ATASI GROGIMU UNTUK TAMPIL MENAWAN DI DEPAN UMUM

Created by :

Ahmad Madu

! Berbicara tentang grogi, setiap orang tentu pernah mengalaminya. Baik pembicara professional mau-pun pemula pasti pernah merasakan grogi. Perbedaannya, pembicara pro-fessional memahami cara mengatasi grogi atau kegugupan sehingga ti-dak tampak serta dapat mengen-dalikannya. Sedangkan pembicara pemula cenderung belum mengerti cara mengatasi kegugupannya se-

hingga dengan mudah terlihat oleh para audiens. Dalam sesi ini, saya akan membahas mengenai cara mu-dah mengatasi grogi untuk menda-patkan hasil maksimal saat Anda ber-bicara didepan umum. Mari kita mu-lai pembahasannya dengan sebuah cerita.

1

SUARA MENAKUTKAN DARI TEPI JURANG

Ada sebuah cerita tentang penduduk di suatu kampung yang sudah bertahun-tahun dihantui oleh suara-suara hantu dari suatu tepi jurang. Penduduk pun ketakutan setiap saat beredar cerita-cerita tentang hantu tersebut. Ada yang mengatakan hantu itu pemakan manusia. Hantu itu berbahaya dan amat mengerikan. Penduduk pun hidup dalam ketaku-tan. Bertahun-tahun kampung terse-but terasa begitu angker. Padahal ti-dak ada yang terjadi selain suara-suara yang menakutkan tersebut. Hingga suatu hari ada seorang pe-

muda di desa itu yang nekat. Ia men-coba mendekati asal suara itu. Se-makin dekat memang terdengar suara yang semakin kencang dan menakutkan. Jantungnya pun berde-tak kencang. Suara terdengar makin angker. Namun ia tetap melangkah-kan kakinya mendekati sumber suara itu.

Hingga dipuncak suara itu, ia men-dengar suara yang paling nyaring, paling mengerikan. Namun tatkala pemuda itu mulai berani berhadapan dengan asal suara i tu , t iba-tiba…hantu itu pun lenyap sela-manya.

INSPIRATION FROM THE STORY

Dalam kadar yang tepat grogi me-mang membuat kita was-was. Bah-kan orang dekat dari raja rock’n roll Elvis Presley sendiri bercerita, bagai-mana ketakutan di alami oleh Elvis sebelum naik panggung. Tapi ketaku-tan itulah yang membuat dirinya mempersiapkan diri dengan baik. Bahkan Michael Jackson saja per-nah berkata, “kalau saya tidak grogi, performance saya biasanya hanya

2

akan biasa-biasa saja”. Dalam kadar tertentu rasa grogi memang berguna tetapi dalam kadar grogi atau gugup yang berlebih justru membuat kita menjadi tidak produktif. Daripada sibuk dengan bayangan ketakutan kita sendiri, jauh lebih baik kita mem-persiapkan sebaik-baiknya hal apa saja yang dapat kita lakukan dalam menghadapi kegugupan kita.

Saya sering bertanya ke-pada para peserta train-ing, mengapa hadirin ingin mempelajari public speak-ing, padahal hadirin sudah sering berbicara di depan umum seperti saat melaku-kan presentasi di kantor atau dengan klien. Hampir semua peserta menjawab “Saya ingin menghilang-kan rasa nervous (grogi) saya”. Karena walaupun saya sudah mem-persiapkan seluruh materi dengan baik tetap saja pada waktu saya tampil menyampaikan materi, “se-mua blank” rasanya saya ingin men-inggalkan ruangan secepatnya. Lalu saat itu saya tambahkan, “Ya… sece-

patnya ingin meninggalkan ruangan dan menjatuhkan diri dari lantai tertinggi dikantor” Sontak semua audiens tertawa..haha...

Jim Collins, penulis buku bisnis terke-nal Good to Great pernah berkata, “Good is the enemy of great” yang berarti “baik adalah musuh dari he-bat”. Ungkapan tersebut sangat rele-van. Terkadang, seseorang terlena

dan menganggap su-dah menjadi pembi-cara yang baik hanya karena sering tampil berapa ribu jam mis-alnya. Padahal, den-gan belajar lebih jauh tentang materi yang disampaikan, ia da-pat menjadi pembi-cara yang hebat.

