Laporan Praktikum Mata Kuliah Penyuluhan “INTEGRASI BETERNAK LEBAH MADU DI KEBUN KOPI DIDAERAH NGAGLIK BLITAR ” KELOMPOK B-4 MUHAMMAD SYAFIUDIN 125050100111013 LAILYA NURISKA ARIFIN 125050100111020 LIIZA DIANA MANZIL 125050100111025 BINTI CHOIRIYAH 125050100111049 FAKULTAS PETERNAKAN i
1. Laporan Praktikum Mata Kuliah Penyuluhan INTEGRASI BETERNAK
LEBAH MADU DI KEBUN KOPI DIDAERAH NGAGLIK BLITAR KELOMPOK B-4
MUHAMMAD SYAFIUDIN 125050100111013 LAILYA NURISKA ARIFIN
125050100111020 LIIZA DIANA MANZIL 125050100111025 BINTI CHOIRIYAH
125050100111049 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2014 KATA
PENGANTAR i
2. Puji dan syukur kami ucakapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan laporan
praktikum Integrasi Beternak Lebah Madu Pada Kebun Kopi Di Desa
Ngaglik Kab.Blitar sebagai tugas praktikum mata kuliah Penyuluhan
dengan tepat waktu. Adapun isi dari laporan akhir ini adalah
mengenai metode penyuluhan tentang Integrasi yang terjadi antara
lebah madu dengan tanaman kopi. Kami juga tidak lupa untuk
mengucapkan terimakasih kepada: 1. Siti Azizah, S.Pt, M.Sos,
M.Commun selaku dosen mata kuliah Penyuluhan 2. Asisten praktikum
mata kuliah Penyuluhan yang selalu membimbing dan mengajari kami
dalam melaksanakan observasi dan dalam menyusun makalah ini. 3.
Serta semua pihak yang membantu kami dalam hal penyusunan makalah
ini. Laporan ini masih sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun masih kami harapkan untuk
penyempurnaan laporan ini. Atas perhatian dari semua pihak yang
membantu penulisan ini kami ucapkan terimakasih. Malang, 08 Mei
2014 Penulis DAFTAR ISI ii
3. KATA
PENGANTAR.................................................................................................i
DAFTAR
ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar
Belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan
Masalah..................................................................................................1
1.3
Tujuan....................................................................................................................1
1.4
Manfaat..................................................................................................................2
BAB II GAMBARAN UMUM PENYULUHAN 2.1 Gambaran Umum Kegiatan
Penyuluhan...............................................................3
2.2 Gambaran Umum Masyarakat
Sasaran..................................................................3
BAB III PEMBAHASAN 3.1 Metode
Pelaksanaan...............................................................................................4
3.2 Gambaran
Teknologi.............................................................................................6
3.3 Media
Penyuluhan.................................................................................................10
DAFTAR
PUSTAKA..................................................................................................11
BAB 1 iii
4. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara
agraris. Yaitu negara yang mayoritas penduduknya adalah petani yang
mengelola lahan pertanian dan perkebunan. Mayoritas tanaman yang
ditanam dilahan milik petani adalah tanaman palawija dan tanaman
lain seperti kopi, kelapa, serta kelapa sawit dengan hasil yang
berlimpah. Desa Ngaglik merupakan salah satu desa di kabupaten
Blitar yang sebagian besar penduduknya menggantungkan hidupnya pada
sektor pertanian. Namun, seiring dengan berkembangnya zaman semakin
hari produksi panen petani semakin berkurang. Selain karena
penggunaan pupuk non-organik yang terlalu banyak juga karena
banyaknya hama yang menyerang tanaman petani. Oleh karena itu
sebagian besar penduduknya menanam kopi di lahan kosong di sekitar
rumahnya sebagai penambah penghasilan. Sehingga banyak ditemukan
kebun kopi di daerah tersebut. kopi mampu menyediakan pakan dari
lebah madu. Oleh karena itu agar lahan dapat dimanfaatkan secara
maksimal serta untuk menambah penghasilan petani, selain ditanami
kopi lahan tersebut dapat dimanfaatkan sebagai lahan penggembalaan
lebah madu. Dengan begitu penggembalaan lebah madu di kebun kopi
dapat menyebabkan simbiosis mutualisme yaitu bunga kopi dapat
