View
5.880
Download
2
Category
Preview:
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sampai sejauh ini belumlah banyak uraian yang mendalam baik hasil
penelitian maupun kajian literatur tentang administrasi pendidikan. tahapan-
tahapan perkembangannya banyak diantara masyarakat selalu terjebak bahwa
administrasi pendidikan itu hanya seputar kegiatan tata usaha sekolah dalam
arti sempit. Sedangkan kenyataannya satuan pendidikan tidak berdiri sendiri,
tetapi ada Lembaga lain yang sangat erat kaitannya dengan satuan pendidikan
seperti Departemen Pendidikan pada tingkat nasional, Pemerintah Provinsi
pada tingkat Regional dan Pemerintah Kabupaten atau Kota pada tingkat
Daerah, serta institusi kemasyarakatan yang berkepentingan terhadap
pendidikan. Semua lembaga-lembaga ini muara dan sasaran kebijakannya
adalah sekolah atau satuan pendidikan, karena jika dilihat secara utuh bahwa
administrasi pendidikan meliputi Lembaga Pelayanan Sekolah yaitu
Pemerintah dan Lembaga Pelayanan Belajar yaitu satuan pendidikan. Secara
konseptual administrasi pendidikan terdiri dari dua kata yang masing-masing
punya pengertian tersendiri yaitu administrasi dan pendidikan. Hal ini
menunjukkan bahwa administrasi pendidikan adalah penerapan ilmu
administrasi dalam dunia pembinaan, pengembangan dan pengendalian usaha
dan praktek-praktek pendidikan.
1.2 Tujuan Makalah
Penulisan makalah ini memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Sebagai syarat mengikuti mata kuliah Profesi Kependidikan yang
diampu oleh Prof. Dr. H. Juhri AM, M.Pd,
4
2. Melatih diri dan kelompok untuk menulis karya tulis ilmiah dengan
baik dan benar,
3. Menambah wawasan tentang Administrasi Pendidikan dalam Profesi
Keguruan.
1.3 Sistematika Makalah
Penulisan makalah ilmiah ini dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan
Pada bab ini menguraikan dan menjelaskan tentang latar belakang makalah,
tujuan makalah, serta sistematika makalah.
BAB II Pembahasan
Pada bab pembahasan, membahas tentang hal-hal yang berhubungan dengan
administrasi pendidikan dalam profesi keguruan dengan beberapa aspek
bahasan yaitu :
1. Pengertian dan konsep administrasi Pendidikan,
2. Fungsi administrasi,
3. Lingkup bidang garapan administrasi pendidikan,
4. Peranan guru dalam administrasi pendidikan.
BAB III Tanggapan dan Kesimpulan
Hal-hal yang diuraiakan pada bab ini adalah tentang tanggapan baik yang
berupa tanggapan individu maupun tanggapan kelompok, serta menguraikan
kesimpulan yang berupa sari dari pembahasan yang berjudul Administrasi
Pendidikan dalam Profesi Keguruan.
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Konsep Administrasi Pendidikan
Untuk memahami peranan administrasi pendidikan dalam sistem
pendidikan pendidikan nasional, diperlukan pembahasan tentang
pengertian administrasi pendidikan, beberapa konsep yang berhubungan
dengan pengertian itu.
1. Pengertian Administrasi Pendidikan
Culbertson (1982) menyatakan bahwa Schwab pada tahun 60-an
telah mendiskusikan bagaimana kompleksnya administrasi pendidikan
sebagai ilmu. Ia memperkirakan bahwa ada sekitar 50.000 masalah
yang mungkin timbul dalam pelaksaan administrasi pendidikan. Angka
ini ia perkirakan dari berbagai fenomena yang ada kaitannya dengan
administrasi pendidikan, seperti masyarakat, sekolah, guru, murid,
orang tua, dan variabel yang berhubungan dengan itu.
Pengertian administrasi pendidikan dapat ditinjau dari beberapa
aspek, yaitu:
Pertama, administrasi pendidikan mempunyai pengertian kerja
sama untuk mencapai tujuan pendidikan. Seperti kita ketahui, tujuan
pendidikan itu merentang dari tujuan yang sederhana sampai dengan
tujuan yang kompleks, tergantung lingkup dan tingkat pengertian
pendidikan yang dimaksud. Pada tingkat sekolah, sebagai salah satu
bentuk kerja sama dengan pendidikan misalnya, terdapat tujuan
6
sekolah dan untuk mencapainya diperlukan kerja sama antara semua
personil sekolah ( guru, murid, kepala sekolah, staf tata usaha, dan
orang di luar sekolah yang ada kaitannya dengan sekolah ( orang tua,
kepala kantor Departemen P dan K,dokter puskesmas dan lain-lain).
Kedua, administrasi pendidikan mengandung pengertian proses
untuk mencapai tujuan pendidikan. Proses itu dimulai dari
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemantauan, dan
penilaian. Perencanaan meliputi kegiatan menetapkan apa yang ingin
dicapai, bagaimana cara mencapainya, berapa lama waktu yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut, berapa orang yang
diperlukan, dan berapa banyak biayanya.
Pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan membagi tugas-tugas
kepada orang-orang yang terlibat dalam kerja sama pendidikan
tersebut. Pengkoordinasian mengandung arti menjaga agar tugas-tugas
yang sudah diberikan itu tidak dikerjakan sesuai kehendak yang
menjlankan sja, namun sesuai dengan aturan sehingga menyumbang
terhadap pencapaian tujuan yang telah disepakati.
Pengarahan diperlukan agar kegiatan yang dilakukan bersama itu itu
tetap melalui jalur yang telah ditetapkan, tidak terjadi penyimpangan
yang dapat menimbulkan pemborosan. Suatu kerja sama juga
proses pemantauan (monitoring) yaitu suatu kegiatan untuk
mengumpulkan data dalam usaha mengetahui sudah sampai seberapa
jauh kegiatan pendidikan telah mencapai tujuannya. Pemantauan
dilakukan untuk mendapatkan bukti-bukti atau data dalam menetapkan
apakah tujuan tercapai atau tidak.
Ketiga, administrasi pendidikan dapat dilihat dengan kerangka
berpikir sistem. Sistem adalah keseluruhan yang terdiri dari bagian-
7
Proses belajar :GuruKurikulumLingkunganMuridSarana/prasaranaOrganisasi sekolah
bagian yang berinteraksi dalam suatu proses untuk mengubah masukan
menjadi keluaran.
Masukan keluaran
Murid lulusan
Gambar 6.1 Administrasi pendidikan sebagai suatu sistem
Jika kita melihat administrasi pendidikan sebagai sistem, maka kita
berusaha melihat bagian-bagian sistem itu serta interaksinya satu sama
lain. Bagian-bagian itu juga sering disebut dengan komponen. Dengan
meninjau komponen-komponen tersebut serta hubungannya satu sama
lainnya, diharapkan kekurangan-kekurangannya sehingga dapat
menetapkan apa yang sebaiknya dilakukan untuk memperbaiki
komponen itu atau membangkangnya.
Keempat, administrasi juga dapat dilihat dari segi manajemen. Jika
administrasi dilihat dari sudut ini, perhatian tertuju kepada usaha untuk
melihat apakah pemanfaatan sumber-sumber yang ada dalam
pencapaian tujuan pendidikan sudah mencapai sasaran yang yang
ditetapkan dan apakan dalam pencapaian tujuan itu tidak terjadi
pemborosan.
Kelima, administrasi pendidikan dilihat dari segi kepemimpinan.
Dari segi kepemimpinan merupakan usaha untuk menjawab pertanyaan
bagaimana kemampuan administrator pendidikan itu, apakah ia dapat
melaksanakan tut wuri handayani, ing madyo mangun kerso, ing ngarso
sungtulodo dalam pencapaian tujuan pendidikan. Dengan perkataan
lain, bagaimana ia menggerakkan orang lain untuk bekerja lebih giat
dengan mempengaruhi dan mengawai, bekerja bersama-sama, dan
8
memberi contoh. Menjadi suatu keharusan administrator yang ingin
berhasil harus memhami teori dan praktek kepemimpinanya, serta
mampu dan mau untuk melaksanakan pengetahuan dan kemampuannya
itu.
Keenam, administrasi pendidikan dilihat dari proses pengambilan
keputusan. Untuk melakukan kerja sama dan memimpin kegiatan
sekelompok orang bukanlah pekerjaan yang mudah. Seringkali
administrator dihadapkan dengan berbagai macam masalah dan harus
memecahkannya. Untuk memecahkan masalah tersebut diperlukan
kemampuan dalam mengambil keputusan, yaitu memilih kemungkinan
tindakan yang terbaik dari sejumlah kemungkinan-kemungkinan
tindakan yang dapat dilakukan. Dalam melaksanakan tugasnya, setiap
saat guru harus mengambil keputusan apa yang terbaik untuk muridnya.
Karena mengambil keputusan selalu memiliki resiko, maka guru harus
mempelajari bagaimana mengambil keputusan yang baik. Administrasi
pendidikan merupakan ilmu yang dapat menuntun pengambilan
keputusan pendidikan yang baik.
Ketujuh, administrasi pendidikan dilihat dari aspek komunikasi.
Komunikasi dapat diartikan secara sederhana sebagai usaha untuk
membuat orang lain mengerti apa yang kita maksudkan, dan kita juga
mengerti apa yang dimaksudka orang lain itu. Jika dalam kerja sama
pendidikan tidak ada komunikasi, maka orang yang bekerja sama itu
tidak saling mengetahui apa yang dikerjakan atau apa yang diinginkan
teman sekerjanya. Bila hal ini terjadi, sebenarnya kerja sama itu tidak
da adan oleh karena itu administrasi juga tidak ada.
Kedelapan, administrasi seringkali diartikan dalam arti sempit,
yaitu kegiatan ketatausahaan yang intinya adalah kegiatan rutin catat-
mencacat, mendokumentasikan kegiatan, menyelenggarakan surat-
menyurat dengan segala aspeknya, serta mempersiapkan laporan.
9
Pengertian yang demikian tidak terlalu salah, karena setiap aspek
kegiatan administrasi dengan pengertian di atas, selalu memerlukan
kegiatan pencatatan. Hanya yang perlu didingat, kegiatan tata usaha itu
tidak seluruhnya mencerminkan pengertian administrasi daslam arti
yang telah dipaparkan pada butir-butir satu sampai tujuh di atas.
