.
d. Pembekuan wajib didahului dengan peringatan tertulis oleh Pengurus Pusat
sekurang-kurangnya tiga kali berturut-turut.
e. Sesudah Organisasi FOPPSI Kabupaten/Kota dibekukan, segala kegiatan
organisasi dan segala urusan yang ada didaerahnya diurus langsung oleh
Pengurus Pusat dan menjadi tanggung jawab Pengurus Pusat.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
f. Pengurusan kegiatan Organisasi FOPPSI Kabupaten/Kota yang dibekukan
tersebut dalam ayat (1) butir d pasal ini dapat didelegasikan kepada
Pengurus FOPPSI Provinsi yang berangkutan.
g. Pembekuan dan pencarian kembali Organisasi FOPPSI Kabupaten/kota
dapat dilakukan oleh Pengurus Pusat dengan mempertimbangkan usul dan
saran Pengurus FOPPSI Provinsi yang bersangkutan kemudian wajib
mempertanggungjawabkannya kepada Musyawarah Kerja Nasional.
Ayat 2
Pencairan Organisasi FOPPSI Kabupaten/Kota
a. Pengurus Pusat wajib menghidupkan kembali Organisasi FOPPSI
Kabupaten/kota antara lain dengan menyelenggarakan Musyawarah FOPPSI
Kabupaten/Kota selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sesudah pembekuan.
b. Pengurus Pusat dapat mencairkan kembali suatu Organisasi FOPPSI
Kabupaten/Kota yang dibekukan kalau Organisasi FOPPSI Kabupaten/Kota
tersebut telah dapat melakukan tugasnya secara wajar dengan
mempertimbangkan usul dan saran Pengurus FOPPSI Provinsi
Ayat 3
Pembubaran Organisasi FOPPSI Kabupaten/Kota
a. Organisasi FOPPSI Kabupaten/Kota dapat dibubarkan oleh Musyawarah
Kerja Nasional jika 12 (dua belas) bulan sesudah dibekukan dan setelah
berbagai upaya untuk menghidupkan kembali tidak juga berhasil
b. Sesudah Organisasi FOPPSI Kabupaten/Kota dibubarkan, Organisasi
Cabang/Cabang Khusus yang tetap memenuhi syarat diurus langsung oleh
Pengurus Pusat yang pelaksanaannya dapat didelegasikan kepada Pengurus
FOPPSI Provinsi yang bersangkutan atau kepada Pengurus FOPPSI
Kabupaten/Kota yang berdekatan.
c. Kekayaan Organisasi FOPPSI Kabupaten/Kota, utang-piutang, dan urusan
lain-lain dari Organisasi FOPPSI Kabupaten/Kota yang dibubarkan menjadi
tanggung jawab Pengurus Pusat yang pelaksanaannya dapat didelegasikan
kepada Pengurus FOPPSI Provinsi yang bersangkutan.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
d. Pembubaran serta pengalihan segala kekayaan Organisasi FOPPSI
Kabupaten kota oleh Pengurus Pusat wajib diumumkan melalui media
massa baik cetak maupun elektronik setempat.
BAB VI
ORGANISASI FOPPSI CABANG/CABANG KHUSUS
Pasal 13
Status, Wilayah, dan Perangkat Kelengkapan Organisasi
Ayat 1
Wilayah Organisasi Cabang meliputi wilayah satu kecamatan.
Ayat 2
Wilayah Organisasi Cabang Khusus dapat meliputi satu unit kerja tingkat
nasional atau tingkat provinsi, atau tingkat Kabupaten/Kota atau satu unit kerja
perguruan tinggi.
Ayat 3
Perangkat Kelengkapan Organisasi Cabang/Cabang Khusus terdiri dari :
a. Pengurus Cabang/Cabang Khusus.
b. Anak Lembaga dan Badan Khusus Cabang/Cabang Khusus.
c. Himpunan/Ikatan/Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis Cabang/Cabang
Khusus.
d. Musyawarah Cabang/Cabang Khusus, Musyawarah Cabang/Cabang Khusus
Luar Biasa, Musyawarah Kerja Cabang/Cabang Khusus, dan forum
organisasi lainnya.
e. Badan Penasihat Cabang/Cabang Khusus.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
Pasal 14
Pengesahan dan Penolakan
Organisasi Cabang/Cabang Khusus
Ayat 1
Anggaran Rumah Tangga pasal 8 dan 11 berlaku pula bagi pengesahan dan
penolakan permintaan pembentukan Cabang/Cabang Khusus, dengan
ketentuan bahwa yang berhak memberikan atau menolak permintaan
pengesahan Cabang/Cabang Khusus adalah Pengurus FOPPSI Provinsi dengan
mempertimbangkan usul dan pendapat Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota
yang bersangkutan
Pasal 15
Pembekuan, Pencairan, dan Pembubaran
Cabang/Cabang Khusus
Ayat 1
Anggaran Rumah Tangga pasal 9 dan 12 berlaku pula bagi pembekuan,
pencairan dan pembubaran Cabang/Cabang Khusus, dengan ketentuan bahwa
yang berhak menetapkan pembekuan, pencairan, dan pembubaran adalah
Pengurs FOPPSI Provinsi dengan memperhatikan usul dan pendapat Pengurus
FOPPSI Kabupaten/Kota yang bersangkutan
BAB VII
ORGANISASI FOPPSI RANTING
Pasal 16
Status, Wilayah, dan Perangkat Kelengkapan Organisasi
Ayat 1
Wilayah Organisasi Ranting dapat meliputi Satu kelurahan/desa, atau Satu unit
kerja tingkat kecamatan /satu satuan pendidikan/gugus sekolah.
Ayat 2
Dalam wilayah satu Organisasi Ranting tidak boleh didirikan Organisasi
Ranting yang lain yang mempunyai batas wilayah yang sama.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
Ayat 3
Jika wilayah satu Organisasi Ranting berkembang menjadi lebih dari satu
kelurahan/desa atau terdapat satuan pendidikan atau gugus sekolah baru yang
sederajat, dapat didirikan Organisasi Ranting yang baru dengan tata cara
sebagai berikut :
a. Pengurus Ranting mengadakan Rapat Anggota untuk menetapkan
pembentukan Organisasi Ranting yang baru.
b. Rapat Anggota tersebut menetapkan Pengurus Ranting yang baru sebagai
penanggung jawab organisasi di daerah yang baru tersebut.
c. Ketentuan tentang tata cara, wewenang dan tanggungjawab
penyelenggaraan Rapat Anggota FOPPSI berlaku pula bagi
penyelenggaraan Rapat Anggota FOPPSI tersebut.
Ayat 4
Perangkat Kelengkapan Organisasi Ranting terdiri dari :
a. Pengurus Ranting
b. Badan Khusus yang dibentuk Ranting
c. Rapat Pengurus Ranting, Rapat Anggota, dan pertemuan lainnya.
Pasal 17
Pengesahan dan Penolakan Pembentukan Ranting
Anggaran Rumah Tangga pasal 8 dan 11 berlaku pula bagi pengesahan dan
penolakan permintaan pembentukan Ranting, dengan ketentuan bahwa yang
berhak memberikan atau menolak permintaan pengesahan Ranting adalah
Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota dengan mempertimbangkan usul dan
pendapat Pengurus Cabang/Cabang Khusus yang bersangkutan.
Pasal 18
Pembentukan, Pencairan, dan Pembubaran Ranting
Anggaran Rumah Tangga pasal 9 dan 12 berlaku pula bagi pembentukan,
pencairan dan Pembubaran Ranting, dengan ketentuan bahwa yang berhak
memberikan atau menolak permintaan pengesahan Ranting adalah Pengururs
FOPPSI Kabupaten/Kota dengan memperhatikan usul dan pendapat Pengurus
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
Cabang/Cabang Khusus yang bersangkutan. Cabang/Cabang Khusus yang
bersangkutan.
BAB VIII
SYARAT-SYARAT PENGURUS
Pasal 19
Syarat Umum dan Syarat Khusus
Ayat 1
Semua anggota kepengurusan organisasi FOPPSI di semua jenis dan tingkatan
wajib memenuhi syarat-syarat umum sebagai berikut :
a. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Berjiwa dan melaksanakan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
secara murni dan konsekuen.
c. Anggota FOPPSI yang telah membuktikan peran serta aktif dalam
kepengurusan dan atau terhadap organisasi.
d. Bersih, jujur, bermoral tinggi, bertanggung jawab, terbuka, dan berwawasan
luas.
Ayat 2
Anggota Pengurus Pusat, Pengurus FOPPSI Provinsi, Pengurus FOPPSI
Kabupaten/Kota, Pengurus Cabang/Cabang Khusus, dan Pengurus Ranting,
disamping memenuhi syarat umum tersebut dalam ayat (1) pasal ini wajib
memenuhi syarat khusus sebagai berikut :
a. Pernah duduk dalam kepengurusan organisasi pada tingkat yang sama atau
paling rendah 2 tingkat dibawahnya, kecuali untuk Pengurus
Cabang/Cabang Khusus dan Ranting.
b. Bekerja dan atau bertempat tinggal di wilayah kerja organisasi
c. Tidak merangkap jabatan Pengurus FOPPSI pada tingkat lainnya.
d. Tidak merangkap jabatan sebagai pengurus partai politik
e. Tidak menduduki jabatan pengurus lebih dari dua kali masa bakti berturut-
turut dalam jabatan yang sama.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
BAB IX
PENGURUS PUSAT
Pasal 20
Susunan Pengurus
Ayat 1
Dalam kepengurusan FOPPSI perlu dilaksanakan kesetaraan gender.
Ayat 2
Pengurus Pusat FOPPSI berjumlah paling banyak 25 orang dengan susunan
sebagai berikut :
a. Pengurus Harian
a) Ketua Umum
b) Ketua 1
c) Ketua 2
d) Ketua 3
e) Ketua 4
f) Ketua 5
g) Sekretaris Jenderal
h) Wakil Sekretaris Jenderal
i) Bendahara
j) Wakil Bendahara
b. Sekretaris Bidang
a) Sekretaris Bidang Organisasi dan Kaderisasi
b) Sekretaris Bidang Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan
c) Sekretaris Bidang Informasi dan Komunikasi
d) Sekretaris Bidang Penelitian dan Pengembangan
e) Sekretaris Bidang Pendidikan dan Pelatihan
f) Sekretaris Bidang Hubungan Kerja sama Luar Negeri
g) Sekretaris Bidang Pengembangan Karier dan Profesi
h) Sekretaris Bidang Pemberdayaan Perempuan
i) Sekretaris Bidang Pengembangan Kesenian, Kebudayaan dan Olahraga
j) Sekretaris Bidang Pengabdian Masyarakat
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
k) Sekretaris Bidang Advokasi dan Perlindungan Hukum
Pasal 21
Pemilihan Pengurus Pusat
Ayat 1
Pada setiap Musyawarah, Pengurus Pusat mengakhiri masa baktinya dan
diselenggarakan pemilihan Pengurus Pusat yang baru.
Ayat 2
Calon Pengurus Pusat wajib tercantum dalam daftar nama calon tetap yang
diusulkan Pengurus FOPPSI Provinsi/ Kabupaten/Kota dan disahkan oleh
Musyawarah.
Ayat 3
Pengurus Pusat FOPPSI dipilih oleh Musyawarah, yang dalam hal ini berturut-
turut memilih Ketua Umum (F1), enam Ketua dalam satu paket (F2), dan
Sekretaris Jenderal (F3) melalui pemungutan suara secara bebas dan rahasia.
