Upload
ari-ella
View
1.437
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
BAB III
PERUMAHAN dan PERMUKIMAN
3.9 Fakta dan Analisis
3.9.1 Fakta Aspek Perumahan dan Permukiman
3.9.1.1 Jumlah Perumahan dan Permukiman
Kota Bogor merupakan salah satu kota sebagai penyangga ibukota negara yaitu Jakarta.
Sebagai salah satu kota hinterland dari Jakarta, Bogor memiliki kegiatan perekonomian
yang cukup tinggi seperti pusat-pusat perdagangan dan jasa serta berbagai tempat wisata
seperti taman rekreasi yang tersebar di 6 kecamatan Kota Bogor. Oleh karena hal itu,
maka Kota Bogor memerlukan pengembangan lahan untuk kebutuhan ruang perumahan
dan permukiman. Berdasarkan luas peruntukkan permukiman, kecamatan Tanah Sareal
merupakan Kecamatan yang paling tinggi persentase penggunaan lahannya untuk luas
perumahan dan permukiman sebesar 59,71%. Sedangkan kecamatan yang terendah yaitu
kecamatan Bogor Barat sebesar 32,09%. Persentase tersebut terus meningkat karena
semakin meningkatnya pertumbuhan akan kebutuhan untuk perumahan dan permukiman
dengan total wilayah kota Bogor yang tetap yaitu 11.850 Ha. Berdasarkan data jumlah
rumah Kota Bogor tahun 2013, jumlah rumah terbanyak berada di kecamatan Bogor
Barat yaitu 55.298 unit rumah dengan luas wilayah 3.285 Ha sedangan jumlah rumah
yang paling sedikit berada di kecamatan Bogor Timur sebanyak 28.934 unit rumah
dengan luas wilayah 1.015 Ha. Berikut adalah tabel jumlah perumahan dan permukiman
Kota Bogor :
Tabel 3.?
Jumlah Perumahan Kota Bogor 2013
Kecamatan Luas Wilayah
(Ha)
Jumlah Rumah
Tangga (KK)
Jumlah Rumah
Terbangun
Bogor Selatan 3.081 38.294 47.539
Bogor Timur 1.015 20.103 27.924
Bogor Utara 1.772 36.523 47.748
Bogor Tengah 813 20.744 31.075
Bogor Barat 3.285 44.993 55.298
Tanah Sareal 1.884 41.947 51.300
Kota Bogor 11.850 202.604 260.884
Sumber : Kecamatan Dalam Angka 2014
Gambar 3.?
Grafik Jumlah Perumahan Kota Bogor Tahun 2013
Sumber : Kecamatan Dalam Angka 2014
Dari data pada tabel dan grafik jumlah perumahan dan permukiman yang tersedia di
Kota Bogor, terlihat bahwa jumlah rumah tangga (KK) terbanyak berada di kecamatan
Bogor Barat yaitu 44.993 KK dengan rumah terbangun sebanyak 55.298 unit rumah dan
jumlah rumah tangga (KK) terendah berada di Bogor Tengah sebanyak 20.744 KK
dengan rumah terbangun sebanyak 31.075 unit rumah.
Tabel 3.?
Data Jumlah Rumah Tangga (KK) Tahun 2008-2013
Kecamatan Jumlah Rumah Tangga (KK)
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Bogor Selatan 35.899 36.054 36.278 36.867 38.107 38.294
Bogor Timur 18.866 18.944 19.020 19.323 19.997 20.103
Bogor Utara 33.249 33.389 34.089 34.746 36.169 36.523
Bogor Tengah 22.390 22.485 20.280 20.429 20.854 20.744
Bogor Barat 41.025 41.199 42.217 42.965 44.634 44.993
Tanah Sareal 37.012 37.169 38.184 39.148 41.206 41.947
Kota Bogor 188.441 189.241 190.067 193.480 200.966 202.604
Sumber : BPS (Kota Bogor Dalam Angka)
0 50000 100000 150000 200000 250000 300000
Bogor Selatan
Bogor Timur
Bogor Utara
Bogor Tengah
Bogor Barat
Tanah Sareal
Kota Bogor
47539
27924
47748
31075
55298
51300
260884
38294
20103
36523
20744
44993
41947
202604
Jumlah KK Jumlah Rumah
3.9.1.2 Karakteristik Perumahan dan Permukiman Kota Bogor
Permukiman Swadaya dan Terstruktur
Permukiman swadaya adalah kawasan permukiman dimana pembangunan rumah
dilakukan secara individual. Pada kawasan ini luasan, tipe dan model rumah tidak ada
aturannya, masyarakat membangun dan merancang sendiri rumah sesuai dengan
keinginan mereka. Pada kawasan ini sarana dan prasarana permukiman dibangun oleh
pemerintah. Sedangkan permukiman terstruktur adalah perumahan yang dibangun oleh
pemerintah/ swasta/ developer/ kelompok masyarakat secara bersama dan membentuk
kelompok beberapa unit rumah. Biasanya perumahan terstruktur ini secara luasan
kavling, tipe rumah atau bentuk rumah sama. Perumahan terstruktur ini biasanya
dilengkapi dengan fasilitas pelayanan untuk kepentingan penduduk kompleks perumahan
tersebut.
