37
Etika & Pembangunan Integritas Aparatur Materi Ceramah Diklat Kepemimpinan Tingkat III Makassar, 2 Juli 2012 Pusat Kajian Manajemen Kebijakan Lembaga Administrasi Negara RI Tri Widodo W. Utomo

Etika & Pembangunan Integritas Aparatur

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Materi Ceramah Diklat Kepemimpinan Tingkat III Makassar, 2 Juli 2012

Citation preview

Page 1: Etika & Pembangunan Integritas Aparatur

Etika & Pembangunan

Integritas Aparatur Materi Ceramah Diklat Kepemimpinan

Tingkat IIIMakassar, 2 Juli 2012

Pusat Kajian Manajemen Kebijakan

Lembaga Administrasi Negara RI

Tri Widodo W. Utomo

Page 2: Etika & Pembangunan Integritas Aparatur

Struktur Penyajian

• Mengapa Etika & Integritas?;• Etika dalam Kerangka RUU Etika

Penyelenggara Negara;• Pembangunan Integritas Aparatur.

Page 3: Etika & Pembangunan Integritas Aparatur

Mengapa Etika & Integritas?

1

Page 4: Etika & Pembangunan Integritas Aparatur

Profile of 21st Century Leader

Page 5: Etika & Pembangunan Integritas Aparatur

Potret Indonesia Saat Ini• Corruption Perception Index: 2007 (2,3), 2008 (2,6), 2009

(2,8), 2010 (2,8) dan 2011 (3,0);• Integritas Sektor Publik: 2007 (5,53); 2008 (6,84); 2009

(6,50); 2010 (5,42); 2011 (6,31);• PERC – 2011 (9,27) menempatkan Indonesia di

peringkat I sbg negara terkorup dari 16 negara Asia Pasifik yg menjadi tujuan investasi;

• Human Development Index: 2008 (0,588); 2009 (0,593); 2010 (0,600); dan 2011 (0,617);

• Doing Business (pengukuran kemudahan berusaha) Tahun 2010 peringkat 122 dr 183 negara.

Page 6: Etika & Pembangunan Integritas Aparatur

Survei Integritas Sektor Publik 2010

Page 7: Etika & Pembangunan Integritas Aparatur

Survei Integritas Sektor Publik 2010

Page 8: Etika & Pembangunan Integritas Aparatur

Peringkat

Nasional Integritas

Sektor

Publik

2010

(KPK,

2011)

Page 9: Etika & Pembangunan Integritas Aparatur

Survei Integritas Sektor Publik 2010

Page 10: Etika & Pembangunan Integritas Aparatur

Etika Dalam Kerangka RUU Etika Penyelenggara

Negara

2

Page 11: Etika & Pembangunan Integritas Aparatur

Etika vs. Kode Etik (1)

Etika adalah sebuah studi tentang formasi nilai-nilai moral & prinsip-prinsip benar & salah (Altschull, 1990). Kode Etik adalah peraturan moral, atau pedoman dari tingkah laku yg membantu aksi personal dalam situasi khusus (http://bincangmedia.wordpress.com/2010/06/01/tentang-etika-kode-etik-kebijakan-dan-hukum-media).

Etika disebut juga filsafat moral adalah cabang filsafat yg berbicara tentang praxis (tindakan) manusia. Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan mempersoalkan bagaimana manusia harus bertindak. Tindakan manusia ini ditentukan oleh bermacam-macam norma. Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yg secara tegas menyatakan apa yg benar dan baik, dan apa yg tidak benar dan tidak baik bagi profesional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yg benar atau salah, perbuatan apa yg harus dilakukan dan apa yg harus dihindari (http://felix3utama.wordpress.com/2008/12/01/pengertian-dalam-etika-profesi).

Page 12: Etika & Pembangunan Integritas Aparatur

Etika vs. Kode Etik (2)

Ethics is the basis of conduct, which is perceived through individual morality and society's norm of what is "good or bad", "right or wrong". A code of ethics establishes whether an activity is right or wrong. A code of conduct is a statement of the standards to which an individual or enterprise adheres, and the responsibilities and restrictions that are to be observed. A code of practice is a set of guidelines issued by a professional or service organization, to which the members agree to comply. (http://wiki.answers.com/Q/What_is_the_difference_between_Code_of_Ethics_Code_of_Conduct_and_Code_of_Practice).