Ayat 4
Kedelapan pengurus terpilih tersebut menjadi formatur yang bertugas
melengkapi susunan Pengurus Pusat sesuai dengan pasal 19 dan pasal 20
Anggaran Rumah Tangga yang diambil dari daftar calon Pengurus Pusat
FOPPSI tersebut pada ayat (2) pasal ini dengan memperhatikan keterwakilan
perempuan sekurang-kurangnya 30%.
Ayat 5
Serah terima Pengurus Pusat lama kepada Pengurus Pusat baru dilakukan di
hadapan peserta Musyawarah yang bersangkutan. Hal-hal yang berkaitan
dengan invenrais, kekayaan dan keuangan organisasi masih menjadi
tanggungan Pengurus lama sampai ada penyelesaian dengan pengurus baru
selambat-lambatnya 15 hari setelah Musyawarah.
Ayat 6
Pemilihan Pengurus Pusat dipimpin Panitia Pemilihan Pengurus Pusat FOPPSI
yang susunan dan keanggotaannya disahkan oleh Musyawarah. Sebelum
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
memulai tugasnya, seluruh Pengurus Pusat mengucapkan janji di hadapan
peserta Musyawarah yang memilihnya.
Ayat 7
Dalam hal kekosongan anggota Pengurus Pusat, pengisian dilakukan oleh
Rapat Pengurus Pusat dan hasilnya dilaporkan kepada Musyawarah Kerja
Nasional, kecuali untuk jabatan Pengurus Harian terpilih pengisiannya wajib
dilakukan oleh Musyawarah Kerja Nasional dengan tetap mengindahkan pasal
25 dan pasal 26 Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 21
Tugas dan Tanggung Jawab Pengurus Pusat
Ayat 1
Pengurus Pusat FOPPSI bertugas menentukan kebijakan organisasi dan
melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan sesuai dengan Anggaran Dasar,
Anggaran Rumah Tangga, Keputusan-keputusan Musyawarah, Musyawarah
Luar Biasa, Musyawarah Kerja Nasional dan Rapat Pengurus Pusat FOPPSI.
Ayat 2
Penjabaran tugas Pengurus Pusat diatur tersendiri dalam ketentuan organisasi
yang menjadi bagian tak terpisahkan dan tidak bertentangan dengan Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
Ayat 3
Dalam menjalankan kebijakan tersebut, Pengurus Pusat FOPPSI merupakan
badan pelaksana tertinggi yang bersifat kolektif.
Ayat 4
Pengurus Pusat mewakili FOPPSI di dalam dan di luar pengadilan yang
pelaksanaannya diatur dalam peraturan organisasi.
Ayat 5
Pengurus Pusat bertanggung jawab kepada Musyawarah atas kepengurusan
organisasi untuk masa baktinya.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
Ayat 6
Pengurus Pusat bertangung jawab atas pelaksanaan Kode Etik Profesi Operator
Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia, Ikrar Operator Pendataan Pendidikan
Indonesia, Anggaran Dasar, dan Anggaran Rumah Tangga serta keputusan
Musyawarah dan Musyawarah Kerja Nasional.
BAB X
PENGURUS FOPPSI PROVINSI
Pasal 22
Susunan Pengurus
Ayat 1
Dalam kepengurusan FOPPSI perlu dilaksanakan kesetaraan gender.
Ayat 2
Pengurus FOPPSI Provinsi berjumlah paling banyak 21 orang dengan susunan
sebagai berikut
a. Pengurus Harian berjumlah 9 orang
a) Ketua
b) Wakil Ketua
c) Wakil Ketua
d) Wakil Ketua
e) Sekretaris Umum
f) Wakil Sekretaris Umum
g) Wakil Sekretaris Umum
h) Bendahara
i) Wakil Bendahara
b. Pengurus FOPPSI Provinsi dapat dilengkapi paling banyak 12 (dua belas)
Ketua Biro yang nama, susunan, serta fungsinya dapat mengacu pada
susunan serta fungsi Sekretaris Bidang di Pengurus Pusat atau berdasar
pada pembagian tugas dan fungsi organisasi yang disesuaikan dengan
kondisi daerah, efektivitas serta efisiensi, dan atau bidang tugas yang terkait
dengan program organisasi.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
Pasal 23
Tugas dan Tanggung Jawab Pengurus Provinsi
Ayat 1
Pengurus FOPPSI Provinsi bertugas dan berkewajiban :
a. Menentukan kebijakan organisasi dan melaksanakan segala ketentuan dan
kebijakan sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga,
keputusan-keputusan Musyawarah, Musyawarah Luar Biasa, Musyawarah
Kerja Nasional, Musyawarah FOPPSI Provinsi, Musyawarah Kerja FOPPSI
Provinsi, dan Rapat Pengurus FOPPSI Provinsi di wilayahnya.
b. Melaksanakan program kerja organisasi baik program kerja nasional
maupun program kerja provinsi.
c. Mengawasi, mengkoordinasi, membimbing dan membina aktifitas Pengurus
FOPPSI Kabupaten/Kota.
d. Menegakkan disiplin organisasi dan mengatur ketertiban serta kelancaran
keuangan Pengurus Pusat dan Pengurus Provinsi.
Ayat 2
Penjabaran tugas Pengurus Provinsi diatur dalam ketentuan organisasi yang
menjadi bagian yang tak terpisahkan dan tidak bertentangan dengan Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
Ayat 3
Pengurus FOPPSI Provinsi bertanggungjawab atas terlaksananya segala
ketentuan dalam Kode Etik Profesi Operator Pendataan Pendidikan Seluruh
Indonesia, Ikrar Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia, Anggaran
Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Musyawarah, Musyawarah Kerja
Nasional, Musyawarah FOPPSI Provinsi serta Musyawarah Kerja FOPPSI
Provinsi.
Ayat 4
Pengurus FOPPSI Provinsi bertanggung jawab kepada Musyawarah FOPPSI
Provinsi atas kepengurusan organisasi untuk masa baktinya.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
Ayat 5
Dalam menjalankan kebijakan tersebut, pengurus FOPPSI Provinsi merupakan
badan pelaksana tertinggi di wilayahnya yang bersifat kolektif berdasarkan
pada prinsip keterbukaan, tanggung jawab, demokrasi, dan kekeluargaan.
Ayat 6
Pengurus FOPPSI Provinsi berkewajiban mengirimkan laporan kepada
Pengurus Pusat setiap 6 (enam) bulan sekali.
Pasal 24
Pemilihan Pengurus FOPPSI Provinsi
Ayat 1
Pada setiap Musyawarah FOPPSI Provinsi yang diadakan paling lambat 6
(enam) bulan setelah Musyawarah, Pengurus FOPPSI Provisi wajib mengakhiri
masa baktinya dan diselenggarakan pemilihan Pengurus FOPPSI Provinsi yang
baru.
Ayat 2
Bakal Calon Pengurus FOPPSI Provinsi wajib tercantum dalam daftar nama
calon yang diusulkan Pengurus FOPPSI Cabang/Cabang Khusus paling lambat
satu bulan sebelum Musyawarah Provinsi.
Ayat 3
Tata cara dan proses pencalonan diatur sebagai berikut :
a. Pengurus FOPPSI Cabang/Cabang Khusus berhak mencalonkan sebanyak-
banyaknya 18 orang bakal calon yang memenuhi syarat sesuai pasal 19
Anggaran Rumah Tangga.
b. Sebelum diajukan untuk menjadi calon tetap dan disahkan Musyawarah
FOPPSI Provinsi, sebuah Panitia Khusus meneliti semua persyaratan teknis
dan administratif para bakal calon dan menyampaikan rekomendasi kepada
Musyawarah.
c. Panitia Khusus diangkat dan ditetapkan Musyawarah Kerja FOPPSI
Provinsi terakhir yang terdiri dari wakil lima Pengurus FOPPSI
Kabupaten/Kota.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
Ayat 4
Tata cara dan proses pemilihan Pengurus FOPPSI Provinsi diatur sebagai
berikut :
a. Musyawarah memilih secara langsung berturut-turut Ketua (F1), tiga Wakil
Ketua (F2) dalam satu paket, dan Sekretaris Umum (F3).
b. Calon Pengurus harus terdaftar dalam daftar calon yang diusulkan oleh
Pengurus Cabang/Cabang Khusus.
c. Kelima Pengurus Harian terpilih tersebut bertindak selaku formatur dengan
wewenang dari Musyawarah untuk melengkapi susunan Pengurus FOPPSI
Provinsi seperti dimaksud pasal 19 dan pasal 22 dengan memperhatikan
keterwakilan perempuan sekurang-kurangnya 30%..
d. Formatur wajib melengkapi susunan Pengurus FOPPSI Provinsi dari nama-
nama yang tercantum dalam daftar calon yang diseleksi oleh Musyawarah
FOPPSI Provinsi tersebut.
e. Pemilihan Pengurus FOPPSI Provinsi dipimpin oleh Pengurus Pusat
FOPPSI yang dibantu oleh Panitia Pelaksana Pemilihan Pengurus FOPPSI
Provinsi yang susunan dan keanggotaannya disahkan oleh Musyawarah
FOPPSI Provinsi di antara peserta Musyawarah FOPPSI Provinsi tanpa
mengikutsertakan anggota Pengurus FOPPSI Provinsi yang lama.
Ayat 5
Serah terima Pengurus FOPPSI Provinsi lama kepada Pengurus FOPPSI
Provinsi baru dilakukan di hadapan peserta Musyawarah yang bersangkutan.
Hal-hal yang berkaitan dengan inventaris, kekayaan dan keuangan organisasi
masih menjadi tanggungan Pengurus FOPPSI Provinsi yang lama sampai ada
penyelesaian dengan FOPPSI Provinsi yang baru selambat-lambatnya15 hari
setelah Musyawarah.
Ayat 6
Sebelum memulai tugasnya, seluruh anggota Pengurus FOPPSI Provinsi
dilantik oleh Pengurus Pusat dan mengucapkan janji di hadapan peserta
Musyawarah yang memilihnya.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
Ayat 7
Dalam hal terjadi kekosongan anggota Pengurus FOPPSI Provinsi,
pengisiannya dilakukan oleh Rapat Pengurus FOPPSI Provinsi dan hasilnya
dilaporkan kepada Musyawarah Kerja Provinsi kecuali untuk jabatan Pengurus
Harian terpilih, pengisiannya wajib dilakukan oleh Musyawarah Kerja FOPPSI
Provinsi dengan tetap mengindahkan pasal 22, 23, dan pasal 24 ayat (2)
Anggaran Rumah Tangga.
BAB XI
PENGURUS FOPPSI KABUPATEN/KOTA
Pasal 25
Susunan Pengurus
Ayat 1
Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota berjumlah paling banyak 19 orang dengan
susunan sebagai berikut :
a. Pengurus Harian berjumlah 7 orang terdiri dari :
a) Ketua
b) Wakil Ketua
c) Wakil Ketua
d) Sekretaris
e) Wakil Sekretaris
f) Bendahara
g) Wakil Bendahara
b. Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota dapat dilengkapi dengan paling banyak
12 (dua belas) Bidang yang susunan serta fungsinya dapat mengacu pada
susunan serta fungsi biro pada Pengurus FOPPSI Provinsi atau disesuaikan
dengan kebutuhan FOPPSI Kabupaten/Kota.
Ayat 2
Pembagian tugas dan fungsi sekretaris bidang dapat dilaksanakan berdasar
pada acuan pembagian tugas dan fungsi sekretaris bidang di Pengurus FOPPSI
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
Provinsi yang disesuaikan dengan kondisi daerah, efektifitas serta efisiensi,
dan/atau bidang tugas yang terkait dengan program organisasi.
