Upload
imaniar-nastiti
View
3.886
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
materi kuliah
Citation preview
PENDEKATANPENDEKATAN DALAM DALAM PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN WILAYAHWILAYAH
Pergeseran dalam Strategi dan ImplikasinyaPergeseran dalam Strategi dan Implikasinya
© 2004 Jawoto Sih Setyono – [email protected]
Pendekatan Pengembangan WilayahPendekatan Pengembangan Wilayah
perencanaan pengembangan wilayah perencanaan pengembangan wilayah menempatkan wilayah sebagai tujuan menempatkan wilayah sebagai tujuan
pertama pembangunanpertama pembangunan dua model klasik:dua model klasik:
– pembangunan dari atas (model pertumbuhan)pembangunan dari atas (model pertumbuhan)– pembangunan dari bawah (model pembangunan dari bawah (model equityequity, ,
populis)populis) konsep dasar yang mendasarikonsep dasar yang mendasari
basis ekonomi dan tahapan pertumbuhanbasis ekonomi dan tahapan pertumbuhan
Basis Ekonomi dan Tahap Basis Ekonomi dan Tahap PembangunanPembangunan
Basis ekonomi (economic base)Basis ekonomi (economic base)– Basis ekonomi adalah sektor ekonomi di suatu wilayah atau Basis ekonomi adalah sektor ekonomi di suatu wilayah atau
negara yang dikembangkan untuk tujuan dijual di luar wilayah negara yang dikembangkan untuk tujuan dijual di luar wilayah (ekspor) dan menjadi sumber pendapatan utama wilayah (ekspor) dan menjadi sumber pendapatan utama wilayah tersebut. tersebut.
– Sektor-sektor yang di luar sektor basis tersebut disebut sebagai Sektor-sektor yang di luar sektor basis tersebut disebut sebagai sektor non-basis.sektor non-basis.
ROSTOW ROSTOW – tradisional (dominasi pertanian)tradisional (dominasi pertanian)– prakondisi tinggal landas (industrialisasi)prakondisi tinggal landas (industrialisasi)– tinggal landas (difusi investasi, industri penuh)tinggal landas (difusi investasi, industri penuh)– kematangan (pergeseran industri-jasa)kematangan (pergeseran industri-jasa)– konsumsi massa (jasa-jasa sebagai dominan)konsumsi massa (jasa-jasa sebagai dominan)
FRIEDMANNFRIEDMANN– tahapan perkembangan ruangtahapan perkembangan ruang
Tah
ap
Ta
hap
Pe
rkem
ban
gan
Pe
rkem
ban
gan
Keru
an
gan
Keru
an
gan
Pendekatan dari AtasPendekatan dari Atas
Punya akar teoritis pada teori makro ekonomiPunya akar teoritis pada teori makro ekonomi Konsep dasar: pembangunan dimulai dari sedikit unit Konsep dasar: pembangunan dimulai dari sedikit unit
(ekonomi dan geografis) yang akan membawa (ekonomi dan geografis) yang akan membawa dampak penyebarandampak penyebaran
Proses perkembangan akan sangat bergantung Proses perkembangan akan sangat bergantung kepada permintaan dari luarkepada permintaan dari luar
Konsentrasi merupakan dasar utama, menyangkut Konsentrasi merupakan dasar utama, menyangkut infrastruktur dan investasi ekonomiinfrastruktur dan investasi ekonomi
Sektor dasar: industri dan kota (Sektor dasar: industri dan kota (urban- industrial led urban- industrial led strategiesstrategies))
Integrasi fungsional kegiatan-kegiatan ekonomiIntegrasi fungsional kegiatan-kegiatan ekonomi Implisit: perlunya kontrol pemerintah yang tepatImplisit: perlunya kontrol pemerintah yang tepat
Kutub/Pusat PertumbuhanKutub/Pusat Pertumbuhan
KERUANGANPENDEKATAN STATIS/STATIS KOMPARATIF
DESKRIPTIF POSITIF/PENJELASAN PERENCANAAN/KONTROL
INDUSTRI/SEKTORALHubungan antarindustri. Tabel input-output
Kaitan ke depan dan ke belakang. Efek penggandaan. Ekonomi eksternal. Efek dominasi
Model input-output. Kompleks industri yang saling berhubungan
GEOGRAFISHirarki perkotaan vs hubungan ukuran rang (rank size)
Teori tempat pusat. Teori umum organisasi keruangan.Teori tradisional tentang lokasi industri.
Ukuran kota dan organisasi keruangan optimal.Teori jaringan.Kebijaksanaan pusat pe-layanan.Kota baru.
GABUNGAN ANTARA INDUSTRI DAN GEOGRAFIS
Pola industrial di perkotaan.Wilayah pengembangan baru karena sumberdaya kaya (resources frontier)Hubungan inti-pinggiran.
Kekuatan dari dalam yang berkaitan dengan hubungan intertemporal dan location complementary.Melokalisir pusat pembangunan berbasis ke-pada kompleks industri.
Lokasi optimal dari kompleks industri dalam konteks sistem perkotaan.Perencanaan sistem per-kotaan.
Kutub/Pusat PertumbuhanKutub/Pusat Pertumbuhan
KERUANGANPENDEKATAN DINAMIS
DESKRIPTIF POSITIF/PENJELASAN PERENCANAAN/KONTROL
INDUSTRIALTrend di dalam perubahan industri.Munculnya inovasi dalam teknik dan produk.
Teori sektor.Industri unggulan.Industri propulsif dan strategis.Kutub pengembangan fungsional.Difusi inovasi dalam industri-industri.
Perencanaan kompleks industri secara dinamis.Kebijaksanaan perluasan dan penyebaran.Keberadaan/mantapnya industri propulsif atau industri strategis.
GEOGRAFIS
Perkembangan dalam urbanisasi.Identifikasi pusat pertumbuhan secara keruangan.Memetakan sistem wilayah yang terpusat (nodal atau polarized)
Peranan kota.Hipotesis pola pertumbuhan kota.Ekonomi eksternal secara wilayah.Kutub pmbangunan lokal.Ekonomi urbanisasi.Difusi inovasi secara keruangan.
Perencanaan sistem per-kotaan berbasis kepada lokasi industri propulsif dan kutub pertumbuhan lokal.Perluasan dan penyebaran pelayanan.
GABUNGAN ANTARA INDUSTRI DAN GEOGRAFIS
Dunia perkotaan dan pergeseran menuju ke pelayanan.Tahapan pembangunan.
Penyebaran inovasi dalam ruang industri yang dikondisikan oleh keterkaitan lokasi.Akumulasi keuntungan.Peranan kota.Teori tahapan pembangunan.
Perencanaan wilayah dan kota secara kompreensif berbasis kepada tempat pusat, kutub pembangunan, dan teori difusi.
Pendekatan dari BawahPendekatan dari Bawah
• Dasar teoritis beragam, tetapi dua hal utama Dasar teoritis beragam, tetapi dua hal utama menjadi dasar: manusia sebagai pusat menjadi dasar: manusia sebagai pusat pembangunan dan pemenuhan kebutuhan dasar pembangunan dan pemenuhan kebutuhan dasar ((basic needsbasic needs))
• Pemihakan yang jelas kepada masyarakat lapis Pemihakan yang jelas kepada masyarakat lapis bawah dan perdesaanbawah dan perdesaan
• Penekanan kepada integrasi teritorial, dengan Penekanan kepada integrasi teritorial, dengan orientasi melihat ke dalam (orientasi melihat ke dalam ( inward-lookinginward-looking))
• Terjemahan ke dalam ruang di antaranya: Terjemahan ke dalam ruang di antaranya: konsep agropolitan, pengembangan perdesaan konsep agropolitan, pengembangan perdesaan terpadu, dll.terpadu, dll.
Hubungan Desa-kota & Konsep Hubungan Desa-kota & Konsep Pengembangan WilayahPengembangan Wilayah
• Apa yang salah dalam strategi sebelumnyaApa yang salah dalam strategi sebelumnya– URBAN BIAS URBAN BIAS menempatkan kota sebagai menempatkan kota sebagai
protagonis dalam pengembangan wilayahprotagonis dalam pengembangan wilayah– DIKOTOMIS DIKOTOMIS desa dan kota sebagai sesuatu yang desa dan kota sebagai sesuatu yang
lainlain
• Pada kenyataan, sulit untuk membuat batas Pada kenyataan, sulit untuk membuat batas yang jelas antara desa dan kota yang jelas antara desa dan kota konteks konteks negara sedang berkembang, khususnya Asianegara sedang berkembang, khususnya Asia
Hipotesis Wilayah Desa-Kota Hipotesis Wilayah Desa-Kota
KARAKTERISTIK WILAYAH DESAKOTA sebagian besar populasi
terikat dengan “padi” peningkatan pada
kegiatan nonpertanian mobilitas populasi
penduduk yang tinggi percampuran guna
lahan pertanian dan nonpertanian
secara administratif merupakan wilayah “abu-abu”
McGee (1991) kotadesa/desakota regions kota utama/metropolitan peri-urban “kota satelit” desakota perdesaan padat/intensif sawah Perdesaan
Keterkaitan Desa-KotaKeterkaitan Desa-Kota
W m
U f
U i
R x
R p
R UR ALU RB AN
D evelopedcountries
D evelop ingcountries
form alsecto r
export o rientedprim ary sector
v illage econom y/traditiona l fa rm ers
in fo rm a lsecto r
Keterkaitan Fungsional Desa-kota
KOTA DESA
pusat perdagangan pertanian/transportasi
produksi pertanian
jasa pendukung pertanianinput produksi
jasainformasi teknik produksi
intensifikasi pertanianprasarana
insentif produksipendidikan dan peningkatan kapasitas
pasar untuk produk non pertanianjasa-jasa privat
pemrosesan produk pertanian
permintaan terhadap barang dan jasa non pertanian
industri agro-based produksi dan diversifikasi pertanian
mata pencaharian non pertanian idem
Pendekatan AlternatifPendekatan Alternatif Dasar pertimbanganDasar pertimbangan
keterbatasan dalam konsep pusat pertumbuhan maupun keterbatasan dalam konsep pusat pertumbuhan maupun IFRD/IRDIFRD/IRD
tidak ada hubungan satu arah antara desa dan kotatidak ada hubungan satu arah antara desa dan kota Paradigma baru Paradigma baru
mengurangi kendala yang ada karena dikotomisasi desa dan mengurangi kendala yang ada karena dikotomisasi desa dan kotakota
mempertimbangkan adanya perbedaan (variasi) hubungan mempertimbangkan adanya perbedaan (variasi) hubungan desa-kota desa-kota implikasi berbeda dalam perumusan kebijakan implikasi berbeda dalam perumusan kebijakan
Dasar konseptualDasar konseptual variasi dalam hubungan desa-kota sangat dipertimbangkan variasi dalam hubungan desa-kota sangat dipertimbangkan
tidak ada penyeragamantidak ada penyeragaman kelompok-kelompok keruangan (desakota, dll) sudah ada dalam kelompok-kelompok keruangan (desakota, dll) sudah ada dalam
komposisi keruangankomposisi keruangan keterkaitan yang baik antar kelompok keruangan jauh lebih baik keterkaitan yang baik antar kelompok keruangan jauh lebih baik
daripada hanya satu pusat pengembangandaripada hanya satu pusat pengembangan
Strategi Model JaringanStrategi Model Jaringan
Komponen Model Jaringan Model GC/GP
Sektor dasarSemua sektor, tergantung kepada kondisi
lokal; penekanan kepada ukuran menengah tapi berbasis regional
Industri di perkotaan; terfokus pada industri skala besar yang propulsif dan bersifat footloose
Sistem perkotaan
Horisontal; terdiri dari beberapa pusat dan hinterlands yang masing-masing punya spesialisasi dan keunggulan komparatif
Hirarkis; terpusat kepada satu pusat yang dominan, sangat dipengaruhi oleh model central places
Hubungan desa-kotaHubungan yang kompleks antara desa dan
kota, dengan stimulan bisa dari desa maupun kota
Proses difusi yang berasal dari kota; desa lebih banyak bersifat pasif dan hanya berharap pada trickle-down
Gaya perencanaanPerlunya model perencanaan yang
terdesentralisasi; koordinasi antar sektor dan antar desa dan kota
Model pendekatan top-down melalui badan perencanaan sektoral yang dikendalikan secara terpusat
Pilihan kebijakanDiversifikasi pertanianAgroindustriIndustri berbasis SDA
Industrialisasi; insentif; industrial estate
Model JaringanModel JaringanGrowth Pole
Industrial Diffusion Model Regional Networks
Rural-Urban Interdependency Model
Core Region
Regional Cities
Rural Towns and Villages
National Extended Metroloplitan Regions
Secondary Clusters
Agrarian/ Resource
-based Regions
Regional Clusters as Complex Rural-Urban (Proto-) Agglomerations
agro-processing center
administrative center tourism center
ag. market
industrial estate
agric. input/consumer convenience center
animal husbandryfruit growing
rice/grain resource mining
VILLAGES
CITIES/TOWNS
Imp
likas
i Keb
ijaka
nIm
plik
asi K
ebija
kan
RURAL-URBAN LINKAGES/FLOWS
POLICY INTERVENTIONS • Agrarian reform • Agriculture intensification/ diversification • Cooperatives • Enviromental programs • Irrigation, storage facilities and Other rural infrastructure
• Roads/transportation • Electricity • Communications • Seaports/airports
• market centers • commercial outlets • urban services • banking/credit • urban infrastructure • communications services
• Non-agricultural employment • Urban services • Production supplies • Non-durable and durable goods • Markets for selling rural products • Processing/ manufacturing • Information on employment, production, prices, welfare services
URBAN FUNCTIONS/
ROLES
RURAL STRUCTURE/
STRUCTURAL CHANGE
• Socio-economic Structure/ Relations • Rural Economy (Sectors) • Rural Production Regimes • Natural Environment & Resources • Infrastructure Built Environment
PRODUCTION • upstream linkages (inputs) • downstream linkages (processing, manufacturing)
PEOPLE • labor commuting/migration • other migration (e.g., education) • shopping/visiting/selling
CAPITAL/INCOME • value added • savings/credit • migrant remittances
COMMODITIES • inputs • consumer non-durables/durables • rural products
INFORMATION • production/sales/prices • welfare/social/political • employment
4
3
2
1
5