menyediakan nektar dan pollen sebagai pakan lebah madu dan lebah
madu dapat membantu penyerbukan kopi sehingga meningkatkan
produktivitas tanamn kopi itu sendiri. 1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana cara membudidayakan lebah madu di kebun kopi di Desa
Ngaglik Blitar? Bagaimana cara mengintegrasikan tanaman kopi dengan
lebah madu di Desa Ngaglik Blitar? 1.3 Tujuan iv
5. Untuk menginformasikan cara membudidayakan lebah madu di
Desa Ngaglik Blitar Untuk menginformasikan konsep integrasi
tanaman-ternak yaitu antara tanaman kopi dan beternak lebah madu di
Desa Ngaglik Blitar. 1.4 Manfaat Setelah diadakannya kegiatan
penyuluhan diharapkan masyarakat Desa Ngaglik Kecamatan Srengat
Blitar dapat menerapkan konsep integrasi beternak lebah madu pada
tanaman kopi, sehingga dapat meningkatkan produksi kopi serta
memperoleh keuntungan lebih karena mendapat tambahan keuntungan
dari hasil produksi lebah madunya. v
6. BAB II GAMBARAN UMUM PENYULUHAN 2.1 Gambaran Umum Kegiatan
Penyuluhan Penyuluhan tentang integrasi beternak lebah madu di
kebun kopi ini dilaksanakan di Desa Ngaglik Kabupaten Srengat
Blitar, dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan tentang
bagaimana cara beternak lebah madu di kebun kopi.Penyuluhan
dilakukan dengan cara membawa alat simulasi berupa stub lebah
beserta lebahnya ang kemudian diperagakan bagaimana cara
menggembalakan lebah di kebun kopi langsung. Kegiatan penyuluhan
tersebut sebaiknya dilaksanakan pada waktu luang, dimana peserta
sedang tidak dalam kegiatan. Sehingga penyuluhan dapat dilakukan
dengan kondusif dan peserta penyuluhan dapat berkonsentrasi pada
materi yang disampaikan oleh penyuluh. Penyuluhan dilakukan dengan
santai dan dua arah, dimana setelah dilakukan penjelasan dan
peragaan oleh penyuluh dilakukan tanya jawab dan diskusi. 2.2
Gambaran Umum Masyarakat Sasaran Mayoritas Masyarakat di Desa
Ngaglik Kecamatan Srengat adalah petani. Rata-rata masyarakat di
Desa Ngaglik Kabupaten Srengat Blitar adalah lulusan SD, dan
kemampuan bertaninya dipelajari sejak kecil dari orang tuanya
secara turun-temurun. Selain menanam tanaman palawija, masyarakat
Desa Ngaglik Kecamatan Srengat banyak yang menanam kopi di lahan
kosong di sekitar rumahnya, kebun kopi di Desa Ngaglik Kecamatan
Srengat luasnya sekitar 48ha. selain untuk menambah penghasilan hal
tersebut dilakukan untuk mengisi lahan kosong agar tidak sia-sia
dan untuk mengantisipasi apabila terjadi kegagalan panen pada
tanaman palawija. Namun kebun tersebut hanya ditanami kopi saja,
padahal masih banyak lahan yang tersisa disela-sela tanaman kopi
tersebut yang masih bisa vi
7. dimanfaatkan untuk hal lain, misalnya untuk beternak lebah
madu. Namun masyarakat Desa Ngaglik Kabupaten Srengat Blitar belum
terlalu memahami bagaimana cara berternak lebah dan memanfaatkan
lahan tersisa di kebun kopi untuk beternak lebah madu agar menambah
penghasilan bahkan masih jarang sekali peternakan lebah di sana.
BAB III METODE PENYULUHAN 3.1 Metode Pelaksanaaan Metode
pelaksanaan program ini melalui beberapa tahap sebagai berikut: 1.
Persiapan kegiatan a. Perizinan Proses perijinan dimulai dengan
membuat surat ijin dari Universitas Brawijaya untuk melaksanakan
program, selanjutnya surat tersebut didistribusikan kepada kantor
Kecamatan Srengat kemudian ke Kepala Desa Ngaglik Kecamatan Srengat
Kabupaten Blitar. b. Persiapan tempat Setelah perizinan tentang
program penyuluhan disetujui, hal selanjutnya yang akan dilakukan
yaitu melakukan persiapan tempat yang akan digunakan sebagi tempat
penyuluhan. Tentunya dalam hal ini perlu adanya kordinasi dengan
Kepala Desa setempat, tempat yang digunakan harus stategis agar
program penyuluhan ini dapat terlaksana dengan sukses. Seiring
dengan persiapan tempat, tentunya tim penyuluh juga memperhitungkan
siapa saja yang akan diundang atau didatangkan pada program
penyuluhan tersebut. Dalam hal ini selain petani pemilik tegalan/
kebun kopi, masyarakat umum, pelajar, penyandang modal bahkan
kepala dinas Peternakan juga didatangkan demi tercapainya program
ini. Selain itu pakar tentang peternakan Lebah Madu, hal ini
dimaksudkan agar memudahkan warga Desa Ngaglik jika muncul
kebingungan dalam pengembangan peternakan Lebah Madu tersebut. c.
