Upload
rizqy-putra
View
1.471
Download
8
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Presentasi ini menjelaskan mengenai apakah akhlak itu dan bagaimana caranya melakukan pembinaan diri
Akhlak dan Pembinaan Diri
FAKULTAS HUKUMUNIVERSITAS SEBELAS MARET
(UNS) SURAKARTA
AKHLAK MAHMUDAH DAN AKHLAK MADZMUMAH
PENDAHULUANAjaran islam adalah ajaran yang bersumber pada wahyu Allah, Al-Qur’an dalam penjabarannya terdapat pada hadis Nabi Muhammad SAW. Masalah akhlak dalam Islam mendapat perhatian yang sangat besar. Berdasarkan bahasa, akhlak berarti sifat atau tabiat. Berdasarkan istilah, akhlak berarti kumpulan sifat yg dimiliki oleh seseorang yang melahirkan perbuatan baik dan buruk.Konsep Akhlak menurut Al-Ghazali adalah sifat yg tertanam dalam jiwa seseorang, darinya lahir perbuatan yang mudah tanpa pertimbangan pikiran terlebih dahulu. Akhlak meliputi jangkauan yang sangat luas dalam segala aspek kehidupan. Akhlak meliputi hubungan hamba dengan Tuhannya (vertikal) dalam bentuk ritual keagamaan dan berbentuk pergaulan sesama manusia (horizontal) dan juga sifat serta sikap yang terpantul terhadap semua makhluk (alam semesta).
Bagi seorang muslim, akhlak yang terbaik ialah seperti yang terdapat pada diri Nabi Muhammad SAW karena
sifat-sifat dan perangai yang terdapat pada dirinya adalah sifat-sifat yang terpuji dan merupakan uswatun hasanah (contoh teladan) terbaik bagi seluruh kaum Muslimin.
Allah SWT sendiri memuji akhlak Nabi Muhammad SAW di dalam Al-Quran sebagaimana firman-Nya: “Dan
sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berakhlak agung.”
(Al-Qalam:4)Rasulullah SAW memerintahkan umatnya untuk berakhlak baik seperti yang terkandung dalam hadis: “Orang mukmin
yang paling sempurna keimanannya adalah yang paling baik akhlaknya.”
Pentingnya Akhlak dalam Pribadi Muslim Bidang akhlak adalah bidang yang amat penting dalam sistem hidup
manusia. Ini disebabkan oleh nilai manusia itu pada hakikatnya terletak pada akhlak dirinya. Semakin tinggi nilai akhlak diri seseorang itu maka makin tinggi pula nilai kemanusian pada dirinya. Akhlak ini jugalah yang
membedakan antara insan dengan hewan dari segi perilaku, tindak-tanduk dan tanggungjawab dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang
yang tidak berakhlak adalah sama tarafnya dengan hewan malah lebih rendah dari itu.
Firman allah swt. :“dan sesugguhnya kami telah sediakan untuk neraka banyak sekali
golongan jin dan manusia yang mana mereka mempunyai hati tetapi tidak mau mengerti dengannya, mempunyai mata tetapi tidak mau
melihat dengannya, mempunyai telinga tetapi tidak mau mendengar dengannya, mereka itu seperti binatang malah lebih sesat, mereka ialah
orang-orang yang lalai.” (al-araf:179).
Akhlak MahmudahKeimanan sering disalahpahami dengan 'percaya', keimanan dalam islam diawali dengan usaha-usaha memahami kejadian dan kondisi alam sehingga timbul dari sana pengetahuan akan adanya yang maha mengatur alam semesta ini, dari pengetahuan tersebut kemudian akal akan berusaha memahami esensi dari pengetahuan yang didapatkan. Keimanan dalam ajaran islam tidak sama dengan persangkaan tapi harus melalui ilmu dan pemahaman.
