40
MAKALAH MENGENAI ISLAM SEBAGAI BENTUK AJARAN AGAMA YANG BERKAITAN DENGAN MANUSIA, PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA KENABIAN DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA DISUSUN OLEH: HOME GROUP 5 Anghel Dennis Kurniawan 1406603011 Intan Purnamasari 1406530306 M. Chandra Haikal 1406602993 Nafil Rabbani Attamimi 1406600590 Rafif Hibatullah 1406573772 Sabilla Astaniajanti 1406602406 DOSEN PEMBIMBING: Drs. Djohari S.H.I., M.M. MPK AGAMA ISLAM TAHUN AJARAN 2014/2015 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK

KAITAN MANUSIA, AGAMA DAN PERKEMBANGAN ISLAM PADA ZAMAN NABI DAN PERKEMBANGANNYADI INDONESIA

Embed Size (px)

Citation preview

MAKALAH

MENGENAI ISLAM SEBAGAI BENTUK AJARAN AGAMA

YANG BERKAITAN DENGAN MANUSIA,

PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA KENABIAN DAN

PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA

DISUSUN OLEH:

HOME GROUP 5

Anghel Dennis Kurniawan 1406603011

Intan Purnamasari 1406530306

M. Chandra Haikal 1406602993

Nafil Rabbani Attamimi 1406600590

Rafif Hibatullah 1406573772

Sabilla Astaniajanti 1406602406

DOSEN PEMBIMBING:

Drs. Djohari S.H.I., M.M.

MPK AGAMA ISLAM TAHUN AJARAN 2014/2015

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK

ISLAM SEBAGAI BENTUK AJARAN AGAMA YANG BERKAITAN DENGAN MANUSIA, PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA KENABIAN DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN AJARAN 2014/2015

2

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT. Shalawat dan salam selalu

tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat ridha dan rahmat-Nya, tim

penyusun mampu menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas MPK Agama

Islam.

Agama sebagai sistem kepercayaan dalam kehidupan umat manusia dapat dikaji

melalui berbagai sudut pandang.

Islam sebagai agama yang telah berkembang selama empat belas abad lebih

menyimpan banyak masalah yang perlu diteliti, baik itu menyangkut ajaran dan

pemikiran keagamaan maupun realitas sosial, politik, ekonomi dan budaya.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Islam sebagai

Bentuk Ajaran Agama yang berkaitan dengan Manusia dan

Perkembangan Islam pada Masa Kenabian serta Perkembangannya di Indonesia,

yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi dan

referensi. Dalam penulisan makalah ini, kami mengucapankan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada Bapak Drs. Djohari SHI., MM., anggota Home Group 2 yang

saling membantu dan berkontribusi dengan baik serta segala pihak yang tidak dapat

diucapkan satu persatu.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi

sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas

Indonesia. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari

sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing, kami

meminta masukannya demi perbaikan

pembuatan makalah kami di masa yang akan datang serta kritik dan saran dari

para pembaca sekalian.

Depok, 6 Maret 2015

Tim Penyusun

ISLAM SEBAGAI BENTUK AJARAN AGAMA YANG BERKAITAN DENGAN MANUSIA, PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA KENABIAN DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN AJARAN 2014/2015

3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................................... 2

BAB I: PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 4

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................. 4

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 4

1.3 Tujuan .......................................................................................................................................... 4

1.4 Metode Penulisan ....................................................................................................................... 4

BAB II: ISI DAN PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 5

2.1 MANUSIA DAN AGAMA ........................................................................................................... 5

2.2 MANUSIA MENURUT TINJAUAN ISLAM ................................................................................10

2.3 PENGERTIAN AJARAN ISLAM DAN KARAKTERISTIK ISLAM INSANIYYAH ...............................12

2.4 SUMBER AJARAN AGAMA ISLAM ..........................................................................................25

2.5 PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA RASULULLAH SAW SAMPAI DENGAN MASA

KHULAFAUR RASYIDIN ...............................................................................................................................29

2.6 PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA ................................................................................35

BAB III: PENUTUP ......................................................................................................................................39

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................39

3.2 Saran ..........................................................................................................................................39

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................................40

ISLAM SEBAGAI BENTUK AJARAN AGAMA YANG BERKAITAN DENGAN MANUSIA, PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA KENABIAN DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN AJARAN 2014/2015

4

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Agama dan manusia memiliki hubungan yang sangat erat kaitannya, begitupun

dengan perkembangannya dari waktu ke waktu. Agama sangat dibutuhkan oleh

manusia sebagai pegangan hidup sehingga ilmu dapat menjadi lebih bermakna

dan bermanfaat untuk kehidupan pribadi maupun kehidupan bermasyarakat,

khususnya Islam. Dalam beragama dibutuhkan rasa toleransi antarumat

beragama sehingga seimbangnya tatanan kehidupan bermasyarakat

Rumusan Masalah

1. Bagaimana kaitannya manusia dengan agama?

2. Bagaimana manusia menurut tinjauan agama Islam?

3. Apa saja karakteristik agama Islam?

4. Bagaimanakah sumber ajaran agama Islam ?

5. Bagaimana perkembangan Islam dari Masa Nabi Muhammad SAW hingga

Masa Khulafaur Rasyidin ?

6. Bagaimana perkembangan Islam di Indonesia?

Tujuan

Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas MPK Agama Islam

yang diberikan serta untuk membangkitkan pengetahuan kita sebagai makhluk yang

diciptakan Allah SWT agar lebih mengetahui ajaran Islam secara mendalam sehingga

kita bisa meningkatkan keimanan, ketaqwaan serta rasa cinta kepada Allah SWT.

Metode Penulisan

Informasi didapatkan dari berbagai sumber seperti buku ajaran agama Islam,

media elektronik dan referensi beberapa situs di internet. Informasi ini dikumpulkan

berdasarkan pengamatan dalam Focus Group dan didiskusikan lagi ke dalam Home

Group.

ISLAM SEBAGAI BENTUK AJARAN AGAMA YANG BERKAITAN DENGAN MANUSIA, PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA KENABIAN DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN AJARAN 2014/2015

5

BAB II

ISI DAN PEMBAHASAN

2.1 MANUSIA DAN AGAMA

(disusun oleh Anghel Dennis 1406603011)

Dalam agama Islam juga dijelaskan bahwasannya manusia adalah makhluk

ciptaan Allah yang mana keberadaannya di bumi ini bukan karena sembarang alasan.

Melainkan, karena ia dipercaya untuk menjadi khalifah di bumi ini. Sebagaimana

firman Allah kepada para malaikat ketika akan menciptakan Adam, ”Sesungguhnya Aku

hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. (Al-Baqarah:30).

Penyebutan nama manusia dalam Al-Quran tidak hanya satu macam. Berbagai

istilah digunakan untuk menunjukkan berbagai aspek kehidupan manusia,

diantaranya:

Historis penciptaannya, manusia disebut dengan Bani Adam.

Biologis, manusia disebut dengan basyar, yang mencerminkan sifat-sifat fisik

kimia biologisnya.

Kecerdasannya, disebut dengan insan, yakni makhluk terbaik yang diberi akal

sehingga mampu menyerap ilmu pengetahuan.

Sosiologisnya, disebut annas, yang menunjukan sifatnya yang berkelompok

sesama jenisnya.

Posisinya, disebut „abdun (hamba), yang menunjukan kedudukannya sebagai

hamba Allah yang harus tunduk dan patuh kepada-Nya.

Terdapat berbagai pendapat mengenai proses terciptanya manusia, salah satunya

adalah teori Evolusi Darwin. Teori Evolusi Darwin mengungkapkan bahwa manusia

merupakan proses perubahan fase-fase dari kera. Pandangan teori evolusi Darwin

tersebut ditentang karena tidak sesuai dengan asal mulanya penciptaan manusia

secara islam berdasarkan Al-Quran.

ISLAM SEBAGAI BENTUK AJARAN AGAMA YANG BERKAITAN DENGAN MANUSIA, PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA KENABIAN DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN AJARAN 2014/2015

6

Al-Qur‟an yang mengungkapkan proses kejadian manusia itu antara lain terdapat

didalam surat Al-Mu‟minun ayat 12-14, secara ringkas adalah :

1. Diciptakan dari saripati tanah (sulalatin min thin), lalu menjadi

2. Air mani (nutfhah disimpan dalam rahim), kemudian menjadi

3. Segumpal darah (alaqah), diproses

4. Kami jadikan menjadi segumpal daging (mudhghah)

5. Tulang belulang („idhaman)

6. Dibungkus dengan daging (rahman).

7. Makhluk yang (berbentuk) lain (janin). (Q.S. Al-Mukminun; 12-14)

8. Ditiup roh (dari Allah) pada hari yang ke 120 usia kandungan (Hadis Shahih

riwayat al-Bukhari 2969,Muslim:4781, Abu Dawud:4085, al-Tirmidzi:2063)

9. Lalu lahir sebagai bayi (Q.S. Al-Hajj; 5)

10. Dia jadikan pendengaran, penglihatan dan hati (Q.S. An-Nahl; 78)

11. Tumbuh anak-anak, lalu dewasa, tua (pikun) (Q.S. Al-Hajj; 5)

12. Kemudian mati (Q.S. Almukminun; 15)

13. Dibangkit (dari kubur) di hari kiamat (Q.S. Al-Mukminun; 16)

Manusia dalam pandangan Islam terdiri atas dua unsur, yakni jasmani dan rohani.

Jasmani manusia bersifat materi yang berupa jasad. Sedangkan roh manusia

merupakan substansi immateri berupa ruh. Ruh yang bersifat immateri itu ada dua

daya, yaitu daya pikir (akal) yang bersifat di otak, serta daya rasa (kalbu). Dapat ditarik

kesimpuannya bahwa manusia terdiri dari beberapa unsur yaitu jasad, ruh, dan nafas.

Kedua unsur yaitu materi dan immateri tersebut, dapat tumbuh dan berkembang

melalui proses pendidikan. Dengan demikian, manusia dapat disebut sebagai homo

educandum (makhluk yang dapat didik) dan homo education (makhluk pendidik). Dari

paradigma ini, menyebabkan ke-eksistensian manusia secara fitrawi disebut sebagai

makhluk pedagogik, yakni; makhluk Tuhan yang sejak diciptakannya telah membawa

potensi untuk dapat didik dan dapat mendidik. Hal ini jelas, manusia sejak kecil dirawat

oleh orangtuanya, sebagai manusia yang lemah. Ia diajarkan berbagai macam hal

yang ia butuhkan untuk bertahan hidup, step by step bayi yg semula hanya bisa

melakukan aktivitas dalam gendongan ibu akhirnya mampu melaksanakan

kegiatannya dengan tumpuan kakinya sendiri, berjalan.

ISLAM SEBAGAI BENTUK AJARAN AGAMA YANG BERKAITAN DENGAN MANUSIA, PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA KENABIAN DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN AJARAN 2014/2015

7

Jasad merupakan bentuk lahiriah manusia, yang dalam Alquran dinyatakan

diciptakan dari tanah. Penciptaan dari tanah diungkapkan lebih lanjut melalui proses

yang dimulai dari sari pati makanan, disimpan dalam tubuh sampai sebagiannya

menjadi sperma atau ovum (sel telur), yang keluar dari tulang sulbi (laki-laki) dan

tulang depan (saraib) perempuan (a-Thariq: 5-7).

Ruh adalah daya (sejenis makhluk/ciptaan) yang ditiupkan Allah kepada janin

dalam kandungan (Surat Al-Hijr 29, Surat As-Sajadah 9, dan surat Shaad 27) ketika

janin berumur 4 bulan 10 hari. Walaupun dalam istilah bahasa dikenal adanya istilah

ruhani, kata ini lebih mengarah pada aspek kejiwaan, yang dalam istilah Al-Qur‟an

disebut nafs.

Para ahli menyatakan manusia itu pasti akan mati. Tetapi Al-Qur‟an

menginformasikan bahwa yang mati itu nafsnya. Hal ini diungkapkan pada Surat Al-

Anbiya ayat 35 dan Surat Al-Ankabut ayat 57, Surat Ali-Imran ayat 185. Hadist

menginformasikan bahwa ruh manusia menuju alam barzah sementara jasad

mengalami proses pembusukan, menjelang ia bersenyawa kembali secara sempurna

dengan tanah.

Alquran menjelaskan bahwa, nafs terdiri dari 3 jenis:

1. Nafs Al-amarah (Surat Yusuf ayat 53), ayat ini secara tegas memberikan

pengertian bahwa nafs amarah itu mendorong ke arah kejahatan.