Uraian di atas mencoba mencoba menjelaskan pengertian
administrasi pendidikan tanpa mengemukakan definisi dengan satu
pengertian saja, karena satu definisi saja tidak dapat menjelaskan
administrasi pendidikan dengan gamblang, karena administrasi
pendidikan memiliki banyak muka (dimensi).
2. Konsep Administrasi pendidikan
Untuk memhami konsep-konsep yang erat hubungannya dengan
administrasi pendidikan di sekolah kita perlu menelusuri konsep sistem
pendidikan nasional, dan sekolah sebagai bagian dari sistem
pendidikan nasional itu.
a. Sistem pendidikan nasional
Cara yang paling baik untuk memahami sistem pendidikan
nasional adalah dengan membaca definisi sistem pendidikan nasional
itu dari Undang-Undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 1989
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Agar tidak keliru, maka dikutip
langsung dari Bab I Pasal I Ayat 3 Undang-undang tersebut , sebagai
berikut :
“ sistem pendidikan nasional adalah satu keseluruhan yang terpadu
dari semua satuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan satu
dengan yang lainnya untuk mengusahakan tercapainya tujuan
pendidikan nasional.”
10
Dalam penjelasan undang-undang tersebut , dikemukakan bahwa
sebutan sistem pendidikan nasional merupakan perluasan dari
pengertian sistem pengajaran nasional yang termaktub dalam Undang-
Undang Dasar 1945 BAB XIII, Pasal 31 Ayat 2. Perluasan ini
memungkinkan Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 tidak membatasi
pada pengajaran saja, namun meluas kepada masalah yang
berhubungan dengan pemebentukan manusia Indonesia. Beberapa hal
lain yang ditemukan dalam undang-undang tersebut adalah : a) sistem
pendidikan nasional merupakan alat dan sekaligus tujuan yang sangat
penting dalam mencapai cita-cita nasional; b) sistem pendidikan
nasional dilaksanakan secara semesta, menyeluruh, dan terpadu.
Semesta diartikan sebagai terbuka bagi seluruh rakyat dan berlaku
diseluruh wilayah negara; menyeluruh diartikan sebagai mencakup
semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan; dan terpadu diartikan
sebagai salang keterkaitannya sistem pendidikan nasional itu dengan
seluruh usaha pembangunan nasional; c) pengelolaan sistem
pendidikan nasional adalah tanggung jawab Menteri P dan K (UUSPN
No. 2/89 Pasal 49).
Pertama, sistem pendidikan nasional mempunyai satuan dan
kegiatan. Satuan pendiikan adalah lembaga kegiatan belajar-mengajar
yang dapat mempunyai wujud sekolah, kursus, kelompok belajar,
ataupun bentuk lain yang berlangsung dalam bangunan tertentu atau
tidak.
Kedua, sistem pendidikan nasional adalah alat dan tujuan dalam
mencapai cita-cita pendidikan nasional, sebagai alat berarti suatu
sistem itu merupakan wadah yang dialaminya terdapat kegiatan untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional. Sebagai tujuan, sistem
11
pendidikan nasional memberikan rambu-rambu kemana arah dan
bagaimana seharusnya pendidikan nasional itu dikelola.
Ketiga, sebagai suatu sistem, pendidikan nasional harus dilihat
sebagai keseluruhan unsur atau komponen dan kegiatan pendidikan
yang ada di nusantara ini. Unsur-unsur yang membentuk sistem ini
saling berkaitan satu sama lain dan saling menunjang dalam rangka
pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Unsur-unsur sistem pendidikan nasional menurut UU No. 2 tahun
1989 itu dapat dibedakan atas :
a. Unsur I : Dasar, fungsi, dan tujuan sistem (Bab I)
b. Unsur II : Norma yang dipakai dalam sistem (Bab
III ,X ,XI ,XII ,XIII,
Bab XVIII, XV, XVI, Bab XIX, XX)
c. Unsur III : Jenjang pendidikan (Bab V)
d. Unsur IV : Peserta didik (Bab VI)
e. Unsur V : Tenaga kependidikan (Bab VII)
f. Unsur VI : Sumbar daya pendidikan (Bab VIII)
g. Unsur V : Kurikulum ( Bab IX)
h. Unsur VII : Organisasi ( Bab XIV, XV)
b. Sekolah sebagai Bagian Sistem Pendidikan Nasional
Jenjang pendidikan adalah unsur atau komponen sistem pendidikan
nasional, yaitu termasuk dalam kompenen oraganisasi. Jenjang
pendidikan terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan
pendidikan tinggi. Di dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
No. 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah, pendidikan
menengah didefinisikan sebagai pendidikan yang diselenggerakan
bagi lulusan pendidikan dasar. Pendidikan menengah memiliki bentuk
12
Masukan
Peserta
didik
Proses Keluaran
Dasar, fungsi, dan tujuanNorma : hak warga negara, hari belajar dan libur sekolah, bahasa pengantar, penilaian, peran serta masyarakat, pengelolaan, pengawasan, ketentuan pidana, ketentuan peralihan, ketentuan penutupTenaga kependidikanSumber daya pendidikan KurikulumBadan Pertimbangn Pendidikan NasionalOrganisasi (satuan, jalur, jenis, jenjang, pengelolaan)
LULUSAN
satuan pendidikan yang terdiri atas : a) sekolah menengah umum, b)
sekolah menengah kejuruan, c) sekolah menengah keagamaan, d)
sekolah menengah kedinasan, dan e) sekolah menengah luar biasa.