A code of ethics expresses fundamental principles that provide guidance in cases where no specific rule is in place or where matters are genuinely unclear. A well drafted code of conduct will be consistent with the primary code of ethics, however, it will provide much more specific guidance (http://www.ethics.org.au/faq/whats-difference-between-code-ethics-and-code-conduct).

Page 13: Etika & Pembangunan Integritas Aparatur

Basic Concept re EthicsMerriam-Webster’s Collegiate Dictionary: 1) a set of moral

principles or values; 2) the principle of conduct governing an individual or a group; 3) a guiding philosophy; 4) a consciousness of moral importance.

Kamus Besar Bahasa Indonesia: 1) Ilmu tentang apa yg baik dan apa yg buruk dan tentang hak dan kewajiban moral; 2) Kumpulan asas atau nilai yg berkenaan dengan akhlak; 3) Nilai mengenai benar & salah yg dianut suatu golongan/masyarakat.

Bertens (dalam Keban, 2004): 1) Nilai dan norma moral sebagai pedoman tingkah laku seseorang atau kelompok atau disebut sebagai sistem nilai; 2) Kumpulan asas atau nilai moral yg disebut sebagai kode etik; 3) Ilmu tentang yg baik atau buruk atau dikenal sebagai filsafat moral.

Cooper (dalam Frederickson, 1997: 160): values are the soul of public administration (nilai-nilai etika adalah jiwa atau nyawa dari administrasi negara).

Page 14: Etika & Pembangunan Integritas Aparatur

6 Great Ideas of Ethics

1. Prinsip Keindahan (Beauty);2. Prinsip Persamaan (Equality);3. Prinsip Kebaikan (Goodness);4. Prinsip Keadilan (Justice);5. Prinsip Kebebasan (Liberty);6. Prinsip Kebenaran (Truth).

(Salomon R.C, 1984)

Page 15: Etika & Pembangunan Integritas Aparatur

Ethics: Translating Values into Rules

Fisik

Sosial

Idiil

Nilai (Values)

Norma (Norms)

Hukum (Rechts)

Aturan Khusus (Wet/Rules)

Tingkatan Budaya

In Abstracto

In Concreto

Page 16: Etika & Pembangunan Integritas Aparatur

Argue for Govt Ethics

Government ethics, when properly enforced:• can be a valuable means for protecting against

government waste and ensuring effective public administration;

• can prohibit many of the activities that lead to waste, including theft by public officials and use of government property for private gain;

• can also address issues such as bribery and conflicts of interest; activities that can lead public officials to sacrifice the public interest in the administration of programs and services for private gain and benefit.

http://www.mapleleafweb.com/features/ethics-government-concepts-issues-debates

Page 17: Etika & Pembangunan Integritas Aparatur

Unethical Conducts by Public Official

1. Theft & Fraud by Public Officials; (pencurian dan penipuan oleh pejabat publik)

2. Improper Use of Government Property; (penggunaan barang milik pemerintah yg tidak semestinya)

3. Bribery & Influence Peddling; (penyuapan dan “menjual” pengaruh)

4. Conflict of Interest & Self-dealing; (benturan kepentingan dan traksaksi diluar sistem)

5. Divulging Confidential Information; (membocorkan informasi rahasia)

6. Improper Conduct Post-Employment; (perilaku yang tidak pantas/tidak semestinya pasca jabatan)

7. Immoral Conduct by Public Officials. (perilaku tidak bermoral/asusila oleh pejabat publik)

http://www.mapleleafweb.com/features/ethics-government-concepts-issues-debates

Page 18: Etika & Pembangunan Integritas Aparatur

Sumber: Tool-Kit Anti Korupsi, Center of International Crime Prevention, UN.

10 Dimensi Korupsi (UN)

Page 19: Etika & Pembangunan Integritas Aparatur

Reinventing Ethics in Government (1)

1. Tap MPR No. X/MPR/1998 Tentang Pokok-Pokok Reformasi Pembangunan dalam Rangka Penyelamatan dan Normalisasi Kehidupan Nasional Sebagai Haluan Negara: Pelaksananan reformasi di bidang sosial budaya adalah untuk mendukung penanggulangan krisis di bidang sosial budaya. Agenda yg harus dijalankan adalah: menyiapkan sarana dan prasarana, program aksi dan perundangundangan bagi tumbuh dan tegaknya etika usaha, etika proses, dan etika pemerintahan .