Tabel 3.?
Luas Permukiman Swadaya dan Terstruktur di Kota Bogor Tahun 2013
Kecamatan Luas
Kecamatan
(Ha)
Luas Permukiman Pemukiman
Swadaya
Permukiman
Terstruktur
Luas (Ha) % Luas (Ha) % Luas (Ha) %
Bogor Barat 3.285 1.054,25 32,09% 865 26,33% 189,25 5,76%
Bogor Selatan 3.081 1.113,60 36,14% 875,96 28,43% 237,64 7,71%
Bogor Tengah 813 378,40 46,54% 301,6 37,10% 76,8 9,45%
Bogor Timur 1.015 492,90 48,56% 329,76 32,49% 163,14 16,07%
Bogor Utara 1.772 808,09 45,60% 564,02 31,83% 244,07 13,77%
Tanah Sareal 1.884 1.124,89 59,71% 835,52 44,35% 289,37 15,36%
Kota Bogor 11.850 4.972,13 41,96% 3.771,86 31,83% 1.200,27 10,13%
Sumber : Hasil Perhitungan dan Interpretasi Peta, 2014 (RP3KP Kota Bogor)
Berdasarkan hasil perhitungan interpretasi peta diatas, luas permukiman Kota Bogor
adalah 4.972,13 Ha atau 41,96% dari luas kota. Di mana luas permukiman tersebut
terbagi menjadi dua yaitu permukiman swadaya seluas 3.771,86 Ha atau 31,83% dari
luas kota, dan permukiman terstruktur seluas 1.200,27 Ha adalah sebanyak 10,13% dari
luas kota.
Kecamatan Tanah Sareal merupakan kecamatan dengan luas permukiman lebih dari 50%
luas wilayah yaitu 59,71% atau hampir 60% dari luas wilayah. Hal ini sejalan dengan
arah perkembangan kota dimana perumahan permukiman diarahkan ke utara yaitu
kecamatan Tanah Sareal dan Bogor Utara. Kecamatan dengan luas permukiman terendah
berada di Kecamatan Bogor Barat yaitu baru 32,09%, hal ini juga sejalan dengan arah
perkembangan kota di mana sebagai wilayah di kecamatan Bogor Barat merupakan
kawasan non terbangun baik lindung maupun budidaya seperti pertanian.
Gambar 3.?
Permukiman Swadaya dan Terstruktur
Sumber : Dokumentasi RP3KP Kota Bogor
Sumber : Dokumentasi RP3KP Kota Bogor Permukiman Swadaya dan Terstruktur 2014
jkl
Karakteristik Perumahan Tidak Layak Huni
Perumahan tidak layak huni merupakan perumahan yang tidak layak untuk dihuni karena
kondisi sarana dan prasarana rumah tidak memadai. Dalam kategori karakteristik
perumahan tidak layak huni disini adalah permukiman kumuh. Kumuh juga dapat
dikategorikan berat, tinggi dan sedang. Karena permukiman kumuh juga disebabkan oleh
faktor finansial masyarakat yang tinggal di kawasan tersebut. Bisa dilihat dari kategori
kekumuhan yang terjadi apakah masuk dalam kategori kumuh berat, sedang atau ringan.
Tabel 3.?
Sebaran Perumahan yang Berada di Lokasi Sempadan Tahun 2014
Kecamatan
Sungai Rel Kereta Api Tegangan Tinggi
Jumlah
Rumah
Tangga
(KK)
Jumlah
Rumah
(Unit)
Jumlah
Rumah
Tangga
(KK)
Jumlah
Rumah
(Unit)
Jumlah
Rumah
Tangga
(KK)
Jumlah
Rumah
(Unit)
Bogor Utara 5.065 3.818 0 0 301 373
Bogor Barat 904 492 0 0 52 82
Bogor Timur 205 220 0 0 190 210
Bogor Selatan 35 28 42 26 0 0
Bogor Tengah 2.094 1.823 235 3.760 0 0
Tanah Sareal 366 360 92 92 34 34
Kota Bogor 8.669 6.741 369 3.878 577 699
Sumber : RP3KP Kota Bogor
Berdasarkan tabel sebaran perumahan yang berada di 3 lokasi sempadan diatas, maka
rumah yang tersebar di sempadan sungai terbanyak berada di kecamatan Bogor Utara
sebanyak 3.818 unit rumah dengan jumlah rumah tangga sebanyak 5.065 KK, sedangkan
terendah berada di kecamatan Bogor Selatan sebanyak 28 unit rumah dengan jumlah
rumah tangga sebanyak 35 KK. Untuk perumahan yang tersebar di lokasi sempadan rel
kereta api, rel kereta api hanya melintasi 3 kecamatan di Kota Bogor yaitu Kecamatan
Bogor Tengah, Tanah Sareal dan Bogor Selatan. Perumahan yang berada di sempadan
rel kereta api terbanyak berada di kecamatan Bogor Tengah yaitu 3.760 unit rumah
dengan jumlah rumah tangga sebanyak 235 KK sedangkan yang terendah berada di
Bogor Selatan sebanyak 26 unit rumah dengan jumlah rumah tangga sebanyak 42 KK.