Sebagai suatu unsur atau komponen sistem pendidikan nasional,
sekolah menengah harus ikut menyumbang terhadap tercapainya
tujuan pendidikan nasional. Berikut ini adalah bagan yang melihat
sistem pendidikan dari unsur-unsur yang ada di dalamnya.
Gambar 6.2 skema sistem pendidikan nasional
2.2 Fungsi Administrasi Pendidikan
Paparan tentang fungsi administrasi pendidikan terutama dalam
konteks sekolah perlu dimulai dari tinjauan tentang tujuan pendidikan,
dalam hal ini tujuan sekolah menengah. Hal ini disebabkan oleh adanya
prinsip bahwa pada dasarnya kegiatan administrasi pendidikan
dimaksudkan untuk pencapaian tujuan pendidikan itu. Tujuan itu dicapai
dengan melalui serangkaian usaha mulai dari perencaan sampai pelaksaan
13
evaluasi terhadap usaha tersebut. Pada dasarnya fungsi administrasi
merupakan proses pencapaian tujuan melalui serangkaian usaha tersebut
(Longenecker, 1964). Oleh karena itu, fungsi administrasi pendidikan
dibicarakan sebagai serangkaian proses kerja samauntuk mencapai tujuan
pendidikan itu.
1. Tujuan Pendidikan Menengah
Tujuan pendidikan menengah perlu dibicarakan, dengan alasan :
a) Tujuan pendidikan menengah merupakan jabaran dari tujuan
pendidikan nasional,
b) Tujuan pendidikan menengah merupakan titik berangkat
administrasi pendidikan pada jenjang sejkolah menengah,
c) Tujuan pendidikan menengah itu juga merupakan tolak ukur
keberhasilan kegiatan administrasi pendidikan di jenjang
pendidikan itu.
Di dalam UU No. 2 Tahun 1989 disebutkan bahwa tujuan nasional
pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi
pekerti luhur,memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan
jasmani dan rohani, memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri,
serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Tujuan nasional tersebut kemudian dijabarkan dalam tujuan
institusional, yaitu tujuan untuk tiap jenjang pendidikan. Peraturan
Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990 adalah peraturan yang mengatur
institusi pendidikan menengah yang menyatakan tujuan pendidikan
menengah adalah :
a) Meningkatkan pengetahuan siswa untuk melanjutkan
pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk
14
mengembangkan diri sejalan dengan ilmu
pengetahuan,teknologi dan kesenian,
b) Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat
dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan
sosial, budaya, dan alam sekitarnya.
Tujuan khusus SMA mencakup bidang pengetahuan, keterampilan,
serta nilai dan sikap.
a) Di bidang pengetahuan
1) Memiliki pengetahuan tentang agama dan ataukepercayaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa,
2) Memiliki pengetahuan yang fungsional tentang fakta dan
kejadian penting actual, baik local, regional, nasional maupun
internasional,
3) Mengetahui pengetahuan dasar dalam bidang matematika, ilmu
pengetahuan alam, ilmu pengetahuan social, dan bahasa,
b) Di bidang keterampilan
1) Menguasai cara belajar yang baik,
2) Memiliki keterampilan memecahkan masalah dengan
sistematik,
3) Memiliki keterampilan mengadakan komunikasi social dengan
orang lain, baik lisan maupun tulisan, dan keterampilan
mengekspresikan diri sendiri,
4) Memiliki ketrampilan olah raga dan kebiasaan berolah raga.
c) Di bidang nilai dan sikap
1) Menerima dan melaksanakan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945.
2) Menerima dan melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang dianutya,serta
menghormati ajaran agama dan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa yang dianut orang lain.
15
3) Mencintai sesama manusia,bangsa,dan lingkungan sekitarya.
4) Memiliki sikap demokratis dan tenggang rasa.
5) Memiliki rasa tanggung jawab dalam pekerjaan dan
masyarakat.
6) Dapat mengapresiasikan kebudayaan dan tradisi nasional.
7) Percaya pada diri sendiri dan bersikap mahakarya.
8) Memiliki minat dan sikap positif terhadap ilmu pengetahuan.
9) Memiliki kesadaran akan disiplin dan patuh pada
peraturan yang berlaku bebas dan jujur.
10) Memiliki inisiatif,daya kreatif,sikap kreatif,sikap
kritis,rasional,dan objektif dalam memecahkan
persoalan.
11) Memilik sikap hematdan produktif.
12) Memiliki minat dan sikap yang positif dan konstruksi
terhadap olah raga dan hidup sehat.
13) Menghargai setiap jenis pekerjaan dan persentasi kerja di
masyarakat tanpa memandang tinggi rendahnya nilai
sosial/ekonomi masing-masing jenis pekerjaan tersebut
dan berjiwa pengabdian pada masyarakat.
