View
242
Download
15
Category
Preview:
Citation preview
1. Bertukar Tempat
URAIAN SINGKAT
Strategi ini memungkinkan siswa untuk lebih mengenal. berbagi pendapat dan
membahas gagasan, nilai-nilai atau pemecahan masalah baru. Ini merupakan cara
yang luar biasa bagus untuk meningkatkan keterbukaan-diri atau bertukar pendapat
secara aktif.
PROSEDUR
1. Berikan siswa satu buku catatan merek apa saja. [Putuskan apakah aktivitasnya
akan berjalan lebih baik dengan membatasi siswa pada satu atau beberapa sumbang
saran.
2. Mintalah mereka untuk menulis pada buku catatan tersebut salah satu dari hal-
hal berikut ini:
a. Nilai-nilai yang mereka anut
b. Pengalaman. yang mereka dapatkan belakangan ini.
c. Gagasan. atau solusi kreatif atas persoalan yang anda kernukakan
d. Pertanyaan yang mereka miliki tentang materi yang diajarkan di kelas
e. Pendapat mereka tentang topik yang anda pilih.
f. Fakta tentang mereka sendiri dan mata pelajaran di kelas.
3. Perintahkan siswa untuk melekatkan kertas catatan pada baju mereka dan
berkeliling di sekitar ruang kelas untuk saling membaca catatan mereka.
4. Selanjutnya, perintahkan siswa untuk kembali ke kelompok masing-masing dan
merundingkan pertukaran catatan satu sama lain. Pertukaran itu harus didasarkan
pada keinginan untuk memiliki nilai, pengalaman. gagasan, pertanyaan, pendapat
atau fakta tertentu dalam jangka pendek. Buatlah aturan bahwa semua pertukaran
harus berlangsung timbal-balik. Perintahkan siswa, untuk melakukan pertukaran
sesering mungkin.
5. Perintahkan siswa untuk kembali ke tempat masing-masing dan berbagi
pengalaman tentang pertukaran apa yang telah dia lakukan dan apa sebabnya.
(Misalnya, "Saya bertukar catatan dengan Sally, yang isinya menjelaskan bahwa dia
pemah mengunjungi Eropa Timur. Saya sungguh ingin bepergian ke sana karena
saya memiliki leluhur dari Hungaria dan Ukraina.")
VARIASI
1. Perintahkan siswa untuk membentuk sub kelompok, bukannya bertukar catatan,
dan suruhlah siswa mendiskusikan isi catatan mereka.
2. Perintahkan siswa untuk menempelkan catatan mereka di tempat terbuka
(misalnya papan tulis, whiteboard. dsb) dan diskusikan persamaan dan
perbedaannya.
2. Siapa Saja yang Ada di Kelas?
URAIAN SINGKAT
Akivitas pembuka yang terkenal ini merupakan perburuan atau pencarian teman
sekelas, bukannya pencarian benda. Perburuan ini bisa dirancang dalam sejumlah
cara dan untuk ukuran kelas apapun. Cara ini membantu terbentuknya semangat tim
dan memungkinkan adanya gerakan fisik semenjak awal pelajaran.
PROSEDUR
1. Susunlah 6 hingga 10 pernyataan deskriptif untuk melengkapi frase: Carilah
seseorang yang .
Sertakan pernyataan yang mengidentifikasi informasi pribadi dan/atau isi kelas.
Gunakan sebagian dari penggalan kalimat awal Ini:
Carilah seseorang yang....
menyukai _____
mengetahui apa itu _____
menganggap bahwa _____
mahir dalam hal telah_____
termotivasi oleh _____
percaya bahwa _____
belakangan ini telah membaca buku tentang_____
berpengalaman dengan ______
tidak menyukai ______
telah mempelajari_____
memiliki usul yang baik untuk _____
memiliki sebuah ______
menginginkan atau tidak menginginkan_____
2. Bagikan pernyataan tertulis itu kepada siswa dan beri-kan perintah berikut ini:
Kegiatan ini tidak ubahnya perburuan binatang, namun yang kalian buru adalah
orang, bukan binatang. Bila saya katakan "mulai," berkelilinglah ke seputar
ruangan kelas untuk mencari siswa yang cocok dengan pernyataan-pernyataan
tertulis yang kalian pegang. Kalian bisa menggunakan masing-masing teman untuk
satu pernyataan yang cocok, sekalipun dia cocok dengan lebih dari satu
pernyataan. Bila kalian sudah menemukan yang cocok, tulislah nama depan teman
kalian itu.
3. Bila sebagian besar siswa sudah selesai, perintahkan untuk menghentikan
perburuan dan kembali ke tempat duduk masing-masing.
4. Anda mungkin perlu menawarkan hadiah penghargaan kepada .siswa yang
selesai paling duluan. Dan yang lebih penting, surveilah masing-masing butir
pernyataan semua siswa. Perintahkan siswa untuk melakukan diskusi singkat
tentang beberapa butir yang mungkin dapat menstimulasi minat terhadap topik
pelajaran.
VARIASI
1. Hindarilah persaingan dengan cara mengalokasikan cukup waktu bagi semua
siswa untuk menyelesaikan perburuan mereka.
2. Perintahkan siswa untuk menemui teman-temannya dan mencari tahu seberapa
banyak kecocokan yang bisa didapatkan oleh tiap siswa.
3. Resume Kelompok
URAIAN SINGKAT
Resume biasanya menjelaskan hal-hal yang telah dicapai individu. Resume
kelompok merupakan cara menarik untuk membantu siswa lebih mengenal satu
sama lain atau melakukan semacam pembentukan tim yang anggotanya sudah saling
mengenal. Aktivitas ini bisa sangat efektif jika resume itu sangat relevan dengan
materi pelajaran yang anda ajarkan.
PROSEDUR
1. Bagilah kelas menjadi sejumlah kelompok beranggotakan 3 hingga 6 siswa.
2. Katakan kepada siswa bahwa aktivitas ini akan menggali bakat mereka dan
merupakan pengalaman yang luar biasa.
3. Katakan bahwa satu cara untuk mengenali dan membanggakan sumber daya
kelas adalah dengan membuat resume kelompok. (Anda mungkin perlu
menunjukkan tugas atau kontrak imajiner yang akan ditawarkan kepada kelas.)
4. Berikan kertas koran dan spidol kepada kelompok untuk menunjukkan resume
mereka. Resume ini harus mencantumkan informasi yang membanggakan kelompok
secara keseluruhan, data-data berikut ini bisa disertakan di dalamnya:
Latar belakang pendidikan; sekolah yang sudah dimasuki
Pengetahuan tentang isi mata pelajaran
Pengalaman bekerja
Posisi yang diduduki
Ketrampilan
Hobi, bakat, perjalanan, keluarga
Prestasi
5. Perintahkan semua kelompok untuk rnenyajikan resume dan memaparkan semua
sumberdaya dalam keseluruhan kelompok. Berikut adalah resume yang bisa dibuat
oleh kelompok dalam pelajaran tulis-menulis bisnis:
Penulis Resume Kita [Todd, Pat, Shawna, Eli]
TUJUANMenginginkan pengalaman dalam membuat dokumen profesional dan keterampilan penyuntingan.
KUALIFIKASI 8 tahun dalam bursa tenaga kerja Menempuh pendidikan tinggi selama 4 tahun Pengetahuan tentang:
Kesesuaian subyek/verbaVerba aktif dan pasifPartisip pelengkapPenggunaan koma Penggunaan huruf besar Kata-katayang sering salah ucap atau membingungkan
Memiliki 2 unit computer Akrab dengan Word Perfect dan Microsoft Word Memiliki hobi memasak, mandi surya. berdansa, dan berbelanja
VARIASI
1. Untuk mempercepat kegiatari tersebut, berikan garis-garis besar resume yang
telah dipersiapkan yang isinya menyebutkan informasi apa saja yang mesti
dikumpulkan
2. Perintahkan siswa untuk saling mewawancarai tentang kategori yang anda
sediakan, bukannya meminta siswa menyusun resume sendiri.
4. Prediksi
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan cara menyenangkan guna membantu siswa lebih rnengenal satu sama
lain. Kegiatan ini juga merupakan eksperimen berkesan menarik.
PROSEDUR
1. Bentuklah sub-sub kelompok beranggotakan 3 atau 4 siswa (yang relatif kurang
akrab satu sama lain).
2. Katakan kepada siswa bahwa tugas mereka adalah memprediksi bagaimana
masing-masing siswa di dalam kelompok mereka akan menjawab pertanyaan
tertentu yang telah anda siapkan. Berikut ini adalah alternatif pertanyaannya:
1. Jenis musik apakah yang kamu sukai?
2. Apa kegiatan favoritmu di kala senggang?
3. Berapa jamkah biasanya kamu tidur malam?
4. Berapa banyak saudara kandung kamu, dan kamu ini anak keberapa?
5. Di manakah kamu dibesarkan?
6. Seperti apakah kamu waktu kecil?
7. Orang tuamu punya sikap keras ataukah lembut sih?
8. Pekerjaan apa yang pemah kamu punyai?
Catatan: Pertanyaan lain bisa ditambahkan atau diku-rangi tergantung pada siswa
di dalam kelas pelajaran anda.
3. Perintahkan sub-sub kelompok untuk memulai dengan menyeleksi satu orang
sebagai "subyek" pertama. Desaklah anggota kelompok untuk sedetail mungkin
dalam memprediksi subyek itu. Katakan pada mereka untuk tidak takut dalam
melakukan prediksi secara blak-blakan! Ketika membuat dugaan, perintahkan
"subyek" untuk tidak memberikan indikasi tentang ketepatan prediksi yang
dilakukan terhadap dirinya. Ketika siswa yang lain sudah menyelesaikan prediksi
mereka tentang si "subyek". si "subyek" kemudian harus mengemukakan jawaban
atas pertanyaan tentang dirinya.
4. Perintahkan agar tiap anggota kelompok melakukan giliran menjadi sasaran
prediksi.
VARIASI
1. Buatlah sejumlah pertanyaan yang mengharuskan siswa membuat prediksi tentang
pendapat dan keyakinan (bukannya informasi faktual) masing-masing. Sebagai
contoh, tanyakan: "Sifat apakah yang paling penting untuk dimiliki oleh seorang
teman?
2. Hilangkan prediksi. Sebagai gantinya, perintahkan siswa. satu demi satu. untuk
menjawab pertanyaan itu segera. Kemudian, perintahkan tiap anggota sub kelompok
untuk mengemukakan fakta-fakta apa saja—tentang sesama siswa—yang
"mengejutkan" mereka (berdasarkan kesan pertama).
5. Iklan Televisi
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan kegiatan pembukaan yang baik bagi siswa yang telah mengenal satu
sama lain. Aktivitas ini dapat memunculkan semangat tim dengan cepat.
PROSEDUR
1. Bagilah siswa menjadi sejumlah tim beranggotakan tidak lebih dart 6 orang.
2. Perintahkan tim-tim tersebut untuk membuat Iklan TV tiga puluh detik yang
menawarkan mata pelajaran— menekankan. misalnya. nilai gunanya bagi mereka
(atau bahkan bagi dunia!), tokoh-tokoh terkenal yang terkait dengan materi
pelajaran ini, dan sebagainya.
3. Iklan tersebut harus berisi slogan (misalnya.. "Dengan Ilmu Kimia, Hidup
Menjadi Lebih Baik") dan media visual (misalnya, produk kimia terkenal).
4. Jelaskan bahwa dengan membuat konsep umum dan garis-garis besar iklan saja
sudah cukup. Namun jika sebuah tim ingin memperagakan iklannya. itu boleh-boleh
saja.
5. Sebelum masing-masing tim mulai merencanakan iklannya, diskusikan
karakteristik dari beberapa iklan yang belakangan sedang terkenal untuk
menyemarakkan kegiatan (misalnya, gunakan karakter terkenal, humor,
perbandingan hingga persaingan )
6. Perintahkan tiap tim untuk menyajikan gagasannya pujilah kreativitas semua
siswa.
VARIASI
1. Sebagai alternatif, perintahkan tiap tim untuk membuat iklan media cetak,
bukannya iklan TV. Atau, jika mungkin, perintahkan mereka untuk benar-benar
membuat iklan dengan menggunakan kamera video.
2. Perintahkan tim untuk mengiklankan kemampuan mereka atau sekolah mereka,
bukannya mata pelajaran.
6. Teman yang Kita Miliki
URAIAN SENGKAT
Kegiatan ini memperkenalkan gerak fisik dari awal pelajaran dan membantu siswa
lebih mengenal satu sama lain. Kegiatan ini berlangsungcepat dan sangat
menyenangkan.
PROSEDUR
1. Buatlah daftar kategori yang menurut anda cocok dalam kegiatan pengenalan
bag siswa yang anda ajar. Kategori umumnya meliputi:
Bulan kelahiran
Orang yang menyukai/tidak menyukai.....(kenali preferensi semisal, puisi,
drama. ilmu pengetahuan, atau kornputer)
Favorit (kenali segala benda atau barang, misalnya buku. lagu, atau restoran
cepat saji).
Tangan mana yang digunakan untuk menulis.
Wama sepatu.
Kesetujuan atau ketidaksetujuan terhadap pernyataan atau opini pada persoalan
aktual (misalnya.. "Asuransi perawatan kesehatan harus bersifat menyeluruh.")
Kita juga dapat menggunakan kategori-kategori yang terkait langsung dengan mata
pelajaran yang kita ajarkan, misalnya:
Penulis favorit
Orang yang setuju/tidak setuju.... (kenali sebuah persoalan yang terkait dengan
topik pelajaran anda).
Orang yang tahu/tidak tahu siapa atau apa (kenali orang atau konsep yang terkait
dengan topik pelajaran anda)
2. Kosongkan sebagian ruang kelas agar siswa bisa bergerak lebihi bebas.
3. Sebutkan satu kategori. Arahkan siswa untuk menempatkan secepat mungkin
orang-orang yang terkait dengan kategori yang diberikan. Sebagai contoh, siswa
yang kidal dan yang tidak kidal akan dipisah menjadi dua kelompok, atau, mereka
yang setuju dengan sebuah pernyataan akan dipisahkan dari mereka yang tidak
setuju. Jika kategorinya berisi lebih dari dua pilihan (misalnya, bulan dari hari ulang
tahun siswa), perintahkan siswa untuk berkumpul dengan mereka yang bulan
kelahirannya sama, yang dengan demikian akan membentuk beberapa kelompok.
4. Ketika siswa telah membentuk regu yang pas, perintahkan mereka untuk
berjabat tangan dengan "teman yang mereka memiki". Perintahkan semua untuk
mengamati kira-kira berapa banyak orang dalam masing-masing kelompok.
5. Beranjaklah segera ke kategori berikutnya. Upayakan agar siswa terus
bergerak dari satu kelompok ke kelompok lain ketika anda mengumumkan kategori-
kategori baru.
6. Perintahkan seluruh siswa untuk kembali ke tempat masing-masing.
Diskusikan keragaman siswa yang terungkap dari aktivitas itu.
VARIASI
1. Perintahkan siswa untuk menempatkan seorang siswa yang
berbeda dari mereka. jangan yang sama. Sebagai misal, anda dapat meminta siswa
menemukan teman yang memiliki mata/kulit/rambut yang warnanya berbeda
dengan mereka. (Bilamana terdapat jumlah yang tidak sama dalam kategori yang
berbeda, ijinkan lebih dari satu orang dari satu kelompok untuk membentuk regu
dengan seorang siswa dari kelompok lain.)
2. Perintahkan siswa untuk mengajukan kategorinya.
7. Benar-benar Kian Mengenal
URAIAN SINGKAT
Sebagian besar kegiatan perkenalan merupakan peluang emas untuk berjumpa
dengan sesama siswa. Sebagai alternatifnya adalah menyusun sebuah kegiatan di
mana pasangan siswa bisa benar-benar mengenal.
PROSEDUR
1. Pasangkan siswa dengan cara yang anda kehendaki. Kriteria untuk
memasangkan siswa bisa mencakup:
Dua siswa yang belum pernah bertemu sebelumnya
Dua siswa yang tidak pemah bekerja bersama
Dua siswa yang berasal dari jurusan atau latar belakang yang berbeda
Dua siswa yang memiliki tingkat pengetahuan atau pengalaman yang berbeda.
2. Perintahkan pasangan-pasangan yang sudah terbentuk untuk saling berkenalan
dan mengakrabkan diri selama 30 hingga 60 menit. Sarankan agar mereka berjalan-
jalan bersama, minum kopi atau soda bersama, atau jika mungkin, untuk saling
mengunjungi.
3. Berikan beberapa pertanyaan yang bisa digunakan oleh siswa untuk saling
mewawancarai.
4. Bila seluruh siswa sudah kembali berkumpul, berikan pasangan-pasangan itu
tugas untuk kerjakan bersama yang memungkinkan mereka untuk mulal
mempelajari materi pelajaran. (Lihat "Sepuluh Tugas untuk memberikan Mitra
Belajar" him 25).
5. Pertimbangkan kecocokan pasangan untuk kemudian dibentuk menjadi
kemitraan belajar jangka-panjang.
10
11
VARIASI
1. Sebagai alternatif. bentuklah trio, atau kuartet, sebagai ganti pasangan.
2. Perintahkan siswa untuk memperkenalkan pasangan masing-masing kepada
seluruh siswa di kelas.
8. “Benteng Pertahanan”URAIAN SINGKAT
Seringkali, kegiatan belajar aktif akan menjadi lebih bergairah dengan menciptakan
tim-tim belajar jangka panjang yang bisa belajar bersama, mengerjakan proyek, dan
terlibat dalam kegiatan belajar bersama lainnya. Bila ini termasuk dalam rencana
anda, ada baiknya melakukan semacam kegiatan pembentukan tim awal untuk
memastikan awal yang baik. Memang banyak kegiatan pembentukan tim yang bisa
menjadi bahan pertimbangan, namun yang berikut ini merupakan kegiatan favorit.
PROSEDUR
1. Sediakan setumpuk kartu indeks kepada tiap tim (akan lebih baik jika memiliki
ukuran berbeda dalam masing-masing tumpukan).
2. Tantanglah masing-masing tim untuk menjadi kelompok yang seefektif mungkin
dengan membentuk model tiga dimensi "Benteng Pertahanan" hanya dari kartu
indeks. Melipat dan merobek kartu diperbolehkan, namun tidak boleh ada tambahan
pasokan lain untuk melengkapi bangunan itu. Doronglah tim untuk merencanakan
penarikan mundur mereka sebelum mulai rnembangunnya. Sediakan spidol agar tim
bisa menggambari kartu dan menghiasi bentengnya bila mereka pandang cocok.
3. Berikan waktu minimal 15 menit untuk menyelesalkannya. Jangan mendesak atau
membuat siswa terburu-buru. Penting bagi tim untuk merasakan pengalaman
keberhasilan.
4. Bila bangunan itu sudah jadi. perintahkan siswa untuk melakukan tur penarikan
mundur melalui benteng. Kunjungi tiap benteng dan perintahkan agar anggota tim
menunjukkan karya mereka dan menjelaskan seluk-beluk bangunan yang mereka
buat. Berikan tepuk tangan atas apa yang dicapai oleh tiap tim. Jangan membuat
kondisi yang menyebabkan siswa saling Bersaing menbandingkan karya masing-
masing.
12
VARIASI
1. Sebagai alternatif, perintahkan tim untuk membangun monumen tim.
Desaklah mereka untuk membuat monumen yang kokoh, tinggi. dan menyenangkan
secara estetika.
2. Suruh tim untuk berkumpul kembali dan mintalah mereka untuk
memikirkan kembali pengalaman tersebut dengan menjawab pertanyaan mi:
Tindakan-tindakan apa sajakah yang agak membantu dan kurang membantn
yang kita lakukan sebagai tim dan sebagai individu ketika bekerjasama?
9. Mengakrabkan Kembali
URAIAN SINGKAT
Pada mata pelajaran yang bekelanjutan ada baiknya meluangkan waktu untuk
menghubungkan atau mengingatkan kembali siswa setelah lewat beberapa waktu
dari pelajaran yang pernah diajarkan. Aktivitas ini mempertimbangkan sejumlah
cara untuk melakukannya.
PROSEDUR
1. Sambut kembali kedatangan siswa ke dalam kelas. Jelaskan apa yang menurut anda
berharga untuk meluangkan beberapa menit guna mengakrabkan kembali sebelum
memulai pelajaran hari ini.
2. Ajukan satu atau beberapa pertanyaan berikut ini kepada siswa:
Apa yang kalian ingat tentang pelajaran kita yang lalu? Apa yang
menarik menurut kalian?
Pernahkah kalian membaca/memikirkan/mengerjakan sesuatu yang
distimulasi oleh pelajaran kita yang lalu?
Pengalaman menarik apakah yang kalian dapatkan selama mengikuti
mata pelajaran ini?
Apa yang ada di pikiran kalian sekarang (misalnya, kecemasan) yang
dapat mengganggu kemampuan kalian dalam memberikan perhatian penuh
terhadap pelajaran hari ini?
Bagaimana perasaan kalian harl in? (bisa juga disisipi canda semisal
13
"Saya merasa seperti buah pisang yang kelewat matang.")
(Buatlah pertanyaan anda sendlri.)
3. Mintakan jawabannya dengan menggunakan salah satu format, misalnya sub
kelompok atau memanggil pembicara berikutnya. (Lihat "Sepuluh Metoda Untuk
Mendapatkan Partisipasi Kapan Saja" pada halaman 22.)
4. Beralihlah ke topik pelajaran hari ini secara perlahan.
VARIASI
1. Lakukan wawancara tentang pelajaran yang laju.
2. Ajukan dua pertanyaan. konsep. atau beberapa informasi yang tercakup
dalam pelajaran yang lalu. Perintahkan siswa untuk memilih mana yang paling
mereka suka untuk ditinjau kembali dalam kelas.
10. Hembusan Angin Kencang
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan kegiatan pembuka yang cepat dan memberi siswa keleluasaan untuk
bergerak dan tertawa. Kegiatan ini merupakan sarana pembentuk tim yang baik dan
memungkinkan siswa untuk lebih mengenal satu sama lain.
PROSEDUR
1. Aturlah kursi secara melingkar. Perintahkan siswa untuk duduk pada
salah satu kursi. Harus ada cukup kursi bagi semua siswa.
2. Katakan bahwa jika mereka setuju dengan pernyataan anda berikutnya.
mereka harus berdiri dan berpindah ke kursi lain.
3. Berdirilah di tengah lingkaran dan katakan: "Nama saya adalah _____
dan ANGIN KENCANG BERHEMBUS bagi semua orang yang . . ." Pilihlah
ending yang lebih pas untuk semua siswa dalam kelas, semisal "menyukai es krim
coklat."
4. Sampai di sini, setiap siswa yang menyukai eskrim coklat berdiri dan
berpindah ke kursi yang kosong. Ketika siswa berpindah, pastikan bahwa anda
menempati salah satu kursi kosong. Jika sudah, selanjutnya satu orang siswa tidak
akan mendapatkan kursi untuk duduk dan akan menggantikan anda sebagai orang
14
yang berdiri di tengah-tengah.
5. Perintahkan agar siswa yang baru berdiri di tengah-tengah itu
menyelesaikan kalimat tidak utuh yang sejenis. misalnya: "Nama saya adalah ____
dan ANGIN KENCANG BERHEMBUS untuk semua orang yang ..." dengan
menambahkan ending yang baru. Ending ini bisa bernada canda (misalnya., "yang
tidur dengan keremangan malam") atau serius (misalnya. "yang khawatir dengan
deflsit anggaran pemerintah pusat"),
6. Mainkan permainan ini dengan mempertimbangkan kesesuaian situasi.
VARIASI
1. Sediakan daftar panjang ending yang bisa digunakan oleh siswa.
Sertakan materi yang relevan dengan mata pelajaran (misalnya., "yang lebih
menyukai Macintosh ketimbang IBM") atau ketimbang pengalaman kerja atau
pengalaman hidup siswa ("yang merasa bahwa mengikuti ujian merupakan sesuatu
yang membikin stres").
2. Perintahkan agar yang berada di tengah adalah pasangan siswa. bukannya
satu orang siswa. Perintahkan mereka untuk secara bersama memilih ending yang
tepat untuk kalimat yang dilontarkan.
11. Penyusun Aturan lasar Kelas
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan metoda jajak pendapat yang memungkinkan siswa untuk menetapkan
aturan bagi perilaku mereka sendiri. Bila siswa merupakan bagian dari proses
pernbentukan tim ini, mereka lebih cenderung mendukung norma atau aturan yang
mereka tetapkan.
PROSEDUR
1. Tunjuk beberapa siswa untuk bertugas sebagai pewawancara (sesuai
dengan jumlah siswa di kelas).
2. Dalam waktu 10 hingga 15 menit. perintahkan pewawancara itu untuk
berkeliling dalam kelas, melakukan kontak dengan sebanyak mungkin sampel siswa
dalam waktu yang tersedia. Perintahkan mereka untuk mengajukan pertanyaan
15
berikut ini kepada anggota kelas: "Perilaku apakah yang menurut kamu membantu
atau tidak membantu yang kamu jumpai di kelas ini?" (Sediakan sejumlah contoh
jawaban untuk mengarahkan jawaban yang dikehendaki.).
3. Pada akhir dari waktu yang disediakan, perintahkan pewawancara untuk
melaporkan temuan mereka kembali kepada kelas. (Jika dikehendaki, cantumkan
temuan-temuan itu pada papan tulis.)
4. Untuk mendapatkan gambaran tentang aturan dasar perilaku yang
dikehendaki oleh kelompok, biasanya cukup dengan hanya mendengar ungkapan-
ungkapan yang terkumpul dari siswa. Namun demikian, bukan tidak mungkin untuk
menganalisa temuan-temuan itu, mencari tahu ada tidaknya ketumpang-tindihan dan
kemudian menggabungkan daftar-daftar itu.
VARIASI
1. Sediakan daftar yang berisi beberapa kemungkinan aturan dasar.
Perintahkan siswa untuk memilih tiga aturan yang ada dalam daftar. Butir-butir
berikut ini boleh jadi cocok untuk daftar anda:
Menghormati kerahasiaan
Semua siswa berpartisipasi ketika bekerja dalam kelompok atau tim
kecil.
Mematuhi waktu dimulainya pelajaran.
Memaharni perbedaan orang lain dari diri kita.
Memberi kesempatan siswa lain menyelesaikan apa yang mereka
bicarakan tanpa menginterupsinya.
Tidak merendahkan atau mencemooh.
Bicaralah untuk diri sendiri, bukannya mengung-kapkan pendapat orang
lain.
Berbicara singkat dan langsung ke pokok persoalan.
Gunakan bahasa yang peka terhadap gender.
Bersiap mengikuti pelajaran.
Jangan duduk di kursi yang sama selama berlangsungnya pelajaran.
Menghargai perbedaan pendapat.
Memberi semua siswa kesempatan untuk bicara.
Saling memahami pendapat sebelum melancarkan kritik.
2. Perintahkan kepada seluruh siswa untuk merumuskan aturan dasar
16
partisipasi mereka. Kemudian gunakan prosedur yang disebut mutivoting untuk
sampal pada daftar akhlr. Mulitvoting merupakan metoda untuk mengurangi daftar
butir hingga setengahnya. Setiap siswa mengusulkan sebanyak mungkin butir sesuai
yang ia inginkan; setengah dari butir-butir yang paling banyak dipilih akan tetap
berada dalam daftar. (Prosedur ini bisa diulang sesering yang dikehendaki; setiap
pilihan akan mengurangi daftar hingga setengahnya.).
Strategi Penilaian SederhanaStrategi-strategi yang berikut ini dapat digunakan dalam kaitannya dengan upaya
pembentukan tim. Semuanya dirancang untuk membantu mempeiajari kelas anda
sembari melibatkan siswa semenjak awal. Beberapa di antara strategi itu
memunginkan anda untuk menilai hal-hal tertentu tentang siswa, sedangkan
sebagian lain cukup berguna untuk memberi anda gambaran umum. Strategi
penilaian sederhana ini terutama berguna ketika anda tidak memliki kesempatan
untuk mempelajari karakteristik siswa anda sebelum saat dimulainya pelajaran.
Strategi-strategi itu juga bisa digunakan untuk memperkuat informasi yang anda
kumpulkan sebelum dimulainya pemberian materi pelajaran.
12. Pertanyaan Penilaian
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan cara menarik untuk menilai kelas anda secara langsung dan pada saat
bersamaan, melibatkan siswa dari awal untuk mengenal satu sama lain dan
bekerjasama.
PROSEDUR
1. Susunlah tiga atau empat pertanyaan untuk mernpelajari seperti apa
siswa anda. Anda dapat menyertakan pertanyaan-pertanyaan tentang hal-hal berikut
ini:
Pengetahuan mereka tentang materi pelajaran
Sikap mereka terhadap materi pelajaran
Pengalaman-pengalaman siswa yang relevan dengan materi pelajaran".
17
Keterampilan yang telah mereka dapatkan.
Latarbelakang mereka
Apa yang mereka butuhkan atau harapkan dari mata pelajaran ini.
Tulislah pertanyaan-pertanyaannya agar bisa didapatkan jawaban yang konkret.
Hindari pertanyaan yang terbuka. Misalnya. tanyakan: "Berapakah dari____ yang
berikut ini yang kalian ketahui?" Bukannya pertanyaan "Apa yang kalian ketahui
tentang___?"
2. Bagilah siswa menjadi kelompok tiga orang (trio) atau empat orang
(kuartet) (tergantung Jumlah pertanyaan yang telah anda buat, Beri setiap siswa satu
dari masing-masing pertanyaan penilaian. Mintalah dia untuk mewawancarai siswa
lain dalani kelompok dan dapatkan (serta catat) jawaban atas pertanyaan yang
diberikan kepadanya.
3. Kumpulkan kembali siswa dalam sub-sub kelompok yang telah diberi
pertanyaan yang sama. Sebagai contoh. Jika terdapat 18 siswa, buatlah menjadi
kelompok-kelompok tiga orang. 6 dari mereka akan mendapatkan pertanyaan yang
sama.
4. Perintahkan tiap sub kelompok untuk menyatukan data mereka dan
mengikhtisarkannya. Kemudian perintahkan tiap sub kelompok untuk melaporkan
kepada seluruh siswa apa yang telah mereka pelajari satu sama lain.
VARIASI
1. Perintahkan siswa untuk menyusun pertanyaan mereka sendiri.
2. Dengan mengguhakan pertanyaan yang sama. pasangkan siswa dan
perintahkan mereka untuk mewawancarai satu sama lain. (Variasi ini cocok bila
anda menangani kelas dengan jumlah siswa yang besar.)
13. Pertanyaan yang Dimiliki Siswa
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan cara yang tidak membuat siswa takut untuk mempelajari apa yang
mereka dibutuhkan dan diharapkan. Cara ini memanfaatkan tehnik yang
mengundang partisipasi melalui penulisan, bukannya pembicaraan.
18
PROSEDUR
1. Berikan kartu indeks kosong kepada tiap siswa.
2. Perintahkan tiap siswa untuk menuliskan pertanyaan yang mereka miliki
tentang materi pelajaran atau sifat dari pelajaran yang mereka ikuti (nama tidak.
perlu dicantumkan). Sebagai contoh, seorang siswa dapat bertanya: "Bagaimana
perbedaan Aljabar II dengan Aljabar I? Atau "Apakah pada akhir dari pelajaran ini
siswa diwajibkan membuat karya tulis?"
3. Bagikan kartu tersebut ke seluruh kelompok searah jarum jam. Ketika
masing-masing kartu dibagikan kepada siswa berikutnya. dia harus membacanya
dan memberi tanda centang pada kartu itu jika berisi pertanyaan yang merupakan
persoalan yang dihadapi siswa yang membacanya
4. Ketika semua kartu siswa kembali kepada pemiliknya, tiap siswa harus
meninjau semua "pertanyaan" kelompok. Sampai di sini, kenali pertanyaan yang
menerima banyak suara (tanda centang). Berikan jawaban kepada masing-masing
pertanyaan ini dengan (a) memberlkan jawaban yang langsung dan singkat; (b)
menunda pertanyaan hingga waktu yang lebih tepat; atau (c) mengemukakan bahwa
untuk saat ini anda belum mampu menjawab pertanyaan atau persoalan ini (janjikan
jawaban secara pribadi, jika memungkinkan).
5. Perintahkan siswa untuk berbagi pertanyaan mereka secara sukarela.
sekalipun pertanyaan mereka itu tidak mendapatkan suara (tanda centang) paling
banyak.
6. Kumpulkan semua kartu. Kartu-kartu itu mungkin berisi pertanyaan yang
dapat anda jawab pada pelajaran atau pertemuan mendatang.
VARIASI
1. Jika kelas terlalu besar hingga waktunya tidak cukup untuk membagikan
kartu ke seluruh kelompok. bagilah kelas menjadi sub-sub kelompok dan ikuti
instruksi yang sama. Atau. kumpulkan saja kartu-kartu tersebut tanpa mengharuskan
mereka mengedarkannya ke seluruh kelas dan merespon pada satu sampel
pertanyaan.
2. Sebagai alternatif dari pengajuan pertanyaan pada kartu indeks,
perintahkan siswa untuk menuliskan harapan dan/atau keprihatinan mereka tentang
19
mata pelajaran ini, topik yang mereka harapkan akan dibahas oleh anda. atau aturan
dasar untuk pertisipasi kelas yang mesti mereka dipatuhi.
20
14. Penilaian Instan
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan strategi yang menyenangkan dan tidak mengancam untuk
mengetahui siswa anda. Anda bisa menggunakannya untuk menilai "secara instan"
latar-belakang. pengalaman, sikap, harapan dan kepedulian siswa.
PROSEDUR
1. Buatlah sekumpulan kartu "responder" untuk tiap siswa. Kartu-kartu ini
bisa berisi huruf A, B, atau C untuk pertanyaan pilihan ganda, B atau S untuk
pertanyaan benar-salah, atau penilaian angka semisal 1 sampal 5. (Jika pembuatan
kartu dirasa terlalu menyita waktu, perintahkan siswa untuk membuat kartu sendiri
di tempat masing-masing).
2. Susunlah sekumpulan peryataan yang kira-kira bisa dijawab oleh siswa
dengan salah satu kartu mereka. Berikut adalah contoh untuk tiap tipe kartu
responder yang dijelaskan tadi
Saya mengambil pelajaran ini karena
a. Diharuskan.
b. Sangat tertarik dengan pelajaran ini
c. Sepertinya mudah.
Saya khawatir kalau-kalau akan kesulitan mengikuti pelajaran ini. Benar
atau salah?
Saya yakin bahwa pelajaran ini akan bermanfat bagi saya di masa depan.
1________2________3________4________5
Sangat tidak Sangat
Setuju Setuju
Anda dapat membuat pernyataan-pernyataan serupa tentang pengetahuan, sikap, dan
pengalaman siswa.
3. Bacalah peryataan pertama dan perintahkan siswa untuk menjawab
dengan memegang kartu pilihan mereka.
4. Nilailah dengan cepat tanggapan siswa. Perintahkan sejumlah siswa
untuk mendiskusikan alasan pilihan mereka.
5. Lanjutkan dengan pernyataan-pernyataan yang tersisa.
21
VARIASI
1. Sebagai ganti penggunaan kartu. perintahkan siswa untuk berdiri ketika
pilihan mereka diumumkan.
2. Gunakan sistem tunjuk jari, namun tambahkan unsur yang menarik
dengan meminta siswa untuk mengangkat kedua tangan bila mereka sangat setuju
dengan sebuah jawaban.
15. Sampel Perwakilan
URAIAN SINGKAT
Adakalanya jumlah siswa dalam kelas sedemikian banyaknya dan mustahil untuk
segera memahami siapa saja mereka ini. Prosedur ini memungkinkan anda untuk
menarik sampel perwakilan siswa dari seluruh kelas dan mengetahuinya dengan
mewawancarai mereka di depan kelas
PROSEDUR
1. Jelaskan bahwa anda ingin mengenal semua siswa di kelas, namun tugas
ini akan memakan banyak waktu.
2. Ingat bahwa cara yang lebih cepat untuk melakukannya adalah dengan
membentuk sampel kecil siswa yang mewakili sejumlah keragaman di kelas.
3. Jelaskan beberapa hal yang membedakan siswa. Perintahkan agar
anggota pertama dari "sampel perwakilan kelas" untuk menjadi relawan siswa
(siswa yang ditunjuk untuk diberi tugas). Bila siswa itu mengangkat tangan, ajukan
beberapa pertanyaan untuk mengetahui siswa Itu dan memahami harapan,
ketrampllan, pengalaman, latarbelakang, pendapatnya.
4. Setelah mendengar jawaban dari relawan pertama, perintahkan relawan
kedua yang berbeda dalam beberapa hal dari relawan pertama.
5. Teruskan meminta beberapa siswa untuk menjadi relawan (anda yang
memutuskan jumlahnya) yang berbeda dari mereka yang telah diwawancarai
sebelumnya.
VARIASI
22
1. Tatalah meja dan kursi agar cocok untuk diskusi panel. Perintahkan tiap
anggota sampel perwakilan untuk bergabung dalam panel setelah dia diwawancarai.
Bila panel telah lengkap, ajukan pertanyaan panel secara keseluruhan tentang
harapan, ketrampilan, pengalaman kerja. latarbelakang. pendapat mereka dan/atau
perintahkan siswa yang lain untuk juga mengajukan pertanyaan.
2. Perintahkan siswa lain untuk menemui anda di luar kelas dan di
pertemuan berikutnya agar anda bisa lebih mengenalnya. Jika memungkinkan,
lakukan penggiliran pertemuan agar anda bisa bertemu dengan semua siswa.
16. Persoalan Pelajaran
URAIAN SINGKAT
Siswa biasanya memiliki persoalan terhadap pelajaran yang mereka ikuti untuk
pertamakalinya, khususnya jika pelajaran ini menggunakan cara belajar aktif.
Aktivitas ini memungkinkan diungkapkan dan didiskusikannya persoalan-persoalan
tersebut secara bebas tapi sopan.
PROSEDUR
1. Jelaskan kepada siswa bahwa mereka mungkin memiliki persoalan
dengan materi pelajaran. Persoalan itu boleh jadi mencakup hal-hal berikut ini:
Seberapa sulit atau seberapa lamakah tugas-tugasnya nanti
Bagaimana cara berpartisipasi secara bebas dan nyaman
Bagaimana siswa akan berperan dalam kelompok kecil.
Seberapa siapkah gurunya.
Akses terhadap materi bacaan.
Jadwal mata pelajaran.
2. Buatlah daftar wilayah persoalan ini di papan tulis. Dapatkan persoalan
lain dari siswa.
3. Susunlah prosedur pemungutan suara yang memungkinkan siswa untuk
memilih tiga atau empat persoalan umum yan palig umum dihadapi
4. Bentuklah kelas menjadi tiga atau empat sub kelompok. Perintahkan tiap
kelompok untuk menjabarkan salah satu persoalan yang dihadapi. Perintahkan
23
mereka untuk sejelas mungkin dalam memaparkannya.
5. Perintahkan sengap kelompok untuk mengikhtisarkan diskusinya untuk
seluruh kelas. Mintalah reaksi atau tanggapan mereka.
VARIASI
1. Perintahkan kelompok untuk memikirkan beberapa solusi yang menurut
mereka bisa dilakukan oleh siswa ataupun guru untuk mengatasi persoalan mereka.
2. Sebagai alternatif dari diakhrinya kegiatan dengan laporan kelompok,
buatlah diskus panel atau terbuka (baca "Sepuluh Metoda untuk Mendapatkan
Partislpasi Kapanpun," pada halaman 22.)
Strategi Pelibatan Belajar LangsungCara lain untuk menjadikan siswa aktif dari awal adalah dengan menggunakan
strategi-strategi berikut. Strategi itu dirancang untuk mengenalkan siswa terhadap
mata pelajaran guna membangun minat, menimbulkan rasa ingin tahu, dan
merangsang mereka untuk berfikir. Siswa tidak bisa berbuat apa-apa jika pikiran
mereka - atau jika "komputer" mereka - tidak di"on"kan! Banyak guru yang
membuat kesalahan dengan mengajar terlalu awal - yakni sebelum siswa merasa
terlibat dan siap secara mental. Penggunaan beberapa Strategi berikut ini akan
mengoreksi kecenderungan ini.
17. Berbagi Pengetahuan Secara Aktif
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan cara bagus untuk mengenalkan siswa kepada materi pelajaran yang
anda ajarkan. Anda juga dapat menggunakannya untuk menilaiungkat pengetahuan
siswa sembari melakukan kegiatan pembentukan tim. Cara ini cocok pada segala
ukuran kelas dan dengan niateri pelajaran apapun.
PROSEDUR
1. Sediakan daftar pertanyaan yang terkait dengan materi pelajaran yang
akan anda ajarkan. Anda dapat menyertakan beberapa atau semua dari kategori-
kategori berikut ini:
24
Kata-kata untuk didefinisikan (misalnya. "Apa arti arnblvalen”?)
Pertanyaan pilihan ganda mengenal fakta atau konsep (misalnya. “Tes
psikologi baru absah jlka ia (a) secara konsisten mengukur atribut dan (b)
mengukur apa yang memang hendak ia ukur.")
Orang yang hendak diidentifikasi (misalnya, "Siapakah George
Washington Carver?")
Pertanyaan-pertanyaan tentang tindakan yang bisa • diambil oleh
seseorang dalam situasi tertentu (misalnya, "Bagaimana anda mendaftarkan diri
untuk mendapatkan hak pilih?").
Kailmat tidak lengkap (misalnya, "_____ mengidentifikasi kategori dasar
dari tugas yang dapat kailan kerjakan menggunakan:program computer”
Sebagai contoh, seorang guru sejarah dapat mernulai pengajarannya tentang abad
ke-20 dengari membagikan kuis berikut ini:
a. Apa yang terjadi dalam tahun-tahun berikut ini: 1928, 1945,
1965, 1998.?
b. Kenali nama-nama berikut ini:
Mussolini
Chamberlain
Trotsky
Mao
McCarthy (Joseph dan Eugene)
c. Menurut pendapat kalian, peristiwa terpenting apakah yang
terjadi dalam abad ke-20?
2. Perintahkan siswa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu sebaik
yang mereka bisa.
3. Kemudian perintahkan mereka untuk menyebar di dalam ruangan,
mencari siswa yang dapat menjawab pertanyaan yang mereka sendiri tidak tahu cara
menjawabnya. Doronglah siswa untuk saling membantu.
4. Perintahkan mereka untuk kembali ke tempat semula dan bahaslah
jawaban yang mereka dapatkan. Isilah jawaban yang tak satupun siswa bisa
menjawabnya. Gunakan informasi ini sebagai cara untuk memperkenalkan topik-
topik penting dalam mata pelajaran anda.
VARlASI
25
1. Berikan satu lembar kartu indeks kepada tiap siswa. Perintahkan mereka
untuk menuliskan satu informasi yang menurut mereka akurat tentang materi yang
diajarkan. Suruhlah mereka untuk berpencar di dalam kelas, berbagi pendapat
tentang apa yang mereka tuliskan pada kartu tersebut. Doronglah mereka untuk
menuilskan informasi baru yang dikumpulkan oleh siswa lain. Bila mereka, sudah
kembali ke kelompok masing-masing, bahaslah informasi yang berhasil
dikumpulkan.
2. Gunakan pertanyaan opini, bukannya pertanyaan faktual. atau gabungkan
pertanyaan faktual dengan pertanyaan opini.
18. Merotasi Pertukaran Pendapat Kelompok Tiga Orang
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan cara terperinci bagi siswa untuk mendiskusikan permasalahan dengan
sebagian (dan biasanya memang tidak semua) teman sekelas mereka. Pertukaran
pendapat ini bisa dengan mudah diarahkan kepada materi yang akan diajarkan di
kelas.
PROSEDUR
1. Susunlah beragam pertanyaan yang dapat membantu siswa memulai
diskusi tentang isi materi pelajaran. Gunakan pertanyaan yang tidak memiliki
jawaban benar-salah.
Sebagai contoh, seorang guru Bahasa Inggris boleh jadi akan bertanya:
Apa. yang kalan sukai tentang drama Shakespeare? Kalau, kalian tidak
menyukainya, kenapa?
Mengapa. Shakespeare dianggap sebagai salah. satu. dramawan terbesar
sepanjang waktu?
Pilih salah satu dan drarnawan atau sineas abad ke-19 atau ke-20. Bagaimana
kalian membandingkannya dengan Shakespeare?
2. Bagilah siswa menjadi kelompok tiga orang (trio). Aturlah kelompok
trio tersebut di dalam ruang kelas agar masing-masing bisa melihat dengan jelas trio
yang di sisi kanan dan di sisi kirinya, Formasi kelompok-kelompok trio itu secara
keseluruhan bisa berbentuk bundar atau persegi.
26
3. Berikan tiap trio sebuah pertanyaan pembuka (pertanyaan yang sama
untuk masing-masing trio) untuk dibahas. Pilihlah pertanyaan yang paling ringan
yang telah anda susun untuk memulai pertukaran pendapat kelornpok-kelompok trio
itu, Anjurkan agar tiap siswa di dalam kelompok mendapat giliran menjawab
pertanyaan.
4. Setelah diskusi berjalan dalam waktu yang cukup, perintahkan masing
masing kelompok untuk memberikan angka 0,1. atau 2 kepada tiap-tiap anggotanya.
Arahkan siswa yang benomor 1 untuk berpindah ke kelompok trio satu searah jarum
jam. Perintahkan siswa yang bernomor 2 untuk berpindah ke kelompok trio dua
searah jarum jam. Perintahkan siswa yang bemomor 0 (nol) untuk tetap di ternpat
duduknya karena ia adalah anggota tetap dan kelompok trio mereka. Suruh mereka
mengangkat tangan tinggi-tinggi sehingga siswa yang telah berpindah bisa
menemukan mereka. Hasilnya adalah komposisi kelompok trio yang sepenuhnya
baru.
5. Mulailah pertukaran pendapat baru dengan pertanyaan baru. Naikkan
tingkat kesulitan atau "tingkat ancaman" dari pertanyaan manakala anda memulai
babak baru.
6. Anda bisa merotasi trio-trio itu sebanyak pertanyaan yang anda miliki
dan waktu diskusi yang tersedia. Gunakan selalu prosedur rotasi yang sama. Sebagai
contoh, pada pertukaran trio sebanyak tiga rotasi, tiap siswa akan bertemu dengan
enam siswa yang lain.
VARIASI
1. Setelah masing-masing babak pertanyaan. Segeralah meminta jawaban
dari seluruh kelompok sebelum merotasi siswa ke kelompok trio baru.
2. Gunakan pasangan atau kuartet sebagai alternatif dari trio.
19. Kembali ke Tempat Semula
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan cara yang cukup dikenal untuk menyertakan gerakan fisik pada awal
pelajaran. Strategi ini cukup fleksibel untuk digunakan pada beragam akuvitas yang
27
dirancang untuk menstimulir minat awal terhadap mata pelajaran anda.
28
PROSEDUR
1. Tempelkan sejumlah tanda di seluruh dinding kelas. Anda dapat
menggunakan dua tanda untuk menciptakan pilihan dikotomis atau beberapa tanda
untuk menyediakan lebih banyak pilihan.
2. Tanda-tanda ini bisa menunjukkan beragam preferensi:
Topik atau keterampilan yang menarik bagi siswa (misalnya,
pengolahan kata, penyimpanan data).
Pertanyaan tentang materi pelajaran (misalnya, "Bagaimana cara
kerja mesin turbo?")
Beberapa solusi yang berbeda terhadap persoalan yang sama
(misalnya, hukuman mati versus hukuman seumur hidup)
Nilai-nilai yang berbeda (misalnya, uang, ketenaran, keluarga)
Karakteristik atau gaya kepribadian yang berbeda (misalnya,
auditori, visual, kinestetik)
Berbagai penulis atau orang-orang terkenal di bidangnya (misalnya,
Thomas Jefferson, Franklin Delano Roosevelt, John F. Kennedy)
Kutipan peribahasa, atau pasal di dalam naskah yang berbeda
(misalnya. "Hormatilah Ibu dan Ayahmu" versus "Hak Bertanya")
3. Perintahkan siswa untuk melihat tanda-tanda tersebut dan memilih
salah satunya. Sebagai contoh, beberapa siswa mungkin lebih tertarik pada
pengolahan kata ketimbang penataan data Suruh mereka menunjukkan preferensi
(kelebihsukaan) dengan beranjak menuju tempat di ruang kelas di mana tanda
pilihan mereka ditempelkan.
4. Perintahkan sub-sub kelompok yang telah terbentuk untuk
mendiskusikan alasan mereka menempatkan diri pada tanda yang mereka pilih.
Mintalah perwakilan dari tiap kelompok untuk mengikhtisarkan alasan mereka.
VARIASI
1. Pasangkan siswa yang preferensinya berbeda dan perintahkan mereka
untuk memperbandingkan pandangan mereka. Atau buatlah panel diskusi dengan
perwakilan dari tiap kelompok preferensi.
2. Perintahkan tiap kelompok preferensi untuk membuat presentasi,
membuat iklan atau menyiapkan sebuah lakon atau drama singkat yang
memperagakan preferensi mereka.
29
20. Menyemarakkan Suasana Belajar
URAIAN SINGKAT
Sebuah kelas bisa dengan cepat mewujudkan iklirn belajar informal yang santai
dengan meminta siswa menggunakan humor kreatif tentang materi pelajaran yang
tengah diajarkan. Strategi ini tidak hanya akan membuat siswa berhumor ria,
namunjuga berfilkir.
PROSEDUR
1. Jelaskan kepada siswa bahwa anda ingin melakukan latihan pembuka yang
menyenangkan dengan mereka sebelum beranjak ke hal-hal serius dalam materi
yang diajarkan.
2. Bagilah siswa menjadi sub-sub kelompok. Beri mereka tugas yang secara gamblang
meminta mereka membuat sesuatu yang lucu pada topik, konsep atau persoalan
penting dalam materi yang anda ajarkan.
3. Contohnya antara lain:
Pemerintah: Buatlah uraiah tentang pemerintahan yang paling kejam sekaligus
paling bobrok yang bisa kita bayangkan.
Matematika: Susunlah sebuah daftar berisi cara-cara penghitungan matematis
yang paling tidak efisien
Kesehatan: Buatlah menu makanan yang sama sekali tidak bergizi.
Tehnik: Buatlah disain jembatan yang gampang ambruk.
4. Perintahkan sub-sub, kelompok untuk menyajikan "kreasi" mereka. Beri tepuk
tangan.
5. Tanyakan: "Apa yang kalian pelajari tentang materi pelajaran kita dari latihan
ini?"
VARIASI
1. Pengajar dapat membuat lelucon tentang materi pelajaran dengan kreasinya sendiri.
2. Buatlah pretest pilihan ganda tentang materi yang akan anda ajarkan. Tambahkan
humor pada butir pilihan gandanya. Untuk tiap pertanyaan, perintahkan siswa untuk
memilih jawaban yang menurut mereka merupakan jawaban yang tidak mungkin
benar.
30
21. Bertukar PendapatURAIAN SINGKAT
Kegiatan ini bisa digunakan untuk menstimulasi keterlibatan siswa dalam pelajaran
yang akan anda sampaikan. Kegiatan ini juga mengingatkan siswa untuk
mendengarkan secara cermat dan membuka diri terhadap bermacam pendapat.
PROSEDUR
1. Berikan label nama kepada tiap siswa. Perintahkan siswa untuk
menuliskan nama mereka pada label dan mengenakannya.
2. Perintahkan siswa untuk berpasangan dan memperkenalkan diri kepada
siswa lain. Kemudian perintahkan pasangan-pasangan tersebut untuk berbagi
pendapat tentang jawaban atas pertanyaan atau pernyataan provokatif yang
memancing opini mereka tentang persoalan seputar materi yang anda ajarkan.
Contoh pertanyaannya adalah: "Apa batasan bagi imigrasi asing?"
Contoh pernyataannya adalah: "Injil merupakan kitab suci."