Sepertinya grogi menjadi permasala-han yang sering mengganggu Anda untuk tampil didepan umum. Perihal grogi saat berbicara di depan, saya teringat salah satu hasil survei yang kontroversial oleh The people’s Alma-nac Book terhadap 3.000 warga

3

Baik saja tidak cukup!

Amerika mengenai hal yang paling ditakuti. Ternyata menurut survei mengatakan bahwa orang lebih baik berada di ketinggian, di gigit ser-angga, mendapat masalah keuan-gan, berada di dalam air yang dalam dan lebih baik jomblo (itu bohong, ti-dak menjadi penilaian..hehe), sam-pai berani mati daripada diminta un-tuk berbicara di depan umum.

Penyebab Grogi

Dalam banyak kasus, penyebab grogi antara satu orang dengan yang lain beraneka ragam. Namun demikian, secara umum munculnya perasaan grogi disebabkan empat hal berikut ini.

Pertama, Kecemasan

Ada cerita lucu yang menggambarkan se-orang eksekutif yang

mengalami insomnia atau penyakit sulit tidur. Ketika ditanya mengapa ia sulit tidur, ternyata penyebabnya ada-lah karena ia setiap malam selalu khawatir malam itu ia tidak akan bisa tidur. Kekhawatiran tidak bisa tidur

itulah yang membuatnya sulit untuk tidur. Hal yang ironis bukan hehe...

Nah, menurut Dokter Charles Mayo dari klinik mayong terkenal, dia men-yatakan bahwa, "kecemasan mem-pengaruhi sirkulasi serta seluruh sistem syaraf kita". Charles Mayo juga mengatakan "Saya jarang meli-hat seseorang yang mati karena ke-lewat banyak kerjaan tapi saya tahu betul banyak sekali orang yang men-inggal karena terlalu cemas dalam hidupnya".

Zig ziglar yang terkenal dengan bu-kunya "See u at the top" mengutip hasil penelitian dari para psikolog, yang mengatakan 40% manusia ce-mas dengan sesuatu yang belum ter-jadi, sementara 30% cemas dengan apa yang telah terjadi. Lantas ada 10% manusia yang khawatir soal diri-nya yang tidak punya dasar seperti soal kesehatan, masa depan dan lain-lain. Marilah kita lihat bagai-mana perasaan cemas dan khawatir mempengaruhi berbagai aspek da-lam hidup kita.

4

Ada seorang analis pasar modal di-tuntut untuk mempresentasikan sesu-atu pada seorang eksekutif ternama. Ia begitu cemas akan bagaimana ja-lan presentasinya. Dalam kecemas-annya ia sibuk mencari data-data dan waktunya habis untuk mencari data. Namun ia sendiri tidak sempat mengolah data-datanya. Hingga akhir waktu presentasi, analis terse-but bahkan tidak punya waktu untuk mengolah data yang begitu banyak yang telah berhasil ia kumpulkan se-bagai akibat dari kecemasannya. Dan lagi pula presentasinya pun ti-dak berlangsung begitu mulus. Masa-lahnya selama berminggu-minggu yang ia lakukan hanyalah memberi makan kecemasannya dengan men-cari data dan data lagi.

Kedua, Kurang Persiapan

Persiapan yang minim merupakan faktor pertama

penyebab grogi atau de-mam panggung. Ketika

persiapan kurang mema-dai, secara sadar Anda menyadari kesulitan menampilkan sesuat se-

cara maksimal didepan umum. Pada akhirnya, perasaan ini memicu mun-culnya rasa takut berlebih. Adapun salah satu dampak dari rasa takut tersebut adalah grogi.

Ketiga, Terlalu Mencemaskan Peni-laian Audiens

Hal ini murni dise-babkan kekhawati-ran melakukan kesa-lahan. Sebagai con-toh, Anda khawatir

audiens akan menolak ide atau tidak akan puas terhadap penampilan Anda. Anda juga khawatir latihan yang sudah dilakukan secara rutin ternyata hasilnya kurang maksimal. Hal itu menyebabkan pikiran Anda menjadi paranoid sehingga diliputi pikiran negatif. Padahal, seharusnya Anda berpikir positif bahwa Anda akan mendapatkan penilaian positif dari Audiens. Akibat gagal berpikir p o s i t i f , a k h i r n y a k e g a l a u a n menghampiri Anda. Anda pun men-jadi lebih grogi saat tampil menyam-paikan materi.