2. Nafs Al-lawwamah (Surat Al-Qiyamah ayat 1-3 dan ayat 20-21) dari penjelasan

ayat tersebut terlihat bahwa yang dimaksud dengan nafs lawwamah ini adalah

jiwa yang condong kepada dunia dan tak acuh dengan akhirat.

3. Nafs Al-Muthmainnah (Surat Al-Fajr ayat 27-30). Nafs muthmainnah ini adalah

jiwa yang mengarah ke jalan Allah untuk mencari ketenangan dan kesenangan

sehingga hidup berbahagia bersama Allah.

Agama merupakan fenomena yang tidak mungkin terpisahkan dari manusia.

Sebab, manusia memiliki fitrah yang selalu mengajak ia untuk beriman kepada Tuhan

Yang Mahaagung. Selain itu, manusia juga selalu butuh untuk mengetahui apa-apa

yang ada di sekitarnya, termasuk dirinya sendiri. la merasa berhak untuk mengetahui

dari mana ia berasal, untuk apa dia berada di dunia, apa yang mesti ia lakukan demi

kebahagiannya di dunia dan alam akhirat nanti, yang merupakan jawaban dari

ISLAM SEBAGAI BENTUK AJARAN AGAMA YANG BERKAITAN DENGAN MANUSIA, PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA KENABIAN DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN AJARAN 2014/2015

8

pertanyaan-pertanyaan di atas dan itu adalah agama. Karenanya, sangatlah logis jika

agama selalu mewarnai sejarah manusia dari dahulukala hingga kini, bahkan sampai

akhir nanti.

Para ahli teologi Islam mengatakan bahwa fitrah adalah satu hal yang

dibekalkan Allah kepada setiap manusia. Karenanya, ciri-ciri sesuatu yang bersifat fitri

adalah tidak dipelajari, ada pada semua manusia, tidak terkurung oleh batas-batas

teritorial dan masa, dan tidak akan pernah hilang. Tetapi, perlu dicatat bahwa kadang-

kala kesenangan duniawi, kekuasaan, kesombongan, dan semisalnya bisa menutupi

fitrah manusia, sehingga ia tidak terpanggil untuk menjawab pertanyaan-perta-nyaan

seperti di atas. Salah satu contohnya adalah Fir'aun, di mana kekuasaan, harta,

kesombongan dan apa-apa yang ia miliki telah menutupi fitrahnya. Namun, di saat

balatentara yang setia kepadanya dan kekuasaan yang ia banggakan tidak dapat

menyelamatkan dirinya dari siksa Allah, saat itulah segala tabir yang menutui fitrahnya

sirna dan dengan suara yang menge-naskan ia berseru, "Aku beriman bahwa tidak

Tuhan selain Tuhan Bani Israil, dan aku termasuk orang yang berserah diri". (Q.S. Yunus : 90)

Jadi, setiap manusia dengan merujuk pada dirinya dan mendengarkan suara

dari lubuk hatinya yang paling dalam akan menemukan Tuhan. Hanya saja, di saat ia

akrab dengan alam materi, mungkin ia akan mencari sesuatu benda materi dan

menyebutnya sebagai tuhan atau perwujudan dari Tuhan yang ia rasakan dalam

hatinya.

Fungsi agama kepada manusia:

a. Memberi pandangan dunia kepada satu-satu budaya manusia.

Agama memberi pandangan dunia kepada manusia karena ia sentiasanya

memberi penerangan mengenai dunia(sebagai satu keseluruhan), dan juga

kedudukan manusia di dalam dunia. Penerangan yang dimaksudkan disini adalah

penerangan falsafah. Contohnya, agama Islam menerangkan kepada umatnya bahwa

dunia adalah ciptaan Allah SWT dan setiap manusia harus menaati Allah SWT.

b. Menjawab berbagai soalan yang tidak mampu dijawab oleh manusia.

ISLAM SEBAGAI BENTUK AJARAN AGAMA YANG BERKAITAN DENGAN MANUSIA, PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA KENABIAN DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN AJARAN 2014/2015

9

Persoalan yang senantiasa ditanya oleh manusia merupakan persoalan yang tidak

terjawab oleh akal manusia sendiri. Contohnya persoalan kehidupan selepas

mati.Maka, agama itulah berfungsi untuk menjawab soalan-soalan ini.

c. Sebagai pencapai tujuan luhur manusia di dunia ini

Cita-cita manusia yaitu untuk mendapatkan kesejahteraan lahir dan batin. Dalam

Al-Quran surat Thoha ayat 117-119 disebutkan: ”Maka kami berkata: “Hai Adam,

Sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh bagimu dan bagi istrimu, Maka sekali-kali janganlah

sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka.

Sesungguhnya kamu tidak akan kelaparan di dalamnya dan tidak akan telanjang. Dan

Sesungguhnya kamu tidak akan merasa dahaga dan tidak (pula) akan ditimpa panas matahari

di dalamnya”.

d. Memainkan fungsi kawanan sosial

Agama merupakan satu faktor dalam pembentukkan kelompok manusia. Ini adalah

kerangka sistem agama menimbulkan keseragaman bukan hanya kepercayaan yang

sama, malah tingkah laku, pandangan dunia dan nilai yang juga sama. Kebanyakan

agama di dunia adalah menawarkan kepada kebaikan. Dalam ajaran agama sendiri

sebenarnya telah menggariskan kode etika yang wajib dilakukan oleh penganutnya.

Maka ini dikatakan agama memainkan fungsi kawanan sosial

Jika dibandingkan dengan makhluk lain yang ada di Bumi ini manusia memiliki otak

dan perasaan serta memiliki tubuh yang paling ideal dibandingkan dengan makhluk

hidup lain seperti hewan dan tumbuhan untuk menjadi khalifaah di dunia. Dan jika

dibandingkan dengan makluk lain seperti jin dan malaikat, bermula dari bahan

pembuatnya dimana manusia dibuat dari tanah sedangkan malaikat dari cahaya serta

jin dari api. Namun manusia memiliki jasad sedangkan jin dan malaikat tidak

memilikinya. Selain itu pula manusia dibekali dengan fitrah.

Manusia diciptakan sebagai makhluk yang paling baik diantara makhluk lainnya,

baik secara jasmani maupun rohani. Ia dapat berdiri tegak, berbicara, berilmu

mengatur lagi bijak. Hal itu disebabkan manusia dibekali akal pikiran dan hati yang

dapat berfungsi dengan baik. Sehingga memungkinkan manusia menjadi khalifah di

bumi.

ISLAM SEBAGAI BENTUK AJARAN AGAMA YANG BERKAITAN DENGAN MANUSIA, PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA KENABIAN DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN AJARAN 2014/2015

10

2.2 MANUSIA MENURUT TINJAUAN ISLAM

(disusun oleh Sabilla Astaniajanti 1406602406)

I. Pengertian Manusia

Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens”

(Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu

menguasai makhluk lain). Sedangkan secara istilah manusia dapat diartikan sebuah

konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus)

atau seorang individu. Menurut Abineno J.I “Manusia adalah “tubuh yang berjiwa”

dan bukan “jiwa abadi yang berada atau yang terbungkus dalam tubuh yang fana”.

Sedangkan dalam Al Qur‟an pengertian manusia adalah makhluk paling mulia,

memiliki berbagai potensi, dan memperoleh petunjuk kebenaran dalam menjalani

kehidupan.

II. Penciptaan Manusia

Berdasarkan Surat Al Mu‟minun ayat 12-14, Allah SWT menjadikan saripati

tanah yang terdapat dalam tubuh manusia sebagai nutfah (air yang berisi

spermatozoa atau disebut sperma), kemudian ditumpahkan kedalam qarar (rahim

atau kandungan). Allah SWT menjadikan nutfah sebagai alaqah yang berbentuk

gumpalan darah menyerupai buah leci atau lintah. Dari Alaqah Allah SWT

menjadikannya sebagai mudgah, yaitu segumpal daging menyerupai daging hancur

yang sudah dikunyah. Dari mudgah Allah SWT menjadikannya sebagai idzam, yaitu

tulang atau rangka. Kemudian tulang atau rangka itu dibalut oleh daging. Setelah itu

Allah SWT menjadikannya sebagai mahluk dalam bentuk lain yaitu dalam bentuk

manusia yang telah berkepala, berbadan, bertangan, dan berkaki.

III. Hak dan Kewajiban Manusia

Kewajiban seorang muslim terbagi menjadi tiga yaitu, kewajiban atas diri sendiri

(misalnya makan, minum, berpakaian, dsb), kewajiban terhadap sesama manusia

(misalnya tolong menolong) dan kewajiban terhadap Allah SWT (misalnya

beribadah, dsb).

ISLAM SEBAGAI BENTUK AJARAN AGAMA YANG BERKAITAN DENGAN MANUSIA, PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA KENABIAN DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN AJARAN 2014/2015

11

Hak seorang muslim atas muslim yang lain yaitu menjawab salam, menjenguk

orang yang sakit, menghadiri undangan, mendoakan orang bersin yang mengucap

basmallah, memberi saran jika ada yang meminta, serta mengantar jenazah ke

kuburan.

IV. Tujuan Penciptaan Manusia

Berdasarkan Surat Al Baqarah ayat 30, manusia diciptakan oleh Allah SWT

sebagai khalifah di muka bumi. Lalu berdasarkan Surat Az Zariyat ayat 56, Allah

menciptakan manusia agar manusia menyembah-Nya. Dan menurut Al Ghazali

manusia diciptakan agar mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat

V. Kelebihan dan Kekurangan Manusia

Kelebihan manusia diantara makhluk-makhluk lain yaitu Mampu mengetahui

sifat dan fungsi benda-benda, mampu menundukkan bumi dan segala isinya, serta

diberi akal pikiran dan panca indera.

Sementara itu manusia juga memiliki banyak kekurangan, diantaranya

Terjerumus ke dalam hawa nafsu, banyak hal yang tidak dapat dijangkau oleh

manusia, suka menganiaya, kikir, dan tidak bersyukur, memiliki kecenderungan

untuk berkeluh kesah, makhluk yang paling banyak membantah, dsb.

VI. Hubungan Manusia dengan Allah, Sesama, dan Alam

Hubungan Manusia dengan Allah bersifat timbal balik, manusia melakukan

hubungan dengan Allah SWT dan Allah pun melakukan hubungan dengan manusia.

Tujuan manusia berhubungan dengan Allah adalah dalam rangka pengabdian dan

ibadah. Ibadah terhadap Allah terbagi menjadi dua yaitu Mahdhoh (ditentukan Allah)

serta Ghairu Mahdhoh (tidak ditentukan Allah). Inti dari hubungan Allah dengan

manusia yaitu aturan berupa perintah dan larangan.

Karena manusia merupakan makhluk sosial, manusia memiliki dorongan untuk

berinteraksi dengan sesama, manusia tidak dapat hidup sendiri, dan manusia harus

saling mengenal satu sama lain serta menjalin hubungan baik antar sesama.

Manusia diberi akal dan pikiran agar manusia dapat mengeksplorasi sumber

daya yang ada di bumi namun tetap merawat bumi dengan sebaik-baiknya.

ISLAM SEBAGAI BENTUK AJARAN AGAMA YANG BERKAITAN DENGAN MANUSIA, PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA KENABIAN DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN AJARAN 2014/2015

12

2.3 PENGERTIAN AJARAN ISLAM DAN KARAKTERISTIK ISLAM

INSANIYYAH

(disusun oleh Rafif Hibatullah 1406573772)

Islam merupakan agama yang diturunkan untuk manusia dan merupakan dien

universal yang merupakan rahmat untuk seluruh semesta alam. Oleh karena itu, Islam

merupakan satu-satunya agama yang cocok dengan fitrah dan jiwa manusia. Pada

dasarnya, tidak ada satupun ajaran Islam yang bertentangan dengan jiwa manusia.

Pada prinsipnya, manusia punya kecenderungan untuk cinta pada harta, tahta, dan

segala hal yang bersifat duniawi. Semua itu tidak dilarang di dalam Islam, tetapi harus

diantur keseimbangannya dengan kenikmatan ukhrawi sebagaimana dalam firman

Allah pada QS Al-Qasas:28:77

artinya "Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu

(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan)

duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik

kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.Sesungguhnya Allah tidak

menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS Al-Qasas:28:77)

Dalam salah satu karakteristiknya, Islam memiliki karakter „Insaniyyah‟. Secara

bahasa, insaniyyah sering diartikan „kemanusiaan‟. Sedangkan secara istilah,

insyaniyyah di sini berarti bahwa Islam sangat sesuai dengan fitrah manusia. Islam

juga mendudukkan manusia pada posisi kunci dalam struktur kehidupan ini. Oleh

karena itu adalah sangat wajar bila masalah kemanusiaan menjadi salah satu hal yang

penting dalam Islam.

