29
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai sebuah organisasi yang berasaskan Islam, tujuan Muhammadiyah yang paling penting adalah untuk menyebarkan ajaran Islam, baik melalui pendidikan maupun kegiatan sosial lainnya. Selain itu meluruskan keyakinan yang menyimpang serta menghapuskan perbuatan yang dianggap oleh Muhammadiyah sebagai bid`ah. Organisasi ini juga memunculkan praktek-praktek ibadah yang hampir-hampir belum pernah dikenal sebelumnya oleh masyarakat, seperti shalat hari raya di lapangan, mengkoordinir pembagian zakat dan sebagainya. Sejak didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan, Muhammadiyah mulai menampakkan pengaruh yang cukup kuat di Indonesia. Sebagai sebuah organisasi kemasyarakatan, Muhammadiyah tidak hanya menangani masalah-masalah pendidikan saja, tetapi juga melayani berbagai usaha pelayanan masyarakat seperti kesehatan, pemberian hukum (fatwa), panti asuhan, penyuluhan dan lain-lain. Ini terbukti dengan berdirinya banyak sekolah, rumah sakit, masjid, rumah yatim, rumah miskin, rumah jompo dan lain sebagainya yang diprakarsai oleh Muhammadiyah. Selain itu, untuk membantu mewujudkan cita-cita dan perserikatan Muhammadiyah, dibentuklah Majelis dan Lembaga Muhammadiyah. B. Rumusan masalah 1

Makalah Majelis dan Lembaga Muhammadiyah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah Majelis dan Lembaga Muhammadiyah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai sebuah organisasi yang berasaskan Islam, tujuan Muhammadiyah yang

paling penting adalah untuk menyebarkan ajaran Islam, baik melalui pendidikan maupun

kegiatan sosial lainnya. Selain itu meluruskan keyakinan yang menyimpang serta

menghapuskan perbuatan yang dianggap oleh Muhammadiyah sebagai bid`ah.

Organisasi ini juga memunculkan praktek-praktek ibadah yang hampir-hampir belum

pernah dikenal sebelumnya oleh masyarakat, seperti shalat hari raya di lapangan,

mengkoordinir pembagian zakat dan sebagainya.

Sejak didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan, Muhammadiyah mulai menampakkan

pengaruh yang cukup kuat di Indonesia. Sebagai sebuah organisasi kemasyarakatan,

Muhammadiyah tidak hanya menangani masalah-masalah pendidikan saja, tetapi juga

melayani berbagai usaha pelayanan masyarakat seperti kesehatan, pemberian hukum

(fatwa), panti asuhan, penyuluhan dan lain-lain. Ini terbukti dengan berdirinya banyak

sekolah, rumah sakit, masjid, rumah yatim, rumah miskin, rumah jompo dan lain

sebagainya yang diprakarsai oleh Muhammadiyah. Selain itu, untuk membantu

mewujudkan cita-cita dan perserikatan Muhammadiyah, dibentuklah Majelis dan

Lembaga Muhammadiyah.

B. Rumusan masalah

1. Pengertian Majelis Dan Lembaga

2. Sejarah Majelis dan Lembaga

3. Macam-Macam Majelis Dan Lembaga

4. Fungsi dan Tugas Majelis dan Lembaga

C. Tujuan Penulisan

Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Al Islam Dan

Kemuhammadiyahan IV dan menjawab pertanyaan yang ada pada rumusan masalah.

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan

mahasiswa tentang Majelis Dan Lembaga Muhammadiyah , dan untuk membuat kita

lebih memahami Al Islam Dan Kemuhammadiyahan IV.

1

Page 2: Makalah Majelis dan Lembaga Muhammadiyah

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Majelis dan Lembaga

1. Majelis

Majelis adalah unsur pembantu pimpinan yang menjalankan sebagian tugas

pokok Muhammadiyah. Majelis sendiri dibentuk oleh Pimpinan Pusat, Pimpinan

Wilayah, Pimpinan Daerah, dan Pimpinan Cabang di tingkat masing-masing sesuai

dengan kebutuhan. ini berarti bahwa majelis dapat dibentuk pada tiap jenjang

organisasi Muhammadiyah (tingkat pusat sampai pada tingkat cabang).

2. Lembaga

Lembaga adalah unsur pembantu pimpinan yang menjalankan tugas

pendukung yang tidak operasional atau tidak langsung berhubungan dengan

pencapaian tujuan Muhammadiyah.

B. Sejarah Majelis dan Lembaga

Pada permulaan abad XX umat Islam Indonesia menyaksikan munculnya gerakan

pembaharuan pemahaman dan pemikiran Islam yang pada esensinya dapat dipandang

sebagai salah-satu mata rantai dari serangkaian gerakan pembaharuan Islam yang telah

dimulai sejak dari Ibnu Taimiyah di Siria, diteruskan Muhammad Ibnu Abdul Wahab di

Saudi Arabia dan kemudian Jamaluddin al Afghani bersama muridnya Muhammad

Abduh di Mesir. Munculnya gerakan pembaharuan pemahaman agama itu merupakan

sebuah fenomena yang menandai proses Islamisasi yang terus berlangsung. Dengan

proses Islamisasi yang terus berlangsung -meminjam konsep Nakamura- dimaksudkan

suatu proses dimana sejumlah besar orang Islam memandang keadaan agama yang ada,

termasuk diri mereka sendiri, sebagai belum memuaskan. Karenanya sebagai langkah

perbaikan diusahakan untuk memahami kembali Islam, dan selanjutnya berbuat sesuai

dengan apa yang mereka anggap sebagai standard Islam yang benar.

