View
59
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
1
PENERAPAN KONSEP DAN TEORI KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN
PLASENTA PREVIA
Asti Melani Astari
Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
ABSTRAK
Placenta previa merupakan salah satu keadaan yang menjadi penyebab perdarahan saat kehamilan. Ibu
hamil dengan plasenta previa memerlukan intervensi segera tenaga kesehatan terkait dengan kondisi
ibu dan janin yang dikandung. Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan yang memberikan asuhan
keperawatan secara komprehensif berperan dalam memonitor secara berkesinambungan kondisi ibu
maupun janin, serta menyiapkan ibu menghadapi kemungkinan kondisi janin dan proses persalinan
yang akan dihadapi. Tujuan penulisan laporan adalah memberikan gambaran tentang aplikasi konsep
dan teori keperawatan dalam asuhan keperawatan pada ibu antepartum dengan plasenta previa serta
memberikan gambaran peran peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan, konselor, advokat,
edukator, koordinator, kolaborator, komunikator, agen perubahan dan peneliti dalam memberikan
asuhan keperawatan pada ibu antepartum dengan plasenta previa. Pemilihan konsep dan teori
keperawatan berdasarkan pada konteks klien yang mempunyai kemampuan adaptasi, bersifat
humanistik serta dalam kondisi mengalami komplikasi yang mengakibatkan timbulnya kecemasan.
Oleh karena itu tepat digunakan konsep dan teori Adaptasi Roy, Need For Help Wiedenbach,
Interpersonal Relation Peplau, Human Caring Watson dan konsep Family Centered Maternity Care
dalam pemberian asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan plasenta previa. Dengan harapan
kondisi ibu hamil dengan plasenta previa tetap optimal, mampu beradaptasi secara fisik maupun
psikologis serta siap terhadap proses persalinan yang akan dihadapi.
Kata kunci : Perdarahan kehamilan, plasenta previa, konsep dan teori keperawatan.
ABSTRACT
Placenta previa is one of situations that lead to bleeding during pregnency. Pregnency mother with
Placenta previa have to be handled by medical worker/staff as soon as possible to keep mother and her
embryo safely. Nurse as one of medical staffs giving nurse guidence comprehensively play important
role in monitoring mother and her fetus continualy. The nurse prepares mother to face giving birth and
taking care her fetus condition. The objective of this report was to figure out conceptual and
theoritical application of nurse in nurse guidance on antepertum mother with Placenta previa and
nurse role as a guide, concelor, advocate, educator, coordinator, colaborator, communicator, alteration
agent and researcher in directing of antepertum mother with Placenta previa. Choosing conceptual and
theoritical nurse was based on clien contact having ability on adaptation, humanisticaly and having
complicated- condition that lead to existancy of anxiety. Therefore it was precisely used Adaptation
2
Concept and Theory from Roy, Need for Help from Wiedenbach, Interpersonal Relation from Peplau,
Human Caring of Watson and Family Centered-Maternity Care Concept in giving nurse guidance on
pregnant mother with Placenta previa. It was expected that pregnant mother with Placenta previa keep
in her optimal condition, can adapt physically and phycologically, and is ready to face giving birth
process.
Keywords: Pregnant bleeding, Placenta previa, Conceptual and theoritical nurse.
PENDAHULUAN
Setiap menit seorang ibu meninggal karena penyebab yang berkaitan dengan kehamilan dan
persalinan. Sebagian besar (60-80%) kematian ibu di dunia disebabkan oleh perdarahan saat
melahirkan, persalinan macet, sepsis, tekanan darah tinggi pada kehamilan dan komplikasi dari aborsi
yang tidak aman (Nguyen, 1999). Di Indonesia empat penyebab utama kematian ibu adalah : 42%
kematian ibu disebabkan karena perdarahan, 13% eklamsi, 11% komplikasi aborsi, 10% infeksi, 9%
perdarahan lama dan 15 % penyebab tidak langsung (Saifuddin, 2002).
Perdarahan merupakan penyebab tertinggi kematian ibu umumnya terjadi pada kehamilan
trimester akhir dan yang terjadi setelah anak atau plasenta lahir. Jika tidak mendapat penanganan yang
cepat dapat mendatangkan syok dan kematian (Chalik, 1998). Perdarahan masa kehamilan yang
berbahaya umumnya bersumber pada kelainan plasenta, yang secara klinis didiagnosa yaitu plasenta
previa dan solusio/abrupsio plasenta (Wiknjosastro, 2005).