Implementasi dari sebuah keimanan seseorang adalah ia mampu berakhlak terpuji. Allah sangat menyukai hambanya yang mempunyai akhlak terpuji. Akhlak terpuji dalam islam disebut sebagai akhlak mahmudah. Beberapa contoh akhlak terpuji antara lain adalah bersikap jujur, bertanggung jawab, amanah, baik hati, tawadhu, istiqomah dll. Sebagai umat islam kita mempunyai suri-tauladan yang perlu untuk dicontoh atau diikuti yaitu nabi muhammad saw. Ia adalah sebaik-baik manusia yang berakhlak sempurna. Ketika aisyah ditanya bagaimana akhlak rasul, maka ia menjawab bahwa akhlak rasul adalah al-quran. Artinya rasul merupakan manusia yang menggambarkan akhlak seperti yang tertera di dalam al-quran dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya allah maha mengetahui apa yang mereka kerjakan.
Selain menjaga akhlak mahmudah, seorang muslim juga harus menghindari akhlak madzmumah yang meliputi: tergesa-gesa, riya (melakukan sesuatu dengan tujuan ingin menunjukkan kepada orang lain), dengki (hasad), takabbur (membesarkan diri), ujub (kagum dengan diri sendiri), bakhil, buruk sangka, tamak dan pemarah.Akhlak madzmumah adalah akhlak yang dikendalikan oleh syetan dan kita sama sekali tidak boleh memiliki akhlak yang demikian, karena akhlak madzmumah adalah akhlak yang tercela dan sangat-sangat harus kita jauhi.Karena ia bisa membuat hati kita membusuk dan sulit disembuhkan. Tubuh kita mungkin saja akan tetap terlihat sehat ketika kita berakhlak madzmumah ini, tetapi hati dan jiwa kita menderita dan tersiksa. Sebab ia bukanlah penyakit fisik, melainkan penyakit hati!
Akhlak Madzmumah
kesimpulanJadi dalam mengamalkan sifat-sifat mahmudah atau etika hidup yang murni, ia merangkumi banyak aspek antaranya :Akhlak terhadap diri sendiri, seperti menjaga kesihatan diri, membersih jiwa daripada akhlak yang buruk dan keji serta tidak melakukan perkara-perkara maksiat. Akhlak terhadap keluarga, seperti pergaulan dan komunikasi yang baik antara suami isteri, berbuat baik kepada kedua ibu bapa, menghormati yang lebih tua dan mengasihi orang-orang muda daripada kita. Akhlak terhadap masyarakat, seperti sentiasa menjaga amanah, menepati janji, berlaku adil, menjadi saksi yang benar dan sebagainya.
Akhlak terhadap islam, seperti memertabatkan islam sebagai suatu cara hidup yang sempurna, meletakkan islam ditempat yang tinggi serta mempertahankan islam dan muslimim dari dihina dan sebagainya.Akhlak terhadap Allah dan Rasul-nya, ini merupakan akhlak yang paling tinggi dan mengatasi segala-galanya, allah s.w.t. Sahajalah yang berhak mendapat semua pujian dan segala ketaatan. Sementara kemuliaan Rasul-nya perlu dipelihara dan dipertahankan. Oleh itu, sebarang usaha untuk menghina nabi dan rasul perlu ditangani dengan sewajarnya serta penuh bijikasana.
Pembinaan Diri
Pembinaan diri adalah :Cara-cara seorang muslim membina dirinya, untuk menciptakan kepribadian islami yang sempurna dalam seluruh aspeknya, baik keilmuan, keimanan, akhlak, kemasyarakatan dan sebagainya yang dengan itu naiklah derajat kemanusiaannya menuju kesempurnaan, atau dikatakan sebagai upaya pembinaan seseorang terhadap dirinya sendiri
Menjaga diri lebih didahulukan daripada menjaga orang lain
Jika tidak mau membina dirimu, siapa yang akan
membinamu
Hisab-itu sendiri-sendiri
Lebih mampu melakukan perubahan
Faktor kekokohan diri konsistensi
Dakwah yang paling efektif
Cara jitu memperbaiki keadaan
Paling istimewa dibanding metode lain
Urgensi dan alasan Pembinaan diri
Kurang ilmu
Tak punya tujuan hidup
Bergantung kepada dunia
Pemahaman yang salah tentang pembinaan diri
Minimnya sarana pembinaan diri
Minimnya pembinaan
Panjang angan-angan
Sebab-sebab pengabaian pembinaan diri
Pertama:Muhasabah (introspeksi diri)1.
