Upload
abd-kadir
View
929
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
MAKALAH ZOOGEOGRAFI
“PERSEBARAN HEWAN DI INDONESIA”
DOSEN PENGAMPUH : ANDI RIRIN NOVIARTI, S.Pd., M.Pd.
OLEH
KELOMPOK V
ABD. KADIR (213 330 013)
JAMAL AKBAR (213 330 017)
RELIGIUS ANGGUR (213 330 027)
HERNASARI (213 330 012)
MUSDALIFAH SYAMSUDDIN (213 330 016)
HASMIAH (213 330 022)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE
2014
Kata Pengantar
Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillah. Segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan kita
kesehatan kesempatan serta semangat didalam menjalani segala aktivitas
keseharian kita, terkhusus untuk kami – penulis dapat menyelesaikan
makalah zoogeografi ini.Makalah zoogeografi ini membahas mengenai
“Persebaran Hewan di Indonesia.”
Terlepas dari upaya penulis untuk menyusun makalah ini dengan sebaik-
baiknya, penulis tetap menyadari bahwa tentunya selalu ada kekurangan,
baik dari segi penggunaan kosa-kata, tata bahasa maupun kekurangan-
kekurangan lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang dada penulis
membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang bermaksud untuk
memberikan kritik dan saran kepada penulis agar penulis dapat
memperbaiki kualitas makalah ini kedepannya.
Penulis berharap semoga makalah zoogeografi “Persebaran Hewan di
Indonesia” ini bermanfaat.
Wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Oktober 2014
Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
A. Persebaran Hewan di Indonesia
B. Karakteristik Hewan Indonesia Bagian Barat
C. Karakteristik Hewan Indonesia Bagian Tengah
D. Karakteristik Hewan Indonesia Bagian Timur
BAB III
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu dari tiga negara yang memiliki
tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi. Dua negara lainnya yaitu,
Brazil dan Zaire. Namun dibandingkan dengan Brazil dan Zaire, Indonesia
memiliki keunikan tersendiri. Keunikannya adalah di samping memiliki
keanekaragaman hayati yang tinggi, Indonesia memiliki areal tipe oriental,
australia, dan peralihannya. Selain itu, Indonesia juga memiliki hewan
langka dan hewan endemik.
Keanekaragaman hayati tersebut, tersebar di seluruh wilayah
Indonesia. Persebaran hewan yang ada di Indonesia berkaitan dengan
sejarah terbentuknya wilayah kepulauan Indonesia. Indonesia bagian
barat yang meliputi Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan pulau-pulau kecil di
sekitarnya, pernah menjadi satu dengan Benua Asia. Indonesia bagian
timur yang meliputi Papua dan pulau-pulau di sekitarnya, pernah menjadi
satu dengan Benua Australia. Indonesia bagian tengah yang meliputi
pulau Sulawesi dan pulau-pulau di sekitarnya, kepulauan Nusa Tenggara
serta kepulauan Maluku, merupakan wilayah yang tidak bersatu dengan
Benua Asia maupun Benua Australia.
Ketika Alfred Russel Wallace mengunjungi Indonesia pada tahun
1856, ia menemukan perbedaan besar fauna di beberapa daerah di
Indonesia (waktu itu Hindia Belanda). Ketika ia mengunjungi Bali dan
Lombok, ia menemukan perbedaan hewan di kedua daerah tersebut. Di
Bali terdapat banyak hewan yang mirip dengan hewan-hewan kelompok
Oriental, sedangkan di Lombok hewan-hewannya mirip dengan Australia.
Oleh sebab itu, kemudian ia membuat garis pemisah yang memanjang
mulai dari Selat Lombok ke Utara melewati Selat Makasar dan Philipina
Selatan. Garis ini disebut garis Wallace.
Indonesia terbagi menjadi dua zoogeografi yang dibatasi oleh garis
Wallace. Garis Wallace membelah Selat Makasar menuju ke Selatan
hingga ke Selat Lombok. Jadi, garis Wallace memisahkan wilayah Oriental
(termasuk Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan) dengan wilayah
Australia (Sulawesi, Irian, Maluku, Nusa Tenggara Barat dan Timur).
