Upload
pusat-informasi-virtual-air-minum-dan-penyehatan-lingkungan-piv-ampl
View
1.469
Download
9
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Disampaikan pada Lokakarya Kondisi Sanitasi di Kota Metropolitan dan Kota Besar. Jakarta 29-30 Januari 2007. Data2 yang terhimpun per tahun 2006.
Citation preview
1
KONDISI SANITASI DI KOTA SURABAYA
2
SURABAYA
Luas wilayah 326,36 km2
Terdiri atas 31 kecamatan dan 163 kelurahan
Jumlah penduduk : 2.685.515 (jiwa) Jumlah penduduk miskin 375.149 jiwa
dan 111.897 KKPertumbuhan penduduk 0.5 % / tahun
3
Pemerintah Kota mempunyai master plan SANITASI (Surabaya Sewerage Development Plan, 1996) dan akan direview tahun 2008.
Pemerintah Kota telah mempunyai program pengelolaan persampahan dan sanitasi kota dan telah dimasukan dalam RPJMD Kota Surabaya 2006-2010/Renstra SKPD
Program sanitasi yang sedang berjalan : 1. Sanimas (mulai 2006) 2. OBA (Output Based Aid) yang baru pada tahap perkenalan
(bidang air minum)3. Pemberdayaan masyarakat untuk pengelolaan sampah
mandiri
SOLID WASTE & WASTE WATER MANAGEMENT/IMPROVEMENT PROGRAM
4
Air Limbah
Pelayanan air limbah domestik ditangani dengan sistem on-site dan off site.
Belum terdapat pelayanan off-site sistem skala kota. Pelayanan off-site sistem direncanakan dalam bentuk
pilot project untuk kawasan kumuh untuk peningkatan kualitas lingkungan.
Telah tersedia prasarana pelayanan off-site sistem skala kawasan, yaitu di Rumah Susun Penjaringan Sari.
Pelayanan on-site sistem sekitar 70% penduduk yang mempunyai jamban pribadi (94.62%), jamban komunal (5,38%)
5
Air Limbah
Beberapa IPAL di Kota Surabaya :1. IPAL Rusun Penjaringan Sari dengan kapasitas 45
m³/hari yang dibangun pada tahun 2005 Oleh Pemerintah Kota Surabaya
2. IPAL TPA Benowo dengan kapasitas 750 m³/hari 3. Tempat pencucian dan pengolahan ikan di
Kenjeran, yang terdiri atas tempat pencucian ikan, tempat pengasapan ikan, dan IPAL (hibah Pemerintah Belanda)
4. IPLT Keputih kapasitas 400 m3/hari dibangun pada tahun 1991 oleh Pemerintah Kota Surabaya dan saat ini masih berfungsi
Tarif Pengolahan air limbah di IPLT Keputih Rp 3.750/m3
6
PERMASALAHAN YANG DIHADAPI
Air Limbah
KEBIJAKAN: Kebijakan yang ada belum memenuhi kebutuhan daerah kumuh. Belum ada mekanisme yang dapat memenuhi permintaan perbaikan perumahan
dan sanitasi lingkungan.
KELEMBAGAAN Belum ada instansi khusus yang menangani kawasan kumuh.
PRASARANA Sistim off site mahal, pemulihan investasi sanitasi jauh dari cukup. Fokus pembangunan Kota Surabaya pada jalan roda 4. Status kepemilikan lahan pemukiman kumuh banyak yang tidak jelas.
SOSIAL – EKONOMI MASYARAKAT Isu-isu kepemilikan kurang diperhatikan
PERANSERTA MASYARAKAT. Perlu meningkatkan peran serta Perguruan tinggi, stakeholder, LSM dalam
pengelolaan sanitasi.
7
SURABAYAPERSAMPAHAN
Daerah pelayanan meliputi 31 Kecamatan dari total 31 Kecamatan.
