63
KONSEP DAN TEKNIK PERENCANAAN DAERAH Triarko Nurlambang Pusat Penelitian Geografi Terapan Universitas Indonesia

Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Disebagian daerah Provinsi, Kabupaten/Kota, penataan ruang belum mendapat proporsi perhatian utama sebagai instrumen dasar penyusunan Rencana Program Pembangunan Daerah, baik yang dilakukan pemerintah maupun masyarakat dan dunia usaha. Hal ini tercermin dengan semakin luasnya lahan yang beralih fungsi seperti lahan pertanian beririgasi teknis berubah menjadi permukiman atau industri, penggundulan hutan yang berakibat banjir, dll. Konflik-konflik pemanfaatan ruang baik antara masyarakat dengan pemerintah, antar instansi pemerintah maupun antar kewenangan tingkatan pemerintahan semakin hari semakin marak dan dapat mengganggu pelaksanaan pembangunan. Dalam penyusunan Rencana Tata Ruang telah terjadi dikotomi kebutuhan antara menggali sumber-sumber pendapatan asli daerah dari sumberdaya alam yang dimiliki tanpa/kurang memperhatikan dampak lingkungan dan penyelamatan ruang. Belum optimalnya kelembagaan penataan ruang di daerah serta mekanisme pengawasan pemanfaatan ruang.

Citation preview

Page 1: Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM

KONSEP DAN TEKNIK PERENCANAAN DAERAH

Triarko Nurlambang

Pusat Penelitian Geografi Terapan Universitas Indonesia

Page 2: Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM

a. Disebagian daerah Provinsi, Kabupaten/Kota, penataan ruang belummendapat proporsi perhatian utama sebagai instrumen dasarpenyusunan Rencana Program Pembangunan Daerah, baik yangdilakukan pemerintah maupun masyarakat dan dunia usaha. Hal initercermin dengan semakin luasnya lahan yang beralih fungsi sepertilahan pertanian beririgasi teknis berubah menjadi permukiman atauindustri, penggundulan hutan yang berakibat banjir, dll.

b. Konflik-konflik pemanfaatan ruang baik antara masyarakat denganpemerintah, antar instansi pemerintah maupun antar kewenangantingkatan pemerintahan semakin hari semakin marak dan dapatmengganggu pelaksanaan pembangunan.

c. Dalam penyusunan Rencana Tata Ruang telah terjadi dikotomikebutuhan antara menggali sumber-sumber pendapatan asli daerahdari sumberdaya alam yang dimiliki tanpa/kurang memperhatikandampak lingkungan dan penyelamatan ruang.

d. Belum optimalnya kelembagaan penataan ruang di daerah sertamekanisme pengawasan pemanfaatan ruang.

PERMASALAHAN PENATAAN RUANG

Sumber: Dit. Pembinaan Tata Ruang dan Lingkungan Hidup, 2007

Page 3: Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM

a. Kurang adanya sinkronisasi dan harmonisasi antara Provinsi denganProvinsi yang berbatasan, dan/atau Provinsi dengan Kabupaten/Kotadi masing-masing Provinsi serta antara Kabupaten/Kota denganKabupaten/Kota yang berbatasan dalam proses penyusunan RencanaTata Ruang.

b. Masih sering terjadinya tumpang tindih kelembagaan dalampelaksanaan penyusunan jenis Rencana Tata Ruang yang bersifatmakro/RTRW (kebijakan) dan mikro/Rencana Rinci (teknis) di daerah.

c. Masih belum optimalnya koordinasi antar instansi terkait dalampenyelenggaraan penataan ruang daerah sehingga berdampak padakurang terpadunya perencanaan tata ruang antar instansi.

d. Masih lemahnya koordinasi penegak hukum (PPNS, Polisi PamongPraja) dalam implementasi Rencana Tata Ruang.

e. Masih lemahnya koordinasi antara Pemerintah Provinsi danPemerintah Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan penataan ruangdi daerah.

FAKTOR PENYEBAB KURANG OPTIMALNYA FAKTOR PENYEBAB KURANG OPTIMALNYA PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DI DAERAHPENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DI DAERAH

Sumber: Dit. Pembinaan Tata Ruang dan Lingkungan Hidup, 2007

Page 4: Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM

Perlu ditangani secaraterpadu oleh Lembaga/Instansi yang memilikitupoksi koordinatif.

PENATAAN RUANGPENATAAN RUANG

Multidimensional

MELALUI

Multifungsional

Multisektor

“KOORDINASI DIPERLUKAN” Sumber: Dit. Pembinaan Tata Ruang dan Lingkungan Hidup, 2007

Page 5: Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM

Pelaksanaan koordinasi penataan ruang Provinsi danKabupaten/Kota dilakukan mulai dari tahap penyusunanrencana tata ruang, pemanfaatan ruang, sampaidengan pengendalian pemanfaatan ruang.

Koordinasi penataan ruang di Daerah dilakukan antaraPemerintah, Pemerintah Provinsi, dan PemerintahKabupaten/Kota serta Instansi terkait di daerah.

Koordinasi penataan ruang Provinsidilakukan oleh Gubernur.

Koordinasi penataan ruang Kabupaten/Kota dilakukan oleh Bupati/ Walikota.