Dan untuk perumahan yang tersebar di lokasi sempadan tegangan tinggi (dibawah
jaringan listrik SUTET) terbanyak berada di kecamatan Bogor Utara yaitu sebanyak 373
unit rumah dengan jumlah rumah tangga sebanyak 301 KK, sedangkan terendah berada
di kecamatan Tanah Sareal yaitu sebanyak 34 unit rumah dengan jumlah rumah tangga
sebanyak 34 KK.
Tabel 3.?
Jumlah Perumahan Tidak Layak Huni Tahun 2011-2013
Kecamatan Rumah Tidak Layak Huni
2011 2012 2013
Bogor Selatan 1.473 1.749 1.570
Bogor Timur 419 132 122
Bogor Utara 485 171 189
Bogor Tengah 1.723 252 273
Bogor Barat 1.079 660 631
Tanah Sareal 1.727 515 467
Kota Bogor 6.906 3.479 3.252
Sumber : Dinas Pengawasan Bangunan dan Permukiman Kota Bogor
Berdasarkan tabel perumahan tidak layak huni selama kurun 3 tahun dari tahun 2011-
2031 diatas maka dapat dilihat Kecamatan yang paling banyak perubahan dari kawasan
tidak layak huni berubah menjadi layak huni dan terbanyak keberadaan perumahan tidak
layak huni adalah Kecamatan Tanah Sareal dari tahun 2011 sebanyak 1.727 unit
perumahan tidak layak huni, di tahun 2012 menjadi 515 unit dan pada tahun 2013
menjadi 467 unit. Sedangkan kecamatan yang permukiman tidak layak huni terendah
berada di kecamatan Bogor Timur, pada tahun 2011 sebanyak 419 unit perumahan tidak
layak huni lalu berubah menjadi layak huni pada tahun 2012 sebanyak 132 unit dan pada
tahun 2013 perumahan tidak layak huni menjadi 122 unit.
Pada kegiatan updating kawasan kumuh tahun 2013 terdapat 149 titik lokasi yang
disurvey dengan luasan ± 245,73 Ha. Dari hasil studi lapangan dan kajian diperoleh 114
titik spot kumuh dengan luasan ± 169,38 Ha dan terdapat 35 spot lokasi dengan luasan ±
80,15 Ha sudah menjadi tidak kumuh. Penambahan lokasi kumuh ini banyak disupport
oleh potensi kumuh yang berasal dari tahun 2008. Total spot baru kumuh tahun 2013
sebesar 82 titik lokasi dengan luasan ± 94,99 Ha. Kawasan kumuh ringan tahun 2013
terdapat 33 titik dengan luasan ± 57,77. Ha. Terdapat 35 titik spot kumuh dengan luasan
± 80,15 Ha telah mengalami perubahan menjadi tidak kumuh karena telah dilakukan
intervensi oleh berbagai pihak dan program. Untuk lebih jelas dapat dilihat seperti tabel
dibawah ini :
Tabel 3.?
Identifikasi Kumuh Tahun 2013
Uraian Identifikasi
Tahun 2013
Kawasan
Kumuh
Tahun 2013
Kawasan
Kumuh
Ringan
Berubah
Tidak
Kumuh
Kumuh
Baru 2013
Titik Kumuh 149 81 33 35 82
Luas
Kawasan
(Ha)
245,73 165,58 57,77 80,15 94,99
Total Luas
Kawasan
(Ha)
245,73 165,58 80,15 94,99
Sumber: Updating Data Kawasan Kumuh Kota Bogor 2013 (RP3KP Kota Bogor)
Dari hasil data update Kawasan Kumuh Kota Bogor tahun 2013 maka dapat diketahui
bahwa titik kawasan kumuh yang terhampar di seluruh kecamatan Kota Bogor setiap
tahunnya selalu berkurang karena ada pembenahan yang dilakukan oleh pemerintah yang
masuk dalam kategori kumuh berubah menjadi tidak kumuh.
Gambar 3.?
Persebaran Permukiman Swadaya dan Terstruktur
Sumber : RP3KP Kota Bogor
Gambar 3.?
