26
Makalah di presentasekan pada Pertemuan IndoAqua 2014 tanggal 26 29 Agustus 2014 di Jakarta METODE SCORING: SATU CARA TERUKUR MENDAPATKAN BENIH UDANG BERKUALITAS Oleh: Lisa Ruliaty Joko Sumarwan Retno Handayani Adi Susanto KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU JEPARA - 2014

Metode scoring pada seleksi benih udang windu

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Metode scoring pada seleksi benih udang windu

Makalah di presentasekan pada Pertemuan IndoAqua 2014 tanggal 26 – 29 Agustus 2014 di Jakarta

METODE SCORING: SATU CARA TERUKUR

MENDAPATKAN BENIH UDANG BERKUALITAS

Oleh:

Lisa Ruliaty

Joko Sumarwan

Retno Handayani

Adi Susanto

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU

JEPARA - 2014

Page 2: Metode scoring pada seleksi benih udang windu

Makalah di presentasekan pada Pertemuan IndoAqua 2014 tanggal 26 – 29 Agustus 2014 di Jakarta

METODE SCORING: SATU CARA TERUKUR MENDAPATKAN

BENIH UDANG BERKUALITAS

Oleh:

Lisa Ruliaty, Joko Sumarwan, Retno Handayani dan Adi Susanto

ABSTRAK

Beberapa metode seleksi benih telah dilakukan untuk mendapatkan benih udang

berkualitas. Metode scoring yang dikembangkan di BBPBAP Jepara menggabungkan 3

(tiga) cara seleksi benih udang yaitu pengamatan visual, pengamatan daya tahan dan

pengamatan laboratorium dengan memberi nilai (score) pada setiap parameter.

Pengamatan visual terdiri dari; 1) pengamatan populasi dengan 6 parameter, 2)

pengamatan bentuk benih dengan 3 parameter dan 3) pengamatan daya tahan benih

terhadap arus dengan 1 parameter. Pengamatan daya tahan terdiri dari; 1) tes salinitas

dengan 1 parameter, 2) tes formalin dengan 1 parameter. Pengamatan laboratorium

terdiri dari; 1) pengamatan secara mikroskopis dengan 7 parameter dan 2) tes virus

dengan 2 parameter. Persentase hasil yang di dapatkan pada setiap parameter di scoring

dengan kriteria baik (>95 %) di nilai 10, kriteria sedang (70% - 95%) di nilai 5 dan

kriteria jelek (<70 %) di nilai 0. Jumlah nilai parameter pada sub pengamatan

memberikan kriteria yang terukur dari benih udang. Kriteria benih udang yang baik

dengan nilai >15, sedang dengan nilai 10 – 15 dan jelek dengan nilai <10.

Kata Kunci : scoring, benih udang.

Page 3: Metode scoring pada seleksi benih udang windu

Makalah di presentasekan pada Pertemuan IndoAqua 2014 tanggal 26 – 29 Agustus 2014 di Jakarta

I. PENDAHULUAN

Keberhasilan dalam kegiatan budidaya tambak tidak terlepas dari kualitas benih yang

ditebar. Tersedianya benih udang tepat jenis, tepat jumlah, tepat waktu, tepat mutu dan tepat

harga tidak hanya mampu menghasilkan produksi maksimal tetapi juga akan menjamin

kontinyuitas produksi di tambak. Namun demikian, benih merupakan masalah utama di

Indonesia karena masih sedikit panti pembenihan (hatchery) yang mau menerapkan sistem yang

terkontrol terhadap kemungkinan adanya kontaminasi atau terjadinya infeksi virus yang

berbahaya (misal : WSSV). Sebagai petambak, benih harus dipilih dengan cermat bahkan harus

melewati beberapa tahapan pengujian. Mengingat arti pentingnya benur, maka langkah awal

pemilihan benur untuk memperoleh kualitas yang prima akan menentukan keberhasilan kegiatan

budidaya di tambak. Penebaran dengan benur yang berkualitas prima berarti salah satu langkah

penting sudah terlaksana dengan baik. Kualitas benur terutama dari panti pembenihan sangat

bergantung oleh manajemen atau penanganan pada saat pemeliharaan larva sampai menjadi post

larva yang siap dijual kepada para petani, demikian pula termasuk bagaimana penanganan saat

panen, cara pengangkutan dan lama waktu pengangkutan benur tersebut sampai ke lokasi

tambak.

Beberapa metode seleksi benih telah dilakukan untuk mendapatkan benih udang

berkualitas. Metode scoring yang dikembangkan di BBPBAP Jepara menggabungkan 3 (tiga)

cara seleksi benih udang yaitu pengamatan visual, pengamatan daya tahan dan pengamatan

laboratorium dengan memberi nilai (score) pada setiap parameter. Pengamatan visual terdiri dari;

1) pengamatan populasi dengan 6 parameter, 2) pengamatan bentuk benih dengan 3 parameter

dan 3) pengamatan daya tahan benih terhadap arus dengan 1 parameter. Pengamatan daya tahan

terdiri dari; 1) tes salinitas dengan 1 parameter, 2) tes formalin dengan 1 parameter. Pengamatan

laboratorium terdiri dari; 1) pengamatan secara mikroskopis dengan 7 parameter dan 2) tes virus

dengan 2 parameter.

