makalah perekonomian indonesia dalam era globalisasi
25
Makalah Perekonomian Indonesia di Era Globalisasi Tugas Perekonomian Indonesia Pembimbing : Dr. Sigit Sardjono, MS Nama Anggota : 1. Yudistira Atmodjo 231303089 2. Agustin Widyawati 231303072 3. Karina Dwi Apriliya 231303110 4. Noorma Widya Rahmawanti 231303084 5. Nurma Fitria Wulandari 231303100 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Fakultas Ekonomi
makalah perekonomian indonesia dalam era globalisasi
1. Makalah Perekonomian Indonesia di Era Globalisasi Tugas
Perekonomian Indonesia Pembimbing : Dr. Sigit Sardjono, MS Nama
Anggota : 1. Yudistira Atmodjo 231303089 2. Agustin Widyawati
231303072 3. Karina Dwi Apriliya 231303110 4. Noorma Widya
Rahmawanti 231303084 5. Nurma Fitria Wulandari 231303100
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Fakultas Ekonomi Tahun ajaran
2015/2016 PENDAHULUAN
2. BAB 1 1.1 Latar Belakang Ilmu ekonomi sebagai bentuk dari
usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam kesehariannya
terus mengalami perkembangan seiring berjalannya waktu.
Perekonomian dari berbagai belahan dunia maupun dari negara
indonesia sendiri menunjukan perkembangannya dalam era globalisasi
seperti saat ini,tujuannya tidak lain hanyalah untuk
mensejahterakan masyarakat negara itu sendiri. Permasalahan yang di
alami di indonesia dalam era globalisasi tak hanya melibatkan kaum
politisi saja,namun masyarakat indonesia sendiri turut berperan
penting dalam kemajuan perekonomian di indonesia. Selain sumber
daya manusia itu sendiri,agama,kebudayaan,sumber daya alam,letak
geografis dan ideologi pun turut serta menjadi pendorong bagi
kemajuan dan perkembangan perekonomian di indonesia. Dalam
perkembangan perekonomian di indonesia,tidak hanya melibatkan satu
negara saja,akan tetapi indonesia masih butuh dan perlunya hubungan
perekonomian dengan negara-negara lainnya,agar terciptanya
perekonomian yang stabil dan berjalan dengan semestinya. 1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah berjudul Perekonomian
Indonesia dalam era globalisasi ini adalah : 1. Untuk memenuhi
tugas kelompok mata kuliah Sistem Ekonomi Indonesia 2. Sebagai
media pembelajaran mengena bagai mana Indonesia dalam menghadapi
era globalisasi dan perekonomian terkini di Indonesia 3. Mengetahui
apa saja hal yang dihadapi Indonesia dalam era globalisasi saat ini
4. Sebagai bahan diskusi kelas pada perkuliahan Sistem ekonomi
Indonesia BAB II PEMBAHASAN II.1. Perekonomian Indonesia dalam Era
Globalisasi A. Indonesia menghadapi Globalisasi Globalisasi adalah
sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan
keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di
seluruh dunia melalui perdagangan,investasi,perjalanan,budaya
populer,dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas
suatu negara menjadi bias. Dalam banyak hal,globalisasi mempunyai
banyak karkateristik yang sama dengan internasionalisasi,dan
istilah ini seiring dipertukarkan. Sebagian pihak sering
menggunakan istilah globalisasi yang dikaitkan dengan berkurangnya
peran negara atau batas-batas negara. Kata globalisasi diambil dari
kata global,yang maknanya ialah universal. Globalisasi belum
memiliki definisi yang mapan,kecuali sekedar definisi kerja
(working definitation),sehingga tergantung dari sisi mana orang
melihatnya. Ada yang memandang sebagai suatu proses sosial,atau
proses sejarah,atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa
dan negara di dunia makin terikat satu sama lain,mewujudkan satu
tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko- eksistensi dengan
menyingkirkan batas-batas geografis,ekonomi da budaya
masyarakat.
3. Mitos yang hidup selama ini tentang globalisasi adalah bahwa
proses globalisasi akan membuat dunia seragam. Proses globalisasi
akan menghapus identitas dan jati diri. Kebudayaan lokal atau etnis
akan ditelan oleh kekuatan budaya besar atau kekuatan budaya
global. Anggapan atau jalan pikiran di atas tersebut tidak
sepenuhnya benar. Kemajuan teknolohi komunikasi memang telah
membuat batas-batas dan jarak menjadi hilang dan tak berguna. Jhon
Naisbutt ( 1988 ) dalam bukunya yang berjudul Global Paradox ini
memperlihatkan hal yang justru bersifat paradox dari fenomena
globalisasi. Naisbitt ( 1988 ) mengemukakan pokok-pokok pikiran
lain yang paradox,yaitu semakin kita menjadi universal,tindakan
kita semakin kesukuan,dan berfikir lokal,bertindak global. Hal ini
dimaksudkan kita harus mengkonsentrasikan kepada hal-hal yang
bersifat etnis,yang hanya dimiliki oleh kelompok atau masyarakat
itu sendiri sebagai modal pengembangan ke dunia internasional. Di
sisi lain,ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang
diusung oleh negara-negara adikuasa,sehingga bisa saja orang
memiliki oandangan negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut
pandang ini,globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam
bentuknya yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya
praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil
makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab,globalisasi
cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia,bahkan
berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti budaya dan agama.
Berikut ini adalah ciri-ciri yang menandakan semakin berkembangnnya
fenomena globalisasi di dunia. Hilir mudiknya kapal-kapal
pengangkut barang antar negara menunjukan keterkaitan antarmanusia
di seluruh dunia. a. Perubahan dalam konsep ruang dan waktu.
Perkembangan barang-barang seperti telepon genggam,televisi
satelit,dan internet menunjukan bahwa komunikasi global terjadi
demikian cepatnya,sementara melalui pergerakan massa semacam
turisme memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang
berbeda. b. Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang
berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbeuhan
perdagangan internasional,peningkatan pengaruh perusahaan
multinasional,dan dominasi organisasi semacam World Trade
Organization ( WTO ). c. Peningkatan interaksi kultural melalui
perkembangan media masa ( terutama televisi,film,musik,dan
transmisi berita dan olah raga internasional ). Saat ini,kita dapat
mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenao
hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya. Misalnya dalam bidang
fashion,literatur dan makanan. d. Meningkatnya masalah
bersama,misalnya pada bidang lingkungan hidup,kirsis multinasional
inflansi regional dan lain-lain. Kennedy dan Choen menyimpulkan
bahwa transformais ini telah membawa kita pada globalisme,sebuah
kesadaran dan pemahaman baru bahwa dunia adalah satu. Giddens
menegaskan bahwa kebanyakan dari kitan dalam sa sadar bahwa
sebenarnya diri kita turut ambil bagian dalam sebuah dunia yang
harus berubah tanpa terkendali yang di tandai dengan selera dan
rasa ketertarikan akan hal sama,perubahan dan keridakpastian,serta
kenyataan yang mungkin terjadi. Selain dengan itu, Petter Drucker
menyebutkan globalisasi sebagai zaman transformasi sosial. Setiap
beberapa ratus tahun dalam sejarah manusia,transformasi hebat
terjadi. Dalam beberapa dekade saja,masyarakat telah berubah
kembali baik dalam pandangan mengenai dunia,nilai-nilai
dasar,struktur politik dan sosial,maupun seni. Lima puluh tahun
kemudai muncullah sebuah dunia baru. Pendukung globalisasi ( sering
juga disebut dengan pro-globalisasi ) menganggap bahwa globalisasi
dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran ekonomi masyarakat
dunia.