Timbulan Sampah 3,1 l/o/h Infrastruktur Pengelolaan Sampah :
Tempat Pembuangan Akhir : 1 unit Tempat Pembuangan Sementara : 159 unit Kendaraan : 120 unit
( Arm Roll, Compactor, Dump Truk ) Alat Berat (bulldozer, excavator, loader) : 13 unit Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT) : 1 unit Mobil Toilet : 6 unit Incenerator : 10 unit Container : 363 unit
8
Timbulan Sampah :
No. Sumber SampahJumlah Sampah
M³/hari
Prosentase (%)
1 Pemukiman 6890 79.19
2 Pasar 741 8.52
3 Pertokoan, Hotel, restoran 230 2.64
4 Fasilitas Umum 53 0.61
5 Penyapuan jalan 54 0.62
6 Sampah Jalan 15 0.17
7 Perkantoran 121 1.39
8 Industri 597 6.86
Jumlah 8700 100
9
Timbulan sampah kota 8700 m3/hari, terdiri dari 55,6% organik dan 44,4% an-organik.
Dinas Kebersihan dan Pertamanan mengelola sampah 7.805 m3/hari dan yang masuk ke TPA 6.064 m3/hari, masyarakat mengelola melalui pengomposan 38 m3/hari, dan sisanya 857 m3/hari merupakan sampah yang tidak dikelola (dibuang sembarangan)
Tarif rata-rata rumah tangga Rp 500 – 12.000 per bulan
Lokasi TPA saat ini berada di Benowo yang berjarak 40 km dari pusat kota dengan luas 33,7 Ha dan terletak di daerah dataran rendah
Jarak TPA dari permukiman 5 Km
TPA dioperasikan sebagai controlled landfill
PERSAMPAHAN
10
Instansi Pengelola Sampah Kota dilaksanakan oleh : Dinas Kebersihan & Pertamanan yang disahkan melalui Perda no. 14 tahun 2005
Dinas Kebersihan & Pertamanan melakukan pengangkutan sampah dari tempat pembuangan sementara ke tempat pengolahan akhir sampah
Untuk pengelolaan air limbah domestik, Dinas Kebersihan dan Pertamanan bekerja sama dengan swasta melakukan pengangkutan dari rumah penduduk untuk kemudian diolah di IPLT Keputih.
Keterlibatan/peran swasta : Pengangkutan sampah Penyapuan jalan Operasional incenerator mini Pengangkutan limbah tinja Pendampingan pemberdayaan masyarakat untuk sampah mandiri
KELEMBAGAAN
11
Kerjasama dengan daerah lain :Persampahan
1. Kerjasama Regional (Surabaya, Sidoarjo, Gresik)
- Fasilitator : Pemprov Jawa Timur
- MoU ditandatangani pada tahun 2004
- Saat ini, propinsi Jawa Timur sedang mempersiapkan keputusan bersama pengelolaan sampah
12
Lanjutan…
2. Pemkot Kitakyushu – Jepang- Bekerjasama dengan PUSDAKOTA UBAYA - Studi komposisi sampah di Kota Surabaya (2002)- Penelitian metode komposting yang menghasilkan Takakura Home Methode (2003)- Penerapan dan pengembangan Takakura Home Methode dengan pilot project komposting skala rumah tangga (2004)- Penelitian komposting sampah pasar dengan pilot project Pasar Keputran (2005)- Sosialisasi pembuatan waste bank untuk sampah anorganik dan peningkatan kapasitas komposting sampah pasar di Wonorejo (2006)
13
PILOT PROJECT DI PASAR KEPUTRAN
Kompos matang sebagai starter Pencampuran starter,
sampah basah, dan kulit bawang putih
14
TAKAKURA HOME METHODE :
Keranjang Takakura
Sosialisasi Takakura Home Methode di Dinas Kebersihan
dan Pertamanan Kota Surabaya
15
Kerjasama dengan organisasi dan masyarakat:
1. LSM Bangun Pertiwi- Jumlah kader : ±1.000 orang (2006)- Pendampingan untuk pemilahan sampah anorganik dan komposting skala rumah tangga- Wilayah binaan : 54 kelurahan di Surabaya dan kel. Wedoro, Candi - Sidoarjo- Tiap 15 m3 sampah dapat direduksi 8 m3 (53%)
16
Pemilahan sampah Anorganik oleh LSM Bangun Pertiwi
17
Kerjasama dengan organisasi dan masyarakat:
2. LSM Sahabat Lingkungan- Jumlah kader : 159 orang (Juli, 2006)- Pendampingan untuk pemilahan dan komposting skala LPS- Tempat : LPS Bibis Karah, kel. Karah, kec. Jambangan- Sampah masuk LPS ± 40 m3/hari dan sekitar 60 % dapat direduksi untuk kompos dan usaha daur ulang sampah anorganik
18
Pengelolaan sampah mandiri oleh LSM Sahabat Lingkungan:
Kompos yang hampir matang
Sampah basah yang siap dikompos
Tong untuk sampah anorganik
19
Kerjasama dengan organisasi dan masyarakat:
3. Yayasan Bina Lingkungan dan Tata Kelola Indonesia- Jumlah kader : ±100 orang (2006)- Penyuluhan pemahaman pengelolaan sampah mandiri dan komposting komunal (1 kelurahan)- Wilayah binaan : Kel. Tenggilis Mejoyo dan Kel. Kendangsari- Dapat mereduksi sampah hingga 50%
20
Kerjasama dengan organisasi dan masyarakat:
4. PUSDAKOTA UBAYA- Pendampingan untuk pemilahan dan komposting skala rumah tangga- Wilayah binaan : Rungkut, Kec. Tenggilis Mejoyo- Takakura Home Methode yang telah disebarkan adalah ± 3.000 unit- Menghasilkan kompos ± 2.700 kg/hari dari ± 6.000 KK
21
Komposting di PUSDAKOTA
Takakura Susun Methode
Pemanfaatan Kompos untuk Taman
Mesin Pencacah Sampah
22
Kerjasama dengan organisasi dan masyarakat:
5. LSM Bina Mandiri
- Jumlah kader : 115 orang (2006)
- Pendampingan untuk pelatihan pemilahan, sosialisasi, dan komposting
- Wilayah binaan : RW 2 - 4 Kel. Komplek Kenjeran, RW 3 – 4 Kel. Dr. Sutomo
- Kompos yang dihasilkan ± 5 – kg tiap 4 bulan
23
Kerjasama dengan organisasi dan masyarakat:
6. ULI PEDULI- Jumlah kader : 1001 orang (2006)- Pendampingan untuk pemilahan dan komposting, baik skala LPS dan rumah tangga- Wilayah binaan : 15 kelurahan- Sampah yang dibuang ke LPS berkurang 54,67 m3/hari
24
Kerjasama dengan organisasi dan masyarakat:
7. PKK Kota Surabaya- ibu PKK sebagai kader lingkungan di kecamatan
8. OSIS- pengelolaan sampah mandiri skala sekolah- proyek percontohan : SMK 1 Wonokromo
25
PERMASALAHAN YANG DIHADAPI
Persampahan : Keterbatasan lahan untuk TPS/TPA Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk tidak
membuang sampah sembarangan Perlunya sosialisasi dan pendampingan warga secara
terus menerus mengenai pentingnya 3R (Reduce, Reuse, Recycle)
Kurangnya pengetahuan mengenai teknologi pemanfaatan sampah yang sederhana dengan hasil yang layak jual.
Kurangnya sarana/prasarana untuk pemanfaatan sampah (komposting skala komunal/kawasan)
26
Pendanaan 2007
Kemampuan Keuangan Pemerintah Kota dalam APBD : ± Rp 2,5 T
Kontribusi anggaran untuk persampahan (Program Pengelolaan Kebersihan Kota): ± Rp 123 M
Kontribusi anggaran untuk penanganan air limbah domestik : ± Rp 1,7 M
27
Air Limbah Domestik :
1. Pemerintah Kota Surabaya bekerja sama dengan ESP dan BORDA akan melakukan pemetaan sanitasi untuk skala kecamatan (2006), dilanjutkan dengan pembangunan 2 unit sarana sanitasi berbasis masyarakat melalui cost sharing antara Pemerintah Kota Surabaya dan ESP (2007), yaitu pelayanan off-site skala kawasan meliputi 2 kecamatan, yaitu kecamatan Wonokromo dan Kecamatan Tambaksari.
2. Peningkatan IPLT Keputih menjadi pusat pendidikan lingkungan
3. Pembangunan IPAL Komunal skala Kota di Surabaya Timur
RENCANA KE DEPAN
28
Persampahan :1. Pemberdayaan masyarakat untuk
pengelolaan sampah mandiri akan diperluas hingga ke tingkat RT pada tahun 2008
2. Rehabilitasi dan kerjasama penanganan sampah di TPA Benowo
3. Pembangunan TPA Baru di wilayah Surabaya Timur
4. Kerjasama pengelolaan sampah regional
RENCANA KE DEPAN