Di Amerika kejadian komplikasi akibat plasenta previa terjadi setiap 5 dari 1000 kelahiran
dengan tingkat kematian 0,03%. Dari data tahun 1989 – 1997 mengindikasikan kejadian plasenta
previa 2,8/1000 kelahiran hidup (Patrick,2005, ¶ 1, http://www.emedicine.com. Diperoleh tanggal 12
Desember 2005).
Di Indonesia perdarahan hamil terjadi pada kira-kira 3% dari semua persalinan. Dari data di
RSCM antara tahun1971 – 1975 terjadi 2114 kasus perdarahan hamil diantara 14824 persalinan dan
persentase terbanyak didiagnosa dengan plasenta previa. (Wiknjosastro, 2005).
Sedangkan di RS PMI pada tahun 2005, perdarahan hamil juga terjadi pada kira-kira 3% dari
semua persalinan. Dan pada saat residensi dari bulan September sampai Desember 2005 didapat data
perdarahan hamil sebanyak 21 orang dan 10 orang diantaranya disebabkan oleh plasenta previa.
Plasenta previa merupakan keadaan yang perlu diantisipasi seawal-awalnya selagi perdarahan
belum sampai ketahap yang membahayakan ibu dan janinnya. Antisipasi dalam perawatan prenatal
sangat mungkin oleh karena pada umumnya komplikasi obstetri ini berlangsung perlahan diawali
gejala dini berupa perdarahan berulang yang pada mulanya tidak banyak tanpa rasa nyeri dan terjadi
pada waktu yang tidak tertentu, misalnya selagi tertidur, tanpa trauma atu koitus, atau mungkin juga
bertepatan pada waktu tersebut (Chalik, 1998).
3
Perawat berperan dalam memonitor secara berkesinambungan kondisi ibu maupun janin serta
perlunya pemberian pendidikan kesehatan mengenai kondisi dan persiapan ibu menghadapi
kemungkinan kondisi janin dan proses persalinan yang akan dihadapi.
Keberhasilan asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan plasenta previa sangat tergantung
pada kinerja perawat yang profesional, yang memberikan asuhan keperawatan berkualitas disertai
dengan kemampuan untuk mensintesa berbagai pengetahuan, konsep, dan prinsip dari berbagai
kelompok ilmu, keterampilan interpersonal dan tehnikal yang tinggi didasari oleh kode etik
keperawatan.
Berdasarkan hal tersebut, penulis berperan sebagai perawat ahli yang berkemampuan ners
spesialis keperawatan maternitas dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien. Selain
menerapkan konsep dan teori keperawatan (konsep family centered maternity care, teori Adaptasi
”Roy”, Teori need for help Wiedenbach, Teori Interpersonal Relation Peplau dan Caring ”Watson”)
juga melaksanakan perannya sebagai agen pembaharu dalam menginisiasi perubahan-perubahan
melalui inovasi dalam lingkup keperawatan maternitas, menggunakan metoda penelitian dalam
menganalisa masalah, memanfaatkan hasil penelitian sebagai rujukan dalam melakukan perubahan,
dan melakukan desiminasi sebagai upaya sosialisasi dan peningkatan pengetahuan praktisi
keperawatan sekaligus menjadi model peran, serta berperan sebagai konsultan baik diperuntukkan
bagi klien, keluarga, perawat, maupun profesi kesehatan lainnya.
Sehingga tulisan ini disusun, sebagai upaya untuk mendapatkan gambaran yang lebih
komprehensif, dengan berfokus pada penerapan konsep dan teori keperawatan dalam asuhan
keperawatan ibu hamil dengan plasenta previa.
PEMBAHASAN
Menjaga kondisi ibu hamil dengan plasenta previa tetap optimal menjadi salah satu tujuan
perawat maternitas. Komponen esensial dari menjaga kondisi ibu hamil dengan plasenta previa tetap
optimal diidentifikasi tidak disadarinya masalah dan potensial resiko sehingga untuk meminimalkan
hal tersebut pendidikan maupun promosi kesehatan yang diberikan seorang perawat profesional
sangat diperlukan (Lowdermilk & Perry, 2003). Termasuk tanggung jawab untuk memberikan
pelayanan keperawatan maternitas yang berkualitas dari seorang ners spesialis keperawatan
maternitas.
