37
SPEKTROFOTOMETER UV-Visible Spektrofotometer UV/Vis alat analisis sampel dengan menggunakan prinsip-prinsip absorpsi radiasi gelombang elektromagnetik oleh bahan untuk panjang gelombang sinar UV sampai dengan sinar tampak. Guna UV/Vis spektrofotometer untuk menentukan kandungan zat organik/anorganik dalam larutan. Komponen-komponen spektrofotometer yang penting yaitu: Sumber energi radiasi yang stabil Monokromator (celah, lensa, cermin,

Spektrofotometer UV

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Spektrofotometer UV

SPEKTROFOTOMETER UV-VisibleSpektrofotometer UV/Vis alat analisis sampel dengan menggunakan prinsip-prinsip absorpsi radiasi gelombang elektromagnetik oleh bahan untuk panjang gelombang sinar UV sampai dengan sinar tampak.

Guna UV/Vis spektrofotometeruntuk menentukan kandungan zat organik/anorganik dalam larutan.

Komponen-komponen spektrofotometer yang penting yaitu:Sumber energi radiasi yang stabilMonokromator (celah, lensa, cermin, dll.)Wadah sampel transparan (cuvet)Detektor radiasi yang dilengkapi recorder.

Page 2: Spektrofotometer UV

UV mini-1240 SHIMADZU

Page 3: Spektrofotometer UV

Hitachi dual-beam uv-vis spectrophotometer

Page 4: Spektrofotometer UV

Skema susunan UV/Vis spektrofotometerSkema susunan UV/Vis spektrofotometer

Sb. radiasi Monokromator sampel detektor recorder

Sumber radiasi

Terdiri atas bahan yang dapat tereksitasi ke tingkat energi yang tinggi melalui: a. proses pemanasan dengan bantuan arus listrik b. proses pelepasan elektron pada beda tegangan yang tinggi.

Ketika kembali ke tingkat energi yang lebih rendah, bahan akan melepaskan sejumlah foton.

Page 5: Spektrofotometer UV
Page 6: Spektrofotometer UV

Sumber radiasi

Panjang gelombang yang dihasilkan beragam pada daerah pita energi yang luas.

Intensitas radiasi yang dihasilkan harus sama dan tetap sehingga tidak ada beda Po pada saat standarisasi dengan Po pada saat pengukuran Penting untuk model single-beam.

Pada double-beam, setiap saat Po dan P selalu diukur dan dibandingkan secara simultan sehingga kestabilan sumber radiasi tidak terlalu penting.

Sumber radiasi UV:

Lampu hidrogen

Lampu deutorium

Radiasi yang dihasilkan mempunyai panjang gelombang 180-350 nm.

Page 7: Spektrofotometer UV

Tungsten lamp

Page 8: Spektrofotometer UV

Lampu xenon menghasilkan radiasi UV dengan intensitas yang lebih tinggi tetapi tidak sestabil lampu hidrogen.

Lampu pijar tungsten panjang gelombang pada daerah sinar tampak dan near infrared (panjang gelombang 350-2500 nm)

Monokromator

Fungsi :

untuk memecah radiasi polikromatis dengan pita energi yang lebar yang dihasilkan sumber radiasi menjadi radiasi dengan pita energi yang lebih sempit atau menjadi radiasi monokromatis.

Page 9: Spektrofotometer UV

Keuntungan radiasi dengan lebar pita (band width) yang sempit adalah:

•Batas daerah yang terabsorpsi sangat berdekatan sehingga kecepatan hasil pengukuran absorbansi menjadi tinggi.

•Sensitivitas meningkat karena pengukuran dapat dilakukan tepat pada absorpsi maksimum.

•Kecenderungan mengikuti hukum Beer lebih besar karena yang terukur betul-betul hanya yang dapat terabsorpsi.

Monokromator mampu menghasilkan radiasi dengan lebar pita efektif sebesar 35 - 0,1 nm.

Lebar pita efektif yaitu kisaran panjang gelombang dimana nilai transmitansi minimal ½ dari nilai maksimalnya.

Page 10: Spektrofotometer UV

Komponen –komponen monokromatorCelah untuk masuknya radiasi polikromatis dari sumber radiasi.

Lensa/cermin untuk menyerap cahaya

Pendispersi cahaya yang berupa prisma atau grating yang dapat memecah radiasi menjadi komponen-komponen panjang gelombang.