3. Ucapkan, "kerjakan sekarang", dan arahkan siswa untuk bertukar label
nama atau tanda pengenal mereka dengan pasangannya dan kemudian menemui
siswa lain. Perintahkan siswa, bukannya untuk memperkenalkan diri. melainkan
berbagi pendapat dari siswa yang merupakan pasangan sebelumnya (yakni siswa
yang label/tanda pengenalnya ia kenakan sekarang.)
4. Selanjutnya, perintahkan siswa untuk berganti label nama lagi dan
mencari siswa lain untuk diajak bicara," dan berbagi pendapat dari siswa yang tanda
pengenalnya la kenakan sekarang.
5. Lanjutkan proses itu hingga sebagian besar siswa telah saling bertemu.
Kemudian katakan kepada tiap siswa untuk mendapatkan kembali label namanya
sendiri.
VARIASI
1. Gunakan proses pertukaran label nama ini sebagai pengantar pergaulan
dengan menginstruksikan siswa untuk bertukar informasi latarbelakang mereka
sendiri, sebagai ganti pertukaran pendapat tentang pertanyaan atau pernyataan
provokatif.
31
2. Hilangkan pertukaran label nama. Sebagai gantinya, perintahkan siswa
untuk terus menemukan siswa lain, dan mendengarkan selalu pertanyaan atau
pernyataan yang anda berikan.
22. Benar atau Salah?
URAIAN SINGKAT
Aktivitas kerjasama ini juga segera menstlrnulasi keterlibatan tcrhadap pengajaran
yang anda lakukan. Kegiatan ini meningkatkan pembentukan tim. pertukaran
pendapat, dan pembelajaran langsung.
PROSEDUR
1. Susunlah sebuah daftar pernyataan yang terkait dengan materi pelajaran
anda, yang setengahnya benar dan setengahnya salah. Sebagai contoh, pernyataan
"Mariyuana bisa menimbulkan kecanduan" adalah benar. dan pernyataan, "Alkohol
merupakan obat perangsang" adalah salah; Tuils tiap pernyataan pada kartu indeks
yang terpisah. Pastikan jumlah kartunya sesuai dengan jumlah siswa yang hadir.
(Jika siswa yang hadir jumlahnya ganjil, pilihliah satu kartu untuk anda sendiri.)
2. Bagikan satu kartu untuk satu siswa. Katakan kepada siswa bahwa misi
mereka adalah menentukan kartu mana yang benar (berisi pernyataan benar) dan
mana yang salah. Jelaskan bahwa mereka bebas memilih cara apapun yang
mereka inginkan dalam menyelesaikan tugas ini.
3. Bila para siswa sudah selesai, perintahkan agar setiap kartu dibaca dan
mintakan pendapat siswa tentang benar atau salahkah pernyataan tersebut. Beri
kesempatan munculnya pendapat minoritas.
4. Berikan umpan balik tentang masing-masing kartu, dan catat cara-cara
siswa dalam bekerjasama menyelesaikan tugas ini.
5. Tunjukkan bahwa dalam pelajaran ini diperlukan keterampilan tim yang
positif karena hal ini menunjukkan kegiatan belajar yang sifatnya aktif.
VARIASI
1. Sebelum dimulainya kegiatan, rekrutlah beberapa siswa sebagai
pengamat. Mintalah agar mereka memberikan umpan balik tentang kualitas kerja
tim yang berlangsung.
32
2. Sebagai ganti pernyataan faktual, buatlah daftar opini dan tempatkan tiap
opini pada sebuah kartu indeks. Bagikan kartu tersebut dan mintalah siswa agar
berupaya mencapai mufakat tentang reaksi mereka terhadap tiap opini. Mintalah
mereka supaya menghargai pendapat minoritas.
23. Bertanggung jawab terhadap Matapelajaran
URAIAN SINGKAT
Rancangan ini memberi peluang bagi siswa untuk memikirkan dan mengakui
tanggungjawab Individual mereka dalam kegiatan belajar aktif di kelas
PROSEDUR
1. Buatlah salinan dari kontrak berikut ini:
Saya memahami bahwa dalam pelajaran ini saya akan mempelajari tentang - (diisi
dengan matapelajaran). Tujuan dari mata pelajaran ini adalah - (diisi dengan tujuan
anda). Saya berpegang pada tujuan ini dan akan berupaya keras mengerjakan hal-hal
berikut ini:
Menggunakan waktu saya di kelas untuk mendukung tujuan ini melalui
partisipasi dalam kegiatan.
Bertanggungjawab atas kegiatan belajar saya sendiri dan tidak akan menunggu
siapapun untuk memovasi saya.
Membantu siswa lain memaksimalkan belajar mereka dengan mendengarkan apa
yang harus mereka katakan dan menawarkan tanggapan positif.
Memikirkan, meninjau, dan menerapkan apa yang telah saya pelajari di luar
kelas.
Tanda tangan Tanggal
2. Berjanilah bersama-sama siswa untuk melakukan apapun semampu kita
guna menjadikan mata pelajaran ini sebagai pengalaman belajar yang efektif.
3. Bagikan salinan kontrak atau perjanjian itu dan mintalah mereka supaya
membacanya. Jelaskan bahwa anda tidak bisa menjamin pencapaian tujuan mata
pelajaran tanpa upaya dan komitmen mereka untuk belajar aktif. Perintahkan
mereka untuk mempertimbangkan ke-seriusan bekerjasama dengan
mau,menandatangani kontrak tertulis itu.
4. Sediakan waktu untuk berdiskusi dan berfikir. Jelaskan bahwa siswa
33
harus mematuhi kontrak yang mereka tandatangani. Pasrahkan kepada siswa apakah
mereka akan menandatanginya atau tidak.
34
VARIASI
1. Sediakan pernyataan tertulis tentang tanggungjawab anda dalam
pelajaran ini. Pertimbangkan beberapa dari hal-hal berikut ini:
Dengarkan secara aktif apa yang mesti dikatakan siswa.
Bersikaplah mendukung upaya siswa untuk mengambil resiko belajar.
Variasikan metoda mengajar anda.
Mulai dan akhirilah pelajaran secara tepat waktu.
Bagikan materi atau buku ajar yang mudah dibaca.
Bersikaplah terbuka terhadap pendapat siswa.
Sediakan instrumen visual.
2. Perintahkan siswa untuk mengemukakan apa yang mereka harapkan
tentang perilaku anda sebagai pengajar.
Bagaimana Membantu Siswa Mendapatkan Pengetahuan, Ketrampilan, dan Sikap
Secara Aktif
Jika strategi-strategi yang disajikan dalam bagian sebelumnya merupakan "hidangan
pembuka" untuk kegiatan belajar aktif. strategi-strategi yang akan segera
diperkenalkan kepada anda merupakan "entri"-nya. Pendidikan di segala jenjang
pada umumnya dimaksudkan untuk mendapatkan pengetahuan. ketrampilan, dan
sikap. Pembelajaran kognitif (pengetahuan) mencakup pemerolehan informasi dan
konsep. Pembelajaran ini tidak hanya berkenaan dengan pemahaman bahan ajar,
namun juga dengan analisis dan penerapannya pada situasi baru. Pembelajaran
perilaku (ketrampilan) mencakup pengembangan kompetensi pada kemampuan
siswa dalam mengerjakan tugas, memecahkan masalah. dan mengungkapkan
pendapat. Pembelajaran afektif (sikap) mencakup pengkajian dan penjelasan tentang
perasaan dan preferensi. Siswa dilibatkan dalam menilai diri mereka sendiri dan
hubungan pribadi mereka terhadap materi pelajaran. Bagaimana pengetahuan,
ketrampilan, dan sikap yang didapatkan bisa menimbulkan segenap perbedaan pada
diri mereka? Akankah ini dilakukrn secara pasif ataukah aktif?
Pembelajaran aktif atas informasi, ketrampilan, dan sikap berlangsung melalui
proses penyelidikan atau proses bertanya. Siswa dikondisikan dalam sikap mencari
bukan sekadar menerima (reaktif). Dengan kata lain, mereka mencari jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada mereka atau pertanyaan-pertanyaan
35
yang mereka ajukan sendiri. Mereka mengupayakan pemecahan atas permasalahan
yang diajukan oleh guru. Mereka tertarik untuk mendapatkan informasi atau
menguasai ketrampilan guna'menyelesaikan tugas yang diberikan kepada mereka.
Dan mereka dihadapkan pada persoalan yang membuat mereka tergerak untuk
mengkaji apa yang mereka nilai dan yakni. Semua ini terjadi bila siswa dilibatkan
dalam tugas dan kegiatan yang secara halus mendesak mereka untuk berfikir,
bekerja, dan merasa. Kita dapat membuat jenis-jenis kegiatan ini dengan
menggunakan banyak strategi yang akan kita jumpai dalam bahasan ini. Bahasan ini
dibagi menjadi beberapa bagian:
KEGIATAN BELAJAR DALAM SATU KELAS-PENUH
Bagian ini membahas cara-cara untuk menjadikan pengajaran yang dibimbing oleh
guru lebih interaktif. Anda akan menjumpai strategi-strategi untuk menyajikan
informasi dan gagasan yang melibatkan siswa secara metal.
MENSTIMULASI DISKUSI
Bagian ini menggali cara-cara untuk mengidentifkkan dialog dan debat tentang
persoalan-persoalan utama, dalam materi yang anda ajarkan. Anda akan menjumpai
sejumlah strategi yang mendorong partisipasi aktif dan menyeluruh dari siswa
PENGAJUAN PERTANYAAN
Bagian ini membahas cara membantu siswa agar mau mengajukan pertanyaan. Anda
akan menjumpai strategi-strategi yang memungkinkan siswa merumuskan
pertanyaan yang diajukan yang menjelaskan apa.yang telah anda ajarkan kepada
mereka.
BELAJAR BERSAMA
Bagian ini menyajikan cara-cara untuk merancang tugas belajar yang dikerjakan
oleh siswa dalam kelompok kecll. Anda akan menjumpai strategi-strategi yang
mendorong kerjasama dan saling ketergantungan di antara siswa.
PENGAJARAN SESAMA SISWA
Bagian ini membahas cara-cara yang memungkinkan siswa untuk mengajar satu
sama lain.
36
BELAJAR SECARA MANDIRI
Bagian ini terkait dengan aktivitas belajar yang dilakukan oleh siswa secara
individual dan pribadi. Anda akan menjumpai strategi-strategi untuk rneningkatkan
tanggungjawab siswa dalam menerapkan cara belajar mereka sendiri.
PEMBELAJARAN AFEKTIF
Bagian ini membahas peritang siswa dalam memahami perasaan. nilai-nilai dan
sikap mereka. Anda akan menjumpai strategi-strategi untuk memfasilitasi
pemahaman diri dan penjelasan nilai.
PENGEMBANGAN KETRAMPILAN
Bagian ini membahas tentang ketrampilan mempelajari dan mempraktikkan – baik
teknis maupun non-teknis. Anda akan menjumpai strategi-strategi untuk memacu
perkembangan ketrampilan awal dan penerapannya.
Kegiatan Belajar dalam Satu Kelas-PenuhStrategi di bagian ini dirancang untuk memajukan pengajaran satu kelas penuh.
Seperti yang akan anda baca penyampaian pelajaran dengan metoda ceramah pun
bisa dijadikan aktif dengan memanfaatkan berbagai macam tehnik. Anda juga akan
menjumpai cara-cara untuk mengkritisi tayangan video dan penampilan pre-senter
tamu. Terakhir, anda akan menjumpai cara-cara baru untuk mengajarkan konsep dan
gagasan yang sulit sehingga siswa bisa memahaminya secara maksimal
24. Pikiran yang Penuh Tanya Selalu Ingin Mengetahui
URAIAN SINGKAT
Tehnik sederhana ini menstimulasi rasa ingin tahu siswa dengan mendorong mereka
untuk memikirkan tentang sebuah topik atau pertanyaan. Siswa lebih cenderung
mengingat suatu pengetahuan tentang materi pelajaran yang belum pernah dibahas
sebelumnya jika mereka dilibatkan semenjak awal dalam pengalaman kegiatan
belajar satu kelas penuh.
37
PROSEDUR
1. Ajukan pertanyaan yang njelimet untuk menstimulasi keingintahuan
tentang mata pelajaran yang hendak anda bahas. Pertanyaannya haruslah
merupakan pertanyaan yang menurut anda ada beberapa siswa yang
mengetahui jawabannya.
Berikut adalah beberapa contohnya:
Pertanyaan. sehari-hari ("Mengapa kita mesti membayar pajak
penghasilan?")
Cara melakukan ("Menurut pakar, seperti apakah cara-cara terbaik untuk
mengawetkan mumi?")
Definisi ("Apa lubang hitam Itu?)
Judul ("Menurut kalian, karya dramanya Ibsen, A Doll's House, berkisah
tentang apa?)
Cara kerja ("Apa yang menjadikan mobil bisa ber-jalan?").
Akibat ("Menurut kalian, bagaimana akhir dari alur cerita ini?
"Bagaimana pemecahan atas masalah ini?").
2. Doronglah siswa untuk berpikir dan membuat dugaan umum. Gunakan
frase semisal, "Coba tebak" atau "Coba jawab".
3. Jangan buru-buru memberikan tanggapan. Tampung dulu semua dugaan
siswa. Ciptakan rasa penasaran tentang jawaban yang "sesungguhnya."
4. Gunakan pertanyaan itu untuk mengarahkan siswa kepada apa yang
hendak anda ajarkan. Sertakan jawaban atas pertanyaan anda dalam penyajian materi
anda. Anda perlu memastikan bahwa siswa lebih menaruh perhatian dibanding
biasanya.
VARIASI
1. Pasangkan siswa dan perintahkan mereka untuk secara kolektif membuat
dugaan.
2. Sebagai ganti pertanyaan katakan kepada siswa apa yang hendak anda ajarkan
dan mengapa hal Itu menarik. Cobalah untuk menghangatkan tahap pengenalan ini
dengan cara seperti mengiklankan sebuah film yang akan segera ditayangkan.
38
25. Tim Pendengar
URAIAN SINGKAT
Aktivitas ini merupakan cara untuk membantu siswa agar tetap fokus dan jeli selama
berlangsungnya pengajaran berbasis ceramah. Tim pendengar merupakan
kelompok-kelompok kecil yang bertanggung jawab untuk mengklarifikasi materi
pelajaran.
PROSEDUR
1. Bagilah siswa menjadi empat tim, dan berikan tim-tim tersebut tugas
berikut:
Tim Peran Tugas
1 Penanya Setelah pengajaran berbasis-ceramah, ajukan
setidaknya dua pertanyaan tentang materi
yang dibahas.
2 Penyetuju Setelah pengajaran berbasis-ceramah,
katakan hal-hal mana yang mereka setujui (atau
dirasa membantu) dan jelaskan alasannya.
3 Pembantah Setelah pengajaran berbasis-ceramah, beri
komentar tentang hal mana yang tidak mereka
setujui (atau tidak banyak membantu) dan jelaskan
alasannya.
3. Pemberi contoh Setelah pengajaran berbasis-ceramah, berilah
contoh dan materi atau pelajaran penerapan kusus.
2. Sajikan pengajaran berbasis ceramah anda. Setelah selesai, berikan waktu
bagi tim untuk menyelesaikan - tugasnya.
3. Perintahkan tiap tim untuk menanyakan. menyetujui dan sebagainya.
Anda mesti mendapatkan lebih banyak partisipasi siswa ketimbang yang anda
bayangkan.
VARIASI
1. Buatlah peran lain. Sebagai contoh. perintahkan sebuah tim untuk
mengikhtisarkan pengajaran “berbasis-ceramah”. atau mintalah sebuah tim untuk
39
membuat pertanyaan yang menguji pemahaman siswa tentang materi pelajaran.
2. Ajukan pertanyaan-pertanyaannya terlebih dahulu, yang mana
jawabannya akan ditemukan dalam penyajian materi pelajaran. Perintahkan siswa
untuk mendengarkan dengan cermat guna mendapatkan jawabannya. Tim yang
dapat menjawab sebagian besar pertanyaan akan menang.
26. Membuat Catatan dengan Bimbingan
URAIAN SINGKAT
Dalam tehnik yang populer ini, anda menyediakan formulir atau lembar yang telah
dipersiapkan. Lembar ini menginstruksikan siswa untuk membuat catatan sewaktu
anda mengajar. Gerak fisik yang minimal seperti ini pun akan lebih melibatkan
siswa ketimbang jika kita sekadar menyediakan buku pegangan yang lengkap. Ada
bermacam metoda untuk membuat catatan secara terarah. Yang paling sederhana di
antaranya adalah mengisi bagian-bagian yang kosong.
PROSEDUR
1. Siapkan sebuah catatan yang mengikhtisarkan hal-hal utama pada
penyajian materi pelajaran anda.
2. Sebagai ganti menyediakan teks secara lengkap, kosongkan bagian-
bagian di dalamnya, dan untuk selanjutnya diisi oleh siswa.
3. Beberapa cara dalam melakukannya antara lain:
Sediakan sejumlah istilah dan definisinya, bIarkan istilah atau
definisinya kosong. ________: merupakan bentuk segilima, Oktagon: ________
Kosongkan satu atau beberapa poin.
Peran Majelis Perwakilan Roma
a. Menerapkan. undang-undang dan ketetapan yang dibuat
oleh konsul
b. ________________________
c. Menerima duta besar luar negeri.
d. ________________________
40
Kosongkan kata-kata kunci dalam paragraf pendek.
Di masa kini, manajer seringkali menghadapi permasalahan semisal rendahnya
________, tingginya________, dan________ kualitas pelayanan. Solusi
manajemen tradisional seringkali cenderung seperti________ ________, untuk
menghasilkan________ persoalan baru untuk satu persoalan yang sudah
dipecahkan.
4. Bagikan lembar kerja kepada siswa. Jelaskan bahwa anda memang sengaja
mengosongkan beberapa bagian kalimat untuk membantu mereka mendengarkan
secara aktif terhadap apa yang anda ajarkan.
VARIASI
1. Siapkan lembar kerja yang memuat sub-sub topik utama dari materi yang
anda ajarkan. Kosongkan sejumlah bagian kalimat untuk membantu pembuatan
catatan. Hasilnya akan tampak seperti ini:
Empat Jenis Masyarakat yang Tidak Adil Menurut Socrates
Timokrasi:
Oligarki:
Demokrasi:
Tirani:
[Opsionol: Setelah pemberian pelajaran, beri siswa salinan kedua dari lembar catatan
yang beberapa bagiannya dikosongkan. Tugaskan mereka untuk mengisi bagian
yang kosong itu tanpa melihat catatan.]
2. Buatlah penyajian materi pelajaran anda menjadi beberapa bagian.
Perintahkan siswa untuk mendengarkan dengan cermat sewaktu anda berbicara,
namun jangan membuat catatan. Sebagai gantinya, perintahkan mereka untuk
menulis catatan selama jeda waktu dalam penyajian materi pelajaran berbasis-
ceramah.
27. Mata Pelajaran Ala Permainan Bingo
URAIAN SINGKAT
Pelajaran bisa menjadi tidak menjemukan dan siswa akan leblh menaruh perhatian
jika anda menjadikannya dalam bentuk permainan bingo. Di sini, poin utamanya
41
didiskusikan sewaktu siswa bermain bingo.
PROSEDUR
1. Lakukan penyajian materi pelajaran berbasis-ceramah dengan 9 poin utama.
2. Susunlah kartu Bingo yang berisi poin-poin ini dalam 3X3 tumpukan.
Tempatkan satu poin yang berbeda pada tiap kotak. Jika anda memiliki kurang dari
9 poin utama, kosongkanlah beberapa kotak.
3. Buatlah beberapa kartu Bingo tambahan dengan poin utama yang sama. namun
tempatkan poin-poin itu dalam kotak yang berbeda. Hasilnya ialah bahwa hanya
sedikit sekali kartu Bingo yang serupa.
4. Bagikan kartu Bingo kepada siswa. Juga sediakan siswa dengan satu strip kartu
yang terdiri dari 9 titik wama (berdiameter sekitar setengah atau tiga perempat inci).
Jelaskan kepada siswa bahwa ketika anda tengah menyajikan materi dari poin ke
poin, mereka harus menempatkan satu titik pada kartu mereka untuk tiap poin yang
anda bahas. (Catatan: Kotak yang kosong tidak dapat ditutup dengan satu titik.).
5. Ketika siswa mengumpulkan tiga titik vertikal, horizontal, atau diagonal secara
berturut-turut, mereka akan berteriak "Bingo!"
6. Selesaikanlah penyajian materi pelajaran anda. Biarkan siswa mendapatkan
Bingo sebanyak yang mereka bisa.
VARIASI
1. Gunakan istilah atau nama-nama utama yang dijelas-kan dalam penyajian
materi anda (sebagai ganti poin utama) sebagai dasar permainan kartu Bingo. Ketika
istilah atau nama tersebut untuk pertama kallnya dijelaskan, siswa dapat
menempatkan stiker pada kotak yang sesuai.
2. Buatlah tumpukan kartu Bingo berukuran 2X2. Lanjutkan dengan
membahas beberapa poin. istilah atau nama-nama utama dalam pelajaran berbasis-
ceramah anda. Tunjukan hanya empat di antaranya pada salah satu kartu Bingo.
Cobalah untuk membuat beberapa kartu menjadi serupa dengan menyertakan
informasi yang berbeda pada tiap kartu.
28. Pengajaran Sinergis
42
URAIAN SINGKAT
Metoda ini merupakan perubahan langkah yang sesungguhnya. Metoda ini
memungkinkan para siswa yang memiliki pengalaman berbeda dalam mempelajari
materi yang sama untuk saling membandingkan catatan.
PROSEDUR
1. Bagilah kelas menjadi dua kelompok.
2. Kirimkan satu kelompok ke ruang lain untuk membaca topik yang anda
ajarkan. Pastikan bahwa materi bacaannya tertata dengan baik dan mudah dibaca.
3. Dalam pada itu, berikanlah pelajaran berbasis ceramah atau lisan tentang
materi yang sama dengan yang sedang dibaca oleh kelompok yang ada di ruang
sebelah.
4. Selanjutnya, baliklah pengalaman belajarnya. Sediakan materi bacaan
tentang topik anda untuk kelompok yang telah mendengarkan penyajian mata
pelajaran dan sediakan materi pelajaran untuk kelompok pembaca.
5. Pasangkan anggota dan tiap kelompok dan perintahkan mereka
mengikhtisarkan apa yang telah mereka pelajari.
VARIASI
1. Perintahkan setengah dari siswa untuk mendengarkan penyajian materi
pelajaran dengan mata tertutup sedangkan setengah siswa yang lain melhat
informasi visual semisal melalui OHP yang menyertai penyajian materi pelajaran
dengan telinga tertutup. Setelah penyajian materi pelajaran secara lisan tersebut usai,
perintahkan tiap kelompok untuk membandingkan catatan tentang apa yang mereka
lihat dan dengar.
2. Berikan contoh konkret tentang konsep atau teori yang hendak anda
ajarkan kepada setengah dari jumlah siswa. Jangan katakan kepada mereka tentang
konsep atau teori yang mereka gambarkan. Sajikan kepada setengah kelas konsep
atau teori itu tanpa disertai contoh. Pasangkan siswa dari kedua kelompok dan
perintahkan mereka untuk membahas pelajaran secara bersama.
43
29. Pengajaran Terarah
URAIAN SINGKAT
Dalam tehnik ini, guru mengajukan satu atau beberapa pertanyaan untuk melacak
pengetahuan siswa atau mendapatkan hipotesis atau simpulan mereka dan kemudian
memilah-milahnya menjadi sejumlah kategori. Metoda pengajaran terarah
merupakan seilngan yang mengasyikkan dl sela-sela cara pengajaran biasa. Cara ini
memungkinkan anda untuk mengetahui apa yang telah diketahui dan dipahami oleh
siswa sebelum memaparkan apa yang anda ajarkan. Metoda ini sangat berguna
dalam mengajarkan konsep-konsep abstrak.
PROSEDUR
1. Ajukan pertanyaan atau serangkaian pertanyaan yang menjajaki pemikiran
siswa dan pengetahuan yang mereka miliki. Gunakan pertanyaan yang memiliki
beberapa kemungkinan jawaban, semisal "Bagalmana kamu menjelaskan seberapa
cerdasnya seseorang?”
2. Berikan waktu yang cukup kepada bagi siswa dalam pasangan atau kelompok
untuk membahas jawaban mereka.
3. Perintahkan siswa untuk kembali ke tempat masing-masing dan catatlah
pendapat mereka. Jika memungkinkan, seleksilah jawaban mereka menjadi beberapa
kategori terpisah yang terkait dengan kategori atau konsep yang berbeda semisal
"kemampuan membuat mesin pada kategori kecerdasan. kinestetika-tubuh.
4. Sajikan poin-poin pembelajaran utama yang ingin anda ajarkan. Perintahkan
siswa untuk menjelaskan kesesuaian jawaban mereka dengan poin-poin ini. Catatlah
gagasan yang memberi mformasi tambahan bagi poin pembelajaran dari pelajaran
anda.
VARIASI
1. Jangan memilah-milah jawaban siswa menjadi daftar yang terpisah.
Sebagai gantinya, buatlah satu daftar panjang dan perintahkan mereka untuk
mengkategorikan gagasan mereka terlebih dahulu sebelum anda membandingkannya
dengan konsep yang ada di pikiran anda.
2. Mulailah pelajaran dengan tanpa kategori yang sudah ada di benak anda.
44
Cermati bagaimana siswa dan anda secara bersama bisa memilah-milah gagasan-
gagasan mereka menjadi kategori yang berguna.
45
30. Menemui Pembicara TamuURAIAN SINGKAT
Aktivitas ini merupakan cara yang baik untuk melibatkan pembicara tamu yang
tidak memiliki waktu atau keahlian untuk menyiapkan sebuah sesi pelajaran. Pada
saat bersamaan, aktivitas memberi siswa peluang untuk berinteraksi dengan pakar
pelajaran dengan cara yang unik dan mengambil peran aktif dalam menyiapkan
pernbicara tamu.
PROSEDUR
1. Undanglah pembicara tamu untuk memberi ceramah kepada siswa anda
sebagai pakar dalam pelajaran yang kini anda ajarkan. (Contoh; Pejabat pemerintah
setempat dapat mengunjungi kelas di mana anda mengajarkan tentang
kewarganegaraan atau tata-negara.)
2. Siapkan pembicara tamu dengan menjelaskan kepadanya bahwa sesi
kelas ini akan dilaksanakan layaknya konferensi pers. Agar sesuai dengan format
tersebut. pembicara mesti menyiapkan ceramah singkat atau pernyataan pembuka
dan kemudian bersiap menerima pertanyaan dari "pers."
3. Sebelum hadirya pembicara tamu, persiapkan siswa dengan
mendiskusikan bagaimana konferensi pers akan dilaksanakan, dan kemudian berilah
mereka kesempatan untuk merumuskan beberapa pertanyaan untuk diajukan kepada
pembicara.
VARIASI
1. Anda dapat memilih menghadirkan beberapa pembicara tamu dalam
waktu bersamaan dan melakukan diskusi meja bundar. Tempatkan tiap tamu pada
meja di bagian depan kelas atau pada deretan kursi yang ditata melengkung agar bisa
berbagi informasi dan pengalaman dengan kelompok kecIl. Anggota kelompok akan
diberi kesempatan untuk berinteraksi dengan pembicara tamu dengan mengajukan
pertanyaan dalam suasana yang lebih santai. Bagilah sesi pelajaran menjadi
sejumlah babak. Tentukan panjang waktu masing-masing babak sesuai dengan
waktu yang tersedia dan jumlah tamu-nya. Pada umumnya, 10 atau 15 menit untuk
tiap babak sudah memadai. Arahkan kelompok kecil untuk mengalihkan pertanyaan
dari satu pembicara tamu ke pembicara berikutnya sesuai dengan beralihnya babak.
2. Undanglah sejumlah siswa yang sebelumnya pemah mengikuti pelajaran
anda untuk menjadi pembicara "tamu."
46
31. Mempraktikkan Materi yang Diajarkan
URAIAN SINGKAT
Adakalanya sejumlah konsep atau prosedur masih belum bisa dipahami. betapapun
gamblangnya penjelasan verbal atau visual yang anda berikan. Satu cara untuk
rnembantu membangun gambaran tentang materi yang diajarkan adalah dengan
meniinta sejumlah siswa untuk mempraktikkan atau menerapkan prosedur yang
anda jelaskan.
PROSEDUR
1. Pilihlah sebuah konsep (atau sejumlah konsep terkait) atau prosedur yang
bisa digambarkan dengan memperagakannya. Beberapa contohnya meliputi:
Penyusunan kalimat.
Menemukan persamaan.
Sirkulasi jantung
Arsitektur gotik
2. Gunakan salah satu dari beberapa metoda berikut ini:
Perintahkan beberapa siswa untuk maju ke depan kelas dan tugaskan mereka
untuk mensimulasikan aspek fisik dari konsep atau prosedur yang tengah anda
terangkan.
Buatlah kartu besar yang mencantumkan bagian-baglan dari suatu prosedur
atau konsep. Berikan kartu-kartu itu kepada sejumlah siswa. Tempatkan siswa
yang memegang kartu tersebut sedemikian rupa agar kartu itu berurutan dengan
benar.
Buatlah drama yang meminta siswa memperagakan materi yang anda ajarkan.
Tunjuklah beberapa siswa untuk mempraktikkan prosedur itu setahap demi
setahap.
3. Diskusikan drama pembelajaran yang telah anda buat. Kemukakan inti
pengajaran apapun yang ingin anda sampaikan.
VARIASI
1. Rekamlah sekolompok siswa yang memperagakan konsep atau prosedur tersebut
menggunakan kamera video dan perlihatkan kepada seluruh siswa.
2. Perintahkan siswa untuk membuat tata cara .memperagakan konsep atau prosedur
47
tanpa arahan dari anda.
32. Yang Manakah Kelompok Saya?
URAIAN SINGKAT
Aktivitas ini menawarkan pendekatan baru untuk membantu siswa mempelajari
materi kognitif. Dengan menerapkan tayangan permainan lama di televisi, siswa
berkesempatan untuk membahas materi yang baru saja diajarkan dan menguji satu
sama lain untuk memperkuat ingatan akan pelajaran anda.
PROSEDUR
1. Bagilah siswa menjadi dua tim atau leblh.
2. Tulislah salah satu dari yang berikut ini pada slip kertas yang berbeda:
Saya: (beri nama orang) misal. Saya Karl Marx
Saya: (beri nama kejadian) misal. Saya "gerhana bulan."
Saya: (beri nama teori) misal, Saya "Darwinisme."
Saya: (beri nama konsep) misal, Saya "inflasi."
Saya: (beri nama keahlian) misal, Saya "manuverHeimlich
Saya: (beri nama kutipan) misal, Saya "ada atau tiada"
Saya: (beri nama rumus) misal, Saya adalah e=mc2”.
3. Masukkan slip kertas ke dalam sebuah kotak, dan perintahkan tiap tim untuk
memilih satu slip. Slip yang dipilh menunjukkan identitas dari tamu misteri.
4. Berikan tim waktu lima menit kepada tim untuk mengerjakan tugas berikut:
Memilih anggota tim untuk menjadi "tamu misteri."
Persiapkan pertanyaan yang akan di ajukan dan pikirkan cara menjawabnya.
5. Pilihlah tim yang akan menghadirkan tamu misteri pertama.
6. Buatlah panel siswa dari tim lain (dengan metoda apapun yang anda pilih).
7. Mulailah permainan. Perintahkan tamu misteri untuk mengemukakan
kategorinya (orang, kejadian, dll). Para panelis mengambil giliran mengajukan
pertanyaan ya- atau -tidak tentang tamu misteri hingga salah satu panelis dapat
mengenali si tamu misterius itu.
8. Perintahkan tim yang lain untuk menghadirkan tamu misteri mereka. Buatlah
panel baru untuk tiap tamu misteri.
48
VARIASI
1. Beri kesempatan tamu misteri untuk berkonsultasi dengan rekan satu timnya jika
dia tidak yakin dengan cara menjawab pertanyaan yang diajukan oleh panelis.
2. Guru dapat menetapkan bagaimana si tamu misteri harus berakting. Sebagai
contoh, seorang tamu misteri bisa memperagakan seolah-olah ia adalah orang
terkenal yang sedang menjadi bahan pembicaraan.
33. Menjadi Kritikus Tayangan Video
URAIAN SINGKAT
Seringkali menonton tayangan video edukatif merupakan kegiatan pasif. Siswa
duduk di kursi sembari menunggu tayangan diputar. Namun yang ini merupakan
cara aktif untuk menjadikan siswa merasa terlibat dalam menonton tayangan video.
PROSEDUR
1. Pilihlah video yang ingin anda pertunjukkan kepada siswa.
2. Katakan kepada siswa, sebelum menonton video, bahwa anda ingin mereka
mengkritisi apa yang akan ditayangkan. Perintahkan mereka untuk meninjau
beberapa faktor. termasuk:
Realisme (dari para pelakunya)
Relevansi
Saat-saat tak terlupakan
Penataan isi
Daya terapnya pada kehidupan sehari-hari mereka.
3. Putarlah video.
4. Laksanakan diskusi yang dapat anda sebut "pojok kritikus."
5. Lakukan jajak pendapat terhadap siswa (opslonal). dengan menggunakan
semacam sistern penlalan keseluruhan,semisal:
Bintang satu sampai lima.
Jempol ke atas (bagus), jempol ke bawah (jelek).
VARIASI
1. Buatlah panel pemirsa video.
49
2. Putar kembali video itu. Lantaran ada kalanya kritikus berubah pendirian
ketika mereka menyaksikan sesuatu untuk kedua kalinya.
Menstimulasi Diskusi KelasSering sekali. seorang guru berupaya menstimulasi diskusi kelas namun dihadapkan
pada kebungkaman yang tidak menyenangkan karena siswa sendiri tidak tahu siapa
yang berani berbicara duluan. Memulai sebuah diskusi tidak jauh berbeda dengan
memulai pengajaran berbasis ceramah atau penyajian materi secara lisan. Anda
harus terlebih dahulu rnembangkitkan minat! Strategi-strategi yang berikut ini
merupakan cara-cara yang telah berhasil menstimulasi diskusi. Sebagian di
antaranya bahkan akan menciptakan pertukaran pendapat yang seru namun tertib
antar siswa. Semuanya dirancang sedemikian rupa agar setiap siswa bisa terlibat.
34. Debat Aktif
URAIAN SINGKAT
Sebuah debat bisa menjadi metoda berharga untuk meningkatkan pemikiran dan
perenungan, terutama jlka siswa diharapkan mengemukakan pendapat yang ber-
tentangan dengan diri mereka sendiri. Ini merupakan strategi debat yang secara aktif
melibatkan tiap siswa di dalam kelas—tidak hanya mereka yang berdebat.
PROSEDUR
1. Susunlah sebuah pernyataan yang berisi pendapat tentang isu
kontroversial yang terkait dengan mata pelajaran anda (misalnya., "Media cuma
membuat berita, bukan melaporkannya.")
2. Bagilah siswa menjadi dua tim debat. Berikan (secara acak) posisi "pro"
kepada satu kelompok dan posisi "kontra" kepada kelompok yang lain.
3. Selanjutnya, buatlah dua hingga empat sub kelompok dalam masing-
masing tim debat. Misalnya, dalam sebuah kelas yang berisi 24 siswa anda dapat
membuat tiga sub kelompok pro dan tiga sub kelompok kontra, yang masing-masing
terdiri dan empat anggota. Perintahkan tiap sub kelompok untuk menyusun argumen
bagi pendapat yang dipegangnya, atau menyediakan daftar panjang argumen yang
mungkin akan mereka diskusikan dan pilih. Pada akhir dari diskusi mereka.
50
perintahkan sub kelompok untuk memilih juru bicara.
4. Tempatkan dua hingga empat kursi (tergantung jumlah dari sub
kelompok yang dibuat untuk tiap pihak) bagi para juru bicara dari pihak yang pro
dalam posisi berhadapan dengan jumlah kursi yang sama bagi juru bicara dari pihak
yang kontra. Posisikan siswa yang lain di belakang tim debat mereka. Untuk contoh
sebelumnya, susunannya akan tampak seperti ini:
x x
x x
x x
x pro kon x
x pro kon x
x pro kon x
x x
x x
x x
Mulailah "debat" dengan meminta para Juru bicara mengemukakan pendapat
mereka. Sebutlah proses Ini sebagai "argumen pembuka."
5. Setelah semua siswa mendengarkan argumen pembuka, hentikan debat
dan suruh mereka kembali ke sub kelompok awal mereka. Perintahkan sub-sub
kelompok untuk menyusun strategi dalam rangka mengkonter argumen pembuka
dari pihak lawan. Sekali lagi, perintahkan tiap sub kelompok memllih juru bicara,
akan lebih baik bila menggunakan orang baru.
6. Kembali ke "debat". Perintahkan para juru bicara, yang duduk berhadap-
hadapan, untuk memberikan "argumen tandingan" Ketika debat berlanjut (pastikan
untuk menyelang-nyeling antara kedua belah pihak), anjurkan siswa lain untuk
memberikan catatan yang memuat argumen tandingan atau bantahan kepada
pendebat mereka. Juga, anjurkan mereka untuk memberi tepuk tangan atas argumen
yang disampaikan oleh perwakilan tim debat mereka.
7. Bila anda rasa perlu, akhirilah debat. Tanpa menyebutkan pemenangnya,
perintahkan siswa untuk kembali berkumpul membentuk satu lingkaran. Pastikan
untuk mengumpulkan siswa dengan meminta mereka duduk bersebelahan dengan
siswa yang berasal dari pihak lawan debatnya. Lakukan diskusi dalam satu kelas
51
penuh tentang apa yang didapatkan oleh siswa dari persoalan yang diperdebatkan.
Juga perintahkan siswa untuk mengenali apa yang menurut mereka merupakan
argumen terbaik yang dikemukakan oleh kedua belah pihak.
VARIASI
1. 'Tambahkan satu atau beberapa kursi kosong bagi tim-tim debat. Ijinkan
siswa untuk menempati kursi-kursi kosong ini manakala mereka ingin turut
berdebat.
2. Mulailah segera kegiatan ini dengan argumen pembuka perdebatan.
Lakukanlah dengan debat konvensional, namun sering-seringlah menggilir para
pendebatnya.
35. Rapat Dewan Kota
URAIAN SINGKAT
Format diskusi ini sangat cocok untuk kelas besar. Dengan menciptakan suasana
yang menyerupai rapat dewan kota, seluruh siswa bisa terlibat dalarn diskusi.
PROSEDUR
1. Pilihlah topik menarik atau problema kasus mengenai mata pelajaran
anda. Sajikan secara singkat topik atau problemanya seobyektif mungkin, dengan
mernberikan infomasi latar belakang dan uraian singkat tentang beragam sudut
pandang. Jika anda menghendaki. sediakanlah dokumen yang dapat memperjelas
topik atau problemanya.
2. Tegaskan bahwa anda menginginkan pendapat dari siswa sendiri tentang
persoalan itu. Tanpa memanggil siswa dari bagian depan kelas, jelaskan bahwa anda
akan mengikuti format yang disebut "panggil pembicara berikutnya." Manakala
seorang siswa selesai berbicara, siswa itu harus melihat ke sekeliling ruang kelas
dan memanggil siswa lain yang juga ingin berbicara (ketahuan dari siswa yang
mengangkat tangan).
3. Anjurkan siswa agar berbicara singkat dan padat supaya siswa yang lain
mendapat kesempatan berpartisipasi dalam rapat "dewan kota" Jika anda
52
menghendaki tetapkan batas waktu sampai pembicara mendapatkan giliran untuk
berbicara. Arahkan siswa untuk memanggil siswa lain yang belum pernah mendapat
giliran sebelum memilih siswa yang sudah mendapat giliran.
4. Lanjutkan diskusi selama hal itu dirasa ada gunanya..
VARIASI
1. Buatlah pertemuan itu menjadi perdebatan. Perintahkan siswa untuk
duduk di sisi ruangan yang berbeda, sesuai dengan posisi perdebatannya. Ikuti
format "memanggil pembicara berikutnya," dengan instruksi bahwa pembicara
berikutnya harus memiliki pendapat yang bertentangan. Perintahkan siswa untuk
berpindah ke sisi ruangan yang berbeda jika pendapat mereka terpengaruhi oleh
debat itu.
2. Mulailah rapat "dewan kota" dengan diskusi panel. Perintahkan para
panelis untuk mengemukakan pendapat mereka dan kemudian memanggil
pembicara dari kalangan pendengar.
36. Keputusan Terbuka Tiga-Tahap
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan format diskusi di mana sebagian dari siswa membentuk lingkaran
diskusi dan sebagian yang lain rnembentuk lingkaran pendengar di sekeliling
kelompok diskusi (Lihat Sepuluh Metoda untuk Mendapatkan Partisipasi
Kapanpun", pada halaman 22.) Berikut ini adalah salah satu dari cara-cara yang
lebih menarik untuk membentuk diskusi terbuka.
PROSEDUR
1. Susunlah tiga pertanyaan diskusi yang relevan dengan materi pelajaran
anda. Dalam kelas ekologi, sebagai misal, pertanyaannya boleh jadi sebagai berikut:
Bagaimanakah lingkungan mengalami perusakan?
Langkah-langkah apakah yang bisa diambil oleh pemerintah dan
industri swasta untuk mengatasi masalah ini?
Apakah yang dapat kita lakukan secara pribadi?
53
Idealnya, pertanyaan-pertanyaan itu mesti berkaitan, namun itu tidak diharuskan.
Putuskan dalam urutan seperti apakah anda menghendaki didiskusikannya
pertanyaan-pertanyaan itu.
2. Susunlah kursi dalam konfigurasi perut ikan (yakni dua lingkaran
memusat) Perintahkan siswa untuk berhitung 1,2, dan 3. Perintahkan anggota
kelompok 1 untuk menempati kursi lingkar diskusi dan perintahkan anggota
kelompok 2 dan 3 untuk duduk di kursi lingkar-luamya. Ajukan pertanyaan pertama
anda untuk didiskusikan. Berikan waktu diskusi selarna 10 menit. Perintahkan satu
orang siswa untuk memfasilitasi diskusi atau bertindak sebagai fasilitator.
3. Selanjutnya, perintahkan anggota kelompok 2 untuk duduk di lingkar
dalam. menggantikan anggota kelompok 1 yang sekarang duduk di lingkar luar.
Tanyalah anggota kelompok 2 apakah mereka hendak memberikan tanggapan
singkat tentang diskusi pertama, dan kemudlan beralihkan ke topik diskusi kedua.
4. Ikuti prosedur yang sama dengan anggota kelompok 3.
5. Bila ketiga pertanyaan itu telah didiskusikan, kembalikan siswa menjadi
satu kelompok besar diskusi. Perintahkan mereka untuk membahas keseluruhan
diskusi yang telah berlangsung.
VARIASI
1. Sebagai alternatif, jika tidak memungkinkan untuk melakukan penataan
kursi secara melingkar, buatlah diskusi panel secara bergiliran. Sepertiga kelas
menjadi panelis untuk tiap pertanyaan diskusi. Para panelis bisa duduk di depan
kelas menghadap kepada siswa lainnya di kelas. Jika anda menggunakan susunan
kelas berbentuk U atau meja konferensi (lihat "Sepuluh Tata-letak untuk Menyusun
Kelas," halaman 17), tunjuklah kelompok sebelah sebagai kelompok panel.
2. Gunakan hanya satu pertanyaan diskusi saja. Perintahkan tiap kelompok
berikutnya untuk menanggapi diskusi kelompok sebelumnya.
37.Memperbanyak Anggota Diskusi Panel
URAIAN SINGKAT
Aktivitas ini merupakan cara yang baik untuk menstimulasi diskusi dan memberi
54
siswa kesempatan untuk mengenali. menjelaskan. dan mengklarifikasi persoalan
sembari tetap bisa berpartisipasi aktif dengan seluruh siswa.
PROSEDUR
1. Pillhlah sebuah masalah yang akan mengundang minat siswa. Sajikan
persoalan Itu agar siswa terstimulasi untuk mendiskusikan pendapat mereka.
Sebutkan lima pertanyaan untuk didiskusikan.
2. Pilihlah empat hingga enam siswa untuk membentuk kelompok diskusi
panel. Aturlah mereka dalam formasi semi lingkaran di bagian depan kelas.
3. Perintahkan siswa yang lain untuk duduk di sekeliling kelompok diskusi
pada tiga sisi dalam formasi sepatu kuda.
4. Mulailah dengan pertanyaan pembuka yang provokatif. Serahkan
tanggung jawab diskusi panel kepada kelompok inti sedangkan siswa yang lain
membuat catatan dalam rangka mempersiapkan giliran diskusi mereka.
Sebagai contoh, beberapa poin yang dapat dikemukakan dalam sebuah diskusi
adalah tentang pertanyaan "Apa sajakah pendapat pro dan kontra terhadap rekayasa
genetik?"
Pro
Ilmu kesehatan telah mencapai tahap yang memungkinkan hal ini, lantas
mengapa mesti menolaknya?
Ilmuwan akan mampu menghilangkan rasa nyeri dan penderitaan.
Orang tua akan bisa menghindari kelahiran bayi yang cacat-lahir.
Kontra
Manusia tidak boleh merusak rencana Tuhan.
Kelainan genetik akan timbul.
Orang tua tidak boleh memutuskan seperti apa anak yang ingin mereka miliki.
5. Pada akhir periode diskusi yang sudah ditetapkan. pisahkan seluruh kelas
menjadi kelompok-kelompok kecil untuk melanjutkan diskusi tentang pertanyaan
yang masih ada.
VARIASI
1. Baliklah urutannya; mulalah dengan diskusi kelompok kecil dan diikuti dengan
55
diskusi panel.
2. Perintahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan diskusi.
38. Argumen dan Argumen Tandingan
URAIAN SINGKAT
Kegiatan ini merupakan cara yang sangat bagus untuk menstimulir diskusi dan
mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang persoalan kompleks. Formatnya
serupa dengan sebuah debat, namun tidak begitu formal dan berlangsung lebih
cepat.
PROSEDUR
1. Pilihlah sebuah masalah yang memiliki dua sisi atau lebih.
2. Bagilah kelas menjadi sejumlah kelompok sesual dengan jumlah pendapat yang
telah anda nyatakan, dan perintahkan tiap kelompok untuk mengemukakan argumen
yang mendukung pihaknya. Doronglah mereka untuk bekerja dengan rekan
sebangku atau dalam gugusan kelompok kecil.
3. Jelaskan bahwa siswa mana saja bisa memulai debat. Setelah seorang siswa
memiliki kesempatan untuk mengajukan satu argumen yang mendukung
pendapatnya, beri kesempatan untuk munculnya argumen lain atau argumen yang
berseberangan dari kelompok lain. Lanjutkan diskusi, lakukan prosesnya dengan
cepat.
4. Akhiri kegiatan ini dengan membandlngkan persoalan menurut pandangan anda
Sebagai guru. Beri kesempatan dilakukannya diskusi lanjutan.
VARIASI
1. Sebagai ganti debat antar kelompok, pasangkan masing-masing siswa dari
kelompok yang berbeda dan perintahkan mereka untuk saling beradu argumentasi.
Ini bisa dilakukan secara serentak, dan dengan demikian setiap siswa terlibat dalam
perdebatan dalam waktu bersamaan.
2. Buatlah formasi dua kelompok yang bertentangan agar mereka berhadapan satu
sama lain. Ketika satu siswa mengakhiri argumennya, perintahkan agar siswa itu
melemparkan suatu benda (misalnya bola atau benda semacamnya) kepada anggota
56
dari pihak yang berlawanan. Siswa yang menangkap benda yang dilemparkan itu
harus membantah argumen dari siswa sebelumnya.
57
39. Membaca Keras-keras
URAIAN SINGKAT
Yang rnengherankan, membaca sebuah teks keras-keras ternyata dapat membantu
siswa memfokuskan pikiran. mengajukan pertanyaan, dan menstimulasi diskusi.
Strategi Ini agak serupa dengan pelajaran mengkaji kitab suci. Cara ini memililki
dampak berupa terfokusnya perhatian dan terciptanya kelompok yang padu.
PROSEDUR
1. Pilihlah teks yang cukup menarik untuk dibaca keras-keras. Batasi diri
anda untuk memilih teks yang berisi kurang dari 500 kata.
2. Perkenalkan teks itu kepada siswa. Cermati poin-poin atau persoalan
utama yang hendak diajukan.
3. Bagilah teks itu berdasarkan paragrafnya atau dengan cara lain.
Tunjuklah sejumlah siswa untuk membaca keras-keras beberapa bagian yang
berbeda.
4. Ketika pembacaan sedang berlangsung. hentikan pada beberapa bagian
untuk menekankan poin-poin tertentu, mengajukan pertanyaan, atau memberi
contoh. Beri kesempatan untuk melakukan diskusi singkat jika siswa
memperlihatkan minat terhadap bagian tertentu. Selanjutnya bahaslah apa yang
dimuat dalam teks.
VARIASI
1. Lakukan pembacaan oleh anda sendiri jika anda merasa hal ini akan
meningkatkan cara penyajian teks, atau anda jika meragukan kemampuan baca
siswa.
2. Perintahkan pasangan siswa untuk membacakan sata sama lain, hentikan
untuk klarifikasi dan diskusi bila itu dirasa perlu.
40.Pengadilan oleh Majelis Hakim
58
URAIAN SINGKAT
Tehnik ini memanfaatkan pengadilan bohong-bohongan. lengkap dengan saksi,
jaksa penuntut, pembela, anggota pengadilan dan lain-lain. Ini merupakan metoda
yang baik untuk memicu "belajar berbeda pendapat"yakni belajar dengan secara
efektif mengemukakan sebuah sudut pandang dan menentang pendapat yang
sebaliknya.
PROSEDUR
1. Buatlah dakwaan yang akan membantu siswa mengetahui sisi-sisi yang
berbeda dari sebuah persoalan. Contoh-contoh "kejahatan" yang bisa didakwakan
kepada seseorang atau kepada suatu benda adalah: orang berpendidikan atau orang
biasa yang moralnya bobrok; buku kontroversial; teori yang tidak terbukti; Nilai-
Nilai yang tidak memiliki manfaat; dan proses, hukum, atau institusi yang
menyimpang.
2. Berikan peran kepada siswa. Tergantung pada jumlah siswa, anda dapat
menggunakan semua atau beberapa dari peran berikut ini, pembela, saksi
meringankan, jaksa penuntut umum, saksi memberatkan, panitera, hakim ketua, dan
hakim anggota. Tiap peran bisa diisi oleh satu orang siswa atau satu tim. Anda bisa
menetapkan sendiri jumlah majelis hakimnya
3. Berikan waktu kepada siswa untuk mempersiapkan diri. Ini bisa
berlangsung dari beberapa menit hingga satu jam, tergantung pada kerumitan
masalahnya.
4. Laksanakan pengadilan. Pertimbangkan untuk menggunakan aktivitas
berikut ini: argumen pembuka, kasus yang diajukan oleh penuntut dan saksi, laporan
singkat panitera persidangan, dan argumen penutup.
5. Lakukan pertimbangan hakim. Ini bisa dilakukan secara terbuka, agar
semua siswa bisa mendengar bagaimana bukti ditimbang. Anggota non-hakim bisa
diberi tugas untuk mendengarkan berbagai aspek kasus.
VARIASI
1. Perluas kegiatan dengan pentarafan pengadilan ulang.
2. Hilangkan pengadilan oleh majelis hakim dan gantikan pengadilan hanya
oleh hakim.
59
Pengajuan Pertanyaan
”Ada pertanyaan?" tanya guru. Seringkali, setelah ditanya seperti itu siswa justru
diam. Sebagian guru menganggap diamnya siswa menunjukkan bahwa mereka tidak
berrninat Sebagian lain mungkin menyimpulkan bahwa semuanya sudah jelas.
Sayangnya. yang sesung-guhnya terjadi ialah bahwa siswa belum siap mengajukan
pertanyaan. Strategi-strategi yang berikut ini akan membantu anda mengubah
keadaan seperti ini. Siswa akan lebih tertantang untuk membuat pertanyaan karena
mereka memiliki kesempatan untuk memahami materi yang diajarkan.
