View
5
Download
1
Category
Preview:
Citation preview
ANALISA JOINT SPACE DENGAN KLIKING DAN
NONKLIKING MENGGUNAKAN
RADIOGRAFI TMJ
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi
syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi
Kasturri Chellappah
NIM : 130600156
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2019
Universitas Sumatera Utara
Fakultas Kedokteran Gigi
Unit Radiologi Kedokteran Gigi
Tahun 2019
Kasturri Chellappah
Analisis joint space dengan kliking dan nonkliking menggunakan radiografi
TMJ
x + 34 halaman
Sendi temporomandibula (TMJ) merupakan sendi yang menghubungkan
mandibula dengan tulang temporal. Otot-otot yang tidak seimbang disekitar TMJ dan
adanya otot hiperaktif di area TMJ dapat menyebabkan terjadinya kliking. Kliking
pada TMJ dapat mengakibatkan keluhan nyeri pada wilayah TMJ dan kelelahan otot
craniocervicofacial, terutama otot pengunyahan, pembatasan pergerakan mandibula
dan adanya articular mengklik. Radiografi TMJ dapat digunakan untuk memberikan
informasi mengenai joint space pada sendi temporomandibula pada penderita kliking.
Penelitian bertujuanuntuk mengetahui jarak joint space pada kliking dan non kliking.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik. Metode pengambilan sampel
dilakukan dengan menggunakan non random purposive sampling. Cara pengukuran
dilakukan dengan mengukur jarak joint space dari titik terendah fossa mandibula ke
titik tertinggi condylar.Hasil penelitian diperoleh bahwa rata-rata jarak joint space
pada kliking adalah 3,962 dan pada non kliking adalah 3,392.Kesimpulan penelitian
adalah dengan menggunakan uji t-berpasangan, tidakterdapat perbedaan yang
signifikan pada joint spacedengan kliking dan non kliking menggunakan radiografi
TMJ.
Daftar Rujukan : 22 (2003-2018)
Universitas Sumatera Utara
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan
di hadapan tim penguji tim penguji skripsi
Pembimbing : Tanda Tangan
Cek Dara Manja, drg., Sp. RKG …………………..
NIP. 19730713 200212 2 003
Universitas Sumatera Utara
TIM PENGUJI SKRIPSI
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji
pada tanggal 10 Oktober TIM PENGUJI
KETUA : Cek Dara Manja, drg., Sp. RKG
ANGGOTA : 1. Dr. Trelia Boel, drg., M.Kes., Sp. RKG (K)
2. Lidya Irani Nainggolan, drg.,Sp.RKG (K)
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan atas rahmat dan karunia- Nya yang telah
diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini untuk memenuhi
kewajiban penulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Kedokteran Gigi pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara di
Medan.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
Ayahanda tercinta Chellappah dan Ibunda tersayang Rukumani atas segala kasih
sayang maupun material yang tidak akan terbalas oleh penulis sampai kapan pun.
Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan dan bantuan
dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati dan penghargaan yang
tulus, penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Dr. Trelia Boel, drg., M.Kes., Sp.RKG (K), selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Sumatera Utara.
2. Cek Dara Manja, drg.,Sp.RKG sebagai pembimbing skripsi yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membimbing penulis serta tanpa
lelah terus memberikan arahan, masukan, dan semangat kepada penulis selama
penyusunan skripsi ini, sehingga dapat diselesaikan dengan baik.
3. Lidya Irani Nainggolan, drg., Sp. RKG (K), Dewi Kartika, drg, MDSc, dan
Maria Novita Helen Sitanggang, drg, MDSc selaku staf pengajar Unit Radiologi
Kedokteran Gigi yang telah membimbing, mendidik, dan memberikan masukan
kepada penulis.
4. Pegawai Unit Radiologi Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Sumatera Utara
5. Seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang
banyak membimbing dan memberikan ilmunya kepada penulis selama menjalani
pendidikan.
Universitas Sumatera Utara
6. Sahabat-sahabat tersayang yang telah memberikan doa, bantuan, serta motivasi
kepada penulis pada penelitian ini.
7. Semua teman-teman Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara dan
semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu dalam pengantar ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak
kekurangan, oleh karena itu penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila
terdapat kesalahan selama penulis melakukan penelitian dan penyusunan skripsi ini.
Dengan kerendahan hati penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan
sumbangan pikiran yang berguna bagi pengembangan disiplin ilmu bagi masyarakat
dan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara khususnya Unit Radiologi
Kedokteran Gigi.
Medan, Oktober 2019
Penulis,
(Kasturri Chellappah)
NIM: 130600156
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................. i
ABSTRAK……………………………………………………………….. ii
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................... iii
KATA PENGANTAR................................................................................. iv
DAFTAR ISI.............................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... viii
DAFTAR TABEL................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... x
BAB1 PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 3
1.4 Hipotesis Penelitian…………………………………. 3
1.5 Manfaat Penelitian.................................................................... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 4
2.1 Sendi Temporomandibular (TMJ)....................................... 4
2.1.1 Anatomi Sendi Temporomandibular(TMJ)......................... 4
2.1.1.1 Prosessus Kondilus............................................................... 5
2.1.1.2 Diskus Artikularis................................................................ 5
2.1.1.3 Fossa Glenoid dan Articular Eminence.............................. 6
2.1.1.4 Joint Space ......................................................................... 6
2.1.2 Fungsi Sendi Temporomandibular....................................... 6
2.2 Temporomandibular Disorder (TMD)................................. 7
2.2.1 Definisi Temporomandibular Disorder (TMD)................. 7
2.2.2 Faktor Penyebab Temporomandibular Disorder (TMD)... 7
2.2.3 Tanda dan Gejala Temporomandibular Disorder (TMD).... 8
2.2.3.1 Bunyi Kliking...................................................................... 8
2.3 Pemeriksaan dan Diagnosa Sendi Temporomandibular...... 12
2.3.1 Anamnesis............................................................................ 12
Universitas Sumatera Utara
2.3.2 Pemeriksaan Radiografi....................................................... 13
2.4 Kerangka Teori.................................................................... 17
2.5 Kerangka Konsep................................................................. 18
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN.......................................................... 19
3.1 Jenis Penelitian............................................................................ 19
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 19
3.3 Populasi dan Sampel ................................................................. 19
3.3.1 Populasi.................................................................................... 19
3.3.2 Sampel...................................................................................... 19
3.4 Besar Sampel ........................................................................... 20
3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional............................. 21
3.5.1 Variabel Penelitian..................................................................... 21
3.5.2 Definisi Operasional................................................................... 21
3.5.3 Alat dan Bahan........................................................................... 22
3.6 Metode Pengumpulan Data dan Prosedur Penelitian.................. 22
3.6.1 Metode Pengumpulan Data......................................................... 22
3.6.2 Prosedur Penelitian..................................................................... 22
3.7 Analisa Data............................................................................... 23
3.8 Etika Penelitian........................................................................... 24
BAB 4 HASIL PENELITIAN………………………………………………… 25
4.1 Analisa Data…………………………………………………… 25
BAB 5 PEMBAHASAN……………………………………………………… 28
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………. 31
6.1 Kesimpulan……………………………………………………. 31
6.2 Saran…………………………………………………………… 31
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 32
LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Hal
aman
1. Klik
Tunggal...................................................................................................... 10
2. Klik Resiprokal ......................................................................................................... 11
3. Radiografi Panoramik .............................................................................................. 14
4. Radiografi Transkranial ........................................................................................... 15
5. Radiografi Tomografi .............................................................................................. 16
6. Radiografi Transpharyngeal ................................................................................... 16
7. Pengukuran jarak joint space .................................................................................. 23
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1 Analisa hasil uji rerata sebelah kiri................................ 25
2 Analisa hasil uji rerata sebelah kanan............................... 25
3 Uji t-Berpasangan jarak joint space sebelah kiri dan
kanan..................................................................................