4. Mereka berpijak pada teori keunggulan komparatif yang
dicetyuskan oleh David Ricardo. Teori ini menyatakan bahwa suatu
negara dengan negara lain seling bergantungan dan dapatsaling
menguntungkan satu sama lainnya,dan salah satu bentuknya adalah
ketergantungan dalam bidang ekonomi. Kedua negara dapat melakukan
transaksi pertukaran sesuai dengan keunggulan komparatif yang di
milikinya. Misalnya,jepang memiliki keunggulan komparatif pada
produk kamera digital ( mampu mencetak lebih efisien dan bemutu
tinggi ) sementara Indonesia memiliki keunggulan pada kainnya.
Dengan teori ini,jepang di anjurkan untuk menghentikan produksi
digital,lalu menutup kekurangan penawaran kain dengan membelinya
dair Indonesia,begitu juga sebaliknya. Salah satu penghambat utama
terjadinya kerjasama diatas adalah adanya larangan-larangan dan
keijakan proteksi dari pemerinta suatu negara. Si satu
sisi,kebijakan ini dapat melindungi produksi dalam negri,namun di
sisi lain,hal ini akan meningkatkan biaya produksi dalam
negri,namun di sisi lain,hal ini akan meningkatkan biaya produksi
barang impor sehingga sulit menembus pasar ngeara yang di tuju.
Para pro-globalisai tidak setujua akan diadakannya kebijakan
perdagangan bebas sehingga harga barang-barang dapat
ditekan,akbiatnya permintaan akan meningkat. Karena permintaan akan
meningkat,kemakmuran akan meningkat dan begitu seharusnya. Beberapa
faktor pro-globalisme juga mengkritik Bank dunia dan IMF,mereka
berpendapat bahwa kedua badan tersebut hanya mengontrol dan
mengalirkan dana kepada suatu negara,bukan kepada suatu koperasi
atau perusahaan, sebagai hasilnya,banyak pinjaman yang mereka
berikan jatuh tangan kepada para diktator yang kemudian
menyelewengkan dan tidak mengunakan dana tersebut sebagai mana
mestinya,meninggalkan rakyatnya dalam lilitan hutang negara,dan
sebagai akibatnya tingkat kemakmuran akan menurun. Karena tingakat
kemakmuran menurun,akibatnya masyarakat negara itu terpaksa
mengurangi tingkat konsumsinya; termasuk konsumsi barang
impor,sehingga laju globalisasi akan terhambat dan menurut mereka
mengurangi tingkat kesejahteraan penduduk dunia. Antiglobalisasi
adalah suatu istilah yang umum digunakan untuk memaparkan sikap
politis orang-orang dan kelompok yang menentang perjanjian degan
global dan lembaga-lembaga yang mengatur perdagangan natar negara
seoerti organisasi perdagangan dunia ( WTO ). Antiglobalisasi
dianggap oleh sebagian orang sebagai gerakan sosial,sementara yang
lainnya menganggap sebagai istilah umum yang mencakup sejumlah
gerakan sosial yang berbeda-beda. Apapun juga maksudnya,para
peserta dipersatukan dalam perlawanan terhadap ekonomi dan sistem
perdagangan global saat ini,yang menurut mereka mengikis lingkungan
hidup,hak-hak buruh,kedaulatan nasional,dunia ketiga dan banyak
lagi penyebab-penyebab lainya, namun,orang-orang yang dicap
antiglobalisasi sering menolak istilah itu,dan mereka lebih suka
menyebut diri mereka sebagai Gerakan Keadilan Global,Gerakan dari
semua gerakan atau sejumlah istilah lainya. B. Globalisasi Ekonomi
dan Perekonomian Indonesia Perekonomian dunia mengalami perubahan
sejak dasarwarsa tujuh puluh hingga tahun 2000 an yang bersifat
mendasar atau struktural serta mempunyai kecenderungan jangka
panjang dan konjungtural. Perubahan dan perkembangan ini dikenal
orang dengan istilah globalisasi. Gejala globalisasi terjadi pada
kegiatan finansial,produksi,investasi perdagangan yang kelak
berpengaruh pada hubungan antar bangsa dan hubungan antar individu
dalam segala aspek kehidupan. Hubungan antar bangsa menjadi lebih
saling tergantung yang bahkan menjadikan ekonomi dunia menjadi satu
sehingga seolah-olah batas antar negara dalam kegiatan
perdagangan,bisnis tidak ada lagi.( boarderless world).
5. Pada umumnya negara di dunia menghadapi perkembangan
tersebut dengan melakukan langkah penyesuaian baik dalam wilayah
regional maupun masing individu negara yang kecenderungannya
mengarah kepada proteklionisme. Hal tersebut terlihat jelas dengan
munculnya blok blok perdagangan yang pada intinya justru melanggar
kesepakatan yang di tuangkan dalam WTO. Globalisasi ekonomi
ditandai dengan makin menipisnya batas-batas investasi atau pasar
secara nasional,regional ataupun internasional. Hal ini disebabkan
oleh : 1. Komunikasi dan transportasi yang semakin canggih, 2. Lalu
lintas devisa yang makin bebas, 3. Ekonomi negara yang makin
terbuka, 4. Penggunaan secara keunggulan komparatif dan keunggulan
kompetitif tiap-tiap negara, 5. Metode produksi dan perakitan
dengan organisasi yang makin efisien, 6. Semakin pesatnya
perkembangan perusahaan multinasional (MNC) di hampir segala
penjuru dunia. Steiner ( 1997 ) menjelaskan bahwa ada tiga faktor
yang mendorong terjadinya perubahan global. Pertama,produk nasional
kotor (GNP) tumbuh dan meningkat dengan cepat,terutama di
negara-negara maju. Kedua,revolusi dalam tekonologi komunikasi.
Ketiga,kekuatan-kekuatan yang mempermudah munculnya perusahaan
besar berskala global. 1. Kebijakan Perdagangan Era Globalisasi
Ekonomi Kebijakan perdagangan dalam periode memasuki era lepas
landas diarahkan pada penciptaan dan pemantapan kerangka landas
perdagangan yaitu dengan meningkatkan efisiensi perdagangan dalam
negri dan perdagangan luar negri dengan tujuan untuk memperlancar
arus barang dan jasa,mendorong pembentukan harga yang layak dalam
iklim persaingan yang sehat,menunjang usaha peningkatan efisiensi
produksi,mengembangkan ekspor,memperluas kesemoatan berusaha dan
lapangan kerja,meningkatkan dan memeratakan pendapatan rakyat serta
memantapkan stabilitas ekonomi. Kerangka landasan yang ingin
dicapai tersebut meliputi unsur-unsur sebagai berikut : a.