Sumber: Dit. Pembinaan Tata Ruang dan Lingkungan Hidup, 2007

Page 6: Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM

• Penyelenggaraan urusan kewenangan wajib di bidang tataruang.

• Perumusan berbagai kebijakan penyelenggaraan penataanruang Provinsi dan Kabupaten/Kota.

• Penyusunan RTRWP, RTR Kawasan Strategis Provinsi,RTRWK/K, RTR Kawasan Strategis Kabupaten/Kota, danRDTR Kabupaten/Kota.

Penanganan dan penyelesaian masalah atau konflik yang timbul dalam penyelenggaraan penataan ruang di Provinsi maupun di Kabupaten/Kota.

Dalam rangka menserasikandan mensinergikan penataanruang daerah dipandang perluoptimalisasi koordinasi antaraPemerintah, PemerintahProvinsi dan PemerintahKabupaten/Kota serta instansiterkait di Daerah.

Pelaksanaan kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang.

Page 7: Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM

RTRW PROVINSI

RTRW NASIONAL

RTRW KAB/KOTA

RTRW PROVINSI

YANG BERBATASAN

SINKRON

HARMONISASI

SINERGI

PADUSERASI

SASARAN KERJASAMA DALAM PENATAAN RUANG WILAYAH

RTRW PROVINSI

YANG BERBATASAN

RTRW KAB/KOTA

YANG BERBATASAN

HARMONISASI PADUSERASIRTRW

KAB/KOTA YANG

BERBATASAN

Hierarki RTRW (administratif)

Kerjasama

Kerjasama

Sumber: Dit. Pembinaan Tata Ruang dan Lingkungan Hidup, 2007

Page 8: Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM

PRESIDEN

GUBERNUR

BUPATI/ WALIKOTA

BKTRN (8 Menteri/LPND)

BKPRD PROVINSI

BKPRD KABUPATEN/

KOTA

POKJA (2 Pokja)

Keppres 62/2000

FungsionalLaporan setiap 3 (tiga) bulan

(Melalui Mendagri)

TIM TEKNIS

POKJA (2 Pokja)

Kep. Gubernur

Kep. Bupati/Walikota

POKJA (3 Pokja)

Fungsional Laporan setiap 4 (empat) bulan(Tembusan Kepada Mendagri)

Sekretaris (Sekretariat)

Sekretaris (Sekretariat)

Sumber: Dit. Pembinaan Tata Ruang dan Lingkungan Hidup, 2007

Page 9: Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM

• Penerbitan Kepmendagri No. 147 Tahun 2004 tentang Pedoman Koordinasi Penataan Ruang Daerah adalah untuk menindaklanjuti kesepakatan para Gubernur dalam Rapat Kerja Nasional Badan Koordinasi Tata Ruang Nasional (Rakernas-BKTRN) Tahun 2003.

LATAR BELAKANG PEMBENTUKAN LATAR BELAKANG PEMBENTUKAN BKPRDBKPRD

Adanya penyempurnaan terhadap Inmendagri Nomor 19 Tahun 1996 tentang Pembentukan TKPRD Tingkat I dan Tingkat II, karena tidak sesuai dengan tuntutan dan perkembangan zaman.

Page 10: Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM

a. BKPRD Provinsi

SEKRETARIAT

Penanggung JawabGubernur

Ketua Wakil Gubernur

Sekretaris Ka. Bapeda Provinsi

Wakil Sekretaris Ka. Dinas yang

Mengurusi Tata Ruang

Ketua Harian Sekda Provinsi

POKJA PERENCANAAN TATA

RUANG

POKJA PENGENDALIAN

PEMANFAATAN RUANG

Sumber: Dit. Pembinaan Tata Ruang dan Lingkungan Hidup, 2007

Page 11: Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM

b. BKPRD Kabupaten/Kota

SEKRETARIAT

Penanggung JawabBupati/Walikota

Ketua Wakil Bupati/

Walikota

Sekretaris Ka. Bapeda Kab/Kota

Wakil Sekretaris Ka. Dinas yang

Mengurusi Tata Ruang

Ketua Harian Sekda Kab/Kota

POKJA PERENCANAAN TATA

RUANG

POKJA PENGENDALIAN

PEMANFAATAN RUANG

Page 12: Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM

DIMENSI KERJASAMADIMENSI KERJASAMAmenurut UU 32/2004 dan UU 26/2007menurut UU 32/2004 dan UU 26/2007

Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat… pada pertimbangan efisiensi dan efektifitas pelayanan publik, sinergi dan saling menguntungkan

Kerjasama Antar Daerah di bidang penataan

ruang dan penyediaan fasilitas pelayanan

umum

Kerjasama Antar Daerah

Kerjasama Antar Daerah dengan

Pihak Ketiga

Kerjasama Daerah dengan Pihak Ketiga

‘’ dalam menyediakan pelayanan publik”

Pasal 195. 1

Pasal 199. 1c Pasal 195. 3

A. UU 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah

Page 13: Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM

Pasal 195Pasal 195

1) Daerah DAPATDAPAT MENGADAKAN KERJASAMA dengan daerah lain

2) Bentuk BADAN KERJASAMA ANTAR DAERAH yang diatur dengan KEPUTUSAN BERSAMA.