Pasal 26
Tugas dan Tanggung Jawab Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota
Ayat 1
Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota bertugas dan berkewajiban :
a. Menentukan kebijakan Organisasi dan melaksanakan segala ketentuan dan
kebijakan sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga,
Keputusan-keputusan Musyawarah, Musyawarah Luar Biasa, Musyawarah
Kerja Nasional, Musyawarah FOPPSI Provinsi dan Kabupaten/Kota,
Musyawarah Kerja FOPPSI Provinsi dan Kabupaten/Kota dan Rapat
Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota di wilayahnya.
b. Melaksanakan program kerja nasional di wilayahnya, program kerja
provinsi di wilayahnya, dan program kerja FOPPSI Kabupaten/Kota.
c. Mengawasi, mengkoordinasi, membimbing dan membina aktifitas Pengurus
Cabang.
d. Menegakkan disiplin organisasi dan mengatur ketertiban serta kelancaran
keuangan Pengurus Pusat, Pengurus FOPPSI Provinsi dan Pengurus
FOPPSI Kabupaten/Kota.
Ayat 2
Penjabaran tugas Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota diatur dalam ketentuan
organisasi yang menjadi bagian tak terpisahkan dan tidak bertentangan dengan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
Ayat 3
Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota bertanggungjawab atas terlaksananya
segala ketentuan dalam Kode Etik Profesi Operator Pendataan Pendidikan
Seluruh Indonesia, Ikrar Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia,
Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Musyawarah,
Musyawarah Kerja Nasional, Musyawarah FOPPSI Provinsi dan
Kabupaten/Kota, Musyawarah Kerja FOPPSI Provinsi dan Kabupaten/Kota
dan Rapat Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota di wilayahnya.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
Ayat 4
Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota bertanggung jawab kepada Musyawarah
FOPPSI Kabupaten/Kota atas kepengurusan organisasi untuk masa baktinya.
Ayat 5
Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota merupakan badan pelaksana organisasi
tertinggi di wilayahnya yang bersifat kolektif dengan berlandaskan pada
prinsip keterbukaan, demokrasi, tanggung jawab, dan kekeluargaan.
Ayat 6
Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota berkewajibanmengirimkan laporan kepada
Pengurus FOPPSI Provinsi dengan tembusan kepada Pengurus Pusat setiap 6
(enam) bulan sekali.
Pasal 27
Pemilihan Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota
Ayat 1
Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota dipilih oleh Musyawarah FOPPSI
Kabupaten/Kota yang wajib diadakan paling lambat 6 (enam) bulan setelah
Musyawarah FOPPSI Provinsi.
Ayat 2
Bakal calon Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota harus terdaftar dalam daftar
calon yang diusulkan oleh Pengurus Ranting dan/atau perwakilan anggota.
Ayat 3
Tata cara dan proses pencalonan Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota
dilaksanakan sebagai berikut :
a. Pengurus FOPPSI baik ranting unit kerja maupun ranting desa dan/atau
perwakilan anggota sekurang-kurangnya 25 anggota yang tidak termasuk
ranting berhak mencalonkan sebanyak-banyaknya 13 orang bakal calon
yang memenuhi syarat sesuai pasal 19.
b. Sebelum diajukan untuk menjadi calon tetap dan disahkan Musyawarah
FOPPSI Kabupaten/Kota, sebuah Panitia Khusus meneliti semua
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
c. persyaratan teknis dan administratif para bakal calon dan menyampaikan
rekomendasinya kepada Musyawarah.
d. Panitia Khusus diangkat dan ditetapkan Musyawarah Kerja FOPPSI
Kabupaten/Kota terakhir yang terdiri dari wakil lima Pengurus FOPPSI
Cabang/Cabang Khusus.
e. Jika Pengurus FOPPSI Cabang/Cabang Khusus kurang dari lima, Panitia
Khusus dapat dilengkapi hingga berjumlah lima dari Pengrus FOPPSI
Ranting dari ibukota Kabupaten/Kota.
Ayat 4
Tata cara dan proses pemilihan Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota diatur
sebagai berikut :
a. Musyawarah memilih secara berturut-turut Ketua (F1), dua Wakil Ketua
(F2) dalam satu paket, Sekretaris (F3), melalui pemungutan suara secara
bebas dan rahasia.
b. Calon Pengurus harus terdaftar dalam daftar calon yang diusulkan oleh
Pengurus Ranting dan/atau perwakilan anggota.
c. Keempat Pengurus Harian terpilih tersebut bertindak selaku formatur
dengan wewenang dari Musyawarah untuk melengkapi susunan Pengurus
FOPPSI Kabupaten/ Kota seperti termaksud pasal 22 dan 24 dengan
memperhatikan keterwakilan perempuan sekurang-kurangnya 30% .
d. Formatur wajib melengkapi susunan Pengurus Kabupaten/Kota dari nama-
nama yang tercantum dalam daftar calon yang disahkan oleh Musyawarah
FOPPSI Kabupaten/Kota tersebut.
e. Pemilihan Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota dipimpin oleh Pengurus
FOPPSI Provinsi yang dibantu oleh Panitia Pelaksana Pemilihan Pengurus
FOPPSI Kabupaten/ Kota yang susunan dan keanggotaannya disahkan oleh
Musyawarah FOPPSI Kabupaten/Kota di antara peserta Musyawarah
FOPPSI Kabupaten/Kota tanpa mengikutsertakan anggota Pengurus
FOPPSI Kabupaten/Kota yang lama.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
Ayat 5
Serah terima Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota yang lama kepada Pengurus
FOPPSI Kabupaten/Kota yang baru dilakukan di hadapan peserta Musyawarah
Kabupaten/Kota yang memilihnya. Hal-hal yang berkaitan dengan inventaris,
kekayaan dan keuangan organisasi masih menjadi tanggungan Pengurus
FOPPSI Kabupaten/Kota yang lama sampai ada penyelesaian dengan Pengurus
FOPPSI Kabupaten/Kota yang baru selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari
setelah Musyawarah.
Ayat 6
Sebelum memulai tugasnya, seluruh anggota Pengurus FOPPSI
Kabupaten/Kota dilantik oleh Pengurus FOPPSI Provinsi dan mengucapkan
janji dihadapan peserta Musyawarah FOPPSI Kabupaten/Kota yang
memilihnya.
Ayat 7
Dalam hal terjadi kekosongan anggota Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota,
pengisiannya dilakukan oleh Rapat Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota dan
hasilnya dilaporkan kepada Musyawarah Kerja FOPPSI Kabupaten/Kota
kecuali untuk jabatan Pengurus Harian Terpilih, pengisiannya wajib dilakukan
oleh Musyawarah Kerja FOPPSI Kabupaten/Kota dengan tetap mengindahkan
pasal 22, 23, dan pasal 24 ayat (2) Anggaran Rumah Tangga.
BAB XII
PENGURUS FOPPSI CABANG/CABANG KHUSUS
Pasal 28
Susunan Pengurus
Ayat 1
Pengurus FOPPSI Cabang/Cabang Khusus terdiri dari 17 orang dengan
susunan sebagai berikut :
a. Pengurus Harian sebanyak 5 orang yang terdiri dari :
a) Ketua
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
b) Wakil Ketua
c) Sekretaris
d) Wakil Sekretaris
e) Bendahara
b. Pengurus FOPPSI Cabang/Cabang Khusus dapat dilengkapi paling banyak
12 (duabelas) seksi, yang nama, susunan serta fungsinya dapat mengacu
pada nama, susunan serta fungsi bagian pada Pengurus FOPPSI
Kabupaten/Kota atau disesuaikan dengan kondisi daerah.
Pasal 29
Tugas dan Tanggung Jawab Pengurus Cabang
Ayat 1
Pengurus Cabang bertugas menentukan kebijakan organisasi dan berkewajiban
untuk melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan sesuai dengan Anggaran
Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan-keputusan Musyawarah,
Musyawarah Luar Biasa, Musyawarah Kerja Nasional, Musyawarah FOPPSI
Provinsi, Kabupaten/Kota dan Cabang, Musyawarah Kerja FOPPSI Provinsi,
Kabupaten/Kota dan Cabang, Rapat Pengurus Cabang di wilayahnya.
Ayat 2
Penjabaran tugas Pengurus Cabang dan Cabang Khusus diatur dalam ketentuan
organisasi yang menjadi bagian tak terpisahkan dan tidak bertentangan dengan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
Ayat 3
Tugas pokok Pengurus Cabang meliputi antara lain :
a. Mengawasi, mengkoordinasi, membimbing, dan membina aktifitas
Pengurus Ranting dan Anggota.
b. Menegakkan disiplin organisasi dan mengatur ketertiban serta kelancaran
keuangan Pengurus Pusat, Pengurus FOPPSI Provinsi, Pengurus FOPPSI
Kabupaten/Kota dan Pengurus Cabang.
Ayat 4
Pengurus Cabang bertanggungjawab atas terlaksananya segala ketentuan dalam
Kode Etik Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia, Ikrar Operator
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia, Anggaran Dasar, Anggaran Rumah
Tangga, Keputusan Musyawarah, Musyawarah Kerja Nasional, Musyawarah
FOPPSI Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota, serta Musyawarah Kerja
Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Ayat 5
Pengurus Cabang bertanggungjawab kepada Musyawarah Cabang atas
kepengurusan organisasi untuk masa baktinya.
Ayat 6
Dalam menjalankan kebijakan tersebut, Pengurus Cabang merupakan badan
pelaksana tertinggi di wilayahnya yang bersifat kolektif.
Ayat 7
Pengurus Cabang berkewajiban mengirimkan laporan kepada Pengurus
FOPPSI Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada Pengurus FOPPSI Provinsi
setiap 6 (enam) bulan sekali.
Pasal 30
Pemilihan Pengurus FOPPSI Cabang/Cabang Khusus
Ayat 1
Pengurus Cabang dipilih oleh Musyawarah FOPPSI Cabang/Cabang Khusus
yang diadakan setelah masa baktinya berakhir.
Ayat 2
Pemilihan Pengurus Cabang dapat dilaksanakan secara langsung dan/atau
perwakilan.
Ayat 3
Musyawarah FOPPSI Cabang memilih berturut-turut Ketua (F1), seorang
Wakil Ketua (F2), dan Sekretaris (F3), melalui pemungutan suara secara bebas
dan rahasia.
Ayat 4
Ketiga Pengurus tersebut bertindak selaku formatur dengan wewenang dari
Musyawarah untuk melengkapi susunan Pengurus Cabang seperti yang
termaksud dalam pasal 22 dan pasal 24.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
Ayat 5
Formatur melengkapi susunan Pengurus FOPPSI Cabang dari nama-nama yang
tercantum dalam daftar calon Pengurus Cabang yang disahkan oleh rapat
Pengurus Cabang tersebut.
Ayat 6
Pencalonan Pengurus Cabang dilaksanakan oleh Musyawarah Cabang.
Ayat 7
Serah terima Pengurus FOPPSI Cabang/cabang Khusus yang lama kepada
Pengurus FOPPSI Cabang/cabang Khusus yang baru dilakukan di hadapan
peserta Musyawarah Cabang/cabang Khusus yang memilihnya. Hal-hal yang
berkaitan dengan inventaris, kekayaan dan keuangan organisasi masih menjadi
tanggungan Pengurus FOPPSI Cabang/cabang Khusus yang lama sampai ada
penyelesaian dengan Pengurus FOPPSI Cabang/cabang Khusus yang baru
selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari setelah Musyawarah.