Penciptaan sturktur ekspor non migas yang kuat dan tangguh dengan
cara melakukan diversifikasi produk maupun pasar serta pelakunya,
b. Pencitaan sistem distribusi nasional yang efektif dan efisien
dalam rangka meningkatkan data saing produk ekspor,mempertahankan
tingkat harga yang stabil dalam negri, c. Peningkatan daya saing
usaha pelaku dalam kegiatan ekonomi perdaganagn baik dalam negri
maupun ekspor dengan memupuk kebersamaan yang kokoh dalam
menghadapi pasar dunia yang makin ketat, d. Transparansi pasar dan
pengelolaan kegiatan perdagangan dengan membangun sistem jaringan
perdagangan, e. Meningkatkan peran lembaga penunjang perdagangan
seperti badan pelaksana bursa komditi,pasar lelang,BPEN,dan
lain-lain. 2. Peluang dan Tantangan bagi Dunia bisnis Terbukanya
pasar dunia akibat globalisasi ekonomi membuka peluang bisnis
antara lain : a. Tersebarnya pasar yang lebih luas skalanya dan
terdiversifikasinya barang manufaktur dan produk yang mempunyai
nilai tambah tinggi ( value added products). b. Terjadi relokasi
industri menufaktur dari negara industri maju ke negara-negara
sedang berkembang dengan upah buruh yang lebih murah. Sebagai
konsekuensi logis dari relokasi industri tersebut,siklus proses
bahan baku menjadi produk akhir menjadi lebih pendek. Hal ini akan
menurunkan harga per unit serta meningkatkan volume
perdagangan.
6. c. Tersedianya sumber pendanan yang dapat diperoleh dengan
biaya yang lebih murah (bunga) karena makin beragamnya portofolio
pendanaan terutama bagi negara yang sedang tumbuh perekonomiannya.
Selain memberikan peluang yang terbuka lebar bagi dunia
bisnis,globalisasi ekonomi juga memberikan dampak negatif bagi
dunia bisnis,antara lain : a. Terjadinya tranfer pricing untuk
memarkir dana maupun keuntungan di negara yang menganut tax shelter
(memberikan perlindungan terhadap persembunyian kewajiban membayar
pajak). b. Relokasi industri karena footlose industry membawa pula
teknologi kadaluarsa ke negara sedang berkembang (host country),hal
ini terjadi di negara asalnya (home country) teknologi yang dipakai
industri tersebut ketinggalan jaman. c. Masuknya FDI ( Foreign
direct investment) dengan tekonlogi canggih,seringkali tidak di
imbangi dengan tersedianya sumberdaya manusia yang siap
mengoperasikannya sehingga membuat ketergantungan pada negara asla
investasi tersebut. d. Masuknya FDI juga seringkali menimbulkan
trade off politic yang merugikan masyarakat dan pelaku bisnis di
dalam negri. 3. Peran Negara Bangsa dalam Era Globalisasi Robert
giplin,salah satu tokoh realis menyatakan,peran negara bangsa
(nation state)dalam era globalisasi sekarang ini masih sangat
diperlukan (signifikan). Giplin pada awalnya menggugat beberapa
keyaninan yang dianut pendukung globalisasi dan pasar bebas.
Menurut gilpin banyak peneliti mempunyai keyakinan bahwa tengah
terjadi pergeseran besar dari ekonomi state dominated ke arah
ekonomi market dominated. Hancurnya Uni soviet,kegagalan strategi
subtitusi impor negara dunia ketiga,dan suksesnya AS pada era
1990an telah mendorong penerimaan unrestricted market sebagai
solusi bagi penyakit ekonomi modern. Karena peran negara menjadi
berkurang sebagai gantinya pasar akan menjadi mekanisme penting
baik untuk perekonomian domestik maupun perekonomian internasional.
Menurutnya peran negara bangsa diyakini akan menjadi pembuka kearah
ekonomi global yang sesungguhnya,yang dicirikan oleh tiadanya
hambatan dalam perdagangan,aliran uang dakam skala global dan
kegiatan internasional perusahaan multinasional. Namun fakta
regionalisme ekonomi berbagai belahan dunia membuktikan bahwa peran
negara bangsa masih relevan. Regionalisme ini menunjukan respon
penting dari negara bangsa dalam menyelesaikan secara bersama-sama
masalah politik dan interdependensi yang tinggi dari ekonomi global
yang hypercompetitive. Di banding regionalisme pada tahun 1950an
dan 1960an,bentuk regionalisme ekonomi ini mewakili signifikan
dalam ekonomi global. Kadangkala regionalisme ekonomi ini mewakili
kepentingan individual negara bangsa baik untuk kepentingan mereka
di level nasional maupun kolektif. Karena ekonomi global semakin
terintegrasi,pengelompokan regional negara bangsa telah
meningkatkan kerjasama dalam rangka memperkokoh otonomi,memperbaiki
posisi tawar dan memperjuangkan kepentingan individual negara
bangsa baik untuk kepentingan mereka di level nasional maupun
kolektif. Karena ekonomi global semakin terintegrasi,pengelompokan
regional negara bangsa telah meningkatkan kerjasama dalam rangka
memperkokoh otonomi,memperbaiki posisi tawar,dan memperjuangkan
kepentingan ekonomi politik lainnya. Dimasa sekarang ini peran
negara bangsa justru dibutuhkan demi berlakunya perdagangan bebas
seperti harapan neolibera. Hambatan-hambatan perdagangan tidak
mungkin dihilangkan tanpa adanya dukungan kebijakan
7. yang pada gilirannya makin menunjukan peran negara bangsa
makin diperlukan dalam perekonomian global. 4. Dampak Globalisasi
Ekonomi Terhadap Indonesia Sejak tahun 1993,OECD sudah memberi
sinyal Indonesia akan dirugikan dengan berlakunya liberalisasi
perdagangan internasional. Akan tetapi Soeharto sebagai pengusaha
Orde Baru yakin sekali dengan prakarsa perdagangan bebas. Akhirnya
yang terjadi adalah ramalan OECD tersebut terbukti,yakni indonesia
justru menghadapi persaingan baru dari negara-negara maju yang
mampu menghasilkan produk dengan kualitas baik dan harga bersaing.
Sedang produk Indonesia sulit masuk ke pasar negara maju karena
dihambat dengan pencabutan fasilitas kemudahan ekspor yang bernama
Generalized system of perfernce. GPS ini merupakan fasilitas yang
diberikan oleh Departemen Perdagangan AS kepada sejumlah negara
untuk mengurangi dan menghilangkan pajak impor bagi negara yang
dianggap berdagang secara sehat dengan AS. Sejak peristiwa WTC 11
September 2001, AS khususnya melakukan proteksi yang dikemas dengan
istilah undang-undang bio-terrorism,iso-labeling,eco-labeling
ditambang embargo ekonomi dan sangsi ekonomi. Peristiwa Santa Cruz
di Timor Timur (waktu itu) membuat Indonesia diembargo dalam
padagan alat militer dan juga perdagangan ekspor Indonesia ke AS.
