Upload
sai-nudin
View
186
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
ن عن عباده ويعفو ع وهو الذي يقبل التوبة
يئات ويعلم ما تفع الس لو
Dan Dialah yang menerima tobat dari hamba-
hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-
kesalahan dan mengetahui apa yang kamu
kerjakan. assyura 25
Dari Ali -radhiallahu anhu- dari Rasulullah -
shallallahu alaihi wasallam- bersabda, “Tidaklah
seseorang melakukan perbuatan dosa lalu di
bangun dan bersuci, kemudian mengerjakan
shalat, dan setelah itu memohon ampunan
kepada Allah melainkan Allah akan memberikan
ampunan kepadanya.” (HR. At-Tirmizi, Abu
Dawud dan Ibnu Majah, serta dishahihkan oleh
Asy-Syaikh Albani dalam Shahih Sunan At-
Tirmizi I/128)Hadits di atas dijadikan dalil oleh para ulama akan adanya shalat sunnah
taubat, sebagaimana yang disebutkan oleh Asy-Syaikh Muhammad bin
Umar Bazmul dalam kitabnya Bughyatul Muthathawwi’ fii Shalat at-
Tatawwu’.
“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan
perbuatan keji atau menganiaya diri mereka sendiri mereka
ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa
mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain
dari pada Allah. Dan mereka tidak meneruskan perbuatan
kejinya itu, sedang mereka mengetahui.”(QS. Ali Imran :
135)
والذين إذا فعلوا فاحشة أو ظ لموا أنفسهم ذكروا الل
و فاستغفروا لذنوبهم ومن يغ لم فر الذنوب إال الل
وا على ما فعلوا وهم يعل يصر مو
Adapun syarat diterimanya taubat, maka Asy-Syaikh Abdul Aziz
Ar-Rajihi -hafizhahullah- menyebutkan ada delapan, yaitu:
1. Taubatnya harus ikhlas, hanya mengharapkan dengannya
wajah Allah. Taubatnya bukan karena riya, bukan pula karena
sum’ah (keinginan untuk didengar) dan bukan pula karena dunia.
2. Berlepas diri dari maksiat tersebut.
3. Menyesali dosa yang telah dia kerjakan tersebut.
4. Bertekad untuk tidak mengulangi maksiat tersebut.
5. mengembalikan apa yang kita zhalimi kepada pemiliknya, kalau
kezhalimannya berupa darah atau harta atau kehormatan.
Kami katakan: Maksudnya kalau kita menzhalimi seseorang pada
darahnya, harta atau kehormatannya, maka kita wajib untuk
meminta maaf kepadanya dan meminta kehalalan darinya atas
kezhaliman kita.
6. Bertaubat sebelum roh sampai ke tenggorokan (sakratul maut).
7. sebelum Siksaan turun menimpa dirinya.
8. Matahari belum terbit dari sebelah barat.
"Sesungguhnya Allah membentangkan
kasihNya pada malam hari, agar pelaku
dosa pada siang harinya bertaubat. Dan
dia membentangkan kasihNYA pada siang
hari agar orang yang berbuat salah pada
malam harinya bertaubat. Demikianlah
hukumNya hingga matahari terbit dari
tempat terbenamnya" (HR MUSLIM DAN
NASAI)
Sesungguhnya Allah menerima taubat seorang
hambanya selama ia belum sakaratulmaut” (HR
AHMAD DAN TIRMIZI)
“Andaikata kalian berbuat dosa-dosa sampai mencapai
langit, kemudian kalian menyesalinya, nescaya Dia akan
mengampuni kalian” (HR IBNU MAJAH)
Apa ciri-ciri bahwa taubat seorang diterima oleh
Allah?
1. dirinya jauh dan terhindar dari maksiat
2. ia merasakan hatinya selalu bergembira dan
rasanya Allah begitu dekat dengannya
3. dekat dengan orang-orang yang sholeh dan jauh
dari ahli maksiat
4. ia merasa puas mendapatkan segi dunia meski
sedikit,sebaliknya ia merasa kurang walaupun dia
telah melakukan banyak amalan akhirat.
5. ia menyibukkan hatinya dengan sesuatu yang
diwajibkan Allah
6. ia menjaga lisannya,selalu tafakur,dan selalu
menyesali dosa-dosa yang pernah dikerjakan.
[Imam Ghazali]
متابا ومن تاب وعمل صالحا فإنه يتوب إلى الل
Dan orang yang bertobat dan mengerjakan amal
saleh, maka sesungguhnya dia bertobat kepada
Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya.
Al furqon 71
وإني لغفار لمن تاب وآمن وعمل صالحا ثم اهتدى
Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun
bagi orang yang bertobat, beriman, beramal
saleh, kemudian tetap di jalan yang benar.