41. Belajar berawal dari Pertanyaan
URAIAN SINGKAT
Proses mempelajari hal baru akan lebih efektif jika si pembelajar dalarn kondisi
aktif, bukannya reseptif. Salah satu cara untuk menciptakan kondisi pembelajaran
seperti ini adalah dengan menstimulir siswa untuk rnenyelidiki atau mempelajari
sendiri materi pelajarannya, tanpa penjelasan terlebih dahulu dari guru. Strategi
sederhana ini menstimulasi pengajuan pertanyaan, yang mana merupakan kunci
belajar.
PROSEDUR
1. Bagikan kepada siswa bahan ajar yang anda pilih sendiri. (Anda dapat
menggunakan satu halaman dalam sebuah buku teks, sebagai ganti buku pegangan.)
Inti dari pilihan materi anda adalah kebutuhan untuk menstimulir pertanyaan di
pihak pembaca. Sebuah buku pegangan yang menyediakan informasi luas namun
tidak memiliki rincian penjelas adalah yang ideal. Grafik atau diagram yang
melukiskan sejumlah pengetahuan merupakan pilihan yang baik. Sebuah naskah
yang terbuka bagi munculnya bermacam interpretasi juga merupakan pilihan yang
baik. Tujuan utamanya adalah memicu keingintahuan.
2. Perintahkan siswa untuk mempelajari buku pegangan dengan
pasangannya. Perintahkan agar masing-masing pasangan sebisa mungkin berupaya
memahami buku pegangan dan mengenali apa saja yang tidak mereka paharni
dengan menandai dokumen dengan pertanyaan di dekat informasi yang tidak mereka
60
pahami. Anjurkan siswa untuk menyislpkan sebanyak mungkin tanda tanya sesual
yang mereka kehendaki. Jika waktunya memungkinkan, bentuklah pasangan-
pasangan tersebut menjadi kuartet (kelonipok empat siswa) dan beri waktu bagi tiap
pasangan untuk saling membantu.
Seorang guru fisika, misalnya, dapat membagikan sebuah diagram yang
menggambarkan bagaimana energi potensial berubah menjadi energi kinetik
dengan menunjukkan seorang penerjun sirkus yang melompat dari galah sepanjang
50 kaki Siswa bekerja bersama pasangannya untuk membahas. Iustrasinya dan
menentukan pertanyaannya (misalnya, Kapankah pastinya energi potensial menjadi
energi kinetik? Apa perbedaan mendasar antara energi kinetik dan potensial?
3. Perintahkan siswa untuk kembali ke posisi semula dan jawablah
pertanyaan-pertanyaan siswa. Anda mengajar melalui jawaban anda atas pertanyaan
siswa secara keseluruhan, dan baru kemudian mengajarkan mata pelajaran hari ini,
dengan melakukan upaya khusus untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
siswa.
VARIASI
1. Jika anda merasa bahwa siswa akan kesulitan untuk mempelajari sendiri materi
pelajarannya, berikan sejumlah informasi yang mengarahkan mereka atau beri
mereka pengetahuan dasar yang diperlukan untuk bisa mengajukan pertanyaan
sendiri. Selanjutnya bentuklah kelompok-kelompok belajar.
2. Mulailah prosedur Ini dengan belajar sendiri-sendin bukannya belajar secara
berpasangan.
42. Pertanyaan yang Disiapkan
URAIAN SINGKAT
Tehnik ini memungkinkan anda untuk menyajikan informasi Sebagai jawaban atas
pertanyaan yang telah disiapkan pada siswa yang anda tunjuk. Kendati anda pada
kenyataannya memberikan pelajaran yang tersiapkan dengan baik, namun bagi
siswa lain (selain siswa yang anda tunjuk) anda tampak hanya melakukan sesi tanya-
jawab.
61
PROSEDUR
1. Pilihlah pertanyaan yang akan mengarahkan kepada pelajaran anda. Tulislah tiga
hingga enam pertanyaan dan urutkan secara logis.
2. Tulislah masing-masing pertanyaan pada sebuah kartu, indeks dan tulislah
isyarat yang akan anda gunakan untuk menandakan bahwa anda ingin agar
pertanyaan itu diajukan. Tanda-tanda atau isyarat yang dapat anda gunakan
meliputi:
menggaruk-garuk hidung anda.
melepas kacamata anda.
menjentikkan jemari anda.
menguap
Kartu instruksinya bisa tampak seperti ini:
4. Sebelum pelajaran dimulai, pilihiah siswa yang akan mengajukan
pertanyaan. Berikan masing-masing satu kartu indeks, dan jelaskan tanda-tanda
mereka. pastikan bahwa mereka tidak mengungkapkan kepada siapapun bahwa
mereka telah diberi pertanyaan.
5. Bukalah sesi tanya-jawab dengan mengumumkan topiknya dan berikan
isyarat pertama anda. Panggilah siswa yang sudah diberi pertanyaan, jawablah
pertanyaan itu. dan kemudian lanjutkan dengan isyarat dan pertanyaan berikutnya.
6. Sekarang, bukalah kesempatan bagi seluruh siswa untuk mengajukan
pertanyaan baru, bukan yang telah diberikan sebelumnya. Anda mesti memastikan
adanya beberapa siswa yang tunjuk jari.
VARIASI
1. Sertakan jawaban atas pertanyaan tersebut pada kertas lipat, transparansi OHP, atau
buku pegangan pengajaran yang anda bagikan ketika maslng-masing pertanya
62
JANGAN PERLIHATKAN KARTU INI KEPADA SIAPA-SIAPABila istirahat kita selesai, saya akan mendiskusikan pertanyaan "Apakah kecerdasan merupakan unsur keturunan?" dan kemudian tanyakan apakah siswa memiliki pertanyaan. Bila saya menggaruk-garuk hidung saya, angkat tangan kamu dan ajukan pertanyaan berikut ini: Apakah memang ada lebih dari satu jenis kecerdasan?Jangan membaca pertanyaannya keras-keras. Ingat-ingatlah pertanyaan itu atau ucapkan dengan kata-
kata kamu sendiri.
dijawab. Ungkapkan secara dramatis jawabannya ketika pertanyaan diajukan.
2. Berikan pertanyaan yang telah anda perslapkan kepad siswa yang paling sedikit
memperlihatkan minat ata yang memperllhatkan sikap peran kurang bersahabat
63
43. Pertanyaan Pembalikan Peran
URAIAN SINGKAT
Sekalipun anda meminta siswa untuk memikirkan pertanyaannya selama
berlangsungnya pelajaran, bukan hanya pada akhir pelajaran, anda mungkm akan
mendapatkan tanggapan yang hangat-hangat kuku atau biasa-biasa ketika anda
bertanya, "Apakah ada pertanyaan?" Dengan tehnik ini, anda membalik peran: Anda
mengajukan pertanyaan dan siswa berupaya menjawab.
PROSEDUR
1. Susunlah pertanyaan yang akan anda ajukan tentang beberapa materi pelajaran jika
anda yang berperan sebagai siswa. Buatlah pertanyaan yang:
Berupaya mengklarifikasi rnateri yang sulit atau rumit (misalnya, Tolong anda
jelaskan lagi cara untuk________?”)
Membandingkan materi dengan informasi lain (misalnya, "Seperti apa bedanya
ini dengan______?”)
Menantang pendapat anda (misalnya, "Mengapa hal ini perlu dilakukan?
Bukankah hal ini akan menimbulkan banyak kebingungan?”)
Meminta contoh tentang gagasan yang tengah dibahas (misalnya. "Bisakah kalian
berikan contoh tentang_______?”)
Menguji daya terap materi (misalnya, saya menggunakan gagasan ini dalam
kehidupan nyata?
3. Pada awal sesi pertanyaan, umumkan kepada anak-anak bahwa anda akan "menjadi"
mereka, dan mereka bersama akan "menjadi" anda. Lanjutkan pengajuan
pertanyaan
4. Bersikaplah argumentatif, penuh canda, atau apapun untuk memancing mereka agar
membombardir dengan banyak jawaban.
5. Membalikkan peran beberapa kali akan menjadikan siswa slap dan mendorong
mereka untuk mengajukan pertanyaan mereka sendiri
VARIASI
1. Sebagai ganti penggunaan tehnik ini pada awal sesi tanya-jawab. baliklah posisinya
ketika siswa telah puas dengan pertanyaan.
64
2. Ubahlah acaranya menjadi "konferensi media." Anda menjadi media, yang
memperkenalkan diri sebagai "W' Suditomo dari RCTI" atau semacamnya, dan
hujani siswa dengan pertanyaan yang menyelldik, menyerang, atau menjelek-jelekan
materi belajar yang dipertanyakan.
Belajar Bersama
Salah satu cara terbaik untuk meningkatkan belajar aktif adalah dengan pemberian
tugas belajar yang dilakukan dalam kelompok kecil siswa. Dukungan sesama siswa
dan keragaman pendapat, pengetahuan, serta ketrampilan mereka akan membantu
menjadikan belajar bersama sebagai bagian berharga dari iklim belajar di kelas
anda. Namun demikian, belajar bersama tidaklah selalu berlangsung efektif.
Bolehjadi terdapat partisipasi yang tidak seimbang, komunikasi yang buruk, dan
kebingungan, bukannya belajar yang sesungguhnya. Strategi-strategi berikut ini
dirancang untuk memaksimalkan manfaat dari belajar bersama dan meminimalkan
kesenjangan.
44. Pencarian Informasi
URAIAN SINGKAT
Metoda ini bisa disamakan dengan ujian open-book Tim-tim di kelas mencari
informasi (biasanya akan diungkap dalam pengajaran ala ceramah) yang menjawab
pertanyaan yang diajukan kepada mereka. Metoda ini sangat membantu menjadikan
materi yang biasa-biasa saja menjadi lebih menarik.
PROSEDUR
1. Buatlah sekumpulan pertanyaan yang dapat dijawab dengah mencari informasi yang
bisa ditemukan dalam buku sumber yang telah anda bagikan kepada siswa. Materi
surnbernya bisa mencakup:
Buku pegangan
Dokumen.
Buku teks.
Panduan referensi
Informasi yang diakses melalui komputer.
65
Artifak.
Peralatan "berat: (misalnya mesin)
2. Bagikan pertanyaan-pertanyaan tentang topiknya.
3. Perintahkan siswa untuk mencari informasi dalam tim kecil. Kompetisi yang
bersahabat bisa diwujud untuk mendorong partipasi.
4. Bahaslah jawabannya di depan kelas. Perluaslah jawabnya guna memperluas
cakupan pembelajaran.
VARIASI
1. Buatlah pertanyaan yang mendorong siswa untuk menyimpulkan jawaban dan
informasi sumber yang tersedia. Bukannya menggunakan pertanyaan yang bisa
dijawab langsung dengan mencari informasinya.
2. Sebagai ganti pencarian jawaban, berikan siswa tugas yang berbeda semisal
problema kasus untuk dipecahkan, sebuah latihan yang mengharuskan mereka
mencocokkan butir-butir, atau sejumlah kata yang diaduk-aduk yang menjelaskan
istilah penting yang terkandung dalam informasi sumber jika bisa diurutkan dengan
benar.
45. Kelompok Belajar
URAIAN SINGKAT
Metoda ini memberi siswa tanggung jawab untuk mempelajari materi pelajaran dan
menjabarkan isinya dalam sebuah kelompok tanpa campur tangan guru. Tugas yang
diberikan mesti jelas betul untuk memastikan bahwa sesi belajar yang dihasilkan
akan efektif dan kelompok bisa mengatur diri mereka sendiri.
PROSEDUR
1. Beri siswa materi pelajaran yang pendek dan terformat dengan baik; naskah singkat;
grafik atau diagram yang menarik. Perintahkan mereka untuk membacanya dalam
hati. Kelompok belajar akan bekerja sangat baik bila materinya cukup menantang
atau terbuka bagi munculnya bermacam interpretasi.
2. Bentuklah sub-sub kelompok dan beri mereka ruang yang tenang untuk
66
melaksanakan sesi belajar mereka.
3. Berikan petunjuk yang jelas yang memandu siswa untuk belajar dan menjelaskan
materinya dengan cermat. Sertakan arahan semacam ini:
Jelaskan isinya. .
Buatlah contoh, ilustrasi, atau penerapan informi atau gagasan itu.
Kenali hal-hal yang membingungkan atau tidak kalian setujui.
Bantahlah apa yang ada dalam teks, buatlah sudut pandang yang bertentangan.
Nilailah seberapa baik kalian memahami materinya.
Berikut adalah salah satu contohnya:
Langkah-langkah Penyadaran Serangan Jantung (CPR)
a. Perhatikan keadaan.
b. Periksa ketidakresponsifannya
c. Carilah bantuan.
d. Bukalah saluran pernafasan.
e. Lihat, dengarkan, dan rasakan pernafasan si korban.
f. Berikan napas bantuan dua kali.
g. Periksa denyut nadi.
h. Lakukan penekanan dada sebanyak 15 kali (jika korbannya dewasa), dan
kemudian berikan nafas bantuan dua kali.
i. Ulangi tiga kali.
j. Periksa kembali denyut nadinya. Jika tidak ada, kembali ke langkah d.
Diskusikan tiap langkah.
Berikan ilustrasi dari tiap langkah.
Langkah manakah yang kalian ingin saya menjelaskan atau mempraktikannya?
Berikut ini adalah contoh yang lain:
Dasar-dasar Impresionisme
A. Impersonalitas:
Si seniman memang tidak tertarik dengan subyeknya dan menciptakan gambar
tanpa melibatkan perasaannya.
67
Diskusikan.
Berikan contoh.
Seberapa baik anda memahami konsep ini? 1,2,3,4,5
B. Cahaya: Seniman berupaya menciptakan ilusi bentuk-bentuk yang bermandikan
cahaya dan atmosfer, yang mana memerlukan pengkajian cahaya sebagai sumber
warna.
Diskusikan.
Berikan contoh.
Seberapa baik anda memahami konsep ini?
C. Persepsi: Seniman mencatat sensasi warnan sendiri. bukannya menggambar dan
sebagaimana kita melihatnya dengan mata.
Diskusikan.
Beri contohnya
Seberapa baik anda memahami konsep ini?
4. Berikan tugas kepada anggota kelompok, misalnya Sebagai fasilitator. pengatur
waktu. pencatat atau juru bicara (baca "Sepuluh Alternatif dalam Memilih Ketua
Kelompok dan Mengisi Tugas Lain," halaman 33).
5. Perintahkan siswa untuk kembali ke posisi semula dan lakukan salah satu atau
beberapa hal berikut ini:
Membahas materi secara bersama.
Beri siswa pertanyaan kuis.
Dapatkan pertanyaannya.balik
Perintahkan siswa untuk menilai seberapa mereka memahami materi.
Sediakan latihan penerapan atau kuls bagi siswa untuk menguji pemahaman
mereka
VARIASI
1. Jangan membentuk sub-sub kelompok. Baca keras materinya bila seluruh siswa
sedang dalam semangat "kelompok kajian kitab sucl." Hentikan membacanya untuk
kemudian menjawab pertanyaan siswa, mengalukan pertanyaan anda sendiri, atau
menjelaskan naskahnya.
2. Jika jumlah siswanya cukup besar, buatlah empat atau enam kelompok belajar.
68
Pasangkan kelompok-kelompok belajar itu dan mintalah mereka untuk
membandingkan catatan dan membantu satu sama lain..
46. Pemilahan Kartu
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan aktivitas kerjasama yang bisa digunaka untuk mengajarkan konsep,
karakteiistik klasifikasi fakta tentang benda, atau menilai informasi. Gerak fisik
yang ada dl dalammnya dapat membantu menggairah-kan siswa yang merasa penat.
PROSEDUR
1. Beri tiap siswa kartu indeks yang berisi Informasi atau contoh yang cocok dengan
satu atau beberapa ketegori. Berikut adalah beberapa contohnya:
Jenis-jenis pohon vs jenis-jenis tumbuhan hijau.
Karakter dalain berbagai drama Shakespeare.
Kekuasaan lembaga eksekutif, leglslatif. dan yudikatif pemerintah.
Gejala-gejala dari beragam penyaklt.
Informasi yang cocok dengan berbagai bagian resume kerja
Karakteristik dari berbagai logam.
Kata benda. kata kerja. kata keterangan, preposis
Buku-buku karya Dickens, Faulkner, Herningway dan Updike.
2. Perintahkan siswa untuk berkeliling ruangan dan mencari siswa lain yang kartunya
cocok dengan yang sama. (Anda dapat mengumurnkan kategorinya cebelumnya
atau biarkan siswa menemukannya sendiri)
3. Perintahkan para siswa yang kartunya memiliki kategori sama untuk menawarKan
diri kepada siswa lain.
4. Ketika tiap kategori ditawarkan, kemukakan poin-poln nengajaran yang menurut
anda penting.
VARIASI
1. Perintahkan tiap kelompok untuk membuat presentasi pengajaran tentang
kategorinya.
2. Pada awal kegiatan, bentuklah tim. Berikan tiap tim satu dus kartu. Pastikan bahwa
mereka mengocoknya agar kategori-kategori yang cocok dengan mereka tidak jelas
69
di mana letaknya. Perintahkan tiap tim untuk memilah-milah kartu menjadi
sejumlah kategori. Tiap tim bisa mendapatkan skor untuk jumlah kartu yang dipilih
dengan benar.
47. Turnamen Belajar
URAIAN SINGKAT
Tehnik Ini merupakan versi sederhana dari ”Turnamen permainan-tim," yang
dikembangkan oleh Robert Slavin dan rekan-rekannya. Tehnik ini menggabungkan
kelompok belajar dan kompetisi tim, dan bisa digunakan untuk meningkatkan
pembelajaran beragam fakta. konsep, dan ketrampilan.
PROSEDUR
1. Bagilah siswa menjadi sejumlah tim beranggotakan 2 hingga 8 siswa. Pastikan
bahwa tim memiliki jumlah yang sama. (Jika ini tidak bisa dilakukan. anda harus
merata-ratakan skor dari tiap tim.)
2. Berikan materi kepada tim untuk dipelajari bersama.
3. Buatlah beberapa pertanyaan yang menguji pemahaman dan/atau penglngatan
akan materi pelajaran. Gunakan format yang memudahkan penilaian sendlri.
misalnya pllihan ganda, mengisi titik-tltik. benar/salah, atau definisi istilah. Dalam
pelajaran komputer. misalnya. siswa diberi sejumlah istilah seperti yang berikut ini
untuk dipelajari:
Cascade : Cara menata jendela yang terbuka.
Icon : Gambar grafis yang mewakili unsur program.
Multitasking : Kernampuan komputer untuk menjalankan lebih dari satu program
secara bersamaan.
Path : Lokasi file dalam cabang direktori.
Server : Sebuah komputer yang menyediakan ruang data atau printer bagi
komputerkomputer lain.
Attribute : Informasi tentang file.
4. Berikan sebaglan pertanyaan kepada siswa. Sebutlah ini sebagai "ronde satu" dari
tumamen belajar. Tiap siswa harus menjawab pertanyaan secara perseorangan.
5. Setelah pertanyaan diajukan, sediakan jawabannya dan perintahkan siswa untuk
70
menghitung jumlah pertanyaan yang mereka jawab dengan benar. Selanjutnya
perintahkan mereka untuk menyatukan skor mereka dengan tiap anggota tim mereka
untuk mendapat skor tim. Umumkan skor dari tiap tim.
6. Perintahkan mereka untuk belajar lagi untuk ronde kedua dalam tumamen.
Kemudian ajukan pertanyaan tes lagi sebagai bagian dari "ronde kedua."
Perintahkan tim untuk sekali lagi menggabungkan skor mereka dan
menambahkannya ke skor mereka di ronde pertama.
7. Anda bisa membuat ronde sebanyak yang anda mau, namun pastikan nntuk
memberi kesempatan tim untuk nienjalani sesi belajar antar masing-masing
ronde.(Lamanya tumamen belajar juga bisa bervariasi. Bisa singkat selama dua
puluh menit atau bahkan beberapa jam.)
VARIASI
1. Beri penaiti kepada siswa yang memberi jawaban salah dengan memberi mereka
skor minus 2 atau minus 3. Jika mereka tidak yakin dengan jawabannya, lembar
jawaban kosong bisa dianggap 0 (nol).
2. Jadikan pemeragaan sejumlah ketrampilan dasar turnamen
48. Kekuatan Dua Orang
URAIAN SINGKAT
Aktivitas ini digunakan untuk meningkatkan pembelajaran dan menegaskan manfaat
dari sinergi yakni, bahwa dua kepala adalah lebih baik daripada satu.
PROSEDUR
1. Berikan siswa satu atau beberapa pertanyaan yang memerlukan perenungan dan
pemikiran. Berikut adalah beberapa contohnya:
Bagaimanakah tubuh kita mencema makanan?
Apakah pengetahuan itu?
Apa "proses yang seharusnya" Itu?
Bagaimana kemiripan otak manusia dengan komputer?
Mengapakah hal-hal buruk kadang terjadi pada orang-orang baik?
71
2. Perintahkan siswa untuk menjawab pertanyaan secara perseorangan.
3. Setelah semua siswa menyelesaikan jawaban mereka, Aturlah menjadi sejumlah
pasangan dan perintahkan "mereka untuk berbagi jawaban satu sama lain.
4. Perintahkan pasangan untuk membuat jawaban baru bagi tiap pertanyaan,
memperbaiki tiap jawaban perseorangan.
5. Bila semua pasangan telah menuliskan jawaban baru bandingkan jawaban dari tiap
pasangan dengan pasangan lain di dalam kelas.
VARIASI
1. Perintahkan seluruh siswa untuk memlih jawaban terbaik untuk tiap pertanyaan.
2. Untuk menghemat waktu, berikan pertanyaan khusus kepada pasangan tertentu.
Bukannya memerintahkan semua pasangan menjawab semua pertanyaan.
49. Kuis Tim
URAIAN SINGKAT
Tehnik tim ini dapat meningkatkan rasa tanggungjawab siswa atas apa yang mereka
pelajari dengan cara yang menyenangkan dan tidak mengancani atau tidak membuat
mereka takut.
PROSEDUR
1. Pilihlah topik yang bisa disajikan dalam tiga segmen.
2. Bagilah siswa menjadi tiga tim.
3. Jelaskan format pelajaran dan mulailah penyajian materinya. Batasi hingga 10 menit
atau kurang dari itu.
4. Perintahkan Tim A untuk menyiapkan kuls jawaban singkat. Kuis tersebut harus
sudah siap dalam tidak lebih dari 5 menit. Tim B dan C menggunakan waktu ini
untuk memeriksa catatan mereka.
5. Tim A memberi kuis kepada anggota Tim B. Jlka Tim B tidak dapat menjawab satu
pertanyaan, Tim C segera menjawabnya.
6. Tim A mengarahkan pertanyaan berikutnya kepada aggota Tim C, dan mengulang
proses tersebut.
7. Ketika kuisnya selesai, lanjutkan dengan segmen kedua dari pelajaran anda, dan
72
tunjuklah Tim B sebagai Pandu kuis.
8. Setelah Tim B menyelesaikan kuisnya, lanjutkan dengah segmen ketiga dari
pelajaran anda. dan tunjuk Tim C sebagai pemandu kuis.
VARIASI
1. Berikan tim pertanyaan kuis yang telah dipersiapkan yang darinya mereka memilih
kapan mereka mendapat giliran menjadi pemandu kuis.
2. Berikan satu penyajian materi secara kontinyu. Bagilah siswa menjadi dua tim. Pada
akhir pelajaran, perintahkan dua tim untuk saling memberi kuis.
Pengajaran sesama siswa
Sebagian pakar percaya bahwa sebuah mata pelajaran haru benar-benar dikuasai
ketika si pembelajar mampu mengajarkannya kepada orang lain. Pengajaran sesama
siswa memberi siswa kesempatan untuk mempelajari sesuatu dengan baik dan,
sekaligus, menjadi narasumber bagi satu sama lain. Strategi-strategi yang berikut ini
merupakan cara praktis untuk mengadakan pengajaran sesama siswa di kelas.
Strategi ini juga memungkinkan guru untuk memberi tambahan. bila dirasa perlu,
pada pengajaran yang dilakukan oleh siswa”.
50. Pertukaran Kelompok dengan Kelompok
URAIAN SINGKAT
Dalam strategi ini, tugas-tugas yang berbeda diberlkan kepada kelompok siswa yang
berbeda. Setiap kelompok "mengajarkan" kepada siswa lain apa yang ia pelajari.
PROSEDUR
1. Pllihah topik yang mencakup gagasan. kejadian, pendapat, konsep atau pendekatan
yang berbeda. Topik Itu haruslah topik yang mendukung pertukaran pendapat atau
informasi (Sebagai ganti debat). Berikut adalah beberapa contohnya:
Dua pertempuran terkenal selama Perang Saudara (diAmerika).
Gagasan dari dua atau beberapa penults.
Tahap-tahap perkembangan anak.
Beragam cara untuk meningkatkan gisi.
73
Beragam sistern operasi untuk komputer.
2. Bagilah siswa menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah tugas yang
diberikan. Pada umumnya kegiatan Ini cocok untuk dua hingga empat kelovw
Berikan waktu yang mencukupi kepada tiap kelompok untuk menyiapkan cara
mereka menyajikan topik yang ditugaskan kepada mereka. Sebagai contoh, satu
kelompok dapat menyajikan sebuah buku karya James Baldwin, dan kelompok
berikutnya dapat menyajikan buku karya Toni Morrison.
3. Bila tahap persiapan sudah selesai, perintahkan kelornpok untuk memilih juru
bicara. Undang tiap juru hicara untuk memberikan presentasi kepada kelompok lain.
4. Setelah presentasi singkat, doronglah siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang
pendapat presenter atau menawarkan pendapat mereka sendirl. Beri kesempatan
anggota lain dari kelompok si juru bicara untuk member! tanggapan.
5. Lanjutnya presentasi kelompok lain agar tiap kelompok berkesempatan memberikan
informasi dan menjawab serta menanggapi pertanyaan dan komentar audiens.
Perbandingkan dan perbedaan pendapat dan informasi yang dipertukarkan. Sebagai
contoh, seorang guru melakukan pembandingan antara dua negara sebagaimana
disebutkan dalam tugas, dengan menggunakan metoda ini. Satu kelompok diberi
tugas mempelajari Costa Rica (yang dikenal sebagai kota negara yang damai) dan
kelompok lain diberi tugas mempelajari El Salvador (yang belakangan ini dilanda
perang saudara). Setelah maslng-masing kelompok menyajikan budaya dan sejarah
negara-negara tersebut, selanjutnya dilakukan diskusi untuk menganalisa mengapa
dua negara bertetangga itu memiliki pengalaman yang sebegitu berbeda.
VARIASI
1. Perintahkan kelompok untuk melakukan pembahasan menyeluruh sebelum
memberikan presentasi.
2. Gunakan format diskusi panel untuk tiap presentasi kelompok.
51. Belajar ala Permainan Jigsaw
URAIAN SINGKAT
Belajar ala Jigsaw (menyusun potongan gambar) merupakan tehnik yang paling
banyak dipraktikkan. Tehnik ini serupa dengan pertukaran kelompok-dengan-
74
kelompok, namun ada satu perbedaan penting:
yakni tiap siswa mengajarkan sesuatu. Ini merupakan alternatif menarik bila ada
materi belajar yang bisa disegmentasikan atau dibagi-bagi dan bila bagian-
bagiannya harus diajarkan secara berurutan. Tiap siswa mempelajari sesuatu yang,
blla digabungkan dengan materi yang dipelajari oleh siswa lain, membentuk
kumpulan pengetahuan atau ketrampilan yang padu.
PROSEDUR
1. Pillhlah materi belajar yang bisa dipecah menjadi beberapa bagian. Sebuah bagian
bisa sependek kalimat atau spanjang beberapa paragraf. (Jika materinya panjang,
perintahkan siswa untuk membaca tugas mereka sebelum pelajaran.)
Contohnya antara lain:
Modul berisi beberapa poin penting.
Bagian-bagian eksperimen ilmu pengetahuan
Sebuah naskah yang memiliki bagian atau subjudul yang berbeda.
Sebuah artikel setelah majalah atau jenis materi bacaan pendek yang lain.
2. Hitunglah jumlah bagian yang hendak dipelajari dan jumlah siswa. Bagikan secara
adil berbagai tugas kepada berbagai kelompok siswa. Sebagai contoh, bayangkan
sebuah kelas yang terdiri dari 12 siswa. Dimisalkan bahwa anda bisa membagi
materi pelajaran menjadi tiga segmen atau bagian. Anda mungkin selanjutnya dapat
membentuk kuartet (kelompok empat anggota), dengan memberikan segmen 1,2.
atau 3 kepada tiap kelompok. Kemudian. perintahkan tiap kuartet atau "kelompok
belajar" untuk membaca, mendiskusikan, dan mempelajari materi yang mereka
terima. (Jika anda menghen-daki. anda dapat membentuk dua pasang "rekan belajar"
terlebih dahulu dan kemudian menggabungkan pasangan-pasangan itu menjadi
kuartet untuk berkonsultasi dan saling berbagi pendapat.)
3. Setelah waktu belajar selesai. bentuklah kelompok-kelompok "belajar ala jigsaw."
Kelompok tersebut terdiri dari perwakilan tiap "kelompok belajar” di kelas. Dalam
contoh yang baru saja diberikan. anggota dari tiap kuartet dapat berhitung mulai dari
1, 2, 3, dan 4. Kemudian bentuklah kelompok belajar jigsaw dengan jumlah yang
sama. Hasilnya adalah empat kelompok trio. Dalam masing-masing trio akan ada
satu siswa yang telah mempelajari segmen 1, segmen 2, dan segmen 3. Diagram
berikut ini menunjukkan urutannya.
4. Perintahkan anggota kelompok "jigsaw" untuk mengajarkan satu sama lain apa yang
75
telah mereka pelajari.
5. Perintahkan siswa untuk kembali ke posisi semula dalam rangka membahas
pertanyaan yang masih tersisa guna memastikan pemahaman yang akurat.
VARIASI
1. Berikan tugas baru misalnya menjawab sejumlah pertanyaan yang didasarkan pada
pengetahuan yang akumulatif dari semua anggota kelompok belajar jigsaw.
2. Beri siswa tanggung jawab untuk mempelajari ketrampilan, sebgai alternatif dari
pemberian informasi kognitif. Perintahkan siswa untuk saling mengajarkan
ketrampilan yang telah mereka pelajari.
52. Setiap Siswa Bisa Menjadi Guru Sendiri
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan strategi mudah untuk mendapatkan partisipasi seluruh kelas dan
pertanggungjawaban individu. Strategi ini memberi kesempatan bagi setiap siswa
untuk bertldak sebagai "guru" bagi siswa lain.
PROSEDUR
1. Bagikan kartu indeks kepada tiap siswa. Perintahkan siswa untuk menuliskan
pertanyaan yang mereka miliki tentang materi belajar yang tengah dipelajari di kelas
(misalnya., tugas membaca) atau topik khusus yang ingin mereka diskusikan di
kelas. Dalam sebuah pelajaran tentang cerita pendek Amerika, sebagai misal, guru.
dapat membuat landasan untuk diskusi kelas tentanq kisah Sheriey Jackson, The
Lottery" dengan membagikan kartu indeks dan meminta. siswa menuliskan sebuah
pertanyaan yang mereka miliiki tentang kisah tersebut. Berikut adatah beberapa
pertanyaan yang ditulis oleh siswa dan kemudian dibagikan kembali kepada seluruh
kelas untuk mendapatkan jawabannya:
a. Siapa yang hendak disenangkan oleh penduduk desa dengan diadakannya lotre?
b. Bagaimana ritual lotre bermula?
c. Mengapa setiap orang terus-menerus melemparkan batu?
d. Mengapa Mr Summer yang bertanggungjawab atas lotere Itu?
2. Kumpulkan kartu, kemudlan kocoklah, dan baeik satu-satu kepada siswa.
76
Perintahkan siswa untuk membaca dalam hati pertanyaan atau topik pada kartu yang
mereka terima dan pikirkan jawabannya.
3. Tunjuklah beberapa siswa untuk membacakan kartu yang mereka dapatkan dan
memberikan jawabanya.
4. Setelah memberikan jawaban. perintahkan siswa lain untuk memberi tambahan atas
apa yang dikemukakan oleh siswa yang membacakan kartunya itu.
5. Lanjutkan prosedur ini blla waktunya memungklnkan.
VARIASI
1. Peganglah kartu-kartu yang telah anda kumpulkan. Buatlah sebuah panel responden.
Baca tiap kartu dan perintahkan untuk didiskusikan. Gilirlah anggota panel sesering
mungkin.
2. Perintahkan siswa untuk menuliskan pendapat atau hasll pengamatan mereka
tentang materi pelajaran pada kartu. Perintahkan siswa lain untuk mengungkapkan
kesetujuan atau ketidaksetujuan terhadap pendapat atau pengamatan tersebut
53. Pemberian Pelajaran Antar Siswa
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan strategi untuk mendukung pengajaran sesama siswa di dalam kelas.
Strategi ini menempatkan seluruh tanggungjawab pengajaran kepada seluruh
anggota kelas.
PROSEDUR
1. Bagilah siswa menjadi sub-sub kelompok. Buatlah sub-sub kelompok dengan
jumlah yang sesuai dengan topik yang akan diajarkan.
2. Beri tiap kelompok sejumlah informasi, konsep, atau ketrampilan untuk diajarkan
kepada siswa lain. Berikut adalah beberapa contoh topiknya:
Susunan paragraf yang efektif
Mekanisme pertahanan psikologis
Memecahkan teka-teki matematika
Penyebaran AIDS
Topik yang anda berikan kepada siswa harus saling berkaitan.
77
3. Peritahkan tiap kelompok untuk menyusun cara dalam menyajikan atau
mengajarkan topik mereka kepada slswa lain. Sarankan mereka untuk menghindari
cara , mengajar sistem ceramah atau semacam pembacaan laporan. Doronglah
mereka untuk menjadikan pengalarnan belajar sebagai pengalaman yang aktif bagi
siswa.
4. Kemukakan beberapa saran sebagai berikut:
Sediakan media visual.
Buatiah lakon pemeragaan (jika memungkinkan)
Gunakan contoh dan/atau analogi untuk mengemukakan poin-poin pengajaran.
Libatkan siswa melalui diskusi. permalnan kuis tugas menulis, sandiwara,
imajinasi mental, atau studi kasus.
Beri siswa kesempatan untuk mengajukan per-tanyaan.
Sebagai contoh. seorang guru memberikan tugas kepada siswa dalam pelajaran
soslologi untuk menyusun presentasi tentang empat isu utama penuaan. Empat sub
kelompok dibentuk dan pilihlah format berikut untuk pengajaran sesama siswa:
Proses Penuaan: permainan kuis benar/salah tentang fakta-fakta penuaan.
Aspek-aspek Fisik Penuaan: Sebuah simulasi tentang aspek-aspek umum
penuaan (misalnya, radang sendi, berkurangnya pendengaran, penurunan daya
lihat).
Stereotip tentang Penuaan: Tugas menulis dimana anggota kelas menulis tentang
persepsi masyarakat mengenai penuaan.
Hilangnya kemandirian: Sebuah latihan drama yang melibatkan anak-anak yang
membicarakan transisi dengan orang tuanya.
Anda juga dapat memilih beberapa metode dari buku ini sebagai strategi
pengajaran
5. Berikan waktu yang mencukupi untuk merencanakan dan mempersiapkannya (bai di
dalam maupun di luar kelas). Kemudian perintahkan tiap kelompok untuk
menyajikan pelajaran mereka. beri tepuk tangan atas usaha keras mereka.
VARIASI
1. Sebagai alternatif dari pengajaran kelompok, perintahkan siswa untuk mengajar atau
memberi bimbingan kepada siswa lain secara individual atau dalam kelompok kecil.
2. Beri kesempatan tiap kelompok untuk memberi siswa. tugas membaca sebelum
memulai pelajaran mereka.
78
54. Studi Kasus Bikinan-Siswa
URAIAN SINGKAT
Studi kasus diakui secara luas sebagai salah satu metoda belajar terbaik. Diskusi
kasus pada umumnya berfokus pada persoalan yang ada dalam situasi atau contoh
konkret. Tindakan yang mesti diambil dan pelajaran yang bisa dipetik, serta cara-
cara menangani atau menghindari situasi semacam itu di masa mendatang. Tehnik-
tehnik yang berikut ini memungkinkan siswa untuk membuat studi kasus mereka
sendiri.
PROSEDUR
1. Bagilah kelas menjadi pasangan atau trio. Perintahkan mereka untuk membuat studi
kasus yang bisa dianalisis dan didiskusikan oleh siswa lain.
2. Jelaskan bahwa tujuan dan sebuah studi kasus adalah mempelajari sebuah topik
dengan mengkaji situasi atau contoh konkret yang mencerminkan topik itu. Berikut
adalah beberapa contohnya:
Sebuah syair Jepang bisa ditulis untuk menunjukkan cara niembacakannya.
Sebuah resume aktual bisa dianalisis untuk mempelajari cara menulis resume.
Sebuah laporan tentang cara seseorang melakukan eksperimen ilmiah bisa
didiskusikan untuk mempelajari tentang prosedur ilmiah.
Sebuah dialog antara seorang manajer dan karyawan bisa ditelaah untuk
mempelajari cara memberikan dukungan positif.
Sejumlah langkah yang diambil oleh orang tua dalam situasi konflik dengan
seorang anak bisa dikaji untuk mempelajari cara menangani perilaku.
3. Sediakan waktu yang mencukupi bagi pasangan atau trio untuk membuat situasi
kasus singkat yang mengandung contoh atau isu untuk didiskusikan atau sebuah
persoalan untuk dipecahkan yang relevah dengan materi pelajaran di kelas.
Sebagai misal, dalam pelajaran sejarah Amerika abad ke-20, guru dapat memilih
tiga peristiwa sejarah yang berbeda fcetika Amerika Serikat menginteruensi negara
lain. Guru memberi tugas berupa satu. peristiwa sejarah kepada tiap pasangan
siswa agar masing-masing dapat membuat studi kasus untuk meninjau kebanyakan
79
luar negeri Amerika.
Studi kasus ini antara lain:
1. Invasi Teluk Babi
2. Intervensi tentara di Vietnam
3. Penugasan tentara ke Somalia
Tiap pasangan selanjutnya menuliskan studi kasus intisari yang secara khusus
memerinci kejadian-kejadian yang mengarah kepada keputusan untuk mengirimkan
tentara AS ke luar negeri. Pertanyaan-pertanyaan untuk dianalisis antara lain:
Apakah alasan utama intervensi AS?
Seberapa tahukah khalayak AS tentang keputusan itu?
Siapakah yang mengambil keputusan itu?
Apa saja presiden yang mengawali munculnya kebijakan luar negeri AS?
4. Bila studi kasus ini selesai, perintahkan kelompok untuk menyajikannya kepada
siswa lain. Beri kesempatan anggota kelompok untuk memimpin diskusi kasus.
VARIASI
1. Tunjuk beberapa orang siswa untuk telah terlebih dahulu menyiapkan studi kasus
untuk siswa lain. (Penyiapan sebuah studi kasus merupakan tugas belajar yang
baik.)
2. Buatlah beberapa kelompok dalam Jumlah genap. Pasangkan kelompok dan
perintahkan mereka untuk bertukar studi kasus.
55. Pemberitaan
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan cara menarik untuk melibatkan siswa dan memancing minat mereka
terhadap topik pelajaran sebelum mereka mengikuti pelajaran. Pendekatan
pengajaran sesama siswa ini juga akan menghasilkan banyak materi dan informasi
yang bisa diceritakan antarsiswa.
PROSEDUR
80
1. Perintahkan siswa untuk membawa artikel, penggalan berita, editorial, dan kartun
yang terkait dengan topik pelajaran. Sebagai contoh, seorang guru dapat meminta
agar siswa membawa berita koran atau majalah tentang cuaca, misalnya
pembahasan tentang pemanasan global.
2. Bagilah kelas menjadi sub-sub kelompok dan perintahkan mereka untuk saling
berbagi penggalan berita dan pilihlah dua atau tiga yang paling menarik.
3. Perintahkan seluruh siswa untuk kembali ke posisi semula dan perintahkan
perwakilan dari tiap kelompok untuk berbagi pilihan mereka dengan siswa lain.
4. Ketika kelompok-kelompok memberikan laporan, dengarkan poin penting yang
akan anda bahas dalam kelas dan gunakan informasi itu untuk menyemarakkan
diskusi.
VARIASI
1. Kumpulkan semua unsur berita dari siswa, saliniah, dan bagikan kembali kepada
mereka sebagai tindak an untuk sesi pelajaran. Atau perintahkan siswa untuk
menyerahkan penggalan berita mereka sebelum pelajaran dimulai. Anda selanjutnya
dapat menyalinnya dan mengirimkannya kepada semua siswa sebagai tugas bacaan.
2. Gunakan butir-butir berita itu sebagai studi kasus atau naskah dasar latihan
sandiwara.
56. Poster
URAIAN SINGKAT
Metoda presentasi alternatif ini merupakan cara yang bagus untuk memberi
Informasi kepada siswa secara cepat, memahami apa yang mereka bayangkan, dan
memerintahkan pertukaran gagasan antarmereka. Tehnik ini juga merupakan cara
baru dan jelas yang memungkinkan siswa mengungkapkan persepsi dan perasaan
mereka tentang topik yang tengah anda diskusikan dalam suasana santai.
PROSEDUR
1. Perintahkan setiap siswa untuk memilih sebuah topik yang berkait dengan topik
pelajaran umum atau sub bahasan yang tengah didiskusikan.
81
2. Mintalah siswa untuk memajang konsep mereka pada papan poster atau papan
buletin. (Anda yang menentukan ukurannya.) Tampilan poster mesti dengan
sendirinya menunjukkan isinya; yakni, begitu melihatnya orang dengan mudah
memahami gagasannya tanpa perlu Penjelasan leblh lanjut, baik lisan maupun
tertulis. Namun demikian, siswa juga boleh menyiapkan satu halaman penjelasan
yang berisi uraian lebih rinci dan sekaligus sebagai materi rujukan lebih lanjut.
3. Selama berlangsungnya pelajaran yang telah ditentukan, perintahkan siswa untuk
menempelkan sajian materi visual mereka dan berkeliling mengitari ruangan untuk
mengamati dan mendiskusikan poster masing-masing. Sebagai contoh, dalam
pembahasan tentang stress pada pelajaran kesehatan, topik-topik yang diberikan
mencakup yang berikut ini:
Penyebab stres
Gejala-gejala stres
Pengaruh stres terhadap diri sendiri dan orang lain
Pereda stres
Salah seorang siswa menggambarkan gejala stres dengan membuat tampilan poster
yang menunjukkan gambar-gambar berikut:
Orang kelebihan berat badan yang berdiri pada timbangan
Orang meminum minimum beralcohol
Dua orang bertengkar
Orang sakit kepala
Di bawah tiap gambar diberi paragraf singkat yang menjelaskan bagaimana dan
mengapa orang stres dapat menunjukkan gejala-gejala yang digambarkan itu.
4. Lima belas menit sebelum berakhirnya pelajaran, perintahkan seluruh siswa untuk
kembali ke posisi semula dan mendiskusikan apa yang menurut mereka berharga
pada kegiatan tersebut.
VARIASI
1. Anda dapat memilih untuk membentuk tim beranggotakan dua atau tiga, sebagai
alternatif dari penugas individual, terutama jika topiknya memiliki lingkup yang
terbatas.
2. Tindaklanjuti sesi poster dengan diskusi panel, dengan menggunakan beberapa
siswa yang memajang poster-poster tersebut Sebagai panelis.
82
Belajar Secara Mandiri
Belajar bersama dan belajar dalam satu kelas penuh bisa ditingkatkan dengan
aktivitas belajar mandiri. Ketika siswa belajar dengan caranya sendiri, mereka
mengembangkan kemampuan untuk memfokuskan diri dan merenung. Bekerja
dengan cara mereka sendiri juga memberi siswa kesempatan untuk memikul
tanggung jawab pribadi atas apa yang mereka pelajari. Strategi yang berikut ini
merupakan perpaduan tehnik-tehnik yang bisa digunakan di dalam dan di luar kelas.
57. Imajinasi
URAIAN SINGKAT
Melalul imaji visual, siswa dapat menciptakan gagasan mereka sendiri. Imaji cukup
efektif sebagai suplemen kreatif dalam belajar bersama. Cara ini juga bisa berfungsi
sebagai papan loncat menuju proyek atau tugas independen yang pada awalnya
mungkin tampak membuat siswa kewalahan.
PROSEDUR
1. Perkenalkan topik yang akan dibahas. Jelaskan kepada siswa bahwa mata pelajaran
ini menuntut kreativitas dan bahwa penggunaan imaji visual dapat membantu upaya
mereka.
2. Perintahkan siswa untuk menutup mata, Perkenalkan latihan relaksasi yang akan
membersihkan pikiran-pikiran yang ada sekarang dan benak siswa. Gunakan musik
latar, lampu temaram, dan pernafasan untuk bisa mencapai hasilnya.
3. Lakukan latihan pemanasan untuk membuka “mata batin” mereka. Perintahkan
siswa, dengan mata mereka tertutup, untuk berupaya menggambarkan apa yang
terlihat dan apa yang terdengar, misalnya ruang tidur mereka, lampu lalulintas
sewaktu berubah wama, dan rintik hujan.
4. Ketika para siswa merasa rileks dan terpanaskan (setelah latihan pemanasan),
berikanlah sebuah imaji untuk mereka bentuk. Saran-sarannya meliputi:
Pengalaman masa depan
Suasana yang asing
Persoalan untuk dipecahkan
Sebuah proyek yang menanti untuk dikenakan
83
Sebagai contoh, seorang guru membantu siswa menyiapkan sebuah wawancara
kerja. Siswa diberi pertanyaan berikut ini:
Apa yang kamu kenakan?
Jam berapakah sekarang?
Seperti apa sih kantor itu?
Kursi seperti apakah yang kamu duduki itu?
Di manakah posisi duduk si pewawancara?
Seperti apakah si pewawancara itu?
Apa yang kamu. rasakan?
Apa yang ditanyakan pewawancara kepada kamu?
Bagaimana kamu menjawabnya?
5. Sewaktu menggambarkan imajinya, berikan selang waktu hening secara reguler agar
siswa dapat membangun Imaji visual mereka sendiri. Buatlah pertanyaan yang
mendorong penggunaan semua indera, semisal;
Seperti apakah rupanya?
Siapa yang kamu lihat? Apa yang mereka lakukan?
Apa yang kamu rasakan?
6. Akhiri pengarahan imaji dan instruksikan siswa untuk mengingat Imaji mereka.
Akhiri latihan itu dengan perlahan.
7. Perintahkan siswa untuk membentuk kelompok-kelompok kecil dan berbagi
pengalaman imaji mereka Perintahkan mereka untuk menjelaskan imaji mereka satu
sama lain dengan menggunakan sebanyak mungkin penginderaan. Atau perintahkan
mereka untuk enuliskan apa yang mereka imajinasikan.
VARIASI
1. Setelah siswa mengingat kembali bagaimana mereka akan bertindak dalam situasi
tertentu, perintahkan mereka untuk merencanakan bagaimana mereka akan benar-
benar bertindak berdasarkan apa yang mereka pikirkan.
2. Lakukan latihan Imaji di mana siswa mengalami kegagalan. Selanjutnya
perintahkan mereka untuk membayangkan atau mengimajinaslkan sebuah
keberhasilan.
58. Menulis Di Sini dan Saat Ini
84
URAIAN SINGKAT
Aktivitas menulis memungkinkan siswa untuk memikirkan pengalaman yang
mereka miliki. Sebuah cara dramatis untuk meningkatkan perenungan secara
mandiri adalah dengan meminta siswa menuliskan laporan tindakan kala kini
(present tense) tentang sebuah pengalaman yang mereka miliki (seakan itu terjadi di
sini dan sekarang).
PROSEDUR
1. Pilihlah jenis pengalaman yang anda ingin siswa menuliskannya. Pengalaman itu
bisa dari masa lalu atau masa depan. Di antara kemungkinannya adalah:
Persoalan sekarang.
Acara keluarga.
Hari pertama menjalani pekerjaan baru.
Penyajian materi.
Pengalaman dengan seorang teman.
Situasi belajar.
2. Jelaskan kepada siswa tentang pengalaman yang anda pilih untuk tujuan penulisan
perenungan. Katakan pada mereka bahwa cara yang baik untuk merenungkan
sebuah pengalaman adalah dengan menghidupkannya 5 kembali atau mengalaminya
untuk pertama kalinya di dini dan sekarang juga. Cara ini akan menimbulkan
dampak yang lebih jelas dan lebih dramatis ketimbang menulis tentang sesuatu "di
suatu tempat dan dahulu" atau dalam waktu yang kelak akan datang.
3. Sediakan kertas yang putih bersih untuk menulis. Pintakan privasi dan suasana
hening.
4. Perintahkan siswa untuk menulis, dalam kala kini (present tense), tentang
pengalaman yang telah dipilih. Perintahkan mereka untuk memulai dari awal
pengalaman dan menuliskan apa yang mereka dan orang lain alami dan rasakan,
semisal, "Aku berdiri di depan teman-teman sekelas untuk menyajikan materi. Aku
benar-benar ingin terlihat percaya diri. . ." perintahkan siswa untuk menulis
sebanyak yang mereka suka tentang kejadian yang berlangsung dan perasaan yang
ditimbulkan.
5. Beri waktu yang cukup untuk menulis. Siswa jangan sampai merasa diburu waktu.
Bila sudah selesai, perintahkan mereka untuk membaca hasil renungan mereka di
sini dan sekarang.
85
6. Diskusikan tindakan-tindakan baru apa yang mungkin akan mereka ambil di masa
mendatang.
VARIASI
1. Untuk membantu siswa mendapatkan kegairahan dalam menulis imajinatif,
pertama-tama lakukan latihan imajinasi mental atau laksanakan diskusi kelompok
yang relevan dengan topik yang anda tugaskan kepada mereka.
2. Perintahkan siswa untuk saling bercerita tentang yang telah mereka tulis. Salah satu
alternatifnya adalah dengan memerintahkan sejumlah siswa untuk membacakan
karya mereka yang sudah rampung. Alternatif yang kedua adalah dengan meminta
pasangan untuk saling bercerita tentang apa yang mereka tulis.
59. Peta Pikiran
URIAN SINGKAT
Pemetaan pikiran merupakan cara kreatif bagi tiap siswa untuk menghasilkan
gagasan, mencatat apa yang dipelajari, atau merencanakan tugas baru. Meminta
siswa untuk membuat peta pikiran memungkinkan mereka untuk mengidentifikasi
dengan jelas dan kreatif apa yang telah mereka pelajari atau apa yang tengah mereka
rencanakan.
PROSEDUR
1. Pilihlah topik untuk pemetaan pikiran. Beberapa kemungkinannya antara lain:
Sebuah masalah atau isu yang anda ingin siswa membuatkan gambaran
penanganannya.
Sebuah konsep atau ketrampilan yang telah anda ajarkan.
Sebuah tugas yang mesu direncanakan penyelesaiannya oleh siswa.
2. Buatkan sebuah peta pikiran sederhana untuk siswa dengan menggunakan warna,
gambar, atau simbol. Salah satu contohnya adalah perjalanan ke toko grosir dimana
seseorang berbelanja berdasarkan peta pikiran yang mengkategorikan butir-butir
yang diperlukan sesuai dengan konter di mana barang belanjaan itu dapat dijumpai
(misalnya, konter produk susu, produk alami, dan makanan beku). Jelaskan
bagaimana warna gambar, dan simbol dalam peta pikiran anda meningkatkan
86
seluruh kerja pikiran (versus pemikiran otak kiri kanan). Perintahkan siswa untuk
menyisipkan contoh sederhana dari kehidupan sehari-hari mereka yang dapat
mereka buatkan peta pikirannya.
3. Sediakan kertas, spidol, dan materi sumber lain yang menurut anda akan membantu
siswa menciptakan peta pikiran yang semarak dan cerah. Tugaskan siswa untuk
membuat pemetaan pikiran. Sarankan agar mereka memulai peta mereka dengan
membuat sentra gambar yang menggambarkan topik atau gagasan utamanya.