Tekanan paling keras dilakukan AS terhadap negara industri baru di
Asia Timur termasuk Indonesia. Hal ini dilakukan oleh AS guna
menyeimbangkan neraca perdagangan As yang merosot pada beberapa
tahun terakhir ini. Hal ini tentu berdampak pada perekonomian
nasional karena masuknya produk asing,embargo dan proteksi negara
tujuan ekspor khususnya AS menjadikan daya saing produk domestik
lemah dan munculnya efek domino karena tutupnya sejumlah
industri,yaitu PHK dan pengangguran. Perluasan ekspor Indonesia
terasa makin berat sejak dicabutnya GPS tahun 2005,belum lagi
halangan masuk (entry barrier) yang sengaja diciptakan oleh negara
maju. Sehingga ekspor tekstil Indonesia tidak memiliki kuota untuk
masuk pasar AS. Didalam negri gempuran produk China terus menerut
terjadi,sehingga beberapa industri domestik rontk dan merumahkan
karyawannya. Globalisasi bukan hanya menggermpur pelaku ekonomi di
negara sedang berkembang. Globalisasi mampu mengendalikan demokrasi
bahkan bertindak lebih jauh dengan mendikte apa yang harus
dilakukan pemenang pemilu yang diselenggarakan secara demokratis
sekalipun. Rakyat memang menentukansiapa yang menang dalam
pemilihan umum. Namun siapa yang akan duduk di kabinet bisa
ditentukan oleh konstituen pasar yang beradai di sentra finansial
global. Hal diatas bisa terlihat jelas waktu presiden Soerharto
kembali menduduki kursi kepresidenan tahun 1996,presiden AS Bill
Cliton mengutus Walter Mondale datang ke Indonesia membujuk
Soerharto agar sepenuhnya melakukan liberalisasi ekonomi sesuai
resep dari IMF. Mondale menunjukan jika Soeharto mengisi kabinetnya
dengan menteri yang anti globalisasi makan pasar akan merespon
negatif. Di pasar global Indonesai tidak menghadapi persaingan
biasa yang hanya menggantuknan diri pada mekanisme pasar,tetapi
Indonesia mengahadapi kekuatan yang terpola. Kekuatan ini bisa
membentuk TNCs,MNCs,pemerintahan negara kaya,lembaga dunia seperti
IMF,World Bank dan WTO. Indonesia saat ini berada dalam jebakan
Perang modern yang dimulai dari krisis moneter 1997/1998.
(Deliarnov 2006). 5. Peran World Bank dalam Perekonomian Indonesia
Tiga pulu tahun (1967-1998) dukungan yang telah diberikan oleh Bank
Dunia mencapai lebih dari US$ 25M. Porsi terbersar dari pembiayaan
tersebut disedot oleh pembanguan infrastruktur
8. yakni sebesar 40%. Sektor pertanian mencapai porsi
19%,sektor pembangunan perkotaan,air bersih dan sanitasi mencapai
10%. Pada dekade 1980-an,bank dunia mengawali program bantuan untuk
merestrukturisai sektor keuangan,selain upaya pemerintahan
melakukan deregulasi sektor perbankan pada tahun 1983. Sedangkan
selama kurun waktu 1990-1998 perhatian bank dunia tersedot pada
maslaha lingkungan hidup. Prasyarat lingkungan hidup dijadikan
prasyarat dalam memberikan pinjaman pada Indonesia. Misalnya
pinjaman pada sektor pertanian dikaitkan dengan penghutanan kembali
(reforestration) yang memang sangat penting untuk dilakukan. Bahkan
munculnya UU Lingkungan Hidup dan terbentuknya Bapedal juga tidak
lepas dari dukunga Bank dunia. Perkembangan perekonomian Indonesia
sejak Pelaita 1 sampai dengan Pelita VI sangat mengagumkan sehingga
Indonesia dianggap sebagai salah satu Asian Miracel. Stabilitas
ekonomi terjaga memungkinkan investor melakukan ekspansi. Bank
dunia terus menindak lanjuti pembiayaan bagi sektor keuangan (tahun
fiskal 1993) yang bertujuan untuk memacu liberalis sektor keuangan.
Namu upaya ini gagal karena tidak mencapai hasil yang di harapkan
dan membuahkan hasil krisis moneter pada tahun 1997 Tabel XI.1
Alokasi Pinjaman Bank Dunia perSektor (tahun 1969-1998)
Delianov,1997,Perkembangan Pemikiran Ekonomi,Raja Grafindo
Perkasa,Jakarta,hlm.106 Donald A.Bali.2004,Internasional Busines
(Tantangan Persaingan Global). Jakarta: Salemba Empat,hl.315
Hutagalung,200:353 Periode 2000-2003 program bank dunia terfokus
pada penurunan tingkat kemiskinan dengan pendekatan sentralisasi.
Tiga tujuan utamanya adalah : 1). Melanjutkan pemulihan ekonomi;
2). Menciptakan pemerintahan yang bertanggung jawab dan trasnparan
serta; 3). Menyediakan pelayanan umum yang lebih baik terutama bagi
kelompok miskin.
9. Pada tahun 2003 pemerintah Indonesia memutuskan untuk tidak
melanjutkan kerjasama dengan IMF serta menyusun paket Kebijaksanaan
Ekonomi Pasca Program IMF yang dikenal dengan White paper untuk
membuktikan upaya serius melanjutkan reformasi ekonomi mandiri
kendali monitoring pada tangan pemerintah Indonesia. Persoalan ini
terkendala dengan masih kuatnya KKN sehingga bank dunia menjadikan
isu transparansi dan akuntabilitas menjadi elemen dalam setiap
proyeknya. C. Peran IMF dalam Stabilitas Perekonomian Indonesia
Pada tahun 1967 Indonesia kembali kerjasama dengan IMF dengan kuota
SDR 2 Milyar. Sebelumnya juga pernah memberikan pinjaman pada Orde
Lama sejumlah US$ 102 Juta. Selama tiga dasawarsa dukungan IMF
berupa penyediaan fasilitas Stand by Credit ( jangka menengah) agar
cadangan devisa di BI cukup guna menjaga nilai rupiah. Peran IMF
menjadi sangat penting pada saat krisi moneter,yaitu pada saat
terjadi kesepakatan antara IMF dengan Indonesia,yaitu berupa Letter
of Intent (LOI). Dengan adanya jaminan IMF serta komitmen
pemerintah untuk melakukan reformasi di berbagai bidang seperti
dituangkan dalam LOI,maka skema penjadwalan kembali hutang luar
negri yang jatuh tempo dapat dilakukan melalui skema Paris Club
(Hutang pemerintah)maupun London Club (hutang pemerintah/BI kepada
swasta). Sejumlah US$ 15 Miliar pinjaman pokok tekag dijadwalkan
kembali pembayarannya melalui Paris Club (US$ 4,2 miliar),Paris
Club II ( US$ 5,4 miliar ) dam Paris Club III (US$ 5,4 Miliar ).
Dengan penjadwalan ini maka tekanan dan beban APBN berkurang.