وأقم الصالة طرفي النهار و زلفا من الليل إ
السيئات الحسنات يذهبن
“Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi
siang (pagi dan petang) dan pada bahagian
permulaan daripada malam. Sesungguhnya
perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan
(dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk.” (QS.
Huud: 114)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
لوات الخمس والجمعة إل الص إلى ى الجمعة ورمضا
مكفرات لما بينه ار الكب ن إذا اجتنبت رمضا
“Di antara shalat lima waktu, di antara Jum’at yang
satu dan Jum’at yang berikutnya, di antara
Ramadhan yang satu dan Ramadhan yang
berikutnya, akan mengampuni dosa-dosa di antara
kedunya asalkan dosa-dosa besar dijauhi.”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga
bersabda,
إيمانا واحتساب فر له ما تقد من صام رمضا ذنبه م من ا
“Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan atas
dasar iman dan mengharapkan pahala dari Allah,
maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.”
Dalam hadits lain disebutkan pula,
دقة تطفئ الخطيئة كما يط د يأكل فئ الماء النار والحس الص
الحسنات كما تأكل النار الحطب
“Sedekah itu akan memadamkan dosa
sebagaimana air dapat memadamkan api.
Hasad akan memakan kebaikan
sebagaimana api melahap kayu bakar.”
Dalam hadits lain disebutkan,
جل في أهله وماله وو الة و فتنة الر يام لده تكفرها الص الص
دقة والمر بالمعروف وال نهي عن المنكر والص
“Keluarga, harta, dan anak dapat
menjerumuskan seseorang dalam maksiat
(fitnah). Namun fitnah itu akan terhapus
dengan shalat, shaum, shadaqah, amr
ma’ruf (mengajak pada kebaikan) dan nahi
mungkar (melarang dari kemungkaran).”
Sumber: Majmu’ Al Fatawa, Ibnu Taimiyah
لنا هو موالقل لن يصيبنا إال ما كتب نا الل
فليتوكل ال وعلى الل منو م
Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa kami
melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi
kami. Dialah Pelindung kami, dan hanyalah kepada
Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal.“
attaubah 51
Dari Abu Said Al-Khudri dan dari Abu Hurairah radhiallahu
anhuma dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau
bersabda:
حزن ول أذى ول غم حتى ما يصيب المسلم من نصب ول وصب ول هم ول
بها من خطاياه الشوكة يشاكها إل كفر الل
“Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu kelelahan, atau
penyakit, atau kehawatiran, atau kesedihan, atau
gangguan, bahkan duri yang melukainya melainkan Allah
akan menghapus kesalahan-kesalahannya
karenanya.” (HR. Al-Bukhari no. 5642 dan Muslim no.
2573)
Hikmah dibalik sakit dan musibah diterangkan
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, dimana
beliau bersabda:
“Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu
penyakit dan sejenisnya, melainkan Allah akan
mengugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti
pohon yang mengugurkan daun-daunnya”.
(HR. Bukhari no. 5660 dan Muslim no. 2571).
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu dia berkata:
Aku pernah menjenguk Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
ketika sakit, sepertinya beliau sedang merasakan rasa
sakit yang parah. Maka aku berkata:
ه أذى جرين قال أجل ما من مسلم يصيب إنك لتوعك وعكا شديدا قلت إن ذاك بأن لك أ
عنه خطاياه كما تحات ورق الشجر إل حات الل
“Sepertinya anda sedang merasakan rasa sakit yang amat
berat, oleh karena itukah anda mendapatkan pahala dua
kali lipat.” Beliau menjawab, “Benar, tidaklah seorang
muslim yang terkena gangguan melainkan Allah akan
menggugurkan kesalahan-kesalahannya sebagaimana
gugurnya daun-daun di pepohonan.”(HR. Al-Bukhari no.
5647 dan Muslim no. 2571)
Dari Jabir bin Abdullah radhiallahu anhuma bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam datang berkunjung
ke rumah Ummu Sa`ib atau Ummu Musayyab, maka beliau
bertanya:
فيها فق ما لك يا أم السائب أو يا أم المسيب تزفزفي ى ل بارك الل ال ل ن قالت الحم
ى فإنها تذهب خطايا بني آدم كما ي ذهب الكير خبث الحديد تسب ي الحم
“Ada apa denganmua wahai Ummu Sa`ib -atau Ummu
Musayyab- sampai menggigil begitu?” Dia menjawab,
“Demam! Semoga Allah tidak memberkahinya.” Maka Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Janganlah kamu
mencela penyakit demam, karena dia dapat menghilangkan
kesalahan (dosa-dosa) anak Adam, seperti halnya kir (alat
peniup atau penyala api) membersihkan karat-karat
besi.” (HR. Muslim no. 4575)