Selanjutnya. doronglah mereka agar memecah keseluruhannya menjadi unsur-unsur
yang lebih kecil dan menggambarkan unsur-unsur ini di sekeliling peta
(menggunakan warna dan grafis). Perintahkan mereka untuk mengungkapkan tiap
gagasan menggunakan gambar, dengan menyertakan sedikit mungkin kata-kata.
Setelah itu. mereka dapat memerincinya di dalam pikiran mereka.
4. Sediakan waktu yang banyak bagi siswa untuk menyusun peta pikiran mereka.
Sarankan mereka untuk melihat karya siswa lain guna mendapatkan gagasan.
5. Perintahkan siswa untuk saling bercerita tentang peta pikira mereka. Lakukan
diskusi tentang manfaat dari cara pengungkapan gagasan kreatif ini.
VARIASI
1. Berikan tugas pembuatan peta pikiran dalam tim, sebagai alternatif dari pembuatan
peta pikiran secara perseorangan.
2. Gunakan komputer untuk membuat peta pikiran.
60. Belajar Sekaligus BertindakURAIAN SINGKAT
Belajar sekaligus bertindak memberi siswa kesempatan untuk mengalami penerapan
topik dan isi materi yang dipelajari atau didiskusikan di kelas dalam situasi
kehidupan sesungguhnya. Sebuah proyek luar-kelas menghadapkan mereka pada
cara penemuan dan memungkinkan mereka untuk menjadi kreatif dalam bertukar
pendapat tentang penemuan mereka dengan sesama siswa. Keunggulan dari kegiatan
ini adalah bahwa ia bisa digunakan dengan mata pelajaran apapun.
PROSEDUR
1. Perkenalkan topik kepada siswa dengan menyediakan sejumlah informasi
87
pendukung melalui pengajaran berbasis-ceramah singkat dan diskusi kelas.
2. Jelaskan bahwa anda akan memberi mereka kesempatan untuk mengalami kejadian
seputar topik pelajaran untuk pertamakali dengan melakukan "kunjungan lapangan"
menuju situasi kehidupan sesungguhnya.
3. Bagilah siswa menjadi sub-sub kelompok beranggotakan empat hingga lima orang
dan perintahkan mereka untuk menyusun sebuah daftar pertanyaan dan/atau hal
khusus yang mesti mereka cari selama “kunjungan lapangan."
4. Perintahkan sub-sub kelompok untuk menempelkan butir-butir pertanyaan mereka
dan berbagi pendapat tentangnya dengan siswa lain.
5. Para siswa akan mendiskusikan butir-butir itu dan menyusun daftar umum untuk
digunakan oleh setiap siswa.
6. Beri siswa tenggat waktu (misalnya satu minggu) dan arahkan mereka untuk
mengunjungi lokasi atau beberapa lokasi dan menggunakan daftar pertanyaan untuk
mewawancarai atau mengamati. Mereka boleh memilih tempatnya, atau anda
mungkin perlu membuat penugasan khusus untuk menghindari duplikasi atau agar
terfadi persebaran siswa secara merata. Sebagai contoh. siswa dapat diminta untuk
mengunjungi tempat-tempat usaha semisal toko eceran, restoran cepat saji, hotel
atau bengkel mobil. Mereka selanjutnya mengunjungi tempat-tempat usaha ini
sebagai pelanggan untuk mengetahui bagaimana pelayanan terhadap mereka.
7. Pertanyaan-pertanyaannya harus spesifik dan memungkinkan untuk dilakukan
pembandingan dengan temuan sesama siswa.
Sebagai contoh, butir-butir pengamatan berikut ini cocok dengan layanan
konsumen:
Berapa lamakah waktu yang diperlukan karyawan untuk melayani pelanggan?
Apakah karyawan itu tersenyum?
Apakah karyawan itu sopan dan ramah?
Apakah karyawan itu mengajukan pertanyaan terbuka untuk memahami
persoalannya? Apakah karyawan Itu menggunakan tehnik mendengarkan aktif?
Beri contohnya.
Apakah karyawan itu memberikan pemecahan masalah?
Apakah kamu, selaku pelanggan, senang dengan pengalaman Itu? Mengapa
demikian, atau mengapa tidak demikian?
5. Perintahkan siswa untuk berbagi temuan mereka dengan siswa lain melalui
sejumlah metoda kreatif (misalnya, dengan drama atau peragaan singkat,
88
wawancara bohong-bohongan, diskusi panel atau permainan).
VARIASI
1. Anda mungkin perlu membentuk tim beranggotakan dua atau tiga siswa sebagai
alternatif dari pemberian tugas individual.
2. Sebagai ganti penugasan seluruh siswa untuk menyusun sebuah daftar pertanyaan
atau garis-garis besar pengamatan, tiap siswa dapat membuat daftar mereka sendiri.
61. Jurnal Belajar
URAIAN SINGKAT
Bila siswa diminta untuk menggambarkan secara tertulis pengalaman belajar yang
telah mereka jalani mereka akan terdorong untuk menyadari apa yang mereka alami
dan mampu mengungkapkan secara tertulis. Tehnik yang banyak digunakan dalam
hal ini adalah jurnal belajar, sebuah catatan reflektif atau diari yang dibuat oleh
siswa dari hari ke hari.
PROSEDUR
1. Jelaskan kepada siswa bahwa pengalaman tidak mesti merupakan guru terbaik dan
bahwa sangatlah penting untuk merenungkan kembali pengalaman guna menyadari
pelajaran apa yang kita dapatkan dari pengalaman itu.
2. Perintahkan siswa untuk membuat jurnal tentang refleksi dan pembelajaran mereka.
3. Sarankan agar mereka menulis, dua kali seminggu, sebagian dari apa yang mereka
pikirkan dan rasakan tentang hal-hal yang mereka pelajari. Katakan pada mereka
untuk mencatat semua komentar itu sebagai catatan pribadi (tanpa khawatir dengan
kesalahan eja tata bahasa, dan tanda baca).
4. Perintahkan siswa untuk berfokus pada beberapa semua kategori berikut ini:
Apa yang belum jelas bagi mereka atau apa yang mereka tidak setujui.
Bagaimana kaitan antara pengalaman belajar dengan kehidupan pribadi mereka.
Bagaimana pengalaman belajar terrefleksikan dalam hal-hal lain yang mereka
baca, lihat dan kerjakan.
Apa yang telah mereka amati tentang diri mereka dan orang lain semenjak
merasakan pengalaman belajar.
89
Apa yang mereka petik dari pengalaman belajar. Apa yang hendak mereka
kerjakan sebagai hasil dari pengalaman belajar.
5. Kumpulkan, baca, dan komentari jumal tersebut secara berkala agar siswa menjadi
merasa bertanggungjawab untuk menyimpannya dan agar anda dapat menerima
umpan balik tentang hasil belajar mereka.
VARIASI
1. Sebagai alternatif dari pemberian buku catatan kosong, siswa bisa disediakan
formulir terstruktur untuk menyusun entri jurnal mereka.
2. Perintahkan siswa untuk menulis selama pelajaran langsung, bukannya setelah
selesai pelajaran.
62. Kontrak Belajar
URAIAN SINGKAT
Belajar yang timbul dan keinginan sendiri acapkali lebih mendalam dan lebih
permanen ketimbang belajar yang diarahkan oleh guru. Namun demikian, anda
mesti memastikan bahwa kesetujuan terhadap apa dan bagaimana sesuatu akan
dipelajari haruslahjelas. Salah satu cara untuk mewujudkan hal ini adalah dengan
kontrak belajar.
PROSEDUR
1. Perintahkan tiap siswa untuk mernilih sebuah topik yang dia ingin pelajari sendiri.
2. Sarankan tiap siswa untuk berfikir cermat melalui rencana belajar. Berikan waktu
yang banyak untuk riset dan konsultasi dalam menyusun rencana.
3. Mintalah siswa untuk menulis kontrak yang mencakup kategori-kategori berikut ini:
Tujuan belajar yang ingin dicapai siswa.
Pengetahuan atau ketrampilan khusus yang mesti dikuasai.
Kegiatan belajar yang akan dilakukan.
Bukti yang akan diajukan siswa untuk menunjukkan bahwa tujuan itu telah
tercapai.
Tanggal penyelesaian.
Berikut ini adalah sebuah kontrak yang dibuat oleh siswa yang ingin mengerjakan
90
resumenya.
Topik: Mengungkapkan diri saya dengan baik secara tertulis.
Tujuan pembelajaran: Memilih format yang tepat.
Memadatkan empat halaman menjadi dua.
Menulis tujuan karier yang lebih jelas.
Aktivitas pembelajaran: Meninjau resume sampel.
Memilih sampel yang saya suka dan mengomentarinya.
Menyiapkan tulisan berdasarkan kritikan guru.
Menulis ulang bila perlu.
Menyerahkan salinan kepada tiga siswa dan meminta
komentar mereka.
Menyiapkan resume akhir.
Tanggal penyelesaian: Dalam dua minggu.
4. Temui siswa dan diskusikan kontrak yang diajukan. Sarankan materi belajar yang
ada kepada siswa. lcarakan perubahan yang Ingin anda lakukan.
VARIASI
1. Buatlah kontrak belajar kelompok, sebagai alternatif dari kontrak belajar individu.
2. Sebagai alternatif dari pemberian kebebasan memilih, pilihkan topik dan tujuan
untuk siswa atau tawarkan pilihan yang terbatas. Namun demikian. berikan pilihan
yang banyak tentang cara mempelajari topik itu.
Belajar yang Efektif
Aktivitas belajar yang efektif membantu siswa mengenali perasaan, nilai-nilai, dan
sikap mereka. Topik yang paling tehnis sekalipun melibatkan belajar yang efektif.
Sebagai contoh, apa gunanya kemampuan menggunakan komputer jika siswa cemas
dan tidak yakin dengan diri sendiri ketika mereka menggunakan komputer? Strategi
yang berikut ini dirancang untuk menimbulkan kesadaran akan perasan, nilai-nilai,
dan sikap yang menyertai banyak topik kelas. Strategi ini dengan halus mendesak
siswa untuk mengenali keyakinan mereka dan bertanya pada diri sendiri apakah
mereka memiliki komitmen terhadap cara-cara baru dalam mengerjakan segala hal.
91
63. Mengetahui yang Sebenarnya
URAIAN SINGKAT
Acapkali, sebuah topik dapat menlngkatkan pemahaman dan kepekaan terhadap
orang atau situasi yang tidak akrab bagi siswa. Salah satu cara terbaik untuk
mencapai tujuan ini adalah dengan menciptakan aktivitas efektif yang menstimulasi
keingintahuan tentang seperti apa sebenarnya orang atau situasi yang kurang akrab
tersebut.
PROSEDUR
1. Pilihlah tipe orang atau situasi yang anda ingin siswa mempelajarinya. Berikut
adalah beberapa contohnya:
Seperti apa rasanya berada di kalangan minoritas.
Seperti apa rasanya berada dalam periode waktu yang berbeda dalam sejarah.
Seperti apa rasanya menjadi orang yang berasal dan budaya yang berbeda.
Seperti apa rasanya menjadi orang yang memiliki persoalan atau tantangan
pelik.
2. Buatlah cara untuk mensimulasikan orang atau situasi itu. Di antara cara-cara untuk
melakukannya adalah sebagai berikut:
Perintahkan siswa untuk berbusana seperti yang dikenakan oleh orang-orang
dalam situasi itu. Atau perintahkan mereka untuk menangani peralatan,
perkakas, aksesoris, atau barang-barang milik lainnya dari orang atau situasi itu
atau dengan terlibat dalam kegiatan tertentu yang biasa dilakukan orang itu.
Sebagai contoh, kondisikan siswa pada proses normal penuaan dengan memberi
mereka kacamata yang berlumuran noda pelembab, membawa kacang buncis
dalam keranjang, katun pembersih telinga, dan mengenakan kaus kaki
bersepatu sandal. Kemudian perintahkan mereka untuk mengambil pensil dan
kertas dan menuliskan nama mereka, alamat dan nomor telepon, atau untuk
berjalan-jalan ke luar ruang kelas, membuka pintu, dan mencari-cari jalan.
Tempatkan siswa dalam situasi di mana mereka diharuskan merespons sesuai
peran yang harus mereka mainkan.
Gunakan analogi dalam membuat simulasi: Buatlah sebuah skenario yang tidak
92
terlalu asing bagi siswa yang isinya menjelaskan situasi yang tidak begitu
mereka kenal. Sebagai contoh, anda dapat meminta seluruh siswa yang kidal
untuk menggambarkan seorang yang secara budaya berbeda dari siswa yang
lain.
Tirukan gerak-gerik seseorang dan perintahkan siswa untuk mewawancarai anda
dan mencari tahu tentang pengalaman, pandangan dan perasaan anda. Sebagai
contoh, seorang guru sains (Kate Brooks) Berpakaian seperti Galileo dan
menyajikan drama tentang kehidupannya dan dilema etika yang dia (Galileo)
hadapi. Musik jaman renaisans dimainkan dan lilin dinyalakan di planetarium,
sementara Galileo mendapatkan temuan dengan teleskop. Drama Itu berakhir
dengan dihukumnya galileo dan upayanya untuk mempertahankan ajarannya.
Pada akhir drama itu, siswa menulis sebuah esai tentang persoalan etika yang
dihadapi Galileo, memberikan pandangan mereka tentang keputusan Galileo,
dan menebak apa yang akan mereka lakukan.
3. Tanyakan kepada siswa bagaimana rasanya simulasi tersebut. Diskusikan
pengalaman sewaktu mengenakan sepatu orang lain. Perintahkan siswa untuk
mengenali tantangan yang dimunculkan oleh orang atau situasi yang tidak begitu
mereka kenal.
VARIASI
1. Jika memungkinkan, lakukan pertemuan nyata dengan situasi atau orang yang tidak
mereka kenal akrab.
2. Buatlah pengalaman imaji mental dl mana siswa memvisualkan orang atau situasi
yang tidak mereka kenal akrab.
64.Pemeringkatan pada Papan Pengumuman
URAIAN SINGKAT
Banyak materi belajar yang tidak mengandung muatan benar atau salah. Ketika
terdapat nilai-nilai, opini, gagasan, dan preferensi tentang topik yang anda ajar-kan,
aktivitas ini bisa digunakan untuk menstimulasi pemikiran dan diskusi.
93
PROSEDUR
1. Bagilah siswa menjadi sub-sub kelompok beranggotakan empat hingga enam orang.
2. Berikan kepada siswa daftar yang berisi salah satu dari yang berikut ini:
Nilai-nilai yang mereka pegang (misalnya, 1. Loyalitas, 2. ... dll)
Opini yang mungkin mereka dukung (misalnya, 1. Pencegahan kejahatan. harus
menjadi perhatian utama bangsa kita, 2. .....dll)
Solusi alternatif atas suatu masalah (misalnya. Hematlah energi dengan 1.
Berkendara secara 3 in 1. 2. .... dll)
Pilihan keputusan yang mereka atau orang lain hadapi (misalnya, 1. Melegalkan
narkoba, 2. .... dll)
Atribut yang mereka kehendaki (misalnya, l tampil menawan. 2. .... dll)
Preferensi yang mereka miliki (misalnya, I. Edgar Allan Poe, 2……,dll)
Sebagai contoh. siswa dapat ditanya sifat apa yang mereka harapkan ada pada
seorang teman: bisa diandalkan, lucu, keren, pengertian, dll)
4. Berikan tiap kelompok buku bloknot. Perintahkan mereka untuk menuliskan tiap
butir dalam daftar itu pada kertas terpisah.
5. Buatlah "papan pengumuman" dimana sub-sub kelompok dapat memajang
preferensi urutan peringkat mereka. (kertas Bloknote boleh ditempelkan pada papan
tulis. whiteboard, atau pada kertas karton lebar.)
6. Bandingkan dan bedakan pemeringkatan antar kelompok yang kini dipajang.
VARIASI
1. Upayakan untuk mencapai konsesus seluruh siswa.
2. Perintahkan siswa untuk mewawancarai anggota kelompok yang peringkatnya
berbeda dengan peringkat mereka.
94
65. Apa? Lantas Apa? Dan Sekarang Bagaimana?
URAIAN SINGKAT
Nilai dari aktivitas belajar eksperiensial akan meningkat dengan meminta siswa
untuk merenungkan kembali pengalaman yang baru mereka alami dan menggali
implikasinya. Periode perenungan ini seringkali disebut sebagai pengolahan atau
debriefing (pewawancaraan-pentanyajawaban). Sebagian kalangan pendidik kini
menggunakan istilah harvesting (pemanenan). Berikut adalah urutan tiga tahap
untuk memanen pengalaman yang kaya akan pembelajaran.
PROSEDUR
1. Kondisikan siswa ke dalam pengalaman yang sesuai dengan topik yang anda
ajarkan. Pengalaman-pengalaman ini dapat mencakup yang berikut ini:
Permainan atau latihan simulasi
Kunjungan lapangan Tayangan Video
Proyek belajar praktik
Debat
Drama
Latihan imaji mental
2. Perintahkan siswa untuk saling bercerita tentang apa yang terjadi pada mereka
selama latihan tersebut:
Apa yang mereka lakukan?
Apa yang mereka amati? Pikirkan?
Apa yang mereka rasakan selama latihan itu?
3. Selanjutnya, perintahkan siswa untuk bertanya pada diri sendiri, "Lantas,
bagaimana?"
Manfaat apa yang mereka dapatkan dari latihan itu?
Apa yang mereka pelajari? Dan Pelajari kembali?
Apa implikasi dari aktivitas itu?
Bagaimanakah kaitan antara pengalaman itu (jika itu berupa simulasi atau
drama) dengan dunia nyata?
4. Terakhir, perintahkan siswa untuk memikirkan "Sekarang bagaimana? "
Bagaimana kalian ingin melakukan sesuatu secara berbeda di masa mendatang?
95
Bagaimana kalian dapat memperluas pembelajaran yang kalian dapatkan?
Langkah-langkah apa yang dapat kallan ambil untuk menerapkan apa yang telah
kalian pelajari?
VARIASI
1. Batasi diskusi pada "'Apa?" dan "Lantas bagaimana?"
2. Gunakan kedua pertanyaan ini untuk menstimulir penulisan jurnal (lihat strategi 61,
"Jurnal Belajar").
66. Penilaian-Diri secara Aktif
URAIAN SINGKAT
Melalui metoda ini, siswa mampu berbagi sikap mereka tentang sebuah mata
pelajaran melalui penilaian-diri. Metoda ini memungkinkan guru untuk mengukur
perasaan dan keyakinan siswa, dan berfungsi sebagai papan loncat bagi diskusi
kelas.
PROSEDUR
1. Buatlah sebuah daftar pernyataan yang akan dibacakan kepada siswa untuk menilai
sikap dan perasaan mereka tentang pelajaran yang diberikan.
Sebagai contoh, seorang guru menyusun pernyataan-pernyataan berikut ini:
Saya menginginkan pekerjaan yang memungkinkan saya untuk bekerja dengan
orang lain.
Saya menginginkan pekerjaan yang memberi saya pendapatan paling besar,
berkat kemampuan saya.
Saya menginginkan pekerjaan yang aman dan bebas dari rasa khawatir akan
terus-menerus dievaluasi.
Saya menginginkan pekerjaan yang tidak perlu saya lembur di rumah.
Saya menginginkan pekerjaan yang tidak menuntut banyak bepergian.
Saya menginginkan pekerjaan memiliki nilai guna bagi masyarakat.
Saya menginginkan pekerjaan yang terus-menerus memacu peningkatan
kemampuan saya.
96
2. Perintahkan siswa untuk berdiri di bagian belakang ruangan, dengan menempatkan
meja dan kursi di satu sisi ruangan.
3. Buatlah skala penilaian angka dari satu hingga lima di depan kelas dengan
menggunakan papan tulis atau dengan menempelkan angka pada dinding.
4. Jelaskan bahwa anda akan membacakan sejumlah pernyataan. Setelah
mendengarkan pernyataan-pernyataan itu, siswa harus berdiri di depan angka
penilaian yang paling cocok dengan sikap mereka terhadap pengetahuan seputar
mata pelajaran. Tergantung pada mata pelajarannya, angka 1 bisa berarti "Sangat
Setuju" atau "Paham Betul." sedangkan angka 5 untuk "Sangat Tidak Setuju" atau
Tidak Paham."
5. Sewaktu pernyataan dibacakan, siswa harus bergerak ke bagian ruang kelas yang
paling cocok dengan pengetahuan atau posisi mereka. Setelah terbentuk sejumlah
barisan di depan berbagai posisi. perintahkan beberapa siswa untuk saling
menjelaskan alasan mereka memilih posisi itu.
6. Setelah mendengarkan pendapat siswa lain. Perintahkan sembarang siswa yang
ingin mengubah posisi mereka pada skala itu untuk melakukannya.
7. Lanjutkan membaca pernyataan atau fakta individual dan meminta siswa itu
bergerak ke angka yang paling cocok dengan opini atau pengetahuan mereka.
8. Selanjutnya, bagilah siswa menjadi sub-sub kelompok. Beri mereka salinan tertulis
dari pernyataan-pernyataan itu dan perintahkan mereka untuk mendiskusikannya.
9. Sekarang, perintahkan siswa untuk secara pribadi mencocokkan kembali pendapat
mereka terhadap butir. Perintahkan mereka untuk menunjuk satu angka pada tiap
pernyataan yang mencerminkan tingkat kesetujuan atau ketidaksetujuan mereka.
VARIASI
1. Dalam kelas yang jumlah siswanya lebih besar, perintahkan siswa untuk terlebih
dahulu memilih sebuah jawaban terhadap pernyataan-pernyataan itu dan kemudian
bergerak ke bagian-bagian ruangan yang telah dinomori.
2. Mulailah dengan diskusi kelompok kecil dan kemudian lakukan penilaian individual
(pribadi).
97
67. Peraga Peran
URAIAN SINGKAT
Aktivitas ini merupakan cara menarik untuk menstimulasi diskusi tentang nilai dan
sikap. Siswa diminta untuk menominasikan sosok-sosok terkenal yang mereka
pandang sebagai peraga peran dari ciri-ciri yang berkaitan dengan sebuah topik yang
tengah dipelajari di kelas.
PROSEDUR
1. Bagilah siswa nienjadi sub-sub kelompok beranggotakan lima atau enam orang, dan
berikan kepada tiap kelompok selembar kertas dan bolpoin.
1. Perintahkan tiap kelompok untuk mengenali tiga siswa yang akan mereka kenali
sebagai perwakilan dari mata pelajaran yang tengah didiskusikan. Dalam pelajaran
musik, sebagai misal, mereka dapat memilih Elton John, Billy Joel, dan Stevie
Wonder.
2. Setelah mereka mengenali tiga sosok terkenal, perintahkan mereka untuk membuat
daftar karakteristik yang dimiliki oleh ketiganya yang mengkualifikasi mereka
sebagai contoh atau peraga peran untuk mata pelajaran yang tengah mereka
diskusikan. Mereka mesti mendaftar orang dan karakteristik pada kertas dan
menempelkannya pada dinding.
3. Perintahkan siswa untuk kembali ke posisi semula dan membandingkan daftar
mereka, perintahkan tiap kelompok untuk menjelaskan alasan yang melandasi
pilihan mereka.
4. Arahkan siswa dalam sebuah diskusi tentang berbagai persepsi di kalangan siswa.
VARIASI
1. Sebagai alternatif dari menyebut orang sungguhan, perintahkan siswa untuk
memilih karakter fiksional.
2. Berikan kepada tiap kelompok daftar khusus tentang orang yang merupakan
perwakilan atau tokoh dari mata pelajaran yang didiskusikan.
Pengembangan Keterampilan
Salah satu tujuan terpenting dari pendidikan di jaman sekarang adalah pemerolehan
98
keterampilan untuk kebutuhan pekerjaan modern. Terdapat keterampilan tehnis
seperti menulis dan komputasi. Ada pula keterampilan non-tehnis semisal
mendengarkan dengan penuh perhatian dan berbicara dengan jelas. Ketika siswa
berupaya mempelajari keterampilan-keterampilan baru dan meningkatkan
kemampuan yang ada, mereka perlu mempraktikannya secara efektif dan mendapat
umpan balik yang berguna. Strategi-strategi yang berikut ini merupakan cara-cara
yang berbeda untuk mengembangkan ketrampilan. Beberapa di antaranya cukup
intens dan sebagian lagi menyenangkan. Bermacam pemeranan ditampilkan secara
khusus.
68. Formasi Regu Tembak
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan format yang cepat dan dinamis yang bisa digunakan untuk berbagai
macam tujuan, misalnya menguji dan memerankan suatu lakon. Format ini
menampilkan pasangan secara bergilir. Siswa mendapat peluang untuk merespon
dengan cepat terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara bertubi-tubi atau
jems tantangan lain;
PROSEDUR
1. Tetapkan tujuan anda untuk menggunakan "regu tembak." Berikut Ini adalah
contohnya bila yang menjadi tujuan anda adalah pengembangan kemampuan:
Siswa dapat menguji atau melatih satu sama lain.
Siswa dapat melakonkan (mendramatisasi) situasi yang diberikan kepada
mereka.
Siswa dapat mengajar satu sama lain.
Anda juga dapat menggunakan strategi ini untuk situasi lain. Berikut adalah
beberapa contohnya:
Siswa dapat mewawancarai temannya untuk mengetahui pendapat dan
pandangannya. Siswa dapat mendiskusikan kutipan atau naskah Pendek.
2. Susunlah kursi dalam formasi dua barisan berhadapan. Sediakan kursi yang cukup
untuk seluruh siswa kelas.
99
3. Pisahkan kursi-kursi menjadi sejumlah regu berangggotakan tiga hingga lima siswa
pada tiap sisi atau deret. Formasi ini bisa tampak seperti gambar berikut:
4. Bagikan pada tiap siswa x sebuah kartu berisi sebuah tugas atau pekerjaan yang
akan dia mintakan untuk dijawab oleh siswa y yang duduk berhadapan dengannya.
Gunakan salah satu dari yang berikut ini:
Sebuah topik wawancara (misalnya, ajukan kepada siswa yang duduk di
hadapanmu pertanyaan ini:
"Bagaimana perasaanmu terhadap karakter ____ dalam buku _____?")
Pertanyan tes (misalnya, tanyakan kepada siswa yang duduk di hadapanmu,
"Apa rumus untuk ____?")
Naskah pendek atau kutipan (misalnya, tanyakan kepada siswa yang duduk di
hadapanmu pendapatnya tentang frase "Kamu tidak memiliki sesuatu yang
banyak membantu mewujudkan cita-citamu. )
Sebuah karakter untuk dilakonkan/diperankan (misalnya, perintahkan siswa
yang duduk di hadapanmu untuk memerankan seseorang yang harus menasehati
kawannya untuk tidak minum-minuman keras sambil mengemudi)
Tugas mengajar (misalnya, perintahkan siswa y duduk di hadapanmu untuk
mengajarkan kepadamu kapan menggunakan titik-dua dan titik-koma)
Berikan kartu yang berbeda untuk tiap anggota x dari sebuah regu.
Sebagai contoh, seorang guru tengah melatih siswa untuk melakukan tatapan mata
yang baik dan berbicara dengan lancar. Guru memberikan satu dari kartu-kartu
berikut ini kepada anggota x dari tiap regu:
Perintahkan, siswa yang duduk di hadapanmu untuk memberikan pendapatnya
tentang presiden Indonesia yang sekarang.
Perintahkon siswa yang duduk di hadapanmu untuk menceritakan tentang masa
kanak-kanaknya.
Perintahkan siswa yang duduk di hadapanmu untuk menjelaskan ciri-ciri dan
keunggulan dari pastagigi yang dia gunakan.
100
X X X X X X X X X X X X X X X X
Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
Perintahkan siswa yang duduk di hadapanmu untuk menceritakan tentang hobi
dan minatnya.
5. Mulailah tugas pertama. Dalam waktu yang tidak begitu lama, umumkan bahwa
sekaranglah waktunya bagi siswa y untuk berpindah satu kursi di sebelah kirinya di
dalam regunya. Jangan merotasi atau memindahkan siswa x. Perintahkan siswa x
untuk "menembakkan" tugas atau pertanyaannya kepada siswa y yang duduk di
hadapannya. Lanjutkan dengan jumlah babak sesuai dengan jumlah tugas yang anda
berikan.
VARIASI
1. Baliklah peran agar siswa x bisa menjadi siswa y.
2. Dalam beberapa situasi, bolehjadi akan lebih menarik dan lebih tepat untuk
memberikan tugas yang sama kepada tiap anggota regu. Dalam hal ini, siswa y akan
diminta untuk menjawab instruksi yang sama untuk tiap anggota regunya. Sebagai
contoh, seorang siswa dapat diminta untuk melakonkan situasi yang sama beberapa
kali.
69. Pengamatan dan Pemberian Masukan Secara Aktif
URAIAN SINGKAT
Prosedur umum dalam menggunakan pengamat pada latihan drama atau sesi latihan
ketrampilan adalah dengan menunggu hingga pementasan selesai sebelum meminta
pemberian masukan. Prosedur ini memberi umpan balik yang sifatnya segera bagi si
pemeran. Ini juga menjadikan pengamat untuk tetap siap selama pementasan.
PROSEDUR
1. Buatlah latihan pemeranan di mana beberapa siswa memperagakan ketrampilan
sedangkan siswa yang lain menjadi pengamat.
2. Sediakan bagi pengamat daftar konkret tentang perilaku positif dan/atau negatif
untuk diperhatikan. Perintahkan mereka untuk memberi isyarat kepada pemain
drama ketika perilaku yang dikehendaki terjadi dengan isyarat yang berbeda bila
perilaku yang tidak dikehendaki muncul. Isyarat yang bisa digunakan antara lain:
Mengangkat tangan
101
Meniup peluit
Menjentikkan jari
Tepuk tangan satu kali
Siswa di dalam pelajaran bahasa Spanyol konvensional, Misalnya, dapat
menggunakan aktivitas ini untuk mempraktikkan tatabahasa. Guru menyiapkan 10
situasi yang berbeda dan meminta partisipan pemeran drama untuk memilih salah
satunya dari sebuah topi. Sebelum pemeranan lakon dimulai, siswa memilih isyarat
untuk menandakan penggunaan tata bahasa yang tidak benar (menjentikkan jari) dan
satu untuk dukungan positif (melambaikan tangan). Pemeran lakon dua siswa
memulai dialog dalam bahasa Spanyol. Jika kemudian dijumpai kesalahan
gramatika anggota, audiens dapat menjentikkan jari; untuk memberikan umpan
balik positif, mereka melambaikan tangan. Variasi untuk menghindari interupsi
terus-menerus adalah dengan menetapkan waktu interval satu menit dan
memberikan penghargaan umum (jumlah jentikkan atau lambaian tangan) atau
penilaian langsung.
3. Jelaskan bahwa tujuan dari isyarat-isyarat itu adalah memberikan umpan balik
segera kepada pemeran lakon mengenal pementasan mereka.
4. Diskusikan pengalaman itu dengan pemeran lakon yang terlibat dalam pemeragaan
ketrampilan. Cari tahu apakah masukan yang sifatnya segera itu membantu, ataukah
justru mengganggu mereka.
VARIASI
1. Beri kesempatan pengamat untuk menggunakan sebuah sinyal (misalnya, meniup
peluit) untuk menghentikan aksi pemeran lakon dan mengajukan pertanyaan atau
memberikan umpanbalik yang lebih rinci kepada para pemeran lakon.
2. Rekamlah pemeranan lakon itu dengan kamera video. Jangan sampai ada yang
memberikan masukan selama perekaman. Perintahkan siswa untuk menonton
rekaman itu dan menggunakan isyarat yang baku pemutaran ulang ulang.
102
70. Pemeranan Lakon yang Tidak Membuat Grogi Siswa
URAIAN SINGKAT
Tehnik ini mengurangi ancaman atau rasa khawatir siswa dalam pemeranan lakon.
Caranya adalah dengan menempatkan guru pada peran utama dan melibatkan siswa
dalam memberikan respons dan menetapkan arah skenarionya.
PROSEDUR
1. Buatlah peran lakon di mana anda akan menunjukkan perilaku yang dikehendaki,
misalnya mengatasi orang yang sedang sangat marah.
2. Beritahu siswa bahwa anda akan memegang peran utama dalam pemeranan lakon
Itu. Tugas siswa adalah membantu anda mengatasi situasi.
3. Perintahkan beberapa siswa untuk mengambil peran sebagai orang lain dalam situasi
itu (misalnya, orang yang sedang marah). Berikan kepada siswa itu naskah pembuka
untuk dibaca guna membantu dia memahami perannya. Mulailah pemeranan
tersebut, namun hentikan pada beberapa selang waktu dan perintahkan siswa untuk
memberikan umpan balik dan arahan seiring berjalannya skenario. Jangan ragu-ragu
untuk meminta siswa memberikan panduan khusus untuk anda gunakan. Sebagai
contoh, pada poin tertentu. tanyakan "Apa yang selanjutnya mesti saya katakan?"
Dengarkan saran mereka dan kemudian cobalah.
4. Lanjutkan pemeranan lakon agar siswa kian melatih anda tentang cara mengatasi
situasi. Ini akan memberi mereka praktik keterampilan sementara anda melakukan
pemeranan aktual bagi mereka.
VARIASI
1. Dengan menggunakan prosedur yang sama, perintahkan siswa untuk melatih
kawannya (Sebagai alternatif dari melatih gurunya).
2. Rekamlah seluruh pemeranan lakon. Putar ulang dan diskusikan dengan siswa
tentang cara lain untuk merespons poin tertentu dalam situasi itu.
103
71. Pemeranan Lakon Oleh Tiga Orang Siswa
URAIANSINGKAT
Tehnik ini memperluas pemeranan lakon tradisional dengan menggunakan tiga
siswa yang berbeda dalam situasi pemeranan lakon yang sama. Tehnik ini
menunjukkan pengaruh dari variasi gaya individual terhadap akibat dari situasi itu.
PROSEDUR
1. Dengan bantuan siswa, tunjukkan konsep dasar pemeranan lakon (jika perlu) dengan
sebuah situasi semisal siswa yang memprotes nilainya kepada seorang guru.
2. Buatlah skenario dan jelaskan kepada siswa.
3. Perintahkan empat siswa untuk mengambil peran karakter dalam pemeranan lakon.
Tugaskan satu siswa untuk tetap menjadi karakter standar (misalnya, seorang guru)
dan instruksikan tiga siswa yang lain bahwa mereka akan memainkan peran yang
lainnya (misalnya sebagai siswa) secara bergiliran.
4. Perintahkan tiga siswa secara bergilir untuk meninggalkan ruang dan memutuskan
pada urutan mana ereka akan berpartisipasi. Bila sudah siap, siswa yang pertama
kembali memasuki ruangan dan memulai peranan lakon dengan dua siswa lainnya.
5. Setelah tiga menit, umumkan waktunya dan perintahkan siswa kedua untuk
memasuki ruangan dan mengulang situasi yang sama. Siswa pertama kini dan dapat
tetap tinggal dalam ruangan. Setelah tiga menit dengan siswa kedua, lanjutkan
dengan siswa ketiga dengan ulang skenario itu.
6. Pada akhir pemeranan lakon, perintahkan siswa u niembandingkan dan
membedakan gaya dan kpf siswa relawan dengan mengidentifikasi tehnik-tehnik
mana yang efektif dan dengan mencatat bagian man saja yang perlu diperbaiki.
VARIASI
1. Sebagai alternatif dari memimpin diskusi kelas, bagilah siswa menjadi tiga
kelompok. Berikan satu dari tiga pemeran lakon kepada tiap kelompok. Perintahkan
tiap kelompok untuk menentukan siswa yang akan memberi mereka umpan balik
pendukung. Gunakan prosedur ini ketika anda merasa perlu mengurangi
kemungkinan adanya rasa malu karena dilakukannya pembandingan antar para
pemeran lakon secara terbuka.
104
2. Untuk kelompok yang lebih besar, bagilah siswa menjadi tiga bagian dan ikuti
prosedur penggiliran dari pemeranan lakon rangkap tiga. Siswa selanjutnya kembah
ke posisi semula untuk membandingkan dan membedakan ketiga gaya pemeranan
lakon tersebut.
72. Menggilir Peran
URAIAN SINGKAT
Aktivitas ini merupakan cara yang bagus untuk memberi kesempatan bagi tiap siswa
untuk mempraktikkan ketrampilan melalui pemeranan lakon tentang situasi
kehidupan nyata.
PROSEDUR
1. Bagilah siswa menjadi kelompok-kelompok yang beranggotakan tiga siswa, yang
tersebar di ruang kelas, dengan celah yang seluas mungkin antar ketiganya.
2. Perintahkan tiap trio (kelompok tiga siswa) untuk membuat skenario kehidupan
nyata yang membahas topik yang telah anda diskusikan.
3. Setelah masing-masing trio menulis ketiga skenarionya pada lembar yang terpisah,
satu anggota tim dari tiap kelompok menyampaikan skenario itu kepada kelompok
selanjutnya dan sudah disediakan ketika anggota kelompok membaca skenario
untuk mengklarifikasi atau memberikan informasi tambahan bilamana perlu. Siswa
kemudian kembali ke kelompok aslinya.
4. Secara bergiliran, tiap anggota trio akan memiliki kesempatanan untuk
mempraktikan peran primemya (yakni sebagai orang tua), peran sekundernya
(sebagai anak) dan pengamat.
5. Tiap babak mesti berlangsung minimal 10 menit pemeran lakon, dengan 5 hingga 10
menit pemerian umpan balik dari pengamat. Andalah yang menentukan panjang tiap
babak sesuai dengan waktu yang tersedia, topik yang dibahas, dan tingkat
kemampuan siswa.
6. Datam tiap babak, pengamat mesti berkonsentrasi pada pengidentifikasian apa yang
dilakukan dengan baik oleh pemain primer dalam menggunakan konsep ketrampilan
yang dipelajari di kelas dan apa yang dapat dia lakukan untuk memperbaikinya.
105
VARIASI
1. Sebagai alternatif dari penugasan tiap kelompok untuk menulis skenarionya sendiri
anda dapat mempersiapkan skenarionya.
2. Sediakan lembar masukan bagi pengamat yang mengidentifikasi ketrampilan dan
tehnik-tehnik khusus yang mesti ia cermati.
73. Memperagakan Caranya
URAIAN SINGKAT
Tehnik ini memberi siswa kesempatan untuk mempraktikan, melalui peragaan,
ketrampulan khusus yang diajarkan di kelas. Pemeragaan acapkali merupakan
alternatif yang cocok untuk pemeranan lakon karena cara ini tidak begitu
mengancam atau membuat siswa grogi. Siswa diberi banyak waktu untuk membuat
skenario mereka sendiri dan menentukan bagaimana mereka ingin mengilustraikan
ketrampilan dan tehnik yang baru saja di bahas di kelas.
PROSEDUR
1. Setelah berlangsungnya kegiatan belajar tentang topik tertentu, kenalilah beberapa
situasi umum di mana siswa mungkin diharuskan menggunakan ketrampilan yang
baru saja dibahas.
2. Bagilah siswa menjadi sub-sub kelompok sesuai dengan jumdah peserta yang
diperlukan untuk memperagakan sekenario yang ada. Umumnya diperlukan dua
atau tiga siswa.
3. Berikan sub-sub kelompok itu waktu 10 hingga 15 menit untuk membuat skenario
tertentu yang mengbarkan situasi umum.
4. Sub-sub kelompok itu juga menentukan bagaimana mereka akan memperagakan
keterpilan itu kelompok. Beri mereka 5 hingga 7 menit untuk mempraktikkannya.
5. Tiap sub kelompok akan mendapat giluran melakukan pemeragaan bagi siswa yang
lain. Beri kesempatan adanya pemberian masukan setelah masing-masing
pemeragaan selesai dilakukan.
VARIASI
1. Anda dapat membuat sub kelompok dengan jumlah siswa yang lebih banyak untuk
106
keperluan pemeragaan bertiindak selaku pembuat skenario, pengarah dan penasihat.
2. Anda dapat membuat skenario khusus dan menugaskannya kepada sub-sub
kelompok tertentu.
74. Pemeragaan Tanpa Bicara
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan strateg untuk digunakan manakala anda mengajarkan prosedur
setahap-demi-setahap. Dengan memperagakan sebuah prosedur tanpa banyak bicara,
anda mendorong siswa untuk cermat secara mental.
PROSEDUR
1. Tetapkan sebuah prosedur multilangkah yang anda ingin siswa mempelajarinya.
Prosedur-prosedurnya antara lain mencakup yang berikut ini:
Menggunakan aplikasi komputer
Menggunakan peralatan laboratorium
Menjalankan mesin
Memberikan pertolongan pertama
Memecahkan soal matematika
Mencari materi rujukan
Menggambar atau melakukan kegiatan artistik lain
Memperbaiki peralatan
Menerapkan prosedur akuntansi
2. Perintahkan siswa untuk memperhatikan anda memperagakan seluruh prosedur.
Lakukan saja, dengan sedikit atau tanpa penjelasan atau komentar tentang apa dan
mengapa anda melakukan hal itu. Beri mereka gambaran seklias tentang seluruh
tugas. Jangan berharap untuk melakukan pengulangan. Sampai di sini, anda baru
mewujudkan kesiapan siswa untuk meipelajari
3. Bentuklah sejumlah pasangan. Peragakan bagian pertama dari prosedur itu, sekali
lagi dengan sedikit atau tanpa penjelasan atau komentar. Perintahkan pasangan
untuk mendiskusikan apa yang mereka amati peragaan anda. (Mengatakan
kepada siswa apa yang anda lakukan justru akan menurunkan kewaspadaan atau
kecermatan mental mereka) Tunjuklah seorang siswa untuk menjelaskan apa yang
107
anda lakukan. Jika siswa mengalami kesulitan. peragakanlah kembali. Hargaliah
pengamatan yang benar.
4. Perintahkan pasangan untuk saling mempraktikan bagian pertama dari prosedur itu.
Bila mereka sudah menguasai bagian ini. lakukan pemeragaan bagian berikutnya
dari prosedur itu tanpa bicara. diikuti dengan praktik berpasangan.
5. Akhiri dengan memberi tantangan kepada siswa untuk melakukan seluruh prosedur
tanpa bantuan.
VARIASI
1. Jika memungkinkan, beri siswa tugas pembuka untuk mencoba prosedur itu sebelum
pemeragaan. Beri kesempatan mereka untuk menduga dan maklumilah mereka jika
terjadi kesalahan. Dengan melakukan hal ini, anda akan segera menjadikan siswa
terlibat secara menjadikan siswa terlibat cecara mental. Selanjutnya, perintahkan
mereka untuk mencermati apa yang anda peragakan.
2. Jika ada beberapa siswa yang dapat menguasai prosedur itu lebih cepat dibanding
yang lain, rekrutlah mereka sebagai "peraga diam."
75. Pasangan dalam Praktik – Pengulangan
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan strategi sederhana untuk mempraktikkan dan mengulang ketrampilan
atau prosedur dengan pasangan belajar. Tujuannya adalah memasukan bahwa kedua
pasangan dapat memperagakan ketrampilan atau prosedur Itu.
PROSEDUR
1. Pilihlah sejumlah ketrampilan atau prosedur yang anda ingin siswa kuasai. Buatlah
pasangan. Dalam tiap pasangan, berikan dua peran: (1) penjelas atau pemeraga dan
(2) pemeriksa.
2. Penjelas atau pemeraga menjelaskan dan/atau memperagakan cara mengerjakan
ketrampilan atau prosedur tertentu. Pemeriksa memastikan apakah penjelasan
dan/atau pemeragaan itu benar, memberi dorongan dan memberikan pelatihan bila
diperlukan.
108
3. Pasangan berganti peran. Penjelas/pemeraga yang baru diberikan ketrampilan atau
prosedur lain untuk dikerjakan.
4. Proses itu berlanjut hingga semua ketrampilan diulang.
VARIASI
1. Gunakan ketrampilan atau prosedur multilangkah sebagai alternatif dari beberapa
prosedur yang berbebeda. Perintahkan penjelas/pemeraga melakukan satu lakah dan
perintahkan pasangannya melakukan langkah selanjutnya hingga urutan langkahnya
lengkap.
2. Bila pasangan telah menyelesaikan tugas merek buatlah sebuah peragaan di depan
kelompok.
*Tehnik ini didasarkan pada "DrillReview Pairs" karya David W. Johnson, Roger
T. Johnson, dan Karl A. Smith.
76. Pemberi Peran URAIAN SINGKAT
Dalam strategi ini, siswa mendapatkan peran seseorang yang pekerjaannya mereka
pelajari. Siswa diberikan tugas praktik nyata dengan terlebih dahulu diberi sedikit
instruksi, dan belajar "dengan mengerjakan."
PROSEDUR
1. Pilihian peran yang anda ingin siswa peragakan. Berikut adalah beberapa
contohnya:
Saya adalah walikota
Pelancong (ke negara lain)
Penyunting
Sejarawan
Ilmuwan
Pelamar kerja
Pemilik usaha
Peneliti
Wartawan
109
2. Siapkan instruksi tertulis yang menjelaskan satu atau berapa tugas yang bisa
diberikan pada peran itu. Sebagai contoh, seorang walikota dapat diminta untuk
mengajukan program kerja kepada dewan kota.
3. Pasangkan siswa dan berikan tugas pada tiap pasangan. Beri mereka alokasi waktu
untuk menyelesaikan tugas itu. Sediakan materi rujukan untuk membantu dalam
mengerjakan tugas itu.
4. Perintahkan siswa untuk kembali ke possil semula mendiskusikan tugas itu.
VARIASI
1. Ijinkan siswa untuk meninggalkan ruang kelas dan mendapatkan pelatihan dari
rekan karyawan yang dapat bertindak selaku narasumber bagi mereka.
2. Perintahkan siswa untuk mengerjakan tugas Itu sendiri tanpa dukungan dari
pasangannya.
77. Para Bola
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan cara dramatis dalam mempraktikkan ketrampilan kerja. Cara ini
menempatkan siswa dalam situasi sulit yang harus mereka jelaskan cara
mengatasinya.
PROSEDUR
1. Pilihlah situasi yang lazim terjadi pada tugas yang tengah dipelajari oleh siswa.
Contoh-contohnya meliputi:
Memimpin pertemuan
Memberikan tugas kepada karyawan
Mendapatkan tugas dari manajer
Membuat presentasi
Memberikan laporan kepada manajer
Berbicara kepada pelanggan
2. Rekrutlah beberapa siswa untuk menjadi relawan yang mau memerankan lakon
dalam situasi tertentu. Pastikan untuk menjelaskan situasinya secara rinci.
3. Bagikan instruksinya kepada siswa lain yang mengarahkan mereka untuk
110
melemparkan bola kepada siswa lawan. Sebutlah beberapa tindakan yang bisa
diambil untuk memberi kesulitan kepada relawan dalam mengatasi situasi itu.
Jangan memperlihatkan instruksi “lemar-bola" itu kepada siswa relawan. Sebagai
contoh, dalam sebuah wawancara, kerja pelamar bisa saja diminta untuk
mengungkapkan informasimasi pribadinya (yang mana hal ini tidak dibenarkan)
Pelamar perlu memutuskan cara menanggapi permintaan itu.
4. Beri kesempatan kepada relawan untuk menepat situasi itu. Beri tepuk tangan atas
usahanya. Diskusikan cara-cara untuk mengatasi kejadian-kejadian yang tak
terduga dengan seluruh siswa.
5. Rekrutlah relawan baru dan berikan tantangan berbeda kepada mereka.
VARIASI
1. Perintahkan siswa untuk memilih "lemparan-bola" mereka sendiri untuk diarahkan
kepada relawan.
2. Sebagai alternatif dari penggunaan relawan, peragakan sendiri oleh anda cara
menangkap "lemparan-bola" dari siswa.
78. Kelompok Penasehat
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan strategi untuk mendapatkan umpanbalik selama berlangsungnya
pelajaran multisesi. Acapkali, guru meminta umpan balik siswa setelah pelajaran
selesai, dan ini tentunya terlalu terlambat untuk melakukan penyesuaian.
PROSEDUR
1. Seusai pelajaran, tetapkan kapanwaktunyaandaakan meniinta umpan balik dari
siswa.
2. Perintahkan sekelompok kecil siswa relawan untuk bertemu dengan anda. Katakan
kepada mereka bahwa tugas mereka adalah meminta tanggapan dari siswa lain
sebelum waktu pertemuan.
3. Gunakan pertanyaan-pertanyaan seperti yang berikut ini:
Hal-hal apa saja yang bermanfaat? Dan yang tidak berrnanfaat?
111
Bagian mana yang belum jelas?
Apa yang dapat membantu kalian untuk bisa mempelajari dengan lebih baik?
Apakah kalian siap untuk beranjak ke materi baru?
Apakah materi saya memiliki kaitan erat dengan kehidupan kalian?
Apa lag yang kalian inginkan dari pelajara berikutnya?
Apa yang tidak begitu kalian inginkan?
Apa yang kalian ingin lanjutkan?
VARIASI
1. Cobalah strategi mengajar dengan "kelompok penasehat" yang anda rencanakan
untuk digunakan selama pelajaran. Mintalah tanggapan.
2. Gunakan alternatif lain untuk mendapatkan umpan balik, misalnya survei reaksi
pasca-pertemuan atau survei lisan mengenal tanggapan siswa.
BAGAIMANA MENJADI BELAJAR
TIDAK TERLUPAKAN
Sebagian guru mengajar hingga batas akhir masa sekolah, semester, atau bidang
studi. Mereka mungkin beranggapan bahwa pada saat-saat akhir mereka dapat
menjejalkan lebih banyak informasi dan menyelesaikan topik dan materi yang niasih
dalam agenda mereka.
Makna dari "menyelesaikan" matapelajaran masih perlu dipertanyakan, karena
adakalanya guru hanya sekadar menyelesaikan materi yang masih tersisa. Memaksakan
diri untuk mengajar hingga batas akhir seringkali berakibat pada terjadinya pengajaran
yang tidak tertata, ada yang terlewatkan. atau ada yang masih belum jelas. Sebaliknya,
bila kegiatan belajar bersifat aktif, ada peluang untuk terjadinya pemahaman. Bila kita
menyediakan waktu untuk memantapkan apa yang telah dipelajari, maka ada peluang
untuk terjadinya pengingatan.
Pikirkanlah apa yang terjadi bila anda bekerja keras menggunakan komputer,
mencari informasi, memecahkan masalah. dan menyusun konsep namun, anda lupa
menyimpan hasil pekerjaan anda. Tentu saja, semua pekerjaan anda akan hilang sia-sia.
Demikian pula, hasil pembelajaran dapat menghilang bila siswa tidak diberi kesempatan
112
untuk menyimpannya.
Di samping menyimpan apa yang lelah dipelajari, penting pula untuk
menikmatinya. Seperti halnya pengalaman, pembelajaran akan dapat dinikmati bila ada
kesempatan untuk mengingatnya dan memberinya sentuhan akhir yang menyentuh
perasaan. Sebagaimana yang telah kita bicarakan tentang "hidangan pembuka" dan
"entri" dari kegiatan belajar aktif, sekarang yang akan kita bahas adalah "hidangan
penutup."
Ada banyak tindakan positif yang bisa kita ambil untuk menciptakan penutup
mata pelajaran yang bermakna dan, barangkali, tak terlupakan. Di bagian ini kami akan
mernbahasnya dalam empat kategori.
1. Strategi Peninjauan Kembali: Bagian ini membahas cara-cara untuk membantu
siswa mengingat apa yang telah mereka pelajari dan menguji pengetahuan dan
kemampuan mereka yang sekarang. Anda akan menjumpai strategi peninjauan
kembali yang menarik bagi siswa dan membantu "menyimpan" pembelajaran yang
telah mereka terima.
2. Penilaian-Sendiri: Bagian ini membahas cara-cara untuk membantu siswa menilai
apa yang kini mereka ketahui, apa yang kini dapat mereka kerjakan, dan sikap apa
yang sekarang mereka pegang. Anda akan menjumpai strategi penilaian yang
membantu siswa mengevaluasi kemajuan mereka.