3) Daerah dapat bekerja sama dengan pihak ketiga.4) KERJASAMA yang membebani masyarakat dan

daerah harus mendapatkan persetujuan DPRD

Kerjasama Antar DaerahKerjasama Antar Daerah diatur lebih jelas & tegas dalam BAB IX BAB IX Pasal 195 Pasal 195 -- 197197

… Lanjutan

Page 14: Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM

Pasal 196Pasal 1961) Urusan pemerintahan yang mengakibatkan dampak

LINTAS DAERAH dikelola bersama oleh daerah terkait.

2) Untuk EFISIENSI PELAYANAN PUBLIK daerah WAJIBWAJIB mengelola secara bersama dengan daerah sekitarnya

3) Untuk pengelolaan, daerah membentuk BADAN KERJA SAMA.

Pasal 197Pasal 197Tata cara pelaksanaan kedua pasal itu akan diatur dengan PERATURAN PEMERINTAH

… Lanjutan

Page 15: Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM

B. UU 26/2007 tentang Penataan Ruang

… Lanjutan

Pasal Pasal 47 (ayat 1)47 (ayat 1)“Penataan Ruang Kawasan Perkotaan yang Mencakup 2 (dua) atau lebih wilayah Kab/Kota dilaksanakan melalui “Kerjasama Antardaerah”.

Pasal Pasal 54 (ayat 1)54 (ayat 1)“Penataan Ruang Kawasan Perdesaan yang Mencakup 2 (dua) atau lebih wilayah Kabupaten dilaksanakan melalui “Kerjasama Antardaerah”.

Kawasan Perkotaan

Kawasan Perdesaan

Page 16: Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM

URGENSI KERJASAMA ANTAR DAERAH

• Desentralisasi akibatkan lokalisasi kebijakan publik (logika teritorial)

• Pelayanan & pembangunan basisnya logika fungsional (tidak kenal batas wil adm) air, perdagangan, udara, transportasi semua lintas batas wil administrasiMasalah: inkonsistensi antar keduanya

Page 17: Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM

PASAL 20

RTRW NASIONAL

UU NO. 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

LEGALISASI (PENETAPAN PRODUK HUKUM) LEGALISASI (PENETAPAN PRODUK HUKUM) RENCANA TATA RUANGRENCANA TATA RUANG

Dimensi Waktu : 20 Tahun

Peraturan Pemerintah

RENCANA RINCI TATA RUANG(RTR Pulau/Kepulauan dan RTR

Kawasan Strategis Nasional)

Peraturan Presiden

PASAL 23

RTRW PROVINSI

Dimensi Waktu : 20 Tahun

Perda Provinsi

RENCANA RINCI TATA RUANG(RTR Kawasan Strategis

Provinsi)

Perda Provinsi

PASAL 26

RTRW KAB/KOTA

Dimensi Waktu : 20 Tahun

Perda Kab/Kota

RENCANA RINCI TATA RUANG(RTR Kawasan Strategis Kab/

Kota dan RDTR Kab/Kota)

Perda Kab/Kota

Page 18: Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM

BKPRD Provinsi membantu tugas Gubernur untukmengkoordinasikan penataan ruang daerahnya, untuk dievaluasioleh instansi pusat terkait BKTRN melalui Mendagri.

BKPRD Kabupaten/Kota membantu tugas Bupati/Walikota untukmengkoordinasikan penataan ruang daerahnya, untuk dievaluasioleh Gubernur dan hasilnya dilaporkan kepada Mendagri.

Pasal 185 :

Pasal 186 :

Pasal 189 :

Pasal 222 :

Evaluasi Rancangan Perda Provinsi disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri untuk dievaluasi.

Evaluasi Rancangan Perda Kabupaten/Kotadisampaikan kepada Gubernur untuk dievaluasi.Substansi dan proses penetapan Rancangan Perdayang berkaitan dengan tata ruang dikoordinasikandengan Menteri yang membidangi urusan tata ruang.Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraanpemerintah daerah dikoordinasikan oleh Mendagri.

Keterangan :

MEKANISME EVALUASI PERDA MEKANISME EVALUASI PERDA RENCANA TATA RUANG RENCANA TATA RUANG

Page 19: Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM

ALUR MEKANISME KONSULTASI DAN EVALUASI RAPERDA RTRW PROVINSI

PENYUSUNAN KONSULTASI

Kesepakatan BKPRDProvinsi.

KesepapakatanBKPRD Kab/Kota.

Pansus DPRDProvinsi.

EVALUASI

- Raperda RTRW- Dokumen RTRW

Hal-hal yang perlumendapat persetujuan :

Konsultasi dapat dilakukandengan 2 (dua) cara, yaitumelalui :

- Raperda RTRW- Dokumen RTRW

TAHAP 1 TAHAP 2 TAHAP 3

Mendagri berkoordinasidengan Menteri/Pimpinan LPND terkaitpenataan ruang1. Menteri/Pimpinan Lembaga

Pemerintah Non-Departemen (LPND)terkait penataan ruang.