Ayat 8
Dalam hal terjadi kekosongan anggota pengurus, pengisiannya dilakukan oleh
Rapat Pleno Pengurus Cabang, kecuali untuk jabatan Pengurus Harian terpilih
pengisiannya wajib dilakukan Musyawarah Kerja Cabang FOPPSI dengan
tetap mengindahkan pasal 22, 23 dan pasal 24 ayat (2) Anggaran Rumah
Tangga.
Ayat 7
Pemilihan Pengurus Cabang/Cabang Khusus dipimpin oleh Pengurus FOPPSI
Kabupaten/Kota.
Ayat 8
Sebelum memulai tugasnya, Pengurus Cabang mengucapkan janji dan dilantik
oleh Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota dihadapan peserta Musyawarah
Cabang yang memilihnya.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
BAB XIII
PENGURUS RANTING
Pasal 31
Susunan Pengurus Ranting
Ayat 1
Susunan Pengurus Ranting terdiri dari :
a) Ketua
b) Wakil Ketua
c) Sekretaris
d) Bendahara
e) Sebanyak-banyaknya empat orang anggota pengurus.
Pasal 32
Tugas dan Tanggung Jawab Pengurus Ranting
Ayat 1
Pengurus Rating bertugas melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan sesuai
dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan-keputusan
Forum Organisasi yang lebih tinggi, Rapat Anggota, dan Rapat Pengurus
Ranting di wilayahnya.
Ayat 2
Penjabaran tugas Pengurus Ranting diatur dalam ketentuan organisasi menjadi
bagian tak terpisahkan dan tidak bertentangan dengan Anggaran Rumah
Tangga.
Ayat 3
Tugas pokok Pengurus Ranting meliputi antara lain:
a) Mengawasi, mengkoordinasi, membimbing, dan membina aktifitas para
anggota.
b) Menegakkan disiplin organisasi dan mengatur ketertiban serta kelancaran
iuran anggota serta penyelurannya sesuai ketentuan organisasi.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
Ayat 4
Pengurus Ranting bertanggungjawab atas terlaksananya ketentuan dalam Kode
Etik Profesi Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia, Ikrar Operator
Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia, Anggaran Dasar, Anggaran Rumah
Tangga, Keputusan-keputusan Forum Organisasi yang lebih tinggi, Rapat
Anggota, dan Rapat Pengurus Ranting di wilayahnya.
Ayat 5
Dalam menjalankan kebijakan tersebut, Pengurus Ranting merupakan badan
pelaksana di wilayahnya yang bersifat kolektif.
Ayat 6
Pengurus Ranting bertanggungjawab kepada Rapat Anggota atas kepengurusan
organisasi untuk masa baktinya.
Ayat 7
Pengurus Ranting berkewajiban mengirimkan laporan kepada Pengurus
Cabang dengan tembusan kepada Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota setiap 6
(enam) bulan sekali.
Pasal 33
Pemilhan Pengurus Ranting
Ayat 1
Pengurus Ranting dipilih oleh Rapat Anggota yang diadakan setelah masa
baktinya berakhir.
Ayat 2
Rapat Anggota memilih secara langsung berturut-turut seorang Ketua, seorang
Wakil Ketua, seorang Sekretaris, seorang Bendahara, dan sebanyak-banyaknya 4
orang Anggota Pengurus melalui pemungutan suara secara bebas dan rahasia.
Ayat 3
Pencalonan Pengurus Ranting dilaksanakan oleh Rapat Anggota dan Pengurus
Ranting wajib dipilih dari daftar calon yang disahkan dalam Rapat Anggota
tersebut.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
Ayat 4
Serah terima Pengurus Ranting lama kepada Pengurus Ranting baru dilakukan
langsung dalam Rapat Anggota itu juga.
Ayat 5
Dalam hal terjadi kekosongan Anggota Pengurus, pengisiannya dilakukan oleh
Rapat Pengurus Ranting yang kemudian mempertanggungjawabkannya pada
Rapat Anggota.
Ayat 6
Pemilihan Pengurus Ranting dipimpin oleh Pengurus Cabang.
Ayat 7
Sebelum memulai tugasnya, Pengurus Ranting dilantik oleh Pengurus Cabang dan
mengucapkan janji dihadapan peserta Rapat Anggota yang memilihnya.
BAB XIV
ANAK LEMBAGA DAN BADAN KHUSUS FOPPSI
Pasal 34
Anak Lembaga
Ayat 1
Untuk membantu mencapai tujuan organisasi Pengurus Pusat FOPPSI membentuk
Anak Lembaga FOPPSI yang bertugas mengelola bidang-bidang kedudukan,
tugas, wewenang, dan pimpinannya ditetapkan oleh dan bertanggungjawab
kepada Pengurus Pusat FOPPSI.
Ayat 2
Pengurus Anak Lembaga FOPPSI di tingkat daerah ditetapkan diangkat dan
bertanggungjawab kepada badan organisasi sesuai tingkatannya.
Ayat 3
Fungsi-fungsi anak lembaga menyangkut pelaksanaan, teknis edukatif dan teknis
administratif menjadi kewenangan anak lembaga yang bersangkutan.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
Ayat 4
Salah seorang anggota Badan Pimpinan Organisasi kecuali Ketua Umum, Ketua
FOPPSI Provinsi/Kabupaten/Kota, Sekretaris Jendral, Sekretaris Umum,
Sekretaris dan Bendahara diangkat menjadi ketua anak lembaga sesuai
tingkatannya.
Ayat 5
Pengurus FOPPSI Provinsi, Kabupaten/Kota menjadi pembina Anak Lembaga
FOPPSI sejalan dengan ketentuan dan kebijakan Pengurus Pusat FOPPSI serta
Pimpinan Anak Lembaga Tingkat Nasional yang bersangkutan.
Ayat 6
Masa bakti Pengurus Anak Lembaga FOPPSI sama dengan masa bakti Pengurus
sesuai tingkatannya di tempatnya masing-masing.
Ayat 7
Terkecuali ditentukan lain dalam peraturan perundang-undangan negara, akte
pendirian sebagai badan hukum sebuah Anak Lembaga dibuat dan
diselenggarakan ditingkat nasional yang berlaku dan dapat digunakan oleh semua
Anak Lembaga yang sama di daerahnya.
Ayat 8
Semua ketentuan mengenai kedudukan, tugas. wewenang, struktur, dan
mekanisme kerja Anak Lembaga FOPPSI baik yang sudah ada maupun yang
disusun dalam AD dan ART serta ketentuan Anak Lembaga tersebut wajib sejalan
dan tidak boleh bertentangan dengan AD dan ART serta peraturan organisasi
FOPPSI.
Pasal 35
Badan Khusus
Ayat 1
Pengurus FOPPSI di setiap tingkatan dapat membentuk badan khusus yang
berfungsi melaksanakan sebagian tugas organisasi untuk mencapai tujuan tertentu
dalam kurun waktu tertentu.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
Ayat 2
Kedudukan, tugas dan fungsi badan khusus diatur dan ditetapkan pengurus
organisasi di tingkatannya masing-masing.
Ayat 3
Badan Khusus dapat dibentuk antara lain; kelompok kerja, tim verifikasi
keuangan, koperasi guru/karyawan FOPPSI, Bank Guru Indonesia, dana
kesejahteraan, dana kematian dan dana sosial.
BAB XV
HIMPUNAN PROFESI DAN KEAHLIAN SEJENIS
Pasal 36
Ayat 1
Dalam upaya peningkatan mutu profesi Operator Pendataan Pendidikan, perlu
didayagunakan berbagai ikatan Operator Pendataan Pendidikan sejenis.
Ayat 2
Untuk menguatkan serta memperlancar mekanisme kerja dalam jaringan
organisasi Departemen/Biro/Bidang Pengembangan Karier dan Profesi menjadi
tugas dan tanggung jawab Departemen himpunan/Ikatan/Asosiasi profesi dan
keahlian sejenis
Ayat 3
Terhadap organisasi profesi di bidang pendidikan lainnya perlu dilakukan kerja
sama atas dasar kemitrasejajaran dalam rangka peningkatan mutu profesi serta
kesejahteraan Operator Pendataan Pendidikan dan tenaga kependidikan lainnya.
Ayat 4
Ketentuan tentang status, struktur, kedudukan, tugas, wewenang, dan hubungan
kerja Himpunan/Ikatan/Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis dengan FOPPSI
diatur dalam peraturan tersendiri.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
BAB XVI
FORUM ORGANISASI
Pasal 37
Jenis Forum Organisasi
Jenis Forum Organisasi :
a) Musyawarah
b) Musyawarah Luar Biasa
c) Musyawarah Kerja Nasional (MUSKERNAS)
d) Musyawarah FOPPSI Provinsi (MUSPROV)
e) Musyawarah FOPPSI Provinsi Luar Biasa (MUSPROVLUB)
f) Musyawarah Kerja FOPPSI Provinsi (MUSKERPROV)
g) Musyawarah FOPPSI Kabupaten/Kota (MUSKAB/MUSKOT)
h) Musyawarah FOPPSI Kabupaten/Kota Luar Biasa (MUSKABLUB/
MUSKOTLUB)
i) Musyawarah Kerja FOPPSI Kabupaten/Kota (MUSKERKAB/
MUSKERKOT)
j) Musyawarah Cabang/Cabang Khusus (MUSCAB/MUSCABSUS)
k) Musyawarah FOPPSI Cabang/Cabang Khusus Luar Biasa
(MUSCABLUB/MUSCABSUSLUB)
l) Musyawarah Kerja FOPPSI Cabang/Cabang Khusus
(MUSKERCAB/MUSKERCABSUS)
m) Rapat Anggota FOPPSI Ranting (RAPRAN)
n) Rapat Pengurus dan Pertemuan lain
Pasal 38
K u o r u m
Ayat 1
Musyawarah dianggap sah apabila jumlah Kabupaten/Kota yang hadir lebih dari
½ (seperdua) dan mewakili lebih dari ½ (seperdua) jumlah suara.
Ayat 2
Musyawarah dianggap sah jika jumlah FOPPSI Provinsi yang yang hadir lebih
dari ½ (seperdua) dan mewakili lebih dari ½ (seperdua) jumlah suara.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
Ayat 3
Musyawarah FOPPSI Provinsi dan Kabupaten/Kota dianggap sah jika jumlah
Cabang yang hadir lebih dari ½ (seperdua) dan mewakili lebih dari ½ (seperdua)
jumlah suara.
Ayat 4
Rapat Anggota dan Rapat Pengurus dianggap sah jika jumlah yang hadir lebih
dari ½ (seperdua) jumlah suara.
Ayat 5
Jika suatu rapat terpaksa ditunda karena tidak memenuhi kuorum maka rapat
berikutnya diadakan secepatnya 1 (satu) hari dan selambat-lambatnya 10
(sepuluh) hari dengan undangan dan acara yang sama tanpa harus memenuhi
persyaratan kuorum.
Pasal 39
Pengambilan Keputusan
Ayat 1
Keputusan diambil dengan cara musyawarah mufakat.
Ayat 40
Apabila upaya untuk mencapai mufakat tidak berhasil maka diputuskan dengan
suara terbanyak.
K O N G R E S
Pasal 41
Waktu dan Sifat
Ayat 1
Musyawarah diselenggarakan dan dipimpin oleh Pengurus Pusat setiap 5 (lima)
tahun sekali.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
Ayat 2
Musyawarah Luar Biasa diadakan :
a. Jika Musyawarah Kerja Nasional menganggap perlu, atas dasar keputusan
yang disetujui paling sedikit ²∕3 (duapertiga) jumlah suara yang hadir.
b. Atas permintaan lebih dari ½ (seperdua) jumlah Kabupaten/Kota yang
mewakili lebih dari ½ (seperdua) jumlah suara.
c. Bila dipandang perlu oleh Pengurus Pusat dan disetujui Musyawarah Kerja
Nasional.