Lensa/cermin pemfokus cahaya

Celah keluar

Page 11: Spektrofotometer UV

Monochromator

Page 12: Spektrofotometer UV

Wadah sampel (cuvet)Cuvet terbuat dari kuarsa atau silika untuk radiasi UV dan gelas biasa atau kuarsa untuk radiasi sinar tampak. Tebal cuvet bervariasi dari 1-10 cm.

Cuvet ditempatkan setelah monokromator supaya kemungkinan terjadinya dekomposisi/fluorescence oleh panjang gelombang berenergi tinggi yang masih ada di dalam radiasi polikromatis dapat diminimalkan.

Posisi permukaan cuvet tegak lurus datangnya radiasi sehingga kehilangan radiasi akibat pantulan/ refraksi dapat dikurangi.

Page 13: Spektrofotometer UV
Page 14: Spektrofotometer UV

Detektor

Fungsinya adalah mengabsorpsi foton yang menumbuknya dan mengubahnya menjadi kuantitas yang dapat diukur seperti arus listrik atau perubahan suhu.

Sebagian besar detektor modern mengubah energi foton menjadi sinyal listrik yang segera mengaktifkan meteran/recorder.

Syarat detektor:Sensitivitas tinggi sehingga daya radiasi yang kecil dapat terdeteksi.Waktu response yang singkatStabil.Sinyal elektronik yang dihasilkan mudah diperkuat sehingga dapat dipakai untuk mengoperasikan alat pembaca hasil pengukuran

Contoh: Photoelectric detector (Jumlah arus listrik yang dibangkitkan berbanding lurus dengan daya radiasi foton yang terabsorpsi)

Page 15: Spektrofotometer UV

Operasi single-beam dan double-beam

Single-beam

Radiasi dari monokromator yang masuk didispersikan oleh prisma/ grating. Ketika alat pendispersi dirotasikan, berbagai pita radiasi yang telah terpecah difokuskan pada celah keluar. Radiasi dilewatkan sampel dan diterima detektor.

Page 16: Spektrofotometer UV
Page 17: Spektrofotometer UV

Double-beamSinar dari monokromator diarahkan ke sel blangko dan sel sampel dengan bantuan beam splitter (chopper). Kedua sinar dibandingkan terus menerus/ bergantian secara berulang-ulang.

Fluktuasi pada intensitas sumber cahaya respon detektor dan hasil penguat sinyal dikompensasi dengan mengamati perbandingan sinyal antara blangko dengan sampel.

Double beam spectrophotometer

Page 18: Spektrofotometer UV

Pengukuran konsentrasiPengukuran konsentrasi zat dalam sampel dengan UV/Vis dapat

dilakukan untuk: Single komponen mengandung satu zat terlarut dan

pelarutnya. Multi komponen mengandung lebih dari 1 zat terlarut

dengan satu pelarut.

Sistem single komponenTahap penentuan konsentrasi meliputi1. Penentuan max (panjang gelombang yang terserap paling

banyak oleh sampel)2. Penyiapan larutan standar dan sampel3. Pembuatan kurva standar (kurva kalibrasi)4. Pengukuran absorbansi sampel.

Page 19: Spektrofotometer UV

Penentuan max

Zat tertentu max tertentu

Benzen : max = 254 nm

Data max untuk beberapa zat tersedia di literatur.

Bila tidak ada data max, maka harus dilakukan scanning terhadap sampel yang akan ditentukan konsentrasinya.

Kurva standar

Untuk mengetahui hubungan konsentrasi dengan absorbansi pada max.

A

max

Page 20: Spektrofotometer UV

Untuk membuat kurva standard perlu larutan standar (larutan yang konsentrasinya diketahui dengan pasti).Dibuat larutan dengan konsentrasi nol (blangko) sampai konsentrasi tertentu.

Pelarut harus dapat melarutkan sampel dengan sempurna dan dapat menghantarkan gelombang dengan daerah panjang gelombang yang dipakai pada analisis.

Contoh: pelarut air (200 nm)

pelarut metanol (215 nm)

pelarut etanol 95 % (205 nm)

Absorbansi untuk tiap konsentrasi diukur pada max.