2. Mendagri berkoordinasidengan Menteri/ PimpinanLembaga Pemerintah Non-Departemen (LPND) terkaitpenataan ruang= Penyampaian

= Perbaikan/Penyempurnaan

PENETAPAN

TAHAP 4

Raperda RTRW menjadi Perda

RTRW

Apabila Sesuai dengan kepentingan umum dan Peraturan Perundangan yang lebih tinggi, maka

Mendagri menyampaikan keputusan persetujuan kepada Gubernur untuk

ditetapkan

Keterangan:

Tidak Sesuai

1.Prosedur/Administrasi2.Substansi Teknis

Raperda besertaLampirannya berupaDokumen RTRW

Evaluasi dilakukan setelahmelalui proses :

1.Prosedur/Administrasi2.Substansi Teknis

Raperda besertaLampirannya berupaDokumen RTRW

Page 20: Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM

Raperda RTRW Provinsi Dokumen RTRW Provinsi

Dikoordinasikan dengan instansi terkait BKTRN

KesepakatanBKPRD Provinsi

KesepakatanBKPRD Kab/Kota

Raperda RTRW Provinsi Dokumen RTRW Provinsi

Penyempurnaan/Perbaikan

Memeriksa Perbaikan Raperda RTRW Provinsi

Hasil Evaluasi

Tidak Sesuai Sesuai

Raperda ditetapkan menjadi PERDA

3 hari [Psl. 185 ayat(1) dan Psl. 222 ayat(1) UU.32/2004]

Hasil Evaluasi

Tidak Sesuai Sesuai

15 hari [Psl. 185 ayat (2) UU.32/2004]

7 hari [Psl. 185 ayat (4) UU.32/2004]

7 hari

7 hari [Psl. 185 ayat (4) UU.32/2004]

GUBERNUR MENDAGRI

Raperda RTRW Provinsi Dokumen RTRW Provinsi

Evaluasi

PERDA RTRW Provinsi Ditetapkan

4

5

6.1

6.2

7.2

89.1

8.2

>

7.1

10

11

Pansus DPRD

Provinsi

2

1

MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA PEMERINTAH NON DEPARTEMEN (LPND)

TERKAITOPTIONAL

3.1

MEKANISME KONSULTASI DAN EVALUASI RAPERDA RTRW PROVINSI

DIP

AN

DA

NG

PER

LU DIFASILITASI OLEH MENDAGRI YANG BERKOORDINASI DENGAN MENTERI/

PIMPINAN LPND TERKAIT

Konsultasi

Hasil Konsultasi 3.2

Page 21: Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM

ALUR MEKANISME KONSULTASI DAN EVALUASI RAPERDA RTRW KABUPATEN/KOTA

PENYUSUNAN KONSULTASI

Kesepakatan BKPRD Kab/Kota.

Pansus DPRD Kabupaten/Kota.

EVALUASI

- Raperda RTRW- Dokumen RTRW

Konsultasi dapat dilakukandengan 3 (tiga) cara, yaitumelalui :

- Raperda RTRW- Dokumen RTRW

TAHAP 1 TAHAP 2 TAHAP 3

Gubernur dibantu olehBKPRD Provinsi dalammelakukan koordinasidengan Bupati/Walikota.1. Gubernur berkoordinasi

dibantu oleh BKPRD Provinsi2. Menteri/Pimpinan Lembaga

Pemerintah Non-Departemen(LPND) terkait penataanruang.

3. Mendagri berkoordinasidengan Menteri/PimpinanLembaga Pemerintah Non-Departemen (LPND) terkaitpenataan ruang

= Penyampaian

= Perbaikan/ Penyempurnaan

Keterangan:

TAHAP 4

Tidak sesuai

Apabila telah sesuai dengan kepentingan umum dan Peraturan

Perundangan yang lebih tinggi, maka Gubernur

menyampaikan keputusan persetujuan kepada Bupati/Walikota

untuk ditetapkan

PENETAPAN

Raperda RTRW menjadi Perda

RTRW

Hal-hal yang perlumendapat persetujuan :1.Prosedur/Administrasi2.Substansi Teknis

Raperda besertaLampirannya berupaDokumen RTRW

Evaluasi dilakukan setelahmelalui proses :

1.Prosedur/Administrasi2.Substansi Teknis

Raperda besertaLampirannya berupaDokumen RTRW

Page 22: Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM

Raperda RTRW Kab/Kota Dokumen RTRW Kab/Kota

BKPRD Provinsi

Kesepakatan BKPRD

Kab/Kota

Raperda RTRW KAb/Kota Dokumen RTRW Kab/Kota

Penyempurnaan/Perbaikan

Memeriksa Perbaikan Raperda RTRW Kab/Kota

Hasil Evaluasi

Tidak Sesuai Sesuai

Raperda ditetapkan menjadi PERDA

3 hari [Psl.185 ayat (1)dan Psl. 222ayat (1) UUNo 32/2004]

Hasil Evaluasi

Tidak Sesuai Sesuai

15 hari [Psl. 185 ayat (2) UU.32/2004]

7 hari [Psl. 185 ayat (4)

UU.32/2004]

7 hari

7 hari [Psl. 185 ayat (4) UU.32/2004]

BUPATI/WALIKOTA

GUBERNUR

Raperda RTRW Kab/Kota Dokumen RTRW Kab/Kota

Evaluasi

PERDA RTRW Kab/Kota Ditetapkan

4

5

6.1

6.2

7.2

89.1

8.2

>

7.1

10

11

Pansus DPRD

Kab/Kota

2

1

DIFASILITASI OLEH MENDAGRI YANG BERKOORDINASI DENGAN MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA PEMERINTAH NON