Seorang ners keperawatan maternitas dituntut untuk mampu memberikan asuhan keperawatan
yang komprehensif melalui penerapan berbagai teori dan model konseptual keperawatan yang
bertujuan untuk optimalisasi asuhan keperawatan yang diberikan. Dimana pada ibu hamil dengan
komplikasi plasenta previa, penulis menerapkan beberapa teori dan model konseptual yang
diantaranya yaitu teori adaptasi Roy, need for help Wiedenbach, interpersonal relation Peplau dan
caring Watson serta konsep family centered maternity care.
4
Konsep family centered maternity care masih jarang diterapkan pada klien yang mengalami
komplikasi saat periode childbearing, dengan rasionalisasi mencegah ketergantungan terhadap
pendekatan tradisional dimana seharusnya intervensi medis lebih dibutuhkan. Akan tetapi jika
perawat profesional berpegang pada nilai dan prinsip konsep keperawatan maternitas yang berpusat
pada keluarga penerapan konsep ini dapat menjadi langkah untuk mengurangi stress melalui
supportive family oriented care, dimana hal ini mungkin lebih penting pada saat intervenís medis
yang intensif diperlukan klien (May & Mahlmeister, 1990).
Penerapan konsep family centered maternity care pada asuhan keperawataan ibu hamil
dengan komplikasi Plasenta previa dapat memberikan lingkungan yang kondusif bagi interaksi klien,
suami, dan anggota keluarga dekat lainnya untuk mencapai kompetensi dan kepercayaan diri dalam
mencapai kemampuan adaptasi yang optimal (Phillips, 1995).
Penerapan konsep family centered maternity care dalam asuhan keperawatan ibu hamil
dengan komplikasi Plasenta previa sangat mungkin dilakukan terutama pada saat klien dirawat di
ruang perawatan. Namur pada kenyataannya banyak prinsip yang tidak dapat diterapkan dikarenakan
adanya keterbatasan-keterbatasan baik karena kebijakan rumah sakit, manajemen pelayanan
keperawatan, maupun dari individu perawat dalam memberikan asuhan yang tidak memenuhi standar
keperawatan yang telah ditetapkan.
Penerapan konsep keperawatan maternitas yang berpusat pada keluarga pada ibu hamil
dengan kompliklasi Plasenta previa di kamar bersalin belum dapat dilakukan dengan optimal, dengan
alasan kondisi ibu masih dalam observasi ketat tenaga kesehatan, hal ini dapat menambah stress klien
dikarenakan akan menambah rasa cemas klien. Akan tetapi setelah kondisi klien stabil dan keluarga
terutama suami diperbolehkan menemani klien dan hal ini merupakan langkah positif yang dapat
membantu mempercepat pemulihan maupun membantu mempersiapkan mental klien pada intervensi
lanjutan terkait dengan kondisi yang dialami.Adanya suami sebagai pemberi dukungan bagi klien
menyebabkan klien merasa lebih tenang, kecemasan menurun dan lebih percata diri. Perasaan positif
ini akan menjadi landasan yang kuat untuk adaptasi terhadap kondisi yang dialami. Hal ini sejalan
dengan hasil penelitian Alfiben, Wiknjosastro, & Elvira (2000) bahwa dukungan suami dapat
mempengaruhi psikologis ibu baik dalam masakehamilan, persalinan maupun pasca nifas.
Manfaat penerapan konsep family centered maternity care memberikan kepuasan bagi klien
dan keluarga. Klien dan keluarga merasa terdukung, kecemasannya berkurang, dan terfasilitasi untuk
dapat ikut memutuskan intervensi yang terbaik baik klien.
Konsep/teori adaptasi Roy merupakan konsep yang dominan mendasari asuhan keperawatan
dan sangat membantu dalam memberikan asuhan yang komprehensif dalam asuhan keperawatan ibu
hamil dengan komplikasi Plasenta previa. Pada tahap pengkajian, informasi tentang adaptasi fisiologis
maupun psikologis klien dapat diidentifikasi melalui pendekatan pengkajian Roy yang meliputi
pengkajian perilaku, stimulus fokal, contextual maupun residual (Roy, 1968 dalam Marriner &
Tomey, 1994). Untuk menilai seberapa jauh klien mampu memenuhi kebutuhannya.