Persiapan alat vii
8. Persiapan alat, bahan, dan perlengkapan dalam pelaksanaan
program penyuluhan dan pelatihan Beternak Lebah Madu di Kebun Kopi
berupa Stup Lebah maupun Lebahnya. 2. Pelaksanaan Kegiatan Setelah
memperoleh ijin dari pihak terkait, serta diperoleh data peserta
yang bersedia hadir dalam sosialisasi program ini, maka ditentukan
waktu pelaksanaan program tersebut. Program di laksanakan di balai
Desa Ngaglik, waktu yang ditentukan dilaksanakannya program ini
sesuai dengan waktu luang yang dimiliki peserta penyuluhan,
sehingga tidak mengganggu pekerjaannya dan peserta penyuluhan dapat
mengerti akan program yang dijelaskan oleh penyuluh tersebut. Tahap
I Pemberian materi tentang peternakan lebah madu, dimana biasanya
lebah madu diternakkan, apa saja yang dibutuhkan untuk beternak
lebah madu di kebun kopi, apa manfaat dari beternak lebah madu di
kebun kopi. Penyampaian materi ini menggunakan media bantuan berupa
LCD atau sejenisnya, agar peserta penyuluhan tidak bosan
mendengarkan materi yang disampaikan tersebut. Selain penyampaian
materi kita juga memberikan selebaran yang isinya berupa materi
yang kita sampaikan agar dibuat referensi. Waktu pemberian materi
ini diusahakan tidak dilakukan pada saat kondisi masyarakat lelah
hal ini agar efektif bisa diterima materi yang kita sampaikan,
selain itu penyampaiann ini dilakukan tidak pada satu hari
melainkan dua hari. Pada akhir tahap ini juga dilakukan sesi tanya
jawab untuk memberi kesempatan kepada peserta yang belum megerti
atau kurang paham mengenai penjelasan dari materi yang kita
bawakan. Tahap II Pelatihan pemasangan stup-stup lebah di kebun
kopi dilaksanakan yang sebaiknya dilakukan pada hari minggu. Pada
pelatihan ini diharapkan semua peserta penyuluh dapat hadir
sehingga mengetahui cara pemasangan maupun penempatan stup lebah di
kebun kopi.. Tahap III viii
9. Pemberian motivasi kepada petani desa agar terus menjalankan
usaha peternakannya, karena pada dasarnya peternakan lebah madu
memberikan prospek untuk sukses karena masih sedikit peternak lebah
madu yang ada dengan kebutuhan madu yang kian meningkat. 3.
Evaluasi Pada tahap ini, seluruh program kegiatan dievaluasi agar
diketahui sejauh mana tingkat keberhasilan, baik meliputi: tahap
persiapan maupun pelaksanaan kegiatan. 4. Monitoring Setelah tahap
evaluasi dilakukan, program penyuluhan ini perlu dilakukan adanya
monitoring, dimana kegiatan ini sangat penting dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana progran penyuluhan yang kita lakukan sudah
dilakukan dan keberlanjutan program. Jadwal Kegiatan Program
Dilaksanakan pada hari minggu tanggal 10 Mei 2014 Tepatnya di Balai
Desa Ngaglik Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar No Tanggal kegiatan
Waktu kegiatan Kegiatan 1 10 Mei 2014 07.00 Persiapan kegiatan 2 10
Mei 2014 07.30 12.00 Pelaksanaan kegiatan (pemberian materi dan
pelatihan) 3 11 Mei 2014 07.00 - selesai Evaluasi dan monitoring
3.2 Gambaran Teknologi Sekarang ini, masalah yang dihadapi oleh
petani di desa Ngaglik Blitar adalah menurunnya produksi panen. Hal
ini disebabkan oleh rendahnya tingkat penyerbukan tanaman kopi yang
ditanam di lahan tegalan/ kebun kopi meraka.. Berbagai cara telah
dilakukan petani untuk meningkatkan hasil produksi. Namun usaha ini
tidak banyak membuahkan hasil. Oleh karena itu, ix
10. petani perlu melakukan pengintegrasian antara tanaman
dengan ternak yang dapat mengatasi permasalahan tersebut. Salah
satu ternak yang dapat menanggulangi masalah diatas adalah lebah
madu. Lebah madu dinilai dapat membantu penyerbukan terhadap
tanaman kebun, seperti tanaman kopi sehingga dapat membantu petani
meningkatkan hasil produksi panennya. Hal ini sesuai dengan apa