Secara Umun progran yang disarankan IMF untuk mengembalikan
stabilitas makro- ekonomi dan kepercayaan pasar dapat dibagi
menjadi tiga hal,yaitu : a. Terwujudnya kerangka makro ekonomi yang
kuat b. Strategi komprehensif untuk melakukan restrukturisasi
sektor keuangan c. Kebijakan struktural secara umum (termasuk goog
governance) Kebijakan makro ekonomi secara umum mulai menunjukan
hasil yang menggembirakan. Hal ini ditunjukan dengan membauknya
nilai tukar rupiah pada oktober 1998 dan tingkat bunga perbankan
mulai menurun. Namun di satu sisi perekonomian mengalami
pertumbuhan minus 13% dan infalnsi yang cukup tinggi. Pada bulan
Januari 2000 IMF kembali menyetujui US$ 5 miliar extended found
arranagement (EEF) untuk tiga tahun kedepan dalam rangka mendukung
program reformasi ekonomi dan struktrual.programnya adalah untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi,menurunkan inflasi,mengurangi
hutang-hutang publik,mengembangkan pasar modal,reformasi
perpajakan,mengurangi subsidi secara bertahap,desentralisasi
fiskal,melanjutkan restukturisasi perbankan dan
korporasi,privatissasi dan reformasi diberbagai sektor,serta
peningkatan kapasitas kelembagaan dan good governance. Kemajuan
yang cukup strategis dalam penanganan masalah fundamental yang
terjadi sejak krisis 1997,mulai berhasil diatasi. Namun sayangnya
kemajuan yang berarti tersebut tidak memivu kemajuan di sektor
riil. Untuk menggerakan sektor riil dan memperluas kessempatan
kerja diperluakan investasi baru, ketergantungan indonesia terhadap
IMF memang cukup besar namun hal tersebut dilakukan dalam rangka
memulihkan dan menggerakan perekonomian indonesia. Namun sejalan
dengan amanat MPR untuk segera mengakhiri program IMF,pemerintah
telah mengeluarkan serangkaian paket kebijakan menjelang dan
sesudah berakhirnya program kerja sama dengan IMF yang ditetapkan
dengan inpres No.5 tahun 2003. Dalam rangka mengakhiri kerjasama
dengan IMF maka pemerintah telah menyiapkan program pemulihan
ekonomi yang pelaksanaannya dilakukan sendiri oleh pemerintah
serta
10. memonitor hasilnya. Peran IMF tetap ada dan dituangkan
dalam Post Program Monitoring (PPM) yang merupakan proses
konsultasu sebagai terjadi pada negara yang baru saja mengakhiri
program dengan IMF. Setelah tidak lagi kerjasama dengan IMF dan
dalam rnagka melanjutkan reformasi untuk mendayagunakan kemampuan
sumber daya ekonomi dalam negri dan meningkatkan daya tahan ekonomi
secara berkelanjutan. Pemerintah Indonesia mengeluarkanpaket
kebijakan pada tahun 2003 dan 2004 yang berisi tiga pokok,yaitu :
1. Memelihara dan memantapkan stabilitas ekonomi makro 2.
Melanjutkan restrukturisasi dan reformasi sektor keuangan 3.
Meningkatkan investasi,ekspor dan penciptaam kesempatan kerja. D.
Indonesia dan Perekonomian Global Thomas R. Rumbaugh, Division
Chief IMF untuk kawasan Asia Pasifik,mengatakan performa ekonomi RI
selama kuartal 1/2009 dengan catatan laju PBD sebesar 4,4% ,menjadi
salah satu pertanda kuatnya perekonomian Indonesia dalam situasi
krisis. Beliau mengungkapkan bahwa,dengan melihat itu,revisi ke
atas proyeksi laju ekonomi indonesia,sekarang laju PBD dapat tumbuh
pada kisaran 3%-4% tahun ini. Dalam laporan World Economic OutLook
yang dirilis dana moneter Internasional itu pada April,pertumbuhan
ekonomi Indonesia 2009 diproyeksikan 2,5%,terendah dibandingkan
dengan proyeksi lembahapenelitian dan multilateral lain. Adapun
pemerintah Indonesia mematok proyeksi PBD tahun ini pada kisaran
4%-4,5%. Menurut Rumbaugh,proyeksi baru IMF dibuat dalam kisaran
karena masih ada ketidak pastian dalam situasi perekonomian dunia.
Meski begitu,dana moneter yang berbasis di Washington DC itu
memperkirakan tekanan inflasi 2009 di indonesia akan terus moderat
ke angka sekitar 5%. Di tengah krisis ekonomi dunia,pemerintah dan
bank sentral dinilai telah cukup berhasil dalam melakukan langkah
antisipasi dibandingkan dengan negara-negara lain. Dari sisi
kebijakan moneter dan nilai tukar,IMF menilai pemangkasan BI Rate
250 basis poin sejak Desember 2008 sebagai langkah yang tepat. Akan
tetapi,dari sisi fiskal dia mengingatkan pentingnya pemerintah
menggenjot penyerapan belanja langsung stimulus fiskal pada periode
semester II/2009. Pasalnya,kinerja ekonomi kuartal I yang cukup
baik lebih didukung oleh faktor stimulus pemotongan pajak yang
telah terserap dan juga pemilu legislatif. Syahrial
Loetan,sekretaris Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Sestama
Bappenas,menilai revisi proyeksi laju PBD Indonesia oleh IMF
menajdi lebih baik merupakan pertanda lembaga itu menyadari
kesalahan proyeksi sebelumnya. Penguatan arus dan masuk ke pasar
modal ikut mengerek nilai tukar rupiah hingga menembus lebel Rp.
9.000 atau menguat 21,5% dari posisi tertinggi pada november 2008
yang mencapai Rp.12.650 per dolar AS. Penggerakan rupiah untuk
pertama kalinya sejak perdagangan Oktober 2008 terapretasi
melampaui Rp. 10.000 setelah IHSG menguat 8hari berturut-turut ke
level 2.078,93, atau mencetak rekor kenaikan simultan terpanjang
sejak periode bullish 2007. Indek secara kumulatif mengumpulkan
187,96 poin atau naik 9,94 dalam 6 hari terakhir,kenaikan itu lebih
tinggi dari rally simultan terpanjang 29 Juni-10 Juli pada 2 tahun
lalu sebesar 143,1 poin (6,7%). 6. Ekonomi Indonesia dan Demokrasi
Indonesia saat ini,tulis Boediono,masih berada pada zona resiko
tinggi untuk kehidupan demokrasi. Hal ini terlihat dari segi
pendapatan per kapitanya yang masih kurang mendukung
terselenggaranya demokrasi secara baik. Dengan pendapatan per
kapita sekitar US$ 3.987 (
11. Interational Monetary Fund,2008) GFP Purshasing Power
Vanuatu dan Fuji,Indonesia masih berada di zona rawan dalam
demokratis. Kenapa ? menurut penelitian,batas kritis bagi
kelangsungan demokrasi di dunia adalah apabila pendapatan per
kapita sebuah negara mencapai US$ 6.600. dari sebuah penelitian
studi ekonomi dan demokrasi,tercatat bahwapada kurun 1950-
1990,rezim demokrasi di Negara-negara dengan penghasilann per
kapita US$ 1.500 (di hitung berdasarkan PPP tahun 2001) hanya
mempunyai harapan hidup 8 tahun. Pada tingkat penghasilan per
kapita US$ 1.500-US$ 3.000,rezim demikrasi dapat bertahan rata-rata
18 tahun dan pada tingkat pendapatan perkapita du atas US$ 6.000
daya hidup system demokrasi di sebuah negara jauh lebih besar dan
probabilitas kegagalannyahanya 1:500. a. Posisi Indonesia Dengan
pendapatan per kapita Indonesia yang diperkirakan sekitar US$
4.000,dimana batas krisis bagi demokrasi sekitar US$ 6.600,maka
indonesia belum mencapai 2/3 jalan menuju batasan bagi demokrasi.
Oleh karena itu,menurut Boediono,pada tahap awal kehidupan
demokrasi,indonesia sebaiknya memberikan prioritas tertinggi bagi
upaya memacu pertumbuhan ekonomi dan sejau mungkin mengindari
krisis. Hal ini akan sangat mengurangi resiko kegagalan demokrasi.