2. Tap MPR No. V/MPR/2000 Tentang Pemantapan Persatuan dan Kesatuan Nasional: Nilai2 agama dan budaya bangsa tidak dijadikan sumber etika dalam berbangsa & bernegara oleh sebagian masyarakat, sehingga melahirkan krisis akhlak dan moral berupa ketidakadilan, pelanggaran hukum, dan pelanggaran HAM Menugaskan Badan Pekerja MPR-RI untuk merumuskan etika kehidupan berbangsa.

3. Tap MPR No. VI/MPR/2001 Tentang Etika Kehidupan Berbangsa: etika kehidupan berbangsa dewasa ini mengalami kemunduran yang turut menyebabkan terjadinya krisis multidimensi.

Page 20: Etika & Pembangunan Integritas Aparatur

Reinventing Ethics in Government (2)

4. Tap MPR No. VIII/MPR/2001 Tentang Rekomendasi Arah Kebijakan Pemberantasan dan Pencegahan KKN Membentuk Undang-undang beserta peraturan pelaksanaannya untuk membantu percepatan dan efektivitas pelaksanaan pemberantasan dan pencegahan korupsi yang muatannya meliputi (antara lain) ”Etika Pemerintahan”!

Judul RUU yang benar apakah RUU Penyelenggara Negara, ataukah RUU Etika Pemerintahan?

Di AS, The US Office of Government Ethics (OGE) juga hanya dalam lingkup eksekutif saja dan memiliki 4 fungsi: Establishes standards of ethical

conduct for the executive branch; Ensures transparency in government through financial disclosure; Educates executive branch employees;

Promotes good governance. http://www.oge.gov/

Tap MPR No. X/1998 & Tap No. VIII/2001 secara tegas mengamanatkan disusunnya UU Etika Pemerintahan, bukan UU Etika Penyelenggara Negara.

Page 21: Etika & Pembangunan Integritas Aparatur

Etika Kehidupan Berbangsa

1. Etika Kehidupan Berbangsa merupakan rumusan yg bersumber dari ajaran agama, khususnya yg bersifat universal, dan nilai-nilai luhur budaya bangsa yg tercermin dalam Pancasila sebagai acuan dasar dalam berpikir, bersikap dan bertingkah laku dalam kehidupan berbangsa.

2. Pokok-pokok etika dalam kehidupan berbangsa mengedepankan kejujuran, amanah, keteladanan, sportifitas, disiplin, etos kerja, kemandirian, sikap toleransi, rasa malu, tanggung jawab, menjaga kehormatan serta martabat diri sebagai warga bangsa.

3. Dimensi Etika: Etika Sosial dan Budaya Etika Politik dan Pemerintahan Etika Ekonomi dan Bisnis Etika Penegakan Hukum yang Berkeadilan Etika Keilmuan Etika Lingkungan

(Tap MPR No. VI/2001)

Page 22: Etika & Pembangunan Integritas Aparatur

Arah Kebijakan

• Mengaktualisasikan nilai-nilai agama dan budaya luhur bangsa dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara melalui pendidikan formal, informal dan nonformal dan pemberian contoh keteladanan oleh para pemimpin negara, pemimpin bangsa, dan pemimpin masyarakat.

• Mengarahkan orientasi pendidikan yang mengutamakan aspek pengenalan menjadi pendidikan yang bersifat terpadu dengan menekankan ajaran etika yang bersumber dari ajaran agama dan budaya luhur bangsa serta pendidikan watak dan budi pekerti yang menekankan keseimbangan antara kecerdasan intelektual, kematangan emosional dan spritual, serta amal kebijakan.

• Mengupayakan agar setiap program pembangunan dan keseluruhan aktivitas kehidupan berbangsa dijiwai oleh nilai-nilai etika dan akhlak mulia, baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi.

Page 23: Etika & Pembangunan Integritas Aparatur

Kaidah Pelaksanaan

• Internalisasi dan sosialisasi etika kehidupan berbangsa tersebut menggunakan pendekatan agama dan budaya.

• Internalisasi dan sosialisasi etika kehidupan berbangsa dilakukan melalui pendekatan komunikatif, dialogis dan persuasif, tidak melalui cara indoktrinasi.

• Mendorong swadaya masyarakat secara sinergis dan berkesinambungan untuk melakukan internalisasi dan sosialisasi etika kehidupan berbangsa.

• Mengembangkan dan mematuhi etika-etika profesi: etika profesi hukum, politik, ekonomi, kedokteran, guru, jurnalistik, dan profesi lainnya sesuai dengan pokok-pokok etika kehidupan berbangsa.