yang disampaikan (Lutfi,2011) bahwa Peternak lebah madu di luar
negeri, dicari untuk membantu penyerbukan perkebunan dan diberi
upah karena telah membantu meningkatkan hasil produksi
pertaniannya. Kakutani et al. (1993) menyatakan bahwa tidak seperti
serangga lain (misalnya kupu- kupu dan semut), lebah menjalankan
penyerbukan bunga dengan tidak menimbulkan akibat samping yang
merugikan tanaman. Oleh karena itu lebah bukan hama tanaman, tapi
malah membantu menaikkan produksi. (Rustama,2013) juga menjelaskan
bahwa dengan bantuan penyerbukan oleh lebah, produksi kebun kapas,
kebun buah-buahan, kebun bunga matahari, dan kebun mentimun
mencapai kenaikan produksi berturutturut sebesar 25%, 25-50%,
50-60%, dan 62.5%. Tanaman sampingan yang banyak ditanam di lahan
tegalan yang ada di Desa Ngaglik antara lain kopi, belimbing,
pepaya, rambutan, mangga, , dan pisang. Tanaman Kopi merupakan
tanaman yang cukup banyak ditanam disana, sehingga penyuluh
memberikan pengarahan agar petani mengintegrasikan beternak lebah
madu dengan kebun kopi. Selain itu, penyuluh mempertimbangkan
tanaman kopi karena mampu memberikan suplai makanan berupa nectar
dan pollen kepada lebah madu dan lebah madu mampu mebantu tanaman
kopi untuk penyerbukan sehingga terjadi simbiosis mutualisme antara
tanaman kopi dengan lebah madu. Sehingga diharapkan dengan adanya
pengintegrasian antara lebah madu dengan tanaman kopi, dapat
meningkatkan produktifitas dari tanaman kopi. Sesuai data (Dinas
Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Blitar, 2009) Kabupaten Biltar
hanya mampu menghasilkan Kopi 895 ton/ha dibandingkan dengan
produksi ideal sebesar 1,540 ton/ha sehingga diharapkan dengan
pengintegrasian lebah madu dengan tanaman kopi di salah satu desa
di Kabupaten Blitar akan mampu meningkatkan produksi Kopi kabupaten
Blitar. Secara garis besar, tanaman kopi pada saat berbunga mampu
menghasilkan nektar dan polen untuk lebah, khususnya lebah jenis
Apis cerana yang dapat menghasilkan madu yang rasanya x
11. manis. Kazuhiro (2004) menjelaskan bahwa madu yang
dihasilkan dari lebah yang diberi pakan nektar kopi memiliki
frukrosa tinggi (38%), berwarna amber dan aroma yang khas. Beliau
juga menjelaskan bahwa Lebah madu mampu menghasilkan madu pada saat
kopi belum dipanen dan membantu penyerbukan untuk meningkatkan
produksi kopi. Disisi lain kopi mampu menyediakan nektar dan pollen
sebagai pakan dari lebah madu. Disampaing untuk mengatasi
permasalahan produktivitas madu,sinkolema juga diharapkan mampu
mengatasi permasalahan rendahnya produktivitas kopi yang relatif
rendah. Meskipun kualitas dari lebah madu yang diternakkan dari
kebun kopi tidak sebaik dengan hasil madu yang diternakkan di kebun
kelengkeng, namun madu yang dihasilkan dari kebun kopi akan
meningkatkan ketersediaan dari madu yang masih banyak dibutuhkan,
dan dicari oleh konsumen. Selain dari kebun kopi dan kelengkeng,
lebah madu juga diternakkan di kebun stoberry, tanaman
kacang-kacangan, tanaman hortikultura. Dari kesemuanya disimpulkan
bahwa adanya integrasi beternak lebah madu di kebun memberikan
feedback positif kepada petani. Penelitian integrasi lebah dengan
tanaman telah dilakukan oleh Kazuhiro (2004) dan Biesmeijer dan
Slaa (2004) yang mengintegrasikan lebah madu dengan tanaman kacang-
kacangan. Penelitian yang serupa telah dilaksanakan oleh Klein et
al. (2003) pada kopi, Kremen et al. (2002) pada pada daerah
pertanian hortikultura, Kakutani et al. (1993) dan Katayama (1987)
pada tanaman strowberry. Tetapi penelitian masih difokuskan pada
jasa lebah sebagai agen penyerbukan., sedangkan peranan tanaman
sebagai sumber penghasil pakan lebah masih sangat sulit didapatkan.