Peningkatan agama seperti itu tidak hanya merupakan pikiran-pikiran abstrak tetapi

diungkapkan secara nyata dan dalam bentuk organisasi-organisasi yang bekerja secara

terprogram. Salah satu organisasi itu di Indonesia adalah Muhammadiyah yang didirikan

oleh KH. Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijah 1330 H bertepatan dengan 18

Nopember 1912 M.

2

Page 3: Makalah Majelis dan Lembaga Muhammadiyah

KH. Ahmad Dahlan yang semasa kecilnya bernama Muhammad Darwis dilahirkan

di Yogyakarta tahun 1968 atau 1969 dari ayah KH. Abu Bakar, Imam dan Khatib Masjid

Besar Kauman, dan Ibu yang bernama Siti Aminah binti KH. Ibrahim penghulu besar di

Yogyakarta. KH. Ahmad Dahlan kemudian mewarisi pekerjaan ayahnya menjadi khatib

masjid besar di Kauman. Disinilah ia melihat praktek-praktek agama yang tidak

memuaskan di kalangan abdi dalem Kraton, sehingga membangkitkan sikap kristisnya

untuk memperbaiki keadaan.

Persyarikatan Muhammadiyah didirikan oleh Dahlan pada mulanya bersifat lokal,

tujuannya terbatas pada penyebaran agama di kalangan penduduk Yogyakarta. Pasal dua

Anggaran Dasarnya yang asli berbunyi (dengan ejaan baru):

Maka perhimpunan itu maksudnya :

a. Menyebarkan pengajaran Agama Kanjeng Nabi Muhammad Sallallahu ‘Alaihi

Wassalam kepada penduduk Bumiputra di dalam residentie Yogyakarta.

b. Memajukan hal Agama Islam kepada anggota-anggotanya.

Berkat kepribadian dan kemampuan Dahlan memimpin organisasinya, maka dalam

waktu singkat organisasi itu mengalami perkembangan pesat sehingga tidak lagi dibatasi

pada residensi Yogyakarta, melainkan meluas ke seluruh Jawa dan menjelang tahun 1930

telah masuk ke pulau-pulau di luar Jawa.

Misi utama yang dibawa oleh Muhammadiyah adalah pembaharuan (tajdid)

pemahaman agama. Adapun yang dimaksudkan dengan pembaharuan oleh

Muhammadiyah  ialah yang seperti yang dikemukakan M. Djindar Tamimy: Maksud dari

kata-kata “tajdid” (bahasa Arab) yang artinya “pembaharuan” adalah mengenai dua segi,

ialah dipandang dari pada/menurut sasarannya :

Pertama    :   berarti pembaharuan dalam arti mengembalikan kepada

keasliannya/kemurniannya, ialah bila tajdid itu sasarannya mengenai soal-soal prinsip

perjuangan yang sifatnya tetap/tidak berubah-ubah.

Kedua       :    berarti pembaharuan dalam arti modernisasi, ialah bila tajdid itu

sasarannya mengenai masalah seperti: metode, sistem, teknik, strategi, taktik perjuangan,

dan lain-lain yang sebangsa itu, yang sifatnya berubah-ubah, disesuaikan dengan situasi

dan kondisi/ruang dan waktu.

Tajdid dalam kedua artinya, itu sesungguhnya merupakan watak daripada ajaran

Islam itu sendiri dalam perjuangannya. Dapat disimpulkan bahwa pembaharuan itu

tidaklah selamanya berarti memodernkan, akan tetapi juga memurnikan, membersihkan

yang bukan ajaran.

3

Page 4: Makalah Majelis dan Lembaga Muhammadiyah

Muhammadiyah adalah gerakan keagamaan yang bertujuan menegakkan agama

Islam ditengah-tengah masyarakat, sehingga terwujud masyarakat Islam sebenar-

benarnya.

Islam sebagai agama terakhir, tidaklah memisahkan masalah rohani dan persoalan

dunia, tetapi mencakup kedua segi ini. Sehingga Islam yang memancar ke dalam

berbagai aspek kehidupan tetaplah merupakan satu kesatuan suatu keutuhan.

Pembaharuan Islam sebagai satu kesatuan inilah yang ditampilkan Muhammadiyah itu

sendiri. Sehingga dalam perkembangan sekarang ini Muhammadiyah menampakkan diri

sebagai pengembangan dari pemikiran perluasan gerakan-gerakan yang dilahirkan oleh

KH. Ahmad Dahlan sebagai karya amal shaleh.

Usaha pembaharuan Muhammadiyah secara ringkas dapat dibagi ke dalam tiga

bidang garapan, yaitu : bidang keagamaan, pendidikan, dan kemasyarakatan. 

1. Bidang keagamaan

Pembaharuan dalam bidang keagamaan ialah penemuan kembali ajaran atau

prinsip dasar yang berlaku abadi, yang karena waktu, lingkungan situasi dan kondisi,

mungkin menyebabkan dasar-dasar tersebut kurang jelas tampak dan tertutup oleh

kebiasaan dan pemikiran tambahan lain.

Di atas telah disebutkan bahwa yang dimaksud pembaharuan dalam bidang

keagamaan adalah memurnikan kembali dan mengembalikan kepada keasliannya.

