View
276
Download
1
Category
Preview:
Citation preview
8/12/2019 67589635 Fotografi Radiologi Intra Oral1
1/42
Ade Martha 04091004021
Agriani Nurindah 04091004061
Amelia Monika 04091004058
Annisa Citra Utami 04091004054
Ayu Jembar Sari 04091004030
De Aththari Se 04091004049
Eko Irya Windu 04091004007
Indah Tama Romauli 04091004041
M Ardisuryawan R 04091004034
Rahmat Hidayat 04091004040
Tri Septi Utami 04091004022
8/12/2019 67589635 Fotografi Radiologi Intra Oral1
2/42
Radiografi intra oral adalah tekhnik pemotretan radiografis gigigeligi dan jaringan di sekitarnya, dengan film berada di dalam
rongga mulut
Tiga metode dasar tekhnik Radiografi Intra Oral :Periapikal : Biseksi dan Paralel
Bitewing
Oklusa topografi, Crossection, dan Oklusal Oblik
PERIAPIKALAdalah tekhnik radiografi Intra Oral yang mencakup gigi geligi dan jaringa n
sekitarnya sampai dengan daerah periapikal
INDIKASI:
Mendeteksi adanya inflamasi/ infeksi atau kelainan di daerah periapikal.
Penilaian keadaan jaringan periodontal.
Pemeriksaan paska trauma pada gigi geligi yang melibatkan tulang alveolar di
sekitarnya.
8/12/2019 67589635 Fotografi Radiologi Intra Oral1
3/42
POSISI IDEAL FILM DAN ARAH SINAR-X TERHADAP GIGI adalah : Gigi yang di periksa dan film harus saling berkontrak, apabila tidak mungkin., diusahakan dapat
sedekat mungkin.
Letak gigi dan film harus sejajar.
Untuk gigi insisivus dan kaninus film diletakkan vertikal, sedangkan premolar dan molar film
diletakkan horisontal.
Arah tabung sinar-x diatur sedemikian sehingga berkas sinar-x jatuh tegak lurus baik terhadap gigi
dan film dalam bidang vertikal dan horisontal.
Posisi film, gigi, dan arah sinar-x dapat diulang pada kondisi yang sama.
Penilaian kondisi dan posisi gigi yang tidak erupsi
Mempelajari morfologi akar sebelum pencabutan gigi
Penilaian kondisi gigi selama perawatan endodontik
Penilaian preoperatif dan postoperatif setelah pembukaan (operasi) daerah
apikal
Evaluasi detail kista apikal dan lesi lainnya di dalam tulang alveolar
Penilaian posisi dan prognosa implan
8/12/2019 67589635 Fotografi Radiologi Intra Oral1
4/42
Abses Apikal Inflamasi Apikal
Periodontal Disease
Posisi Akar Gigi sebelum
PencabutanPosisi Gigi tidak Erupsi
8/12/2019 67589635 Fotografi Radiologi Intra Oral1
5/42
Trauma pada Gigi geligi yang
Melibatkan Tulang Alveolar
8/12/2019 67589635 Fotografi Radiologi Intra Oral1
6/42
1. Pasien harus melepas alat-alat di daerah yang akan diperiksa.Misalnya, alat orthodonsi, gigi tiruan lepas atau kacamata.
2. Posisi kepala penderita diatur sedemikian rupa :Rahang atas : Garis hidung-telinga sejajar lantai,
dengan demikian pada waktu pasien
membuka mulut,bidang oklusi rahang atassejajar lantai.Rahang bawah : Garis ujung bibir-telinga sejajar lantai,
dengan demikian pada waktu pasienmembuka mulut, bidang oklusi sejajarlantai.
3. Pemotretan giigi regio anterior atas biasanya ditahan denganibu jari, regio anterior bawah, posterior kiri atas dan bawahditahan dengan telunjuk kanan, regio posterior kanan atas danbawah di tahan dengan telunjuk kiri.