5

Keempat, Berbicara dengan Or-ang yang Memiliki Level Lebih Tinggi!

Berbicara dengan para professional atau or-ang yang memil iki

level lebih tinggi ter-m a s u k t a n t a n g a n

t e r s e n-diri bagi setiap pembicara. Pada umumnya, hal tersebut menim-bulkan sebuah persepsi dalam diri seorang pembicara bahwa ia tidak lebih baik dari mereka. Akibatnya, pembicara tersebut menjadi kurang percaya diri. Perasaan seperti itu ha-rus ditekan agar dapat terhindar dari rasa grogi yang berlebihan. Jangan sampai Anda masuk rumah sakit karena berbicara di depan umum. Hm…. Pasti masuk berita, belum ada kan?hehe.

Grogi Tidak Perlu Dirisaukan!

Meskipun sering diidentikkan seba-gai masalah, sebenarnya grogi mem-punyai peranan yang positif dalam menyampaikan materi. Adanya perasaan grogi akan mendorong Anda untuk lebih siap, tidak percaya

diri berlebihan, serta dapat menghar-gai orang lain. Adapun pembicara yang tidak memiliki rasa grogi justru dapat meremehkan materi, terlalu percaya diri, cenderung ingin me-nang sendiri, suka merendahkan or-ang, bahkan suka berbicara sesuka hati. Sikap seperti itu tentu saja sama dengan sombong. Dan ber-siaplah, anda akan mendapatkan perlawanan dari audiens.

Dengan demikian, Anda tidak perlu terlalu merisaukan grogi. Anda tidak perlu berpikir keras untuk menghi-langkan grogi. Sebab pada dasarnya grogi tidak dapat hilang dari dalam diri. Jadi jika Anda mengikuti kelas public speaking untuk menghilang-kan grogi, sepertinya itu bukan so-lusi yang tepat.

Ketahuilah bahwa setiap Anda men-coba belajar hal yang baru, dilihat oleh orang lain, pasti ada perasaan takut salah, deg-deg an dan itu san-gat manusiawi. Karena semua orang pasti mengalamnya dengan sadar ataupun tidak.

6

Grogi selalu ada di tengah-tengah kehidupan kita. Bukan hanya dalam perihal berbicara di depan umum saja grogi dibahas, tapi semua per-jalanan kehidupan tidak lepas den-gan yang namanya grogi. Memang grogi tidak bisa dihilangkan dari da-lam diri kita. Hal yang bisa dilakukan ialah mengelola grogi dengan baik sehingga memunculkan energi posi-tif untuk menjadikan Anda lebih siap dan percaya diri.

Delapan Jurus Mengatasi Grogi Berlebih

Agar Anda mampu mengatasi grogi berlebih dengan baik, berikut be-berapa jurus jitu yang sudah ter-bukti ampuh se-h ingga Anda pa tu t mencoba menerapkannya, khususnya saat Anda akan melakukan public speak-ing.

Pertama, Mempersiapkan Diri

Kesadaran terpent-ing bagi seorang pembicara adalah melakukan persia-pan diri. Jika Anda selama ini tidak

mempersiapkan diri dengan matang, segeralah bertaubat, kembali ke ja-lan yang benar. Sebelum Anda akan dihantui terus menerus dengan grogi yang berlebihan.

Setiap orang yang akan menyampai-kan materi tentu harus dipersiapkan dengan baik. Dengan mempersiap-kan diri secara maksimal, Anda akan lebih percaya diri saat tampil berbi-cara didepan umum. Hal ini akan mendorong Anda termotivasi untuk memberikan yang paling terbaik.