Ayat 3
Dalam jangka waktu selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sesudah keputusan atau
permintaan tersebut ayat (2) (a), (b) atau (c) pasal ini diterima, Pengurus Pusat
wajib menyelenggarakan Musyawarah Luar Biasa.
Ayat 4
Musyawarah Luar Biasa Khusus yang membicarakan pembubaran organisasi
dapat dilaksanakan atas permintaan sekurang-kurangnya 2/3 (duapertiga) jumlah
Kabupaten/Kota yang mewakili sedikitnya 2/3 (duapertiga) jumlah suara.
Pasal 42
Peserta Musyawarah
Ayat 1
Peserta Musyawarah terdiri dari :
a. Pengurus Pusat FOPPSI
b. Para Penasihat FOPPSI
c. Utusan Pengurus Anak Lembaga tingkat nasional
d. Utusan Pengurus Badan Khusus tingkat nasional
e. Utusan Pengurus Himpunan/Ikatan/Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis
tingkat nasional
f. Utusan FOPPSI Provinsi
g. Utusan Kabupaten/Kota
h. Peninjau serta undangan lain yang ditetapkan oleh Pengurus Pusat.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
Pasal 43
Hak Bicara dan Hak Suara
Ayat 1
Tiap peserta mempunyai hak bicara.
Ayat 2
Hak suara hanya ada pada utusan Kabupaten/Kota.
Ayat 3
Tiap-tiap Kabupaten/Kota mempunyai 1 (satu) suara untuk jumlah sampai dengan
2.000 (dua ribu) anggota.
Ayat 4
Jumlah suara Kabupaten/ Kota paling sedikit 1 (satu) dan paling banyak 5 (lima)
suara.
Ayat 5
Satu Kabupaten/Kota boleh mewakili hanya 1 (satu ) Kabupaten/Kota lain yang
berhalangan menghadiri Musyawarah dengan mandat yang sah.
Ayat 6
Mandat untuk mewakili Kabupaten/Kota yang dimaksud dalam ayat (5) pasal ini
tidak boleh diberikan kepada Pengurus FOPPSI Provinsi, Pengurus Pusat, dan
Anggota Penasihat.
Pasal 44
Acara Musyawarah
Ayat 1
Acara Pokok Musyawarah paling sedikit wajib membahas dan menetapkan hal-
hal sebagai berikut :
a. Laporan pertanggungjawaban Pengurus Pusat, mengenai hal-hal :
Kegiatan pelaksanaan program organisasi selama satu masa bakti,
Kebijakan keuangan organisasi, inventaris, dan kekayaan organisasi, dan
Kegiatan dan perkembangan Anak Lembaga, Badan Khusus, dan
Himpunan/Ikatan/Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
b. Penetapan Program Kerja termasuk rencana anggaran keuangan untuk masa
bakti yang akan datang.
c. Pemilihan Pengurus Pusat.
Ayat 2
Acara lainnya yang ditetapkan dan disahkan Musyawarah sesuai kewenangan
yang diatur dalam AD dan ART serta peraturan organisasi
Pasal 45
Panitia Pemeriksa Keuangan
Ayat 1
Untuk memeriksa keuangan dan kekayaan yang menjadi tanggung jawab
Pengurus Pusat dilaksanakan oleh Panitia Pemeriksa Keuangan yang dibentuk
oleh Musyawarah Kerja Nasional terakhir sebelum Musyawarah.
Ayat 2
Panitia tersebut terdiri atas 5 (lima) FOPPSI Provinsi.
Ayat 3
Panitia memulai tugasnya paling lambat 3 (tiga) minggu sebelum sidang pertama
Musyawarah bertempat di Pengurus Pusat.
Ayat 4
Panitia memilih Ketua, Sekretaris dan Pelapor, serta melaporkan hasil pekerjaan
Panitia kepada Musyawarah.
Ayat 5
Seluruh pembiayaan panitia menjadi tanggung jawab Pengurus Pusat dan
dimasukkan dalam anggaran Musyawarah.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
Pasal 46
Panitia Pemeriksa Mandat dan Hak Suara
Ayat 1
Pengurus Pusat membentuk Panitia Pemeriksa Mandat dan Hak Suara, yang
bertugas :
a. Memeriksa mandat dan hak suara Pengurus Kabupaten/Kota yang
mengirimkan utusan ke Musyawarah.
b. melaporkan hasilnya kepada Musyawarah.
Ayat 2
Panitia beranggotakan sebanyak 12 (dua belas) orang mewakili 12 Provinsi yang
tidak merangkap Panitia Pemeriksa Keuangan.
Ayat 3
Panitia pemeriksa Mandat dan Hak Suara wajib menyelesaikan tugasnya sebelum
sidang pertama Musyawarah dimulai.
Ayat 4
Panitia memilih Ketua, Sekretaris dan Pelapor serta melaporkan hasil
pekerjaannya kepada Musyawarah.
Ayat 5
Jumlah suara Kabupaten/Kota dalam Musyawarah ditetapkan berdasarkan daftar
anggota Kabupaten/Kota di Pengurus Pusat yang ditutup 2 (dua) bulan sebelum
Musyawarah di mulai.
Pasal 47
Panitia Pemilihan Pengurus Pusat
Ayat 1
Panitia Pemilihan Pengurus Pusat terdiri atas utusan Pengurus FOPPSI Provinsi
masing-masing 1 (satu) orang wakil.
Ayat 2
Panitia bertugas mempersiapkan dan melaksanakan pemilihan pengurus serta
menyusun berita acara hasil pemilihan yang dilaporkan kepada Musyawarah.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
Ayat 3
Panitia Pemilihan memilih Ketua, Sekretaris, dan Pelapor serta melaporkan hasil
pekerjaanya kepada Musyawarah.
BAB XVII
MUSYAWARAH KERJA NASIONAL
Pasal 48
S t a t u s
Ayat 1
Musyawarah Kerja Nasional adalah rapat antar Pengurus FOPPSI Provinsi yang
diselenggarakan dan dipimpin oleh Pengurus Pusatdan merupakan instansi
tertinggi di bawah Musyawarah.
Ayat 2
Tugas Musyawarah Kerja Nasional ialah menetapkan garis kebijakan yang belum
ada dalam Keputusan Musyawarah selama masa antara Musyawarah.
Ayat 3
Pengurus FOPPSI Provinsi ikut bertanggungjawab tentang Keputusan
Musyawarah Kerja Nasional kepada Musyawarah.
Pasal 49
W a k t u
Ayat 1
Musyawarah Kerja Nasional diadakan 1 (satu) tahun sekali.
Ayat 2
Musyawarah Kerja Nasional pertama dalam masa bakti yang baru diadakan
selambat-lambatnya 7 (tujuh) bulan sesudah Musyawarah.
Ayat 3
Musyawarah Kerja Nasional terakhir dalam masa bakti itu diadakan selambat-
lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum Musyawarah.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
Ayat 4
Musyawarah Kerja Nasional dapat diadakan :
a. Jika Pengurus Pusatmenganggap perlu.
b. Atas permintaan ½ (seperdua) jumlah Pengurus FOPPSI Provinsi dan dalam
jangka waktu 2 (dua) bulan sesudah permintaan tersebut, Pengurus
Pusatwajib menyelenggarakannya.
Pasal 50
Peserta Musyawarah Kerja Nasional
Ayat 1
Peserta Musyawarah Kerja Nasional terdiri dari :
a. Pengurus PusatFOPPSI
b. Badan Penasihat PB FOPPSI
c. Pengurus Anak Lembaga FOPPSI tingkat Nasional
d. Pengurus Badan Khusus FOPPSI tingkat Nasional
e. Pengurus Himpunan/Ikatan/Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis FOPPSI
tingkat Nasional
f. Utusan Pengurus FOPPSI Provinsi
g. Peninjau serta undangan lain yang ditetapkan oleh Pengurus Pusat.
Pasal 51
Hak Bicara dan Hak Suara
Ayat 1
Dalam Musyawarah Kerja Nasional semua peserta mempunyai hak bicara.
Ayat 2
Hak Suara ada pada utusan-utusan Pengurus FOPPSI Provinsi dengan ketentuan
sebagai berikut :
a. Tiap FOPPSI Provinsi memiliki sekurang-kurangnya 1 (satu) suara dan
sebanyak-banyaknya 5 (lima) suara.
b. Tiap 30.000 (tiga puluh ribu) anggota berhak 1 (satu) suara.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
Pasal 52
Kewajiban Musyawarah Kerja Nasional
Ayat 1
Membahas dan menilai cara pelaksanaan Keputusan Musyawarah oleh Pengurus
Pusat.
Menetapkan ketentuan-ketentuan umum, rencana kerja tahunan dan kebijakan
yang bersifat nasional yang belum ditetapkan dalam Musyawarah baik ke dalam
maupun ke luar yang tidak bertentangan dengan Keputusan Musyawarah.
Ayat 2
Menentukan penggantian anggota Pengurus Harian terpilih Pengurus Pusatyang
berhalangan tetap, berhenti dan/atau diberhentikan sebelum masa jabatan
berakhir.
Ayat 3
Membahas dan menetapkan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja
Organisasi (RAPBO) Pengurus Pusat untuk tahun mendatang.
Membicarakan dan mengesahkan laporan Pengurus Pusat untuk disampaikan
kepada Musyawarah dan membicarakan persidangan-persidangan lain untuk
Musyawarah.
Ayat 4
Musyawarah Kerja Nasional pertama masa bakti kepengurusan wajib menetapkan
program kerja Pengurus Pusat selama lima tahunan.
Ayat 5
Musyawarah Kerja Nasional terakhir dari masa bakti kepengurusan wajib
menetapkan Panitia Pemeriksa Keuangan Pengurus Pusat dan Panitia Pemeriksa
Mandat dan Hak Suara untuk Musyawarah yang akan datang.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
BAB XVIII
MUSYAWARAH FOPPSI PROVINSI
Pasal 53
W a k t u
Ayat 1
Musyawarah FOPPSI Provinsi diadakan dan dipimpin oleh Pengurus FOPPSI
Provinsi tiap 5 (lima) tahun sekali.
Ayat 2
Musyawarah FOPPSI Provinsi Luar Biasa dapat diadakan :
a. Atas permintaan Musyawarah Kerja FOPPSI Provinsi berdasarkan
keputusan 2/3 (dua pertiga) suara dari yang hadir.
b. Atas permintaan lebih dari 1/2 (seperdua) jumlah cabang yang mewakili
lebih dari 1/2 (seperdua) jumlah suara.
c. Jika Pengurus Provinsi menganggap perlu dan disetujui Musyawarah Kerja
Provinsi.
d. Atas permintaan Pengurus Pusat.
Ayat 3
Dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sesudah salah satu dan atau semua
permintaan tersebut ayat (2) butir a, b, c, atau d diterima. Pengurus FOPPSI
Provinsi wajib menyelenggarakan Musyawarah tersebut.
Pasal 54
Peserta
Ayat 1
Peserta Musyawarah FOPPSI Provinsi terdiri dari :
a. Utusan Pengurus FOPPSI Cabang dan Cabang Khusus
b. Utusan Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota
c. Pengurus Provinsi
d. Utusan Pengurus Pusat
e. Wakil Pimpinan Anak Lembaga dan Badan Khusus Provinsi
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
f. Wakil Pimpinan Himpunan/Ikatan/Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis
Provinsi
g. Badan Penasihat Pengurus FOPPSI Provinsi
h. Peninjau yang diundang oleh Pengurus Provinsi
Pasal 55
Hak Bicara dan Hak Suara
Ayat 1
Dalam Musyawarah FOPPSI Provinsi semua peserta mempunyai hak bicara.