Perjuangan Rasulullah SAW memang patut kita teladani. Rasulullah Saw sering

terlihat dilanda gundah dan sedih dari kekafiran orang-orang musyrik yang lahir dari

keangkuhan dan kebodohan. Ia sedih bukan karena siksaan mereka, tetapi sedih dari

kebodohan dan keangkuhan yang membutakan mereka dari kebenaran Islam.

Olehnya itu, di salah satu munajatnya ia meminta kepada Allah SWT untuk tidak

menurunkan azab kepada kaumnya, karena kekafiran mereka itu datangnya dari

ISLAM SEBAGAI BENTUK AJARAN AGAMA YANG BERKAITAN DENGAN MANUSIA, PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA KENABIAN DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN AJARAN 2014/2015

13

kebodohan belaka. Namun, tugas setiap rasul hanya menyampaikan sedangkan

keberhasilan setiap dakwah ada di tangan Allah SWT, pemilik risalah. Dengan

bimbingan qur‟ani ini, Rasulullah SAW tidak pernah menyimpan dendam kepada siapa

pun, meski kepada mereka yang pernah menyakitinya. Jika dia marah dan balas

dendam, maka ia marah dan balas dendam karena Allah. Yang demikian itu karena di

sana ada larangan-larangan syariat yang telah dilanggar oleh mereka yang

menghendaki pencegahan dan hukuman yang setimpal.

Tingkat kemanusiaan yang tidak tertandingi ini ditiru dan dicontohkan oleh

mereka yang dirahmati Allah dari umatnya, mereka yang senantiasa menunjukkan

keprihatinan terhadap kondisi umat yang menyayat hati, kondisi umat yang digerogoti

oleh pemikiran-pemikiran kotor yang diusung oleh arus atheisme, positivisme, dan

sekularisasi di pelbagai sudut-sudut kehidupan.

A. RABBANIYAH

Sebagai agama terakhir yang sempurna, Islam memiliki karakteristik yang

membedakannya dengan agama-agama yang terdahulu. Di antaranya adalah

Rabbaniyah ( ي ل )

Karakter pertama dinul Islam, adalah bahwa Islam merupakan agama yang

bersifat rabbaniyah, yaitu bahwa sumber ajaran Islam, pembuat syariat dalam hukum

(baca; perundang-undangan) dan manhajnya adalah Allah SWT, yang diwahyukan

kepada Rasulullah SAW, baik melalui Al-Qur‟an maupun sunnah. Allah SWT berfirman

QS. 32: 1-3:

“Alif Laam Miim. Turunnya Al Qur‟an yang tidak ada keraguan padanya, (adalah) dari Tuhan

semesta alam. Tetapi mengapa mereka (orang kafir) mengatakan: “Dia Muhammad mengada-

adakannya”. Sebenarnya Al Qur‟an itu adalah kebenaran (yang datang) dari Tuhanmu, agar

kamu memberi peringatan kepada kaum yang belum datang kepada mereka orang yang

memberi peringatan sebelum kamu; mudah-mudahan mereka mendapat petunjuk.”

Dengan karakteristik ini, Islam sangat berbeda dengan agama manapun yang

ada di dunia pada saat ini. Karena semua agama selain Islam, adalah buatan

manusia, atau paling tidak terdapat campur tangan manusia dalam pensyariatannya.

Sifat Rabbaniyah disini meliputi dua kriteria yaitu:

Rabbaniyah Ghoyah ( tujuan) dan Wijhah (sudut pandang)

ISLAM SEBAGAI BENTUK AJARAN AGAMA YANG BERKAITAN DENGAN MANUSIA, PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA KENABIAN DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN AJARAN 2014/2015

14

Rabbaniyah mashdar (sumber hukum) dan manhaj (sistem)

Rabbaniyah Ghoyah (Tujuan) dan Wijhah (sudut pandang)

Sebagai tujuan, Islam itu menjadikan tujuan akhir dan sasarannya jauh ke

depan, yaitu dengan menjaga hubungan dengan Allah secara baik dan mencapai

ridho-Nya. Dan tujuan ini merupakan tujuan utama Islam dan pada gilirannya

merupakan tujuan akhir, sasaran, puncak cita-cita, usaha dan kerja keras manusia

dalam kehidupan dimuka bumi. Sebagaimana firman Allah “ Hai manusia,

sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Rabbmu, mak

pasti kamu akan menemui-Nya. “ (QS. Al Insyiqaq :6).

Misalnya ada anjuran untuk berjihad dan perang melawan musuh sebagaimana

yang telah dialamai oleh Rasulullah dana para sahabatnya waktu itu. Perintah ini tidak

semata-mata bertujuan menghancurkan musuh tapi lebih dari itu yakni supaya tidak

ada fitnah dan supaya agama ini semata-mata untuk Allah. (QS.8:39)

Pada intinya segala sesuatu yang ada dalam Islam semata-mata

dimaksudkan untuk menjadikan seseorang Ikhlash kepada Allah. Karenanya ruh dan

globalitas Islam adalah Tauhid.

Dampak Rabbaniyah Ghoyah dan Wijhah :

1. Mengetahui tujuan keberadaan manusia : darimana asalnya, untuk apa hidup di

dunia, dan akan kembali kepada siapa , dll.

2. Al Ihtida‟ (mendapat petunjuk) menuju fitrah. (QS. Rum:32)

3. Keselamatan diri dari tamazzuq (bercerai berai). (QS. Ali Imran:101; Az Zumar

:29)

4. Membebaskan manusia dari ubudiyyah pada ego dan syahwat. (QS. Ali Imran :

135).

ISLAM SEBAGAI BENTUK AJARAN AGAMA YANG BERKAITAN DENGAN MANUSIA, PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA KENABIAN DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN AJARAN 2014/2015

15

Rabbaniyah Mashdar (sumber hukum) dan Manhaj (sistem)

Bahwa manhaj (metode/sistem) yang ditetapkan oleh Islam guna mencapai

sasaran dan tujuan itu adalah Manhaj Rabbani yang murni dan sumbernya adalah

Wahyu Allah yang turun kepada Rasulullah SAW (QS.4:174 ; 16:89). Jadi sumber

manhaj ini adalah datang dari Allah yang menginginkan Hidayah dan Nur bagi hamba-

Nya.

Manhaj ini (Islam) merupakan manhaj yang paling sempurna diatas semua

manhaj yang ada di dunia karena manhaj ini bersumber pada Kalimatullah, tidak

mengalami peyimpangan, pergantian dan tidak bercampur aduk dengan spekulasi-

spekulasi manusia baik dalam hal Aqidah, Ibadah,dan Akhlak.Risalah ini berbeda

dengan risalah sebelum Muhammad SAW yang terbatas pada periode tertentu dan

zaman yang terbatas. Sedangkan Rasulullah adalah Khatamun Nabiyyin (pamungkas

sekalian para nabi) dimana risalahnya adalah risalah abadi yang ditakdirkan Allah

akan tetap bertahan sampai kiamat nanti.

Risalah bagi totalitas manusia

Islam adalah risalah bagi manusia dalam kapasitasnya sebagai makhluq yang

sempurna. Islam sebagai risalah untuk manusia, mengatur dan mengarahkan akal,

ruh, fisik, kemauan dan naluri maupun instink. Karenanya tidak ada pemisahan dalam

mengatur dan mengarahkan potensi yang dimiliki manusia, karena manusia

merupakan makhluq Allah yang sempurna dan satu eksistensinya, dimana ruhnya

tidak berpisah dari materi dan materinya tidak berpisah dari akalnya. Karenanya

tujuan, sasaran dan jalanya harus satu juga. Dan inilah yang ditetapkan oleh Islam.

Islam menjadikan tujuan manusia adalah Allah dan sasaranya adalah Akhirat. (QS.

39:29).

Risalah bagi manusia dalam semua fase kehidupan.

Risalah Islam adalah hidayah Allah yang senantiasa menyertai manusia

kemanapun menghadap dan berjalan dalam perkembangan-perkembangan hidupnya.

Islam menyertai manusia semenjak masih bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa dan

sampai masa tua. Dalam semua periode ini, Islam telah menetapkan bagi manusia

ISLAM SEBAGAI BENTUK AJARAN AGAMA YANG BERKAITAN DENGAN MANUSIA, PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA KENABIAN DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN AJARAN 2014/2015

16

manhaj terbaik yang dicintai dan di ridhai oleh Allah. Sehingga dalam Islam kita

mendapatkan hukum-hukum yang berkaitan dengan manusia ketika kecil, muda,

dewasa dan masa tua. Tidak ada jenjang kehidupan manusia yang berlalu begitu saja,

kecuali Islam mempunyai taujih (arahan) dan syari‟at (tata cara/ketentuan) didalamnya

(QS.2:233). Bahkan lebih dari itu, syari‟at Islam menaruh kepedulian kepada manusia

semenjak belum lahir sampai setelah meninggal dunia.

Risalah manusia dalam segala sektor kehidupan.

Diantara dimensi (makna) syumul dalam Islam adalah bahwa Islam merupakan

risalah bagi manusia pada semua sektor kehidupan dan segala aktifitas

kemanusiaannya. Maka Islam tidak pernah meninggalkan satu aspekpun dari aspek-

aspek kehidupan manusia kecuali dia mempunyai sikap didalamnya. Pada intinya

adalah Islam tidak akan membiarkan manusia berjalan sendiri tanpa hidayah dari

Allah. Kemanapun dia melangkah dan dalam aktifitas apapun dia lakukan, apakah itu

yang bersifat materiil ataupun spiritual, individu atau sosial, gagasan atau operasional,

keagamaan atau politis.

B. KARAKTERISTIK ISLAM AL-WUDHU

Salah satu karakteristik dari Islam adalah „al wudhuh‟ atau jelas. Jelas dengan

arti semua yang terkandung di dalam Islam tidak mengandung sedikitpun keraguan

dan kerancuan. Sumbernya valid karena berasal dari al Quran dan as Sunnah

shohihah. Sebagai contoh, dari segi aqidah, Islam dengan gamblang menjabarkan

konsep ketuhanan yang tunggal, esa, atau dikenal dengan istilah tauhid. Laa ilaaha

illallaah, tiada tuhan melainkan Allah. Konsep ketuhanan dalam Islam sangat jauh dari

kerancuan, tidak seperti yang terdapat pada agama lainnya dengan jumlah tuhan

sebanyak tiga bahkan lebih namun dalam satu pribadi, tuhan yang beranak dan

diperanakkan, tuhan yang memiliki ibu, dan berbagai kerancuan lainnya.

Dari segi ibadah, Islam juga menjelaskan secara jelas jalan-jalan yang dapat

menghantarkan seorang hamba kepada Tuhannya, Robbuna Jalla wa „Alla. Bentuk-

bentuk peribadatan dalam Islam terbatas terhadap apa yang terdapat pada al Quran

dan as Sunnah. Dan segala bentuk peribadatan yang tidak ada contohnya dari Rasul

dan para sahabatnya, maka ibadahnya itu tertolak dan peribadatan itu tergolong dalam

perilaku bid‟ah. Tidak seperti pada agama yang lain, misalnya nasrani, bentuk

ISLAM SEBAGAI BENTUK AJARAN AGAMA YANG BERKAITAN DENGAN MANUSIA, PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA KENABIAN DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN AJARAN 2014/2015

17

peribadatan mereka dari waktu ke waktu selalu berubah, bahkan sampai pada isi kitab

sucinya. Islam juga dengan jelas menerangkan tentang akhlakul karimah, pembagian

warisan, cara bermu‟amalah, kesehatan, dsb. Bahkan Islam menerangkan hal-hal

yang sangat kecil seperti tata cara masuk kamar mandi.

Kerukunan Intern Umat Beragama

Perbedaan pandangan dalam satu agama bisa melahirkan konflik di dalam

tubuh suatu agama itu sendiri. Perbedaan mazhab adalah salah satu perbedaan yang

nampak nyata. Kemudian lahir pula perbedaan ormas keagamaan. Walaupun satu

aqidah, misalnya Islam-perbedaan sumber penafsiran, penghayatan, kajian,

pendekatan terhadap Al-Quran dan As-Sunnah terbukti mampu mendisharmoniskan

intern umat beragama.

Konsep ukhuwwah islamiyah merupakan salah satu sarana agar tidak terjadi

ketegangan intern umat Islam yang meyebabkan peristiwa konflik. Konsep ini

mengupayakan berbagai cara agar tidak saling mengklaim kebenaran. Justru

menghindarkan permusuhan karena perbedaan mazhab dalam Islam. Semuanya

untuk menciptakan kehidupan beragama yang tenteram, rukun, harmonis, dan penuh

kebersamaan.