Selain itu, dengan mengintegrasikan tanaman kopi dengan lebah madu,
akan meningkatkan penghasilan dari petani disana. Hal ini
dikarenakan, dengan adanya pengintegrasian antara tanaman kopi
dengan lebah madu, dengan penanganan yang tepat akan meningkatkan
produktifitas dari kopi. Selain itu, dengan adanya budidaya lebah
madu di kebun kopi, pendapatan akan meningkat, dari hasil penjualan
hasil produk lebah madu berupa Madu sebagai hasil utamanya.
(Saepudin, 2013) menyatakan Peran dari tanaman kopi terhadap lebah
madu maupun lebah madu terhadap tanaman kopi yaitu: Lebah sebagai
penyerbuk pada tanaman kopi, sehingga diharapkan produksi kopi
semakin tinggi dan kopi sebagai penghasil pakan yang diharapkan
mampu xi
12. meningkatkan produksi madu yang berkualitas sehingga
produktivitas dan efisiensi lahan meningkat, pada gilirannya
kesejahteraan petani juga meningkat. Madu sebagai sumber pendapatan
tambahan petani sehingga pada saat usaha pertanian tidak
berproduksi, lebah madu mampu memberikan penghasilan, sehingga
biaya hidup sehari-hari dan biaya untuk usaha pertanian saat kopi
tidak berproduksi tetap terjamin. Sedangkan untuk pengintegrasian
lebah madu dengan tanaman di lahan sawah seperti jagung yaitu
dengan memelihara lebah madu dirumah. kemudian untuk
penggembalaannya bisa dilakukan di sawah. Penggembalaan lebah madu
dilahan sawah ini dilakukan pada saat musim paceklik, yaitu dimana
sudah tidak musim madu. (Anonim,2014) menjelaskan bahwa Setelah
bulan September peternak lebah madu mengalami masa paceklik, dimana
musim madu telah lewat. Untuk menutupi biaya perawatan lebah madu
maka umumnya peternak mengembalakanya lebahnya ke perkebunan
jagung, disini peternak lebah madu dapat menghasilkan Bee pollen
jagung dan Royal jelly. Sebelum dilakukan pengintegrasian,
sebalumnya dipastikan adanya ketersediaan pakan secara berlanjut
untuk pakan lebah madu. Menurut Husaeni (1986) Produksi nektar
diperoleh data 0.64 ml per 25 kuntum per hari, berarti produksi
nektar kebun kopi adalah 18,14 ml/pohon/hari. Selama petani menanam
kopi dengan kepadatan 2000 batang/ha maka produksi nektar pada saat
kopi berbunga adalah 36,27 l/ha/hari. Produksi nektar kebun kopi
rata-rata per hari adalah 18.14 ml/pohon/hari, berarti dengan
kepadatan pohon kopi 2000 pohon/ha, rata-rata produksi per hektar
kopi adalah 36,286.08 ml/ha/hari. Bila kebutuhan nektar lebah madu
145 ml/stup/hari . Berdasarkan perhitungan diatas, jika dalam satu
hektar kebun kopi mampu menyuplai pakan untuk 250 koloni lebah,
maka jika rata-rata tegal/kebun kopi yang dimiliki oleh petani di
desa Ngaglik adalah 300 m2 atau setara dengan 0,3 ha, maka dengan
lahan tersebut mampu menyupali pakan untuk 75 koloni lebah. Dengan
demikian jika tidak ada predator penghisap nectar maupun pollen
dari tanamna kopi dapat mencukupi peternakan lebah dengan skala
usaha 75 koloni. Untuk mengantisipasi adanya predator lain pengisap
nektar kopi dan cuaca yang xii
13. buruk yang menyebabkan bunga kopi menurun, yang dijadikan
patokan dalam menentukan jumlah koloni adalah produksi nektar, bila
25% nektar diperkirakan dikonsumsi serangga lain, berarti pada saat
produksi nektar minimal, kebun kopi diperkirakan mampu mencukupi
maka disarankan untuk menyebarkan lebah sebanyak 56,25 dibulatkan
ke bawah menjadi 55 stup/koloni per 0,3 hektar kebun kopi.
