7
Oleh: Pdt. Yohanes Bambang Mulyono

Penyerahan Alkitab_dlm liturgi GKI

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Penyerahan Alkitab_dlm liturgi GKI

Oleh:

Pdt. Yohanes Bambang Mulyono

Page 2: Penyerahan Alkitab_dlm liturgi GKI

Tradisi Penyerahan Alkitab di GKI

• Awal dan akhir kebaktian ditandai dengan penyerahan Alkitab

• Persidangan Majelis Sinode GKI ke-14 di Denpasar yang menetapkan perubahan Liturgi.

Page 3: Penyerahan Alkitab_dlm liturgi GKI

Gereja-gereja reformatoris menempatkan fungsi Alkitab sebagai:

1. Firman Tuhan yang menjadi dasar seluruh kebenaran dan keselamatan (sola

scriptura).2. Pemberitaan firman sebagai bagian yang

sentral dalam seluruh ibadah.3. Fungsi pemberitaan firman sebagai pengajaran gereja, penggembalaan dan pembinaan umat (pastoral).

Page 4: Penyerahan Alkitab_dlm liturgi GKI

Simbolisasi kewibawaan Alkitab:

1.Dibawa dengan cara diangkat setinggi dada oleh Penatua yang bertugas pada waktu prosesi masuk dan keluar.

2. Alkitab di tempatkan di atas meja khusus di depan mimbar dalam posisi sedang terbuka.

Page 5: Penyerahan Alkitab_dlm liturgi GKI

Makna Penyerahan AlkitabDari Penatua kepada Pendeta (awal

kebaktian):

Secara resmi Alkitab diserahkan oleh Penatua kepada Pendeta atau pengkhotbah agar dia

sungguh-sungguh memberitakan firman Tuhan sesuai dengan prinsip kesaksian

Alkitab dan pengajaran gereja.

Page 6: Penyerahan Alkitab_dlm liturgi GKI

Secara resmi sang Pendeta atau pengkhotbah menyatakan bahwa

dia telah melaksanakan tugas pemberitaan firman, dan dia secara pribadi dapat

mempertanggungjawabkan isi pemberitaannya menurut firman Tuhan dan

pengajaran gereja.

Makna Penyerahan Alkitab dari Pendeta kepada Penatua (setelah kebaktian):

Page 7: Penyerahan Alkitab_dlm liturgi GKI

Tindak-lanjut Pertanggungjawaban Isi Pemberitaan Firman:

1. Penyerahan Alkitab setelah kebaktian merupakan simbolisasi pertanggungjawaban seorang Pendeta atau pengkhotbah.

2. Perlunya pertanggungjawaban isi pemberitaan firman secara terbuka dalam suasana kasih, penghargaan dan sikap yang konstruktif.

3. Evaluasi secara tertulis dan obyektif agar terjadi progresivitas dalam berkhotbah dan berteologi.