3. Perencanaan Masa Depan: Bagian ini membahas cara-cara untuk membantu siswa
mempertimbangkan apa yang akan mereka lakukan dalam rangka menerapkan hal-
hal yang telah mereka pelajari. Anda akan mendapati strategi perencanaan masa
depan yang menghadapkan siswa pada fakta bahwa kegiatan belajar mereka tidak
berhenti di ruang kelas.
4. Ucapan perpisahan: Bagian ini membahas cara-cara untuk membantu siswa
mengenang pengalaman mereka bersama-sama dan mengungkapkan apresiasi
mereka. Anda akan mendapati strategi-strategi yang membantu menghadirkan
bagian penutup pelajaran yang memungkinkan siswa untuk mengucapkan
perpisahan.
Strategi Peninjauan Kembali
Salah satu cara yang pasti untuk membuat penibelajaran tetap melekat dalam
pikiran adalah dengan mengalokasikan waktu untuk meninjau kembali apa yang telah
dipelajari. Materi yang telah dibahas oleh siswa cenderung lima kali lebih melekat di
113
dalam pikiran ketimbang materi yang tidak. Itu karena pembahasan kembali
memungkinkan siswa untuk memiklrkan kembali infonnasi tersebut dan menemukan
cara untuk menyimpannya di dalam otak.
Yang berikut ini merupakan serangkaian strategi untuk mendukung peninjauan
kembali. Selain menjadi aktif, strategi ini menjadikan peninjauan kembali sebagai
aktivitas yang menyenangkan.
79. Pencocokan Kartu Indeks
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan cara aktif dan menyenangkan untuk meninjau ulang materi pelajaran.
Cara ini memungkinkan siswa untuk berpasangan dan memberi pertanyaan kuis
kepada temanya.
PROSEDUR
1. Pada kartu Indeks yang terpisah, tulislah pertanyaan tentang apapun yang diajarkan
di kelas. Buatlah kartu pertanyaan dengan jumlah yang sama dengan setengah
jumlah siswa.
2. Pada kartu yang terpisah, tulislah jawaban atas masing-masing pertanyaan itu.
3. Campurkan dua kumpulan kartu itu dan kocoklah beberapa kali agar benar-benar
tercampur aduk.
4. Berikan satu kartu untuk satu siswa. Jelaskan bahwa ini merupakan latihan
pencocokan. Sebagian siswa mendapatkan pertanyaan tinjauan dan sebagian
mendapatkan kartu jawabannya.
5. Perintahkan siswa untuk mencari kartu pasangan mereka. Bila sudah terbentuk
pasangan, perintahkan siswa yang berpasangan itu untuk mencari tempat duduk
bersama. (Katakan pada mereka untuk tidak mengungkapkan kepada pasangan lain
apa yang ada di kartu mereka).
6. Bila semua pasangan yang cocok telah duduk bersama, peritahkan tiap pasangan
untuk memberikan kuis kepada siswa yang lain dengan membacakan keras-keras
pertanyaan mereka dan menantang siswa lain untuk memberikan jawabannya.
114
VARIASI
1. Susunlah kartu yang berisi sebuah kalimat dengan beberapa kata yang dihilangkan
untuk dicocokkan dengan kartu yang berisi kata-kata yang hilang itu— misalnya,
"Presiden merupakan _____ angkatan bersenjata. (panglima tertinggi).
2. Buatlah kartu yang berisi pertanyaan-pertanyaan dengan beberapa kemungkinan
jawabannya—misalnya, "Apa sajakah cara-cara untuk meredam konflik?" Cocokkan
kartu-kartu itu dengan kartu yang berisi kumpulan jawaban yang relevan. Ketika
tiap pasangan memberikan kuis kepada kelompok, perintahkan mereka untuk
mendapatkan beberapa jawaban dari siswa lain.
80. Peninjauan-Ulang Topik
URAIAN SINGKAT
Strategi ini memberi siswa tantangan untuk mengingat apa yang telah dipelajari
dalam tiap topik atau unit matapelajaran. Ini merupakan cara yang bagus untuk
membantu siswa meninjau-ulang materi yang telah anda bahas.
PROSEDUR
1. Pada akhir pelajaran, berikan siswa sebuah daftar topik yang telah anda bahas.
Jelaskan bahwa anda ingin mengetahui apa yang mereka ingat tentang topik-topik
itu dan apa saja yang telah mereka lupakan. Usahakan agar suasananya tetap santal
agar mereka tidak merasa terancam oleh aktivitas itu.
2. Perintahkan siswa untuk mengingat hal-hal seputar topik yang telah dibahas dan hal-
hal lain yang rnasih mereka ingat. Ajukan pertanyaan semisal:
Mengacu kepada hal apakah topik ini?
Mengapa topik ini penting?
Siapa dapat memberi saya contoh tentang apa V kita pelajari dalam topik ini?
Nilai-nilai apakah yang kalian dapatkan dari ini ?
Pengalaman belajar apa sajakah yang kita dapatkan dari topik ini.
Jika tidak banyak yang diingat, olok-oloklah daya ingat baik secara bergurau. atau
salahkan diri anda karena tak bisa menjadikan topik itu sebagai sesuatu yang tak
terlupakan."Urutkan pengajuan pertanyaan itu secara kronologis hingga anda
menyinggung semua materi yang pernah dibahas(atau lakukan selama waktu anda
115
mencukupi).
Waktu anda membahas isinya, buatlah pernyataan nenyimpul sesuai dengan yang
anda kehendaki.
VARIASI
1. Sebagai alternatif dari penggunaan proses diskusi satu kelas penuh, perintahkan
pasangan atau sub-sub kelompok untuk saling berdiskusi.
2. Jika hanya ada sepuluh siswa, atau bahkan kurang, perintahkan mereka untuk
berkumpul di sekeliling sebuah daftar topik pelajaran pada papan tulis dan
melakukan peninjauan ulang atas materi yang sudah dibahas. Agar tidak terkesan
bahwa peninjauan-ulang itu merupakan tes, cobalah anda meninggalkan ruangan
sewaktu prosesnya sedang berlangsung. Ini akan mem-berdayakan siswa untuk
menggunakan waktu secara tepat.
81. Memberikan Pertanyaan dan Mendapatkan JawabanURAIAN SINGKAT
Ini merupakan strategi pernbentukan-tim untuk melibatkan siswa dalam peninjauaan
kembali materi pada pelajaran sebelumnya atau pada akhir pelajaran.
PROSEDUR
1. Berikan dua kartu Indeks kepada masing-niasing siswa.
2. Perintahkan tiap siswa untuk melengkapl kalimat berikut ini:
Kartu 1: Saya masih memiliki pertanyaan tentang _______________
Kartu 2: Saya bisa menjawab pertanyaan tentang _______________
3. Buatlah sub-sub kelompok dan perintahkah tiap kelompok untuk memilih
"pertanyaan paling relevan untuk diajukan" dan "pertanyaan paling menarik untuk
dijawab" dari kartu anggota kelompok mereka.
4. Perintahkan tiap sub-kelompok untuk melaporkan pertanyaan untuk diajukan" yang
ia pilih. Pastikan apakaha ada siswa yang dapat menjawab pertanyaan itu. Jika tidak,
guru harus menjawabnya.
5. Perintahkan tiap kelompok untuk melaporkan “pertanyaan untuk dijawab” yang ia
pilih. Perintahkan anggota sub-sub kelompok untuk berbagi jawaban dengan siswa
yang lain.
116
VARIASI
1. Siapkan terlebih dahulu beberapa kartu pertanyaan, dan bagikan kepada sub-sub
kelompok. Perintahkan sub-sub kelompok untuk memilih satu atau beberapa per-
tanyaan yang dapat mereka jawab.
2. Siapkan terlebih dahulu beberapa kartu jawaban dan bagikan kepada sub-sub
kelompok. Perintahkan sub-sub kelompok untuk memilih satu atau beberapa jawab-
an yang menurut mereka membantu dalam meninjau kembali apa yang telah mereka
pelajari
82. Teka-teki Silang
URAIAN SINGKAT
Menyusun tes peninjauan kembali dalam bentuk tek teki silang akan mengundang
minat dan Partisipasi siswa. Teka-teki silang bisa diisi secara perseorangan atau
kelompok.
PROSEDUR
1. Langkah pertama adalah dengan menjelaskan beberapa istilah atau nama-nama
penting yang terkait dengan matapelajaran yang telah anda ajarkan.
2. Susunlah sebuah teka-teki silang sederhana, dengan menyertakan sebanyak mungkin
unsur pelajaran. (Catatan: Jika terlalu sulit untuk membuat teka-teki silang tentang
apa yang terkandung dalam pelajaran, sertakan unsur-unsur yang bersifat
menghibur, yang tidak mesti berhubungan dengan pelajaran. sebagai selingan)
3. Susunlah kata-kata pemandu pengisian teka-teki silang anda. Gunakan jenis yang
berikut ini:
Definisi singkat ("sebuah tes untuk menentukan sebuah reliabilitas")
Sebuah kategori yang cocok dengan unsumya (Jenis gas")
Sebuah contoh ("...undang-undang adalah contohnya)
Lawan kata ("lawan kata demokrasi")
4. Bagikan teka-teki itu kepada siswa, baik secara perseorangan maupun kelompok.
5. Tetapkan batas waktunya. Berikan penghargaan kepada /ini individu atau tim yang
117
paling banyak memiliki jawaban benar.
VARIASI
1. Perintahkan seluruh kelompok untuk bekerjasama dalam mengisi teka-teki silang
tersebut.
2. Sederhanakan teka-teki itu dengan menetapkan satu kata yang merupakan kunci dari
pelajaran. Tuliskan dalam kotak mendatar. Gunakan kata yang menunjukkan unsur-
unsur lain dalam pelatihan dan cocokan secara menurun agar membentuk kata
kunci.
83. Meninjau Kesulitan pada Materi Pelajaran
URAIAN SINGKAT
Strategi ini dirancang seperti tayangan permainan TV— Jawaban diberikan terlebih
dahulu, dan tantangannva adalah mengajukan pertanyaan yang cocok atau benar
Format Ini bisa dengan mudah digunakan sebagai tinjauan tentang materi pelajaran..
PROSEDUR
1. Buatlah tiga hingga enam kategori pertanyaan tinjauan. Gunakan salah satu dari
beberapa kategori umum ini
Konsep atau Gagasan
Fakta
Ketrampilan
Nama
Atau buatlah kategori berdasarkan topiknya. Sebag contoh, pelajaran bahasa
Perancis mungkin melibatk topik semisal, buton, angka. dan wama.
2. Buatlah setidaknya tiga jawaban (dan pertanyaan yang terkait) per kategori. Sebagai
contoh, jawaban "Angggur berwama ini biasanya dihidangkan dalam temperatur
ruangan" bisa dicocokan dengan pertanyaan "Minuman Rouge itu apa sih? Kita
tidak perlu memiliki jumlah pertanyaan dan jawaban yang sama dalam tiap
kategori, namun kita harus menyusun pertanyaan dan jawaban dengan derajat
kesulitan yang terus meningkat.
118
3. Perlihatkan papan permainan peninjauan kembali pada selembar kertas besar dan
tebal. Umumkan kategorinya dan nilai poinnya untuk tiap kategori. Berikut adalah
papan permainan sampel:
Bulan Warna Angka
10 poin 10 poin 10 poin
20 poin 20 poin 20 poin
30 poin 30 poin 30 poin
4. Bentuklah tim beranggotakan tiga hingga enam orang siswa dan sediakan kartu
penjawab untuk tiap tim. Jika memungkinkan, buatlah kelompok dengan beragam
tingkat ketrampilan atau pengetahuan.
5. Perintahkan tim untuk memilih kapten dan pencatat nilai tim.
Kapten tim mewakili tim. la merupakan satu-satu-nya yang bisa mengacungkan
kartu penjawab dan memberikanjawabannya. Kapten tim harus berun-ding
dengan tim sebelum memberikan jawaban.
Pencatat nilai bertanggungjawab menambahkan dan mengurangi nilai untuk
tim mereka.
Catalan; Sebagai moderator permainan, anda bertanggungjawab mencermati
pertanyaan mana saja yang telah diajukan. Ketika tiap pertanyaan diajukan, beri
tanda silang pada papan permainan. Berikan tanda centang pada pertanyaan yang
sulit dijawab oleh siswa. Anda bisa kembali kepada pertanyaan ini bila permainan
selesai.
Tinnjaulah beberapa aturan permainan berikut ini:
Kapten tim yang memegang kartu penjawab pertama mendapatkan kesempatan
untuk menjawab.
Semua jawaban harus diberikan dalam bnetuk pertanyaan.
Jika jawaban yang diberikan benar, nilai untuk kategorinya akan diberikan. Jika
jawaban tidak benar, nilai angka pada skor tim dikurangi. Dan tim lain
berkesempatan untuk menjawab.
Tim yang memberikan jawaban terakhir yang bena akan menguasai papan
perrnainan.
VARIASI
1. Sebagai alternatif dari penggunaan kapten tim, perintahkan tiap anggota tim untuk
mengambil giliran memainkan permainan tinjauan ulang. Dia tidak boleh
119
berkonsultasi dengan anggota tim sebelum menjawab.
2. Perintahkan siswa untuk membuat pertanyaan permainan
84. Bowling Kampus
URAIAN SINGKAT
Strategi ini merupakan alternatif dalam peninjauan-ulang materi. Strategi ini
memungkinkan guru untuk mengevaluasi sejauhmana siswa telah menguasai materi,
dan bertugas menguatkan, menjelaskan, dan mengikhtisarkan poin-poin utamanya.
PROSEDUR
1. Bagilah siswa menjadi beberapa tim beranggotakan tiga atau empat orang.
Perintahkan tiap tim memilih nama organisasi (tim olah raga, perusahaan, kendaraan
bermotor, dll) yang mereka wakili.
2. Beri tiap siswa sebuah kartu indeks. Siswa akan mengacungkan kartu mereka untuk
menunjukkan bahwa mereka ingin mendapatkan kesempatan menjawab pertanyaan.
Format permainannya sama seperti lempar koin: Tiap kali anda mengajukan sebuah
pertanyaan, anggota tim boleh menunjukkan keinginannya untuk menjawab.
3. Jelaskan aturan berikut ini:
Untuk menjawab sebuah pertanyaan, acungkan kartu kalian.
Kalian dapat mengacungkan kartu sebelum sebuah pertanyaan selesai diajukan
jika kalian merasa sudah tahu jawabannya, segera setelah kali melakukan
interupsi pembacaan pertanyaan itu dihentikan.
Tim menilai satu angka untuk setiap jawaban pertanyaan yang benar.
Ketika seorang siswa memberikan jawaban yan salah, tim lain bisa mengambil
alih untuk menjawah (Mereka dapat mendengarkan seluruh pertanyaan jika tim
lain menginterupsi pembacaan pertanyaan)
4. Setelah semua pertanyaan diajukan. jumlahkan skornya dan umumkan
pemenangnya.
5. Berdasarkan jawaban permainan, tinjaulah materi yang belum jelas atau yang
memerlukan penjelasan lebih lanjut.
VARIASI
120
1. Sebagai alternatif penggunaan format lempar koin, selang-selinglah pertanyaan
kepada tiap tim.
2. Sebagai alternatif dari menjawab pertanyaan yang sifatnya pengetahuan. gunakan
permainan itu untuk menguji apakah siswa dapat mempraktikkan sebuah
ketrampilan dengan benar.
85. Ikhtisar Siswa
URAIAN SINGKAT
Strategi ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengikhtisarkan apa yang
telah mereka pelajari dan untuk menyajikan ikhtisar kepada siswa lain. Ini
merupakan cara yang baik untuk mendorong siswa merekapitulasi apa yang telah
mereka pelajari dengan cara mereka sendiri.
PROSEDUR
1. Jelaskan kepada siswa bahwa bila anda sendiri yang membuatkan ikhtisar pelajaran
itu berarti bertentangan dengan prinsip belajar aktif.
2. Bagilah siswa menjadi beberapa kelompok beranggotakan dua hingga empat orang.
3. Perintahkan tiap kelompok untuk membuat ikhtisar mereka sendiri tentang mata
pelajaran yang mereka tempuh. Doronglah mereka untuk membuat uraian singkat,
peta pemikiran, atau instrumen lain yang akan memungkinkan mereka
menyampaikan ikhtisar kepada siswa lain.
Gunakan salah satu dari pertanyaan berikut untuk memandu pekerjaan mereka:
Apa topik utama yang telah kita bahas?
Apa sajakah poin-poin utama yang dikemukakan dalam pelajaran hari ini?
Apa pengalaman yang kalian dapatkan dan manfaat apa yang kalian dapatkan
darinya?
Gagasan atau saran apakah yang kalian dapatk dari pelajaran ini?
4. Perintahkan kelompok untuk saling berbagi ikhtisar mereka. Beri tepuk tangan atas
usaha mereka.
121
VARIASI
1. Siapkan garis-garis besar topik hari ini dan perintahkan siswa untuk mengisi rincian
dari hal-hal yang telah dibahas.
2. Perintahkan siswa untuk melagukan ikhtisar itu. Perintahkan mereka supaya
menggunakan irama dari lagu-lagu yang sudah dikenal atau cobalah perintahkan
mereka untuk membuat lagu rap berisi ikhtisar pelajaran.
86. Tinjauan Ala Permainan Bingo
URAIAN SINGKAT
Strategi ini membantu mengingatkan kembali akan istilah-istilah yang telah siswa
pelajari selama menempuh mata pelajaran. Strategi ini menggunakan format
permainan Bingo.
PROSEDUR
1. Susunlah sejumlah angka 24 atau 25 pertanyaan tentang materi pelajaran anda yang
bisa dijawab dengan beberapa contoh istilahnya:
Angka penyebut yang paling sedikit
Hieroglifik
Inflasi
Otokrasi
Database
Hokum Hamurabi
Byte
Impresionisme
Alegori
Fotosintesa
Bilangan urutan
Skizofrenia
Klausa pengendalian
Anda juga dapat menggunakan nama, sebagai alternative dari istilah. Berikut adalah
beberapa conotohnya:
122
Feud
Copernicus
Caesar
Blake
Roosovelt
Marco Polo
Joan Arc
Dewey
Pasteur
Van Gogh
Cuirie
Chaucer
Russel
Ailey
2. Sortirlah pertanyaan menjadi lima tumpukan. Label tiap tumpukan dengan huruf B-
I-N-G-O. kartu Bingo untuk tiap siswa. Kartu-kartu ini mesti mirip sesuai dengan
kartu Bingo biasa, dengan nomor-nomor dalam tiap 24 celah dalam matrik 5X5
(celah tengah "Kosong.")
3. Bacalah sebuah pertanyan dengan angka yang terkait. Jika seorang siswa memiliki
angkanya dan dia dapat. Bila seorang siswa mencapai lima jawaban benar dalam
sebuah deretan (baik vertikal, horizontal, maupun diagonal). siswa tersebut boleh
meneriakkan "Bingo." Permainan dapat diteruskan hingga ke25 celah tersebut terisi.
VARIASI
1. Sediakan hadiah yang tidak mahal, semisal sebungkus coklat, bila siswa
mendapatkan Bingo.
2. Buatlah kartu yang memiliki sel-sel yang sebelumnya diisi dengan istilah utama
(plus sel "kosong" di tengahnya). Ketika sebuah pertanyaan dibacakan, jika siswa
yakin bahwa salah satu dari jawaban pada kartu itu cocok dengan pertanyaan
tersebut, dia bisa menuliskan nomor pertanyaannya di sampingnya.
123
87. Tinjauan ala Permainan Hollywood Squares
URAIAN SINGKAT
Strategi peninjauan ini didasarkan pada tayangan kuis TV yang pernah propuler
“Hollywood Squares."
PROSEDUR
1. Perintahkan tiap siswa untuk menuliskan dua atau tiga pertanyaan yang terkait
dengan mata pelajaran. Pertanyaannya bisa dalam format pilihan ganda, benar/
salah. atau isian.
2. Kumpulkan pertanyaan. Jika anda menghendaki, tambahkan beberapa pertanyaan
dari anda sendiri.
3. Simulasikan format tayangan permainan tic-tac-toc yang digunakan dalam
Hollywood Squares. Tatalah tiga kursi di depan kelas. Perintahkan tiga siswa untuk
duduk di lantai di depan kursi, tiga duduk di kursi dan tiga lagi berdiri di
belakangnya.
4. Berikan kepada sembilan "selebriti" itu sebuah kartu dengan tanda X tercetak di satu
sisi dan di sisi lain untuk ditempelkan ke tubuh mereka bila pertanyaannya berhasil
dijawab.
5. Perintahkan dua siswa untuk bertugas selaku kontestan. Kontestan memilih anggota
dari "celebrity square" untuk menjawab pertanyaan permainan.
6. Ajukan pertanyaan kontestan secara bergiliran kontestan menjawab dengan "setuju"
atau "tidak setuju”' kepada tanggapan panel manakala mereka membentuk tic-tac-
toc.
7. Siswa lain yang tidak terlibat dalam permainan diberi kartu yang menyatakan
"setuju" di satu sisi dan "tidak setuju" di sisi lain untuk diberikan kepada kontestan
untuk membantu mereka dalam membuat keputusan.
VARIASI
1. Lakukan rotasi pada para "selebriti" itu.
2. Pasangkan siswa. Perintahkan mereka untuk bermain tic-tac-toc kepada satu sama
lain, berdasarkan kemampuan mereka untuk menjawab pertanyaan tinjauan anda.
124
Penilaian Sendiri
Akhir mid semester, akhir semester, atau akhir mata pelajaran merupakan waktu
untuk melakukan perenungan. Apa yang telah saya pelajari? Apa yang sekarang
saya yakini? Apa saja ketrampilan saya? Apa saja yang perlu diperbaiki?
Menyediakan waktu untuk penilaian diri memberi siswa kesempatan untuk
mengkaji apa yang bisa ia dapatkan dari pelajaran. Strategi-strategi yang berikut ini
merupakan cara-cara terstruktur untuk meningkatkan jenis penlialan diri ini. Itu
semua merupakan penutup pelajaran yang memberi makna bagi pengalaman siswa
88. Mempertimbangkan KembaliURAIAN SINGKAT
Salah satu cara paling efektif untuk mendisain sebuah unit atau materi pelajaran
adalah dengan meminta siswa mengemukakan pandangan mereka tentang topik
pelajaran semenjak awal dan kemudian menilai kembali pandangan ini pada akhir
pelajaran. Ada beberapa cara untuk melakukan bentuk pertimbangan kembali ini.
PROSEDUR
1. Pada awal dari sebuah unit atau mata pelajaran. perintahkan siswa untuk
mengungkapkan pendapat mereka tentang topik pelajaran. Sebagai contoh,
tanyakanlah tentang:
Apa yang menjadikan _____ efektif (misalnya, tugas akhir)
Apa manfaat dari sebuah __ (konstitusi)
Apa saran yang hendak mereka berikan untuk menjadi _____ (misalnya aktor
yang lebih baik)
Gunakan salah satu dari format berlkut:
Diskusi kelompok
Kuesioner
Debat pembuka
Pernyataan tertulis
2. Pada akhir dari mata pelajaran, perintahkan siswa untuk kembali mengemukakan
pendapat mereka.
3. Tanyakan kepada siswa apakah pandangan mereka masih sama ataukah sudah
berubah.
125
VARIASI
1. Diskusikan faktor-faktor yang mengakibatkan perubahan pandangan.
2. Mulailah pelajaran dengan sebuah latihan yang meminta siswa menuliskan situasi
saat ini di mana mereka tidak begitu terampil atau tahu banyak sebagaimana mereka
nantinya (setelah mengikuti pelajaran). Akhirilah pelajaran dengan sebuah latihan
yang meminta siswa menanyakan pada diri sendiri bagaimana mereka akan
mengatasi situasi secara lebih efektif di waktu mendatang.
89. Keuntungan dari Investasi AndaURAIAN SINGKAT
Pendekatan ini meminta siswa untuk menilai apakah mereka akan mendapatkan
manfaat dari pelajaran. Pendekatan ini menempatkan mereka dalam posisi
"memiliki" harapan terhadap apa yang mereka pelajari, bukan hanya sekadar
mengikuti pelajaran.
PROSEDUR
1. Pada awal pelajaran, perintahkan siswa untuk menuliskan apa yang bisa mereka
dapatkan dari pelajaran.
Berikut adalah beberapa cara untuk menyusun latihan ini:
Perintahkan siswa untuk membuat daftar berisi, tujuan belajar mereka
atas pelajaran ini.
Perintahkan siswa untuk membuat daftar berisi apa saja yang menurut
mereka sulit atau tidak menarik pada pelajaran ini.
Perintahkan siswa untuk membuat daftar berisi cara-cara yang bisa
mereka gunakan untuk memanfaatkan apa yang mereka pelajari.
2. Meluangkan waktu secara berkala bagi siswa untuk membaca pernyataan awal
mereka dan mempertimbangkan nilai-nilai apa yang selama ini mereka dapatkan
dari pelajaran tersebut.
3. Pada akhir penyajian materi, akhir semester, atau akhir pelajaran, perintahkan siswa
untuk menilai apakah investasi waktu dan usaha mereka di kelas ada manfaatnya
jika ditinjau dari apa yang menjadi harapan mereka pada awal pelajaran.
4. Mintalah umpan balik dari siswa.
126
VARIASI
1. Buatlah sebuah pajangan berisi tujuan siswa agar mereka dapat mencocokkannya
dengan mudah selama berlangsungnya pelajaran.
2. Perintahkan siswa untuk membuat penyajian materi yang menjelaskan apa yang
mereka dapatkan dari investasi mereka dalam mengikuti pelajaran. Sebagai contoh,
seorang siswa yang merasa bahwa pelajaran yang ia ikuti memiliki manfaat
mungkin akan mengungkapkan bahwa dia mendapatkan keuntungan sebesar 75
persen dari investasi mereka.
90. Galeri Belajar
URAIAN SINGKAT
Aktivitas ini merupakan suatu cara untuk menilai, mengingat apa yang telah siswa
pelajari selama ini.
PROSEDUR
1. Bagilah siswa menjadi beberapa kelompok beranggotakan dua hingga empat orang.
2. Perintahkan tiap kelompok untuk mendiskusikan apa yang didapatkan oleh pada
anggotanya dari pelajaran yang mereka ikuti. Hal itu boleh jadi mencakup yang
berikut ini:
Pengetahuan baru
Ketrampilan baru
Peningkatan dalam bidang ketrampilan__________(misalnya pemrograman)
Minat baru di bidang __________(misalnya sastra)
Percaya diri dalam ___________(misalnya, berbicara bahasa Jerman)
Kemudian perintahkan mereka untuk membuat sebuati daftar pada kertas lebar
berisi hasil "pembelajaran" ini. Perintahkan mereka untuk memberi judul atau
menamai daftar itu "Hal-hal Yang Kita Dapatkan."
3. Tempelkan daftar tersebut pada dinding.
4. Perintahkan siswa untuk berjalan melewati tiap daftar. Perintahkan agar tiap siswa
memberikan tanda centang di dekat hasil belajar yang juga dia dapatkan pada daftar
selain dari daftarnya sendiri.
127
5. Surveilah hasilnya, cermati hasil pembelajaran yang paling umum didapatkan.
Jelaskan sebagian hasil pembelajaran yang tidak biasa atau tidak diduga-duga.
VARIASI
1. Jika jumlah siswanya memungkinkan, perintahkan tiap siswa
untuk membuat daftarnya sendiri.
2. Sebagai alternatif dari pembuatan daftar berisi 'hasil
pembelajaran'. perintahkan siswa untuk membuat daftar "pengingat"—yang berisi
gagasan atau saran yang diberikan selama pelajaran yang menurut siswa layak untuk
diingat untuk diterapkan di kemudian hari.
91.Penilaian-Diri secara Fisik
URAIAN SINGKAT
Aktivitas ini serupa dengan Aktivitas 66, "Penilaian Diri Aktif." Dengan
menggunakannya pada akhir pelajaran siswa dapat menilai seberapa banyak yang
mereka pelajari atau mengubah pendirian yang dia punyai sebelum mengikuti
pelajaran.
PROSEDUR .
1. Buatlah satu atau beberapa pernyataan yang menilai perubahan pada siswa.
Contohnya meliputi:
Saya berubah pendirian tentang _________lantaran mengikuti pelajaran ini.
Saya mengalami peningkatan ketrampilan di bidang__________
Saya mempelajari informasi dan konsep baru
2. Sisihkan meja atau kursi ke samping ruangan dan perintahkan siswa untuk berdiri di
bagian belakang ruangan.
3. Buatlah skala penilaian angka dari 1 hingga 5 pada papan tulis atau dengan
menempelkan skala angka itu di dinding.
4. Jelaskan bahwa anda akan membacakan sebuah pernyataan kepada siswa. Setelah
mendengarkan masing-masing pernyataan, siswa harus berdiri di depan angka skala
penilaian yang paling cocok dengan penilaian-dirinya. Gunakan skala yang berikut
128
ini:
1 = sangat tidak setuju
2 = tidak setuju
3 = ragu-ragu
4 = setuju
5 = sangat setuju
Manakala tiap pernyataan dibacakan, siswa harus beranjak ke tempat di dalam
ruangan itu yang paling cocok dengan penilaian diri mereka. Sarankan siswa
untuk menilai diri mereka secara realistis. Kemukakan bahwa beberapa faktor
dapat menciptakan sedikit perubahan atau samasekali tidak, Faktor-faktor itu
meliputi tingkat pengetahuan atau ketrampilan sebelumnya. kebutuhan akan latlhan
atau waktu yang lebih banyak, dan sebagainya.
5. Setelah terbentuk barisan di depan berbagai posisi, perintahkan siswa untuk berbagi
alasan mengapa mereka memilih penilaian itu. Garis bawahi kejujuran mereka.
6. Setelah mendengarkan pendapat siswa lain, perintahkan setiap siswa yang ingin
mengubah posisi angka mereka pada skala tersebut untuk melakukannya.
VARIASI
1. Gunakan penilaian sendiri dengan menggunakan alat tulis sendiri sebagai alternatif
dari pemberian latihan secara terbuka.
2. Perintahkan siswa untuk berbaris guna mengetahui seberapa banyak yang setuju
dengan tiap pernyataan. Tehnik ini, yang disebut "garis-lurus fisik," memaksa siswa
untuk mendiskusikan satu sama lain aoa yang telah mereka pelajari dan bagaimana
mereka mengalami perbahan manakala mereka menempatkan diri pada anak posisi
yang mereka kehendaki pada garis lurus fisik tersebut.
92. Mozaik Penilaian
URAIAN SINGKAT
Latihan ini menggunakan kegiatan membuat gambar mozaik yang memungkinkan
siswa menilai diri mereka dengan cara yang kreatif.
129
PROSEDUR
1. Kumpulkan beberapa rnajalah. Sediakan gunting, spidol, dan lem (atau isolasi) bagi
siswa.
2. Perintahkan siswa untuk membuat sebuah mozaik yang menunjukkan apa yang telah
mereka pelajari dan/ atau bagaimana perubahan yang mereka alami setelah
mengikuti pelajaran.
3. Buatlah saran-saran berikut:
Guntinglah kata-kata dari iklan majalah yang menjelaskan pandangan.
ketrampilan, atau pengetahuan kalian.
Tempelkan gambar visual yang secara grafis menjelaskan apa saja yang telah
kalian capai.
Gunakan spidol untuk memberi nama mozaik tersebut dan untuk memberi
tambahan penjelasan gambar versi kalian sendiri.
Buatlah sebuah galeri mozaik penilaian. Perintahkan siswa untuk mengunjungi
hasil-hasilnya dan memberi komentar tentang mozaik yang dipajang.
VARIASI
1. Buatlah mozaik tim ebagai alternatfi dari mozaik perseorangan
2. Sebagai laternatif dari pembuatan mozaik, perintahkan siswa untk membuat
“perisai” atau “rompi tentara” yang ditempeli stiker berisi hal-hal yang mereka
capai.
Perencanaan Masa Depan
Pada akhir dari pelajaran yang menampilkan kegiatan belajar aktif, siswa biasanya
akan bertanya. "selanjutnya bagairnana?" Keberhasilan belajar aktif benar-benar
terukur oleh cara menjawab pertanyaan itu—yakni, bagaimana hal-hal yang telah
dipelajari di kelas mempengaruhi apa yang akan dilakukan siswa di masa
mendatang. Strategi-strategi yang berikut ini dirancang untuk mendukung
perencanaan masa depan. Sebagian di antaranya merupakan teknik yang cukup
cepat yang bisa anda gunakan bila waktunya terbatas. Sebagian lain memerlukan
lebih banyak waktu dan komitmen namun akan membuahkan hasil yang lebih baik.
130
93. Tetaplah Belajar
URAIAN SINGKAT
Strategi ini memungkinkan siswa menemukan cara-cara untuk terus mempelajari
mata pelajaran yang anda ajarkan.
PROSEDUR
1. Kemukakan harapan anda agar siswa tidak berhenti belajar hanya karena pelajaran
telah berakhir.
2. Kemukakan kepada siswa bahwa ada banyak cara bagi mereka untuk terus belajar
secara mandiri.
3. Tunjukkan bahwa salah satu caranya adalah dengan membuat daftar berisi gagasan
mereka sendiri untuk "terus mempelajari."
4. Buatlah sub-sub kelompok. Perintahkan tiap sub kelompok untuk mencetuskan
gagasan. Berikut adalah beberapa saran umum:
Carilah artikel majalah, koran dsb, yang terkait dengan mata pelajaran.
Ambil cara lain dalam bidang pelajaran yang sama.
Buatlah daftar bacaan masa mendatang.
Baca kembali buku dan tinjaulah catatan yang dibuat selama pelajaran.
Ajarkan sesuatu yang kalian pelajari kepada siswa lain.
Cari pekerjaan atau tugas yang mengguankan ketrampilan yang telah kalian
pelajri
5. Perintahkan siswa untuk kembali ke tempat masing-masing dan perintahkan tiap sub
kelompok untuk berbagi gagasan terbaiknya.
VARIASI
1. Siapkan terlebih dahulu, sebuah daftar saran bagi siswa. Perintahkan mereka untuk
memeriksa saran-saran yang dicmggap cocok bagi mereka.
2. Kirimi siswa gagasan untuk memperpanjang pembelajaran mereka beberapa minggu
setelah pelajaran berakhir.
131
94. Stiker yang Sangat Lengket
URAIAN SINGKAT
Strategi yang menyenangkan ini memungkinkan siswa untuk membuat pengingat,
yang mengingatkan mereka supaya menggunakan apa yang telah mereka pelajari.
Mereka mesti menempelkannya pada bagian-bagian yang permukaannya rata
(kulkas, pintu, meja dsb).
PROSEDUR
1. Perintahkan siswa untuk membuat stiker imajiner yang dapat dilekatkan pada mobil
yang isinya mengiklankan sebagai berikut:
Satu hal yang mereka pelajari di kelas ("Pengamatan merupakan dasar dari
semua ilmu pengetahuan"
Pemikiran utama atau penggalan saran yang akan mereka ingat untuk memandu
mereka di masa mendatang ("Gunakan kalimat topik")
Langkah pemraktikan yang akan mereka ambil kelak ("Baca-baca dulu
materinya sebelum kau membacanya secara serius")
Pertanyaan untuk diajukan ("Apa sih yang menjadi tujuan saya?")
2. Perintahkan siswa untuk mengungkapkan pendapat mereka seringkas mungkin.
Perintahkan mereka untuk merumuskan kemungkinkan sebelum menentukan
pilihan. Doronglah mereka untuk mendapatkan reaksi siswa lain atas gagasan
mereka. Mereka bisa mencontoh tulisan pada stiker yang sudah terkenal. misalnya
"Berani Berbuat, Berani _____," atau slogan iklan misalnya Tidak ada _____''yang
mampu menandinginya.”
3. Sediakan materi dan perlengkapan untuk membuat stiker seatraktif mungkin.
4. Buatlah galeri pajangan stiker. Pastikan bahwa siswa membawa pulang stiker
mereka untuk dipajang di tempat yang menurut mereka cocok.
VARIASI
1. Berikan kepada siswa stiker buatan anda sendiri untuk mereka bawa pulang.
2. Perintahkan siswa untuk merumuskan ide tulisan stiker pada kartu indeks.
Kumpulan kartu-kartu tersebut dan bagikan kepada seluruh kelompok. Perintahkan
tiap siswa untuk memilih tiga ide dari siswa lain yang cocok dengan mereka.
132
95. Dengan Ini Saya Tetapkan Bahwa...
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan strategi yang banyak dipraktikan untuk mendapatkan komitmen
terhadap penerapan atas apa yang telah dipelajari di kelas. Strategi Ini juga merupa-
kan cara yang baik untuk membantu siswa mengingat pelajaran yang telah lama
berlalu.
PROSEDUR
1. Perintahkan siswa untuk mengatakan kepada anda apa yang mereka dapatkan dari
pelajaran. Catat pikiran mereka dan pajanglah dalam bentuk daftar campuran.
2. Berikan kepada siswa selembar kertas kosong dan sehelai amplop.
3. Perintahkan mereka untuk menulis aendiri sepucuk surat yang mengindikasikan apa
yang mereka (secara pribadi) telah atau terus pelajari dari mata pelajaran dengan
cara mereka sendiri. Sarankan agar mereka memulal surat dengan kata-kata
"Dengan ini saya tetap kan bahwa."
4. Katakan pada mereka bahwa surat itu bersifat rahasia. Perintahkan mereka untuk
memasukkannya ke dalam amplop. Alamatkan pada diri sendiri, dan kemudian
amplopnya dilem.
5. Perintahkan siswa untuk menyertakan catatan pada amplop yang menyebutkan
kapan mereka ingin mengirimkannya ke alamat mereka sendiri. Janjikan untuk
mengirim surat itu, kepada siswa bila mereka memintanya.
VARIASI
1. Sebagai alternatif dari memerintahkan siswa untuk mengirim surat ke alamat
sendiri, sarankan mereka untuk menulis kepada orang lain, yang menunjukkan
keputusan dan permintaaan dukungan mereka.
2. Setelah satu bulan kirimkan sepucuk surat kepada siswa yang isinya adalah ikhtisar
pokok-pokok pelajaran. Doronglah mereka untuk menerapkan apa yang telah
mereka pelajari. Sarankan beberapa cara untuk terus mempelajari mata pelajaran
133
96. Kuesioner Lanjutan
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan strategi yang cerdik untuk meningkatkan kesadaran siswa akan
pelajaran setelah larna berakhir. Strategi Ini juga berfungsi sebagai cara untuk tetap
berhubungan dengan siswa.
PROSEDUR
1. Jelaskan kepada siswa bahwa anda hendak mengirimi mereka kuesioner lanjutan
satu bulan mendatang. Kuesioner itu dimaksudkan untuk (1) membantu mereka
mengevaluasi apa yang telah mereka pelajari dan seberapa bagus capaian mereka
dan (2) memberi anda umpan balik
2. Katakan kepada mereka untuk mengisi kuesioner demi kebaikan mereka sendlri.
Perintahkan mereka untuk mengemballkan kuesioner itu kapan saja mereka meng-
hendaki.
3. Ketika anda menyusun kuesioner, pertimbangkan beberapa saran berikut ini:
Usahakan agar nada pertanyaannya informal dan ramah.
Campurkan pertanyaan-pertanyaannya agar pertanyaan yang paling mudahlah
yang lebih dahulu diisi. Gunakan format semisal cheklist. skala penilaian,
kalimat tak lengkap, dan esai pendek.
Tanyakan tentang apa yang paling mereka ingat, ketrampilan apa yang sekarang
mereka terapkan, dan keberhasllan apa yang telah mereka capai.
Tawarkan kepada siswa peluang untuk bertanya kepada anda tentang persoalan
dan cara penerapannya.
Berikut adalah contohnya:
Setelah berpartisipasi dalam sebuah pelajaran "Komunikasi Asertif," siswa
diberikan kuesioner lanjutan seperti misal:
Halo! Bagamana kabarnya? Saya harap kalian memiliki kesempatan untuk
menerapkan ketrampilan. komunikasi asertif kalian. Seperti saya janjikan, saya
mengirimi kalian kuesioner ini guna. membantu kalion meninjau ulang dan menilai
kemampuan kalian untuk memantapkan diri dalam mencapai tujuan kalian. Dengan
mengirimkan kembali kuesioner ini kepada. saya, kalian juga akan membantu saya
mengevaluasi pengaruh dari pelayanan yang saya ajarkan. Terima kasih!
134
1. Peringkatkanlah situasi-situasi berikut ini berdasar-kan urutan kesulitannya
menurut kalian pada skala dari 1 (sangat tidak sulit) hingga 5 (amat sangat sulit).
_______Mengatakan "Tidak" tanpa meminta maaf.
_______Memulai percakapan.
_______Mencurahkan perasaaan secara jujur.
_______Bersikap menyakinkan.
_______Menghadapi orang yang sangat sulit.
2. Indikasikan tingkat kesulitan yang kalian miliki dalam situasi berikut ini:
Berbicara dengan lawan jenis _____ _____ _____
Mendlsipllnkan anak Berbicara di telepon _____ _____ _____
Meminta kenaikan gaji _____ _____ _____
Berbicara dalam kelompok _____ _____ _____
Menolak tawaran sales _____ _____ _____
Mengembalikan makanan di sebuah restoran _____ _____ _____
3. Jelaskan dengan singkat situasi saat Ini. di mana kalian bertindak secara tegas:
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
4. Jelaskan situasi terkini dimana kalian tidak bertindak tegas dan menyesalinya
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
5. Lengkapilah pernyataan berikut ini:
______ Tolong Telepon saya. Saya mengalami kesulitan dengan _____
______ Semuanya baik-baik saja kok. Tidak perlu menelpon saya.
VARIASI
1. Kirimkan materi lanjutan yang mungkin menarik bagi siswa.
2. Sebagai alternatif dari pengalaman kuesioner, wawancarailah siswa via telepon atau
secara empat mata. Gunakan sampel kecil jika jumlah siswanya banyak.
135
97. Berpegang Erat
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan sebuah prosedur di mana siswa membuat komitmen serius untuk
menerapkan apa yang telah mereka pelajari.
PROSEDUR
1. Perintahkan siswa untuk mengisi formulir lanjutan pada akhir pelajaran. Formulir
itu berisi pernyataan-pernyatan semisal bagaimana mereka berencana menerapkan
apa yang telah mereka pelajari atau untuk terus mempelajari lebih banyak tentang
mata pelajaran yang telah mereka ikuti. Berikut adalah formulir sampelnya.
Formulir Perencanaan Masa Depan
Jelaskan bagaimana kalian berencana menerapkan pelajaran ini dan katakan kapan
dan bagaimana kalian berencana menerapkannya. Berikan penjelasan secara rinci.
A. Situasi _______________________________________________________
_____________________________________________________________
Rencana yang akan saya terapkan _________________________________
_____________________________________________________________
B. Situasi _______________________________________________________
_____________________________________________________________
Rencana yang akan saya terapkan _________________________________
_____________________________________________________________
Jelaskan apa yang ingin kalian lakukan untuk terus mempelajari (sisipkan nama
pelajaran):
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
136
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
2. Bila formulir itu sudah lengkap, berltahu siswa bahwa lembar perencanaan masa
depan mereka akan dikirim kepada mereka dalam tiga atau empat minggu. Pada
selang waktu sebelum itu, mereka dikirimi instruksi lanjutan berikut ini:
Silahkan tinjau lembar perencanaan masa depan kalian. Tempatkan huruf A di
dekat rencana-rencana yang telah berhasil kalian terapkan. Tempatkan huruf B di
samping rencana-rencana yang tengah kalian kerjakan penerapannya. Tempatkan
huruf C di dekat rencana-rencana yang belum dapat kalian realisasikan. Jelaskan
kendala apa saja yang menghalangi penerapan rencana kalian.
VARIASI
1. Perintahkan siswa untuk berbagi rencana masa depan mereka dengan seorang yang
bisa memberi saran. Sarankan agar mereka secara bersama menyusun rencana Itu
untuk membantu siswa agar "tetap menjadikannya pegangan."
2. Cantumkan dukungan pemberi saran atas rencana ini dalam sebuah daftar sebelum
pelajaran dimulai.
Ucapan Perpisahan
Pada umumnya, siswa mengalami rasa kedekatan dengan teman sekelas. Ini terjadi
jika siswa ambil bagian dalam kegiatan belajar aktif. Mereka perlu mengucap-kan
perpisahan satu sama lain dan rnengungkapkan penghargaan mereka atas dukungan
dan dorongan yang diberikan satu sama lain selama mengikuti pelajaran. Ada
banyak cara untuk membantu menyemarakkan suasana perpisahan ini. Strategi-
strategi yang berikut Ini cukup baik untuk diterapkan;
98. Papan Scrabble Perpisahan
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan tehnik yang memungkinkan siswa untuk berkumpul bersama pada
akhir pelajaran dan mengenang apa yang telah mereka alami bersama. Ini dilakukan
137
dengan membuat papan scrabble raksasa.
PROSEDUR
1. Buatlah pajangan besar dengan judul mata pelajaran yang diajarkan. Gabungkan
kata-kata di dalam judul jika ada lebih dari satu kata. Sebagai contoh, "Sejarah
Kuno" menjadi sejarah kuno.
2. Berikan spidol kepada siswa. Jelaskan, bila perlu, cara membuat kata-kata dengan
sistem scrabble, dengan menggunakan judul yang dipajang sebagai pangkal katanya.
Pertimbangkan cara-cara pembentukan kata berikut ini:
Secara mendatar atau menurun
Dimulai dengan. diakhiri dengan, dan disisipi dengan huruf apa saja yang sudah
tersedia.
Namun demlkian, ingatkan siswa bahwa mereka tidak boleh menggabungkan dua
kata haru ada spasi antara keduanya. Gunakan nama atau ejaan yang benar.
3. Tetapkan batas waktunya dan perintahkan siswa untuk membuat kata-kata kunci
sebanyak yang mereka bias yang berkaitan dengan mata pelajaran atau pengalaman
belajar yang telah mereka jalani.
4. Sarankan supaya mereka membuat pembagian kerja agar sebagian siswa melakukan
pencatatan dan sebgia lain mencari kata-kata baru.
5. Ucapkan kata "Mulai" dan perintahkan siswa untuk menghitung kata-kata dan
berikan tepuk tangan meriah sebagai penghargaan atas catatan visual yang menarik
yang berisi pengalaman mereka
VARIASI
1. Jika ukuran kelompok tidak memungkinkan atau cukup menyulitkan untuk aktivitas
ini, bagilah siswa menjadi sub-sub kelompok yang masing-masing membuat papan
Scrabble. Tampilkan hasilnya bersama dan hitunglah jumlah total kata-kata yang
dihasilkan oleh seluruh siswa.
2. Sederhanakan aktivitas itu dengan menulis judul pelajaran secara menurun dan
meminta siswa menulis (secara mendatar) sebuah verba, ajektiva, atau kata benda
yang mereka kaitkan dengan judul itu dan berawal dari masing-masing huruf dalam
judul tersebut
138
99. Menjalin Hubungan
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan sebuah kegiatan yang secara simbolik menggambarkan sebuah
pelajaran yang sudah hampir diakhiri. Aktivitas ini terutama cocok bila siswa telah
memiliki hubungan erat satu sama lain.
PROSEDUR
1. Gunakan seutas benang untuk menghubungkan siswa, dalam artian harfiah maupun
simbolis.
2. Perintahkan semua siswa untuk berdiri dan membentuk lingkaran. Mulailah
prosesnya dengan menyatakan secara singkat apa yang anda alami selama
memberikan pelajaran.
3. Dengan memegang ujung benang, lemparkan bundelannya kcpada seorang siswa di
sisi lain dari lingkaran itu. Perintahkan siswa tersebut untuk menyatakan secara
singkat apa yang dia alami sebagai hasil dari keikutsertaannya dalam pelajaran ini.
Kemudian perintahkan siswa itu untuk memegang benang dan melemparkan
bundelannya kepada siswa lain.
4. Perintahkan tiap siswa untuk mengambil giliran menerima bundelan, berbagi
pemikiran, dan melemparkan benang, terus memegang bagian yang menyakitkan
dirinya. Formasi yang dihasilkan adalah sebuah jaring benang yang mengkaitkan
setiap anggota kelompok.
Beberapa komentar yang dapat diungkapkan meliputi:
Saya senang bisa mengenal teman sekelas secara pribadi.
Saya merasa bisa bersikap terbuka dan jujur disini
Saya mendapatkan kegembiraan di kelas ini.
Saya mulai memikirkan cara-cara untuk mempraktikkan apa yang telah saya
pelajari.
Kita semua adalah kelompok besar!
5. Lengkapi aktivitas itu dengan menyatakan bahwa program ini bermula sebagai
pengumpulan individu yang mau menjalin hubungan dan belajar satu sama lain.
6. Putuskan benang menggunakan gunting agar tiap siswa, kendati datang secara
139
individual, memegang bagian dan siswa lain. Ucapkan terirna kasih kepada siswa
atas minat, gagasan, waktu dan usaha mereka.
VARIASI
1. Perintahkan tiap siswa untuk mengungkapkan rasa penghargaannya kepada siswa
yang mengulurkan benang kepadanya.
2. Sebagai altematif dari penggunaan benang, lemparkan atau overkan sebuah bola
atau benda serupa itu. Perintahkan tiap siswa untuk menerima bola, kemudian dia
boleh mengungkapkan ucapan perpisahan.
100. Foto Bersama
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan aktivitas yang mengakui sumbangsih dari setiap siswa sembari
mengenang seluruh teman sekelas.
PROSEDUR
1. Kumpulkan seluruh siswa untuk diambil fotonya secara bersama. Sebaiknya
dibuatlah minimal tiga deret siswa—deret pertama jongkok di lantai, deret kedua
duduk di kursi, dan deret ketiga berdiri di belakang kursi. Ketika anda akan
mengambil gambar, ucapkanlah kata-kata perpisahan anda. Tekankan betapa
kegiatan belajar aktif sangat bergantung pada dukungan dan keterlibatan siswa.
Ucapkan terima kasih kepada siswa atas keikutsertaan mereka demi keberhasilan
pelajaran.
2. Selanjutnya, perintahkan salah satu siswa untuk meninggalkan kelompok dan
menjadi "fotografer". (Opsional: Perintahkan tiap peserta untuk sekadar nadir dan
melihat gambar terakhir seluruh teman sekelas.)
3. Jika jumlah siswa dalam kelas tidak terlalu besar, perintahkan tiap siswa untuk
berbagi pendapat terakhir mereka dengan kelompok. Perintahkan kelompok untuk
memberi tepuk tangan kepada siswa itu atas kontribusinya bagi kelas.
4. Bila filmnya sudah dicetak, berikan tiap anggota masing-masing satu foto berisi
seluruh anggota kelas.
140
VARIASI
1. Gunakan sesi foto bersama sebagai kesempatan untuk meninjau beberapa inti
pelajaran.
2. Sebagai alternatif dari membuat kenangan perpisahan bersama, perintahkan siswa
untuk menulis pendapat akhir pada selembar kertas dan menempelkannya di
dinding.
101."Ujian Akhir"
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan cara yang menyenangkan untuk mengenang kegiatan yang
berlangsung dalam kelas.
PROSEDUR
1. Beri siswa kertas kosong dan katakan kepada mereka inilah saatnya "ujian akhir".
Usahakan agar mereka tegang menghadapi ujian akhir.
2. Katakan kepada mereka bahwa tugas mereka adalah menulis secara urut banyaknya
aktivitas belajar yang telah mereka jalani di kelas. (Sampai di sini, kemukakan
bahwa ini merupakan tantangan yang menyenangkan yang tidak akan dinilai).
3. Setelah setiap siswa selesai (atau menyerah!) buatlah daftar kegiatan belajar yang
merupakan campuran dari seluruh siswa. Lakukan penyesuaikan sampai daftar
urutan kegiatan itu benar.
4. Berdasarkan daftar kegiatan belajar yang dipajang, perintahkan siswa untuk
mengenang pengalaman-pengalaman tersebut, mengingat saat-saat menyenangkan,
saat bekerjasama, dan berbagi pendapat.