Hal terbaik yang harus dilakukan kata Boediono,adalah secepatnya
membangun perekonomian agar income per kapita bangsa indonesia
mencapai batas aman bagi pemerintah demokrasi,yaitu US$ 6.600.
Menurut Boediono,pertumbuhan ekonomi akan membantu tumbuhnya
kelompok pembaharus dengan catatan: pertama,pertumbuhan itu
menyentuh dan broad-based ; dan kedua prosesnya mengandalkan
kegiatan berdasarkan hasil kerja,inisiatif dan kekuatan sumber daya
manusia-bukan dengan penjualan kekayaan alam,utang luar negri,dan
rezeki nomplok lainnya. b. Indonesia Cepat Lalui Krisis. Menurut
Institute for Management Development (IMD),lembaga think thankdan
pendidikan yang berpusat di Swiss,Indonesia seperti negara-negara
lain di Asia Tenggara,memiliki daya tahan yang cukup baik.
Indonesia juga dianggap memiliki kemampuan untuk pulih dengan cepat
karena telah mengalami krisis keuangan cukup parah pada tahun
1997-1998 sehingga lebih baik dalam mengantisipasi krisis saat ini.
IMD mengatakan bahwa,negara-negara seperti itu seringkali mampu
untuk beradaptasi dan pulih pada masa sulit. Penjelasan lain adalah
karena mereka telah mengalami krisi keuangan cukup parah dan krisis
properti satu decade lalu dan jadi lebih waspada dalam
kebijakannya. Stress test versi IMD merupakan analisis untuk
mengukur sejauh mana Negara dapat melalui krisis dan memperbaiki
daya saing pada masa depan. Analisis dengan cakupan survey 57
negara itu mengambil indikator proyeksi ekonomi,pemerintah,bisnis
dan masyarakat sebagai basis penilaiannya. Dari empat faktor yang
dinilai dalam stress test,daya tahan indonesia untuk indikator
pemerintah berada di peringkat-26. Adapun indikator lain seperti
proyeksi ekonomi,bisnis dan masyarakat masing-masing masuk ke
posisi 33,36 dan 33. Mentri koordinator bidang perekonomia Sri
Mulyani Indrawati optimis peringkat stress test indonesia akan
lebih baik pada tahun kedepan karena survey IMD dilakukan terhadap
indicator ekonomi sepanjang 2008,ketika negri ini masih diliputi
dampak krisi cukup parah. Kenyataannya,katanya,kinerja perekonomian
pada kuartal 1/2009 dan proyeksi ekonomi RI sepanjang tahun ini
lebih baik dibandingkan dengan negara-negara lain. Perekonomian
indonesia pada kuartal II/2009 di proyeksi sedikit melambat
dibandingkan dengan kuartal sebelumnya,kendati secara tahunan
diyakini masih akan tumbuh 4%. Direktur perencanaan Makro Kemeneg
PPN/Kepala Bappenas Bambang Prijambodo secara pribadi meyakini
pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2009 masih akan positif meski
tidak sebesar
12. realisasi kuartal 1/2009 lebih rendah di kisaran 4,4%.
Konsumsi masyarakat masih akan,menjadi pedorong utama dari
pertumbuhan ekonomi kuartal II/2009 yang masih terjaga dengan
adanya laksana pemilihan umum. Ekonomi indeks Ikhsan Modjo,masih
mengatakan pertumbuhan ekonomi kuartal II/2009 kemungkinan akan
turun sedikit karea ekspor dan infestasi masih lemah. c. Rasio
Utang RI Turun 31% Pada tahun 1999 rasio utang Indonesia 100%
karena saat itu pemerintah harus mengeluarkan surat utang baru
sekitar Rp.600 triliun untuk menyelamatkan perbankan nasional.
Setelah itu rasio terus menurun. Menkeu mengatakan bawa,semua
pemerintahan,mulai dari presiden Habibi,Gusdur,Megawati,hingga
sejarang memiliki kebijakan yang sama,menurunkan rasio utang-utang.
Tahun 2003,rasio utang Indonesia terhadap PBD 61% memasuki 2008
menjadi 33% terhadap PBD,dan tahun ini pemerintah berniat
menurunkan kembali menjadi 32%. Total utang pemerintah indonesia
saat ini hingga 29 mei 2009 mencapai 1.700 triliun,yakni pinjaman
luar negri Rp.732 triliun dan surat berharga negara(SBN) Rp.968
triliun,yaitu pinjaman luar negri Rp. 730 triliun dan SBN Rp.960
triliun. Dengan demikian,sosok kerajaan bisnis yang dibangun di
atas fondasi semu dan tumpukan utang. Menjadi tidak berdaya
menghadapi krisis ekonomi. Sampai titik inipun,pemerintah nampaknya
belum juga bangkit kesadarannya,bahwa menyelamatkan sektor modern
dengan cara habis-habisan (all out dan at all cost) seperti yang
terus dilakukan selama ini mengandung konsekuensi yang teramat
riskan. Pemerintah masih terobsesi dan selalu disugesti seakan-akan
hanya dengan sektor modern itulah bangsa berdaulat ini dapat
kembali bangkit dari keterpurukannya. Diluar semua itu,sesungguhnya
terdapat kekuatan yang luar biasa yang justru telah menyelamatkan
negri ini dari kebangkrutannya,yaitu ekonomi rakyat. Di atas
kertas,perekonomian bangsa ini seharusnya sudah gulung tikar sejak
angka-angka statistik ekonomi pada periode krisis (1997-1999)
menunjukan kecenderungan yang terus memburuk. Nyatanya,kondisi
sekarat itu hanya terjadi pada sektor-sektor yang mampu tercatat
dan terfleksikan dalam angka-angka statistik itu. Di luar
angka-angka itu,yang tidak mampu dicatat oleh sistem statistik yang
ada,sesungguhnya masih menyimpan potensi,kekuatan dan daya tahan
yang sangat besar. Bila bangsa ini cukup cerdas untuk
menterjemahkan hikmah krisis ekonomi,secara tidak langsung
(belssing in disguise) seharusnya peristiwa menyakitkan ini justru
dapat menjadi pelajaran yang dipetik hikmahnya.
Kesimpulannya,pengabaian (ignoring) eksistensi ekonomi rakyat dan
sektor tradisional sudah tiba saatnya untuk segera dihentikan. 7.
