40
1 STRATEGI KONSELING STRATEGI KONSELING Mochamad Nursalim Disampaikan dalam Pendidikan dan Pelatihan guru BK/ BP SMP/SMA/ MA Negeri/Swasta kota Mojokerto tanggal 16 Agustus 2005

Presentasi Mojokerto

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

Page 1: Presentasi Mojokerto

1

STRATEGI KONSELINGSTRATEGI KONSELING

Mochamad Nursalim

Disampaikan dalam Pendidikan dan Pelatihan guru BK/ BP SMP/SMA/ MA Negeri/Swasta kota Mojokerto tanggal 16 Agustus 2005

Page 2: Presentasi Mojokerto

2

PROSES KONSELING

Tutup Kasus

Mempersiapkan interview

Klien

Penilaian tingkah laku klien

Implementasi Strategi

Pembentukan Tujuan

Monitor tingkah laku klien

Proses Pengiriman

Pembinaan Hubungan

Pembahasan Masalah

Page 3: Presentasi Mojokerto

33

WAWANCARA DALAM WAWANCARA DALAM KONSELINGKONSELING

YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM WAWANCARAYANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM WAWANCARA Menyampaikan tujuan konseling pada klienMenyampaikan tujuan konseling pada klien Menciptakan susana yang aman sehingga klien tidak merasa Menciptakan susana yang aman sehingga klien tidak merasa

terancamterancam Mampu mengajukan pertanyaan terbukaMampu mengajukan pertanyaan terbuka Membantu klien untuk menemukan masalahnya sendiri Membantu klien untuk menemukan masalahnya sendiri Mampu mengatasi ketika klien diam, menangis atau bertindak Mampu mengatasi ketika klien diam, menangis atau bertindak

agresiagresi Memanfaatkan waktu dengan optimalMemanfaatkan waktu dengan optimal Mampu mencatat dengan cepat dan tepatMampu mencatat dengan cepat dan tepat

Page 4: Presentasi Mojokerto

44

FAKTOR YANG MENENTUKAN FAKTOR YANG MENENTUKAN EFEKTIFITAS DALAM WAWANCARAEFEKTIFITAS DALAM WAWANCARA

YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM WAWANCARAYANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM WAWANCARA Kepribadian konselorKepribadian konselor

Mempunyai minat terhadap orang lainMempunyai minat terhadap orang lain Mampu mengendalikan diri, emosi dan prasangkaMampu mengendalikan diri, emosi dan prasangka

Ketrampilan konselorKetrampilan konselor Mampu berkomunikasi secara efektifMampu berkomunikasi secara efektif Daya observasi tajam Daya observasi tajam Terbuka dengan pendapat orang lain Terbuka dengan pendapat orang lain Empati yang tinggiEmpati yang tinggi Mampu mengidentifikasi masalah psikologi-sosial-budayaMampu mengidentifikasi masalah psikologi-sosial-budaya

Kualitas interaksi antara konselor dan klienKualitas interaksi antara konselor dan klien Faktor situasionalFaktor situasional

Page 5: Presentasi Mojokerto

5

Unsur-unsur pokok yang menunjang konseling

• Kondisi-kondisi Eksternala. Penataan fisikb. Procxemicsc. Privacy

• Kondisi-kondisi Internala. Rapport b. Empathyc. Genuinenessd. Attentiveness (penuh perhatian)

Page 6: Presentasi Mojokerto

66

KETERAMPILAN YANG DIBUTUHKAN KONSELOR

KetrampilanKetrampilan DeskripsiDeskripsi Tujuan dan Hasil yang DiharapkanTujuan dan Hasil yang Diharapkan

BertanyaBertanya

Menanyakan dengan pertanyaan Menanyakan dengan pertanyaan terbuka, memberi kesempatan terbuka, memberi kesempatan anggota untuk melakukan anggota untuk melakukan eksplorasi tentang ”apa” dan eksplorasi tentang ”apa” dan '”bagaimana” suatu perilaku terjadi'”bagaimana” suatu perilaku terjadi

Untuk menimbulkan diskusi lebih lanjut, Untuk menimbulkan diskusi lebih lanjut, memeperoleh informasi,menstimulasi memeperoleh informasi,menstimulasi pikiran,meningkatkan kejelasan ,menimbulkan pikiran,meningkatkan kejelasan ,menimbulkan eksplorasi diri lebihlanjuteksplorasi diri lebihlanjut

MemperjelasMemperjelas Menanyakan kembali kepada siswa Menanyakan kembali kepada siswa atas apa yang dikemukakan.atas apa yang dikemukakan.

Menghindari adanya perbedaan persepsi antara Menghindari adanya perbedaan persepsi antara siswa dan konselor.siswa dan konselor.

Mendengarkan Mendengarkan aktifaktif

Kemampuan verbal dan non verbal Kemampuan verbal dan non verbal dalam berkomunikasi tanpa dalam berkomunikasi tanpa melakukan penilaian atau evaluasi.melakukan penilaian atau evaluasi.

Untuk mendorong kepercayaan,penyingkapan Untuk mendorong kepercayaan,penyingkapan diri dan eksplorasi siswadiri dan eksplorasi siswa

Memberikan Memberikan empatiempati

Menempatkan diri dalam pikiran dan Menempatkan diri dalam pikiran dan perasaan siswa ,seolah-olah perasaan siswa ,seolah-olah mampu merasakan emosi yang mampu merasakan emosi yang dialaminya dengan cara dialaminya dengan cara mengkomunikasikan pemahaman mengkomunikasikan pemahaman atas perasaan siswa.atas perasaan siswa.

Membantu menumbuhkan perasaan positif Membantu menumbuhkan perasaan positif terhadap diri, kesadaran diri,penerimaan diri dan terhadap diri, kesadaran diri,penerimaan diri dan konsep dirinyakonsep dirinya

Merefleksi Merefleksi perasaan perasaan

Mengekspresikan/menyatakan Mengekspresikan/menyatakan secara verbal apa yang dirasakan secara verbal apa yang dirasakan siswa dengan kata yang lebih tepatsiswa dengan kata yang lebih tepat

Menumbuhkan rasa aman dan tidak takut untuk Menumbuhkan rasa aman dan tidak takut untuk mengekspresikan diri –emosinyamengekspresikan diri –emosinya

Page 7: Presentasi Mojokerto

7

KetrampilanKetrampilan DeskripsiDeskripsi Tujuan dan Hasil yang DiharapkanTujuan dan Hasil yang Diharapkan

Menyatakan Menyatakan kembali kembali

Menyatakan dengan Menyatakan dengan kalimat yang berbeda kalimat yang berbeda apa yang telah apa yang telah dikemukakan siswa dikemukakan siswa dengan maksud untuk dengan maksud untuk menjelaskan.menjelaskan.

Untuk mengetahui apakah konselor mengerti Untuk mengetahui apakah konselor mengerti dengan benar pernyataan siswa untuk memberikan dengan benar pernyataan siswa untuk memberikan dukungan dan klarifikasi.dukungan dan klarifikasi.

MenerangkanMenerangkanMemberikan informasi Memberikan informasi berbagai hal yang berbagai hal yang diperlukan siswa.diperlukan siswa.

Meningkatkan pemahaman siswa atas hal-hal yang Meningkatkan pemahaman siswa atas hal-hal yang terkait dengan masalah yang dihadapi (kaitan psikis terkait dengan masalah yang dihadapi (kaitan psikis dan gangguan fisik) dan gangguan fisik)

MeringkasMeringkasMerangkum elemen Merangkum elemen penting selama penting selama interaksi/sesi konselinginteraksi/sesi konseling

Untuk menghindari perpecahan dan memberikan Untuk menghindari perpecahan dan memberikan arah pada sisi konseling; untuk memberikan arah pada sisi konseling; untuk memberikan kesinambungan dan makna.kesinambungan dan makna.