Kedua, Berpikir Positif

Apabila mendam-bakan hasil yang baik, Anda harus merespon setiap kondis i dengan baik. Patut dipa-

7

hami bahwa sebenarnya grogi berasal dari respons terhadap kon-disi yang Anda sedang hadapi. Seba-gai contoh, Anda belum sepenuhnya siap, tetapi Anda memang harus tampil berbicara di depan dan sesu-atu hal yang tidak mungkin dihindari atau ditunda. Seperti kematian ya..hehe.. Bagaimanapun kondisi-nya, Anda tetap harus melakukan-nya. Dalam kondisi seperti itu, jika re-spon Anda negatif maka hasilnya akan kurang memuaskan. Sebali-knya, jika respon Anda positif maka peluang untuk menyampaikan ma-teri yang sukses tetap terbuka lebar. Jika sudah siap sepenuhnya, Anda tentu tidak perlu merespon kondisi tersebut dengan negatif. Sebab, Anda sudah mempersiapkan segala hal sejak jauh hari, bahkan mungkin berbulan-bulan sebelumnya. Hal yang perlu dimiliki adalah sebuah keyakinan bulat bahwa Anda akan meraih keberhasilan. Karena dalam hidup, apa yang Anda yakini, itulah yang akan Anda dapatkan.

! Hal yang tidak kalah penting ia-lah jangan berburuk sangka terha-

dap audiens. Siapa pun audiens Anda, mereka semua ingin menda-patkan sesuatu yang bermanfaat dari Anda. Tujuan utama mereka da-tang bukan untuk menilai Anda, me-lainkan mendengarkan dan menda-patkan informasi penting sebanyak-banyaknya. Jadi, pahami hal ini den-gan baik. Anda harus selalu berbaik sangka terhadap orang-orang yang hadir dalam kegiatan public speak-ing Anda.

Dalam teori law of attraction atau hu-kum tarik menarik, apa yang men-guasai pikiran seseorang cenderung menjelma jadi kenyataan, pikiran ne-gatif akan menarik kejadian negatif, pikiran positif akan menarik kejadian positif pula. Jika diibaratkan, dengan menerapkan low of attraction, seolah kita menjadi sebuah magnet yang akan menarik bahan dan sumber daya yang diperlukan untuk mewu-judkan apa yang kita inginkan. Anda masih tetap perlu untuk bertindak menyusun bahan dan sumber daya tersebut sehingga menjadi apa yang Anda butuhkan. Dari berbagai uraian buku-buku tentang low of attraction,

8

bisa dikatakan bahwa low of attrac-tion sebenarnya bekerja berdasar-kan berbagai program pikiran, keyak-inan dan hasil di dalam pikiran ba-wah sadar, maka low of attraction bisa membantu meraih keinginan Anda .

Ketiga, Power Poses

Ketika Anda merasa grogi, hindari postur tubuh yang loyo tanpa pasokan energi. Sebab hal itu akan semakin membuat keadaan Anda menjadi lebih gugup. Cara yang paling baik dan ilmiah saat seseorang merasa grogi adalah menunjukkan pose spesifik. Amy cuddy, se-orang associated professor Harvard business school di bidang penelitian sosial mengatakan bahwa sikap tu-buh, baik saat berdiri maupun duduk dapat mengubah perasaan sese-orang terhadap diri sendiri. Jika Anda mempertahankan pose yang spesifik sekitar 2 menit dengan sikap tubuh high power poses, hal terse-but dapat menurunkan level stres

atau gugup yang dirasakan seka-ligus mengembalikan rasa percaya diri. Patut diketahui bahwa high power poses menghasilkan pening-katan sebesar 20% pada testoster-one (hormon dominasi laki-laki) dan penurunan 25% pada kortisol (hor-mon stres).

Keempat, Mengatur Nafas

S e t i a p o r a n g p a s t i p e r n a h merasakan gugup saat berbicara di depan umum. Atau bahkan merasa takut untuk memulainya. Ini meru-pakan hal yang wajar, namun jika dibiarkan berlarut-larut akan mem-

buat Anda semak in STRES saat diminta

menjadi pembicara. Sa-lah satu kunci sukses dalam menyampai-kan materi yang membuat tingkat s t r e s A n d a

menurun adalah dengan melakukan teknik pernafasan. Hal ini dipercaya mampu menurunkan tingkat kegugu-pan Anda saat akan menyampaikan informasi penting di depan umum

9

bahkan bisa membantu Anda yang susah tidur karena keesokan harinya misalkan Anda harus melakukan pre-sentasi. Seorang ilmuwan asal Ari-zona, Dr. Andrew Weill mengklaim te-lah menemukan satu teknik untuk mengatasi gangguan imsomnia dan menurut pengalaman saya teknik ini bisa digunakan untuk mengatasi rasa gugup, nama tekniknya yaitu The 4-7-8 Breathing Exercise atau teknik pernafasan 4-7-8. Dikatakan teknik 4-7-8 karena praktek perna-fasan teknik ini berpatokan pada hi-tungan 4, 7, dan 8.