Ayat 2
Hak suara hanya ada pada utusan Cabang/Cabang Khusus.
Ayat 3
Tiap Cabang mempunyai 1 (satu) suara untuk 200 (dua ratus) orang anggota.
Ayat 4
Jumlah suara 1 (satu) cabang sedikitnya 1 (satu) dan sebanyak-banyaknya 3 (tiga)
suara.
Ayat 5
Cabang boleh mewakili 1 (satu) Cabang lain yang berhalangan menghadiri
Musyawarah FOPPSI dengan mandat yang sah.
Ayat 6
Hak suara Cabang Khusus hanya 1 (satu) suara
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
Pasal 56
Acara Musyawarah FOPPSI Provinsi
Ayat 1
Acara Pokok Musyawarah FOPPSI Provinsi paling sedikit wajib membahas dan
menetapkan hal-hal sebagai berikut :
a. Laporan pertanggungjawaban Pengurus FOPPSI Provinsi mengenai hal-hal
:
b. Kegiatan pelaksanaan program organisasi selama satu masa bakti.
c. Kebijakan keuangan, inventaris, dan kekayaan Organisasi FOPPSI
Provinsi.
d. Kegiatan dan Perkembangan Anak Lembaga, Badan Khusus, dan
Himpunan/Ikatan/ Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis Provinsi.
e. Penetapan Program Kerja termasuk rencana anggaran keuangan dan untuk
masa bakti yang akan datang. Pemilihan Pengurus FOPPSI Provinsi masa
bakti berikutnya. .
Ayat 2
Acara lainnya ditetapkan dan disahkan dalam Musyawarah tersebut.
Ayat 3
Pada dasarnya ketentuan pasal 45 Anggaran Rumah Tanggga berlaku pula bagi
pasal ini yang disesuaikan dengan tingkatannya.
Pasal 57
Panitia Pemeriksa Keuangan
Ayat 1
Pada dasarnya Pasal 51 Anggaran Rumah Tangga berlaku juga bagi pasal ini dan
disesuaikan dengan tingkatannya.
Ayat 2
Panitia beranggotakan sedikitnya 3 (tiga) orang mewakili dari 3 (tiga)
Kabupaten/Kota.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
Pasal 58
Panitia Pemeriksa Mandat dan Hak Suara
Ayat 1
Panitia pemeriksa Mandat dan Hak Suara, bertugas :
a. Memeriksa Mandat dan Hak Suara Cabang yang mengirim utusan ke
Musyawarah FOPPSI Provinsi.
b. Melaporkan hasil tugasnya kepada Musyawarah FOPPSI Provinsi.
Ayat 2
Panitia terdiri sebanyak-banyaknya 7 (tujuh) orang dan sedikit-dikitnya 3 (tiga)
orang yang mewakili seluruh Kabupaten/Kota, yang tidak merangkap dengan
Panitia Pemeriksa Keuangan.
Ayat 3
Jika jumlah Kabupaten/Kota kurang dari enam, maka ketentuan ayat (2) pasal ini
dapat diwakili oleh Pengurus Kabupaten/Kota yang sama dengan Panitia
Pemeriksa Keuangan.
Ayat 4
Pada dasarnya ketentuan pasal 52 Anggaran Rumah Tangga berlaku pula bagi
pasal ini dan disesuaikan dengan tingkatannya.
Pasal 59
Panitia Pemilihan Pengurus FOPPSI Provinsi
Pada dasarnya pasal 46 Anggaran Rumah Tangga berlaku juga bagi pasal ini yang
disesuaikan dengan tingkatannya
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
BAB XIX
MUSYAWARAH KERJA FOPPSI PROVINSI
Pasal 60
Status, Tugas, dan Kewajiban
Ayat 1
Musyawarah Kerja FOPPSI Provinsi adalah rapat antar Pengurus FOPPSI
Kabupaten/Kota yang diselenggarakan dan dipimpin oleh Pengurus FOPPSI
Provinsi dan merupakan instansi tertinggi di bawah Musyawarah FOPPSI
Provinsi.
Ayat 2
Musyawarah Kerja FOPPSI Provinsi bertugas menetapkan program tahunan dan
kebijakan organisasi sepanjang tidak bertentangan dengan keputusan Musyawarah
FOPPSI Provinsi.
Ayat 3
Pada dasarnya ketentuan pasal 48 Anggaran Rumah Tangga berlaku pula bagi
pasal ini yang disesuaikan dengan tingkatannya.
Pasal 61
W a k t u
Ayat 1
Musyawarah Kerja FOPPSI Provinsi diadakan 1 (satu) tahun sekali.
Ayat 2
Musyawarah Kerja FOPPSI Provinsi yang pertama masa bakti FOPPSI Provinsi
yang baru diadakan selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sesudah Musyawarah
FOPPSI Provinsi dan Musyawarah Kerja FOPPSI Provinsi terakhir
diselenggarakan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum Musyawarah FOPPSI
Provinsi.
Ayat 3
Musyawarah Kerja FOPPSI Provinsi dapat juga diadakan :
a. Jika Pengurus FOPPSI Provinsi menganggap perlu.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
b. Atas permintaan ½ (seperdua) jumlah FOPPSI Provinsi yang mewakili lebih
½ (seperdua) jumlah suara.
c. Atas permintaan Pengurus Pusat.
Ayat 4
Dalam waktu 2 (dua) bulan sesudah salah satu dan/atau semua permintaan
tersebut dalam ayat 3 pasal ini diterima, Pengurus FOPPSI Provinsi wajib
menyelenggarakannya.
Pasal 62
Peserta
Ayat 1
Peserta Musyawarah Kerja FOPPSI Provinsi terdiri dari:
a. Utusan Pengurus FOPPSI Cabang Khusus
b. Utusan Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota
c. Pengurus Provinsi
d. Utusan Pengurus Pusat
e. Wakil Pimpinan Anak Lembaga dan Badan Khusus Provinsi
f. Wakil Pimpinan Himpunan Ikatan/Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis
Provinsi
g. Badan Penasihat Pengurus FOPPSI Provinsi
h. Peninjau yang diundang oleh Pengurus Provinsi
Pasal 63
Hak Bicara dan Hak Suara
Ayat 1
Tiap peserta Musyawarah Kerja mempunyai hak bicara.
Ayat 2
Hak suara hanya ada pada utusan Pengurus Kabupaten/Kota.
Ayat 3
Tiap-tiap Kabupaten/Kota mempunyai 1 (satu) suara untuk jumlah sampai dengan
2.000 (dua ribu) anggota.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
Ayat 4
Jumlah suara Kabupaten/Kota sedikitnya 1 (satu) dan sebanyak-banyaknya 5
(lima) suara.
Ayat 5
Ketentuan pada pasal 55 dan 63 Anggaran Rumah Tangga pada dasarnya berlaku
juga bagi pasal ini dan disesuaikan dengan tingkatannya.
Pasal 64
Kewajiban Musyawarah Kerja FOPPSI Provinsi
Ayat 1
Membahas dan menilai pelaksanaan keputusan Musyawarah FOPPSI Provinsi.
Ayat 2
Menetapkan rencana kerja tahunan dan kebijakan yang belum ditetapkan
sepanjang tidak bertentangan dengan putusan Musyawarah FOPPSI Provinsi.
Ayat 3
Menentukan penggantian anggota Pengurus Harian terpilih antar waktu apabila
terjadi kekosongan.
Ayat 4
Membahas dan menetapkan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja
Organisasi (RAPBO) Pengurus FOPPSI Provinsi untuk tahun mendatang.
Ayat 5
Musyawarah Kerja FOPPSI Provinsi menjelang Musyawarah sedikitnya
menetapkan calon-calon Anggota Panitia Pemilihan Pengurus Pusat.
BAB XX
MUSYAWARAH KABUPATEN/KOTA
Pasal 65
W a k t u
Ayat 1
Musyawarah FOPPSI Kabupaten/Kota diadakan dan dipimpin oleh Pengurus
FOPPSI Kabupaten/Kota tiap 5 (lima) tahun sekali.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
Ayat 2
Musyawarah FOPPSI Kabupaten/Kota Luar Biasa dapat juga diadakan :
a. Kalau Pengurus FOPPSI Provinsi menganggap perlu dan disetujui
Musyawarah Kerja Kabupaten/Kota.
b. Atas permintaan ½ (seperdua) jumlah Cabang dan mewakili lebih ½
(seperdua) jumlah suara.
c. Atas permintaan Pengurus Provinsi.
Ayat 3
Dalam jangka waktu 2 (dua) bulan sesudah salah satu dan/atau semua permintaan
tersebut diterima, Pengurus FOPPSI kabupaten/Kota wajib menyelenggarakannya.
Pasal 66
P e s e r t a
Ayat 1
Peserta Musyawarah FOPPSI Kabupaten/Kota terdiri dari :
a. Utusan Pengurus Ranting
b. Utusan Pengurus Cabang
c. Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota
d. Utusan Pengurus FOPPSI Provinsi
e. Wakil Anak Lembaga dan Badan Khusus tingkat Kabupaten/Kota
f. Wakil Himpunan/Ikatan/Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis tingkat
Kabupaten/Kota
g. Badan Penasihat Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota
h. Peninjau yang diundang oleh Pengurus FOPPSI kabupaten/Kota
Pasal 67
Hak Bicara dan Hak Suara
Ayat 1
Ketentuan pasal 55 dan 63 Anggaran Rumah Tangga pada dasarnya berlaku juga
bagi pasal ini yang disesuaikan dengan tingkatannya.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
Ayat 2
Hak bicara ada pada semua peserta Musyawarah Kabupaten/Kota.
Ayat 3
Hak suara hanya ada pada utusan ranting dan/atau utusan perwakilan anggota
berdasar wilayah desa/kelurahan/satu unit kerja/gugus sekolah.
Ayat 4
Setiap Ranting paling sedikit memiliki 1 (satu) suara dan paling banyak 5 (lima)
suara.
Ayat 5
Jumlah seluruh anggota di Kabupaten/Kota diwakili menjadi jumlah hak suara
dengan pembagi 20 (dua puluh).
Ayat 6
Jumlah suara tersebut dibagi ke seluruh Ranting dan/atau desa/Kelurahan/satuan
pendidikan, gugus sekolah secara proporsional dengan pertimbangan setiap 20
(dua puluh) anggota dari setiap Ranting dan/atau desa/kelurahan/satu unit
kerja/gugus sekolah memiliki1 (satu) suara.
Pasal 68
Acara Musyawarah FOPPSI Kabupaten/Kota
Ayat 1
Pada dasarnya pasal 50 dan pasal 62 Anggaran Rumah Tangga secara mutatis dan
mutandis berlaku pula bagi pasal ini yang disesuaikan dengan tingkatannya.
Pasal 69
Panitia Pemeriksa Keuangan
Ayat 1
Pada dasarnya ketentuan pasal 51 dan 63 Anggaran Rumah Tangga secara mutatis
dan mutandis berlaku juga bagi pasal ini dan disesuaikan dengan tingkatannya.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
Pasal 70
Panitia Pemeriksa Mandat dan Hak Suara
Ayat 1
Pada dasarnya pasal 58 dan 70 Anggaran Rumah Tangga secara mutatis dan
mutandis berlaku juga bagi pasal ini dan disesuaikan dengan tingkatannya.
