abses odontogenik

Preview:

DESCRIPTION

abses odontogenik.ppt

Citation preview

Abses Odontogenik

Oleh :Arie.P.Yeuwun/0090840128

Pendahuluan Abses adalah rongga patologis yang berisi pus yang

merupakan hasil dari reaksi inflamsi pertahanan tubuh sperti makrofag,leukosit, netrofil dan bakteri. Berdindning jaringan ikat

Abses biasanya didahului dengan reaksi inflamsi tanda-tanda inflamasi antara lain :

- color,dolor, rubor,tumor ,functio lesa. Infeksi odontogenik dapat merupakan awal atau kelanjutan

penyakit periodontal, perikoronal (gusi diatas gigi yang tidak tumbuh sempurna), trauma, atau infeksi pasca pembedahan.

Infeksi odontogenik juga lebih sering disebabkan oleh beberapa jenis bakteri seperti streptococcus & stapilococus. Infeksi dapat terlokalisir atau dapat menyebar secara cepat ke sisi wajah lain

Proses penyebaran infeksi odontogenik

Ada 3 cara penyebaran yaitu : Periapikal Pulpa yang mati (nekrose/gangrena) Periodontal Kerusakan jaringan penyangga gigi Perikoronal Jarinagn lunak yang

menutupi gigi pada gigi yang belum/tidak dapat

erupsi sempurna

Abses Maksilaris OdontogenikSuatu infeksi pada rahang atas yang dimulai sebagai infeksi dentoalveolar (infeksi pada gigi dan jaringan sekitarnya) yang menghasilkan pus.

Epidemiologi Abses gigi jarang terjadi pada bayi. Pada anak-anak paling banyak abses periapikal. Pada remaja abses periodontal lebih sering terjadi

dari pada abses periapikal. Hingga saat ini juga belum ditemukan kemungkinan

hubungan kejadian abses akar gigi dengan ras. USA: diperkirakan sebanyak 21.000 di rawat RS dan

sedikitnya 150 meninggal tiap tahun *gigi sampai karies besar itu biasa terjadi dalam 5 tahun, klo heagen mulut kurang bisa dlm 3 tahun

Etiologi Bersifat polimikroba, rata-rata disebabkan 4-6

bakteri. Paling banyak ditemukan bakteri anaerob,

batang gram negatif dan coccus gram positif Perbandingan antara bakteri anaerob dan aerob

adalah 2-3:1 Pseudomonas, Proteus, Escherichia coli, Serratia,

Actinobacter bacterium, Bacteroides, Fusobacterium, dan Eikenella.

Patogenesis 1. Iritasi Pulpa 2. Hiperemik Pulpa 3. Pulpitis 4. Ganggren pulpa 5. Abses

Penyebaran Abses Maksila Hematogen Limfogen Perluasan langsung infeksi

dalam jaringan Perluasan sepanjang bidang

fasial

Jenis-Jenis Abses submukosa (Abses Palatal, Abses Bukal,

Abses Vestibular) Abses Subkutan Abses Dentoalveolar Abses Alveolar (biasa) Abses Periodontal (biasa) Abses Spasium Caninus (lebih dalam) Abses Spasium Infratemporal (lebih dalam)

Abses Bukal Spasium bukal dibatasi oleh kulit superfisial wajah

pada bagian lateral dan m. buccinator pada bagian medial.

Akibat perluasan infeksi gigi pada maksila dan mandibula, infeksi yang merusak tulang di atas perlekatan m.buccinator.

Gejala: pembengkakan di sudut zigomaticus dan sekitar bagian bawah dari mandibula menonjol ke rongga mulut

Abses spasium Caninus Merupakan ruangan tipis yang potensial antara

m.levator anguli oris dan m.levator labii superior. Infeksi gigi kaninus atas menyebabkan terlibatnya

spasium kaninus Gejala: kulit dapat memperlihatkan daerah

kemerahan dan edema lipatan nasolabial menghilang

Nyeri tekan dapat dirasakan di sekitar kaninus.

Abses Spasium Infratemporal Terletak di posterior maksila Biasanya disebabkan oleh trauma terhadap gigi

posterior maksila dan biasanya terdapat penonjolan jaringan tepat di atas dan di bawah arcus zygomaticus

Gejala dan Tanda Gejala utama: nyeri pada gigi yang terinfeksi, yang

dapat berdenyut dan keras. Pada umumnya nyeri dengan tiba-tiba, dan secara

berangsur-angsur bertambah buruk dalam beberapa jam dan beberapa hari.

Dapat juga ditemukan nyeri menjalar sampai ke telinga, turun ke rahang dan leher pada sisi gigi yang sakit.