II. RUANG LINGKUP

Standar ini menetapkan seleksi benih udang windu mulai dari pengamatan visual benih,

pengamatan daya tahan benih, pengamatan laboratorium serta pemilahan benih skala massal.

Page 4: Metode scoring pada seleksi benih udang windu

Makalah di presentasekan pada Pertemuan IndoAqua 2014 tanggal 26 – 29 Agustus 2014 di Jakarta

III. ISTILAH DAN DEFINISI

3.1 Seleksi : Cara untuk memilah sehingga didapatkan hasil yang terbaik

3.2. Benih udang windu (benur) : benih udang yang bentuk morfologinya seperti udang

dewasa serta mempunyai ukuran dan umur tertentu (PL 10 – PL 20) serta sudah mampu

menyesuaikan terhadap lingkungan tambak.

3.3. Metode Scoring : Cara penilaian terhadap kualitas benih yang dilakukan dengan

memberikan nilai atau angka.

3.4. Pengamatan visual : Penilaian yang dilakukan secara pandangan mata terhadap parameter

yang telah di tentukan.

3.5. Pengamatan Daya Tahan Tubuh : Penilaian yang dilakukan dengan melakukan uji stress

terhadap benih.

3.6. Pengamatan laboratorium : Penilaian yang dilakukan terhadap parameter yang telah di

tetapkan dan dilakukan di laboratorium secara spesifik.

IV. PRINSIP UMUM

Prinsip dari seleksi ini adalah melakukan seleksi benih udang windu melalui 3 tahapan

pengamatan dan 1 kegiatan pemilahan dengan melakukan penilaian/scoring untuk mendapatkan

nilai yang lebih objektif terhadap kualitas benih udang windu.

Page 5: Metode scoring pada seleksi benih udang windu

Makalah di presentasekan pada Pertemuan IndoAqua 2014 tanggal 26 – 29 Agustus 2014 di Jakarta

V. PROSEDUR KERJA

DIAGRAM ALUR PROSEDUR:

1.

2. 3. 4. 5.

Pengamatan Laboratorium SPO.03

1. Pengambilan Sampel 2. Pengamatan mikroskopis 3. Tes infeksi Virus 4. Kriteria Benih

Pemilahan Benih secara Massal SPO.04

1. Persiapan Alat dan Bahan 2. Pemilahan Benih Secara

Massal

Pengamatan Visual Benih SPO-01

1. Pengamatan Populasi 2. Pengamatan Bentuk tubuh 3. Pengamatan Gerakan melawan Arus. 4. Kriteria Benih

Panti Benih

Pengamatan Daya Tahan Benih SPO. 02

1. Pengambilan Sampel 2. Tes Kejut Salinitas 3. Tes Formalin 4. Kriteria Benih

Kepuasan Pelanggan

Page 6: Metode scoring pada seleksi benih udang windu

Makalah di presentasekan pada Pertemuan IndoAqua 2014 tanggal 26 – 29 Agustus 2014 di Jakarta

5. 1. Pengamatan Visual Benih Udang Windu

5.1.1. DIAGRAM PROSEDUR

5.1.2. METODE KERJA

5.1.2.A Alat dan Bahan

Benih udang windu, waskom warna putih dan beaker glass

5.1.2. B. Prosedur kerja

1. Pengamatan populasi benih di bak:

Benih Siap Tebar

Pengamatan Populasi

Mengamati :

1. Kepadatan Jumlah Populasi (Banyak skor= 10, Sedang skor= 5, sedikit = 0) 2. Berenang aktif melawan arus Gerakan berenang (aktif >95% skor=10,

sedang 70-95% skor=5, di dasar <70% skor=0) 3. Keseragaman ukuran (Tinggi 80-100% skor=10, sedang 70-80% skor=5,

rendah <70%=0). 4. Fototaksis (Positif >95% skor=10, sedang 70-96% skor=5, negatif <70%

skor=0) 5. Respon pakan (Baik >95% skor=10, sedang 70-95% skor=5, jelek<70%

skor=0) 6. Kondisi lingkungan (Baik >95% skor=10, sedang 70-95% skor=5, jelek<70%

skor=0)

Pengamatan Bentuk Benih

Sampel benih 50-100 ekor di tempatkan di Beakerglas

Mengamati :

7. Kelengkapan organ (Tinggi >95% skor=10, sedang 70-95% skor=5, rendah <70% skor=0)

8. Abnormalitas (Tinggi >95% skor=0, sedang 70-95% skor=5, rendah <70% skor=10)

9. Warna tubuh (Baik >95% skor=10, sedang 70-95% skor=5, jelek <70% skor=0) Pengamatan daya tahan benih terhadap arus

Sampel benih 100 – 300 ekor di tempatkan di wadah baskom putih

Mengamati :

10. Daya tahan benih terhadap arus air (baik >95% skor 10, sedang 70-95%

skor=5, rendah <70% skor=0) Menjumlah skor dan membagi dengan jumlah parameter:

Kriteria Benih, dengan nilai :

Baik = >90

Sedang = 50 - 90

Jelek = < 50

Page 7: Metode scoring pada seleksi benih udang windu

Makalah di presentasekan pada Pertemuan IndoAqua 2014 tanggal 26 – 29 Agustus 2014 di Jakarta

Jumlah populasi kepadatan populasi

Dilakukan dengan melihat keliling bak saat aerasi dimatikan sementara (sekitar 2

menit), kemudian memperkirakan jumlah benih total. Bila jumlah populasi benih di

bak terlihat banyak maka dinilai dengan skor= 10, populasi Sedang skor= 5, populasi

sedikit = 0

Gerakan berenang. Berenang aktif melawan arus. Banyak mmenempel di dinding

Pengamatan gerakan benih di bak untuk melihat langsung gerakan benih di bak pada

umumnya gesit atau tidak. Benih yang baik gerakannya lurus menantang arus aerasi.

Benih dengan gerakan berenang aktif >95% mendapatkan skor=10, sedang 70-95%

skor=5, di dasar <70% skor=0.

Keseragaman Ukuran

Benih dengan keseragaman ukuran yang Tinggi 80-100% skor=10, sedang 70-80%

skor=5, rendah <70%=0.

Fototaksis

Pengamatan sifat fototaksis benih dilakukan dengan melihat pola populasi benih di

bak. Benih yang baik akan cenderung banyak berkumpul di tempat arah datangnya

cahaya. Benih yang Positif >95% skor=10, sedang 70-96% skor=5, negatif <70%

skor=0

Respon terhadap Pakan

Pengamatan respon benih terhadap pakan dilakukan dengan menebar pakan buatan

yang berbentuk tepung dan kering pada permukaan air. Benih yang responsif

terhadap pakan, maka ketika ditebar pakan, benih akan banyak naik berkumpul ke

arah pakan di tebar. Nilai terhadap respon terhadap pakan Baik >95% skor=10,

sedang 70-95% skor=5, jelek<70% skor=0

Kondisi Lingkungan Media Pemeliharaan. Keadaan plankton mati atau tidak mati.

Kondisi lingkungan benih yang baik ditandai dengan kondisi air media yang

berwarna plankton, masir dan tidak berbau. Pada pengamatan juga perlu diperhatikan

ada tidaknya bangkai benih yang melayang-layang di kolom air. Jika terdapat

bangkai benih di kolom air, ini pertanda benih baru dalam keadaan bermasalah,

sehingga harus dihindari. Kondisi lingkungan Baik >95% di beri skor=10, sedang

70-95% skor=5, jelek<70% skor=0

2. Pengamatan Bentuk Tubuh Benih

Pengamatan Bentuk tubuh benih udang windu dilakukan dengan cara mengambil

sampel benih sebanyak 50 – 100 ekor pada tiap bak dan di tempatkan ke dalam beaker

glas untuk memudahkan di dalam pengamatan. Pengamatan bentuk tubuh benih antara

lain :

Kelengkapan Organ

Kelengkapan organ Tinggi >95% skor=10, sedang 70-95% skor=5, rendah <70%

skor=0.

Page 8: Metode scoring pada seleksi benih udang windu

Makalah di presentasekan pada Pertemuan IndoAqua 2014 tanggal 26 – 29 Agustus 2014 di Jakarta

Abnormalitas

Abnormalitas benih dapat dilihat dari bentuk tubuh, terutama pada bagian ujung

rostrum dan ekor. Benih yang mengalami banyak gangguan dalam pertumbuhannya

baik faktor nutrisi maupun lingkungan sering menyebabkan

ketidaknormalan/abnormalitas. Benih dengan abnormalitas Tinggi >95% skor=0,

sedang 70-95% skor=5, rendah <70% skor=10.

Warna Benih

Warna benih yang baik akan bening transparan, tidak berwarna pucat susu pada

punggung dan tidak berwarna putih perak pada bola matanya. Baik >95% skor=10,

sedang 70-95% skor=5, jelek <70% skor=0.

3. Pengamatan Gerakan Melawan Arus

Pengamatan daya tahan benih terhadap arus dilakukan dengan mengambil 100 –

300 ekor benih dari tiap bak. Benih kemudian di tempatkan ke dalam baskom berwarna

putih dengan volume air 2-5 liter. Benih yang baik, jika diputar air dalam baskom akan

kelihatan melawan arus. Jumlah benih yang melawan arus sebanyak >95% akan di nilai

baik dengan skor = 10, sedang 70 – 95% dengan skor 5 dan rendah <70% dengan skor =

0.

5.1.2.C. Kriteria Benih

Nilai pengamatan terhadap seluruh parameter di catat pada Form 01. Jumlah skor yang

di dapatkan pada setiap pengamatan kemudian di jumlahkan. Hasil tersebut merupakan

Kriteria Benih, dengan nilai : Baik = >90, Sedang = 50 – 90 dan Jelek = < 50.