Teknik ini sangat sederhana, tidak membutuhkan waktu lama, tanpa peralatan apapun dan bisa dilakukan di mana saja. Meski demikian, efek dari teknik pernafasan 4-7-8 ini akan segera terasa. Dan teknik ini bisa Anda lakukan untuk situasi apapun. Sekalipun teknik pernafasan 4-7-8 ini bisa dilakukan dalam posisi apapun, ada baiknya Anda melaku-kan sesuai yang diajarkan Dr. Weill.

Pertama, duduklah dengan tegak, posisi punggung lurus. Jika Anda akan tampil, ambilah kursi dan duduklah dengan tenang serta pilih ruangan yang memang benar-benar membuat Anda nyaman.

Kedua, Tempatkan ujung lidah tepat di belakang gigi depan bagian atas. Posisikan lidah tetap seperti itu se-lama melakukan teknik pernafasan. Kemudian lakukan pernafasan den-gan cara seperti berikut : Buang na-fas kuat - kuat melalui mulut hingga mengeluarkan suara menderu atau "whoosh". Tutup mulut rapat - rapat, lalu tarik nafas pelan - pelan melalui hidung selama empat hitungan. Ber-henti dan tahan nafas selama tujuh hitungan. Buang nafas sepenuhnya melalui mulut sampai mengeluarkan suara menderu atau "whoosh" se-lama delapan hitungan. Keempat cara tersebut adalah untuk satu kali nafas. Ulangi sampai 3-4 kali den-gan cara tersebut.

Setiap Anda akan tampil didepan umum sempatkanlah untuk melaku-kan teknik pernafasan ini. Anda bisa

10

pergi ke tempat yang tenang untuk melakukannya. Oleh karena itu pent-ing bagi kita sebagai orang yang akan tampil untuk presentasi kepada klien, saat meeting atau bahkan jadi pembicara di sebuah seminar, untuk hadir manimal 1 jam untuk melaku-kan persiapan, memastikan diri Anda sudah siap menyampaikan ma-teri.

Kelima, Strategi Relaksasi

Keadaan rileks adalah keadaan ketika seseorang berada dalam kon-

d i s i e m o s i yang tenang, yaitu tidak ber-g a i r a h a t a u tegang. Kea-daan tidak ber-

gairah tidak berarti merendahnya gairah untuk menyampaikan materi, Anda harus tetap mengendalikan keadaan emosi yang sedang Anda rasakan.

Perasaan stres akan meningkatkan tekanan darah dan membuat nafas menjadi pendek/dangkal, sedangkan perasaan yang tenang membuat na-fas menjadi rileks. Untuk membuat Anda rileks, Anda juga dapat memi-num teh hangat dan mendengarkan musik agar lebih rileks. Teh hangat adalah resep tradisional favorit untuk m e n e n a n g k a n p i k i r a n d a n menurunkan stres. Karena teh mampu menurunkan level cortisol (hormon stres) dalam tubuh.

Sementara itu, musik dapat mene-nangkan detak jantung yang berde-tak keras dan juga menenangkan pikiran. Penelitian menunjukkan bahwa musik dapat memberikan 'efek tenang' setara 10 mg valium. Itulah mengapa musik sering digu-nakan dalam terapi relaksasi.

Keenam, Tertawa

Sebenarnya teknik ini yang paling saya sering lakukan jika akan mengisi kelas training. Ya dengan

11

tertawa akan membuat mood kita kembali ba-

gus. Bahkan Dr. Remond Moudy berkata bahwa tertawa

itu seperti bius yang mengurangi aktivitas sistem otot! Suasana

bahagia dan gembira dapat meningkatkan semangat hidup bagi si pasien. Hal ini bisa membuat pasien yang pesimis bisa memandang hidup dengan senyu-man. Dan itu berkaitan dengan pe-nurunan otot yang tegang sampai ti-dak dapat memegang sesuatu den-gan kuat. Kelemasan otot itu yang membuat para ilmuan di bidang me-dis berkata, "Tawa itu menurunkan tekanan darah!"