5. Adakan diskusi agar acara mengenang kembali itu menghadirkan semacam suasana
perpisahan yang nuansa emosionalnya kuat bagi seluruh siswa.
VARIASI
1. Sediakan daftar kegiatan dari awal pelajaran. Segeralah memulai diskusi mengenang
seluruh kegiatan kelas.
2. Sebagai alternatif dari pemfokusan pada kegiatan, fokuskan latihan pada "saat-saat
141
untuk dikenang." Biarkan siswa menginterpretasikan kata-kata ini. Ini dapat
menciptakan kenangan yang penuh tawa dan nostalgia bagi seluruh kelas.
102. Pengajaran Berbasis Masalah Pengajaran berbasis masalah (Problem-Based Learning) adalah suatu
pandekatan pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks
bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan
masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi
pelajaran.
Pengajaran masalah digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi dalam
situasi berorientasi masalah, termasuk di dalamnya belajar bagaimana belajar. Menurut
Ibrahim dan Nur (2000: 2)), “Pengajaran berbasis masalah dikenal dengan nama lain
seperti Project-Based Teacihg (Pembelajaran Proyek), Experienced-Based Education
(Pendidikan berdasarkan pengalaman), Authentic Learning (Pembelajaran Autentik),
dan Achoered Instruction (Pembelajaran berakar pada kehidupan nyata)”.
Peran guru dalam pengajaran berbasis masalah adalah menyajikan masalah,
mengajukan pertanyaan, dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog. Pengajaran
berbasis masalah tidak dapat dilaksanakan tanpa guru mengembangkan lingkungan
kelas yang memungkinkan terjadinya pertukaran ide secara terbuka. Secara garis besar
pengajaran berbasis masalah terdiri dari menyajikan kepada siswa situasi masalah yang
autentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk
melakukan penyelidikan dan ikuiri.
1. Ciri-cirinya
Berbagai pengembangan pengajaran berbasis masalah telah mencoba
menunjukkan cirri-ciri pengajaran berbasis masalah sebagai berikut.
a. Pengajuan pertanyaa atau masalah.
142
Pengajaran berbasis masalah bukan hanya mengorganisasikan prinsip-prinsip
atau keterampilan akademik tertentu, pembelajaran berdasarkan masalah
mengorganisasikan pengajaran di sekitar pertanyaan dan masalah yang kedua-
duanya secara sosial penting dan secara pribadi bermakna untuk siswa. Mereka
mengajukan situasi kehidipan nyata yang autentik, menghindari jawaban
sederhana, dan memungkinkan adanya berbagai macam solusi itu.
b. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin.
Meskipun pengajaran berbasis masalah mungkin berpusat pada mata pelajaran
tertentu (IPA, Matematika, Ilmu Sosial), masalah yang akan diselidiki telah
dipilih yang benar-benar nyata agar dalam pemecahannya siswa meninjau
masalah itu dari banyak mata pelajaran.
c. Penyelidikan autentik.
Pengajaran berbasis masalah mengharuskan siswa melakukan penyelidikan
autentik untuk mencari pemecahan masalah nyata. Mereka harus menganalisasi
dan mendefinisikan masalah, mengembankan hipotesis dan membuat ramalan,
mengumpulkan dan menganalisis informasi, melakukan eksperimen (jika
diperlukan), membuat iferensi, dan merumuskan kesimpulan. Sudah barang
tentu, metode penyelidikan yang digunakan bergantung pada masalah yang
sesdang dipelajari.
d. Menghasilkan produk/karya dan memamerkannya.
Pengajaran berbasis masalah menuntut siswa untuk menghasilkan produk
tertentu dalam bentuk karya nyata atau artefak dan peragaan yang menjelaskan
atau mewakili bentuk penyelesaian masalah yang mereka temukan. Produk itu
dapat berupa transkrip debat, laporan, model fisik, video atau program
computer (Ibrahim & Nur, 2000:5-7).
143
Pengajaran berbasis masalah dicirikan oleh siswa bekerja sama satu sama
lain (paling sering secara berpasangan atau dalam kelompok kecil). Bekerja
sama memberikan motivasi untuk secara berkelanjutan terlibat dalam tugas-
tugas kompleks dan memperbanyak peluang untuk berbagi inkuiri dan dialog
dan untuk mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan berpikir.
2. Tujuan Pembelajaran dan Hasil Belajar
Pengajaran berbasis masalah dirancang untuk membantu guru
memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Pengajaran berbasis
masalah dikembangkan terutama untuk membantu siswa mengembangkan
kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual, belajar
tentang berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam
pengalaman nyata atau simulasi, dan menjadikan pembelajar yang otonom dan
mandiri. Uraian rinci terhdap ketiga tujuan itu dijelaskan lebih jauh oleh Ibrahim
dan Nur (2000:7-12) berikut ini.
a. Keteramplan Berpikir dan Keterampilan Pemecahan Masalah
Berbagai macam ide telah digunakan untuk menggambarkan cara seseorang
berpikir. Tetapi, apakah sebenarnya yang terlibat dalam proses berpikir?
Apakah keterampilan berpikir itu dan terutama apakah keterampilan berpikir
itu?
- Berpikir adalah proses yang melibatkan operasi mental seperti induksi,
deduksi, klasifikasi, dan penalaran.
- Berpikir adalah proses secara simbolik menyatakan (melalui bahasa)
objek nyata dan kejadian-kejadian dan penggunaan pernyataan simbolik
itu untuk menemuan prinsip-prinsip esensial tentang objek dan kejadian
itu untuk menemukan prinsip-prinsip esensial tentang objek dan kejadian
144
itu. Pernyataan simbolik (abstrak) seperti itu biasanya berbeda dengan
operasi mental yang didasarkan pada tingkat konkret dari fakta dan kasus
khusus.
- Berpikir adalah kemampuan untuk menganalisis, mengkritik, dan
mencapai kesimpulan berdasar pada inferensi atau pertimbangan yang
seksama.
Tentang berpikir tingkat tinggi, Resnick (1987) memberikan
penjelasan sebagai berikut:
- Berpikir tingkat tinggi adalah nonalgoritmik, yaitu alur tindakan yang
tidak sepenuhnya dapat diterapan sebelumnya.
- Berpikir tingkat tinggi cenderung kompleks. Keseluruhan alurnya tidak
dapat diamati dari satu sudut pandang.
- Berpikir tingkat tinggi sering kali menghasilkan banyak solusi, masing-
masing dengan keuntungan dan kerugian.
- Berpikir tingkat tinggi melibatkan pertimbangan dan interpretasi.
- Berpikir tingkat tinggi melibatkan ketidakpastian. Segala sesuatu yang
berhubungan dengan tugas tidak selamanya diketahui.
- Berpikir tingkat tinggi melibatkan banyak penerapan banya kriteria,
yang kadang-kadang bertentangan satu sama lain.
- Berpikir tingkat tinggi melibatkan banyak pengaturan diri tentang proses
berpikir. Kita tidak mengakui sebagai berpikir tingkat tinggi pada
seseorang jika ada orang lain membantunya pada setiap tahap.
- Berpikir tingkat tinggi melibatkan pencarian makna, menemukan
struktur pada keadaan yang tampaknya tidak teratur.
145
- Berpikir tingkat tinggi adalah kerja keras. Ada pengerahan kerja mental
besar-besaran saat melakukan berbagai jenis elaborasi dan pertimbangan
yang dibutuhkan.
Perlu dicatat bahwa Resnick menggunakan kata-kata dan ungkapan seperti
pertimbangan, pengaturan diri, pencarian makna, dan ketidakpastian. Hal ini berarti
bahwa proses berpikir dan keterampilan yang perlu diaktifkan sangatlah kompleks.
Resnick juga menekankan pentingnya konteks atau keterkaitan pada saat berpikir tentan
berpikir. Meskipun proses memiliki beberapa kesamaan antarsituasi, proses itu juga
bervarisai bergantung pada apa yang dipikirkan seseorang. Sebagai contoh, proses yang
kita gunakan untuk memikirkan matematika berbeda dengan proses yang kita gunakan
untuk memikirkan puisi. Proses berpikir yang digunakan untuk memikirkan ide abstrak
berbeda dengan yang digunakan untuk memikirkan situasi kehidupan nyata. Karena
hakikat kekomplekan dan konteks dari keterampilan berpikir tingkat tinggi, maka
keterampilan itu tidak dapat diajarkan menggunakan pendekatan yang dirancang untuk
mengajarkan ide dan keterampilan yang lebih konkret. Keterampilan proses dan berpikir
tingkat tinggi bagaimanapun juga jelas dapat diajarkan, dan kebanyakan program dan
kurikulum dikembangkan untuk tujuan ini sangat mendasarkan diri pada pendekatan
yang sama dengan pengajaran berbasis masalah.
a. Pemodelan Peran Orang Dewasa
Resnick juga memberikan rasional tentang bagaimana pengajaran berbasis
masalah membantu siswa untuk berkinerja dalam situasi kehidupan nyata dan belajar
tentang pentingnya peran orang dewasa. Dalam banyak hal pengajaran berbasis masalah
bersesuaian dengan aktivitas mental di luar sekolah sebagaimana yang diperankan oleh
orang dewasa.
146
1. Pengajaran berbasis masalah memiliki unsur-unsur belajar magang. Hal
tersebut mendorong pengamatan dan dialog dengan orang lain, sehingga secara bertahap
siswa dapat memahami peran penting dari aktivitas mental dan belajar yang terjadi di
luar sekolah.
2. Pengajaran berbasis masalah melibatkan siswa dalam penyelidikan
pilihan sendiri, yang memungkinkan siswa menginterpretasikan dan menjelaskan
fenomena dunia nyata dan membangun pemahamannya tentang fenomena tersebut.
b. Pembelajaran yang Otonom dan Mandiri
Pengajaran berbasis masalah berusaha membantu siswa menjadi
pembelajar yang mandiri dan otonom. Bimbingan guru yang berulang-ulang
mendorong dan mengarahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan, mencari
penyelesaian terhadap masalah nyata oleh mereka sendiri. Dengan begitu,
siswa belajar menyelesaikan tugas-tugas mereka secara mandiri dalam
hidupnya.
3. Tahapan Pengajaran Berbasis Masalah
Pengajaran berbasis masalah biasanya terdiri dari lima tahapan utama
yang dimulai dengan guru memperkenalkan siswa dengan suatu situasi masalah
dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa.
147
Tabel 2.1. Tahapan Pengajaran Berbasis Masalah
Tahapan Tingkah Laku Guru
Tahap 1
Orientasi siswa kepada masalah
Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran, menjelaskan
logistic yang dibutuhkan,
memotivasi siswa agar terlibat
pada aktivitas pemecahan
masalah yang dipilihnya
Tahap 2
Mengorganisasi siswa untuk belajar
Guru membantu siswa
mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar
yang berhubugnan dengan
masalah tersebut
Tahap 3
Membimbing penyelidikan individual
dan kelompok
Guru mendorong siswa untuk
mengumpulkan informsi yang
sesuai, melaksanakan
eksperimen, untuk mendapatkan
penyelasan dan pemecahan
masalahnya.
Tahap 4
Mengembangkan dan menyajikan
hasil karya
Guru membantu siwa
merekncanakan dan menyiapkan
karyayang sesuai seperti
laporan, video, dan model serta
membantu mereka berbagai
tugas dengan temannya.
Tahap 5
Menganalisa dan mengevaluasi proses
pemecahan maslah
Guru membantu siswa melakukan
refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses-
proses yang mereka gunakan.
4. Lingkungan Belajar dan Sistem Manajemen
Tidak seperti lingkungan belajar yang terstruktur secara ketat yang
dibutuhkan dalam pembelajaran langsung atau penggunaan yang hati-hati
148
kelompok kecil dalam pembelajaran kooperatif, lingkungan belajar dan system
manajemen dalam pengajaran berbasis masalah dicirikan oleh sifatnya yang
terbuka, ada proses demokrasi, dan peranan siswa yang aktif. Meskipun guru
dan siswa melakukan tahapan pembelajaran yang terstruktur dan dapat
diprediksi dalam pengajaran berbasis masalah, norma di sekitar pelajaran adalah
norma inkuiri terbuka dan bebas mengemukakan pendapat. Lingkungan belajar
menekankan peranan sentral siswa, bukan guru yang ditekankan.
103. Metode Demonstrasi Yang dimaksud metode demonstrasi adalah salah satu cara mengajar, di
mana guru melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya
serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan
ke kelas dan dievaulasi oleh guru. Dalam metode pembelajaran ini, siswa tidak
melakukan percobaan, hanya melihat saja apa yang dikerjakan oleh guru. Jadi
demonstrasi adalah cara mengajar di mana seorang instruktur/atau tim guru
menunjukkan, memperlihatkan sesuatu proses misalnya merebus air sampai
mendidih 100 C, sehingga seluruh siswa dalam kelas dapat melihat, mengamati,
mendengar mungkin meraba-raba dan merasakan proses yang dipertunjukkan oleh
guru tersebut.
Dengan demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih
berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan
sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan memperlihatkan pada apa yang
diperlihatkan guru selama pelajaran berlangsung.
Adapun penggunan teknik demonstrasi mempunyai tujuan agar siswa
mampu memahami tentang cara mengatur atau menyusun sesuatu misalnya
149
penggunaan kompor untuk mendidihkan air, cara membuat sesuatu misalnya
membuat kertas, dengan demonstrasi siswa dapat mengamati bagian-bagian dari
sesuatu benda ata alat seperti bagian tubuh manusia, atau bagian dari mesin jahit.
Juga siswa dapat menyaksikan kerjanya sesuatu alat atau mesin seperti penggunaan
gunting dan jalannya mesin jahit. Bila siswa melakukan sendiri demonstasi tersebut,
maka ia dapat mengerti juga cara menggunakan sesuatu alat itu seperti
menggunakan gunting untuk memotong kain. Dengan demikian siswa akan
mengerti cara-cara penggunaan seautu alat atau perkakas, atau suatu mesin,
sehingga mereka dapat memilih dan memperbandingkan cara yang terbaik, juga
mereka akan mengetahui kebenaran dari sesuatu teori di dalam praktek. Misalnya
cara memasak roti yang terbaik.
Bila melaksanakan teknik demonstrasi agar bisa berjalan efektif, maka perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Guru harus mampu menyusun rumusan tujuan instruksional, agar dapat memberi
motivasi yang kuat pada siswa untuk belajar.
2. Pertimbangkanlah baik-baik apakah pilihan teknik anda mampu menjamin
tercapainya tujuan yang telah anda rumuskan.
3. Amatilah apakah jumlah siswa memberi kesempatan untuk suatu demonstrasi
yang berhasil. Bila tidak anda harus mengambil kebijaksaaan lain.
4. Apakah anda telah meneliti alat-alat, atau telah mencoba terlebih dahulu, agar
demonstasi itu berhasil.
5. Harus sudah menentukan garis besar langkah-langkah yang akan dilakukan.
6. Apakah tersedia waktu yang cukup, sehingga anda dapat memberi keterangan
bila perlu, dan siswa bisa bertanya.
150
7. Selama demonstrasi berlangsung guru harus memberi kesempatan pada siswa
untuk mengamati dengan baik dan tertanya.
8. Anda perlu mengadakan evaluasi apakah demonstrasi yang anda lakukan itu
berhasil, dan bila perlu demonstrasi bisa diulang.
Penggunaan teknik demonstasi sangat menunjang proses interaksi mengajar
belajar di kelas. Keuntungan yang diperoleh ialah, dengan demonstrasi perhatian
siswa lebih dapat terpusatkan pada pelajaran yang sedang diberikan, kesalahan-
kesalahan yang terjadi bila pelajaran itu direncanakan dapat diatasi melalui
pengamatan dan contoh kongkrit. Sehingga kesan yang diterima siswa lebih
mendalam dan tinggal lebih lama pada jiwanya. Akibatnya selanjutnya memberikan
motivasi yang kuat untuk siswa agar lebih giat belajar. Jadi dengan demonstasi itu
siswa dapat partisipasi aktif, dan memperoleh pengalaman langsung, serta dapat
mengembangkan kecakapannya walaupun demikian kita masih melihat juga
kelemahan teknik ini ialah:
Bila alatnya telalu kecil, atau penempatan yang kurang tepat, menyebabkan
demonstrasi itu tidak dapat dilihat dengan jelas oleh seluruh siswa. Dalam hal ini
dituntut pula guru harus mampu menjelaskan proses belangsungnya demonstrasi,
dengan bahasa dan suara yang dapat ditangkap oleh siswa. Juga bila waktu tidak
tersedia dengan cukup, maka demonstrasi akan berlangsung terputus-putus, atau
tidak dijalankan tergesa-gesa, sehingga hasilnya memuaskan. Dalam demonstasi
bila siswa tidak diikutsertakan, maka proses demonstrasi akan kurang dipahami oleh
siswa, sehingga kurang berhasil adanya demonstrasi itu.
Maka kadang-kadang dalam pemakaian teknik mengajar itu anda perlu
menyertai dengan teknik yang lain, atau menkombinasikan dengan lain, sehingga
mampu mengatasi teknik inti yang sedang dimanfaatkan itu.
151
104. Metode Pembelajaran Penemuan (Discovery)Teknik penemuan adalah terjemahan dari discovery. Menurut Sund
discovery adalah proses mental dimana siswa memampu mengasimilasikan sesuatu
konsep atau prinsip. Yang dimaksudkan dengan proses mental tersebut antara lain
ialah: mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan,
menjelaskan, mengukur membuat kesimpulan dan sebainya. Suaut konsep misalnya:
segi tiga, pans, demokrasi dan sebagainya, sedang yang dimaksud dengan prisnsip
antara lain ialah: logam apabila dipanaskan akan mengemabang. Dalam teknik ini
siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental itu sendiri, guru
hanya membimbing dan memberikan instruksi.
Dr. J. Richard dan asistennya mencoba self-learning siswa (belajar sndiri)
itu, sehingga situasi belajar mengajar berpindah dari situsi teacher learning menjadi
situasi student dominated learning. Dengan menggunakan discovery learning, ialah
suatu cara mengajar yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui
tukar pendapat, dengan diskusi, seminar, membaca sendiri dan mencoba sendiri.
Agar anak dapat belajar sendiri.
Penggunaan teknik discovery ini guru berusaha meningkatkan aktivitas
siswa dalam proses belajar mengajar.
Maka teknik ini memiliki keuntungan sebagai berikut:
- Teknik ini mampu membantu siswa untuk mengembangkan, memperbanyak
kesiapan, serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif/pengenalan siswa.
- Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi individual sehingga
dapat kokoh/mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut.
- Dapat membangkitkan kegairahan belajar mengajar para siswa.
152
- Teknik ini mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan
maju sesuai dengankemampuannya masing-masing.
- Mampu mengarahkan cara siswa belajar, sehingga lebih memiliki motivasi yang
kuat untuk belajar lebih giat.
- Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri
dengan proses penemuan sendiri.
Strategi itu berpusat pada siswa tidak pada guru. Guru hanya sebagai teman
belajar saja, membantu bila diperlukan.
Walalupun demikian baiknya teknik ini toh masih ada pula kelemahan yang
perlu diperhatikan ialah:
- Pada siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk cara belajar ini.
Siswa harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan
baik.
- Bila kelas terlalu besar penggunaan teknikini akan kurang berhasil.
- Bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencaan dan pengajaran
tradisional mungkin akan sangat kecewa bila diganti dengan teknik penemuan.
- Dengan teknik ini ada yang berpendapat bahwa proses mental ini ada yang
berpendapat bahwa proses mental ini terlalu mementingkan proses pengertiansaja,
kurang memperhatikan perkembangan/pembentukan sikap dan keterampilan bagi
siswa.
- Teknik ini mungkin tidak memberikan kesempatan untuk berpikir secara kreatif.
105. Metode EksperimenKarena kemajuan teknologi dan ilmu pengertahuan, maka segala sesuatu
memerlukan eksperimentasi. Begitu juga dalam cara mengajar guru di kelas
digunakan teknik eksperimen. Yang dimaksud adalah salah satu cara mengajr, di
153
mana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya
serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan
ke kelas dan dievaulasi oleh guru.
Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar siswa mamapu mencari dan
menemukan sendiri berbagai jawaban atas persoalan-persoalan yang dihadapinya
dengan mengadakan percobaan sendiri. Juga siswa dapat terlatih dalam cra berpikir
yang ilmiah (scientific thinking). Dengan eksperimaen siswa menemukan bukti
keberanaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya.
Agar penggunaan teknik eksperimen itu efisien dan efektif, perlu pelaksana
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka jumlah alat
dan bahan atau materi percobaan harus cukup bagi tiap siswa.
2. Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang meyakinkan,
atau mungkin hasilnya tidak membahayakan, maka kondisi alat dan mutu bahan
percobaan yang digunakan harus baik dan bersih.
3. Kemudian dalam eksperimen siswa perlu teliti dan konsetrasi dalam mengamati
proses percobaan, maka perlu adanya waktu yang cukup lama, sehingga mereka
menemukan pembuktian kebenaran dari teori yang dipelajari itu.
4. Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih, maka perlu diberi
petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping memeproleh pengetahuan,
pengalaman serta keterampilan, juga kematangan jiwa dan sikap perlu
diperhitungkan oleh guru dalam memilih obyek eksperimen itu.
5. Perlu dimengerti juga bahwa tidak semua masalah bisa dieksperimenkan, seperti
masalah yang mengenai kejiwaan, beberapa segi kehidupan sosial dan keyakina
154
manusia. Kemungkinan lain karena sangat terbatasnya suatu alat, sehingga
masalah itu tidak bisa diadakan percobaan karena alatnya belum ada.
Bila siswa akan melaksanakan suatu eksperimen perlu memperhatikan
prosedur sebagai berikut:
1. Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksperimen, mereka harus mehami
masalah yang akan dibuktikan melalui eksperimen.
2. Kepada siswa perlu diterangkan pula tentang:
- Alat-alat serta bahan-bahan yang akan digunakan dalma percobaan.
- Agar tidak mengalami kegagalan siswa perlu mengetahui variable-variabel yang
harus dikontrol dengan ketat.
- Urutan yang akan ditempuh sewaktu eksperimen berlangsung.
- Seluruh proses atau hal-hal yang penting saja yang akan dicatat.
- Perlu menetapkan bentuk catatan atau laporan berupa uraian, perhitungan, grafik
dan sebagainya.
3. Selama eksperimen berlangsung, guru harus mengawasi pekerjaan siswa. Bila
perlu memberi saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan jalannya
eksperimen.
4. Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian siswa,
mendiskusikan ke kelas, dan mengavaluasi dengan tes atau sekedar Tanya
jawab.
Teknik eksperimen kerap kali digunkan karena memiliki keunggulan ialah:
1. Dengan eksperimen siswa berlatih menggunanakan metode ilmiah dalam
menghadapi segala masalah, sehingga tidak mudah percayha apdda sesuatu yang
belum pasti kebenarannya, dan tidak mudah percaya pula kata orang, sebelum ia
membuktikan kebenarannya.
155
2. Mereka lebih aktif berpikir dan berbuat, hal mana itu sangat dikehendaki oleh
kegiatan mengajar belajar yang modern, di mana siswa lebih banyak aktif
belajar sendiri dengan bimbingan guru.
3. Siswa dalam melaksanakan proses sendiri kebenaran sesuatu teori, sehigga akan
mengubah sikap mereka yang tahayul, ialah peristiwa-peristiwa yang tidak
masuk akal.
106. Pengajaran Berbasis InkuiriPembelajaran dengan penemuan (inquiry) merupakan satu komponen
penting dalam pendekatan konstruktivistik yang telah memiliki sejarah panjang
dalam inovasi atu pembaharuan pendidikan. Dalam pembelajaran dengan
penemuan/inkuiri, siswa didorong untuk memiliki pengalaman dan melakukan
percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri
mereka sendiri, Bruner (1966), penganjur pembelajaran dengan basis inkuiri,
menyatakan sebagai berikut: “Kita mengajarkan suatu bahan kajian tidak untuk
menghasilkan perpustakaan hidup tentang bahan kajian itu, tetapi lebih ditujukan
untuk membuat siswa berpikir untuk diri mereka sendiri, meneladani seperti apa
yang dilakukan oleh seorang sejarawan, mereka turut mengambil bagian dalam
proses, bukan suatu produk (Nur & Wikandari, 2000:10). Belajar dengan penemuan
dapat diterapkan dalam banyak mata pelajaran. Sebagai contoh, siswa diberi sederet
silinder dengn ukuran dan berat yang berbeda-beda. Siswa diminta untuk
menggelindingkan silinder tersebut pada suatu bidang miring. Bila percobaan itu
dilakukan dengan benar, siswa akan dapat menemukan prinsip-prinsip utama yagn
menentuan kecepatan silinder tersebut.
Belajar dengan penemuan mempunyai berbagai keuntungan. Pembelajaran
156
dengan inkuiri memacu keinginan siswa untuk mengetahui, memotivasi mereka
untuk melanjutan pekerjaannya hingga mereka menemukan prinsip-prinsip utama
yang menentukan kecepatan silinder tersebut.
Belajar dengan penemuan mempunyai beberapa keuntungan. Pembelajaran
dengan inkuiri memacu keinginan siswa untuk mengetahui, memotivasi mereka
untuk melanjutkan pekerjaannya hingga mereka menemukan jawabannya. Siswa
juga belajar memecahkan masalah secara mandiri dan memiliki keterampilan
berpikir kritis karena mereka harus selalu menganalisa dan menangani informasi.
Pengajaran berbasis inkuiri membutuhkan strategi pengajar yang mengikuti
metodologi IPA dan menyediakan kesempatan untuk pembelajaran bermakna.
Inkuiri adalah seni dan ilmu bertanya dan menjawab. Inkuiri melibatkan observasi
dan pengukuran, pembutan hipotesis dan interpretasi, pembentukan model dan
pengujian model. Inkuiri menuntut adanya eksperimentasi, refleksi, dan pengenalan
akan keunggulan dan kelamahan metode-metodenya sendiri.
Selama proses inkuiri berlangsung, seorang guru dapat menajukan suatu
pertanyaan atau mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan mereka
sendiri. Pertanyaannya bersifat open-ended, memberi kesempatan kepada siswa
untuk menyelidiki sendiri dan mereka mencari jawaban sendiri (tetapi tidak hanya
satu jawaban yang benar).
Inkuiri adalah apa yang dibuat oleh para ilmuwan. Para ilmuwan melakukan
ikuiri dengan suatu cara formal dan sitematis, dan dalam proses melakukan inkuiri
para ilmuwan memberikan kontribusi pada tubuh informasi yang bersifat kolektif
yang kita sebut pengetahuan. Dalam proses mengalami ilmu melalui inkuiri, siswa
belajar bagaiman menjadi ilmuwan. Mereka belajar lebih banyak lagi ketimbang
hanya konsep dan fakta, mereka mempelajari berbagi proses yang terlibah dalam
157
pemantapan konsep dan fakta.
Inkuiri memberikan kepada siswa pengalaman-pengalaman belajar yang
nyata dan aktif. Siswa diharapkan mengambil inisiatif. Mereka dilatih bagaimana
memecahkan maslah, membuat keputusan, dan memperoleh ketarampilan. Inkuiri
memeungkinkan siswa dalam berbgai tahap perkembangannya bekerja dengan
masalah-masalah yang sama dan bahkan mereka bekerja sama mencari solusi
terhadap masalah-masalah. Setiap siswa harus memainkan dan memfungsikan
talentanya masing-masing.
Inkuiri memungkinkan terjadinya integrasi berbagai disiplin ilmu. Ketika
siswa melakukan eksplorasi mereka cenderung mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang akan melibatkan IPA dan matematika, ilmu sosial, bahasa, seni, dan teknik.
Inkuiri melibatkan pula komunikasi. Siswa harus mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang berarti dan berhubungan. Mereka harus melapoirkan hasil-hasil
temuannya, lisan atau tertulis. Dengan begitu, mereka bekerja dan mengajar satu
sama lain. Inkuiri memungkinkan guru mempelajari siswa-siswanya – siapa mereka,
apa yang mereka ketahui, dan bagaimana mereka bekerja. Pemahaman guru tentang
siswa akan memungkinkan guru untuk menjadi fasilitator yang lebih efektif dalam
proses pencarian ilmu oleh siswa.
Ketika guru menggunakan teknik inkuiri, guru tidak boleh banyak bertanya
atau berbicara. Terlalu banyak intervensi, terlalu banyak bertanya, dan terlalu
banyak menjawab akan mengurangi proses belajar siswa melalui inkuiri. Dengan
demikian, proses belajar tidak akan lagi menyenangkan. Dalam proses inkuiri, siswa
dituntut untuk bertanggung jawab bagi pendidikan mereka sendiri. Guru yang
menaruh perhatian pada pribadi siswa, akan menemukan kegiatan-kegiatan yang
disukai siswa, juga hal-hal yng baik yag ada dalam diri siswa-siswanya, dan
158
kesulitian-kesulitan yang mengganggu siswa dalam proses belajar. Guru dituntut
menyesuaikan diri terhadap gaya belajara siswa-siswanya.
Siklus inkuiri adalah: (1) Observasi (Observation); (2) Bertanya
(Questioning); (3) Mengajukan dugaan (Hipothesis); (4) Pengumpulan data (Data
Gathering); dan Penyimpulan (Conclusion).
Inkuiri adalah satu proses yang bergerak dari langkah observasi sampai
langkah pemahaman. Inkuiri dimulai dengan observasi yang menjadi dasar
pemunculan berbagai pertanyaan yang diajukan siswa. Jawaban terhadap
pertanyaan-pertanyaan tersebut dikejar dan diperoleh melalui suatu siklus
pembuatan prediksi, perumusan hipotesis, pengembangan cara-cara pengujian
hipotesis, pembuatan observasi lanjutan, penciptaan teori dan model-model konsep
yang didasarkan pada data dan pengetahuan. Inkuiri menciptakan berbagai
kesempatan bagi guru untuk mempelajari bagaimana otak siswa bekerja. Guru dapat
memanfaatkannya untuk menentukan situasi-situasi belajar yang tepat dan
memfasilitasi siswa dalam proses pencarian ilmu.
Dalam proses inkuiri, siswa belajar dan dilatih bagaimana mereka harus
berpikir kritis. Berpikir kritis merupakan slah satu tujuan pendidikan. Ketika siswa
belajar berpikir kritis, merka kan memperlihatkan pikiran-pikiran dan proses-proses
sebagai berikut:
a. Mengajukan pertanya seperti “Bagaimana itu kita tahu?” atau “Apa buktinya?”
b. Mengetahui perbedaan antara observasi dan kesimpulan.
c. Mengetahui bahwa semua gagasan ilmiah itu dapat berubah dan bahwa teori
yang ada adalah teori-teori yang terbaik berdasarkan bukti yang kita miliki
sejuh nini.
159
d. Mengetahui bahwa diperlukan bukti yang cukup untuk menarik suatu
kesimpulan yang kuat.
e. Memberi penjelasan atau interpretasi, memalkukan observasi dan/atau prediksi.
f. Selalu mencari konsistensi terhadap kesimpulan-kesimpulan yang diambil dan
memgerikan penjelasan dengan rasa percaya diri.
Salah satu tujuan utama pendidikan adalah meningkatkan kemampuan siswa
untuk berpikir kritis, membuat keputusan rasional tentang apa yang diperbuat atau
apa yang diyakini.seperti halnya setiap tujuan yang lain, belajar berpikir kritis
bergantung pada penataan suasana kelas yang mendorong penerimaan pandangan
divergen (berbeda) dan diskusi bebas. Tatanan itu seharusnya juga lebih
menekankan pada pemberian alasan atau pandangan daripada hanya memberikan
jawaban benar. Keterampilan dalam berpikir kritis paling baik dicapai bila
dihibungkan dengan topik-topik yang dikenal siswa. Tujuan pengajaran berpikir
kritis adalah menciptakan suatu semangat berpikir kritis yang mendorong siswa
mempertanyakan apa yang mereka dengar dan mengkaji pikiran mereka sendiri
untuk memastikan tidak terjadi logika yang tidak konsisten atau keliru.
Beyer (1988:57) mengidentifiksi 10 keterampilan berpikir kritis yang dpat
digunakan siswa untuk mempertimbangkan validitas (keabsahan) tuntutan atau
argument, memahami periklanan, dan sebagainya.
(1) Membedakan fakta-fakta yang dapat diverifikasi dan tuntutan nilai-nilai yang
sulit diverifikasi (diuji kebenarannya).
(2) Membedakan antara informasi, tuntutan, atau alasan yang relevan dengan yang
tidak relevan.
(3) Menentukan kecermatan factual (kebenaran) dari suatu penyataan.
(4) Menentukan kredibilitas (dapat dipercaya) dari suaut sumber.
160
(5) Mengidentifikasi tuntutan atau argument yang mendua.
(6) Mengidentifikasi asumsi yang tidak dinyatakn.
(7) Mendeteksi bias (menemukan penyimpangan).
(8) Mengidentifikasi kekeliruan-kekeliruan logika.
(9) Mengenali ketidak-konsistenan logika dalam suatu alur penalaran.
(10) Menentukan kekuatan suatu argument atau tuntutan.
Beyer mengingatkan bahwa 10 keterampilan berpikir kritis di atas bukan
merupakan suatu urutan langkah-langkah tetapi lebih merupakan daftar cra yang
dapat dilakukan. Dengan cara-cara itu, siswa dapat menangani informasi untuk
mengevaluasi apakah informasi itu benar atau masuk akal. Tugas utama dalam
mengajarkan berpikir kritis kepada siswa adalah membantu mereka belajar tidak
hanya bagaimana menggunakan tiap-tiap strategi berpikir kritis itu, tetapi juga
menyampaikan kapan tiap-tiap strategi berpikir kritis itu cocok untuk dipakai.
Proses inkuiri tidak dpat dipisahkan dari konsep berpikir kritis. Konsep
berpikir kritis tidak dapat pula dipisahkan dari konsep inteligensi. Inteligensi bukan
sesuatu yang hanya dpat diukur dengan tes, buan pula sesuatu yang semata-mata
pembawaan genetis secara lahiriah. Howard Gardaner (1983) menunjukan bahwa
intelgensi dapat diubah. “Intelligence is the ability to solve problems or to create
products that are valued between one or more cultural settings” (Johnson,
2002:141). Intelligensi tidak dapat dipisahkan dari konteks di mana manusia itu
hidup dan berkembang.
Menurut Gardaner, inteligensi tidak dilahirkan, tepai dapat berkembang atau
berkurang, bergantung pada lingkungan atau konteks seseorang. Lingkungan yng
dimaksud adalah teman, guru, orang tua, buku, alat-alat belajar (pena, computer,
kegiatan-kegiatan fisik, musik), dan hal-hal lain yang mencapai otak melalui panca
161
indera. Dengan menggunakan kriteria khusus untuk mengidentifikasi konsep
inteleigenais, Gardaner mengusulkan delapan jenis inteligenwsi, yakni: linguistic,
logical-mathematic, musical, spatial, bodily-kinesthetic, interpersonal, intra-
personal, dan naturalist. Jenis pekerjan dan aktivitas yang dapat dikembangkan
untuk kedelapan jenis inteligensi ini dpat dicontohkan sebagai beikut: (1) linguistic:
wartawan, reporter, politikus, atu penulis; (2) logis-mathematis; ahli fisika,
neurology, atau insinyur; (3) spasial: pelukis, interior decorator, atau pemain tennis;
(4) bodily-kinesthic: penari balet, pemain golf, pembalap, atau petinju; (5) musik:
pengarang lagu, penyanyi, atau organis/pianis; (6) interpersonal: hakim, saleperson,
atau guru; (7) intrapersonal: biarawan/rohaniawan, pujangga, atau ahli ilmu
jiwa/psikolog; dan (8) naturalist: ahli botani, ahli kebun binatang, atau ahli
pertamanan.
Kedelapan jenis inteligensi ini telah mengilhami para pendidik untuk
mengajar dengan dengan mengac pada salah satu dari delapan jenis inteligensi
tersebut. “Hundred, perhaps thousands, of classrooms around the world rely today
on Gardaner’s theory of multiple intelligences to help students realize their latent
potential” (Johnson, 2002:141). Apakah kelas berfokus pada siswa yang kurang
mampu atau kelas yang siswa-siswanya berbakat, para pendidik melihat manfaat
mengajar yang sesuai dengan cara-cara untuk mencapai berbagai jenis inteligensi
yang dikemukakan Gardaner.
Setiap siswa mampu mengembangkan setiap jenis inteligensidi atas dengan
asumsi bahwa siswa belajar dalam suatu lingkungan belajar yang kaya yang
memungkikan mereka menghubungkan makna dengan konteks. “CTL’s component
work together to provide this rich environment, offering students many
opportunities to ignite the eight multiple intelligences” (Amstrong, 1994:35). Guru
162
CTL menyadari dan menghargai bahwa setiap anak memiliki derajat yang berbeda
dalam hal inteligensinya dan bahwa CTL sebagai suatu system holistic berhubungan
dengan delapan inteligensi yang dibawa setiap anak pada lingkungan belajar.
Delapan inteligensi (Howard Gardaner, 1983)
Multiple Intelligences
Logika-matematikaPeka terhadap pola, keterampilan dan
sistematika.
Linguistic/ilmu bahasa Peka terhadap bunyi, ritme, dan makna kata
MusikKemapuan menghasilkan dan menghargai
ritme, tinggi rendah suara, dan warna suara
Spatial/jarak
Kemampuan untuk melakukan transformasi
mengenai persepsi awal seseorang dan
kemampuan mengkreasi kembali aspek-
aspek pengalaman visual seseorang.
Bodily-kinesthetic/fisik-
kinestetik
Kemampuan mengontrol gerak tubuh
seseorangdan kemampuan menangani
objek secara terampil.
Inter personal/antar-pribadi
Kemampuan untuk menjawab atu
memberikan reaksi secara tepat berbagai
suasana batin, temperamen, motivasi dan
keinginanorang lain.
Intapersonal/antar-pribadi
Bagaimana menjiwai perasaan sendiri,
kemampuan mendiskriminasikan berbagi
perasaan seseorang, dan kemampuan
menarik kesimpulan untuk menuntun
tingkah laku seseorang
Naturalist/alamiah
Mengamati, mengalami dan
mengorganisasikan berbagai pola dalam
lingkungan alamiah
Guru yang menggunakan pembelajaran berbasis inkuiri haru menjadikan
siswa mampu berdiri sendiri, harus mendorong siswa untuk mandiri sedini mungkin
163
sejak dari awal masuk sekolah. Timbul pertanyaan, bagaimana caranya guru
membantu siswa agar mereka tumbuh mandiri? Jawabannya adalah memberi
kebebasan kepada siswa untuk mengikuti minat alamiah mereka. Guru harus
mendorong siswa untuk memecahkan sendiri msalah yang dihadapinnya atau
memecahkan sendiri di dalam kelompoknya, bukan mengajarkan mereka jawaban
dari masalah yang mereka hadapi. Siswa akan mendapat keuntungan jika mereka
dapat “melihat” dan “melakukan” sesuatu daripada hanya sekedar mendengarkan
ceramah atau penjelasan guru. Guru dapat membantu siswa memahami konsep-
konsep yang sulit dengan bantuan gambar dan demontrasi.
Belajar harus luwes dan bersifat menyelidiki atau melalui penemuan. Jika
siswa tampak berusaha dengan menghadapi suatu, berikan mereka waktu untuk
mencoba sendiri memecahkan masalah tersebut sebelum memberikan
pemecahannya. Guru juga harus memperhatikan sikap siswa terhadap belajar.
Menurut Jerome, S. Burner, sekolah harus merangsang keingintahuan siswa,
meminimalkan risiko kegagalan, dan bertindak serelevan mungkin bagi siswa.
Sebagai saran tamhahan bagi guru yangmengajar dengan pendekatan inkuiri: (1)
doronglah siswa agar mereka mengajukan dugan awal dengan cara guru
mengajukan pertanyaan-pertanyaan membimbing; (2) gunakan bahan dan
permainan yang bervariasi; (3) berikan kesempatan kepada siswa untuk memuaskan
keingintahuan mereka, meskipun mereka mengajukan gagasan-gagasan yang tidak
berhubungan langsung dengan pelajaran yang diberikan; dan (4) gunakan sejumlah
contoh yang kontras atau perlihatkan perbedaan yang nyata dengan materi ajar
mengenai topik-topik yang terkait.
164
107. Metode Numbered Head Together
Motode ini dikembangkan oleh Spencer Kagan (1993) dengan melibatkan
para siswa dalam mereview bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan
mengecek atau memeriksa pemahaman mereka mengenai isi pelajaran tersebut.
Sebagai pengganti pertanyaan langsung kepada seluruh kelas, guru menggunakan
struktur 4 langkah sebagai berikut.
1. Langkah 1 – Penomoran (Numbering): Guru membagi para siswa menjadi
beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan 3 hingga 5 orang dan memberi
mereka nomor sehingga tiap siswa dalam tim tersebut memiliki nomor berbeda.
2. Langkah 2 – Pengajuan Pertanyaan (Questioning): Guru mengajukan suatu
pertanyaan kepada para siswa. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat
spesifik hingga yang bersifat umum. Contoh pertanyaan yang bersifat spesifik
adalah “Apakah yang dimaksud angin?”, sedangkan contoh pertanyaan yang
bersifat umum adalah “Mengapa makhluk hidup membutuhkan udara?”.
3. Langkah 3 – Berpikir Bersama (Head Together): Para siswa berpikir bersama
untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban
tersebut.
4. Langkah 4 – Pemberian Jawaban (Answering): Guru menyebut satu nomor dan
para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan
menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas.
108. Metode pembelajaran penemuan konsep Metode pembelajaran penemuan konsep menurut Widoko (2001)
didefinisikan suatu stategi pengajaran induktif dengan tujuan membantu siswa
165
segala tingkatan umur mempelajari konsep-konsep dan keterampilan berfikir yang
analitis praktis.
Sedangkan menurut Hasanah (1998) model penemuan konsep dan suatu
model pengajaran yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berfikir
induktif. Kemampuan analisis dan mengembangkan konsep.pada pengajaran diawali
dengan pemberian contoh dan non-contoh diakhiri dengan kesimpulan yang
diberikan siswa.
Berdasarkan hasil penelitian tentang Klaus Meier, Tennyson dan Cochareila
dalam Widoko (2001) tentang pembelajaran penemuan konsep merupakan model
yang menggunakan contoh-contoh positif dan contoh negatif untuk menggambarkan
konsep-konsep tersebut lebih mudah.
Desain dari model ini, pertama kali diperkenalkan oleh Joice dan Weil
(1972) yang mendasari penelitian Jerome Bruiner dan koleganya yang menemukan
pengaruh variabel-variabel terhadap proses belajar konsep.
Pada penelitian ini konsep yang digunakan adalah konsep listrik statik,
dengan menampilkan contoh dan non-contoh yang disertai karakteristiknya, sebagai
misal untuk konsep listrik statik; contoh positif batang plastik yang dogosokkan
dengan kain wol akan bermuatan negatif mempunyai karakteristik benda menerima
elektron dari benda lain atau terjadi perpindahan elektron dari kain wol menuju ke
batang plastik.
Dari uraian contoh dan non-contoh beserta karakteristiknya siswa
diharapkan dapat menemukan definisi dari tiap konsep dan memahami konsep
tersebut, sehingga pada akhirnya dapat memberikan contoh secara mandiri dari
konsep tersebut.
Sintaks metode pembelajaran penemuan konsep adalah sebagai berikut:
166
Phase I : Presentation of example (menampilkan contoh-contoh).
Pada phase ini guru menjelaskan bagamana aktivitas dimulai dengan
memberikan kepada siswa contoh dan bukan contoh. Ketika guru
menampilkan contoh positif dan contoh negatif untuk tiap-tiap
konsep disertai dengan karakteristiknya di dalam LKS penemuan
konsep. Pada penelitian ini konsep yang dipilih adalah konsep listrik
statik dengan contoh positif batang plastik yang digosokkan dengan
kain woll akan bermuatan negatif.
Phase II : Analysis of hypothesis (menganalisis hipotesa)
Pada phase ini dimulai ketika siswa membuat hipotesis tentang nama
suatu konsep, membandingkan karakteristik dari contoh positif dan
negatif listrik statik, maka siswa diminta untuk menuliskan hipotesis
tentang listrik statik, guru memberikan contoh tambahan dan yang
bukan contoh kemudian menganalisis hipotesis sampai semua
hipotesis didapatkan. Dari beberapa hipotesis listrik statik yang
didapat dari siswa kemudian menguji hipotesis tersebut lewat contoh
dan non-contoh sehingga deperoleh satu hipotesis yang benar.
Phase III : Clouser (Penutup)
Pada phase ini guru bertanya kepada siswa untuk mengidentifikasi
sifat-sifat dari konsep dan menyatakan dari konsep tersebut beserta
karakteristiknya.
Phase IV : Application (Aplikasi)
Pada phase ini untuk memperkuat pengertian murid akan konsep
tentang listrik statik, guru memberikan contoh tambahan dari mereka
sendiri.
167
Seorang guru dalam menerapkan model pembelajaran konsep
diharapkan dapat:
a. Mengerti isi mata pelajaran yang sesuai dengan model
pembelajaran konsep, sehingga dapat mengidentifikasikan materi
pelajaran itu apakan cocok dengan pengajaran menggunakan
model pembelajaran pemenuan konsep.
b. Menyeleksi contoh-contoh, sehingga ketika diberikan tujuan
pembelajaran maka akan memperoleh daftar contoh-contoh yang
akan memberikan gambaran secara efektif dari suatu konsep.
c. Mengerti urutan dari contoh-contoh untuk memaksimalkan
murid-murid secara praktis dengan keterampilan berfikir
Manfaat dari metode pembelajaran penemuan konsep antara lain:
a. Meningkatkan keterampilan berfikir
b. Membantu siswa untuk menemukan dan memahami konsep dengan
memperhatikan obyek, ide atau kejadian-kejadian.
109. Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing
Metode pembelajaran penemuan adalah suatu metode pembelajaran dimana
dalam proses belajar mengajar guru memperkenankan siswa-siswanya menemukan
sendiri informasi-informasi yang secara tradisional bisa diberitahukan atau
diceramahkan saja (Suryabrata, 1997: 1972). Metode pembelajaran ini merupakan
suatu cara untuk menyampaikan ide/gagasan melalui proses menemukan. Fungsi
pengajar disini bukan untuk menyelesaikan masalah bagi peserta didiknya,
melainkan membuat peserta didik mampu menyelesaikan masalah itu sendiri
(Hudojo, 1988, 114). Metode pembelajaran yang ekstrim seperti ini sangat sulit
168
dilaksanakan karena peserta didik belum sebagai ilmuwan, tetapi mereka
masih calon ilmuwan. Peserta didik masih memerlukan bantuan dari pengajar
sedikit demi sedikit sebelum menjadi penemu yang murni. Jadi metode
pembelajaran yang mungkin dilaksanakan adalah metode pembelajaran penemuan
terbimbing dengan demikian kegiatan belajar mengajar melibatkan secara
maksimum baik pengajar maupun pesertra didik.
Seperti uraian di atas bahwa penemuan terbimbing (Guided Discovery)
merupakan salah satu dari jenis metode pembelajaran penemuan. Oleh Howe (dalam
Hariyono, 2001: 3) menyatakan bahwa penemuan terbimbing tidak hanya sekedar
keterampilan tangan karena pengalaman, kegiatan pembelajaran dengan model in
tidak sepenuhnya diserahkan pada siswa, namum guru masih tetap ambil bagian
sebagai pembimbing. Penemuan terbimbing merupakan suatu metode pembelajaran
yang tidak langsung (Indirect Instuction). Siswa tetap memiliki porsi besar dalam
proses penyelenggaraan kegiatan pembelajaran.
Menurut Soedjadi (dalam Purwaningsari, 2001: 1) metode pembelajaran
penemuan terbimbing adalah metode pembelajaran yang sengaja dirancang dengan
menggunakan pendekatan penemuan. Para siswa diajak atau didorong untuk
melakukan kegiatan eksperimental, sedemikian sehingga pada akhirnya siswa dapat
menemukan sesuatu yang diharapkan.
Dalam pembelajaran penemuan terbimbing tugas guru cenderung menjadi
fasilitator. Tugas ini tidaklah mudah, lebih-lebih kalau menghadapi kelas besar atau
siswa yang lambat atau sebaliknya amat cerdas. Karena itu sebelum melaksanakan
metode pembelajaran dengan penemuan ini guru perlu benar-benar mempersiapkan
diri dengan baik. Baik dalam tiap hal pemahaman konsep-konsep yang akan
diajarkan maupun memikirkan kemungkinan yang akan terjadi di kelas sewaktu
169
pembelajaran tersebut berjalan. Dengan kata lain guru perlu mempersiapkan
pembelajaran dengan cermat, Soedjadi (dalam Purwaningsari, 2001: 18).
Keuntungan dan kelemahan metode pembelajaran penemuan terbimbing.
1. Keuntungan metode pembelajaran penemuan terbimbing
Menurut Siadari (2001: 26) keuntungn dari pembelajaran metode pembelajaran
penemuan terbimbing adalah:
a. Pengetahuan ini dapat bertahan lama, mudah diingat dan mudah
diterapkan pada situasi baru.
b. Meningkatkan penalaran, analisis dan keterampilan siswa memecahkan
masalaha tanpa pertolongan orang lain.
c. Meningkatkan kreatifitas siswa untuk terus belajar dan tidak hanya
menerima saja.
d. Terampil dalam menemukan konsep atau memecahkan masalah.
2. Kelemahan dalam penemuan konsep atau memecahkan masalah.
Adapun kelemahan metode pembelajaran penemuan terbimbing menurut
Ruseffendi (dalam Siadari, 2001: 26) adalah sebagai berikut:
a. Tidak semua materi dapat disajikan dengan mudah, menggunakan
metode pembelajaran penemuan terbimbing.
b. Proses pembelajaran memerlukan waktu yang relatif lebih banyak.
c. Bukan merupakan metode pembelajaran murni, maksudnya tidak dapat
berdiri sendiri (hanya dapat digunakan jika ada keterlibatan metode lain
misal ekspositori, ceramah, dan lain sebagainya).
Sintak penemuan terbimbing menurut Arends (dalam Haryono, 2001: 25), dapat
ditabelkan sebagai berikut:
Tabel 2.1. Sintaks Penemuan Terbimbing Model Arends
170
No Fase-fase Kegiatan Guru
1 Menyampaikan tujuan,
mengelompokkan dan
menjelaskan prosedur
discovery
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran serta guru
menjelaskan aturan dalam metode
pembelajaran dengan penemuan
terbimbing
2 Guru menyampaikan suatu
masalah
Guru mejelaskan masalah secara
sederhana
3 Siswa memperoleh data
eksperimen
Guru mengulangi pertanyaan pada
siswa tentang masalah dengan
mengarahkan siswa untuk mendapat
informsi yang membantu proses
inquiry dan penemuan
4 Siswa membuat hipotesis dan
penjelasan
Guru membantu siswa dlam membuat
prediksi dan mempersiapkan
penjelasan masalah
5 Analisis proses peneman Guru membimbing siswa berfikir
tentang proses intelektual dn proses
penemuan dan menghubungkan
dengan pelajaran lain.
Dari tabel di atas terlihat jelas bahwa guru dalam metode pembelajaran penemuan
terbimbing adalah sebagai pembimbing siswa dalam nenemukan konsep.
110. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Metode pemecahan masalah merupakan metode pengajaran yang digunakan
guru untuk mendorong siswa mencari dan menemukan serta memecahkan
persoalan-persoalan. Pemecahan masalah dilakukan dengan cara yang ilmiah.
Artinya, mengikuti kaidah keilmuan, seperti yang dilakukan dalam penelitian
ilmiah. Oleh sebab itu, dalam memecahkan masalah tidak dilakukan dengan trial
and error (coba-coba), melainkan dilakukan secara sistematis dengan menggunakan
171
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Merumuskan masalah dengan memahami, meneliti dan kemudian membatasi
masalah.
2. Merumuskan hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara bagi masalah
yang diajukan. Kebenaran hipotesis harus dibuktikan berdasarkan data dari
lapangan.