Kemudian, ditentukan tata letak stup didasarkan pada faktor lokasi,
pengelolaan, keamanan dan pemanenan. Penempatan stup disebar di
kebun kopi dengan jarak antar stup sekitar 3 meter. Hal ini agar
memudahkan dalam perawatan lebah madu. 3.3 Media Penyuluhan
Beberapa media yang digunakan untuk membantu berhasilnya kegiatan
penyuluhan diantaranya: a. LCD Proyektor, yaitu untuk media
penyampaian informasi mengenai materi-materi tentang konsep
integrasi tanaman dan ternak b. Tempat atau Ruangan, untuk tempat
berlangsungnya kegiatan penyuluhan itu diadakan c. Lebah madu,
yaitu sebagai contoh ternak yang baik diintegrasikan dengan tanaman
palawija karena berperan dalam penyerbukan d. Lahan , yaitu sebagai
contoh lahan atau tempat praktek dari penyuluh untuk memberikan
materi dalam bentuk praktek langsung yang akan diintegrasikan
dengan ternak lebah madu e. Buku, yaitu sebagai penunjang atau
sumber informasi yang akurat dari materi-materi yang disampaikan
oleh penyuluh kepada masyarakat f. Media rakyat, yaitu adanya
masyarakat yang datang dalam kegiatan penyuluhan dan merupakan
salah satu pendukung leberhasilannya kegiatan penyuluhan. xiii
14. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2014. Teknik Budidaya Lebah Madu
(untuk pemula). Online. http :// http://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&ved=0CEMQFjAC&url=http%3A%2F
%2Fhortikultura.litbang.deptan.go.id%2FIPTEK
%2FLiferdi_polinator.pdf&ei=6BdrU4u0BcyC8gWX54L4CA&usg=AFQjCNFbJLahX-
nSlp_tw-TDxEaF8lxi-
w&sig2=8kpyd9D8KAINojKiDZhw4g&bvm=bv.66330100,d.dGc.
Diambil pada 8 Mei 2014 Lutfi, Hanafi.2011.Ternak Lebah Madu. STMIK
AMIKOM,Yogyakarta. Husaeni, E. A. 1986. Potensi Produksi Nektar
dari Tegakan Kaliandra Bunga Merah (Calliandra calothyrsus Meissn).
Prosiding Lokakarya Pembudidayaan Lebah Madu untuk Peningkatan
Kesejahteraan Masyarakat. Perum Perhutani, Jakarta Kakutani T.,
Inoue T., Tezuka T., Maeta Y. (1993) Pollination of strawberry by
the stingless bee, Trigona minangkabau, and the honey bee, Apis
mellifera: an experimental study of fertilization efficiency, Res.
Popul. Ecol. 35, 95111. Katayama E. (1987) Utilization of honeybees
as pollinators for strawberries in plastic greenhouses, Honeybee
Sci. 8, 147150 (in Japanese). xiv
15. Kazuhiro, A. 2004. Attempts to Introduce Stingless Bees for
the Pollination of Crops under Greenhouse Conditions in Japan Klein
A.M., Steffan-Dewenter I., Tscharntke T. (2003) Fruit set of
highland coffee increases with the diversity of pollinating bees,
Proc. R. Soc. Lond. B 270, 955961. Kremen C., Williams N.M., Thorp
R.W. (2002) Crop pollination from native bees at risk from
agricultural intensification, Proc. Natl Acad. Sci. (USA) 99,
1681216816 Biesmeijer J.C., Slaa E.J. (2004) Information flow and
organization of stingless bee foraging, Apidologie 35, 143157.
Saepudin,R., A,m,Fuah., C. Sumantri., L.Abdullah., S.Hadis
oesilo.2013.Peningkatan produktifitas lebah madu melalui penerapan
sistem integrasi dengan kebun kopi.Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan. Vol
21, no.1, pp.24-30. Rustama, Saepudin,.2013.Analisis Keberlanjutan
Model Integrasi Lebah Dengan Kebun Kopi (Sinkolema) Dalam Rangka
Peningkatan Produksi Madu dan Biji Kopi.Jurnal Sains Peternakan
Indonesia. Vol.8, n0.1, pp. 1-76 xv