• Internalisasi dan sosialisasi serta pengamalan etika kehidupan berbangsa merupakan bagian dari pengabdian kepada Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa.

Page 24: Etika & Pembangunan Integritas Aparatur

Perbandingan Dimensi Etika

Tap MPR No. VI/2001 PP No. 42/2004

Etika Sosial dan Budaya Etika Dalam BernegaraEtika Politik dan Pemerintahan Etika Dalam BerorganisasiEtika Ekonomi dan Bisnis Etika Dalam BermasyarakatEtika Penegakan Hukum yang Berkeadilan Etika Terhadap Diri SendiriEtika Keilmuan Etika Sesama PNS

Etika Lingkungan

Pasal 7 PP No. 42/2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik PNS:

Dalam pelaksanaan tugas kedinasan dan kehidupan sehari-hari setiap PNS wajib bersikap dan berpedoman pada etika dalam bernegara, dalam penyelenggaraan Pemerintahan, dalam berorganisasi, dalam bermasyarakat, serta terhadap diri sendiri dan sesama PNS yang diatur dalam Peraturan Pemerintah ini.

Bgmn hubungan Tap VI/2001, PP 42/2004 & RUU EPN?

Page 25: Etika & Pembangunan Integritas Aparatur

Integritas & Pembangunan Integritas

Aparatur

3

Page 26: Etika & Pembangunan Integritas Aparatur

• Understand what character and Integrity are. The definitions of these words are often stretched or misrepresented. Learn what they truly mean.– Character is the sum of qualities show up in a person or

group, moral or ethical strength, and the description of a person's attributes, traits and abilities. Character is who you are. It defines you and guides your actions, hopefully in a positive way.

– Integrity is steadfast adherence to a strict moral or ethical code, being unimpaired, sound, whole and undivided; completeness.

– Integrity can be summed up simply as doing the right thing for the right reason even when no one is watching.

How to Build Character through Integrity (1)

http://www.wikihow.com/Build-Character-Through-Integrity

Page 27: Etika & Pembangunan Integritas Aparatur

• Choose a set of rules, morals, or principles that you believe will lead to a happy, satisfying, and righteous life, as well as a better world. You can subscribe to the ethics of a particular religion, or you can develop your own, based on your experiences.

• Look at the choices you've made in your past, and observe how much you have or haven't lived by those principles. Don't waste time feeling regretful or guilty. Remember that "...until a person can say deeply and honestly, I am what I am today because of the choices I made yesterday, that person cannot say, I choose otherwise." -Stephen R. Covey.

• Decide what you must change in your behavior to align your life more closely to what you believe.

• Be conscious every day of the decisions you make, however big or small, and how close they bring you to being the person you really want to become.

How to Build Character through Integrity (2)

Page 28: Etika & Pembangunan Integritas Aparatur

1. Identify aspects of your behavior that require change. Reflect on your interactions with others in the workplace, at home and in social situations to determine specific areas in need of improvement. For example, if you are late for work every day and feel guilty about creating excuses for this behavior, this may be an opportunity to develop greater personal integrity.

2. Determine your reasons for not behaving with greater personal integrity. For example, you may be pushing unpleasant work tasks on to other employees instead of being honest with your boss about your inability to do the tasks. You may be afraid to admit to yourself or to your boss that you do not possess the right skills or that the job is not the right fit for you.

3. Face the obstacles that cause you to lie or violate your moral code. This might involve finding a more suitable job, facing your fears about how others may perceive you and/or seeking out counseling to address emotional challenges and insecurities.

4. Practice truthfulness. Consider all of the relationships at home and work that will benefit from greater truthfulness. For example, if managing a team of employees, be honest and direct with each individual about your expectations and employee performance. Avoid backbiting or gossiping.

How to Develop Personal Integrity (1)

http://www.wikihow.com/Develop-Personal-Integrity

Page 29: Etika & Pembangunan Integritas Aparatur

5. Make a list of tasks and behaviors in which you will become more trustworthy. The list might range from basic tasks, such as taking out the trash as promised to repaying large sums of money in a timely manner.

6. Respect the property of others. Consider any complaints you may have received in the past about using another person's belongings, parking in someone else's parking spot or littering on another person's property. Make a concerted effort to respect other people's belongings.

7. Listen to and respect the opinions and decisions of others. Part of possessing personal integrity is acknowledging the human rights of others. Respecting diverse thoughts and decisions is a sign of open-mindedness and integrity.