Meng-Meng-interpretasiinterpretasi

Memberikan penjelasan Memberikan penjelasan terhadap berbagai terhadap berbagai perilaku,perasaan dan perilaku,perasaan dan pikiran siswa.pikiran siswa.

Untuk mendorong eks-plorasi diri yang lebih Untuk mendorong eks-plorasi diri yang lebih mendalam; memberikan prespektif baru untuk per-mendalam; memberikan prespektif baru untuk per-kembangan dan pemaham-an perilaku seseorang.kembangan dan pemaham-an perilaku seseorang.

MenasehatiMenasehatiMemberikan nasehat Memberikan nasehat berupa masukan atau berupa masukan atau jalan keluar.jalan keluar.

Untuk memberikan beberapa alternatif jalan keluar Untuk memberikan beberapa alternatif jalan keluar atas masalah yang dihadapiatas masalah yang dihadapi

Page 8: Presentasi Mojokerto

88

Implementasi StrategiImplementasi Strategi

Butuh waktu lebih lamaButuh waktu lebih lama Suatu perubahan terjadiSuatu perubahan terjadi Suatu keputusan dibuatSuatu keputusan dibuat Suatu pengetahuan diperolehSuatu pengetahuan diperoleh

Faktor yang mempengaruhi:Faktor yang mempengaruhi:o Kecepatan klien belajarKecepatan klien belajaro Kedalaman dan kompleksitas masalahKedalaman dan kompleksitas masalaho Pemilihan strategiPemilihan strategi

Page 9: Presentasi Mojokerto

9

Strategi Konseling

Sering juga disebut teknik konseling

Yaitu suatu rencana yang bersifat prosedural untuk membantu klien

Page 10: Presentasi Mojokerto

1010

Komponen StrategiKomponen Strategi

Strategi

Rasional

Praktek/ latihan

Contoh

Pekerjaan Rumah

Page 11: Presentasi Mojokerto

1111

a. Rasionala. Rasional Rasional strategi terdiri dari alasan dari prosedur dan suatu tinjauan Rasional strategi terdiri dari alasan dari prosedur dan suatu tinjauan

singkat (singkat (overview) overview) dari komponen-komponennya. dari komponen-komponennya. b. Memberi Contohb. Memberi Contoh KKonselor memberikan demonstrasi/ memperagakan dari tingkah laku onselor memberikan demonstrasi/ memperagakan dari tingkah laku

yang diinginkan. yang diinginkan. Secara ringkas hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memberi contoh adalah Secara ringkas hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memberi contoh adalah

sebagai berikut. sebagai berikut. Beritahu klien tentang hal apa yang perlu diperhatikan sebelum diberi contoh Beritahu klien tentang hal apa yang perlu diperhatikan sebelum diberi contoh Pilih contoh yang banyak kesamaannya dengan klien. Pilih contoh yang banyak kesamaannya dengan klien. Sajikan dalam urutan skenario yang dapat mengurangi kecemasan klien. Sajikan dalam urutan skenario yang dapat mengurangi kecemasan klien. Minta klien untuk merangkum apa yang telah ia lihat setelah selesai pemberian Minta klien untuk merangkum apa yang telah ia lihat setelah selesai pemberian

contoh. contoh. c. Praktek / Latihanc. Praktek / Latihan Biasanya latihan praktek ini mengikuti suatu urutan yang telah disusun. Biasanya latihan praktek ini mengikuti suatu urutan yang telah disusun.

Konselor dapat menggunakan 3 kriteria yang diajukan oleh Lazarus untuk Konselor dapat menggunakan 3 kriteria yang diajukan oleh Lazarus untuk menentukan keberhasilan latihan: 1) Klien mampu melakukan respon tanpa menentukan keberhasilan latihan: 1) Klien mampu melakukan respon tanpa perasaan cemas, 2) Sikap/ perilaku klien secara umum mendukung kata-katanya, perasaan cemas, 2) Sikap/ perilaku klien secara umum mendukung kata-katanya, 3) Kata-kata/ tindakan klien tampak wajar dan masuk akal. 3) Kata-kata/ tindakan klien tampak wajar dan masuk akal.

Setelah beberapa latihan dinyatakan berhasil, konselor hendaknya mendorong Setelah beberapa latihan dinyatakan berhasil, konselor hendaknya mendorong klien berlatih sendiri. Setelah praktek/ latihan perlu adanya umpan balik dari klien berlatih sendiri. Setelah praktek/ latihan perlu adanya umpan balik dari konselor. konselor.

d. Pekerjaan rumahd. Pekerjaan rumah Pekerjaan rumah hendaknya sederhana dan bertahap. Tugas-tugas Pekerjaan rumah hendaknya sederhana dan bertahap. Tugas-tugas

pekerjaan rumah hendaknya dimulai dengan pekerjaan rumah hendaknya dimulai dengan rasionalrasional untuk pekerjaan rumah. Di untuk pekerjaan rumah. Di samping itu, pekerjaan rumah berisi 6 komponen yaitu: apa yang dikerjakan klien, samping itu, pekerjaan rumah berisi 6 komponen yaitu: apa yang dikerjakan klien, kapan tingkah laku tersebut harus terjadi, di mana tingkah laku tersebut terjadi, kapan tingkah laku tersebut harus terjadi, di mana tingkah laku tersebut terjadi, bagaimana mencatat tingkah laku tersebut dan yang terakhir bagaimana mencatat tingkah laku tersebut dan yang terakhir

Page 12: Presentasi Mojokerto

1212

Macam Strategi Macam Strategi konselingkonseling Tought stopping, Tought stopping, Cognitive restructuringCognitive restructuring, , Systematic Systematic

DesensitizationDesensitization, Modeling, , Modeling, Asertif TrainingAsertif Training, , Self Self ManagementManagement, Pengambilan Keputusan, , Pengambilan Keputusan, RelaksasiRelaksasi, , Empty Empty ChairChair, Role Play, , Role Play, Role RehearsalRole Rehearsal, , ExagrasiExagrasi, , Hypnotherapy, Hypnotherapy, ShapingShaping, Behavior Contrac, , Behavior Contrac, Cover Cover reinforcementreinforcement, Extinction, , Extinction, Satiation (penggelontoran),Satiation (penggelontoran), Menggunakan Humor, Menggunakan Humor, Konfrontasi,Konfrontasi, Verbal Shock, Verbal Shock, Permision (pemberian kesempatan),Permision (pemberian kesempatan), Proteksi, Proteksi, Eksplanasi,Eksplanasi, Ilustrasi, Ilustrasi, InterpretasiInterpretasi, Kristalisasi, , Kristalisasi, Menciptakan hubungan baruMenciptakan hubungan baru, Mempertajam , Mempertajam pemahaman diri, pemahaman diri, Memberi nasihatMemberi nasihat, Melaksanakan , Melaksanakan rencana, rencana, Sosiodrama,Sosiodrama, Self modeling, Self modeling, Imitasi,Imitasi, Home Home assignment, assignment, BiblotherapyBiblotherapy, Diskusi, , Diskusi, SimulasiSimulasi, Gaming, , Gaming, Paradoctial intentionParadoctial intention, self control dll., self control dll.

Page 13: Presentasi Mojokerto

1313

Strategi Tought StoppingStrategi Tought StoppingUntuk membantu menghilangkan gambaran diri yang Untuk membantu menghilangkan gambaran diri yang negatif.negatif.Untuk klien yang terikat oleh pikiran-pikiran negatif yang Untuk klien yang terikat oleh pikiran-pikiran negatif yang selalu diulangselalu diulang

Langkah-langkah TSLangkah-langkah TS1. 1. RasionalRasional

Pertama konselor akan Pertama konselor akan menerangkan menerangkan dasar pemikiran.dasar pemikiran. konselor harus menunjukkan konselor harus menunjukkan bagaimana pikiran klien yang mengganggu bagaimana pikiran klien yang mengganggu (gagal) dengan cara apa klien dapat keluar dari (gagal) dengan cara apa klien dapat keluar dari masalah itu tanpa diganggu oleh pikiran-pikiran masalah itu tanpa diganggu oleh pikiran-pikiran itu.itu.