Identifikasi Persebaran Permukiman Kumuh Tahun 2014
Sumber : RP3KP Kota Bogor
3.9.2 Analisis Aspek Perumahan dan Permukiman
3.9.2.1 Analisis Kebutuhan Rumah Kota Bogor
Dalam menghitung jumlah kebutuhan rumah yang dibutuhkan setiap kecamatan di Kota
Bogor dibutuhkan analisis dengan perhitungan kebutuhan rumah atau biasa yang disebut
backlog. Dari hasil perhitungan backlog tersebut dapat mengetahui mana kecamatan
yang masih kekurangan rumah sehingga membutuhkan pengembangan rumah yang baru
dan mana kecamatan yang memiliki jumlah rumah yang lebih. Perhitungan backlog
dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
Tabel 3.?
Analisis Backlog Perumahan Tahun 2013
Kecamatan Jumlah Rumah
Tangga (KK)
Jumlah Rumah
Terbangun
Kelebihan Rumah
Bogor Selatan 38.294 47.539 9.245
Bogor Timur 20.103 27.924 7.821
Bogor Utara 36.523 47.748 11.225
Bogor Tengah 20.744 31.075 10.331
Bogor Barat 44.993 55.298 10.305
Tanah Sareal 41.947 51.300 9.353
Kota Bogor 202.604 260.884 58.280
Sumber : Hasil Perhitungan Tim Studio 2015
Berdasarkan tabel hasil analisis backlog diatas, maka dapat dilihat bahwa Kota Bogor
tidak memiliki backlog. Justru kelebihan rumah, hal ini disebabkan oleh jumlah rumah
yang terbangun pada semua kecamatan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah KK.
Maka Kota Bogor tidak memerlukan pembangunan rumah baru. Kecamatan yang
kelebihan rumah terbanyak berada di kecamatan Bogor Utara sebanyak 11.225 unit
rumah dan kecamatan yang kelebihan rumahnya paling sedikit berada di kecamatan
Bogor Timur sebanyak 7.821 unit rumah. Maka total jumlah kelebihan rumah yang ada
di kota Bogor adalah 58.280 unit rumah
Backlog = Jumlah Rumah Tangga/KK per kecamatan pada tahun t – Jumlah Bangunan Rumah per kecamatan pada tahun t
3.9.2.2 Analisis Kepadatan Permukiman
Terjadinya kepadatan permukiman merupakan dampak akibat lebih banyaknya jumlah
rumah terbangun dengan luas wilayah yang terbatas. Seperti yang terjadi di kota Bogor,
berikut adalah hasil analisis yang dilakukan tim studio tentang kepadatan permukiman.
Berikut adalah rumus untuk menghitung kepadatan permukiman di Kota Bogor :
Tabel 3.?
Analisis Kepadatan Permukiman Tahun 2013
Kecamatan Luas Wilayah
(Ha)
Jumlah Rumah
Terbangun
Kepadatan
Permukiman
(unit rumah/Ha)
Bogor Selatan 3.081 47.539 15
Bogor Timur 1.015 27.924 28
Bogor Utara 1.772 47.748 27
Bogor Tengah 813 31.075 38
Bogor Barat 3.285 55.298 17
Tanah Sareal 1.884 51.300 27
Kota Bogor 11.850 260.884 22
Sumber : Hasil Perhitungan Tim Studio 2015
Berdasarkan dari tabel diatas, dengan luas wilayah Kota Bogor seluas 11.850 Ha dan
jumlah terbangun sebanyak 261.894 unit rumah maka dapat diketahui bahwa kepadatan
permukiman tertinggi berada di Kecamatan Bogor Tengah sebesar 38 unit rumah/Ha.
Hal ini karena Bogor Tengah merupakan pusat dari berbagai kegiatan perekonomian dan
pemerintahan Kota Bogor. Sedangkan tingkat kepadatan permukiman terendah berada di
Kecamatan Bogor Selatan sebesar 15 unit rumah /Ha. Dan untuk Kota Bogor kepadatan
permukimannya sebesar 22 unit rumah/Ha.
Sumber : Hasil Dokumentasi Survei Tim Studio 2015
Gambar 3.?
Grafik Kepadatan Permukiman
Sumber : Hasil Analisis Tim Studio 2015
Gambar 3.?
Kepadatan Permukiman
0
20
40
60
80
100
Jumlah Rumah
Terbangun
Luas Wilayah (Ha)
Kepadatan Permukiman
Sumber : Hasil Dokumentasi Survei Tim Studio 2015
3.9.2.3 Analisis Perumahan di Kawasan Rawan Bencana
Untuk mengetahui sebaran perumahan yang berada di sekitar rawan bencana maka
dibutuhkan analisis perumahan yang berada di kawasan rawan bencana. Kategori rawan
bencana disini adalah bencana rawan banjir. Hal ini karena Kota Bogor dihimpit oleh 6
sungai, yaitu DAS Ciliwung, Cisadane, Cipakancilan, Cidepit, Ciparigi dan Cibalok.