Dampak Perekonomian Indonesia Pasca Krisis Ekonomi Global Tangal 5
September 2008 menjadi catatan kelam sejarah perekonomian Amerika
Serikat,kebangkrutan Leman Brothers yang merupakan salah satu saham
investasi atau bank keuangan senior dan terbesar ke 4 di Amerika
Serikat menjadi awal dari drama krisis keuangan di negara yang
mengagung-agungkan sistem kapitalis tanpa batas. Siapa yang
menyangka suatu negara yang merupakan tembok kapitalis dunia akan
runtuh. Celakanya apa yang terjadi di AS dengan cepat menyebar dan
menjalar ke seluruh dunia. Hanya beberapa saat setelah informasi
runtuhnya pusat keuangan dunia di Amerika,tansaksi bursa saham
diberbagai belahan dunia seperti
Hongkong,china,australia,singapura,KoreaSelatan,dan negara lainya
mengalamu penurunan drastis,bahkan Bursa Saham Indonesia (BEI)
harus disuspend selama beberapa hari,pemerintah Indonesia pun
kelihatan panik dakam menyiakapi permasalahan ini,peristiwa
ini
13. menandai fase awal dirasakanya dampak krisis ekonomi global
yang pada mulanya terjadi di Amerika Serikat di rasakan oleh negara
Indonesia juga. Dilihat dari faktor penyebabnya,krisi ekonomi
global pada saat ini berbeda dengan krisis ekonomi yang melanda
Indonesia lebih kurang satu dasawarsa lalumyang mana pada saat itu
krisis ekonomi yang melanda Indonesia lebih disebabkan oleh ketidak
mampuan Indonesia menyediakan alat pembayaran luar negri,dan tidak
kokohnya struktur perekonomian Indonesia,tetapi krisis keuangan
global pada tahun 2008 ini berasal dari faktor-faktor yang terjadi
di luar negri. Tetapi kalau kita tidak hati-hati dan waspada dalam
menyikapi permasalahan ini,tidak mustahil dampak krisis keuangan
global pada tahun 2008 ini akan sama atau bahkan lebih buruk jika
dibandingkan dengan dampak krisis ekonomi yang tejadi pada tahun
1998. Perlambangan pertumbuhan ekonomi dunia,selain menyebabkan
volume perdagangan global pada tahun 2009 merosot tajam,juga akan
berdampak pada banyaknya industri besar yang terancam
bangkrut,terjadinya penurunan kapasitas produksi,dan terjadinya
lonjakan jumlah pengangguran dunia. Bagi negara-negara berkembang
dan merging amarkets,situasai ini dapat merusak fundamental
perekonomian,dan memicu terjadinya krisis ekonomi. Kekhawatiran
datas dampak negatif pelemahan ekonomi global terhadap perekonomian
di negara-negara emerging markets dan fenomena flight to quality
dari investor global di tengah krisis keuangan dunia dewasa
ini,telah memberikan tekakan pada mata uang seluruh dunia,termasuk
Indonesia dan mengeringakan likuiditas doalar AS dipasar domestik
banyak negara. Hal ini menyebabkan pasar valas di negara-negara
maju maupun berkembang cenderung bergejolak ditengah ketidak
pastian yang meningkat. Sebagai negara dengan perekonomian
terbuka,meskipun Indonesia telah membangun momenum pertumbuhan
ekonomi yang cukup tinggi,tidak akan telepas dari dampak negatif
pelemahan ekonomi dunia tersebut. Krisis keuangan global yang mulai
berpengaruh secara signifikan dalam triwulan III 2008,dan second
round effectnya akan mulai dirasakan meningkat infetasinya pada
tahun 2009,diperkirakan akan berdampak negatif pada kinerja ekonomi
makro Indonesia dalam tahun 2009 baik di sisi neraca pembayaran dan
neraca sektor riil,maupun sektor moneter dan sektor finansial
(APBN). Dampak negatif yang paling cepat dirasakan sebagai akibat
dari krisis perekonomian global adalah pada sektor keuangan melalui
aspek sentimen psikologis maupun akibat merosotnya likuiditas
global. Penuruanan indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI)
mencapai sekitar 50,0%,dan depersiasi nilai tukar rupiah disertai
dengan volatilitas yang meningkat. Kecenderungan volatilitas nilai
tukar rupiah tersebut masih akan berlanjut hingga tahun 2009 dengan
masih berlangsungnya upaya penurunan utang (deleveranging) dari
lembaga keuangan global. a. Dampak Krisis Ekonomi Global terhadap
Perekonomian Indonesia Asumsi inflasi dalam APBN 2008 yang
ditetapkan sebesar 6,5% menurut Adiningsih (Ekonom dari Universitas
Gajah Mada ) dalah harian Suara karya (16/4/08), dapat melebihi 10%
akibat tekanan berat dari kondisi perekonomian global yang berada
diluar kendali pemerintah. Adiningsih mengemukakan bahwa seharusnya
pemerintah menysun APBN secara konservatif,karena apabila APBN
dirubah terus,tentu akan menimbulkan keridakpercayaan masyarakat.
Dia juga mengungkapkan bahwa dunia usaha juga tergantung pada
pengelolaan dan realisasi APBN. Apabila APBN tidak konsisten,maka
dapat dipastikan dunia usaha akan sulit tumbuh,sehingga sulit
diharapkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Mengenai besaran asumsi
inflasi dalam APBNP,menurutnya tidak masuk akal,karena pada akhir
tahun 2008 terdapat
14. beberapa hari raya yang sudah memicu inflasi lebih tinggi.
Disamping itu harga minyak mentah yang masih akan melambung dan
harga pangan dunia yang meroket. Hal ini akan mempengaruhi harga
komoditas di dalam negri. Tidak semua komoditas dapat dikendalikan
oleh pemerintah. Tambahan lagi,banyak barang import termasuk yang
illegal masuk ke pasar indonesia. Hingga akhir tahun ini
diperkirakan gejolak pasar Keuangan dunia belum akan reda.
Seandainya amerika serikat meningkatkan suku bunga kredit,akan
berdampak terhadap indonesia dan dikhawatirkan inflasi akan
melebihi satu digit. Dalam menghadapi situasi perekonomian global
yang tidak pasti,Raden Pardede (salah satu calon gubernur BI yang
di tolak DPR) mengemukakan pendapatnya bahwa pemerintah harus
membatasi besaran anggaran untuk subsidi. Menurutnya dengan asumsi
harga minyak mentah sebesar US$ 95per barel,total subsidi mencapai
sekitar 33triliun. Jika harga minyak tenryata lebih dari US$ 100
per barel,diperkirakan lebih dari 30% anggaran belanja habis untuk
subsidi,bagai mana dengan sektor lainnya,katanya. Berkaitan dengan
kekurangan dana dalam APBN pasti dicarikan melalui pembiayaan yang
salah satunya adalah dengan penertiban Surat Utang Negara (SUN)
disesuaikan dengan melihat kemampuan pasar untuk menyerapnya.
Tetapi jika subsidi tidak dibatasi,investor akan khawatir mengenai
kemampuan negara dalam melakukan pembayaran. Hal ini dapat
menimbulkan ketidak pastian dan rendahnya daya serap SUN. Pendapat
dari kedua pengamat ekonomi tersebut perlu diperhatikan sebagai
informasi untuk mewaspadai bahwa kondisi perekonomian dunia yang
saat ini sedang bergolak penuh ketidak pastian akan berdampak
terhadap tingkat inflasi,alokasi anggaran untuk subsidi dan daya
serap SUN untuk pembiayaan deficit APBN. Namun demikian,apabila
dalam perjalanannya asumsi-asumsi dalam APBNP 2008 meleset jauh
dari kenyataan,pengamat ekonomi tidak seharusnya semata-mata
menyalahkan pemerintah,karena APBNP 2008 tersebut merupakan hasil
pembahasan dan kesepakatan antara pemerintah dengan DPR. Tambahan
lagi,jika asumsi dalamAPBNP tidak sesuai lagi dengan perkembangan
kondisi perekonomian,mau tidak mau APBN 2008 harus direvisi
kembali. Krisis keuangan yang terjadi di AS sudah terlihat
tanda-tandanya beberapa waktu lalu. Tetapi baru dianggap serius
oleh pemerintah Indonesia sejak tanggal 8 oktober 2008 saat IHSG di
BI turun tajam sampai 10,38% dan mengharuskan pemerintah
menghentikan kegiatan dipasar bursa modal beberapa hari.