Page 14: Presentasi Mojokerto

1414

2. Berhenti Berpikir / Thought Stopping yang diarahkan 2. Berhenti Berpikir / Thought Stopping yang diarahkan oleh konselor (Overt Interuption Conselour)oleh konselor (Overt Interuption Conselour)

Pada tahap ini konselor yang bertanggung jawab untuk Pada tahap ini konselor yang bertanggung jawab untuk mengintrupsi pikiran. intrupsi ini terbuka (Overt), yaitu dengan mengintrupsi pikiran. intrupsi ini terbuka (Overt), yaitu dengan mengucap kata”Stop” yang keras, dapat pula disertai dengan mengucap kata”Stop” yang keras, dapat pula disertai dengan tepukan tangan, mengetuk meja ataupun dengan siulan.tepukan tangan, mengetuk meja ataupun dengan siulan.

Awal mula klien diperintahkan untuk menyatakan semua pikiran-Awal mula klien diperintahkan untuk menyatakan semua pikiran-pikirannya secara keras. Kata-kata (verbalisasi) tersebut pikirannya secara keras. Kata-kata (verbalisasi) tersebut memungkinkan konselor untuk menentukan pernyataan yang memungkinkan konselor untuk menentukan pernyataan yang mana, yang tepat untuk dihentikan, seperti contoh berikut:mana, yang tepat untuk dihentikan, seperti contoh berikut:

Konselor meminta klien untuk duduk bersandar (relax) dan Konselor meminta klien untuk duduk bersandar (relax) dan membicarakan semua pikiran ini masuk ke dalam benak (alam membicarakan semua pikiran ini masuk ke dalam benak (alam pikiran.pikiran.

Konselor meminta klien untuk mengungkapkan dengan kata-kata Konselor meminta klien untuk mengungkapkan dengan kata-kata secara keras tentang pikiran-pikiran tersebut . jika mincul …..” secara keras tentang pikiran-pikiran tersebut . jika mincul …..” Kapanpun anda mulai berfikir apa saja sampaikan pada saya “Kapanpun anda mulai berfikir apa saja sampaikan pada saya “

Pada Saat Klien Mengungkapkan Pikiran-Pikiran Yang Menyalahkan Pada Saat Klien Mengungkapkan Pikiran-Pikiran Yang Menyalahkan Diri (Self –Defeating) , Konselor Mengintrupsi Dengan Keras Kata “ Diri (Self –Defeating) , Konselor Mengintrupsi Dengan Keras Kata “ Stop” , Dan Dapat Disertai Tepuk Tangan , Siulan, atau Menepuk Stop” , Dan Dapat Disertai Tepuk Tangan , Siulan, atau Menepuk Meja.Meja.

Konselor menunjukkan bagaimana interupsi yang tidak terduga Konselor menunjukkan bagaimana interupsi yang tidak terduga tadi adalah efektif dalam menghilangkan pikiran-pikiran negatif.tadi adalah efektif dalam menghilangkan pikiran-pikiran negatif.

Page 15: Presentasi Mojokerto

1515

3.Berhenti berpikir / TS yang diarahkan oleh 3.Berhenti berpikir / TS yang diarahkan oleh klien (Overt intruption Client)klien (Overt intruption Client)

Setelah klien belajar untuk mengontrol pikiran Setelah klien belajar untuk mengontrol pikiran negatifnya sebagai respon dari interupsi konselor negatifnya sebagai respon dari interupsi konselor tadi, maka klien menerima tanggung jawab untuk tadi, maka klien menerima tanggung jawab untuk mengintrupsinya sendiri. Pertama klien mengintrupsinya sendiri. Pertama klien mengarahkan diri sendiri seperti yang telah mengarahkan diri sendiri seperti yang telah diarahkan oleh konselor tadi. Tahap ni diarahkan oleh konselor tadi. Tahap ni berlangsung seperti berikut :berlangsung seperti berikut :

Klien dengan sengaja membangkitkan pikiran-Klien dengan sengaja membangkitkan pikiran-pikiran nya tentang apapun dan membicarakan pikiran nya tentang apapun dan membicarakan segala macam pikiran ini masuk kedalam alam segala macam pikiran ini masuk kedalam alam pikirannya.pikirannya.

Konselor meminta klien untuk mengatakan “stop” Konselor meminta klien untuk mengatakan “stop” dengan keras kapanpun bila klien menemukan dengan keras kapanpun bila klien menemukan pikiran-pikiran yang negatif …”kali ini anda dapat pikiran-pikiran yang negatif …”kali ini anda dapat mengarahkan diri anda sendiri, apabila muncul mengarahkan diri anda sendiri, apabila muncul pikiran-pikiran yang negatif tadi interupsilah pikiran-pikiran yang negatif tadi interupsilah sendiri dengan kata “stop” yang keras”…..sendiri dengan kata “stop” yang keras”…..

Page 16: Presentasi Mojokerto

16

4. Berhenti berpikir / TS yang diarahkan oleh klien (Covert Intruption)

Pada bebrapa kasus, rasanya tidak praktis dan bijaksana bagi klien untuk mengintrupsi diri secara terbuka. Bayangkan saja apabila klien berada di tempat-tempat umum, dibus tiba-tiba berteriak “stop” !. oleh sebab itu pada tahap berikut ini sama juga seperti tahap sebelumnya ini :

Klien membiarkan pikiran-pikiran nya masuk ke dalam alam pikirannya

Ketika klien akan mengintrupsi dengan kata-kata “stop” cukup dalam hati saja (covert).

5. Pergantian dari pikiran asertif, positif / netral Pada dasarnya klien diajarkan untuk mengganti pikiran-

pikiran kerespon asertif setelah di intrupsi. Respon ini mungkin dapat kontadiksi dengan isi dari pikiran negatifnya. (catatan : sperti coping thought pada restructuring kognitif).

Konselor dapat memberikan contoh yang dapat mengganti setelah menghentikan pikiran yang negatif (self-defeating). Selanjutnya konselor meminta klien untuk mempraktekkan dengan suara yang keras. “…..setelah anda memberi tanda “stop” kepada diri anda sendiri, gantilah pikiranmu dengan sesuatu yang positif (lihat contoh coping thought)kemudian anda nanti memikirkan tentang hal itu dan dapat dilakukan dari waktu ke waktu dengan suara yang keras.

Page 17: Presentasi Mojokerto

17

Berikutnya klien diminta untuk mempraktekkan pergantian ini setelah klien mengintrupsi diri secara terbuak (overt intruption)

setelah itu klien melatihnya dengan cara tertutup (covert intruption)

Klien di dorong terus agar berlatih mengganti pikiran asertif, positif/ netral sampai beberapa kali. Setiap kali pikiran yang diganti harus berbeda-beda sehingga pengulangan-pengulangan terhadap satu pikiran tidak muncul.

6. Pekerjaan Rumah dan tindak lanjut PR ini diperlukan agar klien terus berlatih,

dan dapat menguatkan kontrol klien dalam menghentikan pikiran yang negatif (self-defeating) jika sewaktu-waktu muncul.

Page 18: Presentasi Mojokerto

1818

Strategi Cognitive RestructuringStrategi Cognitive Restructuring

membantu klien belajar mengenal dan membantu klien belajar mengenal dan menghentikan pikiran-pikiran negatif / yang menghentikan pikiran-pikiran negatif / yang merusak diri, tetapi juga mengganti pikiran-merusak diri, tetapi juga mengganti pikiran-pikiran tersebut dengan pikiran yang positif. pikiran tersebut dengan pikiran yang positif.