14) Memiliki kesadaran menghargai waktu.
Tujuan nasional serta nasional serta tujuan institusional itu harus
selalu dijadikan pedoman sekolah dan guru dalam melaksanakan
tugas-tugasnya.untuk guru,tujuan-tujuan tersebut perlu dijabarkan
lagi kedalam tujuan yang lebih sempit sehingga dapat dijadikan
pedoman operasional dalam mengejar.berturut-turut institusional
itu dijabarkan secara hierarkis menjadi tujuan;
(1)kurikuler,
(2)instruksional umum,
(3) instruksional khusus.
Adapun penjelasan masing-masing tujuan itu adalah:
16
a) Tujuan kurikuler, yaitu tujuan suatu mata pelajaran dalam suatu
institusi, misalnya tujuan pengajaran sejarah di sekolah menengah
umum.
b) Tujuan instruksional umum, yaitu suatu pokok bahasan tertentu
suatu mata pelajaran dalam suatu tingkat dan dalam suatu jenjang
institusi, misalnya tujuan pengajaran sejarah kelas dua sekolah
menengah umum.
c) Tujuan instruksional khusus, yaitu tujuan suatu mata pelajaran
dalam suatu periode atau unit waktu tertentu dalam suatu tingkat
pada jenjang institusi, misalnya tujuan pengajaran sejarah selama
tiga minggu masing-masing tiga jam pengajaran di kelas satu
sekolah menengah umum.
2. Proses sebagai fungsi administrasi pendidikan menengah
Agar kegiatan dalam komponen administrasi pendidikan dapat
berjalan dengan baik dan mencapai tujuan, kegiatan tersebut harus
dikelola melalui sesuatu tahapan proses yang merupakan daur (siklus),
mulai dari perencanaan, pengorganisassi, pengarahan,
pengkoordinasian, pembiayaan, pemantauan, dan penilaian seperti telah
disinggung secara garis besar pada bagian terdahulu. Di bawah ini akan
diuraikan proses tersebut lebih rinci. Adapun proses administrasi
pendidikan itu meliputi fungsi-fungsi sebagai berikut :
a) Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses mempersiapkan
serangkaian pengambilan keputusan untuk dilakukannya tindakan
dalam mencapai tujuan organisasi. Perencanaan adalah pemilihan
dari sejumlah alternatif tentang penetapan prosedur pencapaian,
serta perkiraan sumber yang dapat disediakan untuk mencapai
tujuan tersebut. Yang dimaksud dengan sumber meliputi sumber
manusia, material, uang, dan waktu. Dalam perencanaan, kita
mengenal beberapa tahap, yaitu tahap,
17
a. Identifikasi masalah,
b. Perumusan masalah,
c. Penetapan tujuan,
d. Identifikasi alternatif,
e. Pemilihan alternatif, dan
f. Elaborasi alternatif.
Perencanaan pendidikan di pendidikan menengah dapat dibedakan
atas beberapa kategori yaitu.:
1. Menurut jangkauan waktunya, perencanaan pendidikan di
pendidikan menengah dapat dibagi menjadi perencanaan
jangka pendek, perencanaan jangka menengah, dan
perencanaan jangka panjang.
2. Menurut timbulnya, perencanaan dapat dibedakan atas
perencanaan yang berasal dari bawah, berasal dari atas,
3. Menurut sudut besarannya, perencanaan dapat dibedakan
atas perencanaan makro, perencanaan meso, dan
perencanaan mikro.
4. Menurut pendekatannya, perencanaan dapat dibedakan atas
perencanaan terpadu, perencanaan berdasarkan program,
5. Menurut pelakunya, perencanaan dapat dibedakan atas
perencanaan individual, perencanaan kelompok, dan
perencanaan lembaga.
b) Pengorganisasian
Pengorganisasian di sekolah dapat didefinisikan sebagai
keseluruhan proses untuk memilih dan memilah orang-orang
(guru dan personal sekolah lainya) serta mengalokasikan
prasarana dan saran untuk menunjang tugas orang-orang itu
dalam rangka mencapai tujuan sekolah. Termasuk di dalam
kegiatan pengorganisasian adalah penetapan tugas, tanggung
jawab, dan wewenang orang-orang tersebut serta mekanisme
kerjanya sehingga dapat menjadi tercapainya tujuan sekolah itu.
18
c) Pengarahan
Pengarahan diartikan sebagai suatu usaha untuk menjaga
agar apa yang telah direncanakan dapat berjalan seperti yang
dikehendaki. Suharsimi Arikunto (1988) memberikan definisi
pengarahan sebagai penjelasan, petunjuk, serta pertimbangan
dan bimbingan terhadap pra petugas yang terlibat, baik secara
struktural maupun fungsional agar pelaksanaan tugas dapat
berjalan dengan lancar. Kegiatan pengarahan dapat dilakukan
dengan berbagai cara antara lain :
a. Melaksanakan orientasi tentang pekerjaan yang akan
dilakukan individu atau kelompok
b. Memberikan petunjuk umum dan petunjuk khusus, baik
secara lisan atau tertulis, secara langsung atau tidak
langsung.
d) Pengkoordinasian
Pengkoordinasian di sekolah diartikan sebagai usaha untuk
menyatupadukan kegiatan dari berbagai individu atau unit di
sekolah agar kegiatan mereka berjalan selaras dengan anggota
atau unit lainnya dalam usaha mencapai tujuan sekolah.