Pentingnya muhasabah secara rutin; memiliki sifat bersungguh-sungguh
dalam bermuhasabah dari waktu kewaktu; menurut Ibnu qoyyim”
teknis muhasabah yang paling berpengaruh adalah dengan cara duduk
sejenak setiap menjelang tidur , memikirkan apa yang merugikan di
hari ini, kemudia bersungguh-sungguh melakukan taubat nasuha
Yang diprioritaskan dalam muhasabah; bagaimana kesahihan aqidahnya,
dan kemurnian tauhidnya, dari syirik, sejauhmana mengamalkan
kewajibanya, dan sudahkah ia menjauhi hal-hal yang diharamkan
Allah
Langkah-langkah pembinaan diri
Muhasabah sebelum beramal
Muhasabah setelah beramal: ada tiga
Menghisab diri dari kurangnya hak Allah yang ia taati, dimana belum
ditunaikan sebagaimana mestinya
Menghisab diri dari setiap perbuatan yang semestinya tidak ia
kakukan
Menghisab diri dari perkara mubah dan adat yang biasa dilakukan
Muhasabah tentang penggunaan waktu
Perenungan terhadap hisab Allah di akherat
Macam-macam Muhasabah
Kedua: Bertaubat dari segala dosa
Syarat-syarat taubat adalah” taubat yang jujur dan pasti,
yang menghapus perbuatan jelek yang dilakukan
sebalumnya dan menjauhkan diri dari perbuatan
hina,”janganlah engkau melihat kepada kecilnya dosa
tapi lihatlah kepada siapa engkau berbuat dosa” boleh
jadi suatu dosa besar menjadi kecil dan terhapus
karena taubat yang tulus, dan bisa jadi dosa kecil
menjadi besar karena terus-menerus dikerjakan, atau
disepelekan
Cara menuntut ilmu: tekun mengikuti kajian, mengikuti
ceramah-ceramah, membaca buku, mengunjungi para
ulama atau para intelek untuk menyerap ilmu, mendengar
tausiah dari radio atau televisi,
Cara teknisnya: harus ihlas dalam menuntut ilmu
Antusias dan tak mudah puas
Menerapkan ilmunya pada diri sendiri dan
mengamalkannya
Menunaikan hak ilmu
Ketiga: menuntut ilmu dan memperluas wawasan
Caranya; menunaikan ibadah yang wajib dengan
sebaik-baiknya
Menyempurnakannya dengan ibadah-ibadah sunnah
Punya perhatian kepada ibadah DZIKIR
Pentingnya shalat lima waktu
Keempat: merealisasikan tuntutan-tuntutan keimanan
Dengan cara memupuk diri untuk berakhlak baik,
seperti; murah hati, sabar , cinta, rendah hati, ramah
pemaaf, amanah, adil, tahan gangguan, berbuat baik
kepada kedua orang tua, silatirrahim, menghormati
yang lebih tua, membantu yang membutuhkan,dll
Kelima : memperhatikan aspek akhlak
Keenam: amar ma’ruf nahi munnkar
Dakwah; aksi keagamaan, dengan cara yang
bijaksana /ma’ruf
Ketujuh: Mujahadah
Yaitu upaya dengan ungguh-sungguh untuk menunaikan
segenap kewajiban, meninggalkan segala kemaksiatan
membiasakan diri melakukan ibadah-ibadah sunnah
serta hatinya selalu lekat kepada Allah
Kedelapan : Doa yang tulus dan menyandarkan diri
kepada Allah/tawakkal