Sebab pendiri mazhab sendiri tidak pernah mengklaim bahwa pendapatnyalah

yang paling benar. Justru para pengikut mazhablah yang selalu bersikap fanatisme

buta meskipun kadangkala tanpa dasar berpijak yang kokoh. Sikap-sikap seperti inilah

yang harus benar-benar disadari oleh masing-masing individu di antara umat untuk

dirubah secara perlahan dengan cara memperbanyak mendengar, melihat, belajar,

mengamati, dan berdiskusi dengan kelompok (mazhab lain).

Sebab pada hakikatnya semua umat Islam tanpa terkecuali hanya berpegang

kepada dua landasan pokok saja yaitu Al-Qur`an dan As-Sunnah. Di masa dahulu,

kini, bahkan masa yang akan datang kedua landasan pokok itu tidak akan pernah

berubah kedudukannya dalam Islam. Hadits Rasulullah saw menegaskan bahwa

seseorang atau kelompok tidak akan sesat selamanya selagi mereka tetap berpegang

kepada dua warisan beliau yaitu Kitabullah (al-Qur`an) dan Sunnah.

ISLAM SEBAGAI BENTUK AJARAN AGAMA YANG BERKAITAN DENGAN MANUSIA, PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA KENABIAN DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN AJARAN 2014/2015

18

Lebih dari itu, dalam Islam seorang muslim memiliki kebebasan berfikir dan

menyatakan pendapat sebagai salah satu hak asasi. Seorang muslim yang lain tak

perlu berkecil hati menghadapi perbedaan pendapat umat tentang masalah-masalah

agama yang disebut ikhtilaf, baik dalam bidang hukum fiqih maupun maslaah yang

menyinggung bidang aqidah. Perbedaan paham di kalangan umat tidak boleh ditutup

dengan alasan ketenangan, kerukunan dan sebagainya.

Risalah Nabi Muhammad SAW menghendaki perkembangan, penelitian ilmiah,

pemahaman yang mendalam untuk menambah keimanan dan selanjutnya diamalkan.

Maka dibukalah pintu ijtihad untuk masalah-masalah tertentu dalam memenuhi

perkembangan zaman yang terus beredar. Hasil taffaquh fiddien dan ijtihad tidak

mustahil menghasilkan pendapat yang berbeda-beda (ikhtilaf). Agama Islam tidak

melarang terjadinya ikhtilaf, yang terlarang justru perbuatan jumud (beku) dan tafarruq

atau berpecah belah, yang kedua-duanya tak perlu dipilih. Ikhtilaf (perbedaan paham)

tidak semata-mata menimbulkan tafarruq (perpecahan).

Di zaman para sahabat nabi, juga pernah terjadi ikhtilaf, misalnya perbedaan

faham dalam masalah-masalah fiqih, tetapi mereka tidak berpecah belah, karena

berpegang kepada petunjuk risalah itu sendiri. Sebagaimana firman Allah SWT: "Hai

orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara

kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia

kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah

dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya". (Q.S.

An Nisa: 59).

Begitulah mengapa Islam memiliki karakteristik „al wudhuh‟ atau jelas karena

tidak ada sedikitpun dalam ajaran Islam yang menimbulkan keraguan atau kerancuan.

Jikalau sebagian orang ada yang merasa ajaran Islam memiliki kerancuan, hal itu tidak

lain disebabkan karena dangkalnya pemahaman orang tersebut.

C. Karakteristik Islam yang Real

Islam adalah agama yang sangat sempurna dan satu-satunya agama yang

diridhoi oleh Allah SWT. Sebagai agama yang sempurna, Islam tentu memiliki banyak

fungsi ataupun kegunaan bagi umatnya yang menjalankan perintah atau menjauhi

larangan-Nya. Selain berfungsi bagi penganutnya, ajaran Islam juga memberi manfaat

ISLAM SEBAGAI BENTUK AJARAN AGAMA YANG BERKAITAN DENGAN MANUSIA, PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA KENABIAN DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN AJARAN 2014/2015

19

bagi pemeluk agama lain. Seperti yang telah diketahui, Islam adalah adalah rahmat

bagi seluruh alam.

Islam telah dikenal sebagai agama yang berjuang untuk menegakkan keadilan,

persaudaraan, dan persamaan derajat manusia. Tak ada kelebihan yang berkulit putih

dari yang berkulit hitam. Lelaki dan perempuan diberi hak, kewajiban, dan tanggung

jawab yang sama. Bagi Islam, manusia yang terbaik derajatnya adalah manusia yang

paling baik akhlaknya, yang paling banyak berbuat dan bermafaat bagi kemanusiaan,

atau tegasnya yang paling bertakwa kepada Allah SWT. Islam mengajarkan bahwa

tidak sempurna iman seseorang sebelum ia kasih kepada orang lain sebagaimana ia

kasih kepada dirinya sendiri. Islam medorong umat manusia supaya bekerja untuk

kebaikan dan kedamaian, kendati berbeda agama. Agama tidak boleh dipaksakan

kepada siapapun.

Islam sebagai agama wahyu yang memberikan bimbingan kepada umat

manusia dalam semua aspek kehidupan dapat diibaratkan sebagai jalan raya yang

lurus dan mendaki, yang dapat mengantarkan umat manusia sampai derajat tertinggi.

Jalan raya itu cukup lebar, yang pinggir kiri dan kanannya berpagar Al-Qur‟an dan

Sunnah Nabi. Pada jalan raya yang lurus itu terdapat jalur-jalur yang jumlahnya

sebanyak aspek kehidupan manusia. Ada jalur teologi, ibadat, politik, ekonomi, sosial,

rumah tangga, pendidikan, seni dan budaya, etika, filsafat, mistik, dan lain sebagainya.

Siapa saja yang telah memasuki gerbang awal jalan raya Islam harus berpikir,

bersikap, dan berbuat sebaik mungkin dalam menempuh jalan itu agar jangan sampai

menabrak pagar-pagar Al-Qur‟an dan Sunnah Nabi.

Agama Islam dikatakan memberi pandangan dunia kepada manusia karena ia

sentiasanya memberi penerangan mengenai dunia(sebagai satu keseluruhan), dan

juga kedudukan manusia di dalam dunia. Penerangan bagi pekara ini sebenarnya

sukar dicapai melalui indera manusia, melainkan sedikit penerangan daripada

falsafah. Setiap persoalan yang sentiasa ditanya oleh manusia merupakan persoalan

yang tidak terjawab oleh akal manusia sendiri.

Fungsi agama yang dituturkankan oleh Allah sebenarnya adalah anugerah

dariNya. Amalan itu adalah untuk menyuburkan pertumbuhan roh-roh kita. Dengan

ISLAM SEBAGAI BENTUK AJARAN AGAMA YANG BERKAITAN DENGAN MANUSIA, PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA KENABIAN DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN AJARAN 2014/2015

20

tidak mempunyai penyuburan yang sedemikian, kita tidak akan dapat berupaya untuk

membangunkan kekuatan roh-roh kita demi untuk menghadapi kehadiran fizikal Allah

SWT pada Hari Pengadilan kelak.Dari aspek ibadah pun banyak fungsi yang dapat

kita ambil. Penambahan nilai semangat yang tinggi juga bermanfaat terdapat banyak,

yiaitu dari segi fizikal, ekonomik dan kesehatan dalam kita mengerjakan sembahyang

(salat), derma yang diwajibkan (zakat), berpuasa dibulan Ramadan, dan menunaikan

haji.

Dari segi solat/sembahyang, sembahyang lima waktu sehari adalah makanan

utama bagi roh kita. Sementara roh akan mendapatkan beberapa pertumbuhan dan

penyuburan dengan menjalani kehidupan yang benar, dengan tidak mengerjakan

sembahyang, ini diibaratkan seumpama memakan makanan ringan tanpa memakan

makanan utama. Dari segi zakat, apabila saja kita menerima “pendapatan bersih,”

mestilah kita mengeluarkan 2.5% dan memberikannya kepada orang orang yang telah

ditentukan – ibu bapa-ibu bapa, saudara, yatim piatu, orang-orang miskin, dan

pengembara, mengikut ayat ini (2:215). Keutamaan Zakat adalah menunjukkan

undang-undang dari Allah SWT: “Belas kasihKu meliputi semuanya, tetapi Aku akan

tentukan kepada orang orang yang benar yang memberikan Zakat” (7:156). Zakat dapat

menolong orang-orang miskin.

Mengerjakan sembahyang subuh dapat menolong dari penyakit arthritis. Juga,

dengan bangun awal pagi dapat menolong mencegah ganguan emosi dan masaalah

psikologi. Sujud, yang mana telah dilakukan berulang kali semasa sembahyang dapat

mengembangkan perjalanan darah didalam otak supaya dapat mengimbangkan

kelebihan darah, dan ini dapat mencegah kepusingan. Berulang kali menundukkan

badan dan menggerakkan sendi adalah sehat bagi penggerakan tubuh. Semua ini

adalah fakta scientifikal yang telah mantap.

Mengambil air sembahyang untuk keutamaan sembahyang telah menggalakkan

kita supaya sentiasa menggunakan kamar mandi. Kebiasaan ini dapat menghalang

kita dari penyakit seperti kanker. Penyakit yang berbahaya melalui air kencing dan

najis perlu diamati. Jika kotoran disimpan didalam kolon dalam masa yang agak lama,

benda-benda yang berbahaya ini akan menyerap didalam tubuh dan dapat

menyebabkan kanker.

ISLAM SEBAGAI BENTUK AJARAN AGAMA YANG BERKAITAN DENGAN MANUSIA, PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA KENABIAN DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN AJARAN 2014/2015

21

Berpuasa dibulan Ramadan untuk mengembalikan perut kepada keadaan yang

normal, mengurangkan tekanan darah tinggi, menghilangkan toksin yang berbahaya,

dan mengurangkan berat badan dengan mengeluarkan lemak yang membahayakan.

Walaupun tidak diuraikan semuanya,tapi dapat kita lihat bahwa agama Islam

mempunyai banyak fungsi. Dari aspek ajarannya ataupun ibadah-ibadah yang

dijalankan oleh pemeluknya pasti ada manfaat yang dapat diraih. Oleh karena itu, kita

sebagai umat Islam harus bangga terhadap agama Islam dan menjalankan segala

perintah atau menghindari segala larangannya dengan sebaik mungkin agar banyak

manfaat yang kita raih.

D. SYUMULIYYAH

Syumul bermaksud lengkap. Ini berarti bahawa agama Islam adalah sebuah

agama yang lengkap dan sempurna serta meliputi kehidupan dunia dan akhirat.Islam

meliputi seluruh kehidupan manusia di dunia dan akhirat. Islam telah mengatur

kehidupan manusia dengan lengkap yang meliputi Ibadah, akhlak, ekonomi, politik,

kemasyarakatan, kesehatan, kebuadayaan, bahasa, seni, pengetahuan, hubungan

antarabangsa, alam sekitar, falsafah, sains, undang-undang dan sebagainya.

Firman Allah SWT ;

38. Tiadalah Kami hafalkan sesuatupun dalam Al-Kitab

Ayat di atas menjelaskan bahwa, al-Quran telah menjelaskan semua perkara yang berkaitan

dengan kehidupan manusia di dunia dan di akhirat. Tiada yang ditinggalkan oleh al-Quran. Ini

menunjukkan bahawa Islam itu adalah agama yang lengkap. Maka, kita tidak perlu cari agama

lain, kerena tiada agama yang selengkap Islam. Al-Quranlah selengkap-lengkap petunjuk atau

manual cara hidup di dunia dan akhirat.

Allah sebagai Sang Pencipta, sudah sewajarnya kita patuh dan mengikut

prosedur manual yang Allah sediakan yaitu al-Quran. Ikutilah al-Quran, niscaya hidup

kita akan bahagia selamat di dunia dan akhirat serta tidak akan tersesat. Insya Allah

kita akan sampai ke destinasi kita yaitu Surga bukannya tersesat ke neraka.

ISLAM SEBAGAI BENTUK AJARAN AGAMA YANG BERKAITAN DENGAN MANUSIA, PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA KENABIAN DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN AJARAN 2014/2015

22

E. AL WASATHIYAH

Di dunia ini ada agama yang hanya menekankan padapersoalan-persoalan

tertentu, ada yang lebih mengutamakan masalah materi ketimbang rohani atau

sebaliknya. Ada pula yang lebih menekankan aspek logika daripada perasaan dan

begitulah seterusnya. Allah Subhanahu wata'ala menyebutkan bahwa umat Islam

adalah ummatan wasathan (umat yang pertengahan), umat yang seimbang dalam

beramal, baik yang menyangkut pemenuhan terhadapkebutuhan jasmani dan akal

pikiran maupun kebutuhan rohani.