5
Penerapan teori adaptasi Roy pada ibu hamil dengan komplikasi Plasenta previa diharapkan
dapat membantu adaptasi baik fisik maupun psikologis, terutama akibat perdarahan yang dialami
klien, sehingga klien dapat meminimalkan perdarahan yang terjadi dengan perilaku yang adaptif
yang akan berimplikasi pada kesejahteraan janin yang dikandung.
Proses adaptif klien selain dipengaruhi oleh keberhasilan menggali data secara komprehensif,
dipengaruhi pula oleh perilaku dan keterampilan perawat. Perilaku perawat yang menerapkan konsep
caring akan menumbuhkan rasa dihargai, didukung dan terbinanya kepercayaan antara klien dan
perawat. Kedekatan yang terjalin dapat memfasilitasi klien untuk memberikan informasi yang
dibutuhkan dan klien akan bekerjasama dalam perencanaan dan implementasi selanjutnya.
Ibu hamil dengan komplikasi Plasenta previa, mengalami suatu kondisi yang mengakibatkan
ia membutuhkan bantuan/pertolongan tenaga kesehatan. Sehingga selain model konseptual adaptasi
Roy, residen juga mencoba menerapkan model konseptual Wiedenbach, dimana peran perawat
sebagai pemberi bantuan bagi kenyamanan dan kemampuan pasien mengatasi masalahnya melalui
beberapa tahapan yang diantaranya yaitu : 1) Identifikasi kondisi dan persepsi pasien tentang
kebutuhannya; 2) Ministration, yaitu menseleksi kebutuhan yang tepat untuk dibantu (acceptable); 3)
Validasi akan kemungkinan masalah dapat diatasi dengan bantuan yang diberikan; serta 4) Koordinasi
meliputi laporan, konsultasi dan conferring dan selanjutnya diinterpretasikan dan dilaksanakan
tindakan bantuan (Tommey,1995).
Sedangkan model konseptual interpersonal relation Peplau diterapkan dengan acuan bahwa
salah satu masalah keperawatan pada ibu hamil dengan plasenta previa yang selalu menyertai adalah
cemas. Kecemasan ini disebabkan karena klien datang ke rumah sakit dalam kondisi tidak normal dan
klien langsung mendapatkan intervensi observasi ketat baik bagi kondisi klien sendiri maupun bagi
kondisi janin yang dikandung. Hal ini menimbulkan kecemasan yang tinggi pada klien. Fokus dari
tindakan perawat saat ini adalah mengatasi kecemasan klien, dan membina hubungan saling percaya
pada situasi yang mengancam kehidupan (life-threatening) menjadi bagian yang sangat menonjol.
Apabila hal ini dapat diciptakan oleh perawat maka ia adalah seorang yang mampu masuk dalam
suatu proses interpersonal/hubungan antara perawat dan klien yang terapeutik. Peplau menyampaikan
bahwa hasil interaksi dengan perawat dapat sangat signifikan untuk menurunkan kecemasan,
ketegangan dan frustasi (Tomey, 1995). Kualitas asuhan keperawatan sangat dipenngaruhi oleh
kualitas hubungan perawat-klien.
Ibu hamil yang berharap kehamilannya sehat dan dapat melahirkan bayinya dengan sehat
pula, karena didiagnosa plasenta previa dan mengalami perdarahan berulang maka dirujuk ke rumah
sakit, dimana bagi klien lingkungan rumah sakit adalah lingkungan asing dan pendampingan keluarga
sangat minimal. Keintiman hubungan perawat-klien memfasilitasi pemenuhan kebutuhan manusia
dalam lingkungan asing, serta klien dapat meraasakan pengertian perawat dari sikapnya yang perduli,
empati dan penuh kasih sayang saat klien membutuhkan suatu hubungan untuk memenuhi
kebutuhannya (Meleis, 1997; Tomey,1995).
6
Interpersonal relation Peplau yang menekankan perlunya perawat mengeksplorasi berbagai
aspek dan memberikan kesempatan klien untuk mengekspresikan perasaan dan pikirannya sehingga
dibutuhkan kemampuan komunikasi terapeutik perawat sejalan dengan model konseptual caring
Watson yang menekakan human caring yang dilakukan secara interpersonal dalam membantu
individu mencapai keserasian dalam tubuh, otak dan jiwa. Tujuan ini dicapai melalui proses caring
antara perawata dengan klien dimana didalamnya melibatkan ilmu pengetahuan, komitmen moral dan
nilai yang tergabung dalam kegiatan keperawatan.
