3
DAMAN DAN KAFALAH A. Daman Daman adalah menanggung utang orang yang berutang. Misalnya, Ahmad mempunyai piutang kepada Fahmi dan ingin memintanya, kemudian Hasan yang dibenarkan bertindak berkata, “Hutang tersebut berada dalam tanggunganku dan aku yang menanggungya.” Dengan cara seperti itu Hasan menjadi damin (penanggung) dan Ahmad berhak meminta piutangnya pada Hasan. Jika Hasan tidak menepati janjinya, Ahmad meminta Fahmi membayar utangnya. Setiap orang Islam diperbolehkan menjadi daman bagi orang lain. Hal tersebut didasarkan atas firman Allah SWT sebagai berikut. Artinya: “Mereka menjawab, ‘Kami kehilangan piala raja, dan siapa yang dapat mengembalikannya akan memperoleh (bahan makanan seberat) beban onta, dan aku jamin itu’.” (Q.S. Yusuf: 72) Setelah diketahui pengertian dan kebolehan daman, berikut ini akan dijelaskan mengenai rukun dan syarat daman. 1. Rukun Daman Untuk terselenggaranya daman dengan baik, maka harus dipenuhi rukunnya sebagai berikut. Daman dan Kafalah 1

Daman dan kafalah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Daman dan kafalah

DAMAN DAN KAFALAH

A. Daman

Daman adalah menanggung utang orang yang berutang. Misalnya,

Ahmad mempunyai piutang kepada Fahmi dan ingin memintanya, kemudian

Hasan yang dibenarkan bertindak berkata, “Hutang tersebut berada dalam

tanggunganku dan aku yang menanggungya.” Dengan cara seperti itu Hasan

menjadi damin (penanggung) dan Ahmad berhak meminta piutangnya pada

Hasan. Jika Hasan tidak menepati janjinya, Ahmad meminta Fahmi

membayar utangnya.

Setiap orang Islam diperbolehkan menjadi daman bagi orang lain. Hal

tersebut didasarkan atas firman Allah SWT sebagai berikut.

Artinya: “Mereka menjawab, ‘Kami kehilangan piala raja, dan siapa yang

dapat mengembalikannya akan memperoleh (bahan makanan seberat) beban

onta, dan aku jamin itu’.” (Q.S. Yusuf: 72)

Setelah diketahui pengertian dan kebolehan daman, berikut ini akan

dijelaskan mengenai rukun dan syarat daman.

1. Rukun Daman

Untuk terselenggaranya daman dengan baik, maka harus dipenuhi

rukunnya sebagai berikut.

a. Yang menanggung disyaratkan sudah balig, berakal, tidak dicegah

membelanjakan hartanya (mahjur) dan dengan kehendaknya sendiri.

b. Yang berpiutang (madmun lah) disyaratkan diketahui oleh yang

menanggung.

c. Yang berutang (madmun 'anhu).

d. Utang barang disyaratkan diketahui dan tetap keadaannya.

e. Lafal disyaratkan berupa jaminan dan tidak perlu ada kabul.

2. Syarat-Syarat Daman

Di antara syarat-syarat daman adalah sebagai berikut.

a. Penanggung harus mengenal orang yang ditanggung sebab setiap

orang berbeda-beda di mata orang yang menanggung. Mereka juga

Daman dan Kafalah 1

Page 2: Daman dan kafalah

memiliki tujuan yang tidak sama. Apabila belum mengenalnya

berarti penipuan.

b. Jumlah utang yang ditanggung harus sudah resmi dan tetap.

Sehubungan dengan hal itu, tidaklah sah menanggung jatah makan

seorang istri untuk besok pagi sebab jumlahnya belum pasti dan

ketentuannya juga belum tetap (belum wajib).

c. Jumlah yang ditanggung sudah diketahui. Apabila belum diketahui,

tanggungan itu batal dan tidak sah, seperti dalam pernyataan, “Saya

tanggung segala kewajibanmu terhadap si Fulan,” adalah tidak sah

karena belum diketahui jumlahnya.

d. Penanggung diisyaratkan harus orang yang ahli dalam penggunaan

uang atau harta. Anak kecil, orang gila, dan anak yang bodoh

tidaklah sah menanggung orang lain.

B. Kafalah

Pengertian dan Dasar Hukum Kafalah

Kafalah termasuk jenis daman (tanggungan), tetapi lebih khusus pada

tanggungan badan. Jadi, kafalah adalah orang yang diperbolehkan bertindak

(berakal sehat) berfungsi menunaikan hak yang wajib ditunaikan orang lain

atau berjanji menghadirkan hak tersebut di pengadilan. Allah SWT berfirman:

Artinya: “Dia (Yakub) berkata, ‘Aku tidak akan melepaskannya (pergi)

bersama kamu, sebelum kamu bersumpah kepadaku atas (nama) Allah,

bahwa kamu pasti akan membawakan kepadaku kembali, kecuali jika kamu

dikepung (musuh).’ Setelah mereka mengucapkan sumpah, dia (Yakub)

berkata, "Allah adalah saksi terhadap apa yang kita ucapkan.” (Q.S.

Yusuf/12: 66)

Berdasarkan ayat di atas terdapat pengertian tentang keharusan

bertanggung jawab atas seseorang hingga kembali ke rumah.

Daman dan Kafalah 2