4. Perintahkan kepada pasien untuk menahan film tanpa menekandan, tidak bergerak selama pemotretan.
8/12/2019 67589635 Fotografi Radiologi Intra Oral1
7/42
Periapikal Biseksi
Periapikal Paralel
8/12/2019 67589635 Fotografi Radiologi Intra Oral1
8/42
Dasar teori tekhnik pemotretan radiografis metode garis bagi adalah:
1. Sudut yang dibentuk antara sumber panjang gigi dan sumbu panjang film dibagi
dua sama besar yang selanjutnya disebut garis bagi
2. Tabung sinar-X diarahkan tegak lurus pada garis bagi ini, dengan titik pusat sinar-
X diarahkan ke daerah apikal gigi
3. Dengan menggunakan prinsip segitiga samasisi, panjang gigi sebenarnya dapat
terproyeksi sama besarnya pada film
Penentuan sudut vertikal tabung sinar -Xadalah sudut yang dibentuk dengan
menarik garis lurus titik sinar-X terhadap bidang oklusal
Penentuan sudut horisontal tabung sinar-X, ditentukan oleh bentuk lengkung
rahang dan posisi gigi. Dalam bidang horizontal titik pusat sinar-X diarahkan
melalui titik kontak inter proksimal, untuk menghindari tumpang tindih satu gigi
dengan gigi sebelahnya
4. Film diletakkan sedekat mungkin gigi yang diperiksa tanpa menyebabkan film
tertekuk.
8/12/2019 67589635 Fotografi Radiologi Intra Oral1
9/42
1. Film diletakkan sedemikian rupa sehingga gigi yang diperiksa ada
di pertengahan film untuk gigi-gigi rahang atas dan rahang bawah
- Incicivus dan Kaninus: sumbu panjang gigi vertikal
- Incicivus dan Kaninus: sumbu panjang gigi vertikal
2. Kurang lebih 2mm dari fim harus dilebihkan di atas permukaan
oklusal/insicisal untuk memastikan seluruh gigi dapar tercakup di
dalam film. Perlu diperhatikan juga sisi yang menghadap tabungsinar-X adalah sisi yang menghadap gigi dengan tonjol orientasi
menghadap ke arah mahkota gigi
3. Pasien diminta untuk menahan film dengan perlahan tanpa
tekanan, dengan ibu jari atau telunjuk, (menahan film dengan
tekanan yang berlebihan dapat menyebabkan film bertekuk dan
menyebabkan distorsi pada gambar yang dihasilkan)
4. Tabung sinar-X diarahkan ke gigi dengan sudut vertikal dan
horisonyal yang tepat.
5. Lakukan penyinaran dengan kondisi yang telah ditentukan
(kV=65; mA=10; sec=0,3-0,5 det)
8/12/2019 67589635 Fotografi Radiologi Intra Oral1
10/42
Gambar Berbagai Proyeksi dari Dental Radiography (Periapikal)
8/12/2019 67589635 Fotografi Radiologi Intra Oral1
11/42
8/12/2019 67589635 Fotografi Radiologi Intra Oral1
12/42
GIGI RA INCISIVUS KANINUS PREMOLAR MOLAR
Sudut vertikal 45o 50o 40o 45o
Sudut
horisontal
5-30o 60o 70o 85-95o
GIGI RB INCISIVUS KANINUS PREMOLAR MOLAR
Sudut vertikal 25o 20o 15o 5o
Sudut
horisontal
5-30o 60o 70o 85-95o
Sudut vertikal dan horisontal merupakan nilai rata-rata, yang mendekati kondisi
yang ada. Hal-hal yang mempengaruhi besar kecilnya gigi, dan keadaan jaringan
mulut di sekitar gigi yang diperiksa ( mis: pelatum yang dangkal atau dalam,
len kun an rahan an sem it atau lebar dan lain seba ain a
8/12/2019 67589635 Fotografi Radiologi Intra Oral1
13/42
Teori Prinsip Pemotretan :
1. Film diletakkan pada film holder dan ditempatkan dalam mulut,
pada posisi paralel terhadap sumbu panjang gigi yang diperiksa
2. Tube Head (Cone) diarahkan tegak lurus terhadap gigi dan film
3. Dengan menggunakan Film Holder yang memiliki pemegang film
dan penentu arah tubehead, teknik ini dapat diulang dengan posisi
dan kondisi yang sama pada waktu yang berbeda (reproducible)
8/12/2019 67589635 Fotografi Radiologi Intra Oral1
14/42
Gambar Rontgen Teknik Periapikal
8/12/2019 67589635 Fotografi Radiologi Intra Oral1
15/42
Tiga bagian utama Film Holder :
1. Pemegang Film
2. Bite Black atau Lempengan Gigit
3. Lingkaran penentu arah cone
Beberapa jenis Film Holder :
1. Precission X-Ray Instrument
2. XCP (Extension Cone Paralelling03. Snap X-Ray Instrument
Yang direkomendasikan : XCP
8/12/2019 67589635 Fotografi Radiologi Intra Oral1
16/42
Sensor Positioned with XCP on Patient
8/12/2019 67589635 Fotografi Radiologi Intra Oral1
17/42
Macammacam Film Holder
8/12/2019 67589635 Fotografi Radiologi Intra Oral1
18/42
1. Untuk pemeriksaan gigi incisive dan caninus rahang atas dan bawah gunakan filmHolder khusus untuk regio anterior, dengan film ditempatkan sacara vertikal.