Keberhasilan perawat memberikan asuhan keperawatan yang holistik pada ibu hamil dengan
komplikasi plasenta previa, dipengaruhi oleh sikap, keterampilan dan pengetahuan perawat terhadap
hubungan yang terapeutik dengan kliennya (Gartinah, 2002).
Di RS.PMI Bogor penerapan teori adaptasi Roy pada ibu hamil dengan komplikasi Plasenta
previa yang dilaksanakan, belum sepenuhnya dapat diterapkan karena belum adanya persamaan
persepsi dan pemahaman tentang kemampuan adaptasi yang ada pada setiap individu dalam setiap
perubahan yang terjadi pada dirinya, sejalan dengan kurangnya pemahaman terhadap kemampuan
adapatasi ibu hamil dengan komplikasi plasenta previa. Begitu pula penerapan teori need for help
Wiedenbach, interpersonal relation Peplau dan Caring Watson belum optimal dapat diterapkan
dikarenakan masih minimnya pemahaman perawat terhadap model-model konseptual keperawatan
tersebut dan masih lemahnya kemampuan komunikasi terapeutik tenaga kesehatan terutama perawat
dalam melakukan interaksi saat melakukan asuhan keperawatan.
Akan tetapi pada prinsipnya tatanan layanan rumah sakit memberikan peluang kepada penulis
untuk dapat menerapkan teori dan model konseptual baik adaptasi Roy, need for help Wiedenbach,
interpersonal relation Peplau maupun caring Watson.
Konsep keperawatan maternitas yang berpusat pada keluarga tepat dapat digunakan pada ibu
hamil dengan komplikasi plasenta previa. Hal ini dikarenakan adanya keterlibatan aktif keluarga
yang akan menjadi kekuatan bagi klien untuk beradaptasi dalam proses asuhan keperawatan, karena
ibu dan keluarga merupakan satu kesatuan yang saling mempengaruhi, asuhan keperawatan yang
diberikan bersifat holistic, dan memfasilitasi adaptasi ibu hamil pada peran menjadi orangtua yang
akan segeera terwujud setelah bayi lahir.
Akan tetapi konsep ini memiliki kelemahan adanya pengaruh keluarga yang kuat pada klien,
dapat berpengaruh negative mempengaruhi perilaku klien terhadap kesehatannya. Oleh karena itu
harus diimbangi dengan mengantisipasi perilaku budaya yang dapat membawa pengaruh negative.
Juga diperlukan monitor yang ketat untuk menghindari infeksi nosokomial.
Model adaptasi Roy ini sangat berguna dan paling dominan bagi klien yang menerima asuhan
keperawatan seperti pada ibu hamil dengan komplikasi plasenta previa, dikarenakan klien mengalami
perubahan-perubahan yang sangat berarti, perubahan-perubahan yang drastis ini membutuhkan
kemampuan klien untuk beradaptasi agar tidak terjadi situasi krisis. Dengan pendekatan adaptasi Roy
yang memandang bahwa manusia sebagai makhluk holistic terdiri dari struktur bio-psiko-sosial,
7
diharapkan klien dan keluarga dapat secara konsisten berinteraksi dengan perubahan lingkungan pada
setiap fase dan tahapan proses pengobatan dan perawatan pada kondisi klien dengan plasenta previa.
Kelemahan model adaptasi Roy, terutama pada optimalisasi kemampuan adaptasi, karena
membutuhkan tahapan yang berjenjang, dan merupakan pengalaman belajar. Pada ibu hamil dengan
komplikasi plasenta previa, perubahan yang terjadi secara cepat membutuhkan pengalaman
penggunaan koping mekanisme yang matang, tanpa tahapan belajar menggunakan koping mekanisme
yang baik klien dan keluarga beresiko lebih besar untuk terjadinya kegagalan beradaptasi, dan
keadaan ini dapat menyebabkan situasi krisis. Pendekatan teori adaptasi Roy kurang memperhatikan
kemampuan individu dalam pemenuhan kebutuhan dasar melalui tingkah laku belajar ini.