Page 21: Spektrofotometer UV

Bila larutan memenuhi hukum Beer maka kurva standar akan Bila larutan memenuhi hukum Beer maka kurva standar akan berupa garis lurus.berupa garis lurus.

A

Konsentrasi,ppm

Penyiapan larutan sampelPenyiapan larutan sampel

Komponen-komponen yang akan ditentukan konsentrasinya pada daerah UV/Vis sering menunjukkan nilai absorptivitas molar yang tinggi pada absorbansi max.

Konsentrasi tinggi % transmitansi rendah

Page 22: Spektrofotometer UV

Keakuratan hasil pengukuran yang terbaik diperoleh pada % transmitansi 36,8 %.Hasil pengukuran dengan tingkat keakuratan yang masih dapat diterima yaitu pada % transmitansi 15 % - 65 %.Pada % transmitansi < 15 % maka ketidakpastian hasil pengukuran sangat tinggi. Oleh karena itu sampel harus diencerkan sampai memberikan % transmitansi pada kisaran yang diinginkan.Pelarut yang dipakai harus sama dengan yang dipakai pada pembuatan kurva standar.Pengukuran absorbansi larutan sampel dan larutan standar harus dengan cara dan alat yang sama.Berdasarkan absorbansi sampel konsentrasi sampel dibaca pada kurva standar.

Page 23: Spektrofotometer UV

Contoh analisis kadar amonia dalam sampel dengan UV VisCara analisisa. Siapkan 7 buah labu takar 50 mL yang sudah dibersihkan.b. Ambil dengan teliti menggunakan pipet volume larutan standar ammonia 10 mg/L NH3-N dengan volume berturut turut 0 mL, 1 mL, 2 mL, 5 mL, dan 10 mL kemudian masukkan ke dalam labu takar 50 mL.c. Ambil dengan teliti secara duplo (dua kali) menggunakan pipet volume sampel yang akan diuji sebanyak 5 mL dan masukkan ke dalam masing-masing dua buah labu takar 50 mL.d. Tambahkan sedikit aquades menggunakan botol semprot kira-kira 10 mL pada masing-masing labu takar, kemudian homogenkan pelan-pelan.e. Tambahkan larutan zinc sulfate (ZnSO4) sebanyak 0,5 mL menggunakan pipet mikro, lalu homogenkan.f. Tambahkan sedikit aquades menggunakan botol semprot kira-kira 10 mL pada masing-masing labu takar, kemudian homogenkan pelan-pelan.

Page 24: Spektrofotometer UV

g. Tambahkan 5 mL reagen nessler B menggunakan pipet volume ke dalam masing-masing larutan standar, blanko, dan sampel.h. Tambahkan sedikit aquades menggunakan botol semprot kira-kira 10 mL pada masing-masing labu takar, kemudian homogenkan pelan-pelan.i. Tambahkan 2 tetes larutan rochelle salt, kemudian homogenkan.j. Tambahkan 1 mL reagen nessler A menggunakan pipet mikro ke dalam masing-masing larutan standar, blanko, dan sampel. Encerkan dengan aquades sampai 50 mL (tanda garis).k. Gojog larutan hingga homogen, dan diamkan ± 30 menit. Gojog lagi agar tetap homogen.l. Ukur nilai absorbansi masing-masing larutan dengan alat spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 430 nm. Lakukan kalibrasi zero dengan larutan blanko yang dibuat.m. Catat hasil pengukuran dalam lembar kerja dan lakukan perhitungan kadar amonia dalam sampel.

Page 25: Spektrofotometer UV

Sistem multi komponenPada sistem multi komponen, lebih dari 1 komponen terlarut yang mengabsorpsi radiasi. Tiap komponen dianggap tidak saling mempengaruhi absorbansi satu sama lain dan absorbansinya bersifat aditif.Pada absorbansi maksimum komponen I, 1, komponen II juga punya absorbansi dalam jumlah yang berarti. Pada absorbansi maksimum komponen II, 2, komponen I juga menyerap radiasi.Spektrum absorpsi untuk campuran I dan II merupakan jumlah dari masing-masing kurva individual.

