16
Umar Bin Abdul Aziz Mengenal Lebih Dekat Ahmad Fauzi Ramadhan 1437 H

Umar bin abdul aziz

  • Upload
    ahfa42

  • View
    569

  • Download
    7

Embed Size (px)

Citation preview

Umar Bin Abdul Aziz

Mengenal Lebih Dekat

Ahmad Fauzi Ramadhan 1437 H

Kata ibu “Wahai anakku, segeralah kita tambah air

dalam susu ini supaya terlihat banyak sebelum terbit matahari”. Anaknya menjawab“Kita tidak boleh berbuat seperti itu ibu,

Amirul Mukminin melarang kita berbuat begini”. Si ibu masih mendesak “Tidak mengapa,

Amirul Mukminin tidak akan tahu”. Balas si anak “Jika Amirul Mukminin tidak tahu,

tapi Tuhan-nya Amirul Mukminin tahu”.

Kisah Gadis Penjual Susu

"Semoga lahir dari

keturunan gadis ini bakal pemimpin Islam yang hebat kelak yang akan memimpin orang-orang Arab dan Ajam”

(umar Ibn Khattab)

Silsilah Keluarga

Umar Ibn Khattab

Ashim bin Umar (menikahi Gadis Penjual Susu)

Laila (Ummu ashim) menikah dengan Abdul Aziz bin Marwan

Umar bin Abdul Aziz

Lahir pada tahun 60 Hijriah (682 M) bertepatan dengan tahun mangkatnya Amirul

Mukminin Mu’awiyah bin Abi Sufyan. Sebagian menulis dilahirkan di Mesir dan Sebagian di

Madinah

Kelahiran

Ayahnya (Abdul Aziz) memilih Shalih bin Kaisan sebagai pendidik

anaknya. Gurunya yang lain adalah Sa’id bin Al-Musayyib, ia dijuluki sebagai

bintangnya para tabi’in. Di antara guru-guru yang berpengaruh bagi dirinya adalah Ubaidullah

bin Abdullah bin Utbah bin Mas’ud. Umar bin Abdul Aziz terdidik dan belajar di tangan para ulama

dan fuqaha’ dalam jumlah besar, jumlah gurunya mencapai tiga puluh tiga orang; delapan dari mereka adalah sahabat dan dua puluh lima lainnya adalah tabi’in.

Ia pernah shalat mengimami sahabat yang mulia Anas bin Malik, beliau pun memuji Umar dengan mengatakan, “Aku tidak melihat anak muda yang paling mirip shalatnya dengan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam daripada anak muda ini.”

Masa ABG

Umar bin Abdul Aziz berkulit cokelat, berwajah lembut dan tampan, berperawakan ramping,

berjanggut rapi, bermata cekung, dan di keningnya terdapat bekas luka akibat sepakan

kaki kuda (karenanya ia disebut Asyaj Bani Umayyah, artinya orang dari Bani Umayyah

yang terluka kepalanya).

Ciri-Ciri Fisik

Sumber: Perjalanan Khalifah Yang Agung Umar bin Abdul Aziz, DR. Ali Muhammad Ash-Shallabi

Menjadi Gubernur

Hijaz Khalifah Al Walid Mengangkat Umar bin Abdul Aziz menjadi Gubernur Hijaz

(Makkah dan Madinah). Umar membentuk sebuah dewan penasehat yang terdiri dari Ulama, Pegawai,

dan Masyarayat yang kemudian bersama-sama dengannya menjalankan pemerintahan provinsi.

keluhan-keluhan resmi ke Damaskus berkurang dan dapat diselesaikan di Madinah.

Merenovasi Masjid Nabawi dengan sebelumnya berkonsultasi dengan para Ulama

Ditunjuk oleh Khalifah Sulaiman

Menjelang wafatnya Sulaiman, penasihat kerajaan bernama Raja’ bin Haiwah menasihati, “Wahai Amirul Mukminin, antara perkara yang menyebabkan engkau dijaga di dalam kubur dan menerima syafaat dari Allah di akhirat kelak adalah apabila engkau tinggalkan untuk orang Islam khalifah yang adil, maka siapakah pilihanmu?“. Jawab Khalifah Sulaiman, “Aku melihat  Umar Ibn Abdul Aziz“.