5.2. Pengamatan Daya Tahan Tubuh Benih Udang Windu

5.2.1. DIAGRAM PROSEDUR

Benih Siap Tebar (PL-12/>PL-20

1. Tes Salinitas

Pengambilan sampel benih PL-12/>PL-20

secara acak dari tiap bak sebanyak 300

ekor untuk 1 ulangan (min 3 ulangan)

2. Tes Formalin

Pengambilan sampel benih PL-12/>PL-20

secara acak dari tiap bak sebanyak 300

ekor untuk 1 ulangan (min 3 ulangan)

Benih di tempatkan di baskom dengan

perbandingan air media pemeliharaan : air

tawar 0 ppt (1:1).

Benih di tempatkan di baskom volume 5 L

dengan salinitas media sama dengan di bak

pemeliharaan dan di beri 1 titik aerasi.

Page 9: Metode scoring pada seleksi benih udang windu

Makalah di presentasekan pada Pertemuan IndoAqua 2014 tanggal 26 – 29 Agustus 2014 di Jakarta

5.2.2. METODE KERJA

5.2.2. A. Alat dan Bahan

o Baskom volume 5 liter, plastik, seser, alat hitung, refraktometer, gayung

o Air media pemeliharaan, air tawar, formalin 100%

5.2.2.B. Prosedur kerja

1. Tes Salinitas

Mempersiapkan bahan dan peralatan yang akan digunakan sesuai dengan kebutuhan

untuk uji ketahanan terhadap salinitas

Mempersiapkan tempat dan personil yang akan melaksanakan uji

Mengambil benih dari bak pemeliharaan dengan seser secara acak dan dimasukan

ke dalam ember penampung

Mengambil air pemeliharaan dengan gayung, ditampung dalam ember plastik dan

mencampur dengan air tawar (0 ppt) dengan jumlah yang sama dengan air media

yang diambil. Perbandingan air media dan air tawar adalah 1:1.

Memasukkan campuran air laut dan air tawar dalam ember yang akan digunakan

sebagai tempat uji kemudian dicatat kadar garamnya

Memasukkan benih ke dalam media uji sebanyak 300 ekor tiap ember dan

pengamatan jam ke 0 dimulai. Pengamatan dilakukan selama 3 jam

Pada 1 jam pertama diamati kondisi benih, dan benih yang mati diambil dari tempat

uji

Pengamatan pada jam ke-2 dilakukan seperti pada jam pertama

Cek SR benih pada 1 jam setelah

perendaman Ditambahkan Formalin 100% dosis 100

ppm (0,1 ml/l) utk PL-12 dan dosis 200

ppm (0,2 ml/L) utk >PL-20

Cek SR benih pada 2 jam setelah

perendaman

Cek SR benih pada 3 jam setelah

perendaman Hitung SR benih pada tiap ulangan dan di

bagi sesuai jumlah ulangan.

Skor Benih:

SR >95%, skor = 10

SR 75-90%, skor = 5

SR < 75% = 0

Rendam benih udang windu selama ½ jam

untuk PL-12 dan selama 1 jam untuk >PL-

20.

Hitung SR benih pada tiap ulangan dan di

bagi sesuai jumlah ulangan setelah

perendaman sesuai dengan waktu.

Skor Benih :

SR >95%, skor = 10

SR 75-95%, skor = 5

SR < 75%, skor = 0 Jumlahkan skor pada kedua tes, Kriteria Benih:

Bagus nilai >15, Sedang 10-15, Jelek <10

Page 10: Metode scoring pada seleksi benih udang windu

Makalah di presentasekan pada Pertemuan IndoAqua 2014 tanggal 26 – 29 Agustus 2014 di Jakarta

Pada jam ke-3 setelah benih yang mati dipisahkan, dihitung benih yang hidup pada

setiap wadah uji

Dihitung kelangsungan hidup pada setiap wadah uji

Kelangsungan hidup rata – rata adalah penambahan angka pada setiap wadah uji

dan dibagi dengan jumlah wadah

SR tersebut kemudian di nilai dengan criteria : Skor Benih: SR >95% skor = 10,

SR 75-95% skor = 5, SR < 75% skor = 0

2. Tes Formalin

Mempersiapkan bahan dan peralatan yang akan digunakan sesuai dengan kebutuhan

untuk uji ketahanan terhadap formalin

Mempersiapkan tempat dan personil yang akan melaksanakan uji

Mengambil benih dari bak pemeliharaan dengan menyeser secara acak dan

dimasukan ke dalam baskom penampung kapasitas volume 5 liter.

Mengambil air pemeliharaan dengan gayung, ditampung dalam ember plastik dan

menambahkan formalin 100% hingga konsentrasi dalam media uji 100 ppm (0,1

ml/l) untuk PL-12 dan 200 ppm (0,2 ml/l) untuk benih >PL-20

Memasukkan benih ke dalam media uji sebanyak 300 ekor tiap ember dan

pengamatan menit ke 0 dimulai. Pengamatan dilakukan selama 30 menit untuk PL-

12 dan satu jam untuk >PL-20.

Pada menit ke-30 setelah benih yang mati dipisahkan, dihitung benih yang hidup

pada setiap wadah uji

Dihitung kelangsungan hidup pada setiap wadah uji

Kelangsungan hidup rata – rata adalah penambahan angka pada setiap wadah uji

dan dibagi dengan jumlah wadah.