26
4 Hasil uji rerata.................................................................... 26
5 Hasil uji t-Berpasangan..................................................... 27
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Ethical Clearance
2. Kuesioner
3. Lembar Penjelasan kepada Calon Subjek Penelitian (Informed
Consent)
4. Lembar Persetujuan setelah Pemberian Informed Consent
5. Data Input Penelitian
6. Hasil Output SPSS
7. Rincian Biaya Penelitian
8. Jadwal Penelitian
9. Curriculum Vitae
Universitas Sumatera Utara
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sendi temporomandibula (TMJ) merupakan sendi yang terletak di depan
telinga dan menghubungkan mandibula dengan tulang temporal. Sendi ini merupakan
sendi yang paling unik dari sendi-sendi yang lain di tubuh karena terdapat satu
pasang sendi temporomandibula yang terletak di sisi kiri dan kanan kepala yang
digabungkan oleh mandibula. Kedua sendi ini merupakan dua sendi ganda yang
berfungsi bersamaan. Sendi temporomandibula bekerja sinergik dengan tulang-tulang
wajah dan sejumlah otot untuk memungkinkan pembukaan dan penutupan mulut serta
pergerakan mandibula ke depan, belakang, rotasi, dan pergerakan dari sisi ke sisi.1
Artikulasi ini adalah antara skuamosa bagian dari tulang temporal dan kepala
kondilus mandibula. Artikulasi mandibula diberi label sebagai diarthrodial bilateral
atau sendi yang bebas bergerak. Ini juga dianggap sebagai sambungan kompleks,
karena melibatkan dua sendi sinovial yang terpisah (kanan dan kiri), di mana ada
kehadiran disk intrakapsular atau meniskus dan kedua sendi harus berfungsi dalam
koordinasi. Artikulasi TMJ terdiri dari fossa mandibula atau glenoid, articular
eminence atau tubercle, sebuah kondilus, disk pemisah, fibrosa sendi kapsul dan
ligamen periksa ekstrasapsular.2
Glenoid fossa memiliki area artikulator anterior yang dibentuk oleh aspek
inferior dari skuama temporal. Permukaannya halus, lonjong dan sangat berongga dan
tulang sangat tipis di kedalaman fossa. Atap fossa glenoid ini menciptakan partisi
antara fossa kranial tengah dan sendi. Fossa ini dibatasi oleh fibrocartilage avaskular
yang padat. Dalam penampang, fossa dan eminence membentuk „lazy S ’ secara
posteroanterior. Fisura squamotympanic memisahkan dari lempeng timpani, yang
membentuk dinding posterior glenoid fossa.2
Bagian artikular dari mandibula adalah proses kondilus ovoid dengan leher
mandibula sempit. Luas secara lateral dan lebih sempit secara medial. Dimensi
Universitas Sumatera Utara
2
mediolateral bervariasi antara 13 hingga 25mm dan lebar anteroposterior bervariasi
antara 5,5 hingga 1mm. Sebagian besar kondilus manusia (58%) agak cembung
superior, dengan jari-jari kelengkungan dan tidak dengan tulang rawan hialin, seperti
pada kebanyakan sendi lain di tubuh manusia.2
Hedge et al (2011) mengatakan bahwa temporomandibular disorder (TMD)
adalah istilah kolektif yang mendefinisikan subkelompok yang menyakitkan
gangguan orofasial, melibatkan keluhan nyeri pada wilayah temporomandibular joint
(TMJ) dan kelelahan otot craniocervicofacial, terutama otot pengunyahan,
pembatasan pergerakan mandibula dan adanya artikular mengklik.3
Posisi rahang
yang tidak sengaja atau salah (condyle terletak juga jauh di posterior atau superior)
menyebabkan kerusakan atau peregangan ligamen lateral posterior. Ini
memungkinkan disk bergeser ke anterior atau antero-medial dalam hubungannya
dengan kepala kondilus. Saat rahang terbuka, disk terletak di depan kondilus dan klik
terjadi ketika kondilus terkunci kembali ke posisi di bawah disk.4
Area joint space didefinisikan oleh Gateno et al (2014) sebagai area antara
garis besar kondilus mandibula dan fossa glenoid di atas garis sejajar dengan
Frankfort horizontal plane dan garis singgung paling banyak aspek inferior dari
keunggulan. Sendi ruang dibagi menjadi ruang anterior dan posterior oleh garis
vertikal yang melewati aspek paling unggul dari kondilus dan tegak lurus terhadap
garis horizontal yang dibangun sebelumnya.5
Teknik radiografi yang digunakan untuk
menegakkan diagnosa pada pemeriksaan temporomandibular joint (TMJ) adalah
radiografi panoramik untuk penyaringan TMJ secara keseluruhan di kedua sisi secara
bersamaan untuk penilaian permukaan articular kepala condylar dan glenoid fossa,
untuk kelainan bentuk tulang lainnya dan untuk mengevaluasi kedua ruang sendi.6
Peneliti Dalili et al (2012) telah menilai ruang sendi dan posisi condylar pada
orang dengan fungsi normal TMJ menggunakan cone-beam computed tomography
(CBCT). Pada penelitian ini, posisi sentris dari kondilus di fossa glenoid lebih
umum(92.5%) daripada posisi lain. Sebagai tambahan, pada superior menunjukkan
perbedaan yang signifikan secara statistik antara kedua jenis kelamin(P=0,05). Rasio
posterior anterior(P/A) dan superior anterior(S/A) memiliki perbedaan yang
Universitas Sumatera Utara
3
signifikan antara kedua belah tetapi tidak antara jenis kelamin.7 Peneliti Martins et al
(2015) meneliti tentang ruang sendi koronal dari TMJ menggunakan analisis meta
untuk mendapat nilai rata-rata ruang sendi koronal adalah, ruang sendi medial
2,94mm, superior 2,55mm dan lateral 2,16mm.8
Berdasarkan beberapa penelitian yang dijelaskan diatas, belum ada yang
menguraikan tentang jarak joint space di antara condylar dan fossa glenoid pada
pasien kliking dan non kliking menggunakan radiografi TMJ. Maka, peneliti tertarik
mengenai jarak joint space antara condylar dan fossa glenoid pada pasien kliking dan
non kliking dengan menggunakan radiografi TMJ.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang diuraikan, maka dapat dirumuskan masalah yaitu,
apakah terdapat perbedaan ukuran joint space dengan dan tanpa kliking
menggunakan radiografi TMJ.
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jarak space joint pada pasien
dengan kliking dan non kliking.
1.4 Hipotesis Penelitian
H0 : Tidak terdapat perbedaan signifikan pada jarak joint space kliking dan
non kliking.
H1 : Terdapat perbedaan signifikan pada jarak joint space kliking dan non
kliking.
1.5 Manfaat Penelitian
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
ilmiah mengenai jarak joint space dengan kliking dan non kliking pada TMJ. Secara
aplikatif, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mensosialisasikan
penggunaan radiografi TMJ kepada klinisi dan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sendi Temporomandibula (TMJ)
TMJ adalah salah satu sendi paling kompleks di dalam tubuh. Pergerakan
engsel TMJ pada satu bidang dan karenanya dapat dianggap sebagai sendi
ginglymoid. Namun, pada saat yang sama juga menyediakan gerakan meluncur, yang
mengklasifikasikannya sebagai sendi arthrodial. Dengan demikian secara teknis
dianggap sebagai ginglymoarthrodial joint.9
2.1.1 Anatomi Sendi Temporomandibula
TMJ cukup superfisial dan terletak di bawah ujung posterior lengkung
zygomatik tepat di depan meatus akustik eksternal. Posisinya dicatat dengan
mendefinisikan kondilus mandibula; ketika mulut terbuka, kondilus bergerak keluar
dari fossa mandibula ke tuberkul artikular dan depresi dicatat di lokasi sendi.10
TMJ dibentuk oleh pemasangan kondilus mandibula ke fossa mandibula temporal
tulang. Memisahkan kedua tulang ini dari artikulasi langsung adalah disk artikulator.
TMJ diklasifikasikan sebagai compound joint. Menurut definisi, sambungan
gabungan membutuhkan keberadaan sekurang kurangnya tiga tulang, namun TMJ
hanya terdiri dari dua tulang. Secara fungsional, disk artikular berfungsi sebagai
nonossified bone yang memungkinkan pergerakan kompleks sendi. Karena disk
articulator berfungsi sebagai tulang ketiga, artikulasi kraniomandibula dianggap
sebagai compound joint.9
Disk artikular tersusun atas jaringan ikat fibrosa yang padat, untuk sebagian
besar bagiannya pembuluh darah atau serabut saraf. Namun, batas luar ekstrim disk
tersebut, bagaimanapun, sedikit inervasi. Pada sagittal plane dapat dibagi menjadi
tiga daerah sesuai dengan ketebalan. Area sentral adalah yang tertipis dan disebut
intermediate zone.