Umar bin Abdul Aziz bukan Putra Mahkota

Mengucapkan Inna lillahi wa inna Ilayhi Roji’un

Menjadi Khalifah

Hari kedua dilantik menjadi khalifah, ia menyampaikan

khutbah umum. Diujung khutbahnya, ia berkata “Wahai manusia, tiada nabi selepas Muhammad saw dan tiada kitab selepas Al Qur’an, aku bukan penentu hukum malah aku pelaksana hukum Allah, aku bukan ahli bid’ah malah aku seorang yang mengikut sunnah, aku bukan orang yang paling baik dikalangan kamu sedangkan aku cuma orang yang paling berat tanggungannya dikalangan kamu, aku mengucapkan ucapan ini sedangkan aku tahu aku adalah orang yang paling banyak dosa di sisi Allah” Ia kemudian duduk dan menangis "Alangkah besarnya ujian Allah kepadaku" sambung Umar Ibn Abdul Aziz.

Menjadi Khalifah

Umar melakukan perbaikan dimulai dari diri dan

Keluarga.

Tidak memanfaatkan fasilitas sebagai Khalifah.

Menjalani kehidupan sebagai Khalifah dengan Zuhud.

Mengangkat Pejabat berdasarkan Keshalihan dan Kecakapan.

Menjadi Khalifah

memberikan jaminan keamanan bagi rakyat. Dengan

mewujudkan ketenangan dan keamanan, ia meninggalkan kebijakan-kebijakan para pendahulunya yang berfokus pada perluasan wilayah dan penguasaan negara.

Demi mewujudkan keamanan dan ketertiban, baik pribadi maupun pemerintah sama-sama bersikap adil baik untuk bangsa Arab maupun Non Arab (mementingkan kesamaan Aqidah)

Memantapkan Sumber Pendapatan Negara.

Menjadi Khalifah

Memperhatikan bidang pertanian dan Perhubungan.

Menghidupkan tanah-tanah yang tidak produktif. Banyak digali sumber-sumber air baru (sumur air). Membangung jalan-jalan yang menghubungkan antar kota

Distribusi kekayaan negara secara adil. menghemat belanja negara. mensosialisasikan semangat bisnis dan kewirausahaan. Memaksimalkan distribusi zakat bagi asnafus tsamaniyah.

Menjadi Khalifah

Tidak lagi ditemukan para Mustahiq.

Yahya Ibn Sa’id membawakan suatu riwayat: Katanya Umar Ibn Abdul ’Aziz telah mengutus aku ke Afrika Utara untuk membagi-bagikan zakat penduduk di sana. Maka aku laksanakan perintah itu, lalu aku cari orang-orang fakir miskin untuk kuberikan zakat pada mereka. Tetapi aku tidak mendapatkan seorangpun juga dan kami tak menemukan orang yang mau menerimanya.

Kas Negara Suplus. Negara membiayai seluruh biaya pernikahan,

terutama yang menikah di usia muda. Memberikan kesejahteraan bagi para penghafal hadist.

Menjadi Khalifah

“Jika sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”. (AL A’RAAF 96)

Kunci Itu

Al-Hamed, Zaid Husen, Kehidupan Para Kholifah Teladan, Jakarta: Pustaka

Amani, 1995 Al-Madudi, Abdul A’la, Sejarah Pembaharuan Dan Pembangunan Kembali Alam

Pikiran Islam, 1985 Al-Hamid, Zaid Husain, Khulafa’ur Rasul Khalid Muhammad Khalid, Jakarta:

Pustaka Amani, 1995 Fa’al, Fahsin M. Sejarah Kekuasaan islam, (Jakarta Barat: CV. Artha Rivera),

2008 Abdurrahman, Dudung, Sejarah Peradaban Islam: Dari masa klasik sampai

modern,Yogyakarta: LESFI, 2004 Supriadi, Dedi, Sejarah Peradaban Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2008 Firdaus, Kepemimpinan Khalifah Umar Bin Abdul Aziz,Jakarta: Pedoman Ilmu

Jaya, 2003 Ahmad Syalabi, Sejarah Dan Kebudayaan Islam 2, Jakarta: Al-Huzna Zikra, 1997 Affandi, Adang, Study Sejarah Islam, Bandung: Putra A Bardim, 1999

Maroji’