SR tersebut kemudian di nilai dengan criteria : Skor Benih: SR >95% skor = 10,

SR 75-95% skor = 5, SR < 75% skor = 0

5.2.2.C. Kriteria Benih

Nilai pengamatan terhadap seluruh parameter di catat pada Form 02. Jumlah skor yang

di dapatkan pada tes salinitas dan tes formalin kemudian di jumlahkan. Hasil tersebut

merupakan Kriteria Benih, dengan nilai : Baik = >15, Sedang = 10-15 dan Jelek = < 10.

Page 11: Metode scoring pada seleksi benih udang windu

Makalah di presentasekan pada Pertemuan IndoAqua 2014 tanggal 26 – 29 Agustus 2014 di Jakarta

5.3. Pengamatan Laboratorium Benih Udang Windu

5.3.1. DIAGRAM PROSEDUR

I. Pengambilan Sampel

II. Pengamatan benih udang windu secara mikroskopis

Pengambilan Sampel Benih Udang Windu (PL12)

Diambil dari 5 titik pengambilan sampel: • 4 titik pada keempat sudut bak pemeliharaan • 1 titik pada bagian tengah bak pemeliharaan • Masing-masing sebanyak 500 ekor

Masukkan PL ke dalam bak bulat berkapasitas 250 L

Treatment dengan formalin 200 ppm selama 30 menit

Diambil 150 ekor PL yang paling lemah

Uji Virus dengan Metode PCR/Real-Time PCR: • WSSV • IMNV

Ambil 20 ekor benih untuk pengamatan secara mikroskopis

Pengamatan Benih Udang Windu Secara Mikroskopis

Kondisi Hepatopankreas (Vakuola lemak): • Tinggi (> 90%); score: 10

• Sedang (70 – 90%); score: 5 • Sedikit (<70%); score: 0

Kondisi Usus/Swollen Hind Gut (SHG): • Penuh (> 95%), 0% SHG; score: 10

• Sedang (70 – 95%), 1-10% SHG; score: 5 • Kosong (<70%), >10% SHG; score: 0

Mengambil 20 ekor sampel PL 12

Page 12: Metode scoring pada seleksi benih udang windu

Makalah di presentasekan pada Pertemuan IndoAqua 2014 tanggal 26 – 29 Agustus 2014 di Jakarta

III. Tes Virus

Nekrosis: • Tidak ada (0%); score: 10 • Sedang (<15%); score: 5

• Banyak/berat (>15%); score: 0

Deformity: • Tidak ada (0%); score: 10 • Sedang (<10%); score: 5

• Banyak/berat (>10%); score: 0

Epibiont Fouling: • Tidak ada (0%); score: 10 • Sedang (<15%); score: 5

• Banyak/berat (>15%); score: 0

Bolitas: • Tidak ada; score: 10

• 1-3; score: 5 • >3; score: 0

Baculovirus (preparat squash, pewarnaan dengan malachit green):

• Tidak ada (0%); score: 10 • Sedang (<10%); score: 5

• Banyak/berat (>10%); score: 0

Total Score

Pengambilan Sampel PL 12 Sebanyak 150 ekor (Sesuai SPO Pengambilan Sampel)

Melakukan Ekstraksi DNA atau RNA dari sampel PL 12

Melakukan Pencatatan Hasil Uji Virus: • WSSV negatif; Score: 10 • IMNV negatif; Score: 10

Melakukan Uji Virus dengan Metode PCR/ Real-Time PCR:

• WSSV • IMNV

Total Score digabung dengan Score Hasil Pengamatan Secara Visual dan Mikroskopis

Page 13: Metode scoring pada seleksi benih udang windu

Makalah di presentasekan pada Pertemuan IndoAqua 2014 tanggal 26 – 29 Agustus 2014 di Jakarta

5.3.2.A. PENGAMBILAN SAMPEL

METODE KERJA

1. Alat dan Bahan

a. Botol sampel

b. Seser

c. Ember plastik

d. Bak bulat berkapasitas 250 L

e. Beaker glass

f. Benih udang windu (PL 12)

g. Formalin 100%

2.Prosedur kerja

a. Ambil benih udang windu dari bak pemeliharaan dengan menggunakan seser di

5 titik pengambilan sampel, yaitu 4 titik pada keempat sudut bak pemeliharaan

dan 1 titik pada bagian tengah bak pemeliharaan, masing-masing sebanyak 500

ekor;

b. Masukkan benih udang tersebut ke dalam bak bulat yang telah berisi air laut

sesuai dengan yang terdapat di dalam bak pemeliharaan dan beri aerasi;

c. Ambil 20 ekor benih udang windu untuk pemeriksaan secara mikroskopis;

d. Masukkan formalin dengan dosis 200 ppm dan biarkan selama 30 menit;

e. Ambil aerasi dan putar air dengan tangan;

f. Ambil benih udang dengan kondisi yang paling lemah, yaitu benih udang yang

mengumpul di tengah. Sampel benih udang diambil sebanyak 150 ekor

(berdasarkan Tabel Amos yang terdapat di OIE, 2009).