Ayat 2
Jumlah anggota Panitia Pemeriksa Mandat dan Hak Suara dapat disesuaikan
dengan jumlah Cabang.
Pasal 71
Panitia Pemilihan Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota
Ayat 1
Pada dasarnya pasal 59 dan 71 Anggaran Rumah Tangga secara mutatis mutandis
berlaku juga bagi pasal ini dan disesuaikan dengan tingkatannya.
Ayat 2
Panitia Pemilihan Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota diambil dari utusan Cabang
dengan jumlah sedikitnya 7 (tujuh) orang dan sebanyak-banyaknya 11 (sebelas)
orang.
Ayat 3
Jika jumlah Cabang kurang dari 7 (tujuh), anggota Panitia Pemilihan dapat
dilengkapi keanggotaannya dari peserta yang mewakili unsur nonCabang
sehingga mencapai jumlah yang diperlukan akan tetapi anggota pelengkap
tersebut tidak boleh menjadi pimpinan Panitia.
BAB XXI
MUSYAWARAH KERJA FOPPSI KABUPATEN/KOTA
Pasal 72
Status dan Tugas
Ayat 1
Musyawarah Kerja FOPPSI Kabupaten/Kota adalah Rapat antar Pengurus
FOPPSI Cabang yang diselenggarakan dan dipimpin oleh FOPPSI
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
Kabupaten/Kota, dan merupakan instansi tertinggi di bawah Musyawarah
Kabupaten/Kota.
Ayat 2
Musyawarah Kerja FOPPSI Kabupaten/Kota bertugas menetapkan program
tahunan dan kebijakan organisasi sepanjang tidak bertentangan dengan keputusan
Musyawarah Kerja FOPPSI Kabupaten/Kota.
Ayat 3
Musyawarah Kerja FOPPSI Kabupaten/Kota dapat menentukan pergantian
anggota pengurus harian terpilih antar waktu apabila terjadi kekosongan
Pasal 73
W a k t u
Ayat 1
Musyawarah Kerja FOPPSI Kabupaten/Kota diadakan 1 (satu) tahun sekali.
Ayat 2
Musyawarah Kerja FOPPSI Kabupaten/Kota yang pertama pada masa bakti
Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota yang baru diadakan selambat-lambatnya 6
(enam) bulan sesudah Musyawarah FOPPSI Kabupaten/Kota, dan yang terakhir
selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum Musyawarah Kabupaten/Kota.
Ayat 3
Musyawarah Kerja FOPPSI Kabupaten/Kota dapat juga diadakan :
a. Jika Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota menganggap perlu.
b. Atas permintaan ½ (seperdua) jumlah Cabang yang mewakili lebih ½
(seperdua) jumlah suara.
c. Atas permintaan Pengurus FOPPSI Provinsi.
d. Atas permintaan Pengurus Pusat.
Ayat 4
Dalam waktu 2 (dua) bulan sesudah salah satu dan/atau semua permintaan
tersebut diterima, Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota wajib
menyelenggarakannya.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
Pasal 74
P e s e r t a
Ayat 1
Peserta Musyawarah Kerja FOPPSI Kabupaten/Kota terdiri dari :
a. Utusan Pengurus Cabang
b. Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota
c. Utusan Pengurus Provinsi
d. Wakil Pimpinan Anak Lembaga dan Badan Khusus Kabupaten/Kota
e. Wakil Pimpinan Himpunan/Ikatan/Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis
Kabupaten/Kota
f. Badan Penasihat Kabupaten/Kota
g. Peninjau yang diundang oleh Pengurus Kabupaten/Kota
Pasal 75
Hak Bicara dan Hak Suara
Ayat 1
Pada dasarnya ketentuan pasal 55 dan pasal 65 Anggaran Rumah Tangga berlaku
bagi pasal ini yang disesuaikan dengan tingkatannya.
Ayat 2
Hak bicara ada pada semua peserta Musyawarah Kerja Kabupaten/Kota.
Ayat 3
Hak suara hanya ada pada utusan Cabang dengan ketentuan setiap Cabang
sedikitnya memiliki 1 (satu) suara dan sebanyak-bannyaknya 5 (lima) suara.
Pasal 76
Kewajiban Musyawarah Kerja FOPPSI Kabupaten/Kota
Ayat 1
Membahas dan menilai pelaksanaan keputusan Musyawarah FOPPSI
Kabupaten/Kota.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
Ayat 2
Menetapkan rencana kerja tahunan dan kebijakan yang belum ditetapkan
sepanjang tidak bertentangan dengan keputusan Musyawarah FOPPSI
Kabupaten/Kota.
Ayat 3
Menentukan penggantian anggota Pengurus antar waktu apabila terjadi
kekosongan.
Ayat 4
Membahas dan menetapkan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja
Organisasi (RAPBO) Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota untuk tahun mendatang.
Ayat 5
Musyawarah Kerja FOPPSI Kabupaten/Kota menjelang Musyawarah sedikitnya
menetapkan calon anggota Panitia Pemilihan Pengurus Provinsi.
BAB XXII
MUSYAWARAH FOPPSI CABANG,
KONFERESI KERJA FOPPSI CABANG,
DAN RAPAT ANGGOTA FOPPSI RANTING
Pasal 77
Musyawarah FOPPSI Cabang
Ayat 1
Musyawarah FOPPSI Cabang diselenggarakan dan dipimpin oleh Pengurus
FOPPSI Cabang tiap 5 (lima) tahun sekali pada akhir masa bakti Pengurus
FOPPSI Cabang.
Ayat 2
Musyawarah FOPPSI Cabang Luar Biasa dapat juga diadakan :
a. Kalau Pengurus Cabang menganggap perlu.
b. Atas permintaan sekuran-kurangnya ½ (seperdua) jumlah Ranting dan/atau
jumlah anggota.
c. Atas Permintaan Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota.
d. Atas Permintaan Pengurus FOPPSI Provinsi.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
Ayat 3
Peserta Musyawarah FOPPSI Cabang
a. Utusan Ranting dan/atau seluruh anggota
b. Pengurus Cabang
c. Wakil Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota
d. Peninjau yang diundang oleh Pengurus Cabang
Ayat 4
Semua anggota/utusan Ranting berdasarkan undangannya mempunyai hak bicara.
Ayat 5
Hak suara hanya ada pada Ranting dan/atau perwakilan anggota berdasar wilayah
desa/kelurahan/satu unit kerja/ gugus sekolah dimana setiap 20 anggota
memiliki 1 (satu) suara dan/atau seluruh anggota cabang.
Ayat 6
Setiap Ranting dan/atau wilayah desa/kelurahan/satu unit kerja/gugus sekolah
memiliki sedikitnya 1 (satu) suara dan sebanyak-banyaknya 5 (lima) suara.
Ayat 7
Acara pokok Musyawarah FOPPSI Cabang membahas dan menetapkan antara
lain :
a. Laporan pertanggungjawaban Pengurus Cabang termasuk kebijakan
keuangan dalam masa baktinya.
b. Rencana kerja termasuk anggaran keuangan dalam masa bakti yang akan
datang.
c. Pemilihan Pengurus Cabang
Ayat 8
Pada dasarnya segala ketentuan tentang penyelenggaraan Musyawarah FOPPSI
Kabupaten/Kota berlaku juga bagi penyelenggaraan Musyawarah FOPPSI Cabang
dengan disesuaikan berdasar ruang lingkup dan tingkatannya.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
Pasal 78
Musyawarah Kerja FOPPSI Cabang
Ayat 1
Jika Organisasi Cabang terdiri dari Ranting-Ranting maka diadakan Musyawarah
FOPPSI Cabang yang diselenggarakan setiap tahun dan dipimpin oleh Pengurus
Cabang.
Ayat 2
Musyawarah Kerja FOPPSI Cabang dapat juga diadakan :
a. Kalau Pengurus Cabang menganggap perlu.
b. Atas permintaan ½ (seperdua) jumlah Ranting yang mewakili lebih dari ½
(seperdua) jumlah anggota.
c. Atas permintaan Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota.
d. Atas permintaan Pengurus FOPPSI Provinsi.
Ayat 3
Dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sesudah salah satu dan/atau semua permintaan
tersebut dalam ayat (2) pasal ini diterima. Pengurus FOPPSI Cabang wajib
menyelenggarakannya
Ayat 4
Peserta Musyawarah Kerja FOPPSI Cabang :
a. Utusan Ranting
b. Pengurus Cabang
c. Wakil Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota
d. Wakil Pengurus Anak Lembaga dan Badan Khusus tingkat Cabang
e. Wakil Himpunan/Ikatan/Asosiasi Profesi dan Keahilan Sejenis tingkat
Cabang
f. Peninjau yang diundang oleh Pengurus Cabang.
Ayat 5
Utusan Ranting mempunyai hak bicara dan hak suara sedang peserta lainnya
hanya mempunyai hak bicara.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
Ayat 6
Jumlah suara yang ditetapkan sebagai berikut :
a. Setiap Ranting mempunyai hak suara sekurang-kurangnya 1 (satu) suara
sebanyak-banyaknya 5 (lima) suara
b. Setiap 20 (duapuluh) anggota berhak 1 (satu) suara.
Ayat 7
Jika Cabang tersebut tidak mempunyai Ranting maka Musyawarah Kerja FOPPSI
Cabang diganti dengan rapat kerja anggota yang dihadiri oleh perutusan anggota
berdasar permakilan wilayah desa/kelurahan/satu unit kerja/gugus sekolah.
Ayat 8
Segala ketentuan tentang Musyawarah Kerja secara mutatis dan mutandis berlaku
juga bagi rapat kerja anggota seperti tersebut dalam ayat (7) pasal ini dengan
disesuaikan berdasar ruang lingkup dan tingkatannya.
Pasal 79
Rapat Anggota FOPPSI Ranting
Ayat 1
Rapat anggota FOPPSI Ranting diadakan sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan
sekali dipimpin oleh Pengurus Ranting.
Ayat 2
Rapat anggota FOPPSI Ranting dapat juga diadakan apabila :
a. Pengurus Ranting menganggap perlu.
b. Atas permintaan ½ (seperdua) anggota Ranting atau lebih.
c. Atas Permintaan Pengurus FOPPSI Cabang
d. Atas permintaan Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota.
Ayat 3
Pada akhir masa bakti Pengurus FOPPSI Ranting, rapat anggota diupayakan agar
dihadiri oleh seluruh anggota dan rapat anggota tersebut berfungsi sebagai forum
tertinggi organisasi di tingkat Ranting.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
Ayat 4
Hak bicara dan hak suara ada pada semua anggota yang hadir.
Ayat 5
Anggota yang tidak hadir dianggap tidak menggunakan hak bicara dan hak
suaranya.
Ayat 6
Segala ketentuan tentang Musyawarah Kabupaten/Kota secara mutatis dan
mutandis berlaku juga bagi rapat anggota tersebut dalam ayat (3) pasal ini dengan
disesuaikan berdasar ruang lingkup dan tingkatannya.
BAB XXIII
RAPAT PENGURUS DAN PERTEMUAN LAIN
Pasal 80
Rapat Pengurus
Ayat 1
Rapat Pengurus/Pengurus Harian disetiap tingkatan diadakan sesuai keperluan dan
sekurang-kurangnya diselenggarakan 1 (satu) bulan sekali.
Ayat 2
Rapat Pengurus Lengkap Pimpinan Organisasi diselenggarakan sekurang-
kurangnya 2 (dua) bulan sekali.