Universitas Sumatera Utara
5
Disk menjadi lebih tebal baik di anterior dan posterior dari intermediate zone.
Perbatasan posterior umumnya sedikit lebih tebal dari perbatasan anterior. Pada
persendian normal permukaan artikular kondilus adalah terletak di intermediate zone
dari disk, dibatasi oleh daerah anterior dan posterior yang lebih tebal.9
2.1.1.1 Prosessus Kondilus
Proses kondilus mandibula adalah cembung pada semua permukaan bantalan,
walaupun agak rata di bagian posterior, dan bentuknya yang seperti tombol lebih
lebar secara lateromedial daripada anteriposterior. Ini mungkin dua setengah kali
lebarnya di satu arah seperti di yang lain. Meskipun pengembangan kondilus berbeda
pada individu, desain fungsional tetap sama. Paksi panjang kondilus berada di lateral
plane, dan pada pandangan pertama, mereka tampaknya tidak sejajar, karena paksi
panjang, dari garis memanjang, akan bertemu pada titik anterior ke foramen magnum
pada sudut sekitar 135 derajat. Kondilus tegak lurus terhadap peningkatan ramus
mandibula.11
Total panjang mediolateral kondilus adalah antara 18 dan 23mm, dan
lebar anteroposterior antara 8 dan 10 mm.9
2.1.1.2 Diskus Artikularis
Disk interartikulator terdiri dari jaringan fibrosa yang dibentuk untuk
mengakomodasi bentuk kondilus dan konkavitas fossa mandibula. Pita anterior dan
posterior lebih tebal dan zona tengah tipis terlihat jelas. Disk membagi permukaan
artikulasi menjadi kompartemen atas dan bawah yang menyediakan fungsi meluncur
mulus.11
Dari pandangan anterior, disk umumnya lebih tebal secara medial daripada
lateral, yang sesuai dengan peningkatan ruang antara kondilus dan fossa artikular
menuju medial sendi. Bentuk disk yang tepat ditentukan oleh morfologi kondilus dan
fossa mandibula. Selama gerakan, disk agak fleksibel dan dapat beradaptasi dengan
fungsional tuntutan permukaan artikular. Fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi
tidak menyiratkan bahwa morfologi disk diubah secara reversibel selama fungsi,
namun. Disk mempertahankan morfologinya kecuali kekuatan destruktif atau
perubahan struktural terjadi pada sendi.9
Universitas Sumatera Utara
6
2.1.1.3 Fossa Glenoid dan Articular Eminence
Fossa glenoid menerima proses kondilus mandibula dan dibentuk oleh
articular eminence secara anterior dan oleh postglenoid eminence secara posterior
bagian zygoma tulang temporal. Permukaan artikular halus, oval, dan cekung
mendalam yang mengandung disk artikular atau meniskus. Fossa terdiri dari tulang
kompak tipis, sedangkan articular eminence dan proses kondilus adalah dari tulang
sepon di bawah tulang kompak tipis. Permukaan artikulasi ini ditutupi oleh jaringan
berserat putih avaskular yang mengandung sebagian besar serat kolagen dan sejumlah
sel kartilago yang bervariasi dan jaringan berserat tersebut dikenali sebagai
fibrocartilage.10
2.1.1.4 Joint Space
Joint space adalah istilah total radiografi yang digunakan untuk deskripsi zona
radiolusen yang menempatkan antara bagian condylar dan temporal.7
Yang disebut
joint space divisualisasikan antara permukaan subartikular kondilus dan fossa. Di
transkranial proyeksi ruang sendi mudah divisualisasikan. Beberapa ahli telah
menyarankan bahwa kondilus harus dipusatkan di fossa artikular. Ini menyiratkan
bahwa radiografi joint space harus memiliki dimensi yang sama di daerah anterior,
tengah, dan posterior. Memiliki bahkan telah menyarankan bahwa pengobatan harus
diberikan kepada pasien ketika ruang sendi tidak sama sehingga konsentrisitas sendi
dapat dicapai. Namun, sedikit bukti ada, untuk mendukung klaim bahwa ruang
bersama yang sama adalah normal atau diinginkan.9
2.1.2 Fungsi Sendi Temporomandibula
TMJ adalah gabungan senyawa. Struktur dan fungsinya dapat dibagi menjadi
dua sistem yang berbeda, yaitu, yang pertama sistem sendi adalah jaringan yang
mengelilingi rongga sinovial inferior (mis., kondilus dan disk artikular). Karena disk
terikat erat ke kondilus oleh ligamen diskus lateral dan medial, satu-satunya gerakan
fisiologis yang dapat terjadi antara permukaan ini adalah rotasi disk pada permukaan
Universitas Sumatera Utara
7
artikular kondilus. Cakram dan keterikatannya dengan kondil disebut kompleks
kondilus; sistem bersama ini bertanggung jawab untuk gerakan rotasi di TMJ.
Sistem kedua terdiri dari kompleks disc-condyle yang berfungsi melawan
permukaan fossa mandibula. Karena disk tidak melekat erat pada fossa artikular,
gerakan geser bebas dimungkinkan antara permukaan ini di rongga superior. Gerakan
ini terjadi ketika mandibula bergerak maju (disebut terjemahan). Terjemahan terjadi
pada rongga sendi superior antara permukaan superior disk artikular dan fossa
mandibula. Dengan demikian cakram artikular bertindak sebagai tulang yang tidak
dimilik yang berkontribusi pada kedua sistem sendi, dan karenanya fungsi disk
membenarkan klasifikasi TMJ sebagai gabungan senyawa yang sebenarnya.9
2.2 Temporomandibula Disorder (TMD)
2.2.1 Definisi Temporomandibula Disorder (TMD)
TMD adalah istilah kolektif untuk sekelompok kondisi muskuloskeletal dan
neuromuskuler yang mencakup beberapa tanda dan gejala klinis yang melibatkan otot
pengunyahan, TMJ, dan struktur terkait. Sementara TMD telah didefinisikan sebagai
"gangguan fungsional dari sistem masticatory", yang lain termasuk gangguan otot
pengunyahan, gangguan TMJ degeneratif dan inflamasi, dan perpindahan disk TMJ di
bawah payung TMD.12
Istilah "disfungsi temporomandibula" (TMD) didefinisikan oleh American
Dental Association (ADA) pada tahun 1982 sebagai "dicirikan oleh tanda dan gejala
regional, termasuk nyeri pada area sendi TM dan / atau otot pengunyahan, seringkali
dengan kisaran mandibula terbatas. gerak, dan / atau bunyi sendi TM (mengklik dan /
atau crepitus)”.4
2.2.2 Faktor Penyebab Temporomandibula Disorder (TMD)
TMD dihasilkan dari berbagai jenis trauma. Macrotrauma (trauma langsung)
adalah cedera karena dampak atau peregangan yang luas, memutar, atau kompresi
mandibula. Ini disebabkan oleh kekuatan yang tiba-tiba dan dapat terjadi akibat
trauma tidak langsung seperti cedera akselerasi-deselerasi (whiplash). Microtrauma
Universitas Sumatera Utara
8
terjadi sebagai akibat pembebanan yang berkelanjutan dan berulang atau kompresi
yang terus-menerus karena aktivitas oral parafungsional (clenching dan grinding).