Banyak klien yang tidak bertindak sesuai dengan Banyak klien yang tidak bertindak sesuai dengan apa yang diinginkannya karena takut akan apa yang diinginkannya karena takut akan konsekuensi dari tindakan tersebut. Biasanya konsekuensi dari tindakan tersebut. Biasanya ketakutan-ketakutan seperti : “saya mungkin ketakutan-ketakutan seperti : “saya mungkin ditolak”, saya mungkin melakukan kesalahan”, ditolak”, saya mungkin melakukan kesalahan”, atau mungkin ada seseorang yang tidak atau mungkin ada seseorang yang tidak membenarkan tindakan-tindakan saya, dan membenarkan tindakan-tindakan saya, dan sebagainya. Sering kali ketakutan-ketakutan ini sebagainya. Sering kali ketakutan-ketakutan ini sangat tidak rasional ,dan tidak logis. sangat tidak rasional ,dan tidak logis.

Page 19: Presentasi Mojokerto

1919

Tahapan CR: Tahapan CR: Rational: tujuan dan tinjauan singkat prosedurRational: tujuan dan tinjauan singkat prosedur. . Dalam Restructuring Cognitive, rasional digunakan Dalam Restructuring Cognitive, rasional digunakan

untuk memperkuat keyakinan klien bahwa "pernyataan untuk memperkuat keyakinan klien bahwa "pernyataan diri" dapat mempengaruhi prilaku, dan khususnya diri" dapat mempengaruhi prilaku, dan khususnya pernyataan-pernyataan diri negatif atau pikiran-pikiran pernyataan-pernyataan diri negatif atau pikiran-pikiran menyalahkan diri dapat menyebabkan tekanan menyalahkan diri dapat menyebabkan tekanan emosional. Setelah rasional diberikan, klien diminta emosional. Setelah rasional diberikan, klien diminta persetujuannya (contracting) untuk bersedia mencoba persetujuannya (contracting) untuk bersedia mencoba melakukan strategi ini atau tidak. Klien tidak boleh melakukan strategi ini atau tidak. Klien tidak boleh dipaksa untuk menerima keyakinan konselor. dipaksa untuk menerima keyakinan konselor.

Identitifikasi pikiran klien dalam situasi problemIdentitifikasi pikiran klien dalam situasi problem. . Setelah klien menerima rasional yang diberikan, Setelah klien menerima rasional yang diberikan,

langkah berikutnya adalah melakukan suatu analisis langkah berikutnya adalah melakukan suatu analisis terhadap pikiran-pikiran klien dalam situasi yang terhadap pikiran-pikiran klien dalam situasi yang mengandung tekanan atau situasi yang menimbulkan mengandung tekanan atau situasi yang menimbulkan kecemasan. kecemasan.

Page 20: Presentasi Mojokerto

2020

Pengenalan dan Latihan coping Pengenalan dan Latihan coping thoughtthought..

Pada tahap ini, terjadi perpindahan fokus Pada tahap ini, terjadi perpindahan fokus dari pikiran-pikiran klien yang merusak dari pikiran-pikiran klien yang merusak diri menuju ke bentuk pikiran lain yang diri menuju ke bentuk pikiran lain yang tidak kompatibel dengan pikiran yang tidak kompatibel dengan pikiran yang merusak diri. Pikiran-pikiran yang tidak merusak diri. Pikiran-pikiran yang tidak kompatibel ini disebut sebagai pikiran kompatibel ini disebut sebagai pikiran yang menanggulangi yang menanggulangi (coping thought = (coping thought = ct)ct) atau pernyataan yang menanggulangi atau pernyataan yang menanggulangi (coping statement= cs),(coping statement= cs), atau intruksi diri atau intruksi diri menanggulangi menanggulangi (coping self-intruction= (coping self-intruction= csi).csi). Semuanya dikembangkan untuk Semuanya dikembangkan untuk klien. Pengenalan dan pelatihan klien. Pengenalan dan pelatihan cscs tersebut tersebut

Page 21: Presentasi Mojokerto

2121

Pindah dari pikiran-pikiran negatif ke coping thoughtsPindah dari pikiran-pikiran negatif ke coping thoughts. . Setelah klien mengidentifikasi pikiran-pikiran negatif dan Setelah klien mengidentifikasi pikiran-pikiran negatif dan

mempraktekkan cs alternatif, konselor selanjutnya melatih mempraktekkan cs alternatif, konselor selanjutnya melatih klien untuk pindah dari pikiran-pikiran negatif ke klien untuk pindah dari pikiran-pikiran negatif ke cs.cs. Terdapat Terdapat dua kegiatan dalam prosedur ini, yaitu: (1) pemberian dua kegiatan dalam prosedur ini, yaitu: (1) pemberian contoh peralihan pikiran oleh konselor, dan (2) latihan contoh peralihan pikiran oleh konselor, dan (2) latihan peralihan pikiran oleh klien.peralihan pikiran oleh klien.

Pengenalan dan latihan penguat positifPengenalan dan latihan penguat positif.. Bagian terakhir dari Cognitive Restructuring berisikan Bagian terakhir dari Cognitive Restructuring berisikan

kegiatan mengajar klien tentang cara-cara memberikan kegiatan mengajar klien tentang cara-cara memberikan penguatan bagi dirinya sendiri untuk setiap keberhasilan penguatan bagi dirinya sendiri untuk setiap keberhasilan yang dicapainya. Ini dapat dilakukan dengan cara konselor yang dicapainya. Ini dapat dilakukan dengan cara konselor memodelkan dan klien mempraktekkan pernyataan-memodelkan dan klien mempraktekkan pernyataan-pernyataan diri yang positif. Maksud dari pernyataan diri pernyataan diri yang positif. Maksud dari pernyataan diri positif ini adalah untuk membantu klien menghargai setiap positif ini adalah untuk membantu klien menghargai setiap keberhasilanya. Meskipun konselor dapat memberikan keberhasilanya. Meskipun konselor dapat memberikan penguatan sosial dalam wawancara, klien tak selalu dapat penguatan sosial dalam wawancara, klien tak selalu dapat tergantung pada dorongan dari seseorang ketika ia tergantung pada dorongan dari seseorang ketika ia dihadapkan pada situasi yang sulit. Untuk mempermudah dihadapkan pada situasi yang sulit. Untuk mempermudah klien, konselor dapat menjelaskan maksud dan memberikan klien, konselor dapat menjelaskan maksud dan memberikan contoh tentang pernyataan diri positif; kemudian meminta contoh tentang pernyataan diri positif; kemudian meminta klien untuk mempraktekkannya. klien untuk mempraktekkannya.

Page 22: Presentasi Mojokerto

2222

Tugas rumah dan Tindak Tugas rumah dan Tindak lanjutlanjut. .

Tugas rumah ini dimaksudkan Tugas rumah ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan untuk memberikan kesempatan kepada klien untuk kepada klien untuk mempraktekkan ketrampilan mempraktekkan ketrampilan yang diperoleh dalam yang diperoleh dalam menggunakan menggunakan cscs dalam situasi dalam situasi yang sebenarnya. yang sebenarnya.

Page 23: Presentasi Mojokerto

23

Strategi Systematic Strategi Systematic DesensitizationDesensitization

• Prosedur ini didasarkan pada suatu Prosedur ini didasarkan pada suatu asumsi bahwa kemampuan stimuli khusus asumsi bahwa kemampuan stimuli khusus yang menimbulkan kecemasan dapat yang menimbulkan kecemasan dapat dikurangi atau diperlemah jika terjadi suatu dikurangi atau diperlemah jika terjadi suatu respon antagonistik (yang berlawanan) respon antagonistik (yang berlawanan) terhadap kecemasan (Wolpe dalam terhadap kecemasan (Wolpe dalam Blackham, 1981). Jika seseorang dapat Blackham, 1981). Jika seseorang dapat belajar memberi respon asertif atau respon belajar memberi respon asertif atau respon rileks terhadap stimuli dan situasi yang rileks terhadap stimuli dan situasi yang selalu muncul, kecemasan dapat dihambat selalu muncul, kecemasan dapat dihambat atau dikurangi.atau dikurangi.