Setelah Wallace, seorang ahli zoologi Jerman bernama Max Carl
Wihelm Weber juga mengadakan penelitian tentang persebaran hewan-
hewan di Indonesia. Weber melihat bahwa hewan-hewan yang ada di
Sulawesi tidak dapat sepenuhnya dikelompokkan sebagai hewan
kelompok Australia. Hewan yang ada di Sulawesi ada yang memiliki sifat
seperti halnya hewan-hewan di daerah Oriental. Oleh sebab itu, Weber
mengatakan bahwa fauna yang ada di Sulawesi merupakan fauna
peralihan. Weber kemudian membuat garis pembatas yang berada di
sebelah timur Sulawesi memanjang ke utara ke Kepulaun Aru. Garis ini
disebut garis Weber. Pulau Sulawesi merupakan pulau pembatas antara
wilayah Oriental dan Australia atau merupakan wilayah peralihan yang
paling mencolok.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, kami – penulis menentukan
beberapa poin yang akan kami bahas dalam makalah ini. Poin tersebut
kami susun dalam rumusan masalah berikut:
1. Bagaimana persebaran hewan di Indonesia?
2. Bagaimana karakteristik hewan daerah Indonesia bagian barat?
3. Bagaimana karakteristik hewan daerah Indonesia bagaian tengah?
4. Bagaimana karakteristik hewan daerah Indonesia bagian timur?
C. Tujuan
1. Untuk Penulis
Penulisan makalah ini bertujuan untuk melatih kami – penulis didalam
menyusun karya ilmiah. Selain itu, makalah ini ditulis untuk memenuhi
tugas kelompok dalam mata kuliah Zoogeografi yang diampuh oleh Andi
Ririn Noviarti, S.Pd.,M.Pd.
2. Untuk Pembaca
1) Untuk mengetahui persebaran hewan di Indonesia.
2) Untuk mengetahui karakteristik hewan Indonesia bagian barat.
3) Untuk mengetahui karakteristik hewan Indonesia bagian tengah.
4) Untuk mengetahui karakteristik hewan Indonesia bagian timur.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Persebaran Hewan di Indonesia
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dan memiliki
keanekaragaman spesies hewan yang tersebar dari Sumatera hingga
Papua. Secara geologis Indonesia terletak di jalur pertemuan 3 lempeng
tektonik aktif dan secara astronomis terletak di equator. Hal ini
menyebabkan kondisi geografis wilayahnya bermacam-macam mulai dari
dataran rendah hingga pegunungan. Kondisi geografis tersebut yang
menyebabkan jenis fauna (hewan) di Indonesia beranekaragam sehingga
Indonesia masuk ke dalam negara megabiodiversity ke 3 di dunia dibawah
Brazil dan Zaire. Negara megabiodiversity adalah negara yang memiliki
tingkat keankearagaman flora dan fauna yang sangat tinggi.
Asal usul hewan yang ada di Indonesia sangat dipengaruhi oleh
aspek geografi dan peristiwa geologi di Benua Asia dan Australia. Dahulu,
pulau Irian (New Guinea) tergabung dengan benua Australia dengan
nama Hughasiusilum, 12.000.000 tahun yang lalu. Benua tersebut
merupakan landasan dari benua Australia yang akan dibentuk dari batuan
kurang dari dua juta tahun.
Benua Australia membentuk superbenua yang dinamakan
superbenua selatan Gondwana. Superbenua ini mulai terpecah 140 juta
tahun yang lalu, dan daerah New Guinea (yang dikenal sebagai Sahul)
bergerak menuju khatulistiwa. Akibatnya, hewan di New Guinea berpindah
ke benua Australia dan demikian pula sebaliknya, hal ini menimbulkan
berbagai macam spesies yang hidup di berbagai area hidup dalam
ekosistem. Aktivitas ini terus berlanjut hingga dua daerah ini benar-benar
terpisah.
Sementara itu, pengaruh Oriental dalam berbagai jenis spesies di
Indonesia merupakan akibat dari reformasi superbenua Laurasia.
Superbenua ini muncul setelah pecahnya Rodinia sekitar 1 milyar tahun
yang lalu. Superbenua Laurasia kemudian pecah dan berpisah. Sekitar
200 juta tahun yang lalu, superbenua Laurasia benar-benar terpisah dan
membentuk Laureantia (sekarang Amerika) dan Eurasia. Pada saat itu,
sebagian wilayah Indonesia masih belum terpisah dari Eurasia. Akibatnya,
hewan-hewan dari Eurasia dapat saling berpindah dalam wilayah
kepulauan Indonesia, dan dalam ekosistem yang berbeda, terbentuklah
spesies-spesies baru.