Bentuk trauma ini kemungkinan disebabkan oleh kegagalan matriks kolagen
disk melalui mekanisme seperti kelelahan. Postur kepala ke depan telah ditemukan
sebagai faktor yang menyebabkan nyeri sendi dan muskuloskeletal, termasuk sakit
kepala, pada pasien TMD.4
2.2.3 Tanda dan Gejala Temporomandibula Disorder (TMD)
Tanda dan gejala TMD telah dicatat pada individu muda dan remaja tetapi
prevalensinya lebih rendah daripada pada orang dewasa. Tanda-tanda dan gejala yang
paling umum pada pasien dengan TMD adalah nyeri pada sendi temporomandibula,
nyeri pada otot, nyeri wajah, sakit kepala (tipe tegang), nyeri telinga, nyeri di daerah
leher (bahu dan punggung), suara di sendi, oklusi tidak nyaman atau variabel,
pembukaan mulut terbatas (atau dengan gangguan), penyimpangan rahang
(pembukaan/penutupan), sendi terkunci (pembukaan/penutupan), berdengung di
telinga, gangguan pendengaran (dan/atau hyperacusis), pusing, rasa pembengkakan di
wajah (dan/atau mulut) dan gangguan penglihatan.13
2.2.3.1 Bunyi Kliking
Suara klik sering menyertai gerakan mendadak ini. Setelah sendi diklik,
hubungan normal disk dan kondilus dibangun kembali dan hubungan ini
dipertahankan selama sisa gerakan pembukaan. Selama penutupan mulut, hubungan
normal diskus dan kondilus dipertahankan karena tekanan interartikular. Namun,
begitu mulut ditutup dan tekanan interartikular lebih rendah, disk sekali lagi dapat
dipindahkan ke depan dengan tonisitas otot pterigoid lateral superior. Dalam banyak
kasus jika perpindahan sedikit dan tekanan interartikular rendah, tidak ada klik yang
dicatat selama penempatan ulang ini. Klik tunggal ini diamati selama gerakan
pembukaan merupakan tahap awal dari gangguan kekacauan disk, juga disebut
gangguan internal.9
Universitas Sumatera Utara
9
A. Penyebab Bunyi Kliking
Gangguan yang sering terjadi berupa bunyi klik di sekitar sendi
temporomandibula saat membuka dan menutup mulut. Otot-otot yang tidak seimbang
di sekitar TMJ dapat menyebabkan suara klik (mengklik). Hal ini disebabkan oleh
adanya otot hiperaktif dan menciptakan hipermobilitas di area TMJ. Kliking ditandai
dengan gerakan terjemahan sebelumnya atau berlebihan yang menyebabkan kapsul
dan ligamen di area TMJ menjadi lemah. Kerusakan pada struktur menyebabkan
gangguan pada salah satu atau kedua sisi TMJ dan dapat menyebabkan rasa sakit,
disfungsi, dan arthritis.14
B. Jenis Bunyi Kliking
1. Klik Tunggal
Jenis gerakan ini tidak terjadi secara normal bersama. Selama gerakan
seperti itu, peningkatan tekanan interartikular dapat mencegah permukaan artikular
saling meluncur dengan lancar. Disk dapat menempel atau dikelompokkan sedikit,
menyebabkan pergerakan kondilus yang tiba-tiba ke hubungan kondilus-disk yang
normal. Suara klik sering menyertai gerakan tiba-tiba ini. Setelah sambungan diklik,
hubungan normal disk dan kondilus dibangun kembali dan hubungan ini
dipertahankan selama sisa gerakan pembukaan. Selama penutupan mulut hubungan
normal disc dan condyle dipertahankan karena tekanan interarticular. Namun, begitu
mulut ditutup dan tekanan interartikular lebih rendah, disk sekali lagi dapat
dipindahkan ke depan dengan tonisitas otot pterigoid lateral superior. Dalam banyak
kasus jika perpindahan sedikit dan tekanan antara artikular rendah, tidak ada klik
yang dicatat selama penempatan ulang ini. Klik tunggal ini diamati selama gerakan
pembukaan merupakan tahap awal dari gangguan kekacauan disk, juga disebut
gangguan internal.9
Universitas Sumatera Utara
10
Gambar 1. Klik Tunggal9
Antara posisi 2 dan 3 klik terasa saat kondilus bergerak melintasi batas
posterior ke zona antara disk. Fungsi normal condyle-disc terjadi selama gerakan
pembukaan dan penutupan yang tersisa. Dalam posisi sendi tertutup, disk kembali
dipindahkan ke depan (dan secara medial) oleh aktivitas pterigoid lateral superior.9
2. Klik Resiprokal
Jika kondisi ini berlanjut, tahap kedua kekacauan dicatat. Karena disk lebih
kronis diposisikan ke depan dan secara medial oleh aksi otot pterigoid lateral
superior, ligamen diskal selanjutnya memanjang. Penempatan disk yang maju ke
depan juga menyebabkan perpanjangan lamina retrodiscal inferior. Yang menyertai
gangguan ini adalah penipisan terus menerus dari batas posterior disk, yang
memungkinkan disk untuk diposisikan lebih anterior, sehingga kondilus diposisikan
lebih posterior pada perbatasan posterior. Perubahan morfologis disk di area tempat
kondilus terletak dapat membuat klik kedua selama tahap akhir kondilus kembali
tepat sebelum posisi sendi tertutup. Tahap kekacauan ini disebut klik resiprokal.9
Universitas Sumatera Utara
11
Gambar 2. Klik Resiprokal9
Antara posisi 2 dan 3 klik terasa saat kondilus bergerak melintasi batas
posterior disk. Fungsi normal-discyle terjadi selama gerakan pembukaan dan
penutupan yang tersisa sampai posisi sendi tertutup didekati. Kemudian klik kedua
terdengar ketika condyle sekali lagi bergerak dari zona tengah ke perbatasan posterior
disk.9
Klik resiprokal ditandai sebagai berikut:
a. Selama pembukaan mandibula, terdengar suara yang mewakili kondilus
bergerak melintasi batas posterior disk ke posisi normalnya di zona tengah. Itu
hubungan kondilus normal dipertahankan melalui gerakan pembukaan yang tersisa.
b. Selama penutupan, posisi disk normal dipertahankan hingga kondilus
kembali mendekati posisi sambungan tertutup.
c. Ketika posisi sendi tertutup didekati, tarikan posterior retrodiskus
superior lamina menurun.
d. Kombinasi morfologi disk dan tarikan pterigoid lateral superior
memungkinkan diskus untuk menyelinap kembali ke posisi yang lebih anterior, di
mana gerakan dimulai.
Universitas Sumatera Utara
12
Klik pembuka dapat terjadi kapan saja selama gerakan itu tergantung pada
morfologi disc-condyle, tarikan otot, dan tarikan lamina retrodiscal superior. Klik
penutup hampir selalu terjadi di dekat posisi tertutup atau intersuspal (ICP).9
2.3 Pemeriksaan dan Diagnosa Sendi Temporomandibula
Semua pemeriksaan gigi komprehensif harus mencakup evaluasi skrining
TMJ dan daerah sekitarnya. Diagnosis TMD didasarkan pada kombinasi informasi
historis, pemeriksaan klinis, dan / atau craniocervical dan imajinasi TMJ. Temuan
diklasifikasikan sebagai gejala dan tanda. Gejala-gejala ini mungkin termasuk nyeri,
sakit kepala, bunyi TMJ, penguncian TMJ, dan sakit telinga. Kondisi medis tertentu
dilaporkan kadang-kadang meniru TMD.12
2.3.1 Anamnesis
Pasien harus diberi kesempatan untuk menjelaskan secara rinci semua
masalah yang memerlukan bantuan medis sementara dokter mengaturnya sesuai
dengan prioritas dan intensitas mereka. Perhatian harus diberikan ke lokasi, asal,
frekuensi dan durasi, intensitas, jenis dan gejala yang menyertainya serta faktor-
faktor yang meringankan, mengintensifkan atau mengaktifkan gangguan atau rasa
sakit. Penting juga untuk mencatat kemungkinan gangguan sebelumnya karena pasien
membutuhkan bantuan medis serta kesan pasien tentang keberhasilan perawatan
sebelumnya. Perlu untuk mengambil riwayat medis dan gigi dari penyakit
sebelumnya, trauma fisik dan emosional dan data tentang prosedur, pemberian obat-
obatan, penggunaan alkohol, kopi dan narkotika. Beberapa penyakit sistemik, serta
penyakit jaringan ikat, penyakit autoimun, fibromyalgia, diabetes, penyakit
kardiovaskular, dan lain-lain dapat berperan dalam etiologi TMD. Data tentang
kegiatan parafungsional seperti bruxism, clenching dan grinding gigi, dan beberapa
aktivitas parafungsional maladaptif (menggigit kuku, mengunyah permen karet, dan
lain-lain) memiliki nilai diagnostik. Gangguan tidur dan faktor psikogenik seperti
ketakutan dan depresi adalah temuan umum pada pasien dengan nyeri kronis. Dengan
Universitas Sumatera Utara
13
pasien seperti itu serta dalam kasus stres emosional dan kegiatan parafungsional,
dianjurkan untuk melakukan evaluasi psikodiagnostik.13
2.3.2 Pemeriksaan Radiografi
Radiografi TMJ sangat membantu dalam diagnosis kondisi intra-artikular,
osseous, dan jaringan lunak. Penggunaan radiografi dalam evaluasi pasien dengan
TMD harus didasarkan pada tanda dan gejala pasien alih-alih secara rutin memesan
serangkaian radiografi standar. Dalam banyak kasus, radiografi panoramik
memberikan informasi yang memadai sebagai radiografi skrining dalam evaluasi
TMD. Berbagai teknik radiografi lain yang tersedia dapat memberikan informasi yang
berguna dalam kasus-kasus tertentu.15
A. Radiografi Panoramik
Radiografi panoramik adalah salah satu radiografi keseluruhan terbaik untuk
evaluasi skrining TMJ adalah radiografi panoramik. Teknik ini memungkinkan
visualisasi kedua TMJ pada film yang sama. Karena teknik panoramik memberikan
pandangan tipe tomografi TMJ, ini sering dapat memberikan penilaian yang jelas
tentang anatomi tulang permukaan artikulasi kondilus mandibula dan fossa glenoid
dan area lain seperti proses koronoid juga dapat divisualisasikan. Banyak mesin
dilengkapi untuk memberikan pandangan khusus pada mandibula, dengan fokus
utama pada area TMJ. Radiografi ini seringkali dapat diselesaikan dalam posisi
terbuka dan tertutup.15
Pasien diminta berdiri tegak. Kolom vertebral harus lurus untuk menghindari
superimposisi dalam gambar radiografi. Pasien diminta untuk menggigit blok gigitan.