Page 24: Presentasi Mojokerto

2424

Langkah-langkah Systematic Desensitization:Langkah-langkah Systematic Desensitization: Melatih klien untuk relaksMelatih klien untuk relaks.. Langkah pertama kali dalam prosedur SD Langkah pertama kali dalam prosedur SD

adalah membantu klien untuk relaks dengan menggunakan prosedur-adalah membantu klien untuk relaks dengan menggunakan prosedur-prosedur relaksasi, misalnya prosedur relaksasi yang dikembangkan oleh prosedur relaksasi, misalnya prosedur relaksasi yang dikembangkan oleh Johnson (1978). Tujuan utama dari latihan relaksasi ini adalah untuk Johnson (1978). Tujuan utama dari latihan relaksasi ini adalah untuk membantu klien menurunkan getaran-getaran fisiologis dan untuk membantu klien menurunkan getaran-getaran fisiologis dan untuk menimbulkan suatu perasaan yang positif dan netral. Dalam prosedur ini menimbulkan suatu perasaan yang positif dan netral. Dalam prosedur ini seringkali diinginkan untuk menetapkan derajat relaksasi yang telah seringkali diinginkan untuk menetapkan derajat relaksasi yang telah dicapai oleh klien dengan meminta mereka untuk menunjukkannya pada dicapai oleh klien dengan meminta mereka untuk menunjukkannya pada suatu skala relaksasi dengan rentangan dari 1 sampai dengan 10. Skala 1 suatu skala relaksasi dengan rentangan dari 1 sampai dengan 10. Skala 1 menunjukkan keadaan relaks yang lengkap (klien bisa tertidur), dan skala menunjukkan keadaan relaks yang lengkap (klien bisa tertidur), dan skala 10 menunjukkan masih adanya kecemasan yang kuat (Blackham, 1984). 10 menunjukkan masih adanya kecemasan yang kuat (Blackham, 1984). Jika telah berhasil mempraktekkan latihan relaksasi dengan konselor, ia Jika telah berhasil mempraktekkan latihan relaksasi dengan konselor, ia selanjutnya didorong mempraktekkan di rumah. selanjutnya didorong mempraktekkan di rumah.

Mengkonstruksikan hirarkhi kecemasanMengkonstruksikan hirarkhi kecemasan.. Langkah kedua dalam SD Langkah kedua dalam SD adalah mengkontruksikan suatu hirarkhi kecemasan. Hirarkhi berisikan adalah mengkontruksikan suatu hirarkhi kecemasan. Hirarkhi berisikan suatu urutan atau serangkaian situasi (suatu urutan atau serangkaian situasi (scenescene) yang menimbulkan ) yang menimbulkan kecemasan secara bertingkat. Ini dilakukan dengan cara meminta klien kecemasan secara bertingkat. Ini dilakukan dengan cara meminta klien untuk menspesifikasi situasi-situasi yang menimbulkan derajat kecemasan untuk menspesifikasi situasi-situasi yang menimbulkan derajat kecemasan yang berbeda. Klien diminta untuk menilai setiap situasi pada suatu skala yang berbeda. Klien diminta untuk menilai setiap situasi pada suatu skala yang merentang dari 1(sedikit atau tak ada kecemasan) hingga 10 yang merentang dari 1(sedikit atau tak ada kecemasan) hingga 10 (kecemasan kuat). Biasanya, 10 sampai dengan 50 dimasukkan dalam (kecemasan kuat). Biasanya, 10 sampai dengan 50 dimasukkan dalam hirarkhi, tapi jumlah tersebut tergantung pada kompleksitas masalah klien. hirarkhi, tapi jumlah tersebut tergantung pada kompleksitas masalah klien. Lebih dari itu, setiap item hirarkhi harus didefinisikan dalam arti yang Lebih dari itu, setiap item hirarkhi harus didefinisikan dalam arti yang sangat spesifik atau konkrit. sangat spesifik atau konkrit.

Page 25: Presentasi Mojokerto

2525

Imaginasi dan visualisasiImaginasi dan visualisasi.. Jika hirarkhi kecemasan telah Jika hirarkhi kecemasan telah dikontruksikan dan klien dapat mencapai suatu keadaan relaksasi dikontruksikan dan klien dapat mencapai suatu keadaan relaksasi otot yang mendalam dan konsisten, desensitization dimulai. Klien otot yang mendalam dan konsisten, desensitization dimulai. Klien dibantu untuk relaks dan diminta untuk menunjukkan jarinya jika ia dibantu untuk relaks dan diminta untuk menunjukkan jarinya jika ia telah mencapai suatu derajat relaksasi yang diinginkan. Jika klien telah mencapai suatu derajat relaksasi yang diinginkan. Jika klien telah menunjukkan jarinya, item pertama dari hirarkhi ditunjukkan. telah menunjukkan jarinya, item pertama dari hirarkhi ditunjukkan. Klien memvisualisasikan adegan hirarkhi pertama tersebut selama Klien memvisualisasikan adegan hirarkhi pertama tersebut selama lima sampai dengan sepuluh detik dan kemudian diminta untuk lima sampai dengan sepuluh detik dan kemudian diminta untuk menghentikan imaginasi. Perhatiannya dengan segera diarahkan menghentikan imaginasi. Perhatiannya dengan segera diarahkan kepada perasaan rilaks yang dialaminya. Untuk mempertinggi kepada perasaan rilaks yang dialaminya. Untuk mempertinggi perasaan relaks tersebut klien diminta untuk memvisualisasikan perasaan relaks tersebut klien diminta untuk memvisualisasikan adegan kendali yaitu suatu adegan yang telah diidentifikasi adegan kendali yaitu suatu adegan yang telah diidentifikasi sebelumnya yang diketahui dapat menimbulkan perasaan aman dan sebelumnya yang diketahui dapat menimbulkan perasaan aman dan senang pada klien. senang pada klien.

Jika klien telah mampu memvisualisasi item pertama dan tidak Jika klien telah mampu memvisualisasi item pertama dan tidak mengalami perasaan cemas, item kedua dalam hirarkhi disajikan mengalami perasaan cemas, item kedua dalam hirarkhi disajikan dalam cara yang sama, begitu seterusnya setiap item disajikan dalam cara yang sama, begitu seterusnya setiap item disajikan hingga setiap situasi dapat divisualisasikan dengan perasaan yang hingga setiap situasi dapat divisualisasikan dengan perasaan yang relaks. Jika klien mengalami kecemasan ketika item disajikan, ia relaks. Jika klien mengalami kecemasan ketika item disajikan, ia diinstruksikan untuk menghentikan imegeri. Klien didorong untuk diinstruksikan untuk menghentikan imegeri. Klien didorong untuk relaks, dan ketika relaksasi yang memadai telah dicapai, item relaks, dan ketika relaksasi yang memadai telah dicapai, item disajikan kembali.disajikan kembali.

Page 26: Presentasi Mojokerto

2626

Strategi ModelingStrategi Modeling• Strategi modeling adalah suatu strategi dalam konseling yang Strategi modeling adalah suatu strategi dalam konseling yang

menggunakan proses belajar melalui pengamatan terhadap model dan menggunakan proses belajar melalui pengamatan terhadap model dan perubahan perilaku yang terjadi karena peniruan. Menurut Nelson (1995) perubahan perilaku yang terjadi karena peniruan. Menurut Nelson (1995) Strategi modeling merupakan strategi pengubahan perilaku melalui Strategi modeling merupakan strategi pengubahan perilaku melalui pengamatan perilaku model. Salah satu jenis strategi modeling adalah pengamatan perilaku model. Salah satu jenis strategi modeling adalah modeling partisipan. Dibawah ini akan diuraikan modeling partisipan.modeling partisipan. Dibawah ini akan diuraikan modeling partisipan.