Nah.. kaitannya dengan Anda yang akan berbicara di depan umum, ter-tawa lepas memang menjadi alter-natif untuk menenangkan hati dan pikiran Anda. Anda bisa memilih me-nonton acara komedi terlebih dahulu via youtube, membaca buku humor atau tertawa bersama teman-teman. Dengan begitu Anda akan sedikit

demi sedikit mengurangi grogi se-hingga lebih siap untuk berbicara di depan umum.

Ketujuh, Berjabat Tangan

B a n y a k para pembi-

c a r a y a n g j a r a n g mendekati para audi-ens nya sebelum tampil. Diantara mereka malah ada yang mengasing-kan diri, dengan diam di pojokan, lama-lama menghilang dan di temu-kan bunuh diri dikamar mandi. Hehe.. gak gitu juga kali.

Percayalah, j ika Anda sampai sekarang tidak berani mendekatkan diri dengan para audiens, misalnya dengan menyapa dan berjabat tan-gan sambil tersenyum mengajak un-tuk berbincang, niscaya kadar kegu-gupan Anda makin tinggi. Pertan-yaannya, jika audiensnya banyak seperti dalam seminar, apakah Anda harus berjabat tangan ke seluruh audiens yang hadir? Kalau Anda ja-wab iya, bersiaplah memanggil tu-

12

kang urut terdekat.haha.. Ya, tentu tidak harus semua. Anda cukup ber-jabat tangan dengan beberapa or-ang saja. Beranikan diri Anda untuk melakukan hal tersebut? sehingga kadar kegugupan Anda mulai menipis di telapak tangan orang-orang yang Anda ajak berjabat tan-gan.

Kedepalan, Hadapi Ketakutan Anda

Jika Anda sudah mencoba teknik mengatasi grogi dari 1-7 dan masih be-

lum terasa ada khasiat-nya kepada diri Anda, Bersiaplah.. Saya akan

berikan jurus terakhir, yaitu "Hadapi Ketakutan Anda!" Karena mau Anda pura-

pura pingsan, mendadak sakit perut, mencoba untuk berubah wujud (Masa iya sih..hehe) tetap saja Anda harus tampil berbicara di depan umum untuk menyampaikan materi atau informasi. Jika di undur wak-tunya, tetap saja Anda akan dipang-

gil lagi. Seperti kematian, mau Anda bersembunyi dimanapun tetap saja jika waktunya tiba, Anda juga akan mati.

! Jadi, hadapilah ketakukan Anda. Fokuskan diri Anda pada tujuan men-gapa Anda harus berbicara didepan umum. Pusatkan perhatian pada hal-hal yang hendak disampaikan. Dengan menerapkan cara tersebut, apa pun gangguan yang muncul dari audiens tidak akan mengganggu jalannya Anda dalam menyampaikan materi.

! Grogi sebenarnya memberikan sinyal kepada kita untuk waspada. Namun kewaspadaan yang berlebi-han tanpa tindakan apapun bisa berakibat buruk. Mulailah dari sekarang menyusun suatu urutan (hi-erarki) kekhawatiran yang dialami, dari yang paling ditakuti sampai yang paling kurang ditakuti. Pada permulaan, Anda dihadapkan pada situasi yang paling sedikit membang-kitkan kekhawatiran. Setelah terbi-asa dan tidak terlalu takut berlebih dengan situasi tersebut, kemudian

13

libatkan diri Anda dalam situasi takut yang agak lebih berat lagi. Contoh, Per-tama kali berbicara di depan 3 atu 5 orang, setelah lebih yakin baru berbicara di depan dengan audiens lebih banyak. Atau pertama kali Anda berbicara ke-pada level staf, setelah terbiasa baru mulai berbicara di depan level yang le-bih tinggi misalkan level manager hingga direktur.

Demikianlah uraian mengenai cara mengatasi grogi berlebih. Saran saya, Anda harus mencoba menerapkan salah jurus dari delapan jurus tersebut. Saya percaya, jurus ini akan membantu Anda lebih nyaman, percaya diri saat tampil didepan umum.

Created by :

Ahmad Madu

14

• Miniworkshop Series International Licensed Trainer• Master Trainer of Tantowi Yahya Public Speaking & Communication Skill• Best Honda Trainer 2013

15