DEPARTEMEN (LPND) TERKAIT DAN PEMERINTAH PROVINSI

3.1

3.2

MEKANISME KONSULTASI DAN EVALUASI RAPERDA RTRW KABUPATEN/KOTA

Dikoordinasikan dengan Menteri

yang Membidangi Tata Ruang

melalui Mendagri

Hasil Evaluasi

dilaporkan kepada

Mendagri>

5”

7”

GUBERNUR

Konsultasi

Hasil Konsultasi

OPTIONAL

DIP

AN

DA

NG

PER

LU

BKPRD PROVINSI

Page 23: Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM

UNDANG-UNDANG 32/2004Tentang

Pemerintahan Daerah

Penjelasan Umum :

Pasal 13 Ayat (1) butir b;

Pasal 14 Ayat (1) butir b;

Pasal 185;

Pasal 186;

Pasal 189;

Bab VI : Peraturan Daerah danPeraturan Kepala Daerah.

BAB XII : Pembinaan & Pengawasan (Pasal 222)

UNDANG-UNDANG 26/2007Tentang Penataan

Ruang

Pasal 9 Ayat (1 dan 2); Pasal 10 Ayat (1); Pasal 11 Ayat (1).

URUSAN KEWENANGAN WAJIB PEMERINTAH

PROVINSI DAN KABUPATEN DAN KOTA

URUSAN KEWENANGAN

WAJIB PEMERINTAH

- Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah.

- Pembinaan dan Pengawasan

NSPM di Bidang

Penataan Ruang

Page 24: Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM

Undang-undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

Undang-undang No. 26 Tahun 2007Tentang Penataan Ruang

a. Pasal 10 ayat (1)

b. Pasal 11 ayat (1)

Wewenang daerah Provinsi dalampenyelenggaraan penataan ruang meliputipengaturan, pembinaan dan pengawasanterhadap pelaksanaan :

a. Pasal 13 ayat (1) butir b

b. Pasal 14 ayat (1) butir b

Urusan wajib yang menjadi kewenangan Pemerintahan Daerah Provinsi merupakan urusan dalam skala Provinsi yang meliputi perencanaan, pemanfaatan dan pengawasan tata ruang.

Urusan wajib yang menjadikewenangan Pemerintahan Daerahuntuk Kabupaten/Kota merupakanurusan yang berskala Kabupaten/Kota meliputi perencanaan,pemanfaatan dan pengawasan tataruang.

- Penataan ruang wilayah provinsi;- Penataan ruang wilayah kabupaten/kota;- Penataan ruang kawasan strategis

provinsi;- Kerjasama penataan ruang antarprovinsi

dan memfasilitasi kerjasama penataanruang antar kabupaten/kota.

Wewenang daerah Kab/Kota dalampenyelenggaraan penataan ruang meliputipengaturan, pembinaan dan pengawasanterhadap pelaksanaan :- Penataan ruang wilayah kab/kota;- Penataan ruang kawasan strategis

kab/kota;- Kerjasama penataan ruang antar kab/kota.

… Lanjutan

Page 25: Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM

PERMASALAH CRUCIAL PERMASALAH CRUCIAL PENATAAN RUANG DAN PENATAAN RUANG DAN

PEMBANGUNAN PEMBANGUNAN LINGKUNGAN HIDUPLINGKUNGAN HIDUP

--Kajian pada tingkat stratejikKajian pada tingkat stratejik

PERMASALAH CRUCIAL PERMASALAH CRUCIAL PENATAAN RUANG DAN PENATAAN RUANG DAN

PEMBANGUNAN PEMBANGUNAN LINGKUNGAN HIDUPLINGKUNGAN HIDUP

--Kajian pada tingkat stratejikKajian pada tingkat stratejik

Page 26: Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM

PerdadiP. Jawa perTingkatWilayah

Motif Perda

Retribusi ijin usaha

(pajak) atau pemberian ijin untuk

eksploitasi SDA

Tindakan kolaboratif

pengelolaan & pemanftan

SDA

Hak masyarakat

untuk akses, pemanftan dan kontrol

atas SDA

Total(%)

Provinsi 16 18 3 37 (31%)

Kabupaten 46 15 8 69 (58%)

Kota 9 3 1 13 (11%)

Total(Persentase)

71 (60%)

36 (30%)

12 (10%)

119(100%)

Dg Dg kriteriakriteria duniadunia

Dg Dg khaskhas Indonesia Indonesia tanpatanpapengelolaanpengelolaan sampahsampah &CO2&CO2

Dg Dg khaskhas IndonesiaIndonesiadg dg pengelolaanpengelolaan sampahsampah dandan CO2CO2

Overshoot : Overshoot : -- 462.832.500 ha462.832.500 ha

OvershootOvershoot-- 71.113.436 ha71.113.436 ha

OvershootOvershoot-- 139.695.000 ha139.695.000 ha

JikaJika jejakjejak ekologiekologi diturunkanditurunkan 90%90%makamaka lahanlahan didi P P JawaJawa mencukupimencukupi

Perbandingan Penilaian Perbandingan Penilaian Daya Dukung LingkunganDaya Dukung Lingkungan

SDA yangDiatur

DiP. Jawa

Motif Perda

Retribusi ijin usaha (pajak)

atau pemberian ijin untuk

eksploitasi SDA

Tindakan kolaborati

f pengelola

an dan pemanfaatan SDA

Hak masyarakat untuk akses, pemanfaatan dan kontrol atas SDA

Total(%)