6.3.2.B. PEMERIKSAAN BENIH UDANG WINDU SECARA MIKROSKOPIS

METODE KERJA

1. Alat dan Bahan

a. Beaker glass

b. Obyek glass

c. Pinset

d. Mikroskop

e. Akuades

f. Malachit green

g. Benih udang windu (PL 12)

2. Prosedur kerja

a. Ambil benih udang windu sebanyak 20 ekor sesuai SOP pengambilan sampel;

Page 14: Metode scoring pada seleksi benih udang windu

Makalah di presentasekan pada Pertemuan IndoAqua 2014 tanggal 26 – 29 Agustus 2014 di Jakarta

b. Amati hepatopankreas dan usus masing-masing benih udang di bawah

mikroskop (perbesaran 40x). Jika 90% atau lebih dari benih udang mempunyai

vakuola lemak yang banyak, usus terisi penuh dan tidak ada swollen hind gut

(SHG), beri skor 10. Jika 70 – 90% benih udang mempunyai vakuola lemak dan

atau usus cukup penuh atau dengan sedikit SHG, beri skor 5. Jika kurang dari

70% usus benih udang penuh dan atau usus kosong atau ada lebih dari 10%

SHG, beri skor 0;

c. Amati adanya nekrosis yang merupakan indikasi terjadinya kanibalisme atau

infeksi bakteri, pada tubuh dan anggota tubuh (antenna, rostrum, kaki renang,

kaki jalan, dan ekor) benih udang. Jika tidak ada nekrosis, beri skor 10. Jika

<15% benih udang menunjukkan sedikit nekrosis, beri skor 5. Jika >15% benih

udang menunjukkan nekrosis, yang mengindikasikan adanya infeksi berat, beri

skor 0;

d. Amati cacat (deformity) pada anggota tubuh benih udang dan atau rostrum,

mungkin bengkok, rusak, atau hilang, bagian ekor (abdomen segmen ke-6)

mungkin bengkok, atau saluran pencernaan mungkin berakhir sebelum anus. Jika

cacat tidak teramati, beri skor 10. Jika <10% teramati adanya cacat, beri skor 5.

Jika >10% teramati adanya cacat, beri skor 0;

e. Amati adanya organisme penempel (epibiont fouling), seperti bakteri, jamur atau

protozoa pada eksoskeleton kepala maupun abdomen, dan insang. Jika tidak ada

organisme penempel, beri skor 10. Jika <15% teramati adanya organisme

penempel sementara atau permanen, beri skor 5. Jika >15% teramati organisme

penempel permanen, beri skor 0;

f. Amati ‘bolitas’ (lepasnya sel epitel dari dinding intestinum dan hepatopankreas

yang teramati sebagai bulatan di dalam saluran pencernaan). Jika tidak ada

bolitas, beri skor 10. Jika ada 1 – 3 bolitas, beri skor 5. Jika ada lebih dari 3

bolitas, beri skor 0.

g. Buat preparat dari benih udang utuh atau gerusan dan warnai dengan malachite

green. Amati adanya benda oklusi MBV yang berwarna gelap dan berbentuk

tetrahedral. Jika tidak teramati benda oklusi MBV, beri skor 10. Jika <10%

teramati benda oklusi MBV, beri skor 5. Jika >10% teramati benda oklusi MBV,

beri skor 0.

h. Hitung total skor. Benih udang windu yang berkualitas bagus memiliki total skor

> 50, benih udang windu yang berkualitas sedang memiliki total skor 35 – 50,

sedang benih udang windu berkualitas jelek memiliki skor < 35.

5.3.2. C. UJI VIRUS

METODE KERJA

1. Alat dan Bahan

Page 15: Metode scoring pada seleksi benih udang windu

Makalah di presentasekan pada Pertemuan IndoAqua 2014 tanggal 26 – 29 Agustus 2014 di Jakarta

a. Botol sampel

b. Peralatan deteksi virus dengan metode PCR atau Real-Time PCR

c. Bahan deteksi virus dengan metode PCR atau Real-Time PCR

d. Benih udang windu (PL 12)

2. Prosedur kerja

a. Ambil benih udang windu sebanyak 150 ekor sesuai SOP pengambilan sampel;

b. Lakukan deteksi WSSV dengan menggunakan metode PCR (OIE, 2009) atau

Real-Time PCR (Lightner, 2001) dan deteksi IMNV dengan metode RT-PCR

(OIE, 2009) atau Real-Time PCR (OIE, 2009);

c. Beri skor 10 bila hasil deteksi negatif WSSV dan beri skor 10 bila hasil deteksi

negatif IMNV. Beri skor 0 bila terdeteksi positif WSSV dan beri skor 0 bila

terdeteksi positif IMNV.

d. Hitung total skor. Benih udang windu yang berkualitas bagus memiliki total skor

20 dan benih udang windu berkualitas jelek memiliki skor ≤10.

6.3.3. Interpretasi hasil

1. Penghitungan total skor pada pengamatan secara mikroskopis

a) benur yang berkualitas baik memiliki total skor > 50;

b) benur yang berkualitas sedang memiliki total skor 35 – 50;

c) benur berkualitas jelek memiliki skor < 35.