Pengkoordinasian dapat dilakukan melalui berbagai cara:
a. Melaksanakanpenjelasan singkat (briefing)
b. Mengadakan rapat kerja
c. Memberikan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis,
d. Member umpan balik tentang hasil suatu kegiatan
e) Pembiayaan
Pembiayaan sekolah adalah kegiatan mendapatkan biaya
serta mengelola anggaran pendapatan dan belanja pendidikan
menengah. Kegiatan ini dimulai dari perencanaan biaya, usaha
untuk mendapatkan dana yang mendukung rencana itu,
penggunaan, serta pengawasan penggunaan anggaran tersebut.
f) Penilaian
19
Dalam waktu-waktu tertentu, sekolah, pada umumnya atau
anggota organisasi seperti guru, kepala sekolah, dan murid pada
khususnya harus melakukan penilaian tentang seberapa jauh
tujuan yang telah ditetapkan tercapai, serta mengetahui kekuatan
dan kelemahan program yang dilaksanakan. Secara lebih rinci
maksud penilaian adalah untuk:
1. Memperoleh dasar bagi pertimbangan apakah pada akhir
suatu periode kerja pekerjaan tersebut berhasil,
2. Menjamin cara bekerja yang efektif dan efisien,
3. Memperoleh fakta-fakta tentang kesurakan-kesukaran dan
untuk menghidarkan situasi yang dapat merusak, serta
4. Memajukan kesanggupan para guru dan orang tua murid
dalam mengembangkan organisasi sekolah.
2.3 Lingkup Bidang Garapan Administrasi Pendidikan Menengah
Dari uraian di atas ampak bahwa pokok dari administrasi pendidikan
menengah adalah semua bentuk usaha bersama untuk mencapai tujuan
pendidikan menengah dengan merancang, mengadakan, dan
memanfaatkan sumber-sumber (manusia, uang, peralatan, dan waktu).
Tujuan pendidikan menengah memberikan arah kegiatan serta kriteria
keberhasilan kegiatan itu dan juga merupakan landasan kegiatan
administrasi pendidikan menengah tersebut.
Untuk memahami apa yang telah diuraikan secara lebih baik, secara
ringkas perlu ditegaskan hal-hal berikut :
1. Administrasi pendidikan menengah merupakan suatu proses yang
merupakan daur (siklus) penyelenggaraan pendidikan menengah,
dimulai dari perencanaan, diikuti oleh pengorganisasian,
pengarahan, pelaksanaan, pemantauan dan penilaian tentang usaha
sekolah untuk mencapai tujuannya.
20
2. Administrasi pendidikan merupakan bentuk kerja sama personel
pendidikan menengah untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan
umum yang akan dicapai dalam kerja sama itu adalah membentuk
kepribadian murid sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dan
sesuai dengan tingkat perkembangannya pada usia pendidikan
menengah.
3. Administrasi pendidikan menengah merupakan usaha untuk
melakukan menejemen sistem menejemen menengah.
4. Administrasi pendidikan menengah merupakan kegiatan
memimpin, mengambil keputusan, serta komunikasi dalam
organisasi sekolah sebagai usaha untuk mencapai tujuan
pendidikan menengah itu.
Sekolah merupakan bentuk organisasi pendidikan. Seperti yang telah
dijelaskan, organisasi diartikan sebagai wadah dari kumpulan manusia
yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu dengan memanfaatkan
manusia itu sebagai sumber , seperti sumber yang ada di luar dirinya,
seperti uang, material,dan waktu. Agar kerja sama itu berjalan dengan
baik, maka perlu adanya aturan. Sekolah adalah organisasi yang diadakan
untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam hal pendidikan menengah,
maka organisasi itu diadakan untuk mencapai tujuan pendidikan
menengah.
Bila diamati lebih lanjut ada beberapa hal penting yang menjadi ciri
organisasi sekolah, termasuk pendidikan menengah. Ciri tersebut adalah :
a) Adanya interaksi berbagai unsur sekolah. Interaksi itu memiliki
tujuan, pola, dan aturan. Tujuan berarti sesuatu yang ingin dicapai
sekolah melalui antar unsur sekolah tersebut. Pola mengandung
pengertian bentuk prilaku yang relatif tetap. Sedangkan aturan
mempunyai arti bahwa kelompok tersebut menganut norma-norma
tertentu dalam melaksanakan interaksi itu.
21
Interaksi antar unsur di sekolah meliputi :
1) interaksi yang ada disekolah itu sendiri, yaitu antara guru
dengan kepala sekolah, antara guru dengan guru, antara
guru dengan karyawan, guru dengan siswa, siswa dengan
siswa, siswa dengan karyawan, dan karyawan dwngan
karyawan.
2) Interaksi antara sekolah dengan lembaga pendidikan
lainnya, misalnya antara sekolah dengan sekolah lain yang
setingkat atau sekolah lain yang lebih tinggi tingkatnya.