Sedangkan untuk gigi premolar dan molar gunakan film Holder khusus untuk regio
posterior, film ditempatkan secara horizontal, perlu perhatikan sisi film yang berwarna
putih dan tonjol iodentifikasi menghadap ke arah datangnya sinar X
2. Kepala pasien bersandar pada kurdi, bodang oklusal horizontal sejajar dengan lantai
3. Film Holder beserta Film ditempatkan didalam ,mulut, sebagai berikut :
Regio incisive dan caninus rahang atas ditempatkan seposterior mungkin untuk
mengantisipasi bentuk lengkung palatum, sehinggga film dapat ditempatkan
dengan benar dan tidak tertekuk
Regio incisive dan caninus rahang bawah ditempatkan didasar mulut, segaris
dengan caninus rahang bawah atau premolar
Regio premolar dan molar rahang atas ditempatkan di pertengahan palatum untukmengantisipasi bentuk lengkung palatum
Regio premolar dan molar rahang bawah, ditempatkan sulcus Lingual, berhadapan
dengan gigi yang diperiksa
8/12/2019 67589635 Fotografi Radiologi Intra Oral1
19/42
Letakkan gulungan kapas dibawah Bite Block, yang dapat menjaga film dan gigi pada
posisi paralel, juga mengurangi rasa tidak nyaman karena adanya holder didalam
mulut
Pasien diminta menggigit secara perlahan agar posisi Bite Block stabil
Lingkaran penentu arah sumber sinar X ditempatkan sesuai posisinya
Sesuaikan lingkaran penentu posisi dengan ujung Cone. Dengan ini sudut horizontal
dan vertikal sudah diatur pada posisi yang benar
PERBANDINGAN TEKNIK PARALEL DAN BISEKSI
Keuntungan teknik paralel :
Gambaran yang dihasilkan lebih geometris dengan sedikit sekali kemungkinan
pembesaran gambar
Tulang zygomatik tampak berada diatas apeks gigi molar atas
Tinggi puncak tulang periodontal dapat terlihat dengan jelas
Jaringan periapikal dapat tampak dengan jelas
4. Gigi yang diperiksa diusahakan menggigit bite block
8/12/2019 67589635 Fotografi Radiologi Intra Oral1
20/42
Mahkota gigi dapat tampak dengan jelas sehingga karies proksimal dapat dideteksi dengan
baik.
Sudut vertikal dan horizontal, sudah ditentukan oleh lingkaran penentu posisi Cone pada
film holder.
Arah sinar-X sudah ditentukan pada pertengahan film, sehingga dapat menghindari ConeCutting.
Dapat menbuat beberapa foto radiografis dengan posisi dan kondisi yang sama pada waktu
yang berbeda.
Kerugian teknik paralel
1. Penggunaan film Holder dapat menyebabkan rasa tak nyaman pada pasien, terutama regio
posterior, karena dapat menyebabkan rasa ingin muntah.
2. Film Holder, sulit penggunaannya bagi operator yang tak berpengalaman.
3. Kondisi anatomis dalam rongga mulut sering menyulitkan teknik ini. Misalnya: palatum
yang datar dan dangkal.