Dari 6 kecamatan yang tersebar di Kota Bogor terdapat titik-titik rawan bencana banjir
yang terletak dekat dengan perumahan dan permukiman.
Titik rawan bencana banjir yang tersebar di semua kecamatan Kota Bogor yaitu
sebanyak 68 titik rawan bencana banjir. Di Kecamatan Bogor Selatan titik rawan
bencana yang tersebar sebanyak 7 titik, Bogor Tengah 9 titik, Bogor Timur 8 titik, Bogor
Barat 13 titik, Bogor Utara 17 titik dan Tanah Sareal 14 titik. Oleh karena itu,
berdasarkan jumlah titik rawan bencana banjir yang tersebar di seluruh kecamatan
tersebut maka kecamatan yang memiliki keberadaan titik rawan bencana terbanyak
adalah Kecamatan Bogor Utara yaitu sebanyak 17 titik, sedangkan kecamatan yang
keberadaan titik rawan bencana paling sedikit berada di Kecamatan Bogor Selatan yaitu
sebanyak 7 titik. Kawasan perumahan dan permukiman yang berada di titik-titik rawan
bencana banjir tersebut, letaknya juga tidak jauh dari sempadan sungai yang terhampar
di Kota Bogor.
Gambar 3.? Rumah di Sempadan Sungai
Gambar 3.?
Peta Persebaran Rawan Bencana Permukiman Swadaya dan Terstruktur Kota Bogor
Sumber : Hasil Analisis Tim Studio 2015
3.9.2.4 Analisis Daya Dukung dan Daya Tampung
3.9.2.4.1 Analisis Daya Dukung
Analisis Kesesuaian Lahan
Untuk mengetahui daya dukung perumahan maka dibutuhkan luas kesesuaian lahan di
Kota Bogor yang dapat melihat karakteristik kesesuaian lahan pada Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum No.41/PRT/M/2007 mengenai Pedoman Kriteria Teknis Kawasan
Budidaya. Berikut ini adalah tabel karakteristik lokasi dan kesesuaian lahan :
Tabel 3.?
Karakteristik Lokasi dan Kesesuaian Lahan
Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.41/PRT/M/2007
Berdasarkan tabel karakteristik lokasi dan kesesuaian lahan terhadap permukiman diatas
maka diketahui data luas kesesuaian lahan terhadap permukiman berikut ini :
Permukiman
Topografi datar sampai bergelombang (kelerengan lahan 0-
25%)
Tersedia sumber air, baik air tanah maupun air yang diolah
oleh penyelenggara dengan jumlah yang cukup. Untuk air
PDAM suplai air antara 60 liter/jiwa/hari – 100 liter/jiwa/hari
Tidak berada pada daerah rawan bencana (longsor, banjir,
erosi dan abrasi)
Drainase baik sampai sedang
Tidak berada pada wilayah sempadan
sungai/pantai/waduk/danau/mata air/saluran pengairan/rel
kereta api dan daerah aman penerbangan
Tidak berada pada kawasan lindung
Tidak terletak pada kawasan budidaya pertanian/penyangga
Menghindari sawah irigasi teknis
Tabel 3.?
Kesesuaian Lahan Permukiman
Kecamatan Luas Lahan Sesuai
untuk Permukiman
(Ha)
Luas Lahan
Permukiman
Terbangun yang
Sesuai Untuk
Permukiman (Ha)
Luas Lahan Bukan
Peruntukkan
Permukiman (Ha)
Bogor Selatan 341 336 288,91
Bogor Timur 246 158 146,64
Bogor Utara 496 449 3,78
Bogor Tengah 263 204 29,71
Bogor Barat 695 548 21,20
Tanah Sareal 757 635 0,12
Kota Bogor 2.797 2.330 490,37
Sumber : Hasil Perhitungan Tim Studio 2015
Berdasarkan tabel diatas, bisa diketahui luas lahan yang sesuai untuk permukiman
terluas berada di kecamatan Tanah Sareal dengan luas 757 Ha dan luas lahan
permukiman yang sudah terbangun dan sesuai peruntukkannya untuk permukiman
terluas berada di kecamatan Tanah Sareal dengan luas 635 Ha dan luas lahan yang tidak
boleh dibangun untuk permukiman terluas berada di kecamatan Bogor Selatan.
3.9.2.4.2 Analisis Daya Tampung
Berdasarkan analisis kesesuaian lahan, maka dapat mengetahui jumlah daya tampung
perumahan. Daya tampung perumahan dibutuhkan untuk mengetahui banyaknya jumlah
rumah yang dapat dibangun dan dikembangkan. Berikut adalah rumus perhitungan daya
tampung perumahan.
Luas Lahan Perumahan dan Permukiman Baru = Luas Lahan yang sesuai untuk
Permukiman – Luas lahan Permukiman Terbangun yang terletak di kawasan yang
sesuai untuk Permukiman
Gambar 3.?