• Modeling partisipan terdiri dari demonstrasi model, praktik terbimbing, dan Modeling partisipan terdiri dari demonstrasi model, praktik terbimbing, dan pengalaman-pengalaman yang berhasil (Bandura, 1976). Modeling pengalaman-pengalaman yang berhasil (Bandura, 1976). Modeling partisipan berasumsi bahwa penampilan partisipan berasumsi bahwa penampilan seseorang yang berhasilseseorang yang berhasil merupakan cara yang efektif menghasilkan perubahan. merupakan cara yang efektif menghasilkan perubahan.

• Modeling partisipan juga dapat digunakan untuk mengurangi perasaan dan Modeling partisipan juga dapat digunakan untuk mengurangi perasaan dan perilaku menghindar pada diri seseorang yang dikaitkan dengan aktivitas perilaku menghindar pada diri seseorang yang dikaitkan dengan aktivitas atau situasi yang mengkhawatirkan (Bandura, dkk, 1969, 1975, 1974, atau situasi yang mengkhawatirkan (Bandura, dkk, 1969, 1975, 1974, 1977). Misalnya tukang cat yang merasa takut jatuh dari tempat tinggi 1977). Misalnya tukang cat yang merasa takut jatuh dari tempat tinggi (acrophobia). Modeling partisipan ini juga dapat digunakan untuk (acrophobia). Modeling partisipan ini juga dapat digunakan untuk mengatasi phobia sekolah, takut bertanya, tidak tahu cara memulai mengatasi phobia sekolah, takut bertanya, tidak tahu cara memulai pembicaraan, kurang komunikasi sosial, kurang asertif, kurang mampu pembicaraan, kurang komunikasi sosial, kurang asertif, kurang mampu mengasuh anak, dan kekurangan kebugaran fisik. mengasuh anak, dan kekurangan kebugaran fisik.

• Ada 4 komponen dasar modeling partisipan yaitu rational, modeling, Ada 4 komponen dasar modeling partisipan yaitu rational, modeling, partisipasi terbimbing, dan pengalaman yang berhasil. Di bawah ini akan partisipasi terbimbing, dan pengalaman yang berhasil. Di bawah ini akan diuraikan keempat komponen tersebut. diuraikan keempat komponen tersebut.

Page 27: Presentasi Mojokerto

27

• RasionalRasional• Berikut ini adalah contoh rasional modeling partisipan yang Berikut ini adalah contoh rasional modeling partisipan yang

dapat diberikan oleh konselor kepada klien:dapat diberikan oleh konselor kepada klien:• “ “ Prosedur ini digunakan untuk membantu anda untuk mengatasi Prosedur ini digunakan untuk membantu anda untuk mengatasi

ketakutan atau perilaku baru. Ada tiga hal utama yang akan kita ketakutan atau perilaku baru. Ada tiga hal utama yang akan kita lakukan yaitu ; pertama, anda akan melihat beberapa orang lakukan yaitu ; pertama, anda akan melihat beberapa orang mendemonstrasikan. . . . . . . . . . Kedua, anda akan mendemonstrasikan. . . . . . . . . . Kedua, anda akan mempraktekkan kemampuan tersebut dengan bimbingan saya mempraktekkan kemampuan tersebut dengan bimbingan saya selama wawancara konseling ini berlangsung. Ketiga, kami akan selama wawancara konseling ini berlangsung. Ketiga, kami akan mengatur bagi anda untuk melakukan kemampuan tersebut di mengatur bagi anda untuk melakukan kemampuan tersebut di luar wawancara konseling yang memungkinkan anda memperoleh luar wawancara konseling yang memungkinkan anda memperoleh keberhasilan. Jenis praktek ini akan membantu anda keberhasilan. Jenis praktek ini akan membantu anda menampilkan apa yang anda rasa sulit anda lakukan. Apakah menampilkan apa yang anda rasa sulit anda lakukan. Apakah anda mau mencobanya sekarang?”. anda mau mencobanya sekarang?”.

• ModelingModeling• Komponen modeling dari modeling partisipan terdiri dari 5 Komponen modeling dari modeling partisipan terdiri dari 5

bagian:bagian:• Perilaku sasaran, jika kompleks, terbagi dalam serangkaian Perilaku sasaran, jika kompleks, terbagi dalam serangkaian

bagian tugas . bagian tugas . • Serangkaian kemampuan yang disusun dalam suatu hirarkhi. Serangkaian kemampuan yang disusun dalam suatu hirarkhi. • Para model diseleksi. Para model diseleksi. • Intruksi diberikan kepada klien sebelum demonstrasi model. Intruksi diberikan kepada klien sebelum demonstrasi model. • Model mendemonstrasikan masing-masing subtask secara Model mendemonstrasikan masing-masing subtask secara

berturut-turut dengan pengulangan yang perlu. berturut-turut dengan pengulangan yang perlu.

Page 28: Presentasi Mojokerto

2828

Demonstrasi modelDemonstrasi modelDalam modeling partisipan, seorang model Dalam modeling partisipan, seorang model mendemonstrasikan satu bagian kemampuan mendemonstrasikan satu bagian kemampuan sekaligus. Sering kali diperlukan demonstrasi sekaligus. Sering kali diperlukan demonstrasi yang diulang atas tanggapan yang sama. yang diulang atas tanggapan yang sama. Demonstrasi ganda dapat diatur dengan memiliki Demonstrasi ganda dapat diatur dengan memiliki model single yang mengulang-ulang demonstrasi model single yang mengulang-ulang demonstrasi atau dengan memiliki beberapa model yang atau dengan memiliki beberapa model yang mendemonstrasikan aktivitas atau tanggapan mendemonstrasikan aktivitas atau tanggapan yang sama. Model-model ganda memberikan yang sama. Model-model ganda memberikan keanekaragaman cara aktivitas yang ditampilkan keanekaragaman cara aktivitas yang ditampilkan dan mampu dipercaya pada gagasan bahwa dan mampu dipercaya pada gagasan bahwa akibat-akibat yang merugikan tidak akan terjadi. akibat-akibat yang merugikan tidak akan terjadi.

Page 29: Presentasi Mojokerto

29

• Partisipasi Terbimbing• Setelah demonstrasi perilaku atau aktivitas, klien diberi kesempatan dan

bimbingan yang perlu untuk menampilkan perilaku yang dimodelkan. Partisipasi terbimbing atau penampilan adalah salah satu komponen pembelajaran yang paling penting untuk mengatasi situasi yang menakutkan, dan untuk memperoleh perilaku yang baru. Partisipasi klien dalam sesi modeling harus disusun dalam suatu sistem yang tidak mengancam. Partisipasi ini ditujukan untuk “pengangkatan kemampuan baru dan keyakinan, dari pada membuka kekurangan” (Bandura, 1976).

• Partisipasi terbimbing terdiri atas 5 langkah berikut. • Praktek klien atas tanggapan atau aktivitas dengan bantuan konselor• Umpan balik konselor• Pengunaan berbagai bantuan induksi bagi usaha-usaha praktek awal. • Penghilangan bantuan induksi• Praktek klien yang diarahkan pada diri

• Pengalaman Sukses atau penguatan• Komponen terakhir dari prosedur modeling partisipan adalah pengalaman-

pengalaman keberhasilan (penguatan). Klien pasti mengalami keberhasilan dalam menggunakan apa yang mereka pelajari. Bandura (1976) menyatakan bahwa perubahan-perubahan psikologis “ tak mungkin berjalan efektif jika klien tidak mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pengalaman berhasil ditata dengan menyesuaikan program tranfer pelatihan bagi masing-masing klien.