4. Apeks gigi kadang tampak sangat dengan tipe film.
5. Sulit menggunakan film holder untuk Regio Molar 3 rahang bawah.
8/12/2019 67589635 Fotografi Radiologi Intra Oral1
21/42
6. Bila menggunakan short cone, tidak dapat menghasilkan gambaran radiografis yang baik.
7. Film Holder harus selalu disterilisasi dengan autoclave.
Keuntungan Teknik Biseksi:
1. Relatif lebih nyaman untuk pasien, karena tak ada alat tambahan lain, kecuali film
2. Penentuan posisi relatif lebih sederhana dan cepat.
3. Bila penentuan sudut horizontal dan vertikalnya benar, gambaran radiografis yang dihasilkan
akan sama besar dengan sebenarnya, dan memadai untuk hampir semua indikasi pemotretan.
4. Tak perlu sterisasi khusus, karena tidak menggunakan alat bantu tambahan.
Kerugian Teknik Biseksi:
1. Kemungkinan distorsi pada gambaran radiografis yang dihasilkan sangat besar.
2. Kesalahan sudut vertikal mengakibatkan pemanjangan dan pemendekan gambar.
8/12/2019 67589635 Fotografi Radiologi Intra Oral1
22/42
3.Tinggi tulang periodontal, tidak dapat dilihat dan dinilai dengan baik.
4.Bayangan tulang zigomatik sering tampak menutupi regio akar gigi molar.
5.Sudut vertikal dan horisontal da[at berbeda pada setiap pasien, dengandemikian untuk menghasilkan gambaran yang baik, diperlukan operator yang
terampil dan berpengalaman.
6.Tidak bisa mendapatkan gambaran dengan kondisi dan posisi yang sama, pada
gigi yang sama diwaktu yang berbeda, karena tidak ada alat bantu yang dapat
digunakan sebagai patokan.
7.Dapat terjadi cone cutting bila titik pusat sinarX tidak tepat dipertengahan
film.
8.Kesalahan penentuan sudut horisontal dapat menyebabkan tumpang tindih
mahkota dan akar antara gigi yang berdekatan.
9.Sulit mendeteksi karies proksimal, gambaran radiografis mahkota gigi yangmengalami distorsi.
10.Gambaran radiografis akar bukal gigi Premolar dan Molar rahang atas sering
mengalami pemendekan.
8/12/2019 67589635 Fotografi Radiologi Intra Oral1
23/42
BITEWING
Adalah teknik pemotretan radiografis yang dapat menghasilkan gambaranradiografis daerah mahkota sampai dengan leher gigi, dan jaringan periodontal
didaerah interdental regio rahang atas dan rahang bawah pada satu lembar film
dengan indikasi :
1. Untuk mendeteksi karies, terutama rampan karies pada gigi sulung (karies
interproksimal, karies sekunder, karies pit dan fisur, kondisi kedalaman karies)
2.
Menilai kondisi hasil restorasi.3. Menilai keadaan jaringan periodontal, sebatas daerah leher gigi.
TEKNIK PEMOTRETAN :
1. TAB atau Tab platform harus diletakan pada pertengahan film dan sejajar
dengan tepi atas dan bawah film.
2. Film dapat diatur posisi dalam arah horisontal atau vertikal.
3. Film dan gigi harus saling berkontak atau diatur sedekat mungkin.
4. Posisi film dan gigi harus sejajar, sehingga pada lengkungan rahang tsb.
8/12/2019 67589635 Fotografi Radiologi Intra Oral1
24/42
Bitewing
8/12/2019 67589635 Fotografi Radiologi Intra Oral1
25/42
5. Memerlukan dua kali pemotretan dengan dua fil (untuk gigi premolar dan
molar ) agar diperoleh hasil yang baik.
* Pada bidang horisontal, tube head harus diarahkan sedemikian rupa sehingga
sinar X jatuh tegak lurus pada gigi dan film dan melalui seluruh titik kontak
gigi-gigi yang diperiksa.* Pada bidang vertikal tube head harus diarahkan sedikit kearah bawah
(kurang lebih 5-8 derajat gigi terhadap bidang oklusal atau horisontal)
TEKNIK PEMOTRETAN
1
Gunakan film dengan ukuran yang sesuai, dengan Tab diletakkkan padaposisi yang benar.