Manusia memang membutuhkan konsep agama yangseimbang, hal ini karena

tawazun (kesimbangan) merupakan sunnatullah. Di alam semesta ini terdapat siang

dan malam, gelap dan terang, hujan dan panas dan begitulah seterusnya sehingga

terjadi keseimbangan dalam hidup ini. Dalam soal aqidah misalnya, banyak agama

yang menghendaki keberadaan Tuhan secara konkrit sehingga penganutnya membuat

simbol-simbol dalam bentuk patung. Ada juga agama yang menganggap tuhan

sebagai sesuatu yang abstrak sehingga masalah ketuhanan merupakan kihayalan

belaka, bahkan cenderung ada yang tidak percaya akan adanya tuhan sebagaimana

komunisme.

Islam mempunyai konsep bahwa Tuhan merupakansesuatu yang ada, namun

adanya tidak bisa dilihat dengan mata kepala kita, keberadaannya bisa dibuktikan

dengan adanya alam semesta ini yang konkrit, maka ini merupakan konsep ketuhanan

yang seimbang.

Di merata tempat orang bercakap tentang wasathiyah. Namun adakah kita

memahami konsep wasathiyah dari perspektif Islam. Bagaimana Islam melihat

wasathiyah itu. Adakah wasathiyah itu bermaksud tengah-tengah, atau adakah

wasathiyah itu bermaksud sederhana.

Di dalam Al-Quran, AllahSubhanahu wa Ta‟ala berfirman tentang wasathiyah,

ISLAM SEBAGAI BENTUK AJARAN AGAMA YANG BERKAITAN DENGAN MANUSIA, PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA KENABIAN DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN AJARAN 2014/2015

23

“Dan demikianlah Kami telah menjadikan kamu semua, umat yang „wasatha‟ agar kamu

menjadi saksi atas sekalian manusia.” (Surah Al-Baqarah, 2: 143)

Para ulama membahaskan pengertian wasathiyah dalam ayat ini. Antaranya

mereka mengambil manfaat daripada tafsiran Nabi sallallahu „alaihi wasallam sendiri

terhadap wasathiyah. Apabila Nabi menterjemah perkataan “wasatha”, sabda Baginda

di dalam hadits riwayat Al-Bukhari mengatakan bahawa “wasath itu adalah

adil”.Apabila Nabi mengatakan bahawa wasathiyah itu maksudnya adil, para ahli ilmu

membahaskan apa yang dimaksudkan dengan adil.

Adil mempunyai banyak makna, antara yang boleh saya kongsikan di sini,

إإإإإ إإ إإ إإإ

“Memberikan hak kepada orang yang berhak”

Maksud adil yang lain menurut para ulama,

إإإ إإإإإ إإ إإإإإ

“Meletakkan sesuatu kena pada tempatnya”

Pertama, menegakkan prinsip wasathiyah dalam paham & prilaku keagamaan kita.

Implementasi Prinsip “Wasathiyah” Dalam Paham dan Prilaku Keagamaan

Islam sebagai din yang berlaku secara universal sangatlah bertentangan secara

diametral dengan sikap dan perilaku “tatharruf” ataupun “ghuluw” dan berbagai istilah

sejenis lainnya. Dalam Al-Qur‟an, Islam (dan umatnya) disebut sebagai agama dan

umat “tengahan” (wasathan) yang setidaknya dapat diidentifikasi dengan beberapa

karakter berikut; al-khairiyah, al-„adl, al-yusr wa raf‟ul haraj, al-hikmah, al-istiqamah, al-

bayniyah (bayna ifrath wa tafrith, al-ghuluw wa al-jafa‟ dst.)

Kedua, revitalisasi tasamuh dalam kehidupan majemuk. Sebagai landasan yang kokoh

bagi kehidupan bangsa kita yang majemuk dan pluralistik dalam suasana ko-eksistensi

dan penuh toleransi (tasamuh)

ISLAM SEBAGAI BENTUK AJARAN AGAMA YANG BERKAITAN DENGAN MANUSIA, PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA KENABIAN DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN AJARAN 2014/2015

24

F. Al Jam’u Baina Ats Tsabat wa Al Murunnah

Di dalam Islam, tergabung juga ajaran yang permanen dengan yang fleksibel (al jam‟u

baina ats tsabat wa al muruunah). Yang dimaksud dengan yang permanen adalah hal-

hal yang tidak bisa diganggu gugat, dia mesti begitu, misalnya shalat lima waktu yang

mesti dikerjakan, tapi dalam melaksanakannya ada ketentuan yang bisa fleksibel,

misalnya bila seorang muslim sakit dia bisa shalat dengan duduk atau berbaring, kalau

dalam perjalanan jauh bisa dijama‟ dan diqashar dan bila tidak ada air atau dengan

sebab-sebab tertentu, berwudhu bisa diganti dengan tayamum. Ini berarti, secara

prinsip Islam tidak akan pernah mengalami perubahan, namun dalam pelaksanaannya

bisa saja disesuaikan dengan situasi dan konsidinya, ini bukan berarti kebenaran

Islam tidak mutlak, tapi yang fleksibel adalah teknis pelaksanaannya. Dengan

demikian, menjadi jelas bagi kita bahwa, Islam merupakan satu-satunya agama yang

sempurna dan kesempurnaan itu memang bisa dirasakan oleh penganutnya yang

setia.

ISLAM SEBAGAI BENTUK AJARAN AGAMA YANG BERKAITAN DENGAN MANUSIA, PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA KENABIAN DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN AJARAN 2014/2015

25

2.4 SUMBER AJARAN AGAMA ISLAM

(disusun oleh Nafil Rabbani Attamimi 1406600590)

Pengantar

Islam memiliki tiga sumber ajaran utama sebagai pedoman hidup, dan untuk

menegakkan hukum-hukumnya. Ketiga sumber ajaran tersebut adalah Al-Quran,

Hadith atau As-Sunnah, dan Ijtihad.

Al Qur’an

Al-Quran adalah menurut istilah etimologi berarti bacaan. Dan menurut istilah

terminologi adalah suatu yang disampaikan langsung kepada nabi Muhammad SAW,

yang jika dibaca akan menjadi ibadah. Al-Quran mempunyai nama-nama lain yang

telah disebutkan/dicantum dalam Al-quran itu sendiri, antara lain: Ar-Rahmat(karunia),

Al-Furqan(pembeda benar-salah) dan lain sebagainya.

Sejarah Al-Quran awalnya diturunkan secara tidak langsung yang bermaksud

surah-per-surah, Surrah pertama yaitu Al-Alaq ayat 1-5 yang diturunkan pada malam

Lailatul Qadr, pada 17 Ramadhan. Selama 22 tahun Al-Quran diturukan.

Al-Quran terdiri dari 30 Juz, 114 Surah, dan 6236 ayat. Namun jumlah ayat

dapat berubah sewaktu-waktu jika ditambahkan ucapan bismillah di tiap surah nya.

Dari surah-surah tersebut ada yang bersifat Makkiyah dan Madaniyah. Makkiyah

merupakan surat yang diturunkan pada saat Nabi Muhammad SAW berdakwah di

Makkah. Biasanya surat-surat makiyah bersifat surat pendek dan disampaikan

biasanya untuk seluruh kalangan manusia karena wahyunya biasanya adalah untuk

kehidupan sehari-hari. Untuk surat Madaniyah, biasanya surat-surat tersebut bersifat

panjang ayat-ayatnya, dan surat-surat tersebut berisi untuk orang-orang beriman

karena kalangan dari ayat tersebut lebih spesifik untuk ibadah, dan lain sebagainya.

Surat Madaniyah diturunkan pada saat nabi Muhammad SAW berdakwah di

Madinnah.

Al-Quran merupakan kitab suci agama Islam. Setiap orang yang beriman harus

percaya dan menerapi isi dari Al-Quran tersebut. Hukum-hukum dalam Al-Quran

bersifat mutlak dan tidak dapat diubah lagi isinya, dan ajaran Al-quran sudah pasti

benar dikarenakan Alquran merupakan wahyu atau perkataan dari Allah secara

langsung dituliskan dalam kitab tersebut.

Al-Quran diturunkan oleh Allah dengan berbagai macam tujuan. Al-Quran

sebagai kitab juga sebagai pedoman hidup untuk semua manusia dimuka bumi, telah

dicantumkan dalam surah Al-Jatsiyah ayat 20 yang berarti Al Qur‟an ini adalah

pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini. Al-Quran juga

dapat berfungsi sebagai bukti atau penjelasan tentang suatu kebenaran yang ada

dalam kehidupan manusia, salah satu contohnya pada surah Al-Baqarah ayat 233

ISLAM SEBAGAI BENTUK AJARAN AGAMA YANG BERKAITAN DENGAN MANUSIA, PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA KENABIAN DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN AJARAN 2014/2015

26

yang berarti: para ibu hendaklah menyusui anaknya selama dua tahun, yaitu bagi yang

ingin menyempurnakan penyusuannya. Fungsi lain dari Al-Quran adalah untuk

menunjukkan apa yang benar dan apa yang salah, dan menjelaskan dari hukum-

hukum yang telah dicantumkan dalam Al-Quran. Jika kita renungi lagi banyak sekali

Fungsi-Fungsi dari Al-Quran atas kebenaran, dan keindahannya.

Kandungan dalam Al-Quran sangat bervariasi dan bermacam-macam, antara lain:

Menjelaskan prinsip-prinsip keimanan kepada Allah SWT, dan keimanan

terhadap ke-enam rukun iman.

Menjelaskan tentang syariah mengenai ibadah-ibadah yang umum

maupun ibadah yang khusus.

Menceritakan kisah-kisah para Nabi-Nabi dan Rasul Allah SWT, serta

kisah dari umat-umat terdahulu sebagai renungan maupun pelajaran

untuk kaum umat Islam.

Sebagai Ilmu pengetahuan yang telah terbukti secara ilmiah dan logis.

As-Sunnah/Hadisth

As-Sunnah atau Hadith menurut istilah Etimologis yang berarti cara. Dan

menurut istilah terminologi sunnah adalah suatu hal yang berasal dari nabi

Muhammad SAW, yang bersifat perkataan, perbuatan, penetapan, sifat, dan

perjalanan hidupNya. Al-Hadis adalah sumber kedua agama dan ajaran Islam. Hadis

mempunyai peranan penting setelah Al-Quran. Al-Quran sebagai kitab suci dan

pedoman hidup umat Islam diturunkan pada umumnya dalam kata-kata yang perlu

dirinci dan dijelaskan lebih lanjut, agar dapat dipahami dan diamalkan.

Kedudukan suatu hadith merupakan sangat penting dan telah dicantumkan di

Al-Quran surat an-Nisa ayat 59 yang berarti: Hai orang-orang yang beriman, taatilah

Allah dan taatilah Rasul. Disamping ayat tersebut, masih banyak ayat-ayat Al-Quran

tentang pentingnya untuk menaati Nabi Muhammad SAW.

Sunnah merupakan petunjuk pelaksanaan Al-Quran yang diterapkan oleh Nabi

Muhammad SAW. Salah satu contoh yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW

adalah cara-cara kita melakukan ibadah seperti Shalat dan lain sebagainya.

Bagian dalam hadith adalah Rawi, Matan, dan Sanad. Rawi merupakan orang

yang menyampaikan atau menuliskannya dalam suatu buku segala hal yang didengar

dan diterimanya oleh seseorang tentang hal-hal yang diperbuat oleh Nabi Muhammad

SAW. Matan adalah suatu hal atau isi dari suatu hadis. Sanad merupakan jalan yang

dapat menghubungkan Matan hadith kepada Nabi Muhammad SAW.

Fungsi Hadisth:

ISLAM SEBAGAI BENTUK AJARAN AGAMA YANG BERKAITAN DENGAN MANUSIA, PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA KENABIAN DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN AJARAN 2014/2015

27

Untuk menegaskan apa yang telah tercantum dalam Al-Quran oleh Nabi

Muhammad SAW.

Untuk menjelaskan lebih lanjut secara detail tentang isi-isi dari Al-Quran.

Untuk mengikuti dan mengamali berbagai macam hal yang Nabi Muhammad

SAW telah lakukan selama beliau hidup.

Untuk mencari solusi dalam kehidupan yang bersifat lebih spesifik dan tidak

tercantum dalam Al-Quran.

Periwayatan Sunnah:

Mutawir: merupakan sunnah yang telah diriwayatkan oleh banyak kalangan.

Masyhur: Sunnah yang diriwayatkan oleh banyak orang tapi tidak sampai

ketingkat Mutawir.

Ahad: Sunnah yang hanya diriwayatkan oleh satu orang saja.