Pada tahun 1856, seorang peneliti asal Inggris Alfred Russel
Wallace meneliti mengenai persebaran jenis-jenis hewan di Indonesia.
Ketika ia mengunjungi Bali dan Lombok, ia menemukan perbedaan hewan
di kedua daerah tersebut. Di Bali terdapat banyak hewan yang mirip
dengan hewan-hewan kelompok Oriental, sedangkan di Lombok hewan-
hewannya mirip dengan Australia. Oleh sebab itu, kemudian ia membuat
garis pemisah yang memanjang mulai dari Selat Lombok ke Utara
melewati Selat Makasar dan Philipina Selatan. Garis ini disebut garis
Wallace. Walaupun jarak antara Bali dan Lombok relatif pendek, sekitar
35 kilometer, distribusi hewan di sini sangat dipengaruhi oleh garis ini.
Sebagai contoh, sekelompok burung tidak akan mau menyeberang laut
terbuka walaupun jaraknya pendek.
Sumber: Google.com
Setelah Wallace, seorang ahli zoologi Jerman bernama Max Carl
Wihelm Weber juga mengadakan penelitian tentang persebaran hewan-
hewan di Indonesia. Weber membuat garis pembatas yang berada di
sebelah timur Sulawesi memanjang ke utara ke Kepulaun Aru. Garis ini
disebut garis Weber. Pulau Sulawesi merupakan pulau pembatas antara
wilayah Oriental dan Australia atau merupakan wilayah peralihan yang
paling mencolok. Sulawesi dihuni oleh sebagian hewan Oriental dan
sebagian hewan Australia. Contohnya di Sulawesi terdapat oposum dari
Australia namun juga terdapat kera Macaca dari Oriental.
Garis wallace membatasi antara daerah tipe Oriental dengan
daerah tipe peralihan. Sedangkan garis weber membatasi antara daerah
tipe peralihan dengan daerah tipe Australia.
B. Karakteristik Hewan Indonesia Bagian Barat
Fauna (hewan) yang ada di daerah ini disebut fauna tipe Oriental.
Fauna di wilayah ini memiliki karakteristik yang hampir sama dengan
fauna Asia. Hal tersebut dikarenakan pada zaman es daratan Indonesia
barat menyatu dengan benua Asia sehingga fauna dari Asia dapat
bermrigrasi di daerah tersebut. Pada saat es mencair daratan tersebut
terpisah dan menyebabkan fauna yang berada di Indonesia tidak bisa
kembali ke Asia. Beberapa fauna khas Indonesia bagian barat
diantaranya: harimau sumatera, badak bercula satu, orang utan,
bekantan, dan banteng jawa.
Hewan-hewan di daerah ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Banyak spesies mamalia yang berukuran besar, misalnya gajah,
banteng, harimau, badak. Mamalia berkantung jumlahnya sedikit,
bahkan hampir tidak ada.
2) Terdapat berbagai macam kera. Kalimantan merupakan pulau yang
paling kaya akan jenis-jenis primata. Ada 13 jenis primata, misalnya
bekantan, tarsius, loris hantu, orangutan.
3) Terdapat hewan endemik, seperti:
a. Badak bercula satu di Ujung Kulon,
b. Binturong (Arctictis binturong), hewan sebangsa beruang tetapi
berukuran kecil,
c. Monyet Presbytis thomasi,
d. Tarsius (Tarsius bancanus),
e. Kukang (Nycticebus coucang).
4) Burung-burung Oriental memiliki warna yang kurang menarik dibanding
burung-burung di daerah tipe Australia, tetapi dapat berkicau. Burung-
burung yang endemik misalnya:
a) Jalak bali (Leucopsar rothschildi),
b) Elang jawa,
c) Murai mengkilat (Myophoneus melurunus),
d) Elang putih (Mycrohyerax latifrons),
e) Ayam hutan berdada merah (Arborphila hyperithra),
f) Ayam pegar (Lophura bulweri).
C. Karakteristik Hewan Indonesia Bagian Tengah
Fauna (hewan) yang ada di daerah ini disebut fauna tipe peralihan.
Fauna Indonesia tengah merupakan fauna yang tidak terdapat di
Indonesia bagian barat dan timur sehingga disebut peralihan. Fauna di
wilyah peralihan meliputi Sulawesi, Maluku dan Nusa Tenggara. Fauna
yang terdapat di wilayah ini diantaranya komodo, tapir, anoa dan burung
maleo.
