View
154
Download
14
Category
Preview:
DESCRIPTION
Kuliah
Citation preview
VEKTOR PROTOZOA & VEKTOR VIRUS
M. Ibnu Kahtan
Vektor malaria
• Genus anopheles • Di dunia ± 2000 spesies • 60 spesies vektor malaria • Di Indonesia 80 spesies • 17 spesies vektor malaria
Morfologi Anopheles
Telur : • Di atas permukaan air • Berbentuk perahu • Bawahnya konveks • Di atasnya konkaf • Mempunyai sepasang
pelampung
Larva :
• Mengapung sejajar air• Spirakel (posterior abdomen)• Siphon pendek atau tidak ada• Bulu palma (bagian lateral)
Pupa
• Bentuk seperti udang • Tabung pernafasan lebar dan pendek
Dewasa
Jantan :–Palpus bagian apikal
berbentuk gada –Antena lebat ( plumose )
Betina :–Palpus ruas apikal
mengecil –Antena jarang ( pilose )
Sayap
• Kosta & vena bersisik• Ujung sisik sayap tumpulKosta Subkosta
Vena
Daur hidup
– Metamorfosis sempurna – Larva pengelupasan 4 kali – Telur dewasa (2-5 minggu)
Distribusi Horizontal Vektor malaria
Sulawesi Maluku
Irian
Jawa & Bali
Sumatera
Nusatenggara
Kalimantan
Tempat Perindukan • Kawasan pantai :
– An. Sundaicus – An. Subpictus
• Kawasan pedalaman :– An. aconitus – An. barbirostris – An. subpictus – An. nigerimus – An. sinensis
• Kawasan kaki gunung : – An. balabacensis
• Di Gunung– An. maculatus
Perilaku Anophelini
• Aktif mengisap darah (umumnya malam hari) • Jarak terbang 0,5 – 3 km • Dapat di pengaruhi transportasi • Umur nyamuk 3-5 minggu (laboratorium)
Penentuan Vektor Malaria
Penemuan sporozoit malaria di kelenjar liur nyamuk Anophelini yang hidup di alambebas
Syarat penentuan vektor
1. Kebiasaan mengisap darah manusia 2. Lama hidup nyamuk betina (± 10 hari) 3. Kepadatan dan dominasi spesies 4. Kemampuan mengembangkan parasit
Pemberantasan malaria
1. Mengobati penderita 2. Menjaga kontak nyamuk – manusia 3. Penyuluhan sanitasi lingkungan
Vektor virus
Vektor virus
1. Penyakit Demam Berdarah Dengue • Peyakit virus yang sangat berbahaya• Penderita meninggal beberapa hari • DBD masuk Indonesia tahun 1968 • Menyebar di seluruh propinsi 1980
Gejala klinis
• Demam tinggi 2 – 7 hari • Bintik-bintik merah (petechiae)• Sindrom syok Meninggal • Masalah kesehatan masyarakat
Vektor DBD
• Aedes aegypti (vektor utama)
• Aedes albopictus (vektor potensial)
Telur
• Bentu lonjong • Pada diding telur tampak garis-garis yang
membentuk gambaran menyerupai kain kasa • Mampu menempel di dinding2 kontainer yang
lembab
Larva Aedes aegypti • Sifon pendek • Sisir/comb : gigi sisir
dengan duri samping
Aedes albopictus • Sifon pendek • Sisir/comb : gigi sisir
tanpa duri samping
Pupa • Tabung pernapasan seperti terompet • Panjang tanpa celah Breathing trumpet
Aedes albopicus
Aedes aegypti
Morfologi dan daur hidup
Aedes dewasa : – Warna dasar hitam – Bintik-bintik putih (badan &
kaki) – Umur : ± 10 hari – Mesotonum Gambaran “lire”
yang putih Aedes aegypti– Gambaran garis tebal putih
vertikal Aedes albopicus
Tempat perindukan • Tempat berisi air jernih • Tidak lebih 500 meter dari rumah • Tempat perindukan buatan
1. gentong/tempayan 2. penyimpanan air minum/botol 3. bak mandi, pot bunga, kaleng 4. drum, ban bekas
• Tempat perindukan alami 1. Pelepah daun, tempurung kelapa 2. Tonggak bambu, lubang pohon
Mengisap darah siang hari Mengisap darah di dalam & di luar
rumah Istirahat di luar & di dalam rumah Jarak terbang 40 m s/d 2 km
Pengendalian Ae. aegypti
1. Perlindungan perorangan 2. Mengubur benda-benda 3. Mengganti/membersihkan tempat air 3M (Fisik) 4. Menutup tempat penyimpana air 5. Abatisasi (temefos) Kimia 6. Fogging (malation) 7. Pemeliharaan ikan pemakan jentik Biologi 8. Penyuluhan kesehatan
Penyuluhan Kepadatan Populasi Ae. aegypti
1. Angka rumah (house index) presentase rumah yang positif dengan larva Ae.aegypti luas penyebaran
nyamuk2. Angka tempat perindukan (container index)
presentase tempat perindukan yang positif dengan larva Kepadatan nyamuk
3. Angka (Breteau index)jumlah tempat perindukan yang positif
dengan larva Ae. Aegypti dalam tiap 100 rumah kepadatan & penyebaran larva
Recommended