Ayat 3
Rapat Pleno Lengkap Organisasi yang dihadiri oleh seluruh Pengurus Organisasi,
Badan Penasihat, Himpunan/Ikatan/Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis,
Pimpinan Anak Lembaga, dan Pimpinan Badan Khusus diadakan sekurang-
kurangnya 3 (tiga) bulan sekali.
Ayat 4
Rapat Pengurus dapat juga diadakan atas permintaan ½ (seperdua) jumlah
anggota Pengurus Lengkap dan/atau ada hal-hal yang mendesak.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
Ayat 5
Pertemuan khusus antara berbagai pihak secara terpisah dapat diadakan sesuai
keperluan.
Ayat 6
Dalam rapat tersebut semua anggota yang hadir mempunyai hak bicara dan hak
suara yang sama.
Pasal 81
Pertemuan Lain
Ayat 1
Pertemuan lain dapat diselenggarakan oleh Pengurus Organisasi di semua
tingkatan apabila diperlukan dalam upaya kelancaran pelaksanaan misi organisasi.
Ayat 2
Rapat Koordinasi Pimpinan FOPPSI Kabupaten/Kota Tingkat Nasional
dilaksanakan setiap 2 tahun sekali oleh Pengurus Pusat (PP) FOPPSI
Ayat 3
Rapat Koordinasi Pimpinan FOPPSI Cabang/Cabang Khusus Tingkat Provinsi
dilaksanakan setiap 2 (dua tahun sekali oleh Pengurus FOPPSI Provinsi
Ayat 4
Rapat Koordinasi Pimpinan FOPPSI Ranting Tingkat Kabupaten/Kota
dilaksanakan setiap 2 (dua) tahun oleh Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota.
BAB XXIV
BADAN PENASIHAT
Pasal 82
Badan Penasihat Pengurus Pusat
Ayat 1
Atas usul Pengurus Pusat Musyawarah menetapkan susunan dan keanggotaan
Badan Penasihat Pengurus Pusat yang sedikitnya berjumlah 9 (sembilan) orang
dan terdiri atas tokoh-tokoh di bidang pendidikan, kebudayaan, Kemasyarakatan
dan para ahli yang berkaitan dengan pendidikan, keprofesian dan ketenagakerjaan.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
Ayat 2
Badan Penasihat baik diminta atau tidak bertugas memberi nasihat dan saran-
saran kepada Pengurus Pusat.
Ayat 3
Masa bakti Badan Penasihat Pengurus Pusatsama dengan masa bakti Pengurus
Pusat.
Pasal 83
Badan Penasihat Pengurus FOPPSI Provinsi
Ayat 1
Atas usul Pengurus FOPPSI Provinsi yang baru, Musyawarah FOPPSI Provinsi
menetapkan susunan dan keanggotaan Badan Penasihat Pengurus FOPPSI
Provinsi yang sedikitnya berjumlah 7 (tujuh) orang dan terdiri atas tokoh-tokoh di
bidang pendidikan, kebudayaan, kemasyarakatan, dan para ahli yang berkaitan
dengan pendidikan, keprofesian, dan ketenagakerjaan.
Ayat 2
Badan Penasihat baik diminta atau tidak bertugas memberi nasihat dan saran-
saran kepada Pengurus FOPPSI Provinsi.
Ayat 3
Masa bakti Badan Penasihat Pengurus FOPPSI Provinsi sama dengan masa
jabatan Pengrus FOPPSI Provinsi.
Pasal 84
Badan Penasihat Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota
Ayat 1
Atas usul Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota, Musyawarah FOPPSI
Kabupaten/Kota menetapkan Badan Penasihat Pengurus FOPPSI
Kabupaten/Kota yang sedikitnya berjumlah 5 (lima) orang dan terdiri atas tokoh-
tokoh pendidikan, kebudayaan, kemasyarakatan, dan para ahli.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
Ayat 2
Badan Penasihat baik diminta atau tidak bertugas memberi nasihat dan saran-
saran kepada Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota.
Ayat 3
Masa bakti Badan Penasihat Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota sama dengan
masa bakti Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota.
Pasal 85
Badan Penasihat Pengurus FOPPSI Cabang/Cabang Khusus
Ayat 1
Atas usul Pengurus FOPPSI Cabang/Cabang Khusus, Musyawarah FOPPSI
Cabang menetapkan Badan Penasihat Pengurus FOPPSI Cabang/Cabang khusus
yang sedikitnya berjumlah 3 (tiga) orang yang terdiri dari tokoh-tokoh
pendidikan, kebudayaan, dan kemasyarakatan.
Ayat 2
Badan Penasihat baik diminta atau tidak bertugas memberi nasihat dan saran-
saran kepada Pengurus FOPPSI Cabang/Cabang Khusus.
Ayat 3
Masa bakti Badan Penasihat Pengurus FOPPSI Cabang/Cabang Khusus sama
dengan masa bakti Pengurus FOPPSI Cabang/Cabang Khusus.
BAB XXV
DEWAN KEHORMATAN ORGANISASI DAN KODE ETIK PROFESI
OPERATOR PENDATAAN PENDIDIKAN SELURUH INDONESIA
Pasal 86
Status, Kedudukan, Tugas, dan Wewenang
Ayat 1
Jika dianggap perlu, Badan Pimpinan Organisasi FOPPSI Kabupaten/Kota dapat
membentuk Dewan Kehormatan Organisasi sesuai dengan tingkatannya.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
Ayat 2
Fungsi dan tugas Dewan Kehormatan Organisasi di tingkat Cabang/Cabang
Khusus dan Ranting menjadi tanggungjawab pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota.
a. Dewan Kehormatan Organisasi bertugas memberikan saran, pendapat, dan
pertimbangan kepada Badan Pimpinan Organisasi yang membentuknya
tentang elaksanaan bimbingan , pengawasan, penilaian dalam pelaksanaan
disiplin organisasi serta Kode Etik Operator Pendataan Pendidikan Seluruh
Indonesia.
b. Pelaksanaan, penegakkan, dan pelanggaran disiplin organisasi yang terjadi
di wilayah kewenangannya.
c. Pelanggaran kode etik Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
yang dilakukan baik oleh pengurus maupun oleh anggota serta saran dan
pendapat tentang tindakan yang selayaknya dijatuhkan terhadap pelanggaran
kode etik tersebut.
d. Pelaksanaan dan cara menegakkan disiplin organisasi dan Kode Etik
Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia, dan
e. Pembinaan hubungan dengan mitra organisasi dibidang penegakkan serta
pelanggaran disiplin organisasi serta kode etik Operator Pendataan
Pendidikan Seluruh Indonesia.
Ayat 3
Susunan keanggotaan Dewan Kehormatan Organisasi dan Kode Etik Profesi
Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia terdiri dari unsur Badan
Penasihat, unsur Badan Pimpinan Organisasi, unsur Himpunan/Ikatan/Asosiasi
Profesi dan Keahlian Sejenis, dan unsur-unsur keahlian lainnya sesuai dengan
keperluan.
Ayat 4
Tata cara, tugas, wewenang, dan mekanisme kerja Dewan Kehormatan Organisasi
dan Kode Etik Profesi Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia diatur
lebih lanjut dalam ketentuan tersendiri.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
BAB XXVI
PERBENDAHARAAN
Pasal 87
Keuangan Organisasi
Ayat 1
Setiap anggota wajib membayar uang pangkal dan uang iuran sebagai berikut :
a. Uang Pangkal sebesar Rp. 10.000,00 (sepuluh ribu rupiah) bagi anggota
baru dan diserahkan ke Pengurus FOPPSI Kabupaten /Kota
b. Uang iuran anggota ditetapkan oleh Musyawarah FOPPSI Provinsi,
minimal Rp. 5.000,00 (dua ribu rupiah) setiap bulan
c. Rincian Pendistribusian uang pangkal dan iuran adalah sebagai berikut :
a) 10% Pengurus Pusat FOPPSI
b) 20% Pengurus FOPPSI Provinsi sebesar
c) 30% Pengurus Kabupaten/Kota sebesar
d) 40% Cabang dan Ranting sebesar
Ayat 2
Ketentuan pembayaran iuran anggota sebagaimana tersebut pada ayat (1) huruf b
mulai dilaksanakan 6 (enam) bulan setelah Musyawarah.
Ayat 3
Pelaksanaan pengumpulan uang iuran untuk Pengurus Pusat dan Pengurus
Provinsi diberikan tugas dan tanggung jawab kepada Pengurus FOPPSI
Kabupaten/Kota.
Ayat 4
Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota menyetorkan iuran untuk Pengurus Pusat
bersama dengan
Ayat 5
iuran untuk Pengurus FOPPSI Propivinsi kepada Pengurus FOPPSI Propivinsi.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
Ayat 6
Setiap 3 (tiga) bulan, semua pengurus di semua tingkatan wajib menyampaikan
catatan penerimaan iuran anggota dan disampaikan kepada Badan Pimpinan
Organisasi yang lebih tinggi kecuali Pengurus Pusat yang akan menyampaikannya
kepada seluruh Pengurus FOPPSI Provinsi.
Ayat 7
Setiap tahun kondisi keuangan diverifikasi :
a. Pengurus Pusat(PP) FOPPSI diperiksa oleh Badan Verifikasi Keuangan
yang dibentuk oleh KONKERNAS oleh sebanyak-banyaknya 5 orang yang
mewakili FOPPSI Provinsi.
b. Pengurus FOPPSI Provinsi oleh Pengurus Pusat(PP) FOPPSI
c. Pengurus FOPPSI Kabupaten/Kota oleh Pengurus FOPPSI Provinsi
d. Pengurus Cabang FOPPSI oleh Pengurus Kabupaten/Kota
Pasal 88
Kekayaan Organisasi
Ayat 1
Pengurus di semua tingkatan wajib mencatat dan menginventarisasikan kekayaan
organisasi.
Ayat 2
Semua pemindahan hak, pelepasan dan pemutasian kekayaan organisasi baik
berupa barang tidak bergerak, barang bergerak, surat-surat berharga yang bernilai
diatas Rp. 5.000.000,00 (lima juta rupiah) untuk tingkat Pusat serta Provinsi dan
di atas Rp.1.000.000,00 (satu juta rupiah) untuk Kabupaten/Kota ke bawah, wajib
mendapat persetujuan Rapat Pengurus dan wajib dipertanggungjawabkan pada
forum organisasi di wilayahnya.
Ayat 3
Ketentuan yang tertuang dalam ayat (2) pasal ini tidak menghapus kewajiban
pengurus untuk mempertanggung-jawabkan semua keuangan dan kekayaan
organisasi.
AD/ART Pengurus Pusat Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia
Ayat 4
Inventarisasi kekayaan organisasi menjadi bagian pertanggungjawaban Pengurus.
BAB XXVII
P E N U T U P
Pasal 89
Ayat 1
Hal-hal lain yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini diatur dan
ditetapkan dalam peraturan organisasi oleh Pengurus Pusatdan
dipertanggungjawabkan kepada Musyawarah.
Ayat 2
Apabila terjadi perbedaan penafsiran atas materi Anggaran Dasar/Anggaran
Rumah Tangga, maka penafsiran yang berlaku dan sah adalah penafsiran yang
dilakukan oleh Pengurus Pusatsampai ada penafsiran lain dalam Musyawarah
berikutnya.
Ayat 3
Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di
Pada tanggal
:
:
Jakarta
13 Oktober 2015
PENGURUS PUSAT FOPPSI
SELAKU PIMPINAN MUSYAWARAH NASIONAL
Ketua Umum
BASUKI RAKHMAD
Sekretrais Jendral
H. GUNAWAN, S.Pd