AirAir 2828 1616 22 46 (39%)46 (39%)

Tanah 11 1 0 12 (10%)

HutanHutan 1515 1010 77 32 (27%)32 (27%)

Tambang 17 0 0 17 (14%)

Baku Mutu Lingkungan

0 9 3 12 (10%)

Total(Persentase)

71 (60%) 36 (30%) 12 (10%) 119 (100%)

Page 27: Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM

Kehidupan dan PembangunanKehidupan dan PembangunanLingkunganLingkungan HidupHidup

DefinisiDefinisiLingkungan Hidup adalah Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang kesatuan ruang

dengan dengan semua benda, daya, keadaan, semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunyamanusia dan perilakunya, yang , yang mempengaruhi kelangsungan mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan perikehidupan dan kesejahteraan manusia manusia serta mahluk hidup lainnya serta mahluk hidup lainnya (UU no. 23 tahun 1997 tentang (UU no. 23 tahun 1997 tentang Lingkungan Hidup, Bab 1, pasal 1)Lingkungan Hidup, Bab 1, pasal 1)

RuangRuangDefinisiDefinisiRuang adalah wadah yang Ruang adalah wadah yang meliputi ruang meliputi ruang

darat, ruang laut dan ruang udara, darat, ruang laut dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayahsebagai satu kesatuan wilayah, , tempat manusia dan mahluk hidup tempat manusia dan mahluk hidup lainlain, , melakukan kegiatan, dan melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan memelihara kelangsungan hidupnya hidupnya (UU no. 26 tahun 2007, (UU no. 26 tahun 2007, tentang Penataan Ruang, Bab 1 , tentang Penataan Ruang, Bab 1 , Pasal 1)Pasal 1)

(Z on e B 1 & B 4)(Z on e B 1 & B 4 )

Sum ber: C itra Landsat 30 -07 -1 992

O leh :D itje n Pen ataa nR u an g da n LA PAN

(Z on e B 3 & B4 )(Z on e B 5 )(Z on e B 2 )(Z on e N 2 & N2 )

(Z on e N 2)(Z on e N 2)(Z one N 2)

S um ber: C itra Landsat 1 7-07 -2001

O le h :D itje n Pen ataa nR u an g da n LA PAN

19 9 2

2 00 1

P E N G U RA N GA N R U A N G T ER B U K A H IJA U D I

JA B O D E T A B E K

• Hampir semua kegiatan kehidupan dan Pembangunan perlu atau berkaitan dengan tempat/lokasi/ ruang.

• Konsep Ruang identik dengan Lingkungan

Page 28: Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM

Pengangguran

Tabungan terbatas

Kurang modal

Produktifitas rendah

Pendapatan/kapita rendah

Daya beli rendah

Pertmbhn eko. rendah

Keluarga besar

Laju kelahiran

tinggi

Permintaan tenga kerja

tinggi

Output/ pekerja kurang

Pendidikan kurang

Kemiskinan

Perumahan tak layak

Kondisi hidup tak sehat

Kesehatan buruk

Kurang gizi

Diet jelek

Ouput pertanian

kecil

Sedikit input modern

Page 29: Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM

Lingkungan Hidup dan Ruang

Lingkungan HidupDefinisiLingkungan Hidup adalah kesatuan ruang

dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya (UU no. 23 tahun 1997 tentang Lingkungan Hidup, Bab 1, pasal 1)

RuangDefinisiRuang adalah wadah yang meliputi ruang darat,

ruang laut dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan mahluk hidup lain, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya (UU no. 26 tahun 2007, tentang Penataan Ruang, Bab 1 , Pasal 1)

Kesamaan Lingkungan Hidup dan Ruang• Konsep dasar operasionalisasi konsep • Satu kesatuan interaktif dan bersifat sistemik didalam fenomena LH maupun ruang• Dimensi batas entitas bersifat fungsional bukan administratif-formal• Cakupan kajian

Lingkungan Hidup identik dengan fenomena Ruang

Page 30: Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM

Arah Kebijakan dan Tujuan Arah Kebijakan dan Tujuan PembangunanPembangunan

Basis Pembangunan Nasional : Mainstreaming Pembangunan Berkelanjutan

Kebijakan Pembangunan Wilayah harus sejalan denganPembangunan Lingkungan Hidup

OUTPUT:Peningkatan Kesejahteraan

• Pro growth• Pro-poor

• Sustainability

Page 31: Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM

Dari Dari IdeIde menjadimenjadi RealitaRealitaPeranPeran KajianKajian LingkunganLingkungan HidupHidup StrategisStrategis (KLHS)(KLHS)Dari Dari IdeIde menjadimenjadi RealitaRealita

PeranPeran KajianKajian LingkunganLingkungan HidupHidup StrategisStrategis (KLHS)(KLHS)

Visi & Misi

Tujuan Pembangunan

Strategi Pembangunan

Arah Kebijakan

Program

Prosedur/ Peraturan

Pelaksanaan

Konsep/ Ide

Realita

Monitoring & Evaluasi

Kajian Lingkungan Hidup Strategis

KLHS :“is a systematic process for

evaluating the environmentalconsequences of proposedpolicy, plan, or programinitiatives in order to ensurethey are fully included andappropriately addressed at theearliest appropriate stage ofdecision-making on par witheconomic and socialconsiderations” (Sadler dan

Verheem, 1996).