* 31x41 mm untuk pasien dewasa
*22x35 mm untuk pasien anakanak dibawah 12tahun.
2. Kepala pasien bersandar pada kursi, bidang oklusal, horisontal sejajar lantai
3.
Keadaan lengkung rahang harus diperhatikan, karena menentukan jumlah filmyang ditentukan.
8/12/2019 67589635 Fotografi Radiologi Intra Oral1
26/42
4. Pegang Tab dengan ibu jari, dan telunjuk, kemudian letakkan dalam mulut dengantepi bawah film berada di sulcus lingual, dan sisi berwarna putih menghadap gigi yangakan diperiksa.
5. Tepi anterior film ditempatkan didistal gigigigi caninus bawah, dengan demikian tepiposterior film akan berada dimesial aspek gigi molar tiga bawah
6. Tab ditempatkan diatas permukaan oklusal gigi rahang bawah.
7. Pasien diintruksikan menggigit Tab dengan kuat.
8. Pada waktu pasien menggigit, operator menarik Tab, untuk memastikan filmberkontak dengan gigi.
9. Cone diarahkan ke daerah titik kontak, tegak lurus, film dan gigi, dengan sudut vertikalkurang lebih 5-8 derajat kearah bawah.
KEUNTUNGAN
1. Sederhana
2. Biaya relatif murah, efisien karena dengan satu lembar film dapat diperoleh gambarangigi rahang atas dan rahang bawah
3. Tab hanya digunakan sekali pakai, sehingga tidak memerlukan sterilisasi.
4. Mudah digunakan untuk pasien anakanak.
8/12/2019 67589635 Fotografi Radiologi Intra Oral1
27/42
Teknik Pemotretan Bitewing
8/12/2019 67589635 Fotografi Radiologi Intra Oral1
28/42
Kerugian:
1. Sangat membutuhkan keterampilan operator, dalam menentuk sudut
vertikal dan horizontal.
2. Sering terjadi Cone Cutting di daerah anterior film.
3. Letak film mudah berubah, karena terdorong lidah.4. Tidak dapat digunakan pada kasus kelainan yang mencapai daerah
periapikal
8/12/2019 67589635 Fotografi Radiologi Intra Oral1
29/42
Adalah teknik radiografi intra oral dengan film diletakan padabidang oklusal.
Ukuran film yang digunakan : 5,7 x 7,6
Radiografi Intra Oral metode Oklusal dibagi menjadi :
RAHANG ATAS
Topografi Rahang Atas (upper standard Occlusal = StandarOcclusal)
Crossection Rahang atas (Vertex Occlusal)
Oklusal Oblik Rahang atas (Upper Oblique Occlusal )
Rahang bawah
Topografi rahang bawah ( Lower 45 Occlusal = Standard Occlusal )
Crossection Rahang Bawah ( Lower 90 Occlusal Vertex Occlusal =True Occlusal )
Oklusal Oblik Rahang Bawah (Lower Oblique Occlusal = ObliqueOcclusal )
8/12/2019 67589635 Fotografi Radiologi Intra Oral1
30/42
8/12/2019 67589635 Fotografi Radiologi Intra Oral1
31/42
Gambar dari Proyeksi Oklusal
8/12/2019 67589635 Fotografi Radiologi Intra Oral1
32/42
Tekhnik pemotretan ini menghasilkan gambaran bagian anteriorrahang atas beserta gigi-gigi anterior rahang atas .
Indikasi :
Untuk melihat keadaan gigi anterior atas sampai dengan daerah periapikal
Mendeteksi adanya gigi Kaninus impaksi ,gigi-gigi supernumerary , dan odontoma.
Menentukan posisi Kaninus ,dengan menggunakan metode parallax .
Evaluasi ukuran dan perluasan lesi kista atau tumor di daerah anterior maksila .
Menilai keadaan fraktur gigi anterior dan tulang alveolar rahang atas .
Tekhnik Pemotretan :
Pasien duduk dengan kepala bersandar ,bidang oklusal horizontal sejajar lantai .