Oleh karena itu dalam pelaksanaan agama baik menyangkut aqidah (keimanan)

ataupun ritual (ibadah) haruslah sesuai dengan aslinya, yaitu sebagaimana

diperintahkan oleh Allah dalam Al-Quran dan dituntunkan oleh Nabi Muhammad

SAW, lewat sunah-sunahnya.

Dalam masalah aqidah Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah Islam

yang murni, bersih dari gejala-gejala kemusyrikan, bid’ah dan khufarat tanpa

mengabaikan prinsip-prinsip toleransi menurut ajaran Islam, sedang dalam ibadah

Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah tersebut sebagaimana yang

dituntunkan Rasulullah SAW tanpa tambahan dan perubahan dari manusia.

Dengan kembali kepada ajaran dasar ini yang populernya disebut pada Al-

Qur’an dan Hadits, Muhammadiyah berusaha menghilangkan segala macam

tambahan yang datang kemudian dalam agama. Memang di Indonesia keadaan ini

terasa sekali, bahwa keadaan keagamaan yang nampak adalah serapan dari berbagai

unsur kebudayaan yang ada.

4

Page 5: Makalah Majelis dan Lembaga Muhammadiyah

Di antara praktek-praktek dan kebiasaan yang bukan berasal dari agama Islam

antara lain : pemujaan arwah nenek moyang, benda-benda keramat, berbagai macam

upacara dan selamatan, seperti pada waktu-waktu tertentu pada waktu hamil, pada waktu

puput pusar, khitanan, pernikahan, dan kematian. Upacara dan do’a yang diadakan pada

hari ke-3, ke-5, ke-40, ke-100, ke-1000 setelah meninggal. Peristiwa penting yang

berssfat sosial yang berhubungan dengan kepercayaan seperti kenduri/ slametan pada

bulan Sya’ban dan Ruwah. Berziarah ke makam orang-orang suci dan minta dido’akan.

Begitu pula orang sering kali meminta nasehat dan bantuannya kepada petugas agama di

desa (seperti modin, rois, kaum) dalam hal-hal yang berhubungan dengan  takhayul,

misal untuk menolak pengaruh penyakit, yang untuk itu biasanya mereka

diberi/dibacakan do’a-do’a dalam bahasa Arab, yang di antara do’a tersebut tidak jarang

bagian-bagian yang berbau Agama Hindu atau animisme dari zaman kuno, dan

sebagainya.

Terhadap tradisi dan kepercayaan di atas banyak orang Islam yang menganggap

bahwa hal tersebut termasuk amalan-amalan keagamaan, atau setidak-tidaknya hal

tersebut tidak bertentangan.

Terhadap tradisi, adat kebiasaan dan berbagai macam kepercayaan di atas banyak

kaum muslimin yang melakukannya tanpa reserve, bahkan mereka menganggap bahwa

hal di atas termasuk keharusan menurut agama.

Untuk itu Muhammadiyah berusaha meluruskan kembali dengan memberantas

segala bentuk bid’ah dan khurafat sepeti bentuk di atas.

Usaha Muhammadiyah untuk memurnikan keyakinan umat Islam Indonesia, ialah

Muhammadiyah telah mengenalkan penelaahan kembali dan pengubahan drastis, jika

diperlukan, menuju penafsiran yang benar terhadap Al-Qur’an dan Al-Hadits. Usaha

pemurnian tersebut antara lain dapat disebut :

1. Penentuan arah kiblat yang tepat dalam bersembahyang, sebagai kebalikan dari

kebiasaan sebelumnya, yang menghadap tepat ke arah Barat.

2. Penggunaan perhitungan astronomi dalam menentukan permulaan dan akhir bulan

puasa (hisab), sebagai kebalikan dari pengamatan perjalanan bulan oleh petugas

agama.

3. Menyelenggarakan sembahyang bersama di lapangan terbuka pada hari raya Islam,

Idul Fitri dan Idul Adha, sebagai ganti dari sembahyang serupa dalam jumlah

jama’ah yang lebih kecil, yang diselengarakan di Masjid.

5

Page 6: Makalah Majelis dan Lembaga Muhammadiyah

4. Pengumpulan dan pembagian zakat fitrah dan korban pada hari raya tersebut di atas,

oleh panitia khusus, mewakili masyarakat Islam setempat, yang dapat dibandingkan

sebelumnya dengan memberikan hak istimewa dalam persoalan ini pada pegawai

atau petugas agama (penghulu, naib, kaum. modin, dan sebagainya).

5. Penyampaian khutbah dalam bahasa daerah, sebagai ganti dari penyampaian khutbah

dalam bahasa Arab.

6. Penyederhanaan upacara dan ibadah dalam upacara kelahiran, khitanan, perkawinan

dan pemakaman, dengan menghilangkan hal-hal yang bersifat politheistis darinya.

7. Penyerderhanaan makam, yang semula dihiasi secara berlebihan.

8. Menghilangkan kebiasaan berziarah ke makam orang-orang suci (wali).

9. Membersihkan anggapan adanya berkah yang bersifat ghaib, yang dimiliki oleh para

kyai/ulama tertentu, dan pengaruh ekstrim dari pemujaan terhadap mereka.

10. Penggunaan kerudung untuk wanita, dan pemisahan laki-laki dengan perempuan

dalam pertemuan-pertemuan yang bersifat keagamaan.

Dalam rangka usaha tersebut, tidak sedikit rintangan yang dialami. Beberapa tafsir

Muhammadiyah tentang Al-Qur’an dan Al-Hadits menimbulkan debat theologis di

antara ulama.Tetapi kemudian, beberapa hal yang dipelopori oleh Muhammadiyah

menjadi umum di kalangan umat Islam di Indonesia.