Kelebihan model konseptual need for help Wiedenbach diantaranya adalah bahwa seorang
perawat menurut Wiedenbach harus memiliki tiga aspek, yang utama ialah pengetahuan, keterampilan
dan kemampuan mengambil langkah. Mengembangkan cara kerja team work, penyusunan standar
atau pathway dari masing-masing area sehingga dalam keadaan emergensi tindakan untuk menolong
dapat dilakukan secara optimal dan berkesinambungan disertai dengan model pendokumentasiannya
yang sederhana. Akan tetapi memiliki kelemahan yaitu bagi kasus anak-anak atau pasien yang tidak
sadar, penerapan model konsep ini tidak dapat diaplikasikan karena setelah menemukan
kebutuhannya, membutuhkan validasi kepada klien.
Model konseptual Interpersonal Relation Peplau, memiliki kelebihan yaitu Perawat dengan
latar belakang pendidikan yang memadai, yang mempunyai pengertian tentang teori-teori
perkembangan dan konsep adaptasi dalam kehidupan dan respon terhadap konflik, dengan penerapan
model ini dapat menambah wawasan profesional perawat dalam proses interpersonal. Dalam
penerapan model ini perawat dan klien terus menerus berhubungan, mengerti peran masing-masing
dan faktor-faktor disekitar masalah meningkat sampai keduanya bersama-sama untuk mencari
pemecahan masalahnya. Pada kasus emergensi, perawat harus mempunyai kesadaran diri untuk
mengobservasi, memberikan perhatian, memahami respond an reaksi klien saat berinteraksi. Maka
pada kasus emergensi yang mempunyai skala kecemasan cukup tinggi, sangat tepat digunakan model
konseptual Peplau sebagai pendekatan komunikasi terapeutik sehingga klien merasa selalu ditemani
oleh perawat.
Kelemahan model konseptual Interpersonal Relation Peplau, pada peran “surrogate” atau
pengganti, apabila jumlah ketenagaan perawat kurang di ruang bersalin, maka peran ini sulit
dilakukan. Bagi perawat yang kurang dewasa, hubungan terapeutik mudah berubah menjadi hubungan
friendship.
Teori Caring Watson mempunyai kelebihan, bahwa teori ini memberikan dasar moral dan
filosofi bagi keperawatan. Dalam pemberian asuhan keperawatan merupakan manifestasi dari sepuluh
faktor caratif. Humanistik dan altruistik adalah nilai-nilai kemanusiaan yang menghargai otonomi dan
kebebasan klien terhadap pilihan yang terbaik menurut klien, sehingga dalam berinteraksi kedudukan
perawat dan klien adalah sejajar. Perawat berusaha mendorong untuk meningkatkan potensi yang ada
8
dalam diri klien untuk mengatasi masalahnya sehingga perkataan maupun sikap perawat selalu
mendukung dan berfikir positif.
Sedangkan kelemahan teori Caring Watson, bagi perawat yang belum mempunyai
kematangan secara biopsikososial spiritual dan pendidikan formal pemula, model caring sulit untuk
diaplikasikan. Dalam komunikasi terapeutik perawat-klien pada model caring, perawat berperan
memberikan informasi dan umpan balik, menjadi penengah, konsultan dan merujuk (Ramslen, 1995).
Pada kasus emergensi dimana persepsi klien maupun keluarga menyempit untuk menjelaskan keadaan
klien yang tiba-tiba kejang dan harus mendapatkan tindakan medis yang membutuhkan inform
concern merupakan suatu tantangan.
KESIMPULAN
1. Plasenta previa merupakan perdarahan di trimester ketiga dan jika tidak mendapat penanganan
yang cepat bisa mendatangkan syok dan kematian. Asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan
komplikasi Plasenta previa dikategorikan pada asuhan keperawatan pada lingkup emergensi
obstetri. Maka untuk meminimalkan keterlambatan tahap III yaitu tidak adekuatnya penanganan
di fasilitas kesehatan diperlukan perawat yang sudah melalui pendidikan formal seperti perawat
spesialis keperawatan maternitas.
2. Penulis melakukan asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan Plasenta previa dengan
menerapkan berbagai model konseptual dan teori keperawatan. Model konseptual dan teori
keperawatan tersebut antara lain 1) konsep family centered maternity care, 2) teori Adaptasi
Roy, 3) teori Need for help Wiedenbach, 4) Interpersonal Relation Peplau dan 5) teori Human
Caring Watson.