KLHS:“It is an integrative tools to support cross-sectoral approaches, which are needed to achieve long term Sustainability Objectives”

KLHS sangat disarankan lembaga Persikatan Bangsa Bangsa dan sudah diterapkan dibanyak negara (Eropah, Asia Timur, Amerika , Australia dan Afrika)

Page 32: Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM

Kajian Lingkungan dalam konteks Kajian Lingkungan dalam konteks Tahap Pengambilan KeputusanTahap Pengambilan Keputusan

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS

Analisa Dampak Lingkungan

Kebijakan

Perencanaan

Program

Proyek- Proyek

Page 33: Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM

Kontribusi KLHS bagi Kontribusi KLHS bagi Penguatan Penataan RuangPenguatan Penataan Ruang

Arah Kebijakan, Tujuan dan

Strategi Pembangunan

RPJM/D

Penataan Ruang berwawasan

Lingkungan dan berbasis

Pembangunan Berkelanjutan

RTRW

Pelaksanaan Pembangunan

Proyek-Proyek

Perlu lokasi untuk ekeskusi

kegiatan pembangunan

B K R T N / D

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS

Page 34: Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM

Prinsip-Prinsip KLHS(Guiding Principles)

Fit for purposeObjective led Sustainability ledComprehensive

scopeDecision relevant Integrative ParticipativeCost-effectiveness

Source: UNEP, 2006

Page 35: Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM

Kebijakan Perencanaan Program Proyek

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP(KLH)

Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

KLH ProgramatikKLH Kebijakan

KLH Regional

KLH Sektoral

Proyek AMDAL

Fokus Kajian Lingkungan Hidup dan Tingkat Tahapan Pengambil Keputusan.

Source; Partidario, 2000

Page 36: Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM

Hierarki Perencanaan Pembangunan

RenjaK/L (1 tahun)

KLS

Tingkat Nasional Tingkat Daerah

RenstraSKPD (5 tahun)

RenjaKPD (1 tahun)

RPJPD (20 tahun)

RPJP (20 tahun)

RPJM (5 tahun)

RenstraK/L (5 tahun)

RKP(1 thn)

AMDAL

ESPEnvironmentalSectorProgram

Page 37: Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM

KLHS (SEA) dan Amdal (EIA)AMDAL

(EIA / Environmental Im[pact AssessmenTKLHS

(SEA/ Strategic Environmental Assessment)

Biasanya reaktif terhadap usulan pembangunan Lebih pro-aktif dan informatif bagi usulan pembangunan

Kajian terhadap dampak LH dari usulan kegiatan pembangunan Kajian terhadap dampak LH atas kebijakan, rencana atau program pembangunan atau dampak LH terhadap kebutuhan dan peluang pembangunan

Tertuju pada proyek secara spesifik Tertuju pada area, region atau sektor pembangunan

Kajian terhadap dampak langsung dan manfaatnya Kajian terhadap akumulasi dampak dan identifikasi implikasi yang timbul serta terkait dengan isu-isu pembangunan berkelanjutan

Memiliki definisi yang tegas akan waktu awal dan akhir suatu kegiatan pembangunan

Lebih bertujuan untuk kajian suatu proses yang terus-menerus sehingga dapat menyampaikan informasi pada waktu yang dikehendaki

Fokus pada upaya mitigasi Fokus pada upaya untuk mempertahankan atau ‘memelihara’ tingkat kualitas lingkungan yang telah ditetapkan

Memiliki perspektif yang sempit dan tingkat pengamatan yang rinci

Memiliki perspektif yang luas dan tingkat pengamatan yang tidakrinci serta dituntut untuk mampu merumuskan visi dan kerangkakeseluruhan

Page 38: Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM

What is the strategic significance of Location?

Location Planning and Analysis

Kajian pada tingkat operasional – (operasionalisasi strategi)

Page 39: Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM

Learning Objectives

• List some of the main reasons organizations need to make location decisions.

• Explain why location decisions are important. • Discuss the options that are available for location

decisions. • Describe some of the major factors that affect

location decisions. • Outline the decision process for making these kinds

of decisions. • Use the techniques presented to solve typical

problems.

Page 40: Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM

Need for Location Decisions

• Marketing Strategy

• Cost of Doing Business

• Growth

• Depletion of Resources

Page 41: Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM

Nature of Location Decisions• Strategic Importance of location decisions

– Long term commitment/costs– Impact on investments, revenues, and operations– Supply chains

• Objectives of location decisions– Profit potential– No single location may be better than others– Identify several locations from which to choose

• Location Options – Expand existing facilities– Add new facilities– Move

Page 42: Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM

Making Location Decisions

• Decide on the criteria• Identify the important factors• Develop location alternatives• Evaluate the alternatives

– Identify general region– Identify a small number of community

alternatives– Identify site alternatives

• Evaluate and make selection

Page 43: Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM

Location Decision Factors

Regional Factors

Site-related Factors

Multiple Plant Strategies

Community Considerations

Page 44: Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM

• Location of raw materials

• Location of markets

• Labor factors

• Climate and taxes

Regional Factors

Page 45: Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM

• Quality of life• Services• Attitudes• Taxes• Environmental regulations• Utilities • Developer support