Untuk membahas, apakah adat istiadat/tradisi serta kepercayaan berlaku di

masyarakat itu sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadits atau tidak, dalam Muhammadiyah

dibicarakan oleh suatu lembaga yang bernama “Lajnah Tarjih”. Tarjih ini adalah

merupakan realisasi dari prinsip, bahwa pintu ijtihad tetap terbuka.

2. Bidang Pendidikan

Dalam kegiatan pendidikan dan kesejahteraan sosial, Muhammadiyah

mempelopori dan menyelenggarakan sejumlah pembaharuan dan inovasi yang lebih

nyata. Bagi Muhammadiyah, yang berusaha keras menyebarluaskan Islam lebih luas

dan lebih dalam, pendidikan mempunyai arti penting, karena melalui inilah

pemahaman tentang Islam dapat diwariskan dan ditanamkan dari generasi ke generasi.

Pembaharuan pendidikan ini meliputi dua segi, yaitu segi cita-cita dan segi

teknik pengajaran. Dari segi cita-cita, yang dimaksud K.H. Ahmad Dahlan ialah ingin

membentuk manusia muslim yang baik budi, alim dalam agama, luas dalam

pandangan dan paham masalah ilmu keduniaan, dan bersedia berjuang untuk

6

Page 7: Makalah Majelis dan Lembaga Muhammadiyah

kemajuan masyarakatnya. Adapun teknik, adalah lebih banyak berhubungan dengan

cara-cara penyelenggaraan pengajaran.

Gagasan pendidikan Muhammadiyah adalah untuk mendidik sejumlah banyak

orang awam dan meningkatkan pengetahuan masyarakat. Dalam usaha merealisasi

gagasan tersebut, Muhammadiyah sejak masa kepemimpinan Ahmad Dahlan, telah

berusaha keras untuk mengawinkan antara dua sistim pendidikan, pesantren

(pendidikan agama pedesaan di bawah tuntunan kyai/ulama) dan sekolah model barat,

dengan menghilangkan kelemahan dari keduanya. Menurut Muhammadiyah,

pendidikan pesantren tradisional membutuhkan waktu terlalu banyak bagi santri untuk

menyelesaikannya, juga kurang adanya sistim kelas atau penjenjangan. Pesantren

biasanya hanya terbatas pada sejumlah kecil mata pelajaran tertentu, sehingga santri

harus memasuki dan tinggal di beberapa pesantren agar sempurna ilmunya. Pesantren

tradisional tidak cukup membekali santrinya dalam memecahkan masalah-masalah

keduniawian, karena lembaga-lembaga tersebut tidak mengajarkan pelajaran-pelajaran

sekuler. Di pihak lain, pendidikan model Barat hanya mengajarkan ketrampilan

praktis, pengetahuan dan ilmu umum, tetapi tidak mengajarkan ketrampilan akhlak,

budi pekerti, dengan bersandar kepada ajaran Islam. Muhammadiyah merasa perlu

menggabungkan keduanya : pendidikan untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan

akherat. Atau dengan kata lain, bahwa dengan sistim pendidikannya itu,

Muhammadiyah ingin membentuk ulama intelek dan atau intelek yang ulama.

Dengan mengambil unsur-unsurnya yang baik dari sistim pendidikan Barat dan

sistim pendidikan tradisional, Muhammadiyah berhasil membangun sistim pendidikan

sendiri, seperti sekolah model Barat, tetapi dimasuki pelajaran agama di dalamnya,

sekolah dengan menyertakan pelajaran sekuler, bermacam-macam sekolah kejuruan

dan lain-lain.

Sedang dalam cara penyelenggaraannya, proses belajar mengajar itu tidak lagi

dilaksanakan di masjid atau langgar, tetapi di gedung khusus, yang di lengkapi dengan

meja, kursi dan papan tulis, tidak lagi duduk di lantai.

Selain pembaharuan dalam lembaga pendidikan formal, Muhammadiyah pun

telah memperbaharui bentuk pendidikan tradisional non formal, yaitu pengajian.

Semula pengajian di lakukan di mana orang tua atau guru privat mengajar anak-anak

kecil membaca Al-Qur’an dan beribadah. Oleh Muhammadiyah diperluas dan

pengajian disistematiskan ke dalam bentuk pendidikan agama non formal, di mana

7

Page 8: Makalah Majelis dan Lembaga Muhammadiyah

pesertanya lebih banyak juga isi pengajian diserahkan pada masalah-masalah

kehidupan sehari-hari umat Islam.

Begitu pula Muhammadiyah dalam usaha pembaharuan ini telah berhasil

mewujudkan bidang bimbingan dan penyuluhan agama dalam masalah-masalah yang

diperlukan dan mungkin bersifat pribadi, seperti Muhammadiyah telah memelopori

mendirikan Badan Penyuluhan Perkawinan di kota-kota besar. Dengan

menyelenggarakan pengajian dan nasihat yang bersifat pribadi tersebut, dapat

ditunjukkan bahwa Islam menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia.

3. Bidang Kemasyarakatan    

Di bidang sosial dan kemasyarakatan, maka usaha yang dirintis oleh

Muhammadiyah adalah didirikannya rumah sakit poliklinik, rumah yatim piatu, yang

dikelola melalui lembaga-lembaga dan bukan secara individual sebagaimana

dilakukan orang pada umumnya di dalam memelihara anak yatim piatu. Badan atau

lembaga pendidikan sosial di dalam Muhammadiyah juga ikut menangani masalah-

masalah keagamaan yang ada kaitannya dengan bidang sosial, seperti prosedur

penerimaan dan pembagian zakat ditangani sepenuhnya oleh P.K.U., yang sekaligus

berwenang sebagai badan ‘amil.