Page 26: Spektrofotometer UV

II

II

I + II

1 2

A

A

1 2Panjang gelombang

Page 27: Spektrofotometer UV

Dengan demikian dapat disusun persamaan berikut:

IIIIIIIII bcAdanbcAPada 1111:1

IIIIIIIII bcbcAAA 11111

IIIIIIIII bcAdanbcAPada 2222:2

IIIIIIIII bcbcAAA 22222

(1)

(2)

Page 28: Spektrofotometer UV

Dengan:21 AdanA

21 II AdanA

21 IIII AdanA

III cdanc

2121 ,,, IIIIII

: Absorbansi campuran yang teramati berturut-turut pada λ1 dan λ2.: Absorbansi komponen I dalam campuran pada λ1 dan λ2.: absorbansi komponen II dalam campuran pada λ1 dan λ2.:Molar absorbtivity

komponen I dan II pada λ1 dan λ2.

: konsentrasi komponen I dan II dalam campuran

Page 29: Spektrofotometer UV

Absorptivitas molar tiap komponen ditentukan secara terpisah dengan melakukan pengamatan terhadap spektrum absorpsi dari larutan yang telah diketahui konsentrasinya. Jadi nilai cI dan cII dapat dihitung dari persamaan (1) dan (2) berdasarkan data pengukuran A campuran pada λ1 dan λ2. Secara umum bila ada n komponen dalam campuran, absorbansi total pada panjang gelombang λ memenuhi persamaan:

nn

nn

n cbAA

Page 30: Spektrofotometer UV

Pada prinsipnya pengukuran n absorbansi pada n panjang gelombang yang berbeda diperlukan untuk menentukan konsentrasi n komponen di dalam campuran maka ada n persamaan simultan dengan n besaran yang tidak diketahui.Bila mungkin, pilih panjang gelombang sehingga hanya 1 komponen yang dapat menyerap panjang gelombang itu.Pilih panjang gelombang yang memberikan nilai absortivitas komponen-komponen dalam campuran yang jauh berbeda satu sama lain.

Page 31: Spektrofotometer UV

Masalah yang sering timbul pada pengukuran•Nilai absorbansi terukur negatif cuvet untuk pengukuran sampel dan blangko berbeda selalu menggunakan cuvet yang sama untuk semua pengukuran.•Nilai absorbansi terukur > nilai sebenarnya

ocuvet untuk pengukuran sampel dan blangko berbeda odinding cuvet tidak bersih (tersentuh jari pemakai) ocuvet baru saja dipakai mengukur konsentrasi larutan yang lebih pekat.

Oleh karena itu maka: •1 cuvet untuk semua pengukuran •dinding cuvet yang dilewati sinar jangan disentuh dengan jari •setiap selesai mengukur absorbansi suatu larutan, cuvet dicuci dengan pelarut yang dipakai untuk membuat sampel sampai benar-benar bersih

Page 32: Spektrofotometer UV

•Nilai absorbansi terukur < nilai sebenarnya sama dengan atas.•Titik nol yang tidak stabil -sumber radiasi tidak stabil -adanya noise pada alat penguat sinyal cek titik nol setiap kali pengukuran

Page 33: Spektrofotometer UV
Page 34: Spektrofotometer UV
Page 35: Spektrofotometer UV
Page 36: Spektrofotometer UV
Page 37: Spektrofotometer UV

PRAnalisis nitrat dalam air dilakukan dengan metode Brucine dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Mula-mula dibuat dulu kurva standard dengan cara membuat larutan standard nitrat dengan berbagai konsentrasi yaitu dengan cara mengambil larutan yang mengandung nitrat 10 ppm yaitu berturut-turut 0,5; 1; 2,5; 5, dan 10 mL ditambah dengan aquades, brucine dan asam sulfat pekat dengan volume tertentu. Campuran didiamkan selama waktu tertentu dalam ruang gelap selanjutnya ditambah aquades, dibiarkan lagi selama waktu tertentu dan terakhir diencerkan sampai 50 mL (disebut dengan standard 1, 2, 3, 4 dan 5). Masing-masing larutan standard diukur absorbansinya pada panjang gelombang 410 nm dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Sampel air sejumlah 5 mL diperlakukan sama dengan larutan standard. Pembacaan absorbansi dengan UV-Vis dapat dilihat pada tabel berikut:

AbsorbansiBlangkoStandard 1Standard 2Standard 3Standard 4Standard 5Sampel

0,00,010,030,130,280,520,46

Buatlah kurva standardnya! Berapa konsentrasi nitrat dalam sampel air?