Film di tempatkan di dalam mulut dengan sisi berwarna putih menghadap ke atas,diatas bidang oklusal gigi rahang bawah.pasien diminta menggigit film dengan
8/12/2019 67589635 Fotografi Radiologi Intra Oral1
33/42
sumbu panjang film melintang pada pasien dewasa ,sedang pada pasien anak-anak filmmemanjang anteroposterior .
Cone diarahkan di pertengahan sebelah atas pasien ,mengarah ke bawah ,kearah batanghidung ,dengan sudut 65-70 terhadap film .
CROSSECTION RAHANG ATAS (VERTEX OCCLUSAL )
Tekhnik pemotretan ini memperlihatkan rahang atas pada potongan melintang.Pada tekhnik pemotretan ini ,untuk mendapatkan gambaran potongan melintang
rahang atas ,sinar-X harus melalui jaringan tulang tengkorak ,sehinggamemerlukan radiasi yang relative besar .Untuk mengurangi dosis radisai padapasien diperlukan kaset dengan ukuran 5,7 x 7,6 cm yang dilengkapi denganintensifying screen .
Indikasi :
Menilai posisi kaninus impaksi dalam arah Bucco-Palatal .
Tekhnik pemotretan :
Pasien duduk dengan kepala bersandar ,bidang occlusal horizontal sejajar denga lantai .
8/12/2019 67589635 Fotografi Radiologi Intra Oral1
34/42
2. Film ditempatkan di dalam mulut dengan sisi berwarna putih menghadap ke atas,di atas bidang occlusal gigi rahang bawah .Film diletakkan di pertengahan mulutdengan sumbu panjang film memanjang anteroposterior. Pasien di minta
menggigit film dengan perlahan .3. Cone diarahkan di pertengahan sebelah atas pasien ,mengarah ke bawah, melalui
pertengahan kepala pasien .Sinar X pusat diarahkan kurang lebih sejajar sumbugigi Incicivus atas .
Akan tetapi tekhnik ini jarang digunakan karena banyak memiliki banyakkerugian,antara lain :
Gambaran sering tampak kurang jelas .
Sinar X melewati beberapa organ penting misalnya : mata dll .
Sulit mendapatkan cassette dengan ukuran kecil .
Untuk mengatasi keadaaan di atas ,(untuk memperoleh potongan melintangrahang atas )dapat dilakukan dengan memodifikasi tekhnik Crossection rahangatas ,yaitu dengan memperbesar sudut sinar X terhadap film ,menjadi + 80 dandiarahkan ke dahi pasien .
8/12/2019 67589635 Fotografi Radiologi Intra Oral1
35/42
OKLUSAL OBLIK RAHANG ATAS (UPPER OBLIQUE
OCCLUSAL )
Tekhnik pemotretan ini memperlihatkan satu sisi rahang atas daerah posteriorbeserta gigi-gigi posterior .
Indikasi :
Penilaian daerah pariapikal gigi posterior rahang atas ,khususnya para pasien
dewasa yang tidak dapat menggunakan Dental Film .
Evaluasi ukuran dan perluasan lesi seperti kista ,tumor ,kelainan tulang
alveolar regio posterior maksila .
Menilai keadaan dasar sinus maksilaris .
Membantu melihat keadaan akar gigi yang terdorong masuk ke sinus pada
waktu pencabutan gigi .
Menilai fraktur gigi posterior dan tulang sampai daerah tuberositas.
8/12/2019 67589635 Fotografi Radiologi Intra Oral1
36/42
Teknik Pemotretan:
Pasien duduk dengan kepala bersandar, bid oklusal horizontal sejajar denganlantai.
Film ditempatkan di dalam mulut dengan sisi berwarna putih menghadap ke
atas, diatas bidang oklusal gigi rahang bawah. Film diletakan dipertengahan
mulut dengan sumbu panjang film memanjang anteroposterior. Filem
ditempatkan pada posisi yang diperiksa. Pasien diminta menggigit film dengan
perlahan.
Cone diarahkan disebelah atas pasien, mengarah ke bawah, mengarah ke pipi
dengan sudut 65-70 terhadap film. Dipertengahan region yang diperiksa.