3) Interaksi antara sekolah dengan lembaga nonpendidikan,
seperti interaksi antara pendidikan menengah dengan
karang taruna, dan lain-lain.
4) Interaksi antara sekolahdan masyarakat, misalnya interaksi
sekolah dengan orang tua, dengan kepolisian, dan
sebagainya.
b) Adanya kegiatan. Kegiatan untuk mencapai tujuan sekolah sangat
banyak. Agar lebih mudah, kegiatan ini dapat ditinjau dari dua
dimensi yaitu dimensi pengajaran dan dimensi pengolahan. Ada
kegiatan yang berhubungan langsung dengan kegiatan pengajaran
ada pula yang tidak langsung. Demikian pula ada kegiatan yang
langsung berhubungan dengan kegiatan pengolahan ada pula yang
tidak. Jika dimensi itu digabungkan kita dapat membedakan
kegiatan itu menjadi empat kategori pokok, dan satu kategori
pendukung, yaitu :
1) Yang berhubungan langsung dengan pengajaran sekaligus
pengolahan, meliputi :
kurikulum
supervisi
2) Yang berhubungan langsung dengan pengelolaan tetapi tidak
langsung dengan pengajaran, yaitu :
Kemuridan
22
Keuangan
Sarana dan pra sarana
Kepegawaian
Layanan khusus
3) Yang tidak berhubungan langsung baik pengajaran maupun
pengolalaan, yaitu :
Hubungan sekolah – masyarakat
BP3
4) Yang tidak langsung berhubungan dengan pengelolaan tetapi
langsung dengan pengajaran.
5) Kegiatan pendukung, yaitu pengelolaan ketatausahaan yang
diperlukan oleh semua butir 1 samapi 4.
Kegiatan tersebut yang merupakan komponen administrasi pendidikan
menengah, dapat digambarkan dalam perempatan (kuadran) seperti gambar 6.3.
Di dalam bagan tersebut kegiatan sekolah dibedakan dalam dua aspek untuk
memudahkan abstraksi. Aspek dibedakan dalam dua aspek untuk memudahkan
abstraksi. Aspek pertama, kegiatan sekolah yang berhubungan dengan pengajaran,
dan aspek kedua kegiatan sekolah yang berhubungan dengan pengelolaan. Dari
kedua aspek itu kemudian dilihat sifat hubungan tersebut yaitu ada yang langsung
dan tidak langsung. Dengan demikian diperoleh lima buah klasifikasi kegiatan
yaitu:
(1) Yang berhubungan langsung dengan pengajaran dan juga langsung
dengan pengelolaan,
(2) Yang berhubungan langsung dengan pengajaran tetapi tidak
berhubungan langsung dengan pengelolaan,
(3) Yang tidak berhubungan langsung dengan pengajaran tetapi
berhubungan langsung dengan pengelolaan,
(4) Yang tidak berhubungan langsung dengan pengajaran dan tidak
berhubungan langsung dengan pengelolaan,
23
(5) Yang langsung atau tidak langsung berhubungan dengan keempat jenis
kegiatan tersebut.
2.4 PERANAN GURU DALAM ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Telah disebutkan dalam bab 1 bahwa tugas utama guru yaitu mengelola
proses belajar mengajar dalam suatu lingkungan tertentu,yaitu sekolah, Sekolah
merupakan subsistem pendidikan nasional dan di samping sekolah, sistem
pendidikan nasional itu juga mempunyai komponen-komponen lainnya. Guru
harus memahami apa yang terjadi di lingkungan kerjanya.
Di sekolah guru berada dalam kegiatan administrasi sekolah.Sekolah
melaksanakan kegiatanya untuk menghasilkan lulusan yang jumlah serta mutunya
telah ditetapkan. Dalam lingkup administrasi sekolah itu peranan guru. sangat
penting. Dalam menetapkan kebijaksanaan dan melaksanakan proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pembiayaan dan penilaian
kegiatan kurikulum, kesiswaan, sarana dan prasarana, personalia sekolah,
keuangan dan hubungan sekolah-masyarakat, guru harus aktif memberikan
sumbangan, baik pikiran maupun tenaganya. Administrasi sekolah adalah
pekerjaan yang sifatya kolaboratif, artiya pekerjaan yang didasarkan atas kerja
sama, dan perlu bersifat individual. Olah karena itu, semua personal sekolah
termasuk guru harus dilibat.
Di dalam peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1992, Pasal 20
disebutkan bahwa: ’’Tenaga kependidikan yang akan ditugaskan untuk bekerja
sebagai pengelola satuan pendidikan dan pengawas pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah dipilh dari kalangan guru, ’’ini berarti, bahwa selain perananya
untuk menyukseskan kegiatan administrasi di sekolah, guru perlu secara sungguh-
sungguh menimba pengalaman dalam administrasi sekolah, jika karier yang
ditempuhnny nanti adalah menjadi pengawas, kepala sekolah atau pengelola
satuan pendidikan yang lain.