Community Considerations

Page 46: Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM

• Land• Transportation• Environmental• Legal

Site Related Factors

Page 47: Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM

• Product plant strategy• Market area plant strategy• Process plant strategy – lean production

Multiple Plant Strategies

Page 48: Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM

Service and Retail Locations• Manufacturers – cost focused• Service and retail – revenue focused

– Traffic volume and convenience most important– Demographics

• Age• Income• Education

– Location, location, location– Good transportation– Customer safety

Page 49: Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM

Evaluating Locations

• Cost-Profit-Volume Analysis– Determine fixed and variable costs

– Plot total costs

– Determine lowest total costs

Page 50: Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM

Location Cost-Volume Analysis

• Assumptions– Fixed costs are constant– Variable costs are linear– Output can be closely estimated– Only one product involved

Page 51: Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM

Example 1: Cost-Volume Analysis

Fixed and variable costs for four potential locations

Location FixedC ost

Variab leC ost

ABCD

$250,000100,000150,000200,000

$11302035

Page 52: Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM

Example 1: Solution

FixedCosts

VariableCosts

TotalCosts

ABCD

$250,000100,000150,000200,000

$11(10,000)30(10,000)20(10,000)35(10,000)

$360,000400,000350,000550,000

Page 53: Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM

Example 1: Solution

800700600500400300200100

0

Annual Output (000)

$(000)

8 10 12 14 166420

A

BC

B SuperiorC Superior

A Superior

D

Page 54: Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM

Evaluating Locations

• Transportation Model– Decision based on movement costs of raw

materials or finished goods• Factor Rating

– Decision based on quantitative and qualitative inputs

• Center of Gravity Method– Decision based on minimum distribution

costs

Page 55: Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM

• Point Rating

A number of location factors withDiffering levels of importanceEach factor is assigned a weight

Eg. Location factors for a Roadside Vegetable Seller:

List them NOW!!

Page 56: Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM

- distance from home-potential sales volume-Competition-Reliability of supplies-Price of supplies

If we were to assign weights to each in terms of their importance to the location decision ….

- Distance from home (0.05)- Potential sales volume (0.15)- Competition (0.25)- Reliability of supplies (0.35)- Price of supplies (0.20)

Page 57: Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM

Given the following factor scores for each of two locations:

Location A Location BDistance from home (0.05) 30 10Potential sales volume(0.15) 30 80Competition (0.25) 50 10Reliability of supplies (0.35) 60 70Price of supplies (0.20) 30 60

Multiply weights with factor scores and total to get:A = 45.5 B = 52.0

Page 58: Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM

A company plans to open a sales and distribution center in Europe to serve the European market. It has narrowed its regional options to three:

(i) the UK/ Ireland, (ii) Belgium/Netherlands, (iii) Poland. The company considers six factors to be important in the

decision. The factors, their relative weights and company’s assessment of each operations with respect to each factor (scale 1 to 10) are given next.Use a linear scoring rule to evaluate each option

Factor Rating System

Page 59: Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM

Bahan Diskusi

Page 60: Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM

RPJP (2005 – 2025) dan RPJM (2005 – 2009)(bidang Infrastruktur)

Visi pembangunan jangka panjang (RPJP):Terwujudnya infrastruktur yang memberi manfaat bagi kesejahteraan rakyat dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata, mendukung pembangunan diberbagai bidang, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, serta meningkatkan hubungan antar bangsa.

Misi pembangunan jangka menengah (RPJM):•Menangani backlog pemeliharaan dan rehabilitasi prasarana dan sarana sumber daya air, transportasi, listrik, telekomunikasi, dan permukiman, agar kondisinya kembali seperti sebelum krisis.•Optimalisasi sumber pembiayaan yang ada baik dari APBN, APBD, maupun swasta

Page 61: Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM

PP …..(?) RTRWNBab I Ketentuan Umum

Bab II Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Wialayah NasionalBag kesatu: Tujuan Penataan Ruang Wilayah Nasional

Bag. Kedua: Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Nasional

Bab III Rencana Struktur Ruang Wilayah NasionalBag. Kesatu: UmumBag kedua: Rencana Pengembangan dan Kriteria Sistem Perkotaan NasionalBag.ketiga: Rencana Pengembangan dan Kriteria Sistem Jar. Transp. NasionalBag. Keempat: Rencana Pengembangan dan Kriteria Jar. Energi dan KelistrikanBag. Kelima: Rencana Pengembangan dan Kriteria Sistem Jar. Telekomunikasi Nasional. :

Bab IV Rencana Pola Ruang Wilayah NasionalBag kesatu: UmumBag. Kedua: Kawasan Lindung NasionalBag ketiga: Kawasan Budidaya Nasional yang memiliki Nilai Strategis Nasional

Bab V Penetapan Kawasan Strategis Nasional

Bab VI Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Nasional

Bab VII Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah NasionalBag kesatu: UmumBag kedua: Indikasi Arahan Peraturan Zonasi Sistem NasionalBag. Ketiga: Arahan PerizinanBag keempat: Arahan Insentif dan DisinsentifBag. Kelima: Arahan Sanksi

Bab VIII Peran Masyarakat

Bab IX Ketentuan Lain-Lain

Bab X Ketentuan Peralihan

Bab XI Ketentuan Penutup

Page 62: Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM

Terima kasih dan

mudah-mudahan bermanfaat

Page 63: Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM

One percept at a time...

Illusion