Ketentuan Proporsi Perbandingan Luas Lahan Permukiman Baru dan Luas Lahan PSU dengan Asumsi Perbandingan 70% : 30%
Sumber : Manual Penyusunan dan Analisis RP4D
Luas lahan bagi
permukiman &
infrastruktur
baru = 100%
Luas lahan bagi
permukiman baru
= 70%
Luas lahan bagi
PSU = 30%
Proporsi Luas
Lahan Permukiman
1:3:6
Luas lahan bagi permukiman
dengan proporsi ‘1’ = 70% x 10%
Luas lahan bagi permukiman
dengan proporsi ‘6’ = 70% x 60%
Luas lahan bagi permukiman
dengan proporsi ‘3’ = 70% x 30%
Tabel 3.?
Analisis Daya Tampung Perumahan
Sumber : Hasil Perhitungan Tim Studio 2015
Kecamatan Luas Lahan
Sesuai untuk
Permukiman
(Ha)
Luas Lahan
Permukiman
Terbangun yang
Sesuai Untuk
Permukiman (Ha)
Luas Lahan
untuk
Pembangunan
Permukiman
Baru (Ha)
Luas Lahan
Bagi PSU
(Ha)
Proporsi
1 3 6
Bogor Selatan 341
336 5 1,41 0,33 0,99 1,98
Bogor Timur 246
158 88 26,47 6,18 18,53 37,06
Bogor Utara 496
449 47 14,13 3,30 9,89 19,78
Bogor Tengah 263
204 59 17,62 4,11 12,33 24,67
Bogor Barat 695
548 147 43,99 10,26 30,79 61,59
Tanah Sareal 757
635 121 36,44 8,50 25,51 51,02
Kota Bogor 2.797
2.330 467 140,07 32,68 98,05 196,09
Berdasarkan dari tabel diatas diketahui bahwa luas lahan bagi permukiman baru Kota
Bogor adalah 467 ha. Untuk luas lahan permukiman baru dengan proporsi 1 atau 10%
rumah mewah terbanyak berada di Bogor Barat dengan luas 10,26 ha dan luas lahan
permukiman baru dengan luas lahan terkecil berada di kecamatan Bogor Selatan.
Sedangkan untuk luas lahan permukiman baru proporsi 3 atau 30% rumah menengah
terbanyak berada di kecamatan Bogor Barat dan luas lahan permukiman baru dengan
luas lahan terkecil berada di kecamatan Bogor Selatan. Lalu untuk luas lahan
permukiman baru proporsi 6 atau 60% rumah sederhana terbanyak juga berada di
kecamatan Bogor Barat dan luas lahan permukiman baru dengan luas lahan terkecil juga
berada di kecamatan Bogor Selatan. Dari hasil analisis proporsi diatas, kecamatan
Bogor Barat merupakan kecamatan yang masih memiliki sisa lahan yang paling luas
untuk menampung pengembangan permukiman baru dengan 3 jenis proporsi yang
berbeda. Sedangkan kecamatan Bogor Selatan adalah kecamatan yang tidak
memungkinkan untuk dilaksanakannya pengembangan permukiman baru karena luas
lahan untuk menampung permukiman baru tidak mencukupi.
3.9.2.5 Proyeksi Pengembangan Perumahan dan Permukiman
Untuk menghitung jumlah rumah tangga seperti diatas, maka dibutuhkan sebuah
asumsi yaitu 1 keluarga berjumlah 5 orang. Oleh karena asumsi yang digunakan
seperti itu maka rumus jumlah rumah tangga (KK) adalah jumlah penduduk dibagi
5. Selain itu, jumlah rumah tangga (KK) dari tahun ke tahun ada yang mengalami
peningkatan ada yang menurun artinya tidak menunjukkan suatu lonjakan
perkembangan yang signifikan dan relatif sama. Oleh sebab itu, proyeksi
pertumbuhan jumlah rumah tangga (KK) pun menggunakan metode eksponensial.
Tabel 3.?
Hasil Proyeksi Jumlah KK Tahun 2013-2031
Sumber : Hasil Perhitungan Tim Studio 2015
Berdasarkan hasil proyeksi jumlah KK diatas, maka jumlah KK paling banyak
berada di kecamatan Bogor Barat dari tahun 2013 sebanyak 44.993 KK diproyeksi
sampai tahun 2031 menjadi 68.646 KK. Sedangkan kecamatan dengan jumlah KK
terendah berada di Bogor Timur di tahun 2013 sebanyak 20.103 KK dan diproyeksi
sampai tahun 2031 menjadi 27.294 KK. Jadi, kota Bogor memiliki jumlah KK pada
tahun 2013 sebanyak 202.604 KK kemudian di proyeksi sampai tahun 2031
menjadi 295.041 KK.