Sebenaranya banyak akibat yang di rasakan oleh Indonesia dengan
adanya krisis keuangan di AS,baik akibat positif seperti turunnya
harga minyak dunia yang menembus $61 per barel dan akibat negative
seperti turunnya nilai rupiah,berkurangnya nilai export,turunya
investasi atau terjadi flyingout,namun demikian akibat negatif
lebih banyak dirasakan bagi perekonomian Indonesia terutama bagi
sektor riil yang mempunyai pangsa ekspor,pemerintah harus
sungguh-sungguh menangani masalah ini karena pada akhirnya apabila
tidak ditangani dengan benar akan mengakibatkan distabilitas negara
atau sering orang bilang akan terjadi Krisis seri kedua.
15. Pertanyaan : 1. Sebutkan ciri-ciri yang menandakan semakin
berkembangnnya fenomena globalisasi di dunia ? 2. Apa saja peluang
dan tantangan bagi dunia bisnis ? 3. Bagaimana peran Negara dalam
era globalisasi ? 4. Apa dampak Globalisasi ekonomi terhadap
Indonesia ? 5. Bagaimana perekonomian Indonesia itu sendiri ? Jawab
1. a. Perubahan dalam konsep ruang dan waktu. Perkembangan
barang-barang seperti telepon genggam,televisi satelit,dan internet
menunjukan bahwa komunikasi global terjadi demikian
cepatnya,sementara melalui pergerakan massa semacam turisme
memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda. b.
Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi
saling bergantung sebagai akibat dari pertumbeuhan perdagangan
internasional,peningkatan pengaruh perusahaan multinasional,dan
dominasi organisasi semacam World Trade Organization ( WTO ). c.
Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media masa (
terutama televisi,film,musik,dan transmisi berita dan olah raga
internasional ). Saat ini,kita dapat mengonsumsi dan mengalami
gagasan dan pengalaman baru mengenao hal-hal yang melintasi
beraneka ragam budaya. Misalnya dalam bidang fashion,literatur dan
makanan. d. Meningkatnya masalah bersama,misalnya pada bidang
lingkungan hidup,kirsis multinasional inflansi regional dan
lain-lain 2. Terbukanya pasar dunia akibat globalisasi ekonomi
membuka peluang bisnis antara lain : a. Tersebarnya pasar yang
lebih luas skalanya dan terdiversifikasinya barang manufaktur dan
produk yang mempunyai nilai tambah tinggi ( value added products).
b. Terjadi relokasi industri menufaktur dari negara industri maju
ke negara-negara sedang berkembang dengan upah buruh yang lebih
murah. Sebagai konsekuensi logis dari relokasi industri
tersebut,siklus proses bahan baku menjadi produk akhir menjadi
lebih pendek. Hal ini akan menurunkan harga per unit serta
meningkatkan volume perdagangan. c. Tersedianya sumber pendanan
yang dapat diperoleh dengan biaya yang lebih murah (bunga) karena
makin beragamnya portofolio pendanaan terutama bagi negara yang
sedang tumbuh perekonomiannya. Selain memberikan peluang yang
terbuka lebar bagi dunia bisnis,globalisasi ekonomi juga memberikan
dampak negatif bagi dunia bisnis,antara lain : a. Terjadinya
tranfer pricing untuk memarkir dana maupun keuntungan di negara
yang menganut tax shelter (memberikan perlindungan terhadap
persembunyian kewajiban membayar pajak). b. Relokasi industri
karena footlose industry membawa pula teknologi kadaluarsa ke
negara sedang berkembang (host country),hal ini terjadi di negara
asalnya (home country) teknologi yang dipakai industri tersebut
ketinggalan jaman.
16. c. Masuknya FDI ( Foreign direct investment) dengan
tekonlogi canggih,seringkali tidak di imbangi dengan tersedianya
sumberdaya manusia yang siap mengoperasikannya sehingga membuat
ketergantungan pada negara asla investasi tersebut. d. Masuknya FDI
juga seringkali menimbulkan trade off politic yang merugikan
masyarakat dan pelaku bisnis di dalam negri. 3. Karena ekonomi
global semakin terintegrasi,pengelompokan regional negara bangsa
telah meningkatkan kerjasama dalam rangka memperkokoh
otonomi,memperbaiki posisi tawar dan memperjuangkan kepentingan
individual negara bangsa baik untuk kepentingan mereka di level
nasional maupun kolektif. Karena ekonomi global semakin
terintegrasi,pengelompokan regional negara bangsa telah
meningkatkan kerjasama dalam rangka memperkokoh otonomi,memperbaiki
posisi tawar,dan memperjuangkan kepentingan ekonomi politik
lainnya. Dimasa sekarang ini peran negara bangsa justru dibutuhkan
demi berlakunya perdagangan bebas seperti harapan neolibera.
Hambatan-hambatan perdagangan tidak mungkin dihilangkan tanpa
adanya dukungan kebijakan yang pada gilirannya makin menunjukan
peran negara bangsa makin diperlukan dalam perekonomian global. 4.
Karena ekonomi global semakin terintegrasi,pengelompokan regional
negara bangsa telah meningkatkan kerjasama dalam rangka memperkokoh
otonomi,memperbaiki posisi tawar dan memperjuangkan kepentingan
individual negara bangsa baik untuk kepentingan mereka di level
nasional maupun kolektif. Karena ekonomi global semakin
terintegrasi,pengelompokan regional negara bangsa telah
meningkatkan kerjasama dalam rangka memperkokoh otonomi,memperbaiki
posisi tawar,dan memperjuangkan kepentingan ekonomi politik
lainnya. Dimasa sekarang ini peran negara bangsa justru dibutuhkan
demi berlakunya perdagangan bebas seperti harapan neolibera.
Hambatan-hambatan perdagangan tidak mungkin dihilangkan tanpa
adanya dukungan kebijakan yang pada gilirannya makin menunjukan
peran negara bangsa makin diperlukan dalam perekonomian global.
5.Ekonomi Indonesia dan Demokrasi Indonesia saat ini,tulis
Boediono,masih berada pada zona resiko tinggi untuk kehidupan
demokrasi. Hal ini terlihat dari segi pendapatan per kapitanya yang
masih kurang mendukung terselenggaranya demokrasi secara baik.
Dengan pendapatan per kapita sekitar US$ 3.987 ( Interational
Monetary Fund,2008) GFP Purshasing Power Vanuatu dan Fuji,Indonesia
masih berada di zona rawan dalam demokratis. Kenapa ? menurut
penelitian,batas kritis bagi kelangsungan demokrasi di dunia adalah
apabila pendapatan per kapita sebuah negara mencapai US$ 6.600.
dari sebuah penelitian studi ekonomi dan demokrasi,tercatat
bahwapada kurun 1950- 1990,rezim demokrasi di Negara-negara dengan
penghasilann per kapita US$ 1.500 (di hitung berdasarkan PPP tahun
2001) hanya mempunyai harapan hidup 8 tahun. Pada tingkat
penghasilan per kapita US$ 1.500-US$ 3.000,rezim demikrasi dapat
bertahan rata-rata 18 tahun dan pada tingkat pendapatan perkapita
du atas US$ 6.000 daya hidup system demokrasi di sebuah negara jauh
lebih besar dan probabilitas kegagalannyahanya 1:500.