3. Mengumpulkan data. Data yang dikumpulkan berupa informasi, keterangan, dan
barang bukti sesuai dengan yang dibutuhkan. Untuk mengumpulkan data, dapat
dilakukn dengan wawancara, angket, studi dokumentasi, dan sebagainya.
4. Menguji hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan berdasarkan data yang telah
dikumpulkan, diolah, atau dianalisa. Jika data yang dikumpulkan, ternyata sesuai
dengan isi hipotesis, berarti hipotesis dapat diterima atau dapat dikatakan benar.
Sebaliknya jika hsil analisis menunjukkan tidak sesuai, berarti hipotesis titolak
atau tidak benar.
5. Menyimpulkan. Berdasarkan hasil pengolahan atau analisis data dapat
dihasilkan kesimpulan. selain itu beberapa saran sebagai sumbangan pemikiran
untuk memperbaiki kelemahan yang msih ada serta untuk meningkatkan apa
yang sudah dicapai.
111. Metode Struktural Metode ini dikembangkan oleh Spencer Kagan dan kawan-kawannya.
Meskipun memiliki banyak kesamaan dengan metode lainnya. Metode struktural
menekankan pada strukur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi
pola-pola interaksi siswa. Berbagai struktur tersebut dikembangkan oleh Kagan
dengan maksud agar menjadi alternatif dari berbagai struktur kelas yang lebih
172
tradisional, seperti metode resitasi, yang ditandai dengan pengajuan pertanyaan oleh
guru kepada seluruh siswa dalam kelas dan para siswa memberikan jawaban setelah
lebih dahulu mengankat tangan dan ditunjuk oleh guru. Struktur-struktur Kagan
menghendaki agar para siswa bekerja sama saling bergantung pada kelompok-
kelompok kecil secara kooperatif. Ada struktur yang memiliki tujuan umum (goal)
untuk meningkatkan penguasaan isi akademik dan ada pula struktur yang tujuannya
untuk mengajarkan keterampilan sosial.
112. Cara Belajar Aktif Model Pencocokan Kartu Indeks
1. Uraian Singkat
Ini merupakan cara aktif dan menyenangkan untuk meninjau ulang materi
pelajaran. Cara ini memungkinkan siswa untuk berpasangan dan memberi
pertanyaan kuis kepada temannya.
2. Prosedur
a. Pada kartu indeks yang terpisah, tulislah pertanyaan tentang apapun yang
diajarkan di kelas. Buatlah krtu pertanyaan dengan jumlah yang sama
dengan setengah jumlah siswa.
b. Pada kartu yang terpisah, tulislah, tulisan jawaban atas masing-masing
pertanyaan itu.
c. Campurlah dua kumpulan kartu itu dan kocoklah beberapa kali agar benar-
benar tercampuraduk.
d. Berikansatu kartu untuk satu siswa. Jelaskan bahwa ini merupakan latihan
mencocokan. Sebagian siswa mendapatkan pertanyaan tinjauan dan
sebagian lain mendapatkan kartu jawabannya.
173
e. Perintahkan siswa untuk mencari kartu pasangan mereka. Bila sudah
terbentuk pasangan, perintahkan siswa yang berpasangan itu untuk mencari
tempat duduk bersama. (Katakan pada mereka untuk tidak mengungkapkan
kepada pasangan lain apa yang ada di kartu mereka).
f. Bila semua pasangan yang cocok telah duduk bersama, perintahkan tiap
pasangan untuk memberikan kuis kepada siswa yang lain dengan
membacakan keras-keras pertanyaan mereka dan menantang siswa lain
untuk memberikan jawaban.
3. Variasi
a. Sususunlah kartu yang berisi sebuah kalimat beberapa kata yang dihilangkan
untuk dicocokkan dengan kartu yang berisi kata-kata yang hilang itu
misalnya, “Perubahan wujud dari berudu mejadi katak disebut _________.”
c. Buatlah kartu yang berisi pertanyaan-pertanyaan dengan beberapa
kemungkinan jawabannya __ misalnya, “cara pencernaan makanan pada
hewan?”. Cocokkan kartu-kartu itu dengan kartu yang berisi kumpulan
jawaban yang relevan. Ketika tiap pasangan memberikan kuis kepada
kelompok, perintahkan mereka untuk mendapatkann beberapa jawaban
dari siswa lain.
113. Pengajaran terarah1. Uraian Singkat
Dalam teknik ini, guru mengajukan satu atau beberapa pertanyaan untuk
melacak pengetahuan siswa untuk mendapatkan hipotesiss atau simpulan
mereka dan kemudian memilah-milahnya menjadi sejumlah kategori. Metoda
pengajarann terarah merupakan selingan yangmengasyikkan di sela-sela cara
174
belajar biasa. Cara ini memungkinkan untuk mengetahui apa yang telah
diketahui dan dipahami oleh siswa sebelum memaparkan apa yang akan
diajarkan. Metodea ini sangat berguna dalam mengajarkan konsep-konsep yang
abstrak.
2. Prosedur
a. Ajukan pertanyaan atau serangkaian pertanyaan yang menjajaki pemikiran
siswa dalam pengetahuan yang mereka miliki. Gunakan pertanyaan yang
memiliki beberapa kemungkinan jawaban.
b. Berikan waktu yang cukup kepada siswa dalam pasangan atau kelompok
untuk membahas jawaban mereka.
c. Perintahkan siswa untuk kembali ke tampat masing-masing dan catatlah
pendapat mereka. Jika memungkikan, seleksi jawaban mereka menjadi
beberapa kategori yang terkait dengan kategori atau konsep yang berbeda/
d. Sajikan poin-poin pembelajaran utama yang ingin anda ajarkan. Perintahkan
siswa untuk menjelaskan kesesuaian jawaban mereka dengan poin-poin ini.
Catatlah gagasan yangmemberi iformasi tambahan bagi poin pembelajaran
dari pelajaran.
3. Variasi
a. Jangan memilah-milah jwaban siswa menjadi daftar yang terpisah. Sebagai
gantinya, buatlah satu daftar panjang dan perintahkan merak untuk
mengkategorikan gagasan mereka terlebih dahulu sebelum anda
membandingkannya dengan konsep yang ada idi pikran anda.
b. Mulailah pelajaran dengan tanpa kategori yang sudah ada di benak anda.
Cermati bagaimana siswa dan anda secara bersama bisa memilah-milah
gagasan-gagasan mereka menjadi kategori yang berguna.
175
114. Pengajaran Berbasis Masalah Pengajaran berbasis masalah (Problem-Based Learning) adalah suatu
pandekatan pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu
konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan
pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang
esensial dari materi pelajaran.
Pengajaran masalah digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi
dalam situasi berorientasi masalah, termasuk di dalamnya belajar bagaimana belajar.
Menurut Ibrahim dan Nur (200: 2)), “Pengajaran berbasis masalah dikenal dengan
nama lain seperti Project-Based Teacihg (Pembelajaran Proyek), Experienced-
Based Education (Pendidikan berdasarkan pengalaman), Authentic Learning
(Pembelajaran Autentik), dan Achoered Instruction (Pembelajaran berakar pada
kehidupan nyata)”.
Peran guru dalam pengajaran berbasis masalah adalah menyajikan masalah,
mengajukan pertanyaan, dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog. Pengajaran
berbasis masalah tidak dapat dilaksanakan tanpa guru mengembangkan lingkungan
kelas yang memungkinkan terjadinya pertukaran ide secara terbuka. Secara garis
besar pengajaran berbasis masalah terdiri dari menyajikan kepada siswa situasi
masalah yang autentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada
mereka untuk melakukan penyelidikan dan ikuiri.
5. Ciri-cirinya
Berbagai pengembangan pengajaran berbasis masalah telah mencoba
menunjukkan cirri-ciri pengajaran berbasis masalah sebagai berikut.
a. Pengajuan pertanyaa atau masalah.
Pengajaran berbasis masalah bukan hanya mengorganisasikan prinsip-prinsip
176
atau keterampilan akademik tertentu, pembelajaran berdasarkan masalah
mengorganisasikan pengajaran di sekitar pertanyaan dan masalah yang
kedua-duanya secara sosial penting dan secara pribadi bermakna untuk
siswa. Mereka mengajukan situasi kehidipan nyata yang autentik,
menghindari jawaban sederhana, dan memungkinkan adanya berbagai
macam solusi itu.
b. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin.
Meskipun pengajaran berbasis masalah mungkin berpusat pada mata pelajaran
tertentu (IPA, Matematika, Ilmu Sosial), masalah yang akan diselidiki telah
dipilih yang benar-benar nyata agar dalam pemecahannya siswa meninjau
masalah itu dari banyak mata pelajaran.
c. Penyelidikan autentik.
Pengajaran berbasis masalah mengharuskan siswa melakukan penyelidikan
autentik untuk mencari pemecahan masalah nyata. Mereka harus
menganalisasi dan mendefinisikan masalah, mengembankan hipotesis dan
membuat ramalan, mengumpulkan dan menganalisis informasi, melakukan
eksperimen (jika diperlukan), membuat iferensi, dan merumuskan
kesimpulan. Sudah barang tentu, metode penyelidikan yang digunakan
bergantung pada masalah yang sesdang dipelajari.
d. Menghasilkan produk/karya dan memamerkannya.
Pengajaran berbasis masalah menuntut siswa untuk menghasilkan produk
tertentu dalam bentuk karya nyata atau artefak dan peragaan yang
menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian masalah yang mereka
temukan. Produk itu dapat berupa transkrip debat, laporan, model fisik,
video atau program computer (Ibrahim & Nur, 200:5-7).
177
Pengajaran berbasis masalah dicirikan oleh siswa bekerja sama satu sama
lain (paling sering secara berpasangan atau dalam kelompok kecil). Bekerja
sama memberikan motivasi untuk secara berkelanjutan terlibat dalam tugas-
tugas kompleks dan memperbanyak peluang untuk berbagi inkuiri dan dialog
dan untuk mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan berpikir.
6. Tujuan Pembelajaran dan Hasil Belajar
Pengajaran berbasis masalah dirancang untuk membantu guru
memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Pengajaran berbasis
masalah dikembangkan terutama untuk membantu siswa mengembangkan
kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual, belajar
tentang berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam
pengalaman nyata atau simulasi, dan menjadikan pembelajar yang otonom dan
mandiri. Uraian rinci terhdap ketiga tujuan itu dijelaskan lebih jauh oleh Ibrahim
dan Nur (2000:7-12) berikut ini.
a. Keteramplan Berpikir dan Keterampilan Pemecahan Masalah
Berbagai macam ide telah digunakan untuk menggambarkan cara seseorang
berpikir. Tetapi, apakah sebenarnya yang terlibat dalam proses berpikir?
Apakah keterampilan berpikir itu dan terutama apakah keterampilan berpikir
itu?
- Berpikir adalah proses yang melibatkan operasi mental seperti induksi,
deduksi, klasifikasi, dan penalaran.
- Berpikir adalah proses secara simbolik menyatakan (melalui bahasa)
objek nyata dan kejadian-kejadian dan penggunaan pernyataan simbolik
itu untuk menemuan prinsip-prinsip esensial tentang objek dan kejadian
itu untuk menemukan prinsip-prinsip esensial tentang objek dan
178
kejadian itu. Pernyataan simbolik (abstrak) seperti itu biasanya berbeda
dengan operasi mental yang didasarkan pada tingkat konkret dari fakta
dan kasus khusus.
- Berpikir adalah kemampuan untuk menganalisis, mengkritik, dan
mencapai kesimpulan berdasar pada inferensi atau pertimbangan yang
seksama.
Tentang berpikir tingkat tinggi, Resnick (1987) memberikan
penjelasan sebagai berikut:
- Berpikir tingkat tinggi adalah nonalgoritmik, yaitu alur tindakan yang
tidak sepenuhnya dapat diterapan sebelumnya.
- Berpikir tingkat tinggi cenderung kompleks. Keseluruhan alurnya tidak
dapat diamati dari satu sudut pandang.
- Berpikir tingkat tinggi sering kali menghasilkan banyak solusi, masing-
masing dengan keuntungan dan kerugian.
- Berpikir tingkat tinggi melibatkan pertimbangan dan interpretasi.
- Berpikir tingkat tinggi melibatkan ketidakpastian. Segala sesuatu yang
berhubungan dengan tugas tidak selamanya diketahui.
- Berpikir tingkat tinggi melibatkan banyak penerapan banya kriteria,
yang kadang-kadang bertentangan satu sama lain.
- Berpikir tingkat tinggi melibatkan banyak pengaturan diri tentang proses
berpikir. Kita tidak mengakui sebagai berpikir tingkat tinggi pada
seseorang jika ada orang lain membantunya pada setiap tahap.
- Berpikir tingkat tinggi melibatkan pencarian makna, menemukan
struktur pada keadaan yang tampaknya tidak teratur.
179
- Berpikir tingkat tinggi adalah kerja keras. Ada pengerahan kerja mental
besar-besaran saat melakukan berbagai jenis elaborasi dan pertimbangan
yang dibutuhkan.
Perlu dicatat bahwa Resnick menggunakan kata-kata dan ungkapan
seperti pertimbangan, pengaturan diri, pencarian makna, dan ketidakpastian.
Hal ini berarti bahwa proses berpikir dan keterampilan yang perlu diaktifkan
sangatlah kompleks. Resnick juga menekankan pentingnya konteks atau
keterkaitan pada saat berpikir tentan berpikir. Meskipun proses memiliki
beberapa kesamaan antarsituasi, proses itu juga bervarisai bergantung pada apa
yang dipikirkan seseorang. Sebagai contoh, proses yang kita gunakan untuk
memikirkan matematika berbeda dengan proses yang kita gunakan untuk
memikirkan puisi. Proses berpikir yang digunakan untuk memikirkan ide abstrak
berbeda dengan yang digunakan untuk memikirkan situasi kehidupan nyata.
Karena hakikat kekomplekan dan konteks dari keterampilan berpikir tingkat
tinggi, maka keterampilan itu tidak dapat diajarkan menggunakan pendekatan
yang dirancang untuk mengajarkan ide dan keterampilan yang lebih konkret.
Keterampilan proses dan berpikir tingkat tinggi bagaimanapun juga jelas dapat
diajarkan, dan kebanyakan program dan kurikulum dikembangkan untuk tujuan
ini sangat mendasarkan diri pada pendekatan yang sama dengan pengajaran
berbasis masalah.
c. Pemodelan Peran Orang Dewasa
Resnick juga memberikan rasional tentang bagaimana pengajaran
berbasis masalah membantu siswa untuk berkinerja dalam situasi kehidupan
nyata dan belajar tentang pentingnya peran orang dewasa. Dalam banyak hal
pengajaran berbasis masalah bersesuaian dengan aktivitas mental di luar
180
sekolah sebagaimana yang diperankan oleh orang dewasa.
1. Pengajaran berbasis masalah memiliki unsur-unsur belajar magang.
Hal tersebut mendorong pengamatan dan dialog dengan orang lain,
sehingga secara bertahap siswa dapat memahami peran penting dari
aktivitas mental dan belajar yang terjadi di luar sekolah.
2. Pengajaran berbasis masalah melibatkan siswa dalam penyelidikan
pilihan sendiri, yang memungkinkan siswa menginterpretasikan dan
menjelaskan fenomena dunia nyata dan membangun pemahamannya
tentang fenomena tersebut.
d. Pembelajaran yang Otonom dan Mandiri
Pengajaran berbasis masalah berusaha membantu siswa menjadi
pembelajar yang mandiri dan otonom. Bimbingan guru yang berulang-ulang
mendorong dan mengarahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan, mencari
penyelesaian terhadap masalah nyata oleh mereka sendiri. Dengan begitu,
siswa belajar menyelesaikan tugas-tugas mereka secara mandiri dalam
hidupnya.
7. Tahapan Pengajaran Berbasis Masalah
Pengajaran berbasis masalah biasanya terdiri dari lima tahapan utama
yang dimulai dengan guru memperkenalkan siswa dengan suatu situasi masalah
dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa.
Tahapan Tingkah Laku Guru
Tahap 1
Orientasi siswa kepada masalah
Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran, menjelaskan
logistic yang dibutuhkan,
memotivasi siswa agar terlibat
181
pada aktivitas pemecahan
masalah yang dipilihnya
Tahap 2
Mengorganisasi siswa untuk belajar
Guru membantu siswa
mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar
yang berhubugnan dengan
masalah tersebut
Tahap 3
Membimbing penyelidikan individual
dan kelompok
Guru mendorong siswa untuk
mengumpulkan informsi yang
sesuai, melaksanakan
eksperimen, untuk mendapatkan
penyelasan dan pemecahan
masalahnya.
Tahap 4
Mengembangkan dan menyajikan
hasil karya
Guru membantu siwa
merekncanakan dan menyiapkan
karyayang sesuai seperti
laporan, video, dan model serta
membantu mereka berbagai
tugas dengan temannya.
Tahap 5
Menganalisa dan mengevaluasi proses
pemecahan maslah
Guru membantu siswa melakukan
refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses-
proses yang mereka gunakan.
8. Lingkungan Belajar dan Sistem Manajemen
Tidak seperti lingkungan belajar yang terstruktur secara ketat yang
dibutuhkan dalam pembelajaran langsung atau penggunaan yang hati-hati
kelompok kecil dalam pembelajaran kooperatif, lingkungan belajar dan system
manajemen dalam pengajaran berbasis masalah dicirikan oleh sifatnya yang
terbuka, ada proses demokrasi, dan peranan siswa yang aktif. Meskipun guru
dan siswa melakukan tahapan pembelajaran yang terstruktur dan dapat
diprediksi dalam pengajaran berbasis masalah, norma di sekitar pelajaran adalah
182
norma inkuiri terbuka dan bebas mengemukakan pendapat. Lingkungan belajar
menekankan peranan sentral siswa, bukan guru yang ditekankan.
115. Metode Belajar Aktif Model Tinjauan Ala Permainan
Bingo
1. Uraian Singkat
Strategi ini membantu mengingatkan kembali akan istilah-istilah yang
telah siswa pelajari selama menempuh mata pelajaran. Strategi ini menggunakan
format permainan Bingo.
2. Prosedur
a. Susunlah sejumlah 24 atau 25 pertanyan tentang materi pelajaran anda yang
bisa dijawab dengan istilah baku yang digunakan dalam mata pelajaran
anda. Berikut adalah beberapa contoh istilahnya.
- Angka penyebut yang paling sedikit
- Hieroglifik
- Inflasi
- Otokrasi
- Database
- Hokum humurabi
- Byte
- Garis lintang
- Impresionisme
- Alegori
- Fotosintesa
183
- Bilangan urutan
- Skozofrenia
- Klausa pengadaian
Anda juga dapat menggunakannama, sebagai alternative dari istilah. Berikut
adalah beberapa contohnya:
- Freud
- Caesar
- Blake
- Roosevelt
- Marco Polo
- Joan of Arc
- Dewey
- Pasteur
- Van Gogh
- Curie
- Chaucer
- Rusself
- Alley
b. Sortirlah pertanyaan menjadi lima tumpukan. Labeli tiap tumpukan denga huruh
B-I-N-G-O…… kartu Bingo untuk tiap siswa. Kartu ini mesti mirip betul
dengan kartu Bingo biasa, dengan nomor-nomor dalam tiap 24 celah dalam
matrik 5 x 5 (celah tengah “Kosong.”)
c. Bacalah sebuah pertanyaan dengan angka yang terkait. Jika seorang siswa
memiliki angkanya dan dia dapat menuliskan jawabannya dengan benar, maka
dia dapat mengisi celah tersebut.
184
d. Bila seorang siswa mencapai lima jawaban benar dalam sebuah deretan (baik
vertical, horizontal maupun diagonal), siswa tersebut boleh meneriakkan
“Bingo”. Permainan dapat diteruskan hingga ke 25 celah tersebut terisi.
3. Variasi
a. Sediakan hadiah yang tidak mahal, semisal sebungkus coklat, bila siswa
mendapatkan Bingo.
b. Buatlah kartu yang memiliki sel-sel yang sebelumnya diisi dengan 24 istilah
utama (plus sel “kosong” di tengahnya). Ketika sebuah pertanyaan dibacakan,
jika siswa yakinbahwa salah satu dari jawaban pada kartu itu cocok dengan
pertanyaan tersebut, dia bisa menuliskan nomor pertanyaanya di sampingnya.
116. Pengajaran Berbasis Proyek/Tugas Pengajaran berbasis proyek/tugas terstruktur (Project-Based Learning)
membutuhkan suatu pendekatan pengajaran komprehensif di mana lingkungan
belajar siswa disain agar siswa dapat melakukan penyelidikan terhadap masalah-
masalah autentik termasuk pendalaman materi dari suatu topik mata pelajaran, dan
melaksanakan tugas bermana lainnya. Pendekatan ini memperkenankan siswa untuk
bekerja secara mandiri dalam mengkostruksikannya dalam produk nyata (Buck
Institue for Eduction, 2001).
Siswa diberikan tugas/proyek yang kompleks, sulit, lengkap, tetapi
realistis/autentik dan kemudian diberikan bantuan secekupnya agar mereka dapat
menyelesaikan tugas mereka (bukan diajar sedikit demi sedikit komponen-
komponen suatu tugas kompleks yang padu suatu diharapkan akan terwujud
menjadi suatu kemampuan untuk menyelesaikan tugas kompleks tersebut). Prinsip
ini digunakan untuk menunjang pemberian tugas kompleks di kelas seperti proyek,
simulasi, penyelidikan masyarakat, menulis untuk disajikan kepada forum
185
pendengar yang sesungguhnya, dan tugas-tugas autentik lainnya. Istilah situated
learning (Prawat, 1992) digunakan untuk menggambarkan pembelajaran yang
terjadi di dalam kehidupan nyata, tugas-tugas outentik/asli yang sebenarnya.
Tidak memandang apakah suatu tugas harus dikerjaklan sebagai pekerjaan
kelas atau sebagai pekerjaan rumah, empat prinsip berikut ini akan membantu siswa
dalam perjalana mereka menjadi pembelajar mandiri yang efektif.
1. Membuat tugas bermakna, jelas, dan menantang
Salah satu tantangan paling sukar yang dihadapi guru pada saat mereka
menggunakan pekerjaan kelas atau pekerjaan rumah adalah menjaga siswa tetap
terlibat. Pada saat bekerja sendiri, sangat mudah bagi sisa untuk kehilangan
minat dan melalukan tindakan yang tidak relevan, khususnya apabila tugas-tugas
itu rutin.
Kebanyakan guru setuju bahwa tugas pekerjaan kelas dan pekerjaan
rumah mandiri yang dapat mempertahankan keterlibatan siswa memiliki tujuan
yang jelas. Siswa perlu mengetahui dengan tepat apa yang mereka harus
kerjakan, mengapa mereka mengerjakan pekerjaan itu, dan apa yang
dibutuhkanuntuk menyelsaikan pekerjaan itu. Siswa-siswa itu tetap berada
dalam tugas selama pekerjaan kelas dan menyelesaikan pekerjaan rumah apabila
mereka menyikapi tugas-tugas tersebut secar bermakna.
Linda Anderson (1985) menunjukan bahwa guru jarang menaruh
perhatian pada tujuan pekerjaan kelas atau strategi-strategi belajar yang telibat.
Sebaliknya, guru menekankan pada arahan-arahan procedural. Sebagai contoh
guru dpat menghabiskan waktu banyak menjelaskan kepad siswa di mana
menulis nama di kertas atau bagaimana menyusun jawaban-jawabannya.
Sementar petunjuk-petunjuk tentang “apa yang dilakukan” adalah penting guru
186
tidak menyertakan penjelasan tentang “mengapa” sesuatu harus dikerjakan dan
proses-proses pembelajaran yang terlibat. Sebelum memberikan suatu tugas,
guru hendaknya mempertimbangkan cirri penting itu secara seksama dan
kemudian menyediakan waktu cukupuntuk menjelaskan cirri penting itu kepada
siswa.
2. Menganekaragamkan Tugas-tugas
Sama dengan kehidupan pada umumnya, keanekaragaman menambah
daya tarik tugas pekerjaan kelas dan pekerjaan rumah.siswa kemungkinan besar
ttap terlibata dan mengerjakan pekerjaan mereka jika tugas-tugas lebih
bervariasi dan menarik daripada rutindan monoton. Guru yang efektif mengubah
panjang dan cara tugas yang diberikan di samping hakikat tugas beljar dan
strategi-strategi kognitif yang telibat. Membaca di dalam hati, laporan proyek-
proyek khusus, dan bahan-bahan multimedia menawarkn berbagai macam cara
untuk menyelesaikan pekerjaan mandiri. Pilihan kemungkinan tidak terbatas dan
tidak aka alasan bagi guru untuk membuat jenis tugas yang sama dari hari ke
hari.
3. Menaruh Perhatian pada Tingkat Kesulitan
Menetapkan tingkat kesulitan yang cocok atas tugas-tugas yang
diberikan kepada siswa merupakan suatu bahan baku penting untuk keterlibatan
berkelanjutan yang dibutuhkan untuk penyelesaian tugas-tugas tersebut. Apabila
siswa diharapkan untuk bekerja secara mandiri, tugas tesebut sehrusnya
memiliki tingkat kesulitan yang menjamin kemungkinan berhasil tinggi. Siswa
tidak akan tertantang ketika tugas-tugas yang diberikan guru terlalu mudah.
Mereka menyikapi tugas-tugas seperti sebagai pekerjaan yang tidak menantang.
Pada umumnya tugas yang baik perlu memiliki tingkat kesulitan cukup sehingga
187
kebanyakan siswa memandangnya sebagai sesuatu yang menantang, namun
cukup mudah sehingga kebanyakan siswa akan menemukan pemecahannya dan
mengerjakan tugas tersebut atas jerih payah sendiri.
4. Memonitor Kemajuan Siswa
Akhirnya, merupakan hal penting bagi guru untuk memonitor tugas-
tugas pekerjaan kelas dan pekerjaan rumah. Monitoring hendaknya meliputi
pengecekan untuk mengetahui apakah siswa memahami tugas mereka dan
proses-proses kognitif yang telibat. Monitoring ini juga termasuk pengecekan
pekerjaan siswa dan mengembalikan tugas dengan umpan balik. Pad saat
beberfapa siswa diberikan pekerjaan kelas, maka guru dapat bekerja dengan
siswa lain.a dianjurkan agar guru menyediakan waktu 5 atau 10 menit untuk
berkeliling di antara siswa yang bekerja untuk memastikan apakah mereka
memahami tugas tersebut sebelum menangani siswa-siswa lain. Apabila siswa
bekerja dalam kelompok-kelompok, maka guru hendaknya berada dalam
kelompok-kelompok tersebut secara bergantian dan berkeliling di antara siswa
yang bekerja secara mandiri. Meskipun mengoreksi tugas menghabiskan waktu,
hendaknya guru mengoreksi pekerjaan yang dibuat siswa dan mengembalikan
kepda mereka dengan umpan balik.
117. Metode Ceramah 1. Pengertian
Metode ceramah terkadang disebut sebagai metode kuliah, dapat juga
disebut metode deskripsi. Sesuai dengan namanya, berceramah dipergunakan
sebagai metode mengajar.
Sedangkan menurut Hasibuan dan Mudjiono (1981), metode ceramah
188
adalah cara penyampain bahan pelajaran dengan komunikasi lisan.
Jadi metode ceramah adalah metode belajar yang digunakan untuk
menyampaikan pelajaran yang sesuai dengan rumusan metode belajar mengajar.
Penggunaan metode ceramah secara terus menerus dalam proses belajar kurang
tepat karena dapat menimbulkan kejenuhan pada siswa.
Gambaran pengajaran dengan pendekatan ceramah adalah sebagai
berikut; guru mendominasi kegiatan belajar mengajar, definisi dan rumus
diberikannya, contoh-contoh soal diberikan dan dekerjakan sendiri oleh guru,
langkah-langkah guru diikuti dengan teliti oleh siswa.
2. Kebaikan Metode Ceramah
a. Dapat menamung kelas besar dan tidap siswa mempunyai kesempatan yang
sama untuk mendengarkan. Oleh karenanya biaya yang diperluan lebih
murah.
b. Bahan pelajaran dapat diberikan secara urut, ide atau konsep dapat
direncanakan dengan baik.
c. Guru dapat menekankan hal-hal yang penting, sehingga waktu dan energi
dapat digunakan sehemat mungkin.
d. Isi silabus dapat dilakukan menurut jadwal, karena guru tidak harus
menyesuaikan dengan kecepatan belajar siswa.
e. Kekurangan atau tidak adanya buku pelajaran dan alat Bantu pelajaran tidak
menghambat jalanya pelajaran.
3. Kelemahan Metode Ceramah
a. Pelajaran berjalan membosankan siswa karena mereka tidak diberi
kesempatan untuk menemukan sendiri konsep yang diajarkan.
b. Siswa menjadi pasih hanay aktif membuat catatan saja.
189
c. Kepadatan konsep-konsep yang diajarkan dapat berakibat siswa tidak
mampu menguasai bahan yang diajarkan.
d. Pengetahuan yang diperoleh melalui ceramah lebih cepat terlupakan.
e. Ceramah menyebabkan system belajar siswa menjadi “belajar menghafal”
dan tidak mengacu pada timbulnya pengertian.
4. Peranan Siswa dalamMetode Ceramah
Walaupun dalam metode ini, seluruh kegiatan didominasi oleh guru,
siswa juga berperan dalam metode ceramah yaitu;
a. Mengadakan interpretasi terhadap keterangan guru.
b. Mendengarkan dan memperhatikan dengan baik keterangan guru.
c. Mengadakan asimilasi, apabila tidak ada interpertasi yang benar.
d. Mengadakan pencatatan yang diperlukan
5. Peranan Guru Dalam Metode Ceramah
Dalam metode ceramah, peran utama adalah gru. Karena pelaksanaan
metode ceramah merupakan komunikasi satu arah, dalam arti guru mendominasi
seluruh kegiatan belajra mengajar. Berhasil tidaknya metode ceramah tergantung
sebagian besar pada guru. Oleh karena itu ada beberapa hal yang harus
diperhatikan oleh guru.
a. Satuan bahan pelajaran apa yang disajikan pada siswa.
b. Bagaimana menyajikan satuan bahan pelajaran tersebut.
c. Alat-alat apa yang digunakan oleh guru tersebut.
6. Sepuluh Saran Untuk Mengefektifkan Pengajaran Dengan Ceramah
Berceramah merupakan salah satu dari metode pengajaran yang paling
lama digunakan, namun apakah metode semacam ini memiliki tempat dalam
lingkungan belajar aktif? Karema terlalu sering digunakan, metode ceramah
190
tidak akan mengantarkan pada pembelajaran, namun ada kalanya cara ini bisa
efektif. Agar bisa efektif, guru harus terlebih dahulu membangkitkan minat,
memaksimalkan pemahaman dan pengingatan, melibatkan siswa selama
penceramahan, dan menekankan kembali apa yang telah disajikan. Berikut
adalah sejumlah pilihan untuk melakukan hal itu.
a. Membangkitkan Minat
- Paparkan kisah atau tayangan menarik: Sajikan anekdot yang relevan,
kisah fiksi, kartun, atau gambar grafis yang bisa menarik perhatian siswa
terhadap apa yang akan anda ajaran.
- Ajuan soal cerita: Ajukan soal yang nantinya akan menjadikan sajian
dalam ceramah pengajaran.
- Pertanyaan penguji: Ajukan pertanyaan kepada siswa (sekalipun mereka
baru sedikit memiliki pengetahuan tentang mata pelajaran) agau mereka
termotivasi untuk mendengarkan ceramah dalam rangka mendapatkan
jawabannya.
b. Memaksimalkan Pemahaman dan Pengingatan
- Headline/kepala berita: Susunlah kembali poin-poin utama dalam
ceramah menjadi kata-kata kunci yang berfungsi sebagai subjudul verbal
atau bantuan mengingat.
- Contoh dan analogi: Berikan gambaran nyata tentang gagasan dalam
perencanaan dan, jika memungkinkan, buatlah perbandingan antara
materi dengan pengetahuan dan pengalaman yang siswa miliki.
- Cadangan visual: Gunakan grafik lipat, transparansi, buku pegangan dan
peragan yang memungkinkan siswa melihat dan mendengar apa yang
guru katakan.
191
c. Melibatkan Siswa Perceramahan
- Tantangan kecil: Lakukan interupsi ceramah secara berkala dan
tantanglah siswa untuk memberikan contoh tentang konsep-konsep yang
telah disajikan selama ini atau untuk menjawab pertanyaan kuis ringan.
- Latihan yang memperjelas: Selama menyajikan materi selingilah dengan
kegiatan yang memperjelas hal-hal yang disampaikan.
d. Memperkuat Apa yang Telah Disampaikan
- Soal penerangan: Ajukan masalah atau pertanyaan untuk dipecahkan
oleh siswa berdasarkan informasi yang disampaikan selama pengajaran.
- Tinjauan siswa: Perintahkan siswa untuk meninjau tes dari penyampaian
pelajaran kepada sesama siswa, atau berilah mereka tes penilaian diri.
118. Metode Pembelajaran Kooperatif Model GI (Group
Investigation)
Model ini merupakan suatu model yang sangat terstruktur dengan enam
tahapan pelaksanaan khusus. Keterlibatan siswa terdapat di dalam setiap tahapan
mulai dari pemilihan topik hingga evaluasi belajar siswa.
Tahap 1. Indentifikasi topik dan mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok.
1. Para siswa memeriksa sumber belajar, mengusulkan topik dan
mengkategorikan saran-saran.
2. Para siswa bergabung ke dalam kelompok mempelajari topik pilihan mereka.
3. Komposisi membantu didasarkan kepada minat dan heterogen.
4. Guru membantu dan mengumpulkan informasi dan memudahkan organisasi.
Tahap 2. Merencanakan tugas belajar
192
Para siswa menyusun rencana bersama.
Tahap 3. Melakukan penyelidikan
1. Para siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data dan mengambil
kesimpulan.
2. Setiap anggota kelompok berkintribusi terhadap upaya kelompok.
3. Para siswa saling bertukar gagasan, berdiskusi, dan melakukan klarifikasi.
Tahap 4. Mempersiapkan laporan akhir
a. Setiap anggota menentukan pesan pokok dan proyek mereka.
b. Setiap anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka
laporkan.
c. Perwakilan kelompok membentuk bagian pengendali untuk
mengkoordinasikan rencana penyajian.
Tahap 5. Menyajikan laporan akhir
1. Presentasi dibuat dalam bentuk yang bervasiasi.
2. Pendengar menilai kejelasan penyajian berdasarkan kriteria yang ditentukan
sebelumnya oleh keseluruhan anggota kelas.
Tahap 6. Evaluasi
1. Para siswa berbagi umpan balik tentang topik, pekerjaan yang telah
dilakukan, dan pengalaman afektifnya.
2. Guru dan siswa bekerjasama menilai belajar siswa.
3. Penilaian belajar hendaknya menilai kemampuan berpikir tingkat tinggi.
193
119. Metode Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw Siswa bekerja dalam kelomok empat atau lima orang. Setiap angota tim
membaca pasal yang berlainan. Selanjutnya para siswa didalam kelompok ahli
tersebut kembali lagi ke timnya semula dan bergantian mengerjakan apa yang sudah
dipelajarinya kepada anggota tim lain.
Akhirnya, para siswa mengikuti kuis yang mencakup seluruh pasal, dan skor
kuis menjadi skor tim. Skor yang disumbangkan oleh siswa ke timnya didasarkan
pada peningkatan individual, dan siswa-siswa yang berada di tim dengan skor
tertinggi berhak mendapat sertifikat atau penghargaan lain. Jadi para siswa
dimotivasi untuk mempelajari bahan sebaik mungkin dan bekerja keras di dalam
kelompok ahli sehingga dapat membantu anggota kelompok lainnya.
120. Pembelajaran Kooperatif Model Learning Together Para siswa dikelompokkan ke dalam tim dengan empat sampai lima orang
per tim dan heterogen kemampuannya. Para siswa bekerja sebagai suatu keompok
untuk menyelesaikan sebuah produk kelompok, berbagai gagasan, dan membantu
satu sama lain dengan jawaban, dan meminta bantuan dari teman yang lain sebelum
bertanya kepada guru, dan si guru memberikan penghargaan kepada kelompok
berdasarkan kinerja kelompok.
121. Metode Pembelajaran Kooperatif Model STAD
(Student Teams Achievement Division)
Langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif mode STAD sebagai
berikut:
194
1. Kelompokkan siswa dengan masing-masing kelompok terdiri dari tiga sampai
dengan lima orang. Anggota-anggota kelompok dibuat heterogen meliputi
karakteristik kecerdasan, kemampuan awal matematika, motivasi belajar, jenis
kelamin, atupun latar belakang etnis yang berbeda.
2. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan presentasi guru dalam menjelaskan
pelajaran berupa paparan masalah, pemberian data, pemberian contoh. Tujuan
peresentasi adalah untuk mengenalkan konsep dan mendorong rasa ingin tahu
siswa.
3. Pemahan konsep dilakukan dengan cara siswa diberi tugas-tugas kelompok.
Mereka boleh mengerjakan tugas-tugas tersebut secara serentak atau saling
bergantian menanyakan kepada temannya yang lain atau mendiskusikan masalah
dalam kelompok atau apa saja untuk menguasai materi pelajaran tersebut. Para
siswa tidak hanya dituntut untuk mengisi lembar jawaban tetapi juga untuk
mempelajari konsepnya. Anggota kelompok diberitahu bahwa mereka dianggap
belum selesai mempelajari materi sampai semua anggota kelompok memahami
materi pelajaran tersebut.
4. Siswa diberi tes atau kuis individual dan teman sekelompoknya tidak boleh
menolong satu sama lain. Tes individual ini bertujuan untuk mengetahui tingkat
penguasaaan siswa terhadap suatu konsep dengan cara siswa diberikan soal yang
dapat diselesaikan dengan cara menerapkan konsep yang dimiliki sebelumnya.
5. Hasil tes atau kuis selanjutnya dibandingkan dengan rata-rata sebelumnya dan
poin akan diberikan berdasarkan tingkat keberhasilan siswa mencapai atau
melebihi kinerja sebelumnya. Poin ini selanjutnya dijumlahkan untuk
membentuk skor kelompok.
195
6. Setelah itu guru memberikan pernghargaan kepada kelompok yang terbaik
prestasinya atau yang telah memenuhi kriteria tertentu. Penghargaan disini dapat
berupa hadiah, sertifikat, dan lain-lain.
Gagasan utama dibalik model STAD adalah untuk memotivasi para
siswa untuk mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai
keterampilan-keterampilan yang disajikan oleh guru. Jika para siswa
menginginkan agar kelompok mereka memperoleh penghargaan, mereka harus
membantu teman sekelompoknya mempelajari materi yang diberikan. Mereka
harus mendorong teman meraka untuk melakukan yang terbaik dan menyatakan
suatu norma bahwa belajar itu merupakan suatu yang penting, berharga dan
menyenangkan.
122. Metode Pembelajaran Kooperatif Model Team
Assisted Individualization
Model ini dirancang untuk menggabungkan insentif motivasional dari
penghargaan kelompok dengan program pembelajaran individual yang cocok
dengan tingkatan yang dimiliki oleh siswa.
Siswa dikelompokkan kedalam empat atau lima orang secara heterogen.
Setiap siswa mengerjakan unit-unit program matematika sesuai dengan kemampuan
masing-masing. Artinya, dalam suatu tim bisa saja si A mngerjakan unit 2, si B
mengerjakan unit 5. para siswa mengikuti rangkaian kegiatan yang teratur, mulai
dari membaca lembar pembelajaran, mengerjakan lembar kerja, memeriksa apakah
dia telah menguasai keterampilan dan mengikuti tes.
Anggota tim bekerja secara berpasangan, saling bertukar lembar jawaban
196
dan memeriksa pekerjaan temannya. Jika seorang siswa berhasil mencapai atau
melampaui skor 80, dia mengikuti final tes. Anggota tim bertanggung jawab
meyakinkan bahwa temannya telah siap mengikuti final tes. Baik tanggungjawab
individual dan penghargaan kelompok ada di dalam metode pembelajaran ini.
Setiap minggu guru menjumlahkan banyaknya unit yang telah diselesaikan
oleh semua anggota tim dan memberikan sertifikat atau penghargaan lainnya kepada
tim yang memenuhi kriteria berdasarkan jumlah final tes yang berhasil dilampaui.
123. Metode Pembelajaran Kooperatif Model TAPPS
(Thinking Aloud Pair Problem Solving)
Sehubungan dengan model-model pembelajaran di atas Felder (1994: 5)
menambahkan suatu model pembelajaran kooperatif yaitu TAPPS (Thinking Aloud
Pair Problem Solving). Dalam model ini siswa mengerjakan permasalahan yang
mereka jumpai secara berpasangan, dengan satu anggota pasangan berfungsi
sebagai pemecah permasalahan dan yang lainnya sebagai pendengar. Pemecah
permasalahan mengucapkan semua pemikiran dan mereka saat mereka mencari
sebuah solusi, pendengar mendorong rekan mereka untuk tetap untuk berbicara dan
menawarkan anggapan umum atau petunjuk jika bagian pemecah masalah tertekan.
Berdasarkan model pembelajaran tersebut Felder (1994: 6-8) memberikan
saran dalam membentuk kelompok pembelajaran kooperatif sebagai beikut:
1. Berikan tugas kelompok yang terdiri dari tiga sampai empat siswa
Saat siswa bekerja terpisah, salah satu diantarannya lebih mendominasi dan
biasanya bukanlah mekanisme yang baik untuk memecahkan perdebatan, dan
197
dalam tim yang berisi lima orang atau lebih akan menjadi sulit untuk
mempertahankan keterlibatan setiap orang dalam proses. Kumpulkan satu tugas
per kelompok.
2. Usahakan membentuk kelompok yang kemampuannya heterogen
Hambatan akan dijumpai jika satu kelompok memiliki anggota yang semuannya
lemah akan tampak nyata tetapi dengan mengumpulkan satu kelompok yang
memiliki anggota dengan kemapuan kuat juga tidak disarankan.
3. Hindari kelompok dimana siswa perempuan dan siswa minoritas yang banyak
jumlahnya.
Studi-studi telah memperlihatkan bahwa gagasan siswa perempuan dan
kontribusinya seringkali dikurangi atau dipotong dalam tim yang memiliki
kelompok berjenis kelamin campuran, dan para siswa perempuan akhirnya
mengambil peran pasif dalam interaksi kelompok.
4. Jika sangat memungkinkan, memilih kelompok sendiri
Dalam membentuk kelompok, siswa menentuknan sendiri anggota kelompoknya.
5. Memberikan tugas regu dengan masing-masing tugas yang berputar.
Dalam kelompok menghendaki perputaran tugas. Tugas-tugas dalam kelompok
yaitu: (1) koordinator (mengorganisir tugas ke dalam sub tugas, mengalokasikan
tanggungjawab, mempertahankan kelompok tetap berorientasi pada tugas), (2)
pemeriksa (memonitor kedua solusi dan pemahaman tiap-tiap anggota regu di
antara mereka), (3) perekam (melihat kemungkinan konsensus, menulis solusi
kelompok yang lahir), dan (4) skeptis (menyarankan berbagai kemungkinan
alternativ, menghindari kelompok melompat pada kesimpulan terlalu awal).
6. Mempertimbangkan hal positif yang saling bergantung
Semua anggota regu perlu merasakan bahwa mereka mempunyai peran unik untuk
198
berperan serta di salah kelompok dan tugas hanya dapat diselesaikan dengan
baik jika semua anggota melakukan tugas mereka.
7. Mempertimbangkan tanggungjawab individu
Cara terbaik untuk mencapai tujuan adalah dengan memberikan tes individu, selain
itu dalam peSeptemberlihan anggota regu perlu menjajikan atau mejelaskan
hasil regu itu.
8. Membuat kelompok secara teratur menilai prestasi mereka
Pada awal tugas, siswa perlu mendiskusikan apa yang sebaiknya dikerjakan,
kesulitan apa yang muncul, dan apa yang tiap-tiap angggota dapat lakukan untuk
membuat semua hal bekerja lebih baik.
9. Menawarkan gagasan agar kelompok berfungsi efektif
Suatu pendekatan untuk menyiapkan siswa dengan beberapa unsur-unsur arahan
yang akan menghasilkan suatu pernghargaan dari apa sebenarnya kerja
kelompok dan untuk membantu pengembangan dari keterampilan hubungan
antar pribadi yang menopang di dalam pembentukan regu dan prestasi.
10. Menyediakan bantuan regu yang meliki kesukaran dalam bekerja sama.
Kelompok yang mempunyai permasalahan harus dipertemukan dengan pengajar
untuk mendiskusikan kemungkinan pemecahan masalah.
11. Jangan membentuk kembali kelompok yang sudah pernah terbentuk
Tujuan bekerjasama yang utama akan membantu para siswa memperluas daftar
literatur pendekatan pemecahan masalah mereka, dan tujuan kedua akan
membantu mereka mengembangkan keterampilan kepemimpinan kolaboratif,
pengambilan keputusan dan tujuan lainnya. Ini hanya dapat dicapai jika para
siswa mempunyai cukup waktu untuk mengembangkan suatu dinamika
kelompok, persaingan dan menanggulangi berbagai kesulitan dalam bekerja
199
bersama-sama.
124. Metode Pembelajaran Kooperatif Model Think-Pair-Share
Metode ini dikembangkan oleh Frank Lyman dan kawan-kawannya dari
Universitas Maryland dan mampu mengubah asumsi bahwa metode resitasi dan
diskusi perlu diselenggarakan dalam setting kelompok kelas secara keseluruhan.
Metode Think-Pair-Share memberikan kepada para siswa untuk berpikir dan
merespons serta saling bantu satu sama lain. Sebagai contoh, seorang guru baru saja
menyelesaikan suatu sajian pendek atau para siswa telah selesai membaca suatu
tugas. Selanjutnya, guru meminta kepada para siswa untuk menyadari secara lebih
serius mengenai apa yang telah dijelaskan oleh guru atau apa yang telah dibaca.
Guru tersebut memilih metode Think-Pair-Share daripada metode Tanya jawab
untuk kelompok secara keseluruhan (whole-group question and answer). Lyman
dan kawan-kawannya menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Langah 1 – Berpikir (Thinking): Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang
terkait dengan pelajaran dan siswa diberi waktu satu menit untuk berpikir sendiri
mengenai jawaban atau isu tersebut.
2. Langkah 2 – Bepasangan (Pairing): Selanjutnya guru meminta kepada siswa
untuk berpasangan dan mendiskusikan mengenai apa yang telah dipikirkan.
Interaksi selama periode ini dapat menghasilkan jawaban bersama jika suatu
pertanyaan telah diajukan atau penyampaian ide bersama jika suatu soal khusus
telah diidentifikasi. Biasanya guru mengizinkan tidak lebih dari 4 atau 5 menit
untuk berpasangan.
200
3. Langkah 3 – Berbagi (Sharing): Pada akhir ini guru meminta pasangan-
pasangan tersebut untuk berbagi atau bekerja sama dengan kelas secara
keseluruhan mengenai apa yang telah mereka bicarakan. Pada langkah ini akan
menjadi efektif jika guru berkeliling kelas dari pasangan yang satu ke pasangan
yang lain, sehingga seperempat atau separo dari pasangan-pasangan tersebut
memperoleh kesempatan untuk melapor.
Model ini dirancang untuk menggabungkan insentif motivasional dari
penghargaan kelompok dengan program pembelajaran individual yang cocok
dengan tingkatan yang dimiliki oleh siswa.
Siswa dikelompokkan kedalam empat atau lima orang secara heterogen.
Setiap siswa mengerjakan unit-unit program matematika sesuai dengan kemampuan
masing-masing. Artinya, dalam suatu tim bisa saja si A mngerjakan unit 2, si B
mengerjakan unit 5. para siswa mengikuti rangkaian kegiatan yang teratur, mulai
dari membaca lembar pembelajaran, mengerjakan lembar kerja, memeriksa apakah
dia telah menguasai keterampilan dan mengikuti tes.
Anggota tim bekerja secara berpasangan, saling bertukar lembar jawaban
dan memeriksa pekerjaan temannya. Jika seorang siswa berhasil mencapai atau
melampaui skor 80, dia mengikuti final tes. Anggota tim bertanggung jawab
meyakinkan bahwa temannya telah siap mengikuti final tes. Baik tanggungjawab
individual dan penghargaan kelompok ada di dalam Think Pair Share ini.
Setiap minggu guru menjumlahkan banyaknya unit yang telah diselesaikan
oleh semua anggota tim dan memberikan sertifikat atau penghargaan lainnya kepada
tim yang memenuhi kriteria berdasarkan jumlah final tes yang berhasil dilampau
201
125. Metode Belajar Aktif Model Memberikan Pertanyaan
dan Mendapatkan Jawaban
1. Uraian Singkat
Ini merupakan strategi pembentukan tim untuk melibatkan siswa dalam
peninjauan kembali materi pada pelajaran sebelumnya atau pada akhir pelajaran.
2. Prosedur
a. Berikan dua kartu indeks kepada masing-masing siswa.
b. Perintahkan tiap siswa untuk melengkapi kalimat berikut ini.
- Kartu 1 : Saya measih memiliki pertanyaan tentang __________.
- Kartu 2 : Saya bisa menjawab pertanyaan tentang __________.
1. Buatlah sub-sub kelompok dan perintahkan tiap kelompok untuk memilih
“pertanyaan paling relevan untuk diajukan” dan pertanyaan paling menarik
untuk dijawab” dari kartu anggota kelompok mereka.
2. Perintahkan tiap sub-kelompok untuk melaporkan “pertanyaan untuk diajukan”
yang ia pilih. Pastikan apakah ada siswa yang dapat menjawab pertanyaan itu.
Jika tidak, guru harus menjawabnya.
5. Pentahkan tiap kelompok untuk melaporkan “pertanyaan untuk dijawab” yang ia
pilih. Perintahkan anggota sub-sub kelompok ntuk berbagai jawaban dengan
siswa yang lain.
7. Variasi
a. Siapkan terlebih dahulu beberapa kartu pertanyaan, dan bagikan kepada sub-
sub kelompok. Perintahkan sub-sub kelompok untuk memilih satu atau
beberapa pertanyaan yang dapat mereka jawab.
202
c. Siapkan terlebih dahulu beberapa kartu jawaban dan bagikan kepadasub-sub
kelompok untuk memilih satu ata beberapa jawaban yang menurut mereka
membantu dalam meninjau kembali apa yang telah mereka pelajari.
126. Metode Belajar Aktif Model Meninjau Kesulitan pada
Materi Pelajaran
1. Uraian Singkat
Strategi ini dirancang seperti tayangan permainan TV – jawaban diberikan
terlebih dahulu, dan tantangannya adalah mengajukan pertanyaanyang cocok
atau benar. Format ini bisa dengan mudah digunakan sebagai tinjauan tentang
materi pelajaran.
2. Prosedur
d. Buatlah tiga hingga enam kategori pertanyaan tinjauan. Gunakan salah satu
dari beberapa kategori umum ini:
- Konsep atau gagasan
- Fakta
- Keterampilan
- Nama
b. Atau buatlah kategori berdasarkan topiknya. Sebagai contoh, anggur
berwarna ini biasanya dihidangkan dalai temperature ruangan” bias
dicocokan dengan pertanyaan “Minuman rouge itu apa sih? Kita tidak perlu
memiliki jumlah pertanyaan dan jawaban yang sama dalai tiap
kategori,namun kita harus menyusun petanyaan dan jawaban dengan derajat
kesulitan yang terus meningkat.
203
3. Perlihatkan papan permainan peninjauan kembali pada selembar kertas besar
dan tebal. Umumkan kategorinya dan nilai poinnya untuk tiap kategori. Berikut
adalah apana permaina sampel.
Bulan Warna Angka
10 poin 10 poin 10 poin
20 poin 20 poin 20 poin
30 poin 30 poin 30 poin
4. Bentuklah tim beranggotakan tiga hingga enam orang siswa dan sediakan kartu
penjawab untuk tiap tim. Jika memungkinkan, buatlah kelompok dengan
beragam tingkat keterampilan atau pengetahuan.