Usaha pemaharuan dalam bidang sosial kemasyarakatan ditandai dengan

didirikannya Pertolongan Kesengsaraan Oemoem (PKO) pada tahun 1923. Ide di

balik pembangunan dalam bidang ini karena banyak di antara orang Islam yang

mengalami kesengsaraan, dan hal ini merupakan kesempatan bagi kaum muslimin

untuk saling tolong-menolong.

Perhatian pada kesengsaraan umum dan kewajiban menolong sesama muslim,

tidak hanya sekedar karena rasa cinta kasih pada sesama, tetapi juga ada tuntunan

agama yang jelas untuk beramar ma’ruf. Sebagai perwujudan sosial dari semangat

beragama. Hal ini merupakan gerakan sosial dengan ilham keagamaan. Contohnya

ialah pengamalan firman Tuhan dalam Surat Al-Ma’un (terjemahannya) : 

“Tahukah engkau orang yang mendustakan agama? Itulah orang yang

menghardik anak yatim, dan tiada menganjurkan menyantuni orang miskin.

Celakalah orang-orang yang shalat, yaitu lalai dari shalatnya, orang-orang yang

riya’ dan tiada mau menolong dengan barang-barang yang berguna.”

8

Page 9: Makalah Majelis dan Lembaga Muhammadiyah

Ajaran ini direalisasikan oleh Muhammadiyah melalui pendirian rumah yatim,

klinik, rumah sakit dan juga melalui pembaharuan cara mengumpulkan dan

mendistribusikan zakat.

Dapatlah disimpulkan, bahwa pembaharuan sosial kemasyarakatan yang

dilakukan Muhammadiyah, merupakan salah satu wujud dari ketaatan beragama,

dalam dimensi sosialnya, atau dimaksudkan untuk mencapai tujuan keagamaan.

C. Macam-Macam Majelis Dan Lembaga

1. Macam-Macam Majelis

a. Majelis Tarjih dan Tajdid

b. Majelis Tabligh

c. Majelis Pendidikan Tinggi

d. Majelis Pembina Kesehatan Umum

e. Majelis Pendidikan Kader

f. Majelis Pustaka dan Informasi

g. Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan

h. Majelis Lingkungan Hidup

i. Majelis Pemberdayaan Masyarakat

j. Majelis Pelayanan Sosial

k. Majelis Hukum dan Hak Asasi Manusia

l. Majelis Wakaf dan Kehartabendaan

m. Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah

2. Macam-Macam Lembaga

a. Lembaga Amal Zakat Infaq dan Shodaqqoh

b. Lembaga Hubungan dan Kerjasama International

c. Lembaga Pembina dan Pengawas Keuangan

d. Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting

e. Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik

f. Lembaga Penanggulangan Bencana

g. Lembaga Seni Budaya dan Olahraga

h. Lembaga Penelitian dan Pengembangan

9

Page 10: Makalah Majelis dan Lembaga Muhammadiyah

D. Fungai dan Tugas Majelis dan Lembaga

a. Fungsi dan Tugas Majelis

1. Majelis Tarjih dan Tardid

Majelis Tarjih dan Tajdid memiliki rencana strategis untuk: Menghidupkan

trjih, tajdid, dan pemikiran Islam dalam Muhammadiyah sebagai gerakan

pembaharuan yang kritis-dinamis dalam kehidupan masyarakat dan proaktif

dalam menjalankan problem dan tantangan perkembangan sosial budaya dan

kehidupan pada umumnya sehinggan Islam selalu menjadi sumber pemikiran,

moral, dan praksis sosial di tengah kehidupan masyarakat, bangsa dan negara

yang sangat kompleks.

Berdasarkan garis besar program, Majelis ini mempunyai tugas pokok:

1. Mengembangkan dan menyegarkan pemahaman dan pengalaman ajaran

Islam dalam kehidupan masyarakat yang multikultural dan kompleks.

2. Mensistematisasi metodologi pemikiran dan pengalaman Islam sebagai

prinsip gerakan tajdid dalam gerakan Muhammadiyah.

3. Mengoptimalkan peran kelembagaan bidang tajdid, tarjih dan pemikiran

Islam untuk selalu proaktif dalam menjawab masalah riil masyarakat yang

sedang berkembang.

4. Mensosialisasikan produk-produk tajdid, tarjih dan pemikiran keislaman

Muhammadiyah ke seluruh lapisan masyarakat.

5.  Membentuk dan mengembangkan pusat penelitian, kajian, dan informasi

bidang tajdid pemikiran Islam yang terpadu dengan bidang lain.