Kecamatan 2013 2018 2023 2028 2031
Bogor Selatan 38.294 41.789 45.490 49.519 52.105
Bogor Timur 20.103 21.914 23.845 25.946 27.294
Bogor Utara 36.523 41.321 46.559 52.462 56.356
Bogor Tengah 20.744 19.078 17.848 16.698 16.043
Bogor Barat 44.993 50.785 57.026 64.034 68.646
Tanah Sareal 41.947 49.337 57.840 67.809 74.597
Kota Bogor 202.604 224.225 248.609 276.466 295.041
Gambar 3.?
Peta Proyeksi Jumlah KK Tahun 2013-2031 Kota Bogor
Sumber : Hasil Analisis Tim Studio 2015
KK Tahun 2013 =
36.523 KK
Diproyeksi menjadi
KK Tahun 2031 =
56.356 KK
KK Tahun 2013 =
20.103 KK
Diproyeksi menjadi
KK Tahun 2031 =
27.294 KK
KK Tahun 2013 = 38.924 KK
Diproyeksi menjadi KK Tahun 2031 =
52.105 KK
KK Tahun 2013 = 41.947 KK
Diproyeksi menjadi KK Tahun 2031 =
74.597 KK
KK Tahun 2013 =
20.744 KK
Diproyeksi menjadi
KK Tahun 2031 =
16.043 KK
KK Tahun 2013 =
44.993 KK
Diproyeksi menjadi
KK Tahun 2031 =
68.646 KK
Dalam menghitung proyeksi kebutuhan rumah, untuk menghasilkan demand
rumah maka data jumlah KK tahun 2018 dikurang dengan jumlah KK tahun 2013
menghasilkan permintaan akan terbangunnya perumahan pada tahun 2018.
Sedangkan untuk mengetahui kebutuhan rumah total perhitungannya adalah
backlog ditambah dengan permintaan rumah. Dan untuk memenuhi pembangunan
rumah baru digunakan proporsi 1:3:6 atau disebut dengan 1 rumah mewah
berbanding 3 rumah menengah berbanding 6 rumah sederhana yang berasal dari
Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Negara
Perumahan Rakyat Nomor : 648--384 Tahun 1992 tentang Pedoman
Pembangunan Perumahan dan Permukiman dengan Lingkungan Hunian yang
Berimbang.
Tabel 3.?
Proyeksi Jumlah Kebutuhan Rumah Tahun 2013-2018
Sumber : Hasil Perhitungan Tim Studio 2015
Kecamatan KK Tahun 2013
Rumah Tahun
2013
Kelebihan Rumah
Tahun
2013
KK Tahun 2018
Demand Rumah
(KK 2018 –
KK 2013)
Kelebihan Rumah Tahun
2018
Bogor Selatan 38.294 47.539 9.245 41.789 3.496 5.749
Bogor Timur 20.103 27.924 7.821 21.914 1.811 6.010
Bogor Utara 36.523 47.748 11.225 41.321 4.798 6.427
Bogor Tengah 20.744 31.075 10.331 19.078 -1.665 11.986
Bogor Barat 44.993 55.298 10.305 50.785 5.792 4.513
Tanah Sareal 41.947 51.300 9.353 49.337 7.389 1.964
Kota Bogor 202.604 260.884 58.280 224.225 21.621 36.659
Tabel 3.?
Proyeksi Rumah dengan Proporsi Rumah Berimbang 1:3:6 Tahun 2018
Sumber : Hasil Perhitungan Tim Studio 2015
Kecamatan Kelebihan
Rumah
Tahun
2018
Proporsi (Kelebihan Rumah)
1 3 6
Bogor Selatan 5.749 575 h 1.725 3.449
Bogor Timur 6.010 601 1.803 3.606
Bogor Utara 6.427 643 1.928 3.856
Bogor Tengah 11.986 1.199 3.596 7.192
Bogor Barat 4.513 451 1.354 2.708
Tanah Sareal 1.964 196 589 1.178
Kota Bogor 36.659 3.666 10.998 21.995
Tabel 3.?
Proyeksi Jumlah Kebutuhan Rumah Tahun 2013-2023
Sumber : Hasil Perhitungan Tim Studio 2015
Kecamatan KK Tahun
2013
Rumah
Tahun
2013
Kelebihan
Rumah
Tahun 2013
KK Tahun
2023
Demand
Rumah
(KK 2023 –
KK 2013)
Backlog
Tahun 2023
Kelebihan
Rumah
Tahun 2023
Bogor Selatan 38.294 47.539 9.245 45.490 6.566 2.679
Bogor Timur 20.103 28.934 7.821 23.845 3.742 4.079 Bogor Utara 36.523 47.748
11.225 46.559 10.036
1.189
Bogor Tengah 20.744 31.075
10.331 17.848 -2.896
13.227
Bogor Barat 44.993 55.298
10.305 57.026 12.033
1.728
Tanah Sareal 41.947 51.300
9.353 57.840 15.893
6.540
Kota Bogor 202.604 261.894
58.280 248.609 46.005
12.275
Gambar 3.?