5. Pentahkan im untuk memilih kapten dan pencatat nilai tim.
- Kapten tim mewakili tim. Ia merupakan salah satunya yang bisa
mengacungkan kartu penjawab dan memberikan jawabanya. Kapten tim
harus merundingan dengan tim sebelum memberikan jawaban.
- Pencatat nilai bertanggung jawab menambahkan dan mengurangi nilai untuk
tim mereka.
Catatan: Sebagai moderator permainan, anda bertanggung jawab mencermati
pertanyaan mana saja yang telah diajukan. Ketia tiap pertanyaan diajukan, beri
tanda silang pada papan permainan. Berikan tanda centang pada pertanyaan
yangsulit dijawab oleh siswa. Anda bisa kembli kepada pertanyaan ini bila
permainan selesai.
Tinjaulah beberapa aturan permainan berikut ini.
- Kapten tim yang memegang kartu penjawab pertama mendapatan
kesempatan untuk menjawab.
- Semua jawaban harus diberikan dalai bentuk pertanyaan.
204
- Jika jawaban yang diberikan benar, nilai angka untuk kategorinya akan
diberikan. Jika jawabannya tidak benar, nilai angka pada skor tim dikurangi,
dan tim lain berkesemapatan untuk menjawab.
- Tim yang memberikan jawaban terakhir yang benar akan menguasai papan
permainan.
6. Variasi
a. Sebagai alternative dari penggunaan kapten tim, perintahkan tiap anggota
tim untuk mengambil giliran memainkan permainan tinjauan ulang. Dia
tidak boleh berkonsultasi dengan anggota tim sebelum menjawab.
b. Perintahkan siswa untuk membuat pertanyaan permainan.
127. Metode Belajar Aktif Model Tinjauan Ala Permainan
Bingo
1. Uraian Singkat
Strategi ini membantu mengingatkan kembali akan istilah-istilah yang
telah siswa pelajari selama menempuh mata pelajaran. Strategi ini menggunakan
format permainan Bingo.
2. Prosedur
e. Susunlah sejumlah 24 atau 25 pertanyan tentang materi pelajaran anda yang
bisa dijawab dengan istilah baku yang digunakan dalam mata pelajaran
anda. Berikut adalah beberapa contoh istilahnya.
- Angka penyebut yang paling sedikit
- Hieroglifik
- Inflasi
205
- Otokrasi
- Database
- Hokum humurabi
- Byte
- Garis lintang
- Impresionisme
- Alegori
- Fotosintesa
- Bilangan urutan
- Skozofrenia
- Klausa pengadaian
Anda juga dapat menggunakannama, sebagai alternative dari istilah. Berikut
adalah beberapa contohnya:
- Freud
- Caesar
- Blake
- Roosevelt
- Marco Polo
- Joan of Arc
- Dewey
- Pasteur
- Van Gogh
- Curie
- Chaucer
- Rusself
206
- Alley
f. Sortirlah pertanyaan menjadi lima tumpukan. Labeli tiap tumpukan denga huruh
B-I-N-G-O…… kartu Bingo untuk tiap siswa. Kartu ini mesti mirip betul
dengan kartu Bingo biasa, dengan nomor-nomor dalam tiap 24 celah dalam
matrik 5 x 5 (celah tengah “Kosong.”)
g. Bacalah sebuah pertanyaan dengan angka yang terkait. Jika seorang siswa
memiliki angkanya dan dia dapat menuliskan jawabannya dengan benar, maka
dia dapat mengisi celah tersebut.
h. Bila seorang siswa mencapai lima jawaban benar dalam sebuah deretan (baik
vertical, horizontal maupun diagonal), siswa tersebut boleh meneriakkan
“Bingo”. Permainan dapat diteruskan hingga ke 25 celah tersebut terisi.
3. Variasi
c. Sediakan hadiah yang tidak mahal, semisal sebungkus coklat, bila siswa
mendapatkan Bingo.
d. Buatlah kartu yang memiliki sel-sel yang sebelumnya diisi dengan 24 istilah
utama (plus sel “kosong” di tengahnya). Ketika sebuah pertanyaan dibacakan,
jika siswa yakinbahwa salah satu dari jawaban pada kartu itu cocok dengan
pertanyaan tersebut, dia bisa menuliskan nomor pertanyaanya di sampingnya.
128. Pengajaran Terarah
1. Uraian Singkat
Dalam teknik ini, guru mengajukan satu atau beberapa pertanyaan untuk
melacak pengetahuan siswa atau mendapatkan hipotesis atau simpulan mereka
dan kemudian memilah-milahnya menjadi sejumlah kategori.metode pengajaran
terarah merupakan selingan yang mengasyikan di sela-sela cara pengajaran
207
biasa. Cara ini memungkinkan guru untuk mengetahui apa yang telah diketahui
dan dipahami oleh siswa sebelu memaparkan apa yang guru ajarkan. Metode ini
sangat berguna dalam mengajarkan konsep-konsep abstrak.
2. Prosedur
a. Ajukan pertanyaan atau serangkaian pertanyaan yang menjajaki pemikiran
siswa dan pengetahuan yang mereka miliki. Gunakan pertanyaan yang
memiliki beberapa kemungkinan jawaban, semisal “Bagaimana kamu
menjelaskan seberapa cerdanya seseorang?”
b. Berikan waktu yang cukup kepada bagi siswa dalam pasangan atau
kelompok untuk membahas jawaban mereka.
c. Perintahkan siswa untuk kembali ke tempat masing-masing dan catatlah
pendapat mereka. Jika memungkinkan, seleksi jawaban mereka menjadi
beberapa kategori terpisah yang terkait dengan kategori atau konsep yang
berbeda semisal “kemampuan membuat mesin” pada kategori kecerdasan
kinestetika-tubuh.
d. Sajikan poin-poin pembelajaran utama yang ingin anda ajarkan. Perintahkan
siswa untuk menjelaskan kesesuaian jawaban mereka dengan poin-poin ini.
Catatlah gagasan yang memberi informasi tambahan bagi poin
pembelajaran.
3. Variasi
a. Jangan memilah-milah jawaban siswa menjadi daftar yang terpisah. Sebagai
gantinya, buatlah satu daftar panjang dan perintahkan mereka untuk
mengkategorikan gagasan mereka terlebih dahulu sebelum guru
membandingkannya dengan konsep yang ada di pikiran anda.
208
c. Mulailah pelajaran dengan tanpa kategori yang sudah ada di benak
guru. Cermati bagaimana siswa dan guru secara bersama-sama bisa
memilah-milah gagasan mereka menjadi kategori yang berguna.
129. Metode Ceramah 1. Pengertian
Metode ceramah terkadang disebut sebagai metode kuliah, dapat juga
disebut metode deskripsi. Sesuai dengan namanya, berceramah dipergunakan
sebagai metode mengajar.
Sedangkan menurut Hasibuan dan Mudjiono (1981), metode ceramah
adalah cara penyampaian bahan pelajaran dengan komunikasi lisan.
Jadi metode ceramah adalah metode belajar yang digunakan untuk
menyampaikan pelajaran yang sesuai dengan rumusan metode belajar mengajar.
Penggunaan metode ceramah secara terus menerus dalam proses belajar kurang
tepat karena dapat menimbulkan kejenuhan pada siswa.
Gambaran pengajaran dengan pendekatan ceramah adalah sebagai
berikut; guru mendominasi kegiatan belajar mengajar, definisi dan rumus
diberikannya, contoh-contoh soal diberikan dan dekerjakan sendiri oleh guru,
langkah-langkah guru diikuti dengan teliti oleh siswa.
2. Kebaikan Metode Ceramah
f. Dapat menamung kelas besar dan tiap siswa mempunyai kesempatan yang
sama untuk mendengarkan. Oleh karenanya biaya yang diperlukan lebih
murah.
g. Bahan pelajaran dapat diberikan secara urut, ide atau konsep dapat
direncanakan dengan baik.
209
h. Guru dapat menekankan hal-hal yang penting, sehingga waktu dan energi
dapat digunakan sehemat mungkin.
i. Isi silabus dapat dilakukan menurut jadwal, karena guru tidak harus
menyesuaikan dengan kecepatan belajar siswa.
j. Kekurangan atau tidak adanya buku pelajaran dan alat bantu pelajaran tidak
menghambat jalanya pelajaran.
3. Kelemahan Metode Ceramah
f. Pelajaran berjalan membosankan siswa karena mereka tidak diberi
kesempatan untuk menemukan sendiri konsep yang diajarkan.
g. Siswa menjadi pasif hanya aktif membuat catatan saja.
h. Kepadatan konsep-konsep yang diajarkan dapat berakibat siswa tidak
mampu menguasai bahan yang diajarkan.
i. Pengetahuan yang diperoleh melalui ceramah lebih cepat terlupakan.
j. Ceramah menyebabkan sistem belajar siswa menjadi “belajar menghafal”
dan tidak mengacu pada timbulnya pengertian.
4. Peranan Siswa dalamMetode Ceramah
Walaupun dalam metode ini, seluruh kegiatan didominasi oleh guru,
siswa juga berperan dalam metode ceramah yaitu;
e. Mengadakan interpretasi terhadap keterangan guru.
f. Mendengarkan dan memperhatikan dengan baik keterangan guru.
g. Mengadakan asimilasi, apabila tidak ada interpertasi yang benar.
h. Mengadakan pencatatan yang diperlukan.
5. Peranan Guru Dalam Metode Ceramah
Dalam metode ceramah, pemeran utama adalah garu. Karena
pelaksanaan metode ceramah merupakan komunikasi satu arah, dalam arti guru
210
mendominasi seluruh kegiatan belajar mengajar. Berhasil tidaknya metode
ceramah tergantung sebagian besar pada guru. Oleh karena itu ada beberapa hal
yang harus diperhatikan oleh guru.
d. Satuan bahan pelajaran apa yang disajikan pada siswa.
e. Bagaimana menyajikan satuan bahan pelajaran tersebut.
f. Alat-alat apa yang digunakan oleh guru tersebut.
6. Sepuluh Saran Untuk Mengefektifkan Pengajaran Dengan Ceramah
Berceramah merupakan salah satu dari metode pengajaran yang paling
lama digunakan, namun apakah metode semacam ini memiliki tempat dalam
lingkungan belajar aktif? Karema terlalu sering digunakan, metode ceramah
tidak akan mengantarkan pada pembelajaran, namun ada kalanya cara ini bisa
efektif. Agar bisa efektif, guru harus terlebih dahulu membangkitkan minat,
memaksimalkan pemahaman dan pengingatan, melibatkan siswa selama
penceramahan, dan menekankan kembali apa yang telah disajikan. Berikut
adalah sejumlah pilihan untuk melakukan hal itu.
a. Membangkitkan Minat
- Paparkan kisah atau tayangan menarik: Sajikan anekdot yang relevan,
kisah fiksi, kartun, atau gambar grafis yang bisa menarik perhatian siswa
terhadap apa yang akan anda ajaran.
- Ajuan soal cerita: Ajukan soal yang nantinya akan menjadikan sajian
dalam ceramah pengajaran.
- Pertanyaan penguji: Ajukan pertanyaan kepada siswa (sekalipun mereka
baru sedikit memiliki pengetahuan tentang mata pelajaran) atau mereka
termotivasi untuk mendengarkan ceramah dalam rangka mendapatkan
jawabannya.
211
b. Memaksimalkan Pemahaman dan Pengingatan
- Headline/kepala berita: Susunlah kembali poin-poin utama dalam
ceramah menjadi kata-kata kunci yang berfungsi sebagai subjudul verbal
atau bantuan mengingat.
- Contoh dan analogi: Berikan gambaran nyata tentang gagasan dalam
perencanaan dan, jika memungkinkan, buatlah perbandingan antara
materi dengan pengetahuan dan pengalaman yang siswa miliki.
- Cadangan visual: Gunakan grafik lipat, transparansi, buku pegangan dan
peragan yang memungkinkan siswa melihat dan mendengar apa yang
guru katakan.
c. Melibatkan Siswa Perceramahan
- Tantangan kecil: Lakukan interupsi ceramah secara berkala dan
tantanglah siswa untuk memberikan contoh tentang konsep-konsep yang
telah disajikan selama ini atau untuk menjawab pertanyaan kuis ringan.
- Latihan yang memperjelas: Selama menyajikan materi selingilah dengan
kegiatan yang memperjelas hal-hal yang disampaikan.
d. Memperkuat Apa yang Telah Disampaikan
- Soal penerangan: Ajukan masalah atau pertanyaan untuk dipecahkan
oleh siswa berdasarkan informasi yang disampaikan selama pengajaran.
- Tinjauan siswa: Perintahkan siswa untuk meninjau tes dari penyampaian
pelajaran kepada sesama siswa, atau berilah mereka tes penilaian diri.
212
130. Pengajaran Autentik
Pengajran autentik yaitu pendekatan pengajaran yang memperkenankan
siswa untuk mempelajari konteks bermakna. Siswa mengembangkan keterampilan
berpikir dan pemecahan masalah yang penting dalam konteks kehidupan nyata.
Siswa sering kali mengalami kesulitan dalam menerapkan keterampilan yang telah
mereka dapatkan di sekolah ke dalam kehidupan nyata sehari-hari karena
keterampilan-keterampilan itu lebih diajarkan dalam konteks (situasi yang ada
hubungannya dengan) sekolah ketimbang konteks kehidupan nyata.
Tugas-tugas sekolah sering lemah dalam konteks (tidak autentik), sehingga
tidak bermakna bagi kebanyakan siswa karena siswa tidak dapat menghubungkan
tugas-tugas ini denga apa yang telah mereka ketahui. Guru dapat membantu siswa
untuk belajar memecahkan masalah dengan memberi tugas-tugas yang memiliki
konteks kehidupan nyata dan kaya dengan kandungan akademik serta keterampilan
yang terdapat dalam konteks kehidupan nyata. Untuk memecahkan masalah-
masalah tersebut, siswa harus mengidentifikasi masalah, mengidentifikasi
kemungkinan pemecahannya, memilih suatu pemecahan, melaksanakan
pemecahana atas masalah mereka. Dengan begitu, siswa akan belajar menerapkan
keterampilan akademik seperti pengumpulan informasi, menghitung, menulis dan
berbicara di dalam konteks kehidupan nyata.
131. Kerja KelompokTeknik ini sebagai salah satu strategi belajar mengajar. Ialah suatu cara
mengajar, dimana siswa di dalam kelas dipandang sebagai suatu kelompok. Setiap
kelompok terdiri dari 5 (lima) atau 7 (tujuh) siswa, mereka bekerja bersama dalam
memecahkan masalah, atau melaksanakan tugas tertentu, dan berusaha mencapai
213
tujuan pengajaran yang ditentukan pula oleh guru.
Robert L. Cilstrap dan William R Marti, memberikan pengertian kerja
kelompok sebagai kegiatan sekelompok siswa yang biasanya berjumlah kecil, yang
diorganisir untuk kepentingan belajar. Keberhasilan kerja kelompok untuk mengajar
mempunyai tujuan agar siswa mampu bekerja sama dengan teman yang lain dalam
mencapai tujuan bersama.
Adapun pengelompokkan itu biasanya didasarkan pada:
1. Adanya alat pelajaran yang tidak mencukupi jumlahnya.
Agar penggunaannya dapat lebih efisien dan efektif, maka siswa perlu dijadikan
kelomok-kelompok kecil. Karena bila seluruh siswa sekaligus menggunakan
alat-alat itu tidak mungkin. Dengan pembagian kelompok mereka dapat
memanfaatkan alat-alat yang terbatas itu sebaik mungkin, tanpa saling
menunggu gilirannya.
2. Kemampuan belajar siswa
Di dalam satu kelas kemampuan belajar siswa tidak sama. Siswa yang pandai di
dalam bahasa Inggris, belum tentu sama pandainya dalam pelajaran sejarah.
Dengan adanya perbedaan kemampuan belajar itu, maka perlu dibentuk
kelompok menurut kemampuan belajar masing-masing, agar setiap siswa dapat
belajar sesuai kemampunnya.
3. Minat Khusus
Setiap individu memiliki minat khusus yang perlu dikembangkan: hal mana yang
satu pasti bereda dengan yang lain. Tetapi tidak menutup kemungkinan ada anak
yang minat khususnya sama, sehingga memungkinkan dibentuknya kelompok,
agar mereka dapat dibina dan mengembangkan bersama minat khusus tersebut.
4. Memperbesar partisipasi siswa.
214
Di sekolah pada tiap kelas biasanya jumlah siswa terlalu besar, dan kita tahu bahwa
jumlah jam pelajaran adalah sangat terbatas, sehingga dalam jam pelajaran yang
sedang berlangsung sukar sekali untuk guru akan mengikutsertakan setiap murid
dalam kegiatan itu. Bila itu terjadi siswa yang ditunjuk guru akan aktif, yang
tidak disuruh akan tetap pasif saja. Karena itulah bila berkelompok, dan
diberikan tugas yang sama pada masing-masing kelompok, maka banyak
kemungkinan setiap siswa ikut serta melaksanakan dan memecahkannya.
5. Pembagian tugas atau pekerjaan.
Di dalam kelas bila guru menghadapi suatu masalah yang meliputi berbagai
persoalan, maka perlu tugas membahas masing-masing persoalan pada
kelompok, sesuai dengan jumlah persoalan yang akan dibahas. Dengan demikian
masing-masing kelompok harus membahas tugas yang diberikan. Itu.
6. Kerja sama yang efektif.
Dalam kelompok siswa harus bisa bekerja sama, mampu menyesuaikan diri,
menyeimbangkan pikiran/pendapat atau tenaga untuk kepentingan bersama,
sehingga mencapai suatu tujuan bersama pula.
Apakah keuntungan penggunaan teknik kerja kelompok itu? Keuntungannya ialah:
i. Dapat memberikan kesempatan pada para siswa untuk lebih
intensif mengadakan penyelidikan mengenai sesuatu kasus atau masalah.
ii. Dapat memberikan kesempatan pada para siswa untuk lebih
intensif mengadakan penyelidikan mengenai sesuatu kasus atau masalah.
iii. Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan
keterampilan berdiskusi.
iv. Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa
sebagai individu serta kebutuhannya belajar.
215
v. Para siswa lebih aktif tergabung dalam pelajaran mereka, dan
mereka lebih aktif berpartisipasi dalam diskusi.
vi. Dapat memberi kesempatan kepada para siswa untuk
mengembangkan rasa menghargai dan menghormati pribadi temannya,
menghargai pendapat orang lain, hal mana mereka telah saling membantu
kelompok dalam usahanya mencapai tujuan bersama.
Tetapi ini tidak ditunjang oleh penelitian yang khusus.
vii. Kerja kelompok sering-sering hanya melibatkan kepada siswa
yang mampu sebab mereka cakap memimpin dan mengarahkan mereka yang
kurang.
viii. Strategi ini kadang-kadang menuntut pengaturan tempat duduk
yang berbeda-beda dan gaya mengajar yang berbeda pula.
ix. Keberhasilan strategi kelompok ini tergantung kepada
kemampuan siswa memimpin kekompok atau untuk bekerja sendiri.
Bentuk-bentuk kerja kelompok yang bisa dilaksanakan ialah:
a. Keja kelompok berjangka pendek.
Bentuk ini dapat disebutu pula “rapat kilat” karena hanya mengambil waktu ±
15 menit, yang mempunyai tujuan untuk memecahkan persoalan khusus
yang terdapat pada sesuatu masalah. Umpamanya: Ketika instruktur
menjelaskan sesuatu pelajaran terdapat suatu masalah yang perlu
didiskusikan. Guru dapat menunjuk beberapa siswa, atau membagi kelas
menjadi beberapa kelompok untuk membahas masalah itu dalam waktu yang
singkat.
216
b. Kerja Kelompok berjangka panjang.
Pembicaraan di sini memakan waktu yang panjang, misalnya memakan waktu
2 hari, satu minggu atau mungkin tiga bulan, tergantung pada luas dan
banyaknya tugas yang harus diselesaikan siswa. Apabila siswa telah
menyelesaikan tugasnya di dalam suatu kelompok, ia boleh memilih
membantu kelompok lain sesuai dengan minat mereka.
Kerja kelompok berjangka panjang dapat dilaksanakan dengan tujuan:
b.1. Membahas masalah yang benar-benar ada di dalam masyarakat,
umpamanya: masalah koperasi, lingkungan sehat, pembuangan sampah
dan lain sebagainya. Masalah itu dibahas agar siswa mengetahui,
memahami dan dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk
memecahkan masalah-masalah yang ada di dalam masyarakat tersebut.
b.2. Memotivasi siswa ke arah kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan
masyarakat. Misalnya: penerangan tentang makanan sehat, penggunaan
metode mengajar yang lebih efisien, menggalakkan KB dan
sebagainya. Jadi dengan kerja kelompok di sini siswa dapat
menerapkan teori yang dipelajari di sekolah ke dalam praktek hidup
sehari-hari, di samping dapat menyumbangkan pemikirannya/ide-ide
serta tenagannya bagi masyarakat sekitarnya.
b.3. Dengan melaksanakan kerja kelompok kerja kelompok memberi
pengalaman kepada siswa untuk mengenal kepemimpinan/leadership,
seperti membuat rencana sebelum melakukan sesuatu pekerjaan,
membagi pekerjaan, memecahkan masalah/menyelesaikan tugas
dengan bekerja bersama.
b.4. Dengan bekerja sama itu siswa dapat mengumpulkan bahan-bahan
217
informasi atau data lebih banyak tentang berbagai jenis aspek suatu
masalah di dalam waktu relatif singkat.
c. Kerja Kelompok Campuran
Di sini siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok yang disesuaikan dengan
kemampuan belajar siswa. Dalam kerja kelompok ini siswa diberi
kesempatan untuk bekerja sessuai dengan kemampuan masing-masing
sehingga kelompok yang pintar dapat selesai terlebih dahulu tidak usah
menunggu kelompok yang lain. Kelompok siswa yang agak lamban,
diizinkan menyelesaikan tugasnya dalam waktu yang sesuai dengan
kemampuannya.agar kerja kelompok campuran itu mencapai sasaran, guru
perlu memperhatikan hal-hal ialah harus menyediakan tugas atau kegiatan
belajar yang sesuai dengan kemampuan belajar setiap kelompok, kemudian
setiap tugas harus disusun sedemikian rupa sehingga setiap kelompok dapat
mengerjakan sendiri tanpa bantuan orang lain atau guru. Akhirnya guru
harus memberi petunjuk yang jelas, sehingga siswa tahu apa yang harus
dilakukan, dan apa yang diharapkan dari mereka masing-masing.
Supaya kerja kelompok dapat lebih berhasil, maka harus melalui langkah-
langkah sebagai berikut:
x. Menjelaskan tugas kepada siswa.
xi. Menjelaskan apa tujuan kerja kelompok itu.
xii. Membagi kelas menjadi beberapa kelompok.
xiii. Setiap kelompok menunjuk seorang pencatat yang akan membuat
laporan tentang kemajuan dan hasil kerja kelompok tersebut.
xiv. Guru berkeliling selama kerja kelompok itu berlangsung, bila
perlu memberi saran/pertanyaan.
218
xv. Guru membantu menyimpulkan kemajuan dan menerima hasil
kerja kelompok.
132. Metode Ceramah 1. Pengertian
Metode ceramah terkadang disebut sebagai metode kuliah, dapat juga
disebut metode deskripsi. Sesuai dengan namanya, berceramah dipergunakan
sebagai metode mengajar.
Sedangkan menurut Hasibuan dan Mudjiono (1981), metode ceramah
adalah cara penyampaian bahan pelajaran dengan komunikasi lisan.
Jadi metode ceramah adalah metode belajar yang digunakan untuk
menyampaikan pelajaran yang sesuai dengan rumusan metode belajar mengajar.
Penggunaan metode ceramah secara terus menerus dalam proses belajar kurang
tepat karena dapat menimbulkan kejenuhan pada siswa.
Gambaran pengajaran dengan pendekatan ceramah adalah sebagai
berikut; guru mendominasi kegiatan belajar mengajar, definisi dan rumus
diberikannya, contoh-contoh soal diberikan dan dekerjakan sendiri oleh guru,
langkah-langkah guru diikuti dengan teliti oleh siswa.
2. Kebaikan Metode Ceramah
k. Dapat menamung kelas besar dan tiap siswa mempunyai kesempatan yang
sama untuk mendengarkan. Oleh karenanya biaya yang diperlukan lebih
murah.
l. Bahan pelajaran dapat diberikan secara urut, ide atau konsep dapat
direncanakan dengan baik.
219
m. Guru dapat menekankan hal-hal yang penting, sehingga waktu dan energi
dapat digunakan sehemat mungkin.
n. Isi silabus dapat dilakukan menurut jadwal, karena guru tidak harus
menyesuaikan dengan kecepatan belajar siswa.
o. Kekurangan atau tidak adanya buku pelajaran dan alat bantu pelajaran tidak
menghambat jalanya pelajaran.
3. Kelemahan Metode Ceramah
k. Pelajaran berjalan membosankan siswa karena mereka tidak diberi
kesempatan untuk menemukan sendiri konsep yang diajarkan.
l. Siswa menjadi pasif hanya aktif membuat catatan saja.
m. Kepadatan konsep-konsep yang diajarkan dapat berakibat siswa tidak
mampu menguasai bahan yang diajarkan.
n. Pengetahuan yang diperoleh melalui ceramah lebih cepat terlupakan.
o. Ceramah menyebabkan sistem belajar siswa menjadi “belajar menghafal”
dan tidak mengacu pada timbulnya pengertian.
4. Peranan Siswa dalamMetode Ceramah
Walaupun dalam metode ini, seluruh kegiatan didominasi oleh guru,
siswa juga berperan dalam metode ceramah yaitu;
i. Mengadakan interpretasi terhadap keterangan guru.
j. Mendengarkan dan memperhatikan dengan baik keterangan guru.
k. Mengadakan asimilasi, apabila tidak ada interpertasi yang benar.
l. Mengadakan pencatatan yang diperlukan.
5. Peranan Guru Dalam Metode Ceramah
Dalam metode ceramah, pemeran utama adalah garu. Karena
pelaksanaan metode ceramah merupakan komunikasi satu arah, dalam arti guru
220
mendominasi seluruh kegiatan belajar mengajar. Berhasil tidaknya metode
ceramah tergantung sebagian besar pada guru. Oleh karena itu ada beberapa hal
yang harus diperhatikan oleh guru.
g. Satuan bahan pelajaran apa yang disajikan pada siswa.
h. Bagaimana menyajikan satuan bahan pelajaran tersebut.
i. Alat-alat apa yang digunakan oleh guru tersebut.
6. Sepuluh Saran Untuk Mengefektifkan Pengajaran Dengan Ceramah
Berceramah merupakan salah satu dari metode pengajaran yang paling
lama digunakan, namun apakah metode semacam ini memiliki tempat dalam
lingkungan belajar aktif? Karema terlalu sering digunakan, metode ceramah
tidak akan mengantarkan pada pembelajaran, namun ada kalanya cara ini bisa
efektif. Agar bisa efektif, guru harus terlebih dahulu membangkitkan minat,
memaksimalkan pemahaman dan pengingatan, melibatkan siswa selama
penceramahan, dan menekankan kembali apa yang telah disajikan. Berikut
adalah sejumlah pilihan untuk melakukan hal itu.
a. Membangkitkan Minat
- Paparkan kisah atau tayangan menarik: Sajikan anekdot yang relevan,
kisah fiksi, kartun, atau gambar grafis yang bisa menarik perhatian siswa
terhadap apa yang akan anda ajaran.
- Ajuan soal cerita: Ajukan soal yang nantinya akan menjadikan sajian
dalam ceramah pengajaran.
- Pertanyaan penguji: Ajukan pertanyaan kepada siswa (sekalipun mereka
baru sedikit memiliki pengetahuan tentang mata pelajaran) atau mereka
termotivasi untuk mendengarkan ceramah dalam rangka mendapatkan
jawabannya.
221
b. Memaksimalkan Pemahaman dan Pengingatan
- Headline/kepala berita: Susunlah kembali poin-poin utama dalam
ceramah menjadi kata-kata kunci yang berfungsi sebagai subjudul verbal
atau bantuan mengingat.
- Contoh dan analogi: Berikan gambaran nyata tentang gagasan dalam
perencanaan dan, jika memungkinkan, buatlah perbandingan antara
materi dengan pengetahuan dan pengalaman yang siswa miliki.
- Cadangan visual: Gunakan grafik lipat, transparansi, buku pegangan dan
peragan yang memungkinkan siswa melihat dan mendengar apa yang
guru katakan.
c. Melibatkan Siswa Perceramahan
- Tantangan kecil: Lakukan interupsi ceramah secara berkala dan
tantanglah siswa untuk memberikan contoh tentang konsep-konsep yang
telah disajikan selama ini atau untuk menjawab pertanyaan kuis ringan.
- Latihan yang memperjelas: Selama menyajikan materi selingilah dengan
kegiatan yang memperjelas hal-hal yang disampaikan.
d. Memperkuat Apa yang Telah Disampaikan
- Soal penerangan: Ajukan masalah atau pertanyaan untuk dipecahkan
oleh siswa berdasarkan informasi yang disampaikan selama pengajaran.
- Tinjauan siswa: Perintahkan siswa untuk meninjau tes dari penyampaian
pelajaran kepada sesama siswa, atau berilah mereka tes penilaian diri.
133. Sumbang Saran (Brain-Storming)
Brain Storming adalah suatu teknik atau cara mengajar yang dilaksanakan
oleh guru di dalam kelas. Ialah dengan melontarkan suatu masalah ke kelas oleh
222
guru, kemudian siswa menjawab atau menyatakan pendapat, atau komentar
sehingga mungkin masalah tersebut berkembang menjadi masalah baru, atau dapat
diartikan pula sebagai cara untuk mendapatkan banyak ide dari sekelompok manusia
dalam waktu yang sangat singkat.
Tujuan penggunaan teknik ini ialah untuk menguras habis apa yang
dipikirkan para siswa dalam menanggapi masalah yang dilontarakan guru ke kelas
tersebut.
Dalam pelaksanaan metode ini tugas guru adalah memberikan masalah yang
mampu merangsang pikiran siswa, sehingga mereka menanggapi, dan guru tidak
boleh mengomentari bahwa pendapat siswa itu benar/salah, juga tidak perlu
komentar atau evaluasi.
Murid bertugas menanggapi masalah dengan mengemukakan pendapat,
komentar atau bertanya, atau mengemukakan masalah batu, mereka belajar dan
melatih merumuskan pendapatnya dengan bahasa dan kalimat yang baik. Siswa
yang kurang aktif perlu dipancing dengan pertanyaan dari guru agar turut
berpartisipasi aktif, dan berani mengemukakan pendapatnya.
Teknik brain storming digunakan karena memiliki banyak keunggulan sepeti:
xvi. Anak-anak aktif berfikir untuk menyatakan pendapat.
xvii. Melatih siswa untuk selalu siap berpendapat yang berhubungan
dengan masalah yang diberikan oleh guru.
xviii. Meningkatkan partisipasi siswa dalam menerima pelajaran.
xix. Siswa yang kurang aktif mendapat bantuan dari temannya yang
pandai atau dari guru.
xx. Terjadi persaingan yang sehat.
xxi. Anak merasa bebas dan gembira.
223
xxii. Suasana demokrasi dan disiplin dapat ditumbuhkan.
Dan yang perlu diatasi ialah:
xxiii. Guru kurang memberi waktu yang cukup kepada siswa untuk
berpikir dengan baik.
xxiv. Anak yang kurang selalu ketinggalan.
xxv. Kadang-kadang pembicaraan hanya dimonopoli oleh anak yang
pandai saja.
xxvi. Guru hanya menampung pendapat tidak pernah merumuskan
kesimpulan.
xxvii. Siswa tidak segera tahu apakah pendapatnya itu betul/salah.
xxviii. Tidak menjamin hasil pemecahan masalah.
134. Model JigsawMetode ini dikembangkan oleh Elliot Aronson dan kawan-kawannya dari
Universitas Texas dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan kawan-kawannya.
Melalui metode Jigsaw kelas dibagi menjadi beberapa tim yang anggotanya terdiri
dari atau enam siswa dengan karakteristik yang heterogen. Bahan akademik
disajikan kepada siswa dalam bentuk teks; dan tiap siswa bertanggung jawab untuk
mempelajari suatu bagian dari bahan akademik tersebut. Pada anggota dari berbagai
tim yang berbeda memiliki tanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian
akademik yang sama dan selanjutnya berkumpul untuk saling membantu mengkaji
bagian bahan tersebut. Kumpulan siswa semacam itu desebut “kelompok pakar”
(expert group). Selanjutnya, para pakar siswa yang berada dalam kelompok pakar
kembali ke kelompoknya semula (home teams) untuk mengajar anggota lain
mengenai materi yang telah dipelajari dalam kelompok pakar. Setelah diadakan
224
pertemuan dan diskusi dalam “home teams”, para siswa dievaluasi secara individual
mengenai bahan yang telah dipelajari. Dalam metode Jigsaw versi Slavin. Individu
atau tim yang memperoleh skor tinggi diberi penghargaan oleh guru.
135. Model Learning Together
Para siswa dikelompokkan ke dalam tim dengan empat sampai lima orang
per tim dan heterogen kemampuannya. Para siswa bekerja sebagai suatu keompok
untuk menyelesaikan sebuah produk kelompok, berbagai gagasan, dan membantu
satu sama lain dengan jawaban, dan meminta bantuan dari teman yang lain sebelum
bertanya kepada guru, dan si guru memberikan penghargaan kepada kelompok
berdasarkan kinerja kelompok.
136. Model Numbered Head Together
Model ini kembangkan oleh Spencer Kagan (1993) dengan melibatkan para
siswa dalam mereview bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek
atau memeriksa pemahaman mereka mengenai isi pelajaran tersebut. Sebagai
pengganti pertanyaan langsung kepada seluruh kelas, guru menggunakan struktur 4
langkah sebagai berikut:
1. Langkah 1 – Penomoran (Numbering): Guru membagi para siswa menjadi
beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan 3 hingga 5 orang dan memberi
mereka nomor sehingga tiap siswa daslam tim tersebut memiliki nomor yang
berbeda.
2. Langkah 2 – Pengajuan Pertanyaan (Questioning): Guru mengajukan suatu
pertanyaan kepada para siswa. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat
225
spesifik hingga yang bersifat umum. Contoh pertanyaan yang bersifat spesifik
adalah “Di mana letak kerajaan Tarumanegara?”, sedangkan contoh pertanyaan
yang bersifat umum adalah “Mengapa Diponegoro memberontak kepada
pemerintah Belanda?”.
3. Langkah 3 – Berpikir Bersama (Head Together): Para siswa berpikir bersama
untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban
tersebut.
4. Langkah 4 – Pemberian Jawaban (Answering): Guru menyebut satu nomor dan
para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan
menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas.
137. Pemberian Balikan
Dengan mengutip beberapa pandangan, Panjaitan (1993: 23)
mengemukakan tentang pengertian pemberian balikan sebagai berikut:
a. Pemberian balikan adalah pemberian informasi kepada siswa tentang hasil
kerjanya dalam mengerjakan tes atau latihan (‘Cardelle dan Corno, 1985:
162-173).
b. Pemberian balikan adalah pemberian informasi kepada peserta didik sampai
sejauh mana ia telah mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan
(Dawdan Gage, 1967: 181-188).
c. Pemberian balikan adalah pemberian informasi kepada siswa seberapa jauh
ia talah memahami isi pembelajaran sesuai dengan tes dan latihan yang
diberikan guru kepadanya (Kulik dan Kulik, 1988: 79-97).
226
d. Pemberian balikan adalah suatu komunikasi antara guru dan siswa dalam hal
memudahkan siswa memperbaiki kekurangannya dalam proses
pembelajaran (Measn, dkk, 1978: 373-387).
e. Pemberian balikan adalah pemberian informasi kepada siswa tentang
pemahamannya dalam mengerjakan tes atau latihan setelah menyelesaikan
suatu topik atau satu sub pokok bahasan yang diberikan guru setelah selang
waktu tertentu (Rochim dan Thomson, 1985: 368-372).
f. Pemberian balikan adalah salah satu cara untuk memudahkan siswa belajar,
yaitu memberi informsi kepada siswa tentang hasil kerjanya dalam
mengerjakan tes atau latihan (Anderson dan Faust, 1973: 271-295).
g. Pemberian balikan adalah merupakan interaksi antara guru dan siswa yang
digunakan sebagai korekasi terhadap jawaban siswa dalam mengerjakan tes
atau latihan agar siswa tahu apakah jawabannya dalam mengerjakan tes atau
latihan menjawab soal-soal itu benar atau salah (Hill, 1980).
h. Benne, dkk, (1975) menyatakan bahwa dengan pemberian balikan siswa
akan mengetahui kesalahan/kekurangan dan penilain serta komentar yang
diberikan oleh guru tentang tampilannya dalam mengerjakan tes atau latihan
dengan maksud agar memudahkan siswa dalam memperbaikinya.
i. Pemberian balikan adalah informasi yang diberikan kepada siswa setalah ia
memberikan respon atas tes atau latihan yang diberikan guru setelah
melakukan proses pembelajaran sesuai denga program yang dirancang oleh
guru (Skodmore, dkk. 1979: 89).
Berdasarkan makna pengertian pemberian balikan dalam pembelajaran,
secara teoritis seperti yang telah diuraikan di atas dapat disimpulkan sebagai
berikut :
227
Pemberian balikan adalah informsi atau pemberitahuan guru kepada
siswa baik secara lisan atau tertulis terhadap salah benarnya jawaban siswa dari
hasil dalam mengerjakan tes atau latihan setelah selesai mengikuti program
pembelajaran yang dirumuskan oleh guru dengan tujuan agar siswa terangsang
atau termotivasi untuk berusaha merespon mencari pembetulan.
2. Langkah Pemberian Balikan
Menurut Panjaitan (1993: 24) ada dua cara pemberian balikan, sebagia
berikut:
a. Pemberian Balikan Secara Simbol
Pemberian balikan secara simbol adalah pemberian informasi guru
kepada siswa secara tertulis yang dituangkan pada lembar jawaban hasil
kerja siswa dalam mengerjakan tes atau latihan, dengan memberikan tanda
benar (B) pada jawaban yang benar, dan memberikan tanda salah (S) pada
jawaban yang salah tanpa memberikan keterangan apapun.
Tanda-tanda tersebut sebagai simbol apakah pekerjaan siswa benar
atau salah.
b. Pemberian Balikan Secara Ekspositorik
Pemberian balikan secara ekspositorik, adalah pemberian informasi
guru kepada siswa secara tertulis yang dituangkan pada lembar jawaban
hasil kerja siswa dalam mengerjakan tes atau latihan, yaitu dengan
memberikan tanda benar (B) pada jawaban yang benar, dan memberikan
tanda salah (S) pada jawaban yang salah dan sekaligus memberi penjelasan
singkat/terperinci atas kesalahannya dan petunjuk perbaikan serta buku
sumber acuannya agar siswa dapat memperbaiki kekurangannya dan
kesalahannya yang telah diperbuatnya.
228
Catatan yang diberikan oleh guru (pada umumnya untuk jawaban
yang salah) dapat diberikan dengan jelas atau petunjuk lain yang dapat
membantu siswa memperbaiki pekerjaannya yang salah.
Pembelajaran dengan cara memberikan balikan baik secara simbol
maupun secara ekspositorik dari guru kepada siswa agar memudahkan siswa
untuk memperbaiki kesalahan yang telah diperbuatnya dan diprediksi dapat
berpengaruh positif terhadap peningkatan perolehan hasil belajar.
3. Kebijaksanaan Pemberian Balikan
Pemberian balikan dalam bentuk informasi atau pemberitahuan dari guru
kepada siswa tentang kekurangan-kekurangannya atau tentang kesalahan-
kesalahannya terhadap hasil kerjanya dalam menjawab tes atau latihan setelah
selesai mengikuti eksperimen dalam pembelajaran, yang pengaruhnya dapat
menimbulkan reaksi minimal tiga kemungkinan pada diri siswa.
Kemungkinan yang timbul dalam pemberian balikan dapat menjadikan
siswa apatis, patah semangat, atau patah hati, dan menjadi pendorong semangat
belajar. Hal demikian tergantung kebijaksaan atau kepandaian akal budi sang
guru dalam memberikan balikan. Cara pemberi balikan dapat bersifat positif dan
dapat negative. (Jarolimek dan Foster, 1978; Panjaitan, 1993: 27).
Pemberian balikan yang bersifat positif dikandung maksud informasi
atau pemberitahuan terhadap kesalahan-kesalahan atau kekurangan-kekurangan
yang diperbuat oleh siswa, baik yang lisan maupun yang tertulis pada lembar
jawaban siswa hsil pengerjaan tes atau latihan seharusnya balikan yang bersifat
membangun, harus merupakan balikan yang bersifat konstruktif yaitu informasi
atau pemberitahuan yang disampaikan guru kepada siswa harus mampu
memberikan dorongan atau motivasi berhasil yang dapat membangkitkan
229
semangat dan kerja keras dalam diri siswa untuk lebih giat berusaha belajar
memperbaiki kekurangan-kekurangannya dan kesalahan-kesalahannya yang
telah diperbuatnya. Karenanya informasi atau pemberitahuan itu harus
dilaksanakan dengan seksama, bersifat pujian, jelas, cermat, dan spesifik,
mudah dipahami siswa, sehingga siswa tergerak jiwanya untuk berusaha
memperbaikinya. Adapun sebaliknya pemberian balikan yang bersifat negative
adalah balikan yang bersifat destruktif atau balikan yang bersifat merusak yaitu
informasi atau pemberitahuan guru kepada siswa terhadap kesalahan-kesalahan
yang telah diperbuatnya yang disampaikan dengan nada kecaman, cemoohan,
penghinaan, lebih-lebih diikuti dengan rasa emosional guru dengan marah-
marah. Tindakan yang demikian dapat menimbulkan:
- Rasa apatis pada diri siswa, siswa menjadi masa bodoh terhadap pelajaran
yang diberikan oleh guru.
- Rasa patah hati, patah semangat pada diri siswa, sehingga siwa menjadi
tidak mau belajar lagi terhadap pelajaran yang telah diberikan oleh guru.
Guru yang bijaksana adalah guru yang selalu menggunakan akal budinya
untuk memberikan balikan yang bersifat konstruktif, dan selalu menghindari
pemberian balikan yang bersifat destruktif atau balikan yang bersifat
merusak terhadap hasil pekerjaan siswa dalam mengerjakan tes atau latihan.
Pemberian balikan harus mampu mendorong siswa untuk lebih bersemangat
lagi dalam meningkatkan belajarnya.
138. Model Team Assisted Individualization
Model ini dirancang untuk menggabungkan insentif motivasional dari
penghargaan kelompok dengan program pembelajaran individual yang cocok
230
dengan tingkatan yang dimiliki oleh siswa.
Siswa dikelompokkan kedalam empat atau lima orang secara heterogen.
Setiap siswa mengerjakan unit-unit program ilmu penetahuan sosial sesuai dengan
kemampuan masing-masing. Artinya, dalam suatu tim bisa saja si A mngerjakan
unit 2, si B mengerjakan unit 5. Para siswa mengikuti rangkaian kegiatan yang
teratur, mulai dari membaca lembar pembelajaran, mengerjakan lembar kerja,
memeriksa apakah dia telah menguasai keterampilan dan mengikuti tes.
Anggota tim bekerja secara berpasangan, saling bertukar lembar jawaban
dan memeriksa pekerjaan temannya. Jika seorang siswa berhasil mencapai atau
melampaui skor 80, dia mengikuti final tes. Anggota tim bertanggung jawab
meyakinkan bahwa temannya telah siap mengikuti final tes. Baik tanggungjawab
individual dan penghargaan kelompok ada di dalam metode pembelajaran ini.
Setiap minggu guru menjumlahkan banyaknya unit yang telah diselesaikan
oleh semua anggota tim dan memberikan sertifikat atau penghargaan lainnya kepada
tim yang memenuhi kriteria berdasarkan jumlah final tes yang berhasil dilampaui.
139. Pengajaran Berbasis Tugas/ProyekPengajaran berbasis proyek/tugas terstruktur (Project-Based Learning)
membutuhkan suatu pendekatan pengajaran komprehensif di mana lingkungan
belajar siswa disain agar siswa dapat melakukan penyelidikan terhadap masalah-
masalah autentik termasuk pendalaman materi dari suatu topik mata pelajaran, dan
melaksanakan tugas bermana lainnya. Pendekatan ini memperkenankan siswa untuk
bekerja secara mandiri dalam mengkostruksikannya dalam produk nyata (Buck
Institue for Eduction, 2001).
Siswa diberikan tugas/proyek yang kompleks, sulit, lengkap, tetapi
231
realistis/autentik dan kemudian diberikan bantuan secekupnya agar mereka dapat
menyelesaikan tugas mereka (bukan diajar sedikit demi sedikit komponen-
komponen suatu tugas kompleks yang padu suatu diharapkan akan terwujud
menjadi suatu kemampuan untuk menyelesaikan tugas kompleks tersebut). Prinsip
ini digunakan untuk menunjang pemberian tugas kompleks di kelas seperti proyek,
simulasi, penyelidikan masyarakat, menulis untuk disajikan kepada forum
pendengar yang sesungguhnya, dan tugas-tugas autentik lainnya. Istilah situated
learning (Prawat, 1992) digunakan untuk menggambarkan pembelajaran yang
terjadi di dalam kehidupan nyata, tugas-tugas outentik/asli yang sebenarnya.
Tidak memandang apakah suatu tugas harus dikerjaklan sebagai pekerjaan
kelas atau sebagai pekerjaan rumah, empat prinsip berikut ini akan membantu siswa
dalam perjalana mereka menjadi pembelajar mandiri yang efektif.
5. Membuat tugas bermakna, jelas, dan menantang
Salah satu tantangan paling sukar yang dihadapi guru pada saat mereka
menggunakan pekerjaan kelas atau pekerjaan rumah adalah menjaga siswa tetap
terlibat. Pada saat bekerja sendiri, sangat mudah bagi sisa untuk kehilangan
minat dan melalukan tindakan yang tidak relevan, khususnya apabila tugas-tugas
itu rutin.
Kebanyakan guru setuju bahwa tugas pekerjaan kelas dan pekerjaan
rumah mandiri yang dapat mempertahankan keterlibatan siswa memiliki tujuan
yang jelas. Siswa perlu mengetahui dengan tepat apa yang mereka harus
kerjakan, mengapa mereka mengerjakan pekerjaan itu, dan apa yang
dibutuhkanuntuk menyelsaikan pekerjaan itu. Siswa-siswa itu tetap berada
dalam tugas selama pekerjaan kelas dan menyelesaikan pekerjaan rumah apabila
mereka menyikapi tugas-tugas tersebut secar bermakna.
232
Linda Anderson (1985) menunjukan bahwa guru jarang menaruh
perhatian pada tujuan pekerjaan kelas atau strategi-strategi belajar yang telibat.
Sebaliknya, guru menekankan pada arahan-arahan procedural. Sebagai contoh
guru dpat menghabiskan waktu banyak menjelaskan kepad siswa di mana
menulis nama di kertas atau bagaimana menyusun jawaban-jawabannya.
Sementar petunjuk-petunjuk tentang “apa yang dilakukan” adalah penting guru
tidak menyertakan penjelasan tentang “mengapa” sesuatu harus dikerjakan dan
proses-proses pembelajaran yang terlibat. Sebelum memberikan suatu tugas,
guru hendaknya mempertimbangkan cirri penting itu secara seksama dan
kemudian menyediakan waktu cukupuntuk menjelaskan cirri penting itu kepada
siswa.
6. Menganekaragamkan Tugas-tugas
Sama dengan kehidupan pada umumnya, keanekaragaman menambah
daya tarik tugas pekerjaan kelas dan pekerjaan rumah.siswa kemungkinan besar
ttap terlibata dan mengerjakan pekerjaan mereka jika tugas-tugas lebih
bervariasi dan menarik daripada rutindan monoton. Guru yang efektif mengubah
panjang dan cara tugas yang diberikan di samping hakikat tugas beljar dan
strategi-strategi kognitif yang telibat. Membaca di dalam hati, laporan proyek-
proyek khusus, dan bahan-bahan multimedia menawarkn berbagai macam cara
untuk menyelesaikan pekerjaan mandiri. Pilihan kemungkinan tidak terbatas dan
tidak aka alasan bagi guru untuk membuat jenis tugas yang sama dari hari ke
hari.
7. Menaruh Perhatian pada Tingkat Kesulitan
Menetapkan tingkat kesulitan yang cocok atas tugas-tugas yang
diberikan kepada siswa merupakan suatu bahan baku penting untuk keterlibatan
233
berkelanjutan yang dibutuhkan untuk penyelesaian tugas-tugas tersebut. Apabila
siswa diharapkan untuk bekerja secara mandiri, tugas tesebut sehrusnya
memiliki tingkat kesulitan yang menjamin kemungkinan berhasil tinggi. Siswa
tidak akan tertantang ketika tugas-tugas yang diberikan guru terlalu mudah.
Mereka menyikapi tugas-tugas seperti sebagai pekerjaan yang tidak menantang.
Pada umumnya tugas yang baik perlu memiliki tingkat kesulitan cukup sehingga
kebanyakan siswa memandangnya sebagai sesuatu yang menantang, namun
cukup mudah sehingga kebanyakan siswa akan menemukan pemecahannya dan
mengerjakan tugas tersebut atas jerih payah sendiri.
8. Memonitor Kemajuan Siswa
Akhirnya, merupakan hal penting bagi guru untuk memonitor tugas-
tugas pekerjaan kelas dan pekerjaan rumah. Monitoring hendaknya meliputi
pengecekan untuk mengetahui apakah siswa memahami tugas mereka dan
proses-proses kognitif yang telibat. Monitoring ini juga termasuk pengecekan
pekerjaan siswa dan mengembalikan tugas dengan umpan balik. Pad saat
beberfapa siswa diberikan pekerjaan kelas, maka guru dapat bekerja dengan
siswa lain.a dianjurkan agar guru menyediakan waktu 5 atau 10 menit untuk
berkeliling di antara siswa yang bekerja untuk memastikan apakah mereka
memahami tugas tersebut sebelum menangani siswa-siswa lain. Apabila siswa
bekerja dalam kelompok-kelompok, maka guru hendaknya berada dalam
kelompok-kelompok tersebut secara bergantian dan berkeliling di antara siswa
yang bekerja secara mandiri. Meskipun mengoreksi tugas menghabiskan waktu,
hendaknya guru mengoreksi pekerjaan yang dibuat siswa dan mengembalikan
kepda mereka dengan umpan balik.
234
140. Metode Penampilan
Metode penampilan adalah berbentuk pelaksaan praktik oleh siswa di bawah
bimbingan dari dekat oleh pengajar. Praktik tersebut dilaksanakan atas dasar
penjelasan atau penampilan yang diterima atau diamati siswa.
Metode ini dipergunakan pengajar harus:
1. Memberikan penjelasan yang cukup kepada siswa selama siswa berpraktik
2. Melakukan tindakan pengamatan sebelum kegiatan praktik di mulai untuk
keselamatan siswa yang digunakan.
Metode penampilan ini tepat digunakan manakala:
1. Pelajaran telah mencapai tingkat lanjutan
2. Kegiatan pembelajaran bersifat formal, latihan kerja atau magang
3. Siswa mendapat kemungkinan untuk menerapkan apa yang dipelajarinya ke
dalam situasi sesungguhnya
4. Kondisi praktik sama dengan kondisi kerja
5. Dapat disediakan bombing kepada siswa secara dekat selama praktik
6. Kegiatan ini menjadi remedial bagi siswa
Keterbatasan penggunaan metode penampilan adalah:
1. Membutuhkan waktu panjang, karena siswa harus mendapatkan kesempatan
berpraktik sampai baik.
2. Membutuhkan fasilias dan alat khusus yang mungkin mahal, sulit diperoleh dan
dipelihara secara terus menerus.
3. Membutuhkan pengajar yang lebih banyak, karena setiap pengajar hanya dapat
membantu sejumlah siswa.
235
Recommended