Gigi atas dan bawah ditempatkan pada posisi ujung ke ujung agar sejajar palung
fokus. Pesawat midsagittal tegak lurus ke lantai. Kepala pasien tidak boleh ditekuk
atau dimiringkan. Garis imajiner yang memanjang dari batas infraorbital ke pusat
meatus auditorius eksternal harus sejajar dengan lantai. Lidah harus menyentuh
langit-langit mulut selama paparan. Pasien harus tetap diam selama paparan.
Pemrosesan film mirip dengan pemrosesan filmradiografi lainnya.16
Universitas Sumatera Utara
14
Gambar 3. Radiografi Panoramik16
B. Radiografi Transkranial
Proyeksi transkranial membantu dalam visualisasi atasan permukaan
kondilus dan keunggulan artikular. Sendi ruang juga divisualisasikan. Proyeksi ini
dapat dibuat dengan kombinasi layar-film 5x7 inci atau 8x10 inci. Proyeksi dibuat
secara terpisah untuk setiap sambungan.16
Beberapa variasi teknik transkranial telah dijelaskan di mana pasien
ditempatkan di craniotome dengan kepala diputar hingga 90°, sehingga TMJ sedang
diselidiki menyentuh film dan bidang sagital kepala sejajar dengan film. Awalnya
mulut pasien ditutup. Kepala tabung sinar-X diposisikan dengan sinar pusat
diarahkan ke bawah pada 25 ° ke horizontal, melintasi kranium, berpusat melalui
TMJ yang diinginkan. Prosedur ini diulangi dengan pasien dan kepala tabung sinar-X
pada posisi yang sama, tetapi dengan mulut pasien terbuka sejauh yang nyaman.
Gigitan-blok digunakan untuk stabilitas. Prosedur ini kemudian diulangi untuk TMJ
lainnya, untuk memungkinkan perbandingan. Sekali lagi, pandangan diambil dengan
mulut tertutup dan terbuka, menggunakan ukuran gigitan-blok yang sama untuk
kedua sisi.6
Universitas Sumatera Utara
15
Gambar 4. Radiografi Transkranial6
C. Radiografi Tomografi
Tomografi adalah teknik yang digunakan untuk menunjukkan struktur yang
terletak di dalam bidang tertentu sambil mengaburkan struktur di luar bidang ini.
Dalam tomografi TMJ ini dilakukan dengan menggerakkan film dan tabung x-ray
dalam arah yang berlawanan di sekitar titik rotasi. Tomografi membantu dalam
visualisasi kondilus, eminensia artikular, dan fossa glenoid. Ini juga dapat digunakan
untuk menentukan ruang sendi dan untuk mengevaluasi sejauh mana pergerakan
kondilus ketika mulut dibuka.16
Universitas Sumatera Utara
16
Gambar 5. Radiografi Tomografi6
D. Radiografi Transpharyngeal
Proyeksi transpharyngeal juga disebut sebagai pandangan infrakranial,
proyeksi Parma, atau proyeksi McQueen. Proyeksi ini menunjukkan proses condylar
dari ramus midmandibula ke condyle. Teknik ini membantu dalam diagnosis fraktur
condylar dan leher condylar dan dalam mendeteksi perubahan dalam.morfologi
condylar.16
Gambar 6. Radiografi Transpharyngeal16
Universitas Sumatera Utara
17
2.4 Kerangka Teori
Sendi Temporomandibula
(TMJ)
Anatomi Fungsi
Kondilus
Diskus
Eminensia
Artikularis
Fossa
Glenoidalis
Kapsul
Mengunyah
Bicara
Pemeriksaan
TMJ
Disfungsi
TMJ
Faktor
Penyebab
Tanda
Gejala
Kliking
Klik Resiprokal
Klik Tunggal
Radiografi
Transpharyngeal
Radiografi TMJ
Transkranial
Panoramik
Joint Space
Universitas Sumatera Utara
18
2.5 Kerangka Konsep
Sendi
Temporomandibula
Kliking TMJ Non Kliking TMJ
Radiografi
Panoramik TMJ
Joint Space TMJ
Universitas Sumatera Utara
19
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian analitik, di mana peneliti akan
menganalisa joint space pada pasien kliking dan non kliking.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Instalasi Radiologi Kedokteran Gigi, Rumah
Sakit Gigi dan Mulut, Universitas Sumatera Utara. Penelitian dilakukan bulan
Desember 2018 – Oktober 2019.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi
USU dan pasien yang datang ke RSGM USU.
3.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah individu dengan dan tanpa kliking sendi
temporomandibula yang memenuhi kriteria inklusi. Metode pengumpulan sampel
menggunakan non-random purposive sampling, dalam jangka waktu 2 bulan.
Kriteria inklusinya adalah:
a. Usia 20-30 tahun.
b. Subjek dengan bunyi kliking sendi temporomandibula pada satu atau
kedua sisi sendi temporomandibula
c. Subjek tanpa bunyi kliking sendi temporomandibula
d. Menyetujui dan menandatangani informed consent.
Universitas Sumatera Utara
20
Kriteria eksklusinya adalah:
a. Menderita tumor dan kista pada TMJ
b. Trauma dengan keterlibatan mandibula
3.4 Besar Sampel
Sampel penelitian ditentukan menurut rumus Besar Sampel untuk uji
eksperimental 2 kelompok data numerik yaitu:
Rumus besar sampel :
n = [ ( )
]
Zα = 5% = 1,96
Zβ = 10% = 1,28
SD = 0,5
µ1-µ2 = 0,65
( ) ( )
( )
( )( )
Keterangan :
n = Jumlah sampel minimal yang diperlukan
SD = Standart deviasi (0,5)
Z1-α = Derajat kepercayaan tipe I 5% (1,96)
Z1-β = Derajat kepercayaan tipe II 10% (1,28)
µ1-µ2 = Selisih rerata yang diduga , merupakan hak peneliti (65%)
Universitas Sumatera Utara
21
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, didapatkan jumlah minimal sampel
pada penelitian ini adalah sebanyak 13. Pada penelitian ini sampel yang digunakan
sebanyak 26 sampel yang terdiri atas dua kelompok, yaitu sentralis pada kliking dan
non kliking dengan jumlah sampel dari masing-masing kelompok sebanyak 13
sampel.
3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.5.1 Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas: Dengan dan tanpa kliking
2. Variabel Terikat: Jarak joint space
3.5.2 Definisi Operasional
Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil
Ukur
Skala
Ukur
Individu dengan
bunyi kliking sendi
temporomandibula
Terdengar bunyi klik
sewaktu membuka
atau menutup mulut
Kuesioner - - Nominal
Individu tanpa bunyi
kliking sendi
temporomandibula
Tidak terdengar
bunyi klik sewaktu
membuka atau
menutup mulut
Kuesioner - - Nominal
Jarak Joint Space Jarak yang diukur
antara titik terendah
fossa mandibula ke
titik tertinggi pada
condylar
Pemeriksaan
Radiografi
TMJ
Software
CliniView
10.1.2
Mm Rasio
Universitas Sumatera Utara
22
3.5.3 Alat dan Bahan
1. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Pesawat radiografi TMJ merk Instrumentarium model 200 D 1-4-1
2. Software CliniView 10.1.2
3. Komputer merk Toshiba
4. Alat tulis
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Lembar pencatatan
3.6 Metode Pengumpulan Data dan Prosedur Penelitian
3.6.1 Metode Pengumpulan Data
Data berupa data primer, dimana peneliti akan mengukur jarak joint space pada
radiograf TMJ.