Proyeksi Rumah dengan Proporsi Rumah Berimbang 1:3:6 Tahun 2023
Sumber : Hasil Perhitungan Tim Studio 2015
Kecamatan Backlog
Tahun
2023
Kelebihan Rumah
Tahun
2023
Proporsi
1 3 6
Backlog Kelebihan
Rumah
Backlog Kelebihan
Rumah
Backlog Kelebihan
Rumah
Bogor Selatan 2.679 268 804 1.607
Bogor Timur 4.079 408 1.224 2.447
Bogor Utara 1.189 119 357 713
Bogor Tengah 13.227 1.323 3.968 7.936
Bogor Barat 1.728 173 518 1.037
Tanah Sareal 6.540 654 1.962 3.924
Kota Bogor 12.275 1.228 3.683 7.365
Tabel 3.?
Proyeksi Jumlah Kebutuhan Rumah Tahun 2013-2028
Sumber : Hasil Perhitungan Tim Studio 2015
Kecamatan KK Tahun
2013
Rumah
Tahun
2013
Kelebihan
Rumah
Tahun 2013
KK Tahun
2028
Demand
Rumah
(KK 2028 –
KK 2013)
Backlog
Tahun 2028
Kelebihan
Rumah
Tahun 2028
Bogor Selatan 38.294 47.539 9.245 49.519 10.595 1.350
Bogor Timur 20.103 28.934 7.821 25.946 5.843 1.978 Bogor Utara 36.523 47.748
11.225 52.462 15.939
4.714
Bogor Tengah 20.744 31.075
10.331 16.698 -4.046
14.377
Bogor Barat 44.993 55.298
10.305 64.034 19.401
8.736
Tanah Sareal 41.947 51.300
9.353 67.809 25.862
16.509
Kota Bogor 202.604 261.894
58.280 276.466 73.862
15.582
Tabel 3.?
Proyeksi Jumlah Kebutuhan Rumah dengan Proporsi Rumah Berimbang 1 : 3 : 6
Tahun 2028
Sumber : Hasil Perhitungan Tim Studio 2015
Kecamatan Backlog
Tahun 2028
Kelebihan
Rumah Tahun
2028
Proporsi
1 3 6
Backlog Kelebihan
Rumah
Backlog Kelebihan
Rumah
Backlog Kelebihan
Rumah
Bogor Selatan 1.350 135 405 810
Bogor Timur 1.978 198 593 1.187
Bogor Utara 4.714 471 1.414 2.828
Bogor Tengah 14.377 1.438 4.313 8.626
Bogor Barat 8.736 874 2.621 5.242
Tanah Sareal 16.509 1.651 4.953 9.905
Kota Bogor 15.582 1.558 4.675 9.349
Tabel 3.?
Proyeksi Jumlah Kebutuhan Rumah Tahun 2013-2031
Sumber : Hasil Perhitungan Tim Studio 2015
Kecamatan KK Tahun
2013
Rumah
Tahun
2013
Kelebihan
Rumah
Tahun 2013
KK Tahun
2031
Demand
Rumah
(KK 2031 –
KK 2013)
Backlog
Tahun 2031
Kelebihan
Rumah
Tahun 2031
Bogor Selatan 38.294 47.539 9.245 52.105 13.181 3.936 Bogor Timur 20.103 28.934 7.821 27.294 7.191 630
Bogor Utara 36.523 47.748
11.225 56.356 19.833
8.608
Bogor Tengah 20.744 31.075
10.331 16.043 -4.701
15.032
Bogor Barat 44.993 55.298
10.305 68.646 23.653
13.348
Tanah Sareal 41.947 51.300
9.353 74.597 32.650
23.297
Kota Bogor 202.604 261.894
58.280 295.041 92.437
34.157
Tabel 3.?
Proyeksi Jumlah Kebutuhan Rumah dengan Proporsi Rumah Berimbang 1 : 3 : 6
Tahun 2031
Sumber : Hasil Perhitungan Tim Studio 2015
Kecamatan Backlog
Tahun
2031
Kelebihan
Rumah
Tahun
2031
Proporsi
1 3 6
Backlog Kelebihan
Rumah
Backlog Kelebihan
Rumah
Backlog Kelebihan
Rumah
Bogor Selatan 3.936 394 1.181 2.362
Bogor Timur 630 63 189 378
Bogor Utara 8.608 861 2.582 5.165
Bogor Tengah 15.032 1.503 4.510 9.019
Bogor Barat 13.348 1.335 4.004 8.009
Tanah Sareal 23.297 2.330 6.989 13.978
Kota Bogor 34.157 3.416 10.247 20.494