Page 30: Presentasi Mojokerto

3030

Self- MonitoringSelf- MonitoringSelf-monitoringSelf-monitoring adalah suatu proses adalah suatu proses

dimana klien mengamati dan dimana klien mengamati dan mencatat hal-hal tentang diri mereka mencatat hal-hal tentang diri mereka dan interaksi mereka dengan situasi dan interaksi mereka dengan situasi lingkunganlingkungan

Page 31: Presentasi Mojokerto

31

►Strategi Self-ManagementStrategi Self-Management : : ► Self-management adalah suatu proses dimana klien Self-management adalah suatu proses dimana klien

mengarahkan perubahan tingkah laku mereka sendiri, dengan mengarahkan perubahan tingkah laku mereka sendiri, dengan menggunakan satu strategi atau kombinasi strategi. Klien menggunakan satu strategi atau kombinasi strategi. Klien harus aktif menggerakkan variabel enternal, eksternal untuk harus aktif menggerakkan variabel enternal, eksternal untuk melakukan perubahan yang diinginkan. Walaupun konselor melakukan perubahan yang diinginkan. Walaupun konselor yang mendorong dan melatih prosedur ini, klienlah yang yang mendorong dan melatih prosedur ini, klienlah yang mengontrol pelaksanaan strategi ini.mengontrol pelaksanaan strategi ini.

► Ada tiga macam strategi self-management yaitu : self-Ada tiga macam strategi self-management yaitu : self-monitoring, stimulus-control dan self-reward. monitoring, stimulus-control dan self-reward. Self-Self-monitoringmonitoring adalah upaya klien untuk mengamati diri adalah upaya klien untuk mengamati diri sendiri, mencatat sendiri tingkah laku tertentu sendiri, mencatat sendiri tingkah laku tertentu (pikiran,perasaan dan tindakan) tentang dirinya dan (pikiran,perasaan dan tindakan) tentang dirinya dan interaksinya dengan peristiwa lingkungan. interaksinya dengan peristiwa lingkungan. Stimulus Stimulus ControlControl adalah merancang sebelumnya antesedent atau adalah merancang sebelumnya antesedent atau isyarat pedoman / petunjuk untuk menambah atau isyarat pedoman / petunjuk untuk menambah atau mengurangi tingkah laku. mengurangi tingkah laku. Self RewardSelf Reward adalah adalah pemberian hadiah pada diri sendiri, setelah tercapainya pemberian hadiah pada diri sendiri, setelah tercapainya tujuan yang diinginkan.tujuan yang diinginkan.

Page 32: Presentasi Mojokerto

3232

langkah-langkah self-monitoringlangkah-langkah self-monitoringRasionalRasional Berisi tujuan dan overview (gambaran singkat)Berisi tujuan dan overview (gambaran singkat)

Prosedur strategiProsedur strategi Discrimination Discrimination of respon of respon observationobservation

a. Memilih target respon yang akan dimonitor :a. Memilih target respon yang akan dimonitor :

jenis responjenis respon

kekuatan / valensi responkekuatan / valensi respon

jumlah responjumlah respon

Page 33: Presentasi Mojokerto

3333

Mencatat responMencatat respon a. Saat mencatat / timing mencatata. Saat mencatat / timing mencatat

mencatat sebelum kemunculan perilaku digunakan untuk mencatat sebelum kemunculan perilaku digunakan untuk mengurangi respon.mengurangi respon.

Mencatat sesudah kemunculan perilaku digunakan untuk Mencatat sesudah kemunculan perilaku digunakan untuk menambah responmenambah respon

mencatat dengan segeramencatat dengan segera

mencatat ketika tidak ada respon-respon lain yang mencatat ketika tidak ada respon-respon lain yang menganggu pencatatan / perencanaanmenganggu pencatatan / perencanaan

b. Metode mencatat :b. Metode mencatat :

menghitung frekuensi, mengukur lamanya, mencatat menghitung frekuensi, mengukur lamanya, mencatat terus menerus / kontinu, waktunya acak / sembarang / terus menerus / kontinu, waktunya acak / sembarang / samplingsampling

c. Alat mencatat :c. Alat mencatat :

Portable seperti tusuk gigi, kerikil, Accessible seperti Portable seperti tusuk gigi, kerikil, Accessible seperti tanda-tanda , bintangtanda-tanda , bintang

Page 34: Presentasi Mojokerto

3434

Membuat Membuat peta suatu peta suatu

responrespon

Membuat peta atau grafik dari jumlah Membuat peta atau grafik dari jumlah perolehan keseharian yang tercatatperolehan keseharian yang tercatat

Display of Display of datadata

Memberitahukan kepada orang-Memberitahukan kepada orang-orang untuk mendapatkan dukungan orang untuk mendapatkan dukungan lingkunganlingkungan

Analisa dataAnalisa data Ketepatan intepretasi dataKetepatan intepretasi data

Pemahaman tentang hasil evaluasi Pemahaman tentang hasil evaluasi diri dan dorongan diridiri dan dorongan diri

Page 35: Presentasi Mojokerto

35

Tgl /

Waktu

Situasi Apa yang

kamu

kerjakan ?

Apa yang

kamu

pikirkan ?

Bagaimana

situasi

Berakhir ?

Bagaimana

perasaanmu

tentang

hasil ?Co = Sangat tak

memuaskan

10 = Sangat

memuaskan

Apa yang dapat kamu lakukan ?

Page 36: Presentasi Mojokerto

3636

Tanggal /Tanggal /

waktuwaktu Frekuensi Frekuensi

responrespon

kecemasankecemasan

PeristiPeristi

wawa

ExterExter

nalnal

DialogDialog

internalinternal Faktor-Faktor-

faktorfaktor

perilakuperilaku

Tingkat Tingkat pemunculanpemunculan

Ketrampilan dalam Ketrampilan dalam mengatasi situasimengatasi situasi

PetunjPetunjukukmencamencatattat

MencataMencatat hari t hari dan dan waktu waktu peristiwaperistiwa

MenggamMenggambarkan barkan situasi situasi terjadinya terjadinya kecemasakecemasann

Catat Catat pemicu pemicu kecemkecemasanasan

Catat Catat pikiranpikiranmu atau mu atau hal-hal hal-hal yang yang kamu kamu katakan katakan pada pada dirimu dirimu ketika ketika hal ini hal ini terjaditerjadi

Catat Catat bagaimabagaimana na respon respon anda - anda - apa yang apa yang kamu kamu lakukanlakukan

Beri nilai Beri nilai

tingkat tingkat

intensitas dari intensitas dari

kecemasan: kecemasan:

sedikit intenssedikit intens

agak intensagak intens

sangat intenssangat intens

amat sangat amat sangat

intensintens

Beri nilai Beri nilai

tingkat efektivitas tingkat efektivitas

penanganan anda penanganan anda

terhadap situasi terhadap situasi

tersebut.tersebut.

sedikitsedikit

agak efektifagak efektif

sangat efektifsangat efektif

amat sangat efektifamat sangat efektif

Page 37: Presentasi Mojokerto

3737

Stimulus ControlStimulus Control Stimulus controlStimulus control adalah penyusunan / perencanaan kondisi-kondisi adalah penyusunan / perencanaan kondisi-kondisi

lingkungan yang telah ditentukan sebelumnya, yang membuat lingkungan yang telah ditentukan sebelumnya, yang membuat terlaksananya / dilakukannya tingkah laku tertentu. Kondisi lingkungan terlaksananya / dilakukannya tingkah laku tertentu. Kondisi lingkungan berfungsi sebagai tanda / anteseden dari suatu respon tertentu. Dengan berfungsi sebagai tanda / anteseden dari suatu respon tertentu. Dengan kata lain anteseden merupakan suatu stimulus untuk suatu respon kata lain anteseden merupakan suatu stimulus untuk suatu respon tertentu.tertentu.