Stadium subperiosteal danperiosteal Pembengkakan belum

jelas Warna mukosa masih

normal Perkusi gigi yang terlibat

terasa sangat sakit

Gejala Pada Stadium Pembentukan Abses

Stadium serosa

Menembus periosteum tunika serosa tulang, pembengkakan (+)

Mukosa hiperemi Rasa sakit hebat Palpasi sakit dan

konsistensi keras, fluktuasi (-)

Stadium submukous Pembengkakan (+) Rasa sakit mulai << Mukosa merah, kadang-

pucat Perkusi pada gigi yang

terlibat terasa sakit Palpasi sedikit sakit dan

konsistensi lunak, fluktuasi (+)

Stadium subkutan Pembengkakan sudah

sampai ke bawah kulit Warna kulit di tepi

pembengkakan merah tetapi tengahnya pucat

Konsistensi sangat lunak

Berkilat dan berfluktuasi tidak nyata

Pemeriksaan Penunjang Lab: terlihat adanya lekositosis Rontgen: radiolusen pada regio apikal gigi, berbatas

difus, pola penyebarannya sesuai resistensi jaringan/kepadatan tulang yang terendah, biasanya mendekati korteks tulang dan menghindari perlekatan otot, karena otot dapat menghambat kekuatan pus.

Tatalaksana Operatif Insisi & Drainase Membersihkan material toksik purulen tubuh Mengurangi tekanan udara jaringan Memperbaiki perfusi darah yang mengandung

antibiotik Meningkatkan oksigenasi daerah infeksi

Abses fosa canina Insisi dilakukan intraoral pada lipatan mukobukal,

diseksi, kemudian dilakukan pemasangan drain intraoral

Abses bukalis Insisi intraoral untuk menghindari n.facialis,

estetika.

Medikamentosa Antibiotik tergantung hasil kultur dan tes

sensitivitas Penisilin Metronidazole Klindamisin Sefalosporin

Komplikasi Kehilangan gigi Penyebaran infeksi jaringan lunak Penyebaran infeksi tulang Penyebaran infeksi pada tubuh yang lain abses

serebral, endokarditis, pneumonia dll

Sinusitis maksilaRIS

ODONTOGENIK

Rinogen Infeksi sinus kelanjutan infeksi hidung . Rhinitis akut dan infeksi, rhinitis alergi, rhinitis vasomotor,

polip nasi, deviasi septum nasi dan hipertrofi konka menghambat aliran keluar cairan hidung tekanan negatif di dalam rongga sinus transudasi dengan meningkatnya permeabilitas pembuluh darah, dinding-dinding sel dan proliferasi sel-sel kelenjar submukosa berlangsung terus hipoksia dan retensi lendir infeksi bakteri anaerob sinusitis akut.

Odontogen Etiologi : penjalaran

infeksi gigi, prosedur ekstraksi gigi.

Sinusitis dentogen: Infeksi gigi kronis Kuman menyebar

secara langsung

Sinusitis maksilaris odontogen harus dibedakan dengan rinogen terapi dan prognosa keduanya sangat berlainan.

Sinusitis maksilaris tipe odontogenik satu sisi, pengeluaran pus yang berbau busuk, adanya kelainan apikal atau periodontal mempredisposisi kepada sinusitis tipe dentogen.

Gejala sinusitis dentogen menjadi lebih lambat dari sinusitis tipe rinogen ??????? Karena pada tipe rinogen kelainanx pd hidung kalau pada dentogen

Abses Odontogenik Mandibula

Rongga patologis berisi pus yang berasal dari infeksi

jaringan gigi yang terjadi di mandibula

Etiologi Aerob

Staphylococcus sp Streptococcus sp Neisseria sp Klebsiella sp Haemophilus sp

Anaerob Bacteroides melaninogenesis Eubacterium Peptostreptococcus

Gejala klinis Submandibular space

Infeksi berasal dari gigi premolar atau molar rahang bawah

Edema di bawah dagu atau lidah baik unilateral atau bilateral

Demam, nyeri tenggorok, trismus ringan Selulitis regio submentalis Edema pada garis midline yg jelas di bawah dagu.

Sublingual space

Edema dasar mulut, lidah terangkat bergeser ke sisi

yang normal

Sakit saat menelan

Submental space

Infeksi pada gigi anterior atau premolar rahang

bawah

Terapi Insisi untuk drainase (mengeluarkan cairan pus), dipergunakan

untuk abses yang berada di jaringan lunak.

Eksterpasi guna mengeluarkan jaringan nekrotik pada tulang

Adanya trismus menyulitkan u/ masuknya pipa endotrakea

peroral→tindakan trakeostomi dalam anastesi lokal. ??????

Jika terdpt fasilitas bronkoskop fleksibel, intubasi pipa

endotrakea dpt dilakukan secara intranasal.

Lanjutan . . .Antibiotik dosis tinggi terhadap kuman aerob & anaerob

harus diberikan secara parenteral.Antibiotik kombinasi- penisilin G, klindamisin dan gentamisin- ceftriaxone dan klindamisin- ceftriaxone dan metronidazole- cefuroxime dan klindamisin- penisilin dan metronidazole

Diagnosa bandingKistaTumor Mandibula