3.6.2 Prosedur penelitian
1. Sampel yang memenuhi kriteria inklusi dipilih dan diberi informed consent
meliputi pentingnya tindakan ini dan meminta persetujuan bahwa data mediknya
digunakan sebagai bahan penelitian.
2. Melakukan pengambilan radiografi TMJ pada sampel di Instalasi Radiologi
Kedokteran Gigi Rumah Sakit Gigi dan Mulut USU.
3. Menggunakan Software CliniView 10.1.2 dan tekan search untuk
membuka foto TMJ yang ingin diperiksa.
4. Tekan image dan create copy untuk menghasilkan radiografi TMJ yang
sama seperti foto aslinya.
5. Atur contrast brightness dan zoom untuk membesarkan foto dan
memperjelas tampilan foto.
Universitas Sumatera Utara
23
6. Menggunakan drawing toolbar, membuat garis horizontal yang
menyinggung titik terendah fossa mandibula dan titik tertinggi condylar. Membuat
garis vertikal antara titik terendah fossa mandibula dan titik tertinggi condylar.
7. Hasil pengukuran muncul secara otomatis pada layar komputer.
8. Melakukan pengolahan dan analisis data.
(A) (B)
Gambar 7. Pengukuran jarak joint space pada posisi mulut tertutup
A) Non Kliking
B) Kliking
3.7 Analisa Data
Analisa data pada penelitian ini dilakukan untuk melihat perbedaan rerata
jarak joint space kliking dan non kliking, maka dilakukan analisis dengan
menggunakan uji t-berpasangan.
Universitas Sumatera Utara
24
3.8 Etika Penelitian
Penelitian ini telah mendapat persetujuan dari komisi etik Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara (Health Research Ethical Committee of
North Sumatera) nomor surat 559/TGL/KEPK FK USU-RSUP HAM/2019
berdasarkan ketentuan etika yang bersifat internasional maupun nasional.
Universitas Sumatera Utara
25
BAB 4
HASIL PENELITIAN
Sampel penelitian sebanyak 26 orang mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi
USU usia 18 - 30 tahun, yang terdiri dari 13 orang tanpa kliking sendi
temporomandibula dan 13 orang dengan kliking sendi temporomandibula. Penelitian
dilakukan dengan radiografi TMJ untuk mengukur jarak joint space pada kliking dan
non kliking TMJ.
4.1 Analisa Data
Analisa hasil pada tabel 1 menunjukkan uji rerata pada sebelah kiri, dimana
kliking lebih tinggi daripada yang non kliking.
Tabel 1. Analisa Hasil Uji Rerata Sebelah Kiri
Variabel Kelompok Rerata Standard
Deviation
P value
Jarak Joint
Space
Kliking 4,050 1,189 p = 0,078
Non Kliking 3,339 0,705 p= 0,459
Pada tabel 2, analisa hasil uji rerata pada sebelah kanan menunjukkan yang
kliking lebih tinggi daripada non kliking.
Tabel 2. Analisa Hasil Uji Rerata Sebelah Kanan
Variabel Kelompok Rerata Standard
Deviation
P value
Jarak Joint
Space
Kliking 4,018 1,305 p = 0,204
Non Kliking 3,446 0,574 p= 0,998
Universitas Sumatera Utara
26
Pengujian normalitas data menggunakan uji Shapiro-Wilk. Jika data
berdistribusi normal, maka pengujian dilanjutkan dengan menggunakan uji t-
berpasangan.
Joint space sebelah kiri dan joint space sebelah kanan berdistribusi normal
dengan nilai p > 0,05 sehingga pengujian menggunakan t-berpasangan.
Berdasarkan tabel 3, dari hasil uji t-berpasangan, joint space pada kliking dan
non kliking sebelah kiri dan sebelah kanan tidak terdapat perbedaan yang signifikan.
Tabel 3. Uji t-Berpasangan Jarak Joint Space Sebelah Kiri dan Kanan
Variabel Kelompok P value > 0,05
Jarak Joint Space Kiri Kliking p = 0,092
Non Kliking
Jarak Joint Space Kanan Kliking p = 0,235
Non Kliking
Menurut tabel 4, analisa hasil uji rerata per kelompok, rata-rata joint space
pada kliking lebih tinggi dibandingkan pada kelompok non kliking.
Tabel 4. Analisa Hasil Uji Rerata
Variabel Kelompok Rerata Standard
Deviation
P value
Jarak Joint
Space
Kliking 3,962 1,234 p = 0,070
Non Kliking 3,392 0,634 p = 0,942
Pada tabel 5, menggunakan uji t-berpasangan, tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara jarak joint space pada kliking dan non kliking.
Universitas Sumatera Utara
27
Tabel 5. Uji t-Berpasangan
Variabel Kelompok P value > 0,05
Jarak Joint Space Kliking p = 0,115
Non Kliking
Berdasarkan hipotesa penelitian, H1 ditolak dan H0 diterima untuk jarak joint space
pada kliking dan non kliking sendi temporomandibula.
Universitas Sumatera Utara
28
BAB 5
PEMBAHASAN
Menurut penelitian yang dilakukan, rerata pada jarak joint space sebelah
kanan non kliking lebih tinggi dari rerata sebelah kiri non kliking, tetapi tidak
terdapat perbedaan yang signifikan pada sebelah kanan dan kiri sendi
temporomandibula. Hasil penelitian Dalili et al (2012), perbedaan yang signifikan
antara jarak joint space sebelah kanan dan kiri diamati, manakala pada kedua jenis
kelamin yaitu laki-laki dan perempuan, tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada
jarak joint space sendi temporomandibula.7
Sendi temporomandibula adalah sendi
yang unik. Selain itu, TMJ adalah bidang yang agak sulit untuk penyelidikan
radiologis karena tidak ada kemungkinan untuk evaluasi yang akurat dari posisi ini
dalam radiografi konvensional. Dengan demikian, teknik yang lebih maju diperlukan
untuk menunjukkan hubungan anatomi secara akurat.17
Pada analisa hasil uji rerata kliking dan non kliking, rerata non kliking lebih
rendah dibandingkan dengan sendi temporomandibula kliking tetapi tidak ada
perbedaan yang signifikan antara sendi temporomandibula kliking dan non kliking.
Penelitian Shahidi et al (2018) menyatakan dengan menggunakan radiografi CBCT
tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada sendi temporomandibula dengan dan
tanpa gejala, sehingga CBCT mungkin tidak diperlukan untuk pasien dengan gejala
dan lebih banyak perhatian diberikan pada pemeriksaan klinis.18
Pada perbedaan
jarak joint space kliking dan non kliking pada sebelah kanan dan kiri tidak terdapat
perbedaan yang signifikan. Pada penelitian Rodrigues et al (2009) tidak ada asimetri
yang signifikan secara statistik yang ditemukan pada kedalaman fossa mandibula,
ruang sendi anterior, dan ruang sendi superior. Hanya pada ruang sendi posterior
menunjukkan asimetri yang signifikan secara statistik antara sisi kanan dan kiri.19
Menggunakan uji t-berpasangan jarak joint space sebelah kiri dan kanan tidak
menunjukkan perbedaan yang signifikan. Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian
Mahmood et al (2015) joint space di daerah anterior, superior dan posterior
Universitas Sumatera Utara
29
menunjukkan joint space kurang dan perbedaan yang signifikan secara statistik (P
<0,05) dari yang sama joint space sisi normal. Penggunaan CBCT untuk pemeriksaan
joint space TMJ memberi kriteria diagnostik yang baik pada sisi yang terkena
dampak. TMJ sulit dievaluasi dengan radiografi rutin (radiografi panoramik) dan
konvensional foto biasa (radiografi TMJ) karena pembebanan yang berdekatan
struktur dan sensitivitasnya rendah dan akurasi untuk struktur yang lebih dalam.