TOPOGRAFI RAHANG BAWAH (LOWER 45 OCCLUSAL =
STANDARD OCCLUSALTeknik pemotretan ini memperlihatkan gigi anterior rahang bawah dan
mandibula bagian anterior. Gambaran radiografisnya mirif hasil teknik biseksi,
tapi mencakup daerah yang lebih luas.
8/12/2019 67589635 Fotografi Radiologi Intra Oral1
37/42
Indikasi :
Melihat daerah periapikal gigi Incsive bawah, terutama untuk pasien anak-anak, dan pasien dewasa yang tidak dapat menggunakan Dental Film.
Evaluasi ukuran dan perluasan lesi seperti kista, atu Tumor di daerah anteriormandibula.
Menilai pergeseran yang terjadi pada fraktur mandibula bagian anterior dalambidang vertical
TEKNIK PEMOTRETAN :
Pasien duduk dengan kepala bersandar, bidang oklusal horizontal sejajardengan lantai.
Film ditempatkan di dalam mulut dengan sisi berwarna putih menghadapkebawah di atas bidang oklusal gigi rahang bawah. Filem diletakan dipertengahan mulut dengan sumbu panjang film memanjanganteroposterior.pasien di minta menggigit film dengan perlahan.
Cone diarahkan keatas dipertengahan bawah mengarah ke dagu pasien, dengansudutb 45 derajat terhadap film.
8/12/2019 67589635 Fotografi Radiologi Intra Oral1
38/42
Teknik ini memperlihatkan potongan melintang rahang bawah dandasar mulut, dengan indikasi:
1. Mendeteksi adanya dan posisi batu kelenjar liur pada duktus kelenjarsubmandibula.
2. Menilai keadaan gigi geligi rahang bawah impeksi dalam arah bucco-lingual.
3. Evaluasi adanya ekspansi di daerah rahang bawah akibat tumor, kista ataukelainan tulang lainnya dalam arah bucco-lingual.
4. Menilai pergesaran yang terjadi pada fraktur mandibula bagian anterior dalambidang horizontal.
Teknik pemotretan:
1. Film ditempatkan di dalam mulut dengan sisi berwarna putih menghadap kebawah, diatas bidang oklusal gigi rahang bawah. Film diletakkan dipertengahanmulut dengan sumbu panjang film melintang. Pasien diminta menggigit film
dengan perlahan.2. Kepala pasien bersandar ditengadahkan sejauh mungkin.
3. Cone diarahkan ke atas dipertengahan rahang bawah mengarah ke daerah molar,dengan sudut 90 derajat terhadap film.
8/12/2019 67589635 Fotografi Radiologi Intra Oral1
39/42
Teknik pemotretan ini menghasilkan gambaran radiografis saturahang bawah, terutama daerah kelenjar submandibula. Akantetapi karena sinar-x arahnya oblik, maka gambaran anatomisrahang bawah yang terproyeksi mengalami distrosi. Indikasi:
Mendeteksi adanya dan posisi batu kelenjar liur di kelenjar submandibula. Menilai kedatangan gigi Molar-3 bawah impaksi dalam arah buccolingual. Evaluasi adanya perluasan dan akspansi akibat tumor, kista atau kelainan tulang
lainnya di daerah posterior sampai dengan angulus mandibula. 4. Menilai pergeseran yang terjadi pada fraktur mandibula bagian anterior dalam
bidang horizontal.
Teknik pemotretan:
1. Film ditempatkan di dalam mulut dengan sisi berwarna putih menghadap kebawah diatas bidang oklusal gigi rahang bawah pada daerah yang diperiksa. Filmdiletakkan dengan sumbu panjang film dalam arah antero-posterior. Pasiendiminta menggigit film dengan perlahan.
8/12/2019 67589635 Fotografi Radiologi Intra Oral1
40/42
2. Kepala pasien bersandar, dan menengok ke arah berlawanan dengan sisi yang
diperiksa dengan dagu diangkat.
3. Cone diarahkan ke atas dan depan dari belakang dan di bawah angulus mandibula
sejajar permukaan lingual mandibula.
8/12/2019 67589635 Fotografi Radiologi Intra Oral1
41/42
Gambar Rontgen Teknik Oklusla
8/12/2019 67589635 Fotografi Radiologi Intra Oral1
42/42
Recommended