Sulawesi merupakan daerah peralihan yang mencolok menurut
garis Weber. Hewan-hewan yang terdapat di pulau ini berasal dari
Oriental dan Australia. Di Sulawesi terdapat banyak hewan endemik,
misalnya primata primitif Tarsius spectrum, musang sulawesi (Macrogalida
musschenbroecki), babirusa, anoa, maleo, dan beberapa jenis kupu-kupu.
Di Nusa Tenggara, terutama di pulau Komodo, Padar, dan Rinca
terdapat reptilia terbesar, yaitu komodo. Komodo merupakan reptilia purba
yang bertahan hidup hingga kini.
D. Karakteristik Hewan Indonesia Bagian Timur
Fauna (hewan) yang ada di daerah ini disebut fauna tipe Australia.
Fauna di wilayah ini memiliki karakteristik yang mirip dengan fauna
Australia. Hal ini dikarenakan Irian dan Australia dahulu merupakan satu
daratan. Fauna di wilayah ini diantaranya cenderawasih, merak, wallaby
dan kasuari.
Ciri-ciri hewan di Indonesia bagian timur, yaitu:
a) Mamalia berukuran kecil,
b) Banyak hewan berkantung,
c) Tidak terdapat spesies kera,
d) Jenis-jenis burung memiliki warna yang beragam.
Irian Jaya (Papua) memiliki 110 spesies mamalia, termasuk di
dalamnya 13 spesies mamalia berkantung, misalnya kanguru
(Dendrolagus ursinus, dan D. inustus), kuskus (Spilocus maculatus),
bandicot, dan oposum. Di Irian juga terdapat 27 spesies hewan pengerat
(rodentia), dan 17 di antaranya merupakan spesies endemik. Irian Jaya
(Papua) memiliki koleksi burung yang terbanyak di bandingkan dengan
pulau-pulau lain di Indonesia, kira-kira ada 320 jenis, dan setengah di
antaranya merupakan spesies endemik. Burung cendrawasih yang
terkenal terdapat di Irian dan beberapa pulau di Maluku.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Persebaran hewan di Indonesia berkaitan erat dengan peristiwa
geologi di Benua Asia dan Australia. Peneliti asal Inggris yaitu Alfred
Russel Wallace membuat garis Weber yang membagi persebaran hewan
di Indonesia antara daerah tipe Oriental dan tipe peraliahan. Sedangkan
peneliti asal Jerman yaitu Max Carl Wihelm Weber membuat garis Weber
yang membagi persebaran hewan di Indonesia antara daerah tipe
peralihan dan tipe Australia.
B. Saran
Makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih terdapat penjelasan
didalamnya yang kurang mendetail. Harapan kami – penulis, pembaca
dapat menjadikan makalah ini, sebagai landasan untuk mencari dan
mengkaji materi di dalam makalah ini untuk dikembangkan kedepannya.
Daftar Pustaka
Astra, Aman. 2013. Pembagian Flora dan Fauna di Indonesia.
(http://amanastra.blogspot.com/2013/09/pembagian-flora-dan-
fauna-di-indonesia.html)(Online diakses pada tanggal 20 Oktober
2014)
Khoirun, Khaira. 2013. Persebaran Fauna Menurut Wallace dan Weber.
(http://furotul29.blogspot.com/2013/10/makalah-persebaran-fauna-
menurut.html)(Online diakses pada tanggal 18 Oktober 2014)
Mardiyani, Rezky. 2011. Asal Fauna Indonesia.
(http://rezkymardiyaniicpunm.blogspot.com/2011/03/asal-fauna-
indonesia.html)(Online diakses pada tanggal 19 Oktober 2014)
Setiawan, Agnas. 2013. Penyebaran Fauna di Indonesia.
(http://geograph88.blogspot.com/2013/02/penyebaran-fauna-di-
indonesia.html)(Online diakses pada tanggal 19 Oktober 2014)
Syamsuri, Istamar dkk. 2004. Biologi Untuk SMA Kelas X.
Jakarta:Erlangga.
________. 2014. Persebaran Fauna di Indonesia.
(http://apomienowuna.blogdetik.com/index.php/perihal/persebaran-
fauna-di-indonesia/)(Online diakses pada tanggal 18 Oktober 2014)