Pengembangan CBCT dapat menyediakan tiga dimensi dalam pencitraan area TMJ
dan dapat menghasilkan gambar yang direkonstruksi dengan kualitas diagnostik yang
tinggi.20
Pada analisa hasil uji rerata dan uji t-berpasangan jarak joint space kliking dan
non kliking tidak terdapat perbedaan signifikan, yang hasilnya hampir sama dengan
penelitian Verma et al (2016) dimana tidak ada perbedaan signifikan secara statistik
yang ditemukan antara sendi simtomatik dan asimptomatik dan perubahan artritis
radiografi (P = 0,437) tetapi perbedaan signifikan secara statistik ditemukan antara
pengurangan dalam joint space dengan peningkatan usia rata-rata (P = 0,001).
Temuan radiografi mungkin tidak benar-benar mencerminkan tanda dan gejala klinis.
Sendi asimptomatik dapat hadir dengan perubahan radiografi dan beberapa sendi
simptomatik mungkin gagal untuk mengungkapkan perubahan radiografi. Pada
kelompok usia yang lebih tua, pasien mengalami perubahan tulang degeneratif
progresif yang parah dibandingkan pada pasien kelompok usia yang lebih muda.21
Signifikansi klinis dari ruang sendi bernilai tinggi dan keberadaan ruang sendi
yang normal diperlukan untuk pergerakan kondilus yang bebas bersama dengan disk
artikular. Pelebaran atau penghapusan ruang sendi dapat menunjukkan keterlibatan
TMJ atau patologinya. Konfigurasi ruang sendi sangat dipengaruhi oleh fossa
glenoid, kondilus, dan posisi condylar dalam fossa di TMJ di sisi kanan dan kiri.22
Otot-otot yang tidak seimbang di sekitar TMJ dapat menyebabkan bunyi klik. Hal ini
disebabkan oleh adanya otot-otot hiperaktif dan menciptakan hipermobilitas di area
TMJ. Mengklik ditandai dengan gerakan translasi sebelumnya atau berlebihan yang
menyebabkan kapsul dan ligamen di daerah TMJ menjadi lemah. Kerusakan pada
Universitas Sumatera Utara
30
struktur menyebabkan gangguan pada salah satu atau kedua sisi TMJ dan dapat
menyebabkan rasa sakit, disfungsi, dan arthritis atau radang sendi.14
Gangguan TMJ dengan gejala klik yang berlangsung lama tanpa perawatan
sering dikaitkan dengan sensitivitas terhadap palpasi di area TMJ, kejang otot,
ketegangan rahang, sakit kepala, tinnitus, nyeri, dan dislokasi rahang, serta
keterbatasan dalam membuka dan menutup mulut. Kondisi tersebut akan berdampak
pada sistem pengunyahan karena TMJ adalah bagian dari sistem pengunyahan.14
Sendi temporomandibula (TMJ) adalah salah satunya daerah yang paling sulit untuk
diselidiki secara radiografi. Hal ini dipengaruhi oleh banyak jenis penelitian yang
telah dikembangkan selama bertahun-tahun. Beberapa proyeksi radiografi
konvensional dan modalitas penggambaran modern digunakan untuk menunjukkan
berbagai bagian dari anatomi sendi kompleks. Masalah klinis dipersulit oleh luas
spektrum kondisi yang dapat mempengaruhi sendi, yang dapat hadir dengan tanda-
tanda yang sangat mirip dan gejala, dan dengan pencarian yang berkepanjangan untuk
tujuan tanda-tanda untuk menjelaskan disfungsi nyeri TMJ.6
Universitas Sumatera Utara
31
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan signifikan pada
jarak joint space sendi temporomandibula pada kliking dan non kliking dengan
menggunakan radiografi TMJ.
6.2 Saran
1. Diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat memasukkan faktor-faktor
yang mempengaruhi sendi temporomandibula, seperti jenis kelamin, tipe
maloklusi, kebiasaan mengunyah sebelah sisi, grinding gigi atau bruxism, dan
pemakaian gigi tiruan.
2. Diharapkan pada penelitian selanjutnya untuk menggunakan teknik
radiografi yang lain, khususnya untuk pengukuran jarak joint space secara lebih
terperinci dan tepat.
Universitas Sumatera Utara
32
DAFTAR PUSTAKA
1. Rachman R, Wagiono C, Yuniarti. Gambaran dan Derajat Disfungsi Sendi
Temporomandibula pada Mahasiswa. Fakultas Kedokteran Universitas Islam
Bandung. 2015;7-12.
2. Malik NA. Textbook of Oral and Maxillofacial Surgery. Jaypee Brothers Medical
Publishers. 3rd
Ed. 2012;239-51.
3. Hedge S, Mahadev R, Ganapathy KS, Sujatha D, Patil BA. Prevalence of Signs
and Symptoms of Temporomandibular Disorders in Dental Students, India.
2011;23(3):S316-9.
4. Olmos SR. Functional Anatomy and TM Pathology. The Academy of Dental
Therapeutics and Stomatology. 2010;2-13.
5. Gateno J, Anderson PB, Xia JJ, et al. A Comparative Assessment of Mandibular
Condylar Positions in Patiients with Anterior Disc Displacement of the
Temporomandibular Joint. American Association of Oral and Maxillofacial
Surgeons. 2004;39-43.
6. Whaites E. Essentials of Dental Radiography and Radiology. 3rd
Ed. Spain:
Elsevier, 2003:371-88.
7. Dalili Z, Khaki N, Kia SJ, et al. Assessing joint space and condylar position in the
people with normal function of temporomandibular joint with cone-beam
computed tomography. Dental Research Journal. 2012;9(5):607-12.
8. Martins E, Silva JC, Pires CA, et al. Coronal joint spaces of the
Temporomandibular joint: Systematic review and meta-analysis. J Clin Exp Dent.
2015;7(3):e435-40.
9. Okeson JP. Management of Temporomandibular Disorders and Occlusion. 6th
Ed.
2008;I2-38.
10. Helland MM. Anatomy and Function of the Temporomandibular Joint. The
Orthopaedic and Sports Medicine Sections of the American Physical Theraphy
Association. 1980;145-52.
Universitas Sumatera Utara
33
11. Nelson SJ, Ash MM. Wheeler‟s Dental Anatomy, Physiology, and Occlusion. 9th
Ed. 2010;259-63.
12. Guideline on Acquired Temporomandibular Disorders in Infants, Children, and
Adolescents. American Academy of Pediatric Dentistry. 2015;308-11.
13. Jerolimov V. Temporomandibular Disorders and Orofacial Pain. School of Dental
Medicine, University of Zagreb, Croatia. 2009;53-71.
14. Hartman H, Suzy A, Runkat J, et al. Effects of temporomandibular joint disorder
with clicking symptom towards mastication performance in children deuteron
malay sub racial 12-15 years of age. Padjadjaran Journal of Dentistry.
2014;26(3):158-65.
15. Hupp JR, Ellis E, Tucker MR. Comtemporary Oral and Maxillofacial Surgery. 6th
Ed. 2014;627-32.
16. John PR. Textbook of Dental Radiology. Jaypee Brothers Medical Publishers. 2nd
Ed. 2011;127-35.
17. White SC, Pharoah MJ. Oral Radiology: Principles and Interpretation. Mosby. 5th
Ed.2009; 475.
18. Shahidi S, Salehi P, Abedi P, et al. Comparison of the Bony Changes of TMJ in
Patients With and Without TMD Complaints Using CBCT. J Dent (Shiraz). 2018;
19(2):142-9.
19. Rodrigues AF, Fraga MR, Vitral RW. Computed Tomography Evaluation of the
Temporomandibular Joint in Class I Malocclusion Patients: Condylar Symmetry
and Condyle-Fossa Relationship. Am J Orthodon Dentofacial Ortho. 2009;
136(2):192-8.
20. Mahmood HA, Kurshid KN, Ali SH, et al. Assessment of Temporomandibular
Joint Space and Condylar Position in Patients with Myofacial Pain Dysfunction
Syndromes by Using Cone Beam Computed Tomography. Zanco J. Med. 2015;
929-34.
21. Verma P, Surya V, Kadam S, et al. Assessment of Joint Space and Arthritic
Changes in Temporomandibular Joint as Visualized on Cone Beam Computed
Tomography Scan. J Indian Acad Oral Med Radio. 2016; 358-63.
Universitas Sumatera Utara
34
22. Panchbhai AS. Temporomandibular Joint Space. Department of Oral Medicine
and Radiology, India. 2017; 47-56.