24
BAB III
TANGGAPAN DAN KESIMPULAN
3.1 Tanggapan
Menanggapi materi di atas, menurut saya adanya
administrasi pendidikan itu sangat penting. Administrasi pendidikan
sebagai ilmu yang mempelajari penataan sumberdaya yaitu manusia,
kurikulum atau sumber belajar dan fasilitas untuk mencapai tujuan
pendidikan. Menurut saya administrasi itu erat hubungannya dengan
organisasi karena terjadinya kerja sama antara dua orang atau lebih.
Untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan
bangsa maka seorang administrator harus benar-benar memahami
tentang maksud atau tujuan dari administrasi pendidikan. Dengan
adanya administrasi pendidikan maka akan ada saling kerja sama antara
personil-personil yang ada di dalam lingkup garapan administrasi
pendidikan seperti kepala sekolah, guru, siswa, serta karyawan sehingga
tujuan pendiikan nasional akan lebih mudah untuk dicapai.
Berdasarkan materi di atas, menurut saya administrasi pendidikan
meliputi banyak aspek. Dari aspek-aspek tersebut administrasi
pendidikan dapat di artikan sebagai suatu proses untuk mencapai tujuan
pendidikan. Proses itu dimulai dari perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pemantauan, dan penilaian. Paparan tentang fungsi
administrasi pendidikan terutama dalam konteks sekolah perlu dimulai
dari tinjauan tentang tujuan pendidikan, dalam lingkup administrasi
sekolah peranan guru sangat penting. Dalam menetapkan kebijaksanaan
dan melaksanakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengkoordinasian, pembiayaan dan penilaian kegiatan kurikulum,
kesiswaan, sarana dan prasarana, personalia sekolah, keuangan dan
hubungan sekolah-masyarakat, guru harus aktif memberikan
sumbangan, baik pikiran maupun tenaganya.
25
Berdasarkan materi tersebut di atas , menurut pendapat saya
administrasi pendidikan sangat penting dan sangat berpengaruh dalam
dunia pendidikan. Karena dalam dunia pendidikan dibutuhkan
kerjasama untuk mencapai tujuan pendidikan .administrasi pendidikan
menurut saya berhubungan erat dengan organisasi karena di dalam
organisasi itu tajadi kerjasama antara dua orang atau lebih. Proses
administrasi pendidikan dimulai dari perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pemantauan, dan penilaian. Dengan adanya administrasi
pendidikan , tujuan pendidikan akan lebih mudah tecapai karena warga
dalam lingkup pendidikan seperti kepala sekolah , guru , beserta staf-
staf yang lain ikut andil dan bekerja sama demi tercapai nya suatu
tujuan pendidikan.
Administrasi pendidikan merupakan kerja sama untuk mencapai
suatu tujuan pendidikan nasional, dan untuk memperoleh suatu
pengajaran atau proses belajar diperlukan kerja sama antara semua
pihak sekolah dari kepsek sampai murid. Dari uraian tersebut
administrasi pendidikan memiliki 8 aspek, dimana dengan terwujudnya
aspek tersebut pendidikan disekolah semakin baik dan sistem
pendidikan nasional merupakan satu dari keseluruhan yang terpadu dari
semua satuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan
lainnya untuk mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan nasional
dan sebagai alat dan tujuan untuk mencapai cita-cita nasional, yang
berkaitan sama lain dan saling menunjang dalam rangka pencapaian
tujuan pendidikan nasional tersebut dan mengacu pada UU.
1. Tanggapan Kelompok
Administrasi pendidikan sebagai sudut pandang kerja sama dalam
pencapaian tujuan pendidikan nasional. Pendidikan merupakan suatu
sistem yang di dalam sistem itu harus ada kerja sama agar antara
komponen-komponen sistem tersebut terjadi komunikasi sehingga
tujuan pendidikan nasional dapat terwujud. Pengetahuan tentang
26
administrasi pendidikan tentu sangat penting bagi seorang guru atau
calon guru karena hal itu sangat membantu tenaga pendidik khususnya
guru agar dapat melaksanakan tugasnya dengan tepat.
3.2 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa administrasi pendidikan pada intinya adalah
segenap proses pengarahan atau pengintegrasian segala sesuatu atau potensi
dalam suatu aktifitas kelambagaan, baik personal, spiritual dan meteril, yang
bersangkutan dengan pencapaian tujuan pendidikan. ruang lingkup
administrasi pendidikan diantaranya : bidang tata usaha, bidang personalia
murid, bidang personalia guru, bidang pengawasan, dan bidang pelaksanaan
dan pembinaan kurikulum. Tujuan mempelajari administrasi pendidikan
yaitu menyediakan dasar konseptual dengan mendefinisikan administrasi
dengan mengimplementasikannya dalam kegiatan pendidikan. Berikut ini
fungsi-fungsi administrasi pendidikan yang juga dapat diimplementasikan
dalam kegiatan pendidikan yaitu : fungsi perencanaan, fungsi
pengorganisasian, fungsi penggerakan, fungsi pengkoordinasian, fungsi
pengarahan dan fungsi pengawasan.
27
DAFTAR PUSTAKA
http://harisnawati.blogspot.com/2012/12/administrasi-pendidikan-dalam-profesi.html
Soetjipto dan Rafflis Kosasi.2009.Profesi Keguruan.Jakarta: Rineka Cipta
29
Recommended