Kualitas Sunnah:

Segala yang diperbuat oleh nabi Muhammad SAW merupakan pedoman untuk

hidup kita. Namun karena zaman kita telah jauh dari zaman Nabi, akan ada kualitas-

kualitas sunnahnya disebabkan oleh periwayatnya.

Hadith Shahih merupakan tingkat yang paling tinggi keasliannya. Suatu

sunnah dapat dikatakan shahih apabila memenuhi syarat tertentu, yaitu:

o Bersambung sannadnya.

o Diriwayatkan oleh orang-orang yang adil.

o Periwayatnya kuat hafalan Al-Quran dan hadithnya.

o Hadith nya tidak Janggal.

o Hadithnya tidak terhindar dari cacat.

Hadith Hassan merupakan sunnah yang memiliki persyaratan sunnah shahih,

namun beberapa/semua perawinya kurang hafalannya.

Hadith da'if merupakan sunnah yang bersifat lemah dikarenakan ada putus

antar rantai perawinya, atau hal-hal yang tidak memenuhi syarat-syarat sunnah

shahih.

Hadith Maudhu merupakan hadith yang palsu.

Ijtihad

Pengertian Ijtihad secara etimologi adalah berusaha bersungguh-sungguh.

Dan pengertian ijtihad secara terminologi adalah usaha seorang ulama dengan

bersungguh-sungguh, yang memiliki syarat Ijma, untuk merumuskan suatu hal yang

belum ditetapkan hukumnya dalam Al-Quran dan Hadith dan bersifat tidak

bertentangan dengan Al-Quran maupun Hadith.

ISLAM SEBAGAI BENTUK AJARAN AGAMA YANG BERKAITAN DENGAN MANUSIA, PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA KENABIAN DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN AJARAN 2014/2015

28

Dasar Ijtihad terdapat dalam Al-Quran surah al-maidah ayat 48 yang

berarti: dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran,

membenarkan apa yang sebelumnya, Yaitu Kitab-Kitab (yang diturunkan sebelumnya)

dan batu ujian[421] terhadap Kitab-Kitab yang lain itu; Maka putuskanlah perkara

mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu

mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. untuk tiap-tiap

umat diantara kamu[422], Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah

menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak

menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat

kebajikan. hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya

kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu.

Mujtahid merupakan seseorang yang dapat melakukan ijtihad dan hukumnya

bersifat fardhu ein untuk tiap mujtahid untuk berijtihad, namun fardhu qifayah

hukumnya bila nyawa seorang mujtahid terancam, Sunnah hukumnya bila melakukan

persoalan yang belum terjadi dan haram hukumnya bila berijtihad jika telah ada

hukumnya dalam Al-quran maupun hadith.

Syarat menjadi mujtahid:

Memiliki pengetahuan yang dalam.

Memahami dan menguasai isi Al-Quran.

Memahami Hadith.

Memahami bahasa Arab.

Mengetahui masalah-masalah hukum yang Ijma.

Memahami ilmu fiqih.

Memahami tujuan syariah.

Bersikap adil.

Mengetahui lingkungan dan orang sekitar.

Bentuk-Bentuk Ijtihad:

Ijma yang berarti sepakat. Ijma merupakan persetujuan dalam kalangan

mujtahid tentang hukum baru dengan cara bermustawarah.

Qiyas merupakan penganalogian masalah baru yang tidak tercantum dalam

Al-Quran dan Hadith

Muslahah Mursalah merupakan penetapan hukum karena ada kemanfaatan

dari suatu hal/perbuatan dan ada tujuan-tujuan hakiki-universal terhadap syariat

islam

ISLAM SEBAGAI BENTUK AJARAN AGAMA YANG BERKAITAN DENGAN MANUSIA, PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA KENABIAN DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN AJARAN 2014/2015

29

2.5 PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA RASULULLAH SAW

SAMPAI DENGAN MASA KHULAFAUR RASYIDIN

(disusun oleh Intan Purnamasari 1406530306)

Perkembangan Islam diawali dengan masa pemerintahan Islam oleh Rasulullah

SAW di kota Makkah dan Madinah. Pada era ini, pemerintahan Islam adalah

pemerintahan yang ideal dalam segala aspek yaitu kehidupan sosial, budaya,

moral maupun politik. Setelah masa pemerintahan Islam oleh Rasulullah SAW,

terbentuklah masa pemerintahan Islam yang baru, yaitu masa Khulafaur Rasyidin.

Pada masa ini, pemerintahan Islam dipegang oleh empat orang sahabat Rasulullah

SAW yang dipercaya dapat memimpin umat Islam, yaitu Abu Bakar Ash Shidiqq,

Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib. Perkembangan Islam

pada zaman Rasulullah SAW dan para sahabat ini merupakan masa emas bagi

pemerintahan Islam.

ISI DAN PEMBAHASAN

Perkembangan Islam dibagi menjadi dua bagian, yaitu

A. PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA RASULULLAH SAW

1. PERIODE MAKKAH

Sebelum masuknya agama Islam, banyak kaum Arab beribadah dengan cara menyembahan berhala dan menjadikan Ka‟bah sebagai pusat peribadatan mereka. Akhirnya, Rasulullah SAW datang dan membawa keyakinan lain yaitu ketauhidan. Keyakinan ini tidak diterima dengan mudah terutama oleh kaum Quraisy dikarenakan beberapa hal, yaitu

Keyakinan. Apa yang mereka yakini adalah sesuatu yang telah lama mengakar dan menjadi keyakinan mereka serta nenek moyang mereka, sehingga keyakinan tersebut sudah tertanam kuat dalam hati mereka.

Merugikan. Para pemahat dan penjual patung merasa akan menghalangi mata pencaharian mereka.

Penolakan gagasan persamaan hak dan ajaran mengenai hari kebangkitan dan hari Kiamat. Kaum Quraisy juga tidak setuju dengan seruan Rasulullah SAW mengenai gagasan persamaan hak antara hamba sahaya dan bangsawan.

Karena penolakan tsb, dakwah Rasulullah SAW mengalami hambatan dan pada akhirnya Rasulullah SAW harus melakukan sistem dakwah yag lain. Dakwah Rasulullah SAW dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan cara rahasia dan terbatas dan cara terbuka dan transparan. Dakwah secara rahasia dan terbatas yang dilakukan Rasulullah SAW yaitu dengan berdakwah di lingkungan sekitarnya dan dikalangan rekan-rekan. Mula-mula istri beliau, yaitu Siti Khadijadah, lalu Imam Ali (pemeluk

ISLAM SEBAGAI BENTUK AJARAN AGAMA YANG BERKAITAN DENGAN MANUSIA, PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA KENABIAN DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN AJARAN 2014/2015

30

agama Islam termuda), Abu Bakar, Zaid, Ummu Aiman dan para sahabat lainnya. Setelah cukup berhasil melakukan dakwah tsb, Rasulullah SAW mendapat firman untuk melakukan dakwah secara terbuka dan transparan. Maka Rasulullah SAW melakukan dakwah secara tebuka dan transparan kedapa sahabatnya, namun hanya Ali yang tidak menolak, selanjutnya Rasulullah SAW naik ke bukit Shafa dan memanggil orang Makkah, Rasulullah SAW bersabda “Ketahuilah bahwa sesungguhnya aku memberi peringatan kepada kalian tentang siksa yang sangat pedih”. Lalu Rasul mengajak mereka untuk beriman kepada Allah.

Pada masa dakwah secara terang-terangan ini Rasulullah SAW mendapatkan

perlakuan yang buruk dari umatnya dan kaum Quraisy yang merasa tidak suka karena banyaknya umat yang mengikuti ajaran beliau. Berbagai cara dilakukan oleh pemuka-pemuka kaum Quraisy agar Rasulullah SAW menghentikan dakwahnya, dengan cara siksaan baik fisik maupun mental. Sehingga Rasulullah SAW memutuskan untuk melakukan dakwahnya di tempat lain untuk menghindari kecaman kaum kafir Quraisy. Namun, banyak kendala yang dihadapi Rasulullah SAW seperti berbagai penolakan yang dilakukan melalui perlakuan kejam dan kesedihan Rasulullah SAW akan meninggalnya paman Abu Thalib dan istrinya Siti Khadijah, sehingga beliau memutuskan untuk kembali ke Makkah.

2. PERIODE MADINAH

Rasulullah SAW mendapatkan pesan melalui Jibril untuk melakukan Hijrah ke Madinah karena banyaknya ancaman di kota Makkah. Berbeda dengan Makkah, Madinah senantiasa mengalami perubahan sosial yang meninggalkan bentuk kemasyarakatan absolut. Penduduk Madinah yang terdiri dari kaum Muhajirin, Anshar, dan nonmuslim yang memiliki jiwa sosialis sangat tinggi. Ini terbukti dari persaudaraan yang tinggi dan sangat kokoh. Tidak ditemukan konflik karena masalah perbedaan, kalaupun ada masalah itu dengan cepat segara terselesaikan, karena Rasulullah SAW sangat bijak dalam hal itu dan sangat hati-hati terhadap peletakan sebuah nilai kemasyarakatan. Di Madinah, penduduknya menerima ajaran Islam dengan sangat baik dan menghargai perbedaan.

Pada masa pemerintahnya di Madinah, Rasulullah SAW meletakkan dasar ajaran Islam dimana Al Qur‟an sebagai pedoman dalam membangun kehidupan ekonomi yang lebih baik dengan mengatur keuangan negara yang bersumber dari Zakat, Jizyah, Khraj, Ghanimah, dan al-Fay‟, selain itu Rasulullah SAW SAW juga mempersaudarakan kaum Muhajirin dan kaum Ansar. Dalam bidang politik, Rasulullah SAW menggunakan sistem musyawarah dan demokrasi, menghapus prinsip kesukuan dan mempererat persatuan.

Beberapa strategi yang dilakukan Rasulullah SAW, dalam rangka memperkokoh masyarakat dan negara baru yang telah terbentuk, yaitu

Pembangunan masjid Masjid di zaman tsb, selain berfungsi sebagai tempat ibadah, juga sebagi tempat mempersatukan kaum Muslimin, musyawarah, bahkan menjadi pusat pemerintahan.

ISLAM SEBAGAI BENTUK AJARAN AGAMA YANG BERKAITAN DENGAN MANUSIA, PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA KENABIAN DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN AJARAN 2014/2015

31

Ukhuwah Islamiyah, persaudaraan sesama Muslim.

Hal ini dilakukan agar persaudaraan mereka kuat dan menjadikan prinsip persaudaraan tidak hanya karena hubungan darah melainkan agama pun bisa.

Hubungan persahabatan dengan pihak-pihak lain yang tidak beragama Islam.

Agar stabilitas masyarakat dapat diwujudkan, diadakan perjanjian dengan non-Muslim sehingga tidak terjadi diskriminasi dan disinilah terlahir Piagam Madinah.

Membangun sistem kemiliteran yang kokoh

Dakwah

Proses penyebaran agama Islam di Madinah dilakukan dengan cara membina masyarakat Islam melalui pertalian persaudaraan antara kaum Muhajirin dengan kaum Anshar, memelihara dan mempertahankan masyarakat Islam, meletakkan dasar-daar politik ekonomi dan sosial untuk masyarakat Islam.

B. PERKEMBANGAN ISLAM MASA KHULAFAUR RASYIDIN

Khulafaur Rasyidin merupakan sistem kekhalifahan yang dilakukan setelah Rasulullah SAW wafat yaitu dipimpin oleh beberapa orang sahabat Rasulullah SAW seperti Abu Bakar Ash Shidiqq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib.

Sistem perekonomian pada masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin adalah bertani dan berdagang. Hasil pertanian yang diekspor antara lain, kurma, kayu gaharu, buah kismis anggur dan lainnya sedangkan dalam hal berdagang, sudah melakukan proses impor-ekspor. Komoditas ekspor berupa dupa, kemenyan, kayu gaharu, minyak wangi dan kulit binatang, buah kismis, anggur dan lainnya . Komoditas impor antara lain kayu untuk bangunan, bulu burung unta, logam mulia, badat, daging, batu mulia, sutra, pakaian, pedang, rempah-rempah, dan batu intan.

1. MASA ABU BAKAR ASH SHIDDIQ RA. (11-13 H / 632-634 M)

Abu Bakar Ash Shiddiq adalah khalifah Khulafaur Rasyidin yang pertama

memimpin Islam setelah wafatnya Rasulullah SAW. Abu Bakar Ash Shiddiq yang

memiliki nama lengkap Abdullah Abi Quhafah At-Tamimi dipercaya dan dipilih oleh

umat Islam untuk melanjutkan kepemimpinan Rasulullah SAW dikarenakan beliau

dekat dengan Rasulullah SAW baik dalam hal ilmu maupun persahabatan, beliau

sahabat yang dipercaya Rasulullah SAW, dan juga orang yang dermawan dan

bersedia masuk agama Islam.