2. Majelis Tabligh

a. Fungsi :

Majelis Tingkat Pusat sampai tingkat cabang berfungsi sebagai pelaksana

program bidang tabligh dan dakwah khusus sesuai kebijakan Persyarikatan

meliputi:

1. Pembinaan Ideologi Muhammadiyah

2. Perencanaan, pengorganisasian, pembimbingan, pengkoordinasian dan

pengawasan program dan kegiatan

3. Peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga profesional

4. Penelitian dan pengembangan bidang tabligh dan dakwah khusus

10

Page 11: Makalah Majelis dan Lembaga Muhammadiyah

5. Penyampaian masukan kepada Pimpinan Persyarikatansebagai bahan

pertimbangan dalam penetapan kebijakan bidang tabligh dan dakwah

khusus

b. Tugas

Majelis Tingkat Pusat sampai tingkat cabang bertugas melaksanakan

program bidang tabligh dan dakwah khusus sesuai kebijakan Persyarikatan

meliputi:

1. Pembinaan Ideologi Muhammadiyah

2. Perencanaan, pengorganisasian, pembimbingan, pengkoordinasian dan

pengawasan program dan kegiatan

3. Peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga profesional

4. Penelitian dan pengembangan bidang tabligh dan dakwah khusus

5. Penyampaian masukan kepada Pimpinan Persyarikatansebagai bahan

pertimbangan dalam penetapan kebijakan bidang tabligh dan dakwah

khusus.

3. Majelis Pendidikan Tinggi

Berdasarkan Peraturan Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor

01/PRN/I.0/B/2012 tentang Majelis Pendidikan Tinggi, Majelis sebagai

penyelenggara amala usaha, program, dan kegiatan bidang pendidikan tinggi

sesuai kebijakan Persyarikatan bertugas:

a. Membina ideologi Muhammadiyah;

b. Mengembangkan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan;

c. Merencanakan, mengorganisasikan, mengkoordinasikan, membina, dan

mengawasi pengelolaan catur dharma perguruan tinggi;

d. Meningkatkan kualitas dan kuantitas perguruan tinggi;

e. Melakukan penelitian dan pengembangan bidang pendidikan tinggi;

f. Menyampaikan masukan kepada Pimpinan Persyarikatan sebagai bahan

pertimbangan dalam penetapan kebijakan.

Majelis sebagai penyelenggara amal usaha, program, dan kegitan bidang

pendidikan tinggi sesuai kebijakan Persyarikatan berfungsi dalam:

a. Pembinaan ideologi Muhammadiyah;

b. Pengembangan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan;

11

Page 12: Makalah Majelis dan Lembaga Muhammadiyah

c. Perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pembinaan, dan

pengawasan atas pengelolaan catur dharma perguruan tinggi;

d. Peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga profesional;

e. Pengembangan kualitas dan kuantitas perguruan tinggi;

f. Penelitian dan pengembangan bidang pendidikan tinggi;

g. Penyampaian masukan kepada Pimpinan Persyarikatan sebagai bahan

pertimbangan dalam penetapan kebijakan.

4. Majelis Pembina Kesehatan Umum

Fungsi dan tugas dari majelis pembina kesehatan umum adalah :

1. Penggerak terwujudnya infrastruktur kesehatan dan dinamika kelompok sosial

2. Penggerak terwujudnya masyarakat sehat

3. Penggerak utama terwujudnya jejaring antar kelompok social yang

mendukung masyarakat sehat dan mandiri

4. Berperan aktif dalam mewujudkan masyarakat yang berperilaku sehat dan

memanfaatkan pelayanan kesehatan yang bermutu

5. Menggerakkan terwujudnya infrastruktur kesehatan yang berkualitas serta

dinamika kelompok sosial yang berkesinambungan

5. Majelis Pendidikan Kader

Fungsi dan tugas dari majelis pendidikan kader adalah:

1. Meningkatkan kualitas perkaderan dalam segala aspek

2. Meningkatkan kompetensi kader

3. Melaksanakan transformasi kader secara terarah dan kontinyu

4. Melakukan pemberdayaan AMM

5. Melaksanakan penguatan sekolah-sekolah kader Muhammadiyah

6. Melaksanakan pemantapan dan peningkatan pembinaan dan ideologi gerakan

di kalangan kader, pimpinan, dan anggota Persyarikatan

12

Page 13: Makalah Majelis dan Lembaga Muhammadiyah

6. Majelis Pustaka dan Informasi

Tugas Pokok :

Membangun kemampuan dan keluasan jaringan kekuatan informasi serta pustaka

Muhammadiyah sebagai organisasi Islam modern di tengah era kehidupan

masyarakat informasi.

Fungsi

1. Mengorganisasi dan memperluas kelengkapan perpustakaan dan fungsi-fungsi

pustaka sebagai sumber pengembangan pengetahuan dan informasi bagi

kemajuan Persyarikatan.

2. Meningkatkan kemampuan penguasaan teknologi informasi dan media

publikasi sebagai instrumen bagi pengembangan peran-pera persyarikatan

dalam menjalankan misi di tengah kehidupan.

3. Pengembangan kerjasama dalam pengelolaan pustaka dan publikasi secara

lebih terorganisasi.

7. Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan

Fungsi dan tugas dari majelis ekonomi dan kewirausahaan adalah :

1. Menciptakan cetak biru (blue print) pengembangan ekonomi sebagai usaha

untuk mengevaluasi dan merancang program pemberdayaan ekonomi ummat

yang efektif.

2. Mengembangkan model pemberdayaan ekonomi yang didasarkan atas

kekuatan sendiri sebagai wujud cita-cita kemandirian ekonomi ummat.

3. Menegaskan keberpihakan Muhammadiyah terhadap usaha-usaha ekonomi

dalam membangun kekuatan masyarakat kecil (akar rumput) yang dhu’afa dan

mustadh’afin melalui mengupayakan terlaksananya ekonomi syariah yang

lebih kuat, terorganisasi dan tersistem.