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2
ANALISA JOINT SPACE DENGAN KLIKING DAN NONKLIKING
MENGGUNAKAN RADIOGRAFI TMJ
Data Responden
Nama :
Usia : tahun Tanggal Lahir :
Jenis Kelamin :
No telp/HP :
A. Riwayat Kesehatan Umum
1. Apakah ada terdengar bunyi seperti „klik‟ pada sendi rahang bawah?
a. Ya b. Tidak
2. Jika ya, bilakah terdengar bunyi „klik‟ pada sendi rahang bawah?
a. Membuka mulut b. Menutup mulut c. Membuka dan menutup
mulut
3. Jika ya, sebelah mana terdengar bunyi „klik‟ pada sendi rahang bawah?
a. Kanan b. Kiri c. Kanan dan kiri
4. Adakah pernah terjadi trauma pada rahang bawah?
a. Ya b. Tidak
B. Hasil Pemeriksaan
1. Responden layak menjadi sampel penelitian?
a. Ya b. Tidak
LEMBAR KUESIONER PENELITIAN
UNIT RADIOLOGI KEDOKTERAN GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3
LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN
( INFORMED CONSENT )
Selamat pagi Saudara/Saudari,
Perkenalkan, nama saya Kasturri Chellappah, mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi,
USU dan saat ini saya sedang melakukan penelitian di Unit Radiologi Kedokteran
Gigi RSGM FKG USU. Bersama ini saya memohon kesediaan Saudara/Saudari
untuk berpartisipasi sebagai subjek penelitian saya yang berjudul, “ANALISA
JOINT SPACE DENGAN KLIKING DAN NON KLIKING MENGGUNAKAN
RADIOGRAFI TMJ”
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jarak joint space pada kliking dan
nonkliking pada TMJ. Manfaat penelitian ini adalah akan memberikan informasi
ilmiah tentang perbedaan jarak joint space atau ruang sendi pada kliking dan
nonkliking TMJ. Selain itu, hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan atau informasi
dasar bagi penelitian lebih mendalam.. Saudara/Saudari, radiografi panoramik TMJ
sangat berguna untuk menegakkan diagnosis, rencana perawatan dan evaluasi hasil
perawatan. Penelitian ini dilakukan oleh saya sendiri. Saya akan bertanya sehubungan
dengan data pribadi dan kondisi gigi Saudara/Saudari. Apabila Saudara/Saudari
sesuai dengan kriteria penelitian saya maka tahap selanjutnya adalah pengambilan
foto ronsen panoramik TMJ di Instalasi Radiologi Kedokteran Gigi RSGM USU.
Prosedur penelitian adalah dilakukan radiografi TMJ dengan mulut tertutup.
Waktunya lebih kurang 12-20 detik. Sebelum dilakukan foto ronsen, Saudara/Saudari
akan dipakaikan apron untuk meminimalisasi efek radiasi. Jika Saudara/Saudari
bersedia, surat penyataan kesediaan menjadi subjek penelitian terlampir harap
ditandatangani secara sadar dan tanpa paksaan lalu dikembalikan kepada pihak
peneliti. Perlu diketahui bahwa surat kesediaan tersebut tidak mengikat dan
Saudara/Saudari dapat mengundurkan diri dari penelitian ini kapan saja selama
penelitian ini berlangsung. Apabila terdapat keluhan yang diduga berhubungan
dengan pemeriksaan ini, dapat menghubungi saya, Demikian, mudah-mudahan
Universitas Sumatera Utara
keterangan saya diatas dapat dimengerti dan atas kesediaan Saudara/Saudari untuk
berpartisipasi dalam penelitian ini saya ucapkan terima kasih.
Kasturri Chellappah
Telp : +6287768108822
.
Medan, ….……….. 2019
Peneliti,
Kasturri Chellappah
NIM: 130600156
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4
LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PEMBERIAN INFORMED CONSENT
Setelah membaca dan mendengar semua keterangan tentang keuntungan, resiko dan
hak-hak saya sebagai subjek penelitian yang berjudul :
“ANALISA JOINT SPACE DENGAN KLIKING DAN NON KLIKING
MENGGUNKAN RADIOGRAFI TMJ”.
maka saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : ...............................................................................................
Umur : ...............................................................................................
No. Telepon/HP : ..............................................................................................
Alamat : ...............................................................................................
dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan bersedia berpartisipasi dalam penelitian
Kasturri Chellappah sebagai mahasiswa Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
Apabila saya ingin mengundurkan diri, kepada saya tidak dituntut apapun.
Medan,.......................2019
Yang menyetujui,
Subjek Penelitian
(.......................................)
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5 DATA PENELITIAN
NON KLIKING
No Kiri Kanan
1 2.5 2.8
2 3.9 3.7
3 4.8 4.8
4 4.1 4.1
5 3.2 3.4
6 2.8 3.0
7 4.0 3.7
8 2.5 2.9
9 3.7 3.7
10 3.0 3.0
11 3.0 3.2
12 3.2 3.6
13 2.7 2.9
KLIKING
No Kiri Kanan
1 3.0
2 3.9 4.3
3 3.4
4 3.8 3.6
5 4.5 4.1
6 2.3
7 4.6
8 3.5
9 6.2
10 3.4
11 3.1 3.4
Universitas Sumatera Utara
12 6.8 6.4
13 3.4 2.9
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6
ANALISIS DATA PENELITIAN
OUTPUT SPSS
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Non Kliking (Kiri) 13 2.50 4.80 3.3385 .70538
Non Kliking (Kanan) 13 2.80 4.80 3.4462 .57390
Kliking (Kiri) 8 3.10 6.80 4.0500 1.18924
Kliking (Kanan) 11 2.30 6.40 4.0182 1.30523
Non Kliking (Rata-Rata)
13 2.65 4.80 3.3923 .63405
Kliking (Rata-Rata) 13 2.30 6.60 3.9615 1.23409
Valid N (listwise) 6
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Non Kliking (Kiri) .276 6 .170 .913 6 .459
Non Kliking (Kanan) .135 6 .200* .995 6 .998
Kliking (Kiri) .270 6 .196 .814 6 .078
Kliking (Kanan) .274 6 .180 .864 6 .204
Non Kliking (Rata-Rata)
.181 6 .200* .978 6 .942
Kliking (Rata-Rata) .297 6 .107 .808 6 .070
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed)
95% Confidence Interval of the
Difference
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean Lower Upper
Pair 1
Non Kliking (Kiri) - Kliking (Kiri)
-.85000
1.23172 .43548 -1.87975 .17975 -1.952 7 .092
Universitas Sumatera Utara
Pair 2
Non Kliking (Kanan) - Kliking (Kanan)
-.48182
1.26398 .38110 -1.33097 .36733 -1.264 10 .235
Pair 3
Non Kliking (Rata-Rata) - Kliking (Rata-Rata)
-.56923
1.20684 .33472 -1.29852 .16006 -1.701 12 .115
Universitas Sumatera Utara
JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN
Waktu
Penelitian
No. Kegiatan Jan 2019 -April
2019 Mei
2019 Juni
2019 Juli
2019 Agustus 2019 Sept
2019
1 Penyusunan
Proposal
2 Seminar
Proposal
3 Revisi Proposal
4 Pengurusan
Surat Izin
5 Pengumpulan
Data
6 Pengolahan dan
Analisa Data
7 Penyusunan
Laporan
Lam
piran
7
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8
RINCIAN ANGGARAN PENELITIAN
1. Pengambilan Radiografi TMJ (30 sampel) Rp 3,000,000
2. Suvenir Rp 320,000
3. Penjilidan dan pengandaan proposal Rp 180,000
Jumlah Biaya Rp. 3,500,000,-
(Tiga Juta Lima Ratus Ribu Rupiah)
Biaya ditanggung sepenuhnya oleh peneliti.
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9
CURRICULUMVITAE
Riwayat Peneliti
Nama : Kasturri Chellappah
Tempat dan Tanggal Lahir : Malaysia, 21 Agustus 1995
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Hindu
Anak ke : (empat) dari (empat) bersaudara
Alamat : Gang Sehat No 1, Jl dr Mansyur
No. Telp : 087768108822
Alamat e-mail : kasturrichellappah@gmail.com
Riwayat Pendidikan
2001-2006 :Menjalani pendidikan Sekolah Rendah di SK Taman Segar
Cheras
2007-2011 : Menjalani pendidikan di Sekolah Menengah Kebangsaan
Seri Mutiara
2012- 2013 :Menjalani pendidikan Foundation In Science di Geomatika
College
2013-sekarang :Menjalani Program Sarjana-1 Pendidikan Dokter Gigi di
Fakultas Kedokteran Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Recommended