3. Konsep family centeref maternity care memberi landasan bahwa ibu hamil dengan plasenta
previa, merupakan klien dalam kondisi mengalami komplikasi yang memerlukan dukungan dan
motivasi dalam menjalani proses pengobatan dan perawatan. Hal ini bertujuan mempertahankan
kondisi optimal klien dan janinnya. Dengan adanya dukungan dan motivasi dari berbagai pihak
terutama keluarga, diharapkan dapat dicapai optimalisasi kondisi klien maupun janin, serta siap
menghadapi proses persalinan dan outcome persalinan sesuai dengan yang diharapkan.
4. Teori adaptasi Roy merupakan teori yang dominan mendasari pemberian asuhan keperawatan ibu
hamil dengan Plasenta previa, dimana asuhan keperawatan yang diberikan adalah memfasilitasi
kemampuan ibu untuk beradaptasi dengan menggunakan koping yang efektif yang lebih
diprioritaskan pada optimalisasi kondisi ibu yang berimplikasi pada pencegahan gawat janin.
5. Melalui monitoring dan observasi yang ketat sebegai aplikasi penerapan model konseptual need
for help Wiedenbach, dapat dicegah komplikasi ataupun keadaan yang memburuk bagi ibu
hamil dengan Plasenta previa.
9
6. Teori Caring Watson mendasari tindakan keperawatan pada pendekatan perilaku caring yang
memberikan nilai kepedulian terhadap sesama dan rasa kecintaan manusia, pendekatan ini tepat
digunakan oleh perawat dalam memberikan asuhan lepada ibu hamil dengan Plasenta previa
karena permasalahan fisik klien sangat kompleks yang berdampak pada kondisi psikologisnya.
Dengan pendekatan teori caring diharapkan dapat terbina hubungan terapeutik antara perawat,
klien dan keluarga klien.
DAFTAR PUSTAKA
Chalik, T.M.A. (1998). Hemoragi utama obstetri & ginekologi. Jakarta : Widya Medika
Farrer, H. (1995). Maternity care. 2nd
ed. New York : Churchil Livingstone.
George, J.B. (1995). Nursing theorist ; the base for professional nursing practice. 4th ed. USA :
Appleton & Lange.
Greg, M.M.D, (2004). Plasenta previa. http://www.urac.com. Ditelusuri tanggal 16 November 2004.
Hanvey, L. (2000). Family centered maternity and newborn care ; national guidelines. A paper
describing the history, process of development, and overview of the content of 4th edition.
Canada : Canada Published.
Ladewig, P.W., London, M.L., & Olds, S.B. (2001). Maternal newborn nursing care. The nurse, the
family and the community (4th ed.). Monlo Park : Addison-Wesley.
Lowdermilk, D.L., & Perry, S.E. (2003). Maternity nursing. Sixth Edition. St.Louis : Mosby Year
Book inc.
May, A.K., & Mahlmeister, M. (1994) Maternal and newborn nursing. Philadelphia, J.B. Lippincott
Melson, K., Kenner, C., & Amlung, S. (1999). Maternal infant care planning. Third Edition. United
State of America : Springhouse Corporation.
Nguyen, T. (1999). Keselamatan ibu : keberhasilan dan tantangan. Out Look, http://www.path.org,
diperoleh tanggal 27 Pebruari 2005.
Nichols, F.H., & Humenick, S.S. (2000). Childbirth education (2nd
ed), Philadelphia : W.B Saunders
Company.
Old, S.B., London, M.L., & Ladewig, P.W. (2000). Maternal newborn nursing family and community
based approach. New Jersey : Prentice Hall Health.
Patrick. (2005). Plasenta Previa. http://www.emedicine.com. Diperoleh tanggal 12 Desember 2005.
Pearson, A., Vaughan, B., & Fitzgerald, M. (1996). Nursing models for practice. 2nd
ed. London :
Reed Educational & Proffesional Publishing.
Philips, C.E. (1996). Family centered maternity and newborn care. 4th ed. Philadelphia : Mosby.
Pillitteri, A. (1999). Maternal & child health nursing. (3rd
ed). Philadelphia : Lippincott.
Saifuddin, A.B. (2002). Buku panduan praktis pelayanan komplikasi perinatal dan neonatal. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Wiknjosastro, H. (2005). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Recommended