Contoh : Contoh : Kebanyakan dari kita secara otomatis akan memperlambat, Kebanyakan dari kita secara otomatis akan memperlambat, meletakkan kaki kita pada rem dan menghentikan kendaraan bila kita meletakkan kaki kita pada rem dan menghentikan kendaraan bila kita melihat lampu merah (traffic light). Lampu merah merupakan stimulus melihat lampu merah (traffic light). Lampu merah merupakan stimulus yang telah mengontrol kita menghentikan mobil.yang telah mengontrol kita menghentikan mobil.

Tingkah laku problem terjadi karena ketidak sesuaian stimulus control.Tingkah laku problem terjadi karena ketidak sesuaian stimulus control. Contoh :Contoh : Dalam kasus kegemukan (obesitas). Respon makan orang Dalam kasus kegemukan (obesitas). Respon makan orang

kegemukan banyak berhubungan dengan petunjuk lingkungan (stimulus) :kegemukan banyak berhubungan dengan petunjuk lingkungan (stimulus) : Meja makan -----------Meja makan ----------- makan makan Berjalan kedapur --------Berjalan kedapur -------- makan makan Nonton T.V ----------Nonton T.V ---------- makan makan Berjalan ke kulkas ------Berjalan ke kulkas ------ makan makan Berhenti di rumah makan --------Berhenti di rumah makan -------- makan makan Dalam kasus ini tujuan utama dari strategi stimulus control adalah ----Dalam kasus ini tujuan utama dari strategi stimulus control adalah ----

mengurangi jumlah petunjuk / tanda / syarat yang berhubungan dengan mengurangi jumlah petunjuk / tanda / syarat yang berhubungan dengan suatu yang tidak diinginkan dan secara simulton menambah syarat / suatu yang tidak diinginkan dan secara simulton menambah syarat / petunjuk antisiden yang dihubungkan dengan respon yang diinginkan.petunjuk antisiden yang dihubungkan dengan respon yang diinginkan.

Page 38: Presentasi Mojokerto

3838

Contoh :Contoh : A. Stimulus control untuk A. Stimulus control untuk mengurangimengurangi perilaku problem : perilaku problem : mengurangimengurangi berat badan berat badan

( makan berlebihan ).( makan berlebihan ). Beri tanda pada satu piring untuk makan semua jenis makan dan camilanBeri tanda pada satu piring untuk makan semua jenis makan dan camilan Jangan makan ketika membacaJangan makan ketika membaca Membeli makanan yang tidak berlemakMembeli makanan yang tidak berlemak Susun kembali almari makan dan kulkas supaya makanan kecil tidak mudah diambilSusun kembali almari makan dan kulkas supaya makanan kecil tidak mudah diambil Simpan makanan di tempat tertutupSimpan makanan di tempat tertutup Atur makanan dipiring dan letakkan didapur, jangan di meja makanAtur makanan dipiring dan letakkan didapur, jangan di meja makan Pakai piring / mangkok yang lebih kecil agar makanan tampak lebih banyakPakai piring / mangkok yang lebih kecil agar makanan tampak lebih banyak B. Stimulus control untuk B. Stimulus control untuk menambah menambah jumlah perilakujumlah perilaku. Menambah. Menambah pikiran positif pikiran positif

tentang kemampuan dalam matematika.tentang kemampuan dalam matematika. 1. Buat sedikitnya 1 (satu) isyarat sebagai anteseden untuk pikiran positif.1. Buat sedikitnya 1 (satu) isyarat sebagai anteseden untuk pikiran positif. Misal : meletakkan pita / plester diatas arlojinyaMisal : meletakkan pita / plester diatas arlojinya 2. Membuat daftar beberapa pikiran positif tentang matematika. Tiap pikiran positif 2. Membuat daftar beberapa pikiran positif tentang matematika. Tiap pikiran positif

dapat ditulis pada sebuah kertas yang dapat dibawa kliendapat ditulis pada sebuah kertas yang dapat dibawa klien Suruh klien membaca / memikirkan pikiran positif pada kartu / kertas tersebut setiap Suruh klien membaca / memikirkan pikiran positif pada kartu / kertas tersebut setiap

saat ia melihat arlojinya. Suruh dia mencari kesempataan untuk melihat arlojinya saat ia melihat arlojinya. Suruh dia mencari kesempataan untuk melihat arlojinya sesering mungkin dan selanjutnya mengkonsentrasikan pada satu pikiran positif inisesering mungkin dan selanjutnya mengkonsentrasikan pada satu pikiran positif ini

Ketika klien sampai dengan suatu saat dimana secara otomatis memikirkan pikiran Ketika klien sampai dengan suatu saat dimana secara otomatis memikirkan pikiran positif setelah melihat arlojinya buat syarat lain misal : melihat tanda O pada buku positif setelah melihat arlojinya buat syarat lain misal : melihat tanda O pada buku matematika, setiap saat ia membaca buku matematika dan melihat tanda O ia dapat matematika, setiap saat ia membaca buku matematika dan melihat tanda O ia dapat menggunakan isyarat ini untuk berkonsentrasi pada pikiran positif lainnya.menggunakan isyarat ini untuk berkonsentrasi pada pikiran positif lainnya.

Ia dapat memperhatikan Ia dapat memperhatikan stimulus –control stimulus –control lebih banyak dengan menggunakan lebih banyak dengan menggunakan tanda / isyarat lain. Misal : menaruh daftar pikiran positif pada cermin , pintu kamar tanda / isyarat lain. Misal : menaruh daftar pikiran positif pada cermin , pintu kamar mandi – kamar tidur dan sebagainya.mandi – kamar tidur dan sebagainya.

Page 39: Presentasi Mojokerto

3939

• Self – RewardSelf – Reward• Self – rewardSelf – reward digunakan untuk memperkuat atau menambah digunakan untuk memperkuat atau menambah

respon yang diinginkan. Self reward berfungsi memepercepat respon yang diinginkan. Self reward berfungsi memepercepat target tingkah laku.target tingkah laku.

• Ada 4 komponen yanag merupakan bagian integral dari Ada 4 komponen yanag merupakan bagian integral dari prosedur self reward yang efektif.prosedur self reward yang efektif.

• Pemilihan hadiah yang memadai yaitu; hadiah bersifat Pemilihan hadiah yang memadai yaitu; hadiah bersifat mendidik, gunakan hadiah yang terjangkau, gunakan mendidik, gunakan hadiah yang terjangkau, gunakan beberapa hadiah, gunakan bermacam jenis (verbal, material, beberapa hadiah, gunakan bermacam jenis (verbal, material, mutakhir, pontensial dsb), tukar hadiah bila tidak cocok.mutakhir, pontensial dsb), tukar hadiah bila tidak cocok.

• Pengadaan hadiah; klien sendiri yang menentukan kelayakan Pengadaan hadiah; klien sendiri yang menentukan kelayakan respon yang ditargetkan. Tentukan sendiri seberapa banyak respon yang ditargetkan. Tentukan sendiri seberapa banyak yang akan dilakukan dalam hubungan dengan hadiah yang akan dilakukan dalam hubungan dengan hadiah yang telah dipilih.yang telah dipilih.

• Pengaturan waktu Self – Reward, hadiah harus dilakukan Pengaturan waktu Self – Reward, hadiah harus dilakukan sesudahnya, bukan sebelum tingkah laku, hadiah harus sesudahnya, bukan sebelum tingkah laku, hadiah harus disegerakan, hadiah harus mengikuti perubahan, bukan janji-disegerakan, hadiah harus mengikuti perubahan, bukan janji-janjijanji

• Rencana untuk mempertahankan pengubahan diri, cari Rencana untuk mempertahankan pengubahan diri, cari bantuan orang lain untuk sharing atau menyalurkan hadiah, bantuan orang lain untuk sharing atau menyalurkan hadiah, tinjauan data dengan konselortinjauan data dengan konselor

Page 40: Presentasi Mojokerto

40

Sekian, dan Terima Kasih