8. Majelis Lingkungan Hidup

Fungsi dan tugas dari majelis lingkungan hidup adalah:

1. Mengembangkan aktivitas pendidikan dan dakwah lingkungan yang dimotori

oleh majelis terkait, guna memberi pengertian tentang pengelolaan lingkungan

yang benar dan membangun kesadaran tentang pentingnya kelestarian

lingkungan hidup.

13

Page 14: Makalah Majelis dan Lembaga Muhammadiyah

2. Mendorong tumbuhnya kesadaran baru etika lingkungan di kalangan

masyarakat luas, termasuk dunia usaha, yang cenderung mengabaikan etika

lingkungan.

3. Melakukan kampanye sadar lingkungan secara luas bekerjasama dengan

berbagai instansi, baik pemerintah maupun swasta.

9. Majelis Pemberdayaan Masyarakat

Tugas dan fungsi dari majelis pemberdayaan masyarakat adalah:

1. Mengaplikasikan konsep-konsep gerakan seperti Teologi/Fiqih Al-Maa’uun

2. Mengembangkan model-model pemberdayaan masyarakat yang bersifat

bottom-up dan partisipatif.

3. Mengembangkan potensi sumberdaya manusia untuk pemberdayaan

masyarakat

4. Meningkatkan advokasi dan pendampingan terhadap kelompok miskin, buruh,

dan kelompok dhu’afa/mustadh’afin lainnya

10. Majelis Pelayanan Sosial

Tugas dan fungsi dari majelis pelayanan sosial adalah :

1. Menggerakan dan menyatukan seluruh potensi Muhammadiyah untuk

meningkatkan profesionalitas dalam pelayanan sosial

2. Meningkatkan kualitas pelayanan dan kelembagaan sosial di lingkungan

Muhammadiyah

3. Mengembangkan kemitraan dan jejaring pelayanan sosial

11. Majelis Hukum dan Hak Asasi Manusia

Fungsi dan tugas dari majelis hukum dan hak asasi manusia adalah:

1. Melakukan penyadaran kepada masyarakat tentang hak asasi manusia dan

demokrasi, termasuk lewat jalur pendidikan.

2. Mengupayakan advokasi publik yang menyangkut kebijakan yang bersentuhan

dengan kepentingan rakyat banyak.

14

Page 15: Makalah Majelis dan Lembaga Muhammadiyah

12. Majelis Wakaf dan Kehartabendaan

Fungsi dan tugas dari majelis wakaf dan kehartabendaan adalah :

1. Peningkatan pengelolaan ZIS (Zakat, Infaq, dan Shadaqah) dan

akuntabilitasnya sehingga menjadi penyangga kekuatan gerakan

pemberdayaan umat.

2. Peningkatan mutu pengelolaan wakaf dan perkuasan gerakan sertifikasi tanah-

tanah wakaf di lingkungan Persyarikatan.

3. Pengembangan bentuk wakaf dalam bentuk wakaf tunai dan wakaf produktif.

13. Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah

Fungsi dan tugas dari majelis pendidikan dasar dan menengah adalah :

1. Membangun cetak biru (blue print) pendidikan Muhammadiyah

2. Menegaskan posisi dan implementasi nilai Islam, Kemuhammadiyahan, dan

kaderisasi dalam seluruh sistem pendidikan Muhammadiyah.

3. Mempercepat proses pengembangan institusi pendidikan Muhammadiyah

sebagai pusat keunggulan dengan menyusun standar mutu.

4. Menjadikan mutu sebagai tujuan utama bagi pendidikan Muhammadiyah.

5. Mengintegrasikan pengembangan amal usaha pendidikan Muhammadiyah

dengan program pengembangan masyarakat.

6. Menyusun sistem pendidikan Muhammadiyah yang berbasis Al-Qur’an dan

Sunnah.

b. Fungsi dan Tugas Lembaga

1. Lembaga Amal Zakat Infaq dan Shodaqoh

LAZISMUH bertugas membantu Pimpinan Persyarikatan dalam penerimaan,

penampungan dan penyaluran dana dari zakat, infaq dan shadaqah dari

masyarakat Islam dan warga Muhammadiyah.

2. Lembaga Hubungan dan Kerjasama Internasional

Berdasarkan garis besar program, Lembaga ini mempunyai tugas pokok antara

lain :

1. Mengembangkan kerjasama yang harmonis dan saling menguntungkan dengan

berbagai instansi, baik pemerintah, maupun swasta, serta dalam maupun luar

negeri, untuk mendukung gerak Pesyarikatan.

15

Page 16: Makalah Majelis dan Lembaga Muhammadiyah

2. Berperan aktif dalam upaya membangun tata dunia baru yang adil dan

berkeadaban.

3. Mengembangkan kerjasama dengan berbagai pihak, baik dalam maupun luar

negeri, dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan umat Islam guna

mengejar ketertinggalan dalam berbagai bidang.

4. Mengefektifkan kerjasama dengan berbagai kalangan, baik dalam maupun luar

negeri, guna meningkatkan peran Muhammadiyah dan umat Islam secara lebih

luas sekaligus mengantisipasi segala bentuk pemojokan yang merugikan

Muhammadiyah dan umat Islam.

3. Lembaga Pembina dan Pengawas Keuangan

Fungsi dan tugas lembaga ini adalah melakukan pembinaan dan pengawasan

keuangan persyarikatan, amal usaha, dan ortom di lingkungan persyarikatan

Muhammadiyah Kab. Malang. Tugas tersebut meliputi:

Pembinaan tentang penataan sistem keuangan yang meliputi perencanaan

dan pengelolaan keuangan di persyarikatan dan amal usaha

Muhammadiyah.

4. Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting

Lembaga ini di bentuk untuk melakukan penguatan kembali Ranting sebagai

basis gerakan melalui proses penataan, pemantapan, peningkatan, dan

pengembangan ranting baru ke arah kemajuan dalam berbagai aspek gerakan

Muhammadiyah.

5. Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik

Fungsi dan tugas dari lembaga hikmah dan kebijakan publik adalah:

1. Mengembangkan lembaga khusus sebagai kelompok pemikir (think-tank

2. Berpartisipasi secara aktif dan kreatif dalam upaya penguatan masyarakat sipil

serta penegakan demokrasi dan hak asasi manusia.

3. Meneruskan gerakan antikorupsi dengan memanfaatkan kerjasama yang telah

dirintis selama ini.

4. Membangun jalinan yang sinergis dengan kader dan simpatisan

Muhammadiyah yang berada di lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif.

5. Meluaskan pendidikan kewarganegaraan (civic education)

16

Page 17: Makalah Majelis dan Lembaga Muhammadiyah

6. Menyelenggarakan pendidikan kader politik dan menyusun panduan tentang

politik yang Islami.

6. Lembaga Penanggulangan Bencana

Fungsi dan tugas dari lembaga penanggulangan bencana adalah:

1. Memfasilitasi dan membantu kegiatan penelitian melalui kerjasama dan

pengembangan jaringan penelitian didalam dan luar negeri.

2. Medorong inovasi, kretivitas, dan penemuan program baru di bidang IPTEK

yang bermanfaat

3. Mendorong dan melaksanakan penelitian tentang muhammadiyah

7. Lembaga Seni Budaya dan Olahraga

Fungsi dan tugas dari lembaga seni budaya dan olahraga adalah:

1. Mengembangkan apresiasi kesenian, kesusastraan, dan pariwisata yang Islami

dan memberikan nuansa kehalusan budi dan spiritual Islami dalam kehidupan

warga Persyarikatan, umat, dan masyarakat luas.

2. Memproduksi film, buku, dan seni pertunjukan yang membawa pesan

kerisalahan dan peradaban Islami.

3. Melakukan kajian dan kritik terhadap praktik-praktik kesenian dan berbagai

publikasi yang bertentangan dengan nilai-nilai dan norma-norma ajaran Islami

serta merusak akhlak dan peradaban manusia.

4. Meningkatkan pengadaan dan pengelolaan sarana, prasarana, pendidikan,

produksi, dan pengembangan seni-budaya di lingkungan persyarikatan.

8. Lembaga Penelitian dan Pengembangan

Fungsi dan tugas dari lembaga penelitian dan pengembangan adalah:

1. Memfasilitasi dan membantu kegiatan penelitian melalui kerjasama dan

pengembangan jaringan penelitian didalam dan luar negeri.

2. Medorong inovasi, kretivitas, dan penemuan program baru di bidang IPTEK

yang bermanfaat

3. Mendorong dan melaksanakan penelitian tentang muhammadiyah

17

Page 18: Makalah Majelis dan Lembaga Muhammadiyah

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Majelis adalah unsur pembantu pimpinan yang menjalankan sebagian tugas pokok

Muhammadiyah. Majelis sendiri dibentuk oleh Pimpinan Pusat, Pimpinan Wilayah,

Pimpinan Daerah, dan Pimpinan Cabang di tingkat masing-masing sesuai dengan

kebutuhan. ini berarti bahwa majelis dapat dibentuk pada tiap jenjang organisasi

Muhammadiyah (tingkat pusat sampai pada tingkat cabang).

Lembaga adalah unsur pembantu pimpinan yang menjalankan tugas pendukung

yang tidak operasional atau tidak langsung berhubungan dengan pencapaian tujuan

Muhammadiyah.

Muhammadiyah adalah gerakan keagamaan yang bertujuan menegakkan agama

Islam ditengah-tengah masyarakat, sehingga terwujud masyarakat Islam sebenar-

benarnya.

Pembaharuan Islam sebagai satu kesatuan inilah yang ditampilkan Muhammadiyah

itu sendiri. Sehingga dalam perkembangan sekarang ini Muhammadiyah menampakkan

diri sebagai pengembangan dari pemikiran perluasan gerakan-gerakan yang dilahirkan

oleh KH. Ahmad Dahlan sebagai karya amal shaleh.

Usaha pembaharuan Muhammadiyah secara ringkas dapat dibagi ke dalam tiga

bidang garapan, yaitu bidang keagamaan, pendidikan, dan kemasyarakatan. Dan untuk

membantu perserikatan Muhammadiyah, maka dibentuklah majelis dan lembaga sebagai

pembantu perserikatan.

Macam-macam majelis yaitu : Majelis Tarjih dan Tajdid, Majelis Tabligh, Majelis

Pendidikan Tinggi, Majelis Pembina Kesehatan Umum, Majelis Pendidikan Kader,

Majelis Pustaka dan Informasi, Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan, Majelis

Lingkungan Hidup, Majelis Pemberdayaan Masyarakat, dan Majelis Pelayanan Sosial.

Sedangkan macam-macam lembaga yaitu : Lembaga Amal Zakat Infaq dan Shodaqqoh,

Lembaga Hubungan dan Kerjasama International, Lembaga Pembina dan Pengawas

Keuangan, Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting, Lembaga Hikmah dan

Kebijakan Publik, Lembaga Penanggulangan Bencana, Lembaga Seni Budaya dan

Olahraga, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan.

18