8. Help others in need. If you are in a position to contribute to the development of others or help them to do something they cannot accomplish on their own, make an effort to assist.

9. Assess your progress. Developing personal integrity is a trial and error process that requires persistent effort. Ask yourself on a daily or weekly basis if you are making progress.

10. Enlist the help of others. Colleagues, relatives and friends who know you well and have your best interest at heart can assist your progress by providing objective feedback on a daily basis about the personal changes you are making.

How to Develop Personal Integrity (2)

Page 30: Etika & Pembangunan Integritas Aparatur

Sistem Integritas

Page 31: Etika & Pembangunan Integritas Aparatur

Permenpan No. 20/2012

• Zona Integritas (ZI) adalah sebutan/predikat yg diberikan kepada suatu K/L/Prov/Kab/Kota yg pimpinannya & jajarannya mempunyai niat (komitmen) untuk mewujudkan birokrasi yg bersih dan melayani;

• Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) adalah sebutan/predikat yg diberikan kepada suatu unit kerja pada ZI yg memenuhi syarat indikator mutlak dan memperoleh hasil penilaian indikator operasional di antara 80 dan 90;

• Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) adalah sebutan/predikat yg diberikan kepada suatu unit kerja pada ZI yg memenuhi syarat indikator mutlak dan memperoleh hasil penilaian indikator operasional 90 atau lebih.

Page 32: Etika & Pembangunan Integritas Aparatur

ZI menuju WBK

Page 33: Etika & Pembangunan Integritas Aparatur

Indikator Mutlak WBK• Indikator Mutlak pada tingkat K/L/Pemda adalah Opini

Keuangan BPK sekurang-kurangnya WDP pada saat pengajuan calon WBK .

• Indikator Mutlak pada tingkat Unit/Satuan Kerja:– nilai minimum indeks integritas berdasarkan penilaian KPK;– nilai minimum indeks kepuasan masyarakat berdasarkan penilaian

Kementerian PAN dan RB;– jumlah maksimum kerugian negara (KN) yg belum diselesaikan (%)

berdasarkan penilaian BPK;– jumlah maksimum temuan in-efisien (%) berdasarkan penilaian APIP;– persentase maksimum jumlah pegawai yg dijatuhi hukuman disiplin karena

penyalahangunaan pengelolaan keuangan berdasarkan keputusan Pejabat Pembina Kepegawaian;

– persentase maksimum jumlah pengaduan masyarakat yg tidak diselesaikan berdasarkan hasil pemeriksaan APIP;

– persentase maksimum jumlah pegawai yg dijatuhi hukuman karena tindak pidana korupsi berdasarkan keputusan pengadilan yg telah mempunyai kekuatan hukum tetap.

Page 34: Etika & Pembangunan Integritas Aparatur

Indikator Utama WBK (60%)

• Penandatanganan Dokumen Pakta Integritas;• LHKPN;• Akuntabilitas Kinerja;• Laporan Keuangan;• Kode Etik;• Sistem Perlindungan Pelapor (whistle blower system);• Pprogram Pengendalian Gratifikasi;• Kebijakan Penanganan Benturan Kepentingan (conflict of

interest);• Program Inisiatif Anti Korupsi;• Kebijakan Pembinaan Purna Tugas (post employment

policy);• Pelaporan Transaksi Keuangan yg Tidak Wajar oleh PPATK.

Page 35: Etika & Pembangunan Integritas Aparatur

Indikator Penunjang WBK (40%)

• Promosi Jabatan Secara Terbuka;• Rekruitment Secara Terbuka;• Mekanisme Pengaduan Masyarakat• E-procurement;• Pengukuran Kinerja Individu;• Keterbukaan Informasi Publik.

Page 36: Etika & Pembangunan Integritas Aparatur

Pembinaan & Pengawasan WBK

• Terhadap Unit Kerja (untuk mempersempit kesempatan)– perbaikan sistem & prosedur;– perbaikan sarana;– penghargaan berupa percepatan

kenaikan pangkat, renumerasi, dsb.

• Terhadap Pegawai (untuk meluruskan niat)– pelatihan Anti Korupsi dengan

tujuan membangun Integritas PNS dengan metode yg efektif.

Unit Kerjaberpredikat

WBK

Pemantau independen (ditunjuk oleh Panitia Seleksi – KemenPAN dan RB)

Masyarakat.

Page 37: Etika & Pembangunan Integritas Aparatur