Selama dua tahun kepemimpinannya, masyarakat Arab dibawah Islam mengalami

kemajuan pesat dalam bidang sosial yaitu dengan memerangi kaum murtad seperti

ISLAM SEBAGAI BENTUK AJARAN AGAMA YANG BERKAITAN DENGAN MANUSIA, PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA KENABIAN DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN AJARAN 2014/2015

32

memberantas nabi-nabi palsu, mengatasi orang yang tidak mau membayar zakat,

menghantar Usamah bin Zaid untuk memimpin pasukan tentara bagi memerangi

penduduk Ghassan yang terbantut karena kewafatan Rasulullah SAW, menentang

tentara Roma dan Persi. Abu Bakar melakukan perang kemurtadan yang bertujuan

untuk menyelesaikan ketidakpatuhan suku-suku bangsa Arab terhadap pemerintahan

Madinah yang disebut Perang Riddah dimana Khalid bin Walid sebagai Jenderal yang

berjasa dalam perang ini. Setelah menyelesaikan masalah didalam negeri, Abu Bakar

mengutus Khalid bin Walid ke Iraq dan berhasil menguasai al Hirah lalu Syiria. Beliau

berhasil memberantas kaum pembangkang dan memperkokoh identitas Islam.

Abu Bakar pun berhasil menata birokrasi kepemerintahannya dengan sistem politik

yang bersifat sentralisasi dimana semua kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudikatif

dipegang oleh Khalifah. Meskipun demikian, Abu Bakar selalu bermusyawarah dahulu

dengan para sahabatnya sebelum mengambil putusan masalah. Jika ada perkara,

beliau mencari penyelesaiannya dalam Al Qur‟an, tetapi jika tidak ada maka beliau

mencoba melakukan hal yang dilakukan Rasulullah SAW dalam memutus masalah.

Abu Bakar juga melakukan perlantikan pengganti Khalifah. Khalifah Abu Bakar

telah bertindak melantik pengganti selepasnya bagi mengelakkan perselisihan paham

di dalam kalangan masyarakat. Ini berlaku ketika beliau hampir wafat, Khalifah Abu

Bakar telah melantik Umar Al-Khattab sebagai pengganti khalifah bagi mengelakkan

pergaduhan dan perselisihan paham seperti mana yang berlaku semasa selepas

kewafatan Rasullullah SAW. Namun, beliau telah terlebih dahulu meminta persetujuan

beberapa orang sahabat dan satu surat wasiat telah ditulis oleh Saidina Ustman bin

Affan bagi mengesahkan perkara tersebut dan surat itu kemudiannya dibaca di depan

orang ramai.

Abu Bakar juga berhasil melakukan pembukuan Al Qur‟an karena khawatir

hilangnya Al Qur‟an karena banyaknya sahabat Rasulullah SAW yang merupakan

penghafal al Qur‟an wafat dalam perang Yamamah. Zaid bin Tsabit yang dipercaya

Abu Bakar untuk melakukan tugas tsb. Selain itu, beliau juga melakukan perluasan

wilayah kekuasaan Islam dari Iraq dan Persia yang dipimpin oleh Khalid bin Walid,

Syiria yang dipimpin oleh Usamah bin Zaid, Roma yang dipimpin Ubaidah bin Jarrah,

Damaskus yang dipimpin oleh Yazid bin Muawiyah dan Yordania yang dipimpin

Surahbin bin Hasanah.

2. MASA UMAR BIN KHATTAB RA. (13-23 H / 634-644 M)

Umar dikenal sebagai “Singa Padang Pasir” yang sangat disegani karena berani

menentang sesuatu hal yang salah. Beliau memiliki kepribadian yang sangat kuat, dan

tegas memperjuangkan kebenaran, oleh karena itu masyarakat menggelarinya Al

Faruq, artinya yang dengan tegas membedakan yang benar dan yang salah.

ISLAM SEBAGAI BENTUK AJARAN AGAMA YANG BERKAITAN DENGAN MANUSIA, PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA KENABIAN DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN AJARAN 2014/2015

33

Abu Bakar meninggal dunia, sementara barisan depan pasukan Islam sedang mengancam Palestina, Irak dan kerajaan Hirah. Ia diganti oleh “tangan kanan”nya, Umar bin Khattab. Umar menyebut dirinya Khalifah Rasulillah (pengganti dari Rasulullah SAW). Beliau juga memperkenalkan istilah Amir al-Mu‟minin (Komandan orang-orang yang beriman).

Di zaman Umar, gelombang ekspansi (perluasan daerah kekuasaan) pertama terjadi di ibu kota Syria, Damaskus, jatuh tahun 635 M dan setahun kemudian, setelah tentara Bizantium kalah di pertempuran Yarmuk, seluruh daerah Syria jatuh ke bawah kekuasaan Islam. Lalu, ibu kota Mesir pun dapat ditaklukkan dan jatuh ke bawah kekuasaan Islam seperti halnya Al-Qadisiyah, al-Madain, dan Mosul dapat dikuasai. Dengan demikian, pada masa kepemimpinan Umar, wilayah kekuasaan Islam sudah meliputi Jazirah Arabia, Palestina, Syria, sebagian besar wilayah Persia, dan Mesir.

Pada masanya mulai diatur dan ditertibkan sistem pembayaran gaji dan pajak tanah. Pengadilan didirikan dalam rangka memisahkan lembaga yudikatif dengan lembaga eksekutif. Untuk menjaga keamanan dan ketertiban, dibentuklah jawatan kepolisian dan jawatan pekerjaan umum. Umar juga mendirikan Bait al-Mal, menempa mata uang, dan menciptakan tahun hijrah. Salah satu hal yang monumental pada era Khalifah Umar RA. adalah mengenai sholat tarawih dimana semua orang mengerjakan sholat tarawih 20 rakaat dalam bulan ramadhan.

Masa jabatannya berakhir dengan kematian dimana beliau dibunuh oleh seorang budak dari Persia bernama Abu Lu‟lu‟ah. Untuk menentukan penggantinya, Umar menunjuk enam orang sahabat dan meminta kepada mereka untuk memilih salah seorang diantaranya menjadi khalifah. Enam orang tersebut adalah Usman, Ali, Thalhah, Zubair, Sa‟ad ibn Abi Waqqash, Abdurrahman ibn „Auf.

3. MASA UTSMAN BIN ‘AFFAN RA. ( 23-35 H / 644-655 M)

Utsman adalah seorang saudagar kaya-raya dan salah seorang penulis wahyu

yang terkenal. Beliau juga digelari sebagai “Ghoniyyun Syakir” (orang kaya yang banyak bersyukur kepada Allah SWT) karena kebaikannya dalam hal banyak beramal. Sekalipun kaya-raya, Utsman tidak pernah menjaga jarak dengan masyarakat kelas bawah, bahkan ia tidak segan-segan untuk turut serta berperang. Karena kebaikannya itulah, ia dinikahkan dengan putri Rasulullah SAW bernama Ruqoyyah. Setelah Ruqoiyah meninggal dunia, beliau dikawinkan dengan putri Rasulullah SAW yang bernama Ummu Kultsum. Oleh sebab itu masyarakat menggelarinya “Dzun Nurain” (yang mempunyai dua cahaya)

Di masa pemerintahan Utsman, kota-kota seperti Armenia, Tunisia, Cyprus,

Rhodes, dan bagian yang tersisa dari Persia, Transoxania, dan Tabaristall berhasil direbut dimana ekspansi Islam pertama berhenti sampai di sini. Pemerintahan Utsman berlangsung selama 12 tahun, dimana saat separuh terakhir masa kekhalifahannya, muncul perasaan tidak puas dan kecewa di kalangan umat Islam terhadapnya dikarenakan umurnya yang sudah cukup tua dan sifatnya yang lemah lembut. Beliau

ISLAM SEBAGAI BENTUK AJARAN AGAMA YANG BERKAITAN DENGAN MANUSIA, PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA KENABIAN DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN AJARAN 2014/2015

34

wafat saat membaca Al Quran oleh tikaman pedang Humron yaitu, kaum pemberontak yang terdiri dari orang-orang yang kecewa teradap pemerintahannya.

Salah satu faktor yang menyebabkan banyak rakyat kecewa terhadap kepemimpinan Utsman adalah kebijaksanaannya mengangkat keluarga dalam kedudukan tinggi. Meskipun demikian, Utsman berjasa membangun bendungan untuk menjaga arus banjir yang besar dan mengatur pembagian air ke kota-kota. Beliau juga membangun jalan-jalan, jembatan-jembatan, masjid-masjid dan memperluas masjid Rasulullah SAW di Madinah. Selain itu, penulisan Al Quran dilakukan kembali pada masa pemerintahannya.

4. MASA ALI BIN ABU THALIB KWH. ( 35-40 H / 655-660 M)

Beliau adalah putra Abu Tholib, paman Rasulullah SAW Muhammad SAW. Pada masa pemerintahan Ali bin Abu Thalib, Islam mulai mengalami kemunduran. Bermula dari banyaknya pihak yang menuntut dendam atas terbunuhnya Utsman bin Affan RA. Suasana tersebut semakin memanas dengan adanya kebijaksanaan Khalifah Ali mengganti sebagian besar pejabat pemerintah yang telah diangkat oleh Utsman karena yakin bahwa pemberontakan-pemberontakan terjadi karena keteledoran mereka, menarik kembali tanah yang dihadiahkan Utsman kepada penduduk dengan menyerahkan hasil pendapatannya kepada negara dan memakai kembali sistem distribusi pajak tahunan diantara orang-orang Islam sebagaimana pernah diterapkan Umar.

Tidak lama setelah itu, Ali bin Abi Thalib menghadapi pemberontakan Thalhah,

Zubair dan Aisyah yang beralasan bahwa Ali tidak mau menghukum para pembunuh Utsman dan terjadilah perang ini dikenal dengan nama Perang Jamal (Unta). Bersamaan dengan itu, kebijaksanaan-kebijaksanaan Ali juga mengakibatkan timbulnya perlawanan dari gubernur di Damaskus, Mu‟awiyah, dan para pejabat yang dipecatnya dan terjadilah perang Shiffin.

Perang Khiffin diakhiri dengan tahkim (arbitrase), tapi tahkim ternyata tidak menyelesaikan masalah dan menimbulkan golongan ketiga, al-Khawarij, orang-orang yang keluar dari barisan Ali. Akibatnya, di ujung masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib umat Islam terpecah menjadi tiga kekuatan politik, yaitu Mu‟awiyah, Syi‟ah (pengikut) Ali, dan al-Khawarij (oran-orang yang keluar dari barisan Ali) dan Ali terbunuh oleh salah seorang anggota Khawarij.

ISLAM SEBAGAI BENTUK AJARAN AGAMA YANG BERKAITAN DENGAN MANUSIA, PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA KENABIAN DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN AJARAN 2014/2015

35

2.6 PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA

(disusun oleh M. Haikal Chandra 1406602993)

Sejak dahulu bangsa Indonesia terkenal sebagai bangsa yang ramah dan suka

bergaul dengan bangsa lain. Oleh karena itu, banyak bangsa lain yang datang ke wilayah Nusantara untuk menjalin hubungan dagang. Ramainya perdagangan di Nusantara yang melibatkan para pedagang dari berbagai negara disebabkan melimpahnya hasil bumi dan letak Indonesia pada jalur pelayaran dan perdagangan dunia. Pada sekitar abad ketujuh, Selat Malaka telah dilalui oleh pedagang Islam dari India, Persia, dan Arab dalam pelayarannya menuju negara-negara di Asia Tenggara dan Cina. Melalui hubungan perdagangan tersebut, agama dan kebudayaan Islam masuk ke wilayah Indonesia. Pada abad kesembilan, orang-orang Islam mulai bergerak mendirikan perkampungan Islam di Kedah (Malaka), Aceh, dan Palembang.

Waktu kedatangan Islam di Indonesia masih ada perbedaan pendapat. Sebagian ahli menyatakan bahwa agama Islam itu masuk ke Indonesia sejak abad ke-7 sampai dengan abad ke-8 Masehi. Pendapat itu didasarkan pada berita dari Cina zaman Dinasti T‟ang yang menyebutkan adanya orang-orang Ta Shih (Arab dan Persia) yang mengurungkan niatnya untuk menyerang Ho Ling di bawah pemerintahan Ratu Sima (674).

Sebagian ahli yang lain menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia baru abad ke-13. Pernyataan ini didasarkan pada masa runtuhnya Dinasti Abbassiah di Bagdad (1258). Hal itu juga didasarkan pada berita dari Marco Polo (1292), berita dari Ibnu Batuttah (abad ke-14), dan Nisan Kubur Sultan Malik al Saleh (1297) di Samudera Pasai. Pendapat itu diperkuat dengan masa penyebaran ajaran tasawuf. Sebenarnya kita perlu memisahkan pengertian proses masuk dengan berkembangnya agama Islam di Indonesia, seperti berikut:

1. masa kedatangan Islam (kemungkinan sudah terjadi sejak abad ke-7 sampai dengan abad ke-8 Masehi);

2. masa penyebaran Islam (mulai abad ke-13 sampai dengan abad ke-16 Masehi, Islam menyebar ke berbagai penjuru pulau di Nusantara);

3. masa perkembangan Islam (mulai abad ke-15 Masehi dan seterusnya melalui kerajaan-kerajaan Islam).

Terdapat berbagai pendapat pula mengenai negeri asal pembawa agama serta

kebudayaan Islam ke Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa kebudayaan dan agama Islam datang dari Arab, Persia, dan India (Gujarat dan Benggala). Akan tetapi, para ahli menitikberatkan bahwa golongan pembawa Islam ke Indonesia berasal dari Gujarat (India Barat). Hal itu diperkuat dengan bukti-bukti sejarah berupa nisan makam, tata kehidupan masyarakat, dan budaya Islam di Indonesia yang banyak memiliki persamaan dengan Islam di Gujarat.

Pembawanya adalah para pedagang, mubalig, dan golongan ahli tasawuf. Ketika Islam masuk melalui jalur perdagangan, pusat-pusat perdagangan dan pelayaran di sepanjang pantai dikuasai oleh raja-raja daerah, para bangsawan, dan penguasa lainnya, misalnya raja atau adipati Aceh, Johor, Jambi, Surabaya, dan Gresik. Mereka berkuasa mengatur lalu lintas perdagangan dan menentukan harga barang yang

ISLAM SEBAGAI BENTUK AJARAN AGAMA YANG BERKAITAN DENGAN MANUSIA, PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA KENABIAN DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN AJARAN 2014/2015

36

diperdagangkan. Mereka itu yang mula-mula melakukan hubungan dagang dengan para pedagang muslim. Lebih-lebih setelah suasana politik di pusat Kerajaan Majapahit mengalami kekacauan, raja-raja daerah dan para adipati di pesisir ingin melepaskan diri dari kekuasaan Majapahit. Oleh karena itu, hubungan dan kerja sama dengan pedagang-pedagang muslim makin erat. Dalam suasana demikian, banyak raja daerah dan adipati pesisir yang masuk Islam. Hal itu ditambah dengan dukungan dari pedagang-pedagang Islam sehingga mampu melepaskan diri dari kekuasaan Majapahit.

Setelah raja-raja daerah, adipati pesisir, para bangsawan, dan penguasa pelabuhan masuk Islam rakyat di daerah itu pun masuk Islam, contohnya Demak (abad ke-15), Ternate (abad ke-15), Gowa (abad ke-16), dan Banjar (abad ke-16).

Proses masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Islam di Indonesia berlangsung secara bertahap dan dilakukan secara damai sehingga tidak menimbulkan ketegangan sosial. Cara penyebaran agama dan kebudayaan Islam di Indonesia melalui berbagai saluran berikut ini.

1. Saluran Perdagangan

Saluran yang digunakan dalam proses islamisasi di Indonesia pada awalnya melalui perdagangan. Hal itu sesuai dengan perkembangan lalu lintas pelayaran dan perdagangan dunia yang ramai mulai abad ke-7 sampai dengan abad ke- 16, antara Eropa, Timur Tengah, India, Asia Tenggara, dan Cina.

Proses islamisasi melalui saluran perdagangan ini dipercepat oleh situasi politik beberapa kerajaan Hindu pada saat itu, yaitu adipati-adipati pesisir berusaha melepaskan diri dari kekuasaan pemerintah pusat di Majapahit. Pedagang-pedagang muslim itu banyak menetap di kota-kota pelabuhan dan membentuk perkampungan muslim. Salah satu contohnya adalah Pekojan.

2. Saluran Perkawinan

Kedudukan ekonomi dan sosial para pedagang yang sudah menetap makin baik. Para pedagang itu menjadi kaya dan terhormat, tetapi keluarganya tidak dibawa serta. Para pedagang itu kemudian menikahi gadis-gadis setempat dengan syarat mereka harus masuk Islam. Cara itu pun tidak mengalami kesulitan. Saluran islamisasi lewat perkawinan ini lebih menguntungkan lagi apabila para saudagar atau ulama Islam berhasil menikah dengan anak raja atau adipati. Kalau raja atau adipati sudah masuk Islam, rakyatnya pun akan mudah diajak masuk Islam.

Misalnya, perkawinan Maulana Iskhak dengan putri Raja Blambangan yang melahirkan Sunan Giri; perkawinan Raden Rahmat (Sunan Ngampel) dengan Nyai Gede Manila, putri Tumenggung Wilatikta; perkawinan putri Kawunganten dengan Sunan Gunung Jati di Cirebon; perkawinan putri Adipati Tuban (R.A. Teja) dengan Syekh Ngabdurahman (muslim Arab) yang melahirkan Syekh Jali (Jaleluddin).

3. Saluran Tasawuf

ISLAM SEBAGAI BENTUK AJARAN AGAMA YANG BERKAITAN DENGAN MANUSIA, PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA KENABIAN DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN AJARAN 2014/2015

37

Tasawuf adalah ajaran ketuhanan yang telah bercampur dengan mistik dan hal-hal magis. Oleh karena itu, para ahli tasawuf biasanya mahir dalam soal-soal magis dan mempunyai kekuatan menyembuhkan. Kedatangan ahli tasawuf ke Indonesia diperkirakan sejak abad ke-13, yaitu masa perkembangan dan penyebaran ahli-ahli tasawuf dari Persia dan India yang sudah beragama Islam.

Bersamaan dengan perkembangan tasawuf, para ulama dalam mengajarkan agama Islam di Indonesia menyesuaikan dengan pola pikir masyarakat yang masih berorientasi pada agama Hindu dan Buddha sehingga mudah dimengerti. Itulah sebabnya, orang Jawa begitu mudah menerima agama Islam. Tokoh-tokoh tasawuf yang terkenal, antara lain Hamzah Fansyuri, Syamsuddin as Sumatrani, Nur al Din al Raniri, Abdul al Rauf, Sunan Bonang, Syekh Siti Jenar, dan Sunan Panggung.

4. Saluran Pendidikan

Lembaga pendidikan Islam yang paling tua adalah pesantren. Murid-muridnya (santri) tinggal di dalam pondok atau asrama dalam jangka waktu tertentu menurut tingkatan kelasnya. Pengajarnya adalah para guru agama (kiai atau ulama). Para santri itu jika sudah tamat belajar, pulang ke daerah asal dan mempunyai kewajiban mengajarkan kembali ilmunya kepada masyarakat di sekitar. Dengan cara itu, Islam terus berkembang memasuki daerah-daerah terpencil.

Pesantren yang telah berdiri pada masa pertumbuhan Islam di Jawa, antara lain Pesantren Sunan Ampel di Surabaya yang didirikan oleh Raden Rahmat (Sunan Ampel) dan Pesantren Sunan Giri yang santrinya banyak berasal dari Maluku (daerah Hitu). Raja-raja dan keluarganya serta kaum bangsawan biasanya mendatangkan kiai atau ulama untuk menjadi guru dan penasihat agama. Misalnya, Kiai Ageng Selo adalah guru Jaka Tingkir; Kiai Dukuh adalah guru Maulana Yusuf di Banten; Maulana Yusuf adalah penasihat agama Sultan Ageng Tirtayasa.

5. Saluran Seni Budaya

Berkembangnya agama Islam dapat melalui seni budaya, misalnya seni bangunan (masjid), seni pahat (ukir), seni tari, seni musik, dan seni sastra. Seni bangunan masjid, mimbar, dan ukir-ukirannya masih menunjukkan seni tradisional bermotifkan budaya Indonesia–Hindu, seperti yang terdapat pada candi-candi Hindu atau Buddha. Hal itu dapat dijumpai di Masjid Agung Demak, Masjid Sendang Duwur Tuban, Masjid Agung Kasepuhan Cirebon, Masjid Agung Banten, Masjid Baiturrahman Aceh, dan Masjid Ternate. Pintu gerbang pada kerajaan Islam atau makam orang-orang yang dianggap keramat menunjukkan bentuk candi bentar dan kori agung. Begitu pula, nisan-nisan makam kuno di Demak, Kudus, Cirebon, Tuban, dan Madura menunjukkan budaya sebelum Islam. Hal itu dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa Islam tidak meninggalkan seni budaya masyarakat yang telah ada, tetapi justru ikut memeliharanya. Seni budaya yang tetap dipelihara dalam rangka proses islamisasi itu banyak sekali, antara lain perayaan Garebek Maulud (Sekaten) di Yogyakarta, Surakarta, dan Cirebon.

Islamisasi juga dilakukan melalui pertunjukkan wayang yang telah dipoles dengan unsur-unsur Islam. Menurut cerita, Sunan Kalijaga juga pandai memainkan wayang.

ISLAM SEBAGAI BENTUK AJARAN AGAMA YANG BERKAITAN DENGAN MANUSIA, PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA KENABIAN DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN AJARAN 2014/2015

38

Islamisasi melalui sastra ditempuh dengan cara menyadur buku-buku tasawuf, hikayat, dan babad ke dalam bahasa pergaulan (Melayu).

6. Saluran Dakwah

Gerakan penyebaran Islam di Jawa tidak dapat dipisahkan dengan peranan Wali Songo. Istilah wali adalah sebutan bagi orang-orang yang sudah mencapai tingkat pengetahuan dan penghayatan agama Islam yang sangat dalam dan sanggup berjuang untuk kepentingan agama tersebut. Oleh karena itu, para wali menjadi sangat dekat dengan Allah sehingga mendapat gelar Waliullah (orang yang sangat dikasihi Allah). Sesuai dengan zamannya, wali-wali itu juga memiliki kekuatan magis karena sebagian wali juga merupakan ahli tasawuf.

Para Wali Sanga yang berjuang dalam penyebaran agama Islam di berbagai daerah di Pulau Jawa adalah sebagai berikut.

1. Maulana Malik Ibrahim 2. Sunan Ampel 3. Sunan Drajad 4. Sunan Bonang 5. Sunan Giri 6. Sunan Kalijaga 7. Sunan Kudus 8. Sunan Muria 9. Sunan Gunung Jati

ISLAM SEBAGAI BENTUK AJARAN AGAMA YANG BERKAITAN DENGAN MANUSIA, PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA KENABIAN DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN AJARAN 2014/2015

39

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bahwasanya manusia dan agama saling berkaitan satu dengan yang lainnya khususnya di Islam, agama adalah pegangan seseorang sebagai suatu keyakinan mereka dalam menjalani hidup agar bermanfaat dan lebih bermakna sehingga akan berpengaruh dengan segala perkembangan perluasan agama Islam di berbagi penjuru dunia.

3.2 Saran

Islam telah berkembang dari masa Rasulullah SAW sampai saat ini dengan banyak tantangan dalam masa-masa penyebarannya sehingga kita sebagai manusia, khususnya umat Islam sudah seharusnya menjalankan kegiatan beragama sepeti meyakini Islam sebagai pegangan dari keyakinan serta Al Qur‟an sebagai pedoman hidup, beribadah sesuai ketentuan dan syariat Islam,, menyebarkan ajaran agama Islam, serta menolong sesama muslim dan saling menghargai antarumat beragama. Dan hal-hal tersebut sudah seharusnya ditanamkan mulai dini sehingga akan menguatkan iman dan taqwa kita terhadap Allah SWT sesuai dengan perjuangan dan ajaran para Nabi dan Rasul Allah.

ISLAM SEBAGAI BENTUK AJARAN AGAMA YANG BERKAITAN DENGAN MANUSIA, PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA KENABIAN DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN AJARAN 2014/2015

40

DAFTAR PUSTAKA

http://filsafat.kompasiana.com/2014/05/12/konsep-manusia-dalam-pandangan-islam-652468.html

http://www.al-shia.org/html/id/service/maqalat/Manusia&Agama.htm

https://www.academia.edu/4727825/KONSEP_MANUSIA_DALAM_ISLAM_Manusia_diciptakan_Allah_Swt

http://psq.or.id/artikel/penciptaan-manusia-sebagai-khalifah-allah-di-muka-bumi/

http://bdkbandung.kemenag.go.id/jurnal/259-hak-asasi-manusia-dalam-persfektif-alqur-an alhadits dan-ijtihad-ulama http://jefri-fernata.blogspot.com/2014/03/peradaban-islam-masa-rasulullah-saw.html