2. Penghitungan total skor pada pemeriksaan molekuler

a) benur berkualitas baik memiliki total skor 20

b) benur berkualitas jelek memiliki skor ≤10.

3. Penilaian akhir

a) benur dinyatakan layak tebar bila uji WSSV, IMNV negatif

b) memiliki skor total pengamatan mikroskopis >50

5.4. Pemilahan Benih Udang Windu Secara Massal 6.4.1. DIAGRAM PROSEDUR

Persiapan Alat dan Bahan

Memasukan Benih (PL-12/ >PL-20) - Kepadatan 500 ekor/L

Page 16: Metode scoring pada seleksi benih udang windu

Makalah di presentasekan pada Pertemuan IndoAqua 2014 tanggal 26 – 29 Agustus 2014 di Jakarta

6.4.2. METODE KERJA

1. Alat dan Bahan

Benih udang windu umur PL-12/ >PL-20

Larutan Formaldehyde 37% (Formalin 100%).

Media air laut steril.

Gelas Ukur

Bak fiber bundar untuk penampungan benih.

Stop Watch

Selang sifon

Baskom / ember

Aerasi

2. Prosedur kerja

2.1. Persiapan Alat dan Bahan

Benur yang dilakukan pemilahan merupakan benih umur PL-12 yang di teruskan

pemeliharaannya ke segmen pendederan maupun >PL-20 yang siap di tebarkan ke

pembesaran.

Sebelum benih di keluarkan dari bak pemeliharaan, di lakukan persiapan alat dan

bahan untuk kegiatan pemilahan secara massal.

Bak penampungan bentuk bundar telah di pasang 1-2 titik aerasi, dan di isi air

media steril dengan salinitas yang sama dengan di bak pemeliharaan. Data

salinitas tercatat pada Form 04.

Membuang benih yang tidak sehat

- Matikan aerasi - Putar air media - Lakukan penyiponan

Menambahkan Larutan Formalin 100% (Formaldehyde 37%)

- Dosis 100/200 ppm (0,1/0,2 ml/L) - Durasi perendaman ½ /1 jam

Pindahkan benih sehat ke media baru

Benih di tebar di pendederan/

siap di kemas

Page 17: Metode scoring pada seleksi benih udang windu

Makalah di presentasekan pada Pertemuan IndoAqua 2014 tanggal 26 – 29 Agustus 2014 di Jakarta

Larutan Formaldehyda 37%, gelas ukur, stop watch, baskom serta selang sifon di

tempatkan di dekat bak penampungan benih. Jumlah Formaldehyda 36% yang di

pergunakan di catat pada Form 04.

2.2. Pemilahan Benih

Benih yang telah di keluarkan dari bak pemeliharaan, di tampung di bak

penampungan dengan kepadatan 500 ekor/L.

Larutan Formaldehyda 36% di masukkan ke bak penampungan dengan dosis 100

ppm untuk PL-12 dan dosis 200 ppm untuk >PL-20.

Perendaman benih udang windu dengan Formaldehyda 36% dilakukan selama ½

jam untuk PL-12 dan untuk >PL-20 dilakukan selama 1 jam setelah

Formaldehyda 36% dimasukkan.

Sekitar 5 – 10 menit sebelum batas waktu perendaman, aerasi di keluarkan dari

bak penampungan dan dilakukan pemutaran air media menggunakan tangan.

Setelah batas waktu, benih udang windu yang tidak sehat akan berada di dasar

bak. Benih tidak sehat tersebut kemudian di sifon menggunakan selang sifon dan

di tampung pada baskom. Benih tersebut kemudian di hitung dan di catat

hasilnya pada Form 04. Benih tidak sehat kemudian di buang pada UPL (Unit

Pembuang Limbah).

Benih udang windu yang sehat kemudian di pindahkan ke bak penampungan lain

yang telah di persiapkan dan siap di pindah ke pendederan atau di kemas untuk

pembesaran setelah 15 – 30 menit.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous, 2007. Improving Penaeus Monodon Hatchery Practices. Manual based on

experience in India. Food and Agriculture Organization of The united Nations, Rome,

2007.

SNI : 01- 6143 – 1999

SNI : 01- 6144 – 1999

Page 18: Metode scoring pada seleksi benih udang windu

Makalah di presentasekan pada Pertemuan IndoAqua 2014 tanggal 26 – 29 Agustus 2014 di Jakarta

Lampiran A (informatif)

FORM 01.

PENGAMATAN VISUAL BENIH UDANG WINDU

Nama Unit Pembenihan :

Alamat Unti Pembenihan :

Kode Bak :

Tanggal Pengamatan :

No Uraian Kriteria Skor

I. Pengamatan Populasi

1. Jumlah populasi

Banyak skor= 10, Sedang skor=

5, sedikit = 0

2. Gerakan berenang

aktif >95% skor=10, sedang 70-

95% skor=5, di dasar <70%

skor=0

3. Keseragaman ukuran

Tinggi 80-100% skor=10, sedang

70-80% skor=5, rendah <70%=0

4. Fototaksis

Positif >95% skor=10, sedang

70-96% skor=5, negatif <70%

skor=0

5. Respon terhadap pakan

Baik >95% skor=10, sedang 70-

95% skor=5, jelek<70% skor=0

6. Kondisi Lingkungan

Baik >95% skor=10, sedang 70-

95% skor=5, jelek<70% skor=0

Page 19: Metode scoring pada seleksi benih udang windu

Makalah di presentasekan pada Pertemuan IndoAqua 2014 tanggal 26 – 29 Agustus 2014 di Jakarta

II Bentuk Tubuh

1. Kelengkapan organ

Tinggi >95% skor=10, sedang

70-95% skor=5, rendah <70%

skor=0

2. Abnormalitas

Tinggi >95% skor=0, sedang 70-

95% skor=5, rendah <70%

skor=10

3. Warna Tubuh

Baik >95% skor=10, sedang 70-

95% skor=5, jelek <70% skor=0

III Daya Tahan Terhadap Arus

baik >95% skor 10, sedang 70-

95% skor=5, rendah <70%

skor=0

Jumah Skor :

Kriteria Benih, dengan nilai : Baik = >90, Sedang = 50 – 90 dan Jelek = < 50.

Page 20: Metode scoring pada seleksi benih udang windu

Makalah di presentasekan pada Pertemuan IndoAqua 2014 tanggal 26 – 29 Agustus 2014 di Jakarta

Page 21: Metode scoring pada seleksi benih udang windu

Makalah di presentasekan pada Pertemuan IndoAqua 2014 tanggal 26 – 29 Agustus 2014 di Jakarta

Lampiran B (informatif)

FORM 02

DATA HASIL PENGAMATAN DAYA TAHAN BENIH UDANG WINDU TERHADAP

TES SALINITAS DAN TES FORMALIN

Tanggal Pengamatan :

Kode Bak :

Tes Salinitas* Tes Formalin*

Waktu 1 2 3 Rata-

rata

1 2 3 Rata-

rata

1 jam

2 jam

3 jam

Rata-rata:

Kriteria Benih:

Keterangan : *Skor Benih: SR >95% skor = 10, SR 75-95% skor = 5, SR < 75% skor = 0

**Kriteria Benih :Baik = >15, Sedang = 10-15 dan Jelek = < 10.

Page 22: Metode scoring pada seleksi benih udang windu

Makalah di presentasekan pada Pertemuan IndoAqua 2014 tanggal 26 – 29 Agustus 2014 di Jakarta

Lampiran C (informatif)

Form 03.

PENGAMBILAN SAMPEL

Tanggal :

Lokasi pengambilan :

Alamat :

Jenis sampel :

Nomor registrasi :

Jumlah sampel :

Kondisi sampel :

Kode sampel:

No. Jenis sampel Kode sampel Kode Lab

Petugas Pengambil sampel

(………………………………..)

Page 23: Metode scoring pada seleksi benih udang windu

Makalah di presentasekan pada Pertemuan IndoAqua 2014 tanggal 26 – 29 Agustus 2014 di Jakarta

Lampiran D (informatif)

Form 04.

HASIL PEMERIKSAAN BENIH UDANG SECARA MIKROSKOPIS

Tanggal : Asal sampel : Alamat : Jenis sampel : Nomor registrasi : Jumlah sampel : Kondisi sampel : Hasil pemeriksaan:

No. Jenis pengamatan Kriteria Skor

1. Hepatopankreas (vakuola lemak) dan

usus (isi dan swollen hind gut (SHG)

Tinggi (> 90%), skor: 10

Sedang (70 – 90%), skor: 5

Sedikit (<70%), skor: 0

2.

3.

4.

5.

6.

Manajer Teknis Laboratorium

(………………………………..)

Page 24: Metode scoring pada seleksi benih udang windu

Makalah di presentasekan pada Pertemuan IndoAqua 2014 tanggal 26 – 29 Agustus 2014 di Jakarta

Page 25: Metode scoring pada seleksi benih udang windu

Makalah di presentasekan pada Pertemuan IndoAqua 2014 tanggal 26 – 29 Agustus 2014 di Jakarta

Lampiran E (informatif)

Form 05

LAPORAN HASIL UJI

Nomor:

Perihal : Hasil diagnosis biologi molekuler Tanggal Penerimaan : Tanggal pengujian : Asal sampel : Alamat : Jenis sampel : Nomor registrasi : Jumlah sampel : Kondisi sampel : Metode : Hasil:

No. Nama/jenis Kode sampel Kode Lab WSSV IMNV

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Page 26: Metode scoring pada seleksi benih udang windu

Makalah di presentasekan pada Pertemuan IndoAqua 2014 tanggal 26 – 29 Agustus 2014 di Jakarta

Lampiran F (informatif)

FORM 06

DATA HASIL PEMILAHAN BENIH UDANG WINDU SECARA MASSAL

Tanggal Kode Bak Salinitas Media

(ppt)

Jumlah Formaldehyda

